• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELENGGARAAN PEMBINAAN NARAPIDANA BIDANG KERAJINAN TANGAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA WANITA SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENYELENGGARAAN PEMBINAAN NARAPIDANA BIDANG KERAJINAN TANGAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA WANITA SEMARANG"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Imroatun Ayu Nazifah
  • Pengajar:
    • Dra. Urip Wahyuningsih, M.Pd
  • Sekolah: Universitas Negeri Semarang
  • Mata Pelajaran: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
  • Topik: Penyelenggaraan Pembinaan Narapidana Bidang Kerajinan Tangan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Semarang
  • Tipe: skripsi
  • Tahun: 2015
  • Kota: Semarang

I. PENDAHULUAN

Pendahuluan dalam kajian ini menjelaskan pentingnya pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Semarang. Pembinaan ini bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan dan meningkatkan kualitas mental narapidana. Penelitian ini berfokus pada penyelenggaraan program kerajinan tangan sebagai salah satu bentuk pembinaan yang bertujuan untuk mempersiapkan narapidana kembali ke masyarakat. Dalam konteks pendidikan, ini relevan untuk memahami bagaimana pendidikan dapat diterapkan dalam situasi yang tidak biasa dan bagaimana pendidikan bisa berfungsi sebagai rehabilitasi.

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang menjelaskan bahwa pembinaan narapidana bertujuan untuk mengembalikan mereka ke masyarakat dengan keterampilan yang memadai. Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Semarang, pembinaan ini meliputi pelatihan keterampilan, khususnya kerajinan tangan. Hal ini penting untuk mengurangi tingkat residivis dan memberikan narapidana kesempatan untuk berkontribusi secara positif setelah masa hukuman. Pendidikan yang diberikan tidak hanya mengisi waktu, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi narapidana.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah berfokus pada bagaimana penyelenggaraan pembinaan narapidana bidang kerajinan tangan di lembaga tersebut. Ini memberikan kerangka bagi penelitian untuk mengeksplorasi efektivitas program dan bagaimana hal itu dapat membantu narapidana dalam reintegrasi ke masyarakat. Pertanyaan ini penting untuk menjelaskan proses pendidikan dalam konteks pemasyarakatan dan bagaimana hasilnya dapat diukur.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran yang jelas tentang penyelenggaraan pembinaan narapidana di bidang kerajinan tangan. Dengan memahami tujuan ini, penelitian dapat memberikan wawasan tentang bagaimana program ini berfungsi dalam konteks pendidikan dan rehabilitasi, serta dampaknya terhadap narapidana setelah mereka bebas.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini mencakup memberikan masukan untuk penyelenggaraan pembinaan narapidana, serta informasi yang berguna bagi masyarakat tentang keberadaan program kerajinan tangan di lembaga pemasyarakatan. Ini juga diharapkan dapat memberikan panduan bagi instansi terkait dalam mengembangkan program yang lebih efektif, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan rehabilitasi narapidana.

1.5 Penegasan Istilah

Penegasan istilah membantu memperjelas konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Istilah seperti 'penyelenggaraan pembinaan narapidana' dan 'kerajinan tangan' dijelaskan untuk memberikan pemahaman yang konsisten tentang ruang lingkup penelitian. Ini penting untuk memastikan bahwa pembaca memahami konteks dan tujuan dari penelitian ini.

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan memberikan panduan tentang struktur skripsi, yang mencakup bagian awal, isi, dan akhir. Ini memudahkan pembaca untuk mengikuti alur penelitian dan memahami hasil serta kesimpulan yang diambil. Dengan sistematika yang jelas, pembaca dapat lebih mudah mencerna informasi yang disajikan.

II. LANDASAN TEORI

Landasan teori membahas konsep-konsep yang mendasari penelitian ini, termasuk pengertian lembaga pemasyarakatan dan tujuan pembinaan narapidana. Teori-teori ini penting untuk memahami bagaimana program pembinaan dapat diterapkan dan diukur efektivitasnya. Ini juga memberikan dasar untuk analisis lebih lanjut tentang bagaimana pendidikan dapat berfungsi dalam konteks pemasyarakatan.

2.1 Lembaga Pemasyarakatan

Lembaga Pemasyarakatan merupakan tempat untuk melaksanakan pembinaan narapidana. Teori ini menjelaskan fungsi lembaga dalam rehabilitasi dan reintegrasi sosial, serta bagaimana pendidikan dapat diterapkan dalam konteks ini. Penerapan teori ini dalam penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana pendidikan dapat membantu narapidana dalam proses reintegrasi.

2.2 Penyelenggaraan Pembinaan Narapidana

Pembinaan narapidana adalah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas narapidana agar mereka dapat kembali ke masyarakat. Ini mencakup berbagai aspek, termasuk pendidikan, pelatihan keterampilan, dan pengembangan kepribadian. Teori ini memberikan kerangka untuk memahami bagaimana program kerajinan tangan berfungsi sebagai alat pendidikan dalam konteks pemasyarakatan.

2.3 Kerajinan Tangan

Kerajinan tangan sebagai bentuk pembinaan memberikan narapidana keterampilan praktis yang dapat digunakan setelah mereka bebas. Teori ini menjelaskan pentingnya keterampilan praktis dalam meningkatkan peluang kerja dan mengurangi residivisme. Ini menunjukkan bagaimana pendidikan keterampilan dapat berfungsi sebagai intervensi efektif dalam rehabilitasi narapidana.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian menjelaskan pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Pendekatan kualitatif diadopsi untuk memberikan pemahaman mendalam tentang penyelenggaraan pembinaan narapidana. Metode yang digunakan mencakup wawancara, observasi, dan dokumentasi, yang semuanya penting untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang program yang diteliti.

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan kualitatif digunakan untuk menggali informasi yang lebih dalam mengenai pengalaman dan pandangan narapidana serta petugas mengenai program pembinaan. Ini penting untuk memahami konteks sosial dan psikologis yang mempengaruhi efektivitas program. Dengan pendekatan ini, penelitian dapat menghasilkan data yang lebih kaya dan bermakna.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Semarang memberikan konteks yang spesifik untuk studi ini. Memahami lingkungan di mana pembinaan berlangsung sangat penting untuk analisis hasil dan dampak program. Lokasi ini juga mencerminkan tantangan dan peluang yang dihadapi dalam penyelenggaraan pembinaan narapidana.

3.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian terletak pada penyelenggaraan pembinaan narapidana di bidang kerajinan tangan. Ini memberikan arah yang jelas untuk penelitian dan memungkinkan peneliti untuk mengeksplorasi secara mendalam bagaimana program ini dilaksanakan dan dampaknya terhadap narapidana. Fokus ini juga membantu dalam mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau pengembangan lebih lanjut.

3.4 Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian mencakup narapidana, petugas Lapas, dan dokumen terkait program pembinaan. Menggunakan berbagai sumber data membantu dalam triangulasi informasi, yang meningkatkan keakuratan dan keandalan hasil penelitian. Ini juga memungkinkan peneliti untuk mendapatkan perspektif yang beragam mengenai program yang diteliti.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara memberikan informasi langsung dari narapidana dan petugas, sementara observasi memungkinkan peneliti untuk melihat secara langsung bagaimana program dilaksanakan. Dokumentasi memberikan bukti tambahan tentang proses dan hasil program.

3.6 Keabsahan Data

Keabsahan data diuji melalui triangulasi sumber, yang memastikan bahwa informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber saling mendukung. Ini penting untuk meningkatkan validitas hasil penelitian dan memastikan bahwa temuan yang diperoleh dapat dipercaya dan relevan. Proses ini juga membantu dalam mengidentifikasi potensi bias dalam data.

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data mencakup pengumpulan, reduksi, penyajian, dan verifikasi data. Proses ini penting untuk mengorganisir informasi yang diperoleh dan menarik kesimpulan yang bermakna. Dengan menggunakan metode analisis yang sistematis, peneliti dapat memastikan bahwa hasil penelitian mencerminkan realitas yang ada di lapangan.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan pembinaan narapidana di bidang kerajinan tangan telah dilakukan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Pembahasan mendalam mengenai hasil ini memberikan wawasan tentang efektivitas program dan tantangan yang dihadapi selama pelaksanaannya. Ini penting untuk memahami bagaimana program dapat ditingkatkan di masa mendatang.

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program kerajinan tangan berhasil memberikan keterampilan praktis kepada narapidana. Produk yang dihasilkan tidak hanya meningkatkan keterampilan tetapi juga memberikan peluang ekonomi bagi narapidana. Ini menunjukkan bahwa pendidikan keterampilan dapat menjadi alat yang efektif dalam rehabilitasi dan reintegrasi sosial.

4.2 Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian mengaitkan temuan dengan teori-teori yang telah dibahas sebelumnya. Ini membantu dalam memahami bagaimana program kerajinan tangan dapat berfungsi sebagai model pembinaan yang efektif. Pembahasan ini juga mencakup tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan program dan bagaimana hal ini dapat diatasi.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian mencakup faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil, seperti jumlah responden yang terbatas atau waktu penelitian yang singkat. Memahami keterbatasan ini penting untuk memberikan konteks pada temuan dan untuk menunjukkan area yang memerlukan penelitian lebih lanjut. Ini juga membantu dalam mengidentifikasi potensi bias dalam data.

V. PENUTUP

Bagian penutup mencakup kesimpulan dari penelitian dan saran untuk pengembangan program di masa mendatang. Ini memberikan ringkasan tentang temuan utama dan implikasi bagi praktik pembinaan narapidana. Saran yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas program dan memastikan bahwa narapidana mendapatkan manfaat maksimal dari pembinaan yang diberikan.

5.1 Simpulan

Simpulan menegaskan bahwa program pembinaan narapidana bidang kerajinan tangan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Semarang telah dilaksanakan dengan baik. Program ini memberikan keterampilan yang bermanfaat dan membantu narapidana dalam proses reintegrasi ke masyarakat. Ini menunjukkan bahwa pendidikan dapat berfungsi sebagai alat rehabilitasi yang efektif.

5.2 Saran

Saran untuk pengembangan program mencakup peningkatan kualitas pelatihan, penyediaan sumber daya manusia yang kompeten, dan pengembangan strategi pemasaran untuk produk kerajinan tangan. Ini penting untuk memastikan keberlanjutan program dan peningkatan hasil bagi narapidana. Dengan saran ini, diharapkan program dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar.

Gambar

Gambar 2.2 Tusuk tikam jejak Sumber : http//feltsouvenir.blogspot.com
Gambar 2.7 Tusuk feston
Tabel 3.1 Fokus Penelitian
Gambar 3.1 Bagan Alur Kegiatan Analisis Data Sumber :Miles dan Huberman (2007:20)

Referensi

Dokumen terkait

Narapidana sangat rentan terhadap serangan berbagai macam penyakit karena kehidupan di dalam lapas jauh dari kelayakan khususnya narapidana wanita yang mempunyai kebutuhan

Kesimpulan dari penelitian yang diperoleh yaitu respon narapidana terhadap pembinaan sudah dapat dikatakan positif, karena sebagian besar jawaban responden positif dalam

Hasil penelitian menunjukan bahwa pembinaan perilaku Narapidana di lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pekalongan sudah berhasil karena berdasarkan data yang ada, menujukan

Resiliensi pada narapidana dewasa merupakan kemampuan yang terdapat dalam diri seorang narapidana dewasa untuk beradaptasi dengan lingkungan secara positif dan

narapidana dewasa Lapas Klas IIA Sragen lebih tinggi daripada resiliensi. narapidana remaja yaitu 52,75% kriteria tinggi narapidana dewasa dan

Dari penelitian ini, diharapkan dapat diketahui bentuk normatif pembinaan narapidana serta realisasinya terhadap narapidana lanjut usia, mengetahui peran dan partisipasi

Narapidana sangat rentan terhadap serangan berbagai macam penyakit karena kehidupan di dalam lapas jauh dari kelayakan khususnya narapidana wanita yang mempunyai kebutuhan

Narapidana sangat rentan terhadap serangan berbagai macam penyakit karena kehidupan di dalam lapas jauh dari kelayakan khususnya narapidana wanita yang mempunyai kebutuhan