Daftar pertanyaan wawancara kepada informan: 1. Mengapa anda tertarik membuka bisnis dodol ini?
2. Dalam mengawali bisnis apakah anda menyusun sebuah perencanaan bisnis?
3. Dalam menyusun perencanaan bisnis yang anda lakukan, dapatkah anda menjelaskan secara singkat mengenai :
a. Jenis produk yang anda pasarkan?
b. Bagaimana cara penetapan harga terhadap produk? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dalam penetapan harga?
c. Mengapa memilih lokasi pada jalan P.Brandan-Tanjung Pura untuk membuka toko?
d. Faktor apa saja yang mempengaruhi daya tahan produk dodol anda? e. Bagaimana cara anda melakukan analisis lingkungan internal dan
eksternal? Apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam bisnis yang anda jalankan?
f. Bagaimana cara mempromosikan produk anda?
g. Bagaimana pelayanan yang anda lakukan untuk memuaskan konsumen?
h. Bagaimana cara pemasaran yang anda lakukan? Apakah hanya dengan membuka toko atau juga melakukan pemasaran dengan sistem mendistribusikan produk ke beberapa tempat lain seperti supermarket atau yang lainnya?
4. Melihat persaingan yang ada dan cukup ketat, strategi-strategi apa saja yang anda lakukan untuk menghadapi persaingan yang ada? (misalnya dengan menciptakan keunggulan dari kualitas produk, tampilan produk, kemasan produk dalam pelayanan atau lainnya).
Hasil Dokumentasi
Gambar 1. Pemilik Dodol Ria Ibu Sulastri
Gambar 3. Pengemasan Produk
Gambar 5. Melayani Pembeli
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
B.N Maribun. 2003. Kamus Manajemen. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Boyd, dkk. 2000. Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global. Jakarta: Erlangga.
Daft, L Richard. 2007. Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Handoko, Hani. 1984. Manajemen. Yogyakarta : BPFE.
Hisrich, Robert D & Michael P. Peter. 1995. Kewirausahaan Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.
Hunger, David J & Thomas L. Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta: Andi.
Irwan, Handi. 2008. Sepuluh Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Kotler, Philip & Gary Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid II. Jakarta:Erlangga.
Kuncoro, Mudrajad. 2005. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta: Erlangga.
Meolong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suyanto, Bagon. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Prenadia Media.
Zimmerer, Thomas W & Norman Scarborrough. 1996. Entrepreneur The New Venture Formation Prentice-Hall International,Inc.
Internet:
journal.unnes.ac.id/nju/index.php/DP/article/view/3370. Diakses pada 15 Maret 2016 Pukul 21.20 WIB.
journal.uny.ac.id/index.php/Jep/article/view/590/447. Diakses pada 18 September 2015 Pukul 13.35 WIB.
ub.uin-malang.ac.id/thesis/fullchapter/reni-rachmawati.ps. Diakses pada 13 Maret 2016 pukul 19.38 WIB.
Skripsi:
Harefa, Helen Pryadarsani. 2014. Analisis Strategi SWOT Terhadap Peningkatan Daya Saing pada Swalayan Bersama. Medan : FISIP Universitas Sumatera Utara.
Nainggolan, Shela Melisa Ledina. 2013. Analisis Pengaruh Rancangan Business Plan dalam Menghadapi Persaingan pada Toko La Maison Pattiserie
Medan. Medan : FISIP Universitas Sumatera Utara.
Rahmawati, Reni. 2008. Analisis Manajemen Strategi dalam Menghadapi Persaingan Bisnis (studi kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk).
Setiarini, Sri Endah. 2013. Business Plan sebagai Implementasi Kewirausahaan pada Pembelajaran Ekonomi di SMA. Semarang : FE Universitas Negeri Semarang.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Bentuk Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pada penelitian deskriptif data dikumpulkan agar dapat menjawab pertanyaan mengenai keadaan atau status dari subjek yang sedang dipelajari. Penelitian deskriptif hanya melaporkan keadaan yang sesungguhnya ada.
Menurut Nazir metode deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki tersebut, Nazir (1988: 63).
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Toko Dodol Ria yang beralamatkan Jalan P.Brandan Tanjung Pura. Penelitian ini dilakukan pada awal bulan Mei 2016 dengan lama penelitian akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.
3.3 Informan Penelitian
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Informasi penelitian dibagi menjadi dua, Suyanto (2005: 172) yaitu :
1. Informan Kunci
Informan kunci merupakan informan yang mengetahui informasi pokok yang paling akurat dalam penelitian ini. Penentuan informan kunci dilakukan secara purposive yaitu dipilih dengan pertimbangan bahwa orang tersebut dianggap paling tahu tentang yang diharapkan atau informan tersebut merupakan penguasa sehingga akan memudahkan peneliti untuk menjelajahi situasi sosial yang diteliti. Peneliti menentukan Ibu Sulastri selaku pemilik Toko Dodol Ria Tanjung Pura, sebagai informan kunci dari penelitian ini.
2. Informan Utama
Informan utama adalah informan yang memiliki informasi walaupun tidak sebanyak dan seakurat informan kunci. Selain itu mereka juga terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Peneliti menentukan beberapa pekerja Toko Dodol Ria dan juga beberapa konsumen yang mengunjungi Toko Dodol Ria sebagai informan utama.
3.4 Definisi Konsep
1. Business plan adalah dokumen yang merincikan detail-detail bisnis yang disiapkan oleh seorang wirausahawan sebelum membuka sebuah bisnis baru, Daft (2007: 265).
2. Bisnis selalu identik dengan persaingan, bahwa pengetahuan secara mendetail mengenai karakteristik-karakteristik pesaing kita
merupakan kunci untuk mengetahui seberapa tajam persaingan yang akan terjadi. Hendaknya analisis mengenai para pesaing tersebut dilakukan secara periodik, sehingga kita dapat menentukan strategi untuk menghadapi persaingan. Dengan melakukan pengamatan kita dapat memahami secara lebih jelas kekuatan dan kelemahan para pesaing juga mengetahui cara mereka menjalankan bisnis, Solihin (2012: 39)
3.5Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam mengumpulkan data dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam dilihat dari klasifikasi sumbernya, yakni :
1. Metode pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari tempat penelitiannya untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun teknik pengumpulan data yang
dilakukan peneliti adalah: a. Wawancara
dodol. Selain itu peneliti juga melakukan wawancaar kepada konsumen secara acak di Dodol Ria Tanjung Pura.
b. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap situasi sosial yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dialami Dodol Ria Tanjung Pura.
2. Metode pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Adapun pengumpulan data sekunder diperoleh melalui:
a. Studi kepustakaan, pengumpulan data melalui buku-buku, jurnal, internet dan literature yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
b. Studi dokumentasi, teknik pengumpulan data dengan cara mengkaji informan yang bersumber dari dokumen-dokumen yang
menyangkut dengan masalah penelitian.
3.6 Teknik Analisis Data
Wheelen dan Hunger menggunakan tabel EFAS dan IFAS untuk meringkas hasil pemindaian lingkungan agar dapat dilakukan analisis yang akan memberikan kesimpulan bagi para pelaku usaha, strategi apa yang harus dibuat oleh perusahaan setelah mengkaji hasil pemindaian lingkungan tersebut.
a. Sintesis Faktor-Faktor Eksternal
Setelah para pelaku usaha telah melakukan identifikasi terhadap lingkungan eksternal yang berpengaruh terhadap formulasi strategi perusahaan, maka para pelaku usaha dapat menggunakan tabel external factors analysis summary-EFAS yang dikembangkan oleh Wheelen dan Hunger. Untuk mengembangkan tabel EFAS, harus di tempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pada kolom 1 (external factors) buatlah daftar dari 8-10 peluang (oppurtunities) dan ancaman (threats) paling penting yang dihadapi perusahaan.
2. Pada kolom 2 (weight/bobot) berikan bobot untuk masing-masing faktor dari kisaran 1,0 (sangat penting) sampai bobot 0,0 (tidak penting). Pembobotan didasarkan pada kemungkinan pengaruh faktor yang dibobot terhadap posisi strategis perusahaan saat ini. Semakin tinggi bobot, maka semakin penting faktor tersebut berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan saat ini maupun di masa mendatang. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0 berapapun jumlah faktor yang dibobot dalam EFAS.
usaha saat ini terhadap faktor-faktor yang dianalisis. Masing-masing peringkat menunjukkan pertimbangan yang diberikan para manager tentang seberapa baik manajemen perusahaan saat ini dalam menghadapi masing-masing external factors.
4. Pada kolom 4 (weighted score/nilai tertimbang), kalikan bobot pada kolom 2 dengan peringkat masing-masing faktor yang terdapat di kolom 3 untuk memperoleh nilai tertimbang. Nilai tertimbang berkisar dari 5,0 (sangat bagus) sampai 1,0 (buruk) dengan nilai rata-rata sebesar 3,0 (average).
5. Pada kolom 5 (comments) diberikan catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih atau pada kolom komentar dapat pula disampaikan bagaimana bobot dan peringkat ditetapkan.
6. Terakhir jumlahkan masin-masing nilai tertimbang yang ada pada kolom 4 untuk memperoleh jumlah nilai tertimbang total bagi suatu perusahaan. Jumlah keseluruhan nilai tertimbang menunjukkan seberapa baik suatu perusahaan memberikan respon terhadap berbagai faktor yang saat ini ada atau diperkirakan aka nada dalam lingkungan eksternal perusahaan. Nilai tertimbang keseluruhan, dapat digunakan untuk membandingkan nilai perusahaan disbanding nilai pesaing dalam satu lingkaran. Nilai tertimbang keseluruhan rata-rata bagi bisnis adalah 3 (Wheleen dan Hunger).
Tabel 3.1 Eksternal Factors Analysis Summary-EFAS External strategic factors Weight Rating Weighted
Score
Comments
Oppurtunities
Threats
Total Score
b. Sintesis Faktor-Faktor Internal
1. Pada kolom 1 (internal factors) adalah daftar dari 8-10 kekuatan (strenght) dan kelemahan (weaknesses) paling penting yang dimiliki perusahaan.
2. Pada kolom 2 (weight/bobot) berikan bobot untuk masing-masing faktor dari kisaran 1,0 (sangat penting) sampai bobot 0,0 (tisak penting). Pembobotan didasarkan pada kemungkinan pengaruh faktor yang dibobot terhadap posisi strategis perusahaan saat ini. Semakin tinggi bobot, maka semakin penting faktor tersebut berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan saat ini maupun di masa mendatang. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0 berapapun jumlah faktor yang dibobot dalam IFAS.
3. Pada kolom 3 (rating/peringkat) berikanlah peringkat untuk masing-masing faktor. Peringkat berkisaran dari 5,0 (sangat baik) sampai 1,0 (buruk) yang didasarkan pada tanggapan para pelaku usaha saat ini terhadap faktor-faktor yang dianalisis. Masing-masing peringkat menunjukkan pertimbangan yang diberikan para manager tentang seberapa baik manajemen perusahaan saat ini dalam menghadapi masing-masing internal factors.
5. Pada kolom 5 (comments) diberikan catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih atau pada kolom komentar dapat pula disampaikan bagaimana bobot dan peringkat ditetapkan.
6. Terakhir jumlahkan masing-masing nilai tertimbang yang ada pada kolom 4 untuk memperoleh sejumlah nilai tertimbang total bagi suatu perusahaan. Jumlah keseluruhan nilai tertimbang
menunjukkan seberapa baik suatu perusahaan memberikan respon terhadap berbagai faktor yang saat ini ada atau diperkirakan akan ada dalam lingkungan internal perusahaan. Nilai tertimbang keseluruhan, dapat digunakan untuk membandingkan nilai
perusahaan disbanding nilai pesaing dalam satu lingkungan. Nilai tertimbang keseluruhan rata-rata bagi bisnis adalah 3 (Wheleen dan Hunger).
Tabel 3.2 Internal Factors Analysis Summary-IFAS Internal strategic factors Weight Rating Weighted
Score
Comments
Strenghts
Total Score
c. Penentuan Arah Strategi dengan Menggunakan Matriks TOWS
Berdasarkan hasil EFAS dan IFAS maka perusahaan dapat melakukan formulasi arah strategi dengan menggunakan matriks TOWS yang dikembangkan oleh Weirich (Wheleen dan Hunger). Matriks TOWS dikembangkan berdasarkan analisis SWOT yang akan menghasilkan beberapa pilihan strategi sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Strategi yang dapat dihasilkan dari beberapa kombinasi antara unsur-unsur EFAS dan IFAS sebagai berikut:
Tabel 3.3
Alternative Strategi dengan Menggambarkan Matriks TOWS Internal Factors
(IFAS) Exsternal Factors
(EFAS)
Strenght (S) Weaknesess
Oppurtunities (O) SO Strategies WO Strategies Threats (T) ST Strategies WT Strategies
dapat menggunakan kekuatan (strenght) yang mereka miliki untuk memanfaatkan berbagai peluang (oppurtunities).
2. ST strategies merupakan berbagai strategi yang dihasilkan suatu cara pandang bahwa perusahaan atau unit bisnis tertentu dapat menggunakan kekuatan (strenght) yang mereka miliki untuk menghindari ancaman (threats).
3. WO strategies merupakan berbagai strategi yang dihasilkan melalui suatu cara pandang bahwa perusahaan atau unit bisnis tertentu dapat memanfaatkan berbagai peluang yang ada di lingkungan eksternal dengan cara mengatasi berbagai kelemahan (weaknesses) sumber daya internal yang dimiliki perusahaan saat ini.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Gambar 4.1 Pamflet Toko Dodol Ria
Dodol Ria merupakan usaha yang bergerak dalam bidang kuliner, khususnya menawarkan makanan ringan khas Tanjung Pura yakni Dodol. Usaha ini didirikan sekitar tahun 1988 oleh Ibu Sulastri, selaku pemilik Dodol Ria yang terletak di Jalan P.Brandan-Tanjung Pura yang juga merupakan Jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan kota Medan-Banda Aceh, lokasi ini merupakan tempat yang strategis karena terletak dipinggir jalan, konsumen yang datang pun adalah para pengguna Jalan Lintas Sumatera tersebut. Toko ini beroperasi setiap harinya dari senin sampai minggu. Jam operasional toko dimulai pukul 08:00 wib hingga pukul 00.00 wib.
PEMILIK TOKO DODOL
RIA
KASIR
depan rumahnya. Berkat kualitas rasa dan tampilan warna dodol yang menarik membuat banyak konsumen merasa puas dan usahanya pun semakin berkembang dengan membuka 2 cabang yang dijalankan oleh anak-anaknya.
Selain menjual berbagai olahan dodol dengan berbagai varian rasa di Dodol Ria juga menyediakan aneka olahan keripik yang dititipkan oleh para pengusaha keripik di Tanjung Pura. Hal itu menjadi nilai tersendiri bagi Dodol Ria dalam menarik konsumen sehingga tidak susah mencari panganan untuk oleh-oleh selain dodol di toko lainnnya.
4.1.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah salah satu susunan dan hubungan antara tiap-tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Dari struktur organisasi juga dapat dilihat dengan jelas pembagian kerja dari setiap bagian. Berikut merupakan struktur organisasi dari Dodol Ria berikut dengan pembagian kerjanya.
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Dodol Ria
OPERATORPRODUKSI PENGEMASAN
Pembagia kerja dan tugas pekerja pada Toko Dodol Ria : 1. Pemilik :
a. Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk kelangsungan operasional toko.
b. Melayani secara langsung pesanan khusu yang diinginkan konsumen.
c. Mengawasi kinerja karyawan dibagian produksi agar tidak terjadi kesalahan pada saat melakukan produksi.
2. Kasir :
a. Melayani pembelian dan pembayaran produk yang dibeli oleh konsumen.
b. Menjaga kebersihan toko.
c. Menyusun laporan keuangan hasil penjualan dan mempertanggung jawabkan langsung kepada pemilik.
3. Operator Produksi :
a. Menakar setiap bahan yang akan diproduksi.
b. Memperhatikan ke hygienies-an setiap bahan yang dicampur pada saat produksi.
c. Menjaga mutu dan kualitas rasa dodol.
4. Pengemasan Produk :
b. Mengemas dodol sesuai takaran yang sudah ditentukan pemilik. c. Melabel dodol sesuai varian rasa.
5. Pekerja :
a. Mempersiapkan perlengkapan dan bahan produksi dodol. b. Mengaduk adonan dodol hingga matang.
c. Memindahkan adonan dodol yang matang ke bagian pengemasan untuk didinginkan sebelum pengemasan.
4.2Penyajian Data 4.2.1 Identitas Informan
Dalam bab berikut ini, peneliti akan menyajikan semua hasil data yang telah dikumpulkan penulis selama proses penelitian. Penulis melakukan penelitian pada toko Dodol Ria yang berlokasi di Jalan P.Brandan-Tanjung Pura Langkat. Penelitian ini dilakukan mulai dari tanggal 01 Mei 2016 sampai dengan 10 Mei 2016. Dalam jenjang waktu 10 hari peneliti telah memperoleh data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian skripsi ini, dan dalam bab ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh selama masa penelitian.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif, dimana untuk mendapatkan data yang diperlukan peneliti menggunakan teknik wawancara kepada informan dan melakukan observasi secara langsung pada lokasi penelitian. Teknik wawancara dilakukan dengan melemparkan beberapa pertanyaan kepada informan.
melakukan penelitian. Teknik wawancara ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tanggapan dan pendapat, serta situasi operasional pelayanan di Toko Dodol Ria setiap harinya. Selain dari teknik wawancara, dilakukan juga teknik observasi yang bertujuan untuk melihat secara langsung dan membandingkan dengan data yang diperoleh apakah sesuai dengan kebenaran yang ada. Teknik observasi sangat membantu untuk melengkapi data yang diperoleh melalui proses wawancara.
Berikut merupakan data dari para sumber informan yang akan diwawancarai selama penulis melakukan penelitian di Toko Dodol Ria Tanjung Pura Langkat.
Tabel 4.1 Data Sumber Informan
No. Nama
Jenis Kelamin
Pekerjaan Keterangan
1. Sulastri Perempuan Pemilik Pemilik
2. Hariyati Perempuan Kasir Pekerja
3. Heri Laki-laki Operator Produksi Pekerja 4. Sri Perempuan Pengemasan Produk Pekerja 5. Eva Perempuan Ibu Rumah Tangga Konsumen
6. Egi Laki-laki Guru Konsumen
7. Irawan Laki-laki Supir Konsumen
8. Yohana Perempuan Guru Konsumen
9. Ghiffari Laki-laki Mahasiswa Konsumen
10. Nurlaila Perempuan Ibu Rumah Tangga Konsumen 11. Herdianto Laki-laki Wiraswasta Konsumen
13. Nuryati Perempuan Pegawai Konsumen
14. Hassanudin Laki-laki Guru Konsumen
15. Hartini Perempuan Guru Konsumen
Keterangan tabel yaitu :
1. Penulis menetapkan dalam proses wawancara dipilih 15 orang sebagai informan dengan rincian 6 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Dari 15 orang tersebut, pihak toko yang menjadi sumber informasi sebanyak 4 orang dan sisanya sebanyak 11 orang merupakan
konsumen dari Toko Dodol Ria Tanjung Pura Langkat. Dalam proses wawancara jenis kelamin perempuan lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah konsumen laki-laki. Hal ini dikarenakan saat penulis melakukan penelitian konsumen perempuan lebih banyak
dibandingkan dengan konsumen laki-laki. Dalam proses wawancara kepada konsumen, penulis lebih menganalisis faktor apa yang menjadi alasan konsumen memilih produk Dodol Ria dibandingkan dengan produk pesaing.
2. Bila dilihat dari pekerjaan konsumen sebagai informan, konsumen yang merupakan guru lebih banyak dibandingkan dengan konsumen yang merupakan wiraswasta. Dari data yang didapat, penulis
memasukkan jawaban hasil wawancara tanpa mengubah makna asli jawaban dari informan.
3. Dalam kesempatan ini pula penulis akan mewawancarai pemilik dan pekerja yang bekerja di Toko Dodol Ria untuk mengetahui sejarah berdirinya toko, produk yang disediakan dan bagaimana kegiatan operasional yang dijalankan setiap harinya. Sedangkan untuk konsumen, proses wawancara yang dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan yang menyangkut dengan masalah yang diangkat dalam skripsi penulis.
4.
4.2.2 Hasil Observasi Lapangan
Dalam pengumpulan data, teknik yang digunakan oleh penulis yaitu teknik wawancara kepada informan dan teknik observasi pada lokasi penelitian. Wawancara dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berpengaruh kepada data yang dianggap mampu mendukung penyelesaian masalah yang diangkat. Sedangkan teknik observasi dilakukan untuk melihat secara langsung keadaan dan situasi pada Toko Dodol Ria.
telah mencapai titik jenuh yaitu dimana para informan memberikan pernyataan yang sama untuk pertanyaan yang diajukan. Oleh karena itu penulis membatasi jumlah informan dari konsumen Dodol Ria Tanjung Pura Langkat.
Dari 11 informan yang telah diwawancarai, telah diperoleh data-data yang mampu menjawab permasalahan dari judul skripsi yang diangkat oleh penulis. Berikut merupakan penyajian data dari hasil wawancara yang telah dilakukan penulis kepada informan. Penyajian data disajikan dalam bentuk uraian singkat untuk membuat jawaban yang diberikan oleh informan terlihat jelas dan membantu penulis dalam menafsirkan kesimpulan.
4.2.3 Perencanaan Bisnis Dodol Ria
Dalam memulai sebuah usaha sangat dianjurkan untuk menyusun sebuah business plan atau perencanaan bisnis. Meskipun dalam bentuk rancangan yang sederhana perencanaan bisnis sangat berpengaruh untuk membangun pondasi yang kokoh sehingga mampu membuat sebuah usaha bertahan dalam menghadapi persaingan yang ada. Begitu pula halnya dengan Dodol Ria, dalam mengawali bisnisnya sang pemilik “Ibu Sulastri” membuat sebuah perencanaan bisnis dalam bentuk yang sederhana. Perencanaan bisnis yang disusun oleh sang pemilik memang tidak mengandung seluruh komponen-komponen perencanaan bisnis secara keseluruhan, namun perencanaan bisnis tersebut sangat membantu untuk membangun pondasi yang kuat untuk Dodol Ria kedepannya.
bisnis dalam mengawali usahanya dan manfaat yang didapatkan dengan menyusun perencanaan bisnis.
“Ibu Sulastri sebagai pemilik Dodol Ria mengatakan, dalam mengawali bisnis usaha keluarganya, saya menyusun perencanaan bisnis hanya berupa bentuk yang sederhana, saya hanya menyusun mengenai pemilihan lokasi yang strategis, mengenai produk, kemudian bahan baku dan perlengkapan dapur yang dibutuhkan, menganai pendapatan harga sesuai pangsa pasar, mengenai cara pemasaran, cara promosi, juga perlengkapan toko yang diperlukan. Meski dalam bentuk yang sederhana, saya sangat terbantu dalam melengkapi hal-hal yang sangat dibutuhkan untuk mendukung usaha keluarga yang saya jalankan. Manfaat dari perencanaan bisnis tersebut juga dapat saya rasakan dalam menentukan langkah apa yang harus saya lakukan untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha yang sudah dirintis selama turun-temurun dari keluarga saya”.
“Ibu Sulastri menceritakan, hal utama yang perlu direncanakan adalah mengenai produk apa yang akan ditawarkan kepada konsumen. Dalam menentukan produk hal utama yang terpenting adalah kualitas bahan dari produk, agar hasil dari produk tersebut dapat membuat konsumen merasa puas dengan produk yang ditawarkan. Dalam hal produk, penampilan dan rasa sangat diperhatikan, hal ini dilakukan agar dapat menciptakan keunggulan bersaing dengan pesaing lainnya. Dodol Ria menawarkan produk dodol yang merupakan panganan khas masyarakat Tanjung Pura Langkat, dengan menginovasikan 6 varian rasa”.
Berikut merupakan penyajian data mengenai varian rasa apa saja yang ditawarkan oleh Ibu Sulastri dalam perencanaan bisnis untuk Dodol Ria. Dodol dengan varian rasa :
1. Durian 2. Pandan
3. Original/Biasa 4. Nanas
5. Wijen 6. Kacang
“Produk yang kami tawarkan tidak menggunakan bahan pengawet, faktor yang mempengaruhi daya tahan dodol adalah santan, makin sedikit santan maka dodol akan tahan lama. Dodol yang diproduksi mampu tahan hingga 10 hari, jika dimasukkan kedalam kulkas maka bisa tahan hingga satu bulan. Ujar Heri diakhir wawancara sebagai operator produksi dalam pembuatan dodol.”
Setelah merancang produk apa yang akan ditawarkan, langkah berikutnya adalah menentukan harga dari produk tersebut. Penentuan harga sangatlah penting dalam menentukan apakah usaha yang dilakukan akan mendapatkan keuntungan dan tentunya harga yang diberikan mampu bersaing dipasarkan. Berikut merupakan hasil wawancara mengenai harga yang ditetapkan oleh pemilik terhadap produknya.
“Harga yang ditawarkan relatif terjangkau karena Ibu Sulastri sendiri menyesuaikan dengan harga produk sesuai dengan harga dipasaran, tidak ada konsumen yang mengeluh soal harga, kita disini sudah mengemas produk dengan harga mulai dari Rp 6.000,00 – Rp 25.000,00 sudah cukup terjangkau bagi konsumen penggemar dodol. Harga pasar mematok Rp 50.000,00/kg-nya, ujar Hariyati sebagai kasir dari Toko Dodol Ria”.
Komponen selanjutnya yang disusun oleh Ibu Sulastri dalam perencanaan bisnis yaitu bagaimana cara mempromosikan produknya kepada masyarakat. Berikut merupakan hasil wawancaranya.
“Ibu Sulastri mengatakan, bahwasanya saya tidak terlalu banyak melakukan promosi untuk produk yang saya tawarkan. Promosi yang saya lakukan hanya melalui mouth of mouth dari para konsumen saya yang sudah mengenal baik kualitas dan cita rasa dari produk dodol yang saya tawarkan”.
Komponen selanjutnya yang disusun oleh Ibu Sulastri adalah pemilihan lokasi. Berikut merupakan hasil wawancara mengenai pemilihan lokasi.
“Saya memanfaatkan kediaman saya untuk membuka sebuah toko. Melihat lokasi rumah saya yang sangat strategis dan juga merupakan pusat penjualan dodol bagi masyarakat Kab.Langkat yang berlokasi di Jalan P.Brandan-Tanjung Pura dan terletak di Jalan Lintas Sumatera kota Medan-Banda Aceh tentunya akan memudahkan konsumen untuk menemukan lokasi toko karena berada di pinggir jalan. Dengan memanfaatkan rumah juga tentunya membantu saya dalam meminimalkan pengeluaran untuk membayar uang sewa lokasi”.
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang terdapat dalam perjalanan usaha yang akan dilakukan. Berikut merupakan penyajian data yang diperoleh oleh penulis selama melakukan observasi ditempat penelitian.
a. Analisis Lingkungan Internal
Tabel 4.2 Analisis Lingkungan Internal
KEKUATAN KELEMAHAN
1. Rasa dan kualitas produk yang sangat baik.
2. Produk tanpa bahan pengawet. 3. Pelayanan yang diberikan
kepada konsumen sangat baik. 4. Keterlibatan masyarakat dalam
usaha Dodol Ria guna mencari penghasilan tambahan.
1. Keterbatasan modal usaha. 2. Daya tahan produk yang tidak
bertahan lama.
3. Bahan baku tambahan untuk vaian rasa yang susah didapat.
b. Analisis Lingkungan Eksternal
Tabel 4.3 Analisis Lingkungan Eksternal
PELUANG ANCAMAN
1. Beberapa pengusaha yang tidak menjaga ke hygienies-an
lingkungan dalam membuat dodol.
2. Varian rasa yang lebih banyak dibanding pesaing.
1. Maraknya berita bahan makanan yang tidak layak konsumsi. 2. Banyaknya pengusaha yang
3. Produk yang dikenal masyarakat. pemerintah untuk membesarkan unit usaha mikro disektor ini. Komponen selanjutnya yang dimasukkan oleh Ibu Sulastri adalah mengenai perlengkapan dan bahan baku yang dipergunakan, berikut merupakan penyajian data hasil wawancara kepada Ibu Sulastri sebagai pemilik Dodol Ria.
“Perlengkapan yang dibutuhkan sangat banyak untuk menunjang operasional Dodol Ria, diantaranya perlengkapan dapur, perlengkapan toko dan bahan-bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan produk. Untuk perlengkapan dapur, seperti mesin pengukur kelapa, kancah/kuali, tungku dan perlengkapan lainnya”. “Saya memilih secara selektif dalam hal bahan baku karena saya sangat mementingkan kualitas bahan baku yang saya gunakan untuk produk saya, bagi saya kepuasan konsumen adalah yang terpenting karena itu akan membuat mereka akan datang lagi ke toko saya untuk membeli produk yang saya tawarkan”.
Komponen berikutnya yang disusun oleh Ibu Sulastri dalam perencanaan bisnisnya adalah mengenai pemasaran.
“Dalam melakukan pemasaran toko kami melayani dengan jam operasional dimulai dari pukul 08.00 wib sampai dengan 00.00 wib, setiap harinya. Pemasaran produk dilakukan dengan menjual secara langsung di toko kami. Selain itu saya juga memasarkan dibeberapa swalayan besar di Medan, seperti 3 Swalayan Brastagi Medan, Pasar Rame Thamrin dan Swalayan Asian King di Binjai. Pengirimannya dilakukan dua kali dalam seminggu saya memasukkan produk dodol ke swalayan tersebut, ujar Ibu Sulastri di akhir wawancaranya”.
“Hariyati sebagai pekerja di Dodol Ria mengatakan, kami dituntut untuk bersikap sopan dan ramah kepada setiap konsumen yang datang. Selain itu juga Ibu Sulastri selaku pemilik tidak ragu untuk terjun langsung melayani pembeli yang datang ketika beliau sedang tidak sibuk”.
“Sebagai seorang pemilik toko Ibu Sulastri sangat dekat dengan para pekerjanya, tidak jarang saya melihat Ibu Sulastri membantu melayani pembeli yang datang ke toko kami. Selain itu, Ibu Sulastri sangat ramah kepada setiap orang, sebagai seorang owner Ibu Sulastri memberikan beberapa ilmu mengenai produk yang dijual dan beliau sangat menjaga mitra baik kepada setiap konsumennya. Ia selalu berusaha untuk memberikan produk yang berkualitas dan pelayanan yang baik kepada konsumennya, karena Ia menganggap bahwa usaha yang dijalankannya bukan hanya usaha musiman yang hanya dilakukan sesaat. Ia melakukan usaha ini untuk jangka panjang maka dari itu beliau sangat mementingkan kualitas produknya demi kepuasan konsumen, ujar Sri mengakhiri wawancaranya”.
4.2.4 Alternative Strategi
Ibu Sulastri telah menetapkan strategi apa yang dilakukan untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat dalam perjalanan bisnisnya. Berikut merupakan hasil wawancara mengenai strategi apa yang diambil untuk menumbuhkan keunggulan terhadap Dodol Ria agar mampu menghadapi persaingan yang ada.
“Untuk menetapkan strategi saya melihat dari kekuatan yang saya miliki. Dodol Ria sangat mengandalkan kualitas produknya, rasa dan penampilan dari produk juga sangat dijaga dan dipertahankan. Rasa menjadi hal utama yang menjadi cirri khas dari dodol itu sendiri, namun penampilan juga sangat diperhatikan. Penampilan yang menarik tentunya tercermin rasa yang lezat”.
“Penampilan produk yang menarik semakin diperkuat dengan cara pengemasan yang baik, awal mulanya dulu saya mengemas dodol dengan cara dibungkus menggunakan daun upi atau daun pinang yang dibentuk seperti guling. Namun sekarang jarang sekali orang membuat dodol dengan menggunakan daun upi sebagai pembungkusnya karena dodol akan menjadi lengket di daun upi tersebut dan tidak memperlihatkan bentuk dari dodol tersebut, sekarang saya mengubah pengemasan menggunakan kotak plastik agar konsumen dapat melihat warna dari dodol yang menarik minat konsumen untuk membelinya”.
4.2.5 Implementasi Strategi
Hal yang terpenting dalam penetapan strategi adalah penerapannya. Apakah strategi yang diterapkan telah mampu menarik minat konsumen yang datang untuk membeli produk kita. Apakah strategi yang diterapkan telah mampu menciptakan keunggulan bersaing. Untuk mengetahui apakah strategi yang diterapkan telah berjalan dengan baik, penulis akan menyajikan data hasil wawancara mengenai produk dari beberapa konsumen Dodol Ria Tanjung Pura. “Menurut Eva, kualitas Dodol Ria Tanjung Pura sangatlah bagus, tidak diragukan lagi karena produk Dodol Ria ini menggunakan gula aren asli tanpa bahan pengawet, walaupun daya tahan dodol ini sendiri tidak terlalu lama jika tidak dimasukkan kedalam kulkas. Dodol Ria menjadi lebih menarik karena memiliki 6 varian rasa yang tidak ada ditempat lain. Saya sering membeli dodol di Ria ketika saya pulang kampung ke P.Brandan sebagai oleh-oleh untuk keluarga saya yang berada di Bandung. Sangat cocoklah jika dijadikan oleh-oleh khas dari Kab.Langkat”.
tempat lain, apalagi saya sangat suka dengan varian rasa pandan yang ditawarkan oleh Dodol Ria”.
“Menurun Egi, Dodol Ria menawarkan harga yang sangat terjangkau untuk ukuran kualitas produk bahan yang mereka gunakan. Kualitasnya sendiri melibihi kualitas dari pengusaha dodol lainnya. Tampilan warna yang tidak terlalu mencolok dan untuk varian rasanya sendiri sangat terasa ketika dimakan. Terutama varian rasa durian, dari yang saya tanya kepada pemilik ternyata beliau menggunakan daging durian asli untuk campuran adonan dodol bervarian rasa durian”.
“Menurut Irawan, yang saya lihat selama saya menjadi supir banyak penumpang saya yang tidak jarang meminta untuk singgah ke Dodol Ria hanya membeli dodol untuk oleh-oleh keluarga mereka. Mereka mengatakan kepada saya dodol yang ditawarkan berbeda dari yang lain, varian rasa yang ditawarkan juga lumayan banyak dari pengusaha yang lain. Karena seringnya penumpang meminta untuk singgah ke Dodol Ria saya pun jadi tertarik untuk mencoba membeli dodol. Saya tidak kecewa dengan tampilannya ternyata sesuai dengan rasanya. Kalau soal harga saya rasa itu sudah cukup terjangkau, karena kemasan produk mulai dari harga Rp 6.000,00 – Rp 25.000,00 ”.
“Menurut Nurlaila, jika saya melewati Tanjung Pura, saya singgah ke Dodol Ria karena dari dulu keluarga saya merupakan konsumen tetap Dodol Ria. Selain sudah mengenal baik pemiliknya Dodol Ria memiliki rasa yang pas di lidah kami sekeluarga dan merupakan salah satu makanan favorit keluarga kami, terutama dodol varian rasa durian, original dan nanas”.
“Menurut Herdianto, saya mengenal produk dari Dodol Ria dari istri yang mendapat recomendasi dari rekan kerjanya. Karena pas dengan lidah kami sering menjadikan produk Dodol Ria untuk suguhan tetamu ketika ada acara keluarga. Pilihan rasa yang banyak, tampilan warna yang tidak terlalu mencolok, tekstur yang tidak lengket dan tentu saja harga yang terjangkau menjadi salah satu alasan utama bagi kami menyukai produknya”.
“Menurut Hartini, sekolah kami sering memesan dodol apabila ada acara besar disekolah sebagai hidangan ringan untuk para guru, dodol yang ditawarkan Ria sangat pas di lidah dan tidak lengket, selain itu dodol yang diproduksi menggunakan gula aren asli terlihat dari tampilan warnanya yang menarik. Jadi saya tertarik untuk kembali lagi membeli dodol di Ria”.
“Menurut Hasaanuddin, nama dari Dodol Ria sudah cukup terkenal di daerah Kab.Langkat, tempat dimana paling banyak dijumpai berbagai varian rasa dodol dibandingkan toko lain, harga yang murah meriah, dodolnya juga tidak keras juga tidak lengket”.
4.3Analisis Pembahasan
Hal terpenting dalam mengawali sebuah usaha adalah menyusun perencanaan bisnis. Perencanaan bisnis adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal maupun eksternal mengenai perusahaan untuk memulai suatu usaha. Isinya sering merupakan perencanaan terpadu menyangkut pemasaran, permodalan, manufaktur dan sumber daya manusia, Hisrich, Peter (1995: 113). Meskipun dalam bentuk perencanaan bisnis yang sederhana, perencanaan bisnis sangat diperlukan untuk membangun sebuah pondasi yang kokoh sehingga usaha yang dibangun mampu bertahan dalam perjalanannya dan mampu bertahan dalam menghadapi persaingan bisnis.
Dengan menyusun sebuah perencanaan bisnis, banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh pengusaha, misalnya pengusaha terbantu untuk mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegiatan kerja yang akan datang. Selain itu dengan menyusun perencanaan bisnis, manfaat lain yang dapat dirasakan adalah mempermudahkan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan strategi-strategi apa saja yang dapat diambil untuk menciptakan keunggulan bersaing yang kompetitif.
kegiatan operasionalnya dari tahun ke tahun hingga sekarang. Menyusun perencanaan bisnis sangat menentukan bagaimana perjalanan suatu usaha kedepannya. Menyusun perencanaan bisnis yang baik sesuai dengan komponen-komponen yang sudah dianjurkan keseluruhan sangatlah penting, dalam hal ini Dodol Ria hanya menyusun beberapa komponen yang dirancang oleh Ibu Sulastri. Hal ini tidak berarti bahwa dengan komponen yang sederhana tidak mampu membangun pondasi yang kuat kepada Dodol Ria, terbukti melalui eksistensi yang ditunjukkan Dodol Ria yang awalnya hanya menjalankan usaha turun-temurun keluarga dengan membuka toko kecil mampu membesarkan namanya dan telah membuka 2 cabang, juga merambah ke beberapa swalayan besar di Medan. Perencanaan bisnis yang sederhana sekalipun sangat membantu dalam menciptakan pondasi yang sangat kokoh, berikut merupakan komponen-komponen yang sangat berpengaruh menurut penulis dalam sebuah susunan perencanaan bisnis.
1. Produk
Faktor utama yang sangat diperlukan dalam menyusun sebuah perencanaan bisnis adalah produk. Apa jenis produk yang akan dijual, bagaimana kualitas produk yang akan dibuat dan berapa banyak varian rasa produk yang akan dibuat. Dalam membuat sebuah produk sangat diperlukan kreatifitas dan inovasi, agar konsumen merasa tertarik dengan produk yang ditawarkan dan tidak merasa jenuh dengan produk yang ditawarkan.
berbagai inovasi rasa terhadap produk yang kita tawarkan, agar menarik minat konsumen untuk membeli produk kita. Produk yang kita rancangan tentunya harus membentuk keunggulan bersaing dalam pasar.
Dari hasil observasi dilapangan, penulis menyimpulkan bahwa dalam merancang produknya Dodol Ria telah berhasil melakukan inovasi dan kreativitas ke dalam produknya. Berdasarkan pendapat dari 11 informan yang merupakan konsumen Dodol Ria, mereka sangat puas dengan tampilan dan rasa yang diberikan oleh pemilik yang dituangkan ke dalam produknya. Selain itu banyaknya varian rasa yang ditawarkan serta tampilan warna yang menarik sangat memikat minat konsumen untuk membeli produk Dodol Ria.
Dodol Ria sangat mengutamakan rasa dan penampilan yang baik bagi produk mereka, karena rasa dan penampilan yang baik merupakan faktor utama untuk menarik minat beli konsumen. Dengan kualitas yang diberikan terhadap produk, mampu membuat konsumen Dodol Ria sangat puas dengan produk yang mereka beli. Mereka juga mengatakan bahwa Dodol Ria merupakan toko yang menyajikan varian rasa paling banyak serta berkualitas dengan toko yang bergerak dalam bidang yang sama.
2. Harga
Harga juga menjadi hal utama yang harus dirancang oleh pelaku usaha terhadap produknya, karena penetapan harga merupakan patokan bagi konsumen dalam mempertimbangkan apakah akan membeli produk yang kita tawarkan atau tidak. Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu produk, maka dalam menetapkan harga harus dilakukan secara tepat agar harga tetap dapat bersaing dengan pesaing.
Dalam penetapan harga Dodol Ria sangat berpatokan terhadap penggunaan bahan baku dan rata-rata harga yang ada dipasaran. berdasarkan dengan observasi dilapangan, 11 orang informan tidak terlalu berkomentar tentang harga yang diberikan, mereka menganggap bahwa harga yang ditawarkan sudah sangat terjangkau sesuai dengan harga pasaran yang ada. Bila dibandingkan dengan kualitas produk yang diberikan harga yang telah ditetapkan tergolong murah. Banyak toko-toko yang menawarkan produk yang sama dengan harga yang juga sama, namun kualitas yang diberikan tidak memuaskan. Dodol Ria memberikan harga yang murah dan kualitasnya sangat memuaskan konsumen. Jika harga yang ditetapkan sesuai dengan manfaat yang diterima tentunya akan meningkatkan nilai kepuasan konsumen kepada produk Dodol Ria.
3. Promosi
masyarakat langsung paham dengan penerangan yang kita lakukan dalam promosi.
Dodol Ria dalam melakukan promosinya hanya melalui mouth of mouth. Promosi ini dinilai efektif, dikarenakan minimnya alat promosi pada zaman dulu. Dari observasi dilapangan, penulis juga mendapatkan beberapa konsumen yang datang berkunjung karena mendapatkan rekomendasi makanan khas daerah Tanjung Pura ini dari sanak saudara mereka yang terlebih dulu mencicipi produk dari Dodol Ria tersebut. Berdasarkan dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa promosi yang dilakukan dianggap berhasil karena telah mampu menyedot perhatian masyarakat untuk mengunjungi secara langsung Toko Dodol Ria.
4. Lokasi
Sangat penting untuk memilih lokasi bisnis yang akan kita jalankan. Keputusan pemilihan lokasi harus berdasarkan dengan kemudahan konsumen dalam menemukan lokasi usaha. Lokasi yang dipilih juga harus memiliki keunggulan, seperti adanya areal parkir untuk kendaraan para konsumen, jarak pencapaiannya dan keamanannya.
5. Analisis Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal
Sebuah usaha dalam perjalanan bisnisnya sangat diharapkan untuk melakukan analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki bisnis yang kita jalankan. Berdasarkan dengan hasil observasi dilapangan yang dilakukan oleh penulis berikut merupakan bobot dari hasil analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal Dodol Ria yang dimasukkan kedalam tabel SWOT.
Tabel 4.4 External Factor Analysis Summary-EFAS
External Strategic Factors Weight Rating
Weighted Score
Comments
Opportunities Beberapa pengusaha yang
tidak menjaga ke hygienis-an lingkungan dalam membuat dodol.
0,1 3,0 0,3
Varian rasa yang lebih banyak disbanding pesaing.
makanan yang tidak layak konsumsi.
Banyaknya pengusaha yang bergerak di industri yang sama menjadi pesaing bagi Dodol Ria.
Sumber : Hasil Penelitian, Mei 2016
Berdasarkan dari Tabel EFAS yang disusun oleh peneliti, didapatkan score akhir weight score sebesar 3,4 point. Dari hasil yang didapatkan tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa respon yang diberikan oleh Dodol Ria terhadap faktor lingkungan eksternalnya sangat baik. Respon baiknya adalah bahwa Dodol Ria dianggap mampu mengatasi segala ancaman yang didapatkan dari pesaing dan juga mampu memanfaatkan peluang yang ada untuk menciptakan keunggulan bersaing sehingga mampu bertahan kedepannya.
Tabel 4.5 Internal Factor Analysis Summary-IFAS
Internal Strategic Factors Weight Rating
Weighted Score
Comments
Strenghts Rasa dan kualitas produk
yang sangat baik.
Produk tanpa bahan dalam usaha Dodol Ria guna mencari penghasilan
tambahan.
0,1 2,0 0,2
Weaknesses
Keterbatasan modal usaha. 0,1 4,0 0,4 Daya tahan produk yang tidak
bertahan lama.
0,1 3,0 0,3
Bahan baku tambahan untuk varian rasa yang susah didapat.
0,1 2,0 0,2
Total Score 1,0 21,0 3,2
Sumber : Hasil Penelitian, Mei 2016
Berdasarkan dari tabel IFAS yang disusun oleh peneliti, didapat skor akhir weight score 3,2 point. Dari hasil yang didapatkan tersebut maka dapat disimpulkan
memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk menciptakan keunggulan bersaing sehingga mampu bertahan kedepannya.
Tabel 4.6 Alternative Strategi dengan Menggunakan Matriks TOWS Internal Factor
(IFAS)
External Factor (EFAS)
Strenght (S) Weaknesses (W)
berusaha menjaga
Sumber : Hasil Penelitian, Mei 2016
Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa peneliti melihat hampir seluruh strategi yang didapat dari penggunaan matriks TOWS sudah diterapkan oleh Dodol Ria. Dari memanfaatkan kekuatan yang dimiliki yaitu produk dan manfaat dari peluang bisnis sudah dilakukan secara maksimal. Pemanfaatan maksimal yang dilakukan Dodol Ria pada akhirnya telah menghantarkan kepada berjalannya bisnis panganan khas Tanjung Pura yakni dodol pulut selama kurang lebih 30 tahun hingga sekarang.
6. Perlengkapan dan Bahan Baku
Perencanaan perlengkapan dan bahan baku yang akan digunakan sangat diperlukan. Melihat aktifitas yang memang harus terus memproduksi produk tentunya Dodol Ria memerlukan perencanaan agar operasional produksi tidak terlambat hanya dikarenakan tidak tersedianya perlengkapan dan bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi.
Berdasarkan dengan keterangan yang didapatkan dari pemilik, Dodol Ria mempersiapkan operasional tokonya dilakukan secara teliti dan menyeluruh. Dilihat dari pengadaan bahan baku, tidak jarang pemilik memesan terlebih dahulu bahan baku dan bahan tambahan terutama yang digunakan sebagai varian rasa dodol yang mudah didapat hanya pada saat musimnya seperti durian, pemilik rela mengeluarkan budget lebih hanya untuk mendapatkan bahan baku dan bahan tambahan yang diperlukan. Hal ini dilakukan untuk memberikan bahan-bahan yang berkualitas sehingga dapat memuaskan konsumen.
Sulastri mengenai ketahanan produk yang tidak dapat bertahan lama menandakan bahwa bahan-bahan yang digunakan adalah segar tanpa adanya bahan pengawet. Untuk dekorasi dan perlengkapan toko juga dirancang sedemikian rupa sehingga seluruh operasional toko dapat berjalan dengan baik. Pengadaan perlengkapan dan dekorasi toko juga dilakukan dengan teliti dan sempurna. Dengan ketelitiannya yang demikian sangat memberikan kontribusi yang baik untuk perjalanan opersional Dodol Ria untuk kedepannya.
7. Pemasaran
Dalam pemasaran hal yang perlu direncanakan adalah bagaimana agar produk dapat sampai pada tangan konsumen. Dalam hal ini Dodol Ria melakukan cara pemasaran dengan dua cara yaitu dengan membuka toko dan cabang yang dijalankan oleh anak-anaknya, Ibu Sulastri juga mendistribusikan produknya ke beberapa swalayan besar di Medan.
Dalam pemasaran produk biasanya Ibu Sulastri melakukan pengiriman produk masuk ke swalayan besar di Medan dilakukan 3 hari dalam seminggu.
8. Penetapan Strategi
Hal yang perlu dilakukan oleh para pelaku perencanaan bisnis adalah dengan mengambil strategi yang akan diterapkan dalan perjalanan usahanya. Melihat semakin ketatnya persaingan menuntut para pelaku usaha untuk mengambil langkah-langkah yang dianggap penting agar usaha yang dirintis mampu bertahan. Dengan menyusun perencanaan bisnis, sangat membantu para pelaku usaha mengetahui keunggulan bersaing yang mereka miliki.
komponen awal sampai dengan komponen akhir. Seperti yang dilakukan oleh Dodol Ria yang merancang dari produk sampai pada pemasarannya, hal ini membantu untuk menciptakan keunggulan yang kompetitif.
Berdasarkan dari hasil wawancara yan dilakukan oleh pemilik, dalam penetapan strategi Dodol Ria menerapkan strategi fokus. Strategi focus adalah strategi dimana para pelaku usaha mengembangkan strategi dengan memilih satu atau beberapa kelompok segmen yang dalam pelayanannya akan dilakukan optimalisasi. Melalui optimalisasi strategi ini, pelaku usaha akan fokus terhadap segmen tersebut sehingga memperoleh keunggulan kompetitif, Porter (1998). Segmen yang dipilih oleh Dodol Ria adalah produk dan kemasan. Dalam pemasarannya keunggulan yang mereka hadirkan adalah kualitas rasa dan kualitas penampilan produk. Tidak dapat dipungkiri rasa yang diberikan sangat memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan pesaing lainnya. Dalam penelitian penulis membandingkan langsung rasa yang dimiliki Dodol Ria dengan pesaing sejenisnya, dan Dodol Ria memang memiliki keunggulan yang besar dalam produknya.
Segmen berikutnya yaitu penampilan produk yang ditawarkan. Penampilan produk yang diberikan sangat menarik perhatian konsumen karena warna yang dihasilkan dengan menggunakan gula aren tidak begitu mencolok pada produk dodol yang ditawarkan oleh Dodol Ria. Dengan tampilan warna yang tidak begitu mencolok dan tekstur yang tidak lengket membuat banyak konsumen merasa tertarik.
yang menarik yang ditampilkan pada produk. Tidak hanya dengan kualitas produk yang diberikan oleh Dodol Ria, sebagian varian rasa yang ditawarkan menjadi salah satu daya tarik lainnya yang membuat para konsumen ingin membeli produk dari Dodol Ria.
Berdasarkan dari pendapat positif yang didapatkan dari 11 orang konsumen mengenai keunggulan apa yang dimiliki oleh Dodol Ria maka dapat disimpulkan bahwa penetapan strategi yang telah dilakukanr oleh Dodol Ria dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki untuk menciptakan keunggulan bersaing yang kompetitif sudah berjalan dengan baik. Kreatifitas dan inovasi yang menjadi kekuatan Dodol Ria ternyata mampu menarik perhatian konsumen. Konsumen telah menanamkan citra dimana Dodol Ria merupakan toko dodol yang memiliki produk yang berkualitas bila dibandingkan dengan pesaing yang sejenis.
9. Implementasi Strategi
Pengimplementasian strategi merupakan titik akhir yang sangat menentukan apakah dalam proses penyusunan perencanaan bisnis para pelaku usaha telah mampu mengambil strategi dan menetapkan strategi yang mampu membangun keunggulan kompetitif dalam menghadapi persaingan yang ada.
yang disajikan memiliki kualitas yang baik, dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap konsumen maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Dodol Ria telah berhasil dalam mengimplementasikan strategi yang ditetapkan.
BAB V PENUTUP
5.1Kesimpulan
Pada dasarnya penyusunan business plan bertujuan untuk membangun pondasi yang kuat dalam perjalanannya. Pondasi yang kuat adalah dengan merancang apa saja yang harus dilakukan untuk memajukan bisnis yang akan kita rintis. Adapun komponen-komponen yang terkandung dalam menyusun business plan Dodol Ria, sebagai berikut :
1. Lingkungan Internal a. Produk
Produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik mulai dari bahan yang digunakan. Dodol Ria juga sangat menjaga ke hygienies-an produk mereka yang dibuat tanpa bahan pengawet, walaupun hal tersebut membuat produk yang mereka hasilkan tidak bertahan lama.
Selain itu, menawarkan varian rasa yang banyak tentunya menarik konsumen. Awalnya varian rasa tercipta karena inovasi sang pemilik dimana juga banyak konsumen yang menginginkan varian rasa yang berbeda, seperti terciptanya varian rasa durian dikarenakan konsumen yang menyukai buah durian sehingga muncul ide dari pemilik untuk membuat varian rasa tersebut.
b. Harga
25.000,00. Untuk kemasan kecil dijual seharga Rp 6.000,00, yang berukuran sedang Rp 12.000,00 dan harga Rp 25.000,00 untuk ukurang ½ kg.
c. Promosi
Upaya yang dilakukan Dodol Ria mengenai promosi yaitu dengan menggunakan promosi melalui mouth of mouth dengan cara menjelaskan kepada setiap konsumen bahwa produk mereka tidak menggunakan bahan pengawet dan produknya juga diproduksi dengan bahan-bahan yang berkualitas. Hal itu mampu menciptakan citra baik dipikiran konsumen, sehingga sebagian konsumen yang pernah membeli produknya akan merekomendasikan kepada keluarga dan teman mereka untuk membeli produk Dodol Ria.
d. Lokasi
Dodol Ria memilih lokasi usaha yang menjadi pusat penjualan Dodol yang terletak di Jalan P.Brandan Tanjung Pura yang juga merupakan Jalan Lintas Sumatera kota Medan-Banda Aceh.
e. Pemasaran
Dodol Ria melakukan pemasaran ke berbagai swalayan besar di Medan dan juga membuka 2 cabang yang berada di Stabat dan di P.Brandan Tanjung Pura yang dijalankan oleh anak-anak dari Ibu Sulastri. Ibu Sulastri memasukkan produk dodolnya ke 3 Swalayan Brastagi Medan, Swalayan Asian King Binjai dan Pasar Rame Thamrin. Ibu Sulastri memasukkan produknya setiap 3 kali dalam semingggu.
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada Ibu Sulastri selaku pemilik mengatakan tidak adanya pendekatan Pemerintah daerah setempat kepada masyarakat Tanjung Pura yang merupakan produsen dodol, sedangkan dodol merupakan makanan khas dar daerah tersebut.
Pemerintah daerah juga kurang melakukan pembinaan untuk membesarkan unit usaha mikro disektor ini. Pemerintah juga tidak begitu ketat dalam memantau kegiatan usaha yang dilakukan masyarakat Tanjung Pura sehingga masih banyak pengusaha yang berlaku curang dalam proses pembuatan dodol dengan tidak menjaga ke hygienies-an lingkungan dan produk yang digunakan dalam pembuatan dodol.
5.2Saran
Dari hasil kesimpulan peneliti memberikan beberapa saran, sebagai berikut : 1. Diharapkan kepada Ibu Sulastri selaku owner agar tetap menjaga
kualitas produk dan menambahkan inovasi-inovasi dalam varian rasa produk dodolnya yang merupakan kekuatan dari usaha yang
dijalankannya.
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Rencana Bisnis (Business Plan)
2.1.1 Pengertian Rencana Bisnis (Business Plan)
Rencana usaha menurut Hisrich and Peters adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal maupun eksternal mengenai perusahaan untuk memulai suatu usaha. Isinya sering merupakan perencanaan terpadu menyangkut pemasaran, permodalan, manufaktur dan sumber daya manusia, Hisrich, Peter (1995:113). Sedangkan menurut Richard L. Daft dalam bukunya Management menyebutkan bahwa business plan adalah dokumen yang merincikan detail-detail bisnis yang disiapkan oleh seorang wirausahawan sebelum membuka sebuah bisnis baru, Daft (2007: 265).
Berdasarkan dua pengertian diatas, perencanaan bisnis atau yang lebih dikenal dengan sebutan business plan menyangkut semua aspek produksi mulai dari permodalan sampai pemasaran sehingga usaha yang dijalankan sudah jelas arahnya.
2.1.2 Alasan Perlunya Menyusun Perencanaan Bisnia
Menyusun perencanaan bisnis bersifat aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, agar manajemen tidak hanya akan bereaksi terhadap lingkungannya, tetapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan. Perencanaan dilakukan untuk mencapai :
1) Protektive Benefit yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2) Positive Benefit dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan suatu usaha.
2.1.3 Konsep Dasar Menyusun Perencanaan Bisnis
Sebuah perencanaan bisnis, normalnya mengandung serangkaian elemen-elemen standard, format dan bentuk perencanaan sangat bervariasi, tetapi biasanya sebuah perencanaan bisnis akan berisi komponen-komponen seperti deskripsi perusahaan, produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan, pasarnya, prediksi atau ramalan-ramalan kedepan, team manajemennya dan analisis finansial/keuangannya.
Komponen-komponen utama yang dianjurkan ada dalam sebuah perencanaan bisnis dan garis besarnya berisi sebagai berikut :
1) Halaman Judul
Pada halaman judul biasanya memuat logo usaha, nama usaha, produk atau jasa yang direncanakan. Data penyusunan seperti alamat usaha, nomor telepon, fax dan e-mail serta nama pemilik usaha.
2) Ringkasan (Executive Summary)
keseluruhan isi dari perencanaan bisnis yang akan dibuat. Ringkasan ini sendiri dibuat paling awal, namun cara menyusunnya dilakukan setelah semua komponen yang ada di perencanaan bisnis selesai tersusun.
Tujuan executive summary adalah menyediakan informasi tentang kapan bisnis didirikan, tujuan apa yang ingin dicapai, strategi manajemen seperti apa yang akan digunakan dalam mencapai tujuan, juga terkait dengan strategi pemasaran dan penjualan, konsep dasar bisnis yang dilakukan, produk dan jasa yang ditawarkan, bagaimana tim manajemen yang menjalankan bisnis, target pasar yang akan dicapai, serta gambaran bahwa bisnis memiliki kesempatan untuk berkembang dari waktu ke waktu. Hal yang paling penting dalam ringkasan eksekutif adalah tidak menuliskan hal-hal atau estimasi yang berlebihan. Jumlah halaman maksimum dalam ringkasan eksekutif adalah 2 (dua) halaman.
3) Latar Belakang Perusahaan
Latar belakang perusahaan menceritakan sejarah berdirinya perusahaan tersebut. Latar belakang ini berisi tentang kapan usaha tersebut didirikan, mengapa bisnis tersebut didirikan dan apa saja yang sudah diperoleh dari bisnis tersebut. Adanya latar belakang ini dengan tujuan memberikan informasi bagaimanakah profil dari bisnis baru yang akan dijalankan.
4) Pernyataan Visi dan Misi
Misi merupakan pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh pebisnis dalam usahanya mewujudkan visi. Misi perusahaan adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.
5) Produk dan Jasa yang diproduksi atau dipasarkan oleh perusahaan Pada bagian ini menjelaskan secara keseluruhan produk dan jasa yang dihasilkan serta bagaimana cara membuatnya. Bagian ini juga menjelaskan secara terperinci mengenai keunggulan produk dan jasa yang kita hasilkan dari kacamata konsumen, serta mengemukakan mengapa produk dan jasa yang dihasilkan lebih bernilai dibandingkan produk-produk lain yang sejenis. Suksesnya suatu usaha tergantung pada seberapa besar pemilik bisnis tersebut mempengaruhi apa yang diharapkan oleh konsumen, karena hal ini dapat membantu menciptakan rasa kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap produk atau jasa yang dipasarkan oleh perusahaan tersebut. Selain itu keuntungan dalam mengetahui apa yang diharapkan konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan dapat menciptakan strategi untuk mengalahkan pesaing sehingga dapat mempertahankan tingkat kepuasan serta loyalitas konsumen setinggi mungkin.
6) Lokasi Bisnis yang dijalankan
dekat ke alat transportnya atau diantara ketiganya. Di samping itu lokasi bisnis harus menarik agar konsumen tetap loyal kepada produk atau jasa yang kita tawarkan. Penjelasan secara terperinci meliputi :
a. Faktor-faktor yang diperlukan berkenan dengan lokasi yang dipilih. b. Luas bangunan yang diperlukan.
c. Alasan mengapa lokasi tersebut dipilih, seperti karena berada di wilayah bergengsi, mudah dicapai dan juga aman.
d. Keterangan tentang fasilitas yang ada: apakah lokasi itu dilengkapi dengan fasilitas memadai, seperti saluran pembuangan, di pinggir jalan utama dan dilalui oleh transportasi umum.
7) Analisis Terhadap Lingkungan Eksternal Perusahaan
Kondisi lingkungan perusahaan dan persaingan mengharuskan perusahaan untuk menganalisis lingkungan eksternal perusahaan yang bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai peluang (oppurtunities) dan ancaman (threats). Peluang (oppurtunities) merupakan tren positif yang berada di lingkungan ekternal perusahaan, apabila peluang tersebut dieksploitasi oleh perusahaan maka peluang usaha tersebut berpotensi untuk meningkatkan daya saing serta untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pemenuhan kebutuhan berupa produk-produk yang berkualitas dipasaran dan juga dapat menghasilkan laba bagi perusahaan secara berkelanjutan.
politik. Apabila ancaman ini tidak dapat diantisipasi dengan baik oleh perusahaan maka ancaman tersebut berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Perusahaan harus menganalisis lingkungan eksternal perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dari peluang usaha dan meminimaliskan potensi risiko kerugian yang ditimbulkan oleh ancaman.
Agar lebih paham para pelaku usaha dapat menggambarkannya melalui neraca. Dimana sisi kiri menggambarkan peluang yang dimiliki dalam mengawali bisnis yang di jalankan dan pada posisi sebaliknya menggambarkan mengenai ancaman yang mungkin dapat terjadi pada perusahaan, Solihin (2012: 128). Seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Analisis Peluang dan Ancaman Peluang
(Oppurtunities)
Ancaman (Threats) Tuliskan peluang-peluang
utama yang dimiliki bisnis yang dijalankan.
Tuliskan ancaman-ancaman yang dihadapi dalam kelangsungan bisnis.
8) Analisis Lingkungan Internal Perusahaan
Perusahaan melakukan analisis kekuatan dan kelemahan yang membandingkannya pada perusahaan pesaing, baik dengan perusahaan pesaing yang menghasilkan produk sejenis maupun yang menghasilkan produk substitusi. Agar lebih paham para pelaku usaha dapat menggambarkan kedalam sebuah neraca. Dimana sisi kiri menggambarkan kekuatan yang dimiliki dalam bisnis yang dijalankan dan pada sisi sebaliknya menggambarkan mengenai kelemahan yang dapat memperngaruhi perusahaan, Solihin (2012: 144). Seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.2 Analisis Kekuatan dan Kelemahan Kekuatan
Tuliskan dimana saja letak kelemahan dari bisnis yang
dijalankan.
9) Analisis Strength, Weakness, Oppurtunity and Threats (SWOT)
peluang yang selama ini belum dimanfaatkan perusahaan, misalnya akibat adanya kekuarangan dalam kemampuan internal perusahaan, Solihin (2012: 164).
10) Rencana Pemasaran.
Persoalan bagaimana perencana perusahaan memasarkan barang kepada konsumen dalam usaha untuk menarik perhatian konsumen dan mendatangkan keuntungan perlu dianalisis. Cara yang paling efektif ialah menentukan dengan jelas sasaran pasar.
Rencana pemasaran dapat membantu pelaku usaha untuk memasarkan produk sehingga konsumen membeli produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Pada rencana pemasaran ini memuat strategi penetapan harga dan strategi penjualan.
11) Proses Produksi dan Perlengkapan yang diperlukan dalam proses produksi.
PROSES PRODUKSI, merupakan kegiatan atau rangkaian yang saling berkaitan untuk memberikan nilai atau menambah nilai kegunaan terhadap suatu barang. Suatu proses produksi yang bertujuan member nilai suatu barang dapat dilihat pada proses produksi yang mengolah mengolah bahan baku menjadi barang setangah jadi atau barang jadi. Sedangkan proses produksi yang merubah barang setengah jadi menjadi barang jadi.
bahan-bahan baku dan peralatan yang diperlukan tentunya akan membantu pelaku bisnis dalam menghitung anggaran yang diperlukan dalam menyediakan bahan baku dalam waktu yang akan datang. Pendaftaran ini juga yang akan membantu pelaku bisnis dalam menyediakan bahan baku apabila bisnis mengembangkan produk yang dipasarkan.
12) Anggaran
Hal terakhir yang harus direncanakan adalah tentang penetapan anggaran yang dibutuhkan dalam mendukung operasional kegiatan bisnis. Anggaran merupakan penerjemahan program kedalam sistem numerik. Anggaran tidak dapat disusun dengan baik bila perusahaan tidak memiliki program yang jelas karena setiap rupiah yang akan dikeluarkan dalam anggaran mengacu ke program yang akan dikerjakan perusahaan.
2.1.4 Karakteristik Menyusun Perencanaan Bisnis Yang Baik
Perencanaan yang baik adalah sebuah proses, bukan hanya sekedar perencanaan. Perencanaan yang baik mempunyai indikator antara lain:
a. Sederhana, perencanaan yang baik adalah yang mudah dimengerti dan mudah dilaksanakan (mengandung kemudahan dan kepastian).
b. Spesifik, perencanaan yang baik adalah yang konkret, terukur, spesifik dalam waktu, personalianya dan anggarannya.
c. Realistik, perencanaan yang baik adalah perencanaan yang realistik dalam tujuan, anggaran maupun target pencapaian waktunya. d. Komplit atau lengkap, perencanaan yang baik adalah perencanaan
2.1.5 Manfaat Menyusun Perencanaan Bisnis
Perencanaan dalam suatu bisnis merupakan sebuah pedoman untuk mencapai sasaran agar bisnis berjalan dengan baik dan mampu bertahan dalam persaingannya. Ada beberapa manfaat yang baik dapat diambil dari menyusun perencanaan bisnis, yaitu :
a) Membantu dalam mencari modal dan pinjaman kepada lembaga keuangan pemberi kredit. Perencanaan bisnis bisa menggambarkan kesiapan calon Entrepreneur dari perencanaan bisnis yang mereka susun. Perencanaan bisnis akan memperlihatkan apakah bisnis yang sedang direncanakan tersebut realistik untuk dijalankan. Seberapa cepat investasi yang ditanam akan mencapai break event point dan berapa lama pay backperiod dari bisnis yang direncanakan. Pada perencanaan bisnis, juga akan diketahui siapa saja yang terlibat langsung dariberjalannya sebuah bisnis. Siapa saja yang bermain dari segmen bisnis yang sama. Hal ini akan mengukur seberapa besar resiko dari bisnis yang diusulkan. Seberapa panjang rantai pasok dari bisnis. Hal ini juga mempengaruhi tingkat resiko bisnis.
b) Membantu dalam memutuskan apakah akan melanjutkan usaha atau berhenti. Layaknya rambu-rambu lalu lintas, perencanaan bisnis juga bisa digunakan untuk memutuskan apakah bisnis yang sedang dijalani on the rack atau sesuai dengan yang direncanakan. Misalnya, apakah
proses pemasukan-pengeluaran bisnis yang sedang dijalani. Adakah dari pos-pos pemasukan dan pengeluaran yang bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan, Entrepreneur akan dengan mudah melakukan penyesuaian.
c) Membantu dalam mengembangkan ide bisnis. Perencanaan bisnis merupakan salah satu sarana sistematis dalam mempertajam ide bisnis. Dengan bantuan perencanaan bisnis, ide-ide bisnis akan lebih
terencana dan sistematis. Melalui pendekatan-pendekatan standard perencanaan bisnis, akan diketahui siapa saja pasar atau konsumen potensial, bagaimana proses operasional dari bisnis yang sedang dijalankan.
e) Menyediakan tujuan yang jelas untuk lingkungan internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Gerak langkah perusahaan harus didefinisikan dengan jelas. Apa saja tujuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Bagaimana langkah-langkah yang digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
f) Menyediakan gambaran yang jelas tentang calon konsumen potensial, pemasok dan calon investor. Pada perencanaan pemasaran, dijelaskan bagaimana posisi produk atau jasa relatif terhadap pesaing. Segmen pasar mana yang akan dibidik oleh Entrepreneur. Hal ini sebenarnya berkaitan erat dengan pendefinisian calon konsumen potensial.
Seberapa dekat dan seberapa kompleks konsumen yang hendak dituju. Bagaimana cara merayu mereka agar mau membeli produk dan jasa yang ditawarkan.
2.2 Persaingan Usaha
2.2.1 Pengertian Persaingan Usaha
Menurut Solihin (2012: 39) bisnis selalu identik dengan persaingan, bahwa pengetahuan secara mendetail mengenai karakteristik-karakteristik pesaing kita merupakan kunci untuk mengetahui seberapa tajam persaingan yang akan terjadi. Hendaknya analisis mengenai para pesaing tersebut dilakukan secara periodik, sehingga kita dapat menentukan strategi untuk menghadapi persaingan. Dengan melakukan pengamatan kita dapat memahami secara lebih jelas kekuatan dan kelemahan para pesaing juga mengetahui cara mereka menjalankan bisnis.
terjang berbagai kekuatan persaingan mempengaruhi kemampuan laba jangka panjang industri. Yang kedua adalah mengetahui posisi strategi kekuatan dan kelemahan kompetitif dari lawan terdekat perusahaan, yang membantu manajemen secara lebih baik mengantisipasi apa yang akan dilakukan pesaing dimasa depan, Boyd, dkk (2000: 78).
2.2.2 Jenis-Jenis PesainganUsaha
Dalam Kamus Manajemen (2003: 276) persaingan terdiri dari: a. Persaingann sehat
Persaingan antar perusahaan-perusahaan atau pelaku bisnis yang diyakini tidak akan menuruti atau melakukan tindakan yang tidak layak dan cenderung mengedepankan etika-etika bisnis.
b. Persaingan gorok leher
Persaingan ini merupakan bentuk persaingan yang tidak sehat atau fair dimana terjadi perebutan pasar antara beberapa pihak yang melakukan usaha yang mengarah pada menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan lawan, sehingga salah satu tersingkir dari pasar dan salah satunya menjual barang dibawah harga yang berlaku dipasar.
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Saing Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing adalah:
a. Lokasi
b. Harga
Harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat yang memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga menentukan apakah toko, gerai atau outlet banyak dikunjungi konsumen atau tidak, Sunarto (2004: 206).
Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang. Demi mendapatkan sebuah barang atau jasa yang diinginkannya, konsumen harus rela membayar sejumlah uang. Bagi pelanggan sensitive biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting, karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi, Irawan (2008: 38).
c. Pelayanan
Program pelayanan seringkali menjadi pokok pemikiran pertama seorang pengelola toko. Pelayanan melalui produk berarti konsumen dilayani sepenuhnya melalui persediaan produk yang ada dan produk yang bermutu. Pelayanan melalui kemampuan fisik lebih mengacu kepada kenyamanan tempat parkir dan juga keramahan dari karyawan.
d. Mutu atau kualitas
Keyakinan untuk memenangkan persaingan pasar akan sangat ditentukan oleh kualitas produk yang dihasilkan perusahaan. Berkenaan dengan kualitas produk, Muhardi dalam bukunya Strategi Operasi Untuk Keunggulan Bersaing mengutip pendapat Adam dan Ebert yang menyatakan: “product quality is the appropriateness of design specifications to function and use as well the degree to which the product conforms to the design specifications”. Kualitas produk