• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Jarak Kandang Ternak, Perilaku Masyarakat Dan Konstruksi Sumur Gali terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali Penduduk Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Jarak Kandang Ternak, Perilaku Masyarakat Dan Konstruksi Sumur Gali terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali Penduduk Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN JARAK KANDANG TERNAK, PERILAKU MASYARAKAT, DAN KONSTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS BAKTERIOLOGI AIR SUMUR GALI PENDUDUK DESA SIALANG BUAH KECAMATAN TELUK MENGKUDU KABUPATEN SERDANG

BEDAGAI TAHUN 2015

PENGETAHUAN RESPONDEN

1. Menurut Saudara/i bagaimana sumur gali yang memenuhi syarat ? a. Konstruksi harus baik, mempunyai Saluran Pembuangan Air Limbah

(SPAL) dan jauh dari sumber pencemar. b. Jauh dari tumpukan sampah.

c. Galinya harus dalam.

2. Menurut Saudara/i, berapakah jarak sumur gali dari sumber pencemar seperti kandang ternak ?

a. > 10 meter b. 10 meter c. < 10 meter

3. Menurut Saudara/i, barapa kedalaman dinding sumur (cincin) yang memenuhi syarat kesehatan dari permukaan tanah ?

a. 3 meter b. 2 meter c. 1 meter

(2)

a. Agar tidak terjadi pelongsoran tanah dan mengindari bakteri agar tidak meresap masuk kedalam sumur melalui rembesan air yang ada

disekeliling sumur. b. Terlihat kuat dan kokoh. c. Tidak tahu.

5. Menurut Saudar/i, berapakah tinggi minimal bibir sumur ? a. 70 cm

b. 60 cm c. 50 cm

6. Menurut Saudara/i, berapakah lebar minimal lantai dan tepi bibir sumur? a. 1 meter

b. 2 meter c. 3 meter

7. Menurut Saudara/i, apa gunanya bagian dasar sumur diberi kerikil? a. Supaya air tidak keruh sewaktu ditimba.

b. Mencegah air keruh.

c. Supaya timba tidak menyentuh tanah.

8. Menurut Saudara/i , apa manfaat konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat?

a. Agar terhindar dari penyakit. b. Agar air rembesan tidak masuk. c. Agar air tidak kotor.

9. Menurut Saudara/i, apakah manfaat air bersih? a. Bisa terhindar dari penyakit.

b. Aman untuk diminum. c. Dapat membersihkan badan.

10. Menurut Saudara/i, apa jenis sarana air bersih yang paling baik menurut kesehatan?

a. Perusahaan Air Minum (PAM) b. Sumur Pompa Tangan (SPT) c. Sumur Gali (SGL)

11. Menurut Saudar/i, penyakit apa saja yang dapat timbul apabila mengkonsumsi air yang tidak sehat?

a. Kolera dan disentri b. Sakit perut

(3)

12. Menurut Saudara/i, apa manfaat memasak air terlebih dahulu sebelum diminum?

a. Untuk membunuh bakteri dan kuman penyakit. b. Agar lebih segar.

c. Supaya enak diminum.

Lampiran 2

SIKAP RESPONDEN

1. Apakah Saudara/i setuju kalau sumur gali yang sehat harus mempunyai konstruksi yang baik?

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak setuju

2. Apakah Saudara/i setuju untuk menghindari pengotoran jarak sumur dengan lubang galian tinja harus lebih dari 10 meter?

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak setuju

3. Apakah Saudara/i setuju kalau sumur gali harus dilengkapi dengan cincin sumur?

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak setuju

4. Apakah Saudara/i setuju apabila sumur gali harus dilengkapi dengan bibir sumur yang kedap air minimal 70 cm ?

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak setuju

5. Saudara/i setuju apabila sumur gali harus dilengkapi dengan lantai sumur? a. Setuju

(4)

6. Bagaimana pendapat Saudara/i terhadap anjuran menyemen lantai sekeliling sumur lebih dari 1 meter?

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak setuju

7. Apakah Saudara/i setuju apabila selesai menimba air, timba harus digantung? a. Setuju

b. Ragu-ragu c. Tidak setuju

8. Apakah Saudara/i setuju sumur gali harus mempunyai Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang terbuat dari bahan yang kedap air?

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak setuju

9. Bagaimana pendapat Saudara/i apabila dengan memiliki konstruksi sumur gali yang baik dapat mencegah timbulnya penyakit?

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak setuju

10. Apakah Saudara/i setuju air yang baik untuk diminum harus dimasak terlebih dahulu?

(5)

Lampiran 3

TINDAKAN RESPONDEN

No. Pernyataan Ya Tidak

1 Menggunakan sumber air bersih yang berasal dari sumur gali untuk keperluan sehari-hari

2 Sumur gali diberi jarak minimal 10 meter dari sumber pencemar 3 Sumur gali dilengkapi dengan cincin (dinding) sumur yang terbuat dari

bahan kedap air sedalam minimal 3 meter

4 Sumur gali dilengkapi dengan bibir sumur yang tingginya minimal 70 cm.

5 Menyemen disekitar sumur gali minimal radius 1 meter. 6 Sesudah menimba air, timba dibiarkan terletak dilantai. 7 Jika lantai sumur gali pecah, segera diperbaiki.

8 Melengkapi sumur gali dengan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang kedap air.

(6)

Lampiran 4. Observasi Konstruksi Sumur

Lembar Observasi Konstruksi Sumur Gali di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015

1. Keterangan

No. Responden :

Nama :

Tanggal Observasi : Jumlah Pemakai :

2. Uraian Diagnosa Khusus

No. Konstruksi Sumur Gali Ket

1. Keadaan lebar lantai sumur gali :

- < 1 meter dan tidak kedap air - > 1 meter dan kedap air

2. Keadaan dinding sumur gali dari permukaan tanah :

- < 3 meter dan tidak kedap air - > 3 meter dari kedap air 3. Keadaan tinggi bibir sumur gali :

- <70 cm dan tidak kedap air - > 70 cm dan kedap air

4. Keadaan letak timba pengambil air sumur gali :

- Terletak di lantai - Digantung diatas sumur

5. Keadaan tutup sumur

- Tidak memiliki tutup - Memiliki tutup

6. Saluran Limbah sumur gali - Tidak ada

- Ada

7. memiliki sumber pencemaran seperti kandang ternak,tempat sampah, dan jamban

(7)

Lampiran 9 Output Analisis Statistika Uji Univariat

Konstruksisumurgali

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

menuhi Syarat 12 37.5 37.5 37.5

ak Memenuhi Syarat 20 62.5 62.5 100.0

al 32 100.0 100.0

TotalColiformk

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

5 15.6 15.6 15.6

S 27 84.4 84.4 100.0

al 32 100.0 100.0

JarakkandangK

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

menuhi Syarat (> 10 meter) 11 34.4 34.4 34.4

ak Memenuhi Syarat (<10 meter) 21 65.6 65.6 100.0

al 32 100.0 100.0

PengetahuanResponden

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

(8)

P1

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

(9)

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

9 28.1 28.1 28.1

16 50.0 50.0 78.1

7 21.9 21.9 100.0

(10)

ASPEK SIKAP

S1

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

5 15.6 15.6 15.6

17 53.1 53.1 68.8

10 31.3 31.3 100.0

(11)

S7

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 5 15.6 15.6 15.6

27 84.4 84.4 100.0

al 32 100.0 100.0

T2

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 14 43.8 43.8 43.8

18 56.3 56.3 100.0

al 32 100.0 100.0

T3

(12)

id

ak 15 46.9 46.9 46.9

17 53.1 53.1 100.0

al 32 100.0 100.0

T4

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 14 43.8 43.8 43.8

18 56.3 56.3 100.0

al 32 100.0 100.0

T5

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 12 37.5 37.5 37.5

20 62.5 62.5 100.0

al 32 100.0 100.0

T6

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 11 34.4 34.4 34.4

21 65.6 65.6 100.0

al 32 100.0 100.0

T7

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 15 46.9 46.9 46.9

17 53.1 53.1 100.0

al 32 100.0 100.0

T8

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 20 62.5 62.5 62.5

12 37.5 37.5 100.0

al 32 100.0 100.0

T9

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 22 68.8 68.8 68.8

10 31.3 31.3 100.0

(13)

ASPEK KONSTRUKSI SUMUR GALI

K1

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 18 56.3 56.3 56.3

14 43.8 43.8 100.0

al 32 100.0 100.0

K2

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 11 34.4 34.4 34.4

21 65.6 65.6 100.0

al 32 100.0 100.0

K3

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 4 12.5 12.5 12.5

28 87.5 87.5 100.0

al 32 100.0 100.0

K4

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 19 59.4 59.4 59.4

13 40.6 40.6 100.0

al 32 100.0 100.0

K5

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 13 40.6 40.6 40.6

19 59.4 59.4 100.0

al 32 100.0 100.0

K6

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 19 59.4 59.4 59.4

13 40.6 40.6 100.0

al 32 100.0 100.0

K7

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 21 65.6 65.6 65.6

11 34.4 34.4 100.0

al 32 100.0 100.0

(14)

Lampiran 9 Analisis Statistika Uji Bivariat

JarakkandangK * TotalColiformk Crosstabulation

TotalColiformk Total

MS TMS

kkandangK

menuhi Syarat (> 10 meter) unt 5 6 11

within JarakkandangK 45.5% 54.5% 100.0% ak Memenuhi Syarat (<10

meter)

ntinuity Correctionb 8.128 1 .004

elihood Ratio 12.579 1 .000

her's Exact Test .002 .002

ear-by-Linear Association 10.960 1 .001

f Valid Cases 32

cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.72. omputed only for a 2x2 table

Konstruksisumurgali * TotalColiformk Crosstabulation

(15)

Chi-Square Tests

ntinuity Correctionb 6.969 1 .008

elihood Ratio 11.437 1 .001

her's Exact Test .004 .004

ear-by-Linear Association 9.568 1 .002

f Valid Cases 32

cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.88. omputed only for a 2x2 table

PengetahuanResponden * TotalColiformk Crosstabulation

TotalColiformk Total

MS TMS

getahuanResponden

k unt 1 1 2

within PengetahuanResponden 50.0% 50.0% 100.0%

up unt 4 20 24

within PengetahuanResponden 16.7% 83.3% 100.0%

ang unt 0 6 6

within PengetahuanResponden 0.0% 100.0% 100.0%

al unt 5 27 32

within PengetahuanResponden 15.6% 84.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df ymp. Sig. (2-sided)

rson Chi-Square 2.923a 2 .232

elihood Ratio 3.338 2 .188

ear-by-Linear Association 2.587 1 .108

f Valid Cases 32

cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .31.

SikapResponden * TotalColiformk Crosstabulation

TotalColiformk Total

MS TMS

apResponden

baik unt 3 8 11

within SikapResponden 27.3% 72.7% 100.0%

cukup unt 2 15 17

within SikapResponden 11.8% 88.2% 100.0%

(16)

within SikapResponden 0.0% 100.0% 100.0%

al unt 5 27 32

within SikapResponden 15.6% 84.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df ymp. Sig. (2-sided)

rson Chi-Square 2.065a 2 .356

elihood Ratio 2.531 2 .282

ear-by-Linear Association 1.982 1 .159

f Valid Cases 32

cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .63.

TindakanResponden * TotalColiformk Crosstabulation

TotalColiformk Total

MS TMS

dakanResponden

k unt 4 5 9

within TindakanResponden 44.4% 55.6% 100.0%

up unt 1 13 14

within TindakanResponden 7.1% 92.9% 100.0%

ang unt 0 9 9

within TindakanResponden 0.0% 100.0% 100.0%

al unt 5 27 32

within TindakanResponden 15.6% 84.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df ymp. Sig. (2-sided)

rson Chi-Square 8.101a 2 .017

elihood Ratio 8.167 2 .017

ear-by-Linear Association 6.532 1 .011

f Valid Cases 32

(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

Lampiran 12. MASTER DATA

Hubungan Jarak Kandang Ternak Perilaku Masyarakat dan Konstruksi Sumur Gali terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali Penduduk Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015

(23)

Lampiran Gambar 1. Sumur gali yang memenuhi syarat

(24)

Lampiran Gambar 3. Observasi Konstruksi sumur gali

(25)
(26)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2002. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Blakely, J. Blade H, 1998. Penerjemah: Srigandono. B., Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Asdak, C., 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Sungai. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Azwar, A., 1996. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Chandra, B., 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Chairunnisa, C., 2012. Pengaruh Jarak dan Konstruksi Sumur serta Tindakan Pengguna Air terhadap Jumlah Koliform Air Sumur Gali Penduduk di Sekitar Pasar Hewan Desa Cempeudak, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara. Tesis

Chiroma T. M. et al., 2007. Environment Impact on The Quality of Water from Hand-Dug Well in Yola Environs. Leonardo Journal of Sciences.

Desvita. 2001. Hubungan Jarak Sumber Pencemar, Kondisi Fisik Sarana dan Perilaku terhadap Kualitas Air Sumur Gali di Keparakakan. Tesis.

Depkes RI. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan RI NO. 416 /MENKES/ PER /IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Depkes RI. Jakarta.

---2002. Peraturan Menteri Kesehatan RI NO. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Persyaratan dan Pengawasan Air Bersih.

Depkes RI. Jakarta.

(27)

Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai, 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai, Serdang Bedagai.

Ditjen PPM dan PLP Depkes RI, 2000. Pengawasan Kualitas Air Aspek Mikrobiologi dan Biologi Air Minum dan Air Bersih. Jakarta.

Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.

Entjang, I., 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.

---2001. Sumur Gali dan Sarana Air Bersih yang Saniter. Penerbit Alumni, Bandung.

Fardiaz, S., 2011. Polusi Air dan Udara. Kanisius, Yogyakarta.

Gani, A., 2003. Mikrobiologi Sederhana. Penerbit Swabaya Media Utama.

Idhamsyah, 2008. Pengaruh Lingkungan Fisik dan Perilaku Pemakai Sumur Gali terhadap Kualitas Bakteriologis pada Air Sumur Gali di Kelurahan Jembatan Mas Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi .Tesis Irianti, 2001. Resiko Pencemaran Bakteriologik Air Sumur Gali di Daerah Pedesaan

Kabupaten Rembang. Tesis

Kusnoputranto, H., 2000. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Departemen Pendidikan & Kebudayaan UI, FKM.

Kusnaedi., 2006. Mengolah Air Gambut dan Air Kotor Untuk Air Minum. Jakarta: Penebar Swadaya.

Lemeshow, S., 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: UGM. Press.

Marsono., 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali di Permukiman, Studi di Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Tesis.

(28)

Notoadmojo, S., 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Pelezar,Jr.Michael,and Chan, Esc., 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi, Penerjemah Ratna Siri Hadi Oetomo, Teja Imas, S, Sutarmi Tjitrosomo, Sri Lestari Angka, UI Press, Jakarta.

Prajawati, R., 2008. Hubungan Konstruksi dengan Kualitas Mikrobiologi Air Sumur Gali. Skripsi

Purnawijayanti, H,A., 2001. Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja Dalam Pengolahan Makanan. Jakarta: Kanisius.

Radjak, N,F., 2013. Pengaruh Jarak Septi tank dan Kondisi Fisik Sumur terhadap Keberadaan Bakteri Escherichia Coli. Skripsi.

Sarwono., 1997. Sosiologi Kesehatan. FKM: Gadjah Mada University Press.

Sihombing, D., 1997. Ilmu Ternak Babi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Soemirat, J., 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Soeparman dan Suparmin., 2002. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sugiyono., 2005. Statistik Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah survey yang bersifat deskriptif analitik dengan desain

cross sectional yaitu untuk mengetahui hubungan jarak kandang ternak, perilaku

masyarakat dan konstruksi sumur gali terhadap kualitas bakteriologi air sumur gali penduduk Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2015.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sialang Buah, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai. Alasan memilih lokasi karena:

1. Sebagian besar masyarakat Desa Sialang Buah menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih.

2. Sebagian besar masyarakat memiliki ternak Sus scrofa (babi) dan lokasi kandang ternak sangat berdekatan dengan sumur gali.

3. Belum pernah dilakukan penelitian yang serupa.

4. Lokasi pemeriksaan sampel air dilakukan di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

(30)

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua rumah tangga yang memiliki kandang ternak Sus scrofa (babi) dan menggunakan sarana sumur gali sebagai sumber air bersih yaitu sebanyak 46 KK.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian masyarakat yang memiliki kandang ternak dan menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih yaitu sebanyak 32 KK. Perhitungan besa sampel dalam penelitian ini, menggunakan rumus (Lemeshow, 1997):

Rumus:

Keterangan

Besar Sampel

Z = Tingkat Kepercayaan (95%)

P = Perkiraan proporsi suatu peristiwa(0,5) d = Tingkat ketepatan yang diinginkan(0,1)

(31)

Berdasarkan perhitungan yang diperoleh maka jumlah sampel sebanyak 32 KK. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

metodePurposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel didasarkan pada suatu

pertimbangan peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Adapun kriteria yang digunakan peneliti sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel adalah:

a. Sarana sumur gali yang konstruksi fisiknya tidak memenuhi syarat kesehatan

b. Sarana sumur gali yang konstruksi fisiknya memenuhi syarat kesehatan

c. Jarak sumur gali dari sumber pencemaran (kandang ternak) < 10m d. Jarak sumur gali dari sumber pencemaran (kandang ternak) > 10m

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh melalui peninjauan langsung ke lokasi penelitian untuk

mengetahui jarak antara kandang ternak dan sumur gali dengan melakukan pengukuran dengan meter gulung, melakukan wawancara dimana peneliti melakukan tanya jawab dengan responden menggunakan kuesioner untuk mengetahui perilaku responden, dan melakukan observasi terhadap konstruksi sumur gali dan hasil pemeriksaan laboratorium kualitas air.

(32)

Data sekunder diperoleh dari Kantor Kepala Desa Sialang Buah , Puskesmas Sialang Buah Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai.

3.5 Defenisi Operasional

1. Jarak kandang ternak adalah panjang ( meter ) antara sumur gali dengan kandang ternak yang diukur dengan meter gulung dan diukur dari dinding kandang ternak yang terdekat dengan sumur gali.

2. TernakSus crofa( babi) adalah binatang/hewan ternak yang tidak tahan panas yang dipelihara oleh masyarakat disekitar rumahnya dan dapat mencemari sarana sumur gali sebagai sumber air bersih di Desa Sialang Buah.Babi termasuk dalam

phylumChordata(vertebrata), kelas Mamalia, ordo Artiodactyl,familySuidae (non

ruminansia), genus Sus, spesies scrofa.

3. Perilaku adalah keadaan berpikir, bersikap, berpendapat dan sebagainya untuk memberikan respons terhadap penggunaan sumur gali sebagai sumber air bersih. Perilaku adalah pengetahuan, sikap dan tindakan yang dapat diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.

4. Pengetahuan adalah kemampuan responden dalam hal pemahamannya tentang sumur gali.

(33)

6. Tindakan adalah bentuk perbuatan atau aktifitas dari responden terhadap penggunaan langsung sumur gali sebagai sumber air bersih.

7. Konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan adalah kondisi fisik sumur gali yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Depkes RI, 1990 yaitu :

a. Jarak sumur gali dari pencemaran seperti kakus, lubang galian sampah, lubang galian untuk air kotor minimal 10 meter dan letaknya tidak berada dibawah sumber pencemaran.

b. Dinding sumur minimal 3 meter dari permukaan tanah dan terbuat dari bahan yang kedap air.

c. Lebar lantai sumur minimal 1 meter dari bibir sumur dan terbuat dari bahan yang kedap air.

d. Tinggi bibir sumur minimal 0,8 meter dari permukaan tanah.

e. Mempunyai Saluran Pembuangan Air Limbah minimal 10 meter terbuat dari bahan yang kedap air.

8. Kualitas air sumur gali adalah keadaan mutu air sumur gali yang diteliti berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan dibandingkan dengan Permenkes RI No.416/Menkes/Per/ix/1990.

(34)

10.Permenkes RI No.416/Menkes/Per/ix/1990 adalah standard persyaratan tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air sebagai acuan terhadap hasil uji laboratorium.

11.Berdasarkan hasil pemeriksaan dinyatakan memenuhi syarat apabila total

coliform tidak melebihi 50 MPN dan tidak memenuhi syarat apabila total

coliformmelebihi 50 MPN.

3.6 Metode Pengukuran

Aspek pengukuran adalah kualitas air sumur yang meliputi kualitas bakteriologis (baktericoliform) diukur dengan pemeriksaan laboratorium, memenuhi syarat apabila total coliform tidak melebihi 50 MPN dan tidak memenuhi syarat apabila total coliform melebihi 50 MPN.

Keadaan fisik (konstruksi) dari sumur gali diukur berdasarkan observasi 7 indikator keadaan konstruksi sumur gali, dimana konstruksi yang sudah memenuhi persyaratan diberi nilai 1, konstruksi yang kurang atau tidak memenuhi persyaratan diberi nilai 0. Berdasarkan jumlah nilai yang tertinggi yang dapat dicapai adalah 7. Berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu:

1. Memenuhi persyaratan, apabila jumlah nilai = 4-7 2. Tidak memenuhi persyaratan, apabila jumlah nilai = 0-3 Perilaku responden diukur dari 3 kategori yaitu:

(35)

Pengetahuan diukur melalui 12 pertanyaan, jika benar (a) nilai 2, (b) nilai 1, dan (c) nilai 0. Berdasarkan jumlah nilai tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 24. Berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu (Arikunto, 2002):

1. Baik, apabila jumlah nilai = 17 – 24 2. Cukup, apabila jumlah nilai = 9 – 16 3. Kurang, apabila jumlah nilai = 0 – 8

2. Sikap Responden

Sikap diukur melalui 10 pertanyaan, jika setuju (a) nilai 2, ragu-ragu (b) nilai 1 dan tidak setuju (c) nilai 0. Berdasarkan jumlah nilai yang tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 20. Berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu:

1. Baik, apabila jumlah nilai = 14 – 20 2. Cukup, apabila jumlah nilai = 7 – 13 3. Kurang, apabila jumlah nilai = 0 – 6 3. Tindakan Responden

Tindakan diukur melalui 9 pertanyaan, jika menjawab ya nilai 1, dan tidak nilai 0. Berdasarkan jumlah nilai tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 9. Berdasarkan jumlah nilai tertinggi yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu:

(36)

2. Cukup, apabila jumlah nilai = 4 – 6 3. Kurang, apabila jumlah nilai = 0 – 3

3.7 Cara Kerja Pemeriksaan Sampel

3.7.1 Persiapan botol untuk pengambilan sampel.

a. Siapkan botol yang telah dilengkapi dengan tali dan pemberat logam yang diikatkan pada bagian bawah botol.

b. Botol ditutup dengan mempergunakan kapas dan selanjutnya dibungkus dengan kertas minyak.

c. Botol disterilkan pada oven hingga mencapai suhu 100o C dan

dipertahankan selama 1 jam.

d. Botol setelah dingin secara alami baru dapat dikeluarkan dari oven.

e. Botol sampel dimasukkan ke dalam tas sampel dan siap dipergunakan untuk pengambilan sampel di lapangan.

3.7.2 Pengambilan Sampel di Lapangan

a. Tenggelamkan botol sampel secara perlahan-lahan pada kedalaman 10 cm dari permukaan air sumur dan tidak boleh sampai menyentuh dasar dan dinding dari sumur untuk menghindari terjadinya kekeruhan pada air sampel. b. Setelah botol sampel terisi penuh, gulung kembali tali dan angkat botol

keatas.

(37)

d. Tutup kembali botol sampel dan segera diberikan label yang meliputi : Lokasi sampel, Nomor urut sampel, Pemilik sarana, Jenis sampel, Waktu pengambilan, dan Nama pengambil sampel.

e. Masukkan kembali botol sampel ke dalam tas sampel. f. Sampel dibawa dan diperiksa di laboratorium.

3.7.3 Pemeriksaan Sampel di Laboratorium

a. Air tanpa ditapiskan dituang ke media : 5 tabung Lactosa Broth

TripleStrenght 1 ml dan 1 tabung Lactosa Broth Triple Strenght 0,1 ml.

Kemudian dieramkan dalam inkubator dengan suhu 37oC selama 2 x 24 jam. b. Lactosa Broth yang menunjukkan positif gas selanjutnya ditanam dengan

cara diinokulasikan masing-masing ke dalam 2 tabung BGLB (Brilliyan

GreenLaktosa Broth), satu seri tabung BGLB dieramkan pada suhu 37oC dan satu seri dieramkan pada suhu 44oC selama 2 x 24 jam.

c. Dibaca dan dicatat berapa tabung BGLB yang menunjukkan positif gas, selanjutnya angka yang diperoleh dicocokkan dengan tabel MPN dan angka yang diperoleh menunjukkan untuk indeks MPN Coliform yaitu yang dieramkan pada suhu 37oC dan angka yang menunjukkan indeks MPN Coli tinja adalah yang dieramkan pada suhu 44oC.

3.8 Metode Analisis Data

(38)

1. Editing yaitu data yang telah dikumpul selanjutnya dilakukan pengolahan

sehingga jelas sifat – sifat yang dimiliki oleh data tersebut.

2. Coding yaitu melakukan pengkodean data untuk mempermudah dalam

menganalisis data.

3. Tabulasi yaitu mengelompokkan data tersebut kedalam tabel tertentu menurut

sifat – sifat yang dimilikinya.

4. Entry yaitu pemindahan data kedalam komputer untuk diolah dengan computer.

Pengolahan data menggunakan program Statistical Product and Service

Solutions (SPSS).

3.8.1 Analisa Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang distribusi frekuensi responden. Analisa ini dilakukan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel independen. Data yang telah dikumpulkan melalui angket dianalisis dengan metode deskriptif sehingga dapat diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai variabel penelitian berdasarkan data.

3.8.2 Analisa Bivariat

(39)

(derajat kepercayaan 95%). Bila nilai p < 0,05 maka hasil statistik dikatakan ada hubungan, dengan menggambarkan rumus (Soegiyono, 2010) :

X2= Σ

keterangan : x2 : Chi kuadrat

fo : Frekuensi yang diobservasi

fn : Frekuensi yang diharapkan

metode ini digunakan untuk mendapatkan probabilitas kejadian. Jika P > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara variabel. Sebaliknya jika P value < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara kedua variabel. Kemudian tabulasi silang dilakukan pada semua variabel yang akan dianalisa. Variabel tersebut meliputi variabel dependen berupa kualitas bakteriologi dengan variabel independen berupa jarak kandang ternak, perilaku responden, dan konstruksi sumur gali.

(40)

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Geografis

Secara geografis letak Kecamatan Teluk Mengkudu terletak pada bagian utara Kabupaten Serdang Bedagai. Luas wilayah Kecamatan Teluk Mengkudu adalah 66,95 km2, sebagian besar merupakan dataran rendah. Berdasarkan luas desa di Kecamatan Teluk Mengkudu, luas desa terbesar adalah Desa Matapao dengan luas 12,06 km2 dari total luas Teluk Mengkudu dan luas desa terkecil adalah Desa Sialang Buah dengan luas 1,68 km2.

Kecamatan Teluk Mengkudu mempunyai batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Beringin dan Kecamatan Sei Rampah.

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Rampah. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Perbaungan.

Desa Sialang Buah adalah salah satu Desa yang berada di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai, terletak di daratan tinggi dengan ketinggian 2 meter diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata berkisar 30oC dengan curah hujan rata-rata berkisar 2000mm/tahun.

(41)

2. Sebelah Selatan :Desa Pekan Sialang Buah, Pasar Baru, Pem. Guntung 3. Sebelah Barat :Desa Pekan Sialang Buah

4. Sebelah Timur :Desa Sentang dan Desa Pem. Guntung

4.1.2 Gambaran Demografi

Jumlah penduduk Kecamatan Teluk Mengkudu berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2013 sebanyak 41.851 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 21.078 jiwa (50,37%) dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 20.773 jiwa (49,63%).

(42)

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk distribusi frekuensi dari variabel atau besarnya proporsi masing-masing variabel yang diteliti.

4.2.1 Distribusi Karakteristik Responden

Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan tingkat pendidikan. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur,JenisKelamin, Pekerjaan dan Pendidikan di Desa Sialang BuahTahun2015

No Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)

(43)

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa dari 32 orang responden, mayoritas berumur 20-30 tahun yaitu sebanyak 56,3%, berdasarkan jenis kelamin, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 65,6%, berdasarkan pekerjaan, mayoritas responden adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 62,5% dan mayoritas pendidikan responden adalah SMP sebanyak 37,5%.

4.2.2 Distribusi Jarak Sumur Gali

Distribusi jarak sumur gali berdasarkan jarak sumur gali dengan kandang ternak. Jarak sumur gali tersebut diukur dengan menggunakan alat ukur meteran dan dinyatakan dalam satuan meter. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jarak Sumur Gali dengan Kandang Ternak diDesaSialang Tahun 2015

No Jarak Sumur Gali Jumlah (n) Persentase

(%)

1. Jarak > 10 meter (memenuhi syarat) 11 34,4 2. Jarak <10 meter (tidak memenuhi syarat) 21 65,6

Total 32 100

(44)

Tabel 4.3 Distribusi Total Coliform Berdasarkan Jarak Sumur Gali denganKandang Ternak di Desa Sialang Buah Tahun 2015

No No Responden Jarak Total Coliform

1. 28 3 350

(45)

4.2.3 Distribusi Perilaku Masyarakat

Perilaku masyarakat berdasarkan pengetahuan, sikap dan tindakan . Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang PenggunaanSumur Gali diDesa Sialang Buah Tahun 2015

No Pertanyaan a b c %

n % n % n %

1. Bagaimana sumur gali yang memenuhi syarat

13 40,6 18 56,3 1 3,1 100 2. Berapakah jarak

sumur gali dari sumber pencemar

10 31,3 19 59,4 3 9,4 100

3. Berapa kedalaman dinding sumur

6 18,8 23 71,9 3 9,4 100 4. Manfaat penggunaan

dinding sumur

8 25,0 23 71,9 1 3,1 100 5. Berapa tinggi minimal

bibir sumur gal

9 28,1 15 46,9 8 25,0 100 6. Berapa lebar minimal

lantai dan tepi lantai

8 25,0 14 43,8 10 31,3 100 7. Guna kerikil pada

bagian dasar sumur

7 21,9 17 53,1 8 25,0 100 8. Manfaat konstruksi

sumur gali

6 18,8 12 37,5 14 43,8 100 9. Manfaat air bersih 8 25,0 15 46,9 9 28,1 100 10. Jenis sarana air bersih

yang paling baik

7 21,9 16 50,0 9 28,1 100 11. Penyakit yang timbul 13 40,6 7 21,9 12 37,5 100 12. Manfaat memasak air

terlebih dahulu

(46)

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pengguna Air Sumur Gali di DesaSialang Buah Tahun 2015

No Pengetahuan Pengguna Air Jumlah (n) Persentase

(%)

1. Baik 2 6,3

2. Cukup 24 75,0

3. Kurang Baik 6 18,8

Total 32 100

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas diketahui bahwa pengetahuan pengguna air memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 2 orang (6,3%), memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 24 orang (75,0%) dan yang memiliki pengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 6 orang (18,8).

Tabel 4.6Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang Penggunaan Sumur GaliDiDesa Sialang Buah Tahun 2015

No Pertanyaan a b c %

n % n % n %

1. Setuju sumur gali memiliki konstruksi yang baik

17 53,1 11 34,4 4 12,5 100 2. Setuju menghindari

pengotoran dengan galian tinja 10m

21 65,6 7 21,9 4 12,5 100

3. Setuju sumur dilengkapi cincin

6 18,8 23 71,9 3 9,4 100 4. Setuju sumur dilengkapi

bibir

9 28,1 19 59,4 4 12,5 100 5. Setuju sumur dilengkapi

lantai

8 25,0 21 65,6 3 9,4 100 6. Pendapat menyemen lantai

1 m

10 31,3 17 53,1 5 15,6 100 7. Setuju timba harus

digantung

10 31,3 15 46,9 7 21,9 100 8. Setuju sumur memiliki

SPAL

5 15,6 17 53,1 10 31,3 100 9. Setuju kinstruksi baik

mencegah penyakit

8 25,0 14 43,8 10 31,3 100 10. Setuju air dimasak sebelum

diminum

(47)

Berdasarkan jawaban responden pada Tabel 4.6 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap responden dalam penggunaan air sumur gali di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai dapat di lihat pada Tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7Distribusi Frekuensi Sikap Pengguna Air Sumur Gali di DesaSialangBuah Tahun 2015

No Sikap Pengguna Air Jumlah (n) Persentase

(%)

1. Baik 11 34,4

2. Cukup 17 53,1

3. Kurang Baik 4 12,5

Total 32 100

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas diketahui bahwa sikap penggunaan air memiliki sikap baik yaitu sebanyak 11 orang (34,4%), sikap cukup yaitu sebanyak 17 orang (53,1%) dan sikap kurang baik yaitu sebanyak 4 orang (12,5%).

Tabel 4.8Distribusi Frekuensi Tindakan Responden tentang PenggunaanSumur Gali diDesa Sialang Buah Tahun 2015

No Pertanyaan Ya Tidak %

n % n %

1. Menggunakan air sumur untuk keperluan sehari-hari

27 84,4 5 15,6 100 2. Sumur diberi jarak minimal 10 m dari

sumber pencemar

18 56,3 14 43,8 100 3. Sumur gali dilengkapi dengan cincin

sedalam 3 m

17 53,1 15 46,9 100 4. Sumur gali dilengkapi dengan bibir

dengan tinggi 70 cm

18 56,3 14 43,8 100 5. Menyemen sekitar sumur gali dengan

(48)

Berdasarkan jawaban responden pada Tabel 4.8 diatas, maka dapatdisimpulkan bahwa tindakan responden dalam penggunaan air sumur gali di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai dapat di lihat pada Tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Tindakan Pengguna Air Sumur Gali di DesaSialang Buah Tahun 2015

No Tindakan Pengguna Air Jumlah (n) Persentase (%)

1. Baik 9 28,1

2. Cukup 14 43,8

3. Kurang Baik 9 28,1

Total 32 100

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas diketahui bahwa tindakan penggunaan air memiliki tindakan baik yaitu sebanyak 9 orang (28,1%), tindakan cukup yaitu sebanyak 14 orang (43,8%) dan tindakan kurang baik yaitu sebanyak 9 orang (28,1%).

4.2.4 Distribusi Konstruksi Sumur Gali

Konstruksi sumur gali berdasarkan keadaan dinding sumur gali, lantai sumurgali, bibir sumur gali, tutup sumur gali, saluran pembuangan limbah dan sumberpencemar. Hasil penelitian dapat dilihat tabel pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kondisi Konstruksi Sumur Gali Penduduk diDesaSialang Buah Tahun 2015

No Konstruksi Sumur Gali Jumlah (n) Persentase (%)

1. Lebar lantai Sumur Gali

a. < 1 meter dan tidak kedap air 18 56,3

b.> 1 meter dan kedap air 14 43,8

Total 32 100

2. Tinggi dinding Sumur Gali

a.< 3 meter dan tidak kedap air 11 34,4

b.> 3 meter dan kedap air 21 65,6

(49)

3. Tinggi bibir Sumur Gali

a.< 70 cm dan tidak kedap air 4 12,5

b.> 70 cm dan kedap air 28 87,5

Total 32 100

4. Letak Timba

a.Diletakkan di lantai 19 59,4

b.Digantung diatas Sumur Gali 13 40,6

Total 32 100

5. Tutup sumur

a.Tidak memiliki tutup 13 40,6

b.Memiliki tutup 19 59,4

Total 32 100

6. Saluran Limbah Sumur Gali

a.Tidak ada 19 59,4

b.Ada 13 40,6

Total 32 100

7. Memiliki Sumber Pencemar

a.Ada 21 65,6

b.Tidak ada 11 34,4

Total 32 100

(50)

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Konstruksi Sumur Gali Penduduk di Desa Sialang Buah Tahun 2015

No Kontruksi Sumur Gali Jumlah (n) Persentase (%)

1. Memenuhi syarat 12 37,5

2. Tidak memenuhi syarat 20 62,5

Total 32 100

Berdasarkan Tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besarkonstruksisumur gali tidak memenuhi syarat yaitu sebanyak 20 sumur (62,5%) danyang memenuhi syarat yaitu sebanyak 12 sumur (37,5%)

4.2.5 Distribusi Jumlah TotalColiform

Berdasarkan jumlah Coliform dalam air sumur gali yang dihitungmenggunakanmetode MPN, didapatkan hasil seperti pada Tabel 4.11 dibawah ini:

Tabel 4.12Distribusi Frekuensi Jumlah Total Coliformpada air Sumur GaliPenduduk diDesa Sialang Buah Tahun 2015

No Jumlah Coliform Jumlah (n) Persentase (%)

1. < 50/100 ml (memenuhi syarat) 5 15,6 2. > 50/100ml (tidak memenuhi syarat) 27 84,4

Total 32 100

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa jumlah Total Coliform yang < 50/100 ml (memenuhi syarat) yaitu sebanyak 5 sumur (15,6%) dan yang > 50/100ml (tidak memenuhi syarat) yaitu sebanyak 27 sumur (84,4%).

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabelindependen terhadap variabel dependen. Uji statistik yang dilakukan pada analisis

(51)

4.3.1 Analisis Hubungan Jarak Kandang Ternak Terhadap

KualitasBakteriologis AirSumur Gali

Berdasarkan hasil analisis hubungan jarak kandang ternak terhadap kualitasbakteriologis air sumur gali dapat dilihat pada Tabel 4.13 dibawah ini:

Tabel 4.13 Hubungan Jarak Kandang Ternak Terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur gali penduduk di Desa Sialang Buah Tahun 2015

Jarak

Berdasarkan Tabel 4.13 diatas menjelaskan dari 11 responden yang memiliki sumur gali > 10 meter terdapat 5 sumur yang memiliki kualitas bakteriologis air yang memenuhi syarat dan 6sumur yang tidak memenuhi syarat. Sedangkan dari 21 responden yang memiliki sumur < 10 meter terdapat 0yang memiliki kualitas bakteriologis air yang memenuhi syarat dan 21yang tidak memenuhi syarat. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapatnilai p = 0,001 (p< 0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara jarak kandangternak dengan kualitas bakteriologis pada air sumur gali penduduk di Desa SialangBuah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015.

4.3.2 Analisis Hubungan Perilaku Masyarakat Terhadap Kualitas Bakteriologis

AirSumur Gali

(52)

Perilaku dalam bentuk pengetahuan diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitubaik (skor 17 - 24), cukup (skor 9 - 16) dan kurang (0 - 8).

Tabel 4.14Hubungan Pengetahuan Pengguna Sumur Gali Terhadap KualitasBakteriologis Air Sumur gali penduduk di Desa Sialang Buah Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 4.14 diatas menjelaskan dari 2 responden yang memiliki pengetahuan baik terdapat 1 kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat dan 1 yang tidak memenuhi syarat. Sedangkan dari 24 responden yang memiliki pengetahuan cukup terdapat 4 kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat dan 20 yang tidak memenuhi syarat. Sedangkan dari 6 responden yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 6 kualitas bakteriologis yang tidak memenuhi syarat. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,232 (p< 0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kualitas bakteriologis pada air sumur gali penduduk di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015.

4.3.2.2 Perilaku dalam Bentuk Sikap

(53)

Tabel 4.15Hubungan Sikap Pengguna Sumur Gali Terhadap KualitasBakteriologis Air Sumur gali penduduk di Desa Sialang BuahTahun2015

Berdasarkan Tabel 4.15 diatas menjelaskan dari 11 responden yang memilikisikap baik terdapat 3 kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat dan 8 yang tidakmemenuhi syarat. Sedangkan dari 17 responden yang memiliki sikap cukup terdapat2 kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat dan 15 yang tidak memenuhi syarat.Sedangkan dari 4 responden yang memili sikap kurang baik terdapat 4 kualitas bakteriologis yang tidak memenuhi syarat. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,356 (p< 0,05), artinyatidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kualitas bakteriologis padaair sumur gali penduduk di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk MengkuduKabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015.

4.3.2.3 Perilaku dalam Bentuk Tindakan

Perilaku dalam bentuk tindakan diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu baik (skor 7 - 9), cukup (skor 4 - 6) dan kurang (0 - 3).

(54)

n % n % n %

Baik 4 44,4 5 55,6 9 100

0,017

Cukup 1 7,1 13 92,9 14 100

Kurang 0 0 9 100 9 100

Berdasarkan Tabel 4.16 diatas menjelaskan dari 9 responden yang memilikitindakan baik terdapat 4 kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat dan 5 yang tidakmemenuhi syarat. Sedangkan dari 14 responden yang memiliki tindakan cukup terdapat1 kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat dan 13 yang tidak memenuhisyarat. Sedangkan dari 9 responden yang memiliki tindakan kurang baik terdapat 9 yang tidak memenuhi syarat. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,017 (p< 0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara tindakan dengan kualitas bakteriologis pada air sumur gali penduduk di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk MengkuduKabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015.

4.3.3 Analisis Hubungan Konstruksi Sumur Gali terhadap Kualitas

Bakteriologis Air Sumur Gali

Berdasarkan hasil analisis hubungan konstruksi sumur gali dengan kualitas bakteriologis air sumur gali dapat dilihat pada Tabel 4.17 dibawah ini:

Tabel4.17 Hubungan KonstruksiSumur Gali Terhadap

(55)

Berdasarkan Tabel 4.17 diatas menjelaskan dari 12 responden yang memiliki konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat terdapat 5 sumur yang memiliki kualitas bakteriologis air yang memenuhi syarat dan 7sumur yang tidak memenuhi syarat. Sedangkan dari 20 responden yang memiliki konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi syarat terdapat 0 yang memiliki kualitas bakteriologis air yang memenuhi syarat dan 20 yang tidak memenuhi syarat. Hasil analisis bivariat dengan uji chi

square didapat nilai p = 0,002 (p< 0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara

(56)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa mayoritas responden berumur 20-30 tahun yaitu sebanyak 56,3%, berdasarkan jenis kelamin, mayoritas responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 65,6%, berdasarkan pekerjaan, mayoritas responden adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 62,5% dan mayoritas pendidikan responden adalah SMP sebanyak 37,5%. Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa responden adalah mayoritas berjenis kelamin perempuan dan bekerja sebagai ibu rumah tangga, sehingga mengerti dan peduli akan kesehatan lingkungan dan masih bisa menjaga kebersihan sarana dan prasarana dirumah termasuk sarana sumur gali.

5.2 Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali di Desa Sialang Buah

Mikroorganisme yang terdapat di dalam air berasal dari berbagai sumber seperti udara, tanah, sampah, lumpur, tanaman hidup atau mati, kotoran manusia atau hewan, dan sebagainya. Air dapat merupakan medium pembawa mikroorganisme petogenik yang berbahaya bagi kesehatan. Patogen yang sering ditemukan di dalam air adalah bakteri penyebab saluran pencernaan seperti Vibrio cholera, Shigella

dysenteriae, Salmonella typhosa dan Entamoeba histolytica. Untuk mencegah

(57)

Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong coliform dan hidup

secara normal di dalam kotoran manusia dan hewan, oleh karena itu disebut juga

koliform fekal. Bakteri koliform yang berasal dari hewan dan tanaman mati disebut

koliform nonfekal, misalnya enterobacter aerogenes (Fardiaz, 2011). Bakteri

coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup di dalam saluran pencernaan

manusia. Bakteri coliform merupakan bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, bakteri coliform fecal adalah indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fecal menjadi indikator pencemaran karena jumlah koloninya berkolerasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Contoh bakteri coliform adalah Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes (Pelezar, 2005).

Menurut Fardiaz (2011), tingginya kadarE. coli dapat disebabkan oleh aktifitas masyarakat dan hewan karena pada prinsipnya E.coli adalah salah satu bakteri patogen yang tergolong Coliform dan hidup secara normal dalam kotoran manusia maupun hewan sehingga digunakan sebagai indikator pencemaran air yang berasal dari kotoran hewan berdarah panas.

Pencegahan penyebaran penyakit melalui air dapat dilakukan dengan pemeriksaan kualitas air bersih dengan menggunakan parameter fisika, kimiawi, radioaktivasi dan mikrobiologi. Parameter mikrobiologi menggunakan bakteri total

coliform sebagai indikator organisme. Penentuan parameter mikrobiologi

(58)

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Kriteria mikrobiologi untuk air bersih yaitu dengan menggunakan bakteri coliform sebagai indikator dengan metode Jumlah Perkiraan Terdekat (JPT) atau Most

Probable Number (MPN)

Hasil pemeriksaan kualitas bakteriologis diketahui bahwa jumlah Total

Coliform yang < 50/100 ml (memenuhi syarat) yaitu sebanyak 5 sumur (15,6%) dan

yang > 50/100 ml (tidak memenuhi syarat) yaitu sebanyak 27 sumur (84,4%). Berdasarkan hasil pemeriksaan dilaboratorium dari 32 sampel yang diperiksa jumlah bakteri Total coliform adalah 35-1600 MPN/100 ml ,yang berarti air bersih tersebut telah tercemar oleh bakteri Total coliform. Hal ini terjadi karena adanya faktor yang mempengaruhi kualitas air seperti jarak dari sumber pencemaran seperti kandang ternak , konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi syarat dan perilaku masyarakat yang kurang baik terhadap penggunaan sumur gali. Sumber air bersih masyarakat ini tercemar oleh tinja dan mengandung bakteri Total coliform yang dapat mengakibatkan kualitas air bersih tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan sebagai sumber air bersih. Oleh karena itu, air bersih yang tercemar oleh bakteri

Total coliform harus diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi sebagai air minum.

(59)

mengandung mikroorganisme petogen maka akan ada kemungkinan resiko terjadi penularan penyakit, seperti penyakit diare, kolera, tipus, dan disentri.

5.3 Jarak Sumur Gali dengan Kandang Ternak di Desa Sialang Buah

Sebagian besar masyarakat Desa Sialang Buah menggunakan sumur gali sebagai sarana penyediaan air bersih dalam menunjang kehidupan sehari-hari, sehingga frekuensi pengambilan air sumur gali relatif sering, akibatnya laju aliran air tanah menjadi lebih cepat untuk mengisi kekosongan, sehingga jarak antara sumber pencemar dengan sumur gali harus diperhatikan (Chandra, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak sumur gali dengan kandang ternak < 10 (tidak memenuhi syarat) meter sebanyak 22 sumur (68,8%) dan 21 sumur diantaranya memiliki kadar Total Coliform yang tidak memenuhi syarat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jarak kandang ternak dengan sumur gali dengan nilai p = 0,001 (p< 0,05) yang berarti semakin jauh jarak kandang ternak dari sumur gali maka semakin sedikit jumlah total coliform, dan sebaliknya semakin dekat jarak kandang ternak dengan sumur gali jumlah total coliform semakin banyak. Berdasarkan hasil observasi dilapangan diketahui bahwa jarak terdekat sumur gali dengan kandang ternak adalah 3 meter dan terjauh adalah 18 meter. Terdapat 7 sumur gali dengan jumlah total

coliform tertinggi yaitu 1600/100 ml air masing – masing pada jarak 5, 5, 7, 7, 8, 8

(60)

terdapat sumber pencemaran lainnya seperti jarak sumur gali dari septic tank dan jamban. Jarak jamban yang berdekatan mempunyai pengaruh terhadap kandungan bakteri di dalam air sumur. Kontruksi jamban juga mempengaruhi kualitas air dimana jamban berbentuk lubang tempat penampungan kotoran manusia dibuat tidak memakai septik tank, yaitu dibuat dengan lubang penampungan biasa dan sebagian lagi dibuat dengan penampungan permanen dengan bagian dasar atau lantainya belum diplester. Hal ini menimbulkan resiko pencemaran air sumur, karena bak penampungan tinja dan lantai tidak kedap air. Jarak yang berdekatan disebabkan karena keterbatasan lahan yang membuat masyarakat membangun kandang ternak berada pada jarak kurang dari 10 meter dari sumber air bersih, sehingga memudahkan terjadinya pencemaran melalui tanah yang meresap ke dalam sumur gali. Kotoran ternak terutama hewan yang berdarah panas serta yang sering ditemukan pada manusia sebagai organisme patogen, terdapat mikroorganisme yang salah satunya adalah bakteri coliform dalam jumlah yang besar rata-rata sekitar 50 juta per gram (Soeparman, 2002). Selain jarak , hal ini terjadi karena faktor lain seperti konstruksi sumur dan perilaku pengguna sumur gali. Dengan demikian jarak sumur dengan kandang ternak yang jauh sekalipun tidak menjamin kualitas bakteriologis air memenuhi syarat.

(61)

keluar sampai kira-kira 2 meter pada titik yang berjarak sekitar 5 meter dari jamban dan menyempit pada kira-kira 11 meter. kontaminasi tidak bergerak melawan arah aliran air tanah. Setelah beberapa bulan, tanah sekitar jamban atau tempat pencemaran akan mengalami penyumbatan, dan sampel yang positif dapat diperoleh hanya pada jarak 2-3 meter dari lubang. Dengan kata lain, daerah kontaminasi tanah telah menyempit. Pola pencemaran secara kimiawi sama bentuknya dengan pencemaran bakteriologis, hanya jarak jangkaunya lebih jauh.

Menurut penelitian yang dilakukan Gotaas, dkk (2002) menemukan bahwa bakteri dapat dipindahkan sampai jarak 30 meter dari titik pembuangannya dalam waktu 33 jam. Selain itu terdapat penurunan cepat jumlah bakteri sepanjang jarak karena terjadi filtrasi yang selektif dan kematian bakteri.

(62)

Penelitian yang dilakukan Chiroma et al (2007) menyatakan bahwa sumur yang dibangun dekat dengan sumber pencemaran seperti limbah domestik, jamban dan genangan air memiliki kandungan total coliform yang tinggi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Prajawati (2008) yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara jarak lokasi sumur dengan sumber pencemar terhadap kualitas mikrobiologi air sumur.

5.4Konstruksi Sumur Gali terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali di

Desa Sialang Buah

Kondisi sumur gali ada yang memenuhi syarat dan ada yang tidak memenuhi syarat, hal ini dapat dilihat dari lokasinya seperti jarak terhadap sumber pencemar dan konstruksinya (Prajawati, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 20 sumur yang konstruksinya tidak memenuhi syarat, 20 sumur (100%) memiliki kualitas bakteriologis yang tidak memenuhi syarat dan dari 12 sumur yang konstruksinya memenuhi syarat, 7 sumur (58,3%) diantaranya memiliki kualitas bakteriologis yang tidak memenuhi syarat. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,002 (p< 0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara konstruksi sumur gali dengan kualitas bakteriologis pada air sumur gali.

(63)

yang masuk kedalam lewat pori-pori tanah dan meresap kedalam dinding yang tidak kedap air sehingga akan mempengaruhi kualitas bakteriologis air. Sebagian sumur memiliki ketinggian air didalam sumur tidak mencapai 3 meter yang nantinya akan membuat bakteri dapat bertahan hidup di kedalaman kurang dari 3 meter. Menurut Depkes 1990 dalam Entjang (2001) menyatakan syarat fisik sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan seperti kondisi lantai harus kedap air dengan lebar minimal 1 meter dari tepi bibir sumur, tidak retak/bocor, mudah dibersihkan,tidak tergenang air, dan kemiringan 1-5% kearah saluran pembuangan air limbah agar air bekas dapat mudah mengalir ke saluran air limbah. Dinding sumur minimal sedalam 3 meter dari permukaan lantai atau tanah, dibuat dari bahan kedap air dan kuat (tidak mudah retak/longsor) untuk mencegah merembesnya air ke dalam sumur. Dinding sumur yang kedap air dan lantai kedap air akan mencegah bakteri masuk kedalam sumur gali dan akan mempengaruhi kualitas air sumur.

Meskipun keadaan bibir sumur gali responden dominan memiliki tinggi lebih dari 70 cm dan kedap air dan keadaan tutup sumur sebagian memiliki tutup. Namun pencemaran air sumur dapat saja terjadi karena keadaan konstruksi yang lain tidak memenuhi syarat seperti letak timba dilantai, seharusnya pengambilan air dengan timba sebaiknya harus selalu digantung dan tidak diletakkan di lantai sumur. Hal ini untuk mencegah pencemaran air melalui timba (Entjang, 2001).

(64)

meresap melalui pori-pori tanah dan dapat mencapai air sumur bila konstruksi dinding sumur tidak kedap air. Sumur gali masyarakat tidak memenuhi syarat karena masih memiliki sumber pencemar lain seperti jarak sumur dengan septik tank dan tempat pembuangan sampah karena akan mempengaruhi kualitas bakteriologis air sumur (Entjang, 2001).

Kondisi fisik atau konstruksi sumber air bersih yang tidak memenuhi standar kesehatan juga dapat menjadi sumber pencemar karena air yang sudah tercampur dengan bakteri atau sumber pencemaran lain dapat merembes melalui pori-pori dinding, bibir dan lantai sumber air bersih yang tidak kedap air dan masuk kedalam sumber air bersih sehingga menyebabkan pencemaran (Radjak, 2013).

(65)

banyak air diambil dari sumur yang berarti berpengaruh juga terhadap merembesnya bakteri koliform ke dalam sumur. Banyaknya jumlah pemakai sumur juga mempengaruhi kemungkinan terjadinya pencemaran sumur secara kontak langsung antara sumber pencemar dengan air sumur, misalnya saat melalui ember atau tali yang digunakan. Sumur yang digunakan cukup lama dan volume air yang diambil relatif banyak, menyebabkan aliran air tanah disekitar sumur semakin mendominasi. Selain itu sumber pencemar yang ada disekitar sumur juga semakin banyak sejalan dengan perkembangan aktivitas manusia seperti mencuci dan mandi. Hal ini memberi peluang lebih besar terhadap merembesnya bakteri koliform dari sumber pencemar kedalam sumur gali. Sumur yang digunakan dalam waktu yang relatif lama kemungkinan mengalami pencemaran, selain bertambahnya sumber pencemar juga lebih mudahnya sumber pencemar merembes kedalam sumur mengikuti aliran air tanah yang berbentuk memusat kearah sumur.

Hasil penelitian Nining (2007) yang menyatakan bahwa konstruksi sumur gali paling memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kandungan bakteriologis air sumur gali. Penelitian Idhamsyah (2008) menyatakan bahwa konstruksi sumur memberikan pengaruh bermakna terhadap kualitas bakteriologis air sumur gali.

(66)

sumur, dinding sumur yang tidak kedap air dan tidak adanya saluran pembuangan air limbah.

5.5 Perilaku Masyarakat terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali di

Desa Sialang Buah

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behavior) adalah respon seseorang terhadap lingkungan yang berhubungan dengan air bersih yaitu penggunaan air bersih untuk kesehatan. Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Kusnoputranto, 2000).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perilaku dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan menunjukkan hanya perilaku dalam bentuk tindakan yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap kualitas bakteriologis air sumur gali dengan hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p = 0,017 (p< 0,05).

(67)
(68)

seperti kandang ternak mereka. Kebiasaan masyarakat yang melakukan aktivitas dipinggir sumur seperti mandi dan mencuci menyebabkan air bekas mandi dan cucian mengalir kembali kedalam sumur dan menyebabkan pencemaran.

Hasil penelitian Idhamsyah (2008) juga menyatakan bahwa perilaku dalam bentuk tindakan memiliki pengaruh yang bermakna terhadap kualitas bakteriologis air sumur gali. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Nining (2007) yang menyatakan perilaku dalam bentuk tindakan merupakan faktor yang paling mempengaruhi. Tindakan merupakan perilaku dalam bentuk aktif yang dapat diobservasi secara langsung berupa tindakan nyata. Tindakan baik atau buruk terhadap pengelolaan sarana air bersih sumur gali akan mempengaruhi baik buruknya kualitas bakteriologis air sumur gali.

Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan air dan sanitasi lingkungan menyebabkan masyarakat tidak menyadari adanya pencemaran. Masyarakat menjadi terbiasa untuk menggunakan air yang tercemar untuk keperluan sehari-hari, tanpa adanya upaya dan tindakan untuk memperbaiki kualitas air yang tercemar. Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan dikarenakan sebagian besar responden berpendidikan SD dan SMP.

(69)
(70)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Jarak sumur gali dengan kandang ternak< 10 meter sebanyak 21 sumur (65,6%) dan jarak > 10 meter sebanyak 11 sumur (34,4%).

2. Perilaku masyarakat tentang konstruksi sumur gali cukup baik. Hal ini didapat dari sebagian responden memiliki pengetahuan cukup 75,0%, sikap cukup 53,1% dan tindakan cukup 43,8%.

3. Konstruksi sumur gali di Desa Sialang Buah sebagian besar konstruksi sumur gali tidak memenuhi syarat 62,5% dan 37,5% yang memenuhi syarat berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Depkes RI, 1990.

4. Jumlah total coliform air sumur gali yang memenuhi syarat yaitu sebanyak 5 sumur (15,6%) dan yang tidak memenuhi syarat yaitu sebanyak 27 sumur (84,4%).

5. Jarak sumur gali dengan kandang ternak memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas bakteriologis air sumur gali.

6. Perilaku dalam aspek tindakan memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas bakteriologis air sumur gali.

7. Konstruksi sumur gali memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas bakteriologis air sumur gali.

6.2 Saran

(71)

1. Melakukan perbaikan sumur gali dengan memperbaiki konstruksi sumur gali (dinding sumur, lantai sumur, bibir sumur, dan SPAL kedap air).

2. Menempatkan kandang ternak atau bak penampung kotoran ternak lebih dari 10 meter dari sumur gali.

3. Melakukan pengolahan air sumur yang tidak memenuhi syarat dengan penambahan kaporit.

Bagi Dinas Kesehatan:

1. Melakukan penyuluhan secara berkala tentang sanitasi lingkungan dan sarana air bersih (sumur gali) yang benar.

2. Melakukan pemeriksaan kualitas air sumur gali secara berkala.

(72)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyediaan Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak (Permenkes RI, 1990). Air bersih merupakan salah satu bahan pokok yang dibutuhkan manusia sepanjang masa, baik langsung maupun tidak langsung. Sumber air yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah air permukaan (sungai,air laut,waduk/danau dan sebagainya), air tanah dan air hujan. Apabila tidak diperhatikan maka air dari sumber diatas mungkin dapat mengganggu kesehatan manusia. Untuk mencegah timbulnya gangguan penyakit yang disebabkan atau ditularkan melalui air, maka air yang dipergunakan khususnya untuk air minum harus memenuhi syarat-syarat kesehatan (Depkes RI, 1993).

(73)

2.2 Sumber Air

Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang dinamakan “siklus hidrologi (hydrologie cycle)”.Sekalipun air jumlahnya relatifkonstan, tetapi air tidak diam, melainkan bersirkulasi akibat pengaruh cuaca sehingga terjadi suatu siklus yang disebut siklus hidrologi.Siklus ini penting, karena ialah yang memasok daratan dengan air. Prinsip dasar siklus hidrologi adalah berupa proses sirkulasi dari penguapan, kondensasi, presipitasi, maupun pengaliran.

Sinar matahari sebagai sumber energi akan memanasi permukaan bumi termasuk air permukaan, seperti air sungai, danau dan laut kemudian mengalami penguapan atau evaporasi. Penguapan dari hasil proses biologis seperti hewan, tumbuhan dan manusia juga terjadi disebut transpirasi.

Air yang diperuntukkan untuk dikonsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut antara lain:

a. Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit. b. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun. c. Tidak berasa dan tidak berbau.

d. Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga. e.Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen Kesehatan RI.

(74)

kita manfaatkan pada dasarnya dapat dibedakan sesuai dengan dimana letak air diambil, antara lain sebagai berikut (Sutrisno, 2004):

a. Air Hujan

Air hujan merupakan penyubliman awan atau uap air murni yang ketika turun dan melalui udara akan melarutkan benda-benda yang terdapat di udara. Diantara benda-benda yang terlarut di udara tersebut adalah gas (O2, CO2, N2 dan lain-lain),

jasad renik dan debu.

Kelarutan gas CO2 di dalam air hujan akan membentuk asam bikarbonat

(H2CO3) yang akan menjadi air hujan bersifat asam. Beberapa macam gas oksida

dapat berada pula di dalam udara, diantaranya yang penting adalah oksida belerang (SO2) dan oksida nitrogen (NO2).

b. Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang berada dipermukaan bumi, seperti air sungai, air wadu/danau, air laut dan sebagainya. Air ini pada dasarnya merupakan air hujan yang jatuh ke bumi atau yang berasal dari air tanah. Air permukaan lebih banyak digunakan sebagai sumber air baku untuk sistem sarana penyediaan air bersih di perkotaan maupun pedesaan. Air permukaan sangat mudah mengalami pencemaran, baik oleh aktivitas manusia, hewan maupun karena proses alamiah seperti erosi. c. Air Tanah

(75)

(aquifer).Sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi akan menyerap ke dalamtanah dan akan menjadi air tanah. Air tanah terbagi menjadi 3 yaitu ;(Sutrisno, 2004):

1. Air Tanah Dangkal

Terjadi karena daya proses peresapan air di permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga tanah akan jernih. Air tanah dangkal akan terdapat pada kedalaman 15 meter. Sebagai sumber air bersih, air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas cukup baik. Dari segi kuantitas kurang baik tergantung pada musim.

2. Air Tanah Dalam

Terdapat setelah lapisan rapat air yang pertama.Pengambilan air tanah dalam tak semudah pada air tanah dangkal. Dalamhal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa pada kedalaman 100 – 300 meter.Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur keluar, sumur ini disebut sumur artesis.Ditinjau dari segi kualitasnya pada umumnya lebih baik dari tanah dangkal.

3. Mata Air

Mata air adalah tempat dimana air tanah keluar ke permukaan tanah secaraalamiah dan biasanya terletak dilereng gunung atau tepi sungai.

Berdasarkan munculnya ke permukaan, air tanah terbagi atas 2 yaitu :

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur,JenisKelamin, Pekerjaan dan Pendidikan di Desa Sialang
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jarak Sumur Gali dengan Kandang Ternak diDesaSialang Tahun 2015
Tabel 4.3 Distribusi Total Coliform Berdasarkan Jarak Sumur Gali denganKandang Ternak di Desa Sialang Buah Tahun 2015
Tabel 4.4 PenggunaanSumur Gali diDesa Sialang Buah Tahun 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Thomas Ari (2017), konsep green port memiliki tujuan pengelolaan pelabuhan yang lebih baik, berdasarkan Standard Operating Procedure (SOP), dalam hal ini

Dengan cara yang sama perkiraan harga alat proses yang lainya dapat dilihat dalam tabel LE-3 dan tabel LE-4 untuk perkiraan harga peralatan utilitas pada Pabrik Kelapa Sawit..

para konsumen dan membuat konsumen puas atas jasa yang di tawarkan, Hubungan jangka Panjang yang di lakukan dengan para pengusaha sejenis seperti hubungan kerjasama dari pemenuhan

Modul Ekonomi SMA Kelas XI v KETENAGAKERJAAN Penduduk Sebagai Sumber Daya dalam Pembangunan Ekonomi Kesempatan Kerja Indikator Ketenagakerjaan Pengangguran Jenis

Pemanfaatan air hujan sudah didukung dengan terbangunnya kolam penampung buatan sejumlah delapan buah kolam yang terletak di beberapa titik di dalam wilayah ITS

Partisipasi anggota kelompok ternak sapi Parna Saiyo masih rendah jika dilihat dari jumlah anggota kelompok yang ada, namun walaupun demikian dari 70% anggota yang hadir

Analisis QSPM memperingkatkan delapan strategi yang dapat diimplementasikan oleh Fishing Valley dengan prioritas sebagai berikut: (1) meningkatkan kebersihan kolam