• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga terhadap Kecemasan Istri Saat Menghadapi Menopause di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga terhadap Kecemasan Istri Saat Menghadapi Menopause di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

88

Lampiran 12

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Biodata Diri:

Nama : Arliston Damri

Tempat, Tanggal Lahir : Tomuan, 24 Juni 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Jamin Ginting Gg Maju No 16, Medan

Alamat Email

Status Pendidikan : Semester II (Ekstensi) Fakultas/Jurusan Keperawatan/Ilmu

Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Riwayat Pendidikan:

1. Tahun 1997 - 2003 : SD Negeri Soposorik Mandailing Natal 2. Tahun 2003 - 2006 : SMP Swasta Berkat Aek Bingke Madina 3. Tahun 2006 - 2009 : SMA Negeri 01 Panyabungan Utara

4. Tahun 2009 - 2012 : D-III Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU).

5. Tahun 2014 - 2016 : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Fakultas Keperawatan USU

(2)

89

Lampiran 11

TAKSASI DANA

1. Persiapan Proposal :

a. Biaya Kertas dan sewa printer : Rp. 100.000,-

b. Fotokopi Sumber Tinjauan Pustaka : Rp. 50.000,-

c. Perbanyakan Proposal dan Penjilidan : Rp. 100.000,-

d. Biaya Internet : Rp. 100.000,-

e. Konsumsi saat sidang Proposal : Rp. 200.000,-

2. Pengumpulan Data:

a. Izin Penelitian di Kelurahan Harjosari 1 : Rp. 50.000,-

b. Transportasi : Rp. 100.000,-

c. Penggandaan Kuesioner : Rp. 150.000,-

d. Cendera mata responden : Rp. 150.000,-

3. Persiapan Skripsi:

a. Biaya kertas dan sewa printer : Rp. 300.000,-

b. Penggandaan Skripsi dan Penjilidan : Rp. 200.000,-

c. Biaya sidang skripsi : Rp. 450.000,-

d. Konsumsi saat sidang skripsi : Rp. 300.000,- +

Jumlah : Rp. 2.250.000,-

Biaya Tak terduga 10 % dari seluruh biaya : Rp 205.000,- + Jadi Jumlah total keseluruhan Taksasi Dana adalah : Rp 2.455.000,-

(3)

90 Spearman's rho Koding Dukungan Sosial Correlation Coefficient 1,000 -,513(**)

Sig. (2-tailed) . ,000

N 52 52

Koding Tingkat Kecemasan

Correlation Coefficient -,513(**) 1,000

Sig. (2-tailed) ,000 .

Reliability Statistics Dukungan Sosial Keluarga

(4)

91

[DataSet1] D:Uji Normalitas

Case Processing Summary

a Lilliefors Significance Correction

Observed Value

Normal Q-Q Plot of DukSosial

(5)

92 1.2

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

-0.2

66

63

60

57

54

9

15

(6)

93

Kecemasan

Observed Value

2

1

0

-1

-2

Expected

Normal

Normal Q-Q Plot of Kecemasan

0.9

0.6

0.3

0.0

-0.3

-0.6

(7)

94 50

45

40

35

30

25 1428826 22

3

(8)

95

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KECEMASAN ISTRI MENGHADAPI MASA MENOPAUSE di KELUARHAN HARJOSARI 1, KEC MEDAN AMPLAS.

Oleh: Arliston Damri

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan istri menghadapi masa menopause. Saya mengharap jawaban/tanggapan yang saudara berikan sesuai dengan pendapat saudara sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas saudara. Informasi yang saudara berikan hanya akan dipergunakan untuk pengembangan Ilmu Keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat bebas untuk ikut menjadi peserta penelitian atau menolak, tanpa ada sanki apapun. Jika saudara bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan saudara menandatangani kolom di bawah ini.

Tanda Tangan :

Tanggal :

No. Responden :

(9)

96

KUISIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGATERHADAP KECEMASAN ISTRI MENGHADAPI MASA MENOPAUSE di KELURAHAN HARJOSARI 1

KEC, MEDAN AMPLAS

Petunjuk pengisian:

1. Saudari diharapkan bersedia mengisi seluruh pertanyaan dibawah ini 2. Beri tanda check list (√) pada jawaban yang anda anggap benar 3. Isilah jawaban tanpa bekerjasama dengan orang lain

4. Jika ada hal yang kurang jelas, silahkan bertanya pada peneliti

Kode : Tanggal : Alamat : I. KUISIONER DATA DEMOGRAFI

(10)

97

Perguruan Tinggi 5. Pekerjaan:

Pegawai Negeri Sipil Pegawai Swasta Wiraswasta

Ibu Rumah Tangga Lain-lain

6. Penghasilan keluarga: < Rp. 900.000

8. Jumlah Keluarga yang tinggal dengan Istri yang saat menghadapi Menopause sendiri

1-2 Orang >3 orang

(11)

98 II. KUISIONER DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA

Petunjuk pengisian: Berilah tanda silang () pada kolom jawaban yang tersedia sesuai dengan situasi dan kondisi yang anda alami, dimana SS: Sangat Setuju, S: Setuju, TS: Tidak Setuju, STS: Sangat Tidak Setuju.

NO PERNYATAAN STS TS S SS 1 Dukungan Instrumental:

a. Keluarga memberikan saran untuk berkonsultasi dengan dokter tentang

tanda dan gejala menopause yang saya alami

b. Keluarga memberikan waktu untuk saya bergaul dengan ibu-ibu yang

juga mengalami menopause

c. Bila saya sakit akibat menopause yang saya alami, keluarga merawat

dan menyediakan semua kebutuhan yang saya perlukan

d. Sejak mengalami menopause, keluarga membantu saya menyelesaikan

tugas rumah tangga

e. Ketika saya mengalami menopause, keluarga selalu menyiapkan nutrisi

yang cukup yang berhubungan dengan menopause

2. Dukungan Informasional

a. Ketika saya merasa khawatir dalam menjalani periode menopause

keluarga selalu memberikan masukan untuk penyelesaian masalah yang sedang saya alami.

b. Keluarga turut mencari informasi tentang perubahan yang terjadi selama

masa menopause

c. Keluarga selalu memberikan masukan sehingga saya mampu untuk

mengambil keputusan secara mandiri

d. Keluarga saya memberikan penguatan kepada saya bahwa menopause

adalah hal yang normal bagi wanita seusia saya

e. Keluarga meluangkan waktu untuk membicarakan dan mencari solusi

tentang masalah menopause yang saya alami

3. Dukungan Penilaian

a. Keluarga dapat memahami perubahan pada diri saya seperti mudah

emosi, cemas, stress dan lain-lain

b. Walaupun saya telah memasuki masa menopause anak dan kelaurga

saya tetap menganggap saya sebagai istri dan ibu

yang baik serta bertanggung jawab terhadap keluarga

c. Keluarga menerima perubahan yang terjadi pada diri saya, sehingga

membuat saya lebih percaya diri menghadapi masa menopause

d. Keluarga kurang mengikut sertakan saya dalam pengambilan keputusan

dalam keluarga setelah saya mengalami menopause

(12)

99

e. Keluhan- keluhan saya seperti pusing, sakit kepala tidak ditanggapi dengan serius oleh keluarga menurutnya hal yang biasa saja.

4. a.

Dukungan Emosional

Keluarga memberikan kasih sayang walaupun saya telah mengalami menopuase

b. Perhatian dan kasih sayang dari keluarga saya membuat saya tenang

menghadapi perubahan-perubahan di masa menopause

c. Pujian dari keluarga membuat saya tetap merasa dihargai dan

diperhatikan disaat saya menjalani periode menopause

d. Keluarga memberikan kasih sayang walaupun saya telah mengalami

menopause

e. Kedekatan dan kehangatan dalam keluarga sayamembuat saya merasa

bahagia menjalani masa menopause.

(13)

100

III. KUISIONER KECEMASAN ISTRI MENGHADAPI MENOPAUSE

Petunjuk pengisian: Berilah tanda silang () pada kolom jawaban yang tersedia sesuai dengan situasi dan kondisi yang anda alami dalam menghadapi masa menopause, dimana HTP: Hampir Tidak Pernah, KK: Kadang-Kadang, SR: Sering, SL: Selalu.

No PERNYATAAN HTP KK SR SL

1 Saya merasa bahagia dan menyenangkan walaupun

menopause tetap terjadi dalam hidup saya

2 Saya merasa gugup dan resah karena sudah tidak menstruasi lagi

3 Saya yakin dengan diri sendiri kalau saya mampu menjalani masa menopause dengan baik

4 Saya ingin dapat merasakan kegembiraan seperti yang dirasakan orang lain saat menjalani masa menopause

5 Saya merasa menyusahkan keluarga bila saya mengalami sakit setelah menopause

6 Saya merasa ketakutan ketika tidak mengalami menstruasi lagi

7 Saya merasa tenang dan merasakan suatu kesejukan disaat keluarga menerima perubahan berat badan dan emosional yang saya alami

8 Saya merasa kwatir, sehingga saya tidak dapat mengatasi disaat keputihan terjadi dalam diri saya yang membuat ketidaknyamanan pada diri dan suami saya saat berhubungan intim

9 Saya sangat merasa khawatir bila tidak dapat menjalankan peran saya sebagai seorang istri setelah menopause

10 Saya merasa gembira karena ketika saya menagalami stres dan kekwatiran, keluarga selalu ada setiap saya membutuhkannya

(14)

101

11 Saya merasa pikiran saya sering kacau dan selalu marah-marah tanpa ada sebab

12 Saya merasa tidak percaya diri dengan perubahan kulit (Keriput), emosional dan berat badan yang saya alami

13 Saya merasa aman karena keluarga memberikan perhatian penuh selama menjalani masa menopause

14 Saya selalu dilibatkan saat mengambil keputusan, walaupun saya telah menopause

15 Saya tidak merasa aman saat memikirkan menopause yang saya alami

16 Saya merasa puas karena dapat melewati setiap perubahan yang terjadi sampai akhirnya memasuki menopause

17 Beberapa masalah tidak penting seperti dijahui keluarga, tidak diperhatikan keluarga terlintas dalam pikiran dan mengganggu saya

18 Saya merasa tersiksa dengan berbagai keluhan fisik yang saya alami seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba diseluruh tubuh saya

19 Saya merasa kuat dalam menjalani masa menopause

20 Otot syaraf saya terasa tegang dan pikiran saya kacau karena saya terlalu banyak berpikir dan mencurahkan perhatian pada sesuatu hal yang tidak penting seperti kecemasan terhadap penampilan saya.

(15)

102

(16)

103

(17)

104

(18)

105

(19)

106

(20)

107

(21)

108

(22)

109

(23)

110

(24)

111

(25)

111

Master Table Kecemasan Reliabilty

(26)

112

Master Table Dukungan Sosial Keluarga Reliabilitas

(27)
(28)
(29)

115

47 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 1 2 1 2 2 2 34 Ringan 48 2 1 2 1 2 1 2 2 1 3 2 2 2 3 1 2 1 1 2 1 34 Ringan 49 2 1 2 1 1 1 1 1 1 3 2 2 4 3 1 2 1 2 2 1 34 Ringan 50 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 34 Ringan 51 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 3 2 1 2 1 1 2 1 33 Ringan 52 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 3 1 2 1 1 2 2 34 Ringan

Master Table Dukungan Sosial Keluarga

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Skor Katergori

1 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 2 4 3 1 3 4 3 3 4 3 61 Baik

2 3 3 4 3 2 3 2 4 3 2 2 4 3 1 4 4 4 3 3 4 61 Baik

3 3 3 4 3 1 3 2 4 3 2 2 3 3 1 4 3 3 4 4 4 62 Baik

4 3 4 3 3 1 3 2 4 3 2 2 4 3 1 4 4 3 3 3 4 64 Baik

5 3 4 3 4 1 3 2 3 4 2 2 4 3 1 3 3 4 4 4 3 60 Baik

6 3 3 4 3 1 3 2 4 4 2 2 4 3 1 3 3 3 4 4 3 60 Baik

7 3 3 3 4 2 3 2 4 3 2 2 4 4 1 3 3 4 3 3 4 60 Baik

8 3 4 4 4 1 3 2 4 4 2 2 4 3 1 4 3 3 4 2 4 59 Cukup

9 3 4 4 4 2 1 3 4 4 2 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 67 Baik

10 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 2 4 3 1 3 4 3 4 4 4 60 Baik

11 3 3 3 3 2 4 2 4 3 2 2 4 3 1 3 3 4 3 4 3 61 Baik

12 3 3 3 4 2 3 2 4 3 2 2 2 3 1 3 4 4 4 4 4 60 Baik

(30)

116

13 3 2 3 2 2 4 2 3 4 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 60 Baik

14 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 2 4 2 1 4 3 3 4 4 3 60 Baik

15 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 1 3 4 4 3 3 4 65 Baik

16 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 3 4 4 3 3 4 64 Baik

17 3 3 4 3 2 3 2 4 4 2 2 4 3 1 4 2 3 3 3 3 59 Cukup

18 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 2 4 3 1 3 3 3 3 4 4 63 Baik

19 3 3 3 3 2 3 2 4 4 2 2 4 3 1 4 3 3 4 4 3 60 Baik

20 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 1 4 3 1 3 3 4 3 3 60 Baik

21 3 3 3 4 3 3 1 4 3 3 3 4 3 1 4 4 3 3 3 4 62 Baik

22 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 4 4 1 3 4 3 4 3 3 57 Cukup

23 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 4 1 4 4 3 4 3 2 60 Baik

24 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 2 4 3 2 3 4 3 3 4 3 61 Baik

25 3 3 3 4 2 2 2 3 2 2 2 4 2 1 3 3 4 3 3 3 61 Baik

26 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 61 Baik

27 3 3 3 4 2 3 2 3 4 2 2 4 3 1 3 3 4 3 3 3 62 Baik

28 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 4 2 1 3 3 3 3 4 3 58 Cukup

29 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 4 4 1 3 3 4 4 4 4 60 Baik

30 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 4 3 1 3 4 3 4 3 3 61 Baik

31 3 3 3 4 2 3 2 3 3 2 2 3 4 1 3 3 3 4 3 4 64 Baik

32 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 4 3 1 3 3 3 4 3 4 60 Baik

33 3 3 4 3 2 3 2 3 4 1 2 4 3 1 3 3 4 3 3 3 59 Cukup

34 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 3 4 1 3 3 4 3 3 3 60 Baik

(31)

117

35 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 4 3 1 3 3 4 3 3 4 60 Baik

36 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 4 4 1 4 4 3 3 4 3 61 Baik

37 3 3 3 4 2 3 2 4 3 2 2 4 4 1 3 3 4 3 3 3 62 Baik

38 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 4 3 1 3 3 4 3 3 3 60 Baik

39 3 3 4 4 2 2 2 3 3 3 3 4 4 1 3 3 3 3 4 3 60 Baik

40 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 4 3 1 3 3 3 3 3 3 60 Baik

41 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 4 3 1 3 3 3 3 3 4 60 Baik

42 3 3 3 4 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 4 57 Cukup

43 3 4 3 3 2 3 2 4 3 2 3 4 3 1 3 3 4 3 3 4 60 Baik

44 3 3 4 4 2 3 3 4 3 2 2 4 3 1 3 3 3 3 3 4 60 Baik

45 3 3 2 4 2 3 2 4 3 2 2 4 4 1 3 3 3 4 4 3 60 Baik

46 3 3 3 4 2 2 2 4 4 2 2 4 3 1 4 3 3 3 4 3 60 Baik

47 3 3 3 4 2 3 2 4 2 2 2 4 3 1 3 4 3 3 4 3 61 Baik

48 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 2 4 3 1 3 3 4 3 3 4 60 Baik

49 3 3 3 4 2 3 2 4 2 2 2 4 3 1 3 3 3 3 4 4 60 Baik

50 3 4 3 4 2 1 2 2 2 1 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 60 Baik

51 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 4 3 1 4 3 3 3 4 3 4 61 Baik

52 3 3 3 4 2 1 2 2 2 1 4 4 2 2 4 4 4 3 3 3 60 Baik

(32)

83

DAFTAR PUSTAKA

Addy. (2009). Gambaran pengetahuan ibu tentang menopause. Di ambil tanggal 20 Januari

2016 dari

Andarmoyono, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Andrews, Gilly. 2009. Buku Ajaran Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Anwar, M. (2007). Membincangkan menopause dan andropause. Di ambil tanggal 20 Januari 2016 pukul 15.00 dari

Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahlan, Sopiyuddin. M. 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian

Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Dahlan, Sopiyuddin. M. 2004. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika

Departemen pendidikan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Indonesia. Balai Pustaka

Dewi, Septina Qoriesa. 2013. Tingkat pengetahuan ibu umur 45-55 tahun Tentang Menopause di

Dukuh Sengon Duyungan Sidoharjo Sragen. Diunduh tanggal 15-05-2015 pukul 09.25

wib dari

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. (2009). Buku Pedoman Penulisan proposal

dan Skripsi Sarjana Keperawatan. Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) Fakultas

Keperawatan USU, Medan .

Friedman, marylin M. 2010. Keperawatan Keluarga, Riset, Teori dan Praktik. Jakarta :EGC Harmono. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Harudisman. 2014. Pengantar Kesehatan Reproduksi Seksologi dan Embiorologi. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Harlock, E. B. (1999). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang

kehidupan, Edisi 5., Jakarta: Erlangga

Hastuti, Weni. 2014. Gambaran Tingkat Kecemasan pada Ibu Masa Menopause di Dukuh

Pilang sari 06 RW 01 Potronayan Nogosari Boyolali. Diunduh tanggal 13-05-2015

(33)

84

pukul 11.00 wib dari

Hastutik, D. (2009). Hubungan antara kecenderungan berfikir positif dengan kecemasan

menjelang menopause. Diambil tanggal 20 Januari 2016 pukul 15.10 wib dari

Hidayat, A. A. A. 2007. Riset Keperawatan dan Tehnik penulisan Ilmiah. Jakarta: Selemba Medika.

Hutapea, R. (2005). Sehat dan ceria di usia senja. Jakarta: PT Rineka Cipta

Hursepuny H A S (2012. GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA PEGAWAI Yang

Bekerja Di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas Iia Bandung. Diunduh tanggal 16 Februari 2016 dari jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/download/669/71.

Indriyani, Diyan & Asmuji. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Janiwarty, Bethsaidah & Zan Pietter, Herri. 2013. Pendidikan Psikologi untuk Kebidanan –

Suatu Teori dan Terapannya. Yogyakarta: Rapha Publishing.

Kasdu, D. (2002). Kiat sehat dan bahagia di usia menopause, Edisi 1., Bekasi: Puspa Swara Keontjaraningrat. (2002). Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan

Kusmiran, eni. 2011. Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta: PT Master Grafis

L, Jhonson & R, Leny. 2010. Keperawatan Keluarga : Plus Contoh Askep Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika.

Larasati, tika. 2009. Jurnal Kwalitas Hidup pada Wanita yang Sudah Memasuki masa

Menopause. Diunduh tanggal 07-07-2015 pukul 16.00 wib dari

Lianawati. E. (2008). Menyambut menopause tanpa rasa cemas. Diambil tanggal 21 Januari

2016 dari

Liwellyn, Derek & Jones. 2002. Dasar-dasar Obsterti dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates. Manan, El. 2013. Bebas dari Ancaman Disfungsi Seksual Khusus Wanita. Yogyakrta: Bukubiru. Marmi & Margiyati. 2013. Pengantara Psikologi Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(34)

85

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakrta: Rineka Cipta.

Nurlasam, 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Edisi 3. Jakarta Selatan: Salemba Medika .

Nugroho, Taufan & Indra,Utama, Bobby. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Nuha Medika.

Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Cv. Trans Info Media. Prasetyo, Ari dkk. 2008. Pengaruh Stres Terhadap Komitmen Mahasiswa-mahasiswa

Universitas Airlangga untu Menyelesaikan Pendidikan Mereka dengan Faktor Kecemasan Sebagai Variabel Moderator. Diunduh tanggal 11-05-2015 pukul 20.30

wib dari

Putri, Dessy I. 2014. Kwalitas Hidup Wanita Menopause. Diunduh tanggal 07-07-2015 pukul

16.50 wib dari

Purwita, E. (2003). Hubungan tingkat pendidikan ibu terhadap keluhan-keluhan psikologis pada

masa menopause di Lingkungan III Kelurahan Mesjid Kecamatan Medan Kota. Tidak

dipublikasikan

Purwoastuti, E. (2008). Menopause, siapa takut?, Yogyakarta: Kanisius Reitz, rosetta. 1993. Menopause. PT Bumi Aksara. Jakarta: Medikal Publisher

Rosmauli, Suryati & VidaVindari, Anna. 2012. Kesehatan Reproduksi buat Mahasiswa

Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sastroasmoro, Sugigdo & Ismael, Sofyan. 2014. Dasar – dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: CV Sagung Seto.

Setiadi, 2008. Konsep dan proses keperawatan keluarga. Edisi pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setiati. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setiyaningrum, Erna. 2013. Asuhan Kegawatdaruratan Maternitas, Asuhan Kebidanan

Patologis. Jakarta: In Media.

Siti Mulyani, Nina. 2013. Menopause. Yogyakarta: Nuha Medika.

(35)

86

Solehati, Tetti & Eli Kokasih, Cecep. 2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi Dalam Keperawatan

Maternitas. Bandung: PT Refika Aditama

Sofiana, E. (2005). Dukungan sosial dan penyesuaian diri perempuan pada masa menopause.

Diambil tanggal 20 Januari 2016 dari

Stuart, G. W., & Laraia, M. T. (2001). Principles and practice of psychiatric nursing (7th

Edition). Missouri: Mosby

Sukarni, Icesmi & ZH, Margareth. 2013. Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika

Sulisetyawati, Dwi.S. 2011. Dampak menopause terhadap konsep diri wanita Yang mengalami

menopause di kelurahan trengguli Kecamatan jenawi kabupaten karanganyar.

Diunduh tanggal 07-07-2015 pukul 16.25 wib dari

Sugiyono,Prof.Dr.2004. Statistik Nonparametrik untuk Penelitian. Bandung; Cv Alfabeta

Sumanto, T. (2009). Persepsi Ibu menopause terhadap aktivitas seksualitas pada masa

menopause di desa Jagalan Kecamatan Tawangmangu Karanganyar. Diambil tanggal

21 Januari 2016 dari

Utami, Dewi dkk. 2013. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan

kemoterapi pada Pasien Kanker Serviks di RSUD Dr. Moewardi. Diunduh tanggal

11-05-2015 pukul 20.00 wib dari

Wahyuni, A.S. 2007. Statistik Kedotean. Jakarta: ISBN

Wibowo, Danang. 2013. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Hasil Belajar Gerak Dasar

meluncur pada Renang Gaya Bebas. Diunduh tanggal 12-05-2015 pukul 10.00 wib

dari

Widari, Ni Putu. 2014. Kecemasan pada wanita menjelang menopause. Diunduh pada tanggal 07-07-2015pukul01.00wibdari

(36)

87

Zuliyawati. 2010. Dukungan Sosial suami terhadap kecemasan istri pada masa menghadapi

menopause di Kec Medan Sunggal. USU

Zung, W.K. 1971. A Rating Insturment For Anxiety Disorders.J.of The Academy of Psychosomatic Medicine 12:371-379

(37)

51 BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan istri menghadapi masa menopause. Menopause merupakan peristiwa hidup yang alamiah yang harus diterima dan disikapi secara positif oleh istri serta berupaya untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang dialami. Kondisi ini selain menimbulkan perubahan fisik juga tekanan psikologis yang apabila tidak diatasi akan menimbulkan kecemasan akibatnya berdampak buruk terhadap terhadap kehidupan seorang wanita. Namun dengan adanya dukungan sosial keluarga akan mengurangi rasa kecemasan istri yang akan memasuki masa menopause. Dukungan sosial keluarga yang diberikan adalah berupa dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penilaian dan emosional.

Disampin itu ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kecemasan yang dialami seorang istri pada saat akan mengadapi masa menopause seperti tingkat pendidikan atau pengetahuan, faktor sosial ekonomi budaya, pekerjaan, ajaran agama dan kematangan mental yang akan menemukan sesorang menghadapi masa menopause (Zuliawati dikutip dari Vikar, 2009 dalam Kasdu, 2002).

Dengan adanya dukungan keluarga yang positif, maka cemas istri akan baik dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi pada masa menopause. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner untuk mengkaji dukungan sosial keluarga dan kuesioner untuk menilai kecemasan istri dalam menghadapi menopause yang dimodifikasi oleh peneliti dengan mengacu kepada tinjauan pustaka.

(38)

52

Skema 1. Kerangka konsep penelitian pengaruh dukunagn sosial keluarga yaitu (suami, anak dan orang tua yang tinggal dalam satu rumah) terhadap kecemasan istri dalam menghadapi masa menopause di Kelurahan Harjosari 1 Medan Amplas.

Keterangan :

=Variabel yang diteliti =Variabel yang tidak diteliti

2. Defenisi Operasional

Tabel 1. Defenisi Dukungan sosial keluarga terhadap Kecemasan istri saat meghadapi Menopause di Kelurahan Harjosari 1 Kecamatan Medan Amplas.

No Variable penelitian Defenisi Operasional Alat ukur Hasil akhir skala 1 Variable independen

dekungan sosial • Dukungan Emosional

Kecemasan istri menghadapi • Sosial ekonomi budaya • Pekerjaan

• Ajaran agama

• Lingkungan

(39)
(40)

54 balik,

membimbing dan menengahi pemecahan salah dan sebagai sumber dan validator identitas keluarga

- Dukungan

Emosional adalah keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.

(41)

55 2. Variable dependen

kecemasan istri menghadapi masa menopause.

-Kecemasan adalah khuatir atau ragu-ragu tidak nyaman, bingung yang dihadapi oleh seorang istri dalam menghadapi masa menopause akibat perubahan fisik dan psikologis.

Kuesioner sebanyak 20 pernyataan

Nilai 20-39= cemas ringan Nilai 40-59= cemas sedang Nilai 60-80= cemas berat.

Ordinal

(42)

56 BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN 4.1Desain penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Setiadi, 2007).

Sesuai dengan permasalah yang diteliti, maka desain ini menggunakan desain dekskriptif korelatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan istri saat menghadapi masa menopause.

4.2Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi merupakan subjek (misalnya manusia; klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seorang ibu yang saai ini mengalami menstruasi dan yang akan mengalami menstruasi lagi seiring dengan bertambahnya usia, ditandai dengan tidakteraturnya haid selama 12 bulan dan tinggal di kelurahan harjosari 1 Medan Amplas dari Januari sampai April 2015 sebanyak 520 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sedangkan sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2013).

(43)

57

Menurut Arikonto (2006), jika populasi lebih dari 100 maka sampel dibuat sekitar 10 – 15 % atau 20 -25 % dari total populasi. Karena total populasi Menopause di Keluarahan Harjosari 1 Kecamatan Medan Amplas adalah 520 orang, maka jumlah sample yang diambil adalah 10 % dari 520 orang yaitu 52 responden.

Rumus = N x 10% 100 N = 520 x 10 100 = 52 orang.

Jumlah tehnik pengambilan sampel dari penelitian ini yakni purposive sampling yaitu satu tehnik penatapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2013).

Kriterian inklusi sampel dalam penelitian ini adalah wanita yang mengalami menopause dalam kurun waktu 2 tahun terakhir dan dalam proses menopause (Proses

Klikmaterium), yang tinggal satu rumah dimana dalam rumah itu ada suami atau anak

atau orang tua serta saudara kandung. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah yang menolak menjadi responden dan seorang ibu yang menopause yang tidak mempunyai suami atau anaknya serta saudara kandung serta wanita yang sudah lama mengalami menopause.

(44)

58

4.3Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Harjosari 1 Medan Amplas. Dengan pertimbangan efisiensi waktu dan jarak dari tempat tinggal peneliti, lokasi ini juga merupakan daerah dengan populasi wanita yang telah memasuki masa menopause yang memadai untuk mendapatkan jumlah responden penelitian. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan November sampai dengan Desember 2015.

4.4Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari Fakultas Keperawatan USU, Camat Medan Amplas serta Kepala Keluarahan Harjosari 1 Medan. Penelitian menjelaskan maksud, prosedur dan prosedur penelitian yang akan dilakukan. Penelitian mengakui hak-hak responden dalam menanyakan kesediaan atau ketidaksediaan untuk menjadi subjek penelitian. Jika bersedia menjadi responden, maka responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent) penelitian atau responden dapat menyatakan responden secara verbal.

Peneliti melindungi subjek dari semua kerugian baik material, nama baik dan bebas dari tekanan fisik dan psikologis yang timbul akibat penelitian ini. Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden peneliti tidak mencantumkan nama responden (anonymity) pada lembar pengumpulan data, tetapi dengan memberi kode pada pada masing-masing lembar tersebut. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

(45)

59

4.5Instrumen Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan variable yang akan diteliti, maka istrumen yang digunakan dalam penelitian ini dimodifikasi oleh peneliti dengan skala Zung serta berpedoman pada kerangka konseptual dan tinjauan pustaka. Skala ini dikembangkan oleh Zung sebagi instrument data diri untuk mengevaluasi gejala kecemasan, dalam hal ini

peneliti memodifikasi untuk mengevaluasi tentang kecemasan dalam menghadapi menopause. Skala ini terdiri atas 20 pertanyaan yang berhubungan denga tanda kecemasan. Tiap-tiap item dinilai dengan skala 1-4 (1= tidak pernah, 2= kadang-kadang, 3= sering, 4= hamper tiap waktu ) dengan nilai total 0-80 (Zung, 1971). Kemudian peneliti juga memodifikasi instrumen ini menjadi 1=Hampir tidak pernah, 2=kadang-kadang, 3=sering, 4=selalu.

Zung-Self Rating Anxiety Scale (ZSAS) adalah untuk mengukur tingkat kecemasan

akibat gangguan klinis yang dikembangkan oleh William W.K Zung. Skala ini berfokus pada gangguan yang paling umum terjadi pada kecemasan umum yang berupa kuesioner.

Analisa data dalam penelitian ini untuk mengukur kecemasan memakai skor Zung

Self Rating Anxiety Scale (ZCAS) yang dimodifikasi oleh peneliti yang berfokus pada

kecemasan istri saat menghadapi menopause. Untuk tingkat kecemasannya sendiri digolongkan menjadi empat tingkatan dan mengacu pada teori kecemasan, yaitu:

20-34= untuk cemas ringan 35-49= untuk cemas sedang 50-64= untuk cemas berat 65-80= untuk cemas panic.

(46)

60

Instrumen peneliti berupa kuesioner terdiri dari 3 bagian yaitu kuesioner data demografi, dukungan sosial keluarga dan kuesioner untuk menilai kecemasan istri dalam menghadapi menopause.

4.5.1 Kuesioner Data Demografi

Kuesioner data demografi digunakan untuk mengkaji data demografi responden yang meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, agama, suku penghasilan keluarga dan jumlah anak dalam keluarga dan serta jumlah orang yang tinggal dalam satu keluarga.

4.5.2 Kuesioner Dukungan sosial Keluarga

Kuesioner dukungan sosial keluarga berisi pernyataan-pernyataan yang meliputi 4 komponen dukungan sosial, yaitu dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penilaian dan dukungan emosional. Peneliti menyusun Kuesioner ini berdasarkan literatur yang mengacu pada teori Setiadi (2008).

Kuesioner ini terdiri dari 20 butir pernyataan, yang terbagi dari dari 4 pernyataan dukungan informasi (1, 2, 4, 16), 6 pernyataan untuk dukungan emosional (3, 5, 6, 7, 17, 20), 5 pernyataan dukungan instrumental materi (10, 11, 12, 13, 18), 5 pernyataan dukungan penilaian (8, 9, 14, 15, 19). Dimana terbagi atas pernyataan positif dan negatif. Penilaian kuesioner ini menggunakan skala Linkert dalam alternatif jawaban yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju (S), sangat setuju (SS). Bobot nilai yang diberikan untuk setiap pernyataan untuk jawaban STS =1, TS=2, S=3, SS= 4.

Total skor adalah 20-80 semakin tinggi jumlah skor maka dukungan sosial keluarga. Berdasarkan rumus P= rentang

Banyak kelas

(47)

61

Menurut sudjana (1992) dalam Zuliwati (2010), dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tinggi dikurang nilai terendah) sebesar 60 dan banyak kelas dibagi atas 3 kategori kelas untuk dukungan sosial skeluarga (kurang, cukup, baik) maka akan diperoleh panjang kelas 20.

Dengan p = 20 dan nilai terendah 20 sebagi batas bawah interval pertama, maka dukungan sosial keluarga dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut :

20-39 = dukungan sosial keluarga kurang

40-59 = dukungan sosial keluarga cukup

60-80 = dukungan sosial keluarga baik.

Menurut Zuliawati (2010) dikutip dari Burns dan Groves (1993), untuk suatu intrumen penelitian yang baru dikembangkan , uji reliabilitasnya >0,70 maka kuesioner itu dapat diterima.

4.5.3 Kuesioner Kecemasan Istri Menghadapi Masa Menopause

Kuesioner kecemasan istri menghadapi masa menopause berisi beberapa pernyataan yang disusun berdasarkan tinjauan pustaka, kerangka konseptual yang mengacu pada teori Zung (1971). Kuesioner ini terdiri dari 20 butir pernyataan, 9 pernyataan positif dan 11 pernyataan negatif . pernyataan positif terdapat pada nomor 1, 3, 6, 7, 10, 13, 14, 16, 19 dan pernyataan negatif terdapat pada no 2, 4, 5, 9, 11, 12, 15, 17, 18, 20.

Penilaian kuesioner ini menggunakan skala Linkert dalam alternatif jawaban yaitu hampir tidak pernah (HTP), kadang-kadang (KK), sering (SR), selalu (SL). Bobot nilai yang diberikan untuk setiap pernyataan untuk jawaban HTP = 1, KK =2, SR = 3, SL = 4

(48)

62

Skala Linkert adalah suatu skala psikomatrik yang umum digunakan dalam Nama skala ini diambil dari nama menjelaskan penggunaannya. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, memilih salah satu dari pilihan yang tersedia.

Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan "netral" tak tersedia.

Menurut Zung (1959) nilai terendah sebagai batas bawah kelas interval pertama, derajat kecemasan istri mengahadapi masa menopause dikategorikan atas interval sebagai berikut:

20 – 34 = cemas ringan 35 – 49 = cemas sedang 50 – 64 = cemas berat 65 – 80 = cemas panik

Teori ini menggunakan teori Zung dengan skala 1 - 4 (1=tidak pernah, 2=kadang-kadang, 3= sering, 4= hampir tiap waktu), kemudian peneliti juga memodifikasi menjadi 1=Hampir tidak pernah, 2=kadang-kadang, 3=sering, 4=selalu.

(49)

63

4.6Pengukuran Validitas dan Reliabilitas

4.6.1 Pengukuran Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahian sesuatu intrumen. Suatu instrumen yang valid atau yang sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaiknya istrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2013). Uji validitas instrumen bertujuan untuk mengukur apa yang diukur (Notoadmojo, 2010). Kuesioner ini divalidasi dengan menggunakan validasi isi (content validity index) yang dilakukan oleh dosen ahli dalam penelitian ini yaitu dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (USU) bagian Departemen Komunitas dan Jiwa dan Departemen Maternitas. Hal ini dilakukan dengan mengajukan kuesioner dan proposal penelitian kepada penguji validitas. Ahli diminta untuk mengamati secara cermat semua item pernyataan yang hendak divalidasi. Kemudian mengoreksi semua item yang telah dibuat. Pada akhir perbaikan, ahli diminta untuk memberikan pertimbangan tentang bagaimana pernyataan menggambarkan cakupan isi yang akan diukur. Pertimbangan ahli tersebut juga menyangkut apakah semua aspek yang hendak diukur telah dicakup melalui item pernyataan. Pernyataan yang tidak valid langsung diganti oleh peneliti berdasarkan saran dari penguji validitas.

Menurut Polit & Beck (2012) dikatakan jika Content Validity Index (CVI) >0,80. Total CVI pada instrumen penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu; CVI Dukungan Sosial Keluarga yaitu dengan nilai >0,98 dan CVI Kecemasan dengan nilai>0,97 dengan Rumus:

Validator = Jumlah total

Jumlah Nilai Tertinggi

CVI =V1/n

=77+75/77 = 1,97/77 =0,98

(50)

64

Sedangkan CVI untuk kecemasa istri adalah 0,97 dengan rumus :

Validator = Jumlah total

Jumlah Nilai Tertinggi

CVI =V1/n

=77+73/77 = 1,94/77 =0,97

4.6.2 Pengukuran Reliabilitas

Reliabilitas (keandalan) adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalakan (Notoatmodjo, 2010). Hasil pengukuran yang relatif sama menunjukan bahwa ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran tersebut. Apabila dari waktu ke waktu perbedaan sangat besar, maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan alat ukur tidak reliabel. Data tersebut diolah dengan menggunakan program komputerisasi, yaitu Cronbach Alfa. Alasan digunakannya Cronbach Alfa sebab dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrument skala likert untuk kuesioner pengaruh dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan istri saat mengahadapi menopause. Menurut (Djemari, 2003 dalam Riwidikdo, 2008) kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alfha minimal 0,7 (α = 0,7).

Hasil Reliabilitas dari kuesioner ini dibagi menjadi dua bagian untuk Reliabilitas dukungan Sosial Keluarga dengan nilai Cronbach Alfa (α = 0,8) dan untuk nilai Reliabilitas tingkat kecemasan (α = 0,78). Hal ini menunjukkan bahwa kuesioner ini layak untuk digunakan untuk penelitian selanjutnya.

(51)

65

4.7Pengumpulan Data

Pengumpulan data telah dilakukan serta mendaptkan rekomendasi izin pelaksanaan penelitian pada institusi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Balitbang, Kota Medan, Camat Medan Amplas, serta kepala kelurahan Harjosari 1 sebagai tempat penelitian.

Peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang maksud tujuan dan prosedur penelitian. Bagi calon responden yang bersedia menjadi responden diminta unuk menandatangani informed consent atau responden dapat menyatakan persetujuan secara verbal. Responden diminta untuk menjawab pernyataan peneliti atau mengisi sendiri kuesioner yang telah diberikan oleh peneliti. Bila responden tidak mampu mengisi sendiri dibantu oleh peneliti dengan cara membacakan kuesioner. Apabila telah didapatkan jumlah sebanyak yang dibutuhkan dalam peneliti ini, maka pengumpulan data telah selesai dilakukan dan selanjutnya dilakukan analisa data.

4.8Analisa Data

4.8.1 Pengolahan Data

Proses pengolahan data dilakukan secara komputerisasi, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah kegiatan melakukan pemeriksaan kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden, meliputi kelengkapan isian dan kejelasan jawaban dan tulisan.

b. Coding

Coding adalah proses merubah data yang berbentuk huruf menjadi data yang berbentuk angka.

(52)

66

Hal utama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah memberikan kode untuk jawaban yang diberikan responden penelitian. Penilaian pola asuh orang tua untuk jawaban “Ya” diberi nilai 1 dan jawaban “Tidak” diberi nilai 0. Penilaian tugas perkembangan remaja : “Selalu” diberi kode 3, “Kadang-kadang” diberi kode 2, dan “Tidak Pernah” diberi kode 1.

c. Processing

Processing yaitu memasukkan data ke dalam komputer untuk diproses. d. Cleaning

Cleaning yaitu melakukan pembersihan dan pengecekan kembali data yang telah dimasukkan. Kegiatan ini diperlukan untuk mengetahui apakah ada kesalahan ketika memasukkan data.

e. Komputerisasi

Komputerisasi digunakan untuk mengolah data dengan computer (Notoadmojo, 2010).

4.8.2 Tehnik Analisa Data

Data yang telah diperoleh kemudian dilakukan analisis untuk mendapatkan hubungan

dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan istri saat menghadapi menopause. Proses pengolahan data dilakukan dengan :

1. Analisa Univariat

Statistika univariat digunakan untuk menyajikan data – data demografi meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, agama, suku, penghasilan keluarga dan jumlah anak dalam keluarga dan serta jumlah orang yang tinggal dalam satu keluarga. Hasil dari data demografi akan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentasenya.

(53)

67 2. Analisa Bivariat

Data dukungan sosial keluarga dan data kecemasan istri menghadapi masa menopause disajikan dalam bentuk table distribusi frekwensi. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik bivariant yaitu untuk menganalisa hubungan antara 2 variabel yaitu untuk melihat hubungan antara variable independen (dukungan sosial keluarga) dan variable dependen (kecemasan istri menghadapi menopause) dengan menggunakan uji statistik Spearmen Rank (rho). Uji Spearmen rank digunakan jika memenuhi syarat yaitu, data tidak terdistribusi normal dan harus skala ordinal-ordinal atau Nominal-ordinal.

Uji normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model penelitian yang diajukan. Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu variabel yang akan digunakan didalam penelitian. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Jika tes yang dilakukan menghasilkan signifikan (p<0,05) maka data tersebut tidak normal dan jika nilai signifikan (p>0,05) maka data tersebut normal (Wahyuni, 2007). Data dalam penelitian ini telah diuji normalitasnya dengan kolmogorov-smirnov dengan nilai (0,010 dan 0,000). Dimana salah satu variabel tidak terdistribusi Normal.

Uji non parametrik adalah uji statistik jika data tidak terdistribusi normal dan suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya asumsi-asumsi mengenai sebaran populasi. Jenis-jenis uji non parametrik ini adalah, uji pearson, wilcoxon, spearmen rank, dll. Dalam penelitian ini uji yang digunakan adalah uji spearmen rank dengan melihat pada defenisi spearmen yaitu uji non parametrik untuk menghubungkan data dengan skala minimal ordinal (Wahyuni, 2007) Sedangkan menurut Setyawan, 2013 Korelasi Spearman Rank

(54)

68

adalah bekerja dengan data ordinal atau berjenjang atau ranking, dan bebas distribusi atau sumber data untuk kedua variabel yang akan dikonversikan dapat berasal dari sumber yang tidak sama, jenis data yang akan dikorelasikan adalah data ordinal, serta data dari kedua variabel tidak harus membentuk distribusi normal. Tingkat kepercayaan dari uji Korelasi

Spearmen Rank adalah 95 % dengan nilai (α=0,05). Data dalam penelitian ini adalah berskal ordinal-ordinal sehingga menggunakan Uji Spearmen Rank.

Hasil analisa diperoleh nilai (r) menurut Sugiyono (2004) pedoman untuk memberikan interprestasi koefisien korelasi (r) sebagai berikut:

0,00 – 0,199 = Sangat rendah 0,20 – 0,399 = Rendah 0,40 -0,599 = Sedang 0,60 – 0,799 = Kuat

0,80 – 1,000 = Sangat Kuat

Hasil analisa diperoleh nilai (P). Jika nilai (P) <0,05 maka Ho ditolak, ini berarti ada hubungan dukungan sosial keluarga dengan kecemasan istri saat menghadapi meneopause dan jika nila (P) >0,05 maka Ho gagal ditolak ini berarti tidak ada hubungan dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan istri saat menghadapi menopause.

(55)

69 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian mengenai pengaruh dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan istri saat menghadapi masa menopause di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas adalah sebagai berikut :

5.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden mencakup umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anak dan jumlah yang tinggal dalam satu rumah.

Dari 52 responden yang terkumpul, mayoritas responden berada pada rentang usia 47-52 tahun (n=36;69,2%), suku Jawa (n=22;42,3%), beragama Islam (n=34;65,4%). Pendidikan responden lebih banyak adalah SMU (n=24;46,2%), dengan persentase pekerjaan Ibu Rumah Tangga(n=19;36,5%). Mayoritas pendapatan responden berkisar antara Rp. >1.800.000,00 (n=35;67,3%), dan memiliki anak berkisar antara 4-6 orang anak (n=42;80,8%), jumlah anak yang tinggal dengan responden (n=43;82,7%). Hal ini dapat dilihat lebih jelas pada tabel sebagai berikut:

(56)

70

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik responden di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas (N=52).

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)

(57)

71

5.1.2 Dukungan Sosial Keluarga

Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase dukungan sosial keluarga responden di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas (N=52)

Dukungan Sosial Keluarga

Frekuensi Persentase (%)

Kurang

Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa mayoritas responden dalam kategori dukungan sosial keluarga cukup (n=6;11,5%), dan hanya 46 responden (88,5%) dukungan sosial keluarga dalam kategori baik, sedangkan untuk dukungan sosial keluarga kurang tidak ada (Tabel 4)

5.1.3 Kecemasan Istri Menghadapi Masa Menopause

Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase kecemasan istri saat menghadapi masa menopause responden di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas (N=52)

Kecemasan Istri Menghadapi Masa

Menopause

Frekuensi Persentase (%)

Ringan

Dari hasil penelitian didapat hasil bahwa mayoritas responden dalam kategori cemas ringan (n=44;84,6%), dan hanya 8 responden (15,4%) berada pada cemas sedang, sedangkan untuk cemas berat dan panik tidak ada (Tabel 5).

(58)

72

5.1.4 Pengaruh antara Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Kecemasan Istri saat

Menghadapi Masa Menopause

Tabel 5. Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga terhadap kecemasan istri yang diukur dengan Spearman’ rho (N=52).

Variabel Korelasi Koefisien

Spearmen’rho Sig.(2-tailed) p(<0,05)

Dukungan

Hasil uji statistik korelasi Spearman dengan komputerisasi didapatkan kekuatan korelasi (r) -0,513. Angka tersebut menunjukkan korelasi antara dukungan sosial dengan kekuatan sedang. Sedangkan tanda negatif (-) menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial keluarga akan semakin rendah kecemasan istri menghadapi masa menopause, begitu pula sebaliknya. Tingkat signifikansi (p) dari hasil korelasi Spearma’rho diperoleh p sebesar 0,000 dimana nilai ini kurang dari level of significance (α) yaitu (p<0,05) yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan istri saat menghadapi masa menopause.

5.2Pembahasan

Dari data hasil penelitian yang telah diperoleh, pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang pengaruh dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan istri saat menghadapi masa menopause di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas.

(59)

73

5.2.1 Dukungan Sosial keluarga

Dari hasil distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan dukungan sosial keluarga responden di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas, didapatkan bahwa mayoritas responden 46 responden (88,5%) dalam kategori dukungan sosial keluarga baik, dan hanya 6 responden (11,5%) dukungan sosial keluarga dalam kategori cukup, sedangkan untuk dukungan sosial keluargakurang tidak ada. Dukungan yang dimaksud adalah dukungan suami, anak dan orang yang tinggal satu rumah dengan responden dan yang sangat dibutuhkan oleh ibu yang mengalami menopause misalnya ketika ibu yang menopause sedih atau cemas, maka anggota keluarga yang tinggal akan memberi semangat atau dukungan. Dukungan yang diterima oleh ibu menopause juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Kuntjoro (2002) bahwa menopause adalah proses alamiah yang harus diterima dan disikapi secara positif oleh wanita serta direspon secara bijak oleh suami atau keluarga karena perubahan perilaku wanita tersebut.

Hal ini dijelaskan oleh Kasdu (2002) bahwa pasangan hidup sudah selayaknya memberikan dukungan pada masa tansisi dalam kehidupan seorang wanita menopause. Peran positif keluarga atau suami akan menumbuhkan pemikiran yang positif juga bagi istri yang sedang menghadapi masa menopause sehingga setiap peristiwa dan perubahan hidup yang dialami selalu dipandang dari segi yang baik, dengan demikian kecemasanpun dapat diatasi dengan baik (Lianawati, 2008).

Sofiana (2005) menyatakan bahwa dukungan sosial yang berasal dari keluarga dan suami membuat seseorang merasakan kenyamanan, perhatian, didengar, penghargaan dan bisa menerima kondisinya. Dukungan sosial diperoleh karena kehadiran orang lain dalam keakraban sosial mempunyai manfaat emosional dan efek perilaku bagi pihak penerima yaitu tersedianya

(60)

74

dukungan bagi individu ketika menghadapi masalah dan mencari seseorang untuk membantu membicarakan jalan keluar permasalahan yang dialaminya.

Bentuk dukungan sosial bisa berupa kesempatan untuk bercerita, meminta pertimbangan, bantuan, nasehat, tersedianya rasa nyaman, atau bahkan tempat berkeluh kesah.

5.2.2 Kecemasan Istri Menghadapi Masa Menopause

Dari hasil penelitian di dapat hasil bahwa mayoritas responden (84,6%) memiliki tingkat kecemasan ringan, dan hanya (15,4%) berada pada cemas sedang, sedangkan untuk cemas berat dan panik tidak ada. Kecemasan sangat dipengaruhi oleh dukungan sosial yang baik, tingkat pendidikan, pekerjaan dan juga jumlah keluarga yang tinggal dengan responden. Dimana semakin tinggi pendidikan responden, maka akan semakin mudah untuk mengalihkan kecemasannya, begitu juga dengan pekerjaan dan jumlah anggota keluarga yang tinggal dengan responden.

Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Purwoastuti (2008) bahwa menopause sebagai salah satu bagian perubahan kehidupan dari seseorang wanita dapat menyebabkan kecemasan. Kasdu (2002) juga menjelaskan bahwa seorang wanita pada umumnya akan mengalami ketidakstabilan emosi seiring dengan berakhirnya masa haidnya, dan hal ini bisa menimbulkan kecemasan bagi mereka.

Pendapat lain menjabarkan bahwa kecemasan dapat timbul pada wanita menopause dimana hal tersebut dikarenakan oleh pengaruh berkurangnya hormon estrogen dan progesteron sesuai dengan pertambahan usia yang membawa perubahan drastis pada penampilan fisik wanita. Tidak hanya itu, perubahan tersebut dapat menganggu kestabilan emosi dan dapat mempengaruhi keadaan psikologis wanita dengan timbulnya kecemasan (Yatim, 2001; Harlock, 1999).

(61)

75

Jika di lihat dari aspek pendidikan, mayoritas responden mempunyai pendidikan yang cukup baik. Dengan tingkat pendidikan tersebut, wanita akan mempunyai pandangan hidup yang matang, dan mempunyai peluang kerja yang lebih besar. Purwita (2003) menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan terhadap keluhan-keluhan psikologis pada masa menopause. Yang banyak mengalami keluhan psikologis adalah wanita dengan tingkat pendidikan sedang (68%), yang mempunyai keluhan berat adalah wanita dengan tingkat pendidikan rendah (60%), tingkat pendidikan tinggi mengalami keluhan ringan (50%), dan 30% tidak mengalami keluhan.

Status bekerja atau tidak bekerja juga akan mempengaruhi cara wanita dalam mengatasi masalah yang terkait perubahan fisik dan psikologis selama menjalani masa menopause. Dengan bekerja, wanita akan dapat mengaktualisasikan diri untuk meningkatkan harga dirinya, mempunyai kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas, mempunyai banyak teman untuk saling berbagi, terutama dalam menghadapi masalah, memiliki dukungan sosial yang cukup dari lingkungannya sehingga beban hidup dan kecemasan akan berkurang (Hutapea, 2005).

Asumsi peneliti, cemas ringan dan sedang yang dialami mayoritas responden disebabkan oleh adanya perubahan pada diri mereka seperti rasa sensitif, wajah serta kulit mulai keriput serta nyeri pada sendi-sendi. Hal ini dapat di lihat dari usia yang menunjukkan bahwa terjadinya menopause masih dialami responden sampai sekarang , hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwita (2003) bahwa telah lamanya mengalami menopause mempunyai pengaruh terhadap keluhan-keluhan psikologis pada masa menopause. Semakin lama wanita telah mengalami menopause, maka semakin berkurang keluhan-keluhan psikologisnya karena sudah dapat menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi.

(62)

76

Tingkat kecemasan sedang yang dialami oleh responden menurut Stuart (2001) berhubungan dengan ketegangan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari sebagai dampak dari penurunan fungsi-fungsi tubuh pada masa menopause. Kecemasan ini meningkatkan lapangan persepsi, dapat memotivasi belajar, dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari. Bila kecemasan ini berlebihan dan tidak sebanding dengan suatu situasi, hal itu dianggap sebagai hambatan dan dikenal sebagai masalah klinis (Anwar, 2007).

Hasil penelitian Addy (2009) yang dilakukan di Kabupaten Pasuruan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kecemasan menghadapi menopause pada wanita bekerja dengan kecemasan menghadapi menopause pada wanita tidak bekerja, dimana wanita bekerja kecemasannya lebih rendah (rata-rata 71,024) dari pada wanita tidak bekerja (rata-rata 103,585). Juga di Kabupaten Sidoardjo ditemukan, sebagian besar wanita tidak bekerja mengalami kecemasan ringan (36,2%) dan wanita bekerja tidak mengalami kecemasan (37,3%). Penelitian ini menunjukkan bahwa wanita bekerja tidak mudah mengalami kecemasan menghadapi masa menopasue, karena wanita bekerja lebih mempunyai kesibukan yang dapat mengalihkan keluhan-keluhan yang dirasakannya menjelang menopause, sehingga kecemasannya lebih rendah daripada wanita tidak bekerja, ini sejalan dengan penelitian. Jika dilihat hasil distribusi frekuensi pada data demografi, sebesar (n=19;36,5%) respoden bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Kehidupan dengan pernikahan dan keluarga yang bahagia adalah faktor pendukung yang penting bagi wanita dalam menghadapi menopause. Kepuasan dalam menjalani peran sebagai seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya merupakan kekuatan tersendiri dalam menghadapi

(63)

77

menopause dan masalah-masalahnya. Dukungan sosial keluarga atau suami ditemukan sebagai faktor eksternal paling ampuh dalam membantu perempuan untuk melalui masa menopause tanpa kecemasan berlebih (Lianawati, 2008). Sehingga wanita dapat beradaptasi dan menghadapi menopause dengan bijaksana, seiring dengan bertambahmatangnya usia dan meningkatnya kehidupan religius dan spiritual (Kasdu, 2002; Hutapea, 2005).

Latar belakang pendidikan, usia, status pekerjaan, adaptasi akan mendukung perubahan-perubahan dalam menghadapi masa menopause. Ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa responden yang mempunyai kategori kecemasan sedang adalah mayoritas dialami oleh responden dengan taraf demografi seperti: tingkat pendidikan tinggi (SMU atau Perguruan Tinggi). Sesuai dengan penelitian Hastutik (2009) mengemukakan bahwa wanita yang sudah memahami tentang menopause, serta dapat menerima hal-hal yang berhubungan dengan menopause secara wajar, mereka akan menerapkan hidup sehat dengan tidak mencemaskan datangnya menopause karena menopause adalah hal yang alami yang akan dialami oleh wanita. Tetapi berbeda dengan wanita yang belum mengerti tentang menopause serta informasi yang didapat kurang mengenai menopause, individu akan menganggap menopause sebagai sesuatu yang harus ditutupi atau dihindari. Wanita yang takut akan datangnya menopause dan memandang menopause sebagai suatu ancaman bagi mereka.

5.2.3 Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Kecemasan Istri Saat Menghadapi

Masa Menopause di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas

Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap 52 orang yang telah saat ini mengalami menopause yang berada di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas di dapatkan nilai kekuatan korelasi (r) = -0,513 dengan kekuatan sedang, nilai signifikansi (p) 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif (-) yang sangat signifikan antara dukungan sosial keluarga terhadap

(64)

78

kecemasan istri saat menghadapi masa menopause, yang berarti semakin tinggi dukungan sosial yang diberikan keluarga maka semakin rendah kecemasan yang dialami istri saat menghadapi masa menopause. Begitu juga sebaliknya, semangkin rendah dukungan yang diberikan oleh keluarga maka semangkin tinggi kecemasan istri saat menghadapi masa menopause. Sedangkan nilai (p) 0,000 yang berarti adanya pengaruh antara dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan istri saat menghadapi menopause. Maka hipotesis peneliti ini diterima (terdapat pengaruh dengan kekuatan sedang yang signifikan antara dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan istri saat menghadapi masa menopause di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas).

Hasil penelitian juga menunjukkan secara deskriptif dan dapat dianalisa bahwa pada responden dengan kategori kecemasan ringan mempunyai dukungan sosial keluarga yang baik, sedangkan pada kategori kecemasan sedang, dukungan sosial keluarga yang diterima dalam kategori cukup.

Dukungan sosial keluarga membantu individu selama menghadapi kecemasan karena dukungan memberikan situasi aman, kepercayaan diri, perasaan bahwa dirinyamendapat dukungan.

Hasil analisa korelasi diatas sesuai dengan pendapat Indie (2009) bahwa dukungan sosial mempengaruhi kesehatan dengan cara melindungi individu dari efek negatif kecemasan sehingga menimbulkan ketenangan batin, perasaan senang dalam diri, dicintai, diperhatikan, nyaman sehingga dapat mengurangi kecemasan. Pendapat Kuntjoro (2002) juga menguatkan pendapat ini, bahwa pihak keluarga terutama suami harus dapat merespon secara tepat dengan membantu memahami berbagai gejala fisik maupun psikologis yang dialami wanita menopause.

(65)

79

Pengaruh dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan istri saat menghadapi masa menopause sebenarnya juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti pendidikan, sosial ekonomi, budaya, pekerjaan, ajaran agama, lingkungan dan pengetahuan tentang menopause (Ibrahim, 2002; Kasdu, 2002). Perubahan dalam lingkungan juga dapat menyebabkan kecemasan walaupun perubahan tersebut menyenangkan, faktor pikiran dan perasaan seseorang juga turut berperan dalam kecemasan yang dialami responden penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Addy (2009) berdasarkan pendekatan kognitif, dalam ilmu psikologis, pada dasarnya gangguan emosi (takut, cemas, stres) yang dialami manusia sangat di tentukan oleh bagaimana individu menilai, peristiwa yang dialaminya. Namun faktor-faktor tersebut diatas tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kecemasan pada wanita menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas dan dapat tenang kembali setelah mendapat semangat/dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Namun ada juga yang terus-menerus cemas, meskipun orang-orang di sekitarnya telah memberikan dukungan. Akan tetapi banyak juga wanita menopause yang tidak mengalami perubahan yang berarti dalam kehidupannya (Kuntjoro, 2002).

5.3Keterbatasan Peneliti

Dalam penelitian ini terdapat beberapa Keterbatatasan. Pertama, Adanya keterbatasan peneliti saat memodifikasi kuesioner dari Skala Zung yang bahasa inggris kedalam bahasa indonesia, yang membuat kalimat kuesioner sulit untuk dimengerti responden sehingga untuk penelitian selanjutnya kuesioner yang digunakan Zung harus di terjemahkan oleh ahli bahasa dan dimodifikasi sesuai dengan usia atau kriteria yang harus diteliti. Kedua, banyak responden yang tidak bersedia menjadi responden dengan alasan malas untuk membaca, responden juga menganggap peneliti hanya menyita waktu, dianggap

(66)

80

seperti sales dan menghambat waktu responden akan melakukan aktifitas. Solusi dari kendala ini adalah bagi responden yang kesulitan, malas membaca, dan tidak mau mengisi kuisioner, maka peneliti membantu membacakan masing-masing pertanyaan kuisioner.

(67)

81 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai pengaruh dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan istri saat menghadapi masa menopause di Kelurahan Harjosari I Medan Amplas.

6.1Kesimpulan

Dukungan sosial keluarga terhadap istri yang mengalami menopause pada penelitian ini di kategorikan dalam Dukungan Sosial baik (88,5%), sedangkan dukunga cukup (11,5%) dan untuk dukungan kurang tidak ada. Dukungan yang dimaksud adalah dukungan suami, anak dan orang yang tinggal dengan responden, dimana dukungan ini sangat dibutuhkan oleh responden, ketika sedang sedih, maka anggota keluarga atau orang yang tinggal dengan responden akan memberi semangat atau support pada responden.

Tingkat kecemasan yang dialami oleh istri saat menghadapi menopause di kategorikan dalam cemas ringan (84,6%), sedangkan untuk cemas sedang (15,4%) dan cemas berat dan panik tidak ada. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden, pekerjaan dan juga jumlah anak dan jumlah keluarga yang tinggal dengan responden. Jika semakin banyak orang atau anggota keluarga yang tinggal dengan responden, maka kecemasan responden akan semakin berkurang, karena anggota keluarga memberikan dukungan dan masukan terhadap masalah yang dihadapi responden, demikian juga dengan pendidikan dan pekerjaan responden akan sangat berpengaruh terhadap kecemasan yang dialaminya.

(68)

82

Dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan istri saat mengahadapi menopause sangat berpengaruh secara negatif dengan kekuatan sedang dengan nilai r (-0,513) dan nilai signifikansi (p<0,05). Dimana arti nilai negatif (-) adalah semakin tinggi dukungan sosial keluarga maka akan semakin rendah kecemasan istri saat mengahadapi menoapause, begitu juga sebaliknya. Dan nilai (p) 0,000 yang berarti adanya pengaruh antara dukungan sosial dengan kecemasan istri saat menghadapi menopause, sehingga hipotesa penelitian ini dapat diterima.

6.2Saran

6.2.1 Untuk Praktik Keperawatan Maternitas

Dalam praktik keperawatan maternitas perlu mempertimbangkan dilakukannya penyuluhan atau seminar bagi wanita dalam upaya mengantisipasi masalah yang berhubungan dengan menopause dan faktor-faktoryang mempengaruhinya dan perlunya partisipasi dari keluarga berupa dukungan sosial agar kecemasan dalam menghadapi masa menopause dapat diatasi dengan baik. Informasi yang diberikan dapat menggantikan ketidaktahuan wanita dewasa madya menghadapi masa menopause dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perubahan-perubahan yang mempengaruhi fisik dan psikologisnya.

6.2.2 Untuk Penelitian Selanjutnya

Pada penelitian selanjutnya disarankan agar variabel bebas yang diteliti mencakup semua faktor yang mempengaruhi kecemasan menghadapi masa menopause (pendidikan, sosial ekonomi, budaya, pekerjaan, ajaran agama, lingkungan dan pengetahuan tentang menopause), dan sangat perlu memperhatikan dampak kecemasan pada masa menopause.

(69)

21 BAB II TINJAUAN TEORI

2.1Menopause

2.1.1 Pengertian Menopause

Menopause berasal dari dua kata Yunani yang berarti “Bulan” dan “Penghentian Sementara” yang secara linguistic lebih tepat disebut dengan “Monocease”. Secara medis istilahnya Monopause yang berarti “Menocease” dan karena berdasarkan defenisinya maka menopause adalah berhentinya masa menstruasi , bukan istirahat. Menopause adalah masa akhir menstruasi dan bukan ditandai oleh berhentinya masa haid seperti yang dikatakan banyak orang (Rosettia Reitz, 1993). Sedangkan menurut Marry dkk (2006) bahwa menopause adalah akhir dari tahun Reproduksi wanita, yang ditandai dengan tidak hadirnya siklus menstruasi selama satu tahun penuh dan hal ini dapat terjadi pada usia 40 dan 58 tahun, dengan rata-rata usia kurang lebih 51 tahun.

Sedangkan menurut Setiyaningrum (2013) menopause adalah berhentinya mens secara parmanen. Prefiks men- diambil dari kata yunani, yang berarti siklus menstruasi dan –pause dari kata latin yang berarti berhentinya proses. Perimenopause adalah masa perubahan antara menopause sampai 12 bulan setelah menopause oleh karena proses berhentinya (reproduksi). Pascamenopause adalah waktu menopause sampai senium (imulai setelah bulan amenorea). Muncul keluhan klimakterik, kadar FSH, LH tinggi dan E rendah.

Menopause (klimakterium) adalah suatu masa peralihan dalam kehidupan wanita, dimana;

a. Ovarium (indung telur) berhenti menhasilkan sel telur b. Aktivitas menstruasi berkurang dan akhirnya berhenti

(70)

22

c. Pembentukan hormon wanita (estrogen dan progesterone ) berkurang (Nugroho & Utama, 2014)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa menopause merupakan menstruasi terakhir akibat menurunnya fungsi hormon indung telur disertai dengan perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada wanita.

2.1.2 Mekanisme terjadinya Menopause

Peristiwa paling penting pada masa pubertas anak gadis adalah gejala menstruasi

atau haid yang menjadi pertanda biologi dari kematangan seksual. Haid adalah keluarnya darah dari uterus (rahim) melalui vagina selama 5-7 hari. Haid terjadi secara siklik setiap bulan sekitar 28-35 hari (bervariasi pada setiap wanita). Hari pertama perdarahan biasanya dihitung sebagai hari pertama haid. Adapun yang merangsang timbulnya haid adalah hormon-hormon yang disebut Follicel Stimulating Hormon (FSH), Lutenizing Hormon (LH) yang diproduksi oleh Lobus anterior Hypophise. Serta hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh sel telur yang berada di indung telur (Zuliawati,2010)

Secara normal menstruasi berlangsung kira-kira pada usia 10-14 tahun. Cepat lambatnya kematangan seksual dipengaruhi oleh Fisik, ras,suku, bangsa, iklim, cara hidup, dan meliev (lingkungan), juga termasuk badan yang lemah atau penyakit yang mendera seorang anak gadis umpamanya bisa memperlambat tibanya menstruasi (Marmi &Margiyati, 2013).

Monopause rata-rata terjadi pada usia 50 tahun, tetapi bisa terjadi secara normal pada wanita yang berusia 40 tahun. Biasanya ketika mendekati menopause, lama dan

(71)

23

banyaknya darah yang keluar pada siklus menstruasi cenderung bervariasi, tidak seperti biasanya.

Tetapi kepastiannya baru diperoleh jika seseorang wanita sudah tidak mengalami siklusnya selama minimal 12 bulan (Taufan & Bobby, 2014). Pada beberapa wanita, aktivitas menstruasi berhenti secara tiba-tiba, tetapi biasanya terjadi secara bertahap (baik jumlah maupun lamanya) dan jarak antara dua siklus menjadi lebih dekat atau lebih jarang ketidakteraturannya ini bisa berlangsung selama 2-3 tahun sebelum akhirnya siklus berhenti (Manan, 2013).

Perubahan siklus menstruasi mungkin merupaakan gambaran yang paling awal meskipun pola menstruasi ini sangat bervariasi diantara individu. Ovarium secara progresif semakin tidak berespon terhadap rangsangan gonadotropin, disertai peningkatan konsentrasi FSH yang terdeteksi pada fase falikel pada siklus mentruasi. Seiring mendekatnya periode menstruasi terakhir, bulan-bulan amonore sering diselingi dengan menstruasi reguler walaupun biasanya terjadinya pemanjangan siklus (Saroha, 2009).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kapan seorang wanita mengalami menopause (Kasdu, 2002), yaitu:

1. Usia saat haid pertama kali (menarche)

Beberapa ahli yang melakukan penelitian menemukan adanya hubungan antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang wanita memasuki menopause. Kesimpulan dari penelitian-penelitian ini mengungkapkan, bahwa semakin muda seseorang mengalami haid pertama kalinya, semakin tua atau lama memasuki masa menopause

2. Faktor psikis

Gambar

Tabel 1.  Defenisi Dukungan sosial keluarga terhadap Kecemasan istri saat meghadapi
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik responden di Kelurahan Harjosari I Kecamatan Medan Amplas  (N=52)
Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase kecemasan istri saat menghadapi masa
Tabel 5. Pengaruh Dukungan Sosial Keluarga terhadap kecemasan istri yang diukur dengan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kasdu (2002) juga menyatakan bahwa seseorang yang menjalani masa menopause juga membutuhkan dukungan dalam bentuk informasi, seperti pemahaman dan informasi yang

Tingkat pengetahuan wanita menopause di Kelurahan Cijantung menunjukkan bahwa dari 95 orang wanita yang menopause sebagai responden penelitian, 31 responden dengan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan tentang menopause dengan kecemasan menghadapi menopause pada wanita yang

Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45- 55 tahun. Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. Meskipun seluruh proses ini

Hubungan Antara Dukungan Sosial Suami dengan Kecemasan dalam Menghadapi Menopause Pada Wanita .... Identifikasi

OIeh karena itu, seorang wanita yang akan menghadapi masa menopause tersebut sangat diperlukan informasi yang obyektif, sering mendiskusiakan dengan teman-temanyang mengalami

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan tentang menopause dengan kecemasan menghadapi menopause pada wanita yang

Variabel X memiliki nilai signifikansi 0,000 < 0,5 yang berarti pengaruh bertransaksi menggunakan LinkAja Syari’ah berpengaruh terhadap minat Masyarakat Kelurahan Harjosari I, Kecamatan