• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konflik Batin Tokoh Utama Wanita Pada Novel Fengru Fei Tun Karya Mo Yan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Konflik Batin Tokoh Utama Wanita Pada Novel Fengru Fei Tun Karya Mo Yan"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA WANITA PADA NOVEL

FENGRU FEI TUN KARYA MO YAN

《丰乳肥臀》小

的女角色的主要内冲突

fēng rǔ féi tún

Xi

ǎoshuō

de n

ǚ juésè de zhǔyào nèi chōngtú

SKRIPSI

Oleh :

NOVITA SARI D ARUAN

100710012

PROGRAM STUDI SASTRA CHINA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA WANITA PADA NOVEL

FENGRU FEI TUN KARYA MO YAN

《丰乳肥臀》小

的女角色的主要内冲突

fēng rǔ féi tún

Xi

ǎoshuō de nǚ juésè de zhǔyào nèi chōngtú

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Studi Sastra China Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana dalam bidang Ilmu Sastra China.

Oleh :

NOVITA SARI D ARUAN 100710012

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Dr. Martha Pardede, M.S

NIP:195212291979032001 NIK:90051614112001

Vivi Adryani Nasution,S.S, MTCSOL

PROGRAM STUDI SASTRA CHINA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015

(3)

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

Program Studi S-1 Sastra China

Ketua,

(4)

PENGESAHAN

Diterima Oleh :

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Sastra dalam Bidang Ilmu Sastra China Pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Pada : Tanggal : Hari :

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan

NIP. 19511013 197603 1 001 Dr. Syahron Lubis, M.A.

Panitia Ujian

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat yang pernah di tulis

atau diterbitkan oleh negara lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah

ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya buat ini

tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar sarjana

yang saya peroleh.

Medan, 12 Agustus 2015

Penulis

Novita Sari D Aruan

(6)

ABSTRACT

Everyone is unique. It means each of us has a different feeling with one another. This can be a cause of inner conflict, because in social relationship, someone can be in different path or goal with others. This can be told on a novel. Novel is one of reflection from mental mind of the author which lives and grows in a middle of society. Every novel has a certain message.

In this sudy the writer discuss about Big Breasts and Wide Hips novel. This thesis is about the inner conflict which happens to the woman main character named Shangguan Lu. On the thesis the writer uses descriptive analysis.

Based on the research of Big Breasts and Wide Hips novel, the inner conflict divided into two, they are: external conflict and internal conflict. The external conflict distinguish into two categories, they are: physical conflict and social conflict, while the part of internal conflict is natural conflict.

The result of this research shows that from the two conflict; external conflict and internal conflict, the external conflict is the most common use on this novel. To end the inner conflict which happens to the woman main character on Big Breasts and Wide Hips novel, Shangguan Lu has strategies. Her strategies are: condenting, yielding, problem solving, and inaction.

On this research, it can be concluded that the woman main character on Big Breasts and Wide Hips novel can solve the inner conflict by doing some things according to what she believes in.

(7)

ABSTRAK

Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan satu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik batin, sebab dalam menjalanin hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Hal ini dapat di ceritakan dalam bentuk novel. Dimana novel tersebut merupakan salah satu bentuk refleksi dari kesadaran mental pengarang yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Setiap novel yang ditulis oleh pengarang mengandung sebuah amanat tertentu.

Dalam penelitian ini penulis membahas tentang sebuah novel yang berjudul Big Breasts and Wide Hips. Skripsi ini membahas tentang konflik batin yang dialami oleh tokoh utama wanita yang bernama Shangguan Lu. Peneletian ini dilakukan dengan menggunakan teori psikologi sastra. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis.

Berdasarkan penelitian tentang novel Big Breats and Wide Hips, konflik batin dibagi menjadi dua kelompok yaitu konflik eksternal dan konflik internal. Konflik eksternal dibedakan kedalam dua katagori yaitu konflik fisik dan konflik sosial sedangkan konflik internal yaitu konflik alamiah.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari dua jenis konflik yaitu konflik eksternal dan internal, konflik yang paling banyak digunakan yaitu konflik eksternal. Untuk menyelesaikan konflik batin yang dialami oleh tokoh utama wanita dalam novel Big Breasts and Wide Hips, Shangguan Lu memiliki strategi. Strategi yang digunakan oleh Shangguan Lu adalah mengalah, diam, pemecah masalah dan bertanding.

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tokoh utama wanita dalam novel Big Breasts and Wide Hips dapat menyelesaikan konflik batin yang dialaminya dengan cara yang dimilikinya sendiri.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Konflik Batin

Tokoh Utama Wanita Pada Novel Fengru Fei Tun Karya Mo Yan” sebagai salah

satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan studi Sastra China, Universitas

Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, bimbingan, dan doa.

Dengan segala kerendahan hati, penulis juga mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A, selaku Ketua Program Studi Sastra Cina,

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Sastra

Cina, Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Martha Pardede, M.S, selaku dosen pembimbing I yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan

kritikan yang membangun penulis selam berlangsungnya proses penyusunan

skripsi ini.

5. Vivi Andryani Nst, S.S, MTCSOL Laoshi, Selaku dosen pembimbing II

(9)

masukan, dan kritikan yang membangun penulis selam berlangsungnya

proses penyusunan skripsi ini.

6. Teristimewa orang tua tercinta Ibunda Nurmayanti Naibaho yang senantiasa

memberikan motivasi dan dukungannya kepada penulis baik secara moril

maupun materi.

7. Yang tersayang saudari saya Rafika Bunga Sofia Aruan S.KM

8. Seluruh dosen dan staff di Fakultas Ilmu Budaya khususnya Program Studi

Sastra Cina, Univeritas Sumatera Utara yang telah mendidik dan

memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkulihan ini Julina,

MTCSOL Laoshi, Sheyla Silvia Siregar, S.S, M.Si Laoshi, Niza

Ayuningtias S.S, M.TCSOL Laoshi, Sheyra Silvia Siregar, S.S, M.TCSOL

Laoshi, dan T.Kasa Rullah Adha, S.S, M.TCSOL.

9. Seluruh dosen native yang pernah mengajar di Fakultas Ilmu Budaya,

Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi

ilmu dan kesempatan bagi penulis dalam mengasah kemampuan berbahasa

Mandarin: Wu Qiao Ping M.A. Laoshi, Liu Jin Feng M.A. Laoshi, Cao Li

Min M.A. Laoshi, Liang Yun Chuan M.A. Laoshi, Yu Xue Ling M.A.

Laoshi, Chen Shu Shu M.A. Laoshi, Cao Xia, M.A. Laoshi, Shen Mi, M.A.

Laoshi,

10. Sahabat-sahabat penulis yang selalu bersama-sama selama proses

perkuliahan hinggan penggerjaan skripsi, yang telah membantu memberi

saran, kritik, dan semangat melalui canda dan tawa yang menghibur: Melva

(10)

11. Teman-teman seperjuangan angakatan 2010 terkhusus buat Graciella

Dominica Meirianty, S.S. Serta kakanda 2007, 2008, 2009 dan adinda

stambuk 2011 hingga stambuk 2014 yang tidak dapat penulis tuliskan satu

per satu, terimakasih atas segala semangat dan dukungannya.

12. Sahabat-sahabat terkasih yang selalu mendukung penulis dalam

pengerjaan skripsi ini: Desi Hutagalung S.S dan Billi sinaga S.E

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terimakasih

atas doa dan dukungannya.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi yang

penulis sajikan ini sangat jauh dari sempurna karena masih terdapat banyak

kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mnegharapkan kritik dan saran yang

membangun skripsi ini.

Akhir kata, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh

pihak yang telah membantu. Demikianlah ucapan terima kasih ini penulis

sampaikan, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan berkat-Nya kepada

kita semua. Dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan,

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 5

1.4.2 Manfaat Praktis ... 5

1.5 Batasan Masalah ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDAN TEORI ... 6

2.1 Tinjauan Pustaka ... 6

2.2 Konsep ... 7

2.2.1 Tokoh ... 7

2.2.2 Penokohan ... 9

2.2.3 Kepribadian ... 10

2.3 Landasan Teori ... 12

2.3.1 Psikologi ... 12

2.3.2 Psikologi Sastra ... 13

2.3.3 Konflik Batin ... 14

2.3.4 Sistem Kepribadian menurut Carls Rogers ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

3.1 Objek Penelitian ... 22

3.2 Pendekatan Penelitian ... 22

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.4 Data dan Sumber Data ... 23

3.4.1 Data Penelitian ... 23

3.4.2 Sumber Data ... 24

3.4.2.1 Sumber data Primer ... 24

3.4.2.2 Sumber Data Sekunder ... ... 24

3.5 Teknik Analisis Data ... .25

(12)

Psikologi Sastra ... 26

4.1.1 Santun dan Bersahaja ... 26

4.1.2 Pembenci ... 28

4.1.3 Tidak Putus Asa dan Pantang Menyerah ... 30

4.1.4 Pekerja Keras ... 31

4.1.5 Bertanggung Jawab ... 32

4.1.6 Pemberani dan Kuat ... 33

4.2 Konflik Batin Tokoh Utama pada Novel Fengru Feitun Karya Mo Yan ... 34

4.2.1 Konflik Batin yang dialami Shangguan Lu dengan Mertua Perempuan ... 35

4.2.2 Konflik Batin yang dialami Shangguan Lu dengan Suaminya ... 37

4.2.3 Konflik Batin yang dialami Shangguan Lu untuk mendapatkan seorang anak laki-laki ... 39

4.2.4 Konflik Batin yang dialami Shangguan Lu untuk membesarkan kesembilan anaknya seorang diri ditengah terjadinya perang ... 42

4.2.5 Konflik Batin yang dialami Shangguan Lu mempertahankan keluarga yang dilindunginya agar hidup bahagia ... 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 Simpulan ... 54

5.1.1 Karakter Shangguan Lu sebagai Tokoh Utama Wanita ... 54

5.1.2 Konflik Batin yang di alami oleh Shangguan Lu sebagai Tokoh Utama Wanita... 56

5.1.3 Strategi Dalam menyelesaikan Konflik Batin yang dihadapin oleh Shangguan Lu ... 58

5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA

(13)

ABSTRACT

Everyone is unique. It means each of us has a different feeling with one another. This can be a cause of inner conflict, because in social relationship, someone can be in different path or goal with others. This can be told on a novel. Novel is one of reflection from mental mind of the author which lives and grows in a middle of society. Every novel has a certain message.

In this sudy the writer discuss about Big Breasts and Wide Hips novel. This thesis is about the inner conflict which happens to the woman main character named Shangguan Lu. On the thesis the writer uses descriptive analysis.

Based on the research of Big Breasts and Wide Hips novel, the inner conflict divided into two, they are: external conflict and internal conflict. The external conflict distinguish into two categories, they are: physical conflict and social conflict, while the part of internal conflict is natural conflict.

The result of this research shows that from the two conflict; external conflict and internal conflict, the external conflict is the most common use on this novel. To end the inner conflict which happens to the woman main character on Big Breasts and Wide Hips novel, Shangguan Lu has strategies. Her strategies are: condenting, yielding, problem solving, and inaction.

On this research, it can be concluded that the woman main character on Big Breasts and Wide Hips novel can solve the inner conflict by doing some things according to what she believes in.

(14)

ABSTRAK

Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan satu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik batin, sebab dalam menjalanin hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Hal ini dapat di ceritakan dalam bentuk novel. Dimana novel tersebut merupakan salah satu bentuk refleksi dari kesadaran mental pengarang yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Setiap novel yang ditulis oleh pengarang mengandung sebuah amanat tertentu.

Dalam penelitian ini penulis membahas tentang sebuah novel yang berjudul Big Breasts and Wide Hips. Skripsi ini membahas tentang konflik batin yang dialami oleh tokoh utama wanita yang bernama Shangguan Lu. Peneletian ini dilakukan dengan menggunakan teori psikologi sastra. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis.

Berdasarkan penelitian tentang novel Big Breats and Wide Hips, konflik batin dibagi menjadi dua kelompok yaitu konflik eksternal dan konflik internal. Konflik eksternal dibedakan kedalam dua katagori yaitu konflik fisik dan konflik sosial sedangkan konflik internal yaitu konflik alamiah.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari dua jenis konflik yaitu konflik eksternal dan internal, konflik yang paling banyak digunakan yaitu konflik eksternal. Untuk menyelesaikan konflik batin yang dialami oleh tokoh utama wanita dalam novel Big Breasts and Wide Hips, Shangguan Lu memiliki strategi. Strategi yang digunakan oleh Shangguan Lu adalah mengalah, diam, pemecah masalah dan bertanding.

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tokoh utama wanita dalam novel Big Breasts and Wide Hips dapat menyelesaikan konflik batin yang dialaminya dengan cara yang dimilikinya sendiri.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perjalanan kehidupan manusia tidak selalu mulus dan lancar. Selain sebagai

makhluk sosial, manusia pun adalah makhluk individu, unik, dan subjektif. Setiap

manusia pasti memiliki keinginan, harapan dan impian dan kebutuhan yang

dipenuhinya. Untuk memenuhi semua itu, manusia tidak jarang mengalami

masalah sehingga menimbulkan konflik dalam diri manusia tersebut. Konflik

adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan

yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan (Wellek & Warren,

1989: 285). Dua kelas ini satu sama lain tidak bisa saling menyesuaikan kehendak,

usaha dan maksud-maksudnya.

Konflik adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Itulah sebabnya manusia

lebih suka memilih menghindari konflik dan menghendaki kehidupan yang tenang.

Manusia yang merasa dirinya tak berharga akan mengeluarkan dari kesadaran

bukti-bukti yang bertentangan dengan gambaran dirinya sendiri atau akan

menafsirkan sesuai dengan rasa tidak berharga itu.

Novel merupakan salah satu bentuk refleksi dari kesadaran mental

pengarang terhadap nilai yang hidup dan berkembang di tengah-tengah

masyarakat karena novel tidak pernah lepas dari sistem sosial budaya yang

melingkupinya. Dengan demikian, suatu fenomena sosial dapat menjadi salah satu

(16)

kandungan amanat tertentu. Artinya, pengarang berusaha mengaktifkan pembaca

untuk menerima gagasan-gagasannya tentang berbagai segi kehidupan. Begitu

juga cara pengarang memandang tokoh perempuan sebagai salah satu bentuk

konkretisasi dari aspirasi, gagasan, pandangan dan nilai-nilai tentang perempuan

itu sendiri.

Seperti permasalahan yang dituangkan dalam sebuah novel Fengru Fei Tun

oleh seorang pengarang terkenal yang berasal dari negeri China yang bernama

Mo Yan. Pengarang Mo Yan menceritakan tentang perjuangan seorang wanita

demi mempertahankan kehidupan yang dialaminya saat terjadinya revolusi besar

di Negara China pada tahun 1917. Saat itu perempuan-perempuan di Negara

China dipaksa untuk memperkecil kaki mereka dengan cara mengikatkan keempat

jari kaki untuk menghentikan pertumbuhan kaki para perempuan. Pengikat kaki

tersebut dinamakan Chinese Foot Binding.

Tradisi ini mulai dilakukan pada anak perempuan berusia dari 4-7 tahun.

Ada kepercayaan yang sangat kuat dalam masyarakat kuno China bahwa semakin

kecil kaki pada wanita maka anak perempuan tersebut akan terlihat semakin

cantik. Ini terjadi diperkirakan pada masa dinasti Tang (618 M – 907 M) dan

berakhir ketika terjadi revolusi China tahun 1911. Pada masa itu perempuan yang

sudah menikah harus di wajibkan untuk memiliki anak laki-laki dalam keluarga

mereka.

Novel Fengru Fei Tun adalah salah satu novel yang berdasarkan

(17)

tentang pasang surut keluarga Shangguan yang memiliki delapan anak perempuan

dan memiliki satu anak laki-laki di tengah pasang surut perang China-Jepang dan

revolusi politik China.

Shangguan Lu atau Xuan’er adalah seorang wanita yang oleh paman dan

bibinya telah dijanjikan akan mendapatkan suami yang terhormat, menikah

dengan seorang pandai besi. Setelah lama tidak memiliki keturunan, dia mendapat

perlakuan yang kasar oleh ibu mertuanya, yang menganggap dirinya tidak

berguna. Merasa tidak terima terhadap perlakuan keponakannya, paman dan

bibinya ingin membuktikan bahwa tidak ada yang salah dengan Xuan’er,

melainkan justru Shangguan Shouxi yang mandul. Maka dimulailah petualangan

Xuan’er dengan beberapa lelaki yang akhirnya menghasilkan delapan anak

perempuan.

Dari pamannya sendiri, dia melahirkan Laidi dan Zhaodi. Dari pedagang itik

keliling, dia melahirkan Lingdi. Dari seorang dokter herbal, dia melahirkan

Xiangdi. Dari seorang peternak hewan, dia melahirkan Pandi. Dari seorang

biarawan, dia melahirkan Niandi. Dari hasil perkosaan oleh empat tentara deserter,

dia melahirkan Qiudi. Dan dari seorang pastor misionaris Swedia, dia melahirkan

anak kembar, Yunu dan Jintong, satu-satunya anak laki-laki yang telah lama

ditunggu. Kelahiran Jintong yang dramatis bersamaan dengan masuknya pasukan

Jepang ke wilayah Gaomi Timur Laut.

Menjadi ibu dari delapan anak perempuan dan satu anak lelaki yang

(18)

perang, kekerasan dan kelaparan, tidak membuat Shangguan Lu patah semangat.

Banyak permasalahan yang dihadapin oleh Shangguan Lu didalam kehidupannya,

sehingga menimbulkan konflik batin didalam dirinya.

Melalui penggambaran tokoh dengan pergolakan batin, pembaca novel ini

diajak untuk menyelami sedalam mungkin apa yang dirasakan oleh tokoh dalam

cerita. Penggambaran yang ada seakan-akan benar-benar terjadi dan dapat

dirasakan oleh pembaca.

Semua hal-hal yang telah diuraikan diatas adalah alasan yang membuat

peneliti merasa tertarik untuk meneliti novel Fengru Fei Tun.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukan dan diuraikan

pada pendahuluan diatas, maka peneliti membuat rumusan masalah penelitian

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah karakter tokoh utama wanita pada novel Fengru Fei Tun

(1996) Karya Mo Yan ?

2. Bagaimankah bentuk konflik batin dan strategi untuk menyelesaikan

konflik batin yang dialami oleh tokoh utama wanita pada novel Fengru

Fei Tun (1996) Karya Mo Yan ? 1.3 Tujuan Penelitian

Melalui penelitian ini, penulis memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan

(19)

1. Mendeskripsikan karakter tokoh utama wanita pada novel Fengru Fei

Tun (1996) Karya Mo Yan.

2. Mendeskripsikan bentuk konflik batin dan strategi untuk menyelesaikan

konflik psikologi yang dialami oleh tokoh utama wanita pada novel

Fengru Fei Tun (1996) Karya Mo Yan

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat

memberikan sumber referensi baru bagi ranah kepustakaan penelitian, khususnya

dibidang sastra, dan menambahkan pengetahuan tentang analisis karya sastra,

terutama analisis novel dengan kajian psikologi sastra.

1.4.2 Manfaat Praktis

Diharapkan memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai rujukan atau

referensi bagi peneliti lain untuk mengembangankan penulisan yang lebih

mendalam dimasa mendatang.

1.5 Batasan Masalah

Setiap pelaksanaan penulis karya ilmiah pasti selalu bertitik tolak dari

adanya masalah yang dihadapi dan perlu segera dipecahkan. Agar penulisan

skripsi ini dapat terarah dan pembahasannya juga tidak mengambang serta tidak

terjadi kesimpangsiuran dalam menafsirkannya, maka penulis akan membatasi

permasalahan yang dipaparkan pada konflik batin tokoh utama pada novel Fengru

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka bertujuan untuk mengetahui keaslian karya ilmiah karena

pada dasarnya suatu penelitian berasal dari acuan yang mendasarinya. Tinjauan

pustaka dilakukan sebagai titik tolak untuk mengadakan suatu penelitian. Untuk

mengetahui keaslian penelitian ini, dipaparkan beberapa tinjauan pustaka yang

telah dimuat dalam bentuk skripsi.

Ena Putri (2012), dengan penelitiannya Aspek Kejiwaan Tokoh dalam Novel

Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata (Tinjauan Psikoloogi Sastra) yang di publikasikan oleh Universitas Sebelas Maret memaparkan keadaan tentang

psikologi tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel Sebelas Patriot dan unsur-nsur

instrinsik yang terdapat dalam novel tersebut. Dalam novel Sebelas Patriot

tergambar keadaan psikologi tokoh-tokohnya, ditinjau dari segi kejiwaan dan

nilai-nilai moral.

Megawati (2011), dalam skripsinya yang berjudul : “Eksitensi Tokoh

Shangguan Lushi dalam Novel Big Breast and Wide Hips Karya Mo Yan” yang

dipublikasikan oleh Universitas Bina Nusantara. Skripsi ini membahas tentang

tokoh Shangguan Lushi yang memenuhi standar sebagai individu yang berhak

dianggap eksitensinya. Adapun manfaat skripsi ini bagi penulis yaitu adalah

tentang eksitensi (keberadaan) sesorang itu harus diakui dimanapun walaupun

(21)

Chen Xuemei (陈 雪 梅) dalam skripsinya yang berjudul Pria menulis

tentang wanita dan wanita menulis tentang mereka sendiri pada novel Big Breasts

and Wide Hips karya Mo Yan (Department of Chinese and Communition,

Huainan Normal University, Huainan 232001, China). Skripsi ini membahas

tentang seorang wanita berada dalam perwakilan dua jenis yaitu perempuan dan

ibu. Skripsi ini menjelaskan bagaimana seorang perempuan harus memiliki

hubungan harmonis kepada seorang pria untuk menjalin sebuah hubungan.

2.2 Konsep

Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret

(Alwi, dkk, 2003: 588). Dengan kata lain, konsep merupakan suatu unsur

penelitian yang dipergunakan untuk mengarahkan suatu penelitian. Konsep

digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan, menggambarkan, ataupun

mendeskripsikan suatu topik pembahasan. Konsep yang dimaksud disini adalah

analisis objek dalam novel Fengru Fei Tun yang berupa konflik batin yang

dialami oleh tokoh utama wanita dalam cerita. Berdasarkan uraian diatas, peneliti

ini akan mempergunakan beberapa konsep sebagai dasar penelitian, sebagai

berikut :

2.2.1 Tokoh

Menurut Aminudin (2002: 79) tokoh adalah pelaku mengemban peristiwa

dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Istilah

tokoh mengacu pada orangnya, pelaku cerita (Nurgiayantoro, 1995: 165). Tokoh

(22)

Menurut Sudjiman (1988: 16) tokoh adalah individu rekaan yang mengalami

peristiwa atau perlakuan didalam berbagai peristiwa cerita. Tokoh pada umumnya

berwujud manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang di

insankan.

Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro 1995:165) tokoh cerita merupakan

orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama oleh pembaca

kualitas moral dan kecenderungan. Kecenderungan tertentu seperti yang

diekspresikan dalam ucapan dan dilakukan dalam tindakan. Berdasarkan

pengertian di atas dapat dikatakan bahwa tokoh cerita adalah individu rekaan yang

mempunyai watak dan perilaku tertentu sebagai pelaku yang mengalami peristiwa

dalam cerita.

Menurut Sudjiman (1988:17-18) berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita

dapat dibedakan tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh yang memegang peran

pemimpin disebut tokoh utama atau protagonis. Protagonis selalu menjadi tokoh

yang sentral dalam cerita, ia bahkan menjadi pusat sorotan dalam kisahan.

Menurut Nurgiyantoro (1995:176) berdasarkan peranan dan tingkat

pentingnya, tokoh terdiri atas tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama

adalah tokoh yang diutamakan penceritaanya dalan novel yang bersangkutan. Ia

merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan baik sebagai pelaku kejadian

maupun yang dikenai kejadian. Tokoh tambahan kejadiannya lebih sedikit

dibandingkan tokoh utama. Kejadiannya hanya ada jika berkaitan dengan tokoh

utama secara langsung. Tokoh utama dapat saja hadir dalam setiap kejadian dan

(23)

utama juga bisa tidak muncul dalam setiap kejadian atau tidak langsung ditunjuk

dalam setiap bab, namun ternyata dalam kejadian atau bab tersebut tetap erat

kaitannya, atau dapat dikaitkan dengan tokoh utama.

Tokoh utama dalam sebuah novel, mungkin saja lebih dari seorang, walau

kadar keutamaannya tidak selalu sama. Keutamaan mereka ditentukan oleh

dominasi, banyaknya penceritaan, dan pengaruhnya terhadap perkembangan plot

secara keseluruhan. Penentuan tokoh utama dalam sebuah cerita dapat dilakukan

dengan cara yaitu tokoh itu yang paling terlibat dengan makna atau tema, tokoh

itu yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, tokoh itu yang paling

banyak memerlukan waktu penceritaan.

Pembaca dapat menentukan tokoh utama dengan jalan melihat keseringan

pemunculannya dalam suatu cerita. Selain lewat memahami peranan dan

keseringan pemunculannya, dalam menentukan tokoh utama dapat juga melalui

petunjuk yang diberikan oleh pengarangnya. Tokoh utama umumnya merupakan

tokoh yang sering diberi komentar dan dibicarakan oleh pengarangnya. Selain itu

lewat judul ceritanya juga dapat diketahui tokoh utamanya (Aminudin 2008: 80).

2.2.2 Penokohan

Penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan, artinya dengan karakter

dan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan

watak-watak tertentu dalam sebuah cerita (Nurgiayantoro, 2005:165). Jones dalam

Nurgiyatoro (2005:165) mengungkapkan bahwa penokohan adalah pelukisan

(24)

Menurut Staton dalam Nurgiyantoro (2005:165), pengguna istilah

“karakter” sendiri dalam berbagai literatur bahasa inggris menyaran pada dua

pengertian berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan, dan

sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki

tokoh-tokoh tersebut. Dengan demikian, menurut Nugriyantoro (2005:165),

karakter dapat berarti “perwatakan”. Antara seorang tokoh dengan perwatakan

yang dimilikinya, memang merupakan suatu kepaduan yang utuh. Penyebutan

nama tokoh tertentu tidak jarang langsung menngisyaratkan kepada perwatakan

yang dimiliki.

Menurut Jones dalam Nugriyantoro (2005:166), isilah “penokohan” lebih

luas pengertiannya daripada “tokoh” dan “perwatakan”, karena “penokohan”

sekaligus mencakup masalah siapa tokoh, bagaimana perwatakan dan bagaimana

penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehinggga sanggup

memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus

menyarankan pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah

cerita.

Menurut Sudijman (1991:581), penokohan adalah penyajian watak tokoh

dan pencipta citra tokoh. Tokoh-tokoh perlu mengambarkan ciri-ciri lahir dan sifat

serta sikap batinnya agar kualitas tokoh, nalar, jiwanya dikenal pembacanya.

2.2.3 Kepribadian

Kata Personality dalam bahasa Inggris berasal dari bahssa Yunani-kuno

(25)

teater. Para artis itu bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang

dipakainya, seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu. Jadi konsep

awal dari Personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku yang

ditampakkan ke lingkungan sosial – kesan mengenai diri yang diinginkan agar

dapat ditangkap oleh lingkungan sosial.

Kepribadian atau Psyche adalah mencakup keseluruhan fikiran, perasaan

dan tingkahlaku, kesadaran dan ketidaksadaran. Kepribadian membimbing orang

untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Sejak

awal kehidupan, kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk

kesatuan. Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu bersumber dari

bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya bentukan-bentukan dari keluarga pada

masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan yang dibawa sejak lahir. Jadi yang

disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat

psikologis, kejiwaan dan juga yang bersifat fisik, yaitu keseluruhan cara di mana

seorang individu beraksi dan berinteraksi dengan individu lain.

Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk

oleh proses sosialisasi. Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis

seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial tertentu, baik berupa perasaan,

berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan. Kepribadian adalah

organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap

(26)

Ada dua faktor yang menentukan kepribadian pada tiap-tiap orang. Faktor

tersebut adalah faktor keturunan dan faktor lingkungan. Dua faktor ini sangat kuat

dalam proses terbentuknya kepribadian dalam diri seseorang.

2.3 Landasan Teori

Teori adalah dasar pijakan seorang peneliti untuk bekerja menganalisis

objek yang akan dikaji dalam menulis sebuah karya ilmiah. Dalam analisis tokoh

utama dalam Fengru Fei Tun (2011), peneliti menggunakan teori Carls Rogers

untuk menganalisis konflik batin tokoh utama beserta karakter-karakter yang

dihadapin oleh tokoh utama dalam novel tersebut.

2.3.1 Psikologi

Psikologi berasal dari kata Yunani psyche yang berarti jiwa, dan logos yang

berarti ilmu. Jadi secara etimologis psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang

mempelajari tentang jiwa. Menyelidiki dan mempelajari tentang tingkah laku

manusia (Atkison, 1996:7). Menurut Kamus Besar Berbahasa Indonesia, psikologi

adalah ilmu yang berkaitan dengan proses-proses mental baik normal maupun

abnormal dan peng aruhnya pada prilaku ilmu pengetahuan tentang gejala dan

kegiatan-kegiatan jiwa.

Bimo Walgito (dalam Fananie, 2000: 177) mengemukakan psikologi adalah

salah satu cabang ilmu pengetahuan yang objek studinya adalah manusia, karena

perkataan psyche atau psicho mengandung pengertian “jiwa”. Dengan demikian,

(27)

Dalam ilmu psikologi tiga aliran pemikiran revolusi yang mempengaruhi

pemikiran personolodis modern. Tiga aliran pemikiran tersebut adalah

Psikoanalisis, Behaviorisme, dan Humanistic. Psikoanalisis menghadirkan manusia sebagai bentukan dari naluri-naluri dan konflik-konflik struktur

kepribadian (id, ego, dan superego). Behaviorisme mencirikan manusia sebagai

kontan yang fleksibel, pasif, dan penurut terhadap stimulus lingkungan.

Sedangkan humanistic adalah sebuah “gerakan” yang muncul yang menampilkan

manusia yang berbeda dengan gambaran psikoanalisis dan behaviorisme.

2.3.2 Psikologi Sastra

Psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah yang berkaitan dengan

unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang terkandung dalam sastra.

Aspek-aspek kemanusiaan inilah yang merupakan objek utama psikologi sastra

sebab semata-mata dalam diri manusia itulah aspek kejiwaan dicangkokkan dan

diinvestasikan. Penelitian psikologi sastra dilakukan melalui dua cara. Pertama,

melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian diadakan analisis terhadap

suatu karya sastra. Kedua, dengan terlebih dahulu menentukan sebuah karya sastra

sebagai objek penelitian, kemudian ditentukan teori-teori psikologi yang dianggap

relefan untuk melakukan analisis (Ratna, 2004: 344).

Istilah psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan pengertian. Yaitu

studi proses kreatif, psikologi pengarang baik sebagai suatu tipe maupun

individual, studi tipe-tipe dan hukum-hukum psikologi dalam karya sastra, dan

(28)

pembaca. Dalam penelitian ini peneliti menggabungkan keempat kemungkinan

pengertian dalam melakukan penelitian terhadap pembaca atau psikologi pembaca.

Fiksi psikologi sastra adalah salah satu aliran sastra yang berusaha

mengeksplorasi pikiran sang tokoh utama, terutama pada bagian yang terdalam

yaitu alam bawah sadar. Fiksi psikologis sering mengunakan teknik bernama

“arus kesadaran”. Istilah ini ditemukan oleh William James pada tahun 1890 dan

digunakan untuk mengambarkan kepingan-kepingan inspirasi, gagasan, kenangan

dan sensasi yang membentuk kesadaran manusia ( Stanton, 2007: 134).

2.3.3 Konflik Batin

Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada

kehidupan. Oleh karena itu, pembaca dapat terlibat secara emosional terhadap apa

yang terjadi dalam cerita (Sayuti, 2000: 41-42). Pembaca sebagai penikmat cerita

tidak hanya sekedar membaca, melainkan mampu merasakan secara mendalam

setiap cerita dan mengkaitkannya dengan peristiwa yang terjadi di sekitarnya.

Wellek dan Warren (1995: 285), menyatakan bahwa konflik adalah sesuatu yang

dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang,

menyiratkan adanya aksi dan balasan aksi.

Konflik akan terjadi apabila tidak adanya kesepakatan atau pengaturan

secara teratur antara sebuah keinginan satu dan keinginan yang lain. Konflik juga

dapat terjadi jika tidak adanya kesepakatanantara ego satu dan ego yang lain. Hal

ini biasanya terjadi pada kehidupan nyata yang kebanyakan orang sering

menghindarinya. Namun, dalam dunia sastra, konflik sangatlah dibutuhkan

(29)

tidak ada konflik, maka dapat dipastikan cerita tersebut tidak akan hidup dan

menarik pembaca untuk membacanya karena tidak adanya peristiwa yang bisa

dirasakan. Bahkan tidak berlebihan juga bila menuliskarya sastra adalah

membangun dan mengembangkan konflik karena semakin banyak dan semakin

menarik konflik yang terjadi maka cerita tersebut akan lebih menarik untuk dibaca.

Peristiwa dalam sebuah karya sastra sangat erat hubungannya dengan

konflik. Peristiwa mampu menciptakan konflik dan konflik mampu memicu

terjadinya peristiwa yang lain. Bentuk peristiwa dalam sebuah cerita, dapat berupa

peristiwa fisik maupun batin. Peristiwa fisik melibatkan aktivitas fisik, adanya

interaksi antara tokoh cerita dengan tokoh yang di luar dirinya, tokoh lain atau

lingkungan. Peristiwa batin adalah sesuatu yang terjadi dalam batin, hati, seorang

tokoh (Nurgiyantoro, 2007: 123-124).

Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa konflik dapat terjadi

pada semua aspek kehidupan manusia. Sayuti (2000: 42-43) membagi konflik

menjadi tiga jenis.

Pertama, konflik dalam diri seorang (tokoh). Konflik ini sering disebut juga dengan psychological conflict atau konflik kejiwaan. Konflik jenis ini biasanya

terjadi berupa perjuangan seorang tokoh dalam melawan dirinya sendiri, sehingga

dapat mengatasi dan menentukan apa yang akan dilakukannya.

Kedua, konflik antara orang-orang atau seseorang dan masyarakat. Konflik jenis ini sering disebut dengan istilah social conflict atau konflik sosial. Konflik

(30)

timbul dari sikap individu terhadap lingkungan sosial mengenai berbagai masalah

yang terjadi pada masyarakat.

Ketiga, konflik antara manusia dan alam. Konflik seperti ini sering disebut sebagai physical or element conflict atau konflik alamiah. Konflik jenis ini

biasanya terjadi ketika tokoh tidak dapat menguasai dan atau memanfaatkan serta

membudayakan alam sekitar sebagaimana mestinya.

Apabila hubungan manusia dengan alamnya tidak serasi maka akan terjadi

disharmoni yang dapat menyebabkan terjadinya konflik itu. Ketiga jenis konflik

di atas dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok jenis konflik yaitu konflik

ekternal dan konflik internal.

Konflik eksternal (external conflict) adalah konflik yang terjadi antara

seorang tokoh dengan sesuatu yang di luar dirinya. Konflik eksternal dapat

dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu konflik fisik (physical conflict) dan

konflik sosial (social conflict). Konflik fisik adalah konflik yang disebabkan

adanya pembenturan antara tokoh dan lingkungan alam. Misalnya, konflik atau

permasalahan yang dialami seorang tokoh akibat adanya banjir besar, kemarau

panjang, gunung meletus dan sebagainya. Sedangkan konflik sosial adalah konflik

yang disebabkan oleh adanya kontak sosial antarmanusia yang berwujud masalah

pemburuhan, penindasan, percekcokan, peperangan, dan lain-lain (Nurgiantoro,

2010). Duverger melalui (Sujai, 2012: 27) mengemukakan bahwa bentuk-bentuk

konflik politik diidentifikasikan menjadi dua kategori yaitu senjata-senjata

(31)

Konflik internal (internal conflict) adalah konflik yang terjadi dalam hati

atau jiwa seorang tokoh cerita. Konflik seperti ini biasanya dialami oleh manusia

dengan dirinya sendiri. Jenis konflik yang masuk dalam konflik internal yaitu

konflik dalam diri seorang tokoh (psychological conflict). Konflik seperti di atas

dapat terjadi secara bersamaan karena erat hubungannya dengan manusia yang

disebut tokoh dalam karya sastra (Nurgiyantoro, 2007: 124).

Menurut Layn (2010:105) penyebab terjadinya konflik adalah:

1. Hubungan masyarakat

Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang

terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan antar kelompok yang

berbeda dalam suatu masyarakat.

2. Kebutuhan manusia

Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh kebutuhan dasar

manusia (fisik, mental dan sosial) yang tidak terpenuhi atau

terhalangi.

3. Negosiasi prinsip

Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi yang tidak

selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak yang

(32)

4. Identitas

Mengasumsikan bahwa konflik disebabkan oleh identitas yang

terancam misalnya, penderitaan di masa lalu yang tidak

terselesaikan.

5. Kesalahpahaman antar budaya

Mengasumsikan bahwa konflik disebabkan oleh ketidakcocokan

dalam cara komunikasi antara berbagai budaya yang berbeda.

6. Transformasi Konflik

Mengasumsikan bahwa konflik disebabkan oleh masalah

ketidaksetaraan dan ketidak adilan yang muncul sebagai masalah

sosial, budaya dan ekonomi.

2.3.4 Sistem Kepribadian menurut Carl Rogers

Dalam kajian psikologi satra yang berusaha mengungkap aspek kepribadian

yang dipandang meliputi tiga bagian yang lebih dikenal sebagai pokok-pokok

teori, yaitu :

1. Organism

Pengertian organisme mencakup tiga hal :

a. Makhluk hidup: organisme adalah makhluk lengkap dengan fungsi

fisik dan psikologinya. Organisme adalah tempat semua

pengalaman, segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam

kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang mengenai event

(33)

b. Realita subyektif: organisme menanggapi dunia seperti yang

diamati atau dialaminya. Realita adalah medan presepsi yang

sifatnya subjektif, bukan fakta benar-salah. Realita subyektif

semacam itulah yang menentukan/ membentuk tingkah laku.

c. Holisme: organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga

perubahaan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain.

Setiap perubahaan memiliki makna pribadi dan bertujuan, yakni

tujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan

diri.

2. Medan fenomena (Phenomenal Field)

Keseluruhan pengalamn itu, baik yang internal maupun eksternal,

disadari maupun tidak disadari dinamakan medan fenomena. Medan

fenomena adalah seluruh pengalaman pribadinya seseorang sepanjang

hidupnya didunia, sebagaimana presepsi subyektifnya. Beberapa

deskripsi berikut menjelaskan pengertian medan fenomena :

a. Meliputi pengalaman internal (presepsi mengenai diri sendiri) dan

pengalaman eksternal (presepsi mengenai dunia luar)

b. Meliputi pengalaman yang: disimbolkan (diamati dan disusun

dalam kaitannya dengan diri sendiri), disimbolkan tetapi

diingkari/dikaburkan (karena tidak kosisten dengan struktur

dirinya), dan tidak disimbolkan atau diabaikan (karena diamati

(34)

disimbolkan disadari, sedang pengalaman yang diingkari dan

diabaikan tidak disadari.

c. Semua presepsi bersifat subjektif, benar bagi dirinya sendiri.

d. Medan fenomena seseorang tidak dapat diketahui oleh orang lain

kecuali melalui inferensi emptik, itupun pengetahuan yang diproleh

tidak bakal sempurna.

3. Self

Self atau konsep self adalah kosep menyeluruh yang jelas dan

terorganisir tersusun dari presepsi ciri-ciri mengenai I atau Me (aku

sebagai subjek atau aku sebagai objek) dan presepsi I atau Me dengan

orang lain dan berbagai aspek kehidupan, berikut dengan nilai-nilai yang

terlibat pada presepsi itu.

Rogers menilai beberapa corak penting individu yang berfungsi secara

penuh, yaitu:

a. Memiliki sikap terbuka pada pengalaman.

Individu pada taraf ini menjauhkan diri dari tindakan menghindari atau

bertahan atas berbagai hal yang terjadi dan berkembang.

b. Kehidupan eksistensial yang tumbuh kembang.

Taraf ini mendorong individu untuk tidak melakukan distorsi atau pengingkaran atas elemen-elemen medan fenomena. Situasi ini lebih

(35)

c. Pertumbuhan kepercayaan terhadap diri dan pribadi.

Taraf ini membuat individu memiliki kemampuan untuk menentukan

tindakan-tindakan yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi

kepribadiannya sehingga tidak menimbulkan inkongruensi.

d. Kebebasan memilih.

Kekebasan memilih membuat individu terbebas dari hal-hal yang

berpotensi menekan atau menghalangi self untuk tumbuh, menyesuaikan

diri atau berkembang.

e. Munculnya kreativitasKreativitas menandai bahwa individu telah

mampu menyesuaikan diri dengan bebas terhadap medan fenomena. Hal ini membuat individu merasa bebas tanpa harus merasa terhalangi

dengan situasi bertahan atau situasi yang mengancam. Kreativitas

membuat individu lebih mudah melakukan tindakan yang tepat sesuai

dengan struktur kepribadian.

f. Sikap konstruktif.

Sikap ini bersungsi sebagai salah satu penghubung antara self dengan

medan fenomena. Hal ini memudahkan self untuk membangun sikap-sikap

yang penting dan sesuai dengan medan fenomena.

g. Kehidupan yang utuh.

Kehidupan yang penuh berarti penerimaan atas medan fenomena secara penuh pula baik untuk aspek-aspek yang mudah diterima (kegembiraan

(36)

kesusahan). Kedua aspek tersebut dianggap sebagai bagian utuh yang

dijalani dalam proses hidup tanpa adanya ketertekanan. Penerimaan ini

muncul dari sikap terbuka yang menerima apa adanya medan fenomena

dan menyikapinya secara tepat agar tidak menimbulkan ketegangan atau

(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka bertujuan untuk mengetahui keaslian karya ilmiah karena

pada dasarnya suatu penelitian berasal dari acuan yang mendasarinya. Tinjauan

pustaka dilakukan sebagai titik tolak untuk mengadakan suatu penelitian. Untuk

mengetahui keaslian penelitian ini, dipaparkan beberapa tinjauan pustaka yang

telah dimuat dalam bentuk skripsi.

Ena Putri (2012), dengan penelitiannya Aspek Kejiwaan Tokoh dalam Novel

Sebelas Patriot Karya Andrea Hirata (Tinjauan Psikoloogi Sastra) yang di publikasikan oleh Universitas Sebelas Maret memaparkan keadaan tentang

psikologi tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel Sebelas Patriot dan unsur-nsur

instrinsik yang terdapat dalam novel tersebut. Dalam novel Sebelas Patriot

tergambar keadaan psikologi tokoh-tokohnya, ditinjau dari segi kejiwaan dan

nilai-nilai moral.

Megawati (2011), dalam skripsinya yang berjudul : “Eksitensi Tokoh

Shangguan Lushi dalam Novel Big Breast and Wide Hips Karya Mo Yan” yang

dipublikasikan oleh Universitas Bina Nusantara. Skripsi ini membahas tentang

tokoh Shangguan Lushi yang memenuhi standar sebagai individu yang berhak

dianggap eksitensinya. Adapun manfaat skripsi ini bagi penulis yaitu adalah

tentang eksitensi (keberadaan) sesorang itu harus diakui dimanapun walaupun

(38)

Chen Xuemei (陈 雪 梅) dalam skripsinya yang berjudul Pria menulis

tentang wanita dan wanita menulis tentang mereka sendiri pada novel Big Breasts

and Wide Hips karya Mo Yan (Department of Chinese and Communition,

Huainan Normal University, Huainan 232001, China). Skripsi ini membahas

tentang seorang wanita berada dalam perwakilan dua jenis yaitu perempuan dan

ibu. Skripsi ini menjelaskan bagaimana seorang perempuan harus memiliki

hubungan harmonis kepada seorang pria untuk menjalin sebuah hubungan.

2.2 Konsep

Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret

(Alwi, dkk, 2003: 588). Dengan kata lain, konsep merupakan suatu unsur

penelitian yang dipergunakan untuk mengarahkan suatu penelitian. Konsep

digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan, menggambarkan, ataupun

mendeskripsikan suatu topik pembahasan. Konsep yang dimaksud disini adalah

analisis objek dalam novel Fengru Fei Tun yang berupa konflik batin yang

dialami oleh tokoh utama wanita dalam cerita. Berdasarkan uraian diatas, peneliti

ini akan mempergunakan beberapa konsep sebagai dasar penelitian, sebagai

berikut :

2.2.1 Tokoh

Menurut Aminudin (2002: 79) tokoh adalah pelaku mengemban peristiwa

dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Istilah

tokoh mengacu pada orangnya, pelaku cerita (Nurgiayantoro, 1995: 165). Tokoh

(39)

Menurut Sudjiman (1988: 16) tokoh adalah individu rekaan yang mengalami

peristiwa atau perlakuan didalam berbagai peristiwa cerita. Tokoh pada umumnya

berwujud manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang di

insankan.

Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro 1995:165) tokoh cerita merupakan

orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama oleh pembaca

kualitas moral dan kecenderungan. Kecenderungan tertentu seperti yang

diekspresikan dalam ucapan dan dilakukan dalam tindakan. Berdasarkan

pengertian di atas dapat dikatakan bahwa tokoh cerita adalah individu rekaan yang

mempunyai watak dan perilaku tertentu sebagai pelaku yang mengalami peristiwa

dalam cerita.

Menurut Sudjiman (1988:17-18) berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita

dapat dibedakan tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh yang memegang peran

pemimpin disebut tokoh utama atau protagonis. Protagonis selalu menjadi tokoh

yang sentral dalam cerita, ia bahkan menjadi pusat sorotan dalam kisahan.

Menurut Nurgiyantoro (1995:176) berdasarkan peranan dan tingkat

pentingnya, tokoh terdiri atas tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama

adalah tokoh yang diutamakan penceritaanya dalan novel yang bersangkutan. Ia

merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan baik sebagai pelaku kejadian

maupun yang dikenai kejadian. Tokoh tambahan kejadiannya lebih sedikit

dibandingkan tokoh utama. Kejadiannya hanya ada jika berkaitan dengan tokoh

utama secara langsung. Tokoh utama dapat saja hadir dalam setiap kejadian dan

(40)

utama juga bisa tidak muncul dalam setiap kejadian atau tidak langsung ditunjuk

dalam setiap bab, namun ternyata dalam kejadian atau bab tersebut tetap erat

kaitannya, atau dapat dikaitkan dengan tokoh utama.

Tokoh utama dalam sebuah novel, mungkin saja lebih dari seorang, walau

kadar keutamaannya tidak selalu sama. Keutamaan mereka ditentukan oleh

dominasi, banyaknya penceritaan, dan pengaruhnya terhadap perkembangan plot

secara keseluruhan. Penentuan tokoh utama dalam sebuah cerita dapat dilakukan

dengan cara yaitu tokoh itu yang paling terlibat dengan makna atau tema, tokoh

itu yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, tokoh itu yang paling

banyak memerlukan waktu penceritaan.

Pembaca dapat menentukan tokoh utama dengan jalan melihat keseringan

pemunculannya dalam suatu cerita. Selain lewat memahami peranan dan

keseringan pemunculannya, dalam menentukan tokoh utama dapat juga melalui

petunjuk yang diberikan oleh pengarangnya. Tokoh utama umumnya merupakan

tokoh yang sering diberi komentar dan dibicarakan oleh pengarangnya. Selain itu

lewat judul ceritanya juga dapat diketahui tokoh utamanya (Aminudin 2008: 80).

2.2.2 Penokohan

Penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan, artinya dengan karakter

dan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan

watak-watak tertentu dalam sebuah cerita (Nurgiayantoro, 2005:165). Jones dalam

Nurgiyatoro (2005:165) mengungkapkan bahwa penokohan adalah pelukisan

(41)

Menurut Staton dalam Nurgiyantoro (2005:165), pengguna istilah

“karakter” sendiri dalam berbagai literatur bahasa inggris menyaran pada dua

pengertian berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan, dan

sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki

tokoh-tokoh tersebut. Dengan demikian, menurut Nugriyantoro (2005:165),

karakter dapat berarti “perwatakan”. Antara seorang tokoh dengan perwatakan

yang dimilikinya, memang merupakan suatu kepaduan yang utuh. Penyebutan

nama tokoh tertentu tidak jarang langsung menngisyaratkan kepada perwatakan

yang dimiliki.

Menurut Jones dalam Nugriyantoro (2005:166), isilah “penokohan” lebih

luas pengertiannya daripada “tokoh” dan “perwatakan”, karena “penokohan”

sekaligus mencakup masalah siapa tokoh, bagaimana perwatakan dan bagaimana

penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehinggga sanggup

memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus

menyarankan pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah

cerita.

Menurut Sudijman (1991:581), penokohan adalah penyajian watak tokoh

dan pencipta citra tokoh. Tokoh-tokoh perlu mengambarkan ciri-ciri lahir dan sifat

serta sikap batinnya agar kualitas tokoh, nalar, jiwanya dikenal pembacanya.

2.2.3 Kepribadian

Kata Personality dalam bahasa Inggris berasal dari bahssa Yunani-kuno

(42)

teater. Para artis itu bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang

dipakainya, seolah-olah topeng itu mewakili ciri kepribadian tertentu. Jadi konsep

awal dari Personality (pada masyarakat awam) adalah tingkah laku yang

ditampakkan ke lingkungan sosial – kesan mengenai diri yang diinginkan agar

dapat ditangkap oleh lingkungan sosial.

Kepribadian atau Psyche adalah mencakup keseluruhan fikiran, perasaan

dan tingkahlaku, kesadaran dan ketidaksadaran. Kepribadian membimbing orang

untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Sejak

awal kehidupan, kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk

kesatuan. Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu bersumber dari

bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya bentukan-bentukan dari keluarga pada

masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan yang dibawa sejak lahir. Jadi yang

disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat

psikologis, kejiwaan dan juga yang bersifat fisik, yaitu keseluruhan cara di mana

seorang individu beraksi dan berinteraksi dengan individu lain.

Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk

oleh proses sosialisasi. Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis

seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial tertentu, baik berupa perasaan,

berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan. Kepribadian adalah

organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap

(43)

Ada dua faktor yang menentukan kepribadian pada tiap-tiap orang. Faktor

tersebut adalah faktor keturunan dan faktor lingkungan. Dua faktor ini sangat kuat

dalam proses terbentuknya kepribadian dalam diri seseorang.

2.3 Landasan Teori

Teori adalah dasar pijakan seorang peneliti untuk bekerja menganalisis

objek yang akan dikaji dalam menulis sebuah karya ilmiah. Dalam analisis tokoh

utama dalam Fengru Fei Tun (2011), peneliti menggunakan teori Carls Rogers

untuk menganalisis konflik batin tokoh utama beserta karakter-karakter yang

dihadapin oleh tokoh utama dalam novel tersebut.

2.3.1 Psikologi

Psikologi berasal dari kata Yunani psyche yang berarti jiwa, dan logos yang

berarti ilmu. Jadi secara etimologis psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang

mempelajari tentang jiwa. Menyelidiki dan mempelajari tentang tingkah laku

manusia (Atkison, 1996:7). Menurut Kamus Besar Berbahasa Indonesia, psikologi

adalah ilmu yang berkaitan dengan proses-proses mental baik normal maupun

abnormal dan peng aruhnya pada prilaku ilmu pengetahuan tentang gejala dan

kegiatan-kegiatan jiwa.

Bimo Walgito (dalam Fananie, 2000: 177) mengemukakan psikologi adalah

salah satu cabang ilmu pengetahuan yang objek studinya adalah manusia, karena

perkataan psyche atau psicho mengandung pengertian “jiwa”. Dengan demikian,

(44)

Dalam ilmu psikologi tiga aliran pemikiran revolusi yang mempengaruhi

pemikiran personolodis modern. Tiga aliran pemikiran tersebut adalah

Psikoanalisis, Behaviorisme, dan Humanistic. Psikoanalisis menghadirkan manusia sebagai bentukan dari naluri-naluri dan konflik-konflik struktur

kepribadian (id, ego, dan superego). Behaviorisme mencirikan manusia sebagai

kontan yang fleksibel, pasif, dan penurut terhadap stimulus lingkungan.

Sedangkan humanistic adalah sebuah “gerakan” yang muncul yang menampilkan

manusia yang berbeda dengan gambaran psikoanalisis dan behaviorisme.

2.3.2 Psikologi Sastra

Psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah yang berkaitan dengan

unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang terkandung dalam sastra.

Aspek-aspek kemanusiaan inilah yang merupakan objek utama psikologi sastra

sebab semata-mata dalam diri manusia itulah aspek kejiwaan dicangkokkan dan

diinvestasikan. Penelitian psikologi sastra dilakukan melalui dua cara. Pertama,

melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian diadakan analisis terhadap

suatu karya sastra. Kedua, dengan terlebih dahulu menentukan sebuah karya sastra

sebagai objek penelitian, kemudian ditentukan teori-teori psikologi yang dianggap

relefan untuk melakukan analisis (Ratna, 2004: 344).

Istilah psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan pengertian. Yaitu

studi proses kreatif, psikologi pengarang baik sebagai suatu tipe maupun

individual, studi tipe-tipe dan hukum-hukum psikologi dalam karya sastra, dan

(45)

pembaca. Dalam penelitian ini peneliti menggabungkan keempat kemungkinan

pengertian dalam melakukan penelitian terhadap pembaca atau psikologi pembaca.

Fiksi psikologi sastra adalah salah satu aliran sastra yang berusaha

mengeksplorasi pikiran sang tokoh utama, terutama pada bagian yang terdalam

yaitu alam bawah sadar. Fiksi psikologis sering mengunakan teknik bernama

“arus kesadaran”. Istilah ini ditemukan oleh William James pada tahun 1890 dan

digunakan untuk mengambarkan kepingan-kepingan inspirasi, gagasan, kenangan

dan sensasi yang membentuk kesadaran manusia ( Stanton, 2007: 134).

2.3.3 Konflik Batin

Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada

kehidupan. Oleh karena itu, pembaca dapat terlibat secara emosional terhadap apa

yang terjadi dalam cerita (Sayuti, 2000: 41-42). Pembaca sebagai penikmat cerita

tidak hanya sekedar membaca, melainkan mampu merasakan secara mendalam

setiap cerita dan mengkaitkannya dengan peristiwa yang terjadi di sekitarnya.

Wellek dan Warren (1995: 285), menyatakan bahwa konflik adalah sesuatu yang

dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang,

menyiratkan adanya aksi dan balasan aksi.

Konflik akan terjadi apabila tidak adanya kesepakatan atau pengaturan

secara teratur antara sebuah keinginan satu dan keinginan yang lain. Konflik juga

dapat terjadi jika tidak adanya kesepakatanantara ego satu dan ego yang lain. Hal

ini biasanya terjadi pada kehidupan nyata yang kebanyakan orang sering

menghindarinya. Namun, dalam dunia sastra, konflik sangatlah dibutuhkan

(46)

tidak ada konflik, maka dapat dipastikan cerita tersebut tidak akan hidup dan

menarik pembaca untuk membacanya karena tidak adanya peristiwa yang bisa

dirasakan. Bahkan tidak berlebihan juga bila menuliskarya sastra adalah

membangun dan mengembangkan konflik karena semakin banyak dan semakin

menarik konflik yang terjadi maka cerita tersebut akan lebih menarik untuk dibaca.

Peristiwa dalam sebuah karya sastra sangat erat hubungannya dengan

konflik. Peristiwa mampu menciptakan konflik dan konflik mampu memicu

terjadinya peristiwa yang lain. Bentuk peristiwa dalam sebuah cerita, dapat berupa

peristiwa fisik maupun batin. Peristiwa fisik melibatkan aktivitas fisik, adanya

interaksi antara tokoh cerita dengan tokoh yang di luar dirinya, tokoh lain atau

lingkungan. Peristiwa batin adalah sesuatu yang terjadi dalam batin, hati, seorang

tokoh (Nurgiyantoro, 2007: 123-124).

Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa konflik dapat terjadi

pada semua aspek kehidupan manusia. Sayuti (2000: 42-43) membagi konflik

menjadi tiga jenis.

Pertama, konflik dalam diri seorang (tokoh). Konflik ini sering disebut juga dengan psychological conflict atau konflik kejiwaan. Konflik jenis ini biasanya

terjadi berupa perjuangan seorang tokoh dalam melawan dirinya sendiri, sehingga

dapat mengatasi dan menentukan apa yang akan dilakukannya.

Kedua, konflik antara orang-orang atau seseorang dan masyarakat. Konflik jenis ini sering disebut dengan istilah social conflict atau konflik sosial. Konflik

(47)

timbul dari sikap individu terhadap lingkungan sosial mengenai berbagai masalah

yang terjadi pada masyarakat.

Ketiga, konflik antara manusia dan alam. Konflik seperti ini sering disebut sebagai physical or element conflict atau konflik alamiah. Konflik jenis ini

biasanya terjadi ketika tokoh tidak dapat menguasai dan atau memanfaatkan serta

membudayakan alam sekitar sebagaimana mestinya.

Apabila hubungan manusia dengan alamnya tidak serasi maka akan terjadi

disharmoni yang dapat menyebabkan terjadinya konflik itu. Ketiga jenis konflik

di atas dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok jenis konflik yaitu konflik

ekternal dan konflik internal.

Konflik eksternal (external conflict) adalah konflik yang terjadi antara

seorang tokoh dengan sesuatu yang di luar dirinya. Konflik eksternal dapat

dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu konflik fisik (physical conflict) dan

konflik sosial (social conflict). Konflik fisik adalah konflik yang disebabkan

adanya pembenturan antara tokoh dan lingkungan alam. Misalnya, konflik atau

permasalahan yang dialami seorang tokoh akibat adanya banjir besar, kemarau

panjang, gunung meletus dan sebagainya. Sedangkan konflik sosial adalah konflik

yang disebabkan oleh adanya kontak sosial antarmanusia yang berwujud masalah

pemburuhan, penindasan, percekcokan, peperangan, dan lain-lain (Nurgiantoro,

2010). Duverger melalui (Sujai, 2012: 27) mengemukakan bahwa bentuk-bentuk

konflik politik diidentifikasikan menjadi dua kategori yaitu senjata-senjata

(48)

Konflik internal (internal conflict) adalah konflik yang terjadi dalam hati

atau jiwa seorang tokoh cerita. Konflik seperti ini biasanya dialami oleh manusia

dengan dirinya sendiri. Jenis konflik yang masuk dalam konflik internal yaitu

konflik dalam diri seorang tokoh (psychological conflict). Konflik seperti di atas

dapat terjadi secara bersamaan karena erat hubungannya dengan manusia yang

disebut tokoh dalam karya sastra (Nurgiyantoro, 2007: 124).

Menurut Layn (2010:105) penyebab terjadinya konflik adalah:

1. Hubungan masyarakat

Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang

terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan antar kelompok yang

berbeda dalam suatu masyarakat.

2. Kebutuhan manusia

Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh kebutuhan dasar

manusia (fisik, mental dan sosial) yang tidak terpenuhi atau

terhalangi.

3. Negosiasi prinsip

Menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi yang tidak

selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak yang

(49)

4. Identitas

Mengasumsikan bahwa konflik disebabkan oleh identitas yang

terancam misalnya, penderitaan di masa lalu yang tidak

terselesaikan.

5. Kesalahpahaman antar budaya

Mengasumsikan bahwa konflik disebabkan oleh ketidakcocokan

dalam cara komunikasi antara berbagai budaya yang berbeda.

6. Transformasi Konflik

Mengasumsikan bahwa konflik disebabkan oleh masalah

ketidaksetaraan dan ketidak adilan yang muncul sebagai masalah

sosial, budaya dan ekonomi.

2.3.4 Sistem Kepribadian menurut Carl Rogers

Dalam kajian psikologi satra yang berusaha mengungkap aspek kepribadian

yang dipandang meliputi tiga bagian yang lebih dikenal sebagai pokok-pokok

teori, yaitu :

1. Organism

Pengertian organisme mencakup tiga hal :

a. Makhluk hidup: organisme adalah makhluk lengkap dengan fungsi

fisik dan psikologinya. Organisme adalah tempat semua

pengalaman, segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam

kesadaran setiap saat, yakni persepsi seseorang mengenai event

(50)

b. Realita subyektif: organisme menanggapi dunia seperti yang

diamati atau dialaminya. Realita adalah medan presepsi yang

sifatnya subjektif, bukan fakta benar-salah. Realita subyektif

semacam itulah yang menentukan/ membentuk tingkah laku.

c. Holisme: organisme adalah satu kesatuan sistem, sehingga

perubahaan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain.

Setiap perubahaan memiliki makna pribadi dan bertujuan, yakni

tujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan

diri.

2. Medan fenomena (Phenomenal Field)

Keseluruhan pengalamn itu, baik yang internal maupun eksternal,

disadari maupun tidak disadari dinamakan medan fenomena. Medan

fenomena adalah seluruh pengalaman pribadinya seseorang sepanjang

hidupnya didunia, sebagaimana presepsi subyektifnya. Beberapa

deskripsi berikut menjelaskan pengertian medan fenomena :

a. Meliputi pengalaman internal (presepsi mengenai diri sendiri) dan

pengalaman eksternal (presepsi mengenai dunia luar)

b. Meliputi pengalaman yang: disimbolkan (diamati dan disusun

dalam kaitannya dengan diri sendiri), disimbolkan tetapi

diingkari/dikaburkan (karena tidak kosisten dengan struktur

dirinya), dan tidak disimbolkan atau diabaikan (karena diamati

(51)

disimbolkan disadari, sedang pengalaman yang diingkari dan

diabaikan tidak disadari.

c. Semua presepsi bersifat subjektif, benar bagi dirinya sendiri.

d. Medan fenomena seseorang tidak dapat diketahui oleh orang lain

kecuali melalui inferensi emptik, itupun pengetahuan yang diproleh

tidak bakal sempurna.

3. Self

Self atau konsep self adalah kosep menyeluruh yang jelas dan

terorganisir tersusun dari presepsi ciri-ciri mengenai I atau Me (aku

sebagai subjek atau aku sebagai objek) dan presepsi I atau Me dengan

orang lain dan berbagai aspek kehidupan, berikut dengan nilai-nilai yang

terlibat pada presepsi itu.

Rogers menilai beberapa corak penting individu yang berfungsi secara

penuh, yaitu:

a. Memiliki sikap terbuka pada pengalaman.

Individu pada taraf ini menjauhkan diri dari tindakan menghindari atau

bertahan atas berbagai hal yang terjadi dan berkembang.

b. Kehidupan eksistensial yang tumbuh kembang.

Taraf ini mendorong individu untuk tidak melakukan distorsi atau pengingkaran atas elemen-elemen medan fenomena. Situasi ini lebih

(52)

c. Pertumbuhan kepercayaan terhadap diri dan pribadi.

Taraf ini membuat individu memiliki kemampuan untuk menentukan

tindakan-tindakan yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi

kepribadiannya sehingga tidak menimbulkan inkongruensi.

d. Kebebasan memilih.

Kekebasan memilih membuat individu terbebas dari hal-hal yang

berpotensi menekan atau menghalangi self untuk tumbuh, menyesuaikan

diri atau berkembang.

e. Munculnya kreativitasKreativitas menandai bahwa individu telah

mampu menyesuaikan diri dengan bebas terhadap medan fenomena. Hal ini membuat individu merasa bebas tanpa harus merasa terhalangi

dengan situasi bertahan atau situasi yang mengancam. Kreativitas

membuat individu lebih mudah melakukan tindakan yang tepat sesuai

dengan struktur kepribadian.

f. Sikap konstruktif.

Sikap ini bersungsi sebagai salah satu penghubung antara self dengan

medan fenomena. Hal ini memudahkan self untuk membangun sikap-sikap

yang penting dan sesuai dengan medan fenomena.

g. Kehidupan yang utuh.

Kehidupan yang penuh berarti penerimaan atas medan fenomena secara penuh pula baik untuk aspek-aspek yang mudah diterima (kegembiraan

(53)

kesusahan). Kedua aspek tersebut dianggap sebagai bagian utuh yang

dijalani dalam proses hidup tanpa adanya ketertekanan. Penerimaan ini

muncul dari sikap terbuka yang menerima apa adanya medan fenomena

dan menyikapinya secara tepat agar tidak menimbulkan ketegangan atau

(54)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Kata metode berasal dari bahsa Yunani, yaitu methodos yang artinya cara

atau jalan. Dengan demikian masalah metode menyangkut masalah kerja untuk

dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan,

Koentjaraningrat (1982:7).

Untuk mendukung kegiatan penulis skripsi ini penulis menggunakan metode

deskripsi dengan pendekatan kepustakaan (library searching), yaitu metode

penelitian yang dilakukan dikamar kerja atau ruangan perpustakaan dengan cara

memperoleh data-data atau informasi dari buku-buku yang berkaitan dengan

psikologi sastra.

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah pokok antar topik penelitian sastra. Objek penelitian

ini adalah aspek psikologi tokoh utama wanita dalam novel Fengru Fei Tun karya

Mo Yan.

3.2 Pendekatan Penelitian

Dalam penulisan skiripsi ini penulis menggunakan pendekatan instrinsik

sa

Referensi

Dokumen terkait

In arid zone of western China, based on different inversion models, snow depth products retrieved from passive microwave remote sensing sensors have been

Masuknya pengaruh India melalui agama Hindu ke Indonesia dapat ditelusuri dengan ditemukannya batu-batu tertulis di Kutai (Kalimantan Timur) dan Jawa Barat, yang ditulis

This paper studies and quantifies the dynamic changes of urban landscape from 1993 to 2006 in Changsha-Zhuzhou-Xiangtan metropolitan areas in Hunan province of China using

Hasil diagnosis dalam pembelajaran IPA yaitu peserta didik mengalami kesulitan dalam menentukan jatuhnya benda yang memiliki massa yang berbeda?. Kemukakan kemampuan awal

[r]

Susunlah langkah-langkah pembelajaran yang efektif dalam mengadopsi keragaman bahasa siswa, sehingga interaksi dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan

Pada hari ini Jumat tanggal lima belas bulan April tahun dua ribu enam belas, dimulai pada pukul 10.00 s/d 12.00 Wib melalui aplikasi SPSE pada LPSE Kabupaten

membantu siswa dalam meningkatkan konsep diri yang positif. Program bimbingan pribadi sosial disusun untuk membantu siswa. dalam meningkatkan konsep diri siswa dari yang