SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BAJU BEKAS IMPOR (Studi kasus Pada Toko Baju New Look)
OLEH:
SONIA ANASTASIA 100907067
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN AKADEMIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak
oleh:
Nama : Sonia Anastasia
NIM : 100907067
Program Studi: Ilmu Administrasi Bisnis
Judul : Analisis Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian Produk Baju Bekas Impor (Studi kasus Pada
Toko Baju New Look)
Medan, Agustus 2014
Dosen Pembimbing Ketua Program Studi
Arifin Nasution,S.Sos, MSP
NIP: 197910052005011002 NIP: 195908161986111001
Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA
Dekan
Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BAJU BEKAS IMPOR (Studi kasus Pada Toko Baju New Look)”.
Nama : Sonia Anastasia
NIM : 100907067
Prog. Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Pembimbing : Arifin Nasution, S.Sos, MSP
Saat ini pakaian atau dunia fashion sangat dekat dengan kehidupan kita, karena merupakan sebuah kebutuhan utama dalam bersosial. Pakaian menempatkan orang dalam berbagai posisi sosial. Baju Bekas Import atau sering orang khususnya di Sumatra Utara menyebutnya ‘Roger’ atau ‘Monja’ sekarang ini bisa dikatakan fenomenal karena degan berbagai isu negatif yang melekat seperti sarang penyakit, bau, bekas pakai orang lain, pasar baju bekas yang rawan kriminalitas dan jorok dll tetapi justru banyak diminati orang saat ini. Hal seperti itulah dapat dijadikan peluang bisnis dengan memanfaatkan keadaan dimana orang-orang ingin keadaan yang berbeda. Toko baju bekas impor New Look menyediakan tempat yang nyaman dan pakaian bekas impor yang sudah tercuci bersih.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian di toko baju New Look. Faktor yang dianalisis adalah faktor pribadi yang terdiri dari umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan), gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Baju bekas Import atau sering orang menyebutnya roger atau monja sekarang ini menjadi alternatif anak muda berpakaian dalam keseharian.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi analisa dengan pendekatan asosiatif kuantitatif, serta pengambilan data melalui proses penyebaran kuesioner dengan 50 responden (pembeli) dengan menggunakan metode accidental sampling pada pembeli Baju Bekas Import di toko New Look.
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan terlihat bahwa terdapat faktor yang paling berpengaruh adalah faktor gaya hidup. Sedangkan faktor yang lain tidak terlalu berpengaruh. Hal ini disebabkan oleh pola gaya bersosial yang membentuk selera konsumen sekarang ini. Dengan harga yang murah mereka dapat membeli pakaian bermerk yang jika di beli di toko baju baru harganya sangat mahal.
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE BEHAVIOR OF CONSUMER PURCHASE DECISION OF IMPORTED PRODUCTS USED CLOTHES
(Case Study At New Look Fashion Store) ".
Name : Sonia Anastasia
NIM : 100907067
Prog. Study : Business Administration
Supervisior : Arifin Nasution, S.Sos, MSP
Nowadays, clothing or fashion world is very close to our lives, because it is a major requirement to socialize. Clothes are putting people in different social positions. Imported used clothes that people especialy in North Sumatera often call ‘Roger’ or ‘Monja’ now be said to be phenomenal because with some negative issues attached like become a nest of diseases, smelly, after used by other people, Secondhand clothing markets are prone to crime and squalid etc but it attracted many people today. Something like that can be used as business opportunities to take advantage of the circumstances in which people want different circumstances. Imported second-hand clothing store New Look provides a convenient place and used clothing imports that have been washed clean.
This study aims to analyze the factors that influence purchasing decisions at the clothing store New Look. Factors analyzed were personal factors consisting of age and stage of life cycle, employment and economic situation (income), lifestyle, personality and self-concept. Import thrift or often people call Roger or Monja This is now becoming an alternative young people dressed in everyday life.
This study uses a type of research study quantitative analysis of the associative approach, as well as data retrieval through the deployment process of the questionnaire respondents (buyers) in accordance with the criteria specified in this buyers Import Used Clothing in store New Look.
From the research that has been done shows that there are the most influential factors are lifestyle factors. While other factors had little influence. This is caused by bersosial style pattern that form today's consumer tastes. With the low prices they can buy branded clothes which if bought new clothes in the store are very expensive.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Tuhan YME terucap atas atas segala karunia-Nya yang telah
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis
Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Produk Baju Bekas
Impor (Studi kasus Pada Toko Baju New Look)”.
Tesis ini berisi penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
konsumen dalam keputusan pembelian pada baju bekas impor di toko New Look. Berbagai
temuan akan dijabarkan penulis dalam analisis dan pengujian hipotesis untuk selanjutnya
memberikan suatu rekomendasi bagi pemilik usaha dan sebagai pengembangan sikap
konsumen dalam keputusan pembelian. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan sehingga memerlukan beberapa perbaikan beberupa kritik dan saran. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmi-ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA. Selaku Ketua Program Studi Departemen Ilmu
Administrasi Bisnis Sumatera Utara
3. Bapak Arifin Nasution, S.Sos, MSP. Selaku Sekertaris Program Studi Departemen Ilmu
Administrasi Bisnis Sumatera Utara dan sebaga Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan memberikan banyak sumbangan pikiran dalam proses membimbing dan
mengarahkan selama proses penulisan skripsi ini.
4. Ibu Siswati Saragih, S.Sos, MSP. Selaku Administrator Program Studi Departemen Ilmu
Administrasi Bisnis Sumatera Utara atas kebaikan hatinya yang telah banyak membantu
segala keperluan kami dan memberikan arahan.
5. Seluruh dosen dan staff pegawai Fakultas Ilmi-ilmu Sosial dan Politik Universitas
6. Ibu Tia selaku pemilik usaha toko baju bekas impor New Look yang telah banyak
membantu penelitian ini.
7. Keluarga ku yang terkasih
8. Teman-teman ku yang aduhai.
Sebagai manusia penulis menyadari bahwa mungkin terdapat beberapa hal yang
kurang berkenan dalam pengerjaan tesis ini harap dimaafkan dan semoga ini bermanfaat dan
dapat digunakan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Medan 18 Agustus 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... ... i
ABSTRACT ... ... ii
KATA PENGANTAR ... .... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... .... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... ... vii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Batasan Masalah ... 5
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen ... 7
2.1.2 Alasan Berbusana ... 10
2.1.2.1 Umur dan Tahap Siklus Hidup ... 10
2.1.2.2 Pekerjaan dan Situasi Ekonomi (Pendapatan) ... 11
2.1.2.3 Gaya Hidup ... 12
2.1.2.4 Kepribadian dan Konsep Diri ... 14
2.2 Penelitian Terdahului ... 14
2.2 Kerangka Pikir ... 16
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 18
3.2 Lokasi Penelitian ... 18
3.3 Identifikasi dan definisi operasional ... 19
3.4 Populasi dan Sampel ... 20
3.5 Jenis dan Sumber Data ... 22
3.6 Tehnik Pengumpulan Data ... 22
3.7Skala Pengukuran ... 24
3.8 Kerangka Kuesioner ... 24
3.11 Tehnik Analisis Data ... 26
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Usaha ... 33
4.1.1 Sejarah Singkat Usaha ... 34
4.2 Uji Validitas dan Reliablitas ... 35
4.3 Analisis Deskriptif Variabel ... 40
4.4 Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda ... 51
4.4.1 Uji Normalitas ... 51
4.1.2 Uji Multikolenearitas ... 52
4.1.1 Uji Heterokedastisitas ... 54
4.5 Uji Regresi Linier Berganda ... 54
4.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-f) ... 58
4.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 60
4.6 Uji Signifikan Koefisien Determinan (R2) ... 64
4.7 Perbandingan Hasil Penelitian Dengan Peneliti Terdahulu ... 65
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kesimpulan ... 67
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 9
Tabel 2.2 Definisi Operasional ... 19
Tabel 2.3 Kerangka Kuesioner ... 24
Tabel 4.1 Tabel Penjualan Pakaian Pertahun ... 35
Tabel 4.2 Uji Validitas Variabel Umur dan Tahap Siklus Hidup ... 36
Tabel 4.3 Uji Validitas Variabel Pekerjaan dan Situasi Ekonomi (pendapatan) ... 36
Tabel 4.4 Uji Validitas Variabel Gaya Hidup ... 37
Tabel 4.5 Uji Validitas Variabel Kepribadian dan Konsep Diri ... 37
Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian ... 38
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas ... 39
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 39
Tabel 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 40
Tabel 4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 41
Tabel 4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 42
Tabel 4.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ... 43
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas ... 52
Tabel 4.14 Variabels Entered/removed ... 55
Tabel 4.15 Coefficients ... 56
Tabel 4.16 Anova ... 59
Tabel 4.17 Uji Koefisien Determinan (R2) ... 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir/Konsep ... 16
Gambar 4.1 Distribsi Jawaban Responden Variabel Umur dan Tahap Siklus Hidup ... 44
Gambar 4.2 Distribsi Jawaban Responden Variabel Pekerjaan dan Situasi Ekonomi ... 46
Gambar 4.3 Distribsi Jawaban Responden Variabel Gaya Hidup ... 47
Gambar 4.4 Distribsi Jawaban Responden Variabel Kepribadian dan Konsep Diri ... 49
Gambar 4.5 Distribsi Jawaban Responden Variabel Keputusan Pembelian ... 50
Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas ... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skor Kuesioner
Lampiran 2 Uji Validitas
Lampiran 3 Output Regression
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BAJU BEKAS IMPOR (Studi kasus Pada Toko Baju New Look)”.
Nama : Sonia Anastasia
NIM : 100907067
Prog. Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Pembimbing : Arifin Nasution, S.Sos, MSP
Saat ini pakaian atau dunia fashion sangat dekat dengan kehidupan kita, karena merupakan sebuah kebutuhan utama dalam bersosial. Pakaian menempatkan orang dalam berbagai posisi sosial. Baju Bekas Import atau sering orang khususnya di Sumatra Utara menyebutnya ‘Roger’ atau ‘Monja’ sekarang ini bisa dikatakan fenomenal karena degan berbagai isu negatif yang melekat seperti sarang penyakit, bau, bekas pakai orang lain, pasar baju bekas yang rawan kriminalitas dan jorok dll tetapi justru banyak diminati orang saat ini. Hal seperti itulah dapat dijadikan peluang bisnis dengan memanfaatkan keadaan dimana orang-orang ingin keadaan yang berbeda. Toko baju bekas impor New Look menyediakan tempat yang nyaman dan pakaian bekas impor yang sudah tercuci bersih.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian di toko baju New Look. Faktor yang dianalisis adalah faktor pribadi yang terdiri dari umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan), gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Baju bekas Import atau sering orang menyebutnya roger atau monja sekarang ini menjadi alternatif anak muda berpakaian dalam keseharian.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi analisa dengan pendekatan asosiatif kuantitatif, serta pengambilan data melalui proses penyebaran kuesioner dengan 50 responden (pembeli) dengan menggunakan metode accidental sampling pada pembeli Baju Bekas Import di toko New Look.
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan terlihat bahwa terdapat faktor yang paling berpengaruh adalah faktor gaya hidup. Sedangkan faktor yang lain tidak terlalu berpengaruh. Hal ini disebabkan oleh pola gaya bersosial yang membentuk selera konsumen sekarang ini. Dengan harga yang murah mereka dapat membeli pakaian bermerk yang jika di beli di toko baju baru harganya sangat mahal.
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE BEHAVIOR OF CONSUMER PURCHASE DECISION OF IMPORTED PRODUCTS USED CLOTHES
(Case Study At New Look Fashion Store) ".
Name : Sonia Anastasia
NIM : 100907067
Prog. Study : Business Administration
Supervisior : Arifin Nasution, S.Sos, MSP
Nowadays, clothing or fashion world is very close to our lives, because it is a major requirement to socialize. Clothes are putting people in different social positions. Imported used clothes that people especialy in North Sumatera often call ‘Roger’ or ‘Monja’ now be said to be phenomenal because with some negative issues attached like become a nest of diseases, smelly, after used by other people, Secondhand clothing markets are prone to crime and squalid etc but it attracted many people today. Something like that can be used as business opportunities to take advantage of the circumstances in which people want different circumstances. Imported second-hand clothing store New Look provides a convenient place and used clothing imports that have been washed clean.
This study aims to analyze the factors that influence purchasing decisions at the clothing store New Look. Factors analyzed were personal factors consisting of age and stage of life cycle, employment and economic situation (income), lifestyle, personality and self-concept. Import thrift or often people call Roger or Monja This is now becoming an alternative young people dressed in everyday life.
This study uses a type of research study quantitative analysis of the associative approach, as well as data retrieval through the deployment process of the questionnaire respondents (buyers) in accordance with the criteria specified in this buyers Import Used Clothing in store New Look.
From the research that has been done shows that there are the most influential factors are lifestyle factors. While other factors had little influence. This is caused by bersosial style pattern that form today's consumer tastes. With the low prices they can buy branded clothes which if bought new clothes in the store are very expensive.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pakaian merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dan pakaian merupakan
kebutuhan primer bagi manusia, yang dulu menggunakan kulit hewan atau karung goni
sekarang berupa kain. Dalam era globalisasi ini perkembangan dalam segi pakaian atau
fashion sangat cepat berubah. Seiring majunya perkembangan zaman, dalam hal berpakaian
pun menjadi hal penting bagi manusia saat ini. Perubahan ini menuntut masyarakat untuk
selalu up to date dalam mengikuti perubahan fashion.
Selain merupakan salah satu kebutuhan yang penting pakaian juga menjadi
penunjang penampilan bagi manusia, mencerminkan pribadi orang yang memakainya. Dalam
hal pemenuhan terhadap kebutuhan, konsumen sekarang ini cenderung lebih individualis dan
menuntut sesuatu hal yang lebih bersifat pribadi atau personal. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut perusahaan dituntut mampu memahami keinginan dan kebutuhan konsumen agar
tetap survive. Diterima tidaknya produk yang dijual sangat tergantung pada persepsi
konsumen atas produk tersebut. Jika konsumen merasa produk tersebut dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginannya pasti konsumen akan membeli produk tersebut.
Begitu banyak gaya hidup yang dianut oleh manusia pada saat ini. Dari tingkat bawah
sampai atas manusia memiliki gaya hidup dalam berpakaian yang berbeda-beda seiring
dengan kemauan, kemampuan, kebutuhan, status sosial, daya beli, dan lain-lain. Pola
konsumsi manusia juga berpengaruh pada gaya hidup, Kindra (1994) dalam buku perilaku
konsumen dikutip dari Prasetijo dan John (2004; 143), memberikan definisi tentang gaya
hidup sebagai ‘pola aktifitas minat dan pendapat konsumen yang konsisten dengan kebutuhan
penekanan yaitu pola dan konsisten. Pola, sebagai suatu bentuk ekspresi keluar dari nilai-nilai
dan kebutuhan-kebutuhan konsumen. Sebagai suatu bentuk gambaran bagaimana mereka
hidup dan mengekspresikan nilai-nilai yang mereka anut untuk memuaskan kebutuhannya.
Konsisten, gaya hidup ini bertahan dalam waktu yang lama yang ditandai dengan
berkembangnya gaya hidup atau life style yang secara langsung mendefinisikan sikap dan
nilai-nilai sosial yang menunjukan identitas serta posisi sosialseseorang dalam lingkungan
dimana ia berada.
Pakaian bermerek, bagus dan mempunyai daya jual tinggi mungkin tidak menjadi
masalah untuk orang yang berkecukupan ataupun kaya, tetapi untuk orang yang mempunyai
daya beli yang rendah hal ini bukan lah hal yang diutamakan untuk dibeli karena jika dibeli
kebutuhan lainnya tidak akan terpenuhi atau tidak terbeli karena uangnya tidak cukup.
Tidak semua orang mampu membeli baju atau pakaian yang memiliki brand terkenal
dengan harga mahal. Usaha baju bekas impor (di Sumatera Utara dikenal dengan nama roger
atau monja) menjadi solusi bagi semua orang terlebih untuk anak muda yang tetap ingin
fashionable dengan baju bekas impor yang rata-rata dijual dengan harga yang relatif murah.
Dengan tersedianya pasar baju bekas dibeberapa titik dalam kota di seluruh indonesia
khususnya di kota medan, mempermudah masyarakat untuk memperoleh baju bekas impor
yang dicari.
Baju bekas impor ikut membentuk gaya subkultur anak muda yang khusus dan unik.
Selain merefleksi posisi keuangan anak-anak muda yang terbatas, ia juga menggambarkan
gairah akan gaya pakaian-pakaian retro yang otentik dan tidak ada kembarannya. Jenis baju
yang di jual di toko-toko baju bekas biasanya berjumlah terbatas atau malah hanya tersedia
satu buah saja sehingga terkesan lebih personal. Efek personalitas ini yang tidak bisa didapat
jika kita membeli baju di mall atau toko baju baru pada umumnya karena baju-baju yang
harganya tidak bisa ditawar. Pembeli selalu menginginkan harga yang murah, agar dengan
uang yang dimilikinya dapat memperoleh barang yang banyak. Sebaliknya, penjual
menginginkan harga tinggi, dengan harapan ia dapat memperoleh keuntungan yang banyak.
Perbedaan itulah yang dapat menimbulkan tawar-menawar harga.
Namun tidak semua orang nyaman dengan keadaan pasar pakaian bekas. Karena kata
pasar dalam benak masyarakat pasti identik dengan hiruk pikuk pedagang dan pembeli yang
ramai serta situasi yang tidak kondusif atau berantakan, belum lagi dengan tindak kriminal
yang sering terjadi dan masih belum dapat teratasi. Karena keadaan seperti itulah yang
membuat masyarakat menjadi tidak nyaman untuk mencari kebutuhannya untuk membeli
baju bekas ke pasar baju bekas impor.
Karena keadaan seperti itu maka timbul lah sebuah toko baju bekas impor yang
inovatif dan berbeda dari penjual baju bekas impor pada umumnya. Salah satunya adalah
toko New Look. New Look adalah sebuah toko baju bekas impor yang inovatif dengan
memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pembeli dalam berbelanja pakaian bekas. Toko
New Look menyediakan baju bekas impor yang sudah dicuci bersih dan harum sehingga
pembeli dapat langsung memakai dan tidak lagi mesti khawatir terhadap kuman-kuman
penimbul penyakit.
Setiap tahunnya Toko New Look menunjukan peningkatan penjualan yang signifikan.
Hal ini terjadi karena setiap tahun pemilik toko baju New Look terus mengembangkan
pemasarannya dengan cara menggunakan media jejaring sosial dan membagikan brosur.
Namun sebagian besar peningkatan penjualan terjadi karena adanya perubahan gaya
berpakaian dan informasi dari mulut ke mulut pada pelanggan.
Saat ini toko baju bekas impor New Look telah membuka cabang usahanya di Jalan
Gaharu Medan setelah sukses dengan toko bajunya yang berada di Jalan Pembangunan USU.
diperhitungkan dan dapat dipercaya masyarakat. Maka daripada itu dapat diperluas
pengertiannya bahwa terdapat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen
sehingga memutuskan untuk memilih toko baju bekas impor New Look pembangunan USU,
Medan sebagai tempat untuk membeli pakaian bekas impor.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitia dengan
judul “Analisis Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Produk Baju Bekas Impor (Studi kasus Pada Toko Baju New Look)”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan pada toko baju New Look Pembangunan
USU, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Faktor-faktor
apa sajakah yang mempengaruhi konsumen dalam membeli produk baju bekas impor?”
1.3 Batasan Masalah
Untuk membatasi lingkup penelitian maka peneliti memberi batasan masalah. Adapun
faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah faktor pribadi yang terdiri dari gaya
hidup, situasi ekonomi (pendapatan), dan karakteristiik konsep diri serta faktor harga
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih meningkatkan dan
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta lebih mengerti dan memahami teori-teori
dari selama proses perkuliahan yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
2. Bagi pemilik usaha, dapat memberikan kontribusi berupa masukan yang berguna bagi toko
baju New Look Pembangunan USU.
3. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Program Studi Administrasi Bisnis,
penelitian ini sebagai bahan masukan bagi fakultas dan jurusan untuk menjadi bahan referensi
tambahan bagi mahasiswa dan mahasiswi di masa mendatang. Serta dapat memberikan
sumbangan kepustakaan yang berupa informasi tambahan yang berguna dan memberikan
sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang mempunyai permasalahan yang sama atau ingin
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Proses dalam pembelian baju bekas impor, dapat diprediksi dengan mengetahui
bagaimana perilaku konsumen dalam mengkonsumsi produk tersebut. Banyak para ahli
mendefinisikan tentang perilaku konsumen seperti yang dikemukakan sebagai berikut.
Menurut Solomon (2000), perilaku konsumen adalah studi yang meliputi proses ketika
individu atau kelompok tertentu membeli, menggunakan atau mengatur produk, jasa, ide atau
pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat.
Menurut Schiffman dan Kanuk (1997),
Ilmu perilaku konsumen merupakan ilmu tentang bagaimana individu mengambil suatu
keputusan dalam menggunakan sumberdaya yang dimilikinya yaitu waktu, tenaga, dan
uang untuk mengkonsumsi sesuatu, termasuk mempelajari apa, mengapa, kapan, dan
dimana seseorang membeli, serta seberapa sering seseorang membeli dan menggunakan
suatu produk dan jasa.
Peter dan Olson (1999) menyatakan bahwa :
a. Perilaku konsumen itu dinamis karena pikiran, perasaan, dan tingkah laku individu, kelompok
konsumen dan lingkungan sosial akan selalu berubah.
b. Perilaku konsumen dipengaruhi pikiran antar manusia, perasaan, dan tingkah laku beserta
lingkungannya.
Engel (1994), menyatakan bahwa:
Perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh
konsumen melewati lima tahapan yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,
evaluasi informasi, pembelian dan pasca pembelian. Proses pengambilan keputusan
pembelian konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu :
a. Faktor perbedaan individu terdiri dari sumberdaya konsumen, motivasi dan keterlibatan,
pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan demografi.
b. Faktor lingkungan yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan
situasi.
c. Proses psikologis terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap/perilaku.
Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen (2002:6) adalah studi
tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan,
konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-ide.
Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan perilaku konsumen (consumer
behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk
didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan
tertentu.
Menurut Phillip Kotler (2001:202) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh
Table 2.1
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen
Budaya Sosial Pribadi Psikologis
Pembeli
-Umur dan tahap siklus hidup
-Pekerjaan dan Situasi
ekonomi (pendapatan)
-Gaya hidup
-Kepribadian dan konsep diri
-Motivasi
-Presepsi
-Pengetahuan
-Keyakinan dan
sikap
Sumber: Kotler dan Amstrong (2001)
Dari pengertian di atas maka perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan dan
hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi
untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa melalui proses
pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang
menentukan tindakan-tindakan tersebut.
Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan
perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab
pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan
berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Produsen dapat
mempelajari apa yang dibeli konsumen untuk mencari jawaban atas pertanyaan mengenai apa
laku konsumen bukan hal yang mudah, jawabannya sering tersembunyi jauh dalam benak
konsumen.
2.1.2. Alasan Berbusana
Beberapa hal mengapa orang memilih busana antara lain adalah:
2.1.2.1 Faktor Umur dan Tahap Siklus Hidup
Usia dan tahap siklus hidup, daur hidup seseorang berubah seiring dengan selera
konsumen, sehingga dalam memilih busana selalu memperhatikan usia karena mode untuk
anak-anak berbeda dengan mode untuk remaja. Konsumsi seseorang pada saat muda dan
bujangan akan berbeda dengan konsumsi seseorang yang sudah berkeluarga dan mempunyai
anak. Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan
makanan, pakaian, perabot dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga
dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga
sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar sering menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap
daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap
tahap.
2.1.2.2 Pekerjaan dan Situasi Ekonomi (Pendapatan)
Jenis pekerjaan yang berbeda berpengaruh jauh pada perbedaan kebutuhan seseorang.
Misalnya kebutuhan busana seorang kuli bangunan berbeda dengan kebutuhan seorang
karyawan. Pekerja kasar tidak membutuhkan banyak kebutuhan. Berbeda dengan para
karyawan kantor yang memerlukan banyak kebutuhan seperti kemeja, jas, dasi, celana, sabuk
dan sepatu. Serta barang – barang pendukung lainnya untuk melakukan pekerjaanya. Pilihan
dibelanjakan, tabungan dan aktiva, utang serta kemampuan untuk meminjam dan sikap
terhadap kegiatan berbelanja atau menabung. Dalam hal ini harga poduk sangat berpengaruh
dalam menciptakan keputusan pembelian.
Pengertian Harga
Menurut William J. Stanton (1994) dalam Dinawan (2010:33), harga adalah
sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan
produk atau jasa yang lainnya ditetapkan oleh pembeli atau penjual untuk satu harga yang
sama terhadap semua pembeli
Tjiptono (2005) mengatakan bahwa, harga memiliki dua peranan utama dalam
mempengaruhi ketertarikan beli, yaitu :
1. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk
memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan
daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para pembeli untuk
memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli
membandingkan harga dari beberapa alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi
dana yang dikehendaki.
2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai
faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi di mana
pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif.
2.1.2.3 Gaya Hidup
Sedangkan menurut Minor dan Mowen (2002: 282), gaya hidup adalah
menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana
adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam
kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan
pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola
hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam
membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu. Faktor-faktor utama
pembentuk gaya hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu secara demografis dan psikografis.
Faktor demografis misalnya berdasarkan tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan
jenis kelamin, sedangkan faktor psikografis lebih kompleks karena indikator penyusunnya
dari karakteristik konsumen.
Namun seperti yang dikatakan Lury (1998:9) bahwa sekalipun kemiskinan
menghalangi kemungkinan untuk berpartisipasi dalam konsumsi, namun hal itu tidak bisa
mencegah—dalam arti sesungguhnya mungkin menghasut—partisipasi dalam budaya
konsumen. Konsumsi gaya hidup bukan monopoli kaum berduit saja, sebab kaum miskin
sekalipun ikut berlomba-lomba mencicipi ‘kenikmatan’ bergaya, yaitu sebuah euforia
merayakan mode dan tren. Inilah yang dikatakan Lury sebagai proses reproduksi sosial.
Lury (1998:102) Perjuangan kelas bawah tersebut dimungkinkan terjadi karena
bergaya bagi manusia modern tidak hanya untuk menyembunyikan pribadi
(concealment), melainkan juga merupakan aksi untuk pelampiasan (unburdening). Adapun
bentuk-bentuk lifestyling tersebut menurut Lury (1998: 305) dapat terjadi dalam tiga macam
bentuk: 1) penyamaran (masquerade); 2) peniruan (imitation); dan
penggabungan(incorporsation).
Atas dasar itulah urusan gaya hidup bukan hanya milik golongan the have saja, sebab
meskipun dengan meniru-niru atau berpura-pura. Seperti halnya orang berduit juga bisa
berlagak miskin karena pilihan gaya.
2.1.2.4 Kepribadian dan Konsep Diri
Menurut Kotler (2006:140) Personality adalah karakteristik unik dari
psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan
orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi,
defensif, mudah beradaptasi, agresif.
Dalam Kotler (2003:212) Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan
perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut. Yang dimaksud
kepribadian adalah ciri bawaan psikologis manusia (human psychological traits) yang khas
yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan
lingkungannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti
kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisai, pertahanan diri,
dan kemampuan beradaptasi.
Menurut Kotler dan Keler (2007:223) Kepribadian dapat menjadi variabel yang
sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Gagasan adalah bahwa merek
juga mempunyai kepribadian, dan bahwa konsumen mendefinisikan kepribadian merek
sebagai bauran spesifik atas ciri-ciri bawaan manusia yang bisa dikatakan dimiliki oleh merek
tertentu.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Seivina Ardiyani (2012) dengan judul “Disonansi
Kognitif Dalam Pemakaian Baju Sisa Impor ‘Awul-Awul’ “ penelitian ini bertujuan untuk
impor di masyarakat dengan menggunaka metode penelitian analisis deskriptif kualitatif.
Dengan melakukan wawancara penelitian ini memiliki hasil yaitu terjadinya pemikiranyang
inkonsisten pada mulanya disonansi (ketidaksukaan) namun berubah secara bertahap menjadi
suka karena rangsangan dari umum atau orang dekat. Penelitian ini merupakan penelitian
untuk ilmu komunikasi, namun hasil dari penelitian ini dapat diterapkan kedalam ilmu bisnis
karea dapat merangsang ketertarikan seseorang untuk menggunakan suatu produk.
Penelitian tentang keputusan membeli pakaian juga dilakukan oleh Enny Zuhni
Khayati dan Kapti Asiatun (2008) dengan judul “Ketertarikan Konsumen Terhadap Produk
Busana Dari Bahan Sutera ATBM dengan Stilasi Motif Batik Modern dan Manipulating
Fabric di Daerah Istimewa Yogyakarta” untuk mengungkap dan menganalisis tingkat
ketertarikan (kesukaan) konsumen terhadap busana dari bahan sutera ATBM dengan stilasi
motif batik modern dan manipulating fabricdilihat dari segi: jenis bahan, motif, desain,
warna, hiasan, kualitas jahitan, dan total look. Dengan sampel remaja dan dengan metode
penelitian survei dengan pendekatan deskriptif yang disajikan dalam bentuk persentase. Hasil
dari penelitian ini menunjukan bahwa remaja lebih menyukai model baju batik yang
mempunyai kesan casual tetapi sangat girly dan dapat digunakan untuk berbagai gaya
penampilan, sehingga sangat menghemat dana belanja busana.
Ari Luhur Sasangka (2010) dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Minuman Energi (Studi Kasus Pada
Extra Joss Di PT. Bintang Toedjoe Cabang Semarang)” tujuan penelitian ini ialah untuk
mengetahui perilaku konsumen yang terdiri dari faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis
terhadap keputusan untuk membeli extra joss. Dan faktor mana yang paling dominan
terhadap keputusan masyarakat untuk membeli produk minuman energi. Data Diperoleh
perhitungan korelasi product moment . ujia reliabilitas dengan menggunakan SPSS.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa dari keempat faktor (kebudayaan,
sosial, pribadi dan psikologis) yang paling banyak mempengaruhi keputusan konsumen untuk
membeli minuman energi adalah faktor kebudayaan.
2.3 Kerangka Pikir
Berdasarkan telaah pustaka di atas dapat dibuat kerangka pemikiran dalam penilitian ini
sebagai berikut :
Variabel yang mempengaruhi
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Atau Konsep
Keterangan :
1. Y : Keputusan Pembelian baju bekas impor
2. X1 : Variabel Faktor Umur dan Tahap Siklus Hidup
3. X2 : Variabel Faktor pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan)
4. X3 : Variabel Gaya Hidup
5. X4 : Variabel kepribadian dan konsep diri X1
X2
X3
X4
Berdasarkan model, penulis bisa mengajukan hipotesis sebagai
berikut:
Hl: Diduga ada pengaruh positif antara variabel Faktor umur dan tahap siklus hidup dengan
keputusan konsumen dalam pembelian baju bekas impor
H2: Diduga ada pengaruh positif antara variabel faktor pekerjaan dan situasi ekonomi
(pendapatan) dengan keputusan konsumen dalam pembelian baju bekas impor
H3: Diduga ada pengaruh positif antara variabel faktor gaya hidup dengan keputusan
konsumen dalam pembelian baju bekas impor.
H4: Diduga ada pengaruh positif antara variabel kepribadian dan konsep diri dengan
keputusan konsumen dalam pembelian baju bekas impor
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Berdasarkan jenis masalah yang diteliti, penelitian ini digolongkan penelitian
asosiatif/hubungan. Penelitian asosiatif adalah penelitian yan bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiono, 2006:11). Sifat penelitian ini adalah untuh
mengetahui dan menjelaskan pengaruh variabel yang terdiri dari: umur dan tahap siklus
hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan), gaya hidup, kepribadian dan konsep diri
terhadap keputusan pembelian produk.
Dalam penelitian asosiatif menggunakan teknik analisis kuantitatif atau statistik.
Kemudian perhitungan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antar variabel antara lain
menggunakan perhitungan koefisien korelasi.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di toko baju New Look yang beralamat di Jalan Pembanguan
USU. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari bulan maret 2014 sampai bulan
mei 2014.
3.3. Identifikasi dan Definisi Operasional
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Arikunto, 2002: 96). Variabel penelitian merupakan atribut-atribut yang
A. Variabel independent:
1. Usia
2. Pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan)
4. Gaya hidup
5. Kepribadian dan konsep diri
B. Variabel dependent adalah keputusan membeli produk
Untuk lebih jelasnya definisi operasional variabel independent dan variabel dependent
dijelaskan dalam tabel beserta dengan indikator yang mendukung variabel independent dan
variabel dependent serta skala pengukurannya.
Tabel 2.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi Indikator Variabel Skala Pengukuran
Umur dan tahap siklus hidup (X1)
peribadi
3.4. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sulistyo-Basuki (2006 :182) mengemukakan populasi adalah keseluruhan objek yang
akan diteliti. Populasi suatu penelitian merupakan keseluruhan objek yang dapat diganakan
sebagai sumber penelitian, sesuai dengan lingkup penelitian. Populasi dalam penelitian ini
adalah konsumen yang membeli baju bekas impor di toko baju New Look, yaitu sebanyak
100 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi
penelitian. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar 2011:78),
Dimana:
n = Ukuran sampel
N= Ukuran Populasi
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang masih
dapat ditolerir.
Dengan demikian jumlah sampel penelitian yang diperoleh adalah:
n=
n=
n= 50
Dengan persen kelonggaran ketidaktelitian sebesar 10%. Artinya, tingkat keyakinan
bahwa sampel mewaili populasi adalah 90%. Dengan demikian jumlah sampel untuk
penelitian ini adalah 50 orang konsumen.
Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah accidental sampling, yaitu tehnik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan bagi siapa yang bertemu dengan peneliti dan
dianggap sesuai untuk dijadikan sumber data dan dijadikan sebagai sampel (Sugiono 2003:77
dalam Marpaung 2006:9).
3.5. Jenis dan Sumber Data
1. Data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan pihak yang berkompeten untuk
memberikan informasi dan keterangan, melalui penyebaran kuesioner kepada konsumen yang
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dan laporan-laporan
tertulis perusahaan, literatur-literatur yang ada di perusahaan dan bagian bahan-bahan atau
tulisan lain yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.
3.6. Tehnik Pengumpulan Data
1. Observasi
Menurut Imron (1996:10) Metode observasi yaitu “cara pengumpulan data yang
dilakukan secara sistematis dan sengaja, diawali dengan mengadakan pengamatan dan
pencatatan atas gejala yang sudah diteliti dengan melibatkan diri dalam latar yang sedang
diteliti” Peneliti mengobservasi kegiatan yang terjadi di toko New Look untuk mengetahui
secara langsung apa yang terdapat di lapangan tentang Faktor-Faktor Keputusan Dalam
Menggunakan Baju Bekas Impor Pada Toko Baju New Look.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertanyaan langsung secara lisan. Wawancara dilakukan penulis
dengan pemilik toko New Look dan konsumen yang datang ke toko sehingga data yang
diperoleh penulis merupakan hasil dari wawancara. Jawaban dari pertanyaan yang
dilontarkan pada subjek penelitian dicatatat sebagai data ditambah dengan hasil pengamatan
atau observasi dari tindakan subjek penelitian di toko New Look Pembangunan USU
3. Kuesioner
Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau diisi
oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat jawaban yang
berikan (Sulistyo-Basuki, 2006: 110).
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan menyangkut
adalah kuesioner tertutup, dimana responden diminta menjawab pertanyaan dan menjawab
dengan memilih dari sejumlah alternatif. Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah
diselesaikan, mudah dianalisis, dan mampu memberikan jangkauan jawaban.
3.7. Skala Pengukuran
Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert
maka variabel yang akan djadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen
yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiono 2006:86).
Dalam pemberian skor digunakan Skala Likert yang merupakan salah satu cara untuk
menentukan skor. Kriteria penilaian ini digolongkan dalam empat tingkatan dengan penilaian
sebagai berikut:
a. Jawaban Sangat Setuju (SS), diberi skor 4
b. Jawaban Setuju (S), diberi skor 3
c. Jawaban Tidak Setuju (TS), diberi skor 2
d. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), diberi skor 1
(Sudjana, 2001: 106).
3.8. Kerangka Kuesioner
Tabel 2.3 Kerangka Kuesioner
Variabel Umur dan Tahap Siklus hidup SS S TS STS
1. Produk yang dijual toko New Look terbuat dari bahan yang tidak berbahaya atau aman dan nyaman dikulit anak-anak dan dewasa
2. Ukuran produk yang di jual di toko New Look bervariasi
3. Desain dan tampilan produk yang dijual di toko New Look tersedia untuk segala usia
Variabel Pekerjan Dan Situasi Ekonomi SS S TS STS
2. kesesuian harga dengan kualitas dan tampilan produk
3. desain dan tampilan produk yang dijual toko New Look sesuai dan tersedia untuk profesi konsumen
Variabel Gaya Hidup S SS TS STS
1. Toko New Look menjual produk yang bervariasi dan berbagai gaya/mode
2. Lokasi strategis dan situasi toko New Look nyaman dan aman 3. Cara pembayaran yang memudahkan konsumen
4. Produk yang dijual Toko New Look sesuai dengan norma dan nilai budaya yang berlaku
Variabel Keprbadian dan Konsep Diri S SS TS STS
1. Toko New Look menjual produk yang memiliki berbagai Merk terkenal
2. Pada diri konsumen produk yang dijual Toko New Look menimbulkan persepsi yang baik
3. Berbelanja ditoko New Look dapat menciptakan pengalaman pribadi yang baik
Variabel Keputusan Pembelian SS S TS STS
1. Toko New Look menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan anda
2. Toko New Look Menyediakan produk yang sesuai dengan selera anda
3. Membeli produk yang disediakan toko New Look merupakan keputusan yang tepat
4. Mereferensikan toko New Look merupakan keputusan yang tepat
3.9 Pengujian Instrumen Penelitian
Menurut Hasan (2006: 15) untuk memenuhi kriteria sebuah penelitian yang dianggap
sebagai penelitian ilmiah, kecermatan pengukuran sangat diperlukan. Ada dua syarat utama
yang harus dipenuhi oleh alat ukur untuk memperoleh suatu pengukuran yang cermat, yaitu
1. Uji Validitas
Uji Validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapaat setelah penelitian
merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur yang seharusnya diukur.
Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r
hitung dari variabel penelitian dengan r tabel yang dapat dilihat pada kolom Corrected
Item-Total Correlation dari variabel keputusan pembelian, produk, harga, lokasi, dan pelayanan.
Sugiono (2001) dalam Nasution (2007) berpendapat “apabila validitas setiap jawaban
yang diperoleh ketika memberikan daftar pertanyaan lebih besar dari 0,3 maka butir
pertanyaan dianggap sudah valid.”
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukan
konsistensi dalam mengukur gejala yang sama. Reliabilitas digunakan untuk mengukur
akurasi dan konsistensi dari pengukurannya yaitu instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk menggunakan obyek yang sama menghasilkan data yang sama (Situmorang
2008:30).
Pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan
reliabilitasnya dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha . Nilai Cronbach’s Alpha reliabilitas
yang baik adalah yang makin mendekati 1.
Menurut Sekaran (1992) dalam Nasution (2007), menyatakan bahwa, “reliabilitas
yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 diterima, dan reliabilitas dengan
3.10. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi, dilakukan uji persyaratan analisis terlebih
dahulu. Uji analisis itu meliputi, Juliandi (2013:174) :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan
variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang
baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Menurut Ghozali (2005:110) Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat
histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a. Jika titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji model regresi ditemukan adanya korelasi
antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini
tidak ortogonal. Variabel ortoganal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antara sesama
variabel bebas sama dengan nol. Cara yang digunakan untuk menilainya adalah dengan
melihat nilai faktor inflasi varian (Variance Inflasi Factor / VIF), yang tidak melebihi 5.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas, diantaranya yaitu :
Menurut Ghozali (2011:139) adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel terikat (dependen), dengan dasar analisis sebagai berikut :
a. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka
mengindikasikan terdapat gejala heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
3.11. Teknik Analisis Data 1. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang telah
diperoleh, disusun, dikelompokan, dianalisis, kemudian diinterpretasikan secara objektif
sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil
perhitunganya.
2 .Metode Statistik
Metode analisis data menggunakan pendekatan analisis data kuantitatif artinya
penelitian yang dilakukan adalah dengan menekankan analisanya pada data-data hitungan
(angka).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi linier berganda. Menurut
Sugiyono (2008:270) analisis regresi linier berganda ditujukan untuk dapat mengetahui
besarnya kontribusi antara beberapa variabel bebas yang biasa disebut X1, X2, X3 dengan
variabel terikat yang disebut Y.
1. Persamaan Regresi
Dimana:
Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta
b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi
X1 =Umur dan Tahap Siklus Hidup
X2 = Pekerjaan dan Situasi Ekonomi (Pendapatan)
X3 = Gaya Hidup
X4 = Kepribadian dan Konsep Diri
e = Standar Error
2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel bebas yaitu umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan
situasi ekonomi (pendapatan), gaya hidup, kepribadian dan konsep diri dalam
menerangkan variabel terikat yakni keputusan pembelian. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu.
a. Jika R2 berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R ≤ 1 ) , maka variabel bebas (X) memberikan secara keseluruhan semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variabel terikat (Y)
b. Jika R2 = 0, maka kemampuan variabel bebas (X) dalam menjelaskan variabel
terikat (Y) sangatlah terbatas.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah dibuat
berdasarkan data penelitian. Suatu perhitungan variabel disebut signifikan secara statistic
apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Namun
sebaliknya, disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana
H0 diterima. Uji hipotesis yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Uji Signifikan Simultan (Uji – F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Kriteria
pengujiannya adalah:
a. H0 : b1 = b2 = b3 = b4= 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
b. Ha : b1, b2, b3,b4, ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
a. H0 ditolak jika Fhitung≤ Ftabel (sig ≤ α = 0.05)
b. H0 diterima jika Fhitung > Ftabel atau (sig > α = 0.05)
2. Uji Parsial ( Uji-t)
Uji statistik t digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variable bebas secara
individual dalam menerangkan variabel terikat. Menurut juliandi (2013:181) apabila peneliti
bermaksud menganalisis regresi parsial (sebuah variabel bebas dan sebuah variabel terikat),
maka nilai yang digunakan untuk menguji hipotesisnya adalah “nilai t” maka dapat dilihat
nilai probabilitasnya.
Signifikan pengaruh dari variabel umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan situasi
terciptanya keputusan pembelian digunakan alat uji variabel t dengan α = 0,05. Bentuk
pengujiannya adalah sebagai berikut :
a. H0: b1 = 0, (Tidak berpengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel
terikat ).
b. Ha: b1 ≠ 0, (berpengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel
terikat)
Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a. H0 ditolak jika thitung≤ttabelpada α = 0.05
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Usaha
Berkembangnya gaya fashion di negara kita, memang tidak dapat dihindari
lagi. Dari model terkenal, artis ibukota hingga pejabat serta kaum jelata pun masih
menjadikan fashion sebagai salah satu hal penting dalam kehidupannya. Mulai dari produk
fashion yang memiliki brand besar dengan harga fantastis, produk brand Cina atau produk
lokal yang murah, hingga produk barang bekas import pun mampu menjadi peluang besar di
dunia bisnis fashion. Masuknya sandang sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia, tak
lepas pula dengan perkembangan fashion yang ada.
Bermula dari kebutuhan saja, kini kebutuhan fashion telah beralih fungsi
sebagai keinginan manusia. Jadi saat ini banyak orang membeli baju atau pakaian
juga dipengaruhi rasa ingin yang sering muncul seiring dengan perubahan musim
model yang ada. Hal ini pula yang menjadi dasar pertimbangan awal para pelaku
bisnis pakaian import, untuk membuka usaha tersebut. Tidak semua orang mampu
untuk membeli baju atau pakaian yang memiliki brand terkenal dengan harga
mahal.
Usaha baju bekasimport menjadi salah satu solusi bagi semua orang yang ingin tetap
fashionable dengan barang bekas import yang rata-rata dijual dengan harga yang relatif
murah. Rata-rata peminat baju import adalah para remaja yang senang berburu produk brand
luar negeri dengan harga murah. Selain itu banyak
4.1.1. Sejarah Singkat Usaha
Baju bekas impor merupakan baju-baju sisa penjualan dari pabrik garmen dan
departement store kemudian ditimbun di gudang bertahun-tahun lamanya. Hal ini
dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memperjualbelikannya.Proses baju-baju bekas
dari luar negeri tiba di Indonesia berawal dari pelabuhan. Di sana, para agen distribusi telah
menandai karung-karung sesuai isi, seperti celana panjang, kemeja, dan pakaian dalam.
Karung-karung tersebut lalu dibawa ke pasar untuk ditawarkan kepada pengepul. Para
pengepul tidak melihat baju-baju di dalam bungkusan, mereka membeli apabila merasa cocok
dengan harga yang ditawarkan. Berdasarkan data yang diperoleh dengan menggunakan
metode observasi dan wawancara, dengan penjual yaitu Ibu Tia, diketahui bahwa sebenarnya
baju bekas impor bukanlah baju bekas orang lain, kalaupun ada baju bekas orang lain
jumlahnya sangat sedikit.
Toko baju New Look merupakan salah satu usaha penjualan dibidang pakaian yang
menyediakan pakaian bekas impor. Pada awalnya toko baju New Look berdiri pada 10 maret
2011, yang dirintis oleh Ibu Tia, yang didasari oleh keinginan untuk berwirausaha dan
memenuhi kebutuhan hidup. Awal berdiri toko New Look cukup sederhana, dengan
mengontrak sebuah kios dan menjalani usahanya seorang diri tanpa memiliki pekerja.
Berkat perjuangan dan kerja keras Ibu Tia toko baju New Look tetap bertahan dan
terus berkembang hingga saat ini ditengah persaingan usaha baju bekas impor yang
jumlahnya semakin banyak. Selain itu , toko baju New Look telah membuka cabang baru
dengan mengontrak kios yang berlokasi di sekitar kampus UMSU. Pembukaan cabang
tersebut dilakukan untuk memenuhi permintaan konsumen serta untuk tetap menjaga loyalitas
Tabel 4.1 Tabel Penjualan Pakaian Per Tahun
TAHUN JUMLAH PAKAIAN TERJUAL PERSENTASE KEUNTUNGAN
2011 3150 46%
2012 6600 57%
2013 7260 78%
Sumber: Informasi dari pemilik toko
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas adalah ketepatan instrumen dalam
pengukuran, sedangkan reliabilitas adalah konsistensi alat ukur yang digunakan dan dapat
diandalkan jika pengukuran tersebut diulang.
4.2.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan sebagai instrumen penelitian untuk variabel-variabel yang
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada Toko New Look menggunakan SPSS
versi 16.0, yang dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation dari variabel
keputusan pembelian, umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi
(pendapatan), gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Apabila nilai kolom Corrected
Item-Total Correlation dari variabel-variabel tersebut rata-rata lebih besar dari 0,3 hal tersebut
Tabel 4.2.
Uji Validitas Variabel Umur dan Tahap Siklus Hidup (X1)
Corrected Item-Total Correlation Produk yang dijual toko New Look terbuat dari bahan yang
tidak berbahaya atau aman nyaman dikulit anak-anak dan dewasa
.764
Ukuran produk yang di jual di toko New Look bervariasi .679
Desain dan tampilan produk yang dijual di toko New Look tersedia untuk segala usia
.637
Sumber: Hasil penelitian, 2014 (Pengolahan dengan SPSS)
Tabel 4.3
Uji Validitas Variabel Pekerjaan dan Situasi Ekonomi (Pendapatan) (X2)
Corrected Item-Total Correlation Harga produk yang di jual di toko New Look terjangkau semua
kalangan
.784
Kesesuian harga dengan kualitas dan tampilan produk .755
Desain dan tampilan produk yang dijual toko New Look sesuai dan tersedia untuk profesi konsumen
.636
Tabel 4.4.
Uji Validitas Variabel Gaya Hidup (X3)
Corrected Item-Total Correlation Toko New Look menjual produk yang bervariasi dan berbagai
gaya/mode
.846
Lokasi strategis dan situasi toko New Look nyaman dan aman .929
Cara pembayaran yang memudahkan konsumen .954
Produk yang dijual Toko New Look sesuai dengan norma dan nilai budaya yang berlaku
.920
Sumber: Hasil penelitian, 2014 (Pengolahan dengan SPSS)
Tabel 4.5.
Uji Validitas Variabel Kepribadian dan Konsep Diri (X4)
Corrected Item-Total Correlation Toko New Look menjual produk yang memiliki berbagai Merk
terkenal
.936
Pada diri konsumen produk yang dijual Toko New Look menimbulkan persepsi yang baik
.968
Berbelanja ditoko New Look dapat pengalaman pribadi yang baik .960
Tabel 4.6
Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian
Corrected Item-Total Correlation Toko New Look menyediakan produk yang sesuai dengan
kebutuhan anda
.954
Toko New Look Menyediakan produk yang sesuai dengan selera anda
.908
Membeli produk yang disediakan toko New Look merupakan keputusan yang tepat
.907
Mereferensikan toko New Look merupakan keputusan yang tepat .931 Sumber: Hasil penelitian, 2014 (Pengolahan dengan SPSS)
Dari hasil uji validitas diatas, dapat dilihat nilai kolom Corrected Item-Total
Correlation dari variabel umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan situasi ekonomi
(pendapatan), gaya hidup, kepribadian dan konsep diri, dan keputusan pembelian lebih besar
dari 0,3. Hal tersebut menunjukan instrumen yang digunakan adalah valid.
4.2.2. Uji Reliabilitas
Setelah semua butir pertanyaan dinyatakan valid, maka dilanjutkan dengan menguji
reliabilitas kuesioner, dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha. Apabila Cronbach’s Alpha
menunjukan nilai 0,6 maka reliabilitas kuesioner adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat
diterima dan reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha 0,8 atau diatasnya adalah baik.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Tabel 4.8. Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.953 17
Sumber: Hasil penelitian, 2014 (pengolahan dengan SPSS)
Dari hasil pengujian reliabilitas 17 instrumen dapat diketahui, bahwa reliabilitas dari
seluruh variabel memiliki reliabilitas yang baik karena Cronbach’s Alpha diatas 0,953 atau
diatas 0,8.
4.3 Analisis Deskriptif Variabel
Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan hasil
pengolahan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden yang terpilih.
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen). Yang mana variabel bebasnya adalah umur dan
tahap siklus hidup (X1), pekerjaan dan situasi ekonomi (pendapatan) (X2), gaya hidup (X3),
pembelian (Y). Selain itu, dari kuesioner tersebut juga dapat diperoleh gambaran umum
responden pada penelitian ini
4.3.1 Gambaran Umum Responden
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berikut adalah tabel yang menggambarkan karakteristik responden dalam penelitian
ini berdasarkan usia responden.
Tabel 4. 9 Krakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persen
15- 19 10 20
20-25 33 66
26-30 4 8
31-36 3 6
Total 50 100
Dari tabel 4.9 menunjukan bahwa responden berdasarkan usia yang paling banyak
berbelanja di toko New Look adalah responden yang berusia antara 20-25 tahun yaitu
sebanyak 66% kemudian diikuti responden yang berusia 15-19 tahun sebanyak 20% ,
responden berusia 26-30 tahun sebanyak 8%, dan yang terakhir responden berusia 31-36
serta memahami kebutuhan serta keinginan konsumen yang berusia 31-36 tahun agar jumlah
konsumen terus bertambah.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan karakteristik responden dalam
penelitian ini berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.10. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persen
Perempuan 44 88
Laki-laki 6 12
Total 50 100
Dari tabel diatas menunjukan bahwa responden berdasarkan jenis kelamin, yang
paling banyak berbelanja di toko baju New Look didominasi oleh perempuan yaitu sebanyak
88%, sedangkan laki-laki hanya 12%. Toko baju New Look lebih banyak menyediakan
pakaian untuk perempuan dibandingkan laki-laki. Pasokan prduk untuk laki-laki sebaiknya
ditambahkan dengan demikian akan lebih banyak konsumen bertambah.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan karakteristik responden dalam
penelitian ini berdasarkan pekerjaan.
Tabel 4.11. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Mahasiswa 32 64
Karyawan 14 28
Pelajar 2 4
Ibu Rumah Tangga 1 2
Wiraswasta 1 2
Total 50 100
Pada Tabel 4.11 menunjukan bahwa responden berdasarkan pekerjaan, yang paling
banyak berbelanja di toko New Look adalah mahasiswa sebesar 64%, kemudian karyawan
sebesar 28%, pelajar 4%, ibu rumah tangga 2% dan wiraswasta 2%. Karena lokasinya yang
berdekatan dengan Universitas Sumatera Utara dan di wilayah tempat kost sehingga
mayoritas konsumen berprofesi sebagai mahasiswa.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan
Berikut adalah tabel yang menggambarkan karakteristik responden dalam penelitian
ini berdasarkan frekuensi kunjungan konsumen toko baju New Look.
Tabel 4.12. Karateristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan
Frekuensi Kunjungan Frekuensi Persen
1-2 29 58
5-7 5 10
Total 50 100
Dari tabel di atas menunjukan bahwa responden berdasarkan frekuensi berkunjung
perbulan, yang paling banyak berbelanja di toko New Look adalah jumlah kunjungan 1-2
perbulan sebanyak 58%, kemudian dengan kunjungan 3-4 sebanyak 32% dan denga
kunjungan 5-7 sebanyak 10%. Dari data tersebut diharapkan pengelola toko New Look
mampu menyusun strategi agar mininngkatnya frekuensi kunjungan konsumen.
4.3.2. Distribusi Jawaban Responden
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala
likert untuk menanyakan tanggapan reponden mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian yang terdiri dari umur dan tahap siklus hidup (X1), pekerjaan dan
situasi ekonomi (pendapatan) (X2), gaya hidup (X3), kepribadian dan konsep diri (X4)
terhadap keputusan pembelian baju bekas impor di toko New Look (Y). Kuesioner penelitian
ini disebarkan kepada 50 orang responden.
Pada setiap pernyataan terdapat 4 pilihan jawaban, yang mana responden akan memilih
salah satu jawaban yang menurut mereka paling tepat. Jawaban responden tersebut akan
digunakan untuk pengolahan analisis regresi. Jawaban responden akan didistribusikan sesuai
dengan pilihan jawaban yang digunakan dalam penelitian. Distribusi jawaban tersebut
1. Distribusi Jawaban Variabel Umur dan Tahap Siklus Hidup
Berikut disajikan diagram yang menggambarkan distribusi jawaban responden
terhadap variabel umur dan tahap siklus hidup (X1) dengan indikator bahan produk, ukuran
produk, desain dan tampilan produk.
Sumber : Data primer, diolah 2014
Gambar 4.1 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Umur dan Tahap Siklus Hidup
Dari gambar 4.1dapat dilihat bahwa frekuensi jawaban dari pertanyaan pertama (X1,1)
yakni “Produk yang dijual di toko New Look terbuat dari bahan yang tidak berbahaya”
adalah 25 orang (50%) menjawab sangat setuju dan sebanyak 25 orang (50%) menjawab
setuju.
Frekuensi jawaban dari pertanyaan ke-2 (X1,2) yakni “Ukuran produk yang dijual di
Toko New Look bervariasi” adalah sebanyak 35 orang (70%) menjawab sangat setuju, dan
sebanyak 15 orang (30%) menjawab setuju.
Frekuensi jawaban dari pertanyaan ke-3 (X1,3) yakni “Desain dan tampilan produk