• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Higyene: Defisit perawatan Diri di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Higyene: Defisit perawatan Diri di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal Hygiene:

Defisit Perawatan Diri di Kelurahan Harjosari II

Kecamatan Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah

Disusun dalam rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Desni Kristiany Zebua

122500031

Program Studi DIII Keperawatan

Fakultas Keperawatan

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan

judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan

Dasar Personal Higyene: Defisit perawatan Diri di Kelurahan Harjosari II

Kecamatan Medan Amplas ”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu

syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar diploma

di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan,

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara dan Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Erniyati, SKp., MNS selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan dan bimbingan selama masa perkuliahan di Fakultas

Keperawatan.

4. Ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp, MARS selaku dosen pembimbing Karya Tulis

Ilmiah yang telah menyediakan waktu serta dengan penuh keikhasan dan

kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat

selama masa perkuliahan di Fakultas Keperawatan dan selama penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ibu Dewi Elizadiani Suza, S.Kp, MNS, Phd selaku dosen penguji yang telah

memberikan saran dan kritikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat lebih

baik lagi serta ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan di Fakultas

(5)

6. Seluruh Dosen Fakultas Keperawatan khususnya jurusan DIII Keperawatan

Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Ahmad dan keluarga selaku pasien kelolaan saya yang telah banyak

membantu serta meluangkan waktunya untuk saya untuk melakukan asuhan

keperawatan

8. Teristimewa kepada orangtua tercinta (S.Zebua & R. br Simarmata) dan abang

tersayang (Roky Zebua) terimakasih karena selalu mendoakan keberhasilanku,

menyayangi, dan memberikan doa, semangat, perhatian, bimbingan dan

bantuan dana dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Para sahabat (Ruth,Mega,Elvira,Faisal,Jessicca,Sintya,Melsa,Sartika,Putri)

trimakasih untuk kekompakan dan kesabarannya dalam menjalani perkuliahan

serta memberikan saran dalam pengerjaan tugas akhir ini dan memberi

dukungan satu sama lain.

10.Teman –teman sepermainan dan sedoping (Ayu purba,Debira,Jamal,Astika, Miftha) yang memberi saran untuk tugas akhir ini. Serta teman (Mr.RI,

Syawal dan Mellytan) yang memberi motivasi dan tawa saat suntuknya dalam

pengerjaan tugas akhir ini.

11.Semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya satu

persatu yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian Karya Tulis

Ilmiah ini di Fakultas Keperawatan USU.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dan penuh kasih melimpahkan berkat

dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis.

Harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat nantinya untuk

pengembangan ilmu pengetahuan, terkhusus ilmu keperawatan.

Medan, Juni 2014

(6)

DAFTAR ISI Lembar Sampul

Lembar Pengesahaan ... i

Kata Pengantar ... ii

Bab II Pengelolahan Kasus A. Konsep Asuhan Keperawatan Kebutuhan Dasar Personal Hygiene 1. Pengkajian ... 4

2. Analisa Data ... 7

3. Rumusan Masalah ... 10

4. Perencanaan ... 11

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian ... 13

2. Analisa Data ... 16

3. Rumusan Masalah ... 16

4. Diagnosa Keperawatan ... 18

5. Perencanaan ... 19

6. Implementasi ... 21

7. Evaluasi ... 21

Bab III Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan ... 24

2. Saran ... 25

Daftar Pustaka ... 26

(7)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat

penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan,

kenyamanan, keamanan, kesejahteraan klien, juga psikis seseorang. Praktik higine

seseorang dipengaruhi oleh faktor pribadi, sosial dan budaya. Jika seseorang sakit,

biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita

menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut

dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Sebagai seorang

perawat hal terpenting yang diperlukan diperhatikan selama perawatan higiene

klien adalah memberikan kemandirian bagi klien sebanyak mungkin,

memperhatikan kemampuan klien dalam melakukan praktik higine, memberikan

privasi dan penghormatan, serta memberikan kenyamanan fisik kepada klien

(Laily, 2012).

Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan

kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang (Tarwoto

wartonah, 2006). Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal

yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah

cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka. Kebersihan

perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan

(8)

Kebersihan perorangan yang bisa dilakukan adalah pemenuhan kebersihan

baik pada kulit, rambut, gigi, mata, telinga, kaki dan kuku (Potter & Perry, 2005).

Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan

personal hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan

pemenuhan kebutuhan. Begitu pula pada penderita stroke yang mengalami

gangguan aktivitas terutama pada dirinya sendiri dalam menjaga kebersihan

perorangannya. Begitu pula pada penderita pasca stroke yang mengalami

hemiplegia ataupun hemiparesis, personal hygiene juga diprioritaskan pada pasien

yang mempunyai penyakit kronis seperti stroke.

Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat.

Stroke merupakan kelaianan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan

karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

dan kapan saja. Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang

berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global) dengan gejala-gejala

yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa

adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular. Stroke merupakan penyakit yang

paling sering menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan

bicara, proses berpikir daya ingat, dan bentuk-bentuk kecatatan yang lain sebagai

akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin,2008).

Dalam beberapa tahun belakangan ini stroke juga disebut sebagai serangan

otak. Dan di Indonesia sendiri, stroke merupakan pembunuh nomor satu menurut

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementrian

(9)

prevalensi (angka kejadian) stroke bisa dilihat di hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) peningkatan prevalensi stroke dari 8,3 per 1.000 pada Riskesdas

2007 menjadi 12,1 per 100 pada Riskesdas 2013 (Untuk stroke responden usia 15

tahun ke atas). Umur 15-24 th (0,2 per seribu), umur 25-34 tahun (0,6 per seribu),

umur 35-44 tahun (2,5 per seribu), umur 45-54 tahun (10,4 per seribu), umur

55-64 tahun (24 per seribu), umur 65-74 tahun (33,2 per seribu) dan umur > 75 tahun

(43, 1 per seribu). Prevalensi pada laki lebih banyak dari pada wanita. Laki 7,1 per

seribu, dan wanita 6,8 per seribu (Riskesdas 2013). Data dari stroke registry yang

juga dilakukan oleh Balitbangkes sejak 2013 sampai 2014. Menunjukkan proporsi

menurut kelompok umur dibanding total pasien stroke (angka proporsional).

Kelompuk umur 21-30 tahun (0,74%), 31-40 tahun (4,5%),41-50 tahun (18,5%),

51-60 tahun (33,8%), dan > 60 tahun (42,1%) (Riskesdas, 2013).

Berdasarkan hal tersebut maka pentingnya kebersihan perorangan harus

diperhatikan pada penderita stroke. Bahwa pada penderita stroke yang mempunyai

keterbatasan dalam melakukan aktivitas, terutama kebersihan perorangan.

Untuk itu maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Asuhan

Keperawatan Pada Tn. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Personal

(10)

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan

kepada pasien dengan gangguan kebetuhan personal hygiene,

khususnya gangguan personal hygiene pada Tn.A yang megalami

stroke.

2. Tujuan khusus

A. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Tn.A

B. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.A

C. Mampu melakukan perencanaan tindakan keperawatan

pada Tn.A

D. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada Tn.A

E. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada

Tn.A

C. Manfaat Penelitian

1) Bagi Pendidikan Keperawatan

Memberikan informasi tentang pentingnya personal hygiene

pada pasien stroke sehingga, untuk meningkatkan kualiatas

pendidikan keperawatan bagi dosen, mahasiswa serta bagi

pembaca.

2) Bagi Praktik Keperawatan

Bagi praktik keperawatan untuk meningkatkan asuhan

(11)

Berguna untuk penatalaksanaan pelayanan kesehatan untuk

meningkatkan derajat kesehatan dalam keperawatan.

3) Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan bagi penulis tentang asuhan

keperawatan terkhususnya perlunya kebutuhan personal

hygiene dan memberi pengetahuan pada pasien stroke dengan

(12)

BAB 2

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Personal hygiene

1. Pengkajian

Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan

kebiasaan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang (Tarwoto

wartonah,2006). Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal

yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah

cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka. Kebersihan

perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan

(Potter & Perry, 2005).

Kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan adalah bagian dari kebutuhan

dasar manusia. Kebutuhan diri atau dikenal dengan personal hygiene merupakan

kebutuhan perawatan diri sendiri atau perseorangan yang dilakukan untuk

mempertahan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis. (Hidayat,2012).

Kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah suatu tindakan untuk

memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik

maupun psikisnya. (isro’in,2012).

Untuk mengidentifikasi masalah personal hygiene dan mengumpulkan

data guna menyusun suatu rencana keperawatan, perawat perlu melakukan

pengkajian keperawatan. Menurut (Isro’in, 2012) hal-hal yang perlu di kaji adalah

(13)

a) Riwayat Keperawatan

Masalah yang berhubungan dengan higiene, perubahan fisik selama

higiene, bantuan higiene, pola kebersihan tubuh, perlengkapan personal higiene

yang diapakai, faktor-faktor yang mempengaruhi personal higiene.

b) Pemeriksaan Fisik

a. Rambut

Pada pemeriksaan rambut yang diperiksa yaitu: Keadaan kesuburan rambut,

keadaan rambut yang mudah rontok, keadaan rambut yang kusam, keadaan tekstur

rambut.

b. Kepala

Pada pemeriksaan kepala yaitu: Botak/alopesia, ketombe, berkutu, adakah

eritema,kebersihan.

c. Mata

Pada pemeriksaan mata yaitu: Apakah sclera ikterik, apakah konjungtiva pucat,

kebersihan mata, apakah gatal/ada bagian yang memerah, apakah menggunakan

lensa kontak.

d. Hidung

Pada pemeriksaan hidung yaitu: Adakah pilek, adakah alergi, adakah perdarahan,

(14)

e. Mulut

Pada pemeriksaan mulut yaitu: Keadaan mukosa mulut, kelembabannya, adakah

lesi ,kebersihan.

f. Gigi

Pada pemeriksaan gigi yaitu: Adakah karang gigi, adakah karies, kelengkapan

gigi, pertumbuhan, kebersihan.

g. Telinga

Pada pemeriksaan telinga yaitu: Adakah kotoran, adakah lesi, bagaimana bentuk

telinga, adakah infeksi.

h. Kulit

Pada pemeriksaan kulit yaitu: Kebersihan, adakah lesi/kerusakan pada kulit

(peradangan), keadaan turgor, warna kulit, Suhu, tekstur, pertumbuhannya.

i. Kuku tangan dan kaki

Pada pemeriksaan kuku tangan dan kaki yaitu: Bentuknya bagaimana, warnanya,

adakah lesi, pertumbuhannya.

j. Genetalia

Pada pemeriksaan genitalia yaitu: Kebersihan, pertumbuhan rambut pubis,

keadaan, kulit, keadaan lubang uretra, keadaan skrotum, testis pada pria, cairan

(15)

k. Tubuh secara umum

Pada pemeriksaan tubuh secara umum yaitu: Kebersihan, normal, keadaan postur.

c) Tanda-tanda pasien yang mengalami gangguan personal hygiene

1. Rambut: Keadaan rambut yang mudah rontok, kusam.

2. Kepala: Adanya ketombe, kulit kepala kotor.

3. Mata: Sclera ikterik, konjungtiva pucat, terdapat sekret pada mata, gatal/

memerah.

4. Hidung: Ada sekret.

5. Mulut: Keadaan mukosa mulut kotor, mulut kering, bau mulut.

6. Gigi: Ada karang gigi, Gigi kotor.

7. Telinga: Telinga kotor.

8. Kulit: Keadaan kulit kotor dan kering, warna kulit kecoklatan (kotor),

kerusakan pada kulit (peradangan).

9. Kuku tangan dan kaki: Kuku panjang, kotor, kuku menghitam dan ada lesi.

I. Analisa Data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan

klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan

hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data Fokus adalah data

(16)

kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap

klien (Potter & Perry, 2005).

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang

dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta

kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan informasi merupakan

tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan

data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar

tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan

asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah

pasien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk ke rumah sakit (initial

assessment), selama pasien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment),

serta pengkajian ulang untuk menambah / melengkapi data (re-assessment) (Potter

& Perry, 2005).

Tujuan Pengumpulan Data :

1.Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien.

2.Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien.

3. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien.

4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah

berikutnya.

Tipe Data :

1. Data Subjektif

Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu

situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat,

(17)

Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustrasi, mual,

perasaan malu (Potter & Perry, 2005).

2. Data Objektif

Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan panca

indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi

nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran (Potter &

Perry, 2005). Dan terdiri dari tiga karakteristik data sebagai berikut:

A. Lengkap

Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah

klien yang adekuat. Misalnya klien tidak mau makan selama 3 hari. Perawat

harus mengkaji lebih dalam mengenai masalah klien tersebut dengan

menanyakan hal-hal sebagai berikut: Apakah tidak mau makan karena tidak

ada nafsu makan atau disengaja? Apakah karena adanya perubahan pola

makan atau hal-hal yang patologis? Bagaimana respon pasien mengapa tidak

mau makan (Potter & Perry, 2005).

B. Akurat dan Nyata

Perawat harus berpikir secara akurat dan nyata untuk membuktikan benar

tidaknya apa yang didengar, dilihat, diamati dan diukur melalui pemeriksaan

ada tidaknya validasi terhadap semua data yang mungkin meragukan. Apabila

perawat merasa kurang jelas atau kurang mengerti terhadap data yang telah

dikumpulkan, maka perawat harus berkonsultasi dengan perawat yang lebih

mengerti. Misalnya, pada observasi : “pasien selalu diam dan sering menutup

(18)

berkomunikasi, tetapi pasien selalu diam dan tidak menjawab pertanyaan

perawat. Jika keadaan pasien tersebut ditulis oleh perawat bahwa pasien

depresi berat, maka hal itu merupakan perkiraan dari perilaku pasien dan

bukan data yang aktual. Diperlukan penyelidikan lebih lanjut untuk

menetapkan kondisi pasien. Dokumentasikan apa adanya sesuai yang

ditemukan pada saat pengkajian (Potter & Perry, 2005).

C. Relevan

Pencatatan data yang komprehensif biasanya menyebabkan banyak sekali

data yang harus dikumpulkan. Kondisi seperti ini bisa diantisipasi dengan

membuat data komprehensif tetapi singkat dan jelas (Potter & Perry, 2005).

Dengan mencatat data yang relevan sesuai dengan masalah pasien merupakan

data fokus terhadap masalah pasien dan sesuai dengan situasi khusus berdasar

sumber data terdiri dari:

1. Sumber data primer

Pasien adalah sumber utama data (primer) dan perawat dapat menggali

informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan pasien (Potter &

Perry, 2005).

2. Sumber data sekunder

Informasi dapat diperoleh melalui orang terdekat pada pasien seperti,

orang tua, suami atau istri, anak, dan teman pasie. Jika pasien mengalami

gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau kesadaran yang menurun,

misalnya pasien dalam kondisi tidak sadar (Potter & Perry, 2005).

3. Sumber data lainnya

(19)

Catatan kesehatan terdahulu dapat digunakan sebagai sumber informasi

yang dapat mendukung rencana tindakan perawatan (Potter & Perry, 2005).

(b). Riwayat penyakit

Pemeriksaan fisik dan catatan perkem)bangan merupakan riwayat

penyakit yang diperoleh dari terapis. Informasi yang diperoleh adalah hal-hal

yang difokuskan pada identifikasi patologis dan untuk menentukan rencana

tindakan keperawatan (Potter & Perry, 2005).

(c). Konsultasi

Terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan spesialis,

khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau dalam merencanakan dan

melakukan tindakan medis. Informasi tersebut dapat diambil guna membantu

menegakkan diagnosa (Potter & Perry, 2005).

(d). Hasil pemeriksaan diagnostik

Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik, dapat

digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan

masalah kesehatan pasien. Hasil pemeriksaan diagnostik dapat digunakan

membantu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan (Potter &

Perry, 2005).

(e). Perawat lain

Jika pasien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka

perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat

(20)

(f). Kepustakaan

Data dasar pasien yang komprehensif, perawat dapat membaca literatur

yang berhubungan dengan masalah pasien (Potter & Perry, 2005).

II. Rumusan Masalah

Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status

kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka mengidentifikasi

dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi,

menghilangkan, atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada

tanggung jawabnya (Tarwoto & Wartonah, 2009).

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada gangguan personal

higiene (NANDA dalam Potter & Perry, 2005) yaitu:

1. Risiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan

imobilisasi.

2. Defisit perawatan diri: berpakaian berhias yang berhubungan dengan

imobilisasi fisik atau kelemahan.

3. Perubahan membran mukosa oral yang berhubungan dengan radiasi

rongga mulut.

III. Perencanaan

Berdasarkan diagnosa keperawatan yang diperoleh, menurut Tarwoto dan

Hartonah (2006) perlu dilkukan intervensi yang rasional yang terdapat

(21)

No Diagnosa

- Setelah dilakukan asuhan

keperawatan diharapkan pola kebersihan diri pasien normal. kriteria hasil:

- Klien akan mengatakan badannya

terasa nyaman dan segar.

Rencana tindakan Rasional

- Kaji kembali pola kebutuhan

personal hygiene pasien

- Kaji keadaan luka pasien

- Jaga kulit agar tetap utuh dan kebersihan kulit pasien dengan cara membantu mandikan pasien - Jaga kebersihan tempat tidur,

selimut bersih dan kencang

- Lakukan perawatan luka dengan

teknik steril sesuai program - Observasi tanda-tanda infeksi - Lakukan pijat pada kulit dan

lakukan perubahan posisi setiap 2 jam

- Data dasar dalam melakukan

intervensi

- Menentukan intervensi lebih lanjut - Menghindari risiko infeksi kulit

- Mengurangi tekanan dan

menghindari luka dekubitus

- Penyembuhan luka

- Pencegahan infeksi secara mandiri

- Mencegah dekubitus

2.

Defisit perawatan diri

Tujuan:

- Setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan klien kebersihan diri sesuai pola Kriteria hasil:

- Klien akan mengatakan dirinya

merasa nyaman

Rencana tindakan Rasional

- Kaji kembali pola kebersihan diri

- Bantu kilien dalam kebersihan

badan, mulut, rambut, dan kuku

- Lakukan pendidikan kesehatan

Pentingnya kebersihan diri, Pola kebersihan diri, Cara kebersihan diri.

- Data dasar dalam melakukan

intervensi

- Mempertahankan rasa nyaman

- Meningkatkan pegetahuan dan

(22)

3.

Gangguan membran mukosa

Tujuan:

- Setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan klien keadaan mukosa mulut, lidah dalam keadaan utuh, warna merah muda. Kriteria hasil:

- Klien akan mengatakan rasa nyaman

- Klien akan mengatakan keadaan

mulutnya bersih.

Rencana tindakan Rasional

- Kaji kembali pola kebersihan

mulut

- Lakukan kebersihan mulut

sesudah makan dan sebelum tidur

- Gunakan sikat gigi yang lembut

- Gunakan larutan garam/baking

soda dan kemudian bilas dengan air bersih

- Lakukan pendidikan kesehatan

tentang kebersihan mulut.

- Data dasar dalam melakukan

intervensi

- Membersihkan kotoran dan

mencegah karang gigi

- Mencegah pendarahan

- Larutan garam/soda membantu

melembabkan mukosa, meningkatkan granulasi, dan menekan bakteri

(23)

B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian

Berdasarkan penugasan dan sesuai dengan jadwal praktek mahasiswa di

komunitas atau di kelurahan Harjosari II kecamatan Medan Amplas, pada tanggal

11 Mei 2015 mahasiswa melakukan pengkajian keperawatan pada pasien Tn.A.

berikut deskripsi dari hasil pengkajian yang dilakukan dan secara lengkap terdapat

di lampiran 1.

1. Biodata

Seorang laki – laki dengan inisial nama Tn.A, berusia 50 tahun dan sudah

menikah serta memiliki 4 orang anak, Tn.A beragama Islam. Tn. A sebelum sakit

memiliki pekerjaan sebagai tukang becak dan pendidikan terakhir Tn.A sebagai

tamatan SMA, yang beralamat di JL. Bajak 2-H Lingkungan 9 Kelurahan

Harjosari II Kecamatan Medan Amplas.

2. Keluhan Utama

Klien mengatakan terkadang dia merasakan sakit kepala yang datangnya

secara tiba – tiba tanpa diketahui penyebabya. Serta pasien mengatakan

ekstremitas bagian atas dan bawahnya lumpuh dan susah di gerakkan yang di

akibatkan penyakit stroke yang berawal dari pasien mengidap hipertensi dengan

TD : 200/104 mmHg sebelum terkena stroke.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan susah berjalan diakibatkan kelemahan dan kelumpuhan

(24)

keadaan klien adalah dengan melakukan tirah baring. Klien mengatakan susah

melakukan aktivitas diakibatkan kelemahan pada ekstremitasnya dan klien tampak

lemah. Lokasinya di bagian tangan dan kaki sebelah kanan dan kelumpuhan

anggota gerak yang dialami Tn. A tidak menyebar.

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Keluarga klien mengatakan sebelum Tn. A mengalami stroke pada tahun

2014, Tn. A mengidap Hipertensi sebelumnya dengan TD : 200/104 mmHg.

Setelah Tn. A mengalami stroke dia pernah dirawat di Rumah Sakit Adam Malik

selama 1 minggu . Tn. A tidak pernah dioperasi dan Tn. A tidak memiliki riwayat

alergi. Tn. A mengatakan tidak mengingat riwayat imunisasinya.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Saat dilakukan pengkajian didapatkan bahwa kedua orang tua Tn. A

mengidap Hipertensi begitu juga dengan saudara kandung Tn. A mengidap

Hipertensi. Saudara dari Tn. A tidak ada yang memiliki riwayat penyakit

gangguan jiwa. Kedua orang tua Tn. A sudah meninggal yang di sebabkan

penyakit faktor usia.

6. Riwayat Keadaan Psikososial

Klien mengatakan keadaan yang dialaminya saat ini sangat mengganggu

aktivitasnya. Di dalam keluarga klien berperan sebagai ayah dan kepala keluarga,

selama sakit sebagian besar aktivitas klien di bantu oleh anak dan istrinya.

Keadaan emosi pasien saat ini tidak stabil, terkadang pasien mengamuk tanpa alas

an yang tepat. Orang yang berarti pada pasien saat ini adalah anak dan istrinya.

Hubungan klien dan keluarganya tampak baik. Hubungan klien dengan orang lain

(25)

lain. Pasien menganut agama islam dan kegiatan ibadah pasien selama sakit cukup

baik dengan melaksanakan ibadah sholat 5 kali sehari semalam.

7. Status Mental

Dari hasil pengkajian didapat tingkat kesadaran pasien compos mentis,

penampilan rapi, pembicaraan lambat, alam perasaan lesu, afek datar dan interaksi

selama wawancara kontak mata pasien baik.

8. Pemeriksaan Fisik

Secara umum didapati pasien sadar, lemah dan susah berjalan dan

aktivitasnya dibantu oleh istri dan anaknya dengan suhu tubuh 36,5°C, tekanan

darah 160/104 mmHg, nadi 76x/menit, pernafasan 24x/menit, skala nyeri 3 (1-10),

tinggi badan 153 cm dan berat badan 47 kg. dalam melakukan pengkajian

dilakukan juga pemeriksaan Head to Toe untuk memperoleh data pemeriksaan

fisik lebih lengkap. Dalam pemeriksaan kepala dan rambut didapati bentuk kepala

ovale dan simetris, ubun – ubun tepat di tengah dan tertutup dengan sempurna.

Penyebaran rambut meraat, berwarna hitam, sedikit berbau seperti bau keringat.

Pada pemeriksaan wajah, warna kulit klien sawo matang dengan struktur wajah

ovale dan simetris. Mata lengkap dan simetris, palpebral merah muda, lembab,

konjungtiva merah muda, sclera putih, pupil isokor dan coklat muda, kornea dan

iris bening, ketajaman penglihatan baik dan tekanan bola mata baik.

Pada pemeriksaan hidung, tulang dan hidung dalam keadaan normal sptum

nasi berada di tengah. Lubang hidung normal, simetris dan terdapat rambut

hidung, bersih dan tidak ada sumbatan dan telinga pasien sedkit kotor. Tidak ada

(26)

simetris, ukuran telinga simetris kiri dan kanan, lubang telinga bersih, ketajaman

pendengaran baik.

Pada pemeriksaan mulut dan faring didapati bahwa bibir kering dan

simetris, gigi pasien masih utuh dan terawatt dengan baik, keadaan lidah bersih,

pita suara baik. Posisi trachea medial, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak

ada distensi vena jugularis, denyut nadi karotis teraba.

Pada pemeriksaan integument, kebersihan integument tampak kotor. Akral

teraba hangat, warna kulit dan kulit kering, dan ada kemerahan dibagian

punggung klient, pernafasan (frekuensi, irama) 24x/menit dan tidak ada tanda

kesulitan saat bernafas. Saat palpasi pemeriksaan paru gerak dada tampak normal,

suara perkusi resonan dan saat auskultasi suara nafas vesikuler dan tidak ada suara

tambahan.

Pada pemeriksaan muskuloskeletal (kesimetrisan, kekuatan otot, edema)

otot tampak simetris, tidak ada edema, namun pasien mengalami penurunan

kekuatan otot ekterimas atas dan bawah kanan dan terdapat sedikit atrofi. Fungsi

motoric, pasien susah saat berjalan. Pasien dapat merasakan sentuhan, getaran,

panas dingin dan tajam tumpul kecuali pada ekstremitas yang lumpuh.

9. Pola Kebiasaan Sehari - hari

Pasien biasa makan 2 kali sehari, ditambah dengan makan selingan, nafsu

makan baik, tidak terdapat nyeri ulu hati, tidak ada mual dan muntah, tidak

memiliki riwayat alergi pada makanan. Jumlah makan satu piring jenis makanan

(27)

10. Pola perawatan Diri

Tubuh pasien tampak kurang bersih, mulut kotor terdapat sisa-sisa

makanan dan rajin pasien sikat gigi 1 kali dalam sehari. Kuku kaki pasien tampak

kotor dan panjang.

11. Pola Kegiatan/ Aktivitas

Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi dan ganti pakaian

secara umum aktivitas klien dibantu oleh istri, tingkat ketergantungannya 2 yaitu

memerlukan bantuan dari orang lain untuk pertolongan, pengawasan dan

pengajaran.

12. Pola Eliminasi

Pola BAB klien 1-2 kali/ hari dengan karakteristik feses lunak dan tidak

ada perdarahan. Klien BAK di kamar mandi dengan karakteristik urin kuning

terang dan klien tidak ada kesulitan dalam BAK. Tidak ada riwayat penyakit batu

(28)

NO DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

1 DS: Pasien mengatakan lemas dan

tidak mampu beraktivitas sendirian seperti mandi. Klien tidak mampu mengeringkan tubuh sendirian dan mengambil perlengkapan mandi apabila jauh darinya.

DO : Pasien berbaring ditempat tidur dan terkadang duduk dikursi roda .

- Mandi/higiene dibantu oleh

keluarga

- TD: 160/100 mmhg

- N : 72x/i

- RR: 24x/i

- Rambut tampak kusam

- Gigi tampak kurang bersih

- Mulut tampak kotor

- Kuku panjang dan menghitam

Intoleransi aktivitas

Defisit perawatan

diri

2 DS : Klien mengatakan badan lemas,

punggung terasa panas dan gatal

DO : - Klien tampak lemah

- Daerah punggung klien

tampak memerah

- Klien tampak

menggaruk-garuk bagian punggungnya

- Tampak adanya tanda-tanda

kerusakan lapisan kulit

(dermis)

Tirah baring

yang lama

(29)

2. Analisa Data dan Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 20 Mei 2015 dari

data-data yang diperoleh dilakukan analisa data dengan mengelompokkan data

objek dan data subjek. Dari analisa data yang dilkukan ditemukan dua masalah

keperawatan yaitu: defisit perawatan diri, dan resiko kerusakan integritas kulit.

3. Diagnosa keperawatan

Masalah keperawatan kemudian dirumuskan dalam bentuk diagnosa

keperawataan berdasarkan keterkaitan dan faktor-faktor yang menandai masalah

yaitu data subjek dan data objek yang telah di kaji. Dari hasil perumusan

diperoleh dua diagnosa (Hermand, 2012) yaitu:

- Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuluskeletal

- Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik

4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional

Setelah melakukan pengkajian keperawatan, dari data yang diperoleh

dilakukan analisa dan menemukan masalah-masalah keperawatan kemudian

dirumuskan dalam diagnosa keperawatan. Pada saat itu juga perawat melakukan

perencanaan tindakan keperawatan untuk memberi asuhan keperawatan kepada

Tn. A. Perencanaan keperawatan dan rasional dari setiap diagnosa dapat dilihat di

(30)

Tabel 2.1. Perencanaan tindakan keperawatan dengan diagnosa defisit perawatan

diri berhubungan dengan kerusakan muskuluskeletal menurut Hermand, T.H

(2012)

No Dx

Perencanaan Keperawatan

Dx. 1 Tujuan:

1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan defisit perawatan diri teratasi Kriteria hasil:

1. Klien menunjukan perubahan gaya hidup untuk kebutuhan merawat diri.

2. Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan tingkat kemampuan

3. Klien dapat melakukan perawatan diri dengan bantuan.

Rencana Tindakan Rasional

1. Monitor kemampuan

klien untuk perawatan diri yang mandiri. 2. Bantu klien dalam

kebersihan badan,

4. Pantau tanda-tanda vital

1. Mengetahui kemampuan klien dalam merawat

dirinya secara mandiri tanpa bantuan orang lain

2. Mempertahankan rasa nyaman pada klien

3. Meningkatkan pengetahuan dan membuat klien

lebih kooperatif.

(31)

Tabel 2.2. Perencanaan tindakan keperawatan dengan diagnosa risiko kerusakan

integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik ( Hermand, 2012).

No Dx

Perencanaan Keperawatan

Dx. 2 Tujuan:

1. Klien akan memiliki kulit yang utuh selama perawatan.

2. Klien akan bebas bau badan selama perawatan.

Kriteria hasil:

1. Kulit tanpa kemerahan. Kulit akan hangat, lembut, halus,dan terhidrasi baik. Bau berkurang atau hilang.

2. Drainase atau sekresi akan berkurang atau tidak ada.

Rencana Tindakan Rasional

1. Anjurkan klien mandi setiap hari teliti setelah setiap mandi.

1. Pembersihan mengangkat minyak yang

berlebihan, keringat, sel kulit mati, dan kotoran yang meningkatkan perkembangan bakteri.

2. Emolien menghaluskan kulit dan mencegah

kehilangan kelembaban.

3. Kelembaban yang berlebihan menyebabkan

(32)

5. Implementasi dan Evaluasi

Hari/ Tanggal

No. Dx

Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

Rabu/

- Memonitor kemampuan klien

untuk perawatan diri yang mandiri.

- Membantu klien dalam

kebersihan badan, mulut, rambut dan kuku.

- Melakukan pendidikan kesehatan

tentang pentingnya kebersihan diri,pola kebersihan diri dan cara kebersihan diri, seperti:

memelihara kebersihan kulit, gigi, telinga, tangan, kaki, dan kuku. Dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi personal hygiene.

- Memantau tanda-tanda vital

pasien

- Menganjurkan klien mandi setiap

(33)

17.00 WIB

17.30 WIB

mengeringkan kulit dengan teliti setelah setiap kali pembersihan.

- Menganjurkan klien

menggunakan lotion pada kulit setelah mandi.

- Mengkaji TTV klien

(34)

BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan pengkajian pada pasien Tn. A, dilakukan analisa

data untuk memperoleh diagnosa keperawatan yang ditemukan yaitu;

defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuluskeletal dan

risiko kerusakan integritas kulit. Defisit perawatan diri berhubungan

dengan kerusakan muskuluskeletal pada pasien yang ditandai dengan

pasien mengatakan badan lemas dan pasien berbaring ditempat tidur dan

terkadang duduk dikursi roda. Makan, minum, mandi/higiene dibantu oleh

keluargaTD: 160/100 mmhg N:72x/i RR: 24x/i, rambut tampak kusam gigi

tampak kurang bersih dan mulut tampak kotor. Risiko kerusakan integritas

kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik pada pasien ditandai dengan

klien mengatakan badan lemas, punggung terasa panas dan gatal, daerah

punggung klien tampak mulai memerah, klien menggaruk-garuk bagian

punggungnya dan sudah mulai adanya tanda-tanda kerusakan lapisan kulit.

Personal hygiene adalah sebagai diagnosa prioritas. Kemudian

dilakukan perencanaan tindakan keperawatan. Perubahan yang terjadi

selama dilakukan asuhan keperawatan, diagnosa defisit perawatan diri

teratasi sebagian, karena setalah dilakukannya asuhan keperawatan pada

Tn.A badan segar rambut, gigi, mulut dan kuku bersih dan diagnosa

keperawatan kerusakan integritas kulit teratasi sebagian, karena setelah

(35)

dipunggung berkurang, tidak banyak perubahan yang terjadi pada pasien

karena waktu yang diberikan untuk memberikan asuhan keperawatan

hanya 1 minggu dan juga pasien kurang kooperatif seperti pasien susah

untuk ditemui karena pasien mempunyai jadwal untuk terapi dan

terkadang pasien juga sering mengamuk ketika terlalu banyak diajak

(36)

B. Saran

a. Bagi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan perawat lebih optimal dalam memberikan pelayanan

terhadap kebutuhan dasar personal hygiene pada pasien yang mengalami

immobilisasi fisik sehingga dapat mencegah masalah kebutuhan dasar

kebersihan diri pasien yang lebih buruk.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan bagi staf pengajar dapat meningkatkan pengayaan,

penerapan, dan pengajaran asuhan keperawatan kepada mahasiswa,

meningkatkan ilmu pengetahuan dan memberikan keterampilan yang

lebih kepada mahasiswa dan menambah referensi tentang pemahaman

kebutuhan personal hyiene, serta pada mahasiswa dapat memahami

kesenjangan antara teori dan aplikasi asuhan keperawatan pada pasien

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. (2008). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika

Isro’in & Andarmoyo. (2012). Personal Hygiene: Konsep, Proses dan Aplikasi

dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Dingwall, Lindsay. (2014). Higiene Personal Keterampilan Klinis Perawat.

Jakarta: ECG

Hidayat & Uliyah. (2012). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Editor: Moh

Potter & Perry. (2006). Fundamental keperawatan. Edisi 4 volume 1. Jakarta:

EGC.

Potter & Perry. (2005). Fundamental keperawatan. Edisi 4 volume 2. Jakarta:

EGC.

Herdman, T. Heather. (2013). Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klasifikasi

2012-2014. Jakarta: ECG

Tarwoto dan Wartonah. (2006). Kebutuhan dasar manusia dan proses

(38)

Lampiran 1 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I.

BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. A

Jenis Kelamin : Laki - laki

Umur : 50 tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jalan Bajak 2-H Lingkungan 9 Kelurahan

Harjosari 2 Kecamatan Medan Amplas

Tanggal Masuk RS : -

No. Register : -

Ruangan/ Kamar : -

Golongan Darah : A

Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2015

Tanggal Operasi : -

Diagnosa Medis : -

II. KELUHAN UTAMA

Pada saat pengkajian, Tn. A mengatakan sakit kepala secara tiba – tiba,

ekstremitas kanan atas dan bawah terasa lemah dan susah untuk di gerakkan

yang mengganggu aktivitasnya.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/ palliative

1. Apa penyebabnya : Riwayat Hipertensi

diketahui sudah 5 tahun dapat memicu terjadinya penyakit stroke yang

(39)

2. Hal – hal yang memperbaiki keadaan : Klien hanya melakukan

tirah baring.

B. Quantity/ quality

1. Bagaimana dirasakan : Klien mengatakan pada

ekstremitas kanan atas dan bawah terasa susah untuk digerakkan.

2. Bagaimana dilihat : Klien tampak terbaring

lemah.

C. Region

1. Dimana lokasinya : Di bagian ekstremitas kanan

klien.

2. Apakah menyebar : Tidak menyebar.

D. Severity

Klien mengatakan bahwa keadaan ini mengganggu aktivitasnya.

E. Time

Klien mengatakan nyeri yang dialaminya datang secara tiba – tiba di

daerah kepala.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami

Keluarga Tn. A mengidap Hipertensi.

B. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan Klien dibawa ke rumah sakit.

C. Pernah dirawat/ di operasi

Keluarga mengatakan Tn. A pernah mendapat tindakan medis

sebelumnya di Rumah Sakit Adam Malik Medan.

D. Lama dirawat

Tn. A pernah dirawat selama 1 minggu di RS. Adam Malik Medan.

E. Alergi

Klien tidak memiliki riwayat alergi.

F. Imunisasi

(40)

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orangtua

Kedua orangtua mengidap Hipertensi.

B. Saudara kandung

Saudara Tn. A juga memiliki riwayat Hipertensi.

C. Penyakit keturunan yang ada Hipertensi.

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

E. Anggota keluarga yang meninggal

Kedua orangtua dari klien sudah meninggal.

F. Penyebab meninggal

Klien mengatakan penyebab kedua orangtuanya meninggal karena

faktor usia.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Pesepsi klien tentang penyakitnya

Klien mengatakan ekstremitas yang lumpuh pada kanan atas dan bawah

yang dirasakan saat ini sangat mengganggu aktivitasnya.

B. Konsep diri

1. Gambaran diri : klien mengatakan menyukai semua bagian

tubuhnya.

2. Ideal diri : Klien memiliki kemauan untuk

sembuh dan dapat bekerja kembali.

3. Harga diri : Klien merasa diperhatikan oleh istri

dan anak.

4. Peran diri : Klien berperan sebagai suami dan

ayah.

5. Identitas diri :Selama sakit, sebagian besar

aktivitas klien dibantu oleh istri dan anaknya.

C. Keadaan emosi

(41)

D. Hubungan social

1. Orang yang berarti : Orang yang berarti bagi klien

adalah anak dan istrinya.

2. Hubungan dengan keluarga : Hubungan klien dengan

keluarga baik.

3. Hubungan dengan orang lain : Hubungan klien dengan

orang lain yaitu tetangga cukup baik

4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Tidak ada

hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.

E. Spiritual

1. Nilai dan keyakinan : Klien beragama Islam dan

dalam kehidupan sehari – hari klien melakukan aktivitas sesuai dengan

ajaran agama dari keyakinannya.

2. Kegiatan ibadah :Klien melakukan ibadah sesuai

ajaran dan keyakinannya dengan melaksanakan shalat 5 kali sehari

semalam.

VII. STATUS MENTAL

1. Tingkat kesadaran : Compos mentis

2. Penampilan : Acak dan kurang rapi

3. Pembicaraan : Lambat

4. Alam perasaan : Sedih

5. Afek : Stabil

6. Interaksi selama wawancara : kontak mata cukup

(42)

3. Nadi : 76x/menit

4. Pernafasan : 24x/menit

5. Skala nyeri : 3 (1-10)

6. TB : 153 cm

7. BB : 47 kg

C. Pemeriksaan Head to toe a. Kepala dan rambut

1. Bentuk : Simetris dan ovale

2. Ubun – ubun : Tepat di tengah dan tidak ada

benjolan

3. Kulit kepala : Bersih dan sedikit berbau

b. Rambut

1. Penyebaran dan keadaan rambut :Rambut tumbuh merata dan

keadaan rambut bersih

1. Kelengkapan dan kesimetrisa : Mata lengkap dan simetris

2. Palpebra : Merah muda dan lembab

3. Konjungtiva dan sclera : Merah muda dan sclera

putih

4. Pupil : Isokor

5. Cornea dan iris : Bening

6. Visus : Ketajaman penglihatan baik

(43)

e. Hidung

1. Tulang hidung dan posisi septumnasi :Tulang hidung simetris dan

posisi septumnasi di tengah

2. Lubang hidung : Lubang hidung normal,

bersih dan tidak ada sumbatan

3. Cuping hidung : Pernafasan tidak

menggunakan cuping hidung

f. Telinga

1. Bentuk telinga : Daun telinga normal dan

simetris

2. Ukuran telinga : Simetris kiri dan kanan

3. Lubang telinga : Lubang telinga paten dan

bersih

4. Ketajaman pendengaran : Baik

g. Mulut dan faring

1. Keadaan bibir : Lembab

2. Kehangatan : Akral hangat

3. Warna : Warna kulit sawo matang

4. Turgor : Turgor kulit baik, CRT<3

detik

5. Kelembaban : Kelembaban kulit kurang

baik

(44)

i. Pemeriksaan muskuloskeletal/ ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan otot, edema) :

Otot tampak tidak simetris, tidak ada edema, namun klien mengalami

atrofi otot di bagian ekstremitas kanan.

j. Fungsi motoric Klien susah berjalan

k. Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin, getaran) :

Klien dapat merasakan sentuhan, getaran, panas dingin dan tajam

tumpul kecuali ekstremitas bagian kanan.

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI – HARI A. Pola makan dan minum

1. Frekuensi makan/ hari : Klien biasa makan 3 kali

sehari ditambah makanan selingan

2. Nafsu/ selera makan : Klien tampak selera makan

3. Nyeri ulu hati : Tidak ada nyeri ulu hati

4. Alergi : Klien tidak memiliki

riwayat alergi

5. Mual dan muntah : Klien tidak mual dan

muntah

6. Waktu pemberian makan : Pagi, siang dan malam

7. Jumlah dan jenis makan : Satu piring makanan biasa

8. Waktu pemberian cairan/ minum : Sebelum dan sesudah makan

kurang lebih 1,5 L/ hari

9. Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah)

Klien memiliki sedikit masalah atau kesulitan dalam menelan dan

dalam mengunyah makanan klien tidak mempunyai masalah.

B. Perawatan diri/ personal hygine

(45)

2. Kebersihan gigi dan mulut : Mulut dan gigi klien kotor

masih ada terdapat sisa-sisa makanan.

3. Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan tangan

tampak kotor dan menghitam

C. Pola kegiatan/ aktivitas

1. Uraian aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian

dilakukan secara mandiri, sebahagian atau total.

Klien mampu mandi, eliminasi, makan, ganti pakaian terkadang

membutuhkan bantuan dari keluarganya.

2. Uraian aktivitas ibadah klien selama dirawat/ sakit

Selama masa perawatan klien tampak melaksanakan kegiatan

ibadah shalat dan berdoa.

D. Pola eliminasi 1. BAB

a) Pola BAB : 1-2 kali/ hari

b) Karakter feses : Lunak

c) Riwayat perdarahan :Tidak ada riwayat

perdarahan

b) Karakter urin : Kuning berbau khas

c) Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan BAK : Tidak ada kesulitan

BAK

d) Riwayat penyakit ginjal/ kandug kemih : Tidak ada riwayat

penyakit ginjal/ kandung kemih

e) Penggunaan diuretik : Tidak

(46)

f) Upaya mengatasi masalah : -

E. Mekanisme koping

Adaptif, menyelesaikan masalah dengan berdiskusi dengan anggota

keluarga, teman dan berpasrah serta berserah diri pada Yang Maha

(47)

Lampiran II

Pukul Implementasi Keperawatan Evaluasi

Kamis/

- Memonitor kemampuan klien

untuk perawatan diri yang

mandiri.

- Membantu klien dalam

kebersihan badan, mulut, rambut

dan kuku.

- Melakukan pendidikan kesehatan

tentang pentingnya kebersihan

diri,pola kebersihan diri dan cara

kebersihan

- Memantau tanda-tanda vital

(48)

- TD: 130/90

- Menganjurkan klien mandi setiap

hari.

- Menganjurkan klien untuk

mengubah posisi secara teratur

minimal 2 jam sekali

- Menganjurkan klien

mengeringkan kulit dengan teliti

setelah setiap kali pembersihan.

- Menganjurkan klien

menggunakan lotion pada kulit

(49)

WIB - Mengkaji TTV klien - Kemerahan

pada badan

klien

berkurang.

- TD: 120/80

mmhg

- RR: 20 x/i

- HR: 72 x/i

A: Masalah teratasi

sebagian. (klien

mengatakan gatal

dan kemerahan

berkurang)

P: Intervensi

dilanjutkan. Oleh

(50)
(51)

Gambar

Tabel 2.1. Perencanaan tindakan keperawatan dengan diagnosa defisit perawatan
Tabel 2.2. Perencanaan tindakan keperawatan dengan diagnosa risiko kerusakan

Referensi

Dokumen terkait

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai wajarnya

UHI are seen as field objects whose thematic at- tribute is the temperature intensity defined by the difference with a threshold temperature observed in rural areas at the same

Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset

The Commission has received a total of 240 submissions and has accepted 26 full papers to Annals and 118 abstracts published in the Archives; all papers address the terms

Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar pada tanggal akuisisi atas

The estimation of the reflectance from the images is a complex inverse problem in the general case (non-Lambertian materials, any geometry), because the total irra- diance at a point

 Infeksi : hasil interaksi antara mikroorganisme dengan inang rentan yang terjadi melalui suatu transmisi baik melalui darah, udara atau kontak langsung..  Penyakit menular :

In most reconstruction/texture mapping work relying on mobile imagery, the problem of visibility computation is raised but of- ten not explicitly tackled, so we guess that the