• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada(Lactuca sativaL.)Terhadap Pemberian Pupuk Cair Organik Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada(Lactuca sativaL.)Terhadap Pemberian Pupuk Cair Organik Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA(Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR

ORGANIK URIN KAMBING PADA BEBERAPA JARAK TANAM

S K R I P S I

IMMANUEL HANS ALEXANDER SURBAKTI / 090301081 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROGRAMSTUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA(Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR

ORGANIK URIN KAMBING PADA BEBERAPA JARAK TANAM

S K R I P S I

IMMANUEL HANS ALEXANDER SURBAKTI / 090301081 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAMSTUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(3)

Judul :Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada(Lactuca sativaL.)Terhadap Pemberian Pupuk Cair Organik Urin Kambing Pada Beberapa Jarak Tanam Nama :Immanuel Hans Alexander Surbakti

NIM : 090301081

Program Studi : Agroteknologi

Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan

Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

Ir. Ratna Rosanty Lahay, M.P. Ir. T. Irmansyah, M.P.

Ketua Anggota

Mengetahui,

Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Sc. Ketua Program Studi Agroteknologi

(4)

ABSTRAK

IMMANUEL HANS ALEXANDER SURBAKTI : Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada(Lactuna sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Cair Organik Urin Kambing pada Beberapa Jarak Tanam, dibimbing oleh : RATNA ROSANTY LAHAY dan T. IRMANSYAH.

Penelitian ini dilaksanakan di lahan penduduk jalan pasar 1 No. 89 Tanjung Sari, Medan yang berada pada ketinggian ± 25 dpl dari bulan Mei2015 sampai Juli 2015, menggunakan rancangan acak kelompok factorial dengan dua faktor perlakuan yaitu Urin Kambing dengan perlakuan 0, 200, 400, 600 cc/L air dan Jarak Tanam dengan perlakuan 20x20 cm, 25x20 cm dan 30x20 cm .

Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar total per sampel, bobot segar jual per sampel, bobot segar akar per sampel, indeks panen dan ratio tajuk-akar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian urin kambing tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter yang ada. Perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar total per sampel, bobot segar jual per sampel, dan bobot segar akar per sampel. Interaksi pemberian urin kambing dan perlakuan jarak tanam tidak berpengaruh nyata pada seluruh parameter pengamatan yang ada.

(5)

ABSTRACT

IMMANUEL HANS ALEXANDER SURBAKTI: Response Lettuce Plant (Lactuca sativaL.) Growth and Production TowardsGiving Urine Goat Organic Liquid Fertilizer on Some Plant Spacing, guided by: Ratna ROSANTY Lahay and T. Irmansyah.

This research was carried out on land the area residents,pasar 1 street No.89 Tanjung Sari, Medan at an altitude of ± 25 asl from May 2015 through July 2015, using a randomized block design factorial with two treatment factors, namely Urine Goat with treatments of 0, 200, 400, 600 cc / L of water and Plant Spacing with treatment 20x20 cm, 25x20 cm and 30x20 cm. Parameters measured were plant height, number of leaves, fresh weight total per sample, selling fresh weight per sample, the fresh weight of roots per sample, harvest index and crown-root ratio.

The results showed that the goat urine administration had no significant effect on all parameters. The treatment plant spacing significantly affected parameters plant height, leaf number, total fresh weight per sample, selling fresh weight per sample, and the fresh weight of roots per sample. Interaction granting goat urine and spacing of treatment had no significant effect on all parameters of existing observations.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Immanuel Hans Alexander Surbakti, lahir pada tanggal 8 Mei 1991 di

Medan, Sumatera Utara yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, putra

dari Bapak Ir. Ikuten Surbaktidan ibu Dra. Frida Br Girsang.

Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Methodist 1 Medan dan masuk

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui Jalur Ujian Masuk

Bersama (UMB USU). Penulis memilih Program Studi Agroekoteknologi.

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN. IV Kebun

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsiyang berjudul

“Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (LactucasativaL.)

Terhadap Pemberian Pupuk Cair Organik Urin Kambing Pada Beberapa Jarak

Tanam”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar sarjana di Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis dan seluruh keluarga yang telah

berjuang membesarkan, merawat, dan mendidik penulis selama ini. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP selaku ketua

komisi pembimbing dan BapakIr.T. Irmansyah, MPselaku anggota komisi

pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai saran yang

berharga kepada penulis. Disamping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada semua staf pengajar dan pegawai di Fakultas Pertanian, serta semua

teman-teman angkatan 2009 yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi budidaya selada serta bermanfaat bagi

pihak yang membutuhkan.

Medan, Oktober 2015

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Hipotesis Penelitian ... 2

Kegunaan Penulisan ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 4

Syarat Tumbuh ... 5

Iklim ... 5

Tanah ...6

Urin Kambing ... 6

Jarak Tanam ... 7

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ... 10

Bahan dan Alat ... 10

Metode Penelitian ... 10

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan ... . 13

Persemaian Benih ... 13

Persiapan Urin Kambing ... 13

Pindah Tanam ... 13

Pemeliharaan Tanaman ... 14

Penyiraman ... 14

Penyulaman ... 14

Penjarangan ... 14

(9)

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 14

Aplikasi Urin Kambing ... 15

Panen ... 15

Peubah Amatan ... 15

Tinggi Tanaman (cm) ... 15

Jumlah daun(helai) ... 15

Bobot Segar Total per Sampel (g) ... 15

Bobot Segar Jual per Sampel (g) ... 16

Bobot Segar Akar per Sampel (g) ... 16

Indeks Panen ... 16

Ratio Tajuk-Akar ... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 17

Tinggi Tanaman (cm) ... 17

Jumlah Daun (helai) ... 18

Bobot Segar Total Per Sampel (gr) ... 20

Bobot Segar Jual Per Sampel (gr) ... 21

Bobot Segar Akar Per Sampel (gr) ... 22

Indeks Panen ... 24

Ratio Tajuk Akar ... 25

Pembahasan ... 26

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 31

Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... ... 32

(10)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 – 6 MSPT pada Pemberian Urin

Kambing dan Perlakuan Jarak Tanam ... 17

2. Rataan Jumlah Daun (helai) 2 – 6 MSPT pada Pemberian Urin

Kambing dan Perlakuan Jarak Tanam ... 19

3. Rataan Bobot Segar Total per Sampel (g) pada Pemberian Urin

Kambing dan Perlakuan Jarak Tanam ... 20

4. Rataan Bobot Segar Jual per Sampel (g) pada Pemberian Urin

Kambing dan Perlakuan Jarak Tanam ... 22

5. Rataan Bobot Segar Akar per Sampel (g) pada Pemberian Urin

Kambing dan Perlakuan Jarak Tanam ... 23

6. Rataan indeks Panen pada Pemberian Urin Kambing sawit dan

Perlakuan Jarak Tanam ... 24

7. Rataan Ratio Tajuk-Akar pada Pemberian Urin Kambing dan

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Deskripsi Tanaman Selada Var. Grand Rapid ... 35

2. Bagan Penelitiant ... 36

3. Bagan Jarak Antar Plot ... 37

4. Cara Pembuatan Pupuk Organik Cari dari Bahan Urin Kambing ... 38

5. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MSPT (cm) ... 39

6. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MSPT ... 39

7. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 3 MSPT (cm) ... 40

8. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MSPT ... 40

9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MSPT (cm) ... 41

10. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MSPT ... 41

11. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 5 MSPT (cm) ... 42

12. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 5 MSPT ... 42

13. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MSPT (cm) ... 43

14. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MSPT ... 43

15. Data Pengamatan Jumlah Daun 2 MSPT (helai) ... 44

16. Sidik Ragam Jumlah Daun 2 MSPT ... 44

17. Data Pengamatan Jumlah Daun 3 MSPT (helai) ... 45

18. Sidik Ragam Jumlah Daun 3 MSPT ... 45

19. Data Pengamatan Jumlah Daun 4 MSPT (helai) ... 46

20. Sidik Ragam Jumlah Daun 4 MSPT ... 46

21. Data Pengamatan Jumlah Daun 5 MSPT (helai) ... 47

(12)

23. Data Pengamatan Jumlah Daun 6 MSPT (helai) ... 48

24. Sidik Ragam Jumlah Daun 6 MSPT ... 48

25. Data Bobot Segar Total per Sampel (g) ... 49

26. Sidik Ragam Bobot Segar Total per Sampel ... 49

27. Data Bobot Segar Jual per Sampel (g) ... 50

28. Sidik Ragam Bobot Segar Jual per Sampel ... ... 50

29. Data Bobot Segar Akar per Sampel (g) ... 51

30. Sidik Ragam Bobot Segar Akar per Sampel ... 51

31. Data Pengamatan Indeks Panen ... 52

32. Sidik Ragam Indeks Panen ... 52

33. Data Pengamatan Ratio Tajuk-Akar ... 53

34. Sidik Ragam Ratio Tajuk-Akar ... 53

35. Hasil Analisis Tanah ... 54

36. Hasil Analisis Kimia Urin Kambing ... 55

(13)

ABSTRAK

IMMANUEL HANS ALEXANDER SURBAKTI : Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada(Lactuna sativa L.) Terhadap Pemberian Pupuk Cair Organik Urin Kambing pada Beberapa Jarak Tanam, dibimbing oleh : RATNA ROSANTY LAHAY dan T. IRMANSYAH.

Penelitian ini dilaksanakan di lahan penduduk jalan pasar 1 No. 89 Tanjung Sari, Medan yang berada pada ketinggian ± 25 dpl dari bulan Mei2015 sampai Juli 2015, menggunakan rancangan acak kelompok factorial dengan dua faktor perlakuan yaitu Urin Kambing dengan perlakuan 0, 200, 400, 600 cc/L air dan Jarak Tanam dengan perlakuan 20x20 cm, 25x20 cm dan 30x20 cm .

Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar total per sampel, bobot segar jual per sampel, bobot segar akar per sampel, indeks panen dan ratio tajuk-akar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian urin kambing tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter yang ada. Perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar total per sampel, bobot segar jual per sampel, dan bobot segar akar per sampel. Interaksi pemberian urin kambing dan perlakuan jarak tanam tidak berpengaruh nyata pada seluruh parameter pengamatan yang ada.

(14)

ABSTRACT

IMMANUEL HANS ALEXANDER SURBAKTI: Response Lettuce Plant (Lactuca sativaL.) Growth and Production TowardsGiving Urine Goat Organic Liquid Fertilizer on Some Plant Spacing, guided by: Ratna ROSANTY Lahay and T. Irmansyah.

This research was carried out on land the area residents,pasar 1 street No.89 Tanjung Sari, Medan at an altitude of ± 25 asl from May 2015 through July 2015, using a randomized block design factorial with two treatment factors, namely Urine Goat with treatments of 0, 200, 400, 600 cc / L of water and Plant Spacing with treatment 20x20 cm, 25x20 cm and 30x20 cm. Parameters measured were plant height, number of leaves, fresh weight total per sample, selling fresh weight per sample, the fresh weight of roots per sample, harvest index and crown-root ratio.

The results showed that the goat urine administration had no significant effect on all parameters. The treatment plant spacing significantly affected parameters plant height, leaf number, total fresh weight per sample, selling fresh weight per sample, and the fresh weight of roots per sample. Interaction granting goat urine and spacing of treatment had no significant effect on all parameters of existing observations.

(15)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Selada merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang dikonsumsi

daunnya. Prospek serapan pasar terhadap komoditas selada akan terus meningkat

sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, peningkatan pendidikan

masyarakat, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, dan

peningkatan kesukaan (preferensi) masyarakat terhadap selada (Samadi, 2014).

Banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman agar

mendapat hasil yang optimum dan mutu yang baik, salah satu diantaranya adalah

faktor budidaya yaitu melalui pemupukan bahan organik atau anorganik

(Samadi, 2014).

Pemberian pupuk kimia harus diimbangi dengan pemberian pupuk

organik. Pupuk kimia berperan menyediakan nutrisi dalam jumlah yang besar bagi

tanaman, sedangkan bahan organik cenderung berperan menjaga fungsi tanah agar

unsur hara dalam tanah mudah dimanfaatkan oleh tanaman untuk menyerap unsur

hara yang disediakan pupuk kimia (Yuwono, 2007).

Produksi urin kambing per ekor mencapai 0,6- 2,5 liter/hari dengan

kandungan nitrogen 0,51 – 0,71%. Variasi kandungan nitrogen tersebut

bergantung pada pakan yang dikonsumsi, tingkat kelarutan protein kasar pakan,

serta kemampuan ternak untuk memanfaatkan nitrogen asal pakan. Kotoran

kambing-kambing yang tersusun dari feses, urin dan sisa pakan mengandung

nitrogen lebih tinggi dari pada yang berasal dari feses (Pustaka Penelitian

Pengembangan Departemen Pertanian, 2011). Dengan potensi yang dimilikinya,

(16)

kimia cair, terlebih dapat mencegah pencemaran limbah akibat pembuangan dari

urin ini.

Selain melalui upaya pemupukan, keberhasilan budidaya tanaman selada

dikendalikan oleh faktor-faktor pertumbuhan yang meliputi faktor genetik dan

faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil

tanaman selada, salah satunya ialah tingkat kerapatan tanaman. Tingkat kerapatan

tanaman perlu diatur agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Perbedaan

jarak tanam menyebabkan pertumbuhan dan hasil yang berbeda, karena dengan

penerapan jarak tanam yang terlalu rapat dapat menimbulkan kompetisi antar

tanaman. Kompetisi terjadi untuk memperoleh kebutuhan hidup tanaman seperti

cahaya matahari, nutrisi, air dan ruang tumbuh. Penggunaan jarak tanam yang

tepat dapat meningkatkan produksi per satuan luas (Rohmah, 2009).

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian respon pemberian pupuk cair organik urin kambing pada beberapa jarak

tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada (Lactuca sativaL.).

Tujuan Penelitian

Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian

pupuk cair organik urin kambing pada beberapa jarak tanam terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman selada (Lactuca sativaL.).

Hipotesis Penelitian

Pemberian pupuk cair organik urin kambing dan kerapatan tanaman serta

interaksi keduanya dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman

(17)

Kegunaan Penulisan

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,

(18)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Menurut Steenis (2003), tanaman selada dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :Kingdom: Plantae, Divisio : Spermatophyta, Subdivisio:Angiospermae,

Kelas : Dicotyledoneae, Ordo: Asterales, Famili : Asteraceae, Genus: Lactuca,

Spesies : Lactuca sativa L.

Perakaran tanaman selada terdiri atas akar tunggang dan akar serabut.

Akar tunggangnya tumbuh lurus ke dalam pusat bumi sampai kedalaman sekitar

40 cm, sedangkan akar serabutnya umumnya tumbuh menyebar (menjalar) ke

samping dan menembus tanah dangkal pada kedalaman sekitar 30 cm. Akar

tanaman berwarna keputih-putihan (putih gading) (Samadi, 2014).

Daun selada memiliki bentuk, ukuran dan warna yang beragam,

bergantung varietasnya. Daun selada krop berbentuk bulat dengan ukuran daun

yang lebar, berwarna hijau terang dan hijau agak gelap. Daun selada memiliki

tangkai daun lebar dengan tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat kuat dan

halus. Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa manis.

Daun selada umumnya memiliki ukuran panjang 20-25 cm dan lebar 15 cm

(Departemen Pertanian, 2012).

Tanaman selada memiliki batang sejati. Batang selada krop sangat pendek

dibanding dengan selada daun dan selada batang. Batangnya hampir tidak terlihat

dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Diameter batang

selada krop juga lebih kecil yaitu berkisar antara 2-3 cm dibanding dengan selada

batang yang diameternya 5,6-7 cm dan selada daun yang diameternya 2-3 cm

(19)

Bunga selada berbentuk dompolan (inflorescence). Tangkai bunga

bercabang banyak dan setiap cabang akan membentuk anak cabang. Pada dasar

bunga terdapat daun - daun kecil, namun semakin ke atas daun tersebut tidak

muncul. Bunganya berwarna kuning. Setiap krop panjangnya antara 3-4 cm yang

dilindungi oleh beberapa lapis daun pelindung yang dinamakan volucre. Setiap

krop mengandung sekitar 10-25 floret atau anak bunga yang mekarnya serentak

(Ashari, 1995).

Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu, agak keras,

berwarna coklat, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang empat milimeter dan

lebar satu milimeter. Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dan

dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman selada dapat tumbuh dengan baik, baik di dataran tinggi

(pegunungan) maupun di dataran rendah. Adapun daerah yang merupakan sentra

penghasil selada adalah Cipanas, Pangalengan, dan Lembang. Didaerah

pegunungan, daunnya dapat membentuk krop yang besar. Sebaliknya di dataran

rendah, tanaman ini hanya membentuk krop yang kecil tetapi cepat berbunga.

Adapun persyaratan penting agar tanaman selada dapat tumbuh dengan baik ialah

tanah harus mengandung pasir atau lempung (subur), suhu udara 15–20°C, dan

derajat keasaman tanah (pH) 5 – 6,5 (Hafiz, 2007).

Waktu penanaman selada yang paling baik adalah pada akhir musim hujan

(Maret/April). Akan tetapi selada dapat pula ditanam pada musim kemarau,

(20)

Tanah

Tanaman selada dapat ditanam pada berbagai macam tanah, namun,

pertumbuhan yang baik akan diperoleh bila ditanam pada tanah liat berpasir yang

cukup mengandung bahan organik, gembur, remah dan tidak mudah tergenang

air (Setiawan, 2005).

Tingkat kemasaman tanah (pH) yang ideal untuk pertumbuhan selada

adalah berkisar antara 6,5 - 7. Pada tanah yang terlalu asam, tanaman ini tidak

dapat tumbuh karena keracunan Mg dan Fe (Suprayitno, 1996)

Urin Kambing

Pupuk kandang (pukan) cair merupakan pupuk berbentuk cair berasal dari

kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urin hewan atau kotoran

hewan yang dilarutkan dalam air dalam perbandingan tertentu. Umumnya urin

hewan telah banyak yang telah dimanfaatkan oleh petani adalah urin sapi , kerbau,

kuda, babi, dan kambing (Hartatik dan Widowati, 2011).

Rasio penggunaan urin ternak akan mempengaruhi kualitas unsur hara

yang terkandung dalam pupuk cair. Manfaat pupuk urin ternak adalah untuk

menambah kandungan bahan organik atau humus, memperbaiki sifat-sifat fisika

tanah terutama struktur, daya serap air dan meningkatkan kesuburan tanah dengan

menambah unsur hara bagi tanaman (Universitas Pembangunan Nasional Veteran,

2011).

Potensi produksi urin kambing per ekor mencapai 0,6- 2,5 liter/hari dengan

kandungan nitrogen 0,51 – 0,71%. Variasi kandungan nitrogen tersebut

bergantung pada pakan yang dikonsumsi, tingkat kelarutan protein kasar pakan,

(21)

kambing-kambing yang tersusun dari feses, urin dan sisa pakan mengandung

nitrogen lebih tinggi dari pada yang berasal dari feses (Pustaka Penelitian dan

Pengembangan Departemen Pertanian, 2011).

Urin binatang ternak juga banyak mengandung senyawa antara lain adalah

air, natrium, klorin, kalium, fosfat, sulfat, ammonia, dan kretinin. Untuk natrium

hingga ammonia merupakan senyawa garam ionik, baik dalam bentuk kristal

padatan yang mengendap maupun yang larut dalam air (Dinas Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan, 2011).

Penelitian mengenai pemberian urin kambing telah banyak dilakukan.

Tampubolon (2012) melaporkan bahwa pemanfaatan urin ternak sebagai pupuk

organik cair salah satunya pemanfaatan urin kambing sebanyak 150 cc/L air tidak

berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, produksi, dan pasca panen selada. Hal

yang serupa juga dilaporkan oleh Ginting (2011) yang menyatakan bahwa

pemberian urin kambing 200 cc/L air belum berpengaruh nyata pada semua

parameter yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, bobot segar, bobot

kering dan jumlah siung bawang merah.

Jarak Tanam

Pengaturan jarak tanam ialah pengaturan ruang tumbuh bagi tanaman

untuk menekan persaingan yang terjadi antar tanaman, sehingga diperoleh hasil

yang baik. Jarak tanam yang tepat sangat penting agar tanaman sayuran daun

dapat memanfaatkan sinar matahari dan unsur hara secara optimum untuk proses

tumbuh kembangnya. Harjadi (1996) menyatakan bahwa tingkat kerapatan tanaman

(22)

menggunakan cahaya matahari.Pengaturan jarak tanam perlu dilakukan, berkaitan

dengan sistem perakaran dan bentuk tajuk tanaman.

Sugito (1999) menjelaskan bahwa, perakaran tanaman yang satu dapat

mengganggu perakaran tanaman lain yang berdekatan, karena akan terjadi

persaingan mengenai air dan unsur hara yang diserap dari tanah, sedangkan

tajuknya akan mengalami persaingan terhadap cahaya dan udara, terutama

oksigen. AAK (1992) mengungkapkan bahwa jarak tanam direncanakan sesuai

dengan kesuburan tanah, kemampuan tanaman untuk memperoleh unsur hara dan

kultivar tanaman. Menurut Mimbar (1993) pemilihan jarak tanam juga tergantung

pada daya tumbuh benih, kesuburan tanah, musim dan kultivar tanaman yang

ditanam. Menurut Herlina, Haryono dan Fauziah (1996) kepadatan tanaman

selada yang tinggi dapat menyebabkan tajuk antara tanaman selada yang satu

dengan yang lain saling menaungi, sehingga terbentuk kanopi yang rapat.

Akibatnya intensitas cahaya yang diterima lebih sedikit, begitu pula dengan

adanya persaingan terhadap unsur hara dan air. Selain itu tanaman selada

merupakan tanaman semusim yang pertumbuhan vegetatifnya cepat sehingga

dapat berkompetisi lebih baik dengan tanaman lain.

Pemilihan kerapatan tanaman yang optimum didasarkan pada faktor-faktor

tanaman dan lingkungan. Faktor tanaman dapat mempengaruhi kerapatan

optimum untuk hasil panen, yaitu ukuran tanaman (yang terutama

menggambarkan luas daun per tanaman) dan percabangan tanaman (Gardner,

Pearce dan Mitchell, 1991). Jarak optimum pada penanaman selada adalah 20x20

cm sampai 25x25 cm (Haryanto et al., 1995). Ditambahkan oleh Rukmana (1994)

(23)

cm, 20x25 cm atau 25x25 cm. Rubatzky dan Yamaguchi (1998) menyatakan

bahwa jarak tanam selada berkisar 25-40 cm dalam barisan dan 40-75 cm antar

barisan. Tanaman selada jika ditanam terlalu rapat bentuknya menjadi jelek dan

nilai jualnya rendah. Oleh karena itu, jarak tanam yang tepat selama penanaman

sangat penting.

Hasil penelitian tentang penggunaan jarak tanam pada tanaman selada

menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Pada penelitian Yuliantini (2005)

mengenai kajian komposisi pupuk N anorganik dan organik terhadap

pertumbuhan dan hasil selada varietas Grand Rapids pada populasi yang berbeda,

menunjukkan hasil terbaik pada jarak tanam 20x20 cm. Penelitian Lestari (2005)

tentang peranan pupuk kandang ayam dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman selada varietas lokal batu yang menunjukkan hasil terbaik pada

jarak tanam 20x20 cm dan 20x25 cm. Penelitian tentang pengaruh frekuensi

aplikasi pupuk daun dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil selada

keriting varietas crispa yang dilakukan Ikawati (2003) menunjukkan hasil terbaik

(24)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di LahanPendudukJl.Pasar 1 No.89 Tanjung Sari,

Medan dengan ketinggian tempat ±25 meter di atas permukaan laut, pada bulan

Mei 2015 sampai dengan Juli 2015.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih selada (Lactuca sativaL.) varietas

Grand Rapid sebagai objek pengamatan, urin kambing dari Peternakan Kambing

di Desa Sukaraya,Kecamatan Pancurbatu sebagai pupuk organik cair, dan air

sebagai pelarut pupuk cair organik.

Alat yang digunakan adalah cangkul untuk mengolah lahan, gembor untuk

menyiram tanaman, gelas ukur untuk mengukur urin kambing, ember untuk

membuat konsentrasi pupuk organik cair dan membersihkan tanah dari akar,

pacak bambu untuk membuat plot, meteran untuk mengukur tinggi tanaman,

pacak sampel sebagai penanda tiap sampel, alat tulis untuk mencatat data serta

alat lainnya yang mendukung dalam penelitian ini.

Metode Penelitian

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial

dengan dua faktor perlakuan, yaitu:

Faktor I: Pemberian urin kambing dengan 4 taraf, yaitu:

(25)

P1 = 200 cc/L air

P2 = 400 cc/L air

P3 = 600 cc/L air

Faktor II: Jarak tanam dengan 3 taraf, yaitu:

J1 = 20 x 20 cm

J2 = 25 x 20 cm

J3 = 30 x 20 cm

Kombinasi perlakuan adalah 12 perlakuan, yaitu:

P0J1 P1J1 P2J1 P3J1

P0J2 P1J2 P2J2 P3J2

P0J3 P1J3 P2J3 P3J3

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah plot / blok : 12 plot

Jumlah plot seluruhnya : 36 plot

Ukuran plot : 120 cm x 150 cm

Jarak antar plot : 30 cm

Jarak antar blok : 50 cm

Jumlah tanaman sampel/plot : 5 sampel

Jumlah sampel seluruhnya : 180 sampel

Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam model linier sebagai berikut:

Yijk= µ + ρi + αj+ βk+ (αβjk) + εijk

i = 1,2,3 j = 1,2,3,4 k = 1,2,3

(26)

Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i, yang mendapat perlakuan Urin

Kambing pada taraf ke-j dan jarak tanampada taraf ke-k

µ = Nilai tengah umum

ρi = Efek blok ke-i

αj = Efek Urin kambing pada taraf ke-j

βk = Efek jarak tanam pada taraf ke-k

(αβjk) = Efek interaksi urin kambing pada taraf ke-j dan jarak tanam

pada taraf ke-k

εijk = Efek galat pada unit percobaan blok ke-i yang mendapat perlakuan

urin kambing pada taraf ke-j dan jarak tanam pada taraf ke-k

Terhadap perlakuan yang nyata, dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda

(27)

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan

Areal pertanaman terlebih dahulu dibersihkan dari gulma. Kemudian lahan

diolah dan digemburkan menggunakan cangkul dengan kedalaman kira-kira 20

cm. Kemudian dibuat plot-plot dengan ukuran 120 cm x 150 cm serta jarak antar

plot 30 cm dan jarak antar blok 50 cm serta parit drainase sedalam 30 cm untuk

menghindari genangan air. Selain itu dibuat juga naungan untuk persemaian benih

selada dengan ketinggian 1 m menghadap ke timur dan 50 cm menghadap ke

barat.

Persemaian Benih

Sebelum ditanam benih selada disemaikan dahulu agar diperoleh bibit

tanaman yang baik dan seragam. Benih disemai pada bedengan khusus

persemaian dengan ukuran 200 cm x 200 cm yang dilengkapi naungan. Media

persemaian berupa campuran top soil, kompos, dan pasir dengan perbandingan

(3:1:1). Persemaian dilakukan 2 minggu atau sebelum pindah tanam.

Persiapan Urin Kambing

Urin kambing yang digunakan berasal dari kambing yang berasal dari

kandang yang sama, dengan asumsi bahwa makanan kambing tersebut berasal

dari jenis rumput yang sama pula, sehingga kandungan unsur yang di dalamnya

(28)

Pindah Tanam

Sebelum bibit dipindah tanam, dibuat lubang tanam dengan cara menugal

sedalam ± 2 cm sesuai dengan jarak tanam perlakuan. Setelah itu bibit yang

memenuhi kriteria dicabut dari persemaian dan ditanam 2-3 bibit per lubang

tanam.

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari yang

disesuaikan kondisi lapangan dengan menggunakan gembor.

Penyulaman

Penyulaman dilakukan 1 minggu setelah pindah tanam (MSPT) yaitu

mengganti tanaman yang mati, tanaman yang tumbuhnya abnormal, tanaman yang

terserang hama dan penyakit serta tanaman yang tidak berkecambah.

Penjarangan

Penjarangan dilakukan 1 minggu setelah pindah tanam (MSPT) dengan

mencabut atau memotong tanaman menggunakan gunting dan meninggalkan salah

satu tanaman terbaik per lubang tanam.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu mencabut gulma di plot.

Untuk membersihkan setiap plot dan parit dilakukan dengan cara mekanis

menggunakan cangkul. Penyiangan disesuaikan dengan kondisi lapangan.

(29)

Pengendalian hama dan penyakit disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Bila terjadi serangan hama atau penyakit, maka dilakukan penyemprotan

insektisida berbahan aktif Deltamethrin 25 g/L Emulsifiable Concentrate dengan

konsentrasi 0,5 cc/l air, sedangkan penyakit menggunakan fungisida berbahan

aktif Mankozeb 80% dengan dosis 2 g/l air. Aplikasi dengan menggunakan

handsprayer.

Aplikasi Urin Kambing

Pemberian pupuk cair organik urin kambing dengan konsentrasi 0 cc/L air,

200 cc/L air, 400 cc/L air, dan 600 cc/L air dilakukan mulai 2 MST sampai 1

minggu menjelang tanaman panen dengan interval 1 minggu. Cara memberikan

pupuk adalah dengan disiram ke tanah.

Panen

Pemanenan dilakukan 50-60 hari setelah semai benih atau ditentukan jika

kriteria panen selada telah terpenuhi.

Peubah Amatan

1. Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai ujung daun

terpanjang setelah diluruskan yang ditandai dengan patok. Tinggi tanaman diukur

mulai 2 minggu setelah pindah tanam (MSPT), interval pengukuran seminggu

sekali sampai 6 minggu setelah pindah tanam (MSPT) menggunakan penggaris.

(30)

Jumlah daun dihitung mulai 2 minggu setelah pindah tanam (MSPT),

dengan interval seminggu sekali sampai 6 minggu setelah pindah tanam (MSPT).

3. Bobot Segar Total Per Sampel (g)

Bobot tanaman sampel utuh ditimbang dengan timbangan analitik, tanpa

memisahkan bagian akar dari batang dan daun tanaman. Sebelum ditimbang,

tanaman dibersihkan dengan air dan dikeringanginkan.

4. Bobot Segar Jual Per Sampel (g)

Bobot batang dan daun tanaman sampel ditimbang dengan timbangan

analitik, yang terlebih dahulu memisahkan bagian akar dari batang dan daun.

Sebelum ditimbang, tanaman dibersihkan dengan air dan dikeringanginkan.

5. Bobot Segar Akar per Sampel (g)

Bobot akar tanaman sampel ditimbang dengan timbangan analitik, yang

telah dipisahkan dari batang dan daun. Sebelum ditimbang, akar tanaman

dibersihkan dengan air dan dikeringanginkan.

6. Indeks Panen

Indeks panen dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Bobot segar jual per sampel Indeks panen =

Bobot segar total per sampel

7. Ratio Tajuk-akar

Dilakukan pada saat akhir penelitian dengan membandingkan keadaan

(31)

Bobot segar tajuk per sampel Rasio Tajuk Akar =

Bobot segar akar per sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Tinggi Tanaman (cm)

Data pengamatan tinggi tanaman mulai dari pengamatan 2, 3, 4, 5, dan

6 MSPT terdapat pada Lampiran5, 7, 9, 11, dan 13, sedangkan sidik ragam

padaLampiran6,8, 11, 12, dan 14. Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa

pemberian urin kambing berpengaruh tidak nyata pada parameter tinggi tanaman.

Sementara perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata pada tinggi tanaman 3, 4,

5,dan 6 MSPT. Interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi

tanaman..

Rataan tinggi tanaman selada 2- 6 MSPT pada pemberian urin kambing

dan perlakuan jarak tanam dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman 2-6 MSPT (cm) pada pemberianurin kambing dan

(32)

Jarak Tanam (cm)

Pemberian Urin Kambing (g)

Rataan P0 (Kontrol) P1 (200 cc/L) P2 (400 cc/L) P3 (600cc/L) 2 MSPT

J1 (20x20 cm) 5.07 4.34 4.73 4.04 4.55

J2 (25x20 cm) 5.54 4.89 4.53 4.49 4.86

J3 (30x20 cm) 3.80 3.94 4.94 4.43 4.28

Rataan 4.80 4.39 4.73 4.32 4.56

3 MSPT

J1 (20x20 cm) 7.80 7.31 7.37 7.97 7.62 a

J2 (25x20 cm) 8.98 6.70 6.60 7.43 7.43 a

J3 (30x20 cm) 6.07 5.87 6.96 6.14 6.26 b

Rataan 7.62 6.63 6.98 7.18 7.10

4 MSPT

J1 (20x20 cm) 9.67 9.39 10.28 10.08 9.86 a

J2 (25x20 cm) 10.48 9.28 8.73 9.44 9.48 a

J3 (30x20 cm) 8.38 7.60 8.89 7.98 8.21 b

Rataan 9.51 8.76 9.30 9.17 9.18

5 MSPT

J1 (20x20 cm) 12.02 11.47 12.26 11.90 11.91 a

J2 (25x20 cm) 12.34 11.29 10.58 12.05 11.57 a

J3 (30x20 cm) 9.36 9.31 10.76 9.36 9.70 b

Rataan 11.24 10.69 11.20 11.11 11.06

6 MSPT

J1 (20x20 cm) 13.71 13.89 15.79 14.82 14.55 a

J2 (25x20 cm) 15.48 13.70 13.07 15.64 14.47 a

J3 (30x20 cm) 10.93 11.77 13.26 11.16 11.78 b

Rataan 13.37 13.12 14.04 13.87 13.60

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama padakelompok kolom yang sama

menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Pada Tabel 1 tampak bahwapemberian urin kambing pada 6 MSPT

menghasilkan rataan tinggi tanaman tertinggi sebesar14.04 cm pada perlakuan

P2( 400 cc/L air) yang berbedatidak nyata dengan perlakuan yang ada lainnya (P0,

P1 dan P3).

Pada perlakuan jarak tanam6 MSPT menghasilkan rataan tinggi

(33)

tidak nyata dengan perlakuan J2 (25 x 20 cm) dan berbeda nyata dengan

perlakuan J3 (30 x 20 cm).

Interaksi antara pemberian urin kambing dan perlakuan jarak tanam

menunjukkan respon yang tidak nyata terhadap rataan tinggi tanamanselada.

Jumlah Daun (helai)

Data pengamatan jumlah daun mulai pengamatan 2, 3, 4, 5, dan 6 MSPT

dicantumkan pada Lampiran15, 17,19,21, dan 23 sedangkan sidik ragam

masing-masing pengamatan dicantumkan pada Lampiran16, 18, 20, 22, dan 24.

Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwapemberian urin kambing menunjukan

tidak berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun.Sementara perlakuan jarak

tanam berpengaruh nyata pada parameter jumlah daun 5 dan 6 MSPT. Dan

interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun

tanaman selada.

Rataan jumlah daun tanamanselada 2-6 MSPT pada pemberian urin

[image:33.595.112.546.572.747.2]

kambing dan perlakuan jarak tanam dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rataan jumlah daun 2-6MST (helai) pada pemberian urin kambing dan

perlakuan jarak tanam

Jarak Tanam (cm)

Pemberian Urin Kambing (g)

Rataan P0 (Kontrol) P1 (200 cc/L) P2 (400 cc/L) P3 (600cc/L) 2 MSPT

J1 (20x20 cm) 3.13 3.00 2.87 3.07 3.02

J2 (25x20 cm) 2.87 2.53 2.73 3.00 2.78

J3 (30x20 cm) 2.73 2.80 2.87 2.67 2.77

Rataan 2.91 2.78 2.82 2.91 2.86

3 MSPT

J1 (20x20 cm) 4.46 4.80 4.60 4.66 4.63

J2 (25x20 cm) 4.46 4.40 4.46 4.33 4.41

J3 (30x20 cm) 4.53 4.20 4.26 4.00 4.25

(34)

4 MSPT

J1 (20x20 cm) 4.93 4.53 4.33 4.73 4.63

J2 (25x20 cm) 4.66 4.13 4.66 4.33 4.45

J3 (30x20 cm) 4.10 4.26 4.00 4.26 4.16

Rataan 4.56 4.31 4.33 4.44 4.41

5 MSPT

J1 (20x20 cm) 4.93 4.53 4.33 4.73 4.63 a

J2 (25x20 cm) 4.66 4.13 4.66 4.33 4.45 a

J3 (30x20 cm) 4.33 4.26 4.00 4.26 4.21 b

Rataan 4.64 4.31 4.33 4.44 4.43

6 MSPT

J1 (20x20 cm) 5.80 5.80 5.80 6.13 5.88 a

J2 (25x20 cm) 6.27 5.67 5.67 5.73 5.83 a

J3 (30x20 cm) 4.47 5.47 5.27 5.00 5.05 b

Rataan 5.51 5.64 5.58 5.62 5.59

Keterangan : Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Pada Tabel 2 tampak bahwa pemberian urin kambing pada 6 MSPT

menghasilkan rataan jumlah dauntertinggi sebesar5.64 helai pada perlakuan P1

(200 cc/L air) yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan P0, P2 dan P3.

Pada perlakuan jarak tanam 6 MSPT menghasilkan rataan jumlah daun

tertinggi sebesar 5.88 helai dengan perlakuan J1 (20 x 20 cm) yang berbeda tidak

nyata dengan perlakuan J2 (25 x 20 cm) dan berbeda nyata dengan perlakuan J3

(30 x 20 cm).

Interaksi antara pemberian urin kambing dan perlakuan jarak tanam

menunjukkan respon yang tidak nyata terhadap rataan jumlah daun

tanamanselada.

Bobot Segar Total per Sampel (g)

Data pengamatan bobot segar total per sampel dicantumkan pada

Lampiran25 sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada

Lampiran26. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian urin

(35)

total per sampel Sementara perlakuan jarak tanam menunjukan berpengaruh

nyata terhadap bobot segar total per sampel. Akan tetapiinteraksi pemberian urin

kambing dan perlakuan jarak tanamtidak berpengaruh nyata terhadap parameter

bobot segar total per sampel.

Rataan bobot segar total per sampel pada pemberian urin kambing dan

perlakuan jarak tanamdapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel3.Rataan bobot segar total per sampel pemberian urin kambing dan perlakuan jarak tanam

Jarak Tanam (cm)

Pemberian Urin Kambing (g)

Rataan P0 (Kontrol) P1 (200 cc/L) P2 (400 cc/L) P3 (600cc/L)

J1 (20x20 cm) 21.50 21.25 24.23 24.71 22.92 a

J2 (25x20 cm) 25.93 17.90 17.97 19.20 20.25 a

J3 (30x20 cm) 8.99 13.23 14.43 10.95 11.90 b

Rataan 18.80 17.46 18.88 18.29 18.36

Keterangan:Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 3 menunjukkan bahwa pemberian urin kambing pada perlakuan P2

(400 cc/L air) menunjukkan bobot segar total per sampel terbesar yaitu 18.88

gyang berbeda tidak nyata dengan perlakuan P0, P1 dan P3.

Pada perlakuan jarak tanam menghasilkan bobot segar total per sampel

terbesar pada perlakuan J1 (20 x 20 cm) yaitu 22.92gyang berbeda tidak nyata

dengan perlakuan J2 (25 x 20 cm) dan berbeda nyata dengan perlakuan J3 (30 x

20 cm).

Interaksi antara pemberian urin kambing dan perlakuan jarak tanam

menunjukkan respon yang tidak nyata terhadap bobot segar total per sampel

tanaman selada.

(36)

Data pengamatan bobot segar jual per sampel dicantumkan pada

Lampiran27 sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada

Lampiran28. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian urin

kambing menunjukan tidak berpengaruh nyata terhadap parameter bobot segar

jual per sampel Sementara perlakuan jarak tanam menunjukan berpengaruh nyata

terhadap bobot segar jual per sampel. Akan tetapiinteraksi pemberian urin

kambing dan perlakuan jarak tanamtidak berpengaruh nyata terhadap parameter

bobot segar jual per sampel.

Rataan bobot segar jual per sampel pada pemberian urin kambing dan

perlakuan jarak tanamdapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rataan bobot segar jual per sampel pemberian urin kambing dan perlakuan jarak tanam

Jarak Tanam (cm)

Pemberian Urin Kambing (g)

Rataan P0

(Kontrol)

P1 (200 cc/L)

P2 (400 cc/L)

P3 (600 cc/L)

J1 (20x20 cm) 19.64 19.00 21.32 21.33 20.32 a

J2 (25x20 cm) 22.88 15.87 16.10 16.04 17.72 a

J3 (30x20 cm) 7.97 11.75 12.61 9.26 10.40 b

Rataan 16.83 15.54 16.68 15.54 16.15

[image:36.595.111.512.553.661.2]
(37)

Tabel 4 menunjukkan bahwa pemberian urin kambing pada perlakuan P0

menunjukkan bobot segar jual per sampel terbesar yaitu 16.83 gyang berbeda

tidak nyata dengan perlakuan P1, P2 dan P3.

Pada perlakuan jarak tanam menghasilkan bobot segar jual per sampel

terbesar pada perlakuan J1 (20 x 20 cm) yaitu 20.32gyang berbeda tidak nyata

dengan perlakuan J2 (25 x 20 cm) dan berbeda nyata dengan perlakuan J3 (30 x

20 cm).

Interaksi antara pemberian urin kambing dan perlakuan jarak tanam

menunjukkan respon yang tidak nyata terhadap bobot segar jual per sampel

tanaman selada.

Bobot Segar Akar per Sampel (g)

Data pengamatan bobot segar akar per sampel dicantumkan pada

Lampiran29 sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada lampiran

30. Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian urin kambing

menunjukan tidak berpengaruh nyata terhadap parameter bobot segar akar per

sampel Sementara perlakuan jarak tanam menunjukan berpengaruh nyata

terhadap bobot segar akar per sampel. Akan tetapiinteraksi pemberian urin

kambing dan perlakuan jarak tanamtidak berpengaruh nyata terhadap parameter

bobot segar akarper sampel.

Rataan bobot segar akar per sampel pada pemberian urin kambing dan

perlakuan jarak tanamdapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rataan bobot segar akar per sampel pemberian urin kambing dan perlakuan jarak tanam

Jarak Tanam (cm)

Pemberian Urin Kambing (g)

Rataan P0

(Kontrol)

P1 (200 cc/L)

P2 (400 cc/L)

(38)

J1 (20x20 cm) 1.73 2.02 2.43 2.08 2.07 a

J2 (25x20 cm) 1.90 1.58 2.23 1.91 1.91 a

J3 (30x20 cm) 0.91 1.54 1.22 1.51 1.29 b

Rataan 1.51 1.71 1.96 1.83 1.75

Keterangan:Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 5 menunjukkan bahwa pemberian urin kambing pada perlakuan P2

(400 cc/L air) menunjukkan bobot segar akar per sampel terbesar yaitu 1.96 gyang

berbeda tidak nyata dengan perlakuan P0, P1 dan P3.

Pada perlakuan jarak tanam menghasilkan bobot segar akar per sampel

terbesar pada perlakuan J1 (20 x 20 cm) yaitu 2.07 gyang berbeda tidak nyata

dengan perlakuan J2 (25 x 20 cm) dan berbeda nyata dengan perlakuan J3 (30 x

20 cm).

Interaksi antara pemberian urin kambing dan perlakuan jarak tanam

menunjukkan respon yang tidak nyata terhadap bobot segar akar per sampel

tanaman selada.

Indeks Panen

Data pengamatan indeks panen dicantumkan pada Lampiran31 sedangkan

hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada Lampiran32. Berdasarkan hasil

sidik ragam diketahui bahwa pemberian urin kambing dan perlakuan jarak tanam

menunjukan tidak berpengaruh nyata terhadap parameter indeks panen. Dan

interaksi keduanya (pemberian urin kambing dan perlakuan jarak tanam)tidak

berpengaruh nyata terhadap parameter indeks panen.

Rataan indeks panen pada pemberian urin kambing dan perlakuan jarak

tanamdapat dilihat pada Tabel 6.

[image:38.595.109.510.87.151.2]
(39)

Jarak Tanam (cm)

Pemberian Urin Kambing (g)

Rataan P0

(Kontrol)

P1 (200 cc/L)

P2 (400 cc/L)

P3 (600 cc/L)

J1 (20x20 cm) 0.89 0.88 0.87 0.87 0.88

J2 (25x20 cm) 0.87 0.88 0.89 0.84 0.87

J3 (30x20 cm) 0.89 0.89 0.88 0.76 0.85

[image:39.595.111.510.85.195.2]

Rataan 0.88 0.88 0.88 0.82 0.87

Tabel 6 menunjukkan bahwa pemberian urin kambing pada perlakuan P0,

P1 dan P2 menunjukkan bobot segar akar per sampel terbesar yaitu 0.88yang

berbeda tidak nyata dengan perlakuan P3 yaitu sebesar 0.82.

Pada perlakuan jarak tanam menghasilkan indeks panen terbesar pada

perlakuan J1 (20 x 20 cm) yaitu 0.88yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan

J2 (25 x20 cm)sebesar 0.87 dan J3 (30 x 20 cm) sebesar 0.85.

Interaksi antara pemberian urin kambing dan perlakuan jarak tanam

menunjukkan respon yang tidak nyata terhadap parameter indeks panen pada

tanaman selada.

Ratio Tajuk-Akar

Data pengamatan ratio tajuk-akar dicantumkan pada Lampiran33

sedangkan hasil sidik ragam pengamatan dicantumkan pada Lampiran34.

Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian urin kambing dan

perlakuan jarak tanam serta interaksi keduanya menunjukan tidak berpengaruh

nyata terhadap parameter ratio tajuk-akar.

Rataan ratio tajuk-akar pada pemberian urin kambing dan perlakuan jarak

tanamdapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rataan ratio tajuk-akarpada pemberian urin kambing dan perlakuan jarak tanam

(40)

(cm) P0 (Kontrol)

P1 (200 cc/L)

P2 (400 cc/L)

P3 (600 cc/L)

J1 (20x20 cm) 10.93 9.26 9.03 10.03 9.81

J2 (25x20 cm) 11.94 10.35 7.40 9.96 9.91

J3 (30x20 cm) 9.02 7.48 11.06 6.65 8.55

[image:40.595.113.512.87.178.2]

Rataan 10.63 9.03 9.16 8.88 9.43

Tabel 7 menunjukkan bahwa pemberian urin kambing pada perlakuan P0,

menunjukkan ratio tajuk-akar terbesar yaitu 10.63yang berbeda tidak nyata

dengan perlakuan P1, P2 dan P3.

Pada perlakuan jarak tanam menghasilkan ratio tajuk-akar terbesar pada

perlakuan J2 (25 x 20 cm) yaitu 9.91yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan

J1 (25 x20 cm) dan J3 (30 x 20 cm).

Interaksi antara pemberian urin kambing dan perlakuan jarak tanam

menunjukkan respon yang tidak nyata terhadap parameter ratio tajuk-akar pada

tanaman selada.

Pembahasan

Pengaruh pemberian urin kambing terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Selada

Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa perlakuan

pemberian urin kambing tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter yang

ada. Pada semua parameter yang diamati, perlakuan pemberian urin kambing

menunjukkan tidak berpengaruh nyata. Hal ini dapat dilihat dari rataan yang

adadimana data penelitian secara menyeluruh hampir sama. Dengan kata lain

(41)

ini diduga karena kebutuhan unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh

tanaman selada belum mampu tercukupi oleh pemberian pupuk cair urin

kambing.Hal ini diduga karena rendahnya kandungan unsur hara pada urin

kambing, yaitu N 0,27 %, P 0,04 %, K 0,45 % (Lampiran 36). Keadaan serupa

juga pernah terjadi pada penelitian sebelumnya dimana pemberian urin kambing

belum menunjukan pengaruh yang nyata pada pertumbuhan dan produksi selada

sehingga sampai saat ini belum juga didapati konsentrasi anjuran yang tepat untuk

meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman selada. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian dari Tampubolon (2012) dalam pemanfaatn urin ternak yang

menyatakan bahwa pemberian pupuk organik cair urin kambing 150 cc/L air tidak

berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, produksi, dan pasca panen selada. Hal

yang serupa juga dilaporkan oleh Ginting (2011) yang menyatakan bahwa

pemberian urin kambing 200 cc/L air belum berpengaruh nyata pada semua

parameter yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, bobot segar, bobot

kering dan jumlah siung bawang merah.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pemberian urin kambing belum

menunjukan perbedaan yang nyata dengan perlakuan kontrol atau tanpa

pemberian urin kambing. Hal ini diduga karena keadaan pupuk organik yang lama

terurai sehingga kandungan haranya yang belum dapat diserap secara efektif oleh

tanaman dan juga diduga karena umur tanaman selada yang singkat/pendek

sehingga ketersediaan hara yang lama itu melebihi umur panen dari tanaman

selada sehingga belum efektif untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksinya.

(42)

Berdasarkanhasil pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa perlakuan

jarak tanamberpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman( 3, 4, 5 dan 6

MSPT), jumlah daun (5 dan 6 MSPT), bobot segar total per sampel, bobot segar

jual per sampel dan bobot segar akar per sampel.

Pada parameter tinggi tanaman, perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata

pada 3, 4, 5 dan 6 Minggu Setelah Pindah Tanam (MSPT). Pada rataan tinggi

tanaman 6 MSPT (Tabel 1) dapat dilihat perlakuan jarak tanam 20 cm x 20 cm

menghasilkan tinggi tanaman terbesaryakni 14.55 cm yang berbeda nyata

dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga karena jarak tanam tersebut sangat

efektif untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman

dibandingkan perlakuan lainnya dimana jarak tanam yang ada diperlebar. Hal ini

didukung oleh penelitian Yuliantini (2005) mengenai kajian komposisi pupuk N

anorganik dan organik terhadap pertumbuhan dan hasil selada varietas Grand

Rapids pada populasi yang berbeda, menunjukkan hasil terbaik pada jarak tanam

20x20 cm.

Perlakuan jarak tanam menunjukan pengaruh yang nyata pada 5 dan 6

Minggu Setelah Pindah Tanam (MSPT) dengan parameter jumlah daun. Dimana

pada rataan jumlah daun6 MSPT (Tabel 2) padaperlakuan jarak tanam 20 cm x

20 cm memiliki rataan jumlah daun terbesaryakni 5.88 helai. Dimana jarak tanam

suatu tanaman mempengaruhi tingkat persaingan dengan tanaman lain dalam

memperoleh air dan unsur hara yang diperlukan tanaman tersebut untuk dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya. Keadaan jarak tanamn 20 cm x 20 cm

(perlakuan J1) juga diduga efektif dalam mejaga system perakaran yang kompak

(43)

matahari dalam proses fotosintesis sehingga kebutuhan hidup tanaman selada

terpenuhi. Hal ini sesuai dengan literatur dari Sugito (1999) menjelaskan bahwa,

perakaran tanaman yang satu dapat mengganggu perakaran tanaman lain yang

berdekatan, karena akan terjadi persaingan mengenai air dan unsur hara yang

diserap dari tanah, sedangkan tajuknya akan mengalami persaingan terhadap

cahaya dan udara, terutama oksigen.Jarak tanam yang tepat sangat penting agar

tanaman sayuran daun dapat memanfaatkan sinar matahari dan unsur hara secara

optimum untuk proses tumbuh kembangnya. Pengaturan jarak tanam perlu

dilakukan, berkaitan dengan sistem perakaran dan bentuk tajuk tanaman.

Perlakuan jarak tanam20 cm x 20 cm (J1) (Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5)

menunjukan pengaruh yang nyata pada parameter bobot segar tanaman per

sampel(baik bobot segar total, bobot segar jual maupun bobot segar akar per

sampel) dibandingkan dengan perlakuan jarak tanam lainnya.Dengan demikian

produksi tanaman selada dari indikator bobot segar per sampel dipengaruhi oleh

jarak tanam yang diterapkan pada saat penanaman. Hal ini menjadi penting karena

jarak tanam ini berkaitan dengan kompetisi akan kebutuhan unsur hara untuk

memperoleh tujuan hidup tanaman dimana akhir dari kegiatan pertaniannya

adalah produksi yang dihasilkannya. Hal ini sesuai dengan literatur dari Rohmah

(2009) yang menyatakan bahwa perbedaan jarak tanam menyebabkan

pertumbuhan dan hasil yang berbeda, karena dengan penerapan jarak tanam yang

terlalu rapat dapat menimbulkan kompetisi antar tanaman. Kompetisi terjadi untuk

memperoleh kebutuhan hidup tanaman seperti cahaya matahari, nutrisi, air dan

ruang tumbuh. Penggunaan jarak tanam yang tepat dapat meningkatkan produksi

(44)

mempengaruhi kualitas produksi tanaman, terutama efisiensi tanaman dalam

menggunakan cahaya matahari.

Pengaruh interaksi pemberian urin kambing dan perlakuan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada.

Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa interaksi pemberian urin

kambing dan perlakuan jarak tanam tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh

parameter perlakuan yang ada.

Dari pengamatan yang dilakukan, dapat dilihat dari seluruh tabel yang

ada bahwa interaksi dari pemberian urin kambing dan perlakuan jarak tanam

menunjukan data yang tidak berpengaruh nyata pada seluruh parameter

penelitian. Keadaan ini memungkinkan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

guna mendapatkan kombinasi yang pas dan tepat dalam menerapkan pertanian

berkelanjutan dengan kombinasi pupuk organik dan jarak tanam. Dengan

demikian diharapkan kedepannya didapatkan hasil yang lebih detail sehingga

dapat diterapkan di kalangan petani sayuran terkhusus tanaman selada atau pihak

lain yang membutuhkan. selanjutkan dalam mewujudkan upaya tersebut,

disarankan untuk terlebih dahulu mengetahui dan memahami karakteristik dan

keadaan yang mendukung tumbuhnya tanaman selada diantaranya dengan

memperhatikan aspek lingkungan yang ada. Hal ini dirasa perlu mengingat

penelitian dilaksanakan di dataran rendah sementara tanaman selada lebih

mengharapkan daerah pegunungan untuk dapat tumbuh secara baik dan

maksimal. Dimana menurut literatur dari Hafiz (2007) yang menyatakan bahwa

didaerah pegunungan, daunnya dapat membentuk krop yang besar. Sebaliknya di

(45)

berbunga. Adapun persyaratan penting agar tanaman selada dapat tumbuh dengan

baik ialah tanah harus mengandung pasir atau lempung (subur), suhu udara 15–

20°C, dan derajat keasaman tanah (pH) 5 – 6,5.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Perlakuan pemberian urin kambing dalam meningkatkan pertumbuhan dan

produksi tanaman selada berpengaruh tidak nyata terhadap semua

parameter perlakuan yang ada.

2. Perlakuan jarak tanamberpengaruh nyata terhadap parameter tinggi

(46)

Ginting, D. M., 2011. Respons Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium

Ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Kompos Kascing dan Urine

Kambing. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hafiz, A.G., 2007. Selada. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Hanafiah, K.A. 2002. Rancangan percobaan, teori dan aplikasi edisi ketiga. Rajawali Pers. Palembang.

Harjadi, S. 1996. Pengantar Agronomi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hartatik, W. dan L. R. Widowati, 2011. Pupuk Kandang. Diakses dari

balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk4.pdf. [18 September 2014].

Haryanto, E., T., Suhartini dan E. Rahayu. 1995. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta

Haryanto E., Tina S., dan Estu R. 2006. Sawi dan Selada. Rineka Cipta. Jakarta.

Herlina, N., D. Haryono dan I. Fauziah. 1996. Pengaruh Waktu Tanam dan Kepadatan Tanaman Selada (Lactuca sativa L. var. Crispa) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) dalam Sistem Tumpangsari. Agrivita 19(2) : 74-79.

Ikawati, I.Y. 2003. Pengaruh Frekuensi Aplikasi Pupuk Daun dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Keriting (Lactuca sativa var. crispa). Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

Lestari, N.S. 2005. Peranan Pupuk Kandang Ayam dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada (Lactuca sativa L.). Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

Mimbar, S.M. 1993. Pengaruh Jarak Tanam, Jumlah Tanaman Per Rumpun dan Kerapatan Populasi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau Merak. Agrivita 13(1) : 26-29.

Prihmantoro, H. 2003. Memupuk Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.

(47)

Rohmah, N., 2009. Respon Tiga Kultivar Selada (Lactuca Sativa L.) pada Tingkat Kerapatan Tanamanyang Berbeda. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

Rubatzky, V.E., dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 2. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Rukmana, H. R. 1994. Bertanam Selada dan Andewi. Kanisius, Yogyakarta.

Samadi, B., 2014. Rahasia Budidaya Selada Secara Organik dan Anorganik. Pustaka Mina, Jakarta.

Setiawan. 2005. Budi Daya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Tinggi. Rineka Cipta. Jakarta.

Steenis, C.G.G.V. 2003. Flora. Pradnya Paramitha. Jakarta.

Sugito, Y. 1999. Ekologi Tanaman. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

Suprayitno, 1996. Menanam dan Mengolah Selada Sejuta Rasa. CV Aneka. Solo.

Suryati, T. 2014. Bebas Sampah dari Rumah. Agro Media Pustaka, Jakarta.

Tampubolon, E.A., 2012. Pemanfaatan Limbah Ternak Sebagai Pupuk Cair Organik Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Selada (Lactuca

Sativa Var. Crispa). Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Universitas Pembangunan Nasional Veteran, 2011. Pengaruh Pemberian Macam Urin Ternak dan Macam Kompos Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea sp.) Organik. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Malang, Jawa Timur. http:eprints.upnjatim.ac.id [10 September 2014].

Yuliantini, D. 2005. Kajian Komposisi Pupuk N Anorganik dan Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada (Lactuca sativa L.) pada Populasi yang Berbeda. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

(48)

Lampiran 1.

DESKRIPSI TANAMAN SELADA Var. Grand Rapid

Nama Latin : Lactuca sativa L.

Varietas : Grand Rapid

Warna Biji : Coklat kehitaman

Bentuk Biji : Kecil dan berbentuk gepeng

(49)

Bentuk batang : Bulat pipih

Warna Batang : Hijau muda

Bentuk Daun :Tidakmembentukkrop,berukuranbesarpanjang,

bertangkai,keriting

Warna Daun : Hijau muda atau terang

Bentuk Tangkai Daun : Lebar

Jumlah Daun /tanaman : 5-16 helai

Tinggi Tanaman : Dapat mencapai 50 cm

Umur Panen : 50-60 hari setelah semai benih

Produksi : 3-8 t/ha

Sumber : PT. East West Seed Indonesia

Lampiran 2. Bagan Penelitian

I II III

U a

b B T

S P2J1

P1J2

P3J1

P0J3

P2J1 P3J1

P0J2

P3J3

P2J3

P2J1

P3J3

P0J1

P0J3

(50)

Keterangan:

a = Jarak antar ulangan 50 cm b = Jarak antar plot 30 cm

Lampiran 3. Bagan Jarak Tanam per Plot

150 cm

120 cm J1 = 35 tanaman

Perlakuan J1 : 20 cm x 20 cm

150 cm P1J3

P3J3

P0J1

P3J2

P2J3

P0J2

P1J1

P2J2 P3J2

P3J2

P3J1

P1J2

P2J2

P1J1

P0J2

P2J1

P2J3

P0J3

P1J3

P0J2

P1J1

X X X X X X X

X X X X X X X

X X X X X X X

X X X X X X X

X X X X X X X

(51)

120 cm J2 = 30 tanaman

Perlakuan J2 : 25 cm x 20 cm

150 cm

120 cm J3 = 20 tanaman

Perlakuan J3 : 30 cm x 20 cm

Lampiran 4. Cara Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Urin kambing Bahan

- Urin kambing sebanyak 20 liter

- Gula merah 1 kg atau tetes tebu 1 liter

- Segala jenis empon-empon (lengkuas, kunyit, jahe, kencur) masing-masing ½

kg.

- Air rendaman kedelai 1 gelas

- EM4

- Air 4 liter

X X X X

X X X X

X X X X

X X X X

(52)

Alat

- Jerigen atau ember ukuran 20-30 liter

Cara Membuat

1. Empon-empon ditumbuk dan direbus sampai mendidih.

2. Setelah dingin, dicampur dengan semua bahan yang lain.

3. Dimasukkan dalam jerigen, ditutup rapat, dan didiamkan selama 3 minggu.

4. Setiap hari, tutup dibuka selama beberapa saat untuk membuang gas yang

dihasilkan.

5. Setelah 3 minggu, pupuk organik siap digunakan untuk sekali aplikasi.

Sumber : Suryati, T. 2014. Bebas Sampah dari Rumah. Agro Media Pustaka,

Jakarta.

Lampiran5 . Data Pengamatan Tinggi Tanaman2 MSPT (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

P0J1 5,52 4,22 5,48 15,22 5,07

P0J2 5,22 6,08 5,32 16,62 5,54

P0J3 2,82 3,94 4,64 11,40 3,80

P1J1 3,56 5,12 4,34 13,02 4,34

P1J2 5,12 4,40 5,14 14,66 4,89

P1J3 4,02 3,38 4,42 11,82 3,94

P2J1 4,08 4,64 5,46 14,18 4,73

P2J2 4,16 3,80 5,62 13,58 4,53

P2J3 3,70 5,72 5,40 14,82 4,94

P3J1 3,18 5,16 3,78 12,12 4,04

P3J2 4,10 4,14 5,24 13,48 4,49

(53)

Total 49,26 54,70 60,24 164,20

Lampiran 6. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MSPT

SK db JK KT F Hit. F.05 Ket.

Blok 2 5,02 2,51 5,60 3,44 *

Perlakuan 11 8,42 0,77 1,71 2,26 tn

P 3 1,58 0,53 1,18 3,44 tn

Linear 1 0,56 0,56 1,24 4,30 tn

Kuadratik 1 0,00 0,00 0,00 4,30 tn

kUbik 1 1,03 1,03 2,29 4,30 tn

J 2 2,06 1,03 2,29 3,05 tn

PXJ 6 4,78 0,80 1,78 2,55 tn

Galat 22 9,87 0,45

Total 35 23,31

KK = 14,69%

Keterangan: tn = tidak nyata

* = nyata pada α 5%

Lampiran 7 . Data Pengamatan Tinggi Tanaman3 MSPT (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

P0J1 9,63 6,30 7,48 23,41 7,80

P0J2 9,73 8,98 8,22 26,93 8,98

P0J3 5,58 6,26 6,38 18,22 6,07

P1J1 7,30 7,94 6,70 21,94 7,31

P1J2 6,35 6,48 7,26 20,09 6,70

P1J3 6,68 5,52 5,42 17,62 5,87

P2J1 8,20 6,46 7,46 22,12 7,37

P2J2 6,50 6,28 7,02 19,80 6,60

P2J3 5,98 7,62 7,28 20,88 6,96

P3J1 9,58 8,80 5,54 23,92 7,97

P3J2 8,80 6,44 7,06 22,30 7,43

(54)

Total 90,63 82,66 82,34 255,63

Lampiran 8. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MSPT

SK Db JK KT F Hit. F.05 Ket.

Blok 2 3,67 1,84 1,86 3,44 *

Perlakuan 11 26,75 2,43 2,46 2,26 *

P 3 4,61 1,54 1,55 3,44 tn

Linear 1 0,41 0,41 0,41 4,30 tn

Kuadratik 1 3,21 3,21 3,25 4,30 tn

kUbik 1 0,99 0,99 1,00 4,30 tn

J 2 12,91 6,46 6,54 3,05 *

PXJ 6 9,23 1,54 1,56 2,55 tn

Galat 22 21,73 0,99

Total 35 52,15

KK = 13,99%

Keterangan: tn = tidak nyata

* = nyata pada α 5%

Lampiran 9 . Data Pengamatan Tinggi Tanaman4 MSPT (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

P0J1 11,63 8,60 8,78 29,01 9,67

P0J2 10,83 11,40 9,20 31,43 10,48

P0J3 7,15 8,46 9,54 25,15 8,38

P1J1 8,73 10,40 9,04 28,17 9,39

P1J2 8,15 9,64 10,04 27,83 9,28

P1J3 8,33 7,74 6,74 22,81 7,60

P2J1 11,13 9,76 9,96 30,85 10,28

P2J2 8,10 8,98 9,12 26,20 8,73

P2J3 6,98 9,82 9,88 26,68 8,89

P3J1 11,35 11,20 7,70 30,25 10,08

P3J2 10,33 8,20 9,78 28,31 9,44

(55)

Total 110,13 111,60 108,86 330,59

Lampiran 10. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MSPT

SK db JK KT F Hit. F.05 Ket.

Blok 2 0,31 0,16 0,10 3,44 *

Perlakuan 11 26,76 2,43 1,50 2,26 tn

P 3 2,73 0,91 0,56 3,44 tn

Linear 1 0,11 0,11 0,07 4,30 tn

Kuadratik 1 0,85 0,85 0,53 4,30 tn

Kubik 1 1,77 1,77 1,09 4,30 tn

J 2 17,77 8,88 5,46 3,05 *

PXJ 6 6,26 1,04 0,64 2,55 tn

Galat 22 35,77 1,63

Total 35 62,85

KK = 13,89%

Keterangan: tn = tidak nyata

* = nyata pada α 5%

Lampiran 11 . Data Pengamatan Tinggi Tanaman5 MSPT (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

P0J1 13,83 11,42 10,82 36,07 12,02

P0J2 12,75 13,16 11,12 37,03 12,34

P0J3 8,45 9,90 9,72 28,07 9,36

P1J1 10,03 12,54 11,84 34,41 11,47

P1J2 9,90 12,36 11,60 33,86 11,29

P1J3 9,58 9,50 8,86 27,94 9,31

P2J1 12,83 11,50 12,44 36,77 12,26

P2J2 10,35 10,56 10,84 31,75 10,58

P2J3 8,93 11,60 11,74 32,27 10,76

P3J1 12,20 13,06 10,44 35,70 11,90

P3J2 11,50 12,36 12,30 36,16 12,05

(56)

Total 129,08 136,74 132,28 398,10

Lampiran 12. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 5 MSPT

SK db JK KT F Hit. F.05 Ket.

Blok 2 2,47 1,23 1,07 3,44 *

Perlakuan 11 45,20 4,11 3,58 2,26 *

P 3 1,72 0,57 0,50 3,44 tn

Linear 1 0,00 0,00 0,00 4,30 tn

Kuadratik 1 0,47 0,47 0,41 4,30 tn

Kubik 1 1,24 1,24 1,08 4,30 tn

J 2 34,08 17,04 14,83 3,05 *

PXJ 6 9,40 1,57 1,36 2,55 tn

Galat 22 25,28 1,15

Total 35 72,95

KK = 6,69%

Keterangan: tn = tidak nyata

* = nyata pada α 5%

Lampiran 13 . Data Pengamatan Tinggi Tanaman6 MSPT (cm)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

P0J1 15,70 13,36 12,08 41,14 13,71

P0J2 15,63 16,70 14,10 46,43 15,48

P0J3 10,40 12,00 10,40 32,80 10,93

P1J1 12,88 14,26 14,54 41,68 13,89

P1J2 12,33 14,88 13,88 41,09 13,70

P1J3 11,60 12,30 11,42 35,32 11,77

P2J1 15,53 13,94 17,90 47,37 15,79

P2J2 13,68 12,72 12,80 39,20 13,07

P2J3 11,33 14,30 14,16 39,79 13,26

P3J1 15,95 16,56 11,96 44,47 14,82

P3J2 14,80 15,76 16,36 46,92 15,64

(57)

Total 159,40 168,10 162,16 489,66

Lampiran 14. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MSPT

SK db JK KT F Hit. F.05 Ket.

Blok 2 3,29 1,65 0,78 3,44 *

Perlakuan 11 92,61 8,42 4,01 2,26 *

P 3 4,94 1,65 0,78 3,44 tn

Linear 1 2,64 2,64 1,26 4,30 tn

Kuadratik 1 0,02 0,02 0,01 4,30 tn

kUbik 1 2,29 2,29 1,09 4,30 tn

J 2 59,64 29,82 14,20 3,05 *

PXJ 6 28,03 4,67 2,23 2,55 tn

Galat 22 46,19 2,10

Total 35 142,10

KK = 10,65%

Keterangan: tn = tidak nyata

* = nyata pada α 5%

Lampiran 15 . Data Pengamatan Jumlah Daun2 MSPT (helai)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

P0J1 4,00 2,60 2,80 9,40 3,13

P0J2 3,20 3,00 2,40 8,60 2,87

P0J3 2,80 2,40 3,00 8,20 2,73

P1J1 2,80 3,40 2,80 9,00 3,00

P1J2 2,60 2,40 2,60 7,60 2,53

P1J3 2,80 3,00 2,60 8,40 2,80

P2J1 3,00 2,60 3,00 8,60 2,87

P2J2 2,80 2,80 2,60 8,20 2,73

P2J3 2,80 2,80 3,00 8,60 2,87

P3J1 3,00 2,80 3,40 9,20 3,07

P3J2 2,80 2,80 3,40 9,00 3,00

(58)

Total 35,20 33,00 34,60 102,80

Lampiran 16. Sidik Ragam Jumlah Daun2 MSPT

SK Db JK KT F Hit. F.05 Ket.

Blok 2 0,22 0,11 0,92 3,44 tn

Perlakuan 11 1,01 0,09 0,78 2,26 tn

P 3 0,12 0,04 0,34 3,44 tn

Linear 1 0,00 0,00 0,01 4,30 tn

Kuadratik 1 0,11 0,11 0,95 4,30 tn

Kubik 1 0,01 0,01 0,07 4,30 tn

J 2 0,47 0,23 2,00 3,05 tn

PXJ 6 0,42 0,07 0,60 2,55 tn

Galat 22 2,58 0,12

Total 35 3,81

KK = 12%

Keterangan: tn = tidak nyata

* = nyata pada α 5%

Lampiran 17 . Data Pengamatan Jumlah Daun3 MSPT (helai)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III

P0J1 5,60 4,00 3,80 13,40 4,46

P0J2 4,80 4,60 4,00 13,40 4,46

P0J3 4,60 4,60 4,40 13,60 4,53

P1J1 4,80 4,80 4,80 14,40 4,80

P1J2 4,80 4,20 4,20 13,20 4,40

P1J3 4,20 4,00 4,40 12,60 4,20

P2J1 4,80 4,40 4,60 13,80 4,60

P2J2 4,40 4,60 4,40 13,40 4,46

P2J3 4,00 4,80 4,00 12,80 4,26

P3J1 4,80 4,40 4,80 14,00 4,66

P3J2 3,80 4,20 5,00 13,00 4,33

(59)

Total 54,00 52,20 53,40 159,60

Lampiran 18. Sidik Ragam Jumlah Daun3 MSPT

SK Db JK KT F Hit. F.05 Ket. <

Gambar

Tabel 2. Rataan jumlah daun 2-6MST (helai) pada pemberian urin kambing dan
Tabel 4.  Rataan bobot segar jual per sampel pemberian urin kambing dan perlakuan jarak tanam
Tabel 5 menunjukkan bahwa pemberian urin kambing pada perlakuan P2
Tabel 6 menunjukkan bahwa pemberian urin kambing pada perlakuan P0,
+2

Referensi

Dokumen terkait

dari kegiatan-kegiatan sosial dari anggota Ikatan Keluarga Sopir Truk Sungaiselan.. yai tu dengan kegiatan “bakti sosial” yaitu dengan saling memberi

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK PERUMAHAN DENGAN CARA CRASH PROGRAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (STUDI LOKASI PERUMAHAN MUTIARA GRAHA AGUNG..

Keuntungan mengetahui pola sekuens, tidak hanya membantu proses identifikasi forensik tetapi juga dalam bidang antropologi dan arkeologi oleh karena perbedaan posisi

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh, karakter positif yang dibentuk di SDIT Nurul Fikri Lombok Timur dapat dijumpai dalam berbagai aktivitas, seperti: (1)

A 4-month study was conducted to determine the influence of daylength on growth, hetero- geneity, gonad development, sexual steroid and thyroid levels, and N and P budgets in

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAIT2. TOTAL LABA (RUGI)

Dari penelitian ini, didapatkan hasil bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap struktur modal, ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang

Masyarakat yang gemar mengoleksi buku-buku komik tokoh. Strategi Desain Visual.. Konsep visual yang akan ditampilkan dalam cerita komik ini adalah menampilkan realita