• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah

Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di

Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Sri Sariyantie Pardosi

122500003

Program Studi D III Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(2)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Sri Sariyantie Pardosi

NIM : 122500003

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul“Asuhan

Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi

Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan

Amplas” adalah benar hasil karya saya sendiri, kecuali dalam pengutipan substansi disebutkan sumber nyadan belum pernah dianjurkan kepada institusi

mana pun serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan

kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan

atau paksaan dari pihak mana pun serta bersedi amendapat sanksi akademik jika

(3)
(4)

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas berkat

dan cinta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmia

(KTI) yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah

kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II

Kecamatan Medan Amplas.”

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada orangtua dan keluarga teristimewa my super mom mama Delika

Pasaribu yang selalu mendukung dan memberikan yang terbaik. Penulis juga

mengucapakan terimakasih kepada Ibu Siti Zahara Nasution S.Kep. MNS selaku

dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan berharga

kepada penulis dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini hingga ujian akhir dan

kepada Ibu R. Devi Tumanggor S.Kep. Ns. MNurs. MntHlth. selaku dosen

pembimbing saya yang telah memberikan saran dan kritik yang sangat berharga.

Disamping itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua staf

pengajar dan pegawai di Progaram Studi Ilmu Keperawatan D-III, serta rekan

mahasiswa yang tak dapat disebutkan satu persatu disini yang telah membantu

penulis dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini

bermanfaat.

Medan, Juni 2015

(5)

LEMBAR PENGESAHAN ... . ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan... 3

Manfaat... 4

BAB II PENGELOLAAN KASUS A.Konsep Dasar Asuahn Keperawtan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh 1. Pengkajian ... 6

2. Analisa Data ... 9

3. Rumusan Masalah ... 10

4. Perencanaan ... 12

B.Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian ... 16

DAFTAR PUSTAKA ... 32

(6)

2. Pengkajian Pasien ... 36

3. Materi Penyuluhan ... 45

4. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ... 48

(7)

A. Latar Belakang

Nutrisi adalah zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan

dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima

makanan atau bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan

bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan

sisanya (Tarwoto & Wartonah, 2003).

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat

gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi

yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan

rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan

tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran

mukosa, konjungtiva, dan lain-lain (Hidayat, 2006).

Masalah nutrisi erat kaitannya dengan pemasukan makanan dan

metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.status nutrisi

seseoraang muncul dari gabungan beberapa faktor yakni faktor lingkungan,

genetik, dan juga perilaku individu.perilaku merupakan faktor terbesar kedua

yang mempengaruhi status nutrisi seseorang. Untuk mengatasi nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh diperlukan perubahan sosial berupa gaya hidup, aktivitas fisik,

perilaku makan, dan disertai dengan penyiapan lingkungan yang kondusif

(Notoadmojo, 2003).

Pada 2010-2012, FAO (Food Agricultural Organization) memperkirakan

(8)

penduduk dunia menderita kurang gizi. Sebagian besar (852 juta)di antaranya

tinggal di negara-negara berkembang (Kompas, 19 Januari 2015).

Anak-anak merupakan penderita gizi buruk terbesar diseluruh dunia.

Dilihat dari segi wilayah, lebih dari 70% kasus gizi buruk pada anak didominasi

kawasan Asia, sedangkan 26 persen di Afrika, dan 4 persen di Amerika Latin

serta Karibia (Kompas, 19 Januari 2015).

Menurut Laporan Nutrisi Global 2014, Indonesia salah satu dari 17 negara

dengan masalah serius terkait jumlah anak pendek, kurus akibat gizi buruk,

sekaligus kelebihan berat badan pada balita (Kompas, 19 Januari2015).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, 2010, 2013 menunjukkkan

bahwa Indonesia masih memiliki msalah kekurangan gizi. Kecenderungan

prevalensi kurus (wasting) anak balita dari 13,6% menjadi 13,3% dan menurun

12,1%. Sedangkan kecenderungan prevalensi anak balita pendek (stunting)

sebesar 38,6 %, 35,6%, 37,2%. Prevalensi gizi kurang (underweight) berturu-turut

18,4%, 17,9%,dan 19,6%. Prevalensi kurus anak sekolah remaja berdasarkan

Riskesdas 2010 sebesar 28,5% (lampiran Permenkes Indonesia Nomor 41 tahun

2014 tentang pedoman gizi seimbang).

Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2008) prevalensi

kasus gizi buruk di Sumut tahun 2007, sebesar 4,4% dan gizi kurang 18,8%.

Berdasrkan data tersebut, kasus di Sumut masih dibawah angka nasional yang

menetapkan maksimal kasus gizi buruk 5% dan untuk gizi kurang 20%.

Fenomena gizi buruk bagai gunung es dimana banyak kasus gizi buruk yang tidak

(9)

partisipasi ibu dan keluarganya untuk memanfaatkan posyandu dan puskesmas

yang berada dilingkungannya.

Kota Medan merupakan salah satu kota di Sumut yang mengalami

masalah peningkatan kasus gizi buruk. Pada tahun 2007, di Kota Medan terdapat

8 kasus gizi buruk pada balita sedangkan tahun 2008 ditemukan 460 (0,34%)

kasus balita gizi buruk. Pada tahun 2008 ditemukan sebanyak 460 kasus gizi

buruk karena dilaksanakan kegiatan secara aktif untuk menjaring balita gizi buruk

melalui opersi timbang wajib yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas dan

puskesmas pembantu sehingga balita yang selama ini tidak pernah datang

keposyandu dapat terjaring pada saat opersi ini (Dinkes Kota Medan, 2009).

Kasus gizi buruk terbanyak di Kota Medan berada di Puskesmas Amplas

Kecamatan Medan Amplas yaitu sebanyak 43 kasus (0,61%). Jumlah balita yang

berada diwilayah kerja Puskesmas Amplas sebanyak 13.811 sedangkan balita

yang ditimbang hanya 7.021 balita (Dinkes Kota Medan, 2009).

B.Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mendapatkan

gambaran serta memberikan asuhan keperawatan dengan prioritas masalah

kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2. Tujuan Khusus

1) Melakukan pengkajian pada klien dengan prioritas masalah nutrisi

(10)

2) Menentukan diagnosa keperawatan yang terkait dengan prioritas

masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

3) Menentukan dan melakukan perencanaan keperawatan pada klien

dengan prioritas masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

4) Menentukan dan melakukan implementasi keperawatan pada klien

dengan prioritas masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

5) Menentukan dan melakukan evaluasi keperawatan pada klien

dengan prioritas masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

C.Manfaat

1. Untuk institusi pendidikan

Sebagai bukti kasus dalam praktek keperawatan di Kelurahan Haarjosari II

Kecamatan Medan Amplas yang bisa dijadikan masukan dan intervensi

kasus tentang masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

2. Untuk pelayanan Keperawatan

Memberikan informasi tambahan bagi pelayanan keperawatan mengenai

pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah

kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

3. Untuk peserta didik

Memberikan pengalaman khusus kepada peserta didik dalam melakukan

asuhan keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar

(11)

C. Konsep Dasar Asuahan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh

Nutrsi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan

dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima

makanan atau bahan dari lingkungan hidupnnya dan menggunakan

bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan

sisanya (tarwoto & Wartonah, 2003).

Malnutrisi merupakan masalahyang beruhubungan dengan kekurangan zat

gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi

yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan

rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan

tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran

mukosa, konjungtiva, dan lain-lain (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006).

Kekurangan nutrisi dapat mempengaruhi pertumbuhan seorang anak. Berat

badan. Seorang anak yang mengalami kurang nutrisi akan terlihat jelas pada berat

badannya. Salah satu untuk mengetahui pertumbuhan balita terutama pada ukuran

berat badan dapat menggunakan ukuran atau standar yang

telah ditetapkan oleh WHO, sebagai berikut:

Usia bayi (tahun) Tinggi badan (cm) Berat badan (kg)

Baru lahir 50 3

(12)

2 85 12

3 95 14

4 102 16

5 110 18

6 116 20

1. Pengkajian

Status gizi seseorang dapat dikaji dengan menggunakan pedomanA-B-C-D.

A : pengukuran antropometrik (antropometric measurements)

B : data biomedis (biomedical data)

C : tanda-tanda klinis status nutrisi ( clinical signs)

D : diet (dietary)

Komponen-komponen pengkajian status nutrisi meliputi

a. Pengukuran antropometrik

Metode pengukuran ini meliputi pengkajian ukuran dan proporsi ukuran

dan proporsi tubuh manusia. Pengukuran atripometri terdiri atas :

1) Tinggi badan

Pengukuran tinggi badan pada dewasa dan balita dilakukan dalam

posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan pada

possisi berbaring.

2) Berat badan

Alat ukur yang lazim yang digunakan untuk mengukur berat badan

(13)

menggunakan system digitalik elektric. Hal-hal yang harus diperhatikan

saat mengukur berat badan adalah :

a. Alat serta alat skala ukur yaqng digunakan harus sama setiap kali

menimbang.

b. Klien ditimbang tanpa alas kaki

c. Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali

menimbang

d. Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah

makan.

Dalam menilai berat badan pasien, perlu mempertimbangkan berat

badan bentuk rangka ,proporsi lemak, otot, dan tulang, serta bentuk

dada pasien. Disamping itu, kita juga perlu menhkaji kondisi patologis

yang berpengaruh terhadap berat badan, seperti edema, gagal jantung

atau kardiomegali.

3) Tebal lipatan kulit

Pengukuran tebal lipatan kulit bertujuan untuk menentukan presentase

lemak pada tubuh. Pengukuran ini mencerminkan massa otot jumlah

lemak dijaringan subkutan, dan status kalori. Selain itu, pengukuran ini

juga digunakan untuk menhkaji kemungkinan malnutrisi. Area yang

sering digunakan untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep,

skapula, dan suprailiaka. Hal-hal yang perlu diperhatiakan saat

pengukuran antara lain :

a. Anjurkan klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada

(14)

b. Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien

c. Dalam pengukuran TSF, utamakan tangan klien yang tidak dominan

d. Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara

akropmion dan olekranon.

e. Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk rileks.

f. Alat yang digunakan adalah kaliper.

4) Lingkar tubuh

Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini adalah

kepala, dada, dan otot pada bagian tengah lengan atas. Lingkar kepala

dan dada digunakan dalam pengkajian pertumbuhan dan perkembangan

otak bayi. Sedangkan lingkar lengan atas (LLA) digunakan untuk

menilai status nutrisi. Satuan ukuran untuk LLA adalah sentimeter.

Pengukuran dilakukan pada titik tengah lengan yang tidak dominan.

Berdasarkan standar Walanski,perkembangan ukuran lingkar lengan

atas bayi dan balita berdasarkan umur terbilang normal pada ukuran

berikut:

6- 8 bulan 14.75 cm

9-11 bulan 15.10 cm

1 tahun 16.00 cm

2 tahun 16.25 cm

3 tahun 16.50 cm

4 tahun 16.75 cm

(15)

Lingkar pergelangan tangan merupakan area pengkajian yang

digunakan untuk menilai bentuk atau kerangka tubuh manusia. Untuk

mengukurnya, meteran diletakkan disekeliling nagian distal

pergelanganm tangan dekat prosesus stiloideus. Bila hasil pengukuran

lebih dari 10,4 cm, kerangka atau bentuk tubuh dianggap besar. Jika

hasilnaya 9,6-10,4 kerangka atau bentuk tubuh dianggap sedang, dan

jika kurang dari 9,6 dianggap kecil (Potter & Perri, 1992).

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada klien merupakan penilaian

kondisi fisik yang berhubungan dengan masalah nuitrisi. Prinsip

pemeriksaan ini adalah head to toe yaitu dari kepala sampai ke kaki.

Selanjutnay dilakukan pengamatan terhadap tanda-tanda atau gejala

klinis defisiensi nutrisi.

c. Riwayat diet

Pengkajian asupan makanan dan pola makan meliputi pengkajian

dan informasi mengenai makanan yang biasa dikonsumsi, persiapan

makanan, dan kebiasaan makan. Pola makan dan kebiasaan makan

dipengaruhi oleh budaya, latar belakang etnis, status sosial ekonomi, dan

aspek psikologi.

2. Analisa data

Tabel analisa data tanda dan gejala klinis defisiensi nutrisi

Bagian tubuh Tanda klinis Kemungkinan kekurangan

Rambut Kusut, kekuningan,

kekurangan pigmen

(16)

Kulit Adanya radang pada kulit atau

dermatitis.

Pada bayi terjadi dermatosis

Adanya petechial hemoragik

Niasin, riboflavin

Asam asetat

Pirodoksin

Mata Fotofobia atau penglihatan

ganda

Gigi Karies gigi Fluoride

Sistem

Tulang Riketsia Vitamin D

Sistem

gastrointestinal

Anoreksia atau nafsu makan

menurun

Pirodoksin dan zat besi

Sistem saraf Kelainan mental

Kelainan saraf perifer

cyanocobalamin

3. Rumusan masalah Penetapan diagnosis

Menurut North America Diagnosis Association (NANDA), diagnosis

keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi :

(17)

Defenisi : Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan

tubuh metabolik.

Faktor yang berhubungan

Ketidakmampuan untuk menelan atau mencerna makanan atau menyerap

makanan karena faktoe biologis, psikologis, atau ekonomi, termasuk contoh

non-NANDA berikut ini :

Ketergantungan zat kimia

Penyakit kronis

Kesuliatan mengunyah atau menelan

Faktor ekonomi

Intoleransi makanan

Kebutuhan metabolik tinggi

Refleks mengisap pada bayi tidak adekuat

Kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi

Akses terhadap makanan terbatas

Hilang nafsu makan

Mual dan muntah

Pengabaian oleh oran tua

Gangguan psikologis

2) Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh

Defenisi : asupan nutisi yang melebihi kebutuhan metabolik.

Faktor yang berhubungan

Asupan yang berhubungan terhadap kebutuhan metabolik.

(18)

Ketergantungan pada bahan kimia

Penurunan kebutuhan metabolik (misalnya, sekunder akibat tirah baring)

Norma adat dan budaya

Peningkatan selera makan

Kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi

Obat-obatan yang merangsang selera makan

Penggunaan makanan sebagai penghargaan diri atau tindakan kenyamanan

Penggunaan makanan padat sebagai sumber makanan utama sebelum usia

lima bulan

Pemiliham makanan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari

Penggantian pemanis untuk adiksi

3) Resiko ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh

Defenisi : Beresiko untuk mengalami asupan nutrisi yang melebihi kebuthan

metabolik.

Faktor yang berhubungan

Ketergantungan zat kimia

Penurunan kebutuhan metabolik

Norma adat dan budaya

Kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi

4. Perencanaan Diagnosa 1

(19)

Memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan, yang dibuktikan oleh

indikator : tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adekuat, adekuat, sangat

adekuat.

Menjelaskan komponen zat bergizi adekuat

Mengungkap tekad untuk memenuhi diet

Menoleransi diet yang dianjurkan

Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal

Melaporkan tingkat energi yang kuat

Intervensi

Manajemen gangguan makanan : mencegah dan menangani pembatasan diet

yang sangat ketat dan aktivitas berlebihan atau memasukkan makanan dan

minuman dalam jumlah banyak kemudian berusaha mengeluarkan semuanya.

Manejemen elektrolit : meningkatkan keseimbangan elektrolit dan pencegahan

dan komplikasi akibat dari kadar elektrolit serum yang tidak normal atau diluar

harapan.

Menejemen nutrisi : membantu atau menyediakan asupan makanan cairan diet

seimbang.

Terapi nutrisi : pemberian makanan dan cairan untuk mendukung proses

metabolik pasien yang malnutrisi atau beresiko tinggi terhadap malnutrisi.

Pemantauan nutrisi : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk

mencegah dan meminimalkan kurang gizi.

Bantuan menaikkan berat badan ; memfasilitasi pencapain kenaikan berat

(20)

Diagnosa 2

Tujuan/ kriteria hasil

Memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan, yang dibuktikan oleh

indikator : tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adekuat, adekuat, sangat

adekuat.

Menyadari masalah berat badan

Mengungkapkan secara verbal keinginan untuk menurunkan berat badan

Berpartisipasi dalam program penurunan berat badan yang terstruktur

Berpartisipasi dalam program latihan yang tertur

Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu tertentu

Mengalami asupan kalori, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, zat besi, dan

kalsium yang adekuat, tetapi tidak berlebihan.

Intervensi

Modivikasi perilaku : memfasilitasi perubahan perilaku

Menejemen gangguan makan : mencegah dan menangani pembatasan diet yang

sangat ketat dan aktivitas berlebihan atau memasukkan makanan dan minuman

dalam jumlah banyak kemudian berusaha mengeluarkan semuanya.

Menejemen nutrisi : membantu atau menyediakan asupan makanan cairan diet

seimbang.

Konseling nutrisi : memberi bantuan dalam proses interaktif yang berfokus

pada kebutuhan untuk modifikasi diet

Pemantauan nutrisi : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk

(21)

Bantuan menurunkan berat badan : memfasilitasi penurunan berat badan dan

lemak tubuh

Diagnosa 3

Tujuan/ kriteria hasil

Memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan, yang dibuktikan oleh

indikator : tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adekuat, adekuat, sangat

adekuat

Mengetahui adanya faktor resiko

Turut serta dalam program latihan fisik yang teratur

Mempertahankan berat badan ideal

Mengkonsumsi diet yang seimbang

Intervensi

Menejemen nutrisi : membantu atau menyediakan asupan makanan cairan diet

seimbang.

Pemantauan nutrisi : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk

mencegah dan meminimalkan kurang gizi.

Menejemen berat badan : memfasilitasi pemeliharaan berat badan yang optimal

(22)

D. Asuhan Keperawata Kasus 1. Pengkajian

1) Identitas pasien

Nama : An. S

Jenis kelamin : perempuan

Umur : 4 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : belum sekolah

2) Keluhan utama

Dalam pengkajian yang dilakukan ibu dari An.S mengatakan bahwa An.S

lebih suka jajan diluar daripada makan dirumah.

3) Riwayat kesehatan sekarang

An.A mengatakan bahwa cepat merasa lelah dan lemas. Dari pengkajian

terhadap An.S ditemukan bahwa An.S tampak kurus, rambut tipis

berwarna rambut kemerah-merahan seperti rambut jagung, konjungtiva

anemis. Berat lahir An.S : 2400 gr, lingkar lengan atas (LLA) : 12 cm

berat badan sekarang : 10 kg, tinggi badan 98 cm dan usia 4 tahun.

4) Riwayat kesehatan masa lalu

a) Penyakit yang pernah dialami

Ibu dari An.S mengatakan bahwa An.S pernah mengalami demam dan

(23)

b) Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Ibu dari An.S mengatakan bahwa saat An.S mengalami demam

ataupun batuk tidak dibawa kepelayanan kesehatan hanya diberi obat

yang dibeli dari warung.

c) Alergi

Ibu dari An.S mengatakan bahwa An.S tidak mempunyai alergi

terhadap makanan.

d) Imunisasi

Ibu dari An.S mengatakan bahwa imunisasi An.S lengkap.

5) Riwayat kesehatan keluarga

a) Orang tua

Orang tua An.S tidak ada mengalami gangguan kesehatan yang serius.

b) Saudara kandung

Saudara kandung dari An.S tidak ada mengalami gangguan kesehatan

yang serius.

c) Penyakit keturunan yang ada

Keluarga dari An.S tidak ada mengalami penyakit keturunan.

6) Pemeriksaa fisik

a) Keadaan umum

Secara umum An.S tampak sadar, dapat diajak berkomunikasi dengan

baik.

b) Tanda-tanda vital

Suhu tubuh : 36,70C

(24)

Nadi : 75 x / menit

Pernafasan : 17 x / menit

Tinggi badan : 98 cm

Berat badan : 10 kg

c) Pemeriksaan head to toe

Kepala

Bentuk kepala An.S simetris, tidak ada benjolan pada ubun-ubun.

Rambut

Penyebaran rambut dari An.S merata, tipis, pecah-pecah dan tampak

kering. Warna rambut tampak berwarna kemerah-merahan seperti

rambut jagung.

Wajah

Warna kulit dari An.S sawo matang, srtuktur wajah berbentuk kotak

dan simetris.

Mata

Mata dari An.S lengkap dan simetris, tidak ada kelainan pada

palpebra, konjungtiva tampak anemis, pupil tampak putih kekuningan,

kornea bulat merata dan iris simetris, visus mata baik, mata mampu

menahan tekanan ringan.

Hidung

Posisi tulang hidung tepat ditengah septum nasi simetris, lubang

(25)

Telinga

Bentuk telinga simetris, ukuran telinag normal, lubang telinga tampak

kotor, pendengaran tajam.

Mulut dan faring

Bibir tampak kering, gusi tampak kemerahan dan gigi tampak kotor,

lidah tampak berwarna kemerahan, orofaring berfungsi dengan baik.

Leher

Posisi trakea tepat ditengah, tidak ada pembengkakan pada tiroid,

sura normal, tidak ada pembengkakan pada kelenjar limfe, tidak ada

distensi vena jugularis, denyut nadi karotis teraba.

Pemeriksaan integumen

Integumen tanpak tidak bersih, tubuh teraba hangat, warna kulit sawo

matang, turgor kembali dibawah dua detik, kulit tampak kering, dan

tidak ada kelainan pada kulit.

7) Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola makan dan minum

Ibu dari An.S mengatakan bahwa anaknya diberi makan tiga kali

sehari, selera makan kurang, lebih suka jajan diluar, An.S tidak ada

mengalami alergi, tidak ada keluhan mual muntah, waktu pemberian

makan tidak ditentukan. Jumlah dan jenis makanan hanya terdiri dari

sedikit nasi dan sedikit lauk, AN.S minum hanya jika merasa haus

(26)

b. Perawatan diri

Tubuh tampak tidak bersih, gigi tampak kotor, kuku kaki dan kuku

tangan tidak bersih.

c. Pola kegiatan / aktivitas

Uraian aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian

dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total .

An.S beraktivitas seperti bermain dengan anak seumurannya. Untuk

mandi, makan, eliminasi dan ganti pakaian dapat dilakukan dengan

mandiri.

Uraian aktivitas ibadah klien.

Ibu dari An. S mengatakan An. S tidak ada melakukan ibadah

8) Pola eliminasi

a. BAB

An.S BAB satu kali sehari, karakter feses tidak pernah diperhatikan,

ibu dari An.Smengatakan tidak ada riwayat perdarahan, pernah

mengalami diare, dan tidak pernah menggunakan laksatif.

b. BAK

Pola BAK tidak menentu, karakter uri tidak diketahui, tidak pernah

mengalami nyerim / rasa terbakar / kesulitan BAK, tidak pernah

menggunakan diuretik.

(27)

2. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah keperawatan

1. DS :

Ibu klien mengatakan

An.S lebih suka jajan

daripada makan

dirumah

Ibu klien mengatakan

hanay menyajikan

asupan makanan sesuai

kebutuhan tubuh

rambut tipis berwarna

kemerah-merahan

seperti rambut jagung,

(28)

3. DS :

Ibu dari An.S

mengatakan bahwa

kulit klien kering

DO :

kulit tampak kering,

kotor dan bersisik

Faktor kemiskinan

Akses terhadap

makanan terbatas

Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Gangguan integritas

kulit

Gangguan integritas

(29)

3. Rumusan Masalah

Masalah keperawatan

1) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

2) Resiko gangguan pertumbuhan.

3) Gangguan integritas kulit

Diagnosa keperawatan

1) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan memenuhi asupan makanan sesuai kebutuhan

tubuh ditandai dengan An.S tampak kurus, rambut tipis berwarna rambut

kemerah-merahan seperti rambut jagung, konjungtiva anemis, lingkar

lengan atas (LLA) : 12 cm berat badan sekarang : 10 kg, tinggi badan 98 cm

dengan usia 4 tahun.

2) Resiko gangguan perkembangan behubungan dengan masukan nutrisi yang

tidak adekuat ditandai dengan rambut tipis berwarna kemerah-merahan,

konjungtiva anemis, berat badan lahir : 2400 gr, lingkar lengan atas : 12 cm,

berat badan sekarang : 10 kg, tinggi badan : 98 cm dengan usia 4 tahun.

3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kekurangan nutrisi dan

(30)

4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional

Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.

Kriteria hasil :

Klien mendapat asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan

Klien mendapat asupan nutrisi yang adekuat

Berat badan klien meningkat, rambut tidak tipis dan tidak

berwarna kemerah-merahan, dan konjungtiva tidak anemis

Rencana tindakan Rasional

1. Gali pengetahuan orangtua

tantang asupan niutrisi pada

anak

2. Kaji jumlah dan jenis makanan

yang dikonsumsi klien

1.Dengan menggalii

pengetahuan orangtua

tentang asupan nutrisi

pada anak makadapat

diketahui sejauh mana

pengetahuan orang tua

(31)

3. Jelaskan kepada keluarga klien

tentang cara mengatasi kurang

nutrisi pada anak

4. Anjurkan orang tua anak untuk

memberikan makanan yang

cukup dan bergizi

5. Jelaskan kepada keluarga

tentang cara pengolahan

makanan yang baik dan benar.

jumlah makanan dan

jenis makanan yang

dikonsumsi klien

3. Dengan menjelaskan

kepada keluarga klien

cara mengatasi kurang

nutrisi diharapkan klien

nutrisisnya dapat

5. Pengolahan makanan

yang tepat dapat

meningkatkan dan

mempertahankan zat

(32)

Hari/

Tanggal

No. Perencanaan keperawatan

2.

Tujuan :

Perkembangan klien tidak terganggu

Kriteria hasil :

1. Klien mencapai kategori perkembangan

normal.

Rencana tindakan Rasional

1. Ukur berat badan dan tinggi badan

klien

2. Anjuran kepada orangtua anak

tentang nutrisi dan praktik

pemberian makan sesuai dengan

pertumbuhan perkembangan anak

apakah tinggi dan

berat badan klien

(33)

Hari/

Tanggal N0

Dx

Perencanaan keperawatan

3.

Tujuan :

Tidak terjadi kerusakan integritas kulit

Kriteria hasil :

1. Tekstur kulit klien normal

2. Kulit klien tidak lagi kering dan bersisik

Rencana tindakan Rasional

1. Anjurkan oarang tua klien

memberikan makanan secara

adekuat untuk meningkatkan

integritas kulit

2. Anjurkan orang tua memandikan

anak setidaknya dua kali sehari

pagi dan dan sore

1.Makanan yang adekuat

dapat meningkatkan

integritas kulit

2.Kulit yang bersih

dapat mencegah

kerusakan ntegritas

(34)

5. Implementasi dan Evaluasi Hari/

Tanggal No

Dx Implentasi keperawatan Evaluasi (SOAP)

Selasa /

2.Mengkaji jumlah dan jenis makanan

yang dikonsumsi klien

3.Menjelaskan kepada keluarga klien

tentang cara mengatasi kurang nutrisi

pada anak

4.Menganjurkan orang tua anak untuk

memberikan makanan yang cukup dan

bergizi

5. Menjelaskan kepada keluarga

tentang cara pengolahan makanan

yang baik dan benar.

(35)

mengatasi nutrisi

kurang pada anak,

bagaimana cara

pengolahan

makanan yang baik

dan benar

A : Masalah teratasi

sebagian

Dx Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP)

Rabu/

2. Mengannjurkan kepada orangtua

klien tentang nutrisi dan praktik

pemberian makan sesuai dengan

pertumbuhan perkembangan anak

dan usia anak agar mendapatkan

pertumbuhan dan perkembangan

yang proporsional

S:Ibu klien mengatakan

(36)

O: Klien tampak kurus,

Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi

Jumat/

22

Mei

2015 3.

1. Menganjurkan oarang tua klien

memberikan makanan secara adekuat

untuk meningkatkan integritas kulit

2. Mengnjurkan orang tua memandikan

(37)

Kesimpulan

Berdasarkan pengambilan kasus pada 18 Mei – 22 mei 2015 di Kelurahan

Harjosari II Kecamatan Medan Amplas, didapatkan yang menjadi prioritas

masalah keperawatan adalah gangguan kebutuhan dasar nutrisi kurang dari

kebutuhan, didukung dengan data An.S berusia 4 tahun, memiliki berat badan 10

kg, tinggi badan 98 cm, tubu8h tampak kurus, konjungtiva anemis, rambut tampak

kemerah-merahan (seperti rambut jagung).

Saran

Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat mengoptimalkan peran

perawat dalam memberikan intervensi yang tepat melalui penyuluhan tentang

kebutuhan nutrisi pada anak sehingga dapat mencegah terjadinya masalah nutrisi

(38)

Hidayat, A.A. (2006). Pengantar kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan

Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Wilkinson, J, M & Ahern, N, R. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih

Bahasa; Esty, editor bahasa; Dwi. Jakarta: EGC.

Potter, P & Perry, A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,

Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarata : EGC.

Tarwoto & Wartonah. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan. (edisi pertama). Jakarta: Salemba Medika.

Purnomo, K. (19 Februari, 2015). Gizi Buruk Ancam Pembangunan. Kompas.

(39)

CATATAN PERKEMBANGAN

No.dx Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi

1. Selasa /

19 mei 2015

1.Menggali pengetahuan

orangtua tantang

asupan niutrisi pada

anak

2.Mengkaji jumlah dan

jenis makanan

yang dikonsumsi klien

3.Menjelaskan kepada

keluarga klien tentang

cara mengatasi kurang

nutrisi pada anak

5. Menjelaskan kepada

keluarga tentang cara

pengolahan makanan

yang baik dan benar.

S : Ibu An.S mengatakan

yang baik dan benar.

(40)

pengolahan

makanan yang baik

dan benar

A : Masalah teratasi

sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

Rabu /

20 Mei 2015

1. Mengukur berat badan

dan tinggi badan klien

2. Mengannjurkan

kepada orangtua klien

tentang nutrisi dan

perkembangan anak

Ibu klien mengatakan

akan mencoba

(41)

3. Jumat /

22 Mei 2015

1. Menganjurkan orang

tua klien

memberikan makanan

secara adekuat untuk

meningkatkan

integritas kulit

2. Mengnjurkan orang tua

memandikan anak

setidaknya dua kali

sehari pagi dan sore

S : Ibu klien

mengatakan mengerti

dengan hal yang

dianjurkan

O : Kulit tampak kering,

kotor dan bersisik

A : Masalah teratasi

sebagian

P : Intervensi

(42)

PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU

PENGKAJIAN PASIEN

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : An. S

Jenis kelamin : perempuan

Umur : 4 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : belum sekolah

Alamat : Jl. Bajak II Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan

Amplas

II. KELUHAN UTAMA

Dalam pengkajian yang dilakukan ibu dari An.S mengatakan bahwa An.S lebih

suka jajan diluar daripada makan dirumah.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

An.A mengatakan bahwa cepat merasa lelah dan lemas. Dari pengkajian

terhadap An.S ditemukan bahwa An.S tampak kurus, rambut tipis berwarna

(43)

An.S : 2400 gr, lingkar lengan atas (LLA) : 12 cm berat badan sekarang : 10 kg,

tinggi badan 98 cm dan usia 4 tahun.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU a) Penyakit yang pernah dialami

Ibu dari An.S mengatakan bahwa An.S pernah mengalami demam dan batuk.

b) Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Ibu dari An.S mengatakan bahwa saat An.S mengalami demam ataupun batuk

tidak dibawa kepelayanan kesehatan hanya diberi obat yang dibeli dari

warung.

c) Alergi

Ibu dari An.S mengatakan bahwa An.S tidak mempunyai alergi terhadap

makanan.

d) Imunisasi

Ibu dari An.S mengatakan bahwa imunisasi An.S lengkap.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA a) Orang tua

Orang tua An.S tidak ada mengalami gangguan kesehatan yang serius.

b) Saudara kandung

Saudara kandung dari An.S tidak ada mengalami gangguan kesehatan yang

serius.

c) Penyakit keturunan yang ada

(44)

VI. PEMERIKSAA FISIK

a) Keadaan umum

Secara umum An.S tampak sadar, dapat diajak berkomunikasi dengan baik.

b) Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh : 36,70C

- Tekanan darah : -

- Nadi : 75 x / menit

- Pernafasan : 17 x / menit

- Tinggi badan : 98 cm

- Berat badan : 10 kg

c) Pemeriksaan head to toe

Kepala dan rambut

- Bentuk : simetris

- Ubun-ubun : tidak ada benjolan pada ubun-ubun

- Kulit kepala : kulit kepala tampak tidak bersih

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut merata,

tipis, dan pecah-pecah dan

kering.

(45)

- Warna rambut : rambut berwarna kemerah-

merahan seperti rambut

jagung.

Wajah

- Warna kulit : kulit berwarna sawo matang

- Stuktur wajah : wajah berbentuk kotak dan simetris

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : mata lengkap dan simetris

- Palpebra : palpebra tidak ada kelainan,

lembab

- Konjungtiva dan sklera : konjungtiva tampak anemis

dan sklera

tidak ikhterik

- Pupil : putih kekuningan

- Kornea dan iris : kornea bulat merata dan iris

simetris

- Visus : visus mata baik

- Tekanan bola mata : mata mampu menahan

tekanan ringan

Hidung

- Tulang hidung dan posisi septum nasi : tulang hidung tepat

ditengah dan

posisi septumnasi

(46)

- Lubang hidung : lubang hidung ada

dua, dan tampak

kotor

- Cuping hidung : tidak ada pernafasan

hidung

Telinga

- Bentuk telinga : telinga simetris

- Ukuran telinga : ukuran telinga

normal

- Lubang telinga : lubang telinga

tampak kotor

- Ketajaman pendengaran : pendengaran tajam

Mulut dan faring

- Keadaan bibir : bibir kering

- Keadaan gusi dan gigi : gusi tampak

kemerahan dan gigi

gigi tampak kotor

- Keadaan lidah : lidah tampak bersih

- Orofaring : orofaring berfungsi

dengan baik

Leher

- Posisi trakea : posisi trakea

(47)

- Tiroid : tidak ada

pembengkakan pada

kelenjar tiroid

- Suara : suara normal

- Kelenjar limfe : tidak ada

pembesaran pada

kelenjar limfe

- Vena jugularis : tidak ada distensi

vena jugularis

- Denyut nadi karotis : denyut nadi karotis

teraba

Pemeriksaan integumen

- Kebersihan : integumen tampak

tidak bersih

- Kehangatan : tubuh teraba hangat

- Warna : warna kulit sawo

matang

- Turgor : turgor kembali <2

detik

- Kelembapan : kulit kering

- Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan

(48)

VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI 1) Pola makan dan minum

- Frekuensi makan / hari : 3 kali

- Nafsu / selera makan : selera makan kurang

- Nyeri ulu hati : tidak nyeri di ulu hati

- Alergi : tidak ada alergi

- Mual dan muntah : tidak ada keluhan mual dan

muntah

- Waktu pemberian makan : tidak ditentukan

- Jumlah dan jenis makanan : satu porsi yang terdiri dari

nasi, dan

lauk

- Waktu pemberian cairan / minum: An.S minum hanya jika

mersa haus

- Kesulitan makan dan minum : tidak ada kesulitan makan

dan minum

2) Perawatan diri

- Kebersihan tubuh : tubuh tampak tidak bersih

- Kebersihan gigi dan mulut : gigi tampak dan mulut

tampak kotor

- Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan tangan

(49)

3) Pola kegiatan / aktivitas

- Uraian aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti

pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total .

An.S beraktivitas seperti bermain dengan anak seumurannya.

Untuk mandi, makan, eliminasi dan ganti pakaian dapat

dilakukan dengan mandiri.

- Uraian aktivitas ibadah klien.

Ibu dari An. S mengatakan An. S tidak ada melakukan ibadah

VIII. POLA ELIMINASI

1) BAB

- Pola BAB : satu kali sehari

- Kararkter feses : tidak pernah diperhatikan

- Riwayat perdarahan : tidak pernah ada riwayat

perdarahan

- Diare : An.A pernah mengalami diare

- Pengguanaan laksatif : tidak pernah menggunakan laksatif

2) BAK

- Pola BAK : tidak menentu

- Karakter urin : tidak tahu

- Nyeri / rasa terbakar / kesulitan BAK : tidak pernah

(50)

rasa terbakar

/kesulitan BAK

- Penggunaan diuretik : tidak pernah

menggunakan

(51)

MATERI PENYULUHAN

NUTRISI PADA ANAK PRA-SEKOLAH A.Pengertian Nutrisi

Nutrisi adalah zat gizi dan yang berhubungan dengan kesehatan dan

penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima

makanan atau bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan

bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan

sisanya (Tarwoto & Wartonah, 2003).

B.Sumber-Sumber Nutrisi yang Dibutuhkan Tubuh

1. Karbohidrat

Karbohidrat tersusun dari komponen utama dari elemen karbon,

hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat merupakan sumber energi terbesar

untuk tubuh, dengan rata-rata 4 kcal per gram (kcal /gr). Contoh dari jenis

karbohidrat adalah zat tepung pada kentang (Wardlaw & Kessel, 2002).

2. Lemak

Energi yang di hasilkan lemak per gramnya lebih besar dari energi

yang di hasilkan karbohidrat, yaitu 9 kcal /gram. Lemak tidak dapat larut

dalam air tetapi dapat larut pada pelarut organik seperti ether dan benzene.

Lemak juga merupakan sumber energi cadangan bagi tubuh (Wardlaw &

Kessel, 2002).

3. Protein

Protein merupakan bahan utama dalam tubuh. Sebagi contoh,

protein merupakan bagian terbesar dari tulang dan otot; juga komponen

terpenting dalam darah, membran sel, dan sistem imun. Selain itu, protein

(52)

juga di perlukan tubuh untuk mencukupi energi sehari-hari. Protein

terbentuk dari asam amino (Wardlaw & Kessel, 2002).

4. Vitamin

Fungsi utama vitamin adalah membantu terjadinya reaksi kimia

dalam tubuh.beberapa dari reaksi kimia yang di hasilkan oleh vitamin

dapat melepaskan energi yang terperangkap oleh karbohidrat, lemak, dan

protein. Akan tetapi bagaimana pun juga, vitamin tidak menyumbangkan

energi bagi tubuh (Wardlaw & Kessel, 2002).

Vitamin ada 13 yang di bagi menjadi 2 bagian ; 4 larut dalam

lemak (vitamin A, D,E, K) dan 9 larut dalam air (vitamin B dan C).

perlakuan untuk kedua jenis vitamin ini sangat berbeda. Sebagai contoh,

proses memasak memusnahkan lebih banyak vitamin yang larut dalam air

di bandingkan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam

air juga lebih mudah dikeluarkan dari dalam tubuh di bandingkan vitamin

yang larut dalam lemak. Jadi, vitamin yang larut dalam lemak, khususnya

vitamin A dan D kemungkinan besar di akumulasi paling banyak dalam

tubuh yang kemudian dapat menjadi racun dalam tubuh (Wardlaw &

Kessel, 2002).

5. Mineral

Mineral tidak menyumbangkan energi untuk tubuh, akan tetapi

mineral sangat berperan penting dalam fungsi sistem saraf, metabolisme

sel, keseimbangan air, dan sistem stuktural seperti sistem skeletal

(Wardlaw & Kessel, 2002).

(53)

Air adalah jenis yang keenam dari nutrien. Meskipun

kadang-kadang tidak di golongkan sebagai nutrien, air (disebut dengan H2O)

fungsinya banyak dan sangat penting bagi tubuh. Yang berperan sebagai

pelarut dan pelumas, dan media dalam tranportasi nutrient, regulasi

temperatur, dan proses kimia. Dengan alasan ini, dan karena tubuh

manusia terdiri dari kira-kira 60% air, kita membutuhkan 2 liter air yang

setara dengan 2000 gram air atau 8 gelas air setiap hari. Air tidak hanya di

dapat langsung dari air tetapi sebagian juga di dapat dari makanan, seperti

buah-buahan, dan sayur-sayuran (Wardlaw & Kessel, 2002).

C.Tanda dan Gejala Kurang Nutrisi

a) Badan terlihat kurus

b) Sering kali terkena penyakit

c) Perut akan terlihat cekung dan tulang iga akan gambang

d) Rambut yang tipis agak kemerahan layaknya warnayang ada pada

rambut jagung

e) Pandangan atau penglihatan mata terlihat sayu

D.Akibat kurang nutrisi

1. Penurunan IQ

2. Menurunnya daya tahan tubuh

3. Meningkatnya gagal tumbuh

4. Resiko penyakit tidak menular saat dewasa

E.Cara pencegahan kurang nutrisi

1. Memberi asupan yang bervariasi dan seimbang

(54)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) NUTRISI PADA ANAK PRA-SEKOLAH

Pokok Bahasan : Pemenuhan kebutuhan nutrisi

Sub Pokok Bahasan : Kebutuhan nutrisi pada anak pra-sekolah

Hari / Tanggal : Kamis / 21 Mei 2015

Waktu : 11.00 WIB

Tempat : Rumah An.S

Sasaran : Keluarga An. S

Penyuluh : Sri Sariyantie Pardosi

A.Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang nutrisi pada anak pra-sekolah orang tua

An.S dapat mengetahui nutrisi yang perlu diberikan kepada anaknya.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit orang tua An.S dapat :

1) Menyebutkan pengertian nutrisi

2) Menyebutkan sumber-sumber nutrisi yang dibutuhkan tubuh

3) Menyebutkan tanda dan gejala kurang nutrisi

4) Menyebutkan apa akibat kurang nutrisi

5) Menyebutkan cara pencegahan kurang nurtisi

(55)

No. Waktu Kegiatan

Penyuluh Peserta

1.

5 menit

Pembukaan :

Membuka kegiatan dengan mengucapkan

salam

Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan penyuluhan

Menyebutkan materi yang akan diberikan

Menjawab salam

Menjelaskan sumber-sumber nutrisi yang

dibutuhkan tubuh

Menjelaskan tanda dan gejala kurang

nutrisi

Menjelaskan akibat kurang nutrisi

Menjelaskan cara pencegahan kurang

nutrisi

Memberikan kesempatan kepada

peserta untuk bertanya tentang

materi yang disampaikan

Mendengarkan

(56)

evaluasi

Menyimpulkan hasil kegiatan penyuluhan

Menutup penyuluhan dan mengucapkan

salam

pertanyaan

Mendengarkan

Menjawab salam

C.Strategi Penyuluhan

1. Demonstrasi

2. Diskusi

3. Tanya jawab

D.Media Penyuluhan

Leaflet nutrisi pada anak pra-sekolah

E.Evaluasi

1. Evaluasi proses

a. Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan

b. Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

2. Evaluasi hasil

(57)
(58)

Gambar

Tabel  analisa data tanda dan gejala klinis defisiensi nutrisi

Referensi

Dokumen terkait

Kesepakatan ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan Produk Dalam Negeri termasuk yang dihasilkan oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Koperasi oleh BUMN dan anak

Most species in this group have leaves that are spreading to recurved. In some only the leaf apex is turned outwards but in most cases almost half the leaf is recurved. Eight

IL-10 were produced by group housed subjects. The data demonstrate that social housing condition affects immune responses. While not unidirectional, these effects generally

Menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur Perseroan sejak September 2007 dan ditunjuk kembali untuk jabatan yang sama dengan masa jabatan hingga tahun 2016 oleh RUPST tahun 2013

consisting of three adjoining traditional cages 90 = 45 = 90 cm. All cages were supplied with nest boxes. At 5 months of age, the siblings were removed leaving the females

Beliau juga memegang berbagai posisi senior di Grup Jaya Konstruksi dan Grup Jaya, menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur Jaya Konstruksi, tahun 2007 hingga tahun 2011, menjabat

) Corresponding author.. cant differences at any time point between the standard dose and the placebo groups in the sign vocalization. The low-dose clomipramine group produced

Luhmann (2009) carried out an investigation on the theoretical precision of the measurement of position and orientation of an object in 3D space with respect to a reference