Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di
Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
Sri Sariyantie Pardosi
122500003
Program Studi D III Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Sri Sariyantie Pardosi
NIM : 122500003
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul“Asuhan
Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi
Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan
Amplas” adalah benar hasil karya saya sendiri, kecuali dalam pengutipan substansi disebutkan sumber nyadan belum pernah dianjurkan kepada institusi
mana pun serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan
kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan
atau paksaan dari pihak mana pun serta bersedi amendapat sanksi akademik jika
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas berkat
dan cinta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmia
(KTI) yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada An.S dengan Prioritas Masalah
kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Kelurahan Harjosari II
Kecamatan Medan Amplas.”
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada orangtua dan keluarga teristimewa my super mom mama Delika
Pasaribu yang selalu mendukung dan memberikan yang terbaik. Penulis juga
mengucapakan terimakasih kepada Ibu Siti Zahara Nasution S.Kep. MNS selaku
dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan berharga
kepada penulis dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini hingga ujian akhir dan
kepada Ibu R. Devi Tumanggor S.Kep. Ns. MNurs. MntHlth. selaku dosen
pembimbing saya yang telah memberikan saran dan kritik yang sangat berharga.
Disamping itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua staf
pengajar dan pegawai di Progaram Studi Ilmu Keperawatan D-III, serta rekan
mahasiswa yang tak dapat disebutkan satu persatu disini yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini
bermanfaat.
Medan, Juni 2015
LEMBAR PENGESAHAN ... . ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR LAMPIRAN ... iii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan... 3
Manfaat... 4
BAB II PENGELOLAAN KASUS A.Konsep Dasar Asuahn Keperawtan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh 1. Pengkajian ... 6
2. Analisa Data ... 9
3. Rumusan Masalah ... 10
4. Perencanaan ... 12
B.Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian ... 16
DAFTAR PUSTAKA ... 32
2. Pengkajian Pasien ... 36
3. Materi Penyuluhan ... 45
4. Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ... 48
A. Latar Belakang
Nutrisi adalah zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan
bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan
sisanya (Tarwoto & Wartonah, 2003).
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan
rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan
tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran
mukosa, konjungtiva, dan lain-lain (Hidayat, 2006).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan pemasukan makanan dan
metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.status nutrisi
seseoraang muncul dari gabungan beberapa faktor yakni faktor lingkungan,
genetik, dan juga perilaku individu.perilaku merupakan faktor terbesar kedua
yang mempengaruhi status nutrisi seseorang. Untuk mengatasi nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh diperlukan perubahan sosial berupa gaya hidup, aktivitas fisik,
perilaku makan, dan disertai dengan penyiapan lingkungan yang kondusif
(Notoadmojo, 2003).
Pada 2010-2012, FAO (Food Agricultural Organization) memperkirakan
penduduk dunia menderita kurang gizi. Sebagian besar (852 juta)di antaranya
tinggal di negara-negara berkembang (Kompas, 19 Januari 2015).
Anak-anak merupakan penderita gizi buruk terbesar diseluruh dunia.
Dilihat dari segi wilayah, lebih dari 70% kasus gizi buruk pada anak didominasi
kawasan Asia, sedangkan 26 persen di Afrika, dan 4 persen di Amerika Latin
serta Karibia (Kompas, 19 Januari 2015).
Menurut Laporan Nutrisi Global 2014, Indonesia salah satu dari 17 negara
dengan masalah serius terkait jumlah anak pendek, kurus akibat gizi buruk,
sekaligus kelebihan berat badan pada balita (Kompas, 19 Januari2015).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, 2010, 2013 menunjukkkan
bahwa Indonesia masih memiliki msalah kekurangan gizi. Kecenderungan
prevalensi kurus (wasting) anak balita dari 13,6% menjadi 13,3% dan menurun
12,1%. Sedangkan kecenderungan prevalensi anak balita pendek (stunting)
sebesar 38,6 %, 35,6%, 37,2%. Prevalensi gizi kurang (underweight) berturu-turut
18,4%, 17,9%,dan 19,6%. Prevalensi kurus anak sekolah remaja berdasarkan
Riskesdas 2010 sebesar 28,5% (lampiran Permenkes Indonesia Nomor 41 tahun
2014 tentang pedoman gizi seimbang).
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2008) prevalensi
kasus gizi buruk di Sumut tahun 2007, sebesar 4,4% dan gizi kurang 18,8%.
Berdasrkan data tersebut, kasus di Sumut masih dibawah angka nasional yang
menetapkan maksimal kasus gizi buruk 5% dan untuk gizi kurang 20%.
Fenomena gizi buruk bagai gunung es dimana banyak kasus gizi buruk yang tidak
partisipasi ibu dan keluarganya untuk memanfaatkan posyandu dan puskesmas
yang berada dilingkungannya.
Kota Medan merupakan salah satu kota di Sumut yang mengalami
masalah peningkatan kasus gizi buruk. Pada tahun 2007, di Kota Medan terdapat
8 kasus gizi buruk pada balita sedangkan tahun 2008 ditemukan 460 (0,34%)
kasus balita gizi buruk. Pada tahun 2008 ditemukan sebanyak 460 kasus gizi
buruk karena dilaksanakan kegiatan secara aktif untuk menjaring balita gizi buruk
melalui opersi timbang wajib yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas dan
puskesmas pembantu sehingga balita yang selama ini tidak pernah datang
keposyandu dapat terjaring pada saat opersi ini (Dinkes Kota Medan, 2009).
Kasus gizi buruk terbanyak di Kota Medan berada di Puskesmas Amplas
Kecamatan Medan Amplas yaitu sebanyak 43 kasus (0,61%). Jumlah balita yang
berada diwilayah kerja Puskesmas Amplas sebanyak 13.811 sedangkan balita
yang ditimbang hanya 7.021 balita (Dinkes Kota Medan, 2009).
B.Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mendapatkan
gambaran serta memberikan asuhan keperawatan dengan prioritas masalah
kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian pada klien dengan prioritas masalah nutrisi
2) Menentukan diagnosa keperawatan yang terkait dengan prioritas
masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3) Menentukan dan melakukan perencanaan keperawatan pada klien
dengan prioritas masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
4) Menentukan dan melakukan implementasi keperawatan pada klien
dengan prioritas masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
5) Menentukan dan melakukan evaluasi keperawatan pada klien
dengan prioritas masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
C.Manfaat
1. Untuk institusi pendidikan
Sebagai bukti kasus dalam praktek keperawatan di Kelurahan Haarjosari II
Kecamatan Medan Amplas yang bisa dijadikan masukan dan intervensi
kasus tentang masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Untuk pelayanan Keperawatan
Memberikan informasi tambahan bagi pelayanan keperawatan mengenai
pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah
kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3. Untuk peserta didik
Memberikan pengalaman khusus kepada peserta didik dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar
C. Konsep Dasar Asuahan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Nutrsi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan dari lingkungan hidupnnya dan menggunakan
bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan
sisanya (tarwoto & Wartonah, 2003).
Malnutrisi merupakan masalahyang beruhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan
rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan
tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran
mukosa, konjungtiva, dan lain-lain (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006).
Kekurangan nutrisi dapat mempengaruhi pertumbuhan seorang anak. Berat
badan. Seorang anak yang mengalami kurang nutrisi akan terlihat jelas pada berat
badannya. Salah satu untuk mengetahui pertumbuhan balita terutama pada ukuran
berat badan dapat menggunakan ukuran atau standar yang
telah ditetapkan oleh WHO, sebagai berikut:
Usia bayi (tahun) Tinggi badan (cm) Berat badan (kg)
Baru lahir 50 3
2 85 12
3 95 14
4 102 16
5 110 18
6 116 20
1. Pengkajian
Status gizi seseorang dapat dikaji dengan menggunakan pedomanA-B-C-D.
A : pengukuran antropometrik (antropometric measurements)
B : data biomedis (biomedical data)
C : tanda-tanda klinis status nutrisi ( clinical signs)
D : diet (dietary)
Komponen-komponen pengkajian status nutrisi meliputi
a. Pengukuran antropometrik
Metode pengukuran ini meliputi pengkajian ukuran dan proporsi ukuran
dan proporsi tubuh manusia. Pengukuran atripometri terdiri atas :
1) Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada dewasa dan balita dilakukan dalam
posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan pada
possisi berbaring.
2) Berat badan
Alat ukur yang lazim yang digunakan untuk mengukur berat badan
menggunakan system digitalik elektric. Hal-hal yang harus diperhatikan
saat mengukur berat badan adalah :
a. Alat serta alat skala ukur yaqng digunakan harus sama setiap kali
menimbang.
b. Klien ditimbang tanpa alas kaki
c. Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali
menimbang
d. Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah
makan.
Dalam menilai berat badan pasien, perlu mempertimbangkan berat
badan bentuk rangka ,proporsi lemak, otot, dan tulang, serta bentuk
dada pasien. Disamping itu, kita juga perlu menhkaji kondisi patologis
yang berpengaruh terhadap berat badan, seperti edema, gagal jantung
atau kardiomegali.
3) Tebal lipatan kulit
Pengukuran tebal lipatan kulit bertujuan untuk menentukan presentase
lemak pada tubuh. Pengukuran ini mencerminkan massa otot jumlah
lemak dijaringan subkutan, dan status kalori. Selain itu, pengukuran ini
juga digunakan untuk menhkaji kemungkinan malnutrisi. Area yang
sering digunakan untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep,
skapula, dan suprailiaka. Hal-hal yang perlu diperhatiakan saat
pengukuran antara lain :
a. Anjurkan klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada
b. Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
c. Dalam pengukuran TSF, utamakan tangan klien yang tidak dominan
d. Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara
akropmion dan olekranon.
e. Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk rileks.
f. Alat yang digunakan adalah kaliper.
4) Lingkar tubuh
Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini adalah
kepala, dada, dan otot pada bagian tengah lengan atas. Lingkar kepala
dan dada digunakan dalam pengkajian pertumbuhan dan perkembangan
otak bayi. Sedangkan lingkar lengan atas (LLA) digunakan untuk
menilai status nutrisi. Satuan ukuran untuk LLA adalah sentimeter.
Pengukuran dilakukan pada titik tengah lengan yang tidak dominan.
Berdasarkan standar Walanski,perkembangan ukuran lingkar lengan
atas bayi dan balita berdasarkan umur terbilang normal pada ukuran
berikut:
6- 8 bulan 14.75 cm
9-11 bulan 15.10 cm
1 tahun 16.00 cm
2 tahun 16.25 cm
3 tahun 16.50 cm
4 tahun 16.75 cm
Lingkar pergelangan tangan merupakan area pengkajian yang
digunakan untuk menilai bentuk atau kerangka tubuh manusia. Untuk
mengukurnya, meteran diletakkan disekeliling nagian distal
pergelanganm tangan dekat prosesus stiloideus. Bila hasil pengukuran
lebih dari 10,4 cm, kerangka atau bentuk tubuh dianggap besar. Jika
hasilnaya 9,6-10,4 kerangka atau bentuk tubuh dianggap sedang, dan
jika kurang dari 9,6 dianggap kecil (Potter & Perri, 1992).
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada klien merupakan penilaian
kondisi fisik yang berhubungan dengan masalah nuitrisi. Prinsip
pemeriksaan ini adalah head to toe yaitu dari kepala sampai ke kaki.
Selanjutnay dilakukan pengamatan terhadap tanda-tanda atau gejala
klinis defisiensi nutrisi.
c. Riwayat diet
Pengkajian asupan makanan dan pola makan meliputi pengkajian
dan informasi mengenai makanan yang biasa dikonsumsi, persiapan
makanan, dan kebiasaan makan. Pola makan dan kebiasaan makan
dipengaruhi oleh budaya, latar belakang etnis, status sosial ekonomi, dan
aspek psikologi.
2. Analisa data
Tabel analisa data tanda dan gejala klinis defisiensi nutrisi
Bagian tubuh Tanda klinis Kemungkinan kekurangan
Rambut Kusut, kekuningan,
kekurangan pigmen
Kulit Adanya radang pada kulit atau
dermatitis.
Pada bayi terjadi dermatosis
Adanya petechial hemoragik
Niasin, riboflavin
Asam asetat
Pirodoksin
Mata Fotofobia atau penglihatan
ganda
Gigi Karies gigi Fluoride
Sistem
Tulang Riketsia Vitamin D
Sistem
gastrointestinal
Anoreksia atau nafsu makan
menurun
Pirodoksin dan zat besi
Sistem saraf Kelainan mental
Kelainan saraf perifer
cyanocobalamin
3. Rumusan masalah Penetapan diagnosis
Menurut North America Diagnosis Association (NANDA), diagnosis
keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi :
Defenisi : Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
tubuh metabolik.
Faktor yang berhubungan
Ketidakmampuan untuk menelan atau mencerna makanan atau menyerap
makanan karena faktoe biologis, psikologis, atau ekonomi, termasuk contoh
non-NANDA berikut ini :
Ketergantungan zat kimia
Penyakit kronis
Kesuliatan mengunyah atau menelan
Faktor ekonomi
Intoleransi makanan
Kebutuhan metabolik tinggi
Refleks mengisap pada bayi tidak adekuat
Kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi
Akses terhadap makanan terbatas
Hilang nafsu makan
Mual dan muntah
Pengabaian oleh oran tua
Gangguan psikologis
2) Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
Defenisi : asupan nutisi yang melebihi kebutuhan metabolik.
Faktor yang berhubungan
Asupan yang berhubungan terhadap kebutuhan metabolik.
Ketergantungan pada bahan kimia
Penurunan kebutuhan metabolik (misalnya, sekunder akibat tirah baring)
Norma adat dan budaya
Peningkatan selera makan
Kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi
Obat-obatan yang merangsang selera makan
Penggunaan makanan sebagai penghargaan diri atau tindakan kenyamanan
Penggunaan makanan padat sebagai sumber makanan utama sebelum usia
lima bulan
Pemiliham makanan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari
Penggantian pemanis untuk adiksi
3) Resiko ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
Defenisi : Beresiko untuk mengalami asupan nutrisi yang melebihi kebuthan
metabolik.
Faktor yang berhubungan
Ketergantungan zat kimia
Penurunan kebutuhan metabolik
Norma adat dan budaya
Kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi
4. Perencanaan Diagnosa 1
Memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan, yang dibuktikan oleh
indikator : tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adekuat, adekuat, sangat
adekuat.
Menjelaskan komponen zat bergizi adekuat
Mengungkap tekad untuk memenuhi diet
Menoleransi diet yang dianjurkan
Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal
Melaporkan tingkat energi yang kuat
Intervensi
Manajemen gangguan makanan : mencegah dan menangani pembatasan diet
yang sangat ketat dan aktivitas berlebihan atau memasukkan makanan dan
minuman dalam jumlah banyak kemudian berusaha mengeluarkan semuanya.
Manejemen elektrolit : meningkatkan keseimbangan elektrolit dan pencegahan
dan komplikasi akibat dari kadar elektrolit serum yang tidak normal atau diluar
harapan.
Menejemen nutrisi : membantu atau menyediakan asupan makanan cairan diet
seimbang.
Terapi nutrisi : pemberian makanan dan cairan untuk mendukung proses
metabolik pasien yang malnutrisi atau beresiko tinggi terhadap malnutrisi.
Pemantauan nutrisi : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk
mencegah dan meminimalkan kurang gizi.
Bantuan menaikkan berat badan ; memfasilitasi pencapain kenaikan berat
Diagnosa 2
Tujuan/ kriteria hasil
Memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan, yang dibuktikan oleh
indikator : tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adekuat, adekuat, sangat
adekuat.
Menyadari masalah berat badan
Mengungkapkan secara verbal keinginan untuk menurunkan berat badan
Berpartisipasi dalam program penurunan berat badan yang terstruktur
Berpartisipasi dalam program latihan yang tertur
Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu tertentu
Mengalami asupan kalori, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, zat besi, dan
kalsium yang adekuat, tetapi tidak berlebihan.
Intervensi
Modivikasi perilaku : memfasilitasi perubahan perilaku
Menejemen gangguan makan : mencegah dan menangani pembatasan diet yang
sangat ketat dan aktivitas berlebihan atau memasukkan makanan dan minuman
dalam jumlah banyak kemudian berusaha mengeluarkan semuanya.
Menejemen nutrisi : membantu atau menyediakan asupan makanan cairan diet
seimbang.
Konseling nutrisi : memberi bantuan dalam proses interaktif yang berfokus
pada kebutuhan untuk modifikasi diet
Pemantauan nutrisi : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk
Bantuan menurunkan berat badan : memfasilitasi penurunan berat badan dan
lemak tubuh
Diagnosa 3
Tujuan/ kriteria hasil
Memperlihatkan status gizi : asupan makanan dan cairan, yang dibuktikan oleh
indikator : tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adekuat, adekuat, sangat
adekuat
Mengetahui adanya faktor resiko
Turut serta dalam program latihan fisik yang teratur
Mempertahankan berat badan ideal
Mengkonsumsi diet yang seimbang
Intervensi
Menejemen nutrisi : membantu atau menyediakan asupan makanan cairan diet
seimbang.
Pemantauan nutrisi : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk
mencegah dan meminimalkan kurang gizi.
Menejemen berat badan : memfasilitasi pemeliharaan berat badan yang optimal
D. Asuhan Keperawata Kasus 1. Pengkajian
1) Identitas pasien
Nama : An. S
Jenis kelamin : perempuan
Umur : 4 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : belum sekolah
2) Keluhan utama
Dalam pengkajian yang dilakukan ibu dari An.S mengatakan bahwa An.S
lebih suka jajan diluar daripada makan dirumah.
3) Riwayat kesehatan sekarang
An.A mengatakan bahwa cepat merasa lelah dan lemas. Dari pengkajian
terhadap An.S ditemukan bahwa An.S tampak kurus, rambut tipis
berwarna rambut kemerah-merahan seperti rambut jagung, konjungtiva
anemis. Berat lahir An.S : 2400 gr, lingkar lengan atas (LLA) : 12 cm
berat badan sekarang : 10 kg, tinggi badan 98 cm dan usia 4 tahun.
4) Riwayat kesehatan masa lalu
a) Penyakit yang pernah dialami
Ibu dari An.S mengatakan bahwa An.S pernah mengalami demam dan
b) Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Ibu dari An.S mengatakan bahwa saat An.S mengalami demam
ataupun batuk tidak dibawa kepelayanan kesehatan hanya diberi obat
yang dibeli dari warung.
c) Alergi
Ibu dari An.S mengatakan bahwa An.S tidak mempunyai alergi
terhadap makanan.
d) Imunisasi
Ibu dari An.S mengatakan bahwa imunisasi An.S lengkap.
5) Riwayat kesehatan keluarga
a) Orang tua
Orang tua An.S tidak ada mengalami gangguan kesehatan yang serius.
b) Saudara kandung
Saudara kandung dari An.S tidak ada mengalami gangguan kesehatan
yang serius.
c) Penyakit keturunan yang ada
Keluarga dari An.S tidak ada mengalami penyakit keturunan.
6) Pemeriksaa fisik
a) Keadaan umum
Secara umum An.S tampak sadar, dapat diajak berkomunikasi dengan
baik.
b) Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 36,70C
Nadi : 75 x / menit
Pernafasan : 17 x / menit
Tinggi badan : 98 cm
Berat badan : 10 kg
c) Pemeriksaan head to toe
Kepala
Bentuk kepala An.S simetris, tidak ada benjolan pada ubun-ubun.
Rambut
Penyebaran rambut dari An.S merata, tipis, pecah-pecah dan tampak
kering. Warna rambut tampak berwarna kemerah-merahan seperti
rambut jagung.
Wajah
Warna kulit dari An.S sawo matang, srtuktur wajah berbentuk kotak
dan simetris.
Mata
Mata dari An.S lengkap dan simetris, tidak ada kelainan pada
palpebra, konjungtiva tampak anemis, pupil tampak putih kekuningan,
kornea bulat merata dan iris simetris, visus mata baik, mata mampu
menahan tekanan ringan.
Hidung
Posisi tulang hidung tepat ditengah septum nasi simetris, lubang
Telinga
Bentuk telinga simetris, ukuran telinag normal, lubang telinga tampak
kotor, pendengaran tajam.
Mulut dan faring
Bibir tampak kering, gusi tampak kemerahan dan gigi tampak kotor,
lidah tampak berwarna kemerahan, orofaring berfungsi dengan baik.
Leher
Posisi trakea tepat ditengah, tidak ada pembengkakan pada tiroid,
sura normal, tidak ada pembengkakan pada kelenjar limfe, tidak ada
distensi vena jugularis, denyut nadi karotis teraba.
Pemeriksaan integumen
Integumen tanpak tidak bersih, tubuh teraba hangat, warna kulit sawo
matang, turgor kembali dibawah dua detik, kulit tampak kering, dan
tidak ada kelainan pada kulit.
7) Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola makan dan minum
Ibu dari An.S mengatakan bahwa anaknya diberi makan tiga kali
sehari, selera makan kurang, lebih suka jajan diluar, An.S tidak ada
mengalami alergi, tidak ada keluhan mual muntah, waktu pemberian
makan tidak ditentukan. Jumlah dan jenis makanan hanya terdiri dari
sedikit nasi dan sedikit lauk, AN.S minum hanya jika merasa haus
b. Perawatan diri
Tubuh tampak tidak bersih, gigi tampak kotor, kuku kaki dan kuku
tangan tidak bersih.
c. Pola kegiatan / aktivitas
Uraian aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian
dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total .
An.S beraktivitas seperti bermain dengan anak seumurannya. Untuk
mandi, makan, eliminasi dan ganti pakaian dapat dilakukan dengan
mandiri.
Uraian aktivitas ibadah klien.
Ibu dari An. S mengatakan An. S tidak ada melakukan ibadah
8) Pola eliminasi
a. BAB
An.S BAB satu kali sehari, karakter feses tidak pernah diperhatikan,
ibu dari An.Smengatakan tidak ada riwayat perdarahan, pernah
mengalami diare, dan tidak pernah menggunakan laksatif.
b. BAK
Pola BAK tidak menentu, karakter uri tidak diketahui, tidak pernah
mengalami nyerim / rasa terbakar / kesulitan BAK, tidak pernah
menggunakan diuretik.
2. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah keperawatan
1. DS :
Ibu klien mengatakan
An.S lebih suka jajan
daripada makan
dirumah
Ibu klien mengatakan
hanay menyajikan
asupan makanan sesuai
kebutuhan tubuh
rambut tipis berwarna
kemerah-merahan
seperti rambut jagung,
3. DS :
Ibu dari An.S
mengatakan bahwa
kulit klien kering
DO :
kulit tampak kering,
kotor dan bersisik
Faktor kemiskinan
Akses terhadap
makanan terbatas
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Gangguan integritas
kulit
Gangguan integritas
3. Rumusan Masalah
Masalah keperawatan
1) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
2) Resiko gangguan pertumbuhan.
3) Gangguan integritas kulit
Diagnosa keperawatan
1) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan memenuhi asupan makanan sesuai kebutuhan
tubuh ditandai dengan An.S tampak kurus, rambut tipis berwarna rambut
kemerah-merahan seperti rambut jagung, konjungtiva anemis, lingkar
lengan atas (LLA) : 12 cm berat badan sekarang : 10 kg, tinggi badan 98 cm
dengan usia 4 tahun.
2) Resiko gangguan perkembangan behubungan dengan masukan nutrisi yang
tidak adekuat ditandai dengan rambut tipis berwarna kemerah-merahan,
konjungtiva anemis, berat badan lahir : 2400 gr, lingkar lengan atas : 12 cm,
berat badan sekarang : 10 kg, tinggi badan : 98 cm dengan usia 4 tahun.
3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kekurangan nutrisi dan
4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional
Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Kriteria hasil :
Klien mendapat asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan
Klien mendapat asupan nutrisi yang adekuat
Berat badan klien meningkat, rambut tidak tipis dan tidak
berwarna kemerah-merahan, dan konjungtiva tidak anemis
Rencana tindakan Rasional
1. Gali pengetahuan orangtua
tantang asupan niutrisi pada
anak
2. Kaji jumlah dan jenis makanan
yang dikonsumsi klien
1.Dengan menggalii
pengetahuan orangtua
tentang asupan nutrisi
pada anak makadapat
diketahui sejauh mana
pengetahuan orang tua
3. Jelaskan kepada keluarga klien
tentang cara mengatasi kurang
nutrisi pada anak
4. Anjurkan orang tua anak untuk
memberikan makanan yang
cukup dan bergizi
5. Jelaskan kepada keluarga
tentang cara pengolahan
makanan yang baik dan benar.
jumlah makanan dan
jenis makanan yang
dikonsumsi klien
3. Dengan menjelaskan
kepada keluarga klien
cara mengatasi kurang
nutrisi diharapkan klien
nutrisisnya dapat
5. Pengolahan makanan
yang tepat dapat
meningkatkan dan
mempertahankan zat
Hari/
Tanggal
No. Perencanaan keperawatan
2.
Tujuan :
Perkembangan klien tidak terganggu
Kriteria hasil :
1. Klien mencapai kategori perkembangan
normal.
Rencana tindakan Rasional
1. Ukur berat badan dan tinggi badan
klien
2. Anjuran kepada orangtua anak
tentang nutrisi dan praktik
pemberian makan sesuai dengan
pertumbuhan perkembangan anak
apakah tinggi dan
berat badan klien
Hari/
Tanggal N0
Dx
Perencanaan keperawatan
3.
Tujuan :
Tidak terjadi kerusakan integritas kulit
Kriteria hasil :
1. Tekstur kulit klien normal
2. Kulit klien tidak lagi kering dan bersisik
Rencana tindakan Rasional
1. Anjurkan oarang tua klien
memberikan makanan secara
adekuat untuk meningkatkan
integritas kulit
2. Anjurkan orang tua memandikan
anak setidaknya dua kali sehari
pagi dan dan sore
1.Makanan yang adekuat
dapat meningkatkan
integritas kulit
2.Kulit yang bersih
dapat mencegah
kerusakan ntegritas
5. Implementasi dan Evaluasi Hari/
Tanggal No
Dx Implentasi keperawatan Evaluasi (SOAP)
Selasa /
2.Mengkaji jumlah dan jenis makanan
yang dikonsumsi klien
3.Menjelaskan kepada keluarga klien
tentang cara mengatasi kurang nutrisi
pada anak
4.Menganjurkan orang tua anak untuk
memberikan makanan yang cukup dan
bergizi
5. Menjelaskan kepada keluarga
tentang cara pengolahan makanan
yang baik dan benar.
mengatasi nutrisi
kurang pada anak,
bagaimana cara
pengolahan
makanan yang baik
dan benar
A : Masalah teratasi
sebagian
Dx Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP)
Rabu/
2. Mengannjurkan kepada orangtua
klien tentang nutrisi dan praktik
pemberian makan sesuai dengan
pertumbuhan perkembangan anak
dan usia anak agar mendapatkan
pertumbuhan dan perkembangan
yang proporsional
S:Ibu klien mengatakan
O: Klien tampak kurus,
Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi
Jumat/
22
Mei
2015 3.
1. Menganjurkan oarang tua klien
memberikan makanan secara adekuat
untuk meningkatkan integritas kulit
2. Mengnjurkan orang tua memandikan
Kesimpulan
Berdasarkan pengambilan kasus pada 18 Mei – 22 mei 2015 di Kelurahan
Harjosari II Kecamatan Medan Amplas, didapatkan yang menjadi prioritas
masalah keperawatan adalah gangguan kebutuhan dasar nutrisi kurang dari
kebutuhan, didukung dengan data An.S berusia 4 tahun, memiliki berat badan 10
kg, tinggi badan 98 cm, tubu8h tampak kurus, konjungtiva anemis, rambut tampak
kemerah-merahan (seperti rambut jagung).
Saran
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat mengoptimalkan peran
perawat dalam memberikan intervensi yang tepat melalui penyuluhan tentang
kebutuhan nutrisi pada anak sehingga dapat mencegah terjadinya masalah nutrisi
Hidayat, A.A. (2006). Pengantar kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Wilkinson, J, M & Ahern, N, R. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih
Bahasa; Esty, editor bahasa; Dwi. Jakarta: EGC.
Potter, P & Perry, A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarata : EGC.
Tarwoto & Wartonah. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. (edisi pertama). Jakarta: Salemba Medika.
Purnomo, K. (19 Februari, 2015). Gizi Buruk Ancam Pembangunan. Kompas.
CATATAN PERKEMBANGAN
No.dx Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
1. Selasa /
19 mei 2015
1.Menggali pengetahuan
orangtua tantang
asupan niutrisi pada
anak
2.Mengkaji jumlah dan
jenis makanan
yang dikonsumsi klien
3.Menjelaskan kepada
keluarga klien tentang
cara mengatasi kurang
nutrisi pada anak
5. Menjelaskan kepada
keluarga tentang cara
pengolahan makanan
yang baik dan benar.
S : Ibu An.S mengatakan
yang baik dan benar.
pengolahan
makanan yang baik
dan benar
A : Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Rabu /
20 Mei 2015
1. Mengukur berat badan
dan tinggi badan klien
2. Mengannjurkan
kepada orangtua klien
tentang nutrisi dan
perkembangan anak
Ibu klien mengatakan
akan mencoba
3. Jumat /
22 Mei 2015
1. Menganjurkan orang
tua klien
memberikan makanan
secara adekuat untuk
meningkatkan
integritas kulit
2. Mengnjurkan orang tua
memandikan anak
setidaknya dua kali
sehari pagi dan sore
S : Ibu klien
mengatakan mengerti
dengan hal yang
dianjurkan
O : Kulit tampak kering,
kotor dan bersisik
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi
PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU
PENGKAJIAN PASIEN
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. S
Jenis kelamin : perempuan
Umur : 4 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : belum sekolah
Alamat : Jl. Bajak II Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan
Amplas
II. KELUHAN UTAMA
Dalam pengkajian yang dilakukan ibu dari An.S mengatakan bahwa An.S lebih
suka jajan diluar daripada makan dirumah.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
An.A mengatakan bahwa cepat merasa lelah dan lemas. Dari pengkajian
terhadap An.S ditemukan bahwa An.S tampak kurus, rambut tipis berwarna
An.S : 2400 gr, lingkar lengan atas (LLA) : 12 cm berat badan sekarang : 10 kg,
tinggi badan 98 cm dan usia 4 tahun.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU a) Penyakit yang pernah dialami
Ibu dari An.S mengatakan bahwa An.S pernah mengalami demam dan batuk.
b) Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Ibu dari An.S mengatakan bahwa saat An.S mengalami demam ataupun batuk
tidak dibawa kepelayanan kesehatan hanya diberi obat yang dibeli dari
warung.
c) Alergi
Ibu dari An.S mengatakan bahwa An.S tidak mempunyai alergi terhadap
makanan.
d) Imunisasi
Ibu dari An.S mengatakan bahwa imunisasi An.S lengkap.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA a) Orang tua
Orang tua An.S tidak ada mengalami gangguan kesehatan yang serius.
b) Saudara kandung
Saudara kandung dari An.S tidak ada mengalami gangguan kesehatan yang
serius.
c) Penyakit keturunan yang ada
VI. PEMERIKSAA FISIK
a) Keadaan umum
Secara umum An.S tampak sadar, dapat diajak berkomunikasi dengan baik.
b) Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 36,70C
- Tekanan darah : -
- Nadi : 75 x / menit
- Pernafasan : 17 x / menit
- Tinggi badan : 98 cm
- Berat badan : 10 kg
c) Pemeriksaan head to toe
Kepala dan rambut
- Bentuk : simetris
- Ubun-ubun : tidak ada benjolan pada ubun-ubun
- Kulit kepala : kulit kepala tampak tidak bersih
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut merata,
tipis, dan pecah-pecah dan
kering.
- Warna rambut : rambut berwarna kemerah-
merahan seperti rambut
jagung.
Wajah
- Warna kulit : kulit berwarna sawo matang
- Stuktur wajah : wajah berbentuk kotak dan simetris
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : mata lengkap dan simetris
- Palpebra : palpebra tidak ada kelainan,
lembab
- Konjungtiva dan sklera : konjungtiva tampak anemis
dan sklera
tidak ikhterik
- Pupil : putih kekuningan
- Kornea dan iris : kornea bulat merata dan iris
simetris
- Visus : visus mata baik
- Tekanan bola mata : mata mampu menahan
tekanan ringan
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : tulang hidung tepat
ditengah dan
posisi septumnasi
- Lubang hidung : lubang hidung ada
dua, dan tampak
kotor
- Cuping hidung : tidak ada pernafasan
hidung
Telinga
- Bentuk telinga : telinga simetris
- Ukuran telinga : ukuran telinga
normal
- Lubang telinga : lubang telinga
tampak kotor
- Ketajaman pendengaran : pendengaran tajam
Mulut dan faring
- Keadaan bibir : bibir kering
- Keadaan gusi dan gigi : gusi tampak
kemerahan dan gigi
gigi tampak kotor
- Keadaan lidah : lidah tampak bersih
- Orofaring : orofaring berfungsi
dengan baik
Leher
- Posisi trakea : posisi trakea
- Tiroid : tidak ada
pembengkakan pada
kelenjar tiroid
- Suara : suara normal
- Kelenjar limfe : tidak ada
pembesaran pada
kelenjar limfe
- Vena jugularis : tidak ada distensi
vena jugularis
- Denyut nadi karotis : denyut nadi karotis
teraba
Pemeriksaan integumen
- Kebersihan : integumen tampak
tidak bersih
- Kehangatan : tubuh teraba hangat
- Warna : warna kulit sawo
matang
- Turgor : turgor kembali <2
detik
- Kelembapan : kulit kering
- Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan
VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI 1) Pola makan dan minum
- Frekuensi makan / hari : 3 kali
- Nafsu / selera makan : selera makan kurang
- Nyeri ulu hati : tidak nyeri di ulu hati
- Alergi : tidak ada alergi
- Mual dan muntah : tidak ada keluhan mual dan
muntah
- Waktu pemberian makan : tidak ditentukan
- Jumlah dan jenis makanan : satu porsi yang terdiri dari
nasi, dan
lauk
- Waktu pemberian cairan / minum: An.S minum hanya jika
mersa haus
- Kesulitan makan dan minum : tidak ada kesulitan makan
dan minum
2) Perawatan diri
- Kebersihan tubuh : tubuh tampak tidak bersih
- Kebersihan gigi dan mulut : gigi tampak dan mulut
tampak kotor
- Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan tangan
3) Pola kegiatan / aktivitas
- Uraian aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti
pakaian dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total .
An.S beraktivitas seperti bermain dengan anak seumurannya.
Untuk mandi, makan, eliminasi dan ganti pakaian dapat
dilakukan dengan mandiri.
- Uraian aktivitas ibadah klien.
Ibu dari An. S mengatakan An. S tidak ada melakukan ibadah
VIII. POLA ELIMINASI
1) BAB
- Pola BAB : satu kali sehari
- Kararkter feses : tidak pernah diperhatikan
- Riwayat perdarahan : tidak pernah ada riwayat
perdarahan
- Diare : An.A pernah mengalami diare
- Pengguanaan laksatif : tidak pernah menggunakan laksatif
2) BAK
- Pola BAK : tidak menentu
- Karakter urin : tidak tahu
- Nyeri / rasa terbakar / kesulitan BAK : tidak pernah
rasa terbakar
/kesulitan BAK
- Penggunaan diuretik : tidak pernah
menggunakan
MATERI PENYULUHAN
NUTRISI PADA ANAK PRA-SEKOLAH A.Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat gizi dan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan
bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan
sisanya (Tarwoto & Wartonah, 2003).
B.Sumber-Sumber Nutrisi yang Dibutuhkan Tubuh
1. Karbohidrat
Karbohidrat tersusun dari komponen utama dari elemen karbon,
hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat merupakan sumber energi terbesar
untuk tubuh, dengan rata-rata 4 kcal per gram (kcal /gr). Contoh dari jenis
karbohidrat adalah zat tepung pada kentang (Wardlaw & Kessel, 2002).
2. Lemak
Energi yang di hasilkan lemak per gramnya lebih besar dari energi
yang di hasilkan karbohidrat, yaitu 9 kcal /gram. Lemak tidak dapat larut
dalam air tetapi dapat larut pada pelarut organik seperti ether dan benzene.
Lemak juga merupakan sumber energi cadangan bagi tubuh (Wardlaw &
Kessel, 2002).
3. Protein
Protein merupakan bahan utama dalam tubuh. Sebagi contoh,
protein merupakan bagian terbesar dari tulang dan otot; juga komponen
terpenting dalam darah, membran sel, dan sistem imun. Selain itu, protein
juga di perlukan tubuh untuk mencukupi energi sehari-hari. Protein
terbentuk dari asam amino (Wardlaw & Kessel, 2002).
4. Vitamin
Fungsi utama vitamin adalah membantu terjadinya reaksi kimia
dalam tubuh.beberapa dari reaksi kimia yang di hasilkan oleh vitamin
dapat melepaskan energi yang terperangkap oleh karbohidrat, lemak, dan
protein. Akan tetapi bagaimana pun juga, vitamin tidak menyumbangkan
energi bagi tubuh (Wardlaw & Kessel, 2002).
Vitamin ada 13 yang di bagi menjadi 2 bagian ; 4 larut dalam
lemak (vitamin A, D,E, K) dan 9 larut dalam air (vitamin B dan C).
perlakuan untuk kedua jenis vitamin ini sangat berbeda. Sebagai contoh,
proses memasak memusnahkan lebih banyak vitamin yang larut dalam air
di bandingkan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam
air juga lebih mudah dikeluarkan dari dalam tubuh di bandingkan vitamin
yang larut dalam lemak. Jadi, vitamin yang larut dalam lemak, khususnya
vitamin A dan D kemungkinan besar di akumulasi paling banyak dalam
tubuh yang kemudian dapat menjadi racun dalam tubuh (Wardlaw &
Kessel, 2002).
5. Mineral
Mineral tidak menyumbangkan energi untuk tubuh, akan tetapi
mineral sangat berperan penting dalam fungsi sistem saraf, metabolisme
sel, keseimbangan air, dan sistem stuktural seperti sistem skeletal
(Wardlaw & Kessel, 2002).
Air adalah jenis yang keenam dari nutrien. Meskipun
kadang-kadang tidak di golongkan sebagai nutrien, air (disebut dengan H2O)
fungsinya banyak dan sangat penting bagi tubuh. Yang berperan sebagai
pelarut dan pelumas, dan media dalam tranportasi nutrient, regulasi
temperatur, dan proses kimia. Dengan alasan ini, dan karena tubuh
manusia terdiri dari kira-kira 60% air, kita membutuhkan 2 liter air yang
setara dengan 2000 gram air atau 8 gelas air setiap hari. Air tidak hanya di
dapat langsung dari air tetapi sebagian juga di dapat dari makanan, seperti
buah-buahan, dan sayur-sayuran (Wardlaw & Kessel, 2002).
C.Tanda dan Gejala Kurang Nutrisi
a) Badan terlihat kurus
b) Sering kali terkena penyakit
c) Perut akan terlihat cekung dan tulang iga akan gambang
d) Rambut yang tipis agak kemerahan layaknya warnayang ada pada
rambut jagung
e) Pandangan atau penglihatan mata terlihat sayu
D.Akibat kurang nutrisi
1. Penurunan IQ
2. Menurunnya daya tahan tubuh
3. Meningkatnya gagal tumbuh
4. Resiko penyakit tidak menular saat dewasa
E.Cara pencegahan kurang nutrisi
1. Memberi asupan yang bervariasi dan seimbang
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) NUTRISI PADA ANAK PRA-SEKOLAH
Pokok Bahasan : Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Sub Pokok Bahasan : Kebutuhan nutrisi pada anak pra-sekolah
Hari / Tanggal : Kamis / 21 Mei 2015
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : Rumah An.S
Sasaran : Keluarga An. S
Penyuluh : Sri Sariyantie Pardosi
A.Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang nutrisi pada anak pra-sekolah orang tua
An.S dapat mengetahui nutrisi yang perlu diberikan kepada anaknya.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit orang tua An.S dapat :
1) Menyebutkan pengertian nutrisi
2) Menyebutkan sumber-sumber nutrisi yang dibutuhkan tubuh
3) Menyebutkan tanda dan gejala kurang nutrisi
4) Menyebutkan apa akibat kurang nutrisi
5) Menyebutkan cara pencegahan kurang nurtisi
No. Waktu Kegiatan
Penyuluh Peserta
1.
5 menit
Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan mengucapkan
salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan penyuluhan
Menyebutkan materi yang akan diberikan
Menjawab salam
Menjelaskan sumber-sumber nutrisi yang
dibutuhkan tubuh
Menjelaskan tanda dan gejala kurang
nutrisi
Menjelaskan akibat kurang nutrisi
Menjelaskan cara pencegahan kurang
nutrisi
Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya tentang
materi yang disampaikan
Mendengarkan
evaluasi
Menyimpulkan hasil kegiatan penyuluhan
Menutup penyuluhan dan mengucapkan
salam
pertanyaan
Mendengarkan
Menjawab salam
C.Strategi Penyuluhan
1. Demonstrasi
2. Diskusi
3. Tanya jawab
D.Media Penyuluhan
Leaflet nutrisi pada anak pra-sekolah
E.Evaluasi
1. Evaluasi proses
a. Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
b. Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
2. Evaluasi hasil