UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Ujian Sarjana Psikologi
Oleh
RIKA DAMAYANTI
111301018
FAKULTAS PSIKOLOGI
bahwa skripsi saya yang berjudul :
Prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari
hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi
ini, saya bersedia menerima sanksi dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Desember 2015
Rika Damayanti
Prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
Rika Damayanti dan Ari Widiyanta
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif-deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dengan sampel berjumlah 183 mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif dan diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala prasangka dan wawancara informal. Untuk skala prasangka, secara keseluruhan aitem yang berjumlah 30 dapat diikutsertakan dalam alat ukur pengambilan data. Pengujian asumsi dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil analisa perbandingan berdasarkan prasangka subjek penelitian dapat dilihat bahwa mean
hipotetik lebih rendah dari mean empirik yang berarti bahwa prasangka yang dimiliki subjek penelitian lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh alat ukur. Hal ini mengindikasikan bahwa, prasangka subjek penelitian kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya kecenderungan kepercayaan, perasaan dan perilaku negatif terhadap Front Pembela Islam. Hasil wawancara juga ditemukan bahwa subjek tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi terhadap Front Pembela Islam, hal ini terlihat dari subjek yang memiliki kecenderungan persepsi negatif, perasaan risih dan perilaku menghindar terhadap Front Pembela Islam.
Prejudice Against Islam Defenders Association On Muslim Student At Faculty of Psychology University of North Sumatra
Rika Damayanti and Ari Widiyanta
ABSTRACT
This research is a quantitative-descriptive is to provide an overview of prejudice against the Islamic Defenders Association on Muslim Student Faculty of Psychology, University of North Sumatra. The population used in this study were of Muslim students of the Faculty of Psychology, University of North Sumatra with a sample totaling 183 Muslim students of the Faculty of Psychology, University of North Sumatra are still active and are taken by using random sampling techniques. Collecting data in this study using the scale prejudice and informal interviews. To scale the prejudice, the whole item totaling 30 may be included in the measuring instrument data collection. Testing assumptions in this study using the Kolmogorov-Smirnov normality test. From the results of a comparative analysis based on prejudice of research subjects can be seen that the
hypothetical mean is lower than the empirical mean that mean that prejudice owned research subjects was higher than that estimated by the measuring instrument. This indicates that, prejudice the possibility of research subjects can be caused by the tendency of beliefs, feelings and negative attitudes towards the Islamic Defenders Association. Interview results also found that subjects classified in the category of prejudices which tend to be high against the Islamic Defenders Association, it is seen from subjects which have a tendency negative perception, feeling uncomfortable and avoidance behavior towards the Islamic Defenders Association.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
yang telah diberikan selama ini, sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal
penelitian yang berjudul “Prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
Pada proses penelitian di dalam skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak
dukungan dan bantuan, terutama dari orangtua peneliti, serta abang, kakak,
keponakan, sahabat dan teman seperjuangan. Terima kasih atas kasih sayang,
semangat, doa, dan dukungan dalam segala hal, terkhusus dalam proses
penyusunan skripsi ini.
Peneliti juga menyadari bahwa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
sangat membantu peneliti baik dalam masa perkuliahan sampai penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu, dari hati yang terdalam peneliti mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. Irmawati, Psikolog selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Ari Widiyanta, M.Si.,Psikolog selaku dosen pembimbing yang
telah bersedia memberikan waktu, tenaga, dan pemikirannya untuk
membimbing saya dimulai dari menyusun proposal hingga
menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Gustiarti Leila, M.Psi.,M.Kes.,Psikolog selaku pembimbing
saya menjadi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara.
4. Kak Dina Nazriani, M,A beserta Ibu Lily Garliah, M.Si.,Psikolog
selaku pembimbing alat ukur penelitian. Terima kasih banyak atas
bimbingan dan arahan kakak dan ibu selama saya bimbingan alat ukur
penelitian.
5. Ibu Meutia Nauly, M.Si.,Psikolog, Ibu Rika Eliana, M.Si.,Psikolog,
Kak Ridhoi Meilona Purba, M.Si dan Bang Omar Khalifa Burhan,
M.Sc selaku dosen Departemen Psikologi Sosial.
6. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara, terima kasih atas semua ilmu bermanfaat yang telah
diberikan.
7. Seluruh partisipan dalam penelitian saya. Bantuannya sungguh sangat
berharga untuk penelitian saya.
8. Keluarga besar tercinta. Keluarga Alm.Amat Tarmidi dan Ngatiza.
Bersyukur sekali peneliti tumbuh dan besar di keluarga ini. Terima
kasih untuk setiap cinta, doa, dukungan, nasihat dan kehangatan yang
diberikan terkhusus buat abang dan kakak saya Iin Erpianto, Amd., SE
beserta Asmaul Husna, Amd., S.Sos, Aminullah Sihaloho beserta
Malinda Irmawati, Amkeb, Rio Herdi Syahfitra beserta Eva Rustina
Afrianti, S.Pt, Erwin Arianto, kekasih saya Toni Irawan, SE, dan
Dzaky Dzulhanan Sihaloho, Hafiza Khaira Lubna Sihaloho, Assyfa
Khairunnisa Sihaloho, dan Q’rana Ariva.
9. Keluarga besar samawa (Rony Syahputra, S.Psi, Siti Rizki Kartika,
Nita Permatasari, Etika Mandasari, S.Psi, Gustina Handayani Harahap,
S.Psi dan Gita Yufika), terima kasih sekali untuk semangat dan
dukungan tanpa henti. Semoga cita-cita dan mimpi kita dapat tercapai.
10.Teman seperjuangan skripsi, Anggita Windy Marpaung, S.Psi, Putri
Olwinda, S.Psi, Mentari Purba, Dwi Kartika Harahap, S.Psi, Laura
Marsaulina, Fauzi Nasution, Elda Kristy Tophano, S.Psi, Juni
Carolina, S.Psi, dan juga teman-teman Psychotroops’11 terkhusus
Vilya Sutanto, S.Psi, Nissa Aztarid, S.Psi, Frans Ariadi Ginting, S.Psi,
Gustrispa Naomi Sirait, S.Psi dan Tia Nahara Hendrati, kalian luar
biasa! Terima kasih untuk empat tahun yang sangat manis.
11.Dan terakhir, kepada para pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Akhir kata, peneliti memohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam skripsi ini. Peneliti mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan di masa yang akan datang. Terima kasih.
Medan, Desember 2015
Rika Damayanti
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...iii
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR LAMPIRAN ...xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Pertanyaan Penelitian ... 6
C.Tujuan Penelitian ... 6
D.Manfaat Penelitian ... 7
1. Manfaat Teorits ... 7
2. Manfaat Praktis ... 7
E.Sistematika Penulisan ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
A.Prasangka ... 10
1. Definisi Prasangka ... 10
2. Aspek-Aspek Prasangka ... 11
3. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Prasangka ... 12
B.Front Pembela Islam ... 13
1. Latar Belakang Pendirian Front Pembela Islam ... 13
3. Visi dan Misi Front Pembela Islam ... 13
C.Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara 1. Definisi Mahasiswa ... 14
2. Definisi Muslim ... 14
3. Definisi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara ... 14
D.Prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara ... 16
E.Paradigma Teoritis ... 18
BAB III METODE PENELITIAN... 19
A.Identifikasi Variabel ... 19
B.Definisi Operasional ... 19
C.Populasi dan Sampel ... 20
1. Populasi ... 20
2. Sampel ... 21
D.Metode Pengumpulan Data ... 22
E.Kategorisasi Jenjang Variabel ... 24
F. Uji Coba Alat Ukur ... 24
1. Validitas Alat Ukur ... 24
2. Uji Daya Beda Aitem ... 24
3. Reliabilitas Alat Ukur ... 25
G.Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 26
1. Tahap Persiapan Penelitian ... 26
3. Tahap Pengolahan Data... 27
H.Metode Analisis Data ... 27
1. Uji Normalitas ... 28
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 29
A. Hasil Uji Asumsi ... 29
1. Uji Normalitas ... 29
B. Hasil Analisa Data ... 29
1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 29
C. Hasil Utama Penelitian ... 32
1. Gambaran Umum Prasangka Subjek Penelitian ... 32
2. Gambaran Prasangka Berdasarkan Aspek-Aspeknya ... 33
D. Hasil Tambahan Penelitian ... 37
1. Gambaran Prasangka Subjek Berdasarkan Semester ... 37
2. Gambaran Prasangka Subjek Berdasarkan Jenis Organisasi .... 39
3. Gambaran Prasangka Subjek Berdasarkan Pengalaman dengan Front Pembela Islam ... 41
4. Gambaran Prasangka Subjek Berdasarkan Sumber Pengetahuan tentang Front Pembela Islam ... 42
5. Gambaran Keseluruhan Subjek ... 44
E. Pembahasan ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73
B.Saran ... 74
1. Saran Metodologis ... 74
2. Saran Praktis ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Skor Setiap Kategori Jawaban ... 22
Tabel 2 Blue Print Skala Prasangka Terhadap Front Pembela Islam ... 23
Tabel 3 Distribusi Aitem Alat Ukur Prasangka Setelah Uji Coba ... 25
Tabel 4 Gambaran Subjek Berdasarkan Semester ... 30
Tabel 5 Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Organisasi ... 30
Tabel 6 Gambaran Subjek Berdasarkan Pengalaman dengan Front Pembela Islam ... 31
Tabel 7 Gambaran Subjek Berdasarkan Sumber Pengetahuan tentang Front Pembela Islam... 31
Tabel 8 Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Prasangka Subjek Penelitian ... 32
Tabel 9 Kategorisasi Prasangka Subjek Penelitian ... 33
Tabel 10 Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Berdasarkan Subjek pada Aspek Kognitif ... 33
Tabel 11 Gambaran Kategorisasi Subjek pada Aspek Kognitif... 34
Tabel 12 Perbandingan Mean Hipotetik dan Mean Empirik Subjek pada Aspek Afektif ... 35
Tabel 13 Gambaran Kategorisasi Subjek pada Aspek Afektif... 35
Tabel 15 Gambaran Kategorisasi Subjek pada Aspek Konatif ... 37
Tabel 16 Gambaran Prasangka Subjek Berdasarkan Semester ... 37
Tabel 17 Gambaran Prasangka Subjek Berdasarkan Jenis Organisasi ... 39
Tabel 18 Gambaran Prasangka Subjek Berdasarkan Pengalaman dengan Front
Pembela Islam... 41
Tabel 19 Gambaran Prasangka Subjek Berdasarkan Sumber Pengetahuan tentang
Front Pembela Islam... 42
Tabel 20 Kategorisasi Keseluruhan Subjek ... 44
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A Skala Penelitian Prasangka ... 80
LAMPIRAN B Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala Prasangka (Try Out) 89
LAMPIRAN C Data Mentah Skala Prasangka (Penelitian) ... 92
Prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
Rika Damayanti dan Ari Widiyanta
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif-deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dengan sampel berjumlah 183 mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang masih aktif dan diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala prasangka dan wawancara informal. Untuk skala prasangka, secara keseluruhan aitem yang berjumlah 30 dapat diikutsertakan dalam alat ukur pengambilan data. Pengujian asumsi dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil analisa perbandingan berdasarkan prasangka subjek penelitian dapat dilihat bahwa mean
hipotetik lebih rendah dari mean empirik yang berarti bahwa prasangka yang dimiliki subjek penelitian lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh alat ukur. Hal ini mengindikasikan bahwa, prasangka subjek penelitian kemungkinan dapat disebabkan oleh adanya kecenderungan kepercayaan, perasaan dan perilaku negatif terhadap Front Pembela Islam. Hasil wawancara juga ditemukan bahwa subjek tergolong pada kategori prasangka yang cenderung tinggi terhadap Front Pembela Islam, hal ini terlihat dari subjek yang memiliki kecenderungan persepsi negatif, perasaan risih dan perilaku menghindar terhadap Front Pembela Islam.
Prejudice Against Islam Defenders Association On Muslim Student At Faculty of Psychology University of North Sumatra
Rika Damayanti and Ari Widiyanta
ABSTRACT
This research is a quantitative-descriptive is to provide an overview of prejudice against the Islamic Defenders Association on Muslim Student Faculty of Psychology, University of North Sumatra. The population used in this study were of Muslim students of the Faculty of Psychology, University of North Sumatra with a sample totaling 183 Muslim students of the Faculty of Psychology, University of North Sumatra are still active and are taken by using random sampling techniques. Collecting data in this study using the scale prejudice and informal interviews. To scale the prejudice, the whole item totaling 30 may be included in the measuring instrument data collection. Testing assumptions in this study using the Kolmogorov-Smirnov normality test. From the results of a comparative analysis based on prejudice of research subjects can be seen that the
hypothetical mean is lower than the empirical mean that mean that prejudice owned research subjects was higher than that estimated by the measuring instrument. This indicates that, prejudice the possibility of research subjects can be caused by the tendency of beliefs, feelings and negative attitudes towards the Islamic Defenders Association. Interview results also found that subjects classified in the category of prejudices which tend to be high against the Islamic Defenders Association, it is seen from subjects which have a tendency negative perception, feeling uncomfortable and avoidance behavior towards the Islamic Defenders Association.
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dewasa ini banyak bermunculan organisasi masyarakat yang menarik
perhatian kita, salah satunya adalah organisasi Front Pembela Islam. Front
Pembela Islam adalah organisasi masyarakat yang dibentuk dengan tujuan untuk
menciptakan kerja sama umat dalam menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar
di setiap aspek kehidupan. Artinya bahwa, Front Pembela Islam merupakan
organisasi masyarakat yang mengingatkan seseorang untuk berbuat baik dan
melarang seseorang untuk berbuat jahat (Wawancara dengan Ketua FPI Medan,
2014).
Amar ma’ruf dan nahi munkar merupakan usaha untuk mengajak
seseorang untuk berbuat baik dan melarang seseorang untuk berbuat jahat. Dalam
menegakkan Amar ma’ruf dan nahi munkar beberapa yang dilakukan oleh Front
Pembela Islam tergantung pada kondisi lokasi penyakit masyarakatnya. Jika
kondisi masyarakat mendukung, peduli dan ada usaha dari masyarakat. Maka,
Front Pembela Islam akan melakukan metode yaitu mempersuasif seperti
pengajian atau tabligh akbar. Sedangkan, jika tidak ada kepedulian dan usaha
nyata dari masyarakat misalnya masih peduli dengan adanya pusat-pusat
kemaksiatan. Maka, Front Pembela Islam akan melakukan tindakan-tindakan
langsung seperti membongkar lokasi tersebut (Kusuma, 2010).
Selanjutnya, Front Pembela Islam mendapatkan penilaian pro ketika
bencana alam seperti kebanjiran dan gunung meletus (Merdeka.com, Agustus.,
2015). Sedangkan, Front Pembela Islam mendapatkan penilain kontra ketika
melakukan aksi-aksi seperti demo-demo untuk menentang perbuatan yang
dilarang oleh agama seperti mesum dan berjudi, serta aksi protes terhadap
keberadaan pihak-pihak yang tidak sejalan dengan Front Pembela Islam seperti
Gubernur DKI Jakarta yaitu Ahok (Tempo, 2014).
Adanya aksi-aksi tersebut juga menimbulkan penilaian pro dan kontra
terhadap Front Pembela Islam yang berlangsung di ruang maya, seperti forum dan
kolom komentar situs berita online. Dimana, Front Pembela Islam mendapat
respon ketidaksetujuan atas aksi-aksi anarkis yang dilakukan mereka. Namun,
adapula yang bersuara untuk memberikan dukungan terhadap aksi-aksi Front
Pembela Islam (Viva, 2015).
Adapun, salah satu suara ketidaksetujuan terhadap Front Pembela Islam
yang terjadi disitus berita online seperti : “jangan membawa-bawa nama agama.
Anda-anda mempermalukan kami yang satu agama dengan anda, saya tidak setuju
dengan tindakan anarkis anda-anda” (Liputan6, 2015). Sedangkan, salah satu
suara yang memberikan dukungan terhadap Front Pembela Islam adalah : “maju
terus FPI, kan sudah ada kesepakatan bersama jam berapa tempat hiburan boleh
buka, tetapi polisi tidak bertindak terpaksa di sweeping” (Liputan6, 2015).
Dengan demikian, aksi-aksi diatas merupakan aksi yang menyebabkan
timbulnya penilaian dari berbagai kelompok seperti masyarakat, aparat penegak
hukum dan mahasiswa (Damayanti, Thayibi, Gardhiani, & Limy , 2003). Dimana,
bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun
dalam perkuliahan (Yewangoe dalam Bahari, 2006). Sehingga, potensi yang
dimilikinya tidak terlepas dari tingkat pendidikannya yang tergolong tinggi dalam
masyarakat (Bahari, 2010). Beberapa sosiolog pendidikan, seperti Halsey dan
Psacharopoulus (dalam Bahari, 2010) menyatakan bahwa pendidikan yang tinggi
mempengaruhi cara pandang, wawasan dan daya kritis seseorang.
Sehingga, peneliti tertarik untuk melihat bagaimana gambaran prasangka
terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara. Seperti yang diungkapkan oleh (Kusuma, 2010) yang
menyatakan bahwa aksi-aksi yang dilakukan oleh Front Pembela Islam ternyata
juga mendapatkan penilaian dari golongan kaum Muslim sendiri (Kusuma, 2010).
Dimana, kaum Muslim merupakan kaum yang memiliki peran sebagai
Khalifah Allah di muka bumi yaitu sebagai calon pemimpin dan pembina umat di
masa depan (Al-Ghazali, 2011). Artinya bahwa, kaum Muslim memiliki peran
yang sama dengan Front Pembela Islam. Akan tetapi, pada kenyataannya dari
hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti munculah penilaian yang pro dan
kontra terhadap Front Pembela Islam.
Selain itu, hal ini juga terjadi pada mahasiswa di lingkungan Fakultas
Psikologi Universitas Sumatera Utara. Dimana, Fakultas Psikologi merupakan
Fakultas yang mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental seperti
interaksi sosial, hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial, dan perilaku sosial
kontra terhadap Front Pembela Islam yang terjadi pada kehidupan mahasiswa di
lingkungan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
Dengan demikian, dilakukan wawancara informal dengan mahasiswa
Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang pro terhadap Front
Pembela Islam:
“Saya sangat menyukai FPI, coba bayangkan kalau FPI tidak ada, maksiat dimana mana terjadi, selain itu baru-baru ini saya pernah diajak (FPI), untuk menjadi relawan di Sinabung dan mereka juga memyediakan sembako untuk korban gunung Sinabung”.
(mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, Komunikasi Personal, 12 Oktober 2014).
Tetapi, tidak sedikit pula mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara yang menilai bahwa Front Pembela Islam memiliki
aksi yang negatif. Dan hal ini sejalan dengan wawancara informal dari mahasiswa
Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang kontra terhadap
Front Pembela Islam di Kota Medan:
“Negara kita ini bukan negara islam, jadi mana bisa buat Indonesia jadi negara Islam, kalau mau buat gitu ya di mesir sana, ku lihat FPI ini sukak
sukaknya saja” .
(mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, Komunikasi Personal, 12 Oktober 2014).
Pernyataaan diatas merupakan penilaian mahasiswa Muslim Fakultas
Psikologi Universitas Sumatera Utara yang pro dan kontra terhadap keberadaan
Front Pembela Islam. Dimana, adanya penilaian yang kontra inilah disebut dengan
banyak diteliti dalam psikologi sosial dan menjadi topik yang banyak ditelaah
karena adanya penindasan, perang dan konflik sosial.
Prasangka tidak mengenal kebudayaan dan batasan-batasan sejarah, tidak
mengenal daerah-daerah tertentu, tidak memandang apakah dia muda, tua,
berkulit putih, laki-laki, perempuan atau apapun itu karena semua bisa menjadi
target prasangka (Mackie, Hamilton, Susskind & Roselli dalam Hogg, 2011).
Adapun definisi dari prasangka adalah penilaian negatif terhadap suatu kelompok
dan anggota tertentu tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu
(Kenrick, 2010).
Ada tiga aspek prasangka, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek
konatif. Pertama, aspek kognitif yaitu aspek yang berkaitan dengan kepercayaan
yang dimiliki oleh individu terhadap kelompok tertentu. Kedua, aspek afektif
yaitu aspek yang berkaitan dengan perasaan yang kuat (biasanya negatif) terhadap
kelompok tertentu dan terhadap kualitas-kualitas yang mungkin dimilikinya. Yang
terakhir adalah aspek konatif dimana aspek konatif berkaitan dengan niat yang
dimiliki individu untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap kelompok
tertentu (Allport dalam Hogg, 2011).
Selanjutnya, prasangka dapat timbul dari berbagai sebab yaitu individu
yang berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam. Dimana, dalam sebuah
usaha, individu akan mengalami kegagalan dan kelemahan. Dari kegagalan inilah
individu tidak mencari kesalahan pada dirinya, akan tetapi pada orang lain.
berprasangka karena sudah dipersiapkan di dalam lingkungannya atau
kelompoknya untuk berprasangka (Ahmadi, 2009).
Selain itu, prasangka juga timbul karena adanya perbedaan. Perbedaan ini
seperti; perbedaan fisik atau biologis, ras, perbedaan lingkungan atau geografis,
perbedaan kekayaan, perbedaan status sosial, perbedaan kepercayaan atau agama,
serta perbedaan dalam normal sosial. Disisi lain, prasangka timbul karena adanya
kesan yang menyakitkan atau pengalaman yang tidak menyenangkan, serta
adanya anggapan yang sudah menjadi pendapat umum atau kebiasaan di dalam
lingkungan tertentu (Ahmadi, 2009).
Dampak dari prasangka itu bermacam-macam serta dapat dimulai dari
kesulitan kecil hingga yang paling besar. Umumnya prasangka berbahaya karena
menstigma kelompok dan individu yang termasuk dalam kelompok itu (Crocker,
Goffman, Swim & Stangor dalam Hogg, 2011). Selanjutnya, Allport (dalam
Hogg, 2011) mengidentifikasi beberapa dampak yang ditimbulkan oleh prasangka
seperti, tindakan agresif, identitas sosial yang tidak dihargai oleh kelompok sosial,
serta adanya diskriminasi seperti pengasingan dari komunitas.
Berdasarkan uraian permasalahan yang relevan di atas, maka peneliti
tertarik untuk mengangkat topik mengenai prasangka terhadap Front Pembela
B. PERTANYAAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian singkat tentang latar belakang masalah, maka
pertanyaan penelitiannya adalah : Bagaimana Prasangka terhadap Front Pembela
Islam pada Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara?
C. TUJUAN PENELITIAN
Peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan, yaitu : “Untuk
Menggambarkan Prasangka terhadap Front Pembela Islam pada Mahasiswa
Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara”.
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu
Psikologi, khususnya bidang Psikologi Sosial. Penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat dalam memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu dan dapat
menjadi landasan untuk pelaksanaan penelitian-penelitian lanjutan mahasiswa
atau pihak-pihak yang membutuhkan, terkait dengan prasangka terhadap Front
Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara.
2. Manfaat Praktis
Secara teoritis hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi
mengenai prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim
referensi bagi organisasi masyarakat Front Pembela Islam mengenai aksi yang
mereka lakukan.
E. SISTEMATIKA PENELITIAN
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, pertanyaan
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Pada bab ini akan dibahas sejumlah konsep yang berhubungan dengan
masalah penelitian. Tinjauan pustaka yang digunakan berkaitan dengan
prasangka,berkaitan dengan mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara, berkaitan dengan prasangka terhadap Front Pembela Islam pada
mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara dan berkaitan
dengan paradigma berpikir.
BAB III : Metode Penelitian
Bab ini berisi metode yang digunakan dalam penelitian yang mencakup
jenis penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, populasi dan
sampel, metode pengumpulan data, kategorisasi jenjang variabel, uji coba alat
BAB IV : Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini, akan diuraikan keseluruhan hasil analisa data penelitian,
diawali dengan hasil uji asumsi, hasil analisa data, hasil utama penelitian, hasil
tambahan penelitian dan diakhiri dengan pembahasan penelitian berdasarkan teori.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang menjawab pertanyaan
penelitian, serta diakhiri dengan saran-saran bagi peneliti lain yang meliputi saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PRASANGKA 1. Definisi Prasangka
Prasangka merupakan sedikit dari banyaknya masalah yang harus dihadapi
manusia. Ketika sekelompok orang berseteru, memicu berbagai tindakan agresif,
hal-hal seperti inilah yang dapat merugikan satu sama lain. Bahkan banyak sekali
orang-orang yang tidak bersalah menjadi korbannya. Prasangka didefinisikan
sebagai penilaian negatif terhadap suatu kelompok dan anggota tertentu tanpa
mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu (Kenrick, 2010).
Disamping itu, Baron dan Byrne (2006) mendefinisikan prasangka sebagai
sikap negatif terhadap anggota kelompok tertentu, yang berdasarkan keanggotaan
mereka dalam kelompok tersebut. Dimana, sikap adalah keadaan mental yang
didasarkan melalui pengalaman atau pengaruh terhadap respon individu pada
semua objek dan situasi yang terkait (Allport dalam Hogg, 2011). Kata ‘sikap’ berasal dari bahasa Latin Aptus, yang berarti ‘fit and ready for action’ yang
mengacu kepada sesuatu yang langsung diamati (Hogg, 2011).
Selanjutnya, definisi prasangka yang berkonotasi negatif juga ditemukan
pada definisi-definisi yang dikemukakan oleh ahli-ahli lain. Seperti yang
diungkapkan oleh Ahmadi (2009) yang mendefinisikan prasangka sebagai sikap
negatif yang diperlihatkan oleh anggota-anggota suatu kelompok terhadap
anggota-anggota kelompok lain termasuk para anggotanya. Selain itu, Hogg
menguntungkan terhadap kelompok sosial dan anggotanya. Dimana, dapat
menimbulkan dampak lain seperti tindakan agresif, identitas sosial yang tidak
dihargai oleh kelompok sosial, serta adanya diskriminasi seperti pengasingan dari
komunitas (Allport dalam Hogg, 2011).
Berdasarkan persamaan pendapat para ahli tersebut, peneliti menggunakan
definisi yang diungkapkan oleh Kenrick (2010) yang mendefinisikan prasangka
sebagai penilaian negatif terhadap suatu kelompok dan anggota tertentu tanpa
mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu. Sedangkan kesimpulan
prasangka dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas bahwa
prasangka merupakan sikap negatif dimana, dapat merugikan seseorang dan sikap
ini ditujukan terhadap kelompok atau anggota kelompok tertentu diluar
kelompoknya tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu dari
kelompok tersebut.
2. Aspek-Aspek Prasangka
(Allport dalam Hogg, 2011) menyatakan bahwa aspek-aspek dari
prasangka antara lain:
a. Aspek Kognitif
Aspek kognitif berkaitan dengan kepercayaan yang dimiliki oleh individu
terhadap kelompok tertentu.
b. Aspek Afektif.
Aspek afektif berkaitan dengan perasaan yang kuat (biasanya negatif)
terhadap kelompok tertentu dan terhadap kualitas-kualitas yang mungkin
c. Aspek Konatif
Yang terakhir adalah aspek konatif dimana aspek konatif berkaitan dengan
niat yang dimiliki individu untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap
kelompok tertentu.
3. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Prasangka
(Ahmadi, 2009) menyatakan bahwa prasangka dapat disebabkan oleh
beberapa faktor-faktor antara lain:
a. Individu yang berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam.
Dimana, dalam sebuah usaha, individu akan mengalami kegagalan dan
kelemahan. Dari kegagalan inillah individu tidak mencari kesalahan pada
dirinya, akan tetapi pada orang lain.
b. Individu yang berprasangka timbul karena sudah dipersiapkannya
lingkungan atau kelompok untuk berprasangka.
c. Individu yang berprasangka timbul karena adanya perbedaan. Perbedaan
ini seperti; perbedaan fisik atau biologis, ras, perbedaan lingkungan atau
geografis, perbedaan kekayaan, perbedaan status sosial, perbedaan
kepercayaan atau agama, perbedaan norma sosial.
d. Individu yang berprasangka timbul karena adanya kesan yang
menyakitkan atau pengalaman yang tidak menyenangkan.
e. Individu yang berprasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah
B. FRONT PEMBELA ISLAM
1. Latar Belakang Pendirian Front Pembela Islam
Berdirinya Front Pembela Islam dikarenakan adanya perubahan sosial
yang terjadi di Indonesia. Dimana, hal ini mengakibatkan semakin meluasnya
kemungkaran dan kemaksiatan. Front Pembela Islam juga berdiri dikarenakan
adanya kewajiban untuk mempertahankan harkat dan martabat Islam serta umat
Islam. Sehingga, Front Pembela Islam berdiri untuk menegakkan hukum Islam di
Indonesia.
2. Definisi Front Pembela Islam
Front Pembela Islam sendiri merupakan organisasi masyarakat yang
dibentuk dengan tujuan untuk menciptakan kerja sama umat dalam menegakkan
amar ma’ruf dan nahi munkar di setiap aspek kehidupan. Artinya bahwa, Front
Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang mengingatkan seseorang
untuk berbuat baik dan melarang seseorang untuk berbuat jahat.
3. Visi dan Misi Front Pembela Islam
Adapun visi dan misi yang dilakukan Front Pembela Islam adalah menuju
perwujudan dalam menegakkan Islam di negara Indonesia ini dan menegakkan
amar ma’ruf dan nahi munkar untuk penerapan syari’at Islam secara kaffah.
Artinya bahwa, visi dan misi Front Pembela Islam dalam menegakkan amar
ma’ruf dan nahi munkar dilakukan secara sungguh-sungguh.
C. MAHASISWA MUSLIM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Definisi Mahasiswa
Menurut UU No 56 Tahun 2003 Pasal 44, mahasiswa adalah peserta didik
yang terdaftar secara sah pada salah satu program akademik, profesi dan vokasi
Universitas. Selanjutnya, Yewangoe (dalam Bahari, 2006) menyatakan bahwa
mahasiswa adalah kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup bersikap
kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun dalam
perkuliahan.
2. Definisi Muslim
Muslim menurut (Al-Ghazali, 2011) adalah kaum yang berserah diri
kepada Allah, yang mengubah iman didalam hati menjadi amal perbuatan,
menerjemahkan keyakinan yang terpendam dengan ketaatan yang tampak dalam
kehidupan. Adapun, peran kaum Muslim adalah mampu melaksanakan perannya
sebagai Khalifah Allah di muka bumi yaitu sebagai calon pemimpin dan pembina
umat di masa depan.
3. Definisi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara adalah Fakultas yang
mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental. Adapun salah satu
bidang spesialisasi psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
adalah psikologi sosial dimana psikologi sosial mengatasi hal yang berkaitan
dengan interaksi sosial, hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial, dan perilaku
Berdasarkan persamaan pendapat para ahli diatas tersebut, peneliti
menggunakan pengertian mahasiswa menurut Yewangoe (dalam Bahari, 2006)
yang menyatakan bahwa mahasiswa adalah kelompok intelektual muda yang
diharapkan sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam
masyarakat maupun perkuliahan. Selanjutnya, peneliti menggunakan pengertian
Muslim menurut (Al-Ghazali, 2011) yang menyatakan bahwa Muslim adalah
kaum yang berserah diri kepada Allah, yang mengubah iman didalam hati menjadi
amal perbuatan, menerjemahkan keyakinan yang terpendam dengan ketaatan yang
tampak dalam kehidupan. Dimana, memiliki peran sebagai Khalifah Allah di
muka bumi yaitu sebagai calon pemimpin dan pembina umat di masa depan.
Sedangkan, pengertian Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
peneliti menggunakan definisi menurut (Laura, 2010) yang menyatakan bahwa
Fakultas yang mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental dan
secara sosial mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan interaksi sosial,
hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial.
Jadi pengertian dari mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara adalah kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup
bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun
dalam perkuliahan. Dimana, menganut ajaran agama Islam yaitu berserah diri
kepada Allah yang memiliki peran sebagai Khalifah Allah di muka bumi yaitu
sebagai calon pemimpin dan pembina umat di masa depan dan secara sosial
mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, hubungan sosial,
D. PRASANGKA TERHADAP FRONT PEMBELA ISLAM PADA MAHASISWA MUSLIM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Front Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang dibentuk
dengan tujuan untuk menciptakan kerja sama umat dalam menegakkan amar
ma’ruf dan nahi munkar di setiap aspek kehidupan. Artinya bahwa, Front
Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang mengingatkan seseorang
untuk berbuat baik dan melarang seseorang untuk berbuat jahat. Selanjutnya,
Front Pembela Islam sendiri muncul dikarenakan adanya perubahan sosial yang
terjadi di Indonesia (Wawancara dengan Ketua FPI Medan, 2014).
Namun, keberadaan Front Pembela Islam di Indonesia sudah menjadi pro
dan kontra selama beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh aksi
kontroversial dan aksi kemanusian yang dilakukan Front Pembela Islam (Kusuma,
2010). Dengan demikian, hal ini menimbulkan penilaian dari berbagai kelompok
seperti masyarakat, aparat penegak hukum dan mahasiswa (Damayanti, dkk.,
2003). Selain itu, aksi-aksi yang dilakukan Front Pembela Islam juga
mendapatkan penilaian dari golongan kaum Muslim sendiri (Kusuma, 2010).
Dengan demikian, adanya penilaian yang kontra inilah disebut dengan
prasangka. Dimana, prasangka adalah penilaian negatif terhadap suatu kelompok
dan anggota tertentu tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu
(Kenrick, 2010). Prasangka sendiri dapat disebabkan oleh adanya kepercayaan,
perasaan dan perilaku negatif terhadap kelompok lain (Hogg, 2011). Selain itu,
oleh prasangka seperti, tindakan agresif, identitas sosial yang tidak dihargai oleh
kelompok sosial, serta adanya diskriminasi seperti pengasingan dari komunitas.
Adapun, salah satu faktor yang dapat menimbulkan prasangka adalah
perbedaan kelompok (Ahmadi, 2009). Hal ini seperti, prasangka terhadap Front
Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera.
Dimana, mahasiswa merupakan kelompok intelektual muda yang diharapkan
sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat
maupun dalam perkuliahan (Yewangoe dalam Bahari, 2006). Sehingga, potensi
yang dimilikinya tidak terlepas dari tingkat pendidikannya yang tergolong tinggi
dalam masyarakat (Bahari, 2010). Beberapa sosiolog pendidikan, seperti Halsey
dan Psacharopoulus (dalam Bahari, 2010) menyatakan bahwa pendidikan yang
tinggi mempengaruhi cara pandang, wawasan dan daya kritis seseorang.
Selanjutnya, mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi yang berasal dari
Universitas Sumatera Utara pada penelitian ini, berada pada Fakultas yang
mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental dan berada pada
tingkat yang sama yaitu sedang menjalani pendidikan strata 1. Hal ini jika
dikaitkan dengan faktor yang mempengaruhi prasangka terhadap Front Pembela
Islam, maka seharusnya berpeluang menyebabkan adanya perbedaan skor
E. PARADIGMA TEORITIS
Identik dengan
Aksi kontroversial
Mahasiswa Aparat penegak hukum
Masyarakat
Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara Aksi kemanusiaan
Prasangka
Front Pembela Islam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PRASANGKA 1. Definisi Prasangka
Prasangka merupakan sedikit dari banyaknya masalah yang harus dihadapi
manusia. Ketika sekelompok orang berseteru, memicu berbagai tindakan agresif,
hal-hal seperti inilah yang dapat merugikan satu sama lain. Bahkan banyak sekali
orang-orang yang tidak bersalah menjadi korbannya. Prasangka didefinisikan
sebagai penilaian negatif terhadap suatu kelompok dan anggota tertentu tanpa
mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu (Kenrick, 2010).
Disamping itu, Baron dan Byrne (2006) mendefinisikan prasangka sebagai
sikap negatif terhadap anggota kelompok tertentu, yang berdasarkan keanggotaan
mereka dalam kelompok tersebut. Dimana, sikap adalah keadaan mental yang
didasarkan melalui pengalaman atau pengaruh terhadap respon individu pada
semua objek dan situasi yang terkait (Allport dalam Hogg, 2011). Kata ‘sikap’ berasal dari bahasa Latin Aptus, yang berarti ‘fit and ready for action’ yang
mengacu kepada sesuatu yang langsung diamati (Hogg, 2011).
Selanjutnya, definisi prasangka yang berkonotasi negatif juga ditemukan
pada definisi-definisi yang dikemukakan oleh ahli-ahli lain. Seperti yang
diungkapkan oleh Ahmadi (2009) yang mendefinisikan prasangka sebagai sikap
negatif yang diperlihatkan oleh anggota-anggota suatu kelompok terhadap
anggota-anggota kelompok lain termasuk para anggotanya. Selain itu, Hogg
menguntungkan terhadap kelompok sosial dan anggotanya. Dimana, dapat
menimbulkan dampak lain seperti tindakan agresif, identitas sosial yang tidak
dihargai oleh kelompok sosial, serta adanya diskriminasi seperti pengasingan dari
komunitas (Allport dalam Hogg, 2011).
Berdasarkan persamaan pendapat para ahli tersebut, peneliti menggunakan
definisi yang diungkapkan oleh Kenrick (2010) yang mendefinisikan prasangka
sebagai penilaian negatif terhadap suatu kelompok dan anggota tertentu tanpa
mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu. Sedangkan kesimpulan
prasangka dari definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli diatas bahwa
prasangka merupakan sikap negatif dimana, dapat merugikan seseorang dan sikap
ini ditujukan terhadap kelompok atau anggota kelompok tertentu diluar
kelompoknya tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu dari
kelompok tersebut.
2. Aspek-Aspek Prasangka
(Allport dalam Hogg, 2011) menyatakan bahwa aspek-aspek dari
prasangka antara lain:
a. Aspek Kognitif
Aspek kognitif berkaitan dengan kepercayaan yang dimiliki oleh individu
terhadap kelompok tertentu.
b. Aspek Afektif.
Aspek afektif berkaitan dengan perasaan yang kuat (biasanya negatif)
terhadap kelompok tertentu dan terhadap kualitas-kualitas yang mungkin
c. Aspek Konatif
Yang terakhir adalah aspek konatif dimana aspek konatif berkaitan dengan
niat yang dimiliki individu untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap
kelompok tertentu.
3. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Prasangka
(Ahmadi, 2009) menyatakan bahwa prasangka dapat disebabkan oleh
beberapa faktor-faktor antara lain:
a. Individu yang berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam.
Dimana, dalam sebuah usaha, individu akan mengalami kegagalan dan
kelemahan. Dari kegagalan inillah individu tidak mencari kesalahan pada
dirinya, akan tetapi pada orang lain.
b. Individu yang berprasangka timbul karena sudah dipersiapkannya
lingkungan atau kelompok untuk berprasangka.
c. Individu yang berprasangka timbul karena adanya perbedaan. Perbedaan
ini seperti; perbedaan fisik atau biologis, ras, perbedaan lingkungan atau
geografis, perbedaan kekayaan, perbedaan status sosial, perbedaan
kepercayaan atau agama, perbedaan norma sosial.
d. Individu yang berprasangka timbul karena adanya kesan yang
menyakitkan atau pengalaman yang tidak menyenangkan.
e. Individu yang berprasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah
B. FRONT PEMBELA ISLAM
1. Latar Belakang Pendirian Front Pembela Islam
Berdirinya Front Pembela Islam dikarenakan adanya perubahan sosial
yang terjadi di Indonesia. Dimana, hal ini mengakibatkan semakin meluasnya
kemungkaran dan kemaksiatan. Front Pembela Islam juga berdiri dikarenakan
adanya kewajiban untuk mempertahankan harkat dan martabat Islam serta umat
Islam. Sehingga, Front Pembela Islam berdiri untuk menegakkan hukum Islam di
Indonesia.
2. Definisi Front Pembela Islam
Front Pembela Islam sendiri merupakan organisasi masyarakat yang
dibentuk dengan tujuan untuk menciptakan kerja sama umat dalam menegakkan
amar ma’ruf dan nahi munkar di setiap aspek kehidupan. Artinya bahwa, Front
Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang mengingatkan seseorang
untuk berbuat baik dan melarang seseorang untuk berbuat jahat.
3. Visi dan Misi Front Pembela Islam
Adapun visi dan misi yang dilakukan Front Pembela Islam adalah menuju
perwujudan dalam menegakkan Islam di negara Indonesia ini dan menegakkan
amar ma’ruf dan nahi munkar untuk penerapan syari’at Islam secara kaffah.
Artinya bahwa, visi dan misi Front Pembela Islam dalam menegakkan amar
ma’ruf dan nahi munkar dilakukan secara sungguh-sungguh.
C. MAHASISWA MUSLIM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Definisi Mahasiswa
Menurut UU No 56 Tahun 2003 Pasal 44, mahasiswa adalah peserta didik
yang terdaftar secara sah pada salah satu program akademik, profesi dan vokasi
Universitas. Selanjutnya, Yewangoe (dalam Bahari, 2006) menyatakan bahwa
mahasiswa adalah kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup bersikap
kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun dalam
perkuliahan.
2. Definisi Muslim
Muslim menurut (Al-Ghazali, 2011) adalah kaum yang berserah diri
kepada Allah, yang mengubah iman didalam hati menjadi amal perbuatan,
menerjemahkan keyakinan yang terpendam dengan ketaatan yang tampak dalam
kehidupan. Adapun, peran kaum Muslim adalah mampu melaksanakan perannya
sebagai Khalifah Allah di muka bumi yaitu sebagai calon pemimpin dan pembina
umat di masa depan.
3. Definisi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara adalah Fakultas yang
mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental. Adapun salah satu
bidang spesialisasi psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
adalah psikologi sosial dimana psikologi sosial mengatasi hal yang berkaitan
dengan interaksi sosial, hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial, dan perilaku
Berdasarkan persamaan pendapat para ahli diatas tersebut, peneliti
menggunakan pengertian mahasiswa menurut Yewangoe (dalam Bahari, 2006)
yang menyatakan bahwa mahasiswa adalah kelompok intelektual muda yang
diharapkan sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam
masyarakat maupun perkuliahan. Selanjutnya, peneliti menggunakan pengertian
Muslim menurut (Al-Ghazali, 2011) yang menyatakan bahwa Muslim adalah
kaum yang berserah diri kepada Allah, yang mengubah iman didalam hati menjadi
amal perbuatan, menerjemahkan keyakinan yang terpendam dengan ketaatan yang
tampak dalam kehidupan. Dimana, memiliki peran sebagai Khalifah Allah di
muka bumi yaitu sebagai calon pemimpin dan pembina umat di masa depan.
Sedangkan, pengertian Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
peneliti menggunakan definisi menurut (Laura, 2010) yang menyatakan bahwa
Fakultas yang mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental dan
secara sosial mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan interaksi sosial,
hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial.
Jadi pengertian dari mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara adalah kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup
bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun
dalam perkuliahan. Dimana, menganut ajaran agama Islam yaitu berserah diri
kepada Allah yang memiliki peran sebagai Khalifah Allah di muka bumi yaitu
sebagai calon pemimpin dan pembina umat di masa depan dan secara sosial
mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan interaksi sosial, hubungan sosial,
D. PRASANGKA TERHADAP FRONT PEMBELA ISLAM PADA MAHASISWA MUSLIM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Front Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang dibentuk
dengan tujuan untuk menciptakan kerja sama umat dalam menegakkan amar
ma’ruf dan nahi munkar di setiap aspek kehidupan. Artinya bahwa, Front
Pembela Islam merupakan organisasi masyarakat yang mengingatkan seseorang
untuk berbuat baik dan melarang seseorang untuk berbuat jahat. Selanjutnya,
Front Pembela Islam sendiri muncul dikarenakan adanya perubahan sosial yang
terjadi di Indonesia (Wawancara dengan Ketua FPI Medan, 2014).
Namun, keberadaan Front Pembela Islam di Indonesia sudah menjadi pro
dan kontra selama beberapa tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh aksi
kontroversial dan aksi kemanusian yang dilakukan Front Pembela Islam (Kusuma,
2010). Dengan demikian, hal ini menimbulkan penilaian dari berbagai kelompok
seperti masyarakat, aparat penegak hukum dan mahasiswa (Damayanti, dkk.,
2003). Selain itu, aksi-aksi yang dilakukan Front Pembela Islam juga
mendapatkan penilaian dari golongan kaum Muslim sendiri (Kusuma, 2010).
Dengan demikian, adanya penilaian yang kontra inilah disebut dengan
prasangka. Dimana, prasangka adalah penilaian negatif terhadap suatu kelompok
dan anggota tertentu tanpa mempertimbangkan mereka sebagai individu-individu
(Kenrick, 2010). Prasangka sendiri dapat disebabkan oleh adanya kepercayaan,
perasaan dan perilaku negatif terhadap kelompok lain (Hogg, 2011). Selain itu,
oleh prasangka seperti, tindakan agresif, identitas sosial yang tidak dihargai oleh
kelompok sosial, serta adanya diskriminasi seperti pengasingan dari komunitas.
Adapun, salah satu faktor yang dapat menimbulkan prasangka adalah
perbedaan kelompok (Ahmadi, 2009). Hal ini seperti, prasangka terhadap Front
Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera.
Dimana, mahasiswa merupakan kelompok intelektual muda yang diharapkan
sanggup bersikap kritis dalam memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat
maupun dalam perkuliahan (Yewangoe dalam Bahari, 2006). Sehingga, potensi
yang dimilikinya tidak terlepas dari tingkat pendidikannya yang tergolong tinggi
dalam masyarakat (Bahari, 2010). Beberapa sosiolog pendidikan, seperti Halsey
dan Psacharopoulus (dalam Bahari, 2010) menyatakan bahwa pendidikan yang
tinggi mempengaruhi cara pandang, wawasan dan daya kritis seseorang.
Selanjutnya, mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi yang berasal dari
Universitas Sumatera Utara pada penelitian ini, berada pada Fakultas yang
mengkaji ilmu mengenai perilaku dan proses-proses mental dan berada pada
tingkat yang sama yaitu sedang menjalani pendidikan strata 1. Hal ini jika
dikaitkan dengan faktor yang mempengaruhi prasangka terhadap Front Pembela
Islam, maka seharusnya berpeluang menyebabkan adanya perbedaan skor
E. PARADIGMA TEORITIS
Identik dengan
Aksi kontroversial
Mahasiswa Aparat penegak hukum
Masyarakat
Mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara Aksi kemanusiaan
Prasangka
Front Pembela Islam
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut
cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan
keputusan hasil penelitian (Hadi, 2000). Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaranprasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa
Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Untuk mendapatkan
gambaran tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif-deskriptif.
Menurut Azwar (2013) metode kuantitatif-deskriptif bertujuan memberikan
gambaran yang sistematik dan memberikan keakuratan fakta mengenai populasi
atau bidang tertentu.
Selanjutnya, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka dalam
metode pengumpulan data peneliti juga melakukan wawancara informal kepada
beberapa subjek. Dimana, wawancara informal merupakan wawancara dengan
mengajukan pertanyaan secara spontanitas. Artinya bahwa, pewanwancara dan
terwawancara memiliki hubungan yang biasa dan wajar, sedangkan pertanyaan
dan jawabannya berjalan seperti kehidupan sehari-hari (Moleong, 2004) .
A. IDENTIFIKASI VARIABEL
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: prasangka.
B. DEFINISI OPERASIONAL
Prasangka terhadap Front Pembela Islam adalah kecenderungan yang
untuk merespon secara negatif (kognitif, afektif dan konatif). Artinya bahwa,
secara kognitif yaitu subjek memiliki pemikiran negatif dan secara afektif yaitu
subjek memiliki perasaan negatif serta secara konatif subjek memiliki perilaku
negatif, hal ini dikarenakan Front Pembela Islam sering melakukan aksi anarkis.
Selanjutnya, prasangka didapatkan melalui nilai yang diperoleh subjek
berdasarkan pengisian alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun,
alat ukur yang digunakan pada penelitian ini berupa skala prasangka yang terdiri
dari 30 aitem-aitem yang memiliki empat buah rentang respon, dimulai sangat
tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Semakin tinggi skor skala prasangka,
maka semakin tinggi prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa
Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Sebaliknya, semakin
rendah skor skala prasangka, maka semakin rendah prasangka terhadap Front
Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara.
C. POPULASI DAN SAMPEL 1. Populasi
Menurut Azwar (2013) populasi merupakan sekelompok subjek yang hasil
penelitiannya akan digeneralisasikan.. Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Pemilihan
populasi pada penelitian ini didasari oleh pertimbangan bahwa seorang mahasiswa
adalah kelompok intelektual muda yang diharapkan sanggup bersikap kritis dalam
memilih dan memilah persoalan dalam masyarakat maupun dalam perkuliahan
Selanjutnya, dikarenakan mahasiswa Muslim memiliki peran yang sama
dengan Front Pembela Islam yaitu sebagai Khalifah Allah dimuka bumi. Dimana,
secara sosial mahasiswa psikologi mampu mengatasi hal yang berkaitan dengan
interaksi sosial, hubungan sosial, persepsi sosial, sikap sosial dan perilaku sosial
(Laura, 2010). Berdasarkan fenomena yang muncul inilah maka dipilih
mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara sebagai
populasi dari penelitian ini.
2. Sampel
Menurut Azwar (2013) sampel merupakan bagian dari populasi. Dalam
penelitian ini, sampel akan diambil dengan menggunakan teknik probability
sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan apabila peluang subjek dalam
popoluasi sudah diketahui untuk terpilih menjadi sampel (Azwar, 2013). Teknik
probability sampling yang digunakan adalah teknik random sampling, yaitu
teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara mengundi nama-nama
subjek dalam populasi (Azwar, 2013). Peneliti menggunakan teknik random
sampling karena populasi yang digunakan peneliti memiliki jumlah yang tidak
terlalu besar (Azwar, 2013).
Selanjutnya, banyaknya jumlah sampel yang akan diambil juga harus
dipertimbangkan. Dalam penelitian khususnya, peneliti diharapkan memperoleh
sampel sebanyak mungkin. Penelitian ini, menggunakan rumus slovin dalam
menentukan jumlah sampel dan diperoleh sampel sebanyak 183 mahasiswa
Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Sedangkan, karakteristik
Universitas Sumatera Utara yang masih aktif. Adapun Rumus Slovin menurut
Umar (2008) yang dimaksud adalah sebagai berikut:
n = N/N(d)2 + 1
Metode pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif-deskriptif yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode skala. Setiap aitem meliputi empat
pilihan jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan
Sangat tidak Setuju (STS). Nilai skala setiap pernyataan diperoleh dari jawaban
subjek yang menyatakan favourable (mendukung) atau yang unfavourable (tidak
mendukung ). Pernyataan favourable merupakan pernyataan yang mendukung
objek sikap yang diungkap, sedangkan pernyataan unfavourable merupakan
pernyataan yang tidak mendukung objek sikap yang hendak diungkap (Azwar,
2013).
Tabel 1: Skor Setiap Kategori Jawaban
Favourable Unfavourable
Alternatif jawaban Skor Alternatif jawaban Skor
Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 1
Setuju 3 Setuju 2
Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3
Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 4
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala prasangka yang
adapun ketiga aspek prasangka tersebut adalah aspek kognitif, aspek afektif dan
aspek konatif.
Tabel 2: Blue Print Skala Prasangka TerhadapFront Pembela Islam
Variabel Aspek
Aitem Jumlah Persentase
Favourable Unfavourable
Prasangka Kognitif 5 5 10 33,33%
Afektif 5 5 10 33,33%
Konatif 5 5 10 33,33%
Total
30 99,99%
Untuk mendukung data yang didapatkan, peneliti melakukan wawancara
dengan beberapa subjek penelitian. Menurut Moleong (2004) wawancara
merupakan percakapan dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara
dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang
lebih banyak dan lebih akurat mengenai bagaimana prasangka terhadap Front
Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara.
Adapun, wawancara yang digunakan adalah wawancara informal yang
merupakan wawancara dengan mengajukan pertanyaan secara spontanitas.
Artinya bahwa, pewanwancara dan terwawancara memiliki hubungan yang biasa
dan wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti kehidupan
E. KATEGORISASI JENJANG VARIABEL
Kategorisasi jenjang memiliki tujuan untuk mengelompokan individu
secara berjenjang berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2010). Untuk
mendapatkan nilai kategorisasi jenjang ini, peneliti menentukan terlebih dahulu
rentang nilai yang didapatkan dari nilai rentang respon skala prasangka.
Selanjutnya peneliti membuat empat kategori pada variabel yaitu rendah,
cenderung rendah, cenderung tinggi dan tinggi.
F. UJI COBA ALAT UKUR 1. Validitas Alat Ukur
Validitas yaitu sejauh mana alat ukur untuk mengukur apa yang akan
diukur (Suryabrata, 2000). Tipe validitasdapat digolongkan kedalam tiga kategori
besar, yaitu validitas isi, validitas konstruk, dan validitas kriteria. Validitas yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Adapun
teknik yang digunakan untuk melihat validitas isi (content validity) yaitu sejauh
mana isi dari alat tes tersebut mengukur apa yang akan diukur (Suryabrata, 2000).
Validitas isi (content validity) ditentukan melalui pendapat professional
judgement dalam proses telaah soal. Pendapat professional judgement diperoleh
dengan cara berdiskusi dengan dosen pembimbing.
2. Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu
membedakan antara individu atau kelompok yang memiliki atribut dengan yang
tidak memiliki atribut yang akan diukur (Azwar, 2010). Kriteria pemilihan aitem
Dimana, semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya
pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga rit kurang dari
0,30 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya beda rendah
(Azwar, 2010).
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan formula koefisien korelasi
Pearson Product-Moment pada program SPSS 16.0for Windwos. Pada penelitian
ini uji coba alat ukur dilakukan pada 76 subjek. Adapun hasil uji coba daya beda
aitem dapat dilihat pada lampiran c.
a. Hasil Uji Coba Variabel Penelitian
Jumlah aitem alat ukur prasangka yang diujicobakan kepada subjek adalah
30 aitem. Setelah dilakukan analisi terhadap data yang diperoleh, keseluruhan
aitem dapat diikutsertakan dalam alat ukur pengambilan data. Kriteria pemilihan
aitem menggunakan batasan (rit ≥ 0,30) dan uji validitas dilakukan bersama
proffesional judgement, dimana tidak ada aitem yang lebih rendah dari koefisien
tersebut. Hasil uji coba terhadap skala prasangka menunjukkan nilai diskriminasi
yang bergerak dari 0,390 sampai dengan 0,833.
Tabel 3. Distribusi Aitem Alat Ukur Prasangka Setelah Uji Coba Aspek Favourable Unfavourable Total Bobot
Kognitif 1,8,12,26, dan 30. 5,14,21, 29 dan 15 10 33,33%
Afektif 4,27,6, 10 dan 16 17,11,3,24 dan 5 10 33,33%
Konatif 19,18,28,13, dan 23 2,25,7,9 dan 20 10 33,33%
Total 15 15 30 99,99%
3. Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas yaitu sejauh mana hasil tes yang didapatkan dari alat tersebut
menggunakan pendekatan konsistensi internal berupa koefisien cronbach alpha
dengan bantuan program komputer SPSS 16.00 for windows. Koefisien reliabilitas
memiliki rentang angka 0-1,00. Sebuah alat ukur dianggap reliabel jika koefisien
reliabilitas mendekati angka 1,00 (Azwar, 2004). Berdasarkan uji reliabilitas yang
telah dilakukan, alat ukur prasangka memiliki koefisien realibilitas sebesar 0,931.
G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN
Prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap
persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap pengolahan data.
1. Tahap Persiapan Penelitian
Pada tahap ini, persiapan yang dilakukan adalah mempersiapkan alat ukur
penelitian berupa skala untuk mengukur prasangka. Persiapan alat ukur penelitian
dilakukan dengan :
a. Membuat blue-print aitem-aitem yang ingin diberikan. Adapun jumlah
aitem dari skala prasangka terhadap Front Pembela Islam pada mahasiswa
Muslim Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara adalah 30 buah
aitem. Setiap respon terdiri dari 4 buah alternatif jawaban. Skala prasangka
akan diprint pada kertas yang berukuran A4 dan berbentuk booklet.
b. Melakukan uji coba alat ukur penelitian kepada mahasiswa Muslim
Sumatera Utara.
c. Menganalisa daya beda aitem dan reliabilitas aitem yang telah diuji coba.
d. Menyebarkan kembali alat ukur yang telah diuji coba kepada subjek
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap ini, alat ukur akan diberikan kepada subjek penelitian. Setelah
memberikan alat ukur, peneliti menjelaskan tujuan dari pengisian skala ini.
Setelah itu, memberikan waktu kepada subjek untuk mengisi skala. Setelah
selesai, peneliti memeriksa kembali skala yang telah diisi untuk menghindari
kesalahan atau ketidaklengkapan dalam pengisian. Dan diakhiri dengan responden
diberi reward sebagai bentuk ucapan terima kasih karena sudah berpatisipasi
didalam penelitian ini.
3. Tahap Pengolahan Data
Hasil yang diperoleh dari alat ukur prasangka yang telah terkumpul
kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi Microsoft Excel dengan tujuan
mempermudah peneliti saat melakukan pengolahan data. Selanjutnya, peneliti
melakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS for windows
16.0 version.
H. METODE ANALISIS DATA
Data yang diperoleh dari suatu penelitian tidak dapat langsung digunakan,
melainkan harus diolah terlebih dahulu. Metode analisis data dalam metode
kuantitatif-deskriptif yang digunakan peneliti untuk melihat prasangka terhadap
Front Pembela Islam pada mahasiswa Muslim Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara adalah statistik deskriptif. Keseluruhan analisa data dilakukan
data-data yang terkumpul dianalisa, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang
meliputi:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian variabel
terdistribusi secara normal. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS for
windows 16.0 version. Adapun, kaidah normal yang digunakan dalam penelitian