PERAMALAN JUMLAH PELANGGAN LISTRIK MENURUT
BESAR ARUS YANG DIPAKAI PT. PLN CABANG MEDAN
UNTUK TAHUN 2013-2015
TUGAS AKHIR
RIZKY NOOR FADLY
112407042
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BESAR ARUS YANG DIPAKAI PT. PLN CABANG MEDAN
UNTUK TAHUN 2013-2015
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
RIZKY NOOR FADLY
112407042
PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
PERSETUJUAN
Judul : PERAMALAN JUMLAH PELANGGAN LISTRIK
MENURUT BESAR ARUS YANG DIPAKAI PT PLN
CABANG MEDAN UNTUK TAHUN 2013-2015
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : RIZKY NOOR FADLY
Nim : 112407042
Program Studi : D-3 STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disahkan di
Medan, Juni 2014
Diluluskanoleh:
Program Studi D-3 Statistika FMIPA USU Pembimbing
Ketua,
Dr. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si
PERNYATAAN
JUMLAH PELANGGAN LISTRIK MENURUT BESAR ARUS YANG DIPAKAI PT PLN CABANG MEDAN
UNTUK TAHUN 2013-2015
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2014
iii
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha
Penyayang, dengan limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan tugas akhir ini dengan judul Peramalan Jumlah Pelanggan Listrik
Menurut Besar Arus yang Dipakai PT PLN Cabang Medan Untuk Tahun
2013-2015.
Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Suwarno Ariswoyo,
M.Si selaku pembimbing dan Sekretaris Program Studi D3 Statistika FMIPA
USU yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas akhir ini.
Terimakasih kepada Bapak Dr.Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si selaku Ketua Program
Studi D3 Statistika FMIPA USU, Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si. dan ibu Dr.
Mardiningsih, M.Si selaku Ketua dan Sekertaris Departemen Matematika FMIPA
USU Medan, Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan,
seluruh Staf dan Dosen Program Studi D3 Statistika FMIPA USU, pegawai
FMIPA USU dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada
Ayahanda Syafruddin, Ibunda Fauzi Yati dan keluarga yang selama ini
memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa akan membalasnya.
DAFTAR ISI
1.5.Manfaat penelitian 4
1.6.Metode Penelitian 4
1.7.Sistematika Penulisan 5
BAB 2 LANDASAN TEORITIS
2.1 Pengertian Peramalan 8
2.2 Kegunaan dan Peran Peramalan 9
2.3 Jenis Peramalan 11
2.4 Pemilihan Teknik dan Metode Peramalan 13
2.5 Analisis Deret Berkala 14
2.6 Penentuan Pola 15
2.7 Metode yang digunakan 16
BAB 3 GAMBARAN BADAN PUSAT STATISTIKA
3.1 Sejarah BPS 18
3.2 Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik 22
3.3 Visi dan Misi 23
3.4 Struktur Organisasi BPS 24
3.5 Tugas dan Wewenang Masing-Masing Bagian di Badan
Pusat Statistik 27
BAB4 PEMBAHASAN
4.1 Pengambilan Sampel 33
4.2 Pengolahan Data Jumlah Pelanggan Listrik 34
BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Pengertian Implementasi Sistem 43
5.2 Cara Kerja Microsoft Excel 44
5.3 Pengolahan Data dengan Microsoft Excel 44 5.5 Membuat Grafik Dengan Microsoft Excel 48
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
v
6.2 Saran 50
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Energi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan
dalam proses pembangunan dalam sektor energi perlu dilaksanakan secara
berdayaguna dan berhasilguna. Dilihat dari sumbernya, energi dapat
dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori yaitu energi primer dan energi final.
Energi primer yaitu energi yang belum mengalami pengolahan teknologi dan
biasanya diperlukan sebagai bahan untuk menghasilkan energi final, misalnya:
minyak bumi, gas bumi, batu bara, tenaga air, panas bumi, dan lain-lain.
Sedangkan energi final merupakan energi yang siap digunakan oleh konsumen
akhir, misalnya: Bahan Bakar Minyak dan listrik yang siap dipakai.
Energi listrik membawa peranan yang sangat penting bagi masyarakat,
industri dan pemerintah. Fungsi listrik juga sangat berperan dalam pembangunan
seperti pada bidang produksi, penelitian dan riset, bidang pertahanan dan
keamanan, bidang komunikasi dan media, bidang rumah tangga dll. Bahkan
tingkat pemakaian listrik juga menjadi salah satu ukuran bagi perkembangan dan
kemajuan suatu Negara.
Salah satu lembaga yang menangani listrik di Indonesia adalah PLN
(Perusahaan Listrik Negara). Jenis pembangkit listrik PLN di Sumatera Utara
pada saat ini terdiri dari PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), PLTG
2
Minihydro), dan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air). Pembangkit –
pembangkit ini bertugas untuk menyediakan tenaga listrik sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang berkembang dengan begitu pesatnya.
Sementara itu jumlah cabang PLN (Perusahaan Listrik Negara) di wilayah
Sumatera Utara mengalami penambahan jumlah menjadi 7 cabang yaitu cabang
Medan, cabang Binjai, cabang P. Siantar, cabang Sibolga, cabang Padang
Sidempuan, cabang R. Parapat dan cabang Lubuk Pakam. Dalam penelitian tugas
akhir ini akan dibahas cabang Medan.
Meningkatnya jumlah pelanggan listrik secara terus menerus sangat
berpengaruh terhadap besarnya arus yang dipakai. Ini menunjukkan bahwah
peranan listrik dalam menunjang pembangunan, perbaikan kesehatan, pendidikan
dan sebagainya sangatlah pentingdan sejalah dengan peningkatan kebutuhan akan
listrik itu sendiri.
Meningkatnya jumlah pelanggan listrik secara terus menerus sangat
berpengaruh terhadap besarnya arus yang dipakai. Ini menunjukkan bahwa
peranan listrik dalam menunjang pembangunan, perbaikan kesehatan, pendidikan
dan sebagainya sangatlah penting dan sejalan dengan peningkatan kebutuhan akan
listrik itu sendiri. Hal ini mengakibatkan semakin sulitnya bagi para pengambil
kebutusan untuk melihat jumlah pelanggan listrik menurut besar arus yang dipakai
dimasa mendatang dengan mempertimbangkan semua kelompok pelanggan serta
besarnya arus yang dipakai.
Melihat betapa pentingnya peranan yang dijalankan PLN dalam
mengalirkan listrik kepada masyarakat luas dari tiap cabang khususnya PLN
melihat peningkatan jumlah pelanggan listrik menurut besar arus yang dipakai.
Berdasarkan pemikiran di atas maka penulis memilih judul “PERAMALAN
JUMLAH PELANGGAN MENURUT BESAR ARUS YANG DIPAKAI PT
PLN (PERSERO) CABANG MEDAN UNTUK TAHUN 2013-2016”.
1.2. Identifikasi Masalah
Listrik sebagai sumber energi yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Demikian halnya kota Medan sebagai salah satu kota besar maupun ibu kota di
Sumatera Utara yang sekarang ini mengarah kepada industrialisasi dan
modernisasi maka besar kemungkinan kondisi seperti ini juga akan sangat
membutuhkan energi khususnya energi listrik yang cukup besar. Bagi pihak
masyarakat, hal ini tentu akan membuat masyarakat semakin membutuhkan energi
listrik dan menjadi pelanggan listrik dari PT PLN sebagai penyedia energi listrik.
1.3. Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan keterbatasan waktu dan kemampuan penulis serta untuk
menghindari kesimpangsiuran dalam penulisan Tugas Akhir yang sesuai dengan
judul dan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis membatasi ruang
lingkup penelitian pada peramalan jumlah pelanggan listrik (dalam jiwa) yang di
peroleh khususnya di wilayah Medan PT PLN (persero) untuk tahun 2013-2016
4
1.4. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk Meramalkan banyaknya jumlah
pelanggan listrik menurut besar arus yang dipakai untuk tahun 2013-2016.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu dapat memberikan masukan dan menjadi
bahan pertimbangan untuk menghadapi naik atau turunnya tingkat permintaan
energi listrik dari masyarakat.
1.6. Metodologi Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah:
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Suatu cara penelitian yang digunakan untuk memperoleh data atau
informasi dari perpustakaan yaitu dengan membaca buku-buku, referensi,
bahan-bahan yang bersifat teoritis yang membantu dalam menyusun Tugas
Akhir ini.
2. Pengumpulan Data.
Pengumpulan Data untuk keperluan riset ini penulis melakukan cara
dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat
Statistik (BPS). Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dirangkum
ulang berdasarkan data yang telah tersedia atau disusun oleh Badan Pusat
disusun, dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan
mendapatkan gambaran yang jelas tentang data tersebut.
3. Metode pengolahan data
Data diolah menggunakan metode rata-rata bergerak ganda.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah:
1. Menghitung nilai rata-rata bergerak tunggal, dengan menggunakan
persamaan:
= + + + ⋯+
2. Menghitung nilai rata-rata bergerak kedua dari rata-rata bergerak
pertama, yaitu rata-rata bergerak ganda, dengan menggunakan
persamaan:
" = + + + ⋯+
1.7. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari
6
BAB 1: PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latar belakang, maksud dan tujuan, identifikasi masalah,
batasan masalah, metode penelitian dan landasan teori serta sistematika penulisan.
BAB 2: TINJAUAN TEORITIS
Dalam bab ini diuraikan dan dibahas mengenai pngertian-pengertian yang
menyangkut masalah angkatan kerja dan hal-hal yang berkaitan dengan penulisan
Tugas Akhir.
BAB 3: GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET
Pada bab ini dibahas secara ringkas mengenai sejarah BPS, tugas dan fungsi,
struktur organisasi yang menjabarkan uraian tugas BPS dan struktur organisasi.
BAB 4: ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai pembahasan tentang pengumpulan
data dan meramalkan jumlah pelanggan listrik menurut besar arus yang dipakai
PT PLN cabang Medan pada tahun 2013-2016.
BAB 5: IMPLEMENTASI SIISTEM
Pada bab ini dijelaskan dan diperlihatkan cara penggunaan rumus-rumus yang
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dari pembahasan serta
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting)
Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang
akan terjadi pada masa mendatang. Peramalan diperlukan karena adanya
perbedaan waktu antara kesadaran akan dibutuhkan suatu kebijakan baru dengan
waktu pelaksanaan kebijakan tersebut. Apabila perbedaan waktu tersebut panjang,
maka peran peramalan menjadi penting dan sangat dibutuhkan, terutama dalam
penentuan kapan terjadi suatu peristiwa sehingga dapat dipersiapkan tindakan
yang perlu dilakukan.
Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan akan
terjadi di masa akan datang. Ramalan tersebut dapat didasarkan atas
bermacam-macam cara yang dikenal dengan metode peramalan. Metode peramalan adalah
cara memperkirakan secara kwantatif apa yang terjadi pada masa depan,
berdasarkan data yang relevan pada masa lalu. Metode peramalan akan membantu
dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap tingkah laku atau pola dari data
yang lalu, sehingga dapat memberikan cara pemikiran, pengerjaan dan pemecahan
yang sistematis dan pragmatis, serta memberikan tingkat keyakinan yang lebih
2.2 Kegunaan dan Peran Peramalan
Sering terdapat senjang waktu ( Time Lag ) antara kesadaran akan peristiwa atau
kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu tenggang (
Lead Time ) ini merupakan alasan utama bagi perencanaan dan peramalan. Dalam
situasi diatas peramalan sangat diperlukan untuk menentukan kapan suatu
peristiwa akan terjadi atau suatu kebutuhan akan timbul, sehingga dapat
dipersiapkan tindakan yang perlu dilakukan.
Dalam perencanaan disuatu instansi baik itu pemerintahan maupun swasta,
peramalan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar. Dimana baik maupun
buruknya ramalan dapat mempengaruhi seluruh bagian instansi, karena waktu
tenggang untuk pengambilan keputusan dapat berkisar dari beberapa tahun.
Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif
dan efisien.
Kegunaan dari suatu peramalan dapat dilihat pada saat pengambilan
keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas
pertimbangan apa yang akan terjadi saat keputusan tersebut dilakukan. Apabila
keputusan yang diambil kurang tepat sebaiknya keputusan tersebut tidak
dilaksanakan. Oleh karena masalah pengambilan keputusan merupakan masalah
yang selalu dihadapi maka peramalan juga merupakan masalah yang selalu
dihadapi karena peramalan berkaitan dengan pengambilan suatu keputusan.
Baik tidaknya suatu peramalan yang disusun, disamping ditentukan oleh
metode yang digunakan juga ditentukan oleh baik tidaknya informasi maupun
10
informasi yang digunakan tidak dapat maka hasil peramalan yang disusun juga
akan sukar dipercaya akan ketepatannya.
Oleh karena itu, ketepatan dari ramalan tersebut merupakan hal yang
sangat penting, walaupun demikian perlu disadari bahwa suatu ramalan adalah
tetap ramalan, dimana selalu ada unsur kesalahannya. Sehingga yang penting
diperhatikan adalah untuk memperkecil kesalahannya tersebut.
Di dalam bagian Organisasi terdapat beberapa peran penting dalam peramalan :
1. Penjadwalan sumber daya yang tersedia. Penggunaan sumber daya yang
efisien memerlukan penjadwalan produksi, transportasi, kas, personalia,
dan sebagainya. Input yang penting untuk penjadwalan seperti itu adalah
ramalan tingkat permintaan konsumennya atau si pelanggan, bahan, tenaga
kerja, finansial atau jasa pelayanan.
2. Penyediaan sumber daya tambahan. Waktu tenggang (lead time) untuk
memperoleh bahan baku, menerima pekerja baru atau membeli mesin dan
peralatan dapat berkisar antara beberapa hari sampai beberapa tahun.
Peramalan diperlukan untuk menentukan kebutuhan sumber daya di masa
yang akan datang.
3. Penentuan sumber daya yang diinginkan. Setiap organisasi harus
menentukan sumber daya yang ingin dimiliki dalam jangka waktu
panjang. Keputusan semacam ini bergantung kepada kesempatan pasar,
faktor-faktor lingkungan dan pengembangan internal dari sumber daya
memerlukan ramalan yang baik dan manajer yang dapat menafsirkan
pendugaan serta membuat keputusan yang tepat.
Walaupun terdapat banyak bidang lain yang memerlukan peramalan,
namun tiga kelompok di atas merupakan bentuk khas dari kegunaan peramalan
jangka pendek, menengah, dan panjang.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa metode peramalan sangat
berguna, karena akan membantu dalam mengadakan analisis terhadap data dari
masa lalu. Sehingga dengan metode peramalan akan memberikan cara pemikiran,
pengerjaan yang teratur dan terarah serta perencanaan yang sistematis hingga
memberikan ketepatan hasil analisis.
2.3 Jenis Peramalan
Berdasarkan sifatnya, teknik peramalan dapat dibagi dalam 2 kategori utama
yaitu:
1. Peramalan Kwalitatif atau Teknologis
Peramalan Kwalitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data
kwalitatif pada masa lalu. Hasil peramalan ini sangat bergantung pada
orang yang menyusunnya. hal ini penting karena hasil peramalan tersebut
ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat instuisi, pendapat dan
pengetahuan serta pengalaman dari orang-orang yang menyusunnya. Metode
12
2. Peramalan Kwantitatif
Peramalan Kwantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data
kwantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan ini sangat bergantung pada
metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. karena dengan
metode yang berbeda akan diperoleh suatu hasil peramalan yang berbeda
pula. Baik tidaknya metode yang dipergunakan ditentukan oleh perbedaan
atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan keyakinan yang terjadi.
Semakin kecil penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang
terjadi berarti metode yang dipergunakan semakin baik. Peramalan yang
baik adalah peramalan yang dilakukan dengan mengikuti prosedur
penyusunan yang baik. Metode kwantitatif dapat dibagi dalam deret
berkala ( time series ) dan metode kausal.
Peramalan kwantitatif dapat digunakan bila terdapat tiga kondisi yaitu :
1. Adanya informasi tentang masa lalu
2. Informasi tersebut dapat dikwantitatifkan dalam bentuk data.
3. Informasi tersebut dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa
lalu akan terus berlanjut di masa yang akan datang.
Metode-metode peramalan dengan analisis deret waktu yaitu :
1. Metode Pemulusan Ekponensial dan Rata-rata Bergerak
Sering digunakan untuk ramalan jangka pendek dan jarang dipakai untuk
2. Metode Regresi
Metode ini bisa digunakan untuk ramalan jangka menengah dan jangka
panjang.
3. Metode Box-Jenkins
Jarang dipakai, namun baik untuk ramalan jangka pendek, menengah dan
jangka panjang
2.4. Jenis – Jenis Metode Peramalan
Dalam pemilihan teknik dan metode peramalan, pertama-tama perlu diketahui
ciri-ciri penting yang perlu diperhatikan bagi pengambilan keputusan dan analisis
keadaan dalam mempersiapkan peramalan.
Ada enam faktor utama yang diidentifikasikan sebagai teknik dan metode
peramalan yaitu :
1. Horizon Waktu
Ada dua aspek dari horizon waktu yang berhubungan dengan masing-masing
metode peramalan yaitu : cakupan waktu dimasa yang akan datang daan jumlah
periode untuk peramalan yang diinginkan.
2. Pola Data
Dasar utama dari metode peramalan adalah anggapan bahwa macam dari pola
yang didapati di dalam data yang diramalkan akan berkelanjutan.
14
Model-model merupakan suatu deret dimana waktu digambarkan sebagai unsur
yang penting untuk menentukan perubahan-perubahan dalam pola. Model-model
perlu diperhatikan karena masing-masing model mempunyai kemampuan yang
berbeda dalam analisis keadaan untuk pengambilan keputusan.
4. Biaya yang Dibutuhkan
Umumnya ada 4 (empat) unsur biaya yang tercakup dalam penggunaan suatu
prosedur peramalan yaitu biaya-biaya pengembangan, penyimpanan (storage)
data, operasi pelaksanaan dan kesempatan dalam penggunaan teknik-teknik dan
metode peramalan.
5. Ketepatan Metode Peramalan
Tingkat ketepatan yang dibutuhkan sangat erat kaitannya dengan tingkat perincian
yang dibutuhkan dalam suatu peramalan.
6. Kemudahan dan Penerapan
Metode-metode yang dapat dimengerti dan mudah diaplikasikan sudah merupakan
suatu prinsip umum bagi pengambilan keputusan.
2.5 Analisis Deret Berkala
Data berkala ( time series ) adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
untuk memberikan gambaran tentang perkembangan suatu kegiatan dari waktu ke
waktu. Analisis data berkala memungkinkan untuk mengetahui perkembangan
suatu atau beberapa kejadian serta hubungan kerja lainnya.
Metode time series merupakan metode peramalan kwantitatif didasarkan
atas penggunaan analisis pola hubungan antara variable yang akan diperkirakan
digunakan untuk meramalkan apakah data tersebut stationer atau tidak dan
ekstrapolasi ke masa yang akan datang. Stationer itu sendiri berarti bahwa tidak
terdapat pertumbuhan/penurunan data. Data secara kasar harus horizontal
sepanjang waktu dengan kata lain fluktuasi data tetap konstan setiap waktu.
2.6 Penentuan Pola Data
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam metode deret berkala adalah
menentukan jenis pola data historisnya. Sehingga pola data yang tepat dengan
pola data historis tersebut dapat diuji, dimana pola data umumnya dapat
dibedakan sebagai berikut :
1. Pola Horizontal ( H )
Pola ini terjadi bilamana nilai data berfluktuasi disekitar nilai rata yang konstan.
2. Pola musiman ( S )
Pola yang menunjukkan perubahan yang berulang-ulang secara periodic dalam
deret waktu. pola yang ini terjadi bial suatu deret dipengaruhi oleh faktor
musiman, misalnya kwartal tahun tertentu, bulanan atau hari-hari pada
mingu-minggu tertentu.
3. Pola Siklis ( C )
Pola data yang menunjukkan gerak naik turun dalam jangka panjang dari suatu
kurva trend. terjadi bila datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka
panjang seperti berhubungan dengan siklus bisnis.
4. Pola Trend ( T )
16
2.7 Metode Yang Digunakan
Hal yang dilakukan disini pada masing-masing langkah sebenarnya
hanyalah menghitung kembali rata-rata dengan menambah nilai berikutnya dan
menggugurkan pengamatan yang terjadi pada m periode sebelumnya.
Prosedur peramalan rata-rata bergerak ganda meliputi 3 (tiga) aspek, yaitu:
1. Penggunaan rata-rata bergerak tunggal pada waktu t (ditulis ) .
2. Penyusuaian yang merupakan perbedaan antara rata-rata bergerak tunggal
dan ganda pada waktu t (ditulis ′ − ").
3. Penyusuain untuk kecenderungan dari periode t ke periode t+1 (atau ke
periode t+m jika kita ingin meramalkan m periode ke depan).
Secara umum penyesuaian prosedur rata-rata bergerak ganda dapat di terangkan
melalui persamaan berikut ini:
m = Jumlah periode didepan yang diramalkan
′ = Nilai rata-rata bergerak tunggal
at, bt = Konstanta pemulusan
BAB 3
TINJAUAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK
3.1. Sejarah Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS
melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian,
agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan,
pendapatan, dan keagamaan. Selain hal – hal diatas BPS juga bertugas untuk
melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik
dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang
serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan
defenisi, klasifikasi dan ukuran – ukuran lainnya.
Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu:
1. Masa pemerintahan Hindia Belanda
Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh direktur
pertanian, kerajinan dan perdagangan (Directeur Van Landbouw Nijverheid
enHendle) dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah
dan memublikasi data statistik.
Pada tanggal 24 September 1924 maka lembaga tersebut diganti dengan
nama Centraal kantoor Voor de Statistik (CKS) atau Kantor Pusat Statistik dan
dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme
statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en Accijinsen
2. Masa Pemerintahan Jepang
Pada bulan Juni 1942 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan
statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer.
Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chasasitsu gunseikanbu.
3. Masa Kemerdekaan Republik Indonesia
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945
kegiatan statistik diganti oleh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan
yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia).
Tahun 1946 Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi
dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) di
Jakarta mengaktifkan kembali CKS.
Berdasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950
No.219/S.C;KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS)
dan berada dibawah Kementrian Kemakmuran.
Dengan surat Mentri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.P/44,
lembaga KPS berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Mentri
Perekonomian, dan pada tanggal 24 Desember 1953 dengan surat Mentri
Perekonomian No. 18.099/M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian
research yang disebut Afdeling A, dan bagian penyelenggaraan dan tatausaha
yang disebut Afdeling B.
Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 131 tahun 1957,
Kementrian Perekonomian dipecah menjadi Kementrian perdagangan dan
20
Republik Indonesia No. 172 tahun 1957 KPS diubah menjadi BPS, dan urusan
statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang Mentri
Perekonomian dialihkan menjadi dibawah dan bertanggungjawab kepada Perdana
Mentri. Berdasarkan KEPPRES ini pula secara formal nama BPS dipergunakan.
Memenuhi anjuran PBB agar setiap negara anggota menyelenggarakan sensus
penduduk secara serentak, maka pada tanggal 24 September 1960 telah
diundangkan UU No. 6 tahun 1960 tentang Sensus, sebagai pengganti Volk
Stelling Ordonnantie 1930.
Dalam rangka memperhatikan kebutuhan data bagi perencanaan
pembangunan semesta berencana dan mengingat materi statistiek ordonnantie
1934 dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan – kemajuan yang cepat
dicapai oleh Negara kita, maka tanggal 26 September 1960 telah diundangkan UU
No. 7 tahun 1960 tentang Statistik.
Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet RI No. Aa/C/9 tahun 1965,
maka tiap-tiap daerah Tingkat I dan Tingkat 2 dibentuk kantor-kantor cabang BPS
dengan nama Kantor Sensus Statistik Daerah (KKS) yang mempunyai tugas
menjalankan kegiatan-kegiatan statistik di daerah-daerah. Disetiap daerah
administrasi kecamatan, dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang
merupakan pegawai KKS ditingkat 2 dan dibawah pengawasan Kepala
Kecamatan.
4. Masa Orde Baru sampai sekarang
Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam
handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan
organisasi BPS.
Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan
struktur organisasi, yaitu:
1. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1969 tentang organisasi Biro Pusat Statistik.
2. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik.
3. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik
dan keputusan Presiden No. 6 tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan, Reorganisasi dan tata kerja Biro Pusat Statistik.
4. Undang-Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik.
5. Keputusan Presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik.
6. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja
BPS.
7. PP No. tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.
Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968, yaitu
yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980,
Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti
Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
6 tahun 1988 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama Kantor
Statistik Provinsi dan di Kabupaten/Kota terdapat cabang perwakilan BPS dengan
nama Kantor Statistik Kabupaten/Kota. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan
tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik.
22
tahun 1998 ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan struktur BPS yang
baru.
3.2. Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik
Menurut Keputusan Kepala BPS Nomor 121 tahun 2001 tentang organisasi dan
tata kerja perwakilan BPS di daerah.
1. Tugas
BPS memunyai tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan
fungsi:
1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik.
2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional.
3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.
4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang
kegiatan statistik
5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian,
keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga.
3. Kewenangan
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS memunyai
kewenangan:
2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara
makro.
3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;
4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional;
5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yaitu:
1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik
2. Penyusunan pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral
3.3. Visi dan Misi 1. Visi
Pelopor data statistik terpercaya untuk semua.
2. Misi
1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk
penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.
2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung
pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan
Indonesia.
3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran,
dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan
statistik.
24
5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang
diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional
(SSN) yang efektif dan efisien.
3.4. Struktur Organisasi BPS
Sehubungan dengan semakin meningkatnya beban tugas dan pentingnya peranan
BPS dalam menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan
maka diperlukan struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari
masing-masing bagian.
Surat keputusan kepala BPS No. 104 tahun 1999 yang mengatur tentang
uraian tugas, bagian bidang, subbagian dan seksi perwakilan BPS di daerah
dipandang perlu untuk menetapkan perincian tugas setiap bidang, subbagian, dan
seksi di lingkungan perwakilan dan cabang perwakilan BPS.
1. BPS Kabupaten/kota
2. BPS Provinsi
Gambar 3.2 Struktur Organisasi BPS Provinsi
Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan
dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara
individu-individu dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan
yang ditetepkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah
26
Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah
struktur organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur – unsur
spesialisasi kerja, standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam
pembuatan keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan
dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja.
Adapun tujuan dari struktur organisasi lini dan staf di Kantor Badan Pusat
Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara adalah :
a. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai
departemen dan kegiatan – kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain.
b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi
manajemen.
c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan – keputusan dan mengamati
bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.
Sebagaimana dalam lampiran dalam organisasi Kantor Badan Pusat
Statistik Propinsi Sumatera Utara dipimpin seorang Kepala Kantor. Kepala Kantor
dibant bagian tata usaha yang terdiri dari :
1. Sub Bagian Urusan Dalam
2. Sub Bagian Perlengkapan
3. Sub Bagian Keuangan
4. Sub Bagian Kepegawaian
5. Sub Bagian Bina Program
1.Bidang Statistik Produksi
Bidang statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan Statistik
Pertanian, Industri, Konstruksi pertambangan dan energi.
2.Bidang Statistik Distrubusi
Bidang Statistik ditribuisi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik
konsumen dan perdagangan besar, statistik keuangan dan harga produsen serta
niaga dan jasa.
3.Bidang Statistik Sosial
Bidang Statistik kependudukan mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan
demografi dan rumah tangga, ketenagakerjaan, serta statistik kesejahteraan.
4.Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statitik (IPDS)
Penyiapan data, penyusunan sistem, dan program serta operasional pengolahan
data dengan komputer.
5 .Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Mempunyai tugas untuk penyusunan Neraca Produksi, Neraca konsumsi, dan
Akumulasi penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik.
3.5. Tugas dan Wewenangan Masing–Masing Bagian di Badan Pusat Statistik
Wewenang (authority) adalah : hak untuk melakukan sesuatu atau memerintahkan
orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan
tertentu. Contoh: seorang manager suatu organisasi mempunyai hak untuk
28
Tugas adalah: kewajiban untuk melakukan sesuatu agar tercapai tujuan
tertentu. Contoh: sekretaris yang mengarsip surat, membuat notulen rapat.
1. Bagian Tata Usaha
1. Menyusun program kerja tahun bidang.
2. Mengatur dan melaksanakan penghimpunan barang dan penyusunan program
kerja tahunan baik rutin maupun proyek kantor statistik propinsi dan
menyampaikan ke Badan Pusat Statistik.
3. Mengatur dan melaksanakan urusan dalam yang meliputi surat-surat
penggandaan atau percetakan kearsipan, rumah tangga dan pemeliharaan gedung
keamanan dan lingkungan serta perjalanan dinas maupun luar negeri.
4. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkapan dan perbekalan yang
meliputi penyusunan, penyimpanan atau penggudangan, inventarisasi dan
penghapusan serta pemeliharaan perlengkapan.
5. Mengatur dan melaksanakan urusan dan keuangan yang meliputi tata usaha
keuangan, perbankan, administrasi dan pembukuan.
6. Mengatur dan melaksanakan urusan dan mutasi pegawai, pembinaan pegawai,
kesejahteraan pegawai, administrasi jabatan dan fungsional, hukum, organisasi
tata laksana serta penyajian.
7. Menyusun laporan kegiatan bagian secara berkala dan sewaktu – waktu.
8. Mengatur dan melaksanakan urusan penyelenggaraan berbagai pelatihan teknis
2. Bidang Statistik Produksi
1. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi kegiatan statistik
pertanian, industri, konstruksi energi dan statistik produksi lainnya yang
ditentukan.
2. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat
dibidang statistik produksi.
3. Mengatur dan mengkordinasikan penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan
dipusat pelatihan serta mengatur pencatahan pelatihannya.
4. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik Propinsi atau pimpinan bagian
proyek untuk menyiapkan program pelatihan petugas lapangan.
5. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dan pengawasan lapangan terhadap
pelaksanaan lapangan produksi.
6. Mengatur dan melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan dokumen hasil
pengumpulan data statistik produksi.
7. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data, mengatur dan menyiapkan data
statistik produksi melalui komputer sesuai yang diterapkan.
8. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil kerja kegiatan statistik produksi.
9. Mengatur dan menyiapkan hasil pengolahan statistik produksi yang akan
dikirim ke pusat melalui komputer sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
10. Membantu kepala kantor badan pusat statistik propinsi melakukan pembinaan
secara teratur petugas pencacah, pengawas dan pemeriksaan pengumpulan data
30
3. Bidang Statistik Distribusi
1. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi pelaksanaan kegiatan
statistik pertanian, industri pertambangan, energi dan satistik distribusi lainnya
yang ditentukan.
2. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat
dibidang statistik distribusi.
3. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik memimpin proyek untuk
menyiapkan proyek tugas lapangan.
4. Mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraan petugas lapangan di pusat
pelatihan serta mengatur pelatihan.
5. Mengatur dan melaksanakan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan
lapangan, melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan statistik
distribusi.
6. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan lapangan terhadap
pelaksanaan kegiatan statistik distribusi.
7. Mengatur dan melaksananakan penerimaan dan pemeriksaan dokumen hasil
pengumpulan data statistik distribusi.
8. Mengatur dan melaksanakan pengolahan data statistik distribusi secara
sederhana sesuai yang diterapkan oleh pusat.
9. Bersama- sama dengan bidang pengolahan data dan menyiapkan pengolahan
statistik distribusi melalui komputer sesuai yang diterapkan.
10. Mengatur dan mengevaluasi hasil kegiatan statistik distribusi sebagai bahan
11. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik propinsi melakukan pembinaan
secara teratur petugas pencacah, pengawas dan pemeriksaan penyimpulan data
statistik produksi, kabupaten, kotamadya ataupun di kecamatan.
4. Bidang Statistik Sosial
1. Menyusun program kerja tahunan bidang-bidang yang utama ruang lingkup
bidang statistik kependudukan adalah meliputi pelaksanaan kegiatan statistik
demografi dan rumah tangga dan statistik kepedudukan lainnya.
2. Mengatur keikutsertaan program lainnya yang akan diselenggrakan oleh
statistik bidang penduduk.
3. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik propinsi atau pimpinan bagian
proyek untuk menyiapkan pengolahan latihan tugas lapangan.
4. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaran latihan tugas lapangan dipusat
serta mengatur penjatahan pelatihannya.
5. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen untuk melaksanakan tugas
lapangan.
6. Melakukan pembinaan dan pengawasan lapangan terhadap pengawasan
kegiatan statistik kependudukan.
7. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data mengatur dan menyiapkan
pengolahan data statistik kependudukan melalui komputer sesuai yang ditetapkan.
8. Mengatur dan melaksanakan penerimaan dokumen hasil dari pengumpulan data
statistik kependudukan.
9. Mengatur dan menyiapkan pengolahan data statistik kependudukan yang akan
32
10. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil pengolahan statistik kependudukan
sebagai bahan untuk penyempurnaan.
5. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik 1. Menyusun program kerja tahunan.
2. Melaksanakan penyusunan, pemeliharaan, penyelesaian permasalahan dan
pengembangan sistem jaringan komunikasi data sesuai dengan aturan yang
ditetapkan serta membantu penyerapan teknologi informasi.
3. Mengatur dan melaksanakan keikutsertaan dalam program latihan yang
diselenggarakan oleh badan pusat statistik dalam bidang pengolahan, penyajian
dan pelayanan statistik.
4. Melaksanakan koordinasi pengolahan dan pemeliharaan perangkat keras dan
perangkat lunak serta menyusun sistem pengolahan data.
5. Mengatur integrasi penggunaan sistem dan program aplikasi pengolahan data
statistik seperti data statistik kependudukan, data statistik produksi dan data
statistik distribusi termasuk sarana pendukungnya.
6. Melaksanakan kajian evaluasi kebutuhan dan pengolahan data termasuk bahan
BAB 4
ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Analisis Data
Pada bab ini penulis akan menganalisis perkembangan jumlah pelanggan listrik di
PT PLN Cabang Medan berdasarkan tahun 2003-2012.
Adapun jumlah pelanggan listrik di PT PLN Cabang Medan dapat dilihat
pada tabel ini:
Tabel 4.1 Jumlah Pelanggan Listrik PT PLN Cabang Medan Tahun
2003-2012
PERIODE Tahun Jumlah Perceraian
1 2004 967
2 2005 1005
3 2006 957
4 2007 1073
5 2008 1267
6 2009 1579
7 2010 1729
8 2011 1337
34
10 2013 1579
Sumber: Pengadilan Agama
Penulis akan menganalisis data pada tabel 4.1, maka akan diperoleh
peramalan jumlah pelanggan listrik dengan menggunakan metode rata-rata
bergerak ganda (Double moving acerage).
Grafik 4.1 Jumlah Pelanggan Listrik PT PLN
4.2 Pengolahan Data Peramalan Peningkatan Jumlah Perceraian
Tahap pertama dalam proses analisa data yaitu dengan menghitung nilai rata-rata
bergerak tunggal ( ) dengan N=3 periode dari realisasi total jumlah perceraian di
kota Medan yaitu: 0
100000 200000 300000 400000 500000 600000
Jumlah Pelanggan Listrik
= + + + ⋯+
Dari rumus diata dapat dihitung:
− −3 = 383147 + 385775 + 395380
3
= 388100,67
− −4 = 385775 + 395380 + 412295
3
= 397817
− −5 = 395380 + 412295 + 418504
3
= 408726,67
− −6 = 412295 + 418504 + 432858
3
= 421219,33
− −7 = 418504 + 432858 + 445065
3
= 432142,33
− −8 = 432858 + 445065 + 481860
3
36
Tahap kedua adalah menghitung nilai rata-rata kedua dari rata-rata
pertama, yaitu rata-rata bergerak ganda ( ") dari periode ke-5 sampai dengan
periode ke-12 yaitu:
"
= + + + ⋯+
Dari rumus diatas dapat dihitung:
− −8 = 421219,33 + 432142,33 + 453261 3
= 435540,9
− −9 = 432132,33 + 453261 + 469420,33
3
= 451607,9
− −10 = 453261 + 469420,33 + 487216,67
3
= 469966
Tahap ketiga adalah menghitung a dengan yaitu:
= + − " = 2 − "
Dari data diatas dapat dihitung:
Nilai a untuk periode ke-5 = ( 2 × 408726,67)−398214,8
= 419238,6
Nilai a untuk periode ke-6 = ( 2 × 421219,33)−409254,3
= 433184,3
Nilai a untuk periode ke-7 = ( 2 × 432142,33)−420696,1
38
Tahap keempat adalah menghitung nilai b, yaitu:
= 2
−1( − ")
Dari rumus diatas dapat dihitung:
−8 = 2
3−1( 453261−435540,9)
= 17720,11
−9 = 2
3−1( 469420,33−451607,9)
= 17812,44
−10 = 2
3−1( 487216,67−469966)
= 17250,67
Dari hasil perhitungan nilai a dan b di atas dapat ditentukan ramalan jumlah
pelanggan listrik PT PLN Cabang Medan pada tahun 2013, 2014 dan 2015 yaitu:
= +
Berdasarkan nilai terakhir dari nilai a dan b dapat dihitung nilai peramalan untuk
satuan kuartal berikutnya dengan bentuk persamaan peramalan. Dari persamaan
peramalan di atas dapat dihitung:
Periode ke-11 (tahun 2013)
= 504467,3 + ( 17250,67 × 1)
40
Periode ke-12 (periode ke tahun 2014)
= 504467,3 + ( 17250,67 × 2)
= 538968,667 Dibulatkan 538969
Periode ke-13 (periode ke 3 tahun 2015)
= 504467,3 + ( 17250,67 × 3)
Tabel 4.2 Peramalan Jumlah Pelanggan Listrik PT PLN Cabang Medan Tahun Periode Jumlah Pelanggan Rata-rata
Bergerak
Rata-rata
Bergerak Nilai a Nilai b Nilai Ft
Listrik Tunggal Ganda
2003 1 383147 - - - - -
2004 2 385775 - - - - -
2005 3 395380 388100,6667 - - - -
2006 4 412296 397817 - - - -
2007 5 418504 408726,6667 398214,8 419238,6 10511,89 -
2008 6 432858 421219,3333 409254,3 433184,3 11965 429750,44
2009 7 445065 432142,3333 420696,1 443588,6 11446,22 445149,33
2010 8 481860 453261 435540,9 470981,1 17720,11 455034,78
2011 9 481336 469420,3333 451607,9 487232,8 17812,44 488701,22
2012 10 498454 487216,6667 469966 504467,3 17250,67 505045,22
2013 11 m=1 521718
2014 12 m=2 538968,67
42
Grafik 4.2 Nilai Peramalan Jumlah Pelanggan Listrik PT PLN
0 100000 200000 300000 400000 500000 600000
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Peramalan
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Pengertian Implementasi Sistem
Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain
sistem yang ada dalam desain yang disetujui, menginstal, dan memulai sistem
baru atau sistem yang diperbaiki.
Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis
kedalam progaming (coding). Dalam pengolahan data pada karya tulis ini penulis
penggunakan satu perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu Microsoft
Excel dalam menyelesaikan masalah untuk memperoleh hasil pehitungan.
Dalam hal pengolahan data, komputer mempunyai kelebihan dari manusia yaitu
kecepatan, ketepatan, dan keandalan dalam memproses data. Dan dengan adanya
perangkat lunak komputer tersebut kita sangat terbantu karena memang ada
kalanya data-data yang sangat rumit dan banyak itu tidak dapat dikerjakan secara
manual atau dengan menggunakan tenaga manusia yang tentunya membutuhkan
waktu dan tenaga yang sangat banyak untuk mengolah data tersebut , disamping
itu faktor kesalahan yang dilakukan manusia relatif besar.
Dan dengan adanya perangkat lunak komputer, diharapkan pekerjaan
tersebut dapat dilakukan dengan cepat dan tepat, waktu dan tenaga dengan tingkat
44
5.2 Microsoft Excel
Microsoft Excel merupakan program aplikasi lembar kerja elektronik (spread
sheet) dari program paket Microsoft Office. Excel merupakan salah satu sofeware
pengolah angka yang cukup banyk digunakan di dunia. Excel merupakan produk
unggulan dari Microsoft Corporation yang banyak berperan dalam pengolahan
infomasi khususnya data yang berbentuk angka, dihitung, diproyeksikan,
dianalisis dan dipresentasikan data pada lembar kerja. Microsoft telah
mengeluarkan Excel dalam berbagai versi mulai dari versi 4,versi 5, versi 97,
versi 2000,versi 2002, versi 2003, versi 2007 dan versi 2010.
Sheet (lembar kerja) Excel terdiri dari 256 kolom dan 65536 baris. Kolom diberi
nama dengan huruf mulai dai A, B, C,..., Z kemudian dilanjutkan AA, AB, AC,
...sampai kolom IV. Sedangkan kolom baris ditandai dengan angka mulai dari 1,
2, 3, ...,65536. Excel 2003 hadir dengan berbagai penyempurnan, ampil lebih
terintegrasi dengan berbagai sofware lain, salah satunya adalah under window
seperti word, accsess dan power point. Keunggulan program spreadsheet ini
adalah mulai dipakai, fleksibel, mudah terintegrasi dengan aplikasi berbasis
windows.
5.3 Pengolahan Data dengan Microsoft Office Excel
Sebelum pengoperasian software ini, pastikan pada komputer terpasang program
Excel.
Langkah-langkahnya:
a. Klik tombol Start
Gambar 5.1 Tampilan cara membuka Microsoft Excel di windows
46
Setelah itu muncul tampilan worksheet ( lembar Kerja ) seperti dibawah
Gambar 5.2 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel.
Data tiap tahun pada 2 kolom, pertama untuk tahun dan kolom kedua
untuk data nilai jumlah pelanggan listrik menurut besar arus yang dipakai PT PLN
Cabang Medan.
Dari data diatas akan diberi nama pada setiap kolom seperti berikut:
1. Pada kolom pertama ditulis keterangan dengan Tahun
2. Pada kolom kedua ditulis keterangan dengan Periode
3. Pada kolom ketiga ditulis keterangan dengan Pertumbuhan pelanggan
4. Pada kolom ke empat ditulis keterangan dengan Rata-rata 3 periode ke 1
5. Pada kolom ke lima ditulis keterangan dengan Rata-rata 3 periode ke 2
6. Pada kolom ke enam ditulis keterangan dengan Nilai a
7. Pada kolom ke tujuh ditulis keterangan dengan Nilai b
8. Pada kolom ke delapan ditulis keterangan dengan Nilai Ft
9. Pada kolom ke sembilan ditulis keterangan dengan Nilai e
48
5.4 Pembuatan Grafik
Dengan adanya grafik, kita dapat lebih mudah membaca data secara umum.
Berikut ini adalah langkah-langkah membuat grafik:
1. Sorot range yang akan dibuat grafik
2. Klik insert lalu pilih line chart
3. Klik chart layout ketik judul grafik dan nama axis atau garis vertikalnya
4. Pilih tempat untuk meletakkan grafik, lalu klik sembarang sel maka grafik
sudah ditempatkan pada lembar kerja.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari perhitungan pertumbuhan Jumlah Pelanggan
Listrik pada bab 4 adalah sebagai berikut:
1. Dari data yang disajikan dapat dilihat Pelanggan Listrik pada PT PLN
Cabang Medan mengalami Peningkatan.
2. Dari Perhitungan rumus: F = at + bt (m) didapat peramalan pada tahun:
2008 sebesar 428750
2009 sebesar 445149
2010 sebesar 455035
2011 sebesar 488701
2012 sebesar 505045
2013 sebesar 521718
2014 sebesar 538969
50
Berdasarkan hasil peramalan diatas pada tahun 2008 – 2012 mengalami
peningkatan jumlah pelanggan listrik dan pada tahun 2013-2015 juga terus
mengalami peningkatan.
6.2 Saran
1. Sebagai bahan pertimbangan atau perbandingan ada baiknya membahas
metode peramalan apa yang akan digunakan, guna mengetahui besarnya
pertumbuhan kredit pada tahun yang akan datang.
2. Peramalan Pertumbuhan Jumlah Pelanggan Listrik dapat dipakai sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, 2000,” Analisis Regresi teori, kasus, dan solusi ”, Edisi kedua. BPFE. Yogyakarta
Abdul Hakim,2002, “statistik Induktif untuk ekonomi dan bisnis”, Yogyakarta
Dergibson siagian, Sugiarto, 2000,”Motode statistika untuk bisnis dan ekonomi”, Jakarta
http://www.geogle.com/html/pdrb.htm.
Iswardono, S.P. 1981. Sekulumit Analisa Regresi dan Korelasi.BPFE. Yogyakarta.
Makridasi, Wheel wright dan Mcgee. 1998. Metodologi dan aplikasi peramalan.
Jilid I. Terjemahan Ir. Hari sumiato : John Wiley & ons, inc.
Sujana, Prof. DR.M.A.,M.sc.2005. Metode Statistika Bandung. Penerbit Tarsito.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari, 2000,” Analisis Regresi teori, kasus, dan solusi ”, Edisi kedua. BPFE. Yogyakarta
Abdul Hakim,2002, “statistik Induktif untuk ekonomi dan bisnis”, Yogyakarta
Dergibson siagian, Sugiarto, 2000,”Motode statistika untuk bisnis dan ekonomi”, Jakarta
http://www.geogle.com/html/pdrb.htm.
Iswardono, S.P. 1981. Sekulumit Analisa Regresi dan Korelasi.BPFE. Yogyakarta.
Makridasi, Wheel wright dan Mcgee. 1998. Metodologi dan aplikasi peramalan.
Jilid I. Terjemahan Ir. Hari sumiato : John Wiley & ons, inc.
Sujana, Prof. DR.M.A.,M.sc.2005. Metode Statistika Bandung. Penerbit Tarsito.