• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Simulasi Penjadwalan Penggunaan Peralatan Listrik Pelanggan Kota Medan ( Untuk Mereduksi Konsumsi Energi Listrik )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Simulasi Penjadwalan Penggunaan Peralatan Listrik Pelanggan Kota Medan ( Untuk Mereduksi Konsumsi Energi Listrik )"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI SIMULASI PENJADWALAN PENGGUNAAN PERALATAN LISTRIK PELANGGAN KOTA MEDAN ( UNTUK

MEREDUKSI KONSUMSI ENERGI LISTRIK ) O

L E H NAMA :

NIM : 035203016

AHMAD AFRIZAL SAM RANGKUTI

Karya Akhir ini Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

PROGRAM DIPLOMA-IV

TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

STUDI SIMULASI PENJADWALAN PENGGUNAAN PERALATAN LISTRIK PELANGGAN KOTA MEDAN ( UNTUK

MEREDUKSI KONSUMSI ENERGI LISTRIK )

Oleh:

035 203 016

Ahmad Afrizal Sam Rangkuti

Disetujui oleh:

Pembimbing Karya Akhir

Nip. 131 572 868 Ir. Surya Tarmizi Kasim M.Si

Diketahui oleh: Ketua Program Diploma IV Teknologi Instrumentasi Pabrik

Fakultas teknik Universitas Sumatera Utara

Nip. 131 459 554 Ir. Nasrul Abdi MT

PROGRAM DIPLOMA IV

TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT

yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya akhir yang berjudul “ Studi Simulasi Penjadwalan

Penggunaan Peralatan Listrik Pelanggan Kota Medan ( Untuk Mereduksi

Konsumsi Energi Listrik ).

Karya akhir ini dimaksudkan adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan

Program Studi di Fakultas Teknik Jurusan Teknologi Instrumentasi Pabrik

Diploma-IV Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan tenaga

serta pikiran untuk memberikan petunjuk dan arahan sehingga selesainya karya

akhir ini, yaitu kepada :

1. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim M.Si ,selaku Dosen Pembimbing

Kemudian terima kasih yang tulus, penulis sampaikan kepada pihak-pihak

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya akhir ini, baik secara

material, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah

(4)

1. Orang tua yang saya cintai Ayahanda Syahbuddin Rangkuti, dan Ibunda

Masliana Nasution serta adik laki-laki saya Faizal Habibi Sam Rangkuti, S.Pt, serta adik perempuan saya Nia Rani Syam Rangkuti dan Titin Ariddha Syam Rangkuti, yang telah memberikan dorongan baik moril,

material, dan doa kepada penulis.

2. Bapak Ir. Nasrul Abdi, MT sebagai Ketua Jurusan Program Diploma-IV

Teknologi Instrumentasi Pabrik Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Rahmat Fauzi, ST.MT sebagai Sekretaris Jurusan Program

Diploma-IV Teknologi Instrumentasi Pabrik Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Utara.

4. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si selaku Dosen Pembimbing dalam

penyusunan Karya Aknir.

5. Bapak Soeharwinto, ST.MT selaku Dosen Wali.

6. Seluruh staf pengajar serta pegawai administrasi, terutama bang Martin.

7. Saudari Silva Meiga Sitta Sitepu yang sangat membantu dalam penyelesaian

karya akhir ini.

8. Buat seluruh teman-teman angkatan 2003,khususnya Herman, Ade, Boy,

Bang Dedi, Eddy, Arie, Eva, Nurlia, Robin dan sepupuku Khairina Matondang.

9. Dan semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian karya akhir

(5)

Akhir kata penulis dengan keterbatasannya sangat menyadari bahwa dalam

penulisan Karya Akhir ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis dengan

tulus menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dan kiranya dapat

digunakan untuk menambah ilmu dan pengetahuan yang lebih baik di masa yang

akan datang.

Dengan kerendahan hati, penulis mohan maaf yang sebesar-besarnya atas

segala kekurangan dan semoga karya akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2008

Hormat Saya

(6)

ABSTRAK

Pertumbuhan dalam mengkomsumsi energi listrik memiliki berbagai ramifikasi lingkungan dan sosial. Permintaan yang semakin tinggi ini akan berakibat menghilangnya sumber daya alam guna mendukung permintaan energi listrik yang telah memberikan penekanan terhadap lingkungan secara global (exploitasi sumber daya alam secara besar-besaran). Mengingat hal ini tidak ada kata lain bagi PLN untuk berhemat. PLN sendiri mencanangkan bagi golongan tarif 450 VA pemakaian energi listrik rata-rata perbulannya diharapkan bisa mencapai 75 KWH. Untuk golongan tarif 900 VA rata-rata perbulannya diharapkan bisa mencapai 115 KWH, dan untuk golongan tarif 1.300 VA rata-rata perbulannya diharapkan bisa mencapai 201 KWH sedangkan untuk golongan tarif 2.200 VA rata-rata perbulannya diharapkan bisa mencapai 358 KWH.

Jumlah energi listrik yang digunakan sebuah pelanggan diukur dengan menggunakan sebuah meteran listrik yang disebut kWh meter,yang merupakan indikator kesepakatan perhitungan penggunaan energi listrik pada pelanggan dan Pembangkit Listrik Negara (PLN).

Untuk mendukung program penghematan PLN khususnya wilayah kota Medan, maka harus diketahui rata-rata pemakaian jumlah energi listrik yang dikomsumsi pelanggan PLN di kota medan, sehingga nantinya dapat diketahui apakah rata-rata komsumsi energi listrik kota medan melebihi rata-rata Nasional atau lebih rendah dari rata-rata Nasional.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB.I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.1.1. Kendala Dibidang Teknik ... 1

1.1.2. Kendala Dibidang Ekonomi (Finansial)... 2

1.1.3. Kendal;a Dibidang Kelembagan (Institusional) ... 2

1.2. Tujuan Penulisan Karya Akhir ... 5

1.3. Batasan Masalah... 6

1.4. Metode Pembahasan... 6

(8)

BAB.II. LANDASAN TEORI

2.1. Arus Listrik ... 8

2.2. Daya Listrik ... 10

2.3. Energi Listrik ... 12

2.4. Elektron dan Proton... 14

2.5. Frekuensi ... 14

2.6. Watthourmeter (kWh) ... 15

2.6.1. Prinsip Kerja Watthourmeter ... 16

2.6.2. Momen Lawan (Braking Torque) ... 19

2.6.3. Kesalahan Watthourmeter ... 21

2.6.4. Watthoumeter Pada Pembebanan Konstan ... 21

2.6.5. Menghitung Kesalahan Watthourmeter ... 23

BAB. III. PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PELANGGAN 3.1. Ruang Lingkup Evaluasi ... 25

3.2. Pembagian Golongan ... 26

(9)

3.4. Konsumsi Rata-rata Nasional dan Kota Medan ... 29

BAB.IV. PENJADWALAN PERALATAN LISTRIK URMAH TANGGA

4.1. Penjadwalan Peralatan Listrik Rumah Tangga ... 31

BAB.V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 64

5.2. Saran ... 65

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Pandangan Samping Watthourmeter ... 17

Gambar 2.2. Pandangan Atas Watthourmeter ... 17

Gambar 2.3. Diagram Phasor Tegangan Dan Arus Watthourmeter... 18

Grafik 3.1. Kurva Rata-rata Jam Nyala Pemakaian Energi Listrik Pelanggan Kota Medan ... 25

Gambar 3.1. Diagram Segaris Peralatan Listrik Konsumen ... 26

Grafik 3.2. Konsumsi Rata-rata Kota MedanVs Nasional ... 30

Gambar 4.1 Jalur Konsumsi Energi listrik ... 32

Gambar 4.2. Diagram Segaris Konsumsi Beban Peralatan Listrik ... 35

Gambar 4.3. Simulasi Penggunaan Peralatan Listrik Pelanggan Kota Medan 37 Gambar 4.4. Simulasi Perhitungan Beban Konsumsi Peralatan Listrik... 38

Gambar 4.5. Diagram Segaris Konsumsi Beban Peralatan Listrik ... 41

Gambar 4.6. Simulasi Penggunaan Peralatan Listrik Pelanggan Kota Medan 43 Gambar 4.7. Simulasi Perhitungan Beban Konsumsi Peralatan Listrik... 44

(11)

Gambar 4.9. Simulasi Penggunaan Peralatan Listrik Pelanggan Kota Medan 51

Gambar 4.10. Simulasi Perhitungan Beban Konsumsi Peralatan Listrik... 52

Gambar 4.11. Diagram Segaris Konsumsi Beban Peralatan Listrik ... 56

Gambar 4.12. Simulasi Penggunaan Peralatan Listrik Pelanggan

Kota Medan ... 59

Gambar 4.13. Simulasi Perhitungan Beban Konsumsi Peralatan Listrik... 60

Grafik 4.1. Konsumsi Rata-rata Kota Medan Vs Nasional Vs setelah

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Peningkatan jumlah pelanggan PLN dari tahun 1999 sampai tahun

2004 ... 4

Tabel 3.1. Batas Daya Golongan R1 ... 26

Tabel 3.2. Rata-rata Konsumsi Nasional... 29

Tabel 3.3. Rata-rata Konsumsi Kota Medan ... 29

(13)

ABSTRAK

Pertumbuhan dalam mengkomsumsi energi listrik memiliki berbagai ramifikasi lingkungan dan sosial. Permintaan yang semakin tinggi ini akan berakibat menghilangnya sumber daya alam guna mendukung permintaan energi listrik yang telah memberikan penekanan terhadap lingkungan secara global (exploitasi sumber daya alam secara besar-besaran). Mengingat hal ini tidak ada kata lain bagi PLN untuk berhemat. PLN sendiri mencanangkan bagi golongan tarif 450 VA pemakaian energi listrik rata-rata perbulannya diharapkan bisa mencapai 75 KWH. Untuk golongan tarif 900 VA rata-rata perbulannya diharapkan bisa mencapai 115 KWH, dan untuk golongan tarif 1.300 VA rata-rata perbulannya diharapkan bisa mencapai 201 KWH sedangkan untuk golongan tarif 2.200 VA rata-rata perbulannya diharapkan bisa mencapai 358 KWH.

Jumlah energi listrik yang digunakan sebuah pelanggan diukur dengan menggunakan sebuah meteran listrik yang disebut kWh meter,yang merupakan indikator kesepakatan perhitungan penggunaan energi listrik pada pelanggan dan Pembangkit Listrik Negara (PLN).

Untuk mendukung program penghematan PLN khususnya wilayah kota Medan, maka harus diketahui rata-rata pemakaian jumlah energi listrik yang dikomsumsi pelanggan PLN di kota medan, sehingga nantinya dapat diketahui apakah rata-rata komsumsi energi listrik kota medan melebihi rata-rata Nasional atau lebih rendah dari rata-rata Nasional.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Efek rumah kaca merupakan sebuah proses di mana

sebua

efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca

ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (yang disebut juga

Efek rumah kaca yang disebabkan karena naiknya konsentrasi gas

2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas

CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakar

tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.

Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau

partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5%

dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energi yang diadsoprsi dipantulkan

kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi.

Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan

gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam

keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca

perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda. Selain

gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2),

(15)

organik seperti gas metana (CH4) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas

tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.

Gas Kontribusi Sumber emisi global %

CO2 45-50% Batu bara 29

Minyak Bumi 29

Gas alam 11

Penggundulan hutan 20

lainnya 10

CH4 10-20%

Sumber : Kantor Menteri Negara KLH, 1990

Menurut perkiraan, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi

rata-rata 1 - 5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti

sekarang akan menyebabkan peningkata

sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka

akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi

diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatka

meningkat. Mekanisme terjadinya efek rumah kaca adalah sebagai berikut, bumi

secara konstan menerima energi, kebanyakan dari sinar matahari tetapi sebagian

(16)

proses radioaktif. Sinar tampak dan sinar ultraviolet yang dipancarkan dari

matahari. Radiasi sinar tersebut sebagian dipantulkan oleh atmosfer dan sebagian

sampai di permukaan bumi. Di permukaan bumi sebagian radiasi sinar tersebut

ada yang dipantulkan dan ada yang diserap oleh permukaan bumi dan

menghangatkannya.

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya

perubahan

tergangguny

untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan

mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya

permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya

s

yang mengakibatkan negar

besar.

Semenjak Revolusi Industri, kebutuhan energi untuk menjalankan mesin

terus meningkat. Seperti energi yang digunakan untuk menjalankan mobil dan

sebagian besar energi untuk penerangan dan pemanasan rumah, datang dari bahan

bakar seperti batubara dan minyak bumi - atau lebih dikenal sebagai bahan bakar

fosil karena terjadi dari pembusukan fosil makhluk hidup. Pembakaran bahan

bakar fosil ini akan melepaskan gas rumah kaca ke atmosfir. Pada saat kita nonton

tv, memasang ac, menyalakan lampu, menggunakan pengering rambut,

mengendarai mobil, bermain video game, menyalakan radio, mencuci atau

(17)

membantu melepaskan Gas Rumah Kaca ke udara. Hal ini disebabkan oleh karena

setiap kali kita melakukan hal-hal tersebut, kita membutuhkan tenaga listrik dan

listrik dihasilkan melalui pembangkit listrik - power plant - yang sebagian besar

menggunakan batubara dan minyak bumi. Sekali lagi, membakar batubara dan

minyak bumi menghasilkan gas rumah kaca. Hal-hal lain yang menyebabkan kita

membantu melepaskan Gas Rumah Kaca ke udara adalah sebagai berikut :

• Membuang sampah ke tempat penimbunan sampah menghasilkan metana.

Metana juga dihasilkan dari limbah binatang yang dipelihara untuk

menyuplai kebutuhan susu dan daging (seperti sapi) dan juga dari

pertambangan Batubara;

• Mengendarai mobil

• Menggunakan / membeli barang-barang produksi pabrik karena proses

produksinya melepas Gas Rumah Kaca ke udara, untuk itu kita dianjurkan

untuk menggunakan produk daur ulang yang menggunakan energi yang

lebih sedikit.

Pertumbuhan dalam mengkonsumsi energi listrik memiliki berbagai

ramifikasi terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Permintaan yang semakin

tinggi ini akan berakibat menghilangnya sumber daya alam guna mendukung

permintaan energi listrik yang telah memberikan penekanan terhadap lingkungan

secara global (exsploitasi sumber daya alam secara besar-besaran).

Perbaikan dan pengembangan efisiensi energi dapat mereduksi permintaan

akan energi dan ini akan memperluas ketersediaan sumber daya alam. Pada

(18)

dikurangi, terutama yang lebih bergantung pada sumber daya alam yang tidak

dapat diperbaharui. Inovasi teknologi dalam efisiensi energi telah merubah biaya

relatif dari pembangkit daya listrik dan ukuran konservasi energi listrik sehingga

efisiensi energi jauh lebih murah dibandingkan dengan membangun pembangkit

baru.

Menyikapi pentingnya efisiensi pemakaian energi listrik, PT. PLN

(Persero) melakukan penghematan untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia.

Dengan kata lain, PLN berupaya untuk menekan pamakian Bahan Bakar Minyak

(BBM) pada pembangkit tenaga listriknya. Kondisi ini dipengaruhi oleh kenaikan

harga BBM internasional yang terus menunjukan rekor baru setiap harinya dan

terakhir hampir mencapai pada level US$120 per barell. Sementara pemerintah

tidak memperbolehkan adanya kenaikan Tarif Dasar Listrik sampai tahun 2009.

Dengan kata lain, PLN tidak memiliki solusi terkecuali berhemat bukan hanya

untuk kepentingan PLN semata tetapi juga untuk kepentingan global .

1999 2000 2001 2002 2003 2004

Rumah Tangga 25,83 26,79 27,89 28,90 29,99 31,06

Komersil 0,98 1,06 1,17 1,25 1,31 1,37

Publik 0,67 0,69 0,73 0,76 0,79 0,84

Industri 0,04 0,044 0,046 0,047 0,047 0,046

Total 27,52 28,59 29,83 30,95 32,15 33,32

Delta 1,09 1,07 1,21 1,12 1,19 1,17

(19)

Untuk mendukung hal tersebut, maka PLN mencanangkan program

Demand Side Management yang terdiri dari Program Load Management dan

Pemangkasan Beban Puncak. Pada Program Load Management PLN mendorong

para pelanggan berhemat dengan menerapkan Insentif dan Disinsentif tarif listrik

bagi para pelanggan rumah tangga, bisnis dan industri. Sedangkan program

pemangkasan pada saat beban puncak dilakukan dengan cara mengganti bola

lampu pijar atau bola lampu lain dengan lampu hemat energi (LHE), sehingga

pemakaian energi listrik pada malam hari dapat dikurangi.

Dengan program ini PLN berharap untuk pelanggan golongan tarif 450

VA yang pemakaian rata-rata per bulan 75 kWh, untuk pelanggan golongan 900

VA yang pemakaian rata-rata per bulan 115 kWh dan untuk golongan 1.300 VA

yang pemakaian rata-rata per bulan 201 kWh sedangkan untuk pelanggan 2.200

VA yang pemakaian rata-rata per bulan 358 kWh. Dan dari asumsi ini maka harus

ada jadwal penggunaan peralatan listrik pada pelanggan untuk mendapatkan hasil

yang diinginkan dan dapat diketahui apakah program ini dapat dilaksanakan atau

tidak, oleh karena itu didalam tugas akhir ini akan dibahas " STUDI SIMULASI

PENJADWALAN PENGGUNAAN PERALATAN LISTRIK PELANGGAN

KOTA MEDAN ( UNTUK MEREDUKSI KONSUMSI ENERGI LISTRIK ) "

I.2. Tujuan Penulisan Karya Akhir

Adapun yang menjadi tujuan penulisan Karya Akhir ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah performansi konsumsi listrik dapat

direduksi dengan penjadwalan pemakaian peralatan listrik pelanggan

(20)

2. Untuk mengevaluasi realitas penggunaan energi listrik dengan simulasi

penjadwalan pemakaian peralatan listrik pelanggan kota Medan ( 450

VA, 900 VA, 1.300 VA, 2.200 VA ).

3. Untuk mengetahui konsumsi energi listrik pelanggan Kota Medan (

450 VA, 900 VA, 1.300 VA, 2.200 VA ) setelah dilakukan simulasi

penjadwalan peralatan listrik pelanggan Kota Medan.

I.3. Batasan Masalah

Agar penulisan Karya Akhir ini sesuai dengan yang diharapkan dan

mengingat masalah yang akan diangkat mempunyai ruang lingkup yang relatif

luas,maka penulis membatasi masalah karya akhir ini hanya pada:

1. Membahas penggunaan peralatan listrik pada pelanggan 450 VA, 900

VA, 1.300 VA, 2.200 VA ( golongan R1 )

2. Rata-rata penggunaan peralatan listrik oleh pelanggan diambil dari 10

titik sampel dari 10 kecamatan yang ada di kota Medan

I.4. Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang digunakan dalam penulisan Karya Akhir ini

diantara lain sebagai berikut:

1. Studi literature: Mengambil bahan-bahan dan

data-data dari berbagai sumber referensi seperti; buku-buku

(21)

2. Studi bimbingan: Melakukan diskusi dengan Dosen

Pembimbing.

3. Melakukan penelitian ke pelanggan PLN cabang Medan

I.5. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan Karya Akhir ini,maka

penulis membuat sistematik pembahasan. Sistematik pembahasan ini merupakan

urutan BAB demi BAB termasuk isi dari Sub-sub nya. Adapun sistematik

pembahaan tersebut adalah:

BAB I Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang

latar belakang masalah, tujuan penulisan, rumusan masalah,

batasan masalah, metoda penulisan serta sistematika

penulisan.

BAB II Bab ini berisi tentang landasan teori mengenai energi

listrik.

BAB III Bab ini berisikan tentang evaluasi penggunaan energi listrik

pelanggan.

BAB IV Bab ini berisikan penjadwalan peralatan listrik pelanggan

PLN kota Medan (450 VA , 900 VA, 1.300 VA, 2.200 VA)

BAB V Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari

(22)

BAB II

LANDASAN TEORI

Gaya gerak elektron dalam kelistrikan mempunyai beberapa macam

sebutan : Gaya gerak listrik (ggl), potensial listrik, perbedaan potensial, tekanan

listrik, dan tegangan listrik (V). Gaya bertanggung jawab terhadap adanya

peristiwa penarikan dan penolakan arus listrik melalui suatu rangkaian. Gaya

tersebut merupakan hasil pemakaian suatu bentuk energi menjadi suatu medan

elektrostatik. Tegangan listrik adalah beda potensial antara dua titik dalam suatu

rangkaian listrik.

Suatu tegangan listrik timbul diantara kedua benda jika salah satu benda

mempunyai kelebihan elektron bebas dan benda lainnya mempunyai kekurangan

elektron bebas. Jika dua benda tersebut dihubungkan, maka arus pengosongan

akan mengalir dari benda negatif ke benda positif. Suatu tegangan listrik juga

dapat timbul diantara dua benda jika terdapat perbedaan jumlah elektron bebas

persatuan isi dari dua benda tersebut. Jika kedua benda tersebut negatif, maka arus

akan mengalir dari benda yang bermuatan lebih negatif ke benda yang bermuatan

kurang negatif ketika ke dua benda tersebut dihubungkan. Selain itu juga akan

terdapat aliran elektron dari benda yang bermuatan kurang positif ke benda yang

bermuatan lebih positif.

(23)

Benda terbentuk dari partikel-partikel yang sangat kecil yang disebut

molekul yang terdiri dari atom-atom. Inti atom (nucleus) terbentuk dari sub atom

yang disebut proton dan neutron. Mengelilingi inti dan dalam keadaan yang terus

bergerak berputar elektron-elektron. Gaya tarik dan gravitasi yang dihasilkan oleh

proton dan elektron dikenal sebagai Muatan Listrik.

Beberapa jenis bahan ‘mengizinkan’ elektron-elektron untuk mengalir

melewatinya disebut sebagai konduktor (penghantar), sebagian elektron bebas

bergerak secara bebas dan sebarang atau berpindah dari atom ke atom. Jika di

samping gerakan ini terdapat suatu aliran atau gerakan elektron yang umum

sepanjang konduktor disebut arus listrik . Jadi arus listrik semata-mata adalah

gerakan elektron atau muatan negatif melalui sebuah konduktor .

Telah disepakati bahwa arah aliran ini dari positif ke negatif walaupun

sekarang ini telah dibuktikan secara aktual bahwa aliran listrik bergerak dari

negatif ke positif. Kecepatan aliran listrik dinyatakan dalam coulomb per sekon

(C/s). Dalam prakteknya istilah coulomb per sekon jarang digunakan, dan sebagai

gantinya digunakan amper (simbol A). Satu amper sama dengan gerakan listrik

satu coulomb melalui titik tertentu dalam satu sekon. Rumus untuk menghitung

kuat arus adalah:

ket : I = Kuat arus (A)

Q = Banyak muatan listrik (Coulumb)

(24)

II.2. Daya Listrik

Satuan daya Listrik adalah watt . Dalam satuan SI ,satu watt disefinisikan

sebagai suatu yang sama dengan kerja yang dilakukan pada laju satu joule setiap

sekon. Watt juga merupakan energi yang dikeluarkan atau kerja yang dilakukan

setiap sekon oleh arus 1 A yang tidak berubah yang mengalir pada tegangan 1

volt, atau

P = V I

Dimana: P= daya, watt

I= arus,amper

V= tegangan,volt.

Jika arus dan tegangan merupakan fungsi siklus,maka daya rata-rata (P)

untuk suatu periode siklus tersebut dapat ditentukan besarnya dengan rumus

P …(2-9)

Dengan ;

P = daya rata-rata dalam watt

(25)

Tegangan dan arus fungsi sinus dinyatakan sebagai

V(t) = Vm cos ωt

i(t) = Im cos (ωt – φ )

maka persamaan daya menjadi:

p(t) =Vm Im cos ωt cos (ωt – φ )

p(t) = Vm Im [ cos (ωt – ωt + φ ) + cos (ωt + ωt – φ)

p(t) = Vm Im cos φ + Vm Im cos( 2ωt – φ)

Harga rata-rata dari fungsi sinusoid yang berubah terdapat waktu untuk

satu periode adalah sama dengan nol. Sehingga dari persamaan p(t) hanya terdapat

bentuk Vm Im cos yang tidak tergantung terhadap waktu. Maka bentuknya

menjadi :

P = Vm Im cos φ

= VI cos φ ….(watt)

Daya nyata ini yang diukur Wattmeter dalam konsumsi energi listrik di

pelanggan. Dan dari rumus diatas diperoleh:

Dimana cos φ ini disebut sebagai faktor daya yang tidak mungkin lebih

(26)

rangkaian L murni adalah nol,maka dengan demikian bahwa daya : P= VI Cos φ ,

ini adalah merupakan daya yang diserap oleh tahanan R,karena pada tahanan R,

arus sephasa dengan tegangan maka sudut φ = 0 : maka daya : P = VI Cos φ

,diatas dapat dituliskan dengan bentuk :

P= V I COS φ = V I COS (0) = V I = I R I atau : P = ’ R yang dapat

dilihat dari diagram phasor yang dikenal dengan segitiga daya:

V.I disebut daya semu  S  Volt Amper (VA)

V.I.Cos φ disebut daya aktif / nyata  P  (Watt)

V.I.sin φ disebut daya reaktif  Volt Ampere Reaktif ( VAR)

P = I cos φ ( watt)

φ Q = VI sin φ (VAR)

S= V.A ( VA)

Dari daya rata-rata/nyata, untuk daya dan tegangan yang tetap maka arus

tergantung dari besar / kecilnya faktor daya.

II.3. Energi Listrik

Energi listrik adalah suatu energi yang dihasilkan sebanding dengan besar

beda potensial, kuat arus, dan selisih waktu.

(27)

W = V . I . t

Keterangan :

w = energi listrik (joule)

V = beda potensial (volt)

I = kuat arus (amper)

t = selisih waktu (detik)

Satuan energi listrik adalah joule atau watt detik

Satuan yang digunakan untuk PLN untuk menentukan jumlah energi listrik

yang dipakai adalah kilowatt jam (kilowatt hour/KWH). Satu KWH adalah besar

energi yang digunakan selama 1 jam dengan daya listrik sebesar 1.000 watt.

Rumus lain untuk menghitung energi listrik adalah : W = P x t.

W = Energi listrik (KWH)

P = Daya listrik (KW)

t = Waktu penggunaan (jam)

Kesetaraan satuan KWH dengan satuan joule adalah sebagai berikut :

1 watt = 1 joule/detik

(28)

1 KWH = (1.000 watt) 3.600 detik = 3.600.000 watt detik

Dengan demikian 1 KWH = 3.600.000 joule. Untuk mengukur jumlah

pemakaian energi listrik diperumahan atau perusahaan menggunakan KWH meter

atau meteran listrik.

II.4. Elektron dan Proton

Elektron merupakan partikel yang paling kecil dan paling ringan.

Elektron-elektron dikatakan bermuatan negatif yang berarti bahwa mereka

dikelilingi oleh medan gaya yang tidak tampak dan akan bereaksi dengan sifat

negatif listrik terhadap segala sesuatu yang bermuatan listrik dan dibawa di dalam

batas medan tersebut. Medan listrik dapat diGambarkan sebagai garis-garis gaya

yang mengarah keluar. Keberadaan garis-garis gaya tersebut sebenarnya tidak

diketahui, tetapi konsep ini di gunakan sebagai penjelasan.

Proton mempunyai masa sekitar 1.800 kali masa elektron dan mempunyai

medan listrik positif disekelilingnya. Medan positif dinyatakan oleh garis-garis ke

arah dalam. Secara teori sebuah elektron mempunyai jumlah garis kearah luar

sebanyak garis ke arah dalam yang terdapat diproton. Proton mempunyai sifat

positif yang tepat sama dengan sifat negatif dari elektron yaitu masing-masing

mempunyai satu satuan muatan listrik.

II.5. Frekuensi

Frekuensi adalah berapa kali arus bolak-balik menyelesaikan sejumlah

siklus per detik. Satuan international untuk mengukur frekuensi adalah hertz

(29)

gelombang suara di udara dapat juga menggunakan istilah frekuensi . Nada yang

dapat didengar manusia adalah 15 -20 kHZ . Frekuensi tenaga listrik adalah 10 Hz

– 1kHz. Transduser pada mikrofon dapat mengubah gelombang suara menjadi

gelombang AC dengan frekuensi sama. Frekuensi yang dapat menghasilkan

gelombang suara yang dapat didengar oleh manusia dinamakan frekuensi audio.

Frekuensi yang dapat diberikan pada antena dan akan memancarkan gelombang

elektromagnit dan elektrostatik dinamakan frekuensi radio.

II. 6. Watthourmeter ( KWH )

Salah satu penggunaan alat ukur induksi adalah sebagai alat ukur energi

listrik. Defenisi dari energi dan daya listrik adalah :

 Energi adalah sama dengan kerja yang mampu dilakukan oleh sistem

 Daya adalah berapa jumlah waktu yang digunakan untuk melakukan

suatu kerja

Dalam satuan SI energi satuannya adalah joule, tetapi untuk energi listrik diukur

dalam satuan watthour atau kilowatthour. Satu kilowatthour ( KWH ) adalah sama

dengan 3.6 MJ ( megajoule ). Meter yang digunakan untuk mengukur energipada

rumah-rumah dan industri disebut watthourmeter atau kilowatthourmeter.

Tagihan rekening listrik adalah biasanya berdasarkan kepada jumlah kilowatthpur

yang dipakai sebulan.

Jumlah energi listrik yang mengalir ke dalam auatu sistem selama selang

waktu antara t1 dan t2 adalah :

= pdt

(30)

Sedangkan daya rata-ratanya :

= pdt

t t P

) 2 1 (

1

Jika daya yang mengalir itu besarnya diketahui dan konstan selama selang waktu

tertentu, jumlah energi dapat dihitung dengan mengalikan besarnya daya dengan

waktu selama daya itu mengalir.

II.6.1. Prinsip Kerja Watthourmeter

Prinsip kerja dari watthourmeter dapat dijelaskan berdasarkan gambar II.1.

Alat ukur ini dibangun oleh tiga bagian utama yaitu, dua kumparan yang tetap dan

bagian yang berputar berupa piringan. Gambar II.3 menunjukan dua buah

kumparan yang tetap ( 1 ) dan ( 2 ), yang mana disebut kumparan tegangan dan

kumparan arus. Bagian yang ketiga adalah piring yang berputar ( 3 ), umumnya

terbuat dari alumunium diikatkan pada suatu sumbu putar ( 4 ) yang menunjukan

jumlah energi. Untuk menghasilkan momen lawan digunkan magnet permanen

(31)

Gambar II.1 Pandangan samping watthourmeter

(32)

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa momen putar yang memutar piringan

Sedangkan fluksi φ1m sebanding dengan arus Iv pada kumparan tegangan,

jika jumlah lilitan kumparan tegangan dibuat besar sehingga mempunyai reaktansi

yang besar, maka arus I1 sebanding dengan t4egangan V yang berbeda phasa 90º

lagging. Kumparan arus menghasilkan φ2m yang besarnya sebanding dengan arus

beban I, dimana arus beban I berbeda phasa sebesar sudut φ terhadap tegangan V.

Diagram phasor tegangan dan arus ditunjukan seperti gambar II.3 berikut.

Gambar II.3 Diagram phasor tegangan dan arus watthourmeter

Berdasarkan diagram phasor gambar II.3 di atas, maka momen putar darin

persamaan dapat ditulis sebagai berikut :

(33)

dimana

P =VIcosϕ = daya pada beban

Dapat dilihat bahwa momen putar yang memutar pirangan sebanding dengan daya

pada beban.

II.6.2. Momen Lawan ( Braking Torque )

Magnet permanen ( 5 ) menghasilkan fluksi φ, dimana fluksi ini

memotong piringan aluminium, maka dalam piringan akan diinduksikan tegangan

yang sebanding dengan kecepatan putar piring, yaitu :

ωφ ≈

e

Arus induksi dalam piring adalah :

R R

e i= ≈ωφ

Momen lawan ( branking tarque ) adalah sebanding dengan fluksi dikali arus

induksi sebagai berikut :

i TB≈φ

Kemudian subsitusikan persamaan arus induksi dengan momen lawan maka akan

diperoleh :

R TB φ ω

2

(34)

Bila kecepatan piring mencapai keepatan konstan, maka kedua momen putar dan

momen lawan akan sama besar.

Jadi

Jika diambil suatu periode waktu tertentu akan diperoleh jumlah putaran yang

besarnya sebanding dengan jumlah energi pada beban yaitu :

t dt

t Pdt

Jadi energi yang diukur dapat ditulis :

C

(35)

KWH-meter menghitung jumlah energi yang mengalir tidak saja pada

pembebanan daya konstan, tetapi juga pada pembebanan yang berubah. Untuk

menentukan benar tidaknya penunjukan watthour ada dua cara yang berbeda pada

prinsipnya.

Cara pertama adalah membandingkan watthourmeter yang di test dengan

meter standart yang diketahui dapat melakukan pekerjaan integrasi secara betul,

jika kedua meter tersebut beroperasi pada pembebanan yang identik dan dalam

waktu yang sama. Cara ini tidak mengharuskan adanya pembebanan yang konstan

selama waktu pengetesan, asal kedua meter itu benar-benar beroperasi pada

pembebanan yang sama.

Cara yang kedua adalah mengoperasikan watthour pada pembebanan yang

tertentu dan mengukur besarnya daya yang mengalir serta mengamati watthour

yang ditest itu. Jika daya yang dijaga konstan dalam selang waktu tertentu maka

jumlah energi yang mengalir dapat dihitung. Dari pengamatan kerja

watthourmeter dapat dihitung juga berapa penunjukan watthourmeter. Kedua hasil

ini kita bandingkan dan dapat kita tentukan kesalahan watthourmeter tersebut

II.6.4. Watthourmeter Pada Pembebanan Konstan

Jika daya yang mengalirkonstan, maka untuk suatu watthourmeter dapat

kita tulis hubungan sebagai berikut ini.

C N Pt

E= =

(36)

N = Jumlah putaran piringan

C = Konstanta KWH-meter ( put/KWH )

P = Daya ( KW )

t = Waktu ( det )

dari hubungantersebut, jelaslah bahwa untuk suatu harga daya tertentu, kecepatan

piringan watthourmeter ωtertentu pula :

CP

Atau untuk suatu jumlah puturan tertentu dibutuhkan waktu :

P C

N t=

Kita dapat mengukur waktu untuk jumlah perputaran tertentu dengan

menggunakan stopwatch dan kita bandingkan hasil pencatatan ini dengan harga

yang sebenarnya. Disini kita harus memilih waktu pengukuran yang cukup agar

ketelitian pengukuran cukup baik. Perlu diingat bahwa kecepatan reaksi

pengamatan dalam menggunakan stopwacth, ketajaman menghitung jumlah

putaran dan ketelitian stopwacth sendiri sangat menentukan ketelitian pengukuran.

II.6.5. Menghitung Kesalahan Watthourmeter

(37)

%

Dimana A adalah jumlah energi yang ditunjukan oleh Watthourmeter :

C N A=

Dan S adalah jumlah energi yang sebenarnya. Jika untuk membuat N putaran

dioerlukan waktu t detik, sedangkan data pada beban sebesar P watt, maka jumlah

energi sebenarnya adalah :

)

Maka kesalahan dalam persen adalah :

Kita dapat menghitung kesalahan tersebut dengan membandingkan kecepatan

perputaran atau membandingkan waktu, seperti yang telah dijelaskan di atas.

Kalau dayayang mengalir adalah P watt maka kecepatan perputaran piringan

sebenarnya adalah :

1000

P C

S =

ω ( putaran per jam )

Kecapatan perputaran piringan yang diukur adalah

(38)

t x N 3600

=

ω ( putaran per jam )

Maka kesalahan dalam persen dapat dinyatakan :

%

Kalau dihitung, waktu yang sebenarnya diperlukan untuk membuat N putaran

pada daya P watt adalah :

Maka kesalahan dalam persen dapat dinyatakan dengan :

%

(39)

3.1. Ruang Lingkup Evaluasi

Evaluasi ini bersifat analisis statistik dengan menggunakan pendekatan

Quick Count Test karena ruang lingkup evaluasi ini adalah untuk mengetahui

perbandingan pemakaian peralatan listrik pelanggan PLN kota Medan yang

nantinya akan didapat rata-rata pemakaian energi listrik pelanggan yang akan

dibandingkan dengan rata-rata Nasional.

Kurva Jam Nyala 12 Bulan Terakhir

0

Grafik 3.1 Kurva rata-rata jam nyala pemakaian energi listrik pelanggan PLN

Kota Medan

3.2. Pembagian Golongan

(40)

dikategorikan oleh PLN sebagai berikut:

Golongan Daya (VA)

R1 450

R1 900

R1 1300

R1 2200

Sumber: PLN

Tabel 3.1 Batas Daya Golongan R1

3.3. Penggunaan Energi Listrik

Kemajuan teknologi dalam menghasilkan peralatan-peralatan yang

memberikan banyak keuntungan baik dalam waktu maupun usaha serta dapat

membantu mensejahtrakan masyarakat membuat energi listrik ini sangat

dibutuhkan. Karena dalam penggunaan alat-alat tersebut dibutuhkan energi listrik

agar dapat bekerja dan digunakan. Pada Bab sebelumnya sudah dibahas bahwa

energi listrik dapat diubah menjadi energi panas,gerak,bunyi dan cahaya, dari

perubahan tersebut menghasilkan peralatan yang beraneka ragam juga. Pelanggan

bebas menggunakan peralatan apa saja asalkan tidak melewati batas golongan

daya yang telah disepakati. Penggunaan peralatan energi listrik pelanggan dapat

(41)
(42)

Keterangan gambar: 1. Lampu

2. Setrika Listrik

3. Pemasak Nasi Listrik ( rice cooker)

4. Lemari Pendingin ( kulkas)

5. Televisi (tv) 6. Dvd/ Vcd 7. Radio /Tape

8. AC (Air conditioning) 9. Kipas Angin

10.Mesin Cuci 11.Blender /Juicer 12.Pompa air 13.Computer set

14.Dispenser

15.Charger /Pengisian Baterai 16.Pemanas air

17.Kursi pijat

18.Pengisap debu (vacuum cleaner)

(43)

3.4. Konsumsi rata-rata Nasional dan Kota Medan

Setelah dilihat dari besarnya konsumsi energi listrik pada tiap-tiap

golongan tersebut, PLN (persero) sebagai jasa penyediaan energi listrik

mengasumsikan rata-rata konsumsi energi listrik nasional pada pelanggan R1

sebagai berikut:

Golongan Daya (VA) Rata-rata Nasional (kWh)

R1 450 75

R1 900 115

R1 1300 201

R1 2200 358

Tabel 3.2 Rata-rata Konsumsi Nasional

Dan adapun komsumsi energi listrik rata-rata kota Medan untuk golongan

pelanggan PLN R1 ( 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, 2.200 VA ) adalah sebagai

berikut :

Golongan Daya ( VA ) Rata-rata Kota Medan (kWh)

R1 450 106.3

R1 900 141.4

R1 1300 225.2

R1 2200 353.6

Sumber Karya Akhir Silva Meiga Sitta

(44)

Sehingga dari perbandingan kedua tabel di atas maka dapat diperoleh tabel

perbandingan rata-rata konsumsi energi listrik Nasional dengan kota medan yaitu

sebagai berikut :

0 50 100 150 200 250 300 350 400

450 VA 900 VA 1300 VA 2200 VA

kW

h

Konsumsi rata-rata Kota Medan

Rata-rata Nasional

(45)

BAB IV

PENJADWALAN PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA

IV.1. Penjadwalan Peralatan Rumah Tangga

Meskipun penggunaan energi pada rumah tangga hanya 23 % dari seluruh

penggunaan energi nasional. Penghematan energi di rumah tangga mempunyai

efek berantai bagi penghematan energi secara keseluruhan, baik dari segi

operasional maupun dari sektor investasi.

PT. PLN (Persero) wilayah Sumatera Utara dipasok dari 8 Unit

Pembangkit yang dioperasikan PLN Pembangkitan Sumbagut. Suplai tenaga

listrik terbesarnya berasal dari PLTGU Belawan yang terletak di Pulau Naga Putri

Sicanang dengan daya tepasang sebesar 1077,9 MW.

Jika pelanggan kota medan mampu berhemat 10 % saja dari pemakaian

energi listrik dari peralatan listrik rumah tangga, sementara, sementara konsumsi

energi listrik dari PLN untuk rumah tangga adalah 23 % dan PT. PLN wilayah

Sumatera Utara memproduksi sekitar 1077.9 MWH ( megawatt jam ) maka

penghematannya adalah:

Selain ukuran rumah, ada beberapa hal teknis yang dapat mempengaruhi

penggunaan energi listrik di rumah diantaranya peralatan listrik rumah tangga dan

(46)

* Peralatan listrik di rumah

Peralatan listrik digunakan untuk berbagai keperluan, baik keperluan yang

sangat mendasar seperti pencahayaan buatan dan pompa air maupun keperluan

untuk AC dan air panas yang lebih meningkatkan kenyamanan. Namun, tidak

berarti kebutuhan dasar mengambil presentasi yang paling besar yang terlihat

pada pembagian pengunaan energi listrik di rumah tipikal di Indonesia.

 Air panas dan AC = 47.3 %

 Pencahayaan buatan ( lampu-lampu ) = 15.4 %

 Peralatan listrik utama = 13.1 %

 Peralatan listrik lainnya = 1.9 %

(47)

Gambar 4.1 Jalur Konsumsi Energi Listrik

Setelah melakukan penelitian di ± 300 pelanggan PLN kota Medan pada

golongan R1 yang terdapat di 10 Kecamatan di Kota medan yang diambil dari

peta Klaster PLN (kecamatan yang tingkat komsumsinya paling besar) dengan

masing-masing kecamatan 10 sampel maka dapat disimpulkan peralatan yang

digunakan pada pelanggan golangan R1 tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. 450 VA

Dari penelitian di ± 300 pelanggan PLN maka dapat diperoleh rata-rata

penggunaan peralatan listrik yaitu sebagai berikut :

1. Lampu

2. Rice cooker

3. Televisi

4. Kipas angin

PERILAKU KONSUMSI LISTRIK KONSUMEN DENGAN SISTEM KETENAGALISTRIKAN

(48)

5. Tape recordeer

6. Dvd/vcd player

7. Setrika

8. Blander

Dari peralatan yang pada umumnya dipakai oleh pelanggan R1 ( 450 VA )

maka kita dapat melakukan penjadwalan pemakaian peralatan listrik sebagai

langkah penghematan agar didapat pemakaian 75 KWH untuk dapat mereduksi

komsumsi energi listrik rata-rata Nasional dan Kota Medan adalah sebagai

berikut :

Peralatan listrik *) dipakai

(49)

Jumlah kebutuhan listrik per hari 1.653

(50)
(51)

2. 900 VA

Dari penelitian di ± 300 pelanggan PLN maka dapat diperoleh rata-rata

penggunaan peralatan listrik yaitu sebagai berikut :

1. Televisi

2. Dvd/vcd player

3. Lampu

4. Rice cooker

5. Blander

6. Tape recorder

7. Kulkas

8. Komputer

9. Printer

10.Strika

11.Kipas angin

12.Charger handphone

Dari peralatan yang pada umumnya dipakai oleh pelanggan R1 ( 900 VA )

maka kita dapat melakukan penjadwalan pemakaian peralatan listrik sebagai

langkah penghematan agar didapat pemakaaian 115 KWH yang sesuai dengan

(52)

Peralatan listrik *) dipakai

secara bergantian

Kebutuhan daya

watt

Pemakaian

(menit/hari)

Cos φ

1 setrika 300 60 0.8

1 televisi 21 ” 70 600 0.8

6 lampu hemat energi 18 360 0.8

1 Tape recorder 60 120 0.8

1 komputer 75 120 0.8

1 printer 50 60 0.8

1 kulkas 90 1440 0.8

2 lampu hemat energi 10 720 0.8

1 Blander 350 5 0.8

1 rice cooker 45 120 0.8

1 kipas angin 35 300 0.8

1 dvd/vcd player 50 120 0.8

2 charger handphone 5 120 0.8

Jumlah kebutuhan listrik per hari ( KWH ) 3.826

(53)
(54)

3. 1300 VA

Dari penelitian di ± 300 pelanggan PLN maka dapat diperoleh rata-rata

penggunaan peralatan listrik yaitu sebagai berikut :

1. Televisi

2. Dvd/vcd player

3. Lampu

4. Rice cooker

5. Blander

6. Tape recorder

7. Kulkas

8. Komputer

9. Printer

10.Strika

11.Kipas angin

12.Play stasion

13.Laptop

14.Ac

(55)

16.Charger handphone

Dari peralatan yang pada umumnya dipakai oleh pelanggan R1 ( 1.300

VA ) maka kita dapat melakukan penjadwalan pemakaian peralatan listrik sebagai

langkah penghematan agar didapat pemakaaian 201 KWH adalah sebagai berikut :

Peralatan listrik *) dipakai

(56)

1 dvd/vcd player 50 120 0.8

Jumlah kebutuhan listrik per hari 7.226

(57)
(58)

4. 2.200 VA

Dari penelitian di ± 300 pelanggan PLN maka dapat diperoleh rata-rata

penggunaan peralatan listrik yaitu sebagai berikut :

1. Televisi

2. Dvd/vcd player

3. Lampu

4. Rice cooker

5. Blander

6. Tape recorder

7. Kulkas

8. Komputer

9. Laptop

10.Printer

11.Strika

12.Kipas angin

13.Ac

14.Mesin cuci

(59)

16.Cofee maker

17.Mixser

18.Hair drayer

19.Charger handphone

20.Play stasion

Dari peralatan yang pada umumnya dipakai oleh pelanggan R1 ( 2.200

VA ) maka kita dapat melakukan penjadwalan pemakaian peralatan listrik sebagai

langkah penghematan agar didapat pemakaaian 358 KWH adalah sebagai berikut :

Peralatan listrik *) dipakai

(60)

2 ac 300 420 0.8

1 Rice cooker 45 120 0.8

1 Kipas angin 35 240 0.8

1 mesin cuci 800 120 0.8

4 charger handphone 5 120 0.8

1 cofee maker 65 15 0.8

1 oven 60 30 0.8

1 hair drayer 45 15 0.8

1 mixxer 45 15 0.8

1 dvd/vcd player 50 240 0.8

Jumlah kebutuhan listrik per hari 10.02

(61)
(62)

Maka dari penjadwalan peralatan listrik peralanggan ini maka kita dapat

mereduksi tingkat komsumsi energi listrik rata-rata Nasional dan rata-rata kota

Medan yaitu sebagai berikut :

Golongan

Persen (%) Reduksi

Rata-rata

Tabel 4.1 Rata-rata Konsumsi Energi Listrik Pelanggan setelah di Reduksi

Dengan melakukan penjadwalan peralatan listrik rumah tangga tersebut

maka kita dapat menghemat energi listrik secara nasional yaitu sebesar :

- Untuk golongan 900 VA

Setelah dilakukan penjadwalan maka konsumsi energi listrik kota medan

untuk pelanggan 900 VA dapat direduksi sebesar 32.13 % maka jumlah

energi yang dapat dihemat adalah sebesar :

Dari data tabel perbandingan di atas maka dapat terlihat jelas dalam grafik

(63)

0

Grafik 4.1 Konsumsi Rata-Rata Kota Medan Vs Nasional Vs setelah Penjadwalan

Tips penghematan tampa tambahan biaya

1. Matikan lampu setiap Anda meninggalkan ruangan. Jangan biarkan lampu

menyala tampa guna.

2. Tempatkan sakelar di dekat pintu masuk ruangan sehingga memudahkan

untuk menghidupkan dan mematikan lampu saat masuk atau keluar.

3. Bersihkan secara teratur, baik lampu ataupun fittingnya paling tidak

seminggu sekali, tergantung keadaannya. Debu yang menempel di lampu

dan fitting dapat mengurangi terangnya lampu hingga 50 %.

4. Jangan meninggalkan rumah dengan lampu menyala sepanjang siang dan

malam. Gunakan alat sensor cahaya untuk lampu luar sehingga tidak perlu

ada lampu luar yang menyala di siang hari hanya karena anda lampu

(64)

5. Hindarkan penggunaan satu sakelar yang dihubungkan dengan beberapa

titik lampu. Karena akan membuat pemakaian lampu tidak flaksibel.

Usahakan satu lampu satu sakelar.

6. Gunakan lampu hemat energi (LHE)/CLF yang mempunyai kualitas terang

yang lebih bagus dibandingkan lampu pijar.

Perbandingan biaya penggunaan jenis bola lampu/fitting

Jenis Lamp CFL 18 W Pijar 60 W Halogen 65 W

Harga beli bola lampu Rp 28.00,00 Rp 7.000,00 Rp 35.000,00

Biaya pemakaian listrik Rp 112.000,00 Rp 336.000,00 Rp 364.000,00

Masa penggunaan 8.000 jam 1.000 jam 2.000 jam

(65)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

1. Bahaya yang ditimbulkan dari sisa pembakaran bahan bakar fosil seperti

batubara dan minyak bumi akan menghasilkan gas efek rumah kaca yang

sangat bagi bumi dan manusia, dengan adanya penjadwalan peralatan rumah

tangga ini maka kita dapat mengurai polusi udara yaitu gas CO2 yang dilepaskan

ke udara dari pembangkit teanga listrik yang menggunakan bahan bakar batubara

dan minyak bumi.

2 Tarif dasar listrik di Indonesia dipengaruhui oleh tiga hal yaitu :

1. Jumlah energi listrik yang diperoduksi

2. Harga bahan bakar minyak

3. Subsidi pemerintah

Dengan melakukan penjadwalan peralatan listrik rumah tangga mka kita

dapat mengurai jumlah energi listrik yang diproduksi sehingga dapat

mengurai tarif dasar listrik.

V.2. Saran

1 Untuk mendukung program penghematan maka PLN perlu melakukan

sosialisasi tentang pentingnya penghematan energi dan manfaat dari

(66)

2 Untuk mendukung program PLN melakukan penghematan maka kita dapat

melakukan dengan mengganti bola lampu pijar dengan bola lampu hemat

energi ( LHE ).

3 Selain mengganti bola lampu pijar dengan bola lampu hemat energi (LHE)

kita juga dapat mendukung program penghematan energi listrik yang

digalakan PLN dengan membeli peralatan listrik rumah tangga yang

Gambar

Tabel I.1 Peningkatan jumlah pelanggan PLN dari tahun 1999 sampai tahun 2004
Gambar II.1 Pandangan samping watthourmeter
Gambar II.3 Diagram phasor tegangan dan arus watthourmeter
Grafik 3.1 Kurva rata-rata jam nyala pemakaian energi listrik pelanggan PLN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 3, getuk ubi jalar merah memiliki pengaruh terhadap kadar glukosa darah 2 jam postprandial, sedangkan getuk ubi jalar kuning dan ungu tidak memiliki

Resistivity meter merupakan salah satu alat yang sering digunakan dalam survei geofisika yang bertujuan untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di

Analisis tujuan dilakukan guna merumuskan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian pengembangan yang akan dilakukan. Memperkirakan dana, tenaga, dan waktu yang

Metode eksperimen digunakan untuk melihat peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa, sedangkan metode deskriptif digunakan untuk mendapatkan

 mencari dan mengumpulkan data tentang bentuk-bentuk gejala alam di indonesia dari bahan bacaan yang sesuai dengan tema gejala alam di indonesia.  membuat daftar

Berdasarkan Surat Penetapan Pelaksana Pengadaan Langsung Nomor Nomor : 050/10 PnL-5/3/A.AA.JK-002/409.108/2015, tanggal 05 Maret 2015, untuk Pekerjaan Jasa Konsultansi

ATAN FLEXIBLEXIBLE ENDOSCOPY SYSTEM RUMKIT BHAYANGKARA TK-II MEDAN TA. 2015

Penulis memfokuskan pokok pembahasan berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan yaitu data laporan keuangan perusahaan berupa neraca dan laporan laba rugi