STUDI SIMULASI PENJADWALAN PENGGUNAAN PERALATAN LISTRIK PELANGGAN KOTA MEDAN ( UNTUK
MEREDUKSI KONSUMSI ENERGI LISTRIK ) O
L E H NAMA :
NIM : 035203016
AHMAD AFRIZAL SAM RANGKUTI
Karya Akhir ini Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
PROGRAM DIPLOMA-IV
TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
STUDI SIMULASI PENJADWALAN PENGGUNAAN PERALATAN LISTRIK PELANGGAN KOTA MEDAN ( UNTUK
MEREDUKSI KONSUMSI ENERGI LISTRIK )
Oleh:
035 203 016
Ahmad Afrizal Sam Rangkuti
Disetujui oleh:
Pembimbing Karya Akhir
Nip. 131 572 868 Ir. Surya Tarmizi Kasim M.Si
Diketahui oleh: Ketua Program Diploma IV Teknologi Instrumentasi Pabrik
Fakultas teknik Universitas Sumatera Utara
Nip. 131 459 554 Ir. Nasrul Abdi MT
PROGRAM DIPLOMA IV
TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT
yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya akhir yang berjudul “ Studi Simulasi Penjadwalan
Penggunaan Peralatan Listrik Pelanggan Kota Medan ( Untuk Mereduksi
Konsumsi Energi Listrik ).
Karya akhir ini dimaksudkan adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan
Program Studi di Fakultas Teknik Jurusan Teknologi Instrumentasi Pabrik
Diploma-IV Universitas Sumatera Utara.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan tenaga
serta pikiran untuk memberikan petunjuk dan arahan sehingga selesainya karya
akhir ini, yaitu kepada :
1. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim M.Si ,selaku Dosen Pembimbing
Kemudian terima kasih yang tulus, penulis sampaikan kepada pihak-pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya akhir ini, baik secara
material, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah
1. Orang tua yang saya cintai Ayahanda Syahbuddin Rangkuti, dan Ibunda
Masliana Nasution serta adik laki-laki saya Faizal Habibi Sam Rangkuti, S.Pt, serta adik perempuan saya Nia Rani Syam Rangkuti dan Titin Ariddha Syam Rangkuti, yang telah memberikan dorongan baik moril,
material, dan doa kepada penulis.
2. Bapak Ir. Nasrul Abdi, MT sebagai Ketua Jurusan Program Diploma-IV
Teknologi Instrumentasi Pabrik Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Rahmat Fauzi, ST.MT sebagai Sekretaris Jurusan Program
Diploma-IV Teknologi Instrumentasi Pabrik Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara.
4. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si selaku Dosen Pembimbing dalam
penyusunan Karya Aknir.
5. Bapak Soeharwinto, ST.MT selaku Dosen Wali.
6. Seluruh staf pengajar serta pegawai administrasi, terutama bang Martin.
7. Saudari Silva Meiga Sitta Sitepu yang sangat membantu dalam penyelesaian
karya akhir ini.
8. Buat seluruh teman-teman angkatan 2003,khususnya Herman, Ade, Boy,
Bang Dedi, Eddy, Arie, Eva, Nurlia, Robin dan sepupuku Khairina Matondang.
9. Dan semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian karya akhir
Akhir kata penulis dengan keterbatasannya sangat menyadari bahwa dalam
penulisan Karya Akhir ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis dengan
tulus menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dan kiranya dapat
digunakan untuk menambah ilmu dan pengetahuan yang lebih baik di masa yang
akan datang.
Dengan kerendahan hati, penulis mohan maaf yang sebesar-besarnya atas
segala kekurangan dan semoga karya akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Agustus 2008
Hormat Saya
ABSTRAK
Pertumbuhan dalam mengkomsumsi energi listrik memiliki berbagai ramifikasi lingkungan dan sosial. Permintaan yang semakin tinggi ini akan berakibat menghilangnya sumber daya alam guna mendukung permintaan energi listrik yang telah memberikan penekanan terhadap lingkungan secara global (exploitasi sumber daya alam secara besar-besaran). Mengingat hal ini tidak ada kata lain bagi PLN untuk berhemat. PLN sendiri mencanangkan bagi golongan tarif 450 VA pemakaian energi listrik rata-rata perbulannya diharapkan bisa mencapai 75 KWH. Untuk golongan tarif 900 VA rata-rata perbulannya diharapkan bisa mencapai 115 KWH, dan untuk golongan tarif 1.300 VA rata-rata perbulannya diharapkan bisa mencapai 201 KWH sedangkan untuk golongan tarif 2.200 VA rata-rata perbulannya diharapkan bisa mencapai 358 KWH.
Jumlah energi listrik yang digunakan sebuah pelanggan diukur dengan menggunakan sebuah meteran listrik yang disebut kWh meter,yang merupakan indikator kesepakatan perhitungan penggunaan energi listrik pada pelanggan dan Pembangkit Listrik Negara (PLN).
Untuk mendukung program penghematan PLN khususnya wilayah kota Medan, maka harus diketahui rata-rata pemakaian jumlah energi listrik yang dikomsumsi pelanggan PLN di kota medan, sehingga nantinya dapat diketahui apakah rata-rata komsumsi energi listrik kota medan melebihi rata-rata Nasional atau lebih rendah dari rata-rata Nasional.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR TABEL ... vii
BAB.I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.1.1. Kendala Dibidang Teknik ... 1
1.1.2. Kendala Dibidang Ekonomi (Finansial)... 2
1.1.3. Kendal;a Dibidang Kelembagan (Institusional) ... 2
1.2. Tujuan Penulisan Karya Akhir ... 5
1.3. Batasan Masalah... 6
1.4. Metode Pembahasan... 6
BAB.II. LANDASAN TEORI
2.1. Arus Listrik ... 8
2.2. Daya Listrik ... 10
2.3. Energi Listrik ... 12
2.4. Elektron dan Proton... 14
2.5. Frekuensi ... 14
2.6. Watthourmeter (kWh) ... 15
2.6.1. Prinsip Kerja Watthourmeter ... 16
2.6.2. Momen Lawan (Braking Torque) ... 19
2.6.3. Kesalahan Watthourmeter ... 21
2.6.4. Watthoumeter Pada Pembebanan Konstan ... 21
2.6.5. Menghitung Kesalahan Watthourmeter ... 23
BAB. III. PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PELANGGAN 3.1. Ruang Lingkup Evaluasi ... 25
3.2. Pembagian Golongan ... 26
3.4. Konsumsi Rata-rata Nasional dan Kota Medan ... 29
BAB.IV. PENJADWALAN PERALATAN LISTRIK URMAH TANGGA
4.1. Penjadwalan Peralatan Listrik Rumah Tangga ... 31
BAB.V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 64
5.2. Saran ... 65
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Pandangan Samping Watthourmeter ... 17
Gambar 2.2. Pandangan Atas Watthourmeter ... 17
Gambar 2.3. Diagram Phasor Tegangan Dan Arus Watthourmeter... 18
Grafik 3.1. Kurva Rata-rata Jam Nyala Pemakaian Energi Listrik Pelanggan Kota Medan ... 25
Gambar 3.1. Diagram Segaris Peralatan Listrik Konsumen ... 26
Grafik 3.2. Konsumsi Rata-rata Kota MedanVs Nasional ... 30
Gambar 4.1 Jalur Konsumsi Energi listrik ... 32
Gambar 4.2. Diagram Segaris Konsumsi Beban Peralatan Listrik ... 35
Gambar 4.3. Simulasi Penggunaan Peralatan Listrik Pelanggan Kota Medan 37 Gambar 4.4. Simulasi Perhitungan Beban Konsumsi Peralatan Listrik... 38
Gambar 4.5. Diagram Segaris Konsumsi Beban Peralatan Listrik ... 41
Gambar 4.6. Simulasi Penggunaan Peralatan Listrik Pelanggan Kota Medan 43 Gambar 4.7. Simulasi Perhitungan Beban Konsumsi Peralatan Listrik... 44
Gambar 4.9. Simulasi Penggunaan Peralatan Listrik Pelanggan Kota Medan 51
Gambar 4.10. Simulasi Perhitungan Beban Konsumsi Peralatan Listrik... 52
Gambar 4.11. Diagram Segaris Konsumsi Beban Peralatan Listrik ... 56
Gambar 4.12. Simulasi Penggunaan Peralatan Listrik Pelanggan
Kota Medan ... 59
Gambar 4.13. Simulasi Perhitungan Beban Konsumsi Peralatan Listrik... 60
Grafik 4.1. Konsumsi Rata-rata Kota Medan Vs Nasional Vs setelah
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Peningkatan jumlah pelanggan PLN dari tahun 1999 sampai tahun
2004 ... 4
Tabel 3.1. Batas Daya Golongan R1 ... 26
Tabel 3.2. Rata-rata Konsumsi Nasional... 29
Tabel 3.3. Rata-rata Konsumsi Kota Medan ... 29
ABSTRAK
Pertumbuhan dalam mengkomsumsi energi listrik memiliki berbagai ramifikasi lingkungan dan sosial. Permintaan yang semakin tinggi ini akan berakibat menghilangnya sumber daya alam guna mendukung permintaan energi listrik yang telah memberikan penekanan terhadap lingkungan secara global (exploitasi sumber daya alam secara besar-besaran). Mengingat hal ini tidak ada kata lain bagi PLN untuk berhemat. PLN sendiri mencanangkan bagi golongan tarif 450 VA pemakaian energi listrik rata-rata perbulannya diharapkan bisa mencapai 75 KWH. Untuk golongan tarif 900 VA rata-rata perbulannya diharapkan bisa mencapai 115 KWH, dan untuk golongan tarif 1.300 VA rata-rata perbulannya diharapkan bisa mencapai 201 KWH sedangkan untuk golongan tarif 2.200 VA rata-rata perbulannya diharapkan bisa mencapai 358 KWH.
Jumlah energi listrik yang digunakan sebuah pelanggan diukur dengan menggunakan sebuah meteran listrik yang disebut kWh meter,yang merupakan indikator kesepakatan perhitungan penggunaan energi listrik pada pelanggan dan Pembangkit Listrik Negara (PLN).
Untuk mendukung program penghematan PLN khususnya wilayah kota Medan, maka harus diketahui rata-rata pemakaian jumlah energi listrik yang dikomsumsi pelanggan PLN di kota medan, sehingga nantinya dapat diketahui apakah rata-rata komsumsi energi listrik kota medan melebihi rata-rata Nasional atau lebih rendah dari rata-rata Nasional.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Efek rumah kaca merupakan sebuah proses di mana
sebua
efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca
ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (yang disebut juga
Efek rumah kaca yang disebabkan karena naiknya konsentrasi gas
2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas
CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakar
tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau
partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5%
dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energi yang diadsoprsi dipantulkan
kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi.
Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan
gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam
keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca
perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda. Selain
gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2),
organik seperti gas metana (CH4) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas
tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
Gas Kontribusi Sumber emisi global %
CO2 45-50% Batu bara 29
Minyak Bumi 29
Gas alam 11
Penggundulan hutan 20
lainnya 10
CH4 10-20%
Sumber : Kantor Menteri Negara KLH, 1990
Menurut perkiraan, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi
rata-rata 1 - 5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti
sekarang akan menyebabkan peningkata
sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka
akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi
diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatka
meningkat. Mekanisme terjadinya efek rumah kaca adalah sebagai berikut, bumi
secara konstan menerima energi, kebanyakan dari sinar matahari tetapi sebagian
proses radioaktif. Sinar tampak dan sinar ultraviolet yang dipancarkan dari
matahari. Radiasi sinar tersebut sebagian dipantulkan oleh atmosfer dan sebagian
sampai di permukaan bumi. Di permukaan bumi sebagian radiasi sinar tersebut
ada yang dipantulkan dan ada yang diserap oleh permukaan bumi dan
menghangatkannya.
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya
perubahan
tergangguny
untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan
mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya
permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya
s
yang mengakibatkan negar
besar.
Semenjak Revolusi Industri, kebutuhan energi untuk menjalankan mesin
terus meningkat. Seperti energi yang digunakan untuk menjalankan mobil dan
sebagian besar energi untuk penerangan dan pemanasan rumah, datang dari bahan
bakar seperti batubara dan minyak bumi - atau lebih dikenal sebagai bahan bakar
fosil karena terjadi dari pembusukan fosil makhluk hidup. Pembakaran bahan
bakar fosil ini akan melepaskan gas rumah kaca ke atmosfir. Pada saat kita nonton
tv, memasang ac, menyalakan lampu, menggunakan pengering rambut,
mengendarai mobil, bermain video game, menyalakan radio, mencuci atau
membantu melepaskan Gas Rumah Kaca ke udara. Hal ini disebabkan oleh karena
setiap kali kita melakukan hal-hal tersebut, kita membutuhkan tenaga listrik dan
listrik dihasilkan melalui pembangkit listrik - power plant - yang sebagian besar
menggunakan batubara dan minyak bumi. Sekali lagi, membakar batubara dan
minyak bumi menghasilkan gas rumah kaca. Hal-hal lain yang menyebabkan kita
membantu melepaskan Gas Rumah Kaca ke udara adalah sebagai berikut :
• Membuang sampah ke tempat penimbunan sampah menghasilkan metana.
Metana juga dihasilkan dari limbah binatang yang dipelihara untuk
menyuplai kebutuhan susu dan daging (seperti sapi) dan juga dari
pertambangan Batubara;
• Mengendarai mobil
• Menggunakan / membeli barang-barang produksi pabrik karena proses
produksinya melepas Gas Rumah Kaca ke udara, untuk itu kita dianjurkan
untuk menggunakan produk daur ulang yang menggunakan energi yang
lebih sedikit.
Pertumbuhan dalam mengkonsumsi energi listrik memiliki berbagai
ramifikasi terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Permintaan yang semakin
tinggi ini akan berakibat menghilangnya sumber daya alam guna mendukung
permintaan energi listrik yang telah memberikan penekanan terhadap lingkungan
secara global (exsploitasi sumber daya alam secara besar-besaran).
Perbaikan dan pengembangan efisiensi energi dapat mereduksi permintaan
akan energi dan ini akan memperluas ketersediaan sumber daya alam. Pada
dikurangi, terutama yang lebih bergantung pada sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui. Inovasi teknologi dalam efisiensi energi telah merubah biaya
relatif dari pembangkit daya listrik dan ukuran konservasi energi listrik sehingga
efisiensi energi jauh lebih murah dibandingkan dengan membangun pembangkit
baru.
Menyikapi pentingnya efisiensi pemakaian energi listrik, PT. PLN
(Persero) melakukan penghematan untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia.
Dengan kata lain, PLN berupaya untuk menekan pamakian Bahan Bakar Minyak
(BBM) pada pembangkit tenaga listriknya. Kondisi ini dipengaruhi oleh kenaikan
harga BBM internasional yang terus menunjukan rekor baru setiap harinya dan
terakhir hampir mencapai pada level US$120 per barell. Sementara pemerintah
tidak memperbolehkan adanya kenaikan Tarif Dasar Listrik sampai tahun 2009.
Dengan kata lain, PLN tidak memiliki solusi terkecuali berhemat bukan hanya
untuk kepentingan PLN semata tetapi juga untuk kepentingan global .
1999 2000 2001 2002 2003 2004
Rumah Tangga 25,83 26,79 27,89 28,90 29,99 31,06
Komersil 0,98 1,06 1,17 1,25 1,31 1,37
Publik 0,67 0,69 0,73 0,76 0,79 0,84
Industri 0,04 0,044 0,046 0,047 0,047 0,046
Total 27,52 28,59 29,83 30,95 32,15 33,32
Delta 1,09 1,07 1,21 1,12 1,19 1,17
Untuk mendukung hal tersebut, maka PLN mencanangkan program
Demand Side Management yang terdiri dari Program Load Management dan
Pemangkasan Beban Puncak. Pada Program Load Management PLN mendorong
para pelanggan berhemat dengan menerapkan Insentif dan Disinsentif tarif listrik
bagi para pelanggan rumah tangga, bisnis dan industri. Sedangkan program
pemangkasan pada saat beban puncak dilakukan dengan cara mengganti bola
lampu pijar atau bola lampu lain dengan lampu hemat energi (LHE), sehingga
pemakaian energi listrik pada malam hari dapat dikurangi.
Dengan program ini PLN berharap untuk pelanggan golongan tarif 450
VA yang pemakaian rata-rata per bulan 75 kWh, untuk pelanggan golongan 900
VA yang pemakaian rata-rata per bulan 115 kWh dan untuk golongan 1.300 VA
yang pemakaian rata-rata per bulan 201 kWh sedangkan untuk pelanggan 2.200
VA yang pemakaian rata-rata per bulan 358 kWh. Dan dari asumsi ini maka harus
ada jadwal penggunaan peralatan listrik pada pelanggan untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan dan dapat diketahui apakah program ini dapat dilaksanakan atau
tidak, oleh karena itu didalam tugas akhir ini akan dibahas " STUDI SIMULASI
PENJADWALAN PENGGUNAAN PERALATAN LISTRIK PELANGGAN
KOTA MEDAN ( UNTUK MEREDUKSI KONSUMSI ENERGI LISTRIK ) "
I.2. Tujuan Penulisan Karya Akhir
Adapun yang menjadi tujuan penulisan Karya Akhir ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah performansi konsumsi listrik dapat
direduksi dengan penjadwalan pemakaian peralatan listrik pelanggan
2. Untuk mengevaluasi realitas penggunaan energi listrik dengan simulasi
penjadwalan pemakaian peralatan listrik pelanggan kota Medan ( 450
VA, 900 VA, 1.300 VA, 2.200 VA ).
3. Untuk mengetahui konsumsi energi listrik pelanggan Kota Medan (
450 VA, 900 VA, 1.300 VA, 2.200 VA ) setelah dilakukan simulasi
penjadwalan peralatan listrik pelanggan Kota Medan.
I.3. Batasan Masalah
Agar penulisan Karya Akhir ini sesuai dengan yang diharapkan dan
mengingat masalah yang akan diangkat mempunyai ruang lingkup yang relatif
luas,maka penulis membatasi masalah karya akhir ini hanya pada:
1. Membahas penggunaan peralatan listrik pada pelanggan 450 VA, 900
VA, 1.300 VA, 2.200 VA ( golongan R1 )
2. Rata-rata penggunaan peralatan listrik oleh pelanggan diambil dari 10
titik sampel dari 10 kecamatan yang ada di kota Medan
I.4. Metode Pembahasan
Metode pembahasan yang digunakan dalam penulisan Karya Akhir ini
diantara lain sebagai berikut:
1. Studi literature: Mengambil bahan-bahan dan
data-data dari berbagai sumber referensi seperti; buku-buku
2. Studi bimbingan: Melakukan diskusi dengan Dosen
Pembimbing.
3. Melakukan penelitian ke pelanggan PLN cabang Medan
I.5. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan Karya Akhir ini,maka
penulis membuat sistematik pembahasan. Sistematik pembahasan ini merupakan
urutan BAB demi BAB termasuk isi dari Sub-sub nya. Adapun sistematik
pembahaan tersebut adalah:
BAB I Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang
latar belakang masalah, tujuan penulisan, rumusan masalah,
batasan masalah, metoda penulisan serta sistematika
penulisan.
BAB II Bab ini berisi tentang landasan teori mengenai energi
listrik.
BAB III Bab ini berisikan tentang evaluasi penggunaan energi listrik
pelanggan.
BAB IV Bab ini berisikan penjadwalan peralatan listrik pelanggan
PLN kota Medan (450 VA , 900 VA, 1.300 VA, 2.200 VA)
BAB V Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari
BAB II
LANDASAN TEORI
Gaya gerak elektron dalam kelistrikan mempunyai beberapa macam
sebutan : Gaya gerak listrik (ggl), potensial listrik, perbedaan potensial, tekanan
listrik, dan tegangan listrik (V). Gaya bertanggung jawab terhadap adanya
peristiwa penarikan dan penolakan arus listrik melalui suatu rangkaian. Gaya
tersebut merupakan hasil pemakaian suatu bentuk energi menjadi suatu medan
elektrostatik. Tegangan listrik adalah beda potensial antara dua titik dalam suatu
rangkaian listrik.
Suatu tegangan listrik timbul diantara kedua benda jika salah satu benda
mempunyai kelebihan elektron bebas dan benda lainnya mempunyai kekurangan
elektron bebas. Jika dua benda tersebut dihubungkan, maka arus pengosongan
akan mengalir dari benda negatif ke benda positif. Suatu tegangan listrik juga
dapat timbul diantara dua benda jika terdapat perbedaan jumlah elektron bebas
persatuan isi dari dua benda tersebut. Jika kedua benda tersebut negatif, maka arus
akan mengalir dari benda yang bermuatan lebih negatif ke benda yang bermuatan
kurang negatif ketika ke dua benda tersebut dihubungkan. Selain itu juga akan
terdapat aliran elektron dari benda yang bermuatan kurang positif ke benda yang
bermuatan lebih positif.
Benda terbentuk dari partikel-partikel yang sangat kecil yang disebut
molekul yang terdiri dari atom-atom. Inti atom (nucleus) terbentuk dari sub atom
yang disebut proton dan neutron. Mengelilingi inti dan dalam keadaan yang terus
bergerak berputar elektron-elektron. Gaya tarik dan gravitasi yang dihasilkan oleh
proton dan elektron dikenal sebagai Muatan Listrik.
Beberapa jenis bahan ‘mengizinkan’ elektron-elektron untuk mengalir
melewatinya disebut sebagai konduktor (penghantar), sebagian elektron bebas
bergerak secara bebas dan sebarang atau berpindah dari atom ke atom. Jika di
samping gerakan ini terdapat suatu aliran atau gerakan elektron yang umum
sepanjang konduktor disebut arus listrik . Jadi arus listrik semata-mata adalah
gerakan elektron atau muatan negatif melalui sebuah konduktor .
Telah disepakati bahwa arah aliran ini dari positif ke negatif walaupun
sekarang ini telah dibuktikan secara aktual bahwa aliran listrik bergerak dari
negatif ke positif. Kecepatan aliran listrik dinyatakan dalam coulomb per sekon
(C/s). Dalam prakteknya istilah coulomb per sekon jarang digunakan, dan sebagai
gantinya digunakan amper (simbol A). Satu amper sama dengan gerakan listrik
satu coulomb melalui titik tertentu dalam satu sekon. Rumus untuk menghitung
kuat arus adalah:
ket : I = Kuat arus (A)
Q = Banyak muatan listrik (Coulumb)
II.2. Daya Listrik
Satuan daya Listrik adalah watt . Dalam satuan SI ,satu watt disefinisikan
sebagai suatu yang sama dengan kerja yang dilakukan pada laju satu joule setiap
sekon. Watt juga merupakan energi yang dikeluarkan atau kerja yang dilakukan
setiap sekon oleh arus 1 A yang tidak berubah yang mengalir pada tegangan 1
volt, atau
P = V I
Dimana: P= daya, watt
I= arus,amper
V= tegangan,volt.
Jika arus dan tegangan merupakan fungsi siklus,maka daya rata-rata (P)
untuk suatu periode siklus tersebut dapat ditentukan besarnya dengan rumus
P …(2-9)
Dengan ;
P = daya rata-rata dalam watt
Tegangan dan arus fungsi sinus dinyatakan sebagai
V(t) = Vm cos ωt
i(t) = Im cos (ωt – φ )
maka persamaan daya menjadi:
p(t) =Vm Im cos ωt cos (ωt – φ )
p(t) = Vm Im [ cos (ωt – ωt + φ ) + cos (ωt + ωt – φ)
p(t) = Vm Im cos φ + Vm Im cos( 2ωt – φ)
Harga rata-rata dari fungsi sinusoid yang berubah terdapat waktu untuk
satu periode adalah sama dengan nol. Sehingga dari persamaan p(t) hanya terdapat
bentuk Vm Im cos yang tidak tergantung terhadap waktu. Maka bentuknya
menjadi :
P = Vm Im cos φ
= VI cos φ ….(watt)
Daya nyata ini yang diukur Wattmeter dalam konsumsi energi listrik di
pelanggan. Dan dari rumus diatas diperoleh:
Dimana cos φ ini disebut sebagai faktor daya yang tidak mungkin lebih
rangkaian L murni adalah nol,maka dengan demikian bahwa daya : P= VI Cos φ ,
ini adalah merupakan daya yang diserap oleh tahanan R,karena pada tahanan R,
arus sephasa dengan tegangan maka sudut φ = 0 : maka daya : P = VI Cos φ
,diatas dapat dituliskan dengan bentuk :
P= V I COS φ = V I COS (0) = V I = I R I atau : P = ’ R yang dapat
dilihat dari diagram phasor yang dikenal dengan segitiga daya:
V.I disebut daya semu S Volt Amper (VA)
V.I.Cos φ disebut daya aktif / nyata P (Watt)
V.I.sin φ disebut daya reaktif Volt Ampere Reaktif ( VAR)
P = I cos φ ( watt)
φ Q = VI sin φ (VAR)
S= V.A ( VA)
Dari daya rata-rata/nyata, untuk daya dan tegangan yang tetap maka arus
tergantung dari besar / kecilnya faktor daya.
II.3. Energi Listrik
Energi listrik adalah suatu energi yang dihasilkan sebanding dengan besar
beda potensial, kuat arus, dan selisih waktu.
W = V . I . t
Keterangan :
w = energi listrik (joule)
V = beda potensial (volt)
I = kuat arus (amper)
t = selisih waktu (detik)
Satuan energi listrik adalah joule atau watt detik
Satuan yang digunakan untuk PLN untuk menentukan jumlah energi listrik
yang dipakai adalah kilowatt jam (kilowatt hour/KWH). Satu KWH adalah besar
energi yang digunakan selama 1 jam dengan daya listrik sebesar 1.000 watt.
Rumus lain untuk menghitung energi listrik adalah : W = P x t.
W = Energi listrik (KWH)
P = Daya listrik (KW)
t = Waktu penggunaan (jam)
Kesetaraan satuan KWH dengan satuan joule adalah sebagai berikut :
1 watt = 1 joule/detik
1 KWH = (1.000 watt) 3.600 detik = 3.600.000 watt detik
Dengan demikian 1 KWH = 3.600.000 joule. Untuk mengukur jumlah
pemakaian energi listrik diperumahan atau perusahaan menggunakan KWH meter
atau meteran listrik.
II.4. Elektron dan Proton
Elektron merupakan partikel yang paling kecil dan paling ringan.
Elektron-elektron dikatakan bermuatan negatif yang berarti bahwa mereka
dikelilingi oleh medan gaya yang tidak tampak dan akan bereaksi dengan sifat
negatif listrik terhadap segala sesuatu yang bermuatan listrik dan dibawa di dalam
batas medan tersebut. Medan listrik dapat diGambarkan sebagai garis-garis gaya
yang mengarah keluar. Keberadaan garis-garis gaya tersebut sebenarnya tidak
diketahui, tetapi konsep ini di gunakan sebagai penjelasan.
Proton mempunyai masa sekitar 1.800 kali masa elektron dan mempunyai
medan listrik positif disekelilingnya. Medan positif dinyatakan oleh garis-garis ke
arah dalam. Secara teori sebuah elektron mempunyai jumlah garis kearah luar
sebanyak garis ke arah dalam yang terdapat diproton. Proton mempunyai sifat
positif yang tepat sama dengan sifat negatif dari elektron yaitu masing-masing
mempunyai satu satuan muatan listrik.
II.5. Frekuensi
Frekuensi adalah berapa kali arus bolak-balik menyelesaikan sejumlah
siklus per detik. Satuan international untuk mengukur frekuensi adalah hertz
gelombang suara di udara dapat juga menggunakan istilah frekuensi . Nada yang
dapat didengar manusia adalah 15 -20 kHZ . Frekuensi tenaga listrik adalah 10 Hz
– 1kHz. Transduser pada mikrofon dapat mengubah gelombang suara menjadi
gelombang AC dengan frekuensi sama. Frekuensi yang dapat menghasilkan
gelombang suara yang dapat didengar oleh manusia dinamakan frekuensi audio.
Frekuensi yang dapat diberikan pada antena dan akan memancarkan gelombang
elektromagnit dan elektrostatik dinamakan frekuensi radio.
II. 6. Watthourmeter ( KWH )
Salah satu penggunaan alat ukur induksi adalah sebagai alat ukur energi
listrik. Defenisi dari energi dan daya listrik adalah :
Energi adalah sama dengan kerja yang mampu dilakukan oleh sistem
Daya adalah berapa jumlah waktu yang digunakan untuk melakukan
suatu kerja
Dalam satuan SI energi satuannya adalah joule, tetapi untuk energi listrik diukur
dalam satuan watthour atau kilowatthour. Satu kilowatthour ( KWH ) adalah sama
dengan 3.6 MJ ( megajoule ). Meter yang digunakan untuk mengukur energipada
rumah-rumah dan industri disebut watthourmeter atau kilowatthourmeter.
Tagihan rekening listrik adalah biasanya berdasarkan kepada jumlah kilowatthpur
yang dipakai sebulan.
Jumlah energi listrik yang mengalir ke dalam auatu sistem selama selang
waktu antara t1 dan t2 adalah :
∫
= pdt
Sedangkan daya rata-ratanya :
∫
−
= pdt
t t P
) 2 1 (
1
Jika daya yang mengalir itu besarnya diketahui dan konstan selama selang waktu
tertentu, jumlah energi dapat dihitung dengan mengalikan besarnya daya dengan
waktu selama daya itu mengalir.
II.6.1. Prinsip Kerja Watthourmeter
Prinsip kerja dari watthourmeter dapat dijelaskan berdasarkan gambar II.1.
Alat ukur ini dibangun oleh tiga bagian utama yaitu, dua kumparan yang tetap dan
bagian yang berputar berupa piringan. Gambar II.3 menunjukan dua buah
kumparan yang tetap ( 1 ) dan ( 2 ), yang mana disebut kumparan tegangan dan
kumparan arus. Bagian yang ketiga adalah piring yang berputar ( 3 ), umumnya
terbuat dari alumunium diikatkan pada suatu sumbu putar ( 4 ) yang menunjukan
jumlah energi. Untuk menghasilkan momen lawan digunkan magnet permanen
Gambar II.1 Pandangan samping watthourmeter
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa momen putar yang memutar piringan
Sedangkan fluksi φ1m sebanding dengan arus Iv pada kumparan tegangan,
jika jumlah lilitan kumparan tegangan dibuat besar sehingga mempunyai reaktansi
yang besar, maka arus I1 sebanding dengan t4egangan V yang berbeda phasa 90º
lagging. Kumparan arus menghasilkan φ2m yang besarnya sebanding dengan arus
beban I, dimana arus beban I berbeda phasa sebesar sudut φ terhadap tegangan V.
Diagram phasor tegangan dan arus ditunjukan seperti gambar II.3 berikut.
Gambar II.3 Diagram phasor tegangan dan arus watthourmeter
Berdasarkan diagram phasor gambar II.3 di atas, maka momen putar darin
persamaan dapat ditulis sebagai berikut :
dimana
P =VIcosϕ = daya pada beban
Dapat dilihat bahwa momen putar yang memutar pirangan sebanding dengan daya
pada beban.
II.6.2. Momen Lawan ( Braking Torque )
Magnet permanen ( 5 ) menghasilkan fluksi φ, dimana fluksi ini
memotong piringan aluminium, maka dalam piringan akan diinduksikan tegangan
yang sebanding dengan kecepatan putar piring, yaitu :
ωφ ≈
e
Arus induksi dalam piring adalah :
R R
e i= ≈ωφ
Momen lawan ( branking tarque ) adalah sebanding dengan fluksi dikali arus
induksi sebagai berikut :
i TB≈φ
Kemudian subsitusikan persamaan arus induksi dengan momen lawan maka akan
diperoleh :
R TB φ ω
2
Bila kecepatan piring mencapai keepatan konstan, maka kedua momen putar dan
momen lawan akan sama besar.
Jadi
Jika diambil suatu periode waktu tertentu akan diperoleh jumlah putaran yang
besarnya sebanding dengan jumlah energi pada beban yaitu :
∫
t dt≈∫
t PdtJadi energi yang diukur dapat ditulis :
C
KWH-meter menghitung jumlah energi yang mengalir tidak saja pada
pembebanan daya konstan, tetapi juga pada pembebanan yang berubah. Untuk
menentukan benar tidaknya penunjukan watthour ada dua cara yang berbeda pada
prinsipnya.
Cara pertama adalah membandingkan watthourmeter yang di test dengan
meter standart yang diketahui dapat melakukan pekerjaan integrasi secara betul,
jika kedua meter tersebut beroperasi pada pembebanan yang identik dan dalam
waktu yang sama. Cara ini tidak mengharuskan adanya pembebanan yang konstan
selama waktu pengetesan, asal kedua meter itu benar-benar beroperasi pada
pembebanan yang sama.
Cara yang kedua adalah mengoperasikan watthour pada pembebanan yang
tertentu dan mengukur besarnya daya yang mengalir serta mengamati watthour
yang ditest itu. Jika daya yang dijaga konstan dalam selang waktu tertentu maka
jumlah energi yang mengalir dapat dihitung. Dari pengamatan kerja
watthourmeter dapat dihitung juga berapa penunjukan watthourmeter. Kedua hasil
ini kita bandingkan dan dapat kita tentukan kesalahan watthourmeter tersebut
II.6.4. Watthourmeter Pada Pembebanan Konstan
Jika daya yang mengalirkonstan, maka untuk suatu watthourmeter dapat
kita tulis hubungan sebagai berikut ini.
C N Pt
E= =
N = Jumlah putaran piringan
C = Konstanta KWH-meter ( put/KWH )
P = Daya ( KW )
t = Waktu ( det )
dari hubungantersebut, jelaslah bahwa untuk suatu harga daya tertentu, kecepatan
piringan watthourmeter ωtertentu pula :
CP
Atau untuk suatu jumlah puturan tertentu dibutuhkan waktu :
P C
N t=
Kita dapat mengukur waktu untuk jumlah perputaran tertentu dengan
menggunakan stopwatch dan kita bandingkan hasil pencatatan ini dengan harga
yang sebenarnya. Disini kita harus memilih waktu pengukuran yang cukup agar
ketelitian pengukuran cukup baik. Perlu diingat bahwa kecepatan reaksi
pengamatan dalam menggunakan stopwacth, ketajaman menghitung jumlah
putaran dan ketelitian stopwacth sendiri sangat menentukan ketelitian pengukuran.
II.6.5. Menghitung Kesalahan Watthourmeter
%
Dimana A adalah jumlah energi yang ditunjukan oleh Watthourmeter :
C N A=
Dan S adalah jumlah energi yang sebenarnya. Jika untuk membuat N putaran
dioerlukan waktu t detik, sedangkan data pada beban sebesar P watt, maka jumlah
energi sebenarnya adalah :
)
Maka kesalahan dalam persen adalah :
Kita dapat menghitung kesalahan tersebut dengan membandingkan kecepatan
perputaran atau membandingkan waktu, seperti yang telah dijelaskan di atas.
Kalau dayayang mengalir adalah P watt maka kecepatan perputaran piringan
sebenarnya adalah :
1000
P C
S =
ω ( putaran per jam )
Kecapatan perputaran piringan yang diukur adalah
t x N 3600
=
ω ( putaran per jam )
Maka kesalahan dalam persen dapat dinyatakan :
%
Kalau dihitung, waktu yang sebenarnya diperlukan untuk membuat N putaran
pada daya P watt adalah :
Maka kesalahan dalam persen dapat dinyatakan dengan :
%
3.1. Ruang Lingkup Evaluasi
Evaluasi ini bersifat analisis statistik dengan menggunakan pendekatan
Quick Count Test karena ruang lingkup evaluasi ini adalah untuk mengetahui
perbandingan pemakaian peralatan listrik pelanggan PLN kota Medan yang
nantinya akan didapat rata-rata pemakaian energi listrik pelanggan yang akan
dibandingkan dengan rata-rata Nasional.
Kurva Jam Nyala 12 Bulan Terakhir
0
Grafik 3.1 Kurva rata-rata jam nyala pemakaian energi listrik pelanggan PLN
Kota Medan
3.2. Pembagian Golongan
dikategorikan oleh PLN sebagai berikut:
Golongan Daya (VA)
R1 450
R1 900
R1 1300
R1 2200
Sumber: PLN
Tabel 3.1 Batas Daya Golongan R1
3.3. Penggunaan Energi Listrik
Kemajuan teknologi dalam menghasilkan peralatan-peralatan yang
memberikan banyak keuntungan baik dalam waktu maupun usaha serta dapat
membantu mensejahtrakan masyarakat membuat energi listrik ini sangat
dibutuhkan. Karena dalam penggunaan alat-alat tersebut dibutuhkan energi listrik
agar dapat bekerja dan digunakan. Pada Bab sebelumnya sudah dibahas bahwa
energi listrik dapat diubah menjadi energi panas,gerak,bunyi dan cahaya, dari
perubahan tersebut menghasilkan peralatan yang beraneka ragam juga. Pelanggan
bebas menggunakan peralatan apa saja asalkan tidak melewati batas golongan
daya yang telah disepakati. Penggunaan peralatan energi listrik pelanggan dapat
Keterangan gambar: 1. Lampu
2. Setrika Listrik
3. Pemasak Nasi Listrik ( rice cooker)
4. Lemari Pendingin ( kulkas)
5. Televisi (tv) 6. Dvd/ Vcd 7. Radio /Tape
8. AC (Air conditioning) 9. Kipas Angin
10.Mesin Cuci 11.Blender /Juicer 12.Pompa air 13.Computer set
14.Dispenser
15.Charger /Pengisian Baterai 16.Pemanas air
17.Kursi pijat
18.Pengisap debu (vacuum cleaner)
3.4. Konsumsi rata-rata Nasional dan Kota Medan
Setelah dilihat dari besarnya konsumsi energi listrik pada tiap-tiap
golongan tersebut, PLN (persero) sebagai jasa penyediaan energi listrik
mengasumsikan rata-rata konsumsi energi listrik nasional pada pelanggan R1
sebagai berikut:
Golongan Daya (VA) Rata-rata Nasional (kWh)
R1 450 75
R1 900 115
R1 1300 201
R1 2200 358
Tabel 3.2 Rata-rata Konsumsi Nasional
Dan adapun komsumsi energi listrik rata-rata kota Medan untuk golongan
pelanggan PLN R1 ( 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, 2.200 VA ) adalah sebagai
berikut :
Golongan Daya ( VA ) Rata-rata Kota Medan (kWh)
R1 450 106.3
R1 900 141.4
R1 1300 225.2
R1 2200 353.6
Sumber Karya Akhir Silva Meiga Sitta
Sehingga dari perbandingan kedua tabel di atas maka dapat diperoleh tabel
perbandingan rata-rata konsumsi energi listrik Nasional dengan kota medan yaitu
sebagai berikut :
0 50 100 150 200 250 300 350 400
450 VA 900 VA 1300 VA 2200 VA
kW
h
Konsumsi rata-rata Kota Medan
Rata-rata Nasional
BAB IV
PENJADWALAN PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA
IV.1. Penjadwalan Peralatan Rumah Tangga
Meskipun penggunaan energi pada rumah tangga hanya 23 % dari seluruh
penggunaan energi nasional. Penghematan energi di rumah tangga mempunyai
efek berantai bagi penghematan energi secara keseluruhan, baik dari segi
operasional maupun dari sektor investasi.
PT. PLN (Persero) wilayah Sumatera Utara dipasok dari 8 Unit
Pembangkit yang dioperasikan PLN Pembangkitan Sumbagut. Suplai tenaga
listrik terbesarnya berasal dari PLTGU Belawan yang terletak di Pulau Naga Putri
Sicanang dengan daya tepasang sebesar 1077,9 MW.
Jika pelanggan kota medan mampu berhemat 10 % saja dari pemakaian
energi listrik dari peralatan listrik rumah tangga, sementara, sementara konsumsi
energi listrik dari PLN untuk rumah tangga adalah 23 % dan PT. PLN wilayah
Sumatera Utara memproduksi sekitar 1077.9 MWH ( megawatt jam ) maka
penghematannya adalah:
Selain ukuran rumah, ada beberapa hal teknis yang dapat mempengaruhi
penggunaan energi listrik di rumah diantaranya peralatan listrik rumah tangga dan
* Peralatan listrik di rumah
Peralatan listrik digunakan untuk berbagai keperluan, baik keperluan yang
sangat mendasar seperti pencahayaan buatan dan pompa air maupun keperluan
untuk AC dan air panas yang lebih meningkatkan kenyamanan. Namun, tidak
berarti kebutuhan dasar mengambil presentasi yang paling besar yang terlihat
pada pembagian pengunaan energi listrik di rumah tipikal di Indonesia.
Air panas dan AC = 47.3 %
Pencahayaan buatan ( lampu-lampu ) = 15.4 %
Peralatan listrik utama = 13.1 %
Peralatan listrik lainnya = 1.9 %
Gambar 4.1 Jalur Konsumsi Energi Listrik
Setelah melakukan penelitian di ± 300 pelanggan PLN kota Medan pada
golongan R1 yang terdapat di 10 Kecamatan di Kota medan yang diambil dari
peta Klaster PLN (kecamatan yang tingkat komsumsinya paling besar) dengan
masing-masing kecamatan 10 sampel maka dapat disimpulkan peralatan yang
digunakan pada pelanggan golangan R1 tersebut, yaitu sebagai berikut :
1. 450 VA
Dari penelitian di ± 300 pelanggan PLN maka dapat diperoleh rata-rata
penggunaan peralatan listrik yaitu sebagai berikut :
1. Lampu
2. Rice cooker
3. Televisi
4. Kipas angin
PERILAKU KONSUMSI LISTRIK KONSUMEN DENGAN SISTEM KETENAGALISTRIKAN
5. Tape recordeer
6. Dvd/vcd player
7. Setrika
8. Blander
Dari peralatan yang pada umumnya dipakai oleh pelanggan R1 ( 450 VA )
maka kita dapat melakukan penjadwalan pemakaian peralatan listrik sebagai
langkah penghematan agar didapat pemakaian 75 KWH untuk dapat mereduksi
komsumsi energi listrik rata-rata Nasional dan Kota Medan adalah sebagai
berikut :
Peralatan listrik *) dipakai
Jumlah kebutuhan listrik per hari 1.653
2. 900 VA
Dari penelitian di ± 300 pelanggan PLN maka dapat diperoleh rata-rata
penggunaan peralatan listrik yaitu sebagai berikut :
1. Televisi
2. Dvd/vcd player
3. Lampu
4. Rice cooker
5. Blander
6. Tape recorder
7. Kulkas
8. Komputer
9. Printer
10.Strika
11.Kipas angin
12.Charger handphone
Dari peralatan yang pada umumnya dipakai oleh pelanggan R1 ( 900 VA )
maka kita dapat melakukan penjadwalan pemakaian peralatan listrik sebagai
langkah penghematan agar didapat pemakaaian 115 KWH yang sesuai dengan
Peralatan listrik *) dipakai
secara bergantian
Kebutuhan daya
watt
Pemakaian
(menit/hari)
Cos φ
1 setrika 300 60 0.8
1 televisi 21 ” 70 600 0.8
6 lampu hemat energi 18 360 0.8
1 Tape recorder 60 120 0.8
1 komputer 75 120 0.8
1 printer 50 60 0.8
1 kulkas 90 1440 0.8
2 lampu hemat energi 10 720 0.8
1 Blander 350 5 0.8
1 rice cooker 45 120 0.8
1 kipas angin 35 300 0.8
1 dvd/vcd player 50 120 0.8
2 charger handphone 5 120 0.8
Jumlah kebutuhan listrik per hari ( KWH ) 3.826
3. 1300 VA
Dari penelitian di ± 300 pelanggan PLN maka dapat diperoleh rata-rata
penggunaan peralatan listrik yaitu sebagai berikut :
1. Televisi
2. Dvd/vcd player
3. Lampu
4. Rice cooker
5. Blander
6. Tape recorder
7. Kulkas
8. Komputer
9. Printer
10.Strika
11.Kipas angin
12.Play stasion
13.Laptop
14.Ac
16.Charger handphone
Dari peralatan yang pada umumnya dipakai oleh pelanggan R1 ( 1.300
VA ) maka kita dapat melakukan penjadwalan pemakaian peralatan listrik sebagai
langkah penghematan agar didapat pemakaaian 201 KWH adalah sebagai berikut :
Peralatan listrik *) dipakai
1 dvd/vcd player 50 120 0.8
Jumlah kebutuhan listrik per hari 7.226
4. 2.200 VA
Dari penelitian di ± 300 pelanggan PLN maka dapat diperoleh rata-rata
penggunaan peralatan listrik yaitu sebagai berikut :
1. Televisi
2. Dvd/vcd player
3. Lampu
4. Rice cooker
5. Blander
6. Tape recorder
7. Kulkas
8. Komputer
9. Laptop
10.Printer
11.Strika
12.Kipas angin
13.Ac
14.Mesin cuci
16.Cofee maker
17.Mixser
18.Hair drayer
19.Charger handphone
20.Play stasion
Dari peralatan yang pada umumnya dipakai oleh pelanggan R1 ( 2.200
VA ) maka kita dapat melakukan penjadwalan pemakaian peralatan listrik sebagai
langkah penghematan agar didapat pemakaaian 358 KWH adalah sebagai berikut :
Peralatan listrik *) dipakai
2 ac 300 420 0.8
1 Rice cooker 45 120 0.8
1 Kipas angin 35 240 0.8
1 mesin cuci 800 120 0.8
4 charger handphone 5 120 0.8
1 cofee maker 65 15 0.8
1 oven 60 30 0.8
1 hair drayer 45 15 0.8
1 mixxer 45 15 0.8
1 dvd/vcd player 50 240 0.8
Jumlah kebutuhan listrik per hari 10.02
Maka dari penjadwalan peralatan listrik peralanggan ini maka kita dapat
mereduksi tingkat komsumsi energi listrik rata-rata Nasional dan rata-rata kota
Medan yaitu sebagai berikut :
Golongan
Persen (%) Reduksi
Rata-rata
Tabel 4.1 Rata-rata Konsumsi Energi Listrik Pelanggan setelah di Reduksi
Dengan melakukan penjadwalan peralatan listrik rumah tangga tersebut
maka kita dapat menghemat energi listrik secara nasional yaitu sebesar :
- Untuk golongan 900 VA
Setelah dilakukan penjadwalan maka konsumsi energi listrik kota medan
untuk pelanggan 900 VA dapat direduksi sebesar 32.13 % maka jumlah
energi yang dapat dihemat adalah sebesar :
Dari data tabel perbandingan di atas maka dapat terlihat jelas dalam grafik
0
Grafik 4.1 Konsumsi Rata-Rata Kota Medan Vs Nasional Vs setelah Penjadwalan
Tips penghematan tampa tambahan biaya
1. Matikan lampu setiap Anda meninggalkan ruangan. Jangan biarkan lampu
menyala tampa guna.
2. Tempatkan sakelar di dekat pintu masuk ruangan sehingga memudahkan
untuk menghidupkan dan mematikan lampu saat masuk atau keluar.
3. Bersihkan secara teratur, baik lampu ataupun fittingnya paling tidak
seminggu sekali, tergantung keadaannya. Debu yang menempel di lampu
dan fitting dapat mengurangi terangnya lampu hingga 50 %.
4. Jangan meninggalkan rumah dengan lampu menyala sepanjang siang dan
malam. Gunakan alat sensor cahaya untuk lampu luar sehingga tidak perlu
ada lampu luar yang menyala di siang hari hanya karena anda lampu
5. Hindarkan penggunaan satu sakelar yang dihubungkan dengan beberapa
titik lampu. Karena akan membuat pemakaian lampu tidak flaksibel.
Usahakan satu lampu satu sakelar.
6. Gunakan lampu hemat energi (LHE)/CLF yang mempunyai kualitas terang
yang lebih bagus dibandingkan lampu pijar.
Perbandingan biaya penggunaan jenis bola lampu/fitting
Jenis Lamp CFL 18 W Pijar 60 W Halogen 65 W
Harga beli bola lampu Rp 28.00,00 Rp 7.000,00 Rp 35.000,00
Biaya pemakaian listrik Rp 112.000,00 Rp 336.000,00 Rp 364.000,00
Masa penggunaan 8.000 jam 1.000 jam 2.000 jam
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
1. Bahaya yang ditimbulkan dari sisa pembakaran bahan bakar fosil seperti
batubara dan minyak bumi akan menghasilkan gas efek rumah kaca yang
sangat bagi bumi dan manusia, dengan adanya penjadwalan peralatan rumah
tangga ini maka kita dapat mengurai polusi udara yaitu gas CO2 yang dilepaskan
ke udara dari pembangkit teanga listrik yang menggunakan bahan bakar batubara
dan minyak bumi.
2 Tarif dasar listrik di Indonesia dipengaruhui oleh tiga hal yaitu :
1. Jumlah energi listrik yang diperoduksi
2. Harga bahan bakar minyak
3. Subsidi pemerintah
Dengan melakukan penjadwalan peralatan listrik rumah tangga mka kita
dapat mengurai jumlah energi listrik yang diproduksi sehingga dapat
mengurai tarif dasar listrik.
V.2. Saran
1 Untuk mendukung program penghematan maka PLN perlu melakukan
sosialisasi tentang pentingnya penghematan energi dan manfaat dari
2 Untuk mendukung program PLN melakukan penghematan maka kita dapat
melakukan dengan mengganti bola lampu pijar dengan bola lampu hemat
energi ( LHE ).
3 Selain mengganti bola lampu pijar dengan bola lampu hemat energi (LHE)
kita juga dapat mendukung program penghematan energi listrik yang
digalakan PLN dengan membeli peralatan listrik rumah tangga yang