• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Informasi Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Tokoh Srikandi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Informasi Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Tokoh Srikandi"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Mahabarata merupakan salah satu hasil karya sastra kepahlawanan yang banyak dikenal dan amat berharga, selain karena cerita yang menarik, keindahan dalam penyampaiannya, ketegasan pada karakter tokoh – tokohnya, dan banyak terkandung ajaran – ajaran yang berharga. Kisah Mahabarata memiliki kisah peperangan antara Pandawa dan Kurawa yang mengisahkan perebutan tahta kerajaan Hastinapura, Pandawa dan Kurawa memiliki sifat yang berbeda namun berasal dari leluhur yang sama, yaitu Kuru dan Barata. Kurawa memiliki sifat licik, iri hati pada kelebihan Pandawa, dan Pandawa memiliki sifat sabar dan penyayang. Dalam kisah Mahabarata Kurawa memiliki jumlah seratus, lebih banyak di bandingkan dengan Pandawa yang hanya berjumlah lima, Dewi Kunti merupakan ibu dari para pandawa Yudistira sebagai anak tertua, Bima yang memiliki tubuh tinggi dan berwajah paling menakutkan, Nakula yang memiliki kembaran bernama Sadewa, dan Arjuna yang memiliki paras tampan selain itu Arjuna memiliki keahlian dalam memanah yang membuat banyak wanita jatuh hati, termasuk muridnya sendiri bernama Srikandi.

(2)

ke lima Pandawa. Dalam kisahnya Srikandi memiliki keahlian dalam memanah yang ia pelajari dari gurunya Arjuna, yang kemudian Arjuna menjadikan Srikandi sebagai isteri.

Pada perang Baratayuda berlangsung, Srikandi ditunjuk untuk menjadi panglima perang dari pihak Pandawa, yang menjadikan Srikandi sebagai satu – satunya wanita yang ada di garis depan saat perang Baratayuda. Karena keahliannya dalam memanah, Srikandi selalu menjadi pelindung keamanan tidak hanya dalam kerajaan dan peperangan, tetapi Srikandi menjadi pelindung bagi seluruh isteri Arjuna, pada saat Arjuna suaminya sedang melakukan perjalanan diluar kerajaan.

Sebagai wanita Srikandi memiliki keberanian besar dalam perjuangan, Srikandi selalu berada di garis depan dalam memimpin para perwira di medan laga. Hal ini menunjukan bahwa wanita memiliki kesamaan hak dengan kaum pria di dalam beberapa hal seperti memperjuangkan kebenaran. Keberanian Srikandi dalam membela kerajaannya layak di teladani oleh setiap wanita, secara jelas sosok Srikandi mengajarkan kaum wanita bahwa emansipasi sebenarnya sudah ada sejak dahulu, dan bukan lagi sesuatu hal yang baru.

(3)

seperti, R.A. Kartini, Cut Nyak Dien, Dewi Sartika dan masih banyak lagi. Ada pula contoh tokoh yang berperan seperti Srikandi pada wanita saat ini seperti Susi Pudjiastuti

I.2. Identifikasi Masalah

Dari uraian diatas menarik kesimpulan beberapa masalah sebagai berikut :

 Masyarakat khususnya wanita saat ini hanya mengenal satu nilai yaitu keberanian saja dari sekian banyak sifat yang dimiliki oleh Srikandi seperti keterampilan,kepemimpinan,bertanggung jawab dan ketangguhan

 Adanya sifat – sifat dari tokoh Srikandi yang dapat menjadi cerminan dan tauladan untuk para wanita saat ini.

I.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan sebagai berikut, bagaimana menyampaikan nilai – nilai yang terkandung pada tokoh Srikandi seperti bertanggung jawab, keberanian, keterampilan, dan kepemimpinan, juga patuh kepada suami ketika berumah tangga.

I.4. Batasan Masalah

Dalam hal ini Srikandi memiliki dua versi cerita, Srikandi dalam cerita Mahabarata versi India yang menceritakan Srikandi melakukan tapa agar memiliki kekuatan untuk membunuh Bisma dan hasil dari tapa tersebut mengubah Srikandi menjadi seorang pria yang mempunyai sifat seperti wanita. Sedanga kan dalam kisah Mahabarata versi Jawa, Srikandi tetap menjadi seorang wanita yang gagah berani digaris depan medan perang dan ditakdirkan membunuh Bisma dalam perang Baratayuda.

(4)

I.5. Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari perancangan ini adalah :

 Memberikan informasi mengenai nilai bertanggung jawab dari tokoh Srikandi yang ditunjukan dalam melindungi, tidak hanya dirinya sendiri melainkan kerajaan bahkan istri – istri Arjuna lainnya.

 Memberikan informasi nilai keberanian Srikandi dalam melakukan hal – hal yang dianggap bahwa wanita tidak dapat melakukan pekerjaan pria.

 Memberikan informasi mengenai nilai Srikandi dalam keterampilan, yang ditunjukan dalam menguasai pekerjaan.

 Memberikan informasi mengenai nilai ketangguhan Srikandi dalam menghadapi masalah sebagai wanita.

 Memberikan informasi mengenai nilai Srikandi dalam hal kepemimpinan yang menjadikannya mampu untuk bertarung sebagai wanita satu – satu nya dimedan perang.

(5)

BAB II

PERANCANGAN BUKU FOTOGRAFI NILAI - NILAI YANG

TERKANDUNG DALAM TOKOH SRIKANDI

II.1. Landasan Teori

II.1.1. Pengertian Fotografi

Kata fotografi diambil dari bahasa Yunani “Fotos” yang memiliki arti sinar atau cahaya, dan “Grafos” yang berarti gambar. Dalam seni rupa fotografi merupakan proses pembuatan lukisan dengan menggunakan media cahaya. Prinsip fotografi ialah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkapan cahaya. Medium yang telah dibakar dengan tingkat intensitas yang tepat akan menghasilkan bayangan dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan.

Seperti yang dijelaskan Nugroho (2009) Pada umumnya, semua hasil karya fotografi dikerjakan dengan menggunakan kamera, dan kebanyakan kamera memiliki cara kerja yang sama dengan cara kerja mata manusia. Seperti halnya mata, kamera juga mempunyai lensa dan mengambil pantulan cahaya suatu objek untuk menjadi sebuah gambar (hal.2).

Istilah fotografi yang tercatat paling awal menurut Burhanuddin (2014) dilakukan oleh Hercules Florence. Pelukis dan penemu asal Perancis ini pada 1834 menulis dalam buku hariannya “Photographie” untuk menggambarkan proses tersebut, namun yang membuat kata “photography” dikenal dunia ialah setelah Sir John Herschel memberikan kuliah di Royal Society of London pada Maret 1839 (hal.1).

II.1.2. Fotografi Hitam Putih

(6)

dengan hanya berupa dua warna hitam dan putih, namun dalam kenyataannya foto hitam putih memiliki warna yang cukup banyak dari hitam menuju putih. Widianto (2012) menjelaskan black and white atau hitam putih dalam fotografi adalah sebuah aliran tersendiri yang mempunyai cukup banyak peminat. Dimana berbeda dengan foto berwarna yang memiliki aneka warna warni, foto berwarna mampu menangkap suasana sesuai warna aslinya, tetapi foto hitam putih menjadi unik dan cenderung lebih jelas apa yang menjadi fokus utamanya.

II.1.3. Pengertian Nilai

Srikandi sebagai wanita mencitrakan nilai kewanitaan yang memposisikan wanita sebagai figur yang kuat, memiliki potensi yang kuat sebagai sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan kaum pria.

Chabib Thoha (1996) menjelaskan “nilai merupakan sesuatu yang abstrak, ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar atau salah yang menuntut pembuktian empirik, melainkan soal penghayatan yang dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi”(h.29).

Nilai bila ditinjau lebih dalam adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, atau dapat menjadi objek kepentingan. Nilai yang ditinjau dari segi keistimewaan adalah apa yang dihargai, dinilai tinggi, atau di hargai sebagai suatu kebaikan.

II.1.4. Nilai Wanita

Tokoh Srikandi merupakan salah satu tokoh dalam pewayangan jawa sebagai wanita, yang sifatnya dapat dijadikan sebagai sumber pencarian nilai – nilai ajaran. Nilai – nilai tersebut dapat digunakan oleh bangsa Indonesia untuk melangsungkan hidupnya terutam untuk para kaum wanita.

(7)

dan fungsi wanita dalam kehidupan baik dalam kehidupan sosial maupun keluarganya atau rumah tangganya.

II.1.5. Nilai Pada Wanita Saat Ini

Pergerakan kaum wanita di Indonesia mulai di ilhami oleh perjuangan RA.Kartini yang ingin terbebas dari belenggu budaya kraton Jawa. Wanita saat ini mulai menampakan dirinya dalam kesetaraan gender, namun kadang hal ini menyebabkan beberapa wanita lupa diri akan kodratnya. Wanita di Indonesia sebaiknya masih mempertahankan kepribadiannya, dalam melaksanakan tugas sebagai wanita karir atau wanita bekerja diluar rumah, peran sebagai seorang istri atau ibu sebaiknya masih dilaksanakan. Secara tidak sadar telah terjadi pergeseran nilai dalam diri wanita.

II.1.7. Sifat Wanita

Pada umumnya wanita mencitrakan atau dicitrakan dirinya sebagai mahluk yang emosional , mudah menyerah, pasif, mudah terpengaruh, dan lemah fisik, sedangkan pria pada umumnya kebalikan dari wanita. Akibatnya wanita dicitrakan sebagai mahluk yang tidak sempurna, sehingga selalu dipinggirkan, dan kaum wanita biasanya diposisikan hanya mengurusi masalah domestik dan rumah tangga.

Wanita memiliki beberapa sifat secara psikologis antara lain ialah.  Wanita dipandang memiliki watak mengasuh atau merawat.

 Wanita secara psikologis memiliki sifat mengalah, menyetujui yang menjadikan wanita dipandang sebagai mahluk lemah dan pria dipandang agresif

 Wanita memiliki sifat emosional dan mudah menangis.

(8)

 Psikologis wanita yang mudah terpengaruh dan mudah dibujuk untuk mengubah keyakinannya. Menurut Maccoby & Jacklin (1974), wanita lebih bersedia menyesuaikan diri dibandingkan pria.

II.1.8. Tokoh Srikandi

Tokoh Srikandi tidak bisa lepas dari kisah Mahabarata, putri bungsu Prabu Drupada dan Dewi Gandawati dari kerajaan Cempalareja yang juga merupakan istri dari Arjuna ini, mempunyai kepandaian dalam bidang keprajuritan dalam mempergunakan senjata panah yang ia pelajari dari suaminya Arjuna. Berbeda dengan para putri raja pada umumnya, Srikandi tidak suka berdiam diri di dalam istana, ia memiliki jiwa petualang yang kemudian menjadikannya salah satu wanita kesatria. Sifat keberanian yang dimiliki Srikandi, membuat dirinya ditunjuk menjadi panglima saat perang Baratayuda, berhadapan langsung dengan Bisma yang saat itu menjadi senapati perang Kurawa yang terkenal tiada tanding dan memiliki kesaktian, tetapi tidak membuat Srikandi menjadi gentar untuk melawannya. Sebagai panglima perang Srikandi menjalankan tugasnya dengan baik, sehingga dapat membuat tubuh Bisma jatuh berbalut panah Hrusangkali yang ditembakan oleh Srikandi. Pada saat perang Baratayuda berlangsung hanya Srikandi yang menjadi satu – satunya pahlawan wanita yang langsung terjun dibarisan terdepan perang Baratayuda.

Gambar II.1 Ilustrasi Wayang Kulit Dewi Wara Srikandi

(9)

Pada cerita Mahabarata sangat jelas bahwa Mahabarata merupakan kisah perang puputan antarsaudara laki – laki yang memperebutkan tahta Hastinapura, beserta segala nilai patriarki yang tidak memberi tempat bagi para wanita, kecuali istri atau ibu. Namun sebenarnya bila dapat memahami dan memdalami cerita Mahabarata tersebut, akan menemukan sisi keberanian dalam diri para wanita seperti Srikandi. Karena situasi yang memojokan, para wanita mengerahkan akal dan tubuh mereka untuk berjuang dan ambil andil dalam peperangan mereka sendiri dengan sikap tegas dan pantang menyerah. Para wanita yang memiliki sifat – sifat kepahlawanan yang istimewa, yang membuat rasa simpatik dan kagum atas kearifan, kecerdasan, keberaniannya, dan kepandaian serta semangat untuk meraih kemenangan yang terbaik.

II.1.9. Gambaran Fisik Tokoh Srikandi

Dalam kisah pewayangan, Srikandi merupakan satun – satunya wanita yang diberikan hak untuk terjun dalam perang Baratayuda. Dimana saat perang berlangsung, Srikandi mampu mengalahkan Bisma sang senapati perang Kurawa. Hardjowirogo (1989) Srikandi adalah pembuka jalan bagi kemenangan Pandawa atas Kurawa, untuk dinobatkan sebagai wanita utama (h.347).

Srikandi digambarkan mempunya ciri fisik yang berparas cantik layaknya bidadari khayangan.

M. Randyo (seperti dikutip Coria Noviet Manistra, 2009) pada dasarnya karakteristik Srikandi memiliki fisik yang menarik, tinggi semampai, dan memiliki wajah mendongak. Selain itu Srikandi memiliki ciri fisik yang lain.

(10)

Gambar II.2 Ilustrasi bentuk mata Liyepan atau Gabahan

(sumber: http://www.kompasiana.com/pakde-sakimun/mengais-warisan-budaya-leluhur/)

 Srikandi memiliki bentuk hidung wali miring. Tokoh wayang yang memiliki bentuk hidung wali miring kecil, bentuk tatahan matanya pasti liyepan atau gabahan.

Gambar II.3 Ilustrasi bentuk hidung wali miring

(sumber: http://www.kompasiana.com/pakde-sakimun/mengais-warisan-budaya-leluhur/)

 Srikandi memiliki Sinom, berarti memiliki rambut tipis di depan kepala atau jidat.

(11)

Gambar II.4 Letak Jamang dan garuda mungkur

(sumber: http://www.plengdut.com/2013/02/busana-wayang.html)

 Srikandi memakai riasan cunduk mentul, tusukan rambut yang terletak dibagian atas kepala.

 Mengenakan aksesoris Sumping surengpati, aksesoris rambut yang terletak pada samping kanan dan kiri.

 Garuda mungkur yang terletak pada bagian kepala, berfungsi sebagai hiasan rambut.

Gambar II.5 Letak garuda mungkur

(12)

 Srikandi mengenakan Suweng sumping waderan, aksesoris yang terletak pada kedua telingannya, yang bentuknya memanjang ke belakang bagian telingansebagai pengunci agar tidak lepas.

Gambar II.6 Ilustrasi bentuk Suweng Sumping Waderan (sumber: http://www.plengdut.com/2013/02/busana-wayang.html)

 Srikandi memiliki ciri bentuk rambut bagian bawah yang terurai atau disebut Gelung ngore.

 Memakai kalung bulan sabit yang berbentuk menyerupai bulan sabit terletak dibagian leher.

 Memiliki Athi – athi jambang atau rambut dikedua bagian samping wajah.  Memakai Kelat bahu yang merupakan aksesoris yang terletak dibagian lengan

atas.

 Memakai Gelang kana aksesoris dikedua pergelangan tangan.

Gambar II.7 Ilustrasi susunan aksesoris pada Srikandi

(13)

Menurut Ardian Kresna (2011) menggambarkan bahwa Srikandi memiliki bentuk fisik, berparas cantik, berambut ikal sebahu, berkaki jenjang, berleher jenjang, dan saat berperang rambut ikalnya disanggul. Sedangkan Hardjowirogo (dikutip Coria, 2009) menggambarkan Srikandi sebagai sosok wanita cantik, bermata jaitan, berhidung mancung, bermuka mendongak, bersanggul, berjambang dengan garuda membelakang, sebagian rambut terurai, berkalung bulan sabit, berkain dodot putren yang merupakan pakaian putri dalam keratin.

II.2. Objek Penelitian

II.2.1. Sifat Srikandi

Menurut Sri Wintala Achmad (2015) Srikandi memiliki beberapa sifat yang bisa menjadi tauladan bagi kaum wanita yaitu, bertanggung jawab, keberanian, keterampilan, ketangguhan, dan kepemimpinan (h.17).

Bertanggung Jawab

Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia ialah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Berkewajiban menanggung, memikul tanggung jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Purbacaraka (2010) berpendapat bahwa tanggung jawab bersumber atas penggunaan fasilitas dalam penerapan kemampuan tiap orang untuk menggunakan hak dan melaksanakan kewajibannya (h.37).

(14)

Keberanian

Keberanian adalah suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan kemungkinan – kemungkinan buruk. Aristoteles mengatakan bahwa “kemampuan menaklukan rasa takut merupakan awal dari kebijaksanaan. Artinya orang yang memiliki keberanian dapat mampu bertindak bijaksana tanpa dibayangi ketakutan yang sebenarnya merupakan halusinasi saja. Orang – orang yang memiliki keberanian akan sanggup menghidupi mimpi – mimpi dan mengubah kehidupan pribadi sekaligus orang – orang disekitarnya.

Srikandi sebagai wanita yang memiliki sifat keberanian, ia tunjukan dalam menguasai bidang keprajuritan senjata panah. Dimana Srikandi mampu menjadi seorang kesatria yang memiliki keberanian terjun di medan perang Baratayuda, yang menujukan bahwa wanita tidak selamanya lemah dan memiliki banyak ketakutan didalam dirinya, tetapi wanita juga mampu menjadi setara dengan pria dalam hal – hal tertentu.

Keterampilan

Menurut Dunnette (1976) keterampilan adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas yang merupakan pengembangan dari hasil dan pengalaman yang didapat (h.33).

Keterampilan Srikandi sebagai wanita yang mampu menguasai pekerjaan yang biasanya menjadi pekerjaan pria seperti keterampilannya dalam memanah, tidak hanya itu Srikandi juga memiliki keterampilan dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang istri, dimana seorang istri yang terampil dalam mengurus rumah tangganya dengan baik.

Ketangguhan

(15)

mengasihani diri, suka mengeluh dan bergantung menjadi percaya diri, mandiri dan totalitas dalam bertindak.

Sebagai seorang istri yang belum mampu memiliki keturunan, Srikandi tidak mengeluh kepada Dewa Agung yang belum menganugerahi seorang anak kepadanya. Tetapi Srikandi mengahadapi segala macam masalah yang dihadapinya dengan ketangguhan dan menjadikan dirinya tidak lelah untuk berusaha.

Kepemimpinan

George R. Terry ( seperti dikutip Sutarto, 1998 :17) kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Srikandi yang memiliki kemampuan seperti pria, karena menyukai kegiatan yang jarang dilakukan oleh kebanyakan kaum wanita, yang menjadikan dirinya dipercaya oleh Pandawa untuk diberikan tugas keprajuritan sebagai panglima disaat perang Baratayuda berlangsung. Yang menjadikan Srikandi sebagai satu satunya wanita yang ada di garis depan, sebagai wanita kesatria yang mampu memimpin.

II.3. Analisa

(16)

Srikandi yang dapat menjadikan sebuah inspirasi bagi wanita saat ini. Media informasi tersebut dikemas dengan secara ringan dan ringkas agar mudah dicerna oleh wanita dari berbagai kalangan, tanpa menghilangkan nilai – nilai dari sifat yang dimiliki oleh Srikandi.

II.4. Target Audience II.4.1. Demografis

 Gender : Wanita

 Usia : Dewasa muda 20 – 27 tahun  Pekerjaan : Wanita karir dan Ibu rumah tangga  Status sosial

dan ekonomi : Menengah keatas  Pendidikan : Sarjana

II.4.2. Geografis

 Tempat tinggal : Daerah perkotaan  Daerah : Kota Bandung II.4.3. Psikografis

Pada usia 20 – 27 tahun, wanita usia tersebut biasanya dalam fase wanita dewasa muda yang akan beranjak pada wanita dewasa, dimana wanita dalam fase ini bukan lagi seorang remaja. Wanita usia 20 – 27 tahun dianggap sudah mampu berkeluarga tidak hanya mampu dalam bereproduksi melainkan sudah mampu berfikir dan bersikap selayaknya wanita dewasa. Karena fase Remaja telah dilalui dari umur 14-21 yang merupakan masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.

(17)

II.5. Kesimpulan dan Solusi

Berdasarkan dari penjabaran yang dijelaskan dari awal, dapat disimpulkan bahwa Srikandi merupakan salah satu tokoh wanita yang dapat menginspirasi banyak wanita saat ini, selain itu Srikandi mempunyai beberapa sifat yang bisa dijadikan contoh untuk para wanita.

(18)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN

III.1. Strategi Peracangan

Strategi perancangan terdiri dari dua kata yaitu strategi dan perancang, yang masing – masing memiliki pengertian tersendiri. Strategi adalah cara yang ditetapkan untuk mencapai sebuah tujuan. Sedangkan perancangan adalah suatu aktivitas pembuatan usulan – usulan yang merubah sesuatu yang telah ada menjadi sesuatu yang lebih baik. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi perancangan adalah cara yang ditetapkan untuk membuat sesuatu menjadi lebih baik demi mencapai tujuan tertentu dengan mengupayakan langkah-langkah yang detail dari awal perancangan hingga dapat diterima menjadi sebuah karya atau hasil yang nyata di tengah masyarakat. Langkah ini merupakan upaya menelaah lebih lanjut setiap proses yang akan dilakukan hingga dapat mendapat hasil yang menjadi cerminan atau tolak ukur keberhasilan karya tersebut.

Srikandi memiliki nilai – nilai yang dapat menjadi contoh bagi wanita seperti

Bertanggung jawab, Srikandi menunjukan tanggung jawabnya sebagai wanita dalam berumah tangga maupun dalam bermasyarakat, tidak hanya bertanggung jawab melindungi keluarganya dan kerajaannya, Srikandi bahkan bertanggung jawab melindung orang banyak bahkan melindungi istri – istri dari Arjuna. Sikap bertanggung jawab yang dilakukan oleh Srikandi dapat menjadi contoh bagi wanita saat ini, dimana sebagai wanita harus memiliki tanggung jawab membantu orang lain. Seperti Srikandi tokoh masyarakat yang mencerminkan nilai bertanggung jawab ialah Anne Nurfarina, ia memiliki rasa bertanggung jawab untuk dapat membantu para penyandang disabilitas mental maupun fisik untuk melakukan terapi dengan seni.

(19)

ketokohan Srikandi ini cerminkan oleh salah satu penari kontemporer bernama Ine Arini, yang dimana ia konsisten dalam menekuni keterampilannya sebagai penari topeng maupun tarian kontemporer lainnya. Sebagai wanita ia menunjukan bahwa wanita mampu dan harus memiliki keterampilan sehingga dapat mencapai hasil yang terbaik.

Srikandi memiliki nilai kepemimpinan dimana pada saat perang Baratayudha ia ditunjuk menjadi panglima perang, memimpin banyak pasukan, melaju dengan jiwa pemimpin menuju garis terdepan melawan resi terkuat Bisma. Srikandi menunjukan bahwa tidak hanya harus selalu pria yang memimpin, bahwa ada beberapa hal yang dirasa wanita mampu untuk menjadi seorang pemimpin. Hal tersebut dicerminkan oleh Ken Atik Djatmiko sebagai pendiri Yayasan Batik Jawa Barat, menjadi seorang pemimpin wanita yang mampu mengangkat batik hingga ke mancanegara.

Nilai Keberanian pada tokoh Srikandi ditunjukannya saat perang Baratayudha berlangsung dimana Srikandi merupakan satu – satunya wanita yang berada di garis depan saat perang berlangsung. Karena keberaniannya Srikandi mampu membunuh Bisma yang terkenal sangat sakti, kemudian kemenangan diraihnya.

Hal tersebut dicerminkan oleh salah satu tokoh yang memiliki nilai keberanian layaknya Srikandi yaitu Ully Sigar Rusady. Sebagai pecinta alam yang memiliki keinginan untuk merawat alam ini, ia dengan berani menyuarakan hal – hal yang dianggap dapat merusak keadaan alam ini, karena keberaniannya pula yang menjadikannya sebagai duta lingkungan hidup.

III.1.1. Tujuan Komunikasi

(20)

sebuah informasi sehingga menjadi bahan yang bermanfaat untuk penerima informasi. Maka dari itu media informasi memiliki tujuan :

 Menyampaikan informasi kepada masyarakat terutama wanita, mengenai nilai – nilai yang terkandung pada tokoh Srikandi yaitu Keterampilan, Kepemimpinan, Bertanggung Jawab, Keberanian, dan Ketangguhan.

III.1.2. Pendekatan Komunikasi

a. Visual

Pendekatan komunikasi secara visual yang dilakukan dalam perancangan media informasi “nilai – nilai yang terkandung dalam sifat tokoh Srikandi” dengan menggunakan visual fotografi dalam bentuk foto hitam putih yang diaplikasikan pada sebuah buku informasi. Menggunakan gaya yang lebih informatif dan modern diharapkan dapat membuka wawasan serta merubah pandangan masyarakat terhadap wanita khususnya dapat menginspirasi bagi para kaum wanita.

b. Verbal

Strategi secara verbal yang bersifat persuasif dilakukan dengan cara membuat judul dengan kata – kata “Bingkai Wajah Srikandi”, hal ini dilakukan untuk menarik minat target audience. Strategi komunikasi secara verbal menggunakan bahasa Indonesia yang baku, sederhana, dan mudah dimengerti oleh masyarakat. Penggunaan ilustrasi berupa fotografi, serta bentuk huruf disesuaikan dengan segmentasi dari buku tersebut.

(21)

III.1.3. Materi Pesan

Materi pesan yang akan ditunjukan dalam media informasi ini ialah nilai nilai kehidupan yang bertujuan sebagai bahan pembelajaranbagi pembaca khususnya wanita akan, kepemimpinan, keberanian, ketangguhan, bertanggung jawab, keterampilan, dan kedisiplinan yang merupakan sifat – sifat dari tokoh Srikandi.

III.1.4. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang akan digunakan dalam media informasi buku fotografi ini menggunakan bahasa Indonesia yang baku sehingga dapat mudah dipahami oleh para pembacanya.

III.1.5. Sasaran Perancangan

 Gender : Wanita

 Usia : Dewasa muda 20 – 27 tahun  Pekerjaan : Wanita karir dan Ibu rumah tangga  Status sosial

dan ekonomi : Menengah keatas  Pendidikan : Sarjana

III.1.6. Strategi Kreatif

Kreatif menurut Conny R Semiawan (2009) ialah “modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru” (h.44). dengan kata lain, terdapat dua konsep lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru.

(22)

beberapa kesamaan sifat dari Srikandi yaitu, kedisplinan, bertanggung jawab, keberanian, keterampilan, ketangguhan, dan kepemimpinan.

Langkah awal yang dilakukan untuk memberikan informasi mengenai tokoh wanita dari masyarakat yang memiliki beberapa kesamaan sifat dengan Srikandi ini dengan melakukan pencarian para tokoh wanita itu sendiri. Setelah menemukan beberapa tokoh wanita yang dapat menginspirasi barulah proses perancangan media informasi yang berupa buku fotografi.

Strategi kreatif yang dibuat terdiri dari dua tahapan yaitu,  Tahap menarik perhatian (Stoping power)

Pada tahap ini, strategi kreatif yang dilakukan ialah dengan cara membuat

Kemudian dalam memberikan informasi pada isi buku menggunakan visual fotografi, dengan memberikan tampilan para tokoh pada setiap gambar nya, menggunakan tone hitam putih agar memberikan kesan mendalam pada setiap foto yang diambil. Kemudian pada setiap foto – foto yang ditampilkan disisipkan kata – kata yang dapat menginspirasi, juga prolog mengenai profil tokoh wanita yang di angkat dalam foto.

(23)

III.1.7. Strategi media

Untuk menyampaikan isi pesan yang informatif dan tepat sasaran maka perlu mempertimbangkan strategi komunikasi yang tepat, maka dipilih media informasi yang utama adalah media buku fotografi.

a) Media utama

Media utama yang akan dipakai adalah buku. Selain itu media buku lebih efektif karena tidak membutuhkan media lain sebagai perantara, dan buku merupakan gudang ilmu yang dikenal oleh masyarakat luas dari berbagai kalangan. Pengemasan informasi tidak hanya menggunakan satu media saja, ada media pendukung yang menjadi pelengkap untuk meperkenalkan kepada masyarakat khususnya wanita.

b) Media pendukung

media pendukung yang digunakan bertujuan untuk membantu menyampaikan pesan dan informasi mengenai keberadaan buku ditempat – tempat strategis yang biasa dikunjungi oleh para target dan, fasilitas publik yang dirasa berkaitan dengan target. Selain itu media pendukung merupakan suatu media tambahan atau media promosi dari perindustrian buku yang berfungsi seagai rangsangan komunikasi untuk membeli buku ini. Media pendukung yang digunakan adalah,

 Poster

Poster merupakan karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Media poster dipilih karena media ini berpotensi terbaca oleh setiap orang yang melewati daerah penempelan poster tersebut. Daerah penempelan meliputi papan pengumuman kampus, perpustakaan, dan toko buku. Alas an lain pemilihan media poster adalah karena harganya yang cukup terjangkau serta poster memiliki kelebihan sangat informatif karena bias membuat berbagai informasi singkat dan jelas.  Flyer

(24)

 Kaos

Merupakan media cetak sablon yang digunakan untuk mengingatkan kepada masyarakat mengenai kekuatan Srikandi dan tokoh wanita lainnya. Serta menyadarkan masyarakat khususnya wanita bahwa wanita mampu melakukan hal – hal seperti Srikandi. Kaos akan diberikan sebagai hadiah pada launching buku.

 Pembatas buku

Merupakan media pendukung yang disisipkan dalam buku sebagai hadia setiap pembeliannya.

 Wobbler

Merupakan media yang cukup menarik perhatian konsumen dan mengarahkan konsumen menuju media utama ketika dipasang pada rak toko buku.

 Tote bag

Tote bag merupakan media yang sangat efektif, menginformasikan kehadiran buku ini pada semua orang karena dipakai berjalan oleh orang yang memakainya.

 Stiker

Stiker atau kertas temple yang menjadi media pendukung lainnya yang berukuran kecil, dijadikan sebagai hadiah dalam buku, menginformasikan keberadaan buku tersebut di masyarakat.

 Mini x-banner

Mini x-banner diletakan di meja penjualan buku agar dapat menarik perhatian konsumen atau target audience.

III.1.8. Strategi Distribusi

(25)

lainnya. selain itu pada tanggal 22 April memperingati hari buku sedunia yang ditetapkan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, yang disingkat UNESCO. Penyebaran media akan dilakukan sesuai dengan perencanaan berikut ini.

No Media Promosi Distribusi

1 Buku pada titik buku berada saat penjualan.

7 Tote bag Media ini disebarkan saat launching buku dilaksanakan

8 Stiker Media ini terdapat didalam buku menjadi salah satu hadiah didalamnya.

9 Mini x-banner

Ditempatkan pada meja yang memajang buku – buku ini saat penjualan, agar menarik perhatian konsumen.

(26)

III.2. Konsep Visual

Konsep visual pada perancangan media informasi ini secara visual menggunakanteknik ilustrasi fotografi. Dengan gaya visual portrait, portrait adalah teknik dalam fotografi yang menampilkan ekspresi dan karakter manusia dalam kesehariannya. Karakter manusia yang berbeda – beda akan menawarkan image

tersendiri dalam membuat foto portrait, dalam foto membuat foto portrait, fotografer harus dapat menangkap ekspresi objek yang mampu memberikan kesan emosional dan menciptakan karakter seseorang sehingga mudah dipahami. Dalam pengertian umum ilustrasi adalah sebuah visualisasi dari suatu tulisan. Ilustrasi dapat berupa sketsa, lukisan, vector, foto atau teknik seni rupa lainnya. Ilustrasi dibuat untuk menjelaskan informasi yang terkandung didalam teks. Dengan bantuan ilustrasi, diharapkan teks tersebut lebih mudah dipahami oleh pembaca.

Teknik fotografi yang digunakan dalam pengambilan gambar ialah dengan menggunakan teknik portrait yang mengfokuskan pada bagian wajah. Pada cover buku menampilkan sosok Srikandi yang tangguh dan kuat secara keseluruhan badan. Pada bagian isi buku Bingkai Wajah Srikandi menampilkan beberapa tokoh yang mencerminkan nilai nilai yang dimiliki oleh Srikandi seperti Keterampilan, Kepemimpinan, Bertanggung jawab, Keberanian, dan Ketangguhan.

Buku ini secara khusus membahas secara mendalam beberapa tokoh dari masyarakat wanita khususnya Bandung yang dapat menginspirasi bagi wanita lain karena apa yang mereka lakukan dan buat tidak hanya untuk diri nya sendiri, masyarakat, juga kaum wanita. Ditampilkan dengan tampilan visual ilustrasi fotografi dengan pemaparan secara deskriptif.

III.2.1. Format desain

Format desain yang digunakan dalam buku fotografi “Bingkai Wajah

(27)

Gambar III.1. format desain buku

Gambar III.2. Visual cover buku

III.2.2. Tata Letak

(28)

memberikan gerak mata zig zag memberikan kesan dinamis dan tidak kaku (Surianto Rustan, 2009).

Gambar III.3. Tata Letak isi buku

Gambar III.4. Visual isi buku

III.2.3. Ilustrasi

(29)

ekspresi objek yang mampu memberikan kesan emosional pada seseorang, sehingga dapat diterima para pembaca dengan baik.

Semua rangkaian foto menjelaskan dan memperlihatkan tokoh wanita inspiratif dari masyarakat Bandung. Fotografi dipilih agar dapat mudah dipahami oleh target.

III.2.4. Tipografi

Huruf dan layout didesain dengan memperhitungkan faktor legibility yaitu membahas kejelasan karakter satu – persatu, dan readability yaitu tingkat keterbacaan keseluruhan teks yang telah disusun dalam satu komposisi. Jenis tipografi yang digunakan adalah san serif dan serif.

Futura Lt BT

Futura Md BT

Gambar III.5. Tipografi dan penempatannya

 Futura Md BT

Futura Md BT merupakan jenis huruf sans serif, karakter yang tegas dan kokoh, penggunaan huruf ini digunakan sebagai judul buku

(30)

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz234567890/<>,. Contoh:

“ BINGKAI WAJAH SRIKANDI ”

 Futura Lt BT

Futura Lt BT merupakan jenis huruf sans serif, karakter yang muncul lebih halus, maka jenis huruf ini digunakan untuk setiap penjelasn tokoh dan nama penulis.

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz234567890/<>,. Contoh:

“ BINGKAIWAJAH SRIKANDI ”

III.2.5. Warna

Dalam desain grafis, warna bias berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat dipermukaan benda. Warna adalah suatu hal yang sangat berpengaruh secara psikologis seseorang. Menurut Surianto Rustan (2009) menentukan warna yang tepat merupakan proses yang penting dalam mendisain (hal. 72).

(31)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA

IV.1. Buku Fotografi Bingkai Wajah Srikandi

IV.1.1. Media

Pada media utama buku fotografi Bingkai wajah Srikandi, digunakan pada kertas ukuran 21cm x 21cm. Jenis kertas yang digunakan adalah Artpaper 150gsm. Sedangkan untuk cover menggunakan hardcover dengan laminasi doff.

IV.1.2. Teknis Produksi Media

Teknis pengerjaan media utama buku fotografi ini pada awalnya membuat konsep perancangan fotografi terlebih dahulu. Kemudian setelah itu melakukan pemotretan di studio dengan tema Srikandi untuk bagian cover, menggunakan model sebagai mediasi nya.

Tahap berikutnya menyeleksi foto untuk siap editing secara digital menggunakan software adobe photoshop cs 3 agar mempermudah dalam memberikan kesan dan pewarnaan yang di rapihkan.

Gambar IV.1. Proses editing pembuatan cover buku

(32)

semua gambar di save menggunakan format pdf agar mempermudah saat proses pencetakan berlangsung.

Gambar IV.2. Proses editing pembuatan Layout

IV.2.1. Poster

Untuk media promosi buku fotografi Bingkai Wajah Srikandi ini, digunakan poster sebagai media informasi tersedia nya buku tersebut disuatu tempat yang menyimpan poster tersebut. Dibuat dalam ukuran A3 agar terlihat jelas oleh masyarakat yang melewatinya.

IV.2.1.1 Teknis Produksi

Ukuran poster yang digunakan A3 (29,7cm x 42cm). di kertas jenis

(33)

Gambar IV.3. poster promosi

IV.2.2. Mini X-Banner

Selain poster, media promosi yang digunakan sebagai bentuk informasi keberadaan buku fotografi Bingkai wajah Srikandi ini adalah mini x-banner. Media ini digunakan pada meja yang memajang buku ini atau di meja kasir toko buku untuk menarik perhatian orang yang melihatnya.

IV.2.2.1 Teknis Produksi

(34)

Gambar IV.4. mini x-banner

IV.2.2. X-Banner

Media promosi yang digunakan sebagai bentuk informasi keberadaan buku fotografi Bingkai wajah Srikandi ini adalah x-banner. Media ini digunakan pada toko buku untuk menarik perhatian orang yang melihatnya.

IV.2.2.1 Teknis Produksi

(35)

Gambar IV.5. x-banner

IV.2.3. T-shirt

Media promosi kaos berbahan cotton combed 30s ini dibuat untuk mempromosikan buku dan sebagai hadiah bagi yang beruntung pada saat peluncuran buku berlangsung.

IV.2.3.1 Teknis Produksi

(36)

Gambar IV.6. Kaos promosi

IV.2.4. Tote Bag

Media promosi Tote Bag digunakan untuk memperluas pemberitahuan secara visual yang dapat dilihat oleh orang lain kemudian diharapkan mencari tahu, media ini dibagikan pada saat peluncuran buku berlangsung.

IV.2.4.1 Teknis Produksi

(37)

Gambar IV.6. Tote bag

IV.2.5. Stiker

Stiker berfungsi sebagai media pengingat yang fleksibel dan praktis untuk ditempelkan dimana saja. Pada tiap pembelian media utama maka akan mendapatkan tiga stiker sebagai bonus dengan gambar yang sama, tersedia dengan dua warna berbeda yaitu hitam dan putih menyesuaikan dengan konsep buku da isi buku.

IV.2.5.1 Teknis Produksi

(38)

Gambar IV.7. Stiker promosi

IV.2.6. Pembatas Buku

Sebagai media pengingat, pembatas buku dapat digunakan untuk keperluan menandai buku yang sedang dibaca untuk membuka kembali lain waktu. Media ini dapat digunakan oleh banyak kalangan. Sehingga menjangkau semua lapisan.

IV.2.6.1 Teknis Produksi

Pembatas buku mempunyai desain menyerupai dengan cover agar lebih mengingatkan pada media utama dan diberi lubang persegi yang memiliki artian bagi siapapun berhak memilih bingkai wajah Srikandi nya masing – masing. Menggunakan material Artpaper (250gr). Teknis cetak laser print dan menggunakan manual cutting.

(39)
(40)

Laporan Pengantaran Tugas Akhir

PERANCANGAN INFORMASI NILAI – NILAI YANG TERKANDUNG DALAM TOKOH SRIKANDI

DK37503/TUGAS AKHIR Semester I/ 2015 - 2015

Oleh :

Rika Dwijayanti 51908284

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(41)

DAFTAR ISI

BAB II NILAI – NILAI YANG TERKANDUNG DALAM SIFAT TOKOH SRIKANDI II.1. Landasan Teori ... 5

II.1.1 Pengertian Fotografi ... 5

II.1.2 Fotografi Hitam Putih ... 5

II.1.3 Pengertian Nilai ... 6

II.1.4 Nilai Nilai Wanita... 6

II.1.5 Nilai Pada Wanita Saat Ini ... 7

II.1.6 Sifat Wanita ... 7

II.1.7 Tokoh Srikandi ... 8

II.1.8 Gambaran Fisik Tokoh Srikandi ... 9

II.2. Objek Penelitian ... 13

(42)

II.3. Analisa ... 15

II.4. Target Audience ... 16

II.4.1 Demografis ... 16

II.4.2 Geografis ... 16

II.4.3 Psikografis ... 16

II.5. Kesimpulan dan Solusi ... 17

BAB III STRATEGI PERANCANGAN III.1. Strategi Perancangan ... 18

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 19

BAB IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA IV.1. Buku Fotografi Bingkai Wajah Srikandi ... 31

IV.1.1 Media ... 31

IV.1.2 Teknis Produksi Media ... 31

IV.2.1 Poster ... 32

(43)

IV.2.2 Mini X-banner ... 33

IV.2.2.1 Teknis Produksi ... 33

IV.2.3 X-banner ... 34

IV.2.3.1 Teknis Produksi ... 34

IV.2.4 T-shirt ... 35

IV.2.4.1 Teknis Produksi ... 35

IV.2.5 Tote Bag ... 36

IV.2.5.1 Teknis Produksi ... 36

IV.2.6 Stiker ... 37

IV.2.6.1 Teknis Produksi ... 37

IV.2.7 Pembatas Buku ... 38

IV.2.7.1 Teknis Produksi ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 40

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Achmad, Sri Wintala. (2015). Pesona Wanita Dalam Khasanah Pewayangan. : ARASKA PUBLISHER.

Drunnette. (1979). Definisi Keterampilan.

Hardjowirogo, Marbangun. (1989). Manusia Jawa.

Kresna, Ardian. (2011). Panah Srikandi. Jogjakarta: DIVA Press.

Thoha, Chabib. (1996). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogjakarta: Pusta Pelajar. Purbacaraka. (2010). Perihal Kaedah Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Rajagopalachari, C. (2013). Kitab Epos Mahabharata. Jogjakarta: IRCiSoD. Rustan S.Sn. ,Surianto. (2009). Logo. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Rustan S.Sn. ,Surianto. (2009). Layout. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sharma, Kavita A. (2013). Perempuan – Perempuan Mahabharata. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

(45)

Web

Manistra, Coria Noviet. (2009). Dewi Srikandi Dalam Wayang Purwa Sebagai Sumber Ide Dalam Perancangan Motif Tekstur Untuk Pakaian Wanita.

Surakarta.

Tersedia di : http://digilib.uns.ac.id [ 14 November 2015] Masbied. (2011) Kedisiplinan Dalam Psikologis Menurut Para Ahli.

Tersedia di : http://www.duniapelajar.com [ 14 November 2015 ] Dunnette, Peter F. (1976). Pengertian Keterampilan. Tersedia di: http:/// jurnal

ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2011/05/26/penelitian-dan pengembangan-sumber-daya-manusia.html [8 November 2015]

George R, Terry. Pengertian Kepemimpinan. Tersedia di : http://www.scribd.com/doc/15885060/Teori-Kepemimpinan// [ 8November 2015]

Wahyu (2011) Fotografi Hitam Putih. Tersedia di :

http://isroi.com/2013/01/01/fotografi-hitam-putih/ [30 Desember 2016] Widianto (2012). Hitam putih dalam fotografi. Tersedia di :

(46)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rika Dwijayanti

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 21 April 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Agam : Islam

Pendidikan : - SDN Merdeka 5/II Bandung - SMPN 13 Bandung

- SMA BPI 1 Bandung

Alamat : Komplek Margahayu Raya Barat Blok i/2 No.56 Bandung

Email : rikadwijayanti21@gmail.com

(47)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt atas berkat rahmat-Nya, telah dapat menyelesaikan laporan tugas akhir untuk pra sidang yang berjudul ” Nilai – Nilai Yang Terkandung Dalam Sifat Tokoh Srikandi”. Dalam laporan ini memfokuskan pada sifat – sifat dari tokoh Srikandi yang dapat menjadi cerminan bagi kaum wanita, terutama wanita saat ini.

Didalam laporan ini terdapat pembahasan lengkap mengenai sifat apa saja yang dimiliki oleh tokoh Srikandi, sehingga menjadi layak untuk diinformasikan kepada masyarakat khususnya kaum wanita. Penulis mengucapkan banyak terimakasih untuk dosen pembimbing yang telah memberi banyak pengetahuan dan membimbing serta mengoreksi laporan ini.

Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam membuat laporan ini, penulis berharap kritik dan saran yang dapat membangun dari semua pihak, semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat, juga dapat membantu bagi yang pembaca yang ingin mengetahui banyaknya sifat – sifat tauladan yang dimiliki oleh tokoh Srikandi.

Bandung, November 2015

Gambar

Gambar II.1 Ilustrasi Wayang Kulit Dewi Wara Srikandi
Gambar II.2 Ilustrasi bentuk mata Liyepan atau Gabahan
Gambar II.4 Letak Jamang dan garuda mungkur
Gambar III.1. format desain buku
+4

Referensi

Dokumen terkait

Desain motif yang ditampilkan dari keenam produk tekstil ini bersumber ide dari visual tokoh utama Komik Death Note dengan pengolahan karya tersebut menggunakan teknik batik

Media utama yang digunakan berupa buku informasi sajen, seperti yang sudah dibahas, buku sajen ini merupakan genre buku yang menggunakan gambar fotografi dan tulisan, yang mana

Strategi kreatif pada media buku ilustrasi tentang tokoh si Kancil dalam dongeng binatang ini adalah berupa penyampaian informasi mengenai sifat dan karakter si kancil melalui

Perancangan visual tokoh akan dirancang dengan teori three dimensional character, unsur- unsur sistem kelas sosial beserta penelitian studi pustaka dan obervasi visual film

Objek formalnya berfokus pada nilai-nilai kepemimpinan dari buku The 21 Indispensable Qualitiesof Leader karya John Calvin Maxwell yang ada pada tokoh Riku dan

Buku “ Wajah Jogja di Balik Lensa “ ini ditujukan untuk memberikan gambaran dengan jelas tentang lokasi dan foto dengan menggunakan bahasa visual fotografi yang indah yang

Model Adaptasi Wujud Visual Wayang Analisis yang telah dilakukan pada tokoh Cakil, Bima, Gatotkaca, Arjuna, Abimanyu, Sinta, Anoman, dan Petruk merupakan langkah awal

1 April 2023 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095 Nilai Susila pada Tokoh Magi Diela dalam Novel Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam Karya Dian