Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir
KAMPANYE HIDUP SEHAT UNTUK MENCEGAH
PENYAKIT CACINGAN
DK 38315/TUGAS AKHIR Semester II 2010/2011
Oleh :
Natanael Dinar Winantyo 51907136
Program Studi
Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat, berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir ini dengan baik.
Penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan studi Strata Satu Program Studi Desain Komunikasi Visual
Universitas Komputer Indonesia dengan mengangkat judul “KAMPANYE HIDUP SEHAT UNTUK MENCEGAH PENYAKIT CACINGAN”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan masih banyak
terdapat kelemahan dan kekurangan baik dalam penyajian materi maupun
dalam penulisannya. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan,
dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis tidak menutup
diri untuk menerima saran dan kritik dari berbagai pihak yang bersifat
membangun.
Bandung, 25 Juli 2011
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia terbentang antara 6o garis Lintang Utara sampai 11o garis Lintang Selatan, dan dari 97o sampai 141o garis Bujur Timur serta terletak antara dua benua yaitu benua Asia dan Australia. Posisi
strategis ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi. Indonesia merupakan negara
kepulauan terbesar di Asia Tenggara, jumlah pulau di Indonesia 17.504
pulau. Fakta ini membuat Indonesia memiliki keragaman budaya dan
adat istiadat dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain.
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, keragaman
dalam berbagai aspek terkait dengan perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan. Permasalahan kesehatan di Indonesia dipengaruhi
oleh kepadatan penduduk, keadaan ekonomi, pendidikan, lingkungan,
serta perilaku penduduk.
Jumlah penduduk Indonesia sebesar 237.556.363 orang, yang
terdiri dari 119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan.
Kepadatan penduduk terbanyak berada di Pulau Jawa dan yang
terendah berada di Papua.
Secara umum, pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus
meningkat, seiring meningkatnya laju inflasi. Namun masih banyak
infrastruktur atau prasarana, sumber daya manusia, serta kemampuan
keuangan lokal.
Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap
ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara.
Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan
perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus yang berperan dalam
mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat. Angka
buta huruf berkorelasi dengan angka kemiskinan. Sebab, penduduk
yang tidak bisa membaca secara tidak langsung mendekatkan mereka
pada kebodohan, sedangkan kebodohan itu sendiri mendekatkan
mereka pada kemiskinan. Persentase penduduk yang buta huruf
cenderung menurun karena akses terhadap pendidikan meningkat
dalam 5 tahun terakhir ini. Persentase terbesar penduduk yang buta
huruf berada dalam kelompok umur lebih dari 45 tahun, diikuti
kelompok umur kurang dari 15 tahun.
Keadaan kesehatan lingkungkan dinilai dari indikator seperti
sarana air bersih yang digunakan dan akses air minum yang aman,
akses terhadap sanitasi dasar, rumah sehat, tempat umum, serta
pengelolaan makanan sehat. Secara nasional penggunaan sarana air
bersih dan akses air minum aman menunjukan persentase sebesar
47,7%, akses terhadap sanitasi dasar sebesar 51,19%, rumah sehat
sebesar 63,49%, kebersihan lingkungan umum serta pengelolaan
Perilaku masyarakat sangat mempengaruhi kesehatan
lingkungan. Perilaku masyarakat ini juga dipengaruhi oleh keragaman
budaya, ekonomi, serta pendidikan. Secara nasional persentase
perilaku masyarakat, khususnya rumah tangga yang melakukan hidup
sehat sebesar 48,41%. Sedangkan untuk Kota Bandung sebesar
43,25%. Dari kondisi inilah muncul beberapa masalah kesehatan, salah
satunya adalah penyakit cacingan.
Penyakit cacingan yang biasa menyerang tubuh manusia adalah
cacing perut yang ditularkan melalui tanah, jenis cacingnya adalah
cacing tambang, cacing gelang, cacing cambuk, dan cacing kremi.
Walaupun tidak sampai menyebabkan kematian, penyakit
cacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, dan
produktivitas penderitanya, karena menyebabkan kehilangan
karbohidrat dan protein serta kehilangan darah. Pada keadaan kronis,
dapat menyebabkan kekurangan gizi yang berakibat menurunnya daya
tahan tubuh dan akhirnya menimbulkan gangguan tumbuh kembang.
Infeksi cacing dapat ditemukan pada berbagai golongan umur,
namun tingkat penderita tertinggi ditemukan pada anak-anak, terutama
kelompok anak yang mempunyai kebiasaan berinteraksi atau bermain
di saluran air terbuka dan sekitar rumah, makan tanpa cuci tangan, dan
bermain-main di tanah yang tercemar telur cacing tanpa alas kaki.
Kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan kesehatan
menekankan pada upaya tercapainya hidup sehat bagi setiap
kesehatan dalam program pemberantasan penyakit cacingan, yaitu;
menetapkan hari waspada cacing, pengobatan serta pemeriksaan
secara selektif.
Penyakit cacingan ini sebagian besar disebabkan terjadi
reinfeksi, walaupun sudah ada pengobatan, namun penyakit cacing
tetap bisa menjangkiti tubuh manusia kembali. Hal ini disebabkan
banyaknya masyarakat terutama anak-anak yang masih kurang untuk
berperilaku dan kurang membiasakan hidup sehat sejak dini, serta
kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk memahami
tentang penyakit cacingan.
Peran ibu sangatlah penting dalam mengawasi dan menjaga
anaknya, agar tidak terjangkit penyakit cacingan. Menurut Sekartini, ibu
merupakan model atas tingkah laku sosial bagi si anak, juga dalam
berperilaku sehat, khususnya dalam pencegahan penyakit cacingan.
Wanita sebagai ibu rumah tangga merupakan penentu utama
sebagai pengasuh dan pendidik anak dalam meningkatkan kesehatan
lingkungan dan pribadi. Meningkatnya kesadaran akan kesehatan
lingkungan dan pribadi diharapkan akan memotong rantai penularan
penyakit cacingan pada anak.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, untuk mendukung
program pemberantasan penyakit cacingan, maka penulis bertujuan
membuat sebuah media kampanye sosial yang bertujuan untuk
menginformasikan pentingnya hidup sehat dalam pencegahan penyakit
mengajak masyarakat khususnya para ibu yang mempunyai peranan
penting untuk mengajarkan hidup sehat kepada anak sejak usia dini.
1.2 Identifikasi Masalah
Menurunnya kualitas sumber daya manusia serta terganggunya
tumbuh kembang anak-anak merupakan suatu fenomena. Melihat latar
belakang yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa
identifikasi masalah dalam penulisan laporan pengantar tugas akhir ini,
yaitu;
1. Kepadatan penduduk, keadaan ekonomi, pendidikan,
lingkungan, serta perilaku masyarakat menjadi faktor
permasalahan kesehatan, khususnya penyakit cacingan,
2. Kondisi sanitasi yang kurang sehat serta perilaku
masyarakat yang tidak sehat menimbulkan berbagai
macam permasalahan kesehatan, salah satunya penyakit
cacingan,
3. Infeksi cacingan dapat ditemukan pada berbagai golongan
umur, namun angka tertinggi ditemukan pada anak-anak,
4. Adanya reinfeksi, atau terjangkit kembali penyakit cacingan
dalam jangka waktu tertentu,
5. Perlunya peran ibu, terhadap pencegahan penyakit
1.3 Fokus Permasalahan
Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah, maka
permasalahan difokuskan pada, diperlukannya hidup sehat pada anak
usia dini untuk mencegah penyakit cacingan.
1.4 Tujuan Perancangan
Memberikan informasi tentang pentingnya hidup sehat pada
anak sejak usia dini dalam mencegah penyakit cacingan.
Dengan cara pencegahan sejak dini, diharapkan berkurangnya
penderita penyakit cacingan pada anak, khususnya di Kota Bandung.
Diharapkan pula timbulnya kesadaran para ibu untuk lebih peduli dan
mampu menjaga kesehatan anak, serta anak mampu menerapkan
hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari karena sudah diajarkan sejak
BAB II
HIDUP SEHAT UNTUK MENCEGAH PENYAKIT CACINGAN
2.1 Penyakit Cacingan
Cacingan merupakan parasit manusia dan hewan yang sifatnya
merugikan, manusia merupakan hospes (inang) beberapa nematoda
usus. Sebagian besar daripada nematoda ini menyebabkan masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Beberapa jenis cacing yang
menyerang manusia yaitu; cacing gelang, cacing cambuk, cacing kremi,
dan cacing tambang (Gandahusada, 2000, h.8).
Penyakit cacingan bisa menyerang siapa saja, tanpa mengenal
usia. Biasanya penularan penyakit cacingan terdapat 2 jenis yaitu (Ali,
2007):
1. Buang air besar sembarangan – feses yang mengandungi
telur cacing mencemari tanah – telur menempel di tangan
atau kuku ketika mereka sedang bermain – ketika makan
atau minum, telur cacing masuk ke dalam mulut – tertelan –
kemudian orang akan cacingan dan seterusnya.
2. Buang air besar sembarangan – feses yang mengandung
telur cacing mencemari tanah – dikerumuni lalat – lalat
hinggap di makanan atau minuman – makanan atau
minuman yang mengandung telur cacing masuk melalui
Gambar 2.1Penularan Penyakit Cacingan
sumber : Arsad Rahim Ali, 2007, Penyakit Cacing Pada Anak
2.2 Hidup Sehat
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas
dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan
manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Menurut WHO (1946), Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa
suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial
serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut
yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif:
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang
menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam
hidup.
UU No.23, 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa:
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam
pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan
yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di
dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu
keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual,
spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, sosial, dan
ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
2.3 Program Penanggulangan Penyakit Cacingan
2.3.1 Pencanangan Hari Waspada Cacing
Dari artikel yang dikutip dari www.depkes.gov.id, yang
diakses pada tanggal 7 Februari 2011. Kementerian Kesehatan
bekerja sama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan
Johnson & Johnson sebagai produsen obat cacing
menyelenggarakan pencanangan Hari Waspada Cacing pada
Utara. Berdasarkan hasil survey, saat ini anak Indonesia yang
menderita penyakit cacingan angkanya rata-rata berada di
kisaran 30%.
Hal ini perlu menjadi perhatian dan kerja keras dari semua
pihak karena cacingan selain dapat menyebabkan penyakit
infeksi dan masalah pencernaan, juga bisa membuat anak-anak
menjadi lesu dan tidak bersemangat sehingga prestasinya pun
menurun.
Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat khususnya orang tua dan anak serta pendidik
terhadap ancaman bahaya penyakit infeksi karena cacing
sehingga ancaman infeksi penyakit cacing dapat dihindari atau
berkurang secara maksimal.
Pada acara yang diikuti oleh ribuan anak-anak dari
berbagai Sekolah Dasar di DKI Jakarta ini dilakukan juga
penandatanganan komitmen antara Kementerian Kesehatan,
Dinas Kesehatan DKI Jakarta, serta Johnson & Johnson dalam
upaya pengendalian dan pemberantasan penyakit cacingan.
Selain itu diluncurkan juga program 3J, yaitu; 1) Jaga Kebersihan
Diri, 2) Jaga Kebersihan Makanan, dan 3) Jaga Kebersihan
2.3.2 Hari Cuci Tangan Pakai Sabun
Dari artikel yang dikutip dari www.depkes.gov.id , yang
diakses pada tanggal 15 April 2011. Cuci tangan pakai sabun
(CTPS) merupakan cara mudah dan tidak perlu biaya mahal.
Menurut Endang Rahayu Sedyaningsih, membiasakan CTPS
sama dengan mengajarkan anak-anak dan seluruh keluarga
hidup sehat sejak dini. Dengan demikian, pola hidup bersih dan
sehat (PHBS) tertanam kuat pada diri pribadi anak-anak dan
anggota keluarga lainnya.
Melalui Hari CTPS ini diharapkan peran semua pemangku
kepentingan untuk menyelenggarakan kegiatan CTPS secara
serentak pada tanggal 15 Oktober setiap tahun,
menyelenggarakan kegiatan lanjutan dalam rangka sosialisasi
dan kampanye CTPS melalui berbagai kegiatan nyata di
masyarakat; dan menyediakan sarana CTPS yang disertai
dengan kampanye perilaku hidup sehat di masyarakat.
Hari Cuci Tangan Pakai Sabun adalah kampenye global
yang dicanangkan oleh PBB pada Pertemuan Tahunan Air
Sedunia (Annual World Water Week), 17-23 Agustus, 2008 di
Stockholm, Swedia. Gerakan mencuci tangan pakai sabun
sedunia diharapkan dapat meningkatkan perilaku hidup sehat,
mencegah timbulnya penyakit.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kedua tangan
dalam tubuh. Sebab, tangan adalah anggota tubuh yang paling
sering berhubungan langsung dengan mulut dan hidung.
Penyakit-penyakit yang umumnya timbul karena tangan yang
berkuman seperti penyakit cacingan.
2.3.3 Permasalahan Program Pemberantasan Cacingan
Permasalahan penyakit cacingan pada anak adalah,
adanya reinfeksi. Masyarakat pada umumnya kurang
membiasakan pola hidup sehat untuk mencegah terjangkitnya
kembali telur cacing, terutama pada anak-anak.
Program-program seperti pengobatan dan pemeriksaan sudah dijalankan,
namun tanpa adanya perilaku yang berkesinambungan dari
masyarakat, seperti membiasakan hidup sehat, terjangkitnya
penyakit cacingan akan terus terjadi.
Dari data profil kesehatan di Kota Bandung pada tahun
2007, tidak lebih dari 50% rumah tangga yang diamati tidak
Tabel 2.1 Persentase Rumah Tangga Ber Perilaku Hidup Sehat sumber : Profil Kesehatan Kota Bandung, 2007
2.4 Kebiasaan Hidup Sehat untuk Mencegah Penyakit Cacingan
Menurut Departemen Kesehatan R.I (2001, h.100) usaha
pencegahan penyakit cacingan antara lain: mencuci tangan sehabis
bermain, sebelum makan, dan setelah buang air, memotong kuku
selama dua hari sekali, memakai alas kaki jika berada di luar rumah
ataupun ruangan, serta menjaga kebersihan makanan ataupun
2.4.1 Kebiasaan Mencuci Tangan
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan
sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari
menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih
dan memutuskan mata rantai penyakit.
Anak-anak paling sering terserang penyakit cacingan
karena biasanya jari-jari tangan mereka dimasukkan ke dalam
mulut, atau makan tanpa cuci tangan (Oeswari, 1991, h.53).
2.4.2 Kebiasaan Memotong Kuku
Kuku biasanya menjadi tempat penularan telur cacing dari
tanah ke dalam tubuh. Kuku sebaiknya selalu dipotong dua hari
sekali dan pendek untuk menghindari penularan cacing dari
tangan ke mulut (Gandahusada, 2000, h.30).
2.4.3 Kebiasaan Memakai Alas Kaki
Cacing masuk melalui pori-pori kulit, lewat kaki yang tidak
menggunakan alas kaki dan menginjak larva atau telur cacing.
Kemudian masuk ke pembuluh darah vena, menuju ke
paru-paru. Cacing menggigit dinding usus, bertelur dan hidup di usus,
dan ikut makan makanan yang sudah dicerna di dalam usus.
2.4.4 Kebiasaan Makan
Kebiasaan penggunaan feses manusia sebagai pupuk
tanaman menyebabkan semakin luasnya pengotoran tanah,
persediaan air rumah tangga dan makanan tertentu, misalnya
sayuran akan meningkatkan jumlah penderita cacingan.
Demikian juga kebiasaan makan masyarakat,
menyebakan terjadinya penularan penyakit cacing tertentu.
Misalnya, kebiasaan makan secara mentah atau setengah
matang, ikan, kerang, daging dan sayuran. Bila dalam makanan
tersebut terdapat kista atau larva cacing, maka siklus hidup
cacingnya menjadi lengkap, sehingga terjadi infeksi pada
manusia (Indan, 2003, h.229).
2.5 Peran Ibu dalam Mengawasi dan Menjaga Kesehatan Anak
Menurut Sekartini (2001), ibu yang paling berperan dalam
kehidupan seorang anak. Ibu merupakan model atas tingkah laku sosial
bagi anak, juga dalam berperilaku sehat, khususnya dalam pencegahan
penyakit cacingan.
Ibu perlu menjaga dan mengawasi anak secara
fisik dan psikis. Mengawasi aktivitas mereka, berada dimana, sedang
2.6 Anak Usia Dini
Menurut Wahdah Ayu (2009), anak usia dini mempunyai
karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial moral dan
sebagainya. Masa kanak-kanak juga menjadi masa yang paling penting
semasa hidupnya, sebab masa kanak-kanak menjadi pondasi dan
dasar kepribadian yang akan menentukan pengalaman hidup
selanjutnya.
Pengalaman yang dialami anak pada usia dini akan berpengaruh
kuat pada kehidupan selanjutnya. Usia dini merupakan usia yang paling
penting dalam tahap perkembangan manusia, sebab usia tersebut
merupakan periode yang tepat untuk meletakan struktur kepribadian
yang dibangun untuk sepanjang hidupnya, maka diperlukan pelayanan
dan pendidikan yang tepat.
2.7 Kampanye
Menurut Antar Venus kampanye sosial adalah suatu kegiatan
komunikasi untuk mempengaruhi masyarakat dengan merencanakan
serangkaian kegiatan atau usaha tertentu untuk mencapai tujuan dalam
jangka waktu tertentu. Kampanye dapat juga berarti kegiatan yang di
lakukan oleh organisasi politik atau calon yang bersaing
memperebutkan kedudukan di parlemen dan sebagainya untuk
mendapatkan dukungan massa di suatu pemungutan suara.
Kampanye adalah: “Gerakan (tindakan) serentak untuk melawan,
serentak (untuk melawan, mengadakan aksi, menarik perhatian dan
seterusnya).
Menurut Roger Storey dalam (Venus, 2004, h.7), kampanye ialah
serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan
mendapatkan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang
dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.
Kampanye adalah kegiatan yang dilakukan suatu individu atau
kelompok untuk mempengaruhi masyarakat dengan cara
menyampaikan suatu informasi agar masyarakat dapat mengerti dari
apa yang sedang sampaikan atau diinformasikan oleh suatu lembaga
atau perorangan yang bertujuan membentuk suatu perubahan sosial
pada masyarakat.
Kegiatan kampanye biasanya memuncak dalam event (acara)
tertentu untuk menarik perhatian, dukungan, pemahaman dan
meningkatkan kesadaran sekaligus mempengaruhi masyarakat tentang
suatu tema tertentu.
2.7.1 Jenis Kampanye
Berbicara tentang jenis-jenis kampanye pada prinsipnya
adalah membicarakan motivasi yang melatar belakangi
diselenggarakannya suatu kampanye. Motivasi yang dimaksud
adalah akan menentukan kearah mana dan apa tujuan dari
Dari uraian diatas, maka kampanye dapat dibedakan
menurut jenisnya menjadi 4 macam, yaitu:
1. Kampanye Sosial
Adalah suatu kegiatan kampanye yang
mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang
masalah sosial kemasyarakatan, dan bersifat non
komersial. Tujuan dari kampanye sosial adalah untuk
menumbuhkan kesadaran masyarakat akan
gejala-gejala sosial yang sedang terjadi.
2. Kampanye Bisik
Kampanye yang dilakukan melalui gerakan untuk
melawan atau mengadakan aksi secara serentak
dengan jalan mengabarkan kabar angin.
3. Kampanye Promosi
Adalah kegiatan kampanye yang dilaksanakan dalam
rangka promosi untuk meningkatkan atau
memperhatikan penjualan, dan sebagainya.
4. Kampanye Politik
Kampanye yang menyampaikan pesan-pesan kepada
masyarakat agar masyarakat memperoleh informasi
tentang apa, dan bagaimana suatu partai, program
maupun visinya. Dengan demikian masyarakat dapat
memahami maksud, dan tujuan dari partai tersebut
2.7.2 Media Kampanye
Dalam kampanye media cenderung ditempatkan sebagai
saluran komunikasi utama karena hanya lewat media inilah
khalayak dalam jumlah yang besar dapat diraih. Disamping
kemampuanya dalam melipatgandakan penyebaran informasi,
media juga memiliki kemampuan untuk mempersuasi khalayak.
Menurut Klapper (Mcqueil, 1987) membedakan enam jenis
perubahan yang mungkin terjadi akibat penggunaan media
dalam proses kampanye, yakni:
Menyebabkan perubahan yang diinginkan
Menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan
Menyebabkan perubahan kecil (baik dalam bentuk
maupun intensitas)
Memperlancar perubahan (diinginkan atau tidak)
Memperkuat apa yang ada, dan
Mencegah perubahan
Dalam program kampanye harus ditentukan aspek-aspek
yang akan mempengaruhi pemilihan media yang akan digunakan
sebagai saluran kampanye, sebagai berikut;
Jangkauan
Jumlah orang yang memberikan perhatian tertentu dalam batas geografis dan merupakan bagian dari seluruh populasi.
Tipe khalayak
Profil dari orang yang potensial dan
Ukuran khalayak Seberapa banyak orang yang terhubung.
Biaya Ongkos produksi dan pembelian media.
Tujuan komunikasi
Apa yang dapat dicapai dan respons yang dikehendaki, hubungan dengan penggunaan media lain dan sebagainya.
Batas atau aturan Pengaturan untuk mencegah masuknya produk-produk atau hal-hal tertentu dari media tertentu.
Tabel 2.2 Seleksi Media
sumber : Richard Varey, 2003, Marketing Communication
2.8 Target Audiens
Dalam merancang sebuah media kampanye perlu mengetahui
target audiens yang dibagi dalam tiga bagian, yaitu target audiens
secara Demografis, Psikografis, serta Geografis yakni;
Demografis
Diutamakan target audiens yang tidak melakukan
perilaku hidup sehat.
Geografis
2.9 Resume Target Audiens Journey
Aktivitas yang dilakukan sehari-hari dari target primer atau
ibu-ibu, biasanya dimulai dari bangun pagi, membersihkan rumah,
memasak, mencuci, mengasuh anak, bersantai, berkumpul dengan
tetangga, bekerja, berkumpul dengan keluarga, hingga tidur kembali.
Bisa disimpulkan keseharian dari target audiens sebagian besar
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1 Strategi Perancangan
Strategi perancangan yang akan dibuat dalam kampanye sosial
hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak, adalah
mengkampanyekan pentingnya hidup sehat pada anak sejak usia dini
dan peran ibu dalam mencegah penyakit cacingan.
3.2 Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi yang akan dilakukan dengan menggunakan
pendekatan secara persuasif dan informatif, untuk mengajak para ibu
agar mengawasi serta mencontohkan kepada anak-anaknya supaya
menerapkan hidup sehat setiap hari sejak usia dini, menginformasikan
peran ibu, serta tentang penyakit cacingan.
3.2.1 Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi yang hendak dicapai dalam
perancangan media ini adalah:
Menginformasikan pentingnya membiasakan hidup sehat pada
anak sejak usia dini,
Mengajak para ibu agar berperan aktif dalam menjaga
kesehatan anak-anaknya, agar terhindar dari penyakit
Mengajak para ibu untuk mencontohkan kepada anak-anaknya
tentang cara mencegah penyakit cacingan,
Menginformasikan pentingnya peran ibu dalam pencegahan
penyakit cacingan,
Menginformasikan kepada para ibu tentang penyakit cacingan,
Anak-anak pada usia dini bisa menerapkan hidup sehat setiap
hari dalam mencegah penyakit cacingan.
3.2.2 Tema Dasar Komunikasi
Tema dasar dalam penyampaian pesan utama yang akan
disampaikan informasi mengenai kampanye sosial peran ibu
untuk mengajari langkah hidup sehat pada anak usia dini untuk
menghindari penyakit cacingan, dengan gagasan utamanya
adalah mengajak dan memberi informasi bagaimana supaya
para ibu berperan aktif untuk mengajari dan mengawasi
anak-anaknya untuk sehat dalam mencegah penyakit kecacingan yaitu
“Pentingnya Hidup Sehat pada Anak Sejak Usia Dini Dalam
Usaha Pencegahan Penyakit Cacingan”.
3.2.3 Materi Pesan
Dalam penyampaiannya, perancangan media kampanye
ini memerlukan materi yang akan disampaikan sebagai pesan
dari kegiatan kampanye ini, materi yang akan disampaikan
Cara hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan yang bisa
diterapkan kepada anak-anak setiap hari,
Pentingnya peran ibu dalam pencegahan penyakit cacingan
pada anak usia dini,
Informasi tentang penyakit cacingan,
3.3 Strategi Kreatif
Agar informasi mencapai tujuan yang diharapkan maka
kampanye yang dilakukan harus efektif dan informasi yang efektif
adalah informasi yang kreatif, yakni informasi tersebut memberikan
wawasan kepada target audiens serta pesan yang akan disampaikan
harus tepat dan dapat diterima dengan baik oleh audiens. Hal ini perlu
dilakukan karena jika informasi yang diberikan kurang efektif maka
kampanye yang dilakukan dikhawatirkan tidak dapat dipahami oleh
para ibu sebagai audiens. Strategi kreatif yang dibuat adalah dengan
memvisualisasikan ibu yang sedang mengajarkan anaknya hidup sehat,
dengan tidak memakai banyak elemen visual, agar mudah diingat oleh
target audiens. Dengan pesan yang berisikan ajakan adalah sifatnya
untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya peran ibu agar mengawasi
dan mengajarkan anak-anaknya cara mencegah penyakit cacingan
sejak usia dini. Informasi yang disampaikan berisikan cara hidup sehat,
3.3.1 Pendekatan Kreatif
Dengan cara menerapkan landasan strategi kreatif AIDAS
atau;
Attention : Perhatian, yaitu memberikan perhatian
kepada masyarakat atau target audiens supaya dapat
mengambil persepsi dari kampanye hidup sehat untuk
mencegah penyakit cacingan pada anak,
Interest : Tertarik, yaitu ada ketertarikan dari target
audiens pada kampanye hidup sehat untuk mencegah
penyakit cacingan pada anak,
Decision : Keputusan, yaitu supaya target audiens dapat
memutuskan sesuatu atau mengerti apa yang akan
didapat atau manfaat dari kampanye hidup sehat
untuk mencegah penyakit cacingan pada anak,
Action : Aksi, yaitu supaya target audiens dapat beraksi
atau mengajari dan mengingatkan hidup sehat pada
anak sejak usia dini,
Satisfaction : Kepuasan, yaitu apa yang dilakukan oleh
target audiens dapat dirasakan bermanfaat.
Pendekatan kreatif yang dilakukan penulis dengan cara :
Pada visualisasi, kampanye ini merupakan hasil dengan
Lebih menekankan pada visual yang rasional agar
mudah dimengerti.
3.3.2 Strategi Verbal
Pendekatan verbal yaitu ungkapan secara lisan maupun
visual yang digunakan dalam mengkampanyekan pencegahan
penyakit cacingan anak kepada para ibu, meliputi pembuatan tag
line visual dan pencarian gagasan visual, yaitu;
Pembuatan Tag Line Visual
Konsep pendekatan kreatif dalam pembuatan tag
line visual yaitu dengan melalui atau mempelajari
beberapa permasalahan tentang pencegahan penyakit
cacingan, yaitu dibutuhkan kecermatan orang tua,
khususnya ibu untuk mengajari anak-anak mereka hidup
sehat sejak usia dini, dari kecermatan itu diharapkan
anak-anak mereka sehat bebas cacingan. Maka diambil
tag line yang sesuai dengan permasalahan yang didapat adalah “Ibu Cermat, Anak Sehat” sebagai tag line dalam
media kampenye sosial bagi para ibu dalam pencegahan
Gagasan Visual
Pencarian gagasan visual berawal dari pemahaman
tag line visual dan pesan yang ingin disampaikan kepada
para ibu, berawal dari pesan apa yang harus disampaikan
yaitu peran ibu dalam mengajari dan mengawasi
anak-anaknya untuk hidup sehat sejak usia dini, maka
visualisasi yang digunakan adalah gambar ibu yang
sedang mengawasi anaknya, gambar cara hidup sehat
untuk mencegah penyakit cacingan seperti; mencuci
tangan, memotong kuku, memakai alas kaki, dan makan
minum makanan minuman yang terjaga kebersihannya.
Gambar ini bisa mewakili pesan yang ingin disampaikan
kepada para ibu. Dan juga memunculkan kesan
kedekatan ibu dan anak.
3.4 Tahapan Kampanye
Dalam perencanaan penyampaian pesan kampanye ini memiliki
tiga tahapan yang disusun sebagai berikut:
Tahap Persuasi : Pada tahapan ini bertujuan untuk
mengajak dan mempengaruhi pola pikir target audiens,
sehingga mau menerima dan mengikuti apa yang
disampaikan dalam kampanye ini
Tahap Informasi : Pada tahapan ini masyarakat diajak
sehat dan menginformasikan pentingnya peran ibu dalam
pencegahan penyakit cacingan pada anak
Tahap Reminding : Pada tahap terakhir ini diharapkan
masyarakat yang menjadi audiens dari kampanye ini,
mampu mengingat pesan-pesan yang terkandung di
dalam, dengan tujuan mampu merubah pola kebiasaan
lama menjadi pola kebiasaan yang telah dikampanyekan.
3.5 Strategi Media
Karena target audiens adalah para ibu, maka media kampanye
yang dibuat adalah:
Media Utama Brosur
Brosur adalah media yang cukup efektif untuk
menarik perhatian para ibu, bisa memuat
keseluruhan informasi pesan yang ingin
disampaikan. Brosur dapat ditempatkan dimana saja,
disebar luaskan kemana saja, dapat dibagikan
secara selektif maupun secara luas meskipun target
audiens yang utama adalah para ibu, tetapi tidak
menutup kemungkinan juga bisa disebarkan melalu
target audiens sekunder seperti para suami, kerabat,
Brosur juga mudah dibawa, mudah disimpan,
sehingga target bisa membaca dengan tenang dan
bisa memahami dengan benar isi pesan kampanye.
Media Pendukung Poster
Poster adalah media yang mudah dijangkau,
mudah ditempatkan dimana saja, seperti pemukiman
warga, tempat umum yang menjadi konsentrasi
massa khususnya para ibu, puskesmas, rumah sakit,
serta instasi pemerintah lainnya. Orang yang berlalu
lalang juga diharapkan akan memperhatikan poster
tersebut.
X- Banner
X-Banner dipakai sebagai media informasi
yang banyak dilihat di tempat umum seperti
puskesmas, rumah sakit, kecamatan, kelurahan, dan
lain sebagainya.
Spanduk
Spanduk adalah media yang cukup efektif
yang ada di atas (digantung), namun isi dan materi
dari spanduk harus lebih singkat, padat, dan jelas.
Billboard
Billboard mempunyai fungsi untuk
memberikan suatu informasi yang singkat, padat dan
jelas kepada target audiens. Media ini dapat dilihat
dengan jelas yang ditempatkan di pinggir jalan.
Iklan Tabloid
Ditempatkan pada halaman tabloid
perempuan atau ibu dan anak, dengan tujuan agar
target audiens secara khusus (ibu-ibu) dapat melihat
informasi ini sambil membaca sebuah tabloid.
Iklan Koran
Ditempatkan pada halaman koran, dengan
tujuan agar target (masyarakat luas) dapat melihat
informasi ini sambil membaca sebuah koran.
Web Banner
Ditempatkan pada halaman sebuah situs web,
memberikan suatu informasi yang singkat, padat dan
SMS Iklan Layanan Masyarakat
Iklan layanan masyarakat ini disebarkan
melalui fitur SMS, karena hampir seluruh kalangan
masyarakat, terutama para ibu sudah memiliki
telepon genggam.
Sticker
Ditempatkan dimana saja, seperti pintu, lantai,
langit-langit, dan dinding, agar khalayak luas terus
menerus diingatkan.
Media Gimmick Piring
Sebagai media pengingat, media ini cukup
efektif karena bisa langsung menuju target audiens
dan juga bisa digunakan setiap hari.
Mug
Sebagai media pengingat, media ini cukup
efektif karena bisa langsung menuju target audiens
Pemotong Kuku
Sebagai media pengingat, media ini cukup
efektif karena bisa langsung menuju target audiens
dan juga bisa digunakan setiap hari.
Kaos ibu dan anak
Sebagai media yang menggambarkan
kedekatan ibu dan anak, media ini cukup efektif
karena bisa langsung menuju target audiens dan
juga bisa digunakan setiap hari.
3.6 Strategi Distribusi
Untuk mencapai target audiens, maka strategi yang digunakan
dalam pendistribusian media kampanye ini ada dengan
mendistribusikannya melalui instasi-instasi pemerintah yang terkait,
seperti rumah sakit umum daerah, puskesmas, kantor walikota, hingga
kantor kelurahan.
Strategi ini dimaksudkan agar dapat menjangkau lapisan
masyarakat secara luas sehingga masyarakat secara langsung dapat
melihat dan memahami pesan dari kampanye ini.
Untuk penyebaran media di instasi pemerintah seperti rumah
sakit umum daerah dan puskesmas adalah dengan pertimbangan,
kampanye ini, sehingga sangat tepat membantu mendistribusikan
informasi dari kampanye ini kepada masyarakat.
3.6.1 Pertimbangan Dasar Penyebaran Media
Berdasarkan pada psikografis audiens yang rata-rata tidak
melakukan perilaku hidup sehat. Penyebaran media utama
merupakan elemen penting dalam mendistribusikan pesan
kampanye ini. Penyebaran media didasarkan pada kemampuan
jangkau media dan efektivitas media tersebut untuk dapat
membangkitkan kesadaran target audiens, sedangkan
penyebaran media pendukung didasarkan pada kebutuhan
secara luas untuk mendukung media utama yang memiliki
jangkauan sasaran tertentu.
3.6.2 Tahap Penyebaran Media
Jadwal penyebaran media kampanye ini berlangsung
selama enam bulan. Penyebaran dilaksanakan bersamaan
dengan Hari Waspada Cacing yang jatuh pada tanggal 23 Juli.
Kemudian akan ditinjau atau diulang bila diperlukan, dengan
Tabel 3.1 Jadwal Penyebaran Media
3.7 Konsep Visual
Konsep visual adalah suatu konsep yang muncul dari bahasa
verbal yang kemudian diolah menjadi bahasa visual. Dalam konsep
visual terdapat beberapa unsur yang menjadi pertimbangan seperti
estetika, kreatifitas, efisiensi, komunikatif, dan lain-lain, dengan tujuan
agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima oleh target audiens.
Untuk mewujudkan sebuah konsep visual yang dapat diterima
dan menjadi representasi audiens, diperlukan komposisi warna,
tipografi, layout, dan ilustrasi yang baik agar dapat menciptakan
visualisasi yang kuat dan pesan yang ingin disampaikan dapat diterima
dengan mudah.
3.7.1 Format Desain
Format desain yang digunakan pada media utama poster
adalah potret. Format potret dipilih dengan alasan lebih
memungkinkan penulis untuk menyampaikan informasi dan
3.7.2 Layout
Tata letak yang akan digunakan dalam media kampanye
sosial hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak
adalah potret disesuaikan dengan media yang akan digunakan.
Penempatan ilustrasi mewakili hampir keseluruhan desain harus
memberikan ruang pada penempatan tagline, logo, dan sponsor
kampanye, sehingga tidak merusak tingkat keterbacaan huruf
dan menghilangkan pesan yang ingin disampaikan.
Gambar 3.1 Layout
3.7.3 Tipografi
Tipografi yang akan digunakan dalam kampanye sosial
hidup sehat untuk mencegah penyakit cacingan pada anak,
dengan menggunakan jenis-jenis huruf yang memiliki tingkat
disesuaikan dengan layout sehingga tidak menyulitkan audiens
untuk dapat membaca isi dari kampanye tersebut.
Jenis huruf ini digunakan pada headline. Walaupun huruf
ini tidak memiliki karakter yang tidak kuat dan tegas, tapi huruf ini
cukup menarik perhatian, dan memiliki tingkat keterbacaan yang
cukup jelas.
Jenis huruf ini digunakan sebagai body copy. Huruf ini memiliki karakter yang cukup tegas dan memiliki tingkat
keterbacaan yang jelas sehingga dirasa mampu mewakili
3.7.4 Ilustrasi
Ilustrasi digunakan untuk memperjelas dan mempertegas
dari pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah kampanye,
ilustrasi juga dapat dipakai sebagai daya tarik visual.
Adapun contoh image yang akan digunakan dalam ilustarasi:
Gambar 3.2 Image Ibu dan Anak
Setelah pembuatan background kemudian logo, headline, sub-headline, body copy, dan mandatori jadilah 1 visualisasi seperti di bawah ini:
3.7.5 Warna
Setiap warna memiliki karakteristik yang berbeda-beda,
yang dimaksudkan karakteristik disini adalah sifat khas yang
dimiliki dalam suatu warna. Sebagai bagian dari elemen tata
rupa, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih
mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah
karya desain. Pemilihan warna pada perancangan media
informasi ini adalah:
Tabel 3.2 Pemilihan Warna
3.7.6 Identitas Kampanye
Untuk pembuatan identitas kampanye ini pada dasarnya
untuk memperkuat gagasan visual yang telah ada, dimana ide
kemudian dikembangkan hingga dapat merepresentasikan
identitas kampanye ini.
BAB IV
MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
4.1 Teknis Media
Dalam proses produksi media dilakukan melalui beberapa
tahap yaitu :
a) Tahap Sketsa Awal : Sketsa awal adalah proses pencarian bentuk pertama dari visual media informasi ini.
Tahap ini dibuat dalam bentuk gambar yang dibuat
menggunakan alat tulis. Tahap sketsa dilakukan untuk
mempermudah dalam proses eksekusi visual.
b) Tahap Eksekusi Visual : Eksekusi visual adalah tahap dimana dilakukannya proses visual, dalam hal ini
proses visual adalah pemotretan dengan model yang dapat
mewakili citra ibu dan anak, pada saat pemotretan ibu
tersebut selain dipotret untuk memeragakan gaya
mengajarkan ke anak, ibu dan juga harus dipotret dengan
ekspresi yang menggambarkan kebahagiaan yang tanpa
dipaksa.
yang akan dibuat sesuai dengan konsep yang telah
ditetapkan. Langkah pertama proses perancangan ini
adalah mengolah foto-foto yang sudah dilakukan pada
tahap eksekusi visual. Setelah diolah sedemikian rupa
maka tahap selanjutnya adalah membuat layout dan
memasukkan informasi yang akan disampaikan berupa
tulisan.
d) Tahap Akhir : adalah sebagai berikut;
1. Brosur
Ukuran Media : A4 (29,7 cm x 21 cm)
Teknis Produksi : Art Paper 150 gr, cetak offset
Penempatan Media : Dibagikan langsung kepada
ibu-ibu di daerah yang kurang melakukan perilaku hidup
sehat, dan dibagikan secara luas di daerah lain, serta
ditempatkan di instasi pemerintah yang terkait.
Media brosur adalah media utama, media ini dipilih
karena selain informasi yang dapat disampaikan
brosur lengkap dan jelas, brosur dapat dibagikan
langsung kepada para ibu, maupun secara luas.
Brosur ini berisi tentang tentang cara hidup sehat,
Gambar 4.1.a Brosur Luar
2. Poster
Ukuran Media : A3 (29,7 cm x 42 cm)
Teknis Produksi : Art Paper 210 gr, cetak offset
Penempatan Media : Tempat konsentrasi
berkumpulnya ibu-ibu, Pasar, Puskesmas, Rumah
Sakit, Kelurahan, dan tempat umum lainnya
Media poster dipakai sebagai media pendukung dari
brosur sebagai media utama dalam perancangan
media kampanye ini. Alasannya adalah karena poster
dibuat menarik sehingga target audiens tertarik untuk
melihatnya, sehingga membantu penyebar luasan
kampanye. Selain itu isi pesan yang singkat namun
jelas membuat target audiens tidak terlalu sulit untuk
mencerna isi dari poster ini. Media poster dapat
ditempel langsung ke tempat sasaran.
Poster persuasif ini digambarkan dengan visualisasi
ibu dan anak, dengan gestur ibu yang sedang
mengajarkan anaknya tentang hidup sehat, seperti
memerhatikan anaknya, mencuci tangan dengan
menasehati anak agar makan dan minum yang terjaga
kebersihannya. Diharapkan target audiens akan
meniru dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Poster ini juga berisi informasi tentang
bagaimana telur cacing bisa masuk ke dalam tubuh.
Poster informasi ini digambarkan dengan visualisasi
ibu dan anak yang sedang bercengkrama bahagia,
adanya kedekatan yang begitu erat di antara mereka.
Diharapkan para ibu akan mengetahui pentingnya
hidup sehat dan peran mereka terhadap kesehatan
anak-anaknya.
3. X-Banner
Ukuran Media : Custom (160 cm x 60 cm)
Teknis Produksi : Abatros, cetak digital
Penempatan Media : Ditempatkan di teras depan
puskesmas, rumah sakit, kantor walikota, hingga
kelurahan, serta instansi terkait lainnya.
Media x-banner digunakan sebagai media pendukung
dari media utama yaitu brosur. Alasan pemilihan
media ini adalah karena x-banner berukuran cukup
besar sehingga dapat terlihat dengan jelas, apabila
penempatannya strategis dapat menjadi media
pengingat dari media utamanya yaitu brosur.
4. Spanduk
Ukuran Media : Custom (3 m x 1 m)
Teknis Produksi : Flexi lite, cetak digital
Penempatan Media : Ditempatkan di teras depan
puskesmas, rumah sakit, kantor walikota, hingga
kelurahan, serta instansi terkait lainnya, jalan umum
atau jalan raya.
Media spanduk digunakan sebagai media pendukung
dari media utama yaitu brosur, alasan pemilihan
media ini adalah karena spanduk berukuran besar
sehingga dapat terlihat dengan jelas, apabila
penempatannya strategis dapat menjadi media
pengingat dari media utamanya yaitu brosur.
5. Billboard
Ukuran Media : Custom (8 m x 4 m)
Teknis Produksi : Flexi frontlite, cetak digital
Tiang : Diameter 60 cm, Tinggi 11 m, penerangan
depan (4 lampu)
Penempatan Media : Ditempatkan di jalan raya
Media billboard digunakan sebagai media pendukung
dari media utama, alasan pemilihan media ini adalah
karena billboard berukuran sangat besar sehingga
dapat terlihat dengan jelas, namun isi dari billboard
harus singkat dan jelas, karena biasanya hanya dilihat
sepintas.
Gambar 4.6 Billboard
6. Iklan Tabloid
Ukuran Media : Custom 4 kolom (perkolom 200 mm x
160 mm)
Penempatan Media : Ditempatkan di kolom iklan
tabloid khusus wanita, tabloid ibu dan anak.
Media iklan tabloid digunakan dengan alasan
pemilihan media ini adalah karena iklan tabloid bisa
menjangkau target audiens yaitu para ibu secara
khusus
7. Iklan Koran
Ukuran Media : Custom 1 kolom (175 mm x 130 mm)
Teknis Produksi : Cetak offset
Penempatan Media : Ditempatkan di kolom iklan
koran.
Media iklan koran digunakan dengan alasan pemilihan
media ini adalah karena iklan koran bisa menjangkau
masyarakat secara luas.
Gambar 4.8 Iklan Koran
8. Web Banner
Ukuran Media : Custom
Penempatan Media : Ditempatkan di kolom iklan pada
situs website tentang kesehatan, wanita, berita,
ataupun ibu dan anak.
Media digunakan dengan alasan pemilihan media ini
adalah karena kemajuan zaman, semakin banyak
orang yang sering menjelajahi internet. Sehingga bisa
menjangkau masyarakat luas.
Gambar 4.9 Web Banner
9. SMS Iklan Layanan Masyarakat
Ukuran Media : Custom (95 karakter)
Penempatan Media : Disebarkan secara serentak
kepada pemilik nomor yang berdomisili di Bandung.
Media ini digunakan dengan alasan karena media ini
dapat disebar luaskan kepada para masyarakat
saja. Pada saat ini juga hampir seluruh kalangan
masyarakat telah mempunyai telepon genggam.
Gambar 4.10 SMS Iklan Layanan Masyarakat
10. Sticker
Ukuran Media : Custom
Teknis Produksi : Sticker Ritrama, laminasi, cetak
offset
Penempatan Media : Ditempatkan di mana saja,
Media digunakan dengan alasan karena bisa
ditempatkan dimana saja, berfungsi untuk
mengingatkan secara terus-menerus, tanpa harus
membutuhkan tempat yang luas.
Gambar 4.11 Sticker
11. Piring
Ukuran Media : Custom
Teknis Produksi : Laser Printing
Piring digunakan sebagai gimmick media, alasan
dibagikan langsung kepada para ibu dan dapat
berfungsi sebagai media pengingat dari media utama
karena piring dapat dipakai dan ada nilai gunanya.
Gambar 4.12 Piring
12. Mug
Ukuran Media : Custom
Teknis Produksi : Laser Printing
Mug digunakan sebagai gimmick media, alasan
pemilihan media ini adalah karena mug dapat
berfungsi sebagai media pengingat dari media utama
karena mug dapat dipakai dan ada nilai gunanya.
Gambar 4.13 Mug
13. Pemotong Kuku
Ukuran Media : Custom
Teknis Produksi : Pin, cetak offset, press moulding
Gunting Kuku digunakan sebagai gimmick media,
alasan pemilihan media ini adalah karena gunting
kuku dapat dibagikan langsung kepada para ibu dan
utama karena gunting kuku dapat dipakai dan ada
nilai gunanya.
Gambar 4.14 Pemotong Kuku
14. Kaos Ibu dan Anak
Ukuran Media : All size untuk ibu, dan M untuk
anak-anak
Teknis Produksi : Sablon
Kaos digunakan sebagai gimmick media, alasan
pemilihan media ini adalah karena kaos dapat
berfungsi sebagai media pengingat dari media utama
karena kaos dapat dipakai dan ada nilai gunanya.
Gambar 4.15 Kaos Ibu dan Anak
4.2 Spesifikasi Hardware dan Software
Hardware : Intel Dual Core 3,2Ghz, 2Gb RAM, ATI Catalyst HD4600 1Gb
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Wahdah. (2009). Artikel : Karakteristik Anak Usia Dini. Yogyakarta: author.
Departemen Kesehatan R.I. (1990). Materi Pelatihan Dokter Kecil. Jakarta: Kementrian Kesehatan R.I.
Departemen Kesehatan R.I. (2001). Pedoman Modul dan Materi Pelatihan
“Dokter kecil”. Jakarta: Kementrian Kesehatan R.I.
Departemen Kesehatan R.I. (2009). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan R.I.
Dinas Kesehatan Kota Bandung. Seksi Gizi Dinkes. (2007). Profil Kesehatan Kota Bandung. Bandung: Dinkes Kota Bandung.
Entjang, Indan. (2000). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Gandahusada, Srisasi. (2000). Parasitologi Kedokteran edisi ke 3. Jakarta: EGC.
Hari Cuci Tangan Pakai Sabun. Tersedia di: http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1260-hari-cuci- tangan-pakai-sabun-sedunia-2010-perilaku-sederhana-berdampak-luar-biasa.html. [15 April 2011].
Kusrianto, Adi. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.
Oeswari, E. (1991). Penyakit dan Penanggulangannya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Pencananganan Hari Waspada Cacing. Tersedia di:
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1151-pencanangan-hari-waspada-cacing.html. [28 Januari 2011].
Rahim Ali, Arsad. (2007). Artikel : Penyakit Cacing Pada Anak. Polewali Mandar: author.
Sekartini, R. (2001). Artikel : Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Terhadap Penyakit Kecacingan. Jakarta: author.
Varey, Richard. (2003). Marketing Communication. London: Routhledge.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Natanael Dinar Winantyo
Alamat : Jalan Bakung No.4,Komp Tegal
Padang, Legok, Serang, Banten
Nomor Telepon : 083822035225
Email : dhenay_blue@yahoo.com
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tanggal Kelahiran : 26 Desember 1988
Status Marital : Belum Kawin
Warga Negara : Indonesia
Agama : Protestan
Riwayat Pendidikan dan Pelatihan
Jenjang Pendidikan :
Periode Sekolah / Institusi / Universitas Jurusan Jenjang
1995 - 2001 SD YPWKS 1
2001 2004 SMPN 1 Cilegon
2004 2007 SMA 1 Cilegon IPS