• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK PERMAINAN GENDANG SINGINDUNGI DAN GENDANG SINGANAKI DALAM MENGIRINGI LAGU TRADISIONAL KARO DI KELURAHAN GUNG NEGERI KECAMATAN KABANJAHE DI KABUPATEN TANAH KARO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TEKNIK PERMAINAN GENDANG SINGINDUNGI DAN GENDANG SINGANAKI DALAM MENGIRINGI LAGU TRADISIONAL KARO DI KELURAHAN GUNG NEGERI KECAMATAN KABANJAHE DI KABUPATEN TANAH KARO."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK PERMAINAN GENDANG SINGINDUNGI DAN GENDANG SINGANAKI DALAM MENGIRINGI LAGU TRADISIONAL

KARO DI KELURAHAN GUNG NEGERI KECAMATAN KABANJAHE DI KABUPATEN TANAH KARO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

CINDY PAGITTA

NIM. 2113340011

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Cindy Pagitta, NIM 2113340011, Teknik Permainan Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki Dalam Mengiringi Lagu Tradisional Karo Di Kelurahan Gung Negeri Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Tanah Karo, Program Studi S1 Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana teknik permainan gendang singindungi dan gendang singanaki dalam mengiringi lagu tradisional Karo di kelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe kabupaten Tanah Karo.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif untuk mengumpulkan informasi atau membuat gambaran yang sejelas-jelasnya mengenai objek yang akan diteliti berdasarkan data yang ada dan menerangkan data sesuai fakta yang ada dilapangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh seniman/musisi Karo yang ada di kabupaten Tanah Karo. Sampel dalam penelitian ini adalah 4 (empat) seniman/musisi Karo di kecamatan Kabanjahe kabupaten Tanah Karo.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat empat tahapan yang harus dilakukan dalam pembuatan Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki yaitu; (1) Membuat badan gendang, termasuk badan gendang singindungi, gendang singanaki dan garantung. (2) Membuat tutup atas dan tutup bawah gendang singindungi, gendang singanaki, dan garantung, (3) Membuat tarik gendang (tali gendang), dan (4) Tahap yang terakhir yaitu proses penyatuan bahan-bahan (finishing). Dalam permainan gendang Singindungi terdapat bunyi-bunyi ini berasal dari proses onomatopea (peniruan bunyi alat musik) yaitu; (1) Tang, (2) Cek, (3) Kok/Ke. Selanjutnya pada gendang singindungi terdapat juga beberapa bunyi yang dihasilkan dan penamaan bunyi tersebut sesuai dengan bunyi yang dihasilkan (onomatopea), yaitu; (1) Tang, (2) Tang/Ka, (3) Tih. Peranan gendang singindungi adalah pemberi tanda bagi gendang singanaki untuk mengganti pola ritme sesuai repertoar yang dimainkan. Pola ritme yang dimainkan gendang singindungi pada setiap lagu membuat daya tarik pada suara musik yang dimainkan karna ritme/rithym gendang singindungi dianggap banyak mengimprovisasi/ variasi-variasi pada setiap rhythm yang dimainkan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gendang singindungi dan gendang singanaki tidak bisa dijelaskan secara terpisah, karena keduanya saling terpaut satu sama lain.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih karunia dan berkat-Nya yang memberikan hikmat dan kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini yang berjudul “Teknik Permainan Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki Dalam Mengiringi Lagu Tradisional Karo Di Kelurahan

Gung Negeri Kecamatan Kabanjahe Di Kabupaten Tanah Karo” disusun untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Segala Sesuatu yang dilakukan dalam penulisan Skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya dorongan, bimbingan, arahan dan motivasi dari beberapa pihak, oleh sebab itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M. Pd, Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M. Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd, Ketua Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Medan

4. Dra. Pita H.D Silitonga, Sekretaris Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Medan.

5. Dr. Pulumun Petrus Ginting, S.Sn.,M.Sn, Ketua Program Studi Pendidikan Musik dan Dosen Pembimbing Skripsi

6. Mukhlis Hasbullah, M.Sn, Dosen Penguji.

(8)

8. Kedua orang tua, Ayahanda Drs. Nelson Tarigan dan Ibunda tercinta Dra. Sartiem, atas Doa, dukungan, Motivasi dan yang telah menguatkan penulis tetap semangat mengerjakan Skripsi ini sampai selesai.

9. Abang Giovanny Esmuaji Tarigan, S.Pd, M.Asri Fadly Batubara, ST, Ridho Sudrajat, S.Pd dan adik Bram Tiganna, Aristyo Tarigan dan Agi Aristo Tarigan terimakasih buat doa dan motivasinya.

Akhirnya atas bantuan semua pihak sekali lagi penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan Skripsi ini.

Medan, September 2016

Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL.... 10

A. Landasan Teoritis ... 10

1. Pengertian Musik ... 11

2. Pengertian Lagu ... 14

3. Pengertian Musik Tradisional ... 14

4. Pengertian Musik Iringan ... 15

5. Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki ... 16

6. Pengertian Teknik Permainan ... 18

7. Pengertian Peranan ... 19

B. Kerangka Konseptual ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

(10)

2. Wawancara ... 29

3. Dokumentasi ... 30

4. Studi Kepustakaan ... 30

E. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Proses Pembuatan Gendang Singindungi dan Gendang ... 34

1. Proses pembuatan badan gendang ... 35

B. Teknik Permainan Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki Pada Lagu Tradisional Karo (Simalungen rayat, Odak-odak, dan Patam-patam) ... 45

2. Posisi Memainkan Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki ... 49

3. Pola-pola permainan ... 51

4. Pola Ritme (Rhythm) Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki (Simalungen rayat, Odak-odak, dan Patam-patam) ... 52

a) Pola Rhythm Simalungen Rayat ... 53

b) Pola Rhythm Odak-Odak ... 55

(11)

C. Peranan Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki ada Lagu Tradisional Karo (Simalungen rayat, Odak-odak, dan Patam-patam

... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

Kesimpulan ... 57

Saran ... 58

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Instrument Gendang Singindungi ... 17

Gambar 2.2 Instrument Gendang Singanaki ... 18

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual ... 21

Gambar 4.1 Badan Gendang Singindungi, Singanaki, dan Garantung yang sudah diamplas ... 36

Gambar 4.2 Penampang telah dilapisi dengan kulit dan telah diberi membran dan Penampang Tutup Gendang yang terbuat dari bambu ... 37

Gambar 4.3 Tarik Gendang (Tali Gendang) ... 38

Gambar 4.4 Gendang Singanaki dan Gendang Singindungi ... 39

Gambar 4.5 Stik/pemukul Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki .. 40

Gambar 4.6 Pelarasan Gendang Singanaki lewat proses penjemuran dibawah sinar matahari ... 41

Gambar 4.7 Pemukul disekitar babah Gendang Singanaki ... 42

Gambar 4.8 Penarikan Tali Gendang ... 42

Gambar 4.9 Pelarasan Gendang Singindungi dibawah sinar matahari ... 43

Gambar 4.10 Penarikan Tali Gendang ... 43

Gambar 4.11 Pemukulan disekitar babah Gendang Singindungi ... 44

Gambar 4.12 Gung terbuat dari tembaga, berbentuk bundar mempunyai pencu dan stik/pemukul gung ... 49

Gambar 4.13 Posisi duduk/kaki si pemain dan letak Gendang Singanaki .... 50

Gambar 4.14 Pola rhythm Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki (Simalungen rayat) ... 54

(13)

Gambar 4.16 Pola rhythm Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki (Patam-

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang sangat umum dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai Negara yang banyak memiliki beragam budaya dan kesenian, sehingga Nusantara dikenal sebagai masyarakat multi etnik. Setiap etnik di Indonesia mempunyai banyak warisan peninggalan budaya dari nenek moyang, hal inilah yang harus dibanggakan oleh penduduk Indonesia dan tentunya mampu menjaga dan melestarikan serta mengembangkan nilai-nilai luhur suatu bangsa, sehingga kebudayaan di Indonesia tidak hilang dan tidak terkikis dengan kebudayaan modern yang semakin canggih masuk ke Indonesia.

(15)

2

musiknya. Khususnya pada suku Batak Karo, merupakan salah satu suku yang memiliki ragam kesenian dalam kehidupan masyarakatnya. Kesenian itu sendiri terdiri dari beberapa bagian seperti seni musik, sastra (cerita rakyat, pantun), tari, dan ukir (pahat).

Pada masyarakat Karo kebudayaan yang berhubungan dengan kesenian ini masih ada. Seni ini ada yang masih dipertahankan oleh mereka, terutama di wilayah yang masih ada homogen secara etnik dan budaya. Seni ini menjadi tradisi turun-temurun bagi mereka, namun di beberapa wilayah yang heterogen secara etnik, ada beberapa bagian dari kesenian ini yang hampir punah keberadaannya, bahkan ada yang hilang sama sekali. Hal ini disebabkan karena sudah mengalami perubahan-perubahan dalam cara berfikir dan dalam kehidupan sehari-harinya banyak dipengaruhi oleh budaya lain.

Berbagai macam jenis budaya yang ada di Indonesia, dan salah satunya adalah seni musik tradisional. Musik tradisional merupakan salah satu identitas bangsa. Sebagai generasi muda, kita wajib melestarikannya lewat ide kreasi-kreasi baru, yang tentunya tidak memudarkan makna dan tujuannya. Dengan memperkenalkan musik tradisional kepada generasi muda diharapkan secara bersama-sama menjaga kelestarian kebudayaan Indonesia sehingga kita dapat mempertahankan tradisi yang ada demi mengembalikan jati diri bangsa.

(16)

3

Gendang Karo. Biasanya disebut Gendang Lima Sendalanen yang artinya seperangkat gendang tari yang terdiri dari lima unsur. Unsur disini bisa kita lihat dari beberapa alat musik tradisional Karo seperti Kulcapi, Balobat, Surdam, Keteng-keteng, Murhab, Sarune, Gendang Singindungi, Gendang Singanaki, Penganak dan Gung. Alat tradisional ini sering digunakan untuk menari, menyanyi dan berbagai situs tradisi.

Masuknya instrument gendang dalam tradisi Karo memberikan pengaruh yang sangat besar kepada masyarakat Karo sendiri. Hal ini dapat kita lihat bahwa bila kita menelusuri sejarah penggunaan musik Karo, ternyata erat sekali hubungannya dengan religi dan adat-istiadat. Artinya, penyajian musik selalu terkait kepada unsur religi maupun unsur adat. Bahkan kadang-kadang hubungan itu antara unsur religi dan unsur adat menjadi sedemikian ketat dan ketat. Sehingga sulit memisahkan apakah keberadaan musik tradisional Karo umumnya diutamakan untuk religi dan adat.

Melakukan aktivitas musik dalam kebudayaan Karo dikenal dengan dua istilah, yaitu ergendang dan rende. Ergendang terdiri atas dua kata yaitu er (melakukan sesuatu) dan gendang secara sederhana dapat berarti “musik”. Jadi, ergendang dapat

diartikan “bermain musik”. Gendang dapat berarti salah satu alat musik, satu upacara,

(17)

4

disebut penggua, dan pemain penganak disebut simalu penganak, dan pemain gung disebut simalugung.

Dari aspek seni musik, pada masyarakat Karo terdapat musik tradisional yang terdiri dari musik vocal dan instrumental, dimana penggunaannya berkaitan dengan berbagai upacara religi, perkawinan, mengiringi tarian, memanggil roh leluhur, maupun mengusir roh jahat dan juga mengiringi lagu-lagu tradisi.

Musik tradisi Karo secara umum mempunyai tiga jenis lagu yaitu simalungen rayat, odak-odak, dan patam-patam. Ketiga jenis ini mempunyai pola ritmis yang

berbeda-beda. Lagu Simalungen rayat pada mulanya terutama pada masa sebelum kemerdekaan Negara Republik Indonesia namanya adalah Simelungun Raja, yang maksudnya adalah lagu untuk menghibur Raja atau Penghulu pada waktu itu. Namun sesudah kemerdekaan Negara Republik Indonesia lagu tersebut diubah namanya menjadi Simalungen Rayat. Sejak saat itu rakyat telah dapat menggunakan lagu tersebut terutama dalam kepentingan adat. Lagu Odak-odak merupakan lagu yang digunakan para dukun untuk mengiringi berjalan, sehingga lagu tersebut disebut Odak-odak (Melenggang-lennggang). Lagu Patam-patam merupakan satu lagu yang

bertempo cepat. Kata “Patam” merupakan onomatopesis yang dihasilkan ritem “pa

dan “tam” dari bunyi gendang. Dan alasan pemilihan ketiga lagu tersebut berdasarkan

(18)

5

B. Identifikasi Masalah

Tujuan dari identifikasi masalah agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan mencakup masalah yang paling utama dalam proses penelitian yang akan diteliti. Menurut Hadeli (2006:23), Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaaan-keadaan dan yang lain sebagainya) yang menimbulkan beberapa pertanyaan.

Untuk memperjelas masalah yang akan diteliti serta sebagai pedoman penulis dalam melakukan penelitian dengan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan musik tradisional Karo di Indonesia?

2. Bagaimana bentuk musik iringan lagu tradisional Karo (Simalungen Rayat, Odak-odak, dan Patam-patam) pada gendang singindungi dan gendang

singanaki oleh masyarakat Karo di kelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe ?

3. Bagaimana teknik permainan gendang singindungi dan gendang singanaki dalam mengiringi lagu tradisional Karo (Simalungen Rayat, Odak-odak, dan Patam-patam) di kelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe ?

4. Bagaimana proses pembuatan alat musik gendang singindungi dan gendang singanaki di kelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe?

(19)

6

6. Bagaimana sejarah terbentuknya Lagu tradisional Karo ( Simalungen Rayat, Odak-odak dan Patam-patam) ?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan-cakupan masalah yang berkaitan dengan yang akan diteliti dan untuk mempersingkat cakupan, keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan secara teoritis, maka penulis mengadakan pembatasan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Batasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang termasuk kedalam ruang lingkup permasalahan. Dalam hal ini, penulis memutuskan batasan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini, yakni dengan pendapat Sugiyono (2010:207) yang mengatakan bahwa pembatasan masalah dalam penelitian kuantitatif didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan feasebilitas masalah yang dipecahkan.

Berdasarkan pendapat diatas, maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembuatan alat musik gendang singindungi dan gendang singanaki oleh masyarakat Karo di kelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe.

(20)

7

3. Bagaimana peranan gendang singindungi dan gendang singanaki dalam mengiringi lagu tradisional Karo (Simalungen Rayat, Odak-odak, dan Patam-patam) di kelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah diperlukan dalam sebuah penelitian yang akan dikaji. Dalam perumusan masalah kita akan mampu untuk lebih memperkecil batasan-batasan yang telah dibuat sekaligus berfungsi untuk lebih mempertajam arah penelitian.

Rumusan masalah merupakan penjelasan tentang intisari dari permasalahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:290) “Rumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian, yang jawabannya dicarikan melalui penelitian”. Secara lebih

rinci Maryaeni (2005:14) menyatakan bahwa :

“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan masalahnya. Rumusan masalah juga biasanya berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana telah dirumuskan.

(21)

8

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan apapun yang dilakukan pasti memiliki tujuan tertentu, tanpa adanya suatu tujuan yang jelas, maka suatu penelitian tersebut tidak akan dapat terarah dengan baik karna tidak tahu apa yang ingin dicapai dari suatu kegiatan yang akan dilakukan. Berhasil tidaknya suatu kegiatan penelitian yang dilaksanakan dapat dilihat dari ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses pembuatan alat musik Karo pada gendang singindungi dan gendang singanaki dikelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe.

2. Untuk mengetahui teknik permainan gendang singindugi dan gendang singanaki dalam mengiringi lagu tradisional Karo (Simalungen rayat, Odak-odak, dan Patam-patam) dikelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe

3. Untuk mengetahui peranan gendang singindungi dan singanaki dalam mengiringi lagu tradisional Karo (Simalungen Rayat, Odak-odak, dan Patam-patam) dikelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe

F. Manfaat Penelitian

(22)

9

penelitian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nyoman Kutha Ratna (2010:272) yang menyatakan bahwa penelitian atau karya ilmiah pada umumnya betapapun sederhananya jelas bermanfaat, manfaat yang dimaksud disesuaikan dengan tujuan penelitian. Manfaat yang hendak diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai refrensi dan masukan bagi citivas Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan serta sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan.

2. Untuk lebih mengenal dan lebih memahami bagaimana teknik memainkan pada salah satu alat musik tradisional Karo.

3. Untuk melestarikan alat musik tradisi Karo agar tidak punah.

4. Sebagai bahan refrensi dalam mengembangkan pola-pola irama dan permainan gendang singindungi dan singanaki pada musik tradisi Karo pada masyarakat di kelurahan Gung Negeri kecamatan Kabanjahe dan seluruh Indonesia pada umumnya.

5. Sebagai bahan refrensi yang dapat menjadi acuan pada penelitian yang relevan berikutnya.

(23)

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dituliskan oleh sipeneliti maka si peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

1. Pada proses pembuatan gendang singindungi dan gendang singanaki terdapat kelemahan yaitu kesulitan mendapatkan bahan dan bahan yang sulit didapatkan yaitu kulit napuh (sejenis kancil) karna hewan tersebut sudah mulai punah dan jarang sekali untuk didapatkan keberadaannya. ini juga menjadi hambatan lamanya waktu mencari bahan tersebut untuk membuat gendang singindungi ataupun gendang singanaki.

2. Langkah pertama untuk dapat memainkan gendang singindungi atau gendang singanaki yang pertama-tama harus mengetahui posisi memainkan gendang tersebut dan mengetahui pola dasar gendang singindungi dan pola dasar gendang singanaki .

3. Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki tidak bisa dijelaskan secara terpisah, karena keduanya saling bergantung satu sama lain baik dari segi bahan untuk proses pembuatan, dan juga peranannya pada setiap lagu.

(24)

58

B. SARAN

1. Kepada Lembaga Pemerintahan Karo khususnya dalam Dinas Pariwisata dan Kebudayaan agar dapat melestarikan atau ikut menjaga eksistensi alat-alat musik tradisional Karo agar tidak punah.

2. Kepada masyarakat Karo pada umumnya agar memiliki sikap kepedulian serta apresiasi yang tinggi terhadap Budaya dan dapat melestarikannya dalam berbagai aktifitas kehidupan.

3. Kepada generasi muda khususnya generasi penerus Karo mendatang agar menjaga eksistensi alat musik-alat musik tradisional Karo dan semua unsur-unsur kebudayaan Karo lainnya.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Banoe, Panoe. 2007. Kamus Musik. Yogyakarta. Kanisius

Cinthya br. Sitepu. Skripsi. “ Peranan Ansambel Gendang Lima Sendalanen

Dalam Tari Topeng Gundala-Gundala Seberaya Di Desa Seberaya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo”. Skripsi, Medan. Universitas Negeri Medan.

Gumpal H. Panjaitan. 2014. Skripsi. “Analisis Teknik Permainan Gitar Pada Lagu Nirmala Ciptaan Pak Ngah”. Medan, Universitas Negeri Medan.

Hadeli. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Padang. Quantum Teaching. Kodijat, Latifah. 1989. Istilah-istilah Musik. Yogyakarta: Djambatan Maryeni. 2005. Metode Penulisan Kebudayaan. Jakarta. Bumi Aksara

Perikuten Tarigan. 2004. Skripsi. “Pluralitas Musik Etnik Karo”. Medan, Universitas Negeri Medan.

Pita Hotma Dameria Silitonga. “Teori Musik”, Medan. Pendidikan Seni Musik

Pulumun Peterus Ginting.2015. “Spritualitas Upacara Gendang Kematian Etnik

Karo Pada Era Globalisasi”. Program Studi Kajian Budaya, Denpasar. Universitas Udayana Denpasar.

Pulumun Peterus Ginting. 1998. Skripsi. “Keyboard Elektronik Dalam Tradisi Musik Karo ; Kajian Dari Sisi Akulturasi Dan Teknik Permainan”. Medan, Universitas HKBP Nomensen

Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Syahputra. 2012. Skripsi. “ Fungsi, Teknik Permainan Instrument Dan Bentuk Penyajian Musik Tadisional Gondang Hasapi keluarga Seni Batak Japaris Bagi Masyarakat Batak Toba Di Yogyakarta”. Medan, Universitas Negeri Medan.

Gambar

Gambar 4.16 Pola rhythm Gendang Singindungi dan Gendang Singanaki (Patam-

Referensi

Dokumen terkait

Permainan tradisional tentu tidak bisa dimainkan sendirian karena anak dituntut untuk berkelompok, oleh karena itu anak cenderung lebih memilih memainkan permainan modern

Fungsi Sembur Sebagai Alternatif Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Karo Di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat.. Program Studi Pendidikan

Eka Priyanti, 308322019 Ertutur Dikalangan Generasi Muda Etnis Karo Di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai, Skripsi : Medan, Fakultas Ilmu

Itu sebabnya syair lagu anak-anak dalam permainan tradisional dijadikan sebagai landas tumpu kegiatan berbahasa siswa dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia di

Berdasarkan temuan penelitian Pertanyaan Tradisional Masyarakat Minangkabau di Kelurahan Simpang Rumbio Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok berjumlah 53 pertanyaan, dari

Dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa permainan tradisional domikado memiliki keefektifan dalam melatih interaksi sosial anak di PAUD Lorong Ar-Raihan Kelurahan Sambung

Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa permainan tradisional “Tilako” dapat dijadikan sebagai media pengembangan karakter anak di Vatutela Kelurahan Tondo Kecamatan

Pelatihan Teknik Permainan Tradisional Kepada Guru Sekolah Dasar Di Ranting V Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung 87 Berdasarkan Gambar 5 tersebut, peserta terlihat semangat dalam