BOGOR
Skripsi Jni Diajukan Sebagai Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Universrtas Islam Neaeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oit&irln-.. セᄋMMMMMMᄋᄋM ""'4 kl • Mセ@
Oleh:
セ。イゥ@
: .サIWO|Z⦅ZGサェGGBGセBャセゥゥG{ゥIGBBBBBキ@
;/'.J.
.
qGセMᄋZ。ᄋ」」@
..
:·r-'l'.:'t:'UI
' <}. h:Mluk•·i.i2..l1.0 ... ·;
ォャセウャヲ|ィウfZ@ .. ____ , ... .
Andi Abdul Aziz
NIJVI: 104011000128
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
BOGOR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Syarat Untuk Meraih Gelar Saijana
Pendidikan
O!eh
ANDI ABDUL AZIZ NIM: 104011000128
Di bawah bimbingan:
rs.· apiudin Shidig, M. Ag NIP. 19670328 200003 1001
Siti Khadijah, MA NIP. 19700727 199703 2004
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF I-IIDA YATULLAH
Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah
pada 26 September 2009 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pdi) dalam bidang Pendidikan Agama.
Jakarta, 26 Sepetember 2009
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia (Ketua Jurnsan/Program Studi)
DR. Abdul Faiah Wibisono, MA NIP: 19581201 198803 1002
Sekretaris (Sekretaris Jurnsan/ Prodi)
Drs. Sapiuddin Siddiq, M.Ag NIP: 19670328 200003 1001
Penguji I
Prof. DR. Rifat Syauqi Nawawi, MA NIP:
Penguji II
Abdul Ghofur, MA NIP:
Mengetahui:
Dekan,
I
Tanda Tangan
OOOセZM⦅LQ]Qセ@
Zᄋセ@
::::::V.:1.::-.. \...
5
Nama : Andi Abdul Aziz
Tempat/Tgl lahir
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
Pembimbing I
Pembimbing II
: Pringgabaya, 12 Agustus 1983
: 14011000128
: Pendidikan Agama Islam
: Pengaruh Keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam
Pada Prilaku Keberagamaan Siswa Di Madrasah Aliyah
Assa'adab Tajur Halang Bogor.
: Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag
: Siti Khadijah, MA
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
I. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar Strata I (SI) di Universitas Islam Negeri
(UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.
.I
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini エ・ャセィ@ saya cantumkan
_,
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti babwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
NIM : 104011000128
PEN GAR UH KETELADANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA PRILAKU KEBERAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH
ASSA' ADAH TAJUR HALANG BOGOR
ABSTRAK
Aspek guru dan siswa dalam pendidikan merupakan dua elemen penting yang tidak bisa dipisahkan, dalam ha! ini peningkatan mutu pendidikan haruslah dibarengi dengan peningkatan mutu para guru secara utuh, karena pada dasarnya setiap prilaku guru akan ditiru oleh anak didiknya, oleh karenanya setiap guru harus mampu menjadi menjadi teladan yang ideal bagi anak didiknya,
Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keteiadanan guru Pendidikan Agama Isiam sena pengarulmya pada prilaku keberagamaan siswa di Madrasah Aliyah Assa'adah Tajur Halang Bogor.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif analisis
korelasi melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan untuk mendapatkan data-data mengenai keadaan keteladanan guru Pendidikan Agama Islam dan keadaan prilaku keberagamaan siswa dengan mengadakan sejumlah wawancara kepada Kepala Madrasah, para guru, serta menyebarkan angket kepada sejumlah siswa Madrasah Aliyah Assa'adah Tajur Halang Bogor yang telah ditetapkan sebagai sampel penelitian. Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IIA dan IIB yang berjumlah 37 siswa sekitar (21 %) dari seluruh populasi yang ada.
Puji syukur hanya milik Allah, Tuhan yang tak berbilang kasih sayangnya
tiada terbilang, yang menerangi kegelapan manusia dengan cahaya ilmu, Zat yang
selalu hidup di hati manusia yang menghidupkan jiwanya dengan zikir dan
berfikir .
Shalawat salam semoga selalu tercurah kepada Nabi paling mulia Muhammad
SAW yang dimuliakan oleh Sang maha mulia, yang telah mendidik manusia
dengan akhlak mulia. Penulisan skripsi ini tidak akan pemah bisa sampai pada
titik selesai tanpa izin Allah SWT serta iringan do'a kedua ayah dan ibu penulis
yang selalu mem beri inspirasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini,
serta semua rekan-rekan terdekat penulis yang turut andil dalam penulisan skripsi
1111.
Kupersembahkan skripsi ini untuk almarhum Ayahku tercinta yang kini telah
tentram di al am Baqa'. Atas selesainya penulisan skripsi ini penulis sarnpaikan
rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
I. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakmia
3. Kedua Dosen pembimbing yaitu Bapak Drs. Sapiudin, M.Ag dan Ibu Siti
Khadijah, MA serta seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam Yang
telah membimbing penulis dengan penuh dedikasi.
4. Orang tua tercinta, ayahanda almarhum Abdul Mu'in bin Abdul Karim dan
ibunda Mu'minah binti Musta'an Ali, Uan H. Zaeni Abdul Fattah bin Ali
dan Hj. Manisah binti Dalih yang tanpa lelah membantu penulis.
5. Kakak dan Adikku tercinta Dewi Jayanti, Tatang Agus Bahri Aminah,
Mahani, Fatmah, Eli, Asroruddin, Ibrahim, Ningsih, Paman dan Bibi,
Ponakan dan Cucu serta segenap keluarga besar yang ada di lombok dan
KH. Marzuki Nur Ali, KH. Syukri Zaeni, KH. Nahrawi Zaeni, KH.
Machfudin, KH. Badrudin, H. Abdul Majid dan istri, Bang Sauqi, Soleh
(Olek), Keluarga besar YPI Assa'adah, Irmanda, dan Tmen-tmen 4L di
Kemang Jak-Sel.
8. Guru spiritual penulis Ust. Abdul Muis dan Bu Nana (Widari) yang
memberikan dukungan spiritual hingga penulis dapat bertahan hingga
akhir penulisan skripsi ini.
9. Bapak Almarhum Prof. DR. H. M. Gautama dan ibu Hj. Ani, Mas Riki,
Mbak Desy, Saudara tercinta Praka Lalu. Sarni Gunarta dan Mama David
(David) YON ARHANUDSE 10 TN! AD KO DAM JAY A, Pak Toto dan
istri, Bang Ir. Isbandi, Mama Mega, Amaq Jumatin, Inaq Misin, Amaq
Sahrun, !nag Mok, Bang Hendri, Mama Rizca serta seluruh keluarga di
Melawi Kai-Bar.
10. Teman-teman di Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2004 yang
tidak bisa disebutkan satu persatu dan khususnya teman-teman tercinta
Kelas D.
11. Batur becik sehidup sepenanggungan di Forum Mahasiswa Santri Alumni
Lirboyo (FORMAL), Gus Muhammad Afifi, Dr. H. Suwendi dan DR. Hj.
Mesraini, Gus lbnu Ubaidillah, Kang Nur Soim, Bang H. Hakim, Kang
Hafidz, Kang Rosyid, Kang Hayat, Kang Solihin, Hidayat, Zainal
Muttaqin, Arif Maulana Akbar, Bangbang Ray, Muin, Dedi, Ghozi,
Syafiq, Lulu, Roy, Ayung, Bimbim, Bung Apen Makese, Bung Mamat,
Tiwul, Mozer, Sa'ad, Syarif, Aminuddin, Iskandar, Iyan, Huda, Haidar,
Mushlih, Usman, MuZani, Alung, Boal, Aziz, dan seluruh temen-temen
yang jauh maupun dekat yang terkait dalam penulisan karya ilmiah ini.
12. Special tuk seorang gadiez .pembawa Bisyaroh dan Inspirasi dalam hidup
Jakarta, 12 Agustus 2009
DAFTAR ISi ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BABI PENDAHULUAN A. La tar belakang masalab. ... . ... .... ... ... ... ... .. 1
B. Identifikasi masalah ... .... ... ... ... ... ... ... ... 7
C. Pembatasan dan Perumusan masalah ... 7
D. Tujuan penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam ... 10
I . Keteladanan ... 10
a. Pengertian Keteladanan ... 10
b. Dasar-dasar Keteladanan ... 11
c. Prinsip-prinsip Keteladanan ... 12
2. Guru Pendidikan Agama Islam ... 17
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 17
b. Dasar, Prinsip dan Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 22
c. Fungsi, Ruang Lingkup dan Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 33
d. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam ... 35
e. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam ... 38
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya
Prilaku ... 43
5. Prilaku Keberagamaan Siswa ... 45
C. Kerangka Berfikir. ... 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat clan Waktu Penelitian ... 47
B. Desain clan Jenis Penelitian ... 47
C. Metocle Penelitian ... 47
D. Populasi clan Sampel.. ... 48
E. Variabel Penelitian ... 48
F. Teknik Pengumpulan Data ... , ... 49
G. Teknik Pengolahan Data ... 50
H. Teknik Analisis ... 52
I. Interpretasi Data ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Maclrasah Aliyah Assa'aclah Tajur Halang Bogar. ... 57
I. Sejarah Berclirinya Maclrasah Aliyah Assa'aclah Tajur Halang Bogar. ... 57
2. Visi, Misi clan Tujuan Maclrasah ... 58
3. Struktur Organisasi Maclrasah ... 60
4. Keaclaan Guru clan Pegawai ... 61
5. Keaclaan Siswa ... 64
B. Deskripsi Data ... 65
C. Analisis Data ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 85
2. Tabel 2 : Keadaan Guru dan Pegawai ... 59
3. Tabel 3 : Keadaan Siswa ... 62
4. Tabel 4 : Guru PAI Bertutur Kata Sopan ... 63
5. Tabel 5 : Guru PAI Membuang Sampah Tidak Pada Tempatnya ... 63
6. Tabel 6 : Guru PAI Datang Tepat Waktu ... 63
7. Tabel 7 : Guru PAI Berpenampilan Rapi Dan Menarik ... 64
8. Tabel 8 : Guru PAI Tidak Melaksanakan Salat Tepat Waktu ... 64
9. Tabel 9 : Guru PAI Bertanggung Jawab Dalam Melakukan Tugas Mengaj ar. ... 65
10. Tabel 10 : Guru P Al Malas Dalam Mengajar. ... 65
11. Tabel 11 : Guru PAI Tidak Jujur Dalam Perkataan Dan Perbuatan ... 65
12. Tabel 12 : Guru PAI Sombong Dalam Perkataan Dan Perbuatan ... 66
13. Tabel 13 : Guru pai Orang Yang Berpendirian Teguh ... 66
14. Tabel 14 : Guru P Al Mengungkit-ungkit Kebaikan Yang Telah Dilakukan ... 67
15. Tabel 15: Guru PAI Marah-marah Ketika Mengajar. ... 67
16. Tabel 16 : Guru P Al Membantu Siswa Tanpa Pamrih ... 68
17. Tabel 17: Siswa Mencontek Jawaban Teman ... 68
18. Tabel 18 : Siswa Mengel uh Apabila Diberikan Tugas Oleh Guru ... 68
19. Tabel 19 : Siswa Merasa Senang Melihat Kesuksesan Orang Lain ... 69
20. Tabel 20 : Siswa Meninggalkan Salat.. ... 69
21. Tabel 21 : Siswa Malas Membaca Al Quran ... 70
27. Tabet 27 : Siswa Senang Melihat Kelas Kotor. ... 72
28. Tabet 28 : Siswa Membuang Sampah Tidak Pada Tempatnya ... 72
29. Tabet 29: Basil Jawaban Siswa Terhadap Variabel X ... 74
I. Angket Penelitian
2. Berita Wawancara Kepala Madrasah Aliyah Assa'adah Tajur Halang Bogor
3. Berita Wawancara Wald! Kepala Madrasah Aliyah Assa'adah Tajur Halang
Bogor
4. Berita Wawancara Wakabid Kesiswaan Madrasah Aliyah Assa'adah Tajur
Halang Bogor
5. Hasil Wawancara Kepala Madrasah Aliyah Assa'adah Tajur Halang Bogor
6. Hasil Wawancara Wakil Kepala Madrasah Aliyah Assa'adah Tajur Halang
Bogor
7. Hasil Wawancara Wakabid Kesiswaan Madrasah Aliyah Assa'adah Tajur
Halang Bogor
8. Lembar Pengesahan Judul Skripsi
9. Surat Izin Penelitian Skripsi dari Fakultas
10. Surat Keterangan Bimbingan Skripsi dari Fakultas
11. Surat Keterangan Penelitian Skripsi dari Madrasah Aliyah Assa'adah Tajur
Maju mundurnya sebuah negara, dapat dilihat dari kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM)-nya, dan kualitas SDM ditentukan oleh kualitas pendidikan yang
diselenggarakan di Negara. Lantas bagaimana dengan pendidikan Indonesia?
Masih sang at j auh dari harapan. Ban yak sebab mengapa dunia pendidikan kita
terns terpuruk bagai tak pernah ada jalan tuntas yang mengakhirinya.1
Salah satu factor yang menyebabkan te1jadinya krisis pendidikan dewasa ini
adalah menuru1mya akhlak dan moral siswa, keadaan ini diperparah oleh Sumber
Daya Manusia (SDM) yang belum profesinal dan tidak kompeten tennasuk guru
di dalamnya.2
Kewajiban pemerintah memberikan pendidikan yang layak bagi warga
Negara Indonesia secara adil dan merata, karena mendapatkan pendidikan yang
layak adalah hak tiap-tiap warga Negara, sebagaimana amanat UUD 1945 pasal
31ayat1, 2 dan 3 yang telah empat kali mengalami amandemen.3
Dunia pendidikan kita saat ini mengalami krisis berkepanjangan, akan tetapi
untuk dapat keluar dari krisis ini, kita tidak mungkin hanya mengandalkan
pemerintah saja, karena masalah pendidikan bukan semata-mata tanggung jawab
pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama, termasuk para guru yang terlibat
1
Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), eel I, h.2
di dalamnya sebagai subyek pendidikan yang terlibat langsung dalam proses
pendidikan kita.
Apabila ditinjau dari perspektif Pendidikan Agama Islam, maka kewajiban
guru Agama Islam tidak hanya _menyampaikan materi-materi agama semata,
namun lebih dari itu setiap mereka mengemban tanggung jawab dalam proses
mencerdaskan anak didik secara kognitif melalui pemberian materi secara teoritis
dan mencetak mereka menjadi manusia-manusia masa depan yang berakhlak
mulia, yang cerdas secara afektif (prilaku) melalui keteladanan melalui
bahasa-bahasa verbal dan non verbal baik dalam konteks di sekolah maupun luar sekolah.
Dua di antara pilar pendidikan yang ditetapkan oleh UNESCO tahun 1994
adalah learning to know yang berarti bahwa pendidikan harus mampu membuat
anak didik paham akan situasi linkungannya serta mampu membangkitkan
kreaitvitas berfikir mereka untuk mendalami ilmu pengetahuan dan learning to do,
yang berarti bahwa pendidikan juga harus mampu mencetak mereka menjadi
manusia yang mampu merefleksikan ilmu pengetahuan yang didapat dalam
praktek kehidupan nyata.4
Tak dapat dipungkiri bahwa keteladanan guru merupakan salah satu factor
yang sangat berperan untuk mendorong keberhasilan pendidikan, oleh karena itu
dalam dunia pendidikan setiap guru harus mampu menjadi teladan yang baik bagi
siswanya, ha! ini sangat erat kaitannya karena guru berperan sebagai subyek
(pelaku) yang terlibat langsung dalam proses pendidikan, tanpa keteladanan maka
tujuan pendidikan mustahil akan dapat dicapai secara maksimal.
Melihat fakta yang terjadi dalam dunia pendidikan kita yang masih jauh dari
harapan yang diinginkan oleh masyarakat, maka patut dipertanyakan apa yang
menyebabkan ha! itu terjadi? sala!1 satu penyebabnya adalah karena kegagalan
para guru dalam memberikan teladan yang baik bagi siswanya dalam dunia
pendidikan yang ada, karena pepatah mengatakan "jika guru kencing berdiri maka
murid kencing berlari" ini artinya bahwa peran keteladanan guru menjadi sangat
Para siswa yang masih dalam peroses belajar perlu mendapatkan arahan dari
para guru dengan memberikan contoh yang baik kepada mereka, karena tujuan
pendidikan bukan hanya untuk mencetak manusia-manusia masa depan yang
cerdas secara keilmuan semata namun Iebih dari itu, pendidikan bertujuan
mencetak manusia-manusia yang mampu bersosialisasi secara baik dengan
komunitas sosialnya dalam kehidupan sehari-hari sekaligus merupakan bentuk
aktualilisasi diri sebagai makhluk sosial.
Fenomena yang ada menunjukkan bahwa peroses pendidikan yang
dilaksanakan oleh pemerintah melalui satuan pendidikan mulai dari tingkat taman
kanak-kanak hingga pendidikan tinggi yang dalam operasionalnya diatur melalui
undang-undang SISDIKNAS belum dianggap mampu mencapai orientasinya
mencetak manusia-manusia berakhlak mulia di negeri ini.
Praktik korupsi para pejabat masih terns terjadi di mana-mana bak cendana
yang tumbuh subur di musim hujan termasuk praktik korupsi yang terjadi di
Departemen Pendidikan yang mengakibatkan terpangkasnya anggaran pendidikan
kita yang berakibat pada minimnya sarana prasarana pendidikan akhimya yang
terjadi saat ini kualitas pendidikan kita sangat rendah, maka sebagai eksesnya
adalah krisis berkepanjangan mewarnai segala aspek kehidupan masyarakat kita,
ini merupakan kenyataan yang menunjukkan bahwa keteladanan telah terkikis dari
dunia pendidikan kita, lebih-lebih laju serta derasnya pengaruh globalisasi
modernisasi pada era millennium ketiga ini sudah tak terbendung.
Figur Rasulullah SAW telah hilang dari kehidupan kita, padahal beliau
merupakan figur paling ideal untuk dicontoh dalam seluruh konteks kehidupan
kita, ha! ini ditegaskan pula oleh Allah dalam firmanNya yang berbunyi:
,., ,., _,, 0 0 ' ,.. / 'iJ .. .. l ' J / / / ,,;;i
'_?':ij
/-'11
r'.;Jlj
Aili
1..P:;
0\5'
;..i
c;_
oj:-1
Aili
jェMセ@
J
rs:i
0\5'
:uJ
,, / ,.. ,..
QセR|ゥQ@
,Keteladanan Rasulullah saw yang memiliki sifat-sifat pendidik dinyatakan
Allah dalam ayat yang berbunyi:
J
iIセ@
I}
j
u"OJ
J;;
セ@ [セャェ@
セャェ@
yB'.Ji
11
セェ[@
,:if;·
セi@
0t5-(,
セ@ ,, ,, ,, ... ,, ? ...
0
ェLLセᄚNjj@
;.
セN\@ セj@
yB'.:11
0;
i:f ;.
セN\@ セ@ [[[Tセ@
1;
j
セj@
11 0
);
i f,, ,,, ,,. ,., ,., ,, ,., ...
"Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia Berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." akan tetapi (Dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap
mempelajarinya." (QS.Ali Imr.an:79).6
Ayat di atas menggambarkan pribadi Rasulullah sebagai seorang pendidik
terbaik ummat yang ditetapkan oleh Allah dalam Alquran sebagai seorang figur
yang tidak bersikap so111bong, i1a111u11 sebaliki1ya beliau n1alal1 bersikap
"Rob bani" Yakni menjadi seorang yang alim yang selalu memberi teladan bagi
ummatnya.
Selain sifat-sifat di atas Rasulullah saw merupakan sosok yang lemah
lembut, berkepribadian sempurna, tidak gampang marah, selalu sabar, pemaaf,
dan selalu bertawakkal kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin, ha!
ini sejalan dengan firman Allah Berbunyi:
)! / ,, o..-0 ... ,, セ@ ,., J ,, ,, ' ...
2JJ" '.
r
i f I '· r"-"-' ··') ...__Ll.li . セ@ - セ@Z:....:s'
'\' : :
Iu
.ill\
セNNZZL@ :i...>-Jl..,;
Y J
r-
'-'
,, ,, ... 1'
' \ ;:, \ ,,. 0 ,:; ,, ,, ,, ... " ,, , ,
..:ill
01
..:ill
セ@
JS'p G'..y
iセセ@
[セQ@
.}
セセjgj@
セ@
:;;:'.,\j ;.
6
'.c
セ|NY@
h. 89
,, ,, ,,. ,, ... ,, ...
"lvfaka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu[246]. Kemudian apabila kamu Te/ah
membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya" (QS.Ali
Imran: 159).7
6
Sebagai guru Pendidikan Agama Islam hendaknya mencontoh keteladanan
Rasulullah saw yang telah dipilh Allah sebagai teladan terbaik dalam segala ha!
termasuk dalam dunia pendidikan Islam akhlak Rasulullah saw telah dipuji Allah
dalam ayat Alquran surat al-Qalam ayat 4 sebagai berikut:
J. ,, ,, ,,
セセヲャFゥェ@
"'
...."'
,,"Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung"
(QS. Al-Qalam:21).8
Diutusnya Rasulullah saw untuk menyampaikan ajaran Islam merupakan
ralunat bagi seluruh alam semesta, adapun misi kerahmatan bagi alam semesta ini
adalah fungsi kerasulan Muhammad saw, sebagaimana firman Allah:
.... 0 "' "' 0 ,,
;;..wi
セIZOi@ Ajllセi@C:j
"Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta a lam" (QS. Al-Anbiya: I 07)9
Kerasulan Muhammad saw adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia,
ha! ini dinyatakan dalam sabda beliau yang berbunyi:
(..:lJLo
1
1.,.1 o\JJ)J)G.:.
:/Ir
IUZセ@
セu@
f-
'..;
Lli
,, ,, ,, ,..,.. ,,
"sesung§uhnya aku untuk menyempurnakan akhlak manusia" (HR.Imam
Malik) 1
Jika pada hadis di atas menyatakan bahwa Rasulullah saw diutus untuk
menyempurnakan akhlak manusia, maka demikian pula halnya dengan para guru
yang bertugas memperbaiki akhlak (prilaku) siswa melalui proses pendidikan
yang mencerminkan keteladanan.
Guru Pendidikan Agama Islam hams menjadi teladan bagi para siswanya
dalam kegiatan belajar mengajar baik formal maupun non formal karena tugas
guru adalah untuk mengubah prilaku siswa dari prilaku yang tidak baik menjadi
baik. Tanpa adanya keteladanan, peroses pendidikan sebagai salah satu cara yang
hams ditempuh untuk memanusiakan manusia hanya akan menjadi isapan jempol
8 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur'an, A/-Quran dan Terjemahnya .. .,
h. 962 9
belaka, padahal dalam Islam sendiri faktor keteladanan ini telah tersurat secara
jelas dengan menetapkan Allah, para malaikat, para Nabi dan Rasul, para sahabat,
para ulama termasuk para guru di dalamnya adalah sebagai pihak-pihak yang
patut untuk diteladani, karena sifat-sifat terpuji yang mereka miliki.
Allah memiliki sifat-sifat terpuji yang dapat dicontoh oleh manusia yang di
antaranya ialah sifat rahman(Maha Pengasih), setiap kita harus belajar dari sifat
Allah ini, karena Allah dengan sifat ini tidak pemah membiarkan manusia tersesat
dalam menjalani kehidupan di dunia, oleh karena itu manusia senantiasa
dibimbing melalui ayatulkauniah(fenomena alam) yang diciptakaNnya serta
ayatulkalamiah(kitab-kitab) yang dibawa oleh para rasul yang diutusNya kepada setiap ummat di setiap zaman.
Pada kenyataannya, tak sedikit dari para orang tua Muslim menganggap
pendidikan Islam itu tidak lebih baik dari pendidikan umum bahkan dipandang
sebelah mata, sehingga mereka kurang berminat untuk menyekolahkan anak
mereka ke lembaga Pendidikan Islam seperti Madrasah secara formal dan pondok
pesantren secara informal.
Hal ini adalah tantangan dunia pendidikan Islam untuk terns berbenah diri di
tengah goncangan globalisasi dan werternisasi dewasa ini yang identik dengan
westernisasi dan berakibat pada perubahan prilaku anak secara psikologi.
Keperihatinan semua fihak berkaitan dengan kemerosotan akhlak para siswa
merupakan salah satu akibat dari hilangnya keteladanan dalam kehidupan mereka
sehari-hari, maka melalui skripsi ini penulis mencoba mengangkat keteladanan
guru dalam konteks Pendidikan, agar dapat membantu para guru dan siswa dalam
menyikapi masalah pendidikan yang ada.
Berdasarkan uraian di atas, penulis termotivasi mengangkat dan mengadakan
penelitian terhadap masalah ini dengan judul "PENGARUII KETELADANAN
GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA PRILAKU
KEBERAGAMAAN SISWA DI MADRASAII ALIYAH ASSA'ADAII
B. Identifikasi Masalah
1. Merosotnya akhlak dan moral siswa
2. Fenomena guru yang tidak memberikan teladan yang baik
3. Rendahnya penghargaan terhadap guru
C. Pembatasan Dan Perumusan· Masalah
1. Pembatasan Masalah
Karena begitu luasnya cakupan masalah yang ada, maka penulis
menetapkan batasan masalah pada:
a. Keteladanan guru Pendidikan Agama Islam yang dimaksud pada
penelitian ini adalah dalam bentuk ucapan yaitu memberi salam, betutur
kata santun, membaca doa sebelum memulai pelajaran, adapun
keteladanan guru dalam bentuk perbuatan yaitu datang tepat waktu,
melakukan salat duha, salat zuhur berjamaah, berpenampilan rapi.
Keteladanan-keteladanan tersebut ditampakkan ketika berinteraksi
dengan siswa, guru, dan. orang lain di lingkungnan madrasah maupun
luar Madrasah.
b. Prilaku keberagamaan s1Swa yang akan diteliti yaitu disiplin siswa
dalam menaati tata tertib yang ada di Madrasah, membiasakan
melakukan salat duha pada jam istirahat, melakukan salat zuhur
berjamaah sebelum jam pulang, memberi salam, membaca doa sebelum
belajar dan bertutur kata santun kepada siapapun. Prilaku-prilaku
keberagamaan yang diamati dalam penelitian ini ialah para SISWa
Madrasah Aliyah Assa'adah Tajur Halang Bogar, khususnya s1swa
kelas IIA dan IIB ketika mereka berinteraksi bersama rekan-rekan
sesama siswa, para guru maupun para pegawai lainnya di lingkungan
Madrasah.
c. Keteladanan guru Pendidikan Agama Islam merupakan prilaku terpuji
yang dimanifestasikan dalam bentuk ucapan yang santun, penampilan
dalam kehidupan sehari-hari mereka baik ketika berada di dalam
maupun di luar lingkungan madrasah .
d. Mencari pengaruh antara keteladanan guru Pendidikan Agama Islam
pada prilaku keberagamaan siswa di Madrasah Aliyah Assa'adah Tajur
Halang Bogor.
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka penulis menetapkan rumusan
masalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam di
Madrasah Aliyah Assa'adah Tajur Halang Bogor?
b. Bagaimanakah pengaruh keteladanan Guru Pendidikan Agama Islam
pada prilaku keberagamaan siswa di Madrasah Aliyah Assa'adah Tajur
Halang Bogor?
D. Tujuau Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keteladanan guru Pendidikan Agama Islam di
Madrasah Aliyah Assa'adah Tajur Halang Bogor.
2. Untuk menemukan data mengenai pengaruh keteladanan Guru
Pendidikan Agama Islam pada prilaku keberagamaan siswa di
Madrasah Aliyah Assa'adah Tajur Halang Bogor.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar SI UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Secara Teoritis basil penelitian ini dapat memperkaya khazanah
Pendidikan Islam mengenai keteladanan guru Pendidikan Agama
Islam dan prilaku keagamaan siswa.
3. Secara Praktis basil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi
meningkatkan keteladanan guru-guru Pendidikan Agama Islam
A. Keteladanan Gnru Pendidikan Agamalslam
L Keteladanan
a. Pengertian Keteladanan
Dalam kamus Besar bahasa Indonesia dinyatakan, bahwa "keteladanan"
beraasal dari kata "teladan" yaitu: (perbuatan atau barang dan sebagainya) yang
patut dicontoh dan ditiru. Oleh karena itu "keteladanan" merupakan segala ha!
yang pantas untuk ditiru dan dicontoh. "keteladanan" dalam bahasa Arab disebut
dengan kata "Uswah" dan "Qudwah". Kata Uswah. Secara etimologi kata-kata
tersebut mempunyai arti yang sama yaitu "pengobatan dan perbaikan".11
Adapun menurut Abdullah Gymnastiar keteladanan adalah sesuatu yang
dapat ditiru baik ucapan maupun perbuatan dari seseorang yang dihormatinya
. d 12
sepert1 orang tua an guru.
Maka keteladanan adalah segala ha! yang dapat ditiru dan dicontoh seeorang
dari orang lain baik dalam bentuk perbuatan maupun ucapan, kemudian
dipraktekkannya sesuai dengan apa yang dilihatnya. Oleh karena itu keteladanan
yang harus dicontoh adalah keteladanan yang baik.
11 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 1995), h. 1025 ·
b. Dasar-dasar Keteteladan .
a). Dasar keteladanan
Dalam Al-Qur'an kata keteladanan diproyeksikan dengan kata Uswah yang
kemudian diberi sifat di belakangnya seperti hasanah yang berarti baik, sehingga
terdapat ungkapan uswatun hasanah yang artinya teladan yang baik. Kata-kata
uswah ini dalam Al-Qur'an diulang sebanyak 6 kali dengan mengambil sampel
diri para Nabi. Sifat Nabi Muhammad SAW, Nabi Ibrahim AS dan kaum yang
beriman kepada Allah. 13
Di antara Ayat-ayat Al-Qur'an yang di dalamnya terdapat kata Uswab
adalah sebagai berikut:
ェセI@
セオQ@
r:;i1
3
ai1
y.-;
0LS-
セ@
e;.
;;-f
セQ@ セ[NZ[@
<i
r-5J
0LS-
セ@
.
-
.
l
21/
yly- '11]ifi:s'
ill\
-"Sesungguhnya Te/ah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. " (QS.
Al-Ahzab: 21)14
) ),, ,, ,,. J,, 0 ;;; ,I ,I l J ,.. ,, ,,
セ@
,1;.
QUセ@ セセ@
1)L>
セセ@ セ@ ZZイNセQI@
セQZ[セ@
<j
セ@
•;-1
セ@
ci\5'
:.u
,,. ,,J. 0 ) 0 ). J. ... ,;, ,, ,,
J-
1:\'l
LQᄋセセQ|I@
>)Cw\
セI@
セ@
l:t;')
セ@
,,15'.,£
<l.11 0
jセ@
0-'
0
jセ@
C:...)
,.. ,.. ,, ,,.
{TOセQ}@
,,,;::G-)
jゥセ@
1;..JJ
"Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka Berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami ber/epas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan Telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat
selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja ... " (QS.
Al-Mumtahanah:4)15
13
Abudin Nata, filsafat Pendidikan, (Jakarta: Logos, 1997), h. 95
14
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur'an, Al-Quran dan Terjemahnya ... ,
c. Prinsip-prinsip Keteladanan
Keteladanan merupakan aspek penting yang sangat berkaitan dengan
berbagai lini kehidupan, sehubungan dengan itu dalam pelaksanaannya perlu
diperhatikan beberapa prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Pembiasaan Sejak dini
Pendidikan agama serta keteladanan harus diterapkan sedini mungkin dalam keluarga melalui pembiasaan. Karena secara psikologi anak akan meniru apa saja yang diberikan oleh lingkungannya, sehingga kebiasaan yang dilakukan oleh orang tua akan dicontoh dan akan tertananm dalam jiwa mereka sampai kelak usia dewasa.
2) Kesinambungan
Keteladadanan tidak hanya dilakukakan dalam waktu singkat (ditentukan oleh hitungan waktu), tetapi harus dilakukan secara terus-menerus mulai sejak kecil hingga anak dewasa bahkan sampai meninggal dunia. Apabila ha! itu tidak dilakukan secara kontinutas maka akan menimbulkan keraguan dalamjiwa anak.
3) Konsisten
Dalam memberikan keteladanan kepeda anak haruslah seimbang antara ucapan dan perbuatan baik hari ini, hari esok bahkan seterusnya. Misalnya orang tua mengajarkan tentang kejujuran, suatu ketika mendengar ibunya berdusta kepada ayahnya atau sebaliknya, atau salah satu berdusta kepada orang Jain sekali saja maka itu cukup untuk menyumbangkan nilai-nilai kejujuran.
4) Ikhlas
Pendidikan orang tua yang ikhlas hendaklah berniat semata-mata karena Allah SWT dalam seluruh pekerjaan edukatifnya, baik berupa perintah, nasehat, larangan, pengawasan atau hukuman yang dilakukan. Keikhlasan dan kejujuran dalam pekerjaan merupakan jalan terbaik
kearah kesuksesan di dalam tugas dan keberhasilan anak-anaknya.16
Ikhlas dalam perkataan dan perbuatan adalah sebagian dari asas iman dan
keharusan Islam. Allah tidak akan menerima perbuatan tanpa dilakukan secara
ikhlas sebagaimana ditegaskan dala:m surat Al-Bayyinah ayat 5 sebagai berikut:
,,. ,,,,. ,, ,, "' ,, :;, a l
I !','' o\l.:JI I ' _,, セ@ '. '.ill
:J '. · -
1 セN@ ' :Jll IJ
':'I lll I ' I (.'y .Y-J セI@ セ@ <.)! セ@ ) . - 0 ) / )
,, / ,,. ,,. ,, ,,
[5/Y,1] a:}\1
jNセ@
RMャャセェ@
セエNsGスi@
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan
yang demikian itulah agamayang lurus" (QS. Al-Bayyinah:5)17
Keteladanan ialah menjadikan figur pribadi-pribadi dan sebagai cerminan dari
manusia yang memiliki keyakinan tauhid yang teguh dan berprilaku mulia,
misalnya figur guru yang menampilkan kepribadian sopan, ramah, pandai, rapih,
bersih, taat beribadah. 18
Adapun menurut Edi Suardi ada dua macam keteladanan yaitu:
I). Sengaja berbuat untuk secara sadar ditiru oleh si terdidik
2). Berprilaku sesuai dengan nilai dan norma yang akan kita tanamkan pada
terdidik sehinga tanpa sengaja menjadi teladan bagi terdidik .19
Saat ini, orang tua tidak dapat secra optimal memenuhi kebutuhan
pendidikan anaknya. Maka mereka melimpahkan pendidiknya kepada orang lain,
akan tetapi pelimpahan itu tidak akan dapat mengurangi tanggung jawab mereka
sebagai orang tua. Tanggung jawab itu pada dasarnya adalah kewajiban orang tua
sedari awal hingga akhir untuk memenuhi kebutuhan pendidikan sang anak
sehingga sang anak beriman kepada Allah SWT dan memiliki akhlak terpuji, yang
dapat menuntun mereka mencapai kematangan brerfikir dan keseimbangan jiwa,
serta mengarahkan mereka agar senantiasa membekali diri dengan ilmu dan
keterampilan yang bermanfaat.
Orang lain yang diserahkan amanat oleh orang tua si anak untuk mendidik
disebut sebagai guru, tetapi tentunya guru bukan semata-mata sebagai penerima
amanat dari orang tua untuk anaknya, lebih dari itu setiap orang yang dapat
memberikan bantuan untuk medidik si anak adalah sebagai pemegang amanat,
guru bertanggung jawab atas amanat yang dititipkan kepadanya. Allah dalam ayat
Al-Qur'an menyatakan:
17Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur'an, Al-Quran dan
Te1jemah11ya ... , h.1084
18
Depag. Dirjen Kelembagaan Agama Islam, kuriku/um dan Basil Be/ajar Aqidah Akhlak
J o,, ..., ,, ,.. ,, ,.. ,-o J o,- J i IP lfi
iセ@
0i
U'GI ;:_;
,,セ@
iセAI@
,,lfL.i
,..J!
,, ,,..::.>\SC:\Ji
1__,;y
0!
イウセエ[@
dJJI
0)
,,,.. ,, :fl :;i J J " ({i :i 0
HUXOセlャゥ}@
iセセ@
,,01.S'
dJJI
0\
"-!セ@
\.'.:.,udJJ\
01
jZNwセ@
,.. -" ,,,., ,,. ,,,, ,, ,, -"
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
Melihat". (QS. Annisa':58)2°
Predikat sebagai seorang guru yang dimiliki seseorang didasarkan pada
amanat yang dititipkan oleh orang lain kepadanya. Karena tanpa adanya amanat
tersebut sebutan guru tidak dapat dilekatkan kepadanya, dengan pengertian lain,
keberadaa11 seorang guru terietak ·pada ada atau tidak11)ra an1a11at untuk mendidik
yang diterimanya dari orang lain.
Dapat difahami bahwa profesi keguruan merupakan profesi yang paling
mulia bila dibandingkan dengan profesi lain. Berkaitan dengan fungsi dan
tanggung jawab seorang guru, di antarnya adalah:
I). Guru adalah orang tua di depan murid
Seorang guru akan berhasil melaksanakan tugasnya apabila mempunyai rasa tanggu.ng jawab dan kasih sayang terhadap muridnya sebagaimana orang tua terhadap anaknya sendiri.
2). Guru sebagai pewaris ilmu Nabi
Seorang guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan, baik ilmu dunia maupun akhirat, hams mengarah kepada tujuan hidup muridnya yaitu mencapai hidup bahagia dan akhirat.
3). Guru sebagai penunjukjalan dan pembimbing keagamaan murid Berdasarkan keikhlasan dan kasih sayangnya, guru selanjutnya
berperan sebagai penunjuk jalan bagi murid dalam mempelajari dan mengkaji pengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu.
4). Guru sebagai sentral figur bagi murid.
Kepada guru agar senantiasa menjadi teladan dan pusat perhatian bagi
muridnya, ia harus mempunyai !charisma yang tinggi. 21
20
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur'an, Al-Quran dan
Terjemahnya .. ., h. 128
Adapun Moh. Uzer Usman mengartikan istilah guru sebagai "jabatan atau
profesi yang memerluakan keahlian khusus sebagai guru".22 Dan Hadari Nawawi
mendefinisikan istilah guru sebagai "orang yang bekerja dalam bidang pendidikan
dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak
mencapai kedewasaan masing-masing.
Hendropuspito dalam bukunya
"sosiologi agama",
menjelaskan bahwaagama adalah "suatu jenis sistem sosial yang dibuat oleh penganut-penganutnya
ayng berporos pada kekuatan-kekuatan non empiris yang dipercayainya dan
didayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi diri mereka dan masyarakat
luas umumnya.23
Guru agama Islam memiliki tugas dan tanggung jawab ganda yaitu selain
mengajar dan mentransfer pengetahuan agama Islam kepada murid, ia JUga
bertanggung jawab untuk membina dan mengarahkan kepribadian anak agar
menjadi pribadi yang bertaqwa, saleh dan berkepribadian luhur dan sopan santun.
Adapun dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer dijelaskan bahwa guru
agama Islam ialah "orang yang pekerjaannya mengajar dan mengasuh bidang
agama Islam."24
Menurut Abudin Nata dalam buku "Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan
Guru Murid" halaman 47, setidaknya da 4 ha! yang dapat diambil inti sarinya yang
terkait dengan profesi keguruan yaitu:
I). Seorang guru harus memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang tinggi, sehingga mampu menangkap pesan-pesan ajaran , hikmah petunjuk dan rahmat dari segala ciptaan Allah SWT, serta memiliki potensi bathiniah yang kuat sehingga ia dapat dapat mengarahkan basil kerja dari kecerdasan untuk diabdikan kepada Allah SWT.
2). Seorang guru harus mampu mepergunakan kemampuan intlektual dan emosional spiritualnya untuk memberikan peringatan kepada manusia lainnya, sehingga manusia-manusia tersebut dapat beribadah kepada Allah SWT.
22
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), cet 15, h. 5
23
D. Hendropuspito, OC, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1996), Cet 12, h. 34
3). Seorang guru harus dapat membersihkan dirinya dan orang lain dari perbuatan dan akhlak yang tercela.
4). Seorang guru harus berfungsi sebagai pemelihara, pembina, pengarah, pembimbing dan memberikan keterampilan kepada orang-orang yan
memerlukannya.25
Hal di atas tergambar dalam Alqur'an surat Al-An 'am ayat 162 dan 164,
As-Syu 'ara ayat 24 dan 109, Al-Muthaffifin ayat 6, Al-Jsra ayat 102, Thaha ayat 70.
Al-An'am ayat 162 dan 164:
Katakan/ah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
Katakanlah: ''Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, Padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang /ain[526}. kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan."
As-Syu 'ara ayat 24 dan 109:
..
08)
/£
oj
1:
ァセZ[@ lZェ\MヲᄚIセャェ@
Y
セQ@
セI@
:J\i
Musa menjawab: "Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya (Itu/ah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai-Nya''.
"'
,セャ・_Iセ@
'1j
セ[ヲ@
0j
jl0-:
;fa
セヲャZェ@
25 Ah11rlin Nat::i.
dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu alas ajakan-ajakan itu; Upahku tidak lain hanya/ah dari Tuhan semesta a/am.
Al-Muthaffifin ayat 6:
セ@
:i.:11._::/t'
01'
:--,-u::=
;
J'.. V"i
Y'-1i
Y-(yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta a/am?
Al-Jsra ayat I 02
!£','<>if\ t_;j\fl
_r. , , 'セi@
J'i
Lセ@AGセ@
Y"-'l\
セi@
, ' セ@---:
-
-)'U
-セセ@
/ . セ@l>"
P"f
C£ifl:, - "
, セ@.,,_, ... J -::: ;:;. ,..
' -'I\;,,'.\\' '.\
b\'
0GGNセAMZNjッG@
セ@ セ@ Y" ,,;:,, ·:'- Gセ@ GセNヲBNG@ ? Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu ma/am dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami per/ihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
Thaha ayat 70
J . "" • J ,.. ..--:: J ,, ... LNセ@ ...
;;,
;3
OJP
ケセ@ G:.:1;!:;Ju
iセ@ ッセi@J,11..9
lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: "Kami tel ah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa".
2. Guru Pcndidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Sebelum penulis lebih jauh membahas pendidikan agama Islam, terlebih
dahulu dikemukakan arti pendidikan menurut bahasa Indonesia disebutkan bahwa
"Pendidikan adalah proses pengubahan Prilaku dan dan tingkah laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan".26
Sementara itu, dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003 Bab 1 Pasal I dinyatakan bahwa "Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara".27
Beberapa ahli pendidikan mendefinisikan pendidikan, sebagai berikut:
a). Menurut M. Arifin bahwa "pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadiannya serta kemampuan dasar anak didik, baik dalam pendidikan formal
maupun non fonnal."28
b ). Menurut Zuhairini bahwa "Pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam
masyarakat dan kebudayaan."29
c ). Branata SA, dkk "Pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung, untuk membantu
anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan."30
Berdasarkan pengertian pendidikan yang dikemukakan para ahli di atas dapat
disin1pulkar1 per1didikar1 adalah usaha sadar dari ora11g dewasa u11tuk i11e111ba11tu
atau membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak atau peserta didik secara
teratur dan sistematis ke arah kedewasaan.
Definisi pendidikan di atas sejalan dengan GBHN (Garis-garis basar haluan
Negara) dan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Menurut GBHN
(Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/1973) dikatakan bahwa: "Pendidikan pada
hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup".
Menurut ketentuan urn um, Bab I pasal I Undang-Undang Sistem Nasional Nomor
2 Tahun 1989, menjelaskan bahwa: "Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan
bagi peranannya di masa yang akan datang".
Dengan demikian dalam prakteknya usaha pendidikan atau usaha sadar untuk
membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak didik tersebut harus
dilakukan melalui bimbingan, pengajaran dan latihan atau pembiasaan dan
27 Undang-Undang RI No. 20· Tahun 2003 Tentang Sis/em Pendidikan Nasional,
(Jokjakarta: Media Wacana Press, 2003), cet. I, h. 50
28
M. Arifin, Hubungan Timbal Batik Pendidikan Agama, Lingkungan Seka/ah dan
Orang Tua Murid, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1990), h. 14
diarahkan dalam rangka mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta
didik ke tingkat kedewasaan dan ha! ini dilakukan di dalam atau di luar sekolah
dan berlangsung seumur hidup.31
Pengertian agama secara etimologi berasal dari bahasa sansekerta yaitu "a"
dan "gama". "a" berarti tidak, "gama" berarti kacau balau. Jadi "agama" artinya
tidak kacau balau. Sedangkan menurut terminologi agama adalah "Segenap
percayaan itu".32 Secara etimologi kata Islam berasal dari kata kerja "aslama
yuslimu" yang artinya menyerahkan diri, menyelamatkan diri, taat, patuh dan
tunduk.33 Adapun menurut istilah adalah "Agama merupakan ajaran-ajaran yang
menjadi tuntunan hidup bagi pengahutnya".34
Sebelum membahas Pendidikan Agama Islam perlu dijelaskan terlebih
dahulu pengertian Islam dalam istilah pendidikan agama Islam. Islam secara
bahasa berarti selamat, sejahrera, sentosa, bersih dan bebas dari cela atau dapat
diartikan pula sebagai Prilaku penyerahan diri, taat, patuh dan tunduk atau damai,
aman, tentram. Sedangkan Islam dalam pengertian yang lebih luas, Islam
berkenaan dengan masalah memberikan keseluruhanjiwa (raga) seseorang kepada
r
Tuhan.,
Sedangkan pengertian Islam dalam bukunya Hery Noer Aly adalah agama
yang diturunkan Allah kepada seluruh umat manusia melalui Rasul-Nya
Muhammad SAW. Agama 「オォ。ョャセィ@ pengetahuan, melainkan pemberitahuan dari
Allah yang disebut wahyu. Agama dengan demikian, merupakan sumber
pengetahuan yang bersumber padanya disebut pengetahuan keagamaan yang
sering disebut teologi.36
Menurut penjelasan Pasal 39, Bab IX, ayat 2 Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 1989, Pendidikan Agama diartikan sebagi
usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
31
M. Alisuf Sabri, I/mu Pendidikan ... , h. 5-6
32
S. Projokoro, Pengantar Agama Islam, (Yogyakarta: Sumbangsih Offset, 1981), h. 26
33
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam ... , h. 35 . 34
sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan
memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan
kerukunan antar umat bragama dalam masyarakat.
Berdasarkan pengertian umum Pendidikan Agama tersebut, Dirjen
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI, merumuskan
pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu: Usaha sadar untuk menyiapkan
siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan
tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.37
M. Arifin dalam bukunya Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum),
dikemukakan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah "Proses mengarahkan dan
membimbing manusia kea rah pendewasaan pribadi yang beriman dan berilmu
pengetahuan yang saling memperkokoh dalam perkembangan mencapai titik
optimal kemampuannya".38
Dalam undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal I menyatakan bahwa: "Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keAgamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara". 39
Menurut Ahmad D. Marimba. Pendidikan Agama Islam adalah "bimbingan
jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Agama Islam menUJU
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam".40
37
M. Alisuf Sabri, I/mu Pendidikan ... , h. 74
38M. Arifin,
Kapila Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1993),
h. 44
39
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
(Jokjakarta: Media Wacana Press, 2003), cet. I, h. 9
40 Al...--...1 n )..f __ ;_i._ n _______ , __ イセQ@ __ _r __ • n_
Tentang Sis/em Pendidikan Nasional,
Menurut Zakiah Darajat Pendidikan Agama Islam adalah "usaha berupa
bim bingan dan asuhan terhadap anak agar kelak setelah selesai pendidikannya
dapat memahami dan mengenalkan ajaran Islam serta menjadikannya sebagai
pandangan hidup (way of life)."41
Sedangkan dalam pengertian yang lebih spesifik seperti yang telah
dinyatakan didalam Kurikulum Berbasis Kompetensi bahwa Pendidikan Agama
Islam adalah Upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak
mulia dalam mengamalkan ajaran Agama Islam dsri sumber utamanya kitab suci
al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta
penggunaan pengalaman. Dibarengi tnntntan untuk menghormati penganut
Agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.42
Dari pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa pendidikan agama Islam
adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terncana yang diberikan kepada
peserta didik untuk menumbuhkan jasmani dan rohani secara optimal untuk
mencapai bentuk manusia yang berkualitas sesuai dengan ajaran Islam yaitu
manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. Dikatakan sebagai usaha sadar karena
pendidikan itu dilakukan secara sengaja dan mempunyai tujuan. Dengan terencana
dimaksudkan bahwa pendidikan tidak dapat dilakukan seadanya, tetapi harus
dengan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang teratur, evaluasi yang terukur
serta tingkatan yang membedakan peserta didik dalam kelompok yang berbeda
satu sama lain.
Dengan agama yang demikian itu diharapkan dapat mencapai tujuan
pendidikan Nasional yang bermaksud membentuk manusia Indonesia dengan
kualitas um um yang tidak hanya menguasai pengetahuan dan teknologi tetapi juga
kukuh dalam iman dan taqwa.
41
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet III, h. 86 42
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Agama
b. Dasar Pendidikan Agama Islam
1. Dasar-dasar Pendidikan Islam
Dasar atau pundamen dari suatu bangunan adalah bagian dari bangunan yang
menjadi sumber kekuatan dan keteguhan tetap berdirinya bangunan itu. Pada
suatu pohon dasar itu adalah akarnya. Fungsinya sama dengan pundamen untuk
mengeratkan berdirinya pohon. 43 Pelaksanaan pendidikan agama Islam secara
umum memiliki dasar cukup kuat, diantaranya dasar religius, dasar yuridis dan
dasar social psikologis.
1). Dasar Religius
Yang dimaksud dasar religius adalah yang bersumber dari ajaran agama
Islam yang temuat dalam al-Quran dan Hadits. Al-Quran adalah firman Allah
berupa wahyu yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
SAW yang berupa sumber ajaran Islam yang utama dan sebagai pedoman serta
sumber kebenaran dalam hidup. Dalam al-Quran terkandung ajaran yang
mencakup berbagai masalah, baik yang berhubungan dengan aqidah maupun
syari'ah.
Oleh karena itu al-Quran ュ・ャセャオゥ@ Easul-Nya sebagai petunjuk bagi manusia
dalam segala urusan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang
berbunyi:
:;; ,, ,., ,, J ;;i 0 .., 0 / "' ,, ,, J 0 ,, ;fl
0l
vWL:dl
0
セ@
::r-.lJ1
セZ_ji@
';<S)
r)l
セ@
セ@
<,.£4'
0T:,.AJ1 I.ii 0)
h.425
,, ,, ,. ,,,,
-
,,-
,, ,, ,., ,,.{YOセQイIGQ}@
1fif 1?,f
セ@
"Sesungguhnya al-Quran ini memberi petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mu 'min yang
menge1jakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar "
(Q.S.Al-Israa : 9)44
43
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam .. ., h. 38 44
Yang dimaksud dasar religius dalam ura1an ini adalah dasar-dasar yang
bersumber dari ajaran agama Islam Yang tertera dalam ayat al-Quran maupun
hadits. Menurut ajaran Islam, bahwa melaksanakan pendidikan agama adalah
merupakan perintah dari Tuhan dan merupakan ibadah kepada-Nya.
Adapun dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam terdapat dalam firman
Allah:
"Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu d engan cara yang hikmah
dan pelajaran yang baik .... "(Q.S. An-Nahl: 125)45.
Selain ayat-ayat tersebut, juga disebutkru1 dala111 l1adits antara lai-11:
( 0 Jl>..,)1 ol JJ) セi@
_,J
J.y-
IJ.'-4"Sampaikanlah ajaranku kepada orang lain, walaupun hanya
sedikit"(HR. Bukhori).46
"Setiap anak yang dilahirkan itu telah membawa fitrah beragama (perasaan percaya kepada Allah) maka kedua orang tuanfalah yang
menjadikan anak tersebut Yahudi, Nasrani ataupun Majusi." 4
Ayat-ayat dan hadits di atao- memberikan pengertian kepada kita bahwa
dalam ajaran Islam memang ada perintah untuk mendidik agama Islam, baik pada
keluarganya maupun kepada orang lain sesuai dengan kemampuannya (walaupun
hanya sedikit). 48
h.421
45
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur'an, A/-Quran dan Terje1nahnya .. ,
46
Imam Bukhori, Sohih Bukhari, Kitab Dakwah, Juz II, h. 1239, No. 3202 47
Imam Baihaqi, Sunan Baihaqi, Kitab, Adab, Juz Ill, h. 1324, No. 1632
2). Dasar Sosial Psikologis
Semua manusia di dalam hidupnya di dunia ini, selalu membutuhkan adanya
suatu pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam
jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Zat yang maha kuasa, tempat
mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan-Nya. Hal semacam
ini terjadi pada masyarakat yang masih primitif maupun pada masyarakat yang
sudah modern. Mereka akan merasa tentram dan tenang hatinya kalau mereka
dapat mendekat dan mengabdi kepada Dzat yang Maha Kuasa. Hal semacam ini
memang sesuai dengan firman Allah dalam surat ar-Ra'd ayat 28, yang berbunyi:
JJo J o ;;i o ,,.,,
(28/
..IP)1]
y
_#JI
0<
)27<lll
_?
..\;
Uf
, ,
"Ketahuilah, bahwa hanya dengan ingat kepada Allah, hati akan menjadi ten/ram ... " (QS.Ar-Ra'd: 28)49
Karena itu maka manusia akan selalu berusaha untuk mendekatkan diri
kepada Tuhan, hanya saja cara mereka mengabdi dan mendekatkan diri kepada
Tuhan itu berbeda-beda sesuai agama yang dianutnya. Itulah sebabnya, bagi
orang-orang muslim diperlukan adanya pendidikan agama Islam, agar dapat
mengerahkan fitrah mereka tersebut ke arah yang benar, sehingga mereka akan
dapat mengabdi dan beribadah sesuai dengan ajaran Islam. Tanpa adanya
pendidikan agama dari satu generasi berikutnya, maka orang akan emakin jauh
dari agama yang benar.
so
3). Dasar Yuridis/Hukum
Dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama yang berasal dari peraturan
perundang-undangan yang secara langsung ataupun secara tidak langsung dapat
dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah-sekolah
ataupun di lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia. Adapun dasar dari
49
Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur'an, Al-Quran dan Terjemahnya .. ,
segi yuridis formal tersebut ada tiga macam, yakni dasar ideal, dasar
struktural/konstitusional dan dasar operasional.
Sedangkan yang dimaksud dasar ideal yaitu dasar falsafah Negara pancasila,
dimana sila pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, ini mengandung
pengertian, bahwa seluruh bangsa Indonesia harus percaya kepada Tuhan Yang
Maha Esa atau tegasnya harus beragama. Untuk merealisasi ha! tersebut, maka
diperlukan adanya pendidikan agama kepada anak-anak, karena tanpa adanya
pendidikan agama, akan sulit mewujudkan sila pertama tersebut.
Dengan demikian pancasila merupakan tiang penegak untuk dilaksanakannya
pendidikan agama, karena untuk mewujudkan dan mengamalkan sila pertama
tersebut perlu usaha-usaha melalui pendidikan.
Sedangkan dasar konstitusional adalah Undang-Undang 1945 dalam bab XI
pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi:
I. Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
Sedangkan yang dimaksud dasar operasional adalah dasar yang secara
langsung mengatur pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-sekolah di
Indonesia. 51
2. Prinsip-prinsip Pendidikan Agama Islam
Suatu sistem pendidikan yang disusun berdasarkan nilai-nilai al-Qnran
merupakan suatu system transformasi nilai-nilai al-Quran itu sendiri dengan
jaminan pasti bahwa karakter umat Islam pasti akan terperihara integritas dan
kelurusannya.
Selama ini ada perbedaan prinsip antara pendidikan Islam dengan pendidikan
lainnya, yang justru telah membawa konsekuensi lebih jauh, baik yang
system evaluasi dan lain-lain. Ironisnya, karena knrang diketahui secara persis
beberapa prinsip yang membedakan baik secara makro maupun mikro, maka
secara tidak sadar justru kita sering mengadopsi konsep pendidikan Barat,
sehingga out put yang dihasilkannya secara formal muslim, tetapi karakter mereka
bukan karena banyak di antaranya yang terdidik dan terperangkap pada pola barat,
artinya apa yang datang dari Barat diterima "tanpa seleksi", suatu gejala yang
lazim disebut sebagai gejala snobisme (sikap dan gaya hidup suka meniru-niru). 52
Prinsip-prinsip dasar pendidikan Islam secara makro tersebut adalah sebagai
berikut:
a). Prinsip Tauhid
Pendekatan tauhid tidak asing bagi setiap pemeluk Islam. Sebagai istilah
teknis yang diciptakan oleh para mutakallimin, kata tauhid dimaksudkan sebagai
faham "me-Maha Esa-kan Tuhan", secara lebih sederhana, faham "Ketuhanan
Yang Maha Esa" atau monotheisme menurut persepsi Islam.
Surah Al-Ikhlas:
Katakan!ah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pu/a diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang
setara dengan Dia. 11
Prinsip tauhid merupakan prinsip dalam pendidikan Islam dan setiap sesuatu
yang disebut islami. Bahkan prinsip ini yang telah ikut mewamai dan memberikan
inspirasi munculnya prinsip-prinsip pendidikan Islam lain seperti prinsip bahwa
Allah adalah Allah, dia tunggal secara mutlak, transcendent secara mutlak dan
secara metafisis maupun aksiologis tertinggi.
Allah adalah pencipta semua wujud yang lahir dan batin, dan Dia telah
menciptakan manusia sebagai puncak ciptaan untuk diangkat menjadi wakil-Nya
di bumi. Karena itu manusia hams berbuat sesuatu yang dapat dipertanggung
pengadilan akhirat. Prinsip ini akan melahirkan tata. nilai berdasarkan ke-Tuhanan
Yang Maha Esa, yakni tata nilai yang dijiwai oleh kesadaran bahwa hidupm itu
berasal dari-Nya dan menuju kepada-Nya. Tuhan adalah asal dan tujuan hidup
manusia, bahkan seluruh makhluk-Nya. Maka setiap bentuk pengaturan hidup
setiap manusia yang melahirkan kekuasaan mutlak adalah bertentangan dengan
prinsip tauhid ke-Tuhanan Yang Maha Esa atau monotheisme.
b ). Prinsip Intcgrasi
Suatu prinsip integrasi yang seharusnya dianut bahwa dunia merupakan
jembatan memtjn kampung akhirat. Karena itu mempersiapkan manusia secara
utuh merupakan ha! yang tidak dapat dielakkan, agar masa kehidupan duniawi
benar-benar bermanfaat sebagai bekal kehidupan akhirat. Persiapan-persiapan itu
merupakan kehidupan yang layak. berlaku terdidik yang nikmat Tuhan apapun
yang didapatnya di dalam kehidupan harus diabdikan untuk mencari
kelayakan-kelayakan yang tentunya dengan mematuhi kemauan Tuhan. Di sinilah letak
pentingnya kedewasaan diri secara utuh, sehingga dapat mengendalika1111ya agar
setiap perilaku yang sesuai dengan keinginan Tuhan untuk mensejahterakan
hidupnya sendiri, sesama manusia dan lingkungannya. Dalam surah al-Qashash,
Allah berfirman:
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) kampung akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagianmu dari kenikmatan dunia" (QS. Al-Qashash: 77).53
Ayat tersebut menunjukkan kepada prinsip integrasi, di mana diri dan segala
yang ada padanya harus dikembangkan pada satn muara, yakni kebajikan dalam
rangka pengabdian kepada Tuhan. Keselamatan hanya dapat dicapai dengan
men um buhkan diri sesuai dengan fitrah yang baik. Sebaliknya, kegagalan akan
-
····---'
dialami jika fitrahnya diselewengkan kearah yang negative, sebagaimana finnan
Allah:
,... ;;i ,..o,... ,... o J o!" .., o
:.u:,
c9>
c.lS'j::;.
i::fai
:.u
cs>
u.1JZ:,
オNェセ@
キセ@
<7>
u.1r
セZL@
セZL@
,
{QPMWOセQ}@
」N」セ@
::_;. yb:.
"Demi diri dan Tuhan yang telah menyempurnakannya, lalu Dia ilhamkan jalan durhaka dan jalan takwanya maka keselamatan siapa yang
mensucikannya dan gagallah siapa yang mengotorinya" (QS. As-Syam:
7-10).54
c). Prinsip Kescimbangan
Prinsip keseimbangan merupakan kemestian, hingga dalam pengembangan
dan pembinaan manusia tidak muncul kepincangan dan kesenjangan.
Pertama-tama adalah keseimbangan antara material dan spiritual, unsur jasmani dan rohani.
Pada banyak ayat dalam al-Quran Allah menyebutkan iman dan amal secara
bersamaan. Iman adalah unsur yang berkait dengan ha! yang spiritual, sementara
amal atau karya adalah yang berkaitan dengan yang material. "Demi masa,
sesungguhnya manusia dalam kerugian kecuali mereka yang beriman dan
beramal salih" (QS. Al-Asra:l-3). Namun, tidak kurang dari 67 ayat yang
menyebutkan iman dan amal soleh secara beriringan yang secara implicit
menggambarkan suatu kesatuan yang tak terpisah.
{YTOLlLOセQQ}@
"Siapa yang beramal berupa kmya yang salih sedangkan la beriman,
maka usahanya tidak akan sia-sia, dan kami mencatat kesemuanya" (QS.
Al-Anbiya: 94).55
Selain itu, betapapun manusia telah sampai pada tingkat pengalaman spiritual
yang tinggi, puncak dan berada dj hadirat Tuhan, namun unsur material harus
tetap terpelihara, karena Allah tetap mengingatkan akan ha! itu.
54
Yayasan Penye