• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan metode tanya jawab dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS Kelas IV di MI Unwanul Huda Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan metode tanya jawab dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS Kelas IV di MI Unwanul Huda Jakarta Selatan"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh

Z. MUTTAQIN

NIM 18090183000048

PROGRAM STUDI PGMI DUAL MODE SISTEM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Z. MUTTAQIN (NIM: 18090183000048) Penggunaan Metode Tanya Jawab dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran IPS Kelas IV di MI Unwanul Huda Jakarta Selatan

Penelitian ini berdasarkan permasalahan: Apakah penggunaan metode tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Unwanul Huda?

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengungkapkan penggunaan metode tanya jawab dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS di MI Unwanul Huda kelas IV. 2. mengetahui seberapa jauh keberhasilan pembelajaran IPS setelah diterapkannya metode tanya jawab pada siswa kelas IV MI Unwanul Huda

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, kegiatan, pengamatan, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah kelas IV MI Unwanul Huda. Data yang diperoleh berupa Pre Test dan Post Test.

Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 81 dengan dengan N-Gain 0,59 (kategori sedang) pada siklus II lebih besar dari hasil siklus I dengan N-Gain 0,48.

(7)

Alhamdulillah puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmatNya yang telah memberikan kepada hambaNya yang tidak terhingga. Sholawat serta salam semoga selalu

dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shollallohu „Alaihi Wasallam beserta para sahabat dan umatnya hingga akhir zaman.

Penulis merasa bersukur kepada Allah dengan izinNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “Penggunaan Metode Tanya Jawab dalam meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada pelajaran IPS kelas IV di MI Unwanul Huda Jakarta Selatan”. Ini merupakan salah satu syarat yanh harus dipenuhi untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana pendidikan Dual Mode System Strata I Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

“Syarif Hidayatullah” Jakarta. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini berguna, terutama

pada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Penulis menyadari tanpa bantuan dan semangat yang diberikan dari pihak lain baik moril atau pun materil penulisan skripsi ini sulit untuk diselesaikan. Oleh karena itu penulis ucapakan terima kasih dan penghargaan yang besar kepada:

1. Dra. Nurlena Rifai, MA Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitan Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Rusydi Zakaria, M.Ed, M.Phil selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta; 3. Dr. Fauzan, MA selaku Ketua Program Studi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, beserta stafnya yang telah memberikan rekomendasi kepada penulis untuk melaksanakan penelitian;

4. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Pembimbing yang telah mengoreksi skripsi ini dengan tekun;

5. Sopyan Ahmad, S.Pdi selaku Kepala Sekolah MI Unwanul Huda yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah;

6. Ayahanda dan bunda tercinta yang selalu mendoakan penulis;

(8)

mengurangi rasa hormat penulis kepad mereka semua yang telah banyak membantu baik moril maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis hanya bisa berharap dan berdoa semoga Allah SWT memberikan balasa yang baik kepada mereka semua atas segala bantuannya selama ini. Amin!

Jakarta, 2 Desember 2014 Penulis,

(9)

Z. MUTTAQIN (NIM: 18090183000048) Penggunaan Metode Tanya Jawab dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran IPS Kelas IV di MI Unwanul Huda Jakarta Selatan

Penelitian ini berdasarkan permasalahan: Apakah penggunaan metode tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Unwanul Huda?

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengungkapkan penggunaan metode tanya jawab dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS di MI Unwanul Huda kelas IV. 2. mengetahui seberapa jauh keberhasilan pembelajaran IPS setelah diterapkannya metode tanya jawab pada siswa kelas IV MI Unwanul Huda

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, kegiatan, pengamatan, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah kelas IV MI Unwanul Huda. Data yang diperoleh berupa Pre Test dan Post Test.

Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 81 dengan dengan N-Gain 0,59 (kategori sedang) pada siklus II lebih besar dari hasil siklus I dengan N-Gain 0,48.

(10)

Halaman

PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR BAGAN... v

DAFTAR LAMPIRAN... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 3

C. Pembatasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah... 4

E. Tujuan Penelitian... 4

F. Manfaat Penelitian... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar... 6

B. Metode Tanya Jawab... 15

C. Penelitian yang Relevan... 20

D. Kerangka Berpikir... 21

E. Hipotesis Penelitian... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian... 23

B. Metode dan Desain Penelitian... 23

C. Subyek Penelitian... 27

D. Peran dan Posisi Peneliti... 27

(11)

H. Instrumen Penelitian... 29

I. Tehnik Pemeriksaan Keterpercayaan... 31

J. Tehnik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis... 32

K. Tindak Lanjut... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Unwanul Huda... 33

B. Deskripsi Data... 37

C. Pembahasan... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 49

B. Saran... 49

DAFTAR PUSTAKA... 50

(12)
[image:12.595.83.527.105.568.2]

TABEL 1 Keadaan Guru...35

TABEL 2 Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2013-2014...36

TABEL 3 Sarana/Ruang Penunjang...37

TABEL 4 Prasarana...37

TABEL 5 Aktivitas Siswa Siklus I...39

TABEL 6 Hasil Belajar Siklus I...40

TABEL 7 Aktivitas Siswa siklus II...44

TABEL 8 Hasil Belajar Siklus II...45

(13)
(14)

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswin Zain. 2010, Strategi Belajar Mengajar, (jakarta: Rineka Cipta)

Rozak, Abd, Fauzan dan Ali Nurdin. 2010, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, (Jakarta: UIN FITK Press)

Ibrahim, R dan Nana Syaodih. 2010, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta) Nugroho, M Noviadi, Modul Kajian Pembelajaran IPS

WS, Indrawan, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jombang: Lintas Media)

Kunandar. 2007, Guru Propesional Implementasi Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo)

Daryanto. 2013, Strategi dan Tahapan Mengajar, (Bandung: YRAMADA WIDYA) Ahmadi, Abu dan Joko Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia) Sanjaya, Wina. 2010, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana)

Arifin, Zainal. 2011, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)

Purwanto, Ngalim. 2006, Prinsip-Prinsip dan Tehnik Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya)

Yamin, Martinis. 2009, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press)

NK, Roestiyah. 2012, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta)

Ghofur, Abdul dan Djemari Mardapi. 2003, Pedoman Umum Pengembangan Penilaian, (Departemen Pendidikan Nasional)

Abdurahman Mulyono, Pendidikan Bagi Anak yang Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Renika Cipta. 1999

Arikunto Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. 2010

Usman Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2010 Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Dwitagama Dedi dan Kusuma Wijaya, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta PT Indeks. 2009

Sayuti Wahdi dan Zurinal, Ilmu Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada. 2006

(15)

Skripsi yang berjudul ͞Penggunaan Metode Tanya Jawab dalam Meningkatkan hasil Belajar Siswa pada Pelajaran IPS kelas IV di MI Unwanul Huda Jakarta Selatan͟ diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada tanggal, 15 Desember 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S. Pd.) dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

Jakarta, 15 Desember 2014

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua sidang (Ka Prodi PGMI) Tanggal Tanda Tangan

Dr. Fauzan, MA .

NIP. 197611072007011013 ... ...

Sekretaris

Asep Ediana Latif, M.Pd .

NIP. 19810623200912100 ... ...

Penguji I

Dr. Fauzan, MA . ... ... NIP.197611072007011013

Penguji II

Dr. M. Arif, M.Pd .

NIP. 1970060619970210 ... ...

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(16)

BAB I

A.

Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa “ pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1

Bahkan di dalam undang-undang yang sama yaitu pada bab II pasal 3 disebutkan lebih rinci lagi tentang dasar, fungsi dan tujuannya yaitu: “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2

Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis dan melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga yang cinta damai.

Agar terwujud harapan di atas tadi perlu adanya penanaman pemahaman tentang materi pelajaran sejak sedini mungkin dan peningkatan pembelajaran, karena usia dini lebih mudah untuk dididik disebabkan belum adanya banyak faktor luar yang mempengaruhi pola pikirnya.

Usaha meningkatkan keberhasilan pembelajaran, merupakan tantangan yang selalu dihadapi oleh setiap guru. Banyak usaha yang telah dilakukan, banyak pula

1

Abd. Rozak, Fauzan, dan Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang & Peraturan bidang Pendidikan

(Jakarta: FITK Press, 2010), h. 4

2

(17)

keberhasilan yang telah dicapai, meskipun disadari bahwa apa yang telah dicapai belum sepenuhnya memberikan kepuasan sehingga menuntut renungan, pemikiran dan kerja keras untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Menganalisa usaha meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran, pada intinya tertumpu pada suatu persoalan, yaitu bagaimana guru memberikan pembelajaran yang memungkinkan bagi siswa terjadi proses belajar yang efektif atau dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan.

Untuk melaksanakan proses pembelajaran suatu materi pembelajaran perlu dipikirkan media dan metode pembelajaran yang tepat. Efektifitas penggunaan media dan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran dengan beberapa faktor, yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber atau fasilitas, situasi kondisi dan waktu. Berkaitan dengan hal yang dimaksud di atas, penulis menyadari kurangnya tingkat pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran yang diharapkan pada saat kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan penulis di MI Unwanul Huda Jakarta kelas IV pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang materi Aktivitas dan Potensi Ekonomi Daerah. Hal ini terlihat dari ketercapaian nilai ideal hanya 16 orang dari 30 siswa yang diajarkan. Secara khusus ditemukan beberapa masalah yang menyebabkan hal ini terjadi yaitu siswa lebih banyak pasif dan tidak aktif, serta kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran yang diajarkan hal ini yang penulis anggap sebagai salah satu penyebab kuarangnya nilai yang diharapkan.

Rendahnya partisipasi siswa dalam pembelajaran terlihat ketika pelajaran berlangsung seperti berisik, melakukan kegiatan lain diluar agenda pelajaran seperti mencoret-coret kertas begitu pula disaat diajukan kesempatan bertanya mereka hanya diam. Dari cara belajar seperti ini karenanya berimbas pada mutu nilai yang rendah sebab apa yang disampaikan dalam pelajaran tidak diterima dengan baik.

(18)

membosankan, sulit menyimpulkan apakah siswa tertarik dan mengerti ceramah yang disampaikan dan menyebabkan siswa menjadi pasif. Karenanya penulis ingin mencoba dengan cara metode tanya jawab dengan beberapa pertimbangan yaitu: pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya, merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir termasuk daya ingatan dan mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Syaiful Bahri Djamarah tentang kelebihan dari metode tanya jawab tersebut.3

Berdasarkan hal tersebut penulis bermaksud untuk meneliti “Penggunaan metode tanya jawab dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS kelas IV di MI Unwanul Huda Jakarta Selatan”.

B.

Identifikasi Masalah

Dalam mengidentifikasi masalah dari prasiklus pada proses pembelajaran, penulis menemukan masalah dari pembelajaran yang dilaksanakan yang berdampak pada kurangnya tingkat pencapaian nilai dalam proses belajar siswa. Masalah-masalah yang timbul yaitu:

1. Metode pengajaran masih mengandalkan ceramah sementara siswa hanya menjadi pendengar pasif

2. Kurang serius dalam menangkap pelajaran terlihat dari sikap yang ditunjukan siswa seperti bercanda saat pelajaran dijelaskan.

3. Kurang rasa ingin tahu siswa yang terlihat dari sikapnya yang tidak mau bertanya bila diberi kesempatan bertanya

4. Masih banyaknya siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM.

5. Kurangnya percaya diri bila diberi tugas maju ke depan karena kurang terbiasa belajar secara aktif.

3 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,

(19)

C.

Pembatasan Masalah.

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasikan di atas, maka tidak semua permasalahan dapat diteliti dalam waktu yang bersamaan. Untuk keperluan praktis karena keterbatasan peneliti dalam hal dana, tenaga, dan waktu, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini difokuskan pada masalah: Rendahnya nilai yang diperoleh siswa yaitu dari 30 siswa yang memperoleh nilai ideal di atas KKM 70 hanya berjumlah 16 orang.

D.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah metode tanya jawab yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Unwanul Huda Jakarta Selatan.

E.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana metode tanya jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS di MI Unwanul Huda Jakarta Selatan.

F.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
(20)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa: dengan metode tanya jawab diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dengan metode tanya jawab siswa lebih aktif b. Bagi guru: dengan menggunakan metode tanya jawab diharapkan guru

dapat memperbaiki proses pembelajaran dan mengaktifkan siswa

c. Bagi sekolah: sebagai sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah dalam perbaikan proses dan hasil belajar siswa, perubahan menyeluruh, serta kondusifnyaiklim pendidikan di sekolah

(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.

Hasil Belajar

1. Pengertian belajar

Belajar adalah “proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputu segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses, dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru. Jadi, hakikat belajar adalah perubahan”.4

Menurut Gestalt dalam “R. Ibrahim dan Nana Syaodih” belajar merupakan upaya mencari dan menemukan Pragnanz (teratur, seimbang atau harmonis) dari suatu yang dipelajari5

Menurut R. Ibrahim dan Nana Syaodih dalam Perencanaan Pengajaran:

“belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, sedang mengajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru sangat mempengaruhi kegiatan siswa. Apabila guru mengajar dengan pendekatan yang bersifat menyajikan atau ekspositori, maka para siswa akan belajar dengan cara menerima, dan apabila guru mengajar dengan pendekatan yang lebih mengaktifkan siswa, seperti pendekatan diskaveri/inkuiri, maka para siswa akan belajar dengan cara yang aktif pula”.6

Menurut Gagne dalam „R. Ibrahim danNana Syaodih” ia membedakan macam-macam belajar dari keterampilan intelektual yang terkandung di dalamnya. Ia mengemukakan delapan tipe keterampilan intelektual dalam belajar. Kedelapan tipe ini menunjukkan suatu hierarki kecakapan atau keterampilan dari yangpaling rendah atau sederhana sampai dengan yang paling tinggi atau kompleks dalam belajar, yaitu: 1) belajar tanda-tanda atau signal learning, 2) belajar hubungan stimulus-respons atau stimulus response learning, 3) belajar menguasai rangkaian hal, atau chaining learning, 4) belajar hubungan verbal atau verbal association learning, 5) belajar membedakan atau discrimination learning, 6) belajar konse-konsep

4

Syaipul Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta:Rineka Cipta,2010), h. 10

5 R. Ibrahim dan Nana Syaodih

, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 21

6

(22)

atau concept learning, 7) belajar aturan atau hukum-hukum atau rule learning, dan 8) belajar memecahkan masalah atau problem solving learning.7

Menurut M. Noviadi Nugroho dalam Modul Kajian Pembelajaran IPS mengungkapkan beberapa pendapat ahli tentang definisi belajar yaitu:

” 1) Witting belajar adalah perubahan yang relatif menetap terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman 2) Hilgard dan Brower dalam Oemar Hamalik adalah perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman 3) Morgan dan Ngalim Purwanto, belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman 4) Abdul Rachman Shaleh proses pembelajaran adalah interaksi yang bernilai positif antara siswa dan pendidik yang bertujuan adanya perubahan ke arah peningkatan kemampuan siswa 5) Dengeng, pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara inplisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan, serta didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada, kegiatan ini merupakan inti dari perencanaan pembelajaran 6) Uno, pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa”.8

Menurut Muhibbin Syah “Belajar adalah kegiatan yang berperoses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan”.9

Menurut Moh. User Usman mengatakan “Belajar diartikan sebagai proses

perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya”.10

2. Pengertian Hasil Belajar

Pembelajaran sesuai kurikulum yang berlaku bahwa “proses pembelajaran dinyatakan berhasil bila apabila tujuan instruksionalnya dinyatakan berhasil.

7

Ibid, h. 35

8

M. Noviadi Nugroho, Modul Kajian Pembelajaran IPS.

9

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 104

10

(23)

Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya perlu diadakan tes formatif setiap selesai pembahasan terhadap siswa”.11

Menurut Indrawan WS dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia belajar adalah “menuntut ilmu (kepandaian), melatih diri, berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”.12

Menurut Kunandar hasil belajar yakni”kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar, hasil belajar bisa membentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap”.13

Pengertian hasil belajar menurut Dimyati dan Mujiono adalah, “hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi peserta didik dan dari sisi guru. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar”.14

Menurut Mulyono Abdurahman mengatakan bahwa”Hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”.15

3. Faktor pendorong hasil belajar.

a. Tujuan

Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pengajaran.

Sedikit banyaknya perumusan tujuan akan mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru, dan secara langsung guru mempengaruhi kegiatan belajar anak didik. Guru dengan sengaja menciptakan lingkungan belajar guna mencapai tujuan. Jika kegiatan belajar anak didik bertentangan dan kegiatan

11

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), h. 105.

12

Indrawan WS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Jombang: Lintas Media)

13

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Persiapan Menghadapai Sertifikasi Guru (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 229

14I dra Mu awar.”

Hasil Belajar” artikel diakses pada Jumat 7 Oktober 2014 dari http:indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil belajar-pengertian dan definisi.

15 Mulyono Abdurahman,

(24)

mengajar guru bertentangan, dengan sendirinya tujuan pengajaran pun gagal untuk dicapai.

b. Guru

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang berpengalaman dalam menjadi orang yang cerdas.

Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan latar belakang kehidupan sebelum mereka menjadi guru. Kepribadian guru diakui sebagai aspek yang tidak bisa dikesampingkan dari kerangka keberhasilan belajar mengajar untuk mengantarkan anak didik menjadi orang yang berilmu pengetahuan dan berkepribadian. Dari kepribadian itulah mempengaruhi pola kepemimpinan yang guru perlihatkan ketika melaksanakan tugas mengajar di kelas.

c. Anak Didik

Anak didik adalah orang yang sengaja datang ke sekolah. Orang tuanya yang memasukkannya untuk dididik agar menjadi orang yang berilmu. Keercayaan orang tua diterima oleh guru dengan kesadaran maka jadilah guru sebagai pengemban tanggung jawab yang diserahkan itu.

d. Kegiatan Pengajaran

Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan anak didiknya dengan bahan sebagai perantaranya. Guru yang mengajar dan anak didik sebaliknya. Maka guru menciptakan lingkungan belajar sedangkan anak didik adalah objek yang digiring ke dalam lingkungan belajar yang telah diciptakan oleh guru. Gaya mengajar guru berubah mempengaruhi gaya belajar anak didik. Tetapi di sini gaya mengajar guru lebih dominan mempengaruhi gaya belajar anak didik.

e. Bahan dan Alat Evaluasi

(25)

Bila tiba masa ulangan, semua bahan yang telah diprogramkan dan harus selesai dalam jangka waktu tertentu dijadikan sebagai bahan untuk pembuatan item-item soal evaluasi. Gurulah yang membuat dengan perencanaan yang sistematis dan dengan penggunaan alat evaluasi. Alat-alat evaluasi yang umumnya digunakan tidak hanya benar-salah dan pilihan ganda, tapi juga menjodohkan, melengkapi, dan essay.

f. Suasana Evaluasi

Selain faktor-faktor di atas suasana evaluasi juga menjadi faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Teknik sistem silang adalah cara untuk mendapatkan hasil yang objektif.

Karena sikap mental anak didik belum semuanya siap untuk berlaku jujur, maka dihadirkanlah satu atau dua orang pengawas atau guru yang ditugaskan untuk mengawasinya. Selama pelaksanaan evaluasi, selama itu juga seorang pengawas mengamati semua sikap, gerak-gerik yang dilakukan anak didik. Pengawasan yang dilakukan itu hanya duduk berlama-lama di kursi, tetapi dapat berjalan dari muka ke belakang sewaktu-waktu, sesuai keadaan.

4. Pengukuran Hasil Belajar

Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal-hal sebagai berikut:

a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus(TIK) telah dicapai oleh siswa baik individual atau kelompok. 5. Penilaian Keberhasilan

Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian sebagai berikut:

a. Tes Formatif

(26)

terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.

b. Tes Subsumatif

Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rafor.

c. Tes Sumatif

Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu priode belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat atau sebagai ukuran mutu sekolah.

d. Metode penilaian

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tanggal 11 Juni 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik.

(27)

Macam-macam bentuk tes16 a. Tes

Bentuk tes yang digunakan di sekolah dapat dikatagorikan menjadi dua, yaitu tes objektif dan non objektif. Ada beberapa bentuk soal yang digunakan dalam sitem penilaian berbasis kompetensi dasar, seperti:

1. Pilihan ganda: bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran dan bisa dikoreksi dengan komputer. Namun membuat soal yang berkualitas baik sangat sulit dan peluang kerja sama peserta sangat besar sehingga memnuntut pengawas lebih teliti dalam pengawasannya.

2. Uraian objektif : bentuk ini sangat cocok untuk mata pelajaran yang batasannya jelas seperti Matematika dan IPA

3. Uraian bebas : bentuk ini cocok untuk bidang studi ilmu-ilmu sosial 4. Isian singkat : bentuk ini cocok digunakan untuk mengetahui tingkat

pemahaman dan pengetahuan peserta didik.

5. Menjodohkan : bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman peserta didik tentang fakta dan konsef.

6. Performans : bentuk ini cocok untuk mengukur kemampuan seseorang dalam melakukan tugas tertentu, seperti praktek di laboratorium.

7. Portofolio : bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja peserta didik, dengan menilai karya-karya, atau tugas-tugas yang dilakukan peserta didik.

b. Observasi

Observasi adalah suatu teknik penilaian hasil belajar dengan jalan observasi hasil belajar peserta didik. Teknik penilaian observasi sangat baik dari segi validitas data, namun sulit dilakukan apabila jumlah peserta didiknya banyak. Tujuan observasi adalah untuk merekam atau mengumpulkan informasi gejala-gejala, baik yang berupa fakta maupun perlakuan dalam situasi yang sesungguhnya. Dilihat dari kerangka kerjanya, obervasi dibedakan menjadi 2, yakni:

1. Observasi berstruktur

16 Abdul Ghofur, Djemari Mardapi,

(28)

Semua aktivitas petugas observasi telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor-faktor yang telah diatur kategorisasinya.

2. Observasi tak berstruktur

Semua aktivitas petugas obervasi hanya dibatasi oleh tujuan observasi itu sendiri. Bila dilihat dari pelaksanaannya, observasi dapat ditempuh melalui 3 cara :

1. Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diukur atau diselidiki

2. Obervasi tidak langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui perantara, baik mengenai teknik penilaian maupun alat ukurnya.

3. Observasi partisipan, yaitu, observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.

Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan atau di luar kegiatan pembelajaran atau tes kinerja.

c. Penugasan

Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan atau proyek. Penilaian melalui penugasan dilakukan terhadap suatu tugas atau penyelidikan yang dilakukan siswa secara individual atau kelompok untuk periode tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data. Teknik penilaian penugasan dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan siswa dalam bidang tertentu, mengetahui kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan itu dalam penyelidikan tertentu, dan mengetahui kemampuan siswa dalam menginformasikan subjek tertentu secara jelas.

6. Tingkat Keberhasilan

Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapai adalah sampai di tingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut:

(29)

itu dapat dilakukan siswa

b. Baik Sekali/optimal: Apabila sebagaian besar (76% s.d 99%) bahan Pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa

c. Baik/minimal: Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d 75 % saja dikuasai oleh siswa.

d. Kurang: Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.17

e. Program Perbaikan

Taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai upaya. Salah satunya adalah sehubungan dengan kelangsungan proses belajar belajar itu sendiri yang antara lain adalah: Apakah proses belajar mengajar berikut pokok bahasan baru, mengulang seluruh pokok bahasan yang baru saja diajarkan, atau mengulang sebagaian pokok bahasan yang baru saja diajarkan, atau bagaimana?

Jawaban terhadap pertanyaan tersebut hendaknya didasarkan pada taraf atau tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang baru saja dilaksanakan.

a. Apabila 75% dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar atau mencapai taraf keberhasilan minimal, optimal, atau bahkan maksimal, maka proses belajar mengajar berikutnya dapat membahas pokok bahasan yang baru.

b. Apabila 75% atau lebih dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (di bawah taraf minimal), maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya bersifat perbaikan.

Pengukuran tentang taraf atau tingkatan keberhasilan proses belajar mengajar ini ternyata berperan penting. Karena itu pengukurannya harus betul-betul syahih (valid), andal (reliabel), dan lugas (objektive). Hal ini mungkin tercapai bila alat ukuranya disusun berdasarkan kaidah, aturan, hukum atau ketentuan penyusunan butir tes.

Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

17 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,

(30)

1. Mengulang pokok bahasan seluruhnya.

2. Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai.

3. Memecahkan masalah atau menyelesaikan masalah-masalah bersama-sama.

4. Memberikan tugas-tugas khusus.

B.

Metode Tanya Jawab.

1. Pengertian Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyampaian suatu pelajaran melalui interaksi dua arah dari guru kepada siswa atau dari siswa kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau siswa. Dalam metode tanya jawab, guru dan siswa sama-sama aktif. Siswa dituntut untuk aktif agar mereka tidak tergantung pada keaktifan guru.18

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam Strategi Belajar Mengajar tanya jawab adalah “cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama oleh guru kepada siswa dan sebaliknya”.19

Menurut Daryanto dalam Strategi dan Tahapan Mengajar metode tanya jawab “adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari penyaji kepada peserta, tetapi dapat pula dari peserta kepada penyaji”.20

Menurut R. Ibrahim dan Nana Syaodih dalam Perencanaan Pengajaran Metode Tanya Jawab adalah “metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru menjawab”.21

Menurut Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya dalam Straregi Belajar Mengajar metode tanya jawab adalah “suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran di

18

M. Noviadi Nugroho, Modul Strategi Pembelajaran UIN.

19

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 94

20 Daryanto

, Strategi dan Tahapan Mengajar (Bandung: YRAMA WIDYA, 2013), h. 6

21

(31)

mana guru bertanya sedangkan murid-murid menjawab tentang bahan materi yang ingin diperolehnya”.22

2. Karakteristik Metode Tanya Jawab

Di dalam pembuatan RPP memuat banyak karakter yang diharapkan tercipta di dalam proses pembelajaran berlangsung diantaranya rasa ingin tahu, disiplin, jujur, perhatian, tekun, ketelitian, dan lain-lain.

Karakteristik atau ciri khas yang dimiliki metode tanya jawab adalah menumbuhkan rasa ingin tahu siswa di mana siswa akan berusaha mencari jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepadanya dengan menyimak soal atau melihat soal yang diajukan. Dari kesemuanya itu menimbulkan sifat atau karakter yang disebutkan di atas.

3. Kelebihan dan kekurangannya a.Kelebihan metode tanya jawab

1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.

2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatannya.

3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.

b. Kekurangan metode tanya jawab 1) Siswa merasa takut

2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan kemampuan siswa

3) Waktu banyak terbuang apabila siswa tidak dapat menjawab 4) Tidak cukup waktu bila siswa terlalu banyak

4. Langkah-langkah Pembelajaran23 a. Persiapan

Berikut ini hal yang harus dipersiapkan dalam tanya jawab.

1) Adanya pertanyaan yang berorientasi pada tujian yang direncanakan.

22 Abu Ahmadi dan Joko Prasetya,

Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 56

23

(32)

2) Kesiapan pengajar dalam menguasai materi (sehubungan dengan lingkup pertanyaan).

3) Pengajar memikirkan makna dan fungsi dari setiap pertanyaan yang akan diajukan.

4) Pertanyaan yang diajukan sesuai dengan tahap pengajaran. b. Susunan pertanyaan

1) Berhubungan dengan materi yang akan dibahas 2) Berisi satu pokok pikiran.

3) Sesuai dengan tarap berfikir siswa.

4) Hindarkan pertanyaan dengan jawaban ya/tidak.

c. Tehnik Mengajukan Pertanyaan 1) Ajukan pertanyaan ke seluruh siswa. 2) Berikan kesempatan sesaat untuk berpikir. 3) Tunjuk salah satu siswa untuk menjawabnya. 4) Berikan ketegasan terhadap jawaban siswa. d. Jawaban Salah

1) Menghargai siswa atas peran sertanya. 2) Mengoreksi jawaban yang salah. 3) Meminta siswa lain untuk menjawab.

4) Mengimformasikan bahwa materi tersebut bila perlu akan dijelaskan lagi pada kesempatan lain.

5) Tidak mengkritik siswa. e. Tidak Ada Jawaban

1) Mengulang pertanyaan dengan kalimat lain yang lebih sederhana.

2) Menggunakan peragaan/visualisasi untuk memperjelas pertanyaan, kemudian mengulangi pertanyaan.

3) Menerangkan kembali materi pelajaran.

(33)

f. Penilaian Tanya Jawab

1) Sejauh mana metode tanya jawab dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk ikut aktif berpikir sehingga menciptakan interaksi di kelas.

2) Sejauh mana jawaban siswa mengarah pada tema yang dibahas, terutama pada tujuan yang direncanakan.

3) Seberapa cepat siswa dalam menanggapi pertanyaan yang ada.

4) Seberapa sering respons yang timbul terhadap setiap jawaban yang ada. 5) Sikap penanya dalam memberikan kesempatan.

g. Tindak Lanjut Metode Tanya Jawab

1) Guru sebaiknya menjelaskan kembali pokok materi yang dibahas, terutama bagian penting yang perlu penekanan.

2) Meberi tugas lebih lanjut pada siswa agar memperoleh pengayaan dan pendalaman materi yang dibahas.

5. Langkah Pelaksanaan Metode Tanya Jawab. a. Persiapan

Apakah penyaji melakukan hal berikut ini?

1) Menyiapkan pertanyaan yang berorientasi pada tujuan yang direncanakan.

2) Menyiapkan pertanyaan sesuai dengan tingkat dan tahap pengajaran yang dikehendaki.

b. Pelaksanaan

Apakah penyaji melakukan hal berikut ini? 1) Menggunakan teknik bertanya denga tepat 2) Menyusun pertanyaan.

a) Berhubungan dengan materi yang akan dibahas; b) Berisi satu pokok pikiran;

c) Sesuai dengan tarap berpikir peserta;

d) Yang tidak memancing jawaban secara serempak.

3) Memberikan penguatan pada peserta sesuai kualitas jawaban.

(34)

5) Menanggapi jawaban yang salah.

6) Bersedia menanggapi jawaban yang belum tuntas dibahas.

7) Mengulang pertanyaan dengan kalimat lain yang lebih sederhana jika tidak ada jawaban dari siswa.

8) Menggunakan visualisasi untuk memperjelas pertanyaan yang diberikan. 9) Mengarahkan siswa untuk mencari jawaban yang tepat.

c. Evaluasi dan Tindak Lanjut

Tujuan diadakannya evaluasi pendidikan adalah untuk mendapatkan data pembukutian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat kekmampuan dan keberhasilan murid dalam pencapaian tujuan kurikuler24. Ada tiga fungsi pokok yang penting dalam evaluasi yaitu:

1. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan anak didik setelah mengalami kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu.

2. Untuk mengetahui sampai di mana keberhasilan suatu metode sistem pengajaran yang dipergunakan.

3. Dengan mengetahui kekurangan serta keburukan yang diperoleh dari hasil evaluasi itu, selanjutnya kita dapat berusaha mencari perbaikan.

Apakah penyaji melakukan hal berikut ini?

Mengadakan evaluasi terhadap pertanyaan yang diajukan kepada siswa, anatara lain berikut ini:

1) Apakah pertanyaan dan jawaban telah terarah sesuai materi yang dibahas?

2) Apakah suasana merangsang siswa untuk berpikir?

3) Apakah berlangsung dalam suasana yang menyenangkan?

4) Apakah tanya jawab dapat memupuk keberanian dan keterampilan siswa dalam mengemukakan pendapat?

Tujuannya dari metode tanya jawab menurut Daryanto adalah menciptakan suasana yang hidup (setiap peserta ikut aktif), menggali ide-ide peserta, memberikan rangsangan kepada siswa untuk merumuskan ide sendiri, mengetahui posisi pemahaman siswa terhadap tema yang dibahas, memberikan siswa dapat

24

(35)

mengkonsolidasaikan pemahamannya, dan memberikan kesempatan siswa berani berkomentar.

Sedangkan menurut Roestiyah N.K tujuan metode tanya jawab adalah agar siswa dapat mengerti atau mengingat-ingat tentang fakta itu. Diharapkan pula dengan tanya jawab itu mampu menjelaskan langkah-langkah berpikir atau proses yang ditempuh dalam memecahkan soal/masalah; sehingga jalan pikiran anak tidak meloncat-loncat; yang akan merugikan siswa sendiri dalam menangkap suatu masalah untuk dipecahkan. Dengan demikian mungkin siswa menemukan pemecahan masalah dengan cepat dan tepat.

Penggunaan tehnik tanya jawab biasanya baik untuk maksud-maksud yang diperlukan untuk menyimpulkan atau mengikhtisarkan pelajaran atau apa yang dibaca, dengan dibantu tanya jawab siswa akan terssusun jalan pikirannya sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat. Tanya jawab dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran, serta mengembangkan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuannya dan pengalamannya; sehingga pengetahuannya menjadi fungsional.

Dalam tanya jawab itu pula guru bermaksud meneliti kemampuan/daya tangkap siswa untuk dapat memahami bacaan, apa mereka paham apa yang dibacanya itu? Apakah siswa dapat mengambil kesimpulan dari apa yang dibacanya?.

(36)

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, terlihat jelas bahwa pembelajaran dengan metode tanya jawab dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa. Pembelajaran dengan metode ini masuk ke dalam pembelajaran kooperatif tentu saja akan membawa dampak bagi proses pembelajaran. Mengingat begitu besarnya manfaat dan keuntungan dari metode tanya jawab, alangkah baiknya jika guru dapat menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran

C.

Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian tindakan kelas kelompok Bogormenyatakan bahwa penerapan metode tanya jawab pembelajaran IPSdengan objek siswa kelas IV SD Negeri Cipicung 03 di Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor pada semester gasal 2011 mata pelajaran IPS terlihat bahwa metode ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam KBM di kelas, di mana ditunjukkan lebih dari 85% dari siswanya telah tuntas dalam pembelajaran. Selain itu yang paling penting adalahpencapaian hasil belajar siswa dari rata-rata skor sebelum perbaikan 60,74 setelah perbaikan skor rata-rata 71,11 dari 27 siswa. 25

Hasil penelitian yang dilakukan Syamsiyah mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim tahun 2008 menunjukkan bahwa, penggunaan metode diskusi dan tanya jawab dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur‟an-Hadits kelas 2 B di MTs Surya Buana Malang. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan yaitu dengan menggunakan metode diskusi dan tanya jawab. peningkatan efektifitas yang semula nilai rata-rata pada pre tes sebesar 1,8, pada siklus 1 sebesar 2,3 meningkat 27%, siklus II sebesar 2,6 meningkat 44%, dari siklus III sebesar 3,2 meningkat 77%.26

Hasil penelitian yang dilakukan Sari Nani Puspita mahasiswi Universitas Negeri Malang program studi S1 PGSD tahun 2011 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas V SDN Bareng 5 Kecamatan Klojen Kabupaten Malang mengalami peningkatan dari siklus I menjadi 58,82 dan pada siklus II 83,27 dari hasil siklus I ke siklus II mengalami peningkatan setelah menggunakan metode

25 Kelompok9bogor.wordpress.com (https://www.google.com) 26

(37)

tanya jawab (Question answer). Peningkatan hasil belajar siswa SDN Bareng 5 Kecamatan Klojen Kabupaten Malang pada mata pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) perlu peningkatan lagi melalui upaya-upaya yang berkesinambungan. Saran untuk guru yaitu agar guru dapat menerapkan model pembelajaran tanya jawab (Question answer) pada mata pelajaran PKn. Model pembelajaran ini dapat digunakan dalam penelitian-penelitian lain sebagai bahan perbandingan sehingga dapat menjadi lebih baik.27

D.

Kerangka Berpikir

Motivasi dan minat belajar IPS masih rendah diantaranya disebabkan suasana belajar yang kurang menyenangkan sehingga membuat pelajaran IPS dirasa membosankan dan siswa malas untuk mempelajarinya. Minat belajar yang rendah tentunya dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, jika minat belajar rendah maka hasil belajar siswa juga rendah. Untuk itu diperlukan strategi pembelajaran yang tepat dan mendukung.

Salah satu metode yang peneliti lakukan adalah metode tanya jawab sebagai salah satu cara membangkitkan keberanian siswa dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada proses pembelajarannya siswa diajukan beberapa pertanyaan baik ditentukan siapa yang menjawab ataupun diperebutkan dengan mengacungkan tangan. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa ditugaskan membaca materi yang akan ditanyakan. Akhirnya seluruh siswa dikenai pertanyaan tentang materi itu dengan catatan, saat pertanyaan berlangsung mereka tidak boleh saling membantu. Tipe pembelajaran inilah yang peneliti terapkan dalam pembelajaran IPS di kelas IV MI Unwanul Huda Jakarta Selatan.Dengan pembelajaran metode tanya jawab diharapkan minat belajar siswa meningkat minimal menjadi 75% dari siswa yang berjumlah 30 dan memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS yakni meningkatnya aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

27

(38)

E.

Hipotesis Penelitian

(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun 2013/2014. Penentuan waktu mengacu pada kalender akademik sekolah, karena Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. Adapun waktu penelitian akan dijelaskan sebagai berikut:

No Tanggal Kegiatan

1. 26 Maret 2014 Membuat surat permohonan izin penelitian

2. 27 Maret 2014 Menyerahkan surat izin penelitian kepada kepala sekolah MI Unwanul Huda Jakarta Selatan

3. 2 April dan 9 april 2014

Pelaksanaan Siklus I tahap 1 dan 2

4. 16 April 2014 Penyusunan laporan penelitian

2. Tempat penelitian

(40)

B.

Metode dan Desain Penelitian

Metode peneliitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Menurut Wina Sanjaya, “penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisifatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat”.28

Menurut Kemmis, “penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka”.29

Menurut Lewin dalam Zainal Arifin “ PTK merupakan cara guru untuk mengorganisasikan pembelajaran berdasarkan pengalamannya sendiri atau pengalamannya berkolaborasi dengan guru lain”.30

Menurut Dave Ebbutt “penelitian tindakan adalah suatu studi percobaan yang sistematis untuk memperbaiki praktik pendidikan dengan melibatkan kelompok partisipan (guru) melalui tindakan pembelajaran dan refleksi mereka sebagai akibat dari tindakan mereka”.31

Menurut Rapoport “ PTK digunakan untuk membantu sesorang mengatasi masalah-masalah praktis dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan social science secara kolaboratif sesuai dengan norma atau aturan yang disepakati”.32

Menurut Hopkins “ PTK adalah penelitian untuk perubahan dan perbaikan yang dilakukan diruang kelas”.33

Ada beberapa model tindakan kelas yang dikemukakan para ahli dengan bentuk bagan yang berbeda-beda, namun pada garis besarnya terdapat empat tahapan

28

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 9

29

Ibid, hal. 24

30

Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 96

31

Ibid, h. 97

32 Ibid. 33

(41)

yang biasa dilakukan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggrat34

a. Tahap I : Menyusun Rencana Tindakan

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam penyusunan rancangan ini peneliti menentukan fokus yang perlu perhatian khusus yang perlu diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

b. Tahap II : Pelaksanaan Tindakan

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan perwujudan atau penerapan isi rancangan tindakan kelas. Pada tahap ke-2 ini yang perlu dingat oleh guru sebagai pelaksana harus menaati segala yang telah dirumuskan pada rancangan dan berlaku wajar tanpa direkayasa.

c. Tahap III: Pengamatan

Tahap ke-3 yaitu pengamatan yang dilakukan oleh dirinya sendiri dengan cara mencatat setiap kegiatan yang sedang berlangsung sedikit demi sedikit agar

34

(42)

data yang diperoleh mempunyai akurasi yang baik, karenanya dalam pengamatan ini perlu persiapan yang matang dan perlengkapan yang cukup juga kesehatan yang prima.

d. Tahap IV: Refleksi

Tahap ke-4 adalah kegiatan mengungkapkan kembali apa yang sudah dilakukan bila telah selesai melakukan tindakan kelas sebagai evaluasi terhadap hasil yang telah dicapai untuk menemukan hasil yang memuaskan sesuai dengan rancangan yang dibuat dan berusaha mengenali hal-hal yang perlu mendapat perbaikan selama pelaksanaan tindakan.

Kegiatan

No Langkah Jenis Kegiatan Belajar Mengajar 1

2.

3.

Persiapan Pelaksanaan

Evaluasi/Tindak lanjut

1. Menciptakan kondisi belajar siswa

2. Penyajian, guru menyampaikan bahan pelajaran

3. Memberi kesempatan pada siswa

membandingkan materi ceramah yang diterimanya melalui tanya jawab

4. Mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa dengan bahan yang telah diterimanya, melalui tes tertulis

Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini adalah penggunaan Metode Tanya Jawab yang bertujun untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran IPS

Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Fokus masalah

Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui apakah dengan diterapkannya Metode Tanya Jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS dengan materi “Aktivitas dan Potensi Ekonomi Daerah”.

(43)

Diharapkan dengan Metode Tanya Jawab peningkatan hasil belajar siswa pada materi :Aktivitas dan Potensi Ekonomi Daerah” tercapai dengan baik.

3. Solusi masalah

Dengan penerapan Metode Tanya Jawab dapat meningkatkan hasil belajar siswa

4. Indikator penelitian

Indikator yang dijadikan patokan keberhasilan penelitian adalah:

a. Penelitian dinyatakan berhasil bila materi yang disampaikan memperoleh nilai minimum 70 atau sesuai dengan KKM dengan perolehan nilai siswa 100%

b. Aktivitas pembelajaran siswa meningkat di mana guru hanya berfungsi sebagai fasilitator yang membimbing siswa agar lebih aktif.

C.

Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A MI Unwanul Huda Jakarta dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang. Pertimbangan pengambilan subjek penelitian ini di kelas IV A adalah pertimbangan hasil siswa rendah, selain itu peneliti adalah salah seorang wali kelas di kelas tersebut yang sedikit banyak mengenal kondisi siswa yang dihadapi dan memudahkan proses penelitian karena siswa merespon dengan baik dari penelitian tersebut untuk meningkatkan mutu pelajaran juga membiasakan proses belajar mengajar dengan berbagai macam metode agar siswa tidak jemu. Dengan metode tanya jawab ini diharapkan hasil belajar siswa meningkat dibandingkan dengan metode yang selama ini digunakan yaitu metode ceramah.

D.

Peran dan Posisi Peneliti

(44)

berikutnya. Sebagai observer meberikan penilaian terhadap hasil yang peneliti lakukan sendiri dengan menilai hasil yang didapat siswa dalam pembelajaran dengan memberikan PreTest dan PostTest di setiap siklus.

E.

Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat meningkatkan hasil belajar dengan Metode Tanya Jawab. Penelitian ini akan dihentikan jika hasil belajar seluruh siswa sudah tercapai 85% dengan nilaiKKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yaitu sebesar 70.

F.

Data dan Sumber Data

Data dan sumber data ini ada dua macam, yaitu:

1. Data kualitatif : hasil observasi guru dalam proses belajar mengajar, hasil observasi aktivitas siswa, dan catatan lapangan.

2. Data kuantitatif nilai tes siswa (Pre Test dan Post Test)

Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan peneliti

G.

Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan lembar tes.

1. Lembar observasi digunakan untuk observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi kegiatan mengajar peneliti dan kegiatan siswa dalam pembelajaran IPS selama tindakan kelas berlangsung

2. Tes (Pre Test dan Post Test)

(45)

bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran yang akan diajarkan. Sedangkan Post Test yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran, tujuan Post Test adalah untuk mengetahui sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan pembelajaran.35

Tes tersebut dilakukan dalam bentuk tes objektif jenis pilihan ganda sebanyak 10 soal. Tes ini diberikan kepada siswa kelas IV A MI Unwanul Huda Jakarta Selatan sebelum dan sesudah aktifitas pembelajaran dengan menggunakan metode Tanya Jawab.

H.

Instrumen Penelitian

1. Instrumen Tes

Tes adalah suatu tehnik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden.

Salah satu bentuktes yang banyak digunakan dalam penelitian adalah tes objektif atau sering disebut tes dikotomi karena jawabannya benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Disebut tes objektif karena penilaiannya objektif. Siapa pun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi, seperti mengingat, mengenal, pengertian, dan penerapan prinsip-prinsip. Tes objektif ada beberapa bentuk, yaitu benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi atau jawaban singkat.36

Siklus I dan siklus II terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Alasan peneliti memilih tes tersebut sebagai acuan dalam penelitian tertulis, karena waktu jam pelajaran yang terbatas, sedangkan tes awal dan tes akhir dilakukan pada setiap

35

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 28

36

(46)

siklus, selain itu untuk mempermudah siswa dalam menemukan jawaban, karena terdiri dari bermacam alternatif jawaban.

Tes tertulis ini berupa tes awal (Pre Test), yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai, dan bertujuan untuk mengetahui sampai di mana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran yang akan diajarkan dan tes akhir (Post Test), yaitu tes yang diberikan setiap akhir program satuan pengajaran. Tujuan Post Test ialah untuk mengetahui sampai di mana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan mengajar.37 Tes awal adalah tes yang dilakukan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada siswa, karena itu butir soalnya dibuat yang mudah-mudah. Sedangkan tes akhir adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting yang telah diajarkan kepada para siswa dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.

Tes tersebut dalam bentuk tes objektif berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 soal setiap siklusnya. Jika benar mendapat poin 10, dan jika salah mendapat poin 0. Soal terdiri dari beberapa kognitif yang terdiri dari:

“Pengetahuan (C1), jenjang hafalan meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang lebih dipelajarinya. Pemahaman (C2), meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima. Aplikasi atau penerapan (C3), adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau konkret.”38

Tes tertulis ini digunakan dengan pertimbangan sisi positifnya yaitu:

Kelompok dapat dinilai dalam waktu singkat, bagi siswa ada kebebasan memilih, dan karena pertanyaannya sama maka scope dan isi pengetahuan yang dinilai tiap-tiap orang pun sama pula.

37

M Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pengajaran, (PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 28

38 Martinis Yamin,

(47)
(48)

2. Instrumen Non Test.

Dalam instrumen non test yang digunakan adalah sebagai berikut: a) Lembar Observasi

“Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisi dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.”39

Lembar Observasi yang digunakan terdiri dari tes perbuatan berupa penilaian. Observasi dilakukan untuk mengadakan pencatatan mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas.

NO NAMA SISWA

A B C

YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK

1 Achmad Rifa’i

2 Aditya Muhammad

3 Ahmad Faiz Muqtasid

4 Ahmad Iqbal Hablana

5 Ahmad Maulana

6 Ahmad Siddiq Fauzi

7 Aliya Pratiwi

8 Burhanuddin

9 Bambang Saifulloh

10 Chairunisah

11 Chika Juliana Putri

12 Halimah Mutiarahmi

13 Layla Az-Zahra

14 Melia Sapitri

15 Muhammad Farhan

16 Muhammad Faza Adzimi

17 Muhammad Naufal

18 Muhammad Rizik

19 Muhammad Yasin Al Bana

20 Nadia Rosa Amelia

21 Najibah

22 Nashwa Zuhaira

23 Nathania Kaminina

24 Nazwah Zahrani Al Hafiz

25 Nita Aulia Adha

26 Rafli Ahmad Fahlevi

27 Ryan Nandra Fitrah

39 M Ngalim Purwanto

(49)

28 Septianti Gita Cahyani

29 Tio Ramadhan Suroso

30 Wanda Khumairoh

Keterangan:

1. A= Bercanda

2. B= Menjawab Pertanyaan 3. C= Mencontek

b) Lembar Catatan Lapangan

Catatan lapangan diperlukan untuk mengamati seluruh kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran dikelas,suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan murid, dan aspek lainnya yang perlu dicatat.

I.

Tehnik Pemeriksaan Keterpercayaan

1. Uji Validitas

a. Uji Validitas untuk Hasil Belajar

Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang diukur.40

Validitas yang peneliti lakukan adalah validitas isi. Validitas isi sering digunakan dalam pengukuran hasil belajar. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan, dan perubahan-perubahan psikologis apa yang timbul pada peserta didik tersebut setelah mengalami proses pembelajaran tertentu. Jika dilihat dari segi penggunannya dalam penilaian hasil belajar, maka validitas isi sering disebut juga validitas kurikuler dan validitas perumusan.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat kosistensi instrumen yang bersangkutan. Reliabilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen dapat

40

(50)

dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil sama jika diujikan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.41

c. Skor N-Gain

Gain adalah selisih antara nilai Post Test dan Pre Test, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru.

Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus Meltzer Skor post test – skor pre test

N Gain = Skor ideal – skor pre test

Dengan kategori : g tinggi : nilai (g)>0.70 g sedang : 0.70>(g)>0.3 g rendah : nilai (g)<0.3

J.

Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Data yang diperoleh dari instrumen penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus dan dengan menggunakan N–Gain untuk melihat selisih antara Pre Test dengan Post Test pada setiap siklus, untuk melihat perbedaan hasil belajar pada setiap siklus. Penelitian ini dianggap berhasil jika ada peningkatan hasil belajar setelah adanya tindakan yang dapat dilihat dari KKM yang ditentukan di MI Unwanul Huda Jakarta

Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru.

Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus Meltzer Skor post test – skor pre test

N Gain = Skor ideal – skor pre test Dengan kategori : g tinggi : nilai (g)>0.70 g sedang : 0.70>(g)>0.3

41

(51)

g rendah : nilai (g)<0.3

K.

Tindak Lanjut

Setelah penelitian selesai dan hasil nilai sesuai KKM yang diharapkan untuk seluruh siswa tercapai, maka penelitian akan dihentikan. Penelitian dilakukan dengan perencanaan yang matang, sehingga sangat diharapkan penelitian ini hanya dilakukan pada kelas yang diteliti saja. Peneliti berharap agar pembaca dan juga guru dapat melanjutkan penelitian ini dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa sehingga meningkatkan hasil pembelajaran yang diharapkan.

Data Hasil Pre test dan post test

Hasil Pre Test

NO NILAI BANYAKNYA SISWA

1 2 3 4 5 6 30 40 50 60 70 80 1 6 4 13 4 2

JUMLAH 30

Hasil Post Test

NO NILAI BANYAKNYA SISWA

1 2 3 70 80 90 8 10 12

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.

Gambaran Umum Madrasah Unwanul Huda

1. Letak Geografis

Madrasah Unwanul Huda terletak di kelurahan Kalibata, kecamatan Pancoran Jakarta Selatan.Dilihat pada letak wilayah termasuk wilayah yang padat penduduknya.

Dari sudut peta sekolah termasuk sangat strategis karena letak sekolah merupakan satu-satunya sekolah Madrasah Ibtidaiyah Unwanul Huda. Dari sudut lingkungan penduduk termasuk di wilayah yang padat penduduknya, sehingga sejak berdirinya Madrasah Unwanul Huda ini mempunyai cukup banyak siswa-siswi.

Letak gedung sekolah ini, sebelah utara, timur dan selatan dibatasi dengan pemukiman penduduk, diperbatasan antara kelurahan Kalibata dan Pejaten Barat. Walaupun letak sekolah ini di pinggir jalan raya dekat dengan keramaian namun tidak mengganggu berlangsungnya proses belajar mengajar.

2. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Unwanul Huda

Sebelum terjadinya Madrasah Ibtidaiyah Unwanul Huda di sekitar wilayah Kalibata Jakarta Selatan sudah berdiri Madrasah Guru Din dalam bentuk pengajian anak-anak pada tahun 1952 yang berada di sekitar pemukiman penduduk yang jauh dari keramaian dan mudah dijangkau.

Pada tahun 1965, Madrasah Guru Din ini banyak muridnya karena masih jarang sekolah di Kalibata Selatan, pada saat itu kepala sekolahnya Bapak KH Ahmad.

(53)

Sejak berdirinya sekolah ini sudah mengalamai 4 kali pergantian kepala sekolah yaitu:

1. Pada tahun 1952-1965 oleh Bapak KH A Zainuddin 2. Pada tahun 1965-1977 oleh Bapak KH Ahmad Muhayyar 3. Pada tahun 1977-2012 oleh Bapak H Muhsin Achmad

4. Pada tahun 2012-sekarang oleh Bapak Sofyan Achmad, S.Pdi 3. Keadaan Guru

[image:53.595.105.518.160.735.2]

Pada umumnya di sekolah Madrasah gurunya terdiri dari masing-masing bidang pelajaran seperti: guru Bahasa Arab, guru Aqidah Akhlaq, guru Fiqih, guru Sejarah Kebudayaan Islam, guru Al Qur‟an Hadis dan pelajaran umum, semua dipegang oleh satu guru, dan sebagai kepala sekolah tidak ada jabatan wakil kepala sekolah dan biasanya ditambah satu orang pesuruh sekolah yang tetap. Keadaan jumlah di Madrasah Unwanul Huda terdiri dari satu kepala sekolah 19 orang guru.

Tabel. 1

Keadaan guru Madrasah Unwanul Huda tahun pelajaran 2013-2014

No Nama Pedidikan Jabatan

1 Sofyan Achmad, S.Pdi S1 Kepala Sekolah

2 Rozikun PGAN Guru

3 M Ridwan, S.Hi S1 Guru

4 A Muzakir, S.Pdi S1 Guru

5 Saeful Anwar, S.Pd S1 Guru

6. Eni Supriani, S.Pd S1 Guru

7 Suhaenah, S.Pdi S1 Guru

Gambar

TABEL 1 Keadaan Guru.........................................................................................................35
Tabel. 1 Keadaan guru Madrasah Unwanul Huda tahun pelajaran 2013-2014
Tabel. 2 Jumlah siswa pada tahun 2013-2014
Tabel. 4 Prasarana MI Unwanul Huda
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan pada proses pembelajaran secara terstruktur sesuai dengan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)siklus I yang

Perencanaan siklus tiga terdiri aras: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan

1) Pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang telah dibuat pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus 2. 2) Model

Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), meyusun lembar observasi dan menyusun alat evaluasi pembelajaran. Pelaksanaan tindakan meliputi tiga tahap

Tahap Persiapan Tindakan yaitu: Menyusun jadwal pelaksanaan tindakan, (b) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) (c) dan menyiapkan alat bantu dalam pembelajaran,

Tindakan yang dilakukan pada siklus I dilaksanakan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat pada tahap perencanaan. Dari awal pelaksanaan tindakan sudah

Tindakan yang dilakukan pada siklus I dilaksanakan berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat pada tahap perencanaan. Dari awal pelaksanaan tindakan sudah

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan pedoman dasar langkah-langkah pembelajaran yang harus disiapkan sebelum pembelajaran. Menurut guru fikih, RPP dibuat