PENERAPAN CODEIGNITER FRAMEWORK DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SIDANG KELILING
(Studi Kasus : Badan Peradilan Agama)
Oleh :
Andi Mulya Indrianto 105091002788
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
Sistem Informasi Sidang Keliling Studi Kasus : Badan Peradilan Agama Jakarta, dibimbing oleh Khodijah Hulliyah, M.Si dan Yusuf Durrachman, MSc, M.IT.
Pengadilan agama di seluruh Indonesia kini terdapat program sidang keliling yaitu sidang yang dilakukan tidak di pengadilan namun di tempat yang terdekat dari pendaftar sidang. Setiap bulannya pelaksanaan sidang keliling harus dilaporkan ke Badan Peradilan Agama Jakarta, pelaporan tersebut dilakukan melalui pos ataupun email. Pada proses pelaporan data melalui pos akan memakan banyak waktu dan juga pelaporan data melului pos ataupun email akan terjadi kesulitan dalam mengorganisir data persidangan keliling tersebut. Untuk membantu mengorganisir data sidang keliling tersebut, maka diperlukan suatu aplikasi yang dapat menyimpan dan mengorganisir data sehingga mudah untuk diakses oleh penggunanya. Aplikasi yang akan dibuat merupakan aplikasi berbasis web dengan menggunakan codeigniter framework dan mysql sebagai basis datanya. Aplikasi ini akan memudahkan pelaporan data sidang keliling sehingga informasi persidangan dapat tersampaikan dengan cepat dibandingkan dengan pelaporan data sidang dengan cara manual. Keamanan data dari aplikasi ini akan memanfaatkan keamanan standar dari codeigniter yang bisa mencegah XSS attack dan SQL injection. Analisis dan perancangan sistem informasi siding keliling dilakukan dengan pendekatan OOAD (Object Oriented Analysis and Design).
Kata Kunci : Codeigniter Framework, Sistem Informasi, Sidang Keliling, OOAD (Object Oriented Analysis and Design)
Halaman judul ... i
Persetujuan pembimbing ... ii
Halaman pengesahan ... iii
Halaman pernyataan ... iv
Abstrak ... v
Kata Pengantar ... vi
Daftar isi... viii
Daftar gambar ... xii
Daftar tabel ...xv
Daftar Lampiran ...xvi
Daftar Istiah ...xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah... 3
1.3. Pembatasan Masalah ... 4
1.4. Tujuan Penelitian... 4
1.5. Manfaat Penelitian ... 5
1.6. Metodologi Penelitian ... 5
1.7. Sistematika Penulisan ... 6
viii
2.2. Framework ... 8
2.2.1. Zend Framework ... 9
2.2.2. CakePHP ... 9
2.2.3. Ruby on Rails ... 10
2.2.4.Codeigniter Framework ... 11
2.3. Model View Controller (MVC)... 12
2.4.1. Model... 13
2.4.2. View... 13
2.4.2. Controller... 13
2.4. Pengembangan ...14
2.5. Konsep Sistem Informasi ...14
2.6.1. Pengertian Sistem ...15
2.6.2. Pengertian Informasi ...15
2.6.3. Pengertian Sistem Informasi ...15
2.6.4. Komponen Sistem Informasi ...16
2.6. Sidang Keliling ... 17
2.7. Object Oriented Analysis and Design (OOAD)... 17
2.8. Unified Modelling Language (UML) ... 19
2.9. PHP ... 23
2.10.1.Definisi PHP ... 23
2.10. MySQL ... 25
2.11. XAMPP Server ... 26
2.12. Studi Sejenis ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian... 29
3.2. Metode Pengumpulan Data ... 29
3.2.1. Observasi ... 29
3.2.2. Wawancara ... 30
3.3. Metode Pengembangan Sistem ... 30
3.3.1. Pemilihan Motode Object Oriented Analysis and Design 30 3.4. Pemilihan Codeigniter Framework... 34
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1. Sekilas Tentang Badan Peradilan Agama Jakarta... 36
4.1.1. Sejarah ... 36
4.1.2. Visi dan Misi ... 39
4.1.2.1. Visi dan Misi Mahkamah Agung... 39
4.1.2.2Visi dan Misi Direktorat Jendral Peradilan Agama 39 4.1.2.3.Visi dan Misi Peradilann Agama ... 40
4.1.3. Struktur Organisasi ... 40
4.2. Object-Oriented Analysis ... 42
4.2.3. Uraian Singkat Sistem yang Diusulkan ... 45
4.2.4. Perancangan Use-case Diagram...47
4.3. Object-Oriented Design... 54
4.3.1. Perancangan Activity Diagram... 54
4.3.2. Perancangan Sequence Diagram...64
4.3.3. Perancangan Class Diagram...71
4.3.4. Spesifikasi Basis Data...72
4.3.5. Kamus Data...74
4.3.6. Perancangan User Interface ... 75
4.4. Implementsi ... 77
4.4.1. Bahasa pemrograman dan Komponen ... 77
4.4.2. Struktur File ... 78
4.4.3. Alur Kerja Codeigniter Framework ... 78
4.5. Pengujian ... 86
4.5.1. Pengujian Mandiri ... 86
4.5.2. Pengujian Lapangan ...88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 90
5.2. Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 93 LAMPIRAN
sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir.
Admin : Orang yang memeberikan pertanyaan kepada User Registrar untuk menganalisis status pengguna secara individual dan permasalahan yang ada, serta untuk membuat himpunan statistik.
Authentication: proses dalam rangka validasi user pada saat memasuki sistem. Nama dan password dari user dicek melalui proses yang mengecek langsung ke daftar mereka yang diberikan hak untuk memasuki sistem tersebut. Sifat mengetahui bahwa data yang diterima adalah sama dengan data yang dikirim dan bahwa pengirim yang mengklaim adalah benar-benar pengirim sebenarnya.
Cache : Memori yang memegang data terbaru yang diakses, yang dirancang untuk mempercepat akses berikutnya ke data yang sama
desain berorientasi objek.
Codeigniter : Sebuah PHP framework yang berbasis MVC.
Component diagram : menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen piranti lunak, termasuk ketergantungan (dependency) di antaranya.
Database : Sekumpulan file yang saling terkait dan membentuk suatu bangun data. Database minimal terdiri dari satu file yang cukup untuk dimanipulasi oleh komputer sedemikian rupa.
Deployment/physical diagram : menggambarkan detail bagaimana komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisik.
Filtering : Dalam konteks Web, merupakan proses pemindahan atau pengeditan content secara dinamis untuk tujuan pemeriksaan.
dikenakan pada data pada titik-titik yang penting di sepanjang jalur.
Form rendering : Fungsi untuk membuat sebuah form.
Framework : dalam sistem berorientasi objek, merupakan kumpulan class yang melambangkan bentuk abstrak untuk pemecahan sejumlah masalah yang berhubungan.
MVC : Model View Controller merupakan suatu konsep yang cukup populer dalam pembangunan aplikasi web, berawal pada bahasa pemrograman Small Talk.
Open source : Perintah-perintah program atau bahasa pemrograman yang tersedia secara gratis berikut dengan kode-kode dari bahasa pemrograman yang digunakan dan untuk digunakan oleh kalangan luas. Boleh dimodifikasi dan digunakan oleh siapa saja.
Query : Suatu nama yang diberikan kepada string untuk digunakan oleh bahasa pemrograman, yang dimanfaatkan untuk pengaksesan database. Pengakses dapat mengases data yang diperlukan untuk mendapatkan informasi.
kompatibilitas akses terhadap database tersebut. Query ini suatu extracting data dari suatu database dan menampilkannya untuk {pengolahan} lebih lanjut
Rapid Aplication Development : sebuah model proses perkembangan software sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat cepat.
Rapid Prototype : Pembentukan model kerja modul perangkat lunak untuk menunjukkan kelayakan fungsi. Prototipe yang kemudian disempurnakan untuk dimasukkan ke dalam produk akhir.
Reporting engine : fungsi untuk membentuk sebuah laporan berformat file office
Routing : Jalur dari satu host ke host lainnya sehingga terjadi komunikasi dan pertukaran informasi antar komputer.
Ruby on Rails : framework yang menggunakan bahasa pemrograman ruby yang menggunakan pendekatan Model View Controller (MVC).
sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu
SQL Injection : sebuah teknik untuk merubah database server melalui aplikasi client.
Statechart diagram : menggambarkan transisi dan perubahan keadaan (dari satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat dari stimuli yang diterima.
Unified Modelling Language : notasi diagram untuk menggambarkan artefak pada Object-Oriented Analysis and Design (OOAD).
Use Case Diagram : menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem.
User : Pengguna. Biasanya ditujukan kepada pengguna suatu sistem yang umumnya adalah manusia. Misalnya pengguna komputer.
User Interface : Perantara yang disediakan untuk user, misalnya interaksi dari mesin komputer ke layar monitor, sehingga seorang user dapat mengetahui apa yang terjadi pada sistem yang digunakannya.
web based : sebuah sistem yang berbasiskan web sehingga bisa di akses mealui web browser
XSS : suatu cara memasukan code/script HTML kedalam suatu web site dan dijalankan melalui browser di client.
Gambar 2.1 Interaksi MVC 10... 11
Gambar 2.2 Struktur Direktori Codeigniter... 12
Gambar 2.3. Contoh Use-case Diagram... 19
Gambar 2.4. Contoh Class Diagram... 20
Gambar 2.5 Contoh Activity diagram... 21
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Badan Peradilan Agama... 40
Gambar 4.2. Struktur Organisasi Pengadilan Tinggi Agama... 41
Gambar 4.3. Struktur Organisasi Pengadilan Agama... 41
Gambar 4.4. Flowchart Sistem yang sedang berjalan... 43
Gambar 4.5. Flowchart Sistem yang ditawarkan... 46
Gambar 4.6. Use Case Sistem yang ditawarkan... 49
Gambar 4.7. Activity diagram Login... 55
Gambar 4.8. Activity diagram input PTA... 55
Gambar 4.9. Activity diagram edit PTA... 56
Gambar 4.10. Activity diagram delete PTA... 57
Gambar 4.11. Activity diagram view PTA... 57
Gambar 4.12. Activity diagram input PA ... 58
Gambar 4.13. Activity diagram edit PA... 58
Gambar 4.14. Activity diagram delete PA... 59
Gambar 4.15. Activity diagram view PA... 59
Gambar 4.16. Activity diagram input sidang... 60
Gambar 4.19. Activity diagram view sidang... 62
Gambar 4.20. Activity diagram search data sidang... 62
Gambar 4.21. Activity diagram report data sidang... 63
Gambar 4.22. Activity diagram view system log...63
Gambar 4.23. Sequence diagram login... 64
Gambar 4.24. Sequence diagram input... 65
Gambar 4.25. Sequence diagram edit ... 66
Gambar 4.26. Sequence diagram delete... 67
Gambar 4.27. Sequence diagram vew PTA... 68
Gambar 4.28. Sequence diagram vew PA... 68
Gambar 4.29. Sequence diagram vew sidang... 69
Gambar 4.30. Sequence diagram search sidang... 69
Gambar 4.31. Sequence diagram report sidang... 70
Gambar 4.32. Sequence diagram view system log... 71
Gambar 4.33. Class diagram... 71
Gambar 4.34. Perancangan halaman login... 75
Gambar 4.35. Perancangan halaman input data PTA... 76
Gambar 4.36. Perancangan halaman input data PA... 76
Gambar 4.37. Perancangan halaman input data sidang... 76
Gambar 4.38. Perancangan halaman view data sidang... 77
Gambar 4.39. Alur kerja framework codeigniter... 78
Tabel 4.1. Kamus data sistem informasi sidang keliling... 87
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Mandiri ... 99
Tabel 4.3 Pengujian Lapangan... 101
1.1. Latar Belakang
Dunia pemrograman saat ini, baik pemrograman desktop maupun web based, sudah semakin marak pengerjaannya dengan menggunakan framework.
Framework memang dikembangkan untuk mempermudah dalam developing
suatu aplikasi. Selain itu, dengan framework, waktu yang dihabiskan untuk membangun sebuah aplikasi dapat dikurangi secara signifikan (David Upton, 2007).
CI (codeigniter) Framework merupakan sebuah framework berbasis PHP yang mengorganisasi file menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu model yang merupakan kelompok file yang mengatur konfigurasi database, view yang merupakan kelompok file yang mengatur tampilan, dan controler yang merupakan kelompok file yang menghubungkan file model dengan file-file view.(Thomas Myer, 2008)
Dalam suatu institusi pemerintah yang memimpin institusi dibawahnya yang tersebar diseluruh Indonesia, sering terjadi kesulitan dalam pengumpulan informasi dari institusi yang lebih rendah yang tersebar diseluruh indonesia. Kesulitan yang dialami misalnya terjadi perbedaan struktur form laporan sehingga institusi pusat yang menerimanya sulit dalam pengorganisasian data yang diterima. Semua itu terjadi karena form laporan dibuat dengan cara yang berbeda disetiap daerah.
Untuk mencegah hal itu terjadi dan memudahkan institusi pemerintah yang berada di daerah yang memberikan laporan maupun institusi pemerintah yang berada di pemerintahan pusat yang menerima laporan tersebut, maka pengembangan sistem dalam hal pengorganisasian laporan dinilai perlu untuk dilakukan. Adanya sistem seperti ini otomatis akan membantu setiap institusi baik yang mengirim maupun yang menerima laporan, serta memudahkan mencari laporan - laporan yang terdahulu. Oleh karena itu, penulis ingin mencoba membangun sebuah aplikasi yang dapat mengorganisir data laporan dengan menggunakan CI (codeigniter) framework, karena dengan menggunakan CI (codeigniter) framework, pengembangan aplikasi ini dapat berjalan lebih cepat. Selain itu aplikasi akan menjadi lebih stabil dalam mengorganisir data yang banyak dan tampilan sesuai keinginan kita karena aplikasi ini berbasis web.
melakukan penelitian “PENERAPAN FRAMEWORK CI (CODEIGNITER) DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI SIDANG KELILING” dengan studi Kasus pada “Badan Peradilan Agama”. Nantinya, aplikasi ini diharapkan dapat memudahkan pengadilan agama diberbagai daerah dalam pelaporan pelaksanaan sidang keliling dan pencarian laporan sidang keliling yang telah terdahulu.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran tersebut, penulis mengidentifikasikan masalah yang saat ini dihadapi adalah :
1. Belum adanya format laporan yang valid sehingga setiap daerah memberikan format laporan yang berbeda.
2. Pengiriman laporan melalui pos ataupun e-mail sehingga kurang terdistribusi dengan baik.
3. Pekerjaan pengorganisasian laporan sidang keliling masih dilakukan secara manual.
4. Akan munculnya kesulitan pencarian data laporan apabila data yang terkumpul sudah banyak.
1.3. Pembatasan Masalah
Dalam perancangan sistem informasi sidang keliling ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut :
1. Aplikasi ini hanya untuk intern Badan Peradilan Agama bukan untuk umum.
2. Analisis dan perancangan aplikasi berbasis web yang dapat mengakses informasi dari basis data tersebut kepada user.
3. Perancangan aplikasi sistem informasi sidang keliling berbasis web yang dapat mempermudah pencarian terhadap sidang tertentu.
4. Dalam melakukan perancangan aplikasi, penulis menggunakan Unified Modelling Language (UML) sebagai tools-nya.
5. Dalam implementasinya, penulis menggunakan CI Framework sebagai framework-nya, database yang digunakan adalah mysql, dan aplikasi
dijalankan di web badilag.net. Sedangkan untuk reporting engine, penulis menggunakan dompdf.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dari penelitian ini adalah : 1. Merancang sebuah aplikasi sistem informasi sidang keliling untuk
mendistribusikan dan mengorganisasikan data laporan sidang keliling. 2. Merancang aplikasi sistem informasi sidang keliling sehingga pemasukan
3. Merancang aplikasi sistem informasi sidang keliling yang dapat memudahkan pencarian serta pengorganisasian data.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Bagi Badan Peradilan Agama
Manfaat yang dapat dipetik oleh Badan Peradilan Agama dari penelitian ini antara lain :
1. Pengorganisasian data sidang keliling dalam bentuk basis data. 2. Dapat mempermudah pihak badilag dalam mengorganisir data
sidang keliling.
3. Dapat mempermudah pihak badilag dalam pencarian maupun perubahan data sidang keliling.
1.5.2. Bagi Pengadilan Agama
Manfaat yang dapat diambil oleh dosen dari adanya sistem informasi sidang keliling ini antara lain :
1. Dapat mempermudah pihak pengadilan agama dalam memasukkan data sidang keliling
2. Dapat mempermudah pihak pengadilan agama dalam pencarian data sidang keliling.
1.6. Metodologi Penelitian 1.6.1. Metode Pengumpulan Data
Observasi dan wawancara dilakukan ke Badan Peradilan Agama Jakarta untuk mengumpulkan data mengenai proses yang terjadi dan sistem yang sedang berjalan di Badan Peradilan Agama Jakarta.
1.6.2. Metode Pengembangan Sistem
Proses pengembangan sistem informasi sidang keliling menggunakan OOAD (Object Oriented Analysis and Design) yang terdiri dari metode analisis dan metode perancangan. (Adi Nugroho, 2005). Alat bantu pemodelan sistem yang digunakan adalah Unified Modelling Language (UML).
1.7. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini, penulis menjabarkan penelitian dalam Perancangan Sistem Informasi Sidang Keliling ini dalam 5 (lima) Bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi pengantar berupa latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan, serta manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini.
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi metodologi penelitian yang digunakan serta langkah-langkah yang digunakan terkait dengan penelitian yang dilakukan.
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi analisis terhadap kebutuhan sistem, serta implementasi pengembangannya secara konkrit.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
2.1. Penerapan
Berdasarkan definisi yang diberikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penerapan, yang berasal dari kata dasar terap, berarti: proses, cara, perbuatan menerapkan.
(Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008).
Jadi, penerapan adalah sebuah cara untuk melakukan sesuatu berdasarkan aturan atau metode tertentu. Dalam konteks ini, aturan yang akan dijadikan acuan adalah Codeigniter Framework. Mengenai Codeigniter Framework, akan dijelaskan pada bagian berikutnya.
2.2. Framework
Framework dalam sistem berorientasi objek, merupakan kumpulan class yang melambangkan bentuk abstrak untuk pemecahan sejumlah masalah yang berhubungan.(Denis Howe, 1995).
Framework dalam dunia komputer digunakan sebagai sebuah acuan utama berupa kerangka program yang bersifat global, yang dapat disesuaikan dengan keinginan penggunanya. Framework yang dikembangkan saat ini telah mencakup berbagai macam bahasa pemrograman. Pada pemrograman web, framework telah dikembangkan untuk bahasa pemrograman antara lain PHP, dan Java. Untuk PHP, framework yang banyak digunakan misalnya Zend Framework yang
dikembangkan oleh Zend Technologies, CodeIgniter yang dikembangkan oleh Ellislab, Inc., dan Seagull Framework yang memiliki lisensi dibawah BSD.
Sebuah framework selain menyediakan lingkungan pengembangan sendiri juga menyediakan berbagai macam fungsi siap pakai yang bisa kita gunakan dalam pembuatan website.
2.2.1. Zend Framework
Zend framework merupakan sebuah open source framework yang berorientasi objek. Zend framework berjalan di bawah PHP 5 dan memiliki lisensi new BSD. Struktur komponen dari zend framework sangat unik, setiap komponennya bisa didesain dengan sedikit dependensi dengan komponen lainnya. Arsitektur tersebut memungkinkan pengembang untuk memakai komponen itu sendiri-sendiri.(Morgan, 2005)
Komponen zend framework menawarkan implementasi MVC dengan performa tinggi, abstraksi basis data yang mudah digunakan, dan form komponen seperti HTML form rendering, validasi dan filtering.
2.2.2. CakePHP
utamanya adalah mempermudah programer bekerja secara terstruktur dan cepat tanpa kehilangan fleksibilitas.
CakePHP membuang proses monoton dalam pengembangan aplikasi web. CakePHP menyediakan semua alat bantu yang diperlukan untuk memulai tugas coding yang perlu diselesaikan: yaitu logika aplikasi. Daripada membuat sesuatu yang baru setiap memulai proyek baru, Anda bisa meninjau unduhan CakePHP dan mulai fokus kepada logik aplikasi yang hendak dibangun. (Rampersad, 2009)
2.2.3. Ruby on Rails
Ruby diciptakan oleh Yukihiro “matz” Matsumoto. Ruby merupakan penggabungan dari bahasa-bahasa pemrograman lainnya seperti Perl, Smalltalk, Eiffel, dan Lisp.
Inti dari bahasa pemrograman Ruby yaitu semua objek. Setiap informasi dan kode dapat diberi property dan action. Dalam pemrograman berorientasi objek setiap pemanggilan property dan action dilakukan melalui metode.
yang digunakan pada Rails tetapi Rails yang digunakan pada Ruby.(
Rønn Jensen, 2006)
2.2.4. CodeIgniter Framework
Codeigniter adalah aplikasi open source dan juga merupakan salah satu PHP framework yang berbasiskan pada metode MVC (Model, Controller, dan View) (Thomas Myer, 2008). Maksud dari MVC ini sendiri adalah memisahkan 3 hal pokok (basis data, tampilan situs web, dan logika aplikasi) di dalam pembuatan suatu situs web ke dalam 3 bagian, yaitu bagian model untuk basis data, bagian view untuk tampilan situs web, dan bagian controller untuk logika aplikasi.
Codeigniter dikembangkan oleh Rick Ellis, dengan versi awal yang dirilis pertama kali pada tanggal 28 Februari 2006. Dari tahun itulah hingga sekarang, telah muncul banyak versi codeigniter yang terus berkembang dengan penambahan fitur yang baru dari versi sebelumnya. Untuk versi terbaru dari codeigniter adalah versi 1.7.2.
Gambar 2.2 Struktur Direktori Codeigniter
2.3. Model View Controller (MVC)
Model View Controller merupakan suatu konsep yang cukup populer dalam pembangunan aplikasi web, berawal pada bahasa pemrograman Small Talk.
2.3.1. Model
Merepresentasikan struktur data dari website yang bisa berupa basis data maupun data lain, misalnya dalam bentuk file teks atau file xml. Biasanya didalam model akan berisi class dan fungsi untuk mengambil, melakukan update dan menghapus data website. Karena sebuah website biasanya memnggunakan basis data dalam menyimpan data maka bagian Model biasanya akan berhubungan dengan perintah-perintah query SQL.
Model khusus digunakan untuk melakukan koneksi ke basis data oleh karena itu logika-logika pemrograman yang berada didalam model juga harus yang berhubungan dengan basis data.
2.3.2. View
Merupakan informasi yang ditampilkan kepada pengunjung website Sebisa mungkin didalam View tidak berisi logika-logika kode tetapi hanya berisi variabel-variabel yang berisi data yang siap ditampilkan. View bisa dibilang adalah halaman website yang dibuat menggunakan HTMLdengan bantuan CSS atau JavaScript.
Didalam view tidak ada kode untuk melakukan koneksi ke basisdata. View hanya dikhususkan untuk menampilkan data-data hasil dari model dan controller.
2.3.3. Controller
Controller juga tidak berisi kode untuk mengakses basis data. Tugas controller adalah menyediakan berbagai variabel yang akan ditampilkan di view, memanggil model untuk melakukan akses ke basis data, menyediakan penanganan error, mengerjakan proses logika dari aplikasi serta melakukan validasi atau cek terhadap input.
2.4. Pengembangan
Definisi pengembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berasal dari kata dasar kembang, yakni suatu proses, cara, perbuatan menjadikan maju (baik, sempurna, dan sebagainya). Jadi, pengembangan merupakan sebuah tindakan untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik.
(Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008).
Dalam hal ini, pengembangan berarti sebuah tindakan, proses, dan cara untuk menjadikan distribusi data persidangan menjadi lebih baik, yaitu dari sistem yang masih manual menjadi sistem yang telah terkomputerisasi.
2.5. Konsep Sistem Informasi
2.5.1. Pengertian Sistem
Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output melalui suatu proses transformasi yang terorganisir. (O’Brien, 2006)
2.5.2. Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang telah terorganisasi, dengan demikian data tersebut memiliki arti dan nilai bagi si penerima. (Turban, 2005) 2.5.3. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebaran informasi untuk tujuan tertentu, kebanyakan sistem informasi sudah terkomputerisasi.
(Turban, 2005)
Sistem Informasi adalah suatu pengaturan dari orang-orang, data, proses, dan teknologi informasi yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan informasi yang dibutuhkan. (Whitten, 2004)
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada pemakai untuk mendukung pengambilan keputusan dan mencapai sasaran.
2.5.4. Komponen Sistem Informasi
Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti (Abdul Kadir, 2003) :
1. Perangkat keras (Hardware): mencangkup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.
2. Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data. 3. Prosedur (orang): sekumpulan aturan yang dipakai untuk
mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
4. Orang: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi.
5. Basis data (database): sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.
2.6. Sidang Keliling
Berdasarkan definisi yang diberikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sidang berarti pertemuan untuk membicarakan sesuatu. Sidang pengadilan berarti proses memeriksa dan mengadili perkara pidana di dalam ruang sidang pengadilan di bawah pimpinan hakim tunggal atau majelis hakim. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008).
Menurut Drs. H. Wahyu Widiana, MA selaku Direktur Jendral Badan Peradilan Agama, Sidang Keliling adalah sidang yang dilakukan pengadilan agama dimana pelaksanaannya tidak di ruang sidang tetapi di tempat terdekat dengan tempat tinggal peserta sidang seperti di kantor desa atau kantor kecamatan. Sidang keliling ini diadakan dalam rangka program “justice for the poor”, yaitu program untuk masyarakat yang kurang mampu dan tinggal jauh dari pengadilan agama.
2.7. Object Oriented Analysis and Design (OOAD)
OOAD mencakup analisis dan desain sebuah sistem dengan pendekatan objek, yaiut analisis berorientasi objek (OOA) dan desain berorientasi objek (OOD). OOA adalah metode analisis yang memerika requirement (syarat/keperluan) yang harus dipenuhi sebuah sistem) dari sudut pandang kelas-kelas dan objek-objek yang ditemui dalam ruang lingkup perusahaan. Sedangkan OOD adalah metode untuk mengarahkan arsitektur software yang didasarkan pada manipulasi objek-objek sistem atau subsistem.
2.8. Unified modeling Language (UML)
UML didefinisikan sebagai notasi diagram untuk menggambarkan artefak pada Object-Oriented Analysis and Design (OOAD). Dengan UML kita bisa memvisuallisasikan, menetapkan, membuat dan mendokumentasikan aplikasi software kita. Saat sistem software menjadi lebih besar dan lebih kompleks, kita perlu untuk mengatur kekompleksan tersebut dan dalam arti menyederhanakannya sehingga kita bisa lebih mengertinya. (Sri Dharwiyanti, 2003)
Dengan menggunakan diagram-diagram UML, developer dapat melakukan pemrograman kode yang biasa dikenal dengan sebutan forward engineering, yaitu membuat kode dari model-model UML.
memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada sebelumnya: Grady Booch OOD (Object-Oriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software Engineering). (Sri Dharwiyanti, 2003)
Diagram-diagram yang terdapat di dalam pemodelan UML adalah sebagai berikut :
1. Use Case Diagram
[image:34.595.184.442.473.629.2]Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem.
Gambar 2.3 Contoh Use-case Diagram
2. Class Diagram
dan desain berorientasi objek. Class diagram menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain.
Class diagram memiliki tiga area pokok : 1. Nama (dan stereotype)
2. Atribut 3. Metoda
Gambar 2.4 Contoh Class Diagram
3. Statechart Diagram
4. Activity Diagram
[image:36.595.225.397.279.448.2]Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
Gambar 2.5 Contoh Activity diagram
Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum.
5. Sequence Diagram
berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).
Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang menjadi trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan.
6. Collaboration Diagram
Collaboration diagram juga menggambarkan interaksi antar objek seperti sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada peran masing-masing objek dan bukan pada waktu penyampaian message.
Setiap message memiliki sequence number, di mana message dari level tertinggi memiliki nomor 1. Messages dari level yang sama memiliki prefiks yang sama.
7. Component Diagram
8. Deployment Diagram
Deployment/physical diagram menggambarkan detail bagaimana komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisik. Sebuah node adalah server, workstation, atau piranti keras lain yang digunakan untuk men-deploy komponen dalam lingkungan sebenarnya. Hubungan antar node (misalnya TCP/IP) dan requirement dapat juga didefinisikan dalam diagram ini. (Sri Dharwiyanti, 2003)
2.9. PHP
2.9.1. Definisi PHP
PHP adalah sebuah bahasa pemrograman yang didesain agar dapat disisipkan dengan mudah ke halaman HTML. PHP memberikan solusi sangat murah (karena gratis digunakan) dan dapat berjalan di berbagai jenis platform. Pada awalnya memang PHP berjalan di sistem UNIX dan variannya, namun kini dapat berjalan dengan lancar di lingkungan sistem operasi Windows. Suatu nilai tambah yang luar biasa karena proses pengembangan program berbasis web dapat dilakukan lintas sistem operasi.
lebih dari 400 function di PHP yang sangat berguna) tidak heran jika PHP semakin menjadi tren di kalangan programmer web.
Penemu bahasa pemrograman ini adalah Rasmus Lerdorf, yang bermula dari keinginan sederhana Lerdorf untuk mempunyai alat bantu dalam memonitor pengunjung yang melihat situs web pribadinya. Inilah sebabnya pada awal pengembangannya, PHP merupakan singkatan dari Personal Home Page tools, sebelum akhirnya menjadi Hypertext Preprocessor.
2.9.2. Kelebihan PHP
Di antara maraknya pemrograman server web saat ini, adalah ASP yang berkembang menjadi ASP .NET, JSP, CFML, dan PHP. Jika dibandingkan di antara 3 terbesar pemrograman server web di atas. Terdapat kelebihan dari PHP itu sendiri, yaitu :
1. PHP merupakan sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunaanya. Tidak seperti halnya bahasa pemrograman aplikasi seperti Visual Basic dan Sebagainya. 2. PHP dapat berjalan pada web server yang dirilis oleh Microsoft,
seperti IIS atau PWS juga pada Apache yang bersifat open source. 3. Karena sifatnya yang open source, maka perubahan dan
4. Jika dilihat dari segi pemahaman, PHP memiliki referensi yang begitu banyak sehingga sangat mudah untuk dipahami.
5. PHP dapat berjalan pada 3 operating system, yaitu: Linux, Unux, dan Windows, dan juga dapat dijalankan secara runtime pada saat consule.
2.9.3. Kekurangan PHP
Seperti pemrograman aplikasi atau web lainnya, PHP pun memiliki beberapa kelemahan, di antaranya :
1. Tidak ideal untuk pengembangan skala besar.
2. Tidak memiliki sistem pemrograman berorientasi objek yang sesungguhnya (sampai versi 4 ini). Namun pada versi PHP 5 sudah dilengkapi OOP yang sesungguhnya.
2.10. MySQL
MySQL adalah sistem manajemen database yang bersifat open source. MySQL adalah pasangan serasi dari PHP. MySQL dibuat dan dikembangkan oleh MySQL AB yang berada di Swedia.
MySQL dapat digunakan untuk mengelola database mulai dari yang kecil sampai dengan yang sangat besar. MySQL juga dapat menjalankan perintah-perintah Structured Query Language (SQL) untuk mengelola database-database relasional yang ada di dalamnya.
2.11. XAMPP Server
XAMPP Server adalah perangkat lunak gratis, yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program untuk menjankan fungsinya sebagai server yang berdiri sendiri, yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penterjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrogramaan PHP dan Perl. XAMPP adalah nama yang merupakan singkatan dari X berbagai sistem operasi (linux, mac, windows), Apache, MySQL, PHP, PERL. Program ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat mampu melayani halaman dinamis. (Kai Seidler, 2008).
2.12. Studi Sejenis
Di bawah ini akan dipaparkan beberapa penelitian yang pernah ada yang berkaitan dengan codeigniter framework yang penulis gunakan sebagai bahan perbandingan.
networking seperti yang sudah ada yaitu facebook. Metodologi penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah Rapid Application Development.
Dalam tugas akhir I Wayan Agus Suryanegara (2009) yang berjudul “Analisis Perbandingan Penggunaan Framework Codeigniter Dan CakePHP Untuk Aplikasi WEB” dilakukan analisis perbandingan terhadap framework Codeigniter dan CakePHP yang diimplementasikan dalam pembangunan aplikasi web CMS (Content Management System) berdasarkan beberapa parameter pengujian, yaitu: arsitektur, ketersediaan fitur (authentication, validation, pagination, template system) dan performansi framework. Hasil yang didapatkan pada studi ini adalah dengan pemanfaatan association data mapping pattern pada arsitektur dan penyediaan fitur framework yang lebih baik untuk mendukung pembangunan aplikasi web, menjadikan CakePHP lebih mudah untuk digunakan oleh web developer daripada Codeigniter. Namun performansi aplikasi web yang dihasilkan dengan penggunaan CakePHP tidak lebih efisien dibandingkan dengan Codeigniter.
yaitu pengujian serangan SQL Injection terhadap kedua aplikasi web tanpa disisipkan modul srex dan pengujian serangan SQL Injection terhadap kedua aplikasi web dengan disisipkan modul srex. Hasil analisis berupa keefektifitasan ditanamkannya modul srex pada aplikasi web yang telah memiliki framework serta perbandingan tingkat keamanan PHP 5.0 CodeIgniter dan ASP .NET 2.0 dalam mempertahankan diri terhadap serangan SQL Injection.
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penulitian yang penulis lakukan bertempat di Badan Peradilan Agama Jakarta mulai dari bulan Oktober 2009 sampai bulan Januari 2010
3.2. Metode Pengumpulan Data
Pada metode pengumpulan data ini penulis melakukan observasi
dan wawancara.
3.2.1. Observasi
Guna mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan
sistem (system requirements) penulis melakukan pengumpulan data
dengan cara observasi di tempat penelitian. Penulis terjun langsung
ke lapangan untuk mengetahui sistem yang sedang berjalan saat
ini. Hal ini perlu dilakukan agar penulis dapat melakukan analisis
terhadap sistem yang telah berjalan serta menentukan rancangan
sistem baru yang akan dibangun agar tetap sinkron dengan sistem
yang sudah ada.
Selain system requirements, pada langkah ini penulis juga
mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk pembangunan
aplikasi. Data yang dimaksud adalah sample data sidang keliling
yang sudah ada sebelumnya.
3.2.2. Wawancara
Pada metode wawancara ini, penulis melakukan wawancara
terhadap Drs. H. Wahyu Widiana, MA selaku Direktur Jendral
Badan Peradilan Agama dan Bapak Hirpan Hilmi selaku staff IT di
Badan Peradilan Agama Jakarta unutk memperoleh data-data yang
diperlukan dalam pembuatan sistem.
3.3. Metode Pengembangan Sistem
3.3.1. Pemilihan Motode Object Oriented Analysis and Design (OOAD) Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan dalam
penelitian ini adalah metode Object Oriented Analysis and Design
(OOAD).
Pemilihan metode penelitian Object Oriented Analysis and Design
(OOAD) ini dilakukan karena tiga alasan utama (Adi Nugroho, 2005)
1. Model analisis pada analisis dengan metode terstruktur tidak cukup
formal untuk diimplementasikan seacra langsung ke bahasa
pemrograman.
2. Sistem nyata harus diadaptasi ke lingkungan dimana system kelak
akan diimplementasi. Dalam hal ini, perlu dilakukan
modifikasi-modifikasi model anlisis ke beberapa faktor yang berbeda seperti
kebutuhan kinerja, perangkat keras dan perangakat lunak system,
DBMS (Database Management System). Dan bahasa pemrograman
3. Hasil analisis dapat divalidasi menggunakan perancangan berorientasi
objek. Pada tahap ini, kita dapat memverifikasi apakah hasil dari
analisis sesuai untuk membangun sistem dan kemudian, jika tidak
sesuai, kita kembali secara iteratif ke tahap analisis, serta membuat
perubahan yang perlu pada model analisis.
Metode OOAD dapat dibagi ke dalam dua tahapan utama yaitu :
a. Object-oriented analysis.
Pada tahap ini dilakukan pengidentifikasian tujuan-tujuan dari
aplikasi atau sistem dan dilakukan pengidentifikasian syaarat-syarat
atau kebutuhan informasi bagi sistem yang diperoleh dari
pengidentifikasian tujuan-tujuan tersebut. Menjelaskan
masalah-masalah yang terjadi pada peradilan agama khususnya dalam
pelaporan data sidang keliling, membuat flowchart sistem yang sedang
berjalan dan sistem yang akan dibuat.
b. Object-oriented design.
Pada tahap ini dilakukan perancangan terhadap proses-proses
yang akan terjadi di dalam sistem, meliputi:
• Perancangan Aplikasi
Pada tahap perancangan ini, penulis menggunakan Unified
Modelling Language (UML) sebagai alat bantu (tools).
Pada tahap perancangan ini, penulis menggunakan Entity
Relationship Diagram (ERD) sebagai alat bantu (tools).
• Perancangan Tampilan
Pada tahap ini, penulis melakukan perancangan terhadap user
interface dari aplikasi ini. Perancangan yang dilakukan
meliputi halaman-halaman yang ada di dalam sistem.
3.3.2.1. Kelebihan dan Kekurangan Object Oriented Analysis and
Design (OOAD)
a. Kelebihan
1. Dibandingkan dengan metode terstruktur, OOAD lebih mudah
digunakan dalam pembangunan system.
2. Dibandingkan dengan terstruktur, waktu pengembangan, level
organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode
program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD.
3. Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga
meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal
hingga akhir pembangunan sistem.
4. Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan
implementasi sistem, jadi desain dapat diformulasikan yang
dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi.
5. Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di
keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami
desain.
6. Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang
tinggi terhadap kebernaran software yang membantu untuk
mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks.
7. Encapsulation data dan method, memungkinkan penggunaan
kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan proses
desain, pemrograman dan reduksi harga.
8. OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan
memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko
pelaksanaan proyek.
9. Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk
memcah masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan
bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program
dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan
pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera
masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan
sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
b. Kekurangan
1. Pada awal desain OOAD, system mungkin akan sangat
simple.
2. Pada OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan
3. Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada
terstruktur.
4. Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan
obyek yang dibutuhkan sistem.
5. Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk
melakukan anlisisis. (Supriyanto, 2008)
3.4. Pemilihan Codeigniter Framework
Framework yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
Codeigniter framework..
Pemilihan codeigniter framework ini dilakukan setelah melihat dari
studi sejenis yang telah dijelaskan pada bab 2 membuktikan bahwa
codeigniter framework lebih unggul dibanding framework lain.
Selain itu codeigniter framework juga memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan framework lain yaitu :
1. Gratis.
CodeIgniter dilisensikan dibawah lisensi Apache/BSD style open
source license, ini berarti kita dapat menggunakannya sesuai
dengan keinginan kita.
2. Berjalan di PHP versi 4 dan 5
Sekarang ini PHP sudah mencapai versi ke 5, meskipun begitu
sebab itu CodeIgniter dikembangkan agar tetap kompatibel dengan
PHP versi 4 dan dapat dijalankan pada PHP versi 5.
3. Ringan dan Cepat
Secara default CodeIgniter hanya berjalan dengan me-load
beberapa pustaka saja, dengan demikian hanya membutuhkan
resource yang sedikit sehingga ringan dan cepat dijalankan.
Pustaka-pustaka lain yang nantinya akan digunakan bisa di load
sesuai dengan kebutuhan.
4. Menggunakan MVC
CodeIgniter menggunakan lingkungan pengembangan dengan
metode Model View Controller (MVC) yang membedakan antara
logika dan presentasi/tampilan, sehingga tugas bisa lebih mudah
dipecah-pecah.
5. Dokumentasi
Salah satu hal yang bisa dijadikan barometer apakah sebuah
aplikasi benar-benar dikembangkan atau tidak bisa dilihat dari
dokumentasinya. Adanya dokumentasi sangat memudahkan bagi
pemula dalam mempelajari lingkungan pengembangan website
dengan CodeIgniter.
6. Pustaka / library yang lengkap
CodeIgniter dilengkapi dengan berbagai pustaka siap pakai untuk
berbagai kebutuhan, misalnya saja koneksi database, email, session
4.1. Sekilas Tentang Badan Peradilan Agama
4.1.1. Sejarah
Perjalanan kehidupan pengadilan agama mengalami pasang
surut. Adakalanya wewenang dan kekuasaan yang dimilikinya
sesuai dengan nilai-nilai Islam dan kenyataan yang ada dalam
masyarakat. Pada kesempatan lain kekuasaan dan wewenangnya
dibatasi dengan berbagai kebijakan dan peraturan
perundang-undangan, bahkan seringkali mengalami berbagai rekayasa dari
penguasa dan golongan masyarakat tertentu agar posisi pengadilan
agama melemah.
Dengan keluarnya Undang -undang Nomor 14 Tahun 1970
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, maka
kedudukan Peradilan Agama mulai Nampak jelas dalam sistem
peradilan di Indonesia. Undang-undang ini menegaskan
prinsip-prinsip sebagai berikut : Pertama, Peradilan dilakukan "Demi
Keadilan Berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa". Kedua,
Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh pengadilan dalam
lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer
dan Peradilan Tata Usaha Negara. Ketiga, Mahkamah Agung
adalah Pengadilan Negara Tertinggi. Keempat, Badan-badan yang
melaksanakan peradilan secara organisatoris, administratif, dan
finansial ada di bawah masing-masing departemen yang
bersangkutan. Kelima, susunan kekuasaan serta acara dari badan
peradilan itu masing-masing diatur dalam undang-undang
tersendiri.
Hal ini dengan sendirinya memberikan landasan yang
kokoh bagi kemandirian peradilan agama, dan memberikan status
yang sarna dengan peradilan-peradilan lainnya di Indonesia.
Lahirnya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan memperkokoh keberadaan pengadilan agama. Di
dalam undang-undang ini tidak ada ketentuan yang bertentangan
dengan ajaran Islam. Pasa12 ayat (1) undang-undang ini semakin
memperteguh pelaksanaan ajaran Islam (Hukum Islam).
Suasana cerah kembali mewarnai perkembangan peradilan agama
di Indonesia dengan keluarnya Undang- undang Nomor 7 Tahun
1989 tentang Peradilan Agama yang telah memberikan landasan
untuk mewujudkan peradilan agama yang mandiri, sederajat dan
memantapkan serta mensejajarkan kedudukan peradilan agama
dengan lingkungan peradilan lainnya.
Dati uraian singkat tentang sejarah perkembangan peradilan
agama tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa peradilan agama
bercita-cita untuk dapat memberikan pengayoman dan pelayanan
pelayanan hukum tersebut dapat terselenggara dengan baik,
diperlukan perangkat sebagai berikut :
• Kelembagaan
Peradilan Agama yang mandiri sebagaimana lingkungan
peradilan yang lain - yang secara nyata - didukung dengan
sarana dan prasarana serta tatalaksana yang memadai dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
• Materi hukum
Hukum Islam sebagai hukum materiil peradilan agama
yang dituangkan dalam ketentuan perundang-undangan
yang jelas. Dimulai dengan Kompilasi Hukum Islam, yang
selanjutnya perlu disempurnakan dan dikembangkan,
kemudian hukum mengenai shadaqah dan baitul mal segera
dibentuk. Demikian pula dengan hukum formil peradilan
agama perlu dikembangkan.
• Personil
Dalam melaksanakan tugas kedinasan ia sebagai aparat
penegak hukum yang profesional, netral (tidak memihak)
dan sebagai anggota masvarakat ia orang yang menguasai
masalah keislaman, yang menjadi panutan dan pemersatu
masyarakat sekelilingnya serta punya integritas sebagai
4.1.2. Visi dan Misi
4.1.2.1. Visi dan Misi Mahkamah agung
• Visi
Mewujudkan supremasi hukum melalui Kekuasaan Kehakiman yang
mandiri, efektif, efisien serta mendapat kepercayaan publik, professional
dalam memberi pelayanan hukum yang berkualitas, etis terjangkau dan
biaya rendah bagi masyarakat serta mampu menjawab panggilan
pelayanan publik.
• Misi
1. Mewujudkan rasa keadilan sesuai dengan undang-undang dan
peraturanserta keadilan masyarakat.
2. Mewujudkan peradilan yang mandiri dan independendari campur
tangan pihak lain.
3. Memperbaiki akses pelayanan di bidang peradilan kepada
masyarakat.
4. Memperbaiki kualitas input internal pada proses peradilan.
5. Mewujudkan institusi peradilan yang efektif, efisien, martabat dan
dihormati.
6. Melaksanakan kekuasaan kehakimanyang mandiri, tidak memihak
dan transparan.
4.1.2.2. Visi dan Misi Direktorat Jendral Peradilan Agama
• Visi
• Misi
1. Meningkatkan profesionalisme aparatur peradilan agama.
2. Mewujudkan manajemen peradilan agama yang modern.
4.1.2.3. Visi dan Misi Peradilan Agama
• Visi
Terwujudnya putusan yang adil dan berwibawa sehingga
kehidupan masyarakat menjadi tenang, tertib dan damai, dibawah
lindungan Allah SWT.
• Misi
Menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan
perkara-perkara yang diajukan oleh umat islam Indonesia dibidang perkawinan,
waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, sodaqoh dan ekonomi syari’ah
secara cepat, sederhana dan biaya ringan.
[image:55.595.175.451.545.720.2]4.1.3. Struktur Organisasi
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Pengadilan Tinggi Agama
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Pengadilan Agama
Sub kepaniteraan Banding / Sub kepaniteraan Hukum / Sub Bagian Kepegawai Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Umum Kelompok Fungsional Kepaniteraan : Panitera Pemgganti Wakil Majelis Hakim
Panitera / Sekretaris Wakil Panitera Wakil Sekretaris
Sub kepaniteraan Banding / Sub kepaniteraan Hukum / Sub Bagian Kepegawai Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Umum Kelompok Fungsional Kepaniteraan : Panitera Pemgganti Juru sita / Juru sita Pengganti
Ketua Wakil
Majelis Hakim
[image:56.595.68.559.408.713.2]4.2. Object-Oriented Analysis
4.2.1. Alur Kerja Sistem Berjalan
Berdasarkan pengamatan dan observasi yang dilakukan oleh
penulis, pengorganisasian data sidang keliling yang terjadi di Badan
Peradilan Agama masih dilakukan secara manual.
Pada permulaan sistem, pihak Badilag (Badan Peradilan
Agama) memberikan format baku yang berisi form isian kepada setiap
Pengadilan Agama di setiap daerah di Indonesia melalui pos ataupun
email, yang terdiri atas field-field data tentang persidangan keliling
yang harus diisi. Lalu setiap bulannya, semua pengadilan agama
diharuskan untuk mengisi dan kemudian mengirimkannya kembali
melalui pos ataupun email kepada pihak Badilag untuk digunakan
sebagai arsip.
Kelemahan yang ada pada sistem yang sedang berjalan ini
adalah jika melalui pos maka akan memakan banyak waktu sedangkan
jika melalui email dapat terjadi berbagai kesalahan yang dilakukan
oleh user (human error). Misalnya:
1. Terjadi kesalahan saat memasukkan alamat email sehingga data
tidak tersampaikan ke tujuan.
2. File yang terkirim tidak sempurna / corrupt.
3. Terkadang pihak Pengadilan Agama tidak mengisi form sesuai
4. Memungkinkan terjadinya duplikasi file yang disebabkan tidak
adanya system log jika adanya updating data.
Adapun gambaran alur kerja sistem yang sedang berjalan di
[image:58.595.187.433.246.553.2]Badan Peradilan Agama adalah sebagai berikut:
Gambar 4.4 Flowchart Sistem yang sedang berjalan
4.2.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian singkat serta flowchart sistem yang sedang
berjalan di Badan Peradilan Agama, maka dapat diidentifikasikan
kelemahan-kelemahan dari sistem yang sedang berjalan ini, yaitu :
Pihak Badilag Pihak
a. Informasi mengenai sidang keliling yang dikirim lewat pos
memakan banyak waktu dalam pengirimannya.
b. Informasi mengenai sidang keliling yang diarsipkan sangat
rentan terhadap resiko kehilangan data yang dapat disebabkan
oleh print-out yang hilang, rusak, basah, maupun robek.
c. Dari sisi ke-praktisannya, untuk mencari data sidang keiling
tertentu, baik pihak pengadilan agama ataupun pihak badan
peradilan agama harus mencari pada tumpukan data sidang yang
telah diarsipkan. Hal ini tentu saja dapat menyulitkan.
d. Dari sisi kerapihan, meskipun pihak peradilan agama telah
memberikan format yang baku, namun tetap saja bisa terjadi
perbedaan-perbedaan dalam penulisan laporan data sidang
tersebut, yang mungkin saja disebabkan oleh perbedaan
perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan dokumen
sidang keliling tersebut.
e. Pihak peradilan agama akan kerepotan dalam mengumpulkan
serta mengorganisir data sidang keliling tersebut.
f. Jika ada perubahan data sehingga data sebelumnya harus di
update, maka akan terjadi duplikasi file disebabkan tidak adanya
4.2.3. Uraian Singkat Sistem yang Diusulkan
Untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi
dalam pengimplementasian sistem yang masih manual tersebut,
penulis bermaksud mengusulkan sebuah sistem untuk
pengorganisasian data sidang keliling yang berbasis komputer. Pada
pengembangannya, penulis melakukan studi kasus pada Badan
Peradilan Agama. Usulan sistem yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
1. Staff IT Badan Peradilan Agama di dalam sistem ini
berperan sebagai admin yang bertugas mengisi data-data
semua Pengadilan Tinggi Agama dan Pengadilan Agama,
sehingga nantinya data sidang keliling dapat diisi sesuai
dengan Pengadilan Agama yang melaksanakannya. Admin
juga membuka sistem log untuk mengetahui kapan terakhir
kali informasi sidang di update / modified.
2. Setiap Pengadilan Agama memiliki user account yang
sama dan memiliki kewenangan untuk mengisi dan
mengubah data sidang keliling.
3. Data sidang keliing yang telah berada di dalam sistem
juga dapat dibuat reportnya dalam format PDF, yang dapat
dilakukan oleh Badan Peradilan Agama maupun Pengadilan
Agama, sehingga ketika dilakukan pencetakan pada laporan
Gambar flowchart dari sistem yang penulis usulkan ini adalah sebagai
berikut :
Gambar 4.5 Flowchart sistem yang ditawarkan Admin
Badan Peradilan agama
4.2.4. Perancangan Use Case Diagram
Use Case Diagram digunakan untuk menjelaskan apa yang akan
dilakukan oleh sistem serta aktor-aktor yang akan berhubungan dengan
proses-proses yang ada pada sistem.
a. Penentuan Aktor
Pada sistem yang diusulkan ini, penulis memisahkan Aktor
menjadi 2 (dua) tingkatan, yaitu admin, dan user. Wewenang
masing-masing aktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Admin
Admin merupakan aktor yang menempati tingkatan tertinggi
pada sistem. Admin memiliki wewenang yaitu :
1. Memasukkan data Pengadilan Tinggi Agama dan
Pengadilan Agama.
2. Melakukan perubahan data Pengadilan Tinggi Agama
dan Pengadilan Agama.
3. Melakukan penghapusan data Pengadilan Tinggi
Agama dan Pengadilan Agama.
4. Memasukkan data Sidang Keliling pada Pengadilan
Agama tertentu.
5. Melakukan perubahan data Sidang Keliling pada
Pengadilan Agama tertentu.
6. Melakukan penghapusan data Sidang Keliling pada
7. Melihat (browsing) data Sidang Keliling pada
Pengadilan Agama tertentu. yang telah tersimpan.
8. Melihat sistem log untuk mengetahui kapan terakhir
kali informasi sidang di update / modified.
9. Melakukan export atau menyimpan laporan yang
berisikan informasi sidang keliling pada Pengadilan
Agama tertentu dalam bentuk PDF.
2. User
Tingkatan dosen merupakan tingkatan yang berada di bawah
admin pada sistem. Dosen memiliki wewenang yaitu :
1. Memasukkan data Sidang Keliling pada Pengadilan
Agama tertentu.
2. Melakukan perubahan data Sidang Keliling pada
Pengadilan Agama tertentu.
3. Melihat (browsing) data Sidang Keliling pada
Pengadilan Agama tertentu. yang telah tersimpan.
4. Melakukan export atau menyimpan laporan yang
berisikan informasi sidang keliling pada Pengadilan
Gambar 4.6 Use Case Sistem yang ditawarkan
b. Use Case Scenario
Use case scenario merupakan penjelasan yang lebih terperinci
mengenai masing-masing use case yang terjadi di dalam sistem.
a.Input data Pengadilan Tinggi Agama
Nama Use case Input data Pengadilan Tinggi
Trigger Admin ingin menambahkan Pengadilan Tinggi Agama
Pre condition Login sebagai admin
Pengadilan Tinggi Agama belum terdaftar
Action Controller/admin
Save data Pengadilan Tinggi Agama
Post condition Pengadilan Tinggi Agama
baru masuk ke dalam database
b. Edit data Pengadilan Tinggi Agama
Nama Use case Edit data Pengadilan Tinggi
Agama Aktor yang terlibat Admin
Trigger Dibutuhkan perubahan data
Pengadilan Tinggi Agama
Pre condition Login sebagai admin
Pengadilan Tinggi Agama telah terdaftar
Action Controller/admin
Update data Pengadilan Tinggi Agama
Post condition Data yang telah diubah
tersimpan ke dalam database
c.Lihat data Pengadilan Tinggi Agama
Nama Use case Lihat data Pengadilan Tinggi Agama
Aktor yang terlibat Admin, User
Trigger Aktor membutuhkan data
Pengadilan Tinggi Agama.
Pre condition Pengadilan Tinggi Agama
telah ada di dalam database
Action Controller/admin/view_pta
Post condition Data Pengadilan Tinggi
Agama ditampilkan
Nama Use case Hapus Pengadilan Tinggi Agama
Aktor yang terlibat Admin
Trigger Pengadilan Tinggi Agama
sudah tidak aktif
Pre condition Login sebagai admin
Pengadilan Tinggi Agama telah terdaftar
Action Controller/admin
Delete Pengadilan Tinggi Agama
Post condition Pengadilan Tinggi Agama
terhapus dari database
e.Input data Pengadilan Agama
Nama Use case Input data Pengadilan Agama
Aktor yang terlibat Admin
Trigger Admin ingin menambahkan
Pengadilan Agama
Pre condition Login sebagai admin
Pengadilan Agama belum terdaftar
Action Controller/admin
Save data Pengadilan Agama
Post condition Pengadilan Agama baru
masuk ke dalam database
f.Edit data Pengadilan Agama
Nama Use case Edit data Pengadilan Agama
Aktor yang terlibat Admin
Trigger Dibutuhkan perubahan data
Pengadilan Agama
Pre condition Login sebagai admin
Pengadilan Agama telah terdaftar
Action Controller/admin
Update data Pengadilan Agama
Post condition Data yang telah diubah
g. Lihat data Pengadilan Agama
Nama Use case Lihat data Pengadilan Agama Aktor yang terlibat Admin, User
Trigger Aktor membutuhkan data
Pengadilan Agama.
Pre condition Pengadilan Agama telah ada
di dalam database
Action Controller/admin/view_pta
Post condition Data Pengadilan Agama
ditampilkan
h. Hapus Pengadilan Agama
Nama Use case Hapus Pengadilan Agama Aktor yang terlibat Admin
Trigger Pengadilan Agama sudah
tidak aktif
Pre condition Login sebagai admin
Pengadilan Agama telah terdaftar
Action Controller/admin
Delete Pengadilan Agama
Post condition Pengadilan Agama terhapus
dari database
i. Input data Sidang Keliling
Nama Use case Input data Sidang Keliling
Aktor yang terlibat Admin, User
Trigger Admin ingin menambahkan
Sidang Keliling
Pre condition Login sebagai admin
Sidang Keliling belum terdaftar
Action Controller/admin
Save data Sidang Keliling
Post condition Sidang Keliling baru masuk
j.Edit data Sidang Keliling
Nama Use case Edit data Sidang Keliling
Aktor yang terlibat Admin, User
Trigger Dibutuhkan perubahan data
Sidang Keliling
Pre condition Login sebagai admin
Sidang Keliling telah terdaftar
Action Controller/admin
Update data Sidang Keliling
Post condition Data yang telah diubah
tersimpan ke dalam database
k. Lihat data Sidang Keliling
Nama Use case Lihat data Sidang Keliling Aktor yang terlibat Admin, User
Trigger Aktor membutuhkan data
Sidang Keliling.
Pre condition Sidang Keliling telah ada di
dalam database
Action Controller/admin/view_pta
Post condition Data Sidang Keliling
ditampilkan
l. Hapus Sidang Keliling
Nama Use case Hapus Sidang Keliling Aktor yang terlibat Admin
Trigger Sidang Keliling sudah tidak
aktif
Pre condition Login sebagai admin
Sidang Keliling telah terdaftar
Action Controller/admin
Delete Sidang Keliling
Post condition Sidang Keliling terhapus dari
database
m. Export data
Aktor yang terlibat Admin, User
Trigger Aktor membutuhkan dokumen
tersimpan
Pre condition Sidang Keliling telah ada di
dalam database
Action Export data
Post condition File report data tampil
n. Lihat Sistem log
Nama Use case Lihat Sistem Log Aktor yang terlibat Admin
Trigger Aktor ingin mengetahui kapan
terakhir kali data di update / modified
Pre condition Login sebagai admin
Data Sidang Keliling telah di update / modified
Action Controller/admin
View system log
Post condition Data system log tampil
4.3. Object-Oriented Design
4.3.1. Perancangan Activity Diagram