• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

STUDI PENGARUH PEMBERIAN MIKORIZA VESIKULAR ARBUSKULAR (MVA) TERHADAP BEBERAPA VARIETAS KACANG

HIJAU (Phaseolus radiatus L.) PADA MEDIA SUB-OPTIMUM

SKRIPSI

Oleh:

EVANS LOUIS GEMAYEL 020307023

BDP – Pemuliaan Tanaman

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

STUDI PENGARUH PEMBERIAN MIKORIZA VESIKULAR ARBUSKULAR (MVA) TERHADAP BEBERAPA VARIETAS KACANG

HIJAU (Phaseolus radiatus L.) PADA MEDIA SUB-OPTIMUM

SKRIPSI Oleh:

EVANS LOUIS GEMAYEL 020307023

BDP – Pemuliaan Tanaman

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana di Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui oleh, Komisi Pembimbing

(Ir. M. K. Bangun, MS) (Ir. Hot Setiado, MS) Ketua Anggota

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

STUDI PENGARUH PEMBERIAN MIKORIZA VESIKULAR ARBUSKULAR (MVA) TERHADAP BEBERAPA VARIETAS KACANG

HIJAU (Phaseolus radiatus L.) PADA MEDIA SUB-OPTIMUM

SKRIPSI

Oleh:

EVANS LOUIS GEMAYEL 020307023

BDP – Pemuliaan Tanaman

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana di Departemen

Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Judul : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau

(Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-optimum.

Nama : Evans Louis Gemayel

N I M : 020307023

Departemen : Budidaya Pertanian

Program Studi : Pemuliaan Tanaman

Disetujui oleh, Komisi Pembimbing

(Ir. M. K. Bangun, MS) (Ir. Hot Setiado, MS) Ketua Anggota

Mengetahui :

(Ir. Edison Purba, Ph.D)

Ketua Departemen Budidaya Pertanian

(5)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

ABSTRACT

The objective of this research was to know the influence of sub-optimum growing media to the growth of mung bean. VAM which given in this research aimed to assist in plant root enlargement that is not support enough to the growth processing. This research using Randomized Block Design with 2 factor treatment, those are 1. factor VAM (M), consists of 2 level : without any VAM given ; M1 : with VAM given for 5 g/plant ; and 2. factor variety (V), consists of 3

level : V1 : variety Parkit; V2 : variety Sriti; V3 : variety Kutilang. Data were

analized using ANOVA and HSD test at 5%. From this research, gained result that statistically show that VAM give a significabt influence for flowering age, harvesting age, plant height, and production, neither with sprouting age and 100 seed weight. Variety give a significant different for flowering age, harvesting age, and plant height, neither with sprouting age, 100 seed weight, and production. The interaction between VAM and variety give not significant influence for all parametre. For KVG, the low value present at flowering age, harvesting age, 100 seed weight; medium value present at plant height. For heritability, it low at 100 seed weight, but high at sprouting age, flowering age, harvesting age, and production.

(6)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media tanam sub-optimum terhadap pertumbuhan kacang hijau. Sedangkan pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) pada penelitian ini bertujuan untuk membantu perkembangan perakaran tanaman, agar lebih mudah untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang kurang mendukung bagi proses pertumbuhan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 faktor perlakuan, yaitu :1. Faktor Pemberian MVA (M), yang terdiri dari 2 taraf, yaitu : 1. Mo = tanpa pemberian MVA dan M1 = dengan pemberian MVA

sebanyak 5g/tanaman; 2. Faktor Varietas (V), yang terdiri atas 3 varietas, yaitu : V1 = varietas Parkit, V2 = varietas Sriti dan V3 = varietas Kutilang. Data

hasil penelitian dianalisis menggunakan ANOVA dan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Dari penelitian ini, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa secara statistik pemberian MVA memberi pengaruh yang nyata pada parameter umur mulai berbunga, umur panen, tinggi tanaman, dan produksi/plot, namun tidak memberikan pengaruh yang nyata pada parameter umur muncul tunas, dan parameter bobot 100 biji. Secara statistik penggunaan varietas yang berbeda, menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada parameter umur mulai berbunga, umur panen, dan tinggi tanaman, namun tidak berbeda nyata ada parameter umur muncul tunas, parameter bobot 100 biji, dan produksi/plot. Interaksi antara pemberian MVA dengan varietas secara statistik berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter pertumbuhan. Nilai KVG rendah terdapat pada parameter umur mulai berbunga, umur panen, dan bobot 100 biji, nilai KVG sedang terdapat pada parameter tinggi tanaman. Nilai heritabilitas rendah pada parameter bobot 100 biji, namun tinggi pada parameter umur muncul tunas, umur ulai berbunga, umur panen, dan parameter produksi/plot.

(7)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

RIWAYAT HIDUP

Evans Louis Gemayel. Penulis lahir di Medan pada tanggal 3 Januari 1984. Putra dari Alfons Oetara dan Elisa Efawani Nasution.

Penulis menyelesaikan pendidian dasar di SD INPRES 064024 Medan pada tahun 1996, kemudian melanjutkan pendidikan ke SLTP Nurcahaya, selesai pada tahun 1999, dan pada tahun 2001, penulis menyelesaikan pendidikan di SMU Negeri 2 Medan dan kemudian melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Penulis memilih program studi Pemuliaan Tanaman Departemen Budidaya Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Semasa kuliah, penulis mengikuti beberapa organisasi kemahasiswaan, seperti HIMADITA, BKM AL-Mukhlisin, dan pengajian BDP.

(8)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur saya haturkan ke hadirat Allah ta’ala yang senentiasa memberikan rezeki dan kemudahan dalam segala pekerjaan saya, sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan S-1 dan menyusun skripsi ini yang berjudul ”Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-optimum”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh media tanam sub-optimum terhadap pertumbuhan kacang hijau. Sedangkan pemberian MVA pada penelitian ini bertujuan untuk membantu perkembangan perakaran tanaman, agar lebih mudah untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang kurang mendukung bagi proses pertumbuhan (dalam hal ini adalah media sub-optimum).

Terima kasih saya ucapkan kepada keluarga, para staf pengajar, para asisten praktikum, staf administrasi, dan rekan-rekan mahasiswa, yang senantiasa memberikan uluran tangan, mendengarkan, memperhatikan, membimbing, serta menemani saya selama awal perkuliahan sampai saya menyelesaikannya.

Saya harap penelitian dan penulisan skripsi ini dapat membantu para petani dan rekan mahasiswa, dalam kegiatan pertanian. Untuk itu saya berharap atas saran dan kritik serta tambahan yang positif untuk perbaikan skripsi ini. Terima kasih.

Medan, Agustus 2008

(9)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

(10)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

(11)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

hal

TabelDwi Kasta Umur Mulai Muncul Tunas (hst)...15

TabelDwi Kasta Bobot 100 Biji (g)... 16

TabelDwi Kasta Umur Mulai Berbunga (hst)...17

TabelDwi Kasta Umur Panen (hst)...17

TabelDwi Kasta Tinggi Tanaman (cm)...17

TabelDwi Kasta Produksi/Plot (g)...18

TabelDwi Kasta Umur Mulai Muncul Tunas (hst)...19

TabelDwi Kasta Bobot 100 Biji (g)...19

TabelDwi Kasta Produksi/Plot (g)...19

TabelDwi Kasta Umur Mulai Muncul Berbunga (hst)...20

TabelDwi Kasta Umur Panen (hst)...20

TabelDwi Kasta Tinggi Tanaman (cm)...20

(12)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Bagan Penelitian ...26

Jadwal Kegiatan Penelitian...27

Deskripsi Tanaman... ..28

Model Analisis Data...29

TabelPengamatan...29

TabelSidik Ragam...29

Rumus uji Beda Nyata Jujur...29

TabelEstimasi Kuadrat Tengah Bagi Analisis RAK...29

TabelDwi Kasta Umur Mulai Muncul Tunas (hst)...30

TabelSidik Ragam Umur Mulai Muncul Tunas (hst)...30

TabelDwi Kasta Umur Mulai Berbunga (hst)...30

TabelSidik Ragam Umur Mulai Berbunga (hst)...30

TabelDwi Kasta Umur Panen (hst)...31

TabelSidik Ragam Umur Panen (hst)...31

TabelDwi Kasta Tinggi Tanaman (cm)...31

TabelSidik Ragam Tinggi Tanaman (cm)...31

TabelDwi Kasta Bobot 100 Biji (g)...32

TabelSidik Ragam Bobot 100 Biji (g)...32

TabelDwi Kasta Produksi/Plot (g)...32

TabelSidik Ragam Produksi/Plot (g)... ..32

TabelNilai KVG, KVP, dan Heritabilitas...33

Rangkuman Uji Beda Rataan...34

(13)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

(14)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang cukup penting di Indonesia. Permintaan terhadap kacang hijau cukup tinggi dan cenderung meningkat dari tahun ketahun, sementara laju peningkatan luas areal tanamannya masih dibawah jagung, kedelai, maupun kacang tanah (Marzuki dan Soeprapto, 2004).

Tanaman ini memiliki prospek yang cukup menjanjikan, dengan bentuk komoditas sebagai biji yang merupakan salah satu keuntungannya, dimana akan

mudah untuk disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama (Andrianto dan Indarto, 2004).

Beberapa varietas unggul yang sering ditanam antara lain seperti varietas Parkit, Sriti, Kutilang, Murai, Betet, dan banyak lagi. Varietas atau klon introduksi perlu diuji adaptabilitasnya pada suatu lingkungan untuk mendapatkan genotip unggul pada lingkungan tersebut. Penampilan suatu tanaman pada suatu lingkungan tumbuhnya merupakan hasil interaksi faktor genetik dengan lingkungannya. Penampilan suatu genotip pada lingkungan yang berbeda dapat pula berbeda, sehingga sampai sejauh mana interaksi antara genotip dengan lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui dalam program pemuliaan tanaman ataupun dalam pengembangannya (Mangoendidjodjo, 2003).

Semakin sempitnya lahan pertanaman yang ideal bagi pertumbuhan tanaman, menjadi kendala tersendiri guna memenuhi kebutuhan akan kacang hijau. Sementara lahan yang tersedia cenderung miskin hara, mengalami cekaman, serta tekstur yang tidak baik untuk pertumbuhan. Salah satunya adalah lahan vegetasi alang-alang (Imperata cylindrical(Linn) P. Beauv) yang memiliki tekstur liat, dan terutama sekali mengandung senyawa allelopati yang memberi efek negatif pada pertumbuhan tanaman.

(15)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

hubungan simbiosis dengan bakteri penambat N dan cendawan akar, sehingga diharapkan tanaman dapat tumbuh dengan baik meskipun ditanam pada media sub-optimum.

Berdasarkan uraian di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan suatu penelitian mengenai pengaruh pemberian MVA pada beberapa varietas kacang hijau pada media sub-optimum.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh MVA terhadap pertumbuhan beberapa varietas kacang hijau pada media sub-optimum.

Hipotesis Penelitian

1. Adanya pengaruh pemberian MVA terhadap pertumbuhan kacang hijau. 2. Adanya perbedaan varietas pada pertumbuhan kacang hijau.

3. Adanya interaksi antara pemberian MVA dengan varietas terhadap pertumbuhan kacang hijau.

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

(16)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Sistematika tanaman kacang hijau adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub-dividio : Angiospermae Class : Dicotyledonae Ordo : Papilionales Famili : Leguminosae Genus : Phaseolus

Species : Phaseolus radiatus (Sharma, 1993).

Akar tanaman kacang hijau merupakan akar tunggang. Sistem perakarannya dibagi menjadi 2, yaitu mesophytes (mempunyai banyak cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar), dan xerophytes (memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang ke arah bawah).

Bunga berbentuk kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunga termasuk jenis hermaphrodit atau berkelamin ganda. Biji berbentuk bulat lonjong dengan bobot sekitar 0.5 mg – 0.8 mg. Kulit biji berwarna hijau mengkilap atau hjau kusam dan biji berwarna putih (Purwono dan Hartono, 2005).

(17)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Syarat Tumbuh

Kacang hijau dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 250 C – 270 C, dengan tingkat kelembaban udara antara 50% - 89%. Tanaman ini termasuk tanaman golongan C3 dengan panjang hari optimum sekitar 10 jam/hari.

Jenis tanah yang baik bagi pertumbuhan kacang hijau adalah latosol ataupun regosol. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan optimal yaitu antara 5.5 – 6.5 (Purwono dan Hartono, 2005).

Curah hujan yang dikehendaki untuk pertumbuhan kacang hijau berkisar antara 700 – 900 mm/tahun, dan memiliki toleransi yang baik pada kondisi curah hujan yang lebih rendah dengan memanfaatkan kelembaban tanah dan air tanah. Demikian juga terhadap suhu, dimana suhu optimum sekitar 280C- 300C cukup baik untuk pertanaman kacang hijau (Erythrina, 2001).

Tanaman ini tumbuh baik pada dataran rendah sampai dengan tempat dengan ketinggian 500 mdpl. Bahkan masih cukup baik pada daerah dengan ketinggian tempat hingga 700 mdpl, meskipun produksinya cenderung turun (Rukmana, 1997).

Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA)

Asosiasi simbiosis antara jamur dan sistem perakaran tanaman tinggi memiliki istilah umum yaitu mikoriza yang secara harfiah diartikan sebagai akar jamur. Jamur akar ditemuka n oleh seorang botanis Jerman, Frank, pada tahun 1855 di pepohonan hutan seperti pinus tetapi penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa asosiasi simbiotik semacam itu juga ada dalam kondisi alami dalam sistem perakaran pada banyak tanaman budidaya lainnya (Rao, 1982).

(18)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

senyawa antiobiotik dan merangsang sistem pertahanan pada tanaman inang (Herawati dan Setiamiardja, 2000), meningkatkan aktivitas mikroba dalam tanah, yang selanjutnya dapat menyediakan unsur hara yang dapat digunakan untuk pertumbuhan tanaman (Rao, 1982 : Dunnigan, 1979), pada tanaman di tanah bertekstur lempung liat berpasir secara nyata menyebabkan agregat tanah menjadi lebih baik, lebih berpori dan memiliki permeabilitas tinggi, namun tetap memiliki

kemampuan memegang air yang cukup untuk menjaga kelembaban tanah (Thomas et al, 1993), meningkatkan penyerapan air dan unsur hara terutama unsur

P (Jakobsen, 1992; Smith dan Read, 1997; Bryla dan Duniway,1997), pembentukan vitamin dan beberapa zat pengatur tumbuh seperti sitokinin dan giberelin (Khairul, 2001), meningkatkan produksi hormon auksin (Subashini dan Natarajan, 1997), bertindak sebagai pelindung biologi bagi patogen akar (Sastrahidayat, 1995), berperan sinergis dengan keberadaan bakteri penambat N (Azcon dan Al-Atrash, 1997), menjamin terselenggaranya proses biogeokemis (Nuhamara, 1994), memperluas bidang serapan air dan hara dengan memanfaatkan ukuran hifa yang lebih halus dari bulu-bulu akar sehingga dapat menyusup ke pori mikro tanah (Killham, 1994), mengeluarkan enzim phosphatase yang mampu melepaskan P dari ikatan-ikatan spesifik sehingga tersedia bagi tanaman (Subiksa, 2002), serta membantu tanaman agar lebih tahan terhadap cekaman kekeringan, kemasaman, salinitas, keracunan logam berat dalam tanah (Ruiz-Lozano et al, 1995; Goicoechea, et al, 1997), serta meningkatkan berat kering biji pada tanaman kacang kedelai (Tjondronegoro dan Gunawan , 2004). Berdasarkan struktur dan cara jamur menginfeksi akar, mikoriza dapat dikelompokkan menjadi ektomikoriza dan endomikoriza. Pada ektomikoriza jamur yang menginfeksi tidak masuk ke dalam sel akar tanaman dan hanya berkembang di antara dinding sel jaringan korteks, akar yang terinfeksi membesar dan bercabang. Sedangkan pada endomikoriza jamur yang menginfeksi masuk ke dalam jaringan korteks dan akar yang terinfeksi tidak membesar (Khairul, 2001).

(19)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Vesikel merupakan struktur cendawan yang berasal dari pembengkakan yang terbentuk pada hifa dan mengandung minyak. Bentuk struktur ini adalah dasar untuk menunjukan endomikoriza sebagai Mikoriza Vesikular Arbuskular atau disingkat MVA (Foth, 1951).

Imas et al (1993) menyatakan bahwa struktur mikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung biologi bagi serangan patogen akar. Mekanisme perlindungan dapat diterangkan sebagai berikut :

1. adanya selaput hifa (mantel) dapat berfungsi sebagai barrier masuknya patogen

2. mikoriza menggunakan hampir semua kelebihan karbohidrat dan eksudat lainnya, sehingga tercipta lingkungan yang tidak cocok untuk patogen 3. cendawan mikoriza dapat mengeluarkan antibiotik yang dapat mematikan

patogen

4. akar tanaman yang diinfeksi cendawan mikoriza, tidak dapat diinfeksi lagi oleh cendawan patogen yang menunjukkan adanya kompetisi.

Faktor lingkungan terutama intensitas cahaya dan suhu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan MVA serta keberhasilan simbiosisnya dengan inang. Intensitas cahaya matahari yang tinggi akan meningkatkan suhu tanah, selanjutnya suhu tanah akan mempengaruhi kapasitas dan derajat perkembangan MVA dalam menginfeksi akar tanaman

(Smith and Read, 1997; Brundrett, 1991).

Media Tanam Sub-optimum

Dalam perakitan sifat, benih diharapkan unggul tidak hanya pada satu kondisi lingkungan, namun juga tetap unggul meskipun ditanam pada daerah dengan kondisi lingkungan yang berbeda, dengan kata lain memiliki stabilitas gen yang mantap. Salah satu contoh kondisi lingkungan yang berbeda adalah media tanam sub-optimum.

(20)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

tanah bekas vegetasi alang-alang, yang menghasilkan bahan kimia melalui metabolisme sekunder yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman budidaya (Laude, 2002).

Lalang atau alang-alang mengeluarkan zat ekskresi yang mengandung phenol, vanilik dan asam karbolik (C6H5OH) yang menyebabkan tertekannya

pertumbuhan tanaman lain. Lalang mengeluarkan zat allelopati dari rimpang dan daunnya (Nasution, 1986). Allelopati adalah produksi substansi (zat) oleh suatu tanaman yang bersifat merugikan tanaman lain (Fitter dan Hay, 1994).

(21)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 mdpl, dimulai sejak bulan Maret sampai Juni 2008.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang hijau varietas Parkit, Sriti, Kutilang, pupuk Urea, KCl, TSP, mikoriza vesikular arbuskular, fungisida, insektisida, herbisida, air, serta tanah vegetasi lalang.

Alat-alat yang digunakan antara lain polibeg berukuran 25 cm x 35 cm, cangkul,gembor, tali plastik, pacak, rol atau meteran, handsprayer ukuran 1 liter, timbangan analitik, alat tulis, kalkulator, gunting, pisau.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor perlakuan, yaitu :

1. Faktor pemberian MVA (M), yang terdiri dari 2 taraf, yaitu: M0 = tanpa pemberian MVA

M1 = dengan pemberian MVA sebanyak 5 g/ tanaman

2. Faktor varietas yang terdiri dari 3 varietas, yaitu : V1 = varietas Parkit

V2 = varietas Sriti

(22)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Sehingga diperoleh 6 interaksi perlakuan, yaitu

M0 V1 M0 V2 M0 V3

M1 V1 M1 V2 M1 V3

Jumlah ulangan (blok) : 4 ulangan

Jumlah plot : 24 plot

Jumlah tanaman/plot : 4 tanaman Jumlah sampel : 4 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 96 tanaman Jumlah sampel seluruhnya : 96 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam model linear aditif sebagai berikut :

Yijk = µ + i + j + k + ( )jk + ijk i = 1, 2, 3, 4 j = 1, 2 k = 1, 2, 3

dimana:

Yijk = hasil pengamatan pada blok ke-i, karena pengaruh pemberian MVA pada taraf ke-j, dan pengaruh varietas pada varietas ke-k

µ = nilai tengah i = efek blok ke-i

j = efek pemberian MVA pada taraf ke-j k = efek varietas pada varietas ke-k

( )jk = interaksi pemberian MVA pada taraf ke-j, dengan varietas pada varietas ke-k

(23)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Areal Pertanaman

Areal yang akan digunakan untuk penelitian terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan sampah, lalu dilakukan pembuatan plot-plot percobaan.

Persiapan Media Tanam

Tanah vegetasi lalang yang digunakan diambil hanya yang lapisan tanah atas sampai kedalaman 20 cm(Nasution, 1986). Kemudian tanah dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa akar tanaman, digemburkan, kemudian dimasukkan ke dalam polibeg dan disusun sesuai dengan perlakuan.

Penanaman dan Aplikasi MVA

Penanaman dilakukan bersamaan dengan pemberian MVA pada lubang tanam. Dalam 1 lubang tanam dimasukkan 2 atau 3 benih kacang hijau.

Pemeliharaan

Pemupukan

Pemupukan TSP (0.3g/tanaman) dan KCl (0.5g/tanaman) dilakukan 3 – 4 hari sebelum penanaman, sementara untuk pupuk Urea (0.5 g/tanaman) diberikan pada awal penanaman.

Penjarangan

(24)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009 Penyisipan

Penyisipan dilakukan terhadap tanaman yang mati atau menunjukkan gejala pertumbuhan yang terhambat, dengan menggantikan tanaman yang rusak atau mati dengan tanaman cadangan dari perlakuan yang sama.

Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan menggunakan handsprayer dan atau gembor, dan intensitas penyiraman disesuaikan dengan kelembaban media tanam.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan menggunakan cangkul, herbisida, ataupun secara manual.

Pengajiran

Pengajiran dilakukan pada tanaman yang terlihat terlalu rebah, agar tidak mengganggu pertumbuhannya dan tanaman yang lain.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakuan dengan menggunakan insektisida dan fungisida, dan segera dilakukan jika didapati gejala serangan.

Panen

Pemanenan dilakukan dengan memetik polong yang sudah berwarna coklat kehitaman dan kulitnya sudah mengeras. Pemetikan bisa dilakukan secara manual dengan tangan ataupun dengan menggunakan gunting atau pisau.

Pengeringan

Hasil panen dikeringkan dengan cara dijemur. Waktu pengeringan polong

(25)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Pengamatan Parameter

Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari leher akar sampai dengan titik tumbuh tanaman dengan menggunakan tali, lalu panjang tali diukur dengan penggaris atau meteran.

Umur Muncul Tunas (hari setelah tanam)

Umur muncul tunas dihitung saat plumula sudah terangkat ke atas permukaan tanah.

Umur Mulai Berbunga (hari setelah tanam)

Umur mulai berbunga diambil pada saat bunga pertama muncul.

Umur Panen (hari setelah tanam)

Umur panen diambil saat polong sudah siap untuk dipanen, terlihat sudah coklat kehitaman dan kulit polong mengeras.

Bobot 100 Biji (gram)

Bobot 100 biji diambil dengan menimbang 100 biji dari perlakuan yang sama, dengan menggunakan timbangan analitik.

Produksi (gram)

(26)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Analisa Data

Jika data yang dianalisa dengan sidik ragam berpengaruh nyata, maka akan dilanjutkan dengan menggunakan uji beda rataan berdasarkan Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata 5% (Bangun, 1991).

Variabilitas genetik diduga dengan menggunakan analisis komponen varian menurut Poespodarsono (1998).

KVG = √ 2g

X

x 100%

KVP = √ 2p

X

Koefisien variasi genetik dapat diklasifikasikan sebagai berikut : rendah : 0 – 25% dari KVG tertinggi

sedang : >25 – 50% dari KVG tertinggi sangat tinggi : >75 % dari KVG tertinggi

Heritabilitas = H = x 100%

2

g 2p

Menurut Stansfield (1991), kriteria heritabilitas adalah sebagai berikut : Heritabilitas tinggi : H > 0.5

(27)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Dari analisa data yang dilakukan, diperoleh bahwa faktor pemberian MVA (M) berpengaruh nyata pada parameter umur mulai berbunga, umur panen, tinggi tanaman, dan produksi/plot, namun tidak berpengaruh nyata pada parameter umur muncul tunas dan bobot 100 biji.

Faktor varietas (V) berbeda nyata pada parameter umur mulai berbunga, umur panen, dan tinggi tanaman, namun tidak berbeda nyata pada parameter umur muncul tunas, bobot 100 biji , dan produksi/plot.

Adapun interaksi antara MVA dengan varietas (M x V) tidak berbeda nyata pada semua parameter.

Nilai KVG memiliki kriteria rendah pada parameter umur mulai berbunga, umur panen, bobot 100 biji, kriteria sedang pada parameter tinggi tanaman. Nilai heritabilitas memiliki kriteria tinggi pada parameter umur mulai berbunga, umur panen, kriteria sedang pada parameter tinggi tanaman, namun memiliki kriteria rendah untuk parameter bobot 100 biji.

Grafik pertumbuhan tanaman 2 MST – 8 MST ditampilkan pada Gambar 1. Gambar 1. Grafik pertumbuhan tanaman 2 MST - 8 MST.

0

M0V1 M1V1 M0V2 M1V2 M0V3 M1V3

(28)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Umur Muncul Tunas (HST)

Dari data pengamatan umur muncul tunas pada Lampiran 5 dan sidik ragam pada Lampiran 6, dapat dilihat bahwa faktor pemberian MVA, varietas dan interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter umur muncul tunas.

Data hasil uji beda rataan umur muncul tunas dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Umur muncul tunas beberapa varietas kacang hijau terhadap pemberian MVA (5g/tanaman).

M0 (0 g)

M1

(5 g) RATAAN V

V1 = Parkit 8.63 8.56 8.59

V2 = Sriti 8.63 8.63 8.63

V3 = Kutilang 8.50 8.63 8.56

RATAAN M 8.58 8.60 -

Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat faktor pemberian MVA tidak berpengaruh nyata pada parameter umur muncul tunas, faktor varietas tidak berbeda nyata pada parameter umur muncul tunas, dan interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter umur muncul tunas. Rataan paling cepat diperoleh pada perlakuan M0V3 (8.50).

Umur Mulai Berbunga (HST)

(29)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Data hasil uji beda rataan umur mulai berbunga dapat dilihat pada Tabel 2, Tabel 2. Umur mulai berbunga beberapa varietas kacang hijau terhadap pemberian

MVA (5g/tanaman).

Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa faktor pemberian MVA berpengaruh nyata terhadap umur mulai berbunga dimana rataan M0 (36.30) dan M1 (35.85).

Faktor varietas berbeda nyata terhadap umur mulai berbunga, dimana rataan paling cepat diperoleh pada V1 (35.62), dan paling lama pada V3 (36.46). Interaksi

tidak berpengaruh nyata, dimana M1V1 memiliki rataan umur mulai berbunga

paling cepat (35.50), dan paling lama pada M0V3 (36.81).

Hubungan antara MVA dengan umur mulai berbunga ditampilkan dalam bentuk histogram pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan antara MVA dengan umur mulai berbunga.

(30)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Hubungan antara varietas dengan umur mulai berbunga ditampilkan dalam bentuk histogram pada Gambar 3.

Gambar 3. Hubungan antara varietas dengan umur mulai berbunga.

35,62 36,21 36,46

Dari data pengamatan umur panen pada Lampiran 9 dan sidik ragam pada Lampiran 10, dapat dilihat bahwa pemberian MVA berpengaruh nyata pada parameter umur panen, varietas berbeda nyata pada parameter umur panen, namun interaksi tidak menunjukkan pengaruh yang nyata.

Data hasil uji beda rataan umur mulai berbunga dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 3. Umur panen beberapa varietas kacang hijau terhadap pemberian MVA

(31)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa faktor pemberian MVA berpengaruh nyata terhadap umur panen dimana rataan M0 (62.56) dan M1 (62.01). Faktor varietas,

berpengaruh nyata terhadap umur panen, dimana rataan paling cepat diperoleh pada V1 (61.71), dan paling lama pada V3 (62.87). Namun interaksi tidak

menunjukkan pengaruh yang nyata, dimana rataan umur panen paling cepat diperoleh pada perlakuan M1V1 (61.38) dan paling lama pada M0V3 (63.13).

Hubungan antara MVA dengan umur panen ditampilkan dalam bentuk histogram pada Gambar 4.

Gambar 4. Hubungan antara MVA dengan umur panen.

62,56 62,01

Hubungan antara varietas dengan umur panen ditampilkan dalam bentuk histogram pada Gambar 5.

Gambar 5. Hubungan antara varietas dengan umur panen.

(32)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Tinggi Tanaman 8 MST (cm)

Dari data pengamatan tinggi tanaman 8 MST pada Lampiran 23 dan sidik ragam pada Lampiran 24, dapat dilihat bahwa pemberian MVA berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 8 MST, faktor varietas berbeda nyata pada parameter tinggi tanaman 8 MST , namun interaksi tidak berpengaruh nyata pada parametert tinggi tanaman 8 MST.

Data hasil uji beda rataan tinggi tanaman 8 MST dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Tinggi tanaman 8 MST beberapa varietas kacang hijau terhadap

pemberian MVA (5g/tanaman). M0

(0 g)

M1

(5 g) RATAAN V BNJ .05

V1 = Parkit 43.01 52.77 47.85 b 5.42

V2 = Sriti 50.68 52.12 51.26 ab

V3 = Kutilang 52.81 56.07 54.05 a

RATAAN M 48.62 b 53.48 a - -

BNJ.05 4.46 - -

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pemberian MVA berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman 8 MST, dimana rataan M0 (48.62) dan M1 (53.48).

Varietas berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman 8 MST, dimana rataan paling tinggi diperoleh pada V3 (54.05) dan paling pendek pada V1 (47.85).

Interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman 8 MST, dimana rataan paling tinggi diperoleh pada M1V3 (56.07) dan paling rendah pada

(33)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Hubungan antara MVA dengan tinggi tanaman 8 MST ditampilkan dalam bentuk histogram pada Gambar 6.

Gambar 6. Hubungan antara MVA dengan tinggi tanaman 8 MST.

48,62

Hubungan antara varietas dengan tinggi tanaman 8 MST ditampilkan dalam bentuk histogram pada Gambar 7.

Gambar 7. Hubungan antara varietas dengan tinggi tanaman 8 MST.

(34)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009 Bobot 100 biji (g)

Dari data pengamatan bobot 100 biji pada Lampiran 27 dan sidik ragam pada Lampiran 28, dapat dilihat bahwa pemberian MVA tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot 100 biji, varietas tidak berbeda nyata pada parameter bobot 100 biji dan demikian juga interaksi tidak berpengaruh nyata pada parameter bobot 100 biji.

Data hasil uji beda rataan umur mulai berbunga dapat dilihat pada Tabel 5, Tabel 5. Bobot 100 biji beberapa varietas kacang hijau terhadap pemberian MVA

(5g/tanaman).

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa faktor pemberian MVA tidak berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji dimana rataan M0 (6.03) dan M1 (6.26). Faktor varietas

tidak berbeda nyata terhadap umur bobot 100 biji, dimana rataan bobot tertinggi diperoleh pada V2 (6.36), dan terendah pada V1 (5.98). Interaksi juga tidak

menunjukkan pengaruh yang nyata, dimana rataan bobot 100 biji tertinggi diperoleh pada perlakuan M1V2 (6.70) dan paling lama pada M0V1 dan M0V1

(5.98).

Produksi/plot

(35)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Data hasil uji beda rataan produksi dapat dilihat pada Tabel 6,

Tabel 6. Produksi beberapa varietas kacang hijau terhadap pemberian MVA (5g/tanaman).

Dari Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa faktor pemberian MVA berpengaruh nyata terhadap produksi/plot dimana rataan M0 (30.75) dan M1 (46.45). Faktor

varietas tidak berpengaruh nyata terhadap produksi/plot, dimana rataan bobot tertinggi diperoleh pada V3 (42.11), dan terendah pada V2 (35.21). Namun

interaksi antara MVA dan varietas tidak menunjukkan pengaruh yang nyata, dimana rataan produksi/plot tertinggi diperoleh pada perlakuan M1V3 (50.41) dan

paling rendah pada M0V1 (27.83).

Hubungan antara MVA dengan produksi tanaman ditampilkan dalam bentuk histogram pada Gambar 8.

Gambar 8. Hubungan antara MVA dengan produksi tanaman.

(36)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Perbandingan produksi/ha tanaman di lapangan dengan deskripsi tanaman.

Perbandingan produksi/ha tanaman penelitian dengan deskripsi tanaman dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Perbandingan produksi/ha tanaman di lapangan dengan deskripsi tanaman.

Varietas Di lapangan Deskripsi t (hitung) t (tabel)

V1 = Parkit 1.6 1.35 0.08 2.01

V2 = Sriti 1.46 1.58 - 0.04 2.01

V3 = Kutilang 1.75 1.13 0.22 2.01

Dari Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa potensi produksi/ha varietas Parkit dan Kutilang cenderung meningkat, sementara pada varietas Sriti cenderung menurun. Namun potensi produksi ini tidak berbeda nyata dengan deskripsi menurut uji t. Hasil paling tinggi diperoleh pada perlakuan V3 dengan potensi

produksi sebesar 1.75 to/ha.

Pengamatan Parameter Genetik

Hasil perhitungan Nilai Variabilitas Genotip ( 2g), Nilai Variabilitas Fenotip ( 2p), Koefisien Variabilitas Genotip (KVG), Koefisien Variabilitas Fenotip (KVP), dan heritabilitas dapat dilihat pada Tabel7.

(37)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Pembahasan

Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular Terhadap

Pertumbuhan Kacang Hijau.

Dari hasil analisis data diketahui bahwa pemberian MVA berpengaruh nyata pada parameter umur mulai berbunga, dengan rataan M0 (36.35) danM1 (35.85),

parameter umur panen dengan rataan M0 (62.56) dan M1 (62.01), parameter tinggi tanaman dengan rataan M0 (48.83) dan M1 (53.48) dan parameter produksi/plot dengan rataan M0 (30.75) dan M1 (46.45). Dapat dilihat bahwa pemberian MVA mampu mempercepat umur berbunga, umur panen, mempertinggi batang tanaman, serta meningkatkan produksi/plot. Diduga hal ini disebabkan karena tanaman yang diberikan perlakuan MVA mengalami peningkatan pada kemampuan untuk menyerap unsur hara, sehingga metabolisme untuk pertumbuhan dapat berjalan dengan baik. Tanaman tidak mengalami hambatan pada fase vegetatif menuju fase generatif. Mengacu pada beberapa literatur seperti Jakobsen (1992) yang menyatakan bahwa MVA membantu meningkatkan penyerapan air dan unsur hara terutama unsur P, pembentukan vitamin dan beberapa zat pengatur tumbuh seperti sitokinin dan giberelin

(Khairul, 2001), meningkatkan produksi hormon auksin (Subashini dan Natarajan, 1997), berperan sinergis dengan keberadaan bakteri

penambat N (Azcon dan Al-Atrash, 1997), menjamin terselenggaranya proses biogeokemis (Nuhamara, 1994), mengeluarkan enzim phosphatase yang mampu melepaskan P dari ikatan-ikatan spesifik sehingga tersedia bagi tanaman (Subiksa, 2002).

(38)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

tanam merupakan tanah bekas vegetasi alang-alang, yang menghasilkan bahan kimia melalui metabolisme sekunder yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman budidaya.

Pengaruh Perbedaan Varietas Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau.

Dari hasil analisis data diketahui bahwa varietas berbeda nyata pada parameter umur mulai berbunga dengan rataan V1 (35.62), V2 (36.21), dan V3 (36.46), pada parameter umur panen, dengan rataan V1 (61.71), V2 (62.28),dan V3 (62.87), pada parameter tinggi tanaman dengan rataan V1 (47.85), V2 (51.26), dan V3 (54.05). Pada ketiga parameter diatas, varietas berbeda nyata, hal ini diduga karena sifat genotip dari ketiga varietas di atas yang berbeda, sehingga gen-gen yang berperan dalam pembentukan bunga, pematangan polong serta pembentukan tubuh tanaman memiliki perbedaan karakteristik dan respon terhadap lingkungannya. Hal ini tentu saja sedikit banyak akan memberikan pengaruh yang berbeda, sesuai yang tertera pada Mangoendidjodjo (2003), bahwa penampilan suatu genotip pada lingkungan yang berbeda dapat berbeda pula. Dari hasil di atas,bisa kita lihat bahwa untuk V1 cenderung lebih cepat berbunga, lebih cepat

dalam pematangan polong, namun untuk tinggi tanaman, V3 memiliki figur yang lebih tinggi dibandingkan kedua varietas lainnya.

Interaksi MVA dan Varietas Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau.

Interaksi MVA dengan varietas (MxV) tidak menunjukkan adanya pengaruh yang nyata pada semua parameter. Hal ini diduga karena faktor MVA hanya berfungsi untuk membantu akar dalam proses pertumbuhan tanaman untuk memperoleh hasil produksi yang optimal, sehingga tidak memperlihatkan hasil yang cukup signifikan, ditambah lagi dengan penggunaan media tanamn sub-optimum yang kurang mendukung pertumbuhan tanaman.

(39)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Pengamatan parameter genetik

Nilai KVG rendah terdapat pada parameter umur mulai berbunga, umur panen, dan bobot 100 biji, nilai KVG sedang terdapat pada parameter tinggi tanaman. Nilai KVP rendah pada parameter umur mulai berbunga, umur panen, sedangkan KVP sedang pada parameter tinggi tanaman, dan bobot 100 biji. Keragaman genetik suatu sifat dapat digolongkan atas 2 golongan, yaitu sifat yang bervariasi sempit dan sifat yang bervariasi luas. Sifat dengan kriteria KVG relatif rendah dan sedang digolongkan sebagai sifat yang bervariabilitas sempit. Sifat dengan kriteria KVG relatif tinggi dan sangat tinggi digolongkan sebagai sifat yang bervariasi luas. Dari sifat morfologi yang mempunyai keragaman genetik yang sempit (umur mulai berbunga, umur panen, bobot 100 biji, tinggi tanaman), menunjukkan bahwa perbedaan nilai genetik sifat tersebut masih seragam. Hal ini menunjukkan kalau sifat yang diamati tidak dapat dijadikan bahan seleksi untuk proses pemuliaan tanaman. Hal ini sesuai dengan Bustamam dkk (2004) yang menyatakan bahwa perakitan sifat baru memerlukan ketersediaan plasma nutfah dengan keragaman genetik yang luas.

(40)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pemberian MVA tidak berpengaruh nyata pada parameter umur muncul tunas dan bobot 100 biji, namun berpengaruh nyata pada parameter umur mulai berbunga, umur panen, tinggi tanaman, dan produksi.

2. Varietas tidak berbeda nyata pada parameter umur muncul tunas, bobot 100 biji, dan produksi, namun berbeda nyata pada parameter umur mulai berbunga, umur panen, dan tinggi tanaman.

3. Interaksi MVA dengan varietas tidak berpengaruh nyata pada semua parameter.

Saran

(41)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto.T. T. dan N. Indarto. 2004. Budidaya dan Analisa Usaha Tani. Kedelai, Kacang Hijau, Kacang Panjang. Penerbit Absolut. Yogyakarta

Azcon, R. and F. Al-Atrash, 1997. Influence of Arbuskular Mycorrhizae and Phosporus Fertilization on Growth, Nodulation and N2 Fixation (15 W) in Medicago sativa at Four Salinity Level. Biol. Fertil. Soils. 24: 81-86

Bangun, M. K., 1991. Rancangan Percobaan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan

Brundrett, M. C., 1991. Mycorrhizas In Natural Ecosystems. ADV. Ecol. Res.21

Bryla, D. R. and J. M. Duniway. 1997. Effects of Mycorrhizal Infection on Drought Tolerance and Recovery in Safflower and Wheat. Plant and Soil

Dunnigan, E. P., 1979. Mycrobial Fertilizer. Activator and Conditioners : A Crictical Review of Their Value to Agriculture Development. Indust.

Microbial.20

Erythrina, 2001. Teknologi Produksi Benih Kacang Hijau. BPTP- Sumatera Utara

Fitter, A. H. dan R. K. Hay. 1994. Fisiologi Tanaman Budidaya, terjemahan S. Andani dan E. D. Purbayanti. Universitas Gajah Mada,

Yogyakarta

Foth, H. D., 1951. Fundamentals of Soil Science. Sixth edition. John Wiley&Sons. New York

Goicoechea, N., M. C. Antolin and M. Sanchez-Diaz. 1997. Influence of Arbuskular Mycorrhizae and Rhizobium on Nutrient Content and Water

Relation in Drought Stressed Alfalfa. Plant and Soil

Herawati. T. dan Setiamihardja. R., 2000. Diktat Kuliah Pemuliaan Tanaman Lanjutan Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran. Bandung

(42)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Jakobsen, I. 1992. Phosporus Transport by External Hyphae of Vesikular Arbuskular Mycorrhizas. Dalam : Read, D. J. Lewis, D. H., Fitter, A. H. and Alexander I. J. Mycorrhizas in Ecosystems. CAB International. UK

Khairul, U., 2001. Pemanfaatan Bioteknologi Untuk Meningkatkan Produksi Pertanian.http://tumotow. Net/s_send1_012?u_khairul.htm

Killham, K., 1994. Soil Ecology. Cambridge University Press

Laude, S. 2002. Pertumbuhan Bibit Kakao Pada Media Sub-optimum dan Tingkat Kemasakan Benih. Universitas Tandulako Press. Palu

Mangoendidjodjo, W., 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

Marzuki. H. A. dan H. S. Soeprapto, 2004. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta

Nasution, U. 1986. Gulma dan Pengendaliannya di Kebun Karet Sumut dan Aceh. Gramedia, Jakarta

Nuhamara, S. T., 1994. Peranan Mikoriza Untuk Reklamasi Lahan Kritis. Program Pelatihan Biologi dan Bioteknologi Mikoriza. Depdikbud. Dirjen. Pusat Antar Universitas. Bioteknologi IPB. Bogor

Nusantara, A. D., 2004. Strategi Produksi Inokulum Mikoriza Arbuskular Bebas Patogen. http://tumotow.net/pps702_82304?Abimanyu_dn.htm

Purwono dan Hartono., 2005. Kacang Hijau. Teknik dan Budidaya di Berbagai Kondisi Lahan dan Musim. Penebar Swadaya. Jakarta

Poespodarsono, S., 1988. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. IPB Press. Bogor Rao. N. S. S., 1982. Biofertilizer in Agriculture. Oxford and IBHI publ.Co. Rubatzky. V. E. dan Yamaguchi. M. 1998. Sayuran Dunia. ITB. Bandung

Ruiz-Lozano, J. M., R. Azcon. And m. Gomez. 1995. Effects of Arbuskular Mycorrhizal, Glomus spp, on Drought Tolerance: Physiological and Nutritional Plant Responses. Applied and Env. Microbiol

Rukmana. R., 1997. Kacang Hijau. Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius. Yogyakarta

(43)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Prosiding Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional VI, Jakarta 11-15 Sept 1995. LIPI-Dirjen Dikti, Depdikbud dan Forum Organisasi Profesi Ilmiah

Sastroutomo, S. S. 1990. Ekologi Gulma. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Sharma, O. P. 1993. Plant Taxonomy. Tata Mc. Graw Hill Publishing Company Limited. New Delhi

Smith. S. E and D. J. Read., 1997. Mycorrizal Symbiosis Academic Press. New York

Stansfield, W. D., 1991. Genetika. Terjemahan M. Afand dan Lanny. T. H. Erlangga. Jakarta

Subashini, H. D. And K. Natarajan. 1997. Enzymesand Phytohormones in Some Ectomycorrhizal Fungi. In : Mycorrhizas in Sustainable Tropical Agriculture and Forest Ecosystems. Bogor. 26-30 Oct 1997. LIPI, Bogor Agriculture Institute and University of Adelaide

Subiksa. I. G. M., 2002. Pemanfaatan ,Mikoriza untuk Penanggulangan Lahan Krisis. Makalah Falsafah Sains. Program Pasca Sarjana/S3. IPB. Bogor Thomas. R. S., R. L. Iranson, and G. J. Bethlenfalvay., 1993. Separation of

Arbuskular Mycorrizal Fungus and Root Effect on Soil Aggregation. Soil Sci.

(44)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Keterangan : M0 = tanpa pemberian MVA

(45)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009

Jarak antar blok : 40 cm

Jarak antar plot : 30 cm

Lampiran 4. Model Analisis Data

Tabel Pengamatan

Parameter Tanggal :

Perlakua n/Blok SAMPEL TOTAL RATAAN

1 2 3 4

M0V1 M1V1 M0V2 M1V2 M0V3 M1V3

Sidik Ragam

SK dB JK KT Fh Ft.05

BLOK r-1 JK (B) KT (B)

PERLAKUAN MV-1 JK (P) KT (P)

EFEK M 1 JK (M) KT (M)

EFEK V 2 JK (V) KT (V)

EFEK MxV 2 JK (K) KT (K)

ERROR (MV-1) (r-1) JK (E) KT (E) - -

(46)

Evans louis Gemayel : Studi Pengaruh Pemberian Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Terhadap Beberapa Varietas Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Pada Media Sub-Optimum, 2008.

USU Repository © 2009 Rumus BNJ

BNJ = g (t,dB(E)) x √

SK

KT (E) r

Estimasi Kuadrat Tengah Bagi Analisis RAK

dB JK KT Estimasi KT

Blok (b-1) JKB KTB 2e+g 2r

Perlakuan (p-1) JKP KTP 2 +r 2g

Error (b-1) (p-1) JKE KTE 2e

Gambar

Grafik pertumbuhan tanaman 2 MST – 8 MST ditampilkan pada Gambar 1.
Tabel 1. Umur muncul tunas beberapa varietas kacang hijau terhadap pemberian
Tabel 2. Umur mulai berbunga beberapa varietas kacang hijau terhadap pemberian
Tabel 3. Umur panen beberapa varietas kacang hijau terhadap pemberian MVA
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari Gambar tersebut dapat diketahui bahwa minyak mentah yang mempunyai sifat asli emulsi paling stabil adalah minyak mentah Cepu dengan tidak adanya minyak dan sedikit air yang

Perda/Keputusan Bupati/Camat BelumAda Dasar Hukum Dasar hukum pembentukan BPD Tidak Ada / Perda/Keputusan Bupati/Camat Belum Ada Dasar Hukum Jumlah aparat pemerintahan Desa/Kelurahan

Kontribusi adiwarman karim terhadap jasa perbankan syariah sangat besar, menurut beliau pengembangan produk perbankan syariah harus memperhatikan ketentuan yang sesuai

Besarnya PTKP ini menjadi minimal Rp24.300.000,00 bagi Wajib Pajak yang berstatus tidak menikah dan tanpa tanggungan dan maksimal. Rp56.700.000,00 bagi Wajib Pajak berstatus

[r]

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa video merupakan salah satu jenis media audio visual yang bisa menggambarkan objek bergerak bersama-sama dengan

Semua karyawan AsiaPR, Pak Kaezar, Mbak Dede, Mas Randy, Mbak Wida, Mbak Ariza, Mbak Lidya, Mbak Ika, Mbak Leonella, Mbak Fentya, Mbak Deri, Mbak Intan, Mbak Palupi,

Itulah artinya Idul Fitri, suatu hari raya yang diberikan Allah kepada hamba-Nya yang beriman untuk bisa menghadapi hari esok dengan Takbir, artinya hanya Allah saja yang Maha