Indonesia.
-
JANTUNG JAWA
Novi
1
Bagian Parasitologi dan Kesehatan, FKH
Fort Dodge Indonesia
Dodge Animal Health (Thailand) Ltd.
I
I
Kata kunci : anjing, Jawa dan BaliDalam dasawarsa terakhir ini minat untuk memelihara anjing dan sebagai kesayangan
Hal juga dari
perhatian terhadap kesehatan lnfeksi
jantung merupakan
satu yang dapat menyerang anjing, serigala dan karnivora liar Cacing dewasa di ventrikel
dan anjing. Anjing
memperlihatkan gejala exercise intolerance, batuk, sesak nafas, dan kelainan bunyi denyut jantung. lnfeksi cacing jantung pada
secara insidental di
beberapa Negara dan
pembentukan dan granuloma di paru- (Mari
tingkat kejadian serta faktor resiko yang terkait dengan dirofilariasis pada anjing di Indonesia masih
keberadaan cacig
sejak tahun 1950-an (He and 1995). Penelitian ini dilakukan untuk rnengetahui tingkat kejadian infeksi cacing jantung pada anjing peliharaan beberapa wilayah Pulau Jawa dan Bali, serta faktor- faktor risiko yang terkait dengannya.
dan
Penelitian dilakukan dengan
sectional dengan mengambil sample
serum dari anjing pasien sakit
jantung pada anjing yang diambil sampelnya diuji dengan teknik menggunakan kit
komersial Canine
Antigen Test Kit; Synbiotics Corporation, San CA) untuk mendeteksi antigen dewasa dalam serum anjing. lnformasi lain dengan yang diduga menjadi factor resiko dari kejadian infeksi cacing jantung dengan kuisioner dan diaoalisis dengan Chi square.
dan
Delapan belas dari 235
yang diuji menunjukkan reaksi terhadap adanya antigen D. antigen
seroprevalensi di wilayah Jakarta, Jawa Jawa Tengah dan Bali masing-masing sebesar 2.2, 4.5 dan Chi square memperlihatkan asosiasi yang nyata antara seroprevalensi dan wilayah pengambilan sample 10.4
Tingkat infeksi pada anjing jantan lebih tinggi dibandingkan anjing betina
namun tidak ditemukan nyata diantara kedua Seroprevalensi pada anjing kelompok umur adalah
serta 16.7% pada kelornpok umur
tahun, dan 6.1% pada anjing usia diatas 6 tahun. Terdapat asosiasi yang nyata antara usia anjing dengan tingkat kejadian
infeksi D. immitis (x2 = P 0.02). Asosiasi yang nyata juga ditemukan
seroprevalensi dan ras anjing (x2 = 6.89 P
0.05). Seroprevalensi anjing ras 1.9%)
dan ras campuran (9.1%) lebih tinggi dibandingkan anjing ras Tingkat kejadian infeksi cacing jantung pada anjing
yang dipelihara di luar tinggi (9.9%) dibandingkan anjing dipelihara di dalam namun (x = 2.57 P
populasi dan tingginya populasi dan
nyamuk yang dapat menjadi inang antara immitis. anjing liar di
Pulau Bali dan Sukabumi - Jabar yang menjadi wilayah pengambilan sample diduga menjadi infeksi
peliharaan di wilayah tersebut. Hadi
vector primer infeksi D. immitis pada anjing di wilayah
adalah nyamuk
sedangkan
sebagat vector sekunder cacing ini. Spesies
nyamuk lain yaitu
dan
dapat berperan se bagai
vector minor dari
Ucapan Kasih
ini terlaksana dukungan dana dari Ford Dodge Animal Health. Penulis mengucapkan kasih kepada semua
Indonesia, August I
pihak yang telah berpartisipasi
dalam pengumpulan sample dan data penelitian ini berlangsung.
Daftar
Hadi, 1999. Telaah nyarnuk dalam sebagai
pada Ind. 24-38. He, S
dan
F.1856) dalam yang
diseksi Fakultas Kedokteran
lnstitut Pertanian Zoa, 7
S., A. Mizoguchi, M.
Kawabata, Nakamura-Uchiyama.
Nawa, and M. Osame. 2004. Pulmonary
with
serologic
studyon
infection with imrnitis.
Intern Med.