ARSIP BERBASIS WEB PADA RUMAH SAKIT BEDAH
SURABAYA
TUGAS AKHIR
Nama : RIZKI ALFIASCA P.
Nim : 08.41010.0341
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ARSIP
BERBASIS WEB PADA RUMAH SAKIT BEDAH SURABAYA
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Sarjana
Oleh:
Nama : Rizki Alfiasca P.
NIM : 08.41010.0341
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
Arsip merupakan dokumen penting di Rumah Sakit Bedah Surabaya
(RSBS) karena mendukung dalam pengambilan keputusan. Mengingat pentingnya
arsip yang merupakan dokumen penting di RSBS maka arsip tidak boleh rusak,
tidak boleh hilang dan harus didistribrusikan tepat waktu kepada departemen yang
dituju. Kondisi di RSBS masih sering terjadi kerusakan arsip, kehilangan arsip
dan ketidaktepatan waktu pendistribusian arsip.
Untuk mengatasi permasalahan diatas, maka arsip perlu diubah menjadi
data digital untuk meminimalkan kerusakan arsip, kehilangan arsip dan
ketidaktepatan waktu pendistribusian arsip kepada departemen yang dituju.
Dengan adanya kebutuhan tersebut maka perlu dibuat sistem informasi
manajemen arsip berbasis web di RSBS. Tahapan pembuatan sistem informasi
manajemen arsip ini diawali dengan melakukan wawancara, membuat desain,
melakukan proses coding, dan mengujicoba sistem.
Sistem informasi manajemen arsip yang dibuat telah diujicobakan kepada
sepuluh pengguna dengan kuesioner dan pengujian sistem informasi secara
langsung. Berdasarkan hasil kuesioner dan uji coba, sistem informasi manajemen
arsip diperoleh skor 92% yang berarti aplikasi berada dalam range “Sangat
Memuaskan” sehingga telah dipastikan sistem informasi ini dapat memenuhi
kebutuhan di RSBS dan juga dapat berjalan dengan baik.
Kata Kunci : Sistem Informasi Manajemen Arsip, Sistem Kearsipan, Manajemen
Arsip.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Batasan Masalah ... 4
1.4 Tujuan ... 4
1.5 Manfaat ... 4
1.6 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Arsip ... 7
2.2 Sistem Kearsipan ... 8
2.3 Sistem Informasi ... 12
2.4 Jadwal Retensi Arsip (JRA) ... 12
2.5 Model Pengembangan ... 14
2.6 Analisis Dan Perancangan Sistem ... 14
2.8 Data Flow Diagram (DFD) ... 17
2.9 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 17
2.10Database Management System……… 18
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM..……….. 20
3.1 Analisis Masalah ... 20
3.2 Analisis Kebutuhan ... 23
3.3 Perancangan Sistem ... 25
3.3.1 Alur Sistem ... 26
3.3.2 Data Flow Diagram ... 29
3.3.3 Entity Relationship Diagram ... 37
3.3.4 Struktur Database ... 38
3.3.5 Desain Interface ... 50
3.3.6 Desain Uji Coba ... 84
3.3.7 Desain Kuesioner……… 93
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI... 94
4.1Implementasi Sistem ... 94
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 94
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 95
4.1.3 Instalasi Program dan Pengaturan Sistem.. ... 95
4.2 Uji Coba ... 96
4.2.1 Uji Coba Sistem ... 96
4.2.2 Uji Coba Pengguna ... 143
4.3 Evaluasi………... 146
BAB V PENUTUP ... 147
5.1 Kesimpulan ... 147
5.2 Saran ... 148
DAFTAR PUSTAKA ... 149
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah Sakit Bedah Surabaya (RSBS) merupakan rumah sakit yang
menangani bidang operasi atau pembedahan. Salah satu aspek yang sangat vital
untuk menunjang kegiatan harian pada RSBS adalah surat menyurat. Kegiatan
pengarsipan seperti pencatatan surat masuk dan surat keluar, penyimpanan
dokumentasi, penentuan arsip kadaluwarsa membutuhkan pengolahan dan
manajemen yang baik dan efisien, agar kegiatan operasional dapat berjalan
dengan baik.
Menurut Hadiwardoyo (1999:6) setidaknya ada 4 fungsi sistem kearsipan
yaitu (1) sebagai memori kolektif instansi (corporate memory), (2) sebagai
penyedia data atau informasi bagi pengambilan keputusan (decisions making), (3)
sebagai bahan pendukung proses pengadilan (litigation support), dan (4)
penyusutan berkas kerja (retention). Dari uraian tersebut terlihat betapa penting
fungsi sistem kearsipan sehingga tidak dapat dilepaskan dari kegiatan sehari-hari
pada institusi, perusahaan perkantoran, tidak terkecuali rumah sakit yang semakin
hari arsip serta dokumennya selalu bertambah jumlahnya.
Kegiatan pengarsipan pada RSBS masih dilakukan secara semi
komputerisasi (Survei awal pada tanggal 3 Mei 2012). Dalam hal ini peranan
komputer hanya sebatas pada pembuatan surat, sehingga sering sekali dokumen
tidak tertata rapi, rusak atau hilang misalnya, pada saat dokumen dibutuhkan
untuk ditinjau kembali, karyawan sulit menemukan dokumen tersebut, dan
2
mengakibatkan pendistribusian surat atau dokumen kepada yang bersangkutan
tidak tepat waktu. Hal ini bertentangan dengan fungsi kearsipan sebagai memori
kolektif instansi (corporate memory), dan sebagai penyedia data atau informasi
bagi pengambilan keputusan (decisions making) yang telah dijelaskan di atas.
Masalah lain yang terdapat pada RSBS yaitu belum terdapat penentuan arsip atau
dokumen yang telah memasuki masa kadaluwarsa, hal ini juga bertentangan
dengan fungsi kearsipan menurut Sauki yaitu sistem kearsipan terdapat
penyusutan berkas kerja (retention). Selain itu RSBS juga membutuhkan sistem
kearsipan yang aman serta mudah diakses untuk mendukung kegiatan pengarsipan
di RSBS tersebut.
Saat ini RSBS sudah memiliki infrastruktur dan fasilitas teknologi
informasi untuk mendukung kegiatan operasional yang terdapat pada RSBS, akan
tetapi perangkat keras yang ada spesifikasinya tidak sesuai dengan perangkat
lunak generasi 4GL, misalnya Visual Basic yang merupakan pemrograman visual
yang berbasis desktop. Bahasa pemrograman berbasis desktop masih
menggunakan arsitektur stand alone sehingga semua kegiatan pemrosesan
informasi berlangsung pada komputer itu sendiri. Dengan demikian sistem
informasi yang akan dibuat harus memperhatikan keterbatasan tersebut sehingga
pada penelitian ini akan dibuat sistem informasi kearsipan berbasis web.
Saat ini telah tersedia salah satu sistem kearsipan dari pemerintah yang
disebut dengan “GARIS (Government Archive Information System)” atau "Sistem
Informasi Kearsipan (SIMARSIP)". Dengan menerapkan konsep paperless,
sistem informasi ini diharapkan dapat menggantikan sistem pengarsipan manual
menggantikan laporan dalam bentuk aplikasi dan laporan elektronik. Tetapi masih
terdapat kekurangan-kekurangan yang terdapat pada sistem informasi tersebut,
misalnya belum terdapat tata letak kearsipan dan penentuan masa kadaluwarsa
arsip dan dokumen.
Dengan adanya kebutuhan pengarsipan pada RSBS yang belum dapat
dipenuhi oleh SIMARSIP, maka perlu dibuatnya sistem informasi manajemen
arsip berbasis web yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar menghasilkan
informasi yang relevan dan berguna, dapat menentukan masa kadaluwarsa arsip,
serta dapat memudahkan dalam mengakses dan pendistribusian arsip atau
dokumen secara cepat dan aman.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
a. Bagaimana membangun sistem informasi manajemen arsip yang dapat
menggantikan sistem semi komputerisasi yang belum sesuai dengan
kebutuhan pada RSBS?
b. Bagaimana sistem informasi manajemen arsip dapat mengelola arsip sehingga
tidak terjadi kerusakan dan kehilangan data atau arsip penting?
c. Bagaimana sistem informasi dapat mendistribusikan surat atau dokumen
secara tepat waktu?
d. Bagaimana rancang bangun sistem informasi manajemen arsip dapat
4
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Rancang bangun sistem informasi manajemen arsip berbasis web dibuat
berdasarkan proses bisnis yang ada.
b. Dokumen yang dapat ditangani oleh sistem informasi ini yaitu .pdf
c. Laporan yang dapat ditampilkan pada rancang bangun sistem informasi arsip
ini yaitu laporan arsip yang masuk dan yang keluar pada periode tertentu,
informasi jumlah surat masuk dan surat keluar, laporan retensi dokumen,
laporan peminjaman dokumen.
d. Rancang bangun sistem informasi ini memiliki fasilitas dapat melakukan
penelusuran surat masuk dan surat keluar.
e. Sistem informasi ini berbasis web intranet.
1.4 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah diatas dapat diperoleh tujuan dalam
pembuatan tugas akhir ini, yaitu menghasilkan sistem informasi manajemen arsip
yang sesuai dengan proses bisnis pada RSBS.
1.5 Manfaat
Berdasarkan tujuan dibuatnya rancang bangun sistem informasi
manajemen arsip berbasis web ini maka didapatkan beberapa manfaat sebagai
a. Memberikan kemudahan bagi pengolahan, akses dan distribusi arsip sehingga
dapat meningkatkan nilai informasi dan mengoptimalkan, memperlancar dan
meningkatkan kinerja pada RSBS.
b. Meminimalkan kehilangan dan rusaknya data-data atau dokumen - dokumen
penting.
c. Dapat mendistribusikan surat atau dokumen kepada yang bersangkutan secara
tepat waktu.
d. Dapat menentukan surat atau dokumen yang telah memasuki masa
kadaluwarsa.
1.6 Sistematika Penulisan
Di dalam penulisan Tugas Akhir ini secara sistematika diatur dan disusun
dalam 5 (lima) bab, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah serta batasan terhadap masalah yang akan dibahas, tujuan dari
pembahasan masalah yang diangkat, dan sistematika penulisan laporan
tugas akhir ini.
BAB I : LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan
Manajemen Arsip, diantaranya yaitu penjelasan tentang Arsip, Sistem
Kearsipan, Sistem Informasi, Website, Analisis dan Perancangan
Sistem, System Flow, Data Flow Diagram, Entity Relationship
6
BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini berisi uraian tentang Rumah Sakit Bedah Surabaya
(RSBS) serta penjelasan mengenai analisa dan perancangan sistem
untuk membuat Sistem Informasi Mananjemen Arsip Berbasis Web
yang meliputi tahap analisis, desain, coding, testing / verification, dan
maintenance.
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Dalam bab ini dijelaskan tentang evaluasi dari sistem yang dibuat,
proses implementasi dari perangkat lunak yang telah melalui tahap
evaluasi.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan penelitian yang telah dilakukan
terkait dengan tujuan dan permasalahan yang ada, serta saran
sehubungan dengan adanya kemungkinan pengembangan sistem pada
LANDASAN TEORI
2.1 Arsip
Menurut Sugiarto (2005) arsip berasal dari bahasa asing, orang Yunani
mengatakan “Arcivum” yang artinya tempat untuk menyimpan.sering pula kata
tersebut ditulis “Archeon” yang berarti Balai Kota (tempat untuk menyimpan
dokumen) tentang masalah pemerintahan. Menurut bahasa Belanda yang
dikatakan “Archief” mempunyai arti.
1. Tempat untuk menyimpan catatan-catatan dan bukti-bukti kegiatan yang lain.
2. Kumpulan catatan atau bukti kegiatan yang berwujud tulisan, gambar, grafik,
dan sebagainya.
3. Bahan-bahan yang akan disimpan sebagai bahan pengingatan.
Perkataan arsip yang sudah secara umum dianggap sebagai istilah bahasa
Indonesia, mempunyai arti :
1. Tempat untuk menyimpan berkas sebagai bahan pengingatan.
2. Bahan-bahan baik berwujud surat, laporan, perjanjian, gambar hasil kegiatan,
statistika kuitansi, dan sebagainya yang disimpan sebagai bahan pengingatan.
Menurut Undang-Undang No.7 Tahun 1971 pasal (1) yang
mendefinisikan arsip sebagai berikut :
1. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga negara dan
badan-badan pemerintahan dalam bentuk corak apapun baik dalam kadaan
tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan
pemerintahan.
8
2. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta dan
atau perorangan dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal
maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kehidupan bangsa.
Sedangkan menurut Gie (1996:12) Arsip adalah kumpulan warkat yang
disimpan secara sistematis karena mempunyai kegunaan agar setiap kali
diperlukan dapat secara cepat diketemukan. Dari uraian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud arsip adalah surat yang disimpan untuk
kemudian diambil atau diketemukan kembali bila diperlukan dengan mudah dan
cepat.
2.2 Sistem Kearsipan
Sistem kearsipan adalah suatu sistem, metode atau cara yang
dipergunakan dalam penyimpanan dan penemuan kembali arsip/dokumen
(Sugiarto, 2005). Filing System berbeda dengan Record Management. Record
Management meliputi kegiatan planning, organizing, actuating dan controlling.
Agar record management dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka
harus berpedoman pada ciri penyelenggaraan rekod yang baik yaitu :
a. Mengurus sedikit warkat/arsip
b. Warkat Yang Berkualitas
c. Warkat Yang Selektif
d. Dapat menghemat biaya, tenaga, dan waktu
Sistem kearsipan adalah pengaturan atau penyimpanan arsip secara logis
dan sistematis, menggunakan abjad, nomor, huruf atau kombinasi nomor dan
Sistem Kearsipan yang baik harus sesuai dengan kondisi organisasi,
sederhana, mudah dimengerti dan mudah dioperasikan, mudah diadaptasikan bila
ada perubahan sistem serta fleksibel dan elastis untuk menampung perkembangan,
murah, aman, akurat. Bagi lembaga, departemen atau perusahaan swasta yang
tidak begitu luas, dapat pula menyelenggarakan susunan organisasi kearsipan
dengan lebih sederhana dan mudah, dengan tidak mengurangi tugas
penyelenggaraan kearsipan yang hemat dan cermat serta praktis.
Secara Umum Sistem kearsipan (Filing System) ada 5 cara yaitu:
1. Sistem Abjad (Alphabetical System) adalah sistem penyimpanan arsip dengan
menggunakan metode penyusunan secara abjad atau alfabetis (menyusun
nama dalam urutan nama-nama mulai dari A dampai dengan Z). Sistem abjad
lebih cocok digunakan terhadap arsip yang dasar penyusunannya dilakukan
terhadap nama orang, nama organisasi, nama lokasi/tempat, nama benda dan
masalah/subyek. Dalam menggunakan sistem abjad dibutuhkan mengindeks
yaitu cara menemukan dan menentukan ciri/tanda dari sesuatu dokumen yang
akan dijadikan petunjuk/tanda pengenal untuk memudahkan mengetahui
tempat dokumen disimpan. Contoh peraturan Mengindeks dalam Sistem
Abjad:
a. Nama-nama Orang
a. Imam Ali diindeks menjadi Ali, Imam
b. Kwik Kian Gie diindeks menjadi Kwik, Kian, Gie
b. Mengindeks Badan/Organisasi/Perusahaan
a. PT Krakatau Steel diindeks menjadi Krakatau, Stell, PT
10
c. Depdiknas diindeks menjadi Pendidikan, Nasional, Departemen
c. Mengindeks Nama Tempat/Daerah
a. Pekan Baru diindeks menjadi Pekan Baru
b. Propinsi Gorontalo diindeks menjadi Gorontalo, Propinsi
d. Mengindeks Nama Benda/barang
a. Sepeda Motor diindeks menjadi Sepeda, Motor
b. Mesin Fax Sharp diindeks menjadi Sharp, Mesin Fax
e. Mengindeks Nama Masalah
a. Wajib Pajak diindeks menjadi Pajak, Wajib
b. Peraturan Pegawai diindeks menjadi Pegawai, Peraturan
2. Sistem Perihal/Masalah/Subyek (Subject System) disebut juga sistem masalah
merupakan sistem penyimpanan arsip yang didasarkan pada pokok masalah
surat. Sebelum menerapkan sistem subyek, terlebih dahulu harus disusun
pedomannya yang dijadikan sebagai dasar penataan arsip pada tempat
penyimpanannya. Pedoman tersebut disebut Pola Klasifikasi. Dalam
penyusunan Pola Klasifikasi Kearsipan, unsur fungsi, struktur dan masalah
saling menunjang satu dengan lainnya. Unsur fungsi yang tercermin dalam
kegiatan operasional dapat dijadikan sebagai dasar untuk menyusun
klasifikasi kearsipan. Klasifikasi kearsipan disusun berjenjang:
Main Subject/Masalah Pokok (Primer)
Sub Subject/Sub Masalah Pokok (Sekunder)
Ketiga hubungan diatas mempunyai hubungan logis dan sistematis satu sama
lainnya. Misalnya kelompok Kepegawaian harus terdapat masalah yang
berhubungan dengan kepegawaian saja, seperti di bawah ini:
Kepegawaian (Primer)
Pengadaan (Sekunder)
Lamaran (Tertier)
Test (Tertier)
Pengangkatan (Tertier)
3. Sistem Nomor (Numerical System) adalah suatu sistem penataan arsip
berdasarkan nomor-nomor kode tertentu yang ditetapkan untuk setiap arsip.
Dalam Sistem nomor terdapat beberapa variasi, antara lain sistem nomor
menurut Dewey, sistem nomor menurut Terminal Digit, Middles Digit,
Soundex System, Duplex-Numeric dan Straight-Numeric. Sistem Nomor yang
umum digunakan adalah sistem Nomor Decimal Dewey (Dewey Decimal
Classification) atau Universal Decimal Classification (UDC) yang
mengelompokkan semua subyek yang mencakup keseluruhan ilmu
pengetahuan manusia ke dalam suatu susunan yang sistematis dan teratur.
Sistem ini biasa digunakan di Perpustakaan untuk penempatan buku-buku dan
pembuatan Call Number.
4. Sistem Tanggal (Chronological System) yaitu sistem penyimpanan surat yang
didasarkan kepada tanggal surat diterima (untuk surat masuk) dan tanggal
surat dikirim (untuk surat ke luar). Dalam suatu surat biasanya ada 3 tanggal
12
2.3 Sistem Informasi
Sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang
mempunyai tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2004:21), data adalah
fakta-fakta atau kejadian-kejadian yang dapat berupa angka-angka atau kode-kode
tertentu. Data masih belum mempunyai arti bagi penggunanya. Untuk dapat
mempunyai arti, data diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh
penggunanya. Hasil pengolahan data inilah yang disebut sebagai informasi.
Secara ringkas, informasi adalah data yang telah diolah dan mempunyai arti bagi
penggunanya. Sehingga sistem informasi dapat didefinisikan sebagai
prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data sehingga dapat digunakan oleh
penggunanya.
Sistem informasi Manajemen berfungsi untuk mengelola suatu sistem
dengan penerapan manajemen yang baik sehingga menghasilkan suatu informasi
yang dibutuhkan. Data-data yang sudah terkumpul kemudian diproses secara
matang sehingga akan menghasilkan informasi yang baik. Informasi yang
dikeluarkan berupa laporan-laporan yang lengkap seputar data yang ada dan
melalui beberapa proses sistem informasi seperti pengumpulan data, pemrosesan
data dan sampai menghasilkan suatu output data yang diinginkan sesuai dengan
tujuan akhir dari sistem informasi yang dikerjakan (McLeod & Schell 2008).
2.4 Jadwal Retensi Arsip (JRA)
Jadwal Retensi Arsip berasal dari kata “Retention” yang berarti
menyimpan. Retensi arsip berarti Jangka waktu penyimpanan arsip yang terkait
sekurang-kurangnya jenis arsip beserta jangka waktu penyimpanannya sesuai
dengan nilai kegunaan dan dipakai sebagai pedoman penyusutan arsip. Sesuai
dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1979. Setiap arsip
ditentukan retensinya sesuai dengan nilai kegunaannya dan dituangkan dalam
bentuk Jadwal Retensi Arsip. Dalam membuat Jadwal Retensi Arsip
setidaktidaknya berisi informasi mengenai jenis arsip, jangka simpan dan
keterangan. Penentuan model Jadwal Retensi Arsip terbuka luas, sesuai dengan
kebutuhan instansi masing-masing, dalam hal ini dapat dilakukan pembuatan
Jadwal Retensi Arsip yang lebih rinci misalnya menyangkut jangka simpan aktif,
inaktif dan lainlain.
Jadwal Retensi Arsip merupakan hasil keputusan pimpinan instansi untuk
menjamin bahwa penyusutan arsip di instansinya telah dilakukan sesuai
kebutuhan hukum yang berlaku (Sugiarto, 2005). Dengan demikian juga
menjamin akuntabilitas kegiatan instansi/perusahaan dan sekaligus perlindungan
hukum bagi petugas arsip/arsiparis yang melakukan penyusutan arsip di
masing-masing instansi/perusahaan.
2.5 Model Pengembangan
Model pengembangan yang digunakan pada rancang bangun sistem ini
adalah menggunakan Iterative Waterfall Model. Iterative waterfall model sendiri
adalah pengembangan dari waterfall model. Waterfall model sendiri adalah alur
pengembangan sistem dimulai dari planning, analysis, design, implementation,
operation & maintenance. Waterfall model dirancang agar alur pengembangan
14
untuk menambahkan fitur-fitur baru apabila ada permintaan baru dari user
(Pressman, 2008). Dalam pengembangan software yang sesungguhnya hal itu
sangatlah sulit diterapkan karena dalam perjalanannya, pengembangan software
pasti akan membutuhkan perubahan entah dari segi desain ataupun dari segi
perancangan. Maka dari itu, waterfall model dikembangkan lagi menjadi iterative
waterfall model yang memungkinkan developer untuk mendesain ulang dan
merencanakan ulang pengembangan sistem dengan syarat perubahan tidak sampai
mengubah tujuan utama dibuatnya sistem. Gambar dari iterative waterfall model
dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Iterative Waterfall Model
(Sumber: Mall, 2009: 41)
2.6 Analisis Dan Perancangan sistem
Analisis sistem merupakan tahap yang paling penting dari suatu
permasalahan yang terjadi serta kendala-kendala yang dihadapi dari sebuah sistem
yang telah berjalan.
Analisis sistem itu sendiri dapat didefinisikan sebagai penguraian dari
suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan
maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluai permasalahan-permasalahan,
kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan
kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya
(Hartono, 2005).
Analisis yang efektif akan memudahkan pekerjaan penyusunan rencana
yang baik di tahap berikutnya. Sebaliknya, kesalahan yang terjadi pada tahap
analisis ini akan menyebabkan kesulitan yang lebih besar, bahkan menyebabkan
gagalnya penyusunan sebuah sistem (Hartono, 2005).
Untuk itu, diperlukan ketelitian dalam mengerjakan, sehingga tidak dapat
kesalahan dalam tahap selanjutnya, yaitu tahap perancangan sistem.
Langkah-langkah yang diperlukan di dalam menganalisa sistem adalah:
1. Tahap perencanaan sistem
2. Tahap analisis sistem
3. Tahap perancangan sistem
4. Tahap penerapan sistem
5. Membuat laporan dari hasil analisa
Pada tahap perancangan, dilakukan identifikasi masalah serta diperlukan
adanya analisa yang digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang menjadi
16
Data-data yang baik yang berasal dari sumber-sumber internal seperti
misalnya laporan-laporan, dokumen observasi, maupun sumber-sumber di luar
lingkungan sistem seperti pemakai sistem, dikumpulkan sebagai bahan
pertimbangan analisa. Jika semua permasalahan sudah di identifikasi, dilanjutkan
dengan mempelajari dan memahami alur kerja dari sistem yang digunakan.
Kemudian diteruskan dengan menganalisa dan membandingkan sistem
yang terbentuk dengan sistem yang sebelumnya di gunakan. Dengan adanya
perubahan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah membuat laporan-laporan
hasil analisa sebelumnya dan sistem yang akan diterapkan. Perancangan sistem
adalah proses menyusun atau mengembangkan sistem informasi yang baru. Dalam
tahap ini, harus dipastikan bahwa semua persyaratan untuk menghasilkan
informasi dapat terpenuhi.
Hasil sistem yang dirancang harus sesuai dengan kebutuhan pemakai,
karena rancangan tersebut meliputi perancangan mulai dari sistem yang umum
hingga diperoleh sitem yang lebih spesifik. Dari hasil rancangan tersebut,
dibentuk pula rancangan database disertai dengan struktur file antara sistem yang
satu dengan sistem yang lainnya. Selain itu, dibentuk pula rancangan input dan
output system, misalnya menentukan berbagai bentuk input data dan isi laporan.
2.7 System Flow
System Flow adalah bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara
menyeluruh dari suatu sistem dimana bagan ini menjelaskan urutan
sebaiknya ditentukan pula fungsi-fingsi yang melaksanakan atau bertanggung
jawab terhadap sub-sistem yang ada (Hartono, 2005:10).
2.8 Data Flow Diagram (DFD)
Menurut (Kristanto, 2004:12), Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu
model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal
data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data tersebut
disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data
yang tersimpan, dan proses yang dikenakan pada data tersebut.
Data Flow Diagram merupakan suatu metode pengembangan sistem
yang terstruktur (structure analisys dan design). Penggunaan notasi dalam data
flow diagram sangat membantu untuk memahami suatu sistem pada semua tingkat
kompleksitas. Pada tahap analisi, penggunaan notasi ini dapat membantu dalam
berkomunikasi dengan pemakai sistem untuk memahami sistem secara logika.
2.9 Entity Relationship Diagram (ERD)
Pengertian ERD menurut James A. Hall (Hall, 2007) adalah “ERD
adalah suatu teknik dokumentasi yang digunakan untuk menyajikan relasi antar
entitas dalam sebuah sistem”.
Ada dua komponen utama pembentuk Model Entity Realtionship menurut
Fathansyah, yaitu Entitas (Entity) dan Relasi (Relation). Entitas adalah individu
yang mewakili sesuatu yang nyata (eksistensinya) dan dapat dibedakan dari
sesuatu yang lain, serta Atribut yang mendeskripsikan karakteristik (properti) dari
18
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ERD (Entity
Relationship Diagram) adalah suatu teknik dokumentasi yang digunakan untuk
menyajikan relasi antar entitas dalam sebuah sistem yang mewakili suatu yang
nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain.
Menurut Fathansyah, ada tiga macam key yang dapat diterapkan pada
suatu tabel, yaitu :
1. Super key merupakan satu atau lebih atribut (kumpulan atribut yang dapat
membedakan setiap baris data dalam sebuah tabel secara unik.
2. Candidate key merupakan kumpulan atribut minimal yang dapat
membedakan setiap baris data dalam sebuah tabel secara unik.
3. Primary key merupakan salah satu Candidate Key yang lebih sering (lebih
natural) untuk dijadikan sebagai acuan, key tersebut lebih ringkas dan
jaminan keunikan key tersebut lebih baik, sehingga dipilih sebagai Primary
Key.
2.10 Database Management System
Database management System (DMBS) merupakan kumpulan file yang
saling berkaitan dengan program pengelolanya. DBMS adalah satu set program
yang mengontrol pembuatan, pengaturan, dan penggunaan database. Semua
pengaturan ini dilakukan oleh Database Administrator (Kristanto, 2004).
Bahasa yang ada pada DBMS :
Skema basis data dibuat dengan menggunakan ekspresi satu bahasa khusus
yang disebut DDL. Hasil kompilasi perintah DDL adalah satu set tabel yang
disimpan di dalam file khusus yang disebut data dictionary/directory.
2. Data Manipulation language (DML)
Bahasa yang digunakan untuk mengakses dan memanipulasi data yang ada di
dalam database.
Fungsi dasar DBMS :
1. Data Definition
DBMS harus dapat melakukan pendifinisian data.
2. Data Manipulation
DBMS harus dapat melakukan perubahaan/manipulsasi data pada database.
3. Data Security and Integrity
DBMS dapat memeriksa kemanan dan integritas sesuai yang ditentukan oleh
DBA.
4. Data recovery and Concurrency
DBMS harus dapat melakukan penanganan terhadap data-data yang hilang
akibat kesalahan sistem, kerusakan harddisk, dan lain sebagainya. DBMS
juga juga harus menjaga concurrency yakni dimana ketika database diakses
lebih dari 1 user.
5. Data Dictionary
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1. Analisis Masalah
Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi
permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang
disajikan dalam bentuk aplikasi.
Langkah identifikasi dilakukan dengan cara observasi dan wawancara ke
RSBS, sehingga bisa dilakukan tindakan solusi yang tepat untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.
Hasil observasi dan wawancara dengan ibu Risma selaku sekretaris di
RSBS, menceritakan bahwa bagian sekretaris selama ini tidak memiliki sistem
yang baku untuk mengolah dan memanajemen arsip yang terdapat pada RSBS,
semua kegiatan pengarsipan dilakukan secara semi komputerisasi dan peranan
komputer hanya sebatas pada pembuatan arsip. Pada proses manajemen arsip yang
yang kini berjalan di RSBS terdapat beberapa proses, yang pertama yaitu input
arsip masuk yang diawali dari satpam yang menerima arsip masuk dari instansi
luar yang kemudian dilanjutkan kepada sekretaris. Sedangkan arsip keluar berasal
dari permintaan oleh karyawan kepada sekretaris. Setelah arsip masuk atau arsip
keluar diterima oleh sekretaris kemudian arsip akan dicek kelengkapannya dan
disimpan oleh sekretaris. Pada proses peminjaman arsip diawali dari karyawan
yang memberikan permintaan peminjaman arsip kepada sekretaris, kemudian
sekretaris akan melakukan pencarian pada lemari penyimpanan arsip, setelah arsip
ditemukan sekretaris mengecek status arsip telah selesai di disposisikan atau
belum karena hanya arsip yang telah selesai di disposisikan yang dapat dipinjam
oleh karyawan, mengecek waktu peminjaman dan mengecek keterangan
peminjaman. Apabila syarat dan ketentuan arsip telah terpenuhi maka sekretaris
akan menyerahkan arsip yang akan dipinjam kepada karyawan yang
bersangkutan. Proses yang terakhir yaitu proses pendisposisian arsip, proses ini
diawali dari unit kerja yang akan mendisposisikan arsip, pertama unit kerja
membuat keputusan hasil arsip masuk yang telah diterima dari sekretaris dan hasil
dari arsip masuk dituliskan pada nota disposisi yang kemudian didisposisikan
beserta arsip masuk tersebut. Berikut pada gambar 3.1 alur manual (document
flow) yang terdapat pada RSBS untuk menangani arsip masuk dan arsip keluar di
RSBS.
Document Flow Manajemen Arsip
Satpam Sekretaris Pegawai Unit kerja
Arsip masuk yang telah dicek Menerima
arsip masuk
Arsip masuk Arsip masuk
Pengecekan surat masuk &
surat keluar
Permintaan arsip keluar
Permintaan peminjaman arsip Pencarian
arsip
Pengecekan arsip sudah disposisi?
Arsip pinjam (acc)
Membuat keputusan hasil arsip masuk
Mengisi nota disposisi
Nota disposisi
Mendisposisikan surat Tidak
22
Dari alur manual (document flow) diatas dapat terlihat beberapa kendala
pada proses manajemen arsip di RSBS, yaitu:
1. Proses input arsip masuk dan arsip keluar, pada proses ini sekretaris melakukan
input data arsip masuk dan arsip keluar masih secara manual, belum ada
penyimpanan data arsip digital dan masih belum tersedia tempat penentuan
lokasi penyimpanan arsip sehingga sering terjadi kerusakan dan kehilangan
arsip.
2. Proses disposisi arsip, pada proses disposisi arsip sekretaris mendisposisikan
arsip dan nota disposisi kepada unit kerja yang bersangkutan dengan cara
memberikan satu persatu kepada unit kerja yang bersangkutan secara
bergantian, sehingga sering terjadi keterlambatan dalam pendisposisian arsip.
3. Proses peminjaman dan pengembalian arsip, pada proses ini sekretaris sering
mengalami kesulitan dalam menangani transaksi peminjaman dan
pengembalian arsip, sehingga sekretaris tidak mengetahui posisi arsip, sedang
dipinjam atau telah dikembalikan.
4. Jadwal Retensi Arsip (JRA). Pada RSBS belum terdapat proses peretensian
arsip, sehingga terjadi penumpukan arsip karena sekretaris tidak mengetahui
arsip yang masih aktif atau telah nonaktif.
5. Laporan arsip, pada RSBS belum terdapat laporan arsip sehingga sekretaris dan
direktur tidak mengetahui tentang arus masuk keluar arsip, laporan
3.2 Analisis Kebutuhan
Berdasarkan analisis permasalahan dapat diperoleh bahwa
permasalahan yang dihadapi RSBS adalah kesulitan dalam pencarian dokumen
yang mengakibatkan pendistribusian arsip menjadi tidak tepat waktu, masalah
lainnya yaitu kesulitan dalam menentukan dan mengetahui masa kadaluwarsa
arsip, dan juga terdapat kendala dalam mengelola peminjaman dan pengembalian
arsip. Dengan penerapan sistem informasi manajemen arsip ini, diharapkan dapat
menghasilkan informasi-informasi yang dapat membantu sekretaris dalam
pendukung pengambilan keputusan terkait pengelolaan arsip pada RSBS.
Sistem informasi manajemen pada RSBS ini akan melibatkan beberapa
pengguna didalamnya. Berikut telah dianalisis siapa saja yang dapat
mengoperasikan dan menggunakan sistem informasi pendataan jemaat berbasis
web ini beserta kebutuhannya :
Tabel 3.1 Analisis Kebutuhan Sistem
No Pengguna Kebutuhan Laporan yang dihasilkan
1 Sekretaris 1. Sekretaris mampu
menginputkan arsip masuk dan keluar menjadi data digital.
2. Sekretaris mampu
menentukan lokasi, media dan sarana penyimpanan arsip.
3. Sekretaris mampu
melakukan disposisi secara komputerisasi.
4. Sekretaris dapat
mengetahui dimana arsip terdisposisi.
5. Sekretaris mampu
menangani peminjaman dan pengembalian arsip secara komputerisasi.
6. Sekretaris dapat
1. Data arsip digital.
2. Lokasi media dan
sarana penyimpanan arsip.
3. History disposisi
arsip
4. Data arsip aktif dan
arsip inaktif.
5. Laporan keluar
masuk arsip.
6. Laporan peminjaman
dan pengembalian arsip.
7. Laporan perentesian
24
No Pengguna Kebutuhan Laporan yang dihasilkan
mengetahui dimana posisi arsip yang
dipinjam dan siapa yang meminjam.
7. Sekretaris dapat
menentukan jadwal retensi (masa kadaluwarsa) arsip.
8. Sekretaris mampu
melakukan peretensian arsip
2 Karyawan 1. Karyawan mampu
melakukan peminjaman dan pengembalian arsip secara komputerisasi.
2. Karyawan dapat
mengetahui arsip apa saja yang pernah dipinjam maupun yang telah dikembalikan.
3. Karyawan mampu
melakukan
pendisposisian secara komputerisasi
4. Karyawan dapat
mengetahui arsip apa saja yang pernah
didisposisikan.
1. History peminjaman
dan pengembalian arsip.
2. History disposisi
arsip
3 Direktur 1. Direktur dapat
mengakses laporan keluar masuk arsip secara
periodik.
2. Direktur dapat
mengakses laporan jumlah peminjaman dan pengembalian arsip secara periodik.
3. Direktur dapat
Terdapat beberapa pengguna sistem didalam Sistem Informasi
Manajemen Arsip Berbasis Web ini. Dalam hal ini sekretaris bertindak sebagai
admin dari aplikasi yang akan digunakan, dan terdapat user karyawan dan direktur
yang mempunyai hak akses yang berbeda dalam aplikasi ini. Berikut dapat dilihat
pada gambar 3.2.
Gambar 3.2 Analisis Pengguna Sistem.
3.3 Perancangan Sistem
Rancangan sistem akan dibuat berdasarkan analisis sistem yang berjalan
pada RSBS, yaitu sistem informasi manajemen arsip yang akan digunakan untuk
membantu karyawan di RSBS dalam mengelola arsip serta memberikan informasi
kepada sekretaris atau direktur untuk mendukung pengambilan keputusan.
Sebelum proses pembuatan aplikasi, terlebih dahulu dilakukan proses
perancangan sistem. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya aplikasi yang dibuat
dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan apa yang dibutuhkan, yaitu dapat
membantu sekretaris dalam pengelolaan arsip serta membantu direktur dan
karyawan yang bersangkutan untuk mendukung pengambilan keputusan. Dalam
26
tahapan dalam perancangan sistem yang dilakukan adalah pembuatan alur sistem,
Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), struktur
database dan membuat desain uji coba.
3.3.1 Alur Sistem
Terdapat blok diagram dan system flow untuk sistem informasi
manajemen arsip berbasis WEB pada RSBS, yakni blok diagram dan sytem flow.
A.Blok diagram sistem manajemen arsip
Pada blok diagram sistem manajemen arsip ini terdapat user yang
mempunyai tugas dan tanggung jawabnya masing – masing. Pada rancang bangun
sistem informasi ini user dapat melakukan pencatatan apabila terdapat surat
masuk dari instansi lain, disposisi surat melalui email dan notification, pencatatan
surat keluar apabila terdapat surat yang akan dikirim kepada instansi lain,
penelusuran surat (history surat), upload dokumen, peminjaman dokumen apabila
terdapat bagian yang membutuhkan dokumen dari bagian lain, retensi dokumen,
dan melihat laporan – laporan yang dibutuhkan oleh user. Blok diagram sistem
Gambar 3.3 Blok diagram sistem informasi manajemen arsip
B.Sistem Flow Sistem Informasi Manajemen Arsip
Untuk membuat sistem informasi manajemen arsip pada RSBS
dibutuhkan sistem flow yang sesuai dengan proses dan ketentuan yang berlaku
pada RSBS. , berikut penjelasan tentang sistem flow yang dibuat untuk membantu
dalam membuat aplikasi sistem informasi manajemen arsip dan dapat dilihat pada
gambar 3.4.
Sistem flow sistem informasi manajemen arsip ini diawali dari sekretaris
yang menerima arsip masuk direksi, unit atau arsip keluar kemudian diinputkan
kedalam sistem untuk disimpan ke dalam database arsip masuk direksi, unit atau
arsip keluar dalam bentuk digital. Kemudian sekretaris mencetak laporan arsip
masuk keluar untuk diberikan dan dilihat oleh direktur. Proses selanjutnya yaitu
proses pendisposisian arsip, pada proses pendisposisian ini pertama sekretaris
menentukan tujuan disposisi dan arsip yang akan di disposisi, setelah muncul
28
sistem dan disimpan pada database disposisi, notifikasi serta mengubah status
arsip dalam database arsip masuk direksi, unit atau arsip masuk keluar. Setelah
karyawan menerima disposisi dari sekretaris karyawan dapat melanjutkan
disposisi ke bagian lain atau tidak, apabila tidak maka karyawan diwajibkan
mengembalikan disposisi kepada sekretaris. Pada proses peminjaman arsip, arsip
yang dapat dipinjam hanya arsip yang telah di disposisi, karyawan di wajibkan
memilih arsip yang akan dipinjam, menentukan tanggal kembali dan keterangan
peminjaman yang akan disimpan dalam database peminjaman dan notifikasi.
Sekretaris akan menerima notifikasi bahwa ada karyawan yang melakukan
peminjaman, disini sekretaris bertanggung jawab atas konfirmasi peminjaman
arsip boleh dipinjam atau tidak. Proses selanjutnya yaitu proses pengembalian
arsip yang diawali dari karyawan yang menerima notifikasi bahwa masa pinjam
arsip telah habis, karyawan diwajibkan memilih arsip yang dikembalikan untuk
dikembalikan kepada sekretaris. Sekretaris tiap bulan mencetak laporan
peminjaman untuk diberikan kepada direktur. Proses yang terakhir yaitu proses
retensi arsip, pada proses ini sistem secara otomatis menampilkan arsip yang telah
masuk dalam masa kadaluwarsa (inaktif), sekretaris disini bertanggung jawab
memberi keputusan apakah arsip yang bersangkutan perlu diperpanjang atau
tidak, apabila dilanjutkan maka status arsip akan menjadi aktif kembali sebaliknya
apabila tidak diperpanjang maka sistem secara otomatis akan menghapus arsip
tersebut dari sistem dan sekretaris dapat mencetak laporan retensi dalam periode
Sistem Flow Manajemen Arsip
Sekretaris Karyawan Direktur
Start
Arsip Masuk Direksi, Arsip Masuk Unit Kerja, Arsip
Keluar
Mengupload arsip menjadi data
digital
Simpan data
Arsip Masuk Direksi Menginputkan
data
Arsip Keluar Arsip Masuk Unit Kerja
Mencetak Laporan Keluar Masuk
Arsip
Disposisi ke bagian lain
Disposisi ke bagian lain
Memilih arsip yang dipinjam, menentukan
tgl kembali dan keterangan peminjaman
1 Disposisi
Notifikasi
Arsip Masuk Direksi
Arsip Keluar Arsip Masuk Unit Kerja
Disposisi
Pinjam arsip
Arsip Masuk Direksi
Arsip Keluar Arsip Masuk Unit Kerja
Menetukan Tujuan Disposisi Arsip
Memilih Arsip Yang Arsip Masuk
Direksi
Arsip Keluar Arsip Masuk
Unit Kerja
Arsip Masuk Direksi Arsip Masuk
Unit Kerja
Arsip Keluar
Arsip Masuk Direksi Arsip Masuk
Unit Kerja
Arsip Keluar
Membuat Laporan Peminjaman Dan Pengembalian Arsip Arsip diaktifkan
kembali ?
Arsip Masuk Direksi Arsip Masuk
Unit Kerja
Arsip Keluar
Finish Laporan keluar
masuk arsip
Laporan keluar masuk arsip
Arsip Masuk Direksi Arsip Masuk
Unit Kerja
Arsip Keluar
Retensi
Arsip Masuk Direksi Arsip Masuk
Unit Kerja
Arsip Keluar
Retensi 3 Laporan Peminjaman dan pengembalian arsip
Laporan Peminjaman dan pengembalian arsip
Mencetak Laporan Retensi
4
Laporan Retensi Arsip 4
Gambar 3.4 Sistem flow sistem informasi manajemen arsip
30
3.3.2 Data Flow Diagram
Setelah proses perancangan dengan menggunakan System Flow, langkah
selanjutnya dalam perancangan adalah pembuatan Data Flow Diagram (DFD)
yang merupakan representasi grafik dalam menggambarkan arus data dari sistem
secara terstruktur dan jelas, sehingga dapat menjadi sarana dokumentasi yang
baik. DFD merupakan diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk
menggambarkan arus data dan sistem secara logika. Keuntungan menggunakan
DFD adalah memudahkan pemakai yang kurang menguasai bidang komputer
untuk mengerti sistem yang dikembangkan.
a. Context Diagram
Context diagram merupakan diagram pertama dalam rangkaian suatu DFD
yang menggambarkan entity yang berhubungan dengan sistem dan aliran data
secara umum. Perancangan dari context diagram sistem manajemen arsip ini
Data Jabatan
Data Pengembalian
Data Peminjaman Data Arsip Keluar
Data Arsip Keluar
Data Karyawan
Data Arsip Inaktif Data Arsip Aktif
Laporan Retensi Arsip
Laporan Peminjaman Pengembalian Arsip Laporan Keluar Masuk Arsip
Data Disposisi Data Media
Data Sarana Data Lokasi Arsip
Data Berkas Arsip
Data Rubrik Arsip
Data Unit Kerja
Data Jenis Arsip Data Kategori Arsip
Data Arsip Masuk Unit Kerja
Data Arsip Masuk Direksi 0
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ARSIP
+
Gambar 3.5 Context Diagram Sistem informasi manajemen arsip
b. Diagram Berjenjang
Diagram berjenjang menggambarkan hirarki proses-proses dari level dan
kelompok proses yang terlibat dalam sistem informasi manajemen arsip yang
diawali dari context diagram sampai Data Flow Diagram (DFD) level n dan
menunjukan sub proses-sub proses dari context diagram. Diagram berjenjang
yang terdapat dalam manajemen arsip. Diagram berjenjang ini menjelaskan
hirarki proses sistem informasi manajemen arsip pada RSBS. Diagram
berjenjang ini digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan DFD. Diagram
berjenjang sistem informasi manajemen arsip ini terdiri dari tiga proses utama
yaitu mengelola data master, mengelola transaksi, dan mengelola laporan.
Masing masing dari sistem proses tersebut akan dijabarkan kedalam beberapa
sub proses. Mengelola data master memiliki sepuluh proses yaitu mengelola
data kategori arsip, mengelola data jenis arsip, mengelola data unit kerja,
32
lokasi, mengelola data media arsip, mengelola data sarana arsip, mengelola
data karyawan, mengelola data jabatan. Mengelola transaksi memiliki lima
proses yaitu mengelola transaksi arsip, mengelola transaksi peminjaman arsip,
mengelola transaksi pengembalian arsip, mengelola disposisi, mengelola
retensi arsip. Mengelola laporan memiliki tiga proses yaitu membuat laporan
keluar masuk arsip, membuat laporan peminjaman dan pengembalian arsip,
membuat laporan retensi arsip. Perancangan dari diagram berjenjang sistem
pengendalian pemakaian material ini dapat dilihat pada Gambar 3.6.
c. DFD Level 0 Sistem Informasi Manajemen Arsip
Berdasarkan context diagram Gambar 3.5 maka dapat dirancang DFD Level 0
Sistem informasi manajemen arsip dapat dilihat pada Gambar 3.7
d. DFD Level 1 Proses Mengelola Data Master
Berdasarkan DFD Level 0 Gambar 3.6 maka dapat dirancang DFD Level 1
pada Gambar 3.8 terdapat delapan proses yaitu mengelola data kategori arsip,
mengelola data jenis arsip, mengelola data unit kerja, mengelola data rubrik
arsip, mengelola data berkas arsip, mengelola data lokasi,mengola data media
arsip, mengelola data sarana arsip.
e. DFD Level 1 Proses Mengelola Transaksi
Berdasarkan DFD Level 0 Gambar 3.6 maka dapat dirancang DFD Level 1
pada Gambar 3.9 terdapat lima proses yaitu mengelola transaksi arsip,
mengelola transaksi peminjaman arsip, mengelola transaksi pengembalian
Gambar 3.7 DFD Level 0 Sistem Informasi Manajemen Arsip
Data Arsip Keluar
Data Arsip Masuk Direksi
Data Arsip Masuk Unit
Data Arsip Keluar
Data Arsip Masuk Unit Data Arsip Masuk Direksi Data Media
Data Karyawan Data Lokasi Data Sarana Data Berkas Arsip
Data Rubrik Arsip
Data Unit Kerja Data Jenis Arsip
Data Kategori Arsip
Data Media Data Karyawan
Data Lokasi Arsip Data Sarana
Data Berkas Arsip Data Rubrik Data Unit Kerja Data Jenis Arsip
Data Kategori Arsip
[Laporan Retensi Arsip] [Laporan Peminjaman Pengembalian Arsip]
[Laporan Keluar Masuk Arsip]
[Data Peminjaman] [Data Arsip Keluar]
[Data Arsip Inaktif] [Data Arsip Aktif]
[Data Arsip Keluar] [Data Disposisi] [Data Arsip Masuk Direksi]
[Data Arsip Masuk Unit Kerja] [Data Karyawan]
[Data Media] [Data Sarana] [Data Lokasi Arsip] [Data Berkas Arsip] [Data Rubrik Arsip]
[Data Unit Kerja]
[Data Jenis Arsip] [Data Kategori Arsip]
Instansi Luar
Mengelola Data Master
+
2
Mengelola Data Transaksi
+
3
Mengelola Laporan +
1 Kategori
2 Jenis Arsip
3 Unit Kerja
4 Rubrik
10 Arsip Masuk Direksi
11 Arsip Masuk Unit
12 Arsip Keluar
[Data Jabatan]
[Data Jabatan]
[Data Unit Kerja]
[Data Lokasi Arsip]
[Data Media] [Data Sarana] [Data Berkas Arsip]
[Data Karyawan]
[Data Rubrik] [Data Jenis Arsip] [Data Kategori Arsip]
[Data Media]
[Data Karyawan] [Data Sarana]
[Data Lokasi Arsip] [Data Berkas Arsip]
[Data Rubrik Arsip]
[Data Unit Kerja] [Data Jenis Arsip]
[Data Kategori Arsip]
Sekretaris Sekretaris
Unit Kerja
SekretarisSekretarisSekretarisSekretarisSekretaris
Unit Kerja 1.1
Mengelola Data Kategori
Arsip
1.2 Mengelola Data Jenis
Arsip
1.3
Mengelola Data Unit Kerja
1.4 Mengelola Data Rubrik
Arsip
1.5 Mengelola Data Berkas
Arsip
1.6 Mengelola Data Lokasi
Arsip
1.7 Mengelola Data Sarana
Arsip
2 Jenis Arsip
3 Unit Kerja
4 Rubrik
Gambar 3.8 DFD Level 1 Mengelola Data Master
f. DFD Level 1 Proses Pelaporan
Berdasarkan DFD Level 0 Gambar 3.6 maka dapat dirancang DFD Level 1
pada Gambar 3.10 terdapat tiga proses yaitu pembuatan laporan keluar masuk
arsip, laporan peminjaman dan pengembalian arsip dan laporan retensi arsip.
g. DFD Level 2 Proses Mengelola Transaksi Peminjaman Arsip
DFD Level 2 pada Gambar 3.11 terdapat dua proses yaitu peminjaman arsip
[Data Jabatan]
Data Arsip Masuk Direksi Data Arsip Masuk Unit Data Arsip Keluar
Data Disposisi Data Arsip Keluar
Data Arsip Masuk Unit
Data Arsip Masuk Direksi
Data Peminjaman [Data Disposisi]
[Data Pengembalian]
Data Pengembalian [Data Disposisi]
[Data Arsip Keluar]
[Data Retensi] [Data Arsip Inaktif]
[Data Arsip Aktif]
[Data Peminjaman] [Data Peminjaman]
[Data Arsip Keluar]
[Data Arsip Masuk Direksi]
[Data Arsip Masuk Unit]
[Data Media]
[Data Lokasi] [Data Karyawan]
[Data Sarana]
[Data Berkas Arsip]
[Data Rubrik Arsip]
[Data Unit Kerja]
[Data Jenis Arsip]
[Data Kategori Arsip] [Data Arsip Keluar]
[Data Arsip Masuk Unit Kerja]
[Data Arsip Masuk Direksi] Instansi
Mengelola Transaksi Arsip
1 Kategori
2 Jenis Arsip
3 Unit Kerja
4 Rubrik
11 Arsip Masuk Unit
10 Arsip Masuk Direksi
12 Arsip Keluar
2.2
Mengelola Disposisi Arsip
2.5
Mengelola Retensi Arsip
Unit Kerja
15 Disposisi
16 Jabatan
Gambar 3.9 DFD Level 1 Mengelola Transaksi
Data Arsip Keluar Data Arsip Masuk Unit Data Arsip Masuk Direksi
[Data Retensi] [Data Peminjaman]
[Laporan Retensi Arsip] [Laporan Peminjaman Pengembalian Arsip] [Laporan Keluar Masuk Arsip]
[Data Arsip Keluar] [Data Arsip Masuk Unit] [Data Arsip Masuk Direksi]
Direktur DirekturDirektur 10 Arsip Masuk Direksi
11 Arsip Masuk Unit
12 Arsip Keluar
3.1
Membuat Lapoaran Keluar Masuk Arsip
3.2
Membuat Laporan Peminjaman Dan Pengembalian Arsip
3.3 Membuat Laporan
Retensi Arsip 13 Peminjaman
14 Retensi
Gambar 3.10 DFD Level 1 Pembuatan Laporan
Data Arsip Masuk Unit
Data Arsip Masuk Direksi
Data Peminjaman Data Peminjaman
[Data Arsip Keluar] [Data Arsip Masuk Unit]
[Data Peminjaman] [Data Peminjaman]
[Data Arsip Masuk Direksi]
10 Arsip Masuk Direksi
11 Arsip Masuk Unit 12 Arsip Keluar
Unit Kerja 13 Peminjaman
2.2.1
Gambar 3.11 DFD Level 2 Peminjaman Arsip
3.3.3 Entity Relationship Diagram
Entity relationship diagram (ERD) digunakan untuk menggambarkan
hubungan antar tabel yang terdapat dalam sistem. ERD disajikan dalam bentuk
Conceptual Data Model (CDM) pada Gambar 3.12 dan Physical Data Model
38
a. Conceptual Data Model
Conceptual Data Model (CDM) berisi enam belas entity, yaitu entity jabatan,
entity unit kerja, entity kategori, entity jenis arsip, entity karyawan, entity
rubrik, entity media, entity sarana, entity lokasi, entity disposisi, entity arsip
masuk direksi, entity peminjaman, entity arsip masuk unit, entity berkas, entity
arsip keluar, entity retensi. CDM untuk sistem informasi manajemen arsip
dapat dilihat pada gambar 3.12.
b. Physical Data Model
Physical Data Model (PDM) menghasilkan dua puluh tiga tabel, yaitu tabel
jabatan, tabel unit kerja, tabel kategori, tabel jenis arsip, tabel arsip masuk
keluar, tabel karyawan, tabel rubrik, tabel media, tabel sarana, tabel lokasi,
tabel disposisi, tabel arsip masuk direksi, tabel peminjaman, tabel arsip masuk
unit, tabel berkas, tabel arsip keluar, tabel retensi, tabel detail disposisi arsip
masuk direksi, tabel detail disposisi arsip masuk unit, tabel detail disposisi
arsip keluar, tabel detail pinjam arsip masuk direksi, tabel detail pinjam arsip
masuk unit, tabel detail pinjam arsip keluar. PDM untuk sistem informasi
manajemen arsip dapat dilihat pada Gambar 3.13.
3.3.4 Struktur Database
Pada tahapan pembuatan struktur database untuk sistem manajemen
arsip, database yang akan dipakai yaitu database mysql. Struktur basis data yang
diperlukan dalam pembuatan sistem informasi ini adalah sebagai berikut :
1. Tabel karyawan
Gambar 3.12 CDM Sistem Informasi Manajemen Arsip
Gambar 3.13 PDM Sistem Informasi Manajemen Arsip
Foreign key (FK) : id_jabatan, id_unit
Fungsi : Untuk menambahkan karyawan (user)
Tabel 3.2 Tabel Karyawan
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_karyawan Integer 11 √
nama_karyawan Varchar 255
Email Varchar 255
id_jabatan Integer 11 √ jabatan
id_unit Integer 11 √ unit kerja
2. Tabel Jabatan
Primary key (PK) : id_jabatan
Foreign key (FK) : -
Fungsi : Untuk menambahkan jabatan pada RSBS
Tabel 3.3 Tabel Jabatan
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_jabatan Integer 11 √
nama_jabatan Varchar 30
3. Tabel Unit Kerja
Primary key (PK) : id_unit
Foreign key (FK) : -
Fungsi : Untuk menambahkan unit kerja
Tabel 3.4 Tabel Unit Kerja
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_unit Integer 11 √
42
4. Tabel Kategori
Primary key (PK) : id_kategori
Foreign key (FK) : -
Fungsi : Untuk menambahkan kategori arsip
Tabel 3.5 Tabel Kategori
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_kategori Integer 11 √
nama_kategori Varchar 255
5. Tabel Jenis Arsip
Primary key (PK) : id_jenis_surat
Foreign key (FK) : id_arsip, id_kategori
Fungsi : Untuk menambahkan jenis arsip
Tabel 3.6 Tabel Jenis Arsip
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_jenis_surat Integer 11 √
jenis_surat Varchar 255
masa_retensi Varchar 255
id_arsip Integer 11 √ arsip masuk
keluar
id_kategori Integer 11 √ kategori
6. Tabel Rubrik
Primary key (PK) : id_rubrik
Foreign key (FK) : -
Tabel 3.7 Tabel Rubrik
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_rubrik Integer 11 √
nama_rubrik Varchar 255
7. Tabel Media
Primary key (PK) : id_media
Foreign key (FK) : -
Fungsi : Untuk menambahkan media penyimpanan arsip
Tabel 3.8 Tabel Media
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_media Integer 11 √
nama_media Varchar 255
8. Tabel Sarana
Primary key (PK) : id_sarana
Foreign key (FK) : -
Fungsi : Untuk menambahkan sarana penyimpanan arsip
Tabel 3.9 Tabel Sarana
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_sarana Integer 11 √
nama_sarana Varchar 255
9. Tabel Lokasi
Primary key (PK) : id_lokasi
Foreign key (FK) : -
44
Tabel 3.10 Tabel Lokasi
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_lokasi Integer 11 √
nama_lokasi Varchar 255
10.Tabel Berkas
Primary key (PK) : id_berkas
Foreign key (FK) : -
Fungsi : Untuk menambahkan jenis berkas arsip
Tabel 3.11 Tabel Berkas
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_berkas Integer 11 √
nama_berkas Varchar 255
11. Tabel Arsip Masuk Direksi
Primary key (PK) : id_arsip_masuk_dir
Foreign key (FK) : id_sarana, id_lokasi, id_karyawan, id_berkas,
id_jenis_surat, id_media, id_rubrik.
Fungsi : Untuk menyimpan data arsip masuk direksi.
Tabel 3.12 Tabel Arsip Masuk Direksi
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_arsip_masuk_dir Integer 11 √
no_arsip_masuk_dir Varchar 255
no_arsip Varchar 255
tgl_masuk_arsip Date
tgl_arsip Date
perihal Varchar 255
balasan_dari Varchar 255
asal_arsip Varchar 255
Keterangan Varchar 255
file Varchar 30
id_sarana Integer 11 √ sarana
id_lokasi Integer 11 √ lokasi
id_karyawan Integer 11 √ karyawan
id_berkas Integer 11 √ berkas
id_jenis_surat Integer 11 √ jenis surat
id_media Integer 11 √ media
id_rubrik Integer 11 √ rubrik
12. Tabel Arsip Masuk Unit
Primary key (PK) : id_arsip_unit
Foreign key (FK) : id_sarana, id_lokasi, id_karyawan, id_berkas,
id_jenis_surat, id_media, id_rubrik.
Fungsi : Untuk menyimpan data arsip masuk unit kerja.
Tabel 3.13 Tabel Arsip Masuk Unit
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_arsip_masuk_unit Integer 11 √
no_arsip_masuk_unit Varchar 255
tgl_arsip Date
tgl_masuk_arsip Date
Perihal Varchar 255
balasan_dari Varchar 255
kode_klasifik Varchar 255
kode_nama_bagian Varchar 255
Penerima Varchar 255
Keterangan Varchar 255
File Varchar 30
id_sarana Integer 11 √ sarana
id_lokasi Integer 11 √ lokasi
id_karyawan Integer 11 √ karyawan
id_berkas Integer 11 √ berkas
id_jenis_surat Integer 11 √ jenis surat
id_media Integer 11 √ media
46
13. Tabel Arsip Keluar
Primary key (PK) : id_arsip_keluar
Foreign key (FK) : id_sarana, id_lokasi, id_karyawan, id_berkas,
id_jenis_surat, id_media, id_rubrik.
Fungsi : Untuk menyimpan data arsip keluar.
Tabel 3.14 Tabel Arsip Keluar
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_arsip_keluar Integer 11 √
no_arsip_keluar Varchar 255
tgl_arsip Date
tgl_kirim Date
kirim_via
Perihal Varchar 255
balasan_dari Varchar 255
Penerima Varchar 255
Keterangan Varchar 255
File Varchar 30
id_sarana Integer 11 √ sarana
id_lokasi Integer 11 √ lokasi
id_karyawan Integer 11 √ karyawan
id_berkas Integer 11 √ berkas
id_jenis_surat Integer 11 √ jenis surat
id_media Integer 11 √ media
id_rubrik Integer 11 √ rubrik
14.Tabel Disposisi
Primary key (PK) : id_disposisi
Foreign key (FK) : id_karyawan
Fungsi : Untuk menyimpan data pendisposisian arsip.
Tabel 3.15 Tabel Disposisi
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_disposisi Integer 11 √
waktu_terima_disposisi Date
id_karyawan Integer 11 √ Karyawan
15. Tabel History Disposisi Arsip Masuk Direksi
Primary key (PK) : id_arsip_masuk_dir, id_disposisi
Foreign key (FK) : id_arsip_masuk_dir, id_disposisi
Fungsi : Untuk menyimpan data pendisposisian arsip masuk
direksi.
Tabel 3.16 Tabel History Disposisi Arsip Masuk Direksi
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_arsip_masuk_dir Integer 11 √ √ arsip masuk
direksi
id_disposisi Integer 11 √ √ disposisi
status_disposisi Integer 1
16.Tabel History Arsip Masuk Unit
Primary key (PK) : id_arsip_masuk_unit, id_disposisi
Foreign key (FK) : id_arsip_masuk_unit, id_disposisi
Fungsi : Untuk menyimpan data pendisposisian arsip masuk
unit.
Tabel 3.17 Tabel History Disposisi Arsip Masuk Unit
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_arsip_masuk_unit Integer 11 √ √ arsip masuk
unit
id_disposisi Integer 11 √ √ disposisi
status_disposisi Integer 1
17. Tabel History Disposisi Arsip Keluar
48
Foreign key (FK) : id_arsip_keluar, id_disposisi
Fungsi : Untuk menyimpan data pendisposisian arsip keluar.
Tabel 3.18 Tabel History Disposisi Arsip Keluar
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_arsip_keluar Integer 11 √ √ arsip keluar
id_disposisi Integer 11 √ √ disposisi
status_disposisi Integer 1
18.Tabel Peminjaman
Primary key (PK) : id_arsip_keluar, id_disposisi
Foreign key (FK) : id_arsip_keluar, id_disposisi
Fungsi : Untuk menyimpan data peminjaman arsip.
Tabel 3.19 Tabel Peminjaman
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_pinjam Integer 11 √
tgl_pinjam Date
tgl_kembali Date
id_karyawan Integer 11 √ karyawan
19.Tabel History Peminjaman Arsip Masuk direksi
Primary key (PK) : id_arsip_masuk_dir, id_pinjam
Foreign key (FK) : id_arsip_masuk_dir, id_pinjam
Fungsi : Untuk menyimpan data history peminjaman arsip
masuk direksi.
Tabel 3.20 Tabel History Peminjaman Arsip Masuk Direksi
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_arsip_masuk_dir Integer 11 √ √ arsip masuk
id_pinjam Integer 11 √ √ peminjaman
status_pinjam Integer 1
20.Tabel History Peminjaman Arsip Masuk Unit
Primary key (PK) : id_masuk_unit, id_pinjam
Foreign key (FK) : id_ masuk_unit, id_pinjam
Fungsi : Untuk menyimpan history peminjaman arsip masuk
unit kerja.
Tabel 3.21 Tabel History Peminjaman Arsip Masuk Unit
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_masuk_unit Integer 11 √ √ arsip masuk
unit
id_pinjam Integer 11 √ √ peminjaman
status_pinjam Integer 1
21.Tabel History Peminjaman Arsip Keluar
Primary key (PK) : id_arsip_keluar, id_pinjam
Foreign key (FK) : id_ arsip_keluar, id_pinjam
Fungsi : Untuk menyimpan history peminjaman arsip keluar
Tabel 3.22 Tabel History Peminjaman Arsip Keluar
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_arsip_keluar Integer 11 √ √ arsip keluar
id_pinjam Integer 11 √ √ peminjaman
status_pinjam Integer 1
22.Tabel Retensi
Primary key (PK) : id_retensi
Foreign key (FK) : id_arsip_masuk_dir,id_arsip_masuk_unit,
50
Fungsi : Untuk menyimpan data retensi arsip.
Tabel 3.23 Tabel Retensi
Nama Kolom Tipe Data Panjang Keterangan
PK FK Tabel Asal
id_retensi Integer 11 √
tgl_retensi Date
tgl_inaktif Date
tgl_awal Date
id_arsip_masuk_dir Integer 11 √ arsip masuk
direksi
id_arsip_masuk_unit Integer 11 √ arsip masuk
unit
id_arsip_keluar Integer 11 √ arsip keluar
3.3.5 Desain Interface
a. Desain Form Login
Desain Form Login digunakan agar user dapat masuk ke form selanjutnya.
User melakukan login berdasarkan username dan password yang telah
diberikan oleh admin, maka user dapat masuk ke form selanjutnya. Berikut
desain formlogin dapat dilihat pada gambar 3.14.
b. Desain Form Utama (Home)
Desain form utama yaitu form yang akan ditampilkan setelah user
melakukan login. Pada form utama ini menampilkan beberapa menu dari
aplikasi ini. Berikut desain form utama dapat dilihat pada gambar 3.15.
Gambar 3.15 Desain Form Utama
Fungsi-fungsi obyek dalam desain form utama adalah sebagai berikut :
Tabel 3.24 Fungsi Obyek Desain Menu Utama
Nama Obyek Tipe
Obyek
Fungsi
Master MenuStrip Digunakan untuk memanggil Form Master
Arsip MenuStrip Digunakan untuk menginputkan arsip kedalam
sistem Form Arsip
Disposisi Arsip MenuStrip Digunakan untuk mendisposisikan arsip kepada
unit kerja yang bersangkutan
JRD MenuStrip Digunakan untuk melakukan retensi arsip
Manage user MenuStrip Digunakan untuk menambahkan, mengupdate
atau menghapus user pada sistem
Laporan MenuStrip Digunakan untuk mencetak laporan
Notifikasi MenuStrip Digunakan untuk melihat pemberitahuan kepada
user
52
c. Desain Form Master
Pada sistem informasi manajemen arsip terdapat sepuluh form master. Form
master hanya dapat diakeses oleh admin, form ini digunakan admin untuk
melakukan insert, update dan delete data master yang terdapat dalam
database. Berikut desain form master dapat dilihat pada gambar 3.16
Gambar 3.16 Desain Form Master
1.Desain Form Master Kategori
Pada gambar 3.17 merupakan desain form master kategori. Form ini
berfungsi untuk admin apabila ingin menambah, mengupdate ataupun
menghapus data kategori yang terdapat dalam database kategori.
Fungsi-fungsi obyek dalam Desain form master kategori adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.25 Fungsi Obyek Desain form master kategori
Nama Obyek Tipe
Obyek
Fungsi
ID Textbox Menampilkan ID dari kategori.
Kategori Textbox Digunakan untuk mengisi nama kategori.
Simpan Button Digunakan untuk menyimpan data kategori
kedalam database kategori.
Search Textbox Digunakan untuk mencari salah satu data item
kategori yang terdapat dalam database kategori.
Update Icon Digunakan untuk mengupdate salah satu data
kategori.
Delete Icon Digunakan untuk menghapus salah satu data
kategori
2.Desain Form Master Jenis Arsip
Pada gambar 3.18 merupakan desain form master jenis arsip. Form ini
berfungsi untuk admin apabila ingin menambah, mengupdate ataupun
menghapus data jenis arsip yang terdapat dalam database jenis arsip.
Gambar 3.18 Desain form master jenis arsip
Fungsi-fungsi obyek dalam desain form master jenis arsip adalah sebagai