• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Perancangan Buku Ilustrasi Pengenalan Nama Buah-Buahan Dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Berbasis Karakter Untuk Anak-Anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Perancangan Buku Ilustrasi Pengenalan Nama Buah-Buahan Dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Berbasis Karakter Untuk Anak-Anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya."

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI PENGENALAN NAMA

BUAH-BUAHAN DENGAN SISTEM ISYARAT BAHASA

INDONESIA (SIBI) BERBASIS KARAKTER UNTUK

ANAK-ANAK TKLB-B KARYA MULIA SURABAYA

TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Desain Komunikasi Visual

Oleh :

LEONARD SETIAWAN

12420100045

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

xiii

2.2 Perancangan Buku Ilustrasi ... 17

2.2.1 Pengertian Perancangan Buku ... 17

2.2.2 Faktor yang Menentukan Buku Ilustrasi ... 19

2.2.3 Indikator-indikator membuat Buku Ilustrasi ... 20

2.3 Anak Tunarungu ... 22

3.1 Perancangan Penelitian ... 33

3.1.1 Jenis Penelitian ... 35

(3)

xiv

4.1.4 Segmentasi, Targeting, dan Positioning (STP) ... 43

4.1.5 Analisa SWOT ... 45

4.2 Konsep/Keyword ... 48

4.3 Deskripsi Konsep ... 51

4.4 Alur Perancangan Karya Gambar ... 52

(4)
(5)

xvi

Halaman

Gambar 1.1 Bagian Depan Yayasan Karya Mulia Surabaya ... 4

Gambar 1.2 Halaman BermainTKLB-B Karya Mulia Surabaya ... 5

Gambar 1.3 Bagian Depan Ruang Kelas TKLB-B Karya Mulia Surabaya ... 5

Gambar 2.1 Contoh Gambar Ilustrasi Naturalis “Lukisan Monalisa” ... 10

Gambar 2.2 Contoh Gambar Ilustrasi Dekorativ ... 11

Gambar 2.3 Contoh Gambar Ilustrasi Kartun ... 12

Gambar 2.4 Contoh Gambar Ilustrasi Karikatur ... 13

Gambar 2.5 Contoh Gambar Ilustrasi Cergam” ... 14

Gambar 2.6 Contoh Gambar Ilustrasi Buku Pelajaran ... 15

Gambar 2.7 Contoh Gambar Ilustrasi Khayalan ... 16

Gambar 2.8 Indera Pendengaran Pada Tuna Rungu ... 23

Gambar 2.9 Bahasa Isyarat ... 26

Gambar 2.10 Contoh Gambar Ilustrasi Buku Pelajaran Pengenalan Nama Pada Buah-Buahan ... 30

Gambar 2.11 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 32

Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian ... 34

Gambar 3.2 Dokumentasi KBM di TKLB Karya Mulia Surabaya ... 38

Gambar 4.1 Proses belajar mewarnai dan mengenal objek... 43

Gambar4.2 Keyword Perancangan Buku Ilustrasi Pengenalan Nama Buah- Buahan Dengan System Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Untuk Anak-Anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya ... 50

Gambar 4.3 Analisis Alur Perancangan Karya ... 52

Gambar 4.4 Sketsa Layout ... 56

Gambar 4.5 Tipografi “Needlework Good” ... 57

(6)

xvii

Gambar 4.8 Desain Cover Terpilih ... 63

Gambar 4.9 Ilustrasi Buah Manggis... 70

Gambar 4.10 Ilustrasi Buah Jambu ... 71

Gambar 4.11 Ilustrasi Buah Durian ... 71

Gambar 4.12 Ilustrasi Buah Nanas... 72

Gambar 4.13 Ilustrasi Buah Duku ... 72

Gambar 4.14 Ilustrasi Buah Apel ... 73

Gambar 4.15 Ilustrasi Buah Sawo ... 73

Gambar 4.16 Ilustrasi Buah Pisang ... 74

Gambar 4.17 Ilustrasi Buah Alpukat ... 74

Gambar 4.18 Ilustrasi Buah Salak ... 75

Gambar 4.19 Ilustrasi Buah Semangka ... 75

Gambar 4.20 Ilustrasi Buah Kelapa ... 76

Gambar 4.21 Ilustrasi Buah Mangga ... 76

Gambar 4.22 Ilustrasi Buah Rambutan ... 77

Gambar 4.23 Ilustrasi Buah Anggur ... 77

Gambar 4.24 Halaman Inovatif Buku Ilustrasi ... 78

(7)

xviii

Halaman

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar sebagai proses yang dialami setiap individu dalam memperoleh

pengetahuan, keterampilan hidup, dan karakter-karakter yang memungkinkan

setiap individu mencapai tingkat kematangan menurut tahap perkembangannya.

Mengenai hal tersebut, dimensi pembelajaran melingkupi seluruh aspek

kehidupan manusia yang dapat dilaksanakan baik secara formal maupun non

formal. Anak usia dini menggunakan potensinya untuk memiliki keterampilan

hidup diantaranya ditunjukkan oleh keterampilan intelektual, sosial, emosional,

dan keterampilan umum seperti kemampuan menolong diri sendiri yang

memungkinkannya mandiri (Sunarti dan Purwani, 2005). Pada anak usia dini

salah satu pembelajaran yang diberikan adalah pengenalan buah. Pengenalan jenis

buah-buahan sejak dini perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan buah-buahan

merupakan makanan nabati yang kaya serat serta vitamin sehingga bermanfaat

bagi kesehatan tubuh, dan Indonesia merupakan negara yang memiliki

keanekaragaman jenis buah-buahan (Santoso, 2011:36). Oleh karena itu,

pengenalan dan pemahaman mengenai buah-buahan penting untuk disampaikan

kepada anak-anak sejak dini agar anak dapat mengenal atau mengetahui

bermacam-macam buah beserta warna dan manfaatnya.

Masyarakat semakin menyadari betapa pentingnya pendidikan untuk anak

(9)

anak usia dini formal, informal dan nonformal di seluruh Indonesia. Meski

demikian perlu peningkatan mutu pada taman kanak-kanak (TK) dan pendidikan

anak usia dini yang sudah ada dengan pemanfaatan sarana yang ada. Buku

diharapkan membantu para pendidik dengan bahan ajar yang ada, serta

mengembangkannya sesuai kebutuhan anak (Sudono et. al., 2000:1).

Pembuatan buku cetak untuk usia dini harus disertai ilustrasi yang

menarik. Konsep abstrak yang disajikan dalam buku cetak harus diilustrasikan

dengan alat bantu visual seperti foto, peta, tabel, gambar dan sebagainya. Buku

cetak tersebut menjadi lebih menarik, menyenangkan, dan mengundang untuk

dilihat dan dibaca. Ilustrasinya harus benar-benar dipilih dengan baik dan sesuai

dengan topik utamanya (Kochhar, 2008:171).

Tidak semua anak usia dini mempunyai kemampuan indra yang lengkap,

pada sisi lain ada anak usia dini yang tunarungu. Anak tersebut harus

mendapatkan perlakuan khusus dalam belajar dibanding teman-teman lainnya.

Anak tunarungu ialah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan

kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya

sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga mengalami hambatan dalam

perkembangan bahasa (Suryanah, 1996:216).

Pada esensinya setiap anak usia dini sangat menyukai warna dan gambar.

Maka dari itu, ilustrasi berwarna memiliki peran penting dalam buku. Isi ilustrasi

menjadikan anak-anak bisa dengan mudah mengenali nilai-nilai pelajaran yang

terkandung di dalamnya. Ilustrasi tersebut harus memiliki banyak arti dan dapat

(10)

2008:171). Anak tunarungu maupun anak normal umumnya sangat menyukai

dengan warna. Sehingga pembuatan buku juga menyertai dengan warna. Buku

ilustrasi anak dapat digunakan sebagai inovasi dari pembelajaran anak pada

TKLB-B yang selama ini identik dengan pembelajaran konvensional dengan

melihat isyarat bibir atau tangan dari guru. Halik (2013:44) menjelaskan inovasi

pembelajaran merupakan langkah yang tepat dalam mengatasi berbagai

permasalahan dalam proses pendidikan umumnya dan proses pembelajaran

khususnya. Dengan demikian, inovasi pembelajaran dapat dilaksanakan guru

untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga

dapat mencapai hasil yang maksimal.

Pembelajaran pada anak-anak tunarungu khususnya TKLB-B yang diajari

tentang pengenalan nama buah-buahan, mereka tidak bisa memahami secara baik

kalau hanya melalui penjelasan dengan bahasa isyarat saja, karena hal tersebut

kurang menarik perhatian dari anak dan anak cepat bosan. Buku ilustrasi gambar

dapat dijadikan sebagai metode pembelajaran bagi anak tunarungu dalam metode

belajar isyarat yang berbasis karakter. Jadi media visual seperti buku ilustrasi

berbasis karakter sangat penting untuk pembelajaran anak-anak TKLB-B

(tunarungu). Buku gambar ilustrasi tersebut disajikan guru melalui System Isyarat

Bahasa Indonesia (SIBI) yaitu bahasa isyarat bibir atau tangan, dengan tampilan

karakter buah sehingga buku ilustrasi dapat membantu guru dalam mengajar

anak-anak TKLB-B (tunarungu).

Dari uraian fenomena-fenomena tersebut maka perlu untuk membuat

(11)

tentang nama-nama buah dengan disertai System Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)

serta karakter dari masing-masing buah. Buku tersebut akan menarik dan

memudahkan siswa TKLB-B yang menderita tunarungu.

Lokasi penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah TKLB Karya

Mulia Surabaya. TKLB Karya Mulia Surabaya merupakan salah satu sekolah luar

biasa yang berada di Surabaya, tepatnya di Jalan Ahmad Yani No. 6-8 Surabaya.

Sekolah ini berdiri pada tahun 1969 yang dirintis dan dikembangkan oleh Sri

Rahajeng Harjono. Awal dirintis sekolah ini merupakan Yayasan Pembina Anak

Tunarungu (YPATR). Berikut merupakan foto dari TKLB Karya Mulia Surabaya

dan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di TKLB Karya Mulia Surabaya:

(12)

Gambar 1.2 Halaman BermainTKLB-B Karya Mulia Surabaya (Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016)

(13)

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan dari pemaparan latar belakang di atas maka ditarik

rumusan masalah; bagaimana merancang buku ilustrasi pengenalan nama

buah-buahan dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) berbasis

karakter untuk anak-anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya.

1.3 Batasan Masalah

Agar penulisan penelitian ini tidak menyimpang dan mengambang

dari tujuan yang semula direncanakan maka penulis menetapkan

batasan-batasan sebagai berikut;

a. Merancang buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan bahasa

isyarat berbasis karakter untuk anak-anak TKLB-B.

b. Gambar yang digunakan adalah bentuk karakter buah-buahan dengan

teknik gambar menggunakan vektor.

c. Gambar buah-buahan, yaitu: salak, pisang, jambu, mangga, semangka,

apel, alpukat, manggis, duku, durian, nanas, rambutan, anggur, sawo,

dan kelapa.

1.4 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk merancang buku ilustrasi yang berbasis

(14)

1.5 Manfaat

Manfaat yang didapat dari perancangan buku ilustrasi pengenalan nama

buah-buahan dengan bahasa isyarat berbasis karakter untuk anak-anak

TKLB-B. adalah sebagai berikut

a. Bagi penulis, pembuatan karya ini dapat menambah pengalaman dan

meningkatkan kemampuan dalam bidang bahasa isyarat.

b. Bagi pembaca, untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam

(15)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buku Ilustrasi

2.1.1 Pengertian Ilustrasi

Ilustrasi dalam bahasa Belanda (ilustratie) diartikan sebagai hiasan dengan

gambar atau pembuatan sesuatu yang jelas. Rata-rata penggunaan ilustrasi dalam

buku dalam bentuk gambar kartun (Nurhadiat, Dedi, 2004:54). Dalam definisi lain

disebutkan kata ilustrasi bersumber dari kata (illusion). Sebagai bentuk

pengandaian yang terbentuk dalam pikiran manusia akibat banyak sebab. Ilustrasi

dapat tumbuh sebagai suatu ekspektasi dari ketidakmungkinan dan tak berbeda

jauh dengan angan-angan, bersifat maya atau virtual. Ilustrasi dapat hadir dalam

berbagai diverikasi. Bisa melalui lewat tulisan, gambar maupun bunyi (Fariz,

2009:14).

Ilustrasi merupakan elemen yang dirasakan paling penting sebagai daya

tarik dalam perancangan buku. Ilustrasi akan membantu pembaca untuk

berimajinasi sewaktu membaca buku ini, sehingga diharapkan agar pembaca

seperti tidak merasa sedang membaca sebuah buku yang bertemakan sejarah. Kata

ilustrasi bila dilihat dari bahasa Inggris illustration, memiliki arti gambar, foto,

atau pun lukisan. Gambar ilustrasi adalah gambar yang menceritakan atau

memberikan penjelasan pada cerita atau naskah tertulis. Ilustrasi dalam

perkembangan secara lebih lanjut ternyata tidak hanya berguna sebagai sarana

(16)

majalah, koran, tabloid, dan lain-lain. Ilustrasi bisa berbentuk macam-macam,

seperti karya seni sketsa, lukis, grafis, karikatural, dan akhir-akhir ini bahkan

banyak dipakai image bitmap hingga karya foto (Soedarso, 2014:566).

2.1.2. Tujuan Penggunaan Ilustrasi

a. Ilustrasi digunakan untuk memperjelas pesan atau informasi yang

disampaikan.

b. Ilustrasi dimaksudkan untuk memberi variasi pada bahan ajar sehingga

menjadi lebih menarik, memotivasi, komunikatif, dan lebih

memudahkan yang membaca untuk memahami pesan.

c. Ilustrasi tersebut memudahkan pembaca untuk mengingat konsep atau

gagasan yang disampaikan melalui ilustrasi (Arifin dan Kusrianto,

2009:70).

Ilustrasi dapat juga menghemat penyajian sebab dengan ilustrasi

dapat menyajikan suatu konsep yang rumit dan luas dalam ruang atau

tempat yang terbatas. Tampilan sesuatu yang sulit dijelaskan dengan

kata-kata sebagai contohnya benda konkrit dan konsep visual, konsep spatial,

hubungan dan gerakan antar bagian pada mesin, serta perbandingan benda

atau konsep. Menurut Putra dan Lakoro (2012:2) ilustrasi pada sebuah

buku bertujuan untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan,

puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dnegan bantuan visual,

(17)

2.1.3. Jenis-jenis Ilustrasi

Menurut Soedarso (2014:566) berdasarkan penampilannya, gambar

ilustrasi memiliki berbagai jenis, yaitu:

a. Gambar Ilustrasi Naturalis yaitu gambar ilustrasi naturalis adalah gambar

yang memiliki bentuk dan warna yang sama dengan kenyataan (realis)

yang ada di alam tanpa adanya pengurangan atau pun penambahan.

(18)

b. Gambar Ilustrasi Dekoratif adalah gambar yang berfungsi untuk menghiasi

sesuatu dengan bentuk yang disederhanakan atau dilebih-lebihkan (dibuat

gaya tertentu sebagai style).

(19)

c. Gambar Kartun adalah gambar yang memiliki bentuk bentuk yang lucu

atau memiliki ciri khas tertentu. Biasanya gambar kartun banyak

menghiasi majalah anak anak, komik, dan cerita bergambar.

(20)

d. Gambar Karikatur adalah gambar kritikan atau sindiran yang dalam

penggambarannya telah mengalami penyimpangan bentuk proporsi tubuh.

Gambar ini banyak ditemukan di majalah atau koran.

(21)

e. Cerita Bergambar (Cergam) adalah sejenis komik atau gambar yang diberi

teks. Teknik menggambar cergam dibuat berdasarkan cerita dengan

berbagai sudut pandang penggambaran yang menarik.

Gambar 2.5Contoh Gambar Ilustrasi Cergam

(22)

f. Ilustrasi buku pelajaran mempunyai fungsi untuk menerangkan teks atau

suatu keterangan peristiwa baik ilmiah maupun gambar bagian. Bentuknya

bisa berupa foto, gambar natural, juga bisa berbentuk bagan.

Gambar 2.6Contoh Gambar Ilustrasi Buku Pelajaran

(Sumber : www.pinterest.com, 2016)

g. Ilustrasi khayalan adalah gambar hasil pengolahan daya cipta secara

imajinatif (khayal). Cara penggambaran seperti ini banyak ditemukan pada

(23)

Gambar 2.7Contoh Gambar Ilustrasi Khayalan (Sumber : www.pinterest.com, 2016)

Dilihat dari berbagai jenis ilustrasi yang disebutkan, maka penelitian ini

termasuk menggunakan ilustrasi buku pelajaran yang bertujuan untuk

(24)

2.1.4. Fungsi Ilustratif

Ilustratif memiliki beberapa fungsi dalam pembuatan buku. Adapun

fungsi-fungsi dari Ilustratif adalah sebagai berikut (Arifin dan Kusrianto,

2009:70-71);

1. Fungsi Deskriptif: Fungi deskriptif dari ilustrasi adalah menggantikan

uraian tentang sesuatu secara verbal dan naratif dengan menggunakan

kalimat panjang. Dengan ilustrasi dapat dimanfaatkan untuk melukiskan

sehingga lebih cepat dan lebih mudah dipahami.

2. Fungsi Ekspresif: Ilustrasi bisa memperlihatkan dan menyatakan sesuatu

gagasan, maksud, perasaan, situasi, atau konsep yang abstrak menjadi

nyata secara tepat dan mengena sehingga mudah dipahami

3. Fungsi Analitis atau Struktura: Ilustrasi dapat menunjukkan rincian bagian

demi bagian dari suatu benda atau sistem atau proses secara detail,

sehingga lebih mudah untuk dipahami.

4. Fungsi kualitatif: Ilustrasi yang biasa digunakan antara lain daftar atau

tabel, grafik, kartun, foto, gambar,sketsa, skema dan simbol.

2.2. Perancangan Buku Ilustrasi

2.2.1. Pengertian Perancangan Buku

Desain atau perancangan buku berarti rancangan isi, style, format, layout,

urutan dari macam-macam buku. Komponen berarti bagian atau halaman dari

(25)

Dalam desain buku elemen adalah suatu yang dapat terjadi berulang kali di

mana-mana seperti ilustrasi, daftar, header, footer, tabel dan lainnya (Sutopo, 2006:11).

Buku sebagai sebuah karya publikasi yang memiliki daya tarik tersendiri

dari bentuk fisiknya. Buku memiliki format yang mampu menarik perhatian orang

untuk membacanya (Kusrianto, Adi, 2006:1). Buku di dalamnya terdapat

komponen umum seperti isi, format, gaya dan urutan dari komponen tersebut.

Buku berdasarkan fisik dan substansinya terdiri dari 3 (tiga) bagian yang perlu

diperhatikan dalam perancangan buku sebagai berikut (Sutopo, 2006:12-13);

1. Jaket : Jaket merupakan kulit luar yang berfungsi melindungi cover buku

supaya tidak cepat rusak dan kotor, namun tidak setiap buku menggunakan

jaket.

2. Cover : Terdiri dari 2 bagian yaitu bagian depan dan belakang, bahkan

buku yang tebal memiliki bagian punggung. Cover merupakan bagian

yang dilindungi oleh jaket di atas dan juga melindungi bagian dalamnya

(bookblock).

Pada cover bagian depan terdapat informasi sebagai berikut;

a. Judul buku

b. Nama penerbit atau perusahaan

c. Logo penerbit atau perusahaan

d. Simbol trademark

e. Nomor ISBN

(26)

Pada bagian cover belakang terdapat informasi berikut;

a. Nama penerbit atau perusahaan dengan logo atau trademark

b. Petunjuk penggunaaan sederhana

c. Keterangan yang menyatakan untuk negara mana buku dicetak

d. Keterangan singkat tentang penulis

e. Nomor ISBN

f. Barcode

3. Kata Pengantar : Adalah halaman yang biasanya ditulis oleh pengarang

atau seseorang untuk pengarang. Halaman pengantara seperti

halaman-halaman lainnya diletakkan pada halaman-halaman sebelah kanan atau halaman-halaman

ganjil

4. Daftar Isi adalah halaman berisi informasi mengenai urutan bagian buku

berikut angka halamanya.

2.2.2.Faktor yang Menentukan Buku Ilustrasi

Ada beberapa faktor yang menentukan kualitas buku ilustrasi. Dalam

pembuatan buku ilustrasi sangat perlu memperhatikan hal-hal tersebut (Sutopo,

2006:18):

1. Ukuran kertas naskah

2. Spasi barisan ketik

3. Ukuran huruf

4. Pola ketikan

(27)

6. Ukuran font yang akan digunakan

7. Leading (interline) atau jarak antara baris teks

8. Banyak sedikitnya ilustrasi beserta rancangan penempatannya

9. Ukuran dan format buku

2.2.3.Indikator-indikator membuat Buku Ilustrasi

Ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan dalam pembuatan buku

ilustrasi. Secara garis besar indikator-indikator tersebut yang menentukan kualitas

dari desain ilustrasi buku adalah sebagai berikut (Ikawira, et. al. 2014: 5-6);

1. Cover

Dalam pembuatan buku referensi superhero Indonesia, dipilih

ukuran A4 dengan ukuran 210 mm x 297 mm dengan posisi buku

horizontal. hal ini dilakukan dengan pertimbangan ukuran tersebut

memudahkan penyusunan informasi yang disajikan dalam buku karena

adanya perbandingan penempatan yang 60 untuk gambar visual karakter

dan 40 untuk informasi atau teks. Pertimbangan lainnnya dengan

menggunakan ukuran terebut ialah perbandingan legibility dalam buku

ini di utamakan, sehingga menghindari kebosanan ketika membaca

(Rustan, 2008 dalam Ikawira, et. al. 2014: 5-6).

2. Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam buku ini adalah bahasa Indonesia.

(28)

bangsa Indonesia. Pemilihan bahasa Indonesia dapat dinikmati oleh

masyarakat nasional dan gaya bahasa yang digunakan disesuaikan untuk

menjelaskan kepada anak-anak, sehingga anak-anak dapat dengan mudah

mencerna cerita yang disampaikan. Dengan perancangan menggunakan

bahasa Indonesia dapat memberikan kontribusi sebagai pengenalan

bahasa indonesia untuk wisatawan yang berkunjung ke indonesia.

3. Gambar

Memudahkan pembaca untuk memahami ilustrasi cerita. Konsep

gambar yaitu mudah dilihat, menarik perhatian dan memudahkan audiens

mengenali letak yang dituju.

4. Warna

Warna adalah satu hal yang sangat penting dalam menentukan

respon orang, karena warna adalah hal pertama yang dilihat oleh

seseorang. Setiap warna memiliki kesan, makna dan psikologi yang

berbeda-beda (Nugroho, 2008:1 dalam Ikawira, et. al. 2014).

5. Tipografi

Font yang dipergunakan dalam perancangan buku cerita Bawang

Putih dan Bawang Merah adalah jenis font “sans serif”. Pemilihan jenis

tersebut berdasarkan pertimbangan sans serif memiliki ketebalan dan

ketipisan yang menjadikan kontras pada setiap huruf. Kesan yang

ditimbulkan adalah klasik, tegas, dan kuat. Keuntungan jenis font

tersebut memiliki legibility dan readibilty serta fleksibel untuk semua

(29)

2.3. Anak Tunarungu

Anak tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan pada organ

pendengarannya sehingga mengakibatkan ketidakmampuan mendengar, mulai

dari tingkatan yang ringan sampai yang berat sekali yang diklasifikasikan kedalam

tuli (deaf) dan kurang dengar (hard of hearing) (Hernawati, 2007:2). Pengertian

lain anak tunarungu adalah anak yang tidak atau kurang mampu mendengar suara

(Soemantri, 1996 dalam Aswar, 2012:38).

Filina (2013:312) menyatakan tuna rungu merupakan suatu keadaan

kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap

berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya. Jadi, tunarungu

adalah anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan inderanya yaitu

pada indera pendengaran. Kekurangan yang dimiliki anak tunarungu

mengakibatkan tidak cukupnya informasi dari lingkungan sekitarnya.

Pendengaran merupakan alat sensori utama untuk berbicara dan berbahasa.

Kehilangan pendengaran sejak lahir atau sejak usia dini akan menyebabkan

kesulitan dalam berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain secara lisan.

Kehilangan pendengaran pada seorang anak juga berpengaruh pada

perkembangan fungsi kognitifnya, karena anak tunarungu mengalami kesulitan

dalam memahami inform asi yang bersifat verbal terutama konsep-konsep yang

bersifat abstrak yang memerlukan penjelasan (Filina, 2013:313). Pemahaman

konsep dan proses pembentukan pengertian betapapun sederhananya diperlukan

keterampilan dalam berbahasa yang memadai, sebab bahasa merupakan alat untuk

(30)

karena itu, anak tunarungu mengalami kesulitan dalam mengikuti program

pendidikan dan proses belajar mengajar.

Gambar 2.8Indera Pendengaran Pada Tuna Rungu

(Sumber : www.google.com, 2016)

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas dapat

disimpulkan bahwa anak tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan pada

organ pendengaran baik sebagian atau keseluruhan yang berdampak pada kendala

dalam berkomunikasi. Keterbatasan yang dimiliki oleh anak tunarungu terletak

pada pendengaran, sehingga menyebabkan kesulitan dalam mendengar lawan

bicara, hal ini tentu menjadi masalah anak tunarungu karena dapat mengakibatkan

mereka mengalami kegagalan berkomunikasi dengan lingkungan sehingga dapat

menurunkan rasa percaya dirinya dan rasa takut terhadap lingkungan di

(31)

Seorang siswa yang yang mengalami gangguan pada organ pendengaran

tentu akan memiliki kendala atau masalah pada proses pendidikan dan

pembelajaran seorang siswa tunarungu. Pendengaran yang dimiliki oleh seorang

siswa merupakan alat sensori utama untuk berbicara dan berbahasa. Kehilangan

atau gangguan pada indra pendengaran sejak lahir atau sejak usia dini akan

menyebabkan kesulitan dalam berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain

secara lisan, karena itu siswa tunarungu memerlukan bimbingan dan pendidikan

khusus agar lebih percaya dalam berkomunikasi serta berani mengemukakan

kehendak atau ide-idenya. Keterbatasan yang dimiliki siswa tunarungu

menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap infomasi yang disampakan secara

verbal, sehingga dibutuhkan media untuk memudahkan pemahaman suatu konsep

pada anak tunarungu dan peningkatan kemampuan berbicaranya salah satunya

menggunakan buku ilustrasi.

Rahmi (2012:116) mengemukakan masalah yang dihadapi oleh anak

tunarungu adalah:

1. Anak tunarungu mengalami hambatan dari segi pendengarannya, namun

mereka memiliki intelegensi sama dengan anak normal lainnya, yaitu ada

yang memiliki intelegensi di atas rata-rata, normal dan di bawah rata-rata.

Anak tunarungu mengalami hambatan dalam perkembangan intelegensi.

Hal ini disebabkan oleh tidak atau kurangnya kemampuan berbahasa dan

bicara mereka terhambat yang akan mengakibatkan kegagalan

(32)

2. Karakteristik dari segi emosi, meliputi:

a) Egosentrisme yang berlebihan

b) Memiliki rasa takut terhadap lingkungan luas

c) Ketergantungan terhadap orang lain

d) Memiliki sifat polos

e) Mudah marah dan cepat marah

2.4. Bahasa Isyarat

Pesan yang dikirim atau disampaikan melalui pesan non-verbal umumnya

disebut bahasa isyarat atau bahasa lambang. Bahasa isyarat yang paling

berkembang pada dewasa ini adalah bahasa dalam bentuk tulisan (Muchtar,

2005:41). Goh dan Teh (1993) mendefinisikan bahasa isyarat merupakan bahasa

manual-visual yaitu yang disampaikan dengan isyarat tangan atau diterima

melalui penglihatan (Goh dan Teh dalam Omar, 2009:160).

Pembahasan tentang pesan nonverbal selalu ada kaitannya dengan

pengiriman dan penerimaan, penyandian dan pesan-pesan yang tidak berbentuk

kata-kata, tetapi berbentuk gerakan-gerakan isyarat anggota tubuh. Perkembangan

selanjutnya isyarat-isyarat menjadi kaya makna, dan semua gerakan itu dilakukan

di bawah sadar dan terkontrol. Bahasa isyarat berkembang di semua suku bangsa

(33)

Gambar 2.9Bahasa Isyarat (Sumber : www.google.com, 2016)

Bahasa isyarat merupakan pesan yang sampaikan melalui bentuk-bentuk

tulisan, gambar, lambang, isyarat tangan dan lain-lain atau yang diterima melalui

penglihatan. Bahasa isyarat selalu mengalami perkembangan dalam masyarakat

Indonesia bahkan di seluruh dunia. Perkembangan tersebut terpengaruh oleh

budaya masing-masing dari masyarakat. Para penulis-penulis buku juga

menyajikan tulisan-tulisan atau gambar yang memberikan isyarat makna yang

(34)

Anak-anak membutuhkan stimulasi bahasa tulis dalam menyampaikan

pesan kepada anak. Stimulasi bahasa tulis bukanlah mengajarkan menulis dan

membaca. Stimulasi bahasa tulis memfokuskan pada pemberian rangsangan

literasi visual dan verbal agar dimanfaatkan secara optimal pada anak untuk

mengekspresikan ide dan perasaanyya. Tujuannya yaitu adalah agar anak

mewujudkan fungsi-fungsi bahasa dalam bentuk simbol tulis sesuai

penguasaannya (Musfiroh, 2005:10).

Stimulasi bahasa tulis yang produktif dilakukan dengan memperhatikan

perkembangan anak. Penggunaan bahasa tulis atau gambar untuk stimulasi pada

anak-anak harus memperhatikan beberapa prinsip. Prinsip-prinsip penggunaan

bahasa tulis atau gambar sebagai berikut (Musfiroh, 2005:15);

1. Prinsip Tanda-tanda: Anak-anak belajar bahwa objek atau peristiwa

dilambangkan dengan simbol.

2. Prinsip Mengkopi: Anak sering mencontoh model-model yang ada

disekitarnya, seperti logo, gambar dan nama. Anak-anak senang

melihat namanya tercetak dalam wujud tulisan

3. Prinsip Fleksibel: Anak menemukan bahwa ternyata huruf memiliki

berbagai variasi. Anak-anak juga belajar mengkonstruksi dan

mengenali bentuk-bentuk huruf.

4. Prinsip Inventori: Anak-anak sering menginvetarisasikan “tulisan”

mereka secara sistematis. Mereka sering membuat daftar kata-kata

(35)

5. Prinsip Keberulangan: Anak mengulangi apa yang mereka “tulis”

walaupun dalam bentuk yang berbeda

6. Prinsip Membangkitkan: Anak-anak menggunakan beberapa elemen

menulis yang sama dan beberapa kaidah dan mengkombinasikannya

untuk membentuk kalimat baru.

2.5. Psikologi dan Sifat Anak Usia Dini

Anak usia dini sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas No. 20 bab 1

pasal 3 yang menyatakan anak usia dini adalah anak dari lahir sampai 6 tahun

harus memperoleh layanan pendidikan dalam pengembangan jasmani dan

psikologis. Anak TK dalam peraturan tersebut termasuk dalam kategori usia dini

(UU Sisdiknas, 2003). Masa usia dini di bawah umur 6 tahun disebut juga masa

kanak-kanak awal. Beberapa ciri perkembangan psikologisnya yaitu (Gunarsa,

2008:11-12);

1. Perkembangan motorik: Dengan bertambah matangnya perkembangan otak

mengatur sistem syaraf otot memungkinkan anak usia dini lebih lincah dan

aktif bergerak.

2. Perkembangan bahasa dan berfikir: Sebagai alat komunikasi dan mengerti

dunianya, kemampuan berbasa lisan pada anak berkembang karena selain

terjadi oleh pematangan dari organ-organ bicara dan fungsi berfikir, juga

(36)

Masa ini nampak seakan-akan anak “haus nama” sehingga segala hal akan

ditanyakan. Ada 4 (empat) tugas perkembangan sifat-sifatnya yang perlu

diperhatikan sebagai berikut:

a. Mengerti pembicaraan orang lain

b. Menyusun dan menambah perbendahaan kata

c. Menggabungkan kata menjadi kalimat

d. Pengucapan yang baik dan benar

3. Perkembangan sosial: Pergaulan anak menjadi bertambah luas. Keterampilan

dan penguasaan dalam bidang fisik, motorik, mental, emosi sudah meningkat.

Anak makin ingin melakukan bermacam-macam kegiatan.

Keterampilan hidup sangat perlu dimilik seorang individu pada tahapan

perkembangan tertentu. Tujuan perkembangan individu merupakan salah satu

rujukan tingkat kematangan yang perlu dicapai seorang individu pada tahap

perkembangan tertentu. Berdasarkan penelitian Havighust merumuskan karakter

tugas perkembangan anak usia ini sebagai berikut (Sunarti dan Purwani, 2005:12):

1. Belajar membedakan antara salah dan benar

2. Mulai mengembangkan suatu kesadaran diri, kesadaran akan keberadaan

dirinya dalam suatu lingkungan atau komunitas

3. Mengembangkan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung

4. Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan

sehari-hari

5. Mengembangkan kesadaran moral dan skala nilai-nilai yang dianut

(37)

6. Memperoleh kemandirian personal dan mampu menolong dirinya sendiri.

Berdasarkan pakar ahli psikologis di atas menunjukkan bahwa anak usia

dini mempunyai karakter khusus. Orang tua harus memperhatikan perkembangan

dan karakter-karakternya tersebut. Asupan pendidikan sangat penting sesuai

dengan perkembangan masing-masing anak.

2.6. Pengenalan Nama Buah-buahan

Anak usia dini adalah individu yang berada pada masa berekplorasi di

mana anak usia dini sedang banyak meniru, merekam dan bahkan mengingat

segala sesuatu yang dilihatnya. Oleh sebab itu dengan adanya hal tersebut perlu

adanya pengarahan seperti halnya memperkenalkan nama buah beserta rasanya

kepada anak.

Gambar 2.10Contoh Gambar Ilustrasi Buku Pelajaran

(38)

Materi pembelajaran yang akan diberikan pada usia dini sebaiknya dengan

lingkungan sekitar anak, bisa begitu erat dengan kebiasaan sehari-hari misalnya

mengenal buahan (Tjuatja, Suwirma, 2000:1). Pengenalan nama

buah-buahan sangat dibutuhkan bagi anak usia dini, untuk mengenalkan mereka pada

lingkungan sekitar. Dengan mediasi gambar mereka akan dapat mengetahui dan

melihatnya gambar buah-buahan tersebut. Dengan bantuan gambar akan

(39)

2.7.Kerangka Pemikiran

Gambar 2.11 Kerangka Pemikiran Penelitian (Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016)

- Anak-anak TK tunarungu kurang minat belajar

- Pembelajaran hanya denga isyarat tangan sehingga lambat

Pentingnya merancang buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan bahasa

isyarat untuk anak-anak TK tunarungu

Langkah-langkah Pembuatan;

1. Menyiapkan peralatan a. Kertas

b. Komputer / laptop c. Software pendukung

(40)

33

Pembahasan dalam bab ini akan lebih terfokus kepada metode yang

digunakan dalam perancangan karya, observasi data serta teknik pengolahannya

dalam perancangan buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan System

Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) untuk anak-anak TKLB-B (Tuna Rungu) Karya

Mulia Surabaya.

3.1 Perancangan Penelitian

Tahap perancangan ini harus disusun secara sistematis dan logis karena

pada tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam penelitian. Tujuannya

agar memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga dapat

memberikan solusi dari permasalahan mengenai perancangan buku ilustrasi

pengenalan nama buah-buahan dengan System Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)

untuk anak-anak TKLB-B (Tuna Rungu) Karya Mulia Surabaya.

Adapun proses dari perancangan penelitian, yaitu :

1. Riset Lapangan

Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai

kenyataan dan fenomena yang ada di lapangan. Selain itu juga dapat

menambah wawasan peneliti sebagai bahan dalam proses perancangan buku

(41)

Indonesia (SIBI) untuk anak-anak TKLB-B (Tuna Rungu) Karya Mulia

Surabaya.

2. Identifikasi

Setelah mendapatkan data hasil dari riset di lapangan, kemudian dilakukan

sebuah identifikasi sesuai dengan data yang telah diperoleh sehingga peneliti

mampu mengetahui permasalahan yang ada.

3. Ide dan Gagasan

Tahap ini merupakan hasil dari identifikasi sistematis yang telah dilakukan

sehingga memperoleh ide dan gagasan yang timbul oleh masalah. Hingga ide

dan gagsan tersebut dijadikan sebuah dasar selama proses perancangan buku

ilustrasi.

Riset Lapangan

Identifikasi

Ide dan Gagasan

Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian

(Sumber: Hasil Olahan Peneliti)

Mendapatkan informasi yang akurat mengenai kenyataan dan fenomena yang ada di lapangan

Dari riset lapangan selanjutnya dianalisa dan ditemukan permasalahan yang ada

(42)

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Metode kualitatif adalah metode yang bersifat seni (kurang berpola). Dan disebut

sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan

interprestasi terhadap data yang ditemukan (Sugiyono, 2014:13-14). Jadi dalam

penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena untuk menginterprestasikan

hasil perancangan buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan bahasa

isyarat untuk anak-anak TKLB-B. Dalam penelitian kualitatif peneliti pada tahap

awalnya melakukan penjelajahan dengan melakukan observasi atau pengamatan

untuk mengetahui proses pembelajaran TKLB-B, sehingga dapat diidentifikasi

kebutuhan siswa TKLB-B dalam proses pembelajarannya. Hasil observasi yang

didapatkan peneliti, ditunjang dengan literatur-literatur kepustakaan yang didapat

akan digunakan sebagai informasi dalam merancang buku ilustrasi pengenalan

nama buah-buahan dengan bahasa isyarat untuk anak-anak TKLB-B.

3.1.2 Lokasi Penelitian

Pada Tugas Akhir ini peneliti mengambil sebuah objek untuk dijadikan

Tugas Akhir yang dimana TKLB-B karya Mulia Surabaya yang menjadi objek

penelitian Tugas Akhir penulis. Penelitian akan dilakukan pada bulan April

(43)

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh memiliki peran yang penting. Data mengenai

anak-anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya diperoleh melalui pengamatan langsung

peneliti di Kantor TKLB-B Karya Mulia Surabaya. Teknik pengumpualn data

disini adalah sebagai acuan dasar bagaimana karya dibuat dan diproduksi.

Pembuatan karya dapat berjalan lebih rinci, terarah dan sistematis, sehingga karya

yang diperoleh menghasilkan karya yang bagus dan tidak menyimpang dari

proses-proses bagaimana karya itu dibuat atau diproduksi baik dalam proses

perancangan konsep hingga pengaplikasian pada buku ilustrasi nya.

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan data yang akurat

sehingga informasi yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,

wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka yang dijelaskan sebagai berikut.

3.2.1 Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Sugiyono,2013: 145).

Observasi (penelitian) adalah mencermati langsung secara visual terhadap kondisi

obyek yang akan diteliti. Pada metode ini dilakukan pengamatan dan pencatatan

secara langsung mengenai fasilitas sampai kegiatan internal maupun eksternal di

TKLB-B Karya Mulia Surabaya, sehingga mendapatkan gambaran mengenai

(44)

Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah

laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati (Djaali dan

Muljono, 2008:16). Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru pada

saat memberikan pembelajaran pada siswa TKLB-B sehingga dapat diidentifikasi

kebutuhan buku ilustrasi dalam proses pembelajaran.

3.2.2 Wawancara

Wawancara atau interview adalah metode pengumpulan data yang

menghendaki komunikasi langsung antara peneliti dengan subjek atau informan

(Yatim, 2001). Metode ini merupakan proses tanya jawab secara lisan, dimana 2

orang atau lebih berhadapan secara fisik. Pada penelitian ini wawancara yang

digunakan adalah wawancara terstruktur dimana peneliti menggunakan

pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.

Beberapa data yang dibutuhkan selama wawancara diantaranya adalah

untuk menemukan apa yang ingin ditonjolkan, apa yang ingin ditampilkan, dan

yang ingin dihindari pada identitas atau karakter siswa di TKLB-B Karya Mulia

Surabaya.

3.2.3 Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data yang

digunakan untuk mendapatkan seluruh bukti yang berkaitan dengan kegiatan

siswa di TKLB-B Karya Mulia Surabaya., berupa foto, arsip, seluruh

gambar-gambar di TKLB-B Karya Mulia Surabaya, serta bahan-bahan tertulis yang

berhubungan dengan masalah pengenalan buah-buahan dan perancangan buku

(45)

pada subjek penelitian.Metode ini sangat bermanfaat karena dapat dilakukan tanpa

mengganggu obyek penelitian.

Gambar 3.2 Dokumentasi KBM di TKLB Karya Mulia Surabaya

(Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016)

3.2.4 Kepustakaan

Teknik kepustakaan atau telaah dokumen adalah segala sesuatu materi

dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia (Esterberg, 2002 dalam Ikawira

et.al., 2014:5). Pengumpulan data dari berbagai buku-buku kepustakaan dan

internet digunakan untuk membuat buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan

dengan bahasa isyarat untuk anak-anak TKLB-B. Studi pustaka (kepustakaan)

dilakukan dengan mencari data-data yang bersumber dari buku-buku referensi.

Tujuan dilakukannya studi pustaka adalah untuk memperkuat dan memperdalam

materi tentang buku ilustrasi. Selain itu studi pustaka juga digunakan sebagai

(46)

3.3 Teknik Analisis Data

Pada perancangan ini menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan

Huberman (Pawito, 2007: 104). Teknik ini menggunakan tiga komponen yaitu;

reduksi data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian kesimpulan (Punch,

1998: 202-204 dalam Ikawira et.al., 2014:3).

Reduksi data adalah mengelompokkan dan meringkas data-data yang

didapat. Selanjutnya penyajian data yaitu peneliti mengorganisasikan data Dan

terakhir penarikan dan pengujian kesimpulan yaitu implementasi dari prinsip

induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan kecenderungan

dari penyajian data yang telah dibuat. Analisis data merupakan proses sistematis

pencarian dan pengaturan transkrip dan materi-materi lain yang telah

dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi tersebut

dan memungkinkan penyajian data yang sudah ditemukan. Selanjutnya

berdasarkan analisa data di atas kemudian dibuat rancangan atau desain buku

ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan bahasa isyarat untuk anak-anak

(47)

40 4.1 Hasil Analisa Data

Analaisis data merupakan pengumpulan data yang didapat peneliti dari

wawancara, observasi, dokumentasi. Selanjutnya akan diproses untuk

mendapatkan kesimpulan, sehingga mudah dipahami dalam penyajian data.

4.1.1 Hasil Observasi

Observasi merupakan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

secara langsung dan melakukan dokumentasi terhadap objek penelitian.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di TKLB-B Karya Mulia Surabaya,

terdapat proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru terhadap anak. Proses

belajar mengajar dilakukan dengan cara menunjukan benda kepada anak dan

menyebutkan bahasa benda tersebut yang dimana agar anak dapat memahami

pengucapkan benda tersebut secara lisan.

4.1.2 Wawancara

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan Ibu Hj. Sri Lestari

S.Pd. selaku kepala sekolah dan Ibu Siputini, S.Pd selaku guru pengajar TKLB-B

(48)

februari 2016. Ibu Hj. Sri Lestari S.Pd mengatakan bahwa proses pembelajaran di

TKLB-B Karya Mulia Surabaya memakai metode MMR (Metode Maternal

Reflektif) adalah suatu cara atau proses pemberian pengalaman belajar sistem

isyarat bahasa indonesia yang mengadopsi cara-cara seorang ibu dalam

memberikan pemerolehan berbahasa kepada anaknya yang belum berbahasa

melalui percakapan. Proses belajar mengajar TKLB-B Karya Mulia Surabaya

mempunyai pembeda dengan proses pembelajaran di tempat lain.

Menurut kepala sekolah TKLB-B Karya Mulia Surabaya proses belajar

mengajar pertama yang harus dilakukan oleh guru adalah anak dibawa pada objek

yang akan diajarkan atau guru membawa benda (tiruan), gambar diperkenalkan

kepada anak kemudian guru dapat mengucapkan nama benda yang menjadi

contoh objeknya. Kemudian guru mengenalkan tulisan nama benda itu kepada

anak agar anak dapat memahaminya lebih jelas dan dapat dimengerti. Adapun

kendala proses belajar megajar di TKLB-B Karya Mulia Surabaya yang dihadapi

oleh pengajar yang dimana kemampuan anak di dalam kelas yang sulit dalam hal

verbal (komunikasi langsung), tingkat ketulian, perhatian orang tua, anak yang

sering tidak masuk sekolah, dan anak yang mengalami double handicap (selain

tunarungu dan lemah mental). Anak-anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya dilatih

membaca kalimat lengkap dengan menggunakan sistem isyarat bahasa indonesia

(SIBI) yang dimana anak juga dilatih mendiskripsikan gambar berstruktur, anak

juga dilatih untuk menceritakan pengalamannya.

TKLB-B Karya Mulia Surabaya dalam proses belajar mengajar tidak

(49)

(komunikasi total) yang dimana merupakan gabungan oral, isyarat dan body

language. Komtal (komunikasi total) sangat membantu terutama untuk anak yang

mempunyai IQ di bawah rata-rata. Komunikasi total juga dapat memudahkan

proses belajar mengajar anak pada suatu bahasa abstrak. Buku yang diajarkan

seringkali menggunakan buku yang mempunyai banyak gambar visual karena

anak-anak dapat memahaminya lebih cepat.

TKLB-B Karya Mulia Surabaya lebih mengutamakan “akal” karena TK

merupakan dasar yang paling awal dan utama dalam memperoleh bahasa. Proses

belajar mengajar TKLB-B hampir sama dengan TK lainnya tapi yang menjadi

pembeda adalah tidak ada menyanyi yang sering dilakukan TK pada umumnya.

Namun mereka menggantinya dengan BKPBI (Bina Komunikasi Persepsi Bunyi

dan Irama). TKLB-B Karya Mulia Surabaya sangat mengupayakan apabila anak

yang semula tidak bisa bicara menjadi bisa bicara dan dapat berkomunikasi

dengan baik dan tidak minder di lingkungan sekitarnya.

4.1.3 Dokumentasi

Dokumentasi diperoleh dari objek penelitian yaitu TKLB-B Karya Mulia

Surabaya yang sedang melakukan aktivitas proses belajar mengajar. Berikut ini

merupakan hasil yang di dapat dari dokumentasi berupa gambar atau foto yang

(50)

Gambar 4.1 Proses belajar mewarnai dan mengenal objek

Sumber : Dokumentasi penulis, 2016

4.1.4 Segmentasi, Targeting, Positioning (STP)

a. Segmentasi dan Targeting

Dalam perancangan buku ilustrasi TKLB-B Karya Mulia Surabaya,

mempunyai khalayak sasaran untuk target audience yang dituju adalah:

1. Demografis

Usia : anak-anak usia 4 - 6 tahun

Jenis Kelamin : Pria dan Wanita

Jenjang Pendidikan : Taman Kanak-Kanak (TK)

Kelas Sosial : Menengah (middle)

2. Geografis

(51)

Ukuran Kota : Umumnya tinggal di kota besar dan mudah

menjangkau toko buku

3. Psikografis

Gaya Hidup : Aktif, dinamis, suka membaca buku bergambar,

berimajinasi tinggi

Kepribadian : Suka mencari perhatian, ego tinggi, sensitif,

minder (tidak percaya diri).

4. Behavioral

Manfaat : Memberikan pemahaman yang mudah melalui

ilustrasi yang menggambarkan tentang nama

buah, warna serta manfaatnya.

Sikap terhadap produk : tertarik, atensi (memperhatikan), respon positif,

dan edukatif

b. Positioning

Positioning adalah suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk,

individu, perusahaan, merek atau apa saja dalam alam pikiran mereka yang

dianggap sebagai sasaran atau konsumennya (Kasali, 2007). Positioning

merupakan hal utama yang diperhitungkan saat membuat atau menciptakan

sebuah produk. Dengan menempatkan produk yang memiliki diferensiasi

dengan kompetitornya, maka produk dapat memiliki kekuatan yang lebih besar

untuk menarik pasar.

Buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan menempatkan dirinya sebagai

(52)

sistem isyarat bahasa indonesia untuk menjadi media belajar bagi anak

tunarungu dalam mengenal buah-buahan mulai dari nama buah, warna,

karakter buah sampai manfaat dan kandungan dalam buah dengan konsentrasi

ilustrasi digital berbasis vektor sebagai titik utamanya.

Analisis Kekuatan dan Kelemahan Sistem Belajar TKLB-B Karya Mulia

Surabaya

Tabel 4.1 Analisis Kekuatan dan Kelemahan Sistem Belajar TKLB-B Karya

Mulia Surabaya

Analisis TKLB-B Karya Mulia Surabaya

Strength • TKLB-B Karya Mulia Surabaya

menggunakan metode pembelajaran

MMT (Metode Maternal Reflektif)

• Memiliki tempat yang strategis

• Proses belajar mengajar menggunakan

komunikasi total

Weakness • Sarana prasarana yang masih

sederhana

• Kurang media pembelajaran yang

digunakan

(Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016)

4.1.5 Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Oppourtunity, Threat)

Menurut buku Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual, (Sarwono

(53)

dan menilai ulang (re-evaluasi) suatu hal yang telah ada dan telah diputuskan

sebelumnya dengan tujuan meminimumkan resiko yang mungkin timbul.

Langkahnya adalah dengan mengoptimalkan segi positif yang berpotensi

menghambat pelaksanaan keputusan perancangan yang telah diambil.

Langkah analisis mengkaji hal atau gagasan yang akan dinilai dengan cara

memilah dan menginventarisasi sebanyak mungkin segi kekuatan (strength),

kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat).

Segi kekuatan dan kelemahan merupakan kondisi internal yang dikandung

oleh obyek yang dinilai, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor

eksternal. Hasil kajian dari keempat segi ini kemudian disimpulkan, meliputi

strategi pemecahan masalah, perbaikan, pengembangan, dan optimalisasi.

Penyusunan kesimpulan lazim dilakukan dengan cara meramu (sedapat

mungkin) hal-hal yang dikandung oleh keempat faktor menjadi sesuatu yang

positif, netral atau minimal dipahami. Penyusunan kesimpulan ini ditampung

dalam Matriks Pakal yang terdiri dari :

1. Strategi PE-KU (S-O) / Peluang dan Kekuatan : Mengembangkan peluang

menjadi kekuatan.

2. Strategi PE-LEM (W-O) / Peluang dan Kelemahan : Mengembangkan peluang

untuk mengatasi kelemahan.

3. Strategi A-KU (S-T) / Ancaman dan Kekuatan : Mengenali dan mengantisipasi

(54)

4. Strategi A-LEM (W-T) / Ancaman dan Kelemahan : Mengenali dan

mengantisipasi ancaman untuk menimbulkan kelemahan. (Sarwono dan Lubis,

2007: 18-19).

Analisa SWOT pada perancangan buku ilustrasi pengenalan nama

buah-buahan dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) untuk anak-anak TKLB-B

Karya Mulia Surabaya dapat dilihat pada table 4.2 menggunakan tabel matriks

SWOT yang akan dijelaskan sebagai berikut :

Tabel 4.2 Pengantar Analisis SWOT (TKLB-B Karya Mulia Surabaya)

Internal

Eksternal

S

W

- Buku ilustrasi yang memudahkan

- Buku yang menyajikan ilmu pengetahuan

- Belum adanya buku ilustrasi bagi anak-anak tunarungu tentang pengenalan nama buah-buahan

- Anak tunarungu perlu bimbingan dan pengajaran yang khusus dalam kegiatan belajar mengajar

- Banyak buku ilustrasi untuk umum yang hanya berisi teks dan mempunyai gambar

- Menciptakan buku ilustrasi yang

menggunakan bahasa

(55)

sedikit proses belajar anak

aware/familiar dengan buku ilustrasi tentang pengenalan bentuk yang bersifat umum dan lebih dahulu beredar dipasaran

Membuat serta mengemas ilmu pengetahuan tentang pengenalan nama buah-buahan pada media buku ilustrasi berbasis vektor dengan menggunakan bahasa visual yang lebih sederhana, memasarkan buku dengan sasaran ke sekolah-sekolah khusus anak tunarungu sebagai sarana belajar dan pengetahuan melalui pengenalan nama buah-buahan.

(Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016)

4.2 Konsep/Keyword

Pemilihan kata kunci atau keyword dengan judul penelitian “Perancangan

Buku Ilustrasi Pengenalan Nama Buah-Buahan Dengan Sistem Isyarat Bahasa

Indonesia (SIBI) Untuk Anak-Anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya” ini sudah

dipilih dengan menggunakan dasar acuan terhadap analisis data yang sudah

dilakukan. Penentuan keyword diambil hasil analisis SWOT yang mana sumber

analisis SWOT itu sendiri wawancaran, observasi, STP, studi literatur, studi

(56)

Masing-masing data dari wawancara, observasi, STP, studi literatur, studi

eksisting, dan studi kompetitor dijadikan sebuah sajian data yang kemudian

dimasukkan ke dalam tabel analisis SWOT. Kemudian hasil yang diperoleh dari

sumber-sumber tersebut diolah dengan menggunakan teknik analisis SWOT.

Hasil nya akan dipergunakan untuk menentukan sebuah kata kunci (keyword).

Untuk mengetahui penjabaran secara terperincinya dapat dilihat pada tabel

(57)

50

Gambar 4.2 Keyword Perancangan Buku Ilustrasi Pengenalan Nama Buah-Buahan Dengan System Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Berbasis Karakter Untuk Anak-Anak TKLB-B Karya

(58)

Gambar 4.2 menunjukkan proses pemilihan kata kunci atau keyword dalam

perancangan buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan Sistem Isyarat

Bahasa Indonesia (SIBI) berbasis karakter untuk anak-anak TKLB-B (Tuna

Rungu) Karya Mulia Surabaya. Berdasarkan hasil proses pencarian keyword

ditemukan kata kunci yaitu “Inovatif”. Kata Inovatif selanjutnya akan

dideskripsikan lebih lanjut untuk menjadi konsep perancangan dalam perancangan

buku ilustrasi berbasis SIBI.

4.3 Deskripsi Konsep

Konsep yang akan digunakan dalam Perancangan buku ilustrasi dengan

sistem SIBI berbasis karakter tentang nama buah-buahan ini adalah Inovatif. Kata

kreatif dan dream yang kemudian digabungkan menjadi satu menghasilkan kata

inovatif yang diambil dari hasil USP (Unique Selling Positioning), analisis SWOT

dan STP yang kemudian dijadikan sebagai strategi utama.

Konsep inovatif ini bertujuan untuk mengkomunikasikan kepada target

market yaitu anak-anak dengan menciptakan buku ilustrasi dengan sistem SIBI

tentang nama buah-buahan yang memiliki keunikan dan berbeda dari segi metode

membacanya yang dimana di dalam buku tersebut menggunakan bahasa isyarat

yang sesuai dengan kebutuhan anak tunarungu usia dini. Di dalam buku tersebut

dilengkapi dengan system SIBI untuk membantu anak usia dini khususnya yang

memiliki keterbatasan tunarungu. Sehingga dengan system SIBI ini dirasa dapat

(59)

memahami isi buku yang juga didukung oleh media belajar yang berbasis ilustrasi

karakter.

4.4Alur Perancangan Karya Gambar

(60)

4.5 Perencanaan Kreatif

4.5.1 Tujuan Kreatif

Untuk menciptakan sebuah buku diperlukan sebuah tujuan agar mencapai

target konsumennya. Tujuan dari penciptaan buku ilustrasi berbasis SIBI ini,

nantinya akan memberikan pengaruh besar pada target audience sehingga pesan

yang terkandung di dalam buku bisa tersampaikan dengan baik. Tujuan kreatif

dari buku ini adalah sebuah media pembelajaran yang bisa digunakan untuk

memperkenalkan nilai-nilai ilmu pengetahuan khususnya pengenalan

buah-buahan karena buku ini menampilkan karakter dari macam-macam buah, selain itu

juga tidak hanya membuat target audience mengenal buah tetapi juga memahami

kandungan, warna dan manfaat dari buah tersebut.

Jangan ragu si pembaca atau konsumen akan dihidangkan dengan

teknik-teknik visualisasi melalui ilustrasi vektor dan karakter buah yang lucu yang

disukai anak-anak sehingga tidak mengalami kejenuhan dalam membaca.

Pemilihan gaya ilustrasi vektor diharapkan supaya anak-anak dapat berimajinasi

dalam memahami isi dari buku tersebut. Selain itu sangat membantu

menyampaikan pesan suatu cerita kepada anak-anak karena media yang dipakai

dilengkapi bahasa isyarat berbasis SIBI yang sangat membantu anak tunarungu

sesuai kebutuhan mereka dalam memahami isi buku. Hal ini dapat mempengaruhi

(61)

4.5.2 Strategi Kreatif

Strategi kreatif merupakan langkah yang dilakukan dalam rangka

mencapai tujuan kreatif yang diinginkan. Untuk itu strategi kreatif yang

digunakan untuk dalam menciptakan buku ilustrasi berbasis SIBI diperlukan

strategi kreatif visual sebagai upaya untuk menarik minat baca anak-anak terhadap

lingkungan di sekitar contohnya Pengenalan Nama Buah-buahan dengan

pengemasan yang berbeda salah satunya dengan buku ilustrasi berbasis karakter

dan ilustrasi pada system Bahasa isyarat yang lenih menarik.

Dimaksudkan buku ilustrasi tentang pengenalan nama buah-buahan

berbasis karkter SIBI ini juga akan disertai dengan tampilan karakter dari

masing-masing buah. Strategi visual akan disesuaikan dengan konsep perancangan yang

telah ditentukan sebelumnya yaitu Inovatif yang rencananya akan dikemas dalam

desain yang terdapat unsur inovatif sesuai dengan metodenya namun tetap

terdapat unsur kreatifdengan eksekusi pemilihan bentuk media yang unik.

Unsur-unsur strategi visual yang digunakan adalah :

A. Ukuran dan Halaman Buku

(62)

Dalam perancangan buku ilustrasi ini dipilih dengan posisi buku

landscape. Memilih landscape karena rata-rata buku bacaan anak-anak adalah

landscape hal ini juga dilakukan dengan pertimbangan ukuran tersebut

memudahkan penyusunan informasi visual maupun teks yang ditampilkan.

Menggunakan ukuran tersebut karena perbandingan legibility dalam buku ini

diutamakan sehingga menghindari kebosanan ketika membaca (Rustan, 2008: 42)

yang menerapkan bahwa lebar suatu paragraf merupakan faktor yang menentukan

tingkat kenyamanan dalam membaca.

B. Bahasa

Bahasa yang nantinya akan digunakan dalam buku ilustrasi berbasis

karakter SIBI ini adalah bahasa Indonesia. Bahasa menjadi lebih penting pada

anak-anak karena pada masa ini kosa kata anak sangat meningkat. Fungsi bahasa

Indonesia itu sendiri adalah sebagai alat komunikasi. Hal ini diperkuat dengan

hasil penelitian (Hurlock, 1978:113) bahwa “Kosa kata anak meningkat pesat

ketika ia belajar kata-kata baru dan arti-arti baru untuk kata-kata lama”. Kosakata

sangat penting bagi anak sebagai dasar kemampuan berbahasa anak untuk

pendidikan yang lebih lanjut. Oleh karena itu dengan penggunaan bahasa verbal

yang mudah dipahami dan tidak terlalu berat, sehingga anak-anak mudah

membaca dan mencerna isi buku yang disampaikan serta bagaimana pentingnya

membaca dan memperkenalkan nama buah-buahan kepada anak-anak tunarungu

(63)

C. Teknik Visualisasi

Buku yang akan dirancang menggunakan gaya penggambaran ilustrasi

dibuat secara digital (vektor). Karena vektor menjelaskan titik dan garis yang

membentuk line drawing yang dibuat menggunakan perhitungan sistematis,

vektor juga mampu membuat gambar dengan ukuran yang lebih besar, tetapi

dalam ukuran file yang lebih kecil (Kusrianto, 2007:119) dan karakter visual yang

dibuat akan sesuai dengan konsep yang telah ditentukan.

D. Layout

Layout merupakan penataan elemen-elemen visual sehingga menarik

untuk dilihat ataupun dibaca. Layout yang digunakan dalam buku pengenalan

nama buah-buahan adalah layout dengan keseimbangan simetris. Menurut buku

Layout dan Dasar Penerapannya (Rustan, 2009:82) layout keseimbangan simetris

memberi kesan adanya movement/gerakan sehingga lebih dinamis dan tidak

statis/kaku. Dalam buku ilustrasi ini dapat juga terlihat cara penggunaan layout

yang berulang agar timbul suatu irama dalam buku ilustrasi tersebut.

Gambar 4.4 Sketsa Layout

(64)

E. Tipografi

Tipografi yang digunakan adalah hasil dari analisa keyword yaitu Inovatif.

Dari keyword tersebut jenis typeface dari Decorative yang digunakan yaitu

Needlework Good.

Menurut Rustan, (2011:108) Decorative berkesan feminine, cantik,

kekanakan, aktif, periang, positif, apa adanya, menyenangkan, polos, bebas, tidak

kaku, dan bersahabat. Dengan kata lain, typeface ini sangat cocok untuk

anak-anak dan membantu mereka memahami isi buku.

Gambar 4.5 Tipografi “Needlework Good” Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

Berdasarkan pertimbangan kesesuaian jenis tipografi, keyword serta

konsep, maka tipografi yang digunakan berkarakter “inovatif. Dimana dari font

tersebut ditemukan ide, konsep, dan pemikiran yang ingin disampaikan sama

karena sesuai dengan konsep inovatif, kreatif, dan fantasi. Jenis font yang inovatif

yang disesuaikan karakter dan untuk lebih mudah mengingat apa yang dilihat dan

dibacanya bagi anak-anak usia 6-12 tahun.

1. Text Bodycopy

(65)

memberikan kesan simple dan polos sehingga cocok bagi anak-anak yang baru belajar membaca (Rustan, 2011:108).

F. Headline

Headline diharapkan akan dibaca pertama kali serta akan melekat dalam

ingatan pembacanya. Headline juga berguna untuk memancing agar pembaca

melanjutkan membaca teks berikutnya secara lebih detail (Kusrianto, 2007:328).

Headline atau pesan utama yang akan ditampilkan pada buku ilustrasi adalah

“Ayo Kupas Nama Buah dengan Inovatif” sesuai dengan tujuan konsep yaitu

mampu memberikan identitas dan kesadaran bahwa agar anak- anak tidak hanya

dituntut mengenal tapi juga memahami buah dari warna sampai kandungan yang

dimiliki buah tersebut secara inovatif yakni dengan adanya metode atau cara

menggunakan bahasa isyarat (SIBI) di dalam buku. Jenis huruf headline yang

digunakan adalah Decorative dan menggunakan karakter font “Needlework

Good”.

G. Warna

Warna merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pembuatan

suatu karya desain, karena penggunaan warna dapat memberikan kesan hidup,

menimbulkan emosi sehingga dapat membantu dalam penyampaian pesan. Pada

seni sastra lama maupun modern warna diartikan sebagai kiasan atau

perumpamaan (Sadjiman, 2002:38). Setiap warna memiliki karakteristik tertentu

yang dimaksud adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas tertentu yang dimiliki oleh

(66)

Dalam pemilihan warna pada perancangan buku ilustrasi berbasis SIBI,

tidak terlepas dari konsep Inovatif yang telah diusung dalam perancangan ini.

Oleh karena itu, dengan menggunakan warna-warna yang menunjukkan kesan

Inovatif, maka penulis menggunakkan karakter inovatif atau yang bersifat

pembaruan yang diharapkan dapat mendukung visualisasi buku, yang diambil dari

buku color basic “Panduan Dasar Warna untuk desainer & Industri Grafika”

karya Anne Dameria.

Sebagai sekolah atau lembaga pendidikan yang melingkupi para

penyandang tunarungu, TKLB Karya Mulia Surabaya berusaha membuat

kepercayan kepada orang tua dalam melayani dan memberi pendidikan dan ilmu

terbaik kepada anak-anak yang memiliki keterbatasan. Sehingga dari alasan

tersebut maka dipilih warna biru yang mewakili corporate dari TKLB Karya

Mulia Surabaya. Dalam buku color basic (Dameria,2007:30), warna biru

melambangkan kepercayaan, kebijaksanaan, dan kematangan berpikir dalam

mengambil keputusan.

Sebagai sarana dimana sekolah sebagai salah satu tempat mencari sumber

informasi, ilmu pengetahuan, dan hal-hal yang bersifat pendidikan maka dipilih

warna kuning untuk warna pilihan kedua. Warna kuning dalam psikologi warna

menurut Dameria (2007:34) kuning dikaitkan dengan kecerdasan terhadap potensi

diri. Sebagai salah satu warna primer, kuning adalah warna dengan efek yang

kuat, sehingga secara psikologis warna ini sangat efektif diterapkan pada hal-hal

(67)

sendiri, warna kuning ini cocok untuk mewakili karakter kreatif dan penciptaan

ide baru yang dihasikan dari keyword.

Sehingga warna yang digunakan untuk konsep Perancangan Buku Ilustrasi

Tentang Pengenalan Nama Buah dengan system SIBI ini terdapat 2 warna yaitu

biru muda dengan kalibrasi warna( C:56 M:0 Y:0 K:0), kuning dengan kalibrasi

warna (C:0 M:0 Y:100 K:0) .

Gambar 4.6 Warna Terpilih Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

I. Karakter

Pada pembuatan buku ini, terdapat karakter dari masing-masing buah

untuk menjadikan visualisasi buku ilustrasi, sebagaimana penyampaian pesan

pada buku ilustrasi. Visualisasi karakter yang ingin dimunculkan dengan konsep

karakter anak yang ceria yakni menggunakan karakter kartun sehingga

anak-anak tertarik untuk membaca isi buku. Akan tetapi dalam menentukan desain

karakter, pertama adalah membuat sketsa terlebih dahulu. Alternatif sketsa

berjumlah 15 sesuai pada batasan masalah yakni buah salak, pisang, jambu,

(68)

anggur, sawo, dan kelapa. Selanjutnya dalam pengaplikasian warna menggunakan

warna asli dari masing-masing buah sehingga pesan informasi yang disampaikan

pada anak-anak tentang warna pada macam-macam buah menjadi efektif.

Gambar 4.7 Alternatif Sketsa Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016

4.6 Perencanaan Media 4.6.1 Tujuan Media

4.6.2 Strategi Media

(69)

didukung dengan aplikasi media lainnya yaitu poster, fleyer, pembatas buku, pin, dan gantungan kunci. Pemlihan media disesuaikan karakter audiens yang dituju, sehingga didapatkan efektivitas komunikasi terhadap apa yang ingn disampaikan di dalam buku dan media pendukung lainnya.

Dibawah ini merupakan penjelasan setiap media dalam perancangan buku ilustrasi nama-nama buah-buahan antara lain:

a. Media utama

Media utama yang digunakan dalam perancangan ini adalah buku. Pemilihan media ini dikarenakan buku dapat memuat informasi dan tidak lenyap oleh zaman selain itu juga bellum ada buku yang membahas nama-nama buah-buahan menggunakan bahasa isyarat atau SIBI dengan menggunkan karakter nama-nama buah-buahan menggunakan teknik ilustrasi digital (vektor), sehinnga dapat menarik minat baca anak untuk belajar dan mengetahui nama-nama setiap buah dengan menggunakan bahasa isyarat atau SIBI. Perancangan buku ini dirancang dengan konsep dari keyword

yang didapatkan dari analisis data yaitu “inovatif”.

b. Media Pendukung

1. Merchandise

(70)

4.7 Perancangan Karya 4.7.1 Cover Buku

Gambar 4.8 Desain cover buku Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

Setelah terpilih sebuah cover buku yang digunakan maka pada selanjutnya headline yang digunakan pada gambar 4.8 yang dimana ada tulisan “Ayo Kupas Nama Buah Dengan Inovatif”

4.8 Sistem Produksi Buku 4.8.1 Biaya Media

Pada biaya media ini membahas tentang percetakan buku meliputi

beberapa hal yang harus dihitung dalam pencetakan buku referensi

1. Tingkatan Efisiensi HPP Cetak

HPP dapat dikatakan efisiensi jika harga yang ditawarkan terhadap order

buku cukup kompetitif dengan kualitas cetak terjamin baik.

2. Kualitas Buku

Penetapan harga sesuai dengan kualitas buku jika harga buku sama dengan

(71)

3. Ketetapan Jadwal Produksi

Penetapan harga dianggap bijaksana dan tepat jika jadwal produksi

dilaksanakan dengan tepat waktu. Ketetapan waktu penyerahan hasil cetak

sangat penting. Ketetapan waktu sangat mempengaruhi kredibilitas dan

profit dari percetakan.

4. Kelancaran waktu penyerahan/pengiriman

Apabila penyerahan buku ke penerbit sesuai dengan jadwal produksi

berarti penerbit memperoleh ketepatan waktu edar. Ketepatan waktu edar

mempengaruhi laku tidaknya buku.

5. Sehatnya pertumbuhan

Kelancaran produksi, ketepatan waktu, baiknya mutu dan terjaminnya

berarti akan memperlancar pembayaran dari pelanggan (penerbitan).

Kelancaran pembayaran akan memperlancar cash flow percetakan

sehingga perusahaan bisa tumbuh dengan sehat.

Adapula rumus-rumus yang harus diperhitungkan dalam menentukan Harga

Pokok Produksi Cetak Buku, sebagai berikut :

1. Menghitung Biaya desain cover dan isi buku

a. Menghitung desain = 1

b. Harga desain per buku = Rp. 300.000 ,-

Rumus : Biaya Desain = 1 x Rp. 300.000

= Rp. 300.000,-

2. Menghitung Biaya setting naskah

Gambar

Gambar 1.1 Bagian Depan Yayasan Karya Mulia Surabaya (Sumber  :  Hasil Olahan Peneliti, 2016)
Gambar 1.2 Halaman BermainTKLB-B Karya Mulia Surabaya
Gambar 2.1 Contoh Gambar Ilustrasi Naturalis “Lukisan Monalisa” (Sumber  :  www.google.co.id, 2016)
Gambar 2.2 Contoh Gambar Ilustrasi Dekorativ  (Sumber  :  www.pinterest.com, 2016)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengantar Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Buku Ilustrasi sebagai Media Kampanye Pengenalan Permainan Tradisional Jawa Tengah.. Adapun permasalahan yang dikaji adalah (1)

Sifat-sifat garis tersebut adalah acuan untuk desain layout yang dapat menjadi acauan untuk mendukung dan menentukan desain layout untuk perancangan buku

Aplikasi Pengenalan Nama Buah, Sayur, Hewan, dan Alat Transportasi Dalam Bahasa Inggris - Arab Untuk Anak-Anak yang menggunakan program Java NetBeans

Hasil perancangan berupa buku yang berisi ilustrasi karya-karya dari 10 fashion designer Surabaya beserta dengan penjelasan singkat mengenai gaya desain masing- masing.. +

Media buku ilustrasi sebagai media utama sebagai media pengenalan buah tropis Indonesia dapat memberikan gambaran tentang bentuk, warna, dan informasi singkat seperti

Berdasarkan hasil yang diperoleh dan disesuaikan dengan teori terkait Desain Komunikasi Visual, maka dibuatlah perancangan buku ilustrasi untuk memberikan informasi

Pada perancangan karya ini, pencipta merekomendasikan pada bagian proses pembuatan Buku Ilustrasi Pengenalan kalimat Thoyyibah “Aku bisa mengucap Thoyyibah bersama Alif

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan Perancangan Buku Ilustrasi Pengenalan Nama Buah-Buahan Dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Berbasis Karakter Untuk