PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI PENGENALAN NAMA
BUAH-BUAHAN DENGAN SISTEM ISYARAT BAHASA
INDONESIA (SIBI) BERBASIS KARAKTER UNTUK
ANAK-ANAK TKLB-B KARYA MULIA SURABAYA
TUGAS AKHIR
Program Studi
S1 Desain Komunikasi Visual
Oleh :
LEONARD SETIAWAN
12420100045
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
xiii
2.2 Perancangan Buku Ilustrasi ... 17
2.2.1 Pengertian Perancangan Buku ... 17
2.2.2 Faktor yang Menentukan Buku Ilustrasi ... 19
2.2.3 Indikator-indikator membuat Buku Ilustrasi ... 20
2.3 Anak Tunarungu ... 22
3.1 Perancangan Penelitian ... 33
3.1.1 Jenis Penelitian ... 35
xiv
4.1.4 Segmentasi, Targeting, dan Positioning (STP) ... 43
4.1.5 Analisa SWOT ... 45
4.2 Konsep/Keyword ... 48
4.3 Deskripsi Konsep ... 51
4.4 Alur Perancangan Karya Gambar ... 52
xvi
Halaman
Gambar 1.1 Bagian Depan Yayasan Karya Mulia Surabaya ... 4
Gambar 1.2 Halaman BermainTKLB-B Karya Mulia Surabaya ... 5
Gambar 1.3 Bagian Depan Ruang Kelas TKLB-B Karya Mulia Surabaya ... 5
Gambar 2.1 Contoh Gambar Ilustrasi Naturalis “Lukisan Monalisa” ... 10
Gambar 2.2 Contoh Gambar Ilustrasi Dekorativ ... 11
Gambar 2.3 Contoh Gambar Ilustrasi Kartun ... 12
Gambar 2.4 Contoh Gambar Ilustrasi Karikatur ... 13
Gambar 2.5 Contoh Gambar Ilustrasi Cergam” ... 14
Gambar 2.6 Contoh Gambar Ilustrasi Buku Pelajaran ... 15
Gambar 2.7 Contoh Gambar Ilustrasi Khayalan ... 16
Gambar 2.8 Indera Pendengaran Pada Tuna Rungu ... 23
Gambar 2.9 Bahasa Isyarat ... 26
Gambar 2.10 Contoh Gambar Ilustrasi Buku Pelajaran Pengenalan Nama Pada Buah-Buahan ... 30
Gambar 2.11 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 32
Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian ... 34
Gambar 3.2 Dokumentasi KBM di TKLB Karya Mulia Surabaya ... 38
Gambar 4.1 Proses belajar mewarnai dan mengenal objek... 43
Gambar4.2 Keyword Perancangan Buku Ilustrasi Pengenalan Nama Buah- Buahan Dengan System Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Untuk Anak-Anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya ... 50
Gambar 4.3 Analisis Alur Perancangan Karya ... 52
Gambar 4.4 Sketsa Layout ... 56
Gambar 4.5 Tipografi “Needlework Good” ... 57
xvii
Gambar 4.8 Desain Cover Terpilih ... 63
Gambar 4.9 Ilustrasi Buah Manggis... 70
Gambar 4.10 Ilustrasi Buah Jambu ... 71
Gambar 4.11 Ilustrasi Buah Durian ... 71
Gambar 4.12 Ilustrasi Buah Nanas... 72
Gambar 4.13 Ilustrasi Buah Duku ... 72
Gambar 4.14 Ilustrasi Buah Apel ... 73
Gambar 4.15 Ilustrasi Buah Sawo ... 73
Gambar 4.16 Ilustrasi Buah Pisang ... 74
Gambar 4.17 Ilustrasi Buah Alpukat ... 74
Gambar 4.18 Ilustrasi Buah Salak ... 75
Gambar 4.19 Ilustrasi Buah Semangka ... 75
Gambar 4.20 Ilustrasi Buah Kelapa ... 76
Gambar 4.21 Ilustrasi Buah Mangga ... 76
Gambar 4.22 Ilustrasi Buah Rambutan ... 77
Gambar 4.23 Ilustrasi Buah Anggur ... 77
Gambar 4.24 Halaman Inovatif Buku Ilustrasi ... 78
xviii
Halaman
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar sebagai proses yang dialami setiap individu dalam memperoleh
pengetahuan, keterampilan hidup, dan karakter-karakter yang memungkinkan
setiap individu mencapai tingkat kematangan menurut tahap perkembangannya.
Mengenai hal tersebut, dimensi pembelajaran melingkupi seluruh aspek
kehidupan manusia yang dapat dilaksanakan baik secara formal maupun non
formal. Anak usia dini menggunakan potensinya untuk memiliki keterampilan
hidup diantaranya ditunjukkan oleh keterampilan intelektual, sosial, emosional,
dan keterampilan umum seperti kemampuan menolong diri sendiri yang
memungkinkannya mandiri (Sunarti dan Purwani, 2005). Pada anak usia dini
salah satu pembelajaran yang diberikan adalah pengenalan buah. Pengenalan jenis
buah-buahan sejak dini perlu dilakukan. Hal ini dikarenakan buah-buahan
merupakan makanan nabati yang kaya serat serta vitamin sehingga bermanfaat
bagi kesehatan tubuh, dan Indonesia merupakan negara yang memiliki
keanekaragaman jenis buah-buahan (Santoso, 2011:36). Oleh karena itu,
pengenalan dan pemahaman mengenai buah-buahan penting untuk disampaikan
kepada anak-anak sejak dini agar anak dapat mengenal atau mengetahui
bermacam-macam buah beserta warna dan manfaatnya.
Masyarakat semakin menyadari betapa pentingnya pendidikan untuk anak
anak usia dini formal, informal dan nonformal di seluruh Indonesia. Meski
demikian perlu peningkatan mutu pada taman kanak-kanak (TK) dan pendidikan
anak usia dini yang sudah ada dengan pemanfaatan sarana yang ada. Buku
diharapkan membantu para pendidik dengan bahan ajar yang ada, serta
mengembangkannya sesuai kebutuhan anak (Sudono et. al., 2000:1).
Pembuatan buku cetak untuk usia dini harus disertai ilustrasi yang
menarik. Konsep abstrak yang disajikan dalam buku cetak harus diilustrasikan
dengan alat bantu visual seperti foto, peta, tabel, gambar dan sebagainya. Buku
cetak tersebut menjadi lebih menarik, menyenangkan, dan mengundang untuk
dilihat dan dibaca. Ilustrasinya harus benar-benar dipilih dengan baik dan sesuai
dengan topik utamanya (Kochhar, 2008:171).
Tidak semua anak usia dini mempunyai kemampuan indra yang lengkap,
pada sisi lain ada anak usia dini yang tunarungu. Anak tersebut harus
mendapatkan perlakuan khusus dalam belajar dibanding teman-teman lainnya.
Anak tunarungu ialah anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan
kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya
sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga mengalami hambatan dalam
perkembangan bahasa (Suryanah, 1996:216).
Pada esensinya setiap anak usia dini sangat menyukai warna dan gambar.
Maka dari itu, ilustrasi berwarna memiliki peran penting dalam buku. Isi ilustrasi
menjadikan anak-anak bisa dengan mudah mengenali nilai-nilai pelajaran yang
terkandung di dalamnya. Ilustrasi tersebut harus memiliki banyak arti dan dapat
2008:171). Anak tunarungu maupun anak normal umumnya sangat menyukai
dengan warna. Sehingga pembuatan buku juga menyertai dengan warna. Buku
ilustrasi anak dapat digunakan sebagai inovasi dari pembelajaran anak pada
TKLB-B yang selama ini identik dengan pembelajaran konvensional dengan
melihat isyarat bibir atau tangan dari guru. Halik (2013:44) menjelaskan inovasi
pembelajaran merupakan langkah yang tepat dalam mengatasi berbagai
permasalahan dalam proses pendidikan umumnya dan proses pembelajaran
khususnya. Dengan demikian, inovasi pembelajaran dapat dilaksanakan guru
untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga
dapat mencapai hasil yang maksimal.
Pembelajaran pada anak-anak tunarungu khususnya TKLB-B yang diajari
tentang pengenalan nama buah-buahan, mereka tidak bisa memahami secara baik
kalau hanya melalui penjelasan dengan bahasa isyarat saja, karena hal tersebut
kurang menarik perhatian dari anak dan anak cepat bosan. Buku ilustrasi gambar
dapat dijadikan sebagai metode pembelajaran bagi anak tunarungu dalam metode
belajar isyarat yang berbasis karakter. Jadi media visual seperti buku ilustrasi
berbasis karakter sangat penting untuk pembelajaran anak-anak TKLB-B
(tunarungu). Buku gambar ilustrasi tersebut disajikan guru melalui System Isyarat
Bahasa Indonesia (SIBI) yaitu bahasa isyarat bibir atau tangan, dengan tampilan
karakter buah sehingga buku ilustrasi dapat membantu guru dalam mengajar
anak-anak TKLB-B (tunarungu).
Dari uraian fenomena-fenomena tersebut maka perlu untuk membuat
tentang nama-nama buah dengan disertai System Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)
serta karakter dari masing-masing buah. Buku tersebut akan menarik dan
memudahkan siswa TKLB-B yang menderita tunarungu.
Lokasi penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah TKLB Karya
Mulia Surabaya. TKLB Karya Mulia Surabaya merupakan salah satu sekolah luar
biasa yang berada di Surabaya, tepatnya di Jalan Ahmad Yani No. 6-8 Surabaya.
Sekolah ini berdiri pada tahun 1969 yang dirintis dan dikembangkan oleh Sri
Rahajeng Harjono. Awal dirintis sekolah ini merupakan Yayasan Pembina Anak
Tunarungu (YPATR). Berikut merupakan foto dari TKLB Karya Mulia Surabaya
dan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di TKLB Karya Mulia Surabaya:
Gambar 1.2 Halaman BermainTKLB-B Karya Mulia Surabaya (Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016)
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan dari pemaparan latar belakang di atas maka ditarik
rumusan masalah; bagaimana merancang buku ilustrasi pengenalan nama
buah-buahan dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) berbasis
karakter untuk anak-anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya.
1.3 Batasan Masalah
Agar penulisan penelitian ini tidak menyimpang dan mengambang
dari tujuan yang semula direncanakan maka penulis menetapkan
batasan-batasan sebagai berikut;
a. Merancang buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan bahasa
isyarat berbasis karakter untuk anak-anak TKLB-B.
b. Gambar yang digunakan adalah bentuk karakter buah-buahan dengan
teknik gambar menggunakan vektor.
c. Gambar buah-buahan, yaitu: salak, pisang, jambu, mangga, semangka,
apel, alpukat, manggis, duku, durian, nanas, rambutan, anggur, sawo,
dan kelapa.
1.4 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk merancang buku ilustrasi yang berbasis
1.5 Manfaat
Manfaat yang didapat dari perancangan buku ilustrasi pengenalan nama
buah-buahan dengan bahasa isyarat berbasis karakter untuk anak-anak
TKLB-B. adalah sebagai berikut
a. Bagi penulis, pembuatan karya ini dapat menambah pengalaman dan
meningkatkan kemampuan dalam bidang bahasa isyarat.
b. Bagi pembaca, untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Buku Ilustrasi
2.1.1 Pengertian Ilustrasi
Ilustrasi dalam bahasa Belanda (ilustratie) diartikan sebagai hiasan dengan
gambar atau pembuatan sesuatu yang jelas. Rata-rata penggunaan ilustrasi dalam
buku dalam bentuk gambar kartun (Nurhadiat, Dedi, 2004:54). Dalam definisi lain
disebutkan kata ilustrasi bersumber dari kata (illusion). Sebagai bentuk
pengandaian yang terbentuk dalam pikiran manusia akibat banyak sebab. Ilustrasi
dapat tumbuh sebagai suatu ekspektasi dari ketidakmungkinan dan tak berbeda
jauh dengan angan-angan, bersifat maya atau virtual. Ilustrasi dapat hadir dalam
berbagai diverikasi. Bisa melalui lewat tulisan, gambar maupun bunyi (Fariz,
2009:14).
Ilustrasi merupakan elemen yang dirasakan paling penting sebagai daya
tarik dalam perancangan buku. Ilustrasi akan membantu pembaca untuk
berimajinasi sewaktu membaca buku ini, sehingga diharapkan agar pembaca
seperti tidak merasa sedang membaca sebuah buku yang bertemakan sejarah. Kata
ilustrasi bila dilihat dari bahasa Inggris illustration, memiliki arti gambar, foto,
atau pun lukisan. Gambar ilustrasi adalah gambar yang menceritakan atau
memberikan penjelasan pada cerita atau naskah tertulis. Ilustrasi dalam
perkembangan secara lebih lanjut ternyata tidak hanya berguna sebagai sarana
majalah, koran, tabloid, dan lain-lain. Ilustrasi bisa berbentuk macam-macam,
seperti karya seni sketsa, lukis, grafis, karikatural, dan akhir-akhir ini bahkan
banyak dipakai image bitmap hingga karya foto (Soedarso, 2014:566).
2.1.2. Tujuan Penggunaan Ilustrasi
a. Ilustrasi digunakan untuk memperjelas pesan atau informasi yang
disampaikan.
b. Ilustrasi dimaksudkan untuk memberi variasi pada bahan ajar sehingga
menjadi lebih menarik, memotivasi, komunikatif, dan lebih
memudahkan yang membaca untuk memahami pesan.
c. Ilustrasi tersebut memudahkan pembaca untuk mengingat konsep atau
gagasan yang disampaikan melalui ilustrasi (Arifin dan Kusrianto,
2009:70).
Ilustrasi dapat juga menghemat penyajian sebab dengan ilustrasi
dapat menyajikan suatu konsep yang rumit dan luas dalam ruang atau
tempat yang terbatas. Tampilan sesuatu yang sulit dijelaskan dengan
kata-kata sebagai contohnya benda konkrit dan konsep visual, konsep spatial,
hubungan dan gerakan antar bagian pada mesin, serta perbandingan benda
atau konsep. Menurut Putra dan Lakoro (2012:2) ilustrasi pada sebuah
buku bertujuan untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan,
puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dnegan bantuan visual,
2.1.3. Jenis-jenis Ilustrasi
Menurut Soedarso (2014:566) berdasarkan penampilannya, gambar
ilustrasi memiliki berbagai jenis, yaitu:
a. Gambar Ilustrasi Naturalis yaitu gambar ilustrasi naturalis adalah gambar
yang memiliki bentuk dan warna yang sama dengan kenyataan (realis)
yang ada di alam tanpa adanya pengurangan atau pun penambahan.
b. Gambar Ilustrasi Dekoratif adalah gambar yang berfungsi untuk menghiasi
sesuatu dengan bentuk yang disederhanakan atau dilebih-lebihkan (dibuat
gaya tertentu sebagai style).
c. Gambar Kartun adalah gambar yang memiliki bentuk bentuk yang lucu
atau memiliki ciri khas tertentu. Biasanya gambar kartun banyak
menghiasi majalah anak anak, komik, dan cerita bergambar.
d. Gambar Karikatur adalah gambar kritikan atau sindiran yang dalam
penggambarannya telah mengalami penyimpangan bentuk proporsi tubuh.
Gambar ini banyak ditemukan di majalah atau koran.
e. Cerita Bergambar (Cergam) adalah sejenis komik atau gambar yang diberi
teks. Teknik menggambar cergam dibuat berdasarkan cerita dengan
berbagai sudut pandang penggambaran yang menarik.
Gambar 2.5Contoh Gambar Ilustrasi Cergam
f. Ilustrasi buku pelajaran mempunyai fungsi untuk menerangkan teks atau
suatu keterangan peristiwa baik ilmiah maupun gambar bagian. Bentuknya
bisa berupa foto, gambar natural, juga bisa berbentuk bagan.
Gambar 2.6Contoh Gambar Ilustrasi Buku Pelajaran
(Sumber : www.pinterest.com, 2016)
g. Ilustrasi khayalan adalah gambar hasil pengolahan daya cipta secara
imajinatif (khayal). Cara penggambaran seperti ini banyak ditemukan pada
Gambar 2.7Contoh Gambar Ilustrasi Khayalan (Sumber : www.pinterest.com, 2016)
Dilihat dari berbagai jenis ilustrasi yang disebutkan, maka penelitian ini
termasuk menggunakan ilustrasi buku pelajaran yang bertujuan untuk
2.1.4. Fungsi Ilustratif
Ilustratif memiliki beberapa fungsi dalam pembuatan buku. Adapun
fungsi-fungsi dari Ilustratif adalah sebagai berikut (Arifin dan Kusrianto,
2009:70-71);
1. Fungsi Deskriptif: Fungi deskriptif dari ilustrasi adalah menggantikan
uraian tentang sesuatu secara verbal dan naratif dengan menggunakan
kalimat panjang. Dengan ilustrasi dapat dimanfaatkan untuk melukiskan
sehingga lebih cepat dan lebih mudah dipahami.
2. Fungsi Ekspresif: Ilustrasi bisa memperlihatkan dan menyatakan sesuatu
gagasan, maksud, perasaan, situasi, atau konsep yang abstrak menjadi
nyata secara tepat dan mengena sehingga mudah dipahami
3. Fungsi Analitis atau Struktura: Ilustrasi dapat menunjukkan rincian bagian
demi bagian dari suatu benda atau sistem atau proses secara detail,
sehingga lebih mudah untuk dipahami.
4. Fungsi kualitatif: Ilustrasi yang biasa digunakan antara lain daftar atau
tabel, grafik, kartun, foto, gambar,sketsa, skema dan simbol.
2.2. Perancangan Buku Ilustrasi
2.2.1. Pengertian Perancangan Buku
Desain atau perancangan buku berarti rancangan isi, style, format, layout,
urutan dari macam-macam buku. Komponen berarti bagian atau halaman dari
Dalam desain buku elemen adalah suatu yang dapat terjadi berulang kali di
mana-mana seperti ilustrasi, daftar, header, footer, tabel dan lainnya (Sutopo, 2006:11).
Buku sebagai sebuah karya publikasi yang memiliki daya tarik tersendiri
dari bentuk fisiknya. Buku memiliki format yang mampu menarik perhatian orang
untuk membacanya (Kusrianto, Adi, 2006:1). Buku di dalamnya terdapat
komponen umum seperti isi, format, gaya dan urutan dari komponen tersebut.
Buku berdasarkan fisik dan substansinya terdiri dari 3 (tiga) bagian yang perlu
diperhatikan dalam perancangan buku sebagai berikut (Sutopo, 2006:12-13);
1. Jaket : Jaket merupakan kulit luar yang berfungsi melindungi cover buku
supaya tidak cepat rusak dan kotor, namun tidak setiap buku menggunakan
jaket.
2. Cover : Terdiri dari 2 bagian yaitu bagian depan dan belakang, bahkan
buku yang tebal memiliki bagian punggung. Cover merupakan bagian
yang dilindungi oleh jaket di atas dan juga melindungi bagian dalamnya
(bookblock).
Pada cover bagian depan terdapat informasi sebagai berikut;
a. Judul buku
b. Nama penerbit atau perusahaan
c. Logo penerbit atau perusahaan
d. Simbol trademark
e. Nomor ISBN
Pada bagian cover belakang terdapat informasi berikut;
a. Nama penerbit atau perusahaan dengan logo atau trademark
b. Petunjuk penggunaaan sederhana
c. Keterangan yang menyatakan untuk negara mana buku dicetak
d. Keterangan singkat tentang penulis
e. Nomor ISBN
f. Barcode
3. Kata Pengantar : Adalah halaman yang biasanya ditulis oleh pengarang
atau seseorang untuk pengarang. Halaman pengantara seperti
halaman-halaman lainnya diletakkan pada halaman-halaman sebelah kanan atau halaman-halaman
ganjil
4. Daftar Isi adalah halaman berisi informasi mengenai urutan bagian buku
berikut angka halamanya.
2.2.2.Faktor yang Menentukan Buku Ilustrasi
Ada beberapa faktor yang menentukan kualitas buku ilustrasi. Dalam
pembuatan buku ilustrasi sangat perlu memperhatikan hal-hal tersebut (Sutopo,
2006:18):
1. Ukuran kertas naskah
2. Spasi barisan ketik
3. Ukuran huruf
4. Pola ketikan
6. Ukuran font yang akan digunakan
7. Leading (interline) atau jarak antara baris teks
8. Banyak sedikitnya ilustrasi beserta rancangan penempatannya
9. Ukuran dan format buku
2.2.3.Indikator-indikator membuat Buku Ilustrasi
Ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan dalam pembuatan buku
ilustrasi. Secara garis besar indikator-indikator tersebut yang menentukan kualitas
dari desain ilustrasi buku adalah sebagai berikut (Ikawira, et. al. 2014: 5-6);
1. Cover
Dalam pembuatan buku referensi superhero Indonesia, dipilih
ukuran A4 dengan ukuran 210 mm x 297 mm dengan posisi buku
horizontal. hal ini dilakukan dengan pertimbangan ukuran tersebut
memudahkan penyusunan informasi yang disajikan dalam buku karena
adanya perbandingan penempatan yang 60 untuk gambar visual karakter
dan 40 untuk informasi atau teks. Pertimbangan lainnnya dengan
menggunakan ukuran terebut ialah perbandingan legibility dalam buku
ini di utamakan, sehingga menghindari kebosanan ketika membaca
(Rustan, 2008 dalam Ikawira, et. al. 2014: 5-6).
2. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam buku ini adalah bahasa Indonesia.
bangsa Indonesia. Pemilihan bahasa Indonesia dapat dinikmati oleh
masyarakat nasional dan gaya bahasa yang digunakan disesuaikan untuk
menjelaskan kepada anak-anak, sehingga anak-anak dapat dengan mudah
mencerna cerita yang disampaikan. Dengan perancangan menggunakan
bahasa Indonesia dapat memberikan kontribusi sebagai pengenalan
bahasa indonesia untuk wisatawan yang berkunjung ke indonesia.
3. Gambar
Memudahkan pembaca untuk memahami ilustrasi cerita. Konsep
gambar yaitu mudah dilihat, menarik perhatian dan memudahkan audiens
mengenali letak yang dituju.
4. Warna
Warna adalah satu hal yang sangat penting dalam menentukan
respon orang, karena warna adalah hal pertama yang dilihat oleh
seseorang. Setiap warna memiliki kesan, makna dan psikologi yang
berbeda-beda (Nugroho, 2008:1 dalam Ikawira, et. al. 2014).
5. Tipografi
Font yang dipergunakan dalam perancangan buku cerita Bawang
Putih dan Bawang Merah adalah jenis font “sans serif”. Pemilihan jenis
tersebut berdasarkan pertimbangan sans serif memiliki ketebalan dan
ketipisan yang menjadikan kontras pada setiap huruf. Kesan yang
ditimbulkan adalah klasik, tegas, dan kuat. Keuntungan jenis font
tersebut memiliki legibility dan readibilty serta fleksibel untuk semua
2.3. Anak Tunarungu
Anak tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan pada organ
pendengarannya sehingga mengakibatkan ketidakmampuan mendengar, mulai
dari tingkatan yang ringan sampai yang berat sekali yang diklasifikasikan kedalam
tuli (deaf) dan kurang dengar (hard of hearing) (Hernawati, 2007:2). Pengertian
lain anak tunarungu adalah anak yang tidak atau kurang mampu mendengar suara
(Soemantri, 1996 dalam Aswar, 2012:38).
Filina (2013:312) menyatakan tuna rungu merupakan suatu keadaan
kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap
berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya. Jadi, tunarungu
adalah anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan inderanya yaitu
pada indera pendengaran. Kekurangan yang dimiliki anak tunarungu
mengakibatkan tidak cukupnya informasi dari lingkungan sekitarnya.
Pendengaran merupakan alat sensori utama untuk berbicara dan berbahasa.
Kehilangan pendengaran sejak lahir atau sejak usia dini akan menyebabkan
kesulitan dalam berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain secara lisan.
Kehilangan pendengaran pada seorang anak juga berpengaruh pada
perkembangan fungsi kognitifnya, karena anak tunarungu mengalami kesulitan
dalam memahami inform asi yang bersifat verbal terutama konsep-konsep yang
bersifat abstrak yang memerlukan penjelasan (Filina, 2013:313). Pemahaman
konsep dan proses pembentukan pengertian betapapun sederhananya diperlukan
keterampilan dalam berbahasa yang memadai, sebab bahasa merupakan alat untuk
karena itu, anak tunarungu mengalami kesulitan dalam mengikuti program
pendidikan dan proses belajar mengajar.
Gambar 2.8Indera Pendengaran Pada Tuna Rungu
(Sumber : www.google.com, 2016)
Berdasarkan beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas dapat
disimpulkan bahwa anak tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan pada
organ pendengaran baik sebagian atau keseluruhan yang berdampak pada kendala
dalam berkomunikasi. Keterbatasan yang dimiliki oleh anak tunarungu terletak
pada pendengaran, sehingga menyebabkan kesulitan dalam mendengar lawan
bicara, hal ini tentu menjadi masalah anak tunarungu karena dapat mengakibatkan
mereka mengalami kegagalan berkomunikasi dengan lingkungan sehingga dapat
menurunkan rasa percaya dirinya dan rasa takut terhadap lingkungan di
Seorang siswa yang yang mengalami gangguan pada organ pendengaran
tentu akan memiliki kendala atau masalah pada proses pendidikan dan
pembelajaran seorang siswa tunarungu. Pendengaran yang dimiliki oleh seorang
siswa merupakan alat sensori utama untuk berbicara dan berbahasa. Kehilangan
atau gangguan pada indra pendengaran sejak lahir atau sejak usia dini akan
menyebabkan kesulitan dalam berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain
secara lisan, karena itu siswa tunarungu memerlukan bimbingan dan pendidikan
khusus agar lebih percaya dalam berkomunikasi serta berani mengemukakan
kehendak atau ide-idenya. Keterbatasan yang dimiliki siswa tunarungu
menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap infomasi yang disampakan secara
verbal, sehingga dibutuhkan media untuk memudahkan pemahaman suatu konsep
pada anak tunarungu dan peningkatan kemampuan berbicaranya salah satunya
menggunakan buku ilustrasi.
Rahmi (2012:116) mengemukakan masalah yang dihadapi oleh anak
tunarungu adalah:
1. Anak tunarungu mengalami hambatan dari segi pendengarannya, namun
mereka memiliki intelegensi sama dengan anak normal lainnya, yaitu ada
yang memiliki intelegensi di atas rata-rata, normal dan di bawah rata-rata.
Anak tunarungu mengalami hambatan dalam perkembangan intelegensi.
Hal ini disebabkan oleh tidak atau kurangnya kemampuan berbahasa dan
bicara mereka terhambat yang akan mengakibatkan kegagalan
2. Karakteristik dari segi emosi, meliputi:
a) Egosentrisme yang berlebihan
b) Memiliki rasa takut terhadap lingkungan luas
c) Ketergantungan terhadap orang lain
d) Memiliki sifat polos
e) Mudah marah dan cepat marah
2.4. Bahasa Isyarat
Pesan yang dikirim atau disampaikan melalui pesan non-verbal umumnya
disebut bahasa isyarat atau bahasa lambang. Bahasa isyarat yang paling
berkembang pada dewasa ini adalah bahasa dalam bentuk tulisan (Muchtar,
2005:41). Goh dan Teh (1993) mendefinisikan bahasa isyarat merupakan bahasa
manual-visual yaitu yang disampaikan dengan isyarat tangan atau diterima
melalui penglihatan (Goh dan Teh dalam Omar, 2009:160).
Pembahasan tentang pesan nonverbal selalu ada kaitannya dengan
pengiriman dan penerimaan, penyandian dan pesan-pesan yang tidak berbentuk
kata-kata, tetapi berbentuk gerakan-gerakan isyarat anggota tubuh. Perkembangan
selanjutnya isyarat-isyarat menjadi kaya makna, dan semua gerakan itu dilakukan
di bawah sadar dan terkontrol. Bahasa isyarat berkembang di semua suku bangsa
Gambar 2.9Bahasa Isyarat (Sumber : www.google.com, 2016)
Bahasa isyarat merupakan pesan yang sampaikan melalui bentuk-bentuk
tulisan, gambar, lambang, isyarat tangan dan lain-lain atau yang diterima melalui
penglihatan. Bahasa isyarat selalu mengalami perkembangan dalam masyarakat
Indonesia bahkan di seluruh dunia. Perkembangan tersebut terpengaruh oleh
budaya masing-masing dari masyarakat. Para penulis-penulis buku juga
menyajikan tulisan-tulisan atau gambar yang memberikan isyarat makna yang
Anak-anak membutuhkan stimulasi bahasa tulis dalam menyampaikan
pesan kepada anak. Stimulasi bahasa tulis bukanlah mengajarkan menulis dan
membaca. Stimulasi bahasa tulis memfokuskan pada pemberian rangsangan
literasi visual dan verbal agar dimanfaatkan secara optimal pada anak untuk
mengekspresikan ide dan perasaanyya. Tujuannya yaitu adalah agar anak
mewujudkan fungsi-fungsi bahasa dalam bentuk simbol tulis sesuai
penguasaannya (Musfiroh, 2005:10).
Stimulasi bahasa tulis yang produktif dilakukan dengan memperhatikan
perkembangan anak. Penggunaan bahasa tulis atau gambar untuk stimulasi pada
anak-anak harus memperhatikan beberapa prinsip. Prinsip-prinsip penggunaan
bahasa tulis atau gambar sebagai berikut (Musfiroh, 2005:15);
1. Prinsip Tanda-tanda: Anak-anak belajar bahwa objek atau peristiwa
dilambangkan dengan simbol.
2. Prinsip Mengkopi: Anak sering mencontoh model-model yang ada
disekitarnya, seperti logo, gambar dan nama. Anak-anak senang
melihat namanya tercetak dalam wujud tulisan
3. Prinsip Fleksibel: Anak menemukan bahwa ternyata huruf memiliki
berbagai variasi. Anak-anak juga belajar mengkonstruksi dan
mengenali bentuk-bentuk huruf.
4. Prinsip Inventori: Anak-anak sering menginvetarisasikan “tulisan”
mereka secara sistematis. Mereka sering membuat daftar kata-kata
5. Prinsip Keberulangan: Anak mengulangi apa yang mereka “tulis”
walaupun dalam bentuk yang berbeda
6. Prinsip Membangkitkan: Anak-anak menggunakan beberapa elemen
menulis yang sama dan beberapa kaidah dan mengkombinasikannya
untuk membentuk kalimat baru.
2.5. Psikologi dan Sifat Anak Usia Dini
Anak usia dini sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas No. 20 bab 1
pasal 3 yang menyatakan anak usia dini adalah anak dari lahir sampai 6 tahun
harus memperoleh layanan pendidikan dalam pengembangan jasmani dan
psikologis. Anak TK dalam peraturan tersebut termasuk dalam kategori usia dini
(UU Sisdiknas, 2003). Masa usia dini di bawah umur 6 tahun disebut juga masa
kanak-kanak awal. Beberapa ciri perkembangan psikologisnya yaitu (Gunarsa,
2008:11-12);
1. Perkembangan motorik: Dengan bertambah matangnya perkembangan otak
mengatur sistem syaraf otot memungkinkan anak usia dini lebih lincah dan
aktif bergerak.
2. Perkembangan bahasa dan berfikir: Sebagai alat komunikasi dan mengerti
dunianya, kemampuan berbasa lisan pada anak berkembang karena selain
terjadi oleh pematangan dari organ-organ bicara dan fungsi berfikir, juga
Masa ini nampak seakan-akan anak “haus nama” sehingga segala hal akan
ditanyakan. Ada 4 (empat) tugas perkembangan sifat-sifatnya yang perlu
diperhatikan sebagai berikut:
a. Mengerti pembicaraan orang lain
b. Menyusun dan menambah perbendahaan kata
c. Menggabungkan kata menjadi kalimat
d. Pengucapan yang baik dan benar
3. Perkembangan sosial: Pergaulan anak menjadi bertambah luas. Keterampilan
dan penguasaan dalam bidang fisik, motorik, mental, emosi sudah meningkat.
Anak makin ingin melakukan bermacam-macam kegiatan.
Keterampilan hidup sangat perlu dimilik seorang individu pada tahapan
perkembangan tertentu. Tujuan perkembangan individu merupakan salah satu
rujukan tingkat kematangan yang perlu dicapai seorang individu pada tahap
perkembangan tertentu. Berdasarkan penelitian Havighust merumuskan karakter
tugas perkembangan anak usia ini sebagai berikut (Sunarti dan Purwani, 2005:12):
1. Belajar membedakan antara salah dan benar
2. Mulai mengembangkan suatu kesadaran diri, kesadaran akan keberadaan
dirinya dalam suatu lingkungan atau komunitas
3. Mengembangkan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung
4. Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari
5. Mengembangkan kesadaran moral dan skala nilai-nilai yang dianut
6. Memperoleh kemandirian personal dan mampu menolong dirinya sendiri.
Berdasarkan pakar ahli psikologis di atas menunjukkan bahwa anak usia
dini mempunyai karakter khusus. Orang tua harus memperhatikan perkembangan
dan karakter-karakternya tersebut. Asupan pendidikan sangat penting sesuai
dengan perkembangan masing-masing anak.
2.6. Pengenalan Nama Buah-buahan
Anak usia dini adalah individu yang berada pada masa berekplorasi di
mana anak usia dini sedang banyak meniru, merekam dan bahkan mengingat
segala sesuatu yang dilihatnya. Oleh sebab itu dengan adanya hal tersebut perlu
adanya pengarahan seperti halnya memperkenalkan nama buah beserta rasanya
kepada anak.
Gambar 2.10Contoh Gambar Ilustrasi Buku Pelajaran
Materi pembelajaran yang akan diberikan pada usia dini sebaiknya dengan
lingkungan sekitar anak, bisa begitu erat dengan kebiasaan sehari-hari misalnya
mengenal buahan (Tjuatja, Suwirma, 2000:1). Pengenalan nama
buah-buahan sangat dibutuhkan bagi anak usia dini, untuk mengenalkan mereka pada
lingkungan sekitar. Dengan mediasi gambar mereka akan dapat mengetahui dan
melihatnya gambar buah-buahan tersebut. Dengan bantuan gambar akan
2.7.Kerangka Pemikiran
Gambar 2.11 Kerangka Pemikiran Penelitian (Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016)
- Anak-anak TK tunarungu kurang minat belajar
- Pembelajaran hanya denga isyarat tangan sehingga lambat
Pentingnya merancang buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan bahasa
isyarat untuk anak-anak TK tunarungu
Langkah-langkah Pembuatan;
1. Menyiapkan peralatan a. Kertas
b. Komputer / laptop c. Software pendukung
33
Pembahasan dalam bab ini akan lebih terfokus kepada metode yang
digunakan dalam perancangan karya, observasi data serta teknik pengolahannya
dalam perancangan buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan System
Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) untuk anak-anak TKLB-B (Tuna Rungu) Karya
Mulia Surabaya.
3.1 Perancangan Penelitian
Tahap perancangan ini harus disusun secara sistematis dan logis karena
pada tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam penelitian. Tujuannya
agar memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga dapat
memberikan solusi dari permasalahan mengenai perancangan buku ilustrasi
pengenalan nama buah-buahan dengan System Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)
untuk anak-anak TKLB-B (Tuna Rungu) Karya Mulia Surabaya.
Adapun proses dari perancangan penelitian, yaitu :
1. Riset Lapangan
Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai
kenyataan dan fenomena yang ada di lapangan. Selain itu juga dapat
menambah wawasan peneliti sebagai bahan dalam proses perancangan buku
Indonesia (SIBI) untuk anak-anak TKLB-B (Tuna Rungu) Karya Mulia
Surabaya.
2. Identifikasi
Setelah mendapatkan data hasil dari riset di lapangan, kemudian dilakukan
sebuah identifikasi sesuai dengan data yang telah diperoleh sehingga peneliti
mampu mengetahui permasalahan yang ada.
3. Ide dan Gagasan
Tahap ini merupakan hasil dari identifikasi sistematis yang telah dilakukan
sehingga memperoleh ide dan gagasan yang timbul oleh masalah. Hingga ide
dan gagsan tersebut dijadikan sebuah dasar selama proses perancangan buku
ilustrasi.
Riset Lapangan
Identifikasi
Ide dan Gagasan
Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian
(Sumber: Hasil Olahan Peneliti)
Mendapatkan informasi yang akurat mengenai kenyataan dan fenomena yang ada di lapangan
Dari riset lapangan selanjutnya dianalisa dan ditemukan permasalahan yang ada
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Metode kualitatif adalah metode yang bersifat seni (kurang berpola). Dan disebut
sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan
interprestasi terhadap data yang ditemukan (Sugiyono, 2014:13-14). Jadi dalam
penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena untuk menginterprestasikan
hasil perancangan buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan bahasa
isyarat untuk anak-anak TKLB-B. Dalam penelitian kualitatif peneliti pada tahap
awalnya melakukan penjelajahan dengan melakukan observasi atau pengamatan
untuk mengetahui proses pembelajaran TKLB-B, sehingga dapat diidentifikasi
kebutuhan siswa TKLB-B dalam proses pembelajarannya. Hasil observasi yang
didapatkan peneliti, ditunjang dengan literatur-literatur kepustakaan yang didapat
akan digunakan sebagai informasi dalam merancang buku ilustrasi pengenalan
nama buah-buahan dengan bahasa isyarat untuk anak-anak TKLB-B.
3.1.2 Lokasi Penelitian
Pada Tugas Akhir ini peneliti mengambil sebuah objek untuk dijadikan
Tugas Akhir yang dimana TKLB-B karya Mulia Surabaya yang menjadi objek
penelitian Tugas Akhir penulis. Penelitian akan dilakukan pada bulan April
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh memiliki peran yang penting. Data mengenai
anak-anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya diperoleh melalui pengamatan langsung
peneliti di Kantor TKLB-B Karya Mulia Surabaya. Teknik pengumpualn data
disini adalah sebagai acuan dasar bagaimana karya dibuat dan diproduksi.
Pembuatan karya dapat berjalan lebih rinci, terarah dan sistematis, sehingga karya
yang diperoleh menghasilkan karya yang bagus dan tidak menyimpang dari
proses-proses bagaimana karya itu dibuat atau diproduksi baik dalam proses
perancangan konsep hingga pengaplikasian pada buku ilustrasi nya.
Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan data yang akurat
sehingga informasi yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka yang dijelaskan sebagai berikut.
3.2.1 Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan (Sugiyono,2013: 145).
Observasi (penelitian) adalah mencermati langsung secara visual terhadap kondisi
obyek yang akan diteliti. Pada metode ini dilakukan pengamatan dan pencatatan
secara langsung mengenai fasilitas sampai kegiatan internal maupun eksternal di
TKLB-B Karya Mulia Surabaya, sehingga mendapatkan gambaran mengenai
Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah
laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati (Djaali dan
Muljono, 2008:16). Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru pada
saat memberikan pembelajaran pada siswa TKLB-B sehingga dapat diidentifikasi
kebutuhan buku ilustrasi dalam proses pembelajaran.
3.2.2 Wawancara
Wawancara atau interview adalah metode pengumpulan data yang
menghendaki komunikasi langsung antara peneliti dengan subjek atau informan
(Yatim, 2001). Metode ini merupakan proses tanya jawab secara lisan, dimana 2
orang atau lebih berhadapan secara fisik. Pada penelitian ini wawancara yang
digunakan adalah wawancara terstruktur dimana peneliti menggunakan
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.
Beberapa data yang dibutuhkan selama wawancara diantaranya adalah
untuk menemukan apa yang ingin ditonjolkan, apa yang ingin ditampilkan, dan
yang ingin dihindari pada identitas atau karakter siswa di TKLB-B Karya Mulia
Surabaya.
3.2.3 Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data yang
digunakan untuk mendapatkan seluruh bukti yang berkaitan dengan kegiatan
siswa di TKLB-B Karya Mulia Surabaya., berupa foto, arsip, seluruh
gambar-gambar di TKLB-B Karya Mulia Surabaya, serta bahan-bahan tertulis yang
berhubungan dengan masalah pengenalan buah-buahan dan perancangan buku
pada subjek penelitian.Metode ini sangat bermanfaat karena dapat dilakukan tanpa
mengganggu obyek penelitian.
Gambar 3.2 Dokumentasi KBM di TKLB Karya Mulia Surabaya
(Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016)
3.2.4 Kepustakaan
Teknik kepustakaan atau telaah dokumen adalah segala sesuatu materi
dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia (Esterberg, 2002 dalam Ikawira
et.al., 2014:5). Pengumpulan data dari berbagai buku-buku kepustakaan dan
internet digunakan untuk membuat buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan
dengan bahasa isyarat untuk anak-anak TKLB-B. Studi pustaka (kepustakaan)
dilakukan dengan mencari data-data yang bersumber dari buku-buku referensi.
Tujuan dilakukannya studi pustaka adalah untuk memperkuat dan memperdalam
materi tentang buku ilustrasi. Selain itu studi pustaka juga digunakan sebagai
3.3 Teknik Analisis Data
Pada perancangan ini menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan
Huberman (Pawito, 2007: 104). Teknik ini menggunakan tiga komponen yaitu;
reduksi data, penyajian data, dan penarikan serta pengujian kesimpulan (Punch,
1998: 202-204 dalam Ikawira et.al., 2014:3).
Reduksi data adalah mengelompokkan dan meringkas data-data yang
didapat. Selanjutnya penyajian data yaitu peneliti mengorganisasikan data Dan
terakhir penarikan dan pengujian kesimpulan yaitu implementasi dari prinsip
induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan kecenderungan
dari penyajian data yang telah dibuat. Analisis data merupakan proses sistematis
pencarian dan pengaturan transkrip dan materi-materi lain yang telah
dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi tersebut
dan memungkinkan penyajian data yang sudah ditemukan. Selanjutnya
berdasarkan analisa data di atas kemudian dibuat rancangan atau desain buku
ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan bahasa isyarat untuk anak-anak
40 4.1 Hasil Analisa Data
Analaisis data merupakan pengumpulan data yang didapat peneliti dari
wawancara, observasi, dokumentasi. Selanjutnya akan diproses untuk
mendapatkan kesimpulan, sehingga mudah dipahami dalam penyajian data.
4.1.1 Hasil Observasi
Observasi merupakan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
secara langsung dan melakukan dokumentasi terhadap objek penelitian.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di TKLB-B Karya Mulia Surabaya,
terdapat proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru terhadap anak. Proses
belajar mengajar dilakukan dengan cara menunjukan benda kepada anak dan
menyebutkan bahasa benda tersebut yang dimana agar anak dapat memahami
pengucapkan benda tersebut secara lisan.
4.1.2 Wawancara
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan Ibu Hj. Sri Lestari
S.Pd. selaku kepala sekolah dan Ibu Siputini, S.Pd selaku guru pengajar TKLB-B
februari 2016. Ibu Hj. Sri Lestari S.Pd mengatakan bahwa proses pembelajaran di
TKLB-B Karya Mulia Surabaya memakai metode MMR (Metode Maternal
Reflektif) adalah suatu cara atau proses pemberian pengalaman belajar sistem
isyarat bahasa indonesia yang mengadopsi cara-cara seorang ibu dalam
memberikan pemerolehan berbahasa kepada anaknya yang belum berbahasa
melalui percakapan. Proses belajar mengajar TKLB-B Karya Mulia Surabaya
mempunyai pembeda dengan proses pembelajaran di tempat lain.
Menurut kepala sekolah TKLB-B Karya Mulia Surabaya proses belajar
mengajar pertama yang harus dilakukan oleh guru adalah anak dibawa pada objek
yang akan diajarkan atau guru membawa benda (tiruan), gambar diperkenalkan
kepada anak kemudian guru dapat mengucapkan nama benda yang menjadi
contoh objeknya. Kemudian guru mengenalkan tulisan nama benda itu kepada
anak agar anak dapat memahaminya lebih jelas dan dapat dimengerti. Adapun
kendala proses belajar megajar di TKLB-B Karya Mulia Surabaya yang dihadapi
oleh pengajar yang dimana kemampuan anak di dalam kelas yang sulit dalam hal
verbal (komunikasi langsung), tingkat ketulian, perhatian orang tua, anak yang
sering tidak masuk sekolah, dan anak yang mengalami double handicap (selain
tunarungu dan lemah mental). Anak-anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya dilatih
membaca kalimat lengkap dengan menggunakan sistem isyarat bahasa indonesia
(SIBI) yang dimana anak juga dilatih mendiskripsikan gambar berstruktur, anak
juga dilatih untuk menceritakan pengalamannya.
TKLB-B Karya Mulia Surabaya dalam proses belajar mengajar tidak
(komunikasi total) yang dimana merupakan gabungan oral, isyarat dan body
language. Komtal (komunikasi total) sangat membantu terutama untuk anak yang
mempunyai IQ di bawah rata-rata. Komunikasi total juga dapat memudahkan
proses belajar mengajar anak pada suatu bahasa abstrak. Buku yang diajarkan
seringkali menggunakan buku yang mempunyai banyak gambar visual karena
anak-anak dapat memahaminya lebih cepat.
TKLB-B Karya Mulia Surabaya lebih mengutamakan “akal” karena TK
merupakan dasar yang paling awal dan utama dalam memperoleh bahasa. Proses
belajar mengajar TKLB-B hampir sama dengan TK lainnya tapi yang menjadi
pembeda adalah tidak ada menyanyi yang sering dilakukan TK pada umumnya.
Namun mereka menggantinya dengan BKPBI (Bina Komunikasi Persepsi Bunyi
dan Irama). TKLB-B Karya Mulia Surabaya sangat mengupayakan apabila anak
yang semula tidak bisa bicara menjadi bisa bicara dan dapat berkomunikasi
dengan baik dan tidak minder di lingkungan sekitarnya.
4.1.3 Dokumentasi
Dokumentasi diperoleh dari objek penelitian yaitu TKLB-B Karya Mulia
Surabaya yang sedang melakukan aktivitas proses belajar mengajar. Berikut ini
merupakan hasil yang di dapat dari dokumentasi berupa gambar atau foto yang
Gambar 4.1 Proses belajar mewarnai dan mengenal objek
Sumber : Dokumentasi penulis, 2016
4.1.4 Segmentasi, Targeting, Positioning (STP)
a. Segmentasi dan Targeting
Dalam perancangan buku ilustrasi TKLB-B Karya Mulia Surabaya,
mempunyai khalayak sasaran untuk target audience yang dituju adalah:
1. Demografis
Usia : anak-anak usia 4 - 6 tahun
Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
Jenjang Pendidikan : Taman Kanak-Kanak (TK)
Kelas Sosial : Menengah (middle)
2. Geografis
Ukuran Kota : Umumnya tinggal di kota besar dan mudah
menjangkau toko buku
3. Psikografis
Gaya Hidup : Aktif, dinamis, suka membaca buku bergambar,
berimajinasi tinggi
Kepribadian : Suka mencari perhatian, ego tinggi, sensitif,
minder (tidak percaya diri).
4. Behavioral
Manfaat : Memberikan pemahaman yang mudah melalui
ilustrasi yang menggambarkan tentang nama
buah, warna serta manfaatnya.
Sikap terhadap produk : tertarik, atensi (memperhatikan), respon positif,
dan edukatif
b. Positioning
Positioning adalah suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk,
individu, perusahaan, merek atau apa saja dalam alam pikiran mereka yang
dianggap sebagai sasaran atau konsumennya (Kasali, 2007). Positioning
merupakan hal utama yang diperhitungkan saat membuat atau menciptakan
sebuah produk. Dengan menempatkan produk yang memiliki diferensiasi
dengan kompetitornya, maka produk dapat memiliki kekuatan yang lebih besar
untuk menarik pasar.
Buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan menempatkan dirinya sebagai
sistem isyarat bahasa indonesia untuk menjadi media belajar bagi anak
tunarungu dalam mengenal buah-buahan mulai dari nama buah, warna,
karakter buah sampai manfaat dan kandungan dalam buah dengan konsentrasi
ilustrasi digital berbasis vektor sebagai titik utamanya.
Analisis Kekuatan dan Kelemahan Sistem Belajar TKLB-B Karya Mulia
Surabaya
Tabel 4.1 Analisis Kekuatan dan Kelemahan Sistem Belajar TKLB-B Karya
Mulia Surabaya
Analisis TKLB-B Karya Mulia Surabaya
Strength • TKLB-B Karya Mulia Surabaya
menggunakan metode pembelajaran
MMT (Metode Maternal Reflektif)
• Memiliki tempat yang strategis
• Proses belajar mengajar menggunakan
komunikasi total
Weakness • Sarana prasarana yang masih
sederhana
• Kurang media pembelajaran yang
digunakan
(Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016)
4.1.5 Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Oppourtunity, Threat)
Menurut buku Metode Riset untuk Desain Komunikasi Visual, (Sarwono
dan menilai ulang (re-evaluasi) suatu hal yang telah ada dan telah diputuskan
sebelumnya dengan tujuan meminimumkan resiko yang mungkin timbul.
Langkahnya adalah dengan mengoptimalkan segi positif yang berpotensi
menghambat pelaksanaan keputusan perancangan yang telah diambil.
Langkah analisis mengkaji hal atau gagasan yang akan dinilai dengan cara
memilah dan menginventarisasi sebanyak mungkin segi kekuatan (strength),
kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat).
Segi kekuatan dan kelemahan merupakan kondisi internal yang dikandung
oleh obyek yang dinilai, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor
eksternal. Hasil kajian dari keempat segi ini kemudian disimpulkan, meliputi
strategi pemecahan masalah, perbaikan, pengembangan, dan optimalisasi.
Penyusunan kesimpulan lazim dilakukan dengan cara meramu (sedapat
mungkin) hal-hal yang dikandung oleh keempat faktor menjadi sesuatu yang
positif, netral atau minimal dipahami. Penyusunan kesimpulan ini ditampung
dalam Matriks Pakal yang terdiri dari :
1. Strategi PE-KU (S-O) / Peluang dan Kekuatan : Mengembangkan peluang
menjadi kekuatan.
2. Strategi PE-LEM (W-O) / Peluang dan Kelemahan : Mengembangkan peluang
untuk mengatasi kelemahan.
3. Strategi A-KU (S-T) / Ancaman dan Kekuatan : Mengenali dan mengantisipasi
4. Strategi A-LEM (W-T) / Ancaman dan Kelemahan : Mengenali dan
mengantisipasi ancaman untuk menimbulkan kelemahan. (Sarwono dan Lubis,
2007: 18-19).
Analisa SWOT pada perancangan buku ilustrasi pengenalan nama
buah-buahan dengan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) untuk anak-anak TKLB-B
Karya Mulia Surabaya dapat dilihat pada table 4.2 menggunakan tabel matriks
SWOT yang akan dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.2 Pengantar Analisis SWOT (TKLB-B Karya Mulia Surabaya)
Internal
Eksternal
S
W
- Buku ilustrasi yang memudahkan
- Buku yang menyajikan ilmu pengetahuan
- Belum adanya buku ilustrasi bagi anak-anak tunarungu tentang pengenalan nama buah-buahan
- Anak tunarungu perlu bimbingan dan pengajaran yang khusus dalam kegiatan belajar mengajar
- Banyak buku ilustrasi untuk umum yang hanya berisi teks dan mempunyai gambar
- Menciptakan buku ilustrasi yang
menggunakan bahasa
sedikit proses belajar anak
aware/familiar dengan buku ilustrasi tentang pengenalan bentuk yang bersifat umum dan lebih dahulu beredar dipasaran
Membuat serta mengemas ilmu pengetahuan tentang pengenalan nama buah-buahan pada media buku ilustrasi berbasis vektor dengan menggunakan bahasa visual yang lebih sederhana, memasarkan buku dengan sasaran ke sekolah-sekolah khusus anak tunarungu sebagai sarana belajar dan pengetahuan melalui pengenalan nama buah-buahan.
(Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016)
4.2 Konsep/Keyword
Pemilihan kata kunci atau keyword dengan judul penelitian “Perancangan
Buku Ilustrasi Pengenalan Nama Buah-Buahan Dengan Sistem Isyarat Bahasa
Indonesia (SIBI) Untuk Anak-Anak TKLB-B Karya Mulia Surabaya” ini sudah
dipilih dengan menggunakan dasar acuan terhadap analisis data yang sudah
dilakukan. Penentuan keyword diambil hasil analisis SWOT yang mana sumber
analisis SWOT itu sendiri wawancaran, observasi, STP, studi literatur, studi
Masing-masing data dari wawancara, observasi, STP, studi literatur, studi
eksisting, dan studi kompetitor dijadikan sebuah sajian data yang kemudian
dimasukkan ke dalam tabel analisis SWOT. Kemudian hasil yang diperoleh dari
sumber-sumber tersebut diolah dengan menggunakan teknik analisis SWOT.
Hasil nya akan dipergunakan untuk menentukan sebuah kata kunci (keyword).
Untuk mengetahui penjabaran secara terperincinya dapat dilihat pada tabel
50
Gambar 4.2 Keyword Perancangan Buku Ilustrasi Pengenalan Nama Buah-Buahan Dengan System Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) Berbasis Karakter Untuk Anak-Anak TKLB-B Karya
Gambar 4.2 menunjukkan proses pemilihan kata kunci atau keyword dalam
perancangan buku ilustrasi pengenalan nama buah-buahan dengan Sistem Isyarat
Bahasa Indonesia (SIBI) berbasis karakter untuk anak-anak TKLB-B (Tuna
Rungu) Karya Mulia Surabaya. Berdasarkan hasil proses pencarian keyword
ditemukan kata kunci yaitu “Inovatif”. Kata Inovatif selanjutnya akan
dideskripsikan lebih lanjut untuk menjadi konsep perancangan dalam perancangan
buku ilustrasi berbasis SIBI.
4.3 Deskripsi Konsep
Konsep yang akan digunakan dalam Perancangan buku ilustrasi dengan
sistem SIBI berbasis karakter tentang nama buah-buahan ini adalah Inovatif. Kata
kreatif dan dream yang kemudian digabungkan menjadi satu menghasilkan kata
inovatif yang diambil dari hasil USP (Unique Selling Positioning), analisis SWOT
dan STP yang kemudian dijadikan sebagai strategi utama.
Konsep inovatif ini bertujuan untuk mengkomunikasikan kepada target
market yaitu anak-anak dengan menciptakan buku ilustrasi dengan sistem SIBI
tentang nama buah-buahan yang memiliki keunikan dan berbeda dari segi metode
membacanya yang dimana di dalam buku tersebut menggunakan bahasa isyarat
yang sesuai dengan kebutuhan anak tunarungu usia dini. Di dalam buku tersebut
dilengkapi dengan system SIBI untuk membantu anak usia dini khususnya yang
memiliki keterbatasan tunarungu. Sehingga dengan system SIBI ini dirasa dapat
memahami isi buku yang juga didukung oleh media belajar yang berbasis ilustrasi
karakter.
4.4Alur Perancangan Karya Gambar
4.5 Perencanaan Kreatif
4.5.1 Tujuan Kreatif
Untuk menciptakan sebuah buku diperlukan sebuah tujuan agar mencapai
target konsumennya. Tujuan dari penciptaan buku ilustrasi berbasis SIBI ini,
nantinya akan memberikan pengaruh besar pada target audience sehingga pesan
yang terkandung di dalam buku bisa tersampaikan dengan baik. Tujuan kreatif
dari buku ini adalah sebuah media pembelajaran yang bisa digunakan untuk
memperkenalkan nilai-nilai ilmu pengetahuan khususnya pengenalan
buah-buahan karena buku ini menampilkan karakter dari macam-macam buah, selain itu
juga tidak hanya membuat target audience mengenal buah tetapi juga memahami
kandungan, warna dan manfaat dari buah tersebut.
Jangan ragu si pembaca atau konsumen akan dihidangkan dengan
teknik-teknik visualisasi melalui ilustrasi vektor dan karakter buah yang lucu yang
disukai anak-anak sehingga tidak mengalami kejenuhan dalam membaca.
Pemilihan gaya ilustrasi vektor diharapkan supaya anak-anak dapat berimajinasi
dalam memahami isi dari buku tersebut. Selain itu sangat membantu
menyampaikan pesan suatu cerita kepada anak-anak karena media yang dipakai
dilengkapi bahasa isyarat berbasis SIBI yang sangat membantu anak tunarungu
sesuai kebutuhan mereka dalam memahami isi buku. Hal ini dapat mempengaruhi
4.5.2 Strategi Kreatif
Strategi kreatif merupakan langkah yang dilakukan dalam rangka
mencapai tujuan kreatif yang diinginkan. Untuk itu strategi kreatif yang
digunakan untuk dalam menciptakan buku ilustrasi berbasis SIBI diperlukan
strategi kreatif visual sebagai upaya untuk menarik minat baca anak-anak terhadap
lingkungan di sekitar contohnya Pengenalan Nama Buah-buahan dengan
pengemasan yang berbeda salah satunya dengan buku ilustrasi berbasis karakter
dan ilustrasi pada system Bahasa isyarat yang lenih menarik.
Dimaksudkan buku ilustrasi tentang pengenalan nama buah-buahan
berbasis karkter SIBI ini juga akan disertai dengan tampilan karakter dari
masing-masing buah. Strategi visual akan disesuaikan dengan konsep perancangan yang
telah ditentukan sebelumnya yaitu Inovatif yang rencananya akan dikemas dalam
desain yang terdapat unsur inovatif sesuai dengan metodenya namun tetap
terdapat unsur kreatifdengan eksekusi pemilihan bentuk media yang unik.
Unsur-unsur strategi visual yang digunakan adalah :
A. Ukuran dan Halaman Buku
Dalam perancangan buku ilustrasi ini dipilih dengan posisi buku
landscape. Memilih landscape karena rata-rata buku bacaan anak-anak adalah
landscape hal ini juga dilakukan dengan pertimbangan ukuran tersebut
memudahkan penyusunan informasi visual maupun teks yang ditampilkan.
Menggunakan ukuran tersebut karena perbandingan legibility dalam buku ini
diutamakan sehingga menghindari kebosanan ketika membaca (Rustan, 2008: 42)
yang menerapkan bahwa lebar suatu paragraf merupakan faktor yang menentukan
tingkat kenyamanan dalam membaca.
B. Bahasa
Bahasa yang nantinya akan digunakan dalam buku ilustrasi berbasis
karakter SIBI ini adalah bahasa Indonesia. Bahasa menjadi lebih penting pada
anak-anak karena pada masa ini kosa kata anak sangat meningkat. Fungsi bahasa
Indonesia itu sendiri adalah sebagai alat komunikasi. Hal ini diperkuat dengan
hasil penelitian (Hurlock, 1978:113) bahwa “Kosa kata anak meningkat pesat
ketika ia belajar kata-kata baru dan arti-arti baru untuk kata-kata lama”. Kosakata
sangat penting bagi anak sebagai dasar kemampuan berbahasa anak untuk
pendidikan yang lebih lanjut. Oleh karena itu dengan penggunaan bahasa verbal
yang mudah dipahami dan tidak terlalu berat, sehingga anak-anak mudah
membaca dan mencerna isi buku yang disampaikan serta bagaimana pentingnya
membaca dan memperkenalkan nama buah-buahan kepada anak-anak tunarungu
C. Teknik Visualisasi
Buku yang akan dirancang menggunakan gaya penggambaran ilustrasi
dibuat secara digital (vektor). Karena vektor menjelaskan titik dan garis yang
membentuk line drawing yang dibuat menggunakan perhitungan sistematis,
vektor juga mampu membuat gambar dengan ukuran yang lebih besar, tetapi
dalam ukuran file yang lebih kecil (Kusrianto, 2007:119) dan karakter visual yang
dibuat akan sesuai dengan konsep yang telah ditentukan.
D. Layout
Layout merupakan penataan elemen-elemen visual sehingga menarik
untuk dilihat ataupun dibaca. Layout yang digunakan dalam buku pengenalan
nama buah-buahan adalah layout dengan keseimbangan simetris. Menurut buku
Layout dan Dasar Penerapannya (Rustan, 2009:82) layout keseimbangan simetris
memberi kesan adanya movement/gerakan sehingga lebih dinamis dan tidak
statis/kaku. Dalam buku ilustrasi ini dapat juga terlihat cara penggunaan layout
yang berulang agar timbul suatu irama dalam buku ilustrasi tersebut.
Gambar 4.4 Sketsa Layout
E. Tipografi
Tipografi yang digunakan adalah hasil dari analisa keyword yaitu Inovatif.
Dari keyword tersebut jenis typeface dari Decorative yang digunakan yaitu
Needlework Good.
Menurut Rustan, (2011:108) Decorative berkesan feminine, cantik,
kekanakan, aktif, periang, positif, apa adanya, menyenangkan, polos, bebas, tidak
kaku, dan bersahabat. Dengan kata lain, typeface ini sangat cocok untuk
anak-anak dan membantu mereka memahami isi buku.
Gambar 4.5 Tipografi “Needlework Good” Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016
Berdasarkan pertimbangan kesesuaian jenis tipografi, keyword serta
konsep, maka tipografi yang digunakan berkarakter “inovatif”. Dimana dari font
tersebut ditemukan ide, konsep, dan pemikiran yang ingin disampaikan sama
karena sesuai dengan konsep inovatif, kreatif, dan fantasi. Jenis font yang inovatif
yang disesuaikan karakter dan untuk lebih mudah mengingat apa yang dilihat dan
dibacanya bagi anak-anak usia 6-12 tahun.
1. Text Bodycopy
memberikan kesan simple dan polos sehingga cocok bagi anak-anak yang baru belajar membaca (Rustan, 2011:108).
F. Headline
Headline diharapkan akan dibaca pertama kali serta akan melekat dalam
ingatan pembacanya. Headline juga berguna untuk memancing agar pembaca
melanjutkan membaca teks berikutnya secara lebih detail (Kusrianto, 2007:328).
Headline atau pesan utama yang akan ditampilkan pada buku ilustrasi adalah
“Ayo Kupas Nama Buah dengan Inovatif” sesuai dengan tujuan konsep yaitu
mampu memberikan identitas dan kesadaran bahwa agar anak- anak tidak hanya
dituntut mengenal tapi juga memahami buah dari warna sampai kandungan yang
dimiliki buah tersebut secara inovatif yakni dengan adanya metode atau cara
menggunakan bahasa isyarat (SIBI) di dalam buku. Jenis huruf headline yang
digunakan adalah Decorative dan menggunakan karakter font “Needlework
Good”.
G. Warna
Warna merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pembuatan
suatu karya desain, karena penggunaan warna dapat memberikan kesan hidup,
menimbulkan emosi sehingga dapat membantu dalam penyampaian pesan. Pada
seni sastra lama maupun modern warna diartikan sebagai kiasan atau
perumpamaan (Sadjiman, 2002:38). Setiap warna memiliki karakteristik tertentu
yang dimaksud adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas tertentu yang dimiliki oleh
Dalam pemilihan warna pada perancangan buku ilustrasi berbasis SIBI,
tidak terlepas dari konsep Inovatif yang telah diusung dalam perancangan ini.
Oleh karena itu, dengan menggunakan warna-warna yang menunjukkan kesan
Inovatif, maka penulis menggunakkan karakter inovatif atau yang bersifat
pembaruan yang diharapkan dapat mendukung visualisasi buku, yang diambil dari
buku color basic “Panduan Dasar Warna untuk desainer & Industri Grafika”
karya Anne Dameria.
Sebagai sekolah atau lembaga pendidikan yang melingkupi para
penyandang tunarungu, TKLB Karya Mulia Surabaya berusaha membuat
kepercayan kepada orang tua dalam melayani dan memberi pendidikan dan ilmu
terbaik kepada anak-anak yang memiliki keterbatasan. Sehingga dari alasan
tersebut maka dipilih warna biru yang mewakili corporate dari TKLB Karya
Mulia Surabaya. Dalam buku color basic (Dameria,2007:30), warna biru
melambangkan kepercayaan, kebijaksanaan, dan kematangan berpikir dalam
mengambil keputusan.
Sebagai sarana dimana sekolah sebagai salah satu tempat mencari sumber
informasi, ilmu pengetahuan, dan hal-hal yang bersifat pendidikan maka dipilih
warna kuning untuk warna pilihan kedua. Warna kuning dalam psikologi warna
menurut Dameria (2007:34) kuning dikaitkan dengan kecerdasan terhadap potensi
diri. Sebagai salah satu warna primer, kuning adalah warna dengan efek yang
kuat, sehingga secara psikologis warna ini sangat efektif diterapkan pada hal-hal
sendiri, warna kuning ini cocok untuk mewakili karakter kreatif dan penciptaan
ide baru yang dihasikan dari keyword.
Sehingga warna yang digunakan untuk konsep Perancangan Buku Ilustrasi
Tentang Pengenalan Nama Buah dengan system SIBI ini terdapat 2 warna yaitu
biru muda dengan kalibrasi warna( C:56 M:0 Y:0 K:0), kuning dengan kalibrasi
warna (C:0 M:0 Y:100 K:0) .
Gambar 4.6 Warna Terpilih Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016
I. Karakter
Pada pembuatan buku ini, terdapat karakter dari masing-masing buah
untuk menjadikan visualisasi buku ilustrasi, sebagaimana penyampaian pesan
pada buku ilustrasi. Visualisasi karakter yang ingin dimunculkan dengan konsep
karakter anak yang ceria yakni menggunakan karakter kartun sehingga
anak-anak tertarik untuk membaca isi buku. Akan tetapi dalam menentukan desain
karakter, pertama adalah membuat sketsa terlebih dahulu. Alternatif sketsa
berjumlah 15 sesuai pada batasan masalah yakni buah salak, pisang, jambu,
anggur, sawo, dan kelapa. Selanjutnya dalam pengaplikasian warna menggunakan
warna asli dari masing-masing buah sehingga pesan informasi yang disampaikan
pada anak-anak tentang warna pada macam-macam buah menjadi efektif.
Gambar 4.7 Alternatif Sketsa Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016
4.6 Perencanaan Media 4.6.1 Tujuan Media
4.6.2 Strategi Media
didukung dengan aplikasi media lainnya yaitu poster, fleyer, pembatas buku, pin, dan gantungan kunci. Pemlihan media disesuaikan karakter audiens yang dituju, sehingga didapatkan efektivitas komunikasi terhadap apa yang ingn disampaikan di dalam buku dan media pendukung lainnya.
Dibawah ini merupakan penjelasan setiap media dalam perancangan buku ilustrasi nama-nama buah-buahan antara lain:
a. Media utama
Media utama yang digunakan dalam perancangan ini adalah buku. Pemilihan media ini dikarenakan buku dapat memuat informasi dan tidak lenyap oleh zaman selain itu juga bellum ada buku yang membahas nama-nama buah-buahan menggunakan bahasa isyarat atau SIBI dengan menggunkan karakter nama-nama buah-buahan menggunakan teknik ilustrasi digital (vektor), sehinnga dapat menarik minat baca anak untuk belajar dan mengetahui nama-nama setiap buah dengan menggunakan bahasa isyarat atau SIBI. Perancangan buku ini dirancang dengan konsep dari keyword
yang didapatkan dari analisis data yaitu “inovatif”.
b. Media Pendukung
1. Merchandise
4.7 Perancangan Karya 4.7.1 Cover Buku
Gambar 4.8 Desain cover buku Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016
Setelah terpilih sebuah cover buku yang digunakan maka pada selanjutnya headline yang digunakan pada gambar 4.8 yang dimana ada tulisan “Ayo Kupas Nama Buah Dengan Inovatif”
4.8 Sistem Produksi Buku 4.8.1 Biaya Media
Pada biaya media ini membahas tentang percetakan buku meliputi
beberapa hal yang harus dihitung dalam pencetakan buku referensi
1. Tingkatan Efisiensi HPP Cetak
HPP dapat dikatakan efisiensi jika harga yang ditawarkan terhadap order
buku cukup kompetitif dengan kualitas cetak terjamin baik.
2. Kualitas Buku
Penetapan harga sesuai dengan kualitas buku jika harga buku sama dengan
3. Ketetapan Jadwal Produksi
Penetapan harga dianggap bijaksana dan tepat jika jadwal produksi
dilaksanakan dengan tepat waktu. Ketetapan waktu penyerahan hasil cetak
sangat penting. Ketetapan waktu sangat mempengaruhi kredibilitas dan
profit dari percetakan.
4. Kelancaran waktu penyerahan/pengiriman
Apabila penyerahan buku ke penerbit sesuai dengan jadwal produksi
berarti penerbit memperoleh ketepatan waktu edar. Ketepatan waktu edar
mempengaruhi laku tidaknya buku.
5. Sehatnya pertumbuhan
Kelancaran produksi, ketepatan waktu, baiknya mutu dan terjaminnya
berarti akan memperlancar pembayaran dari pelanggan (penerbitan).
Kelancaran pembayaran akan memperlancar cash flow percetakan
sehingga perusahaan bisa tumbuh dengan sehat.
Adapula rumus-rumus yang harus diperhitungkan dalam menentukan Harga
Pokok Produksi Cetak Buku, sebagai berikut :
1. Menghitung Biaya desain cover dan isi buku
a. Menghitung desain = 1
b. Harga desain per buku = Rp. 300.000 ,-
Rumus : Biaya Desain = 1 x Rp. 300.000
= Rp. 300.000,-
2. Menghitung Biaya setting naskah