• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LINGKUNGAN (Studi Eksperimental terhadap Siswa Kelas X Semester Genap SMA Yadika Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LINGKUNGAN (Studi Eksperimental terhadap Siswa Kelas X Semester Genap SMA Yadika Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015)"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN AKTIVITAS

BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LINGKUNGAN

(Studi Eksperimental terhadap Siswa Kelas X Semester Genap SMA Yadika Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh

MEGYAN PRATAMA

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimental dengan desain pretes postes

kelompok ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X1 dan X2 yang dipilih secara purposive sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan

kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes dan N-Gain yang dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17. Data kualitatif berupa deskripsi aktivitas belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa

mengalami peningkatan yang signifikan, dengan rata-rata N-gain sebesar 70,02. Peningkatan indikator berpikir kreatif siswa terjadi pada indikator berpikir lancar (75,88%), berkriteria “tinggi”; berpikir luwes (95,18%) berkriteria “tinggi”;

berpikir orisinal (89,32%) berkriteria “tinggi”; dan berpikir merinci (71,54%)

(2)

Megyan Pratama

iii

pembelajaran Problem Posing berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa serta meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Lingkungan.

(3)

PENGARUH PENGGUNAAN MODELPROBLEM POSINGTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN AKTIVITAS

BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LINGKUNGAN

(Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X Semester Genap SMA Yadika Bandar Lampung T.P 2014/2015)

Oleh Megyan Pratama

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PENGARUH PENGGUNAAN MODELPROBLEM POSINGTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN AKTIVITAS

BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LINGKUNGAN

(Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X Semester Genap SMA Yadika Bandar Lampung T.P 2014/2015)

(Skripsi)

Oleh

MEGYAN PRATAMA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Ciri-ciriaptitudeberpikir kreatif siswa... 13

2. Langkah-langkahproblem posing... 16

3. Lembar observasi aktivitas siswa... 31

4. KriteriaN-gainyang diperoleh siswa ... 33

5. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa... 36

6. Hasil uji statistik nilai pretes, postes, danN-gainKBK oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol... 37

7. Hasil analisis rata-rataN-gainsetiap indikator KBK siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 39

8. Data aktivitas belajar kelompok eksperimen dan kontrol. ... 40

9. Nilai pretes, postes, danN-gainkelompok eksperimen... 127

10. Nilai pretes, postes, danN-gainkelompok kontrol... 128

11. Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelompok eksperimen... 129

12. Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelompok kontrol ... 130

13. Analisis perindikator data kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen. ... 131

14. Analisis perindikator KBK pada soal pretes dan postes kelompok kontrol ... 132

15.Hasil uji normalitas pretes kelompok eksperimen dan kontrol... 133

16. Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata pretes... 133

(6)

xvii

18. Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata postes .... 135 19. Hasil uji satu pihak postes... 137 20.Hasil uji normalitasN-Gainkelompok eksperimen dan kontrol... 137 21.Hasil ujiMann-Withney U N-Gainkelompok eksperimen dan kontrol... 138 22. Hasil uji normalitasN-gainberpikir lancar kelas eksperimen dan

kontrol ... 139 23. Hasil ujiMann-Whitney U N-gainlancar kelas eksperimen dan

kontrol ... 140 24. Hasil uji normalitasN-Gainberpikir luwes kelas eksperimen dan

kontrol ... 140 25. Hasil ujiMann-Whitney U N-gainluwes kelas eksperimen dan

kontrol ... 141 26. Hasil uji normalitasN-Gainberpikir orisinil kelas eksperimen dan

kontrol ... 142 27. Hasil ujiMann-Whitney U N-gainberpikir orisinil kelas eksperimen

dan kontrol ... 143 28. Hasil uji normalitasN-gainmengelaborasi kelas eksperimen dan

kontrol ... 143 29. Hasil ujiMann-Whitney U N-gainmengelaborasi kelas eksperimen

(7)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 8

2. Desain penelitian pretes-postes kelompok ekuivalen... 25

3. Contoh jawaban siswa dengan berpikir lancar (LKS I) ... 43

4. Contoh jawaban siswa dengan berpikir Luwes (LKS I). ... 44

5. Contoh jawaban siswa dengan berpikir orisinil (LKS I )

...

45

6. Contoh jawaban siswa dari buku cetak (LKS I)... 46

7. Contoh jawaban siswa dengan berpikir merinci/elaborasi (LKS I)... 46

8. Siswa mengerjakan soal pretes-postes kelas ekperimen ... 145

9. Siswa berdiskusi kelompok mengerjakan LKSproblem posing... 145

10. Mempresentasikan hasil diskusi dan mendengarkan pertanyaan dari kelompok lain... 145

11. Siswa mengerjakan soal pretes-postes kelas kontrol... 146

12. Siswa berdiskusi kelompok mengerjakan LKS kontrol ... 146

(8)

xiv A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian... 5

F. Kerangka Pikir ... 7

G. Hipotesis... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Berpikir Kreatif... 9

B. Model PembelajaranProblem Posing... 15

C. Aktivitas Belajar... 21

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 24

C. Desain Penelitian... 24

D. Prosedur penelitian... 25

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data... 30

F. Teknik Analisis Data... 33

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

B. Pembahasan... 41

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 48

(9)

xv LAMPIRAN

1. Silabus ... 53

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 57

3. Lembar Kerja Siswa (LKS Eksperimen) ... 67

4. Lembar Kerja Siswa (LKS kontrol) ... 92

5. Kisi-kisi Pretes dan Postes ... 114

6. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siwa ... 125

7. Data-Data Hasil Penelitian ... 127

8. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 133

(10)
(11)
(12)

MOTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain

(Q.S. An-Nashr: 6-7)

Sedikit bicara dan memperbanyak bekerja akan menjauhkan kita dari masalah dan mendekatkan kita dengan peluang keberhasilan

(Mario Teguh)

Jika kau tidak bisa menang dengan otakmu maka menangkanlah dengan usahamu

(Satyabufara)

Kekuatan manusia memang ada batasnya tetapi usaha dan doa jangan sampai ada batasnya

(13)

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmaanirrohiim

Teriring doa dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, ku persembahkan karya ini sebagai tanda

bakti dan cinta kasihku yang tulus kepada:

Yang tercinta Ayahandaku Ismail Ragas dan ibundaku tersayang Winarsih , yang telah

mendidik dan membesarkanku dengan doa, kesabaran dan limpahan cinta yang takkan

pernah bisa terbalas, serta selalu menyemangati, memotifasi, memberi kepercayaan, dan

mendoakan keberhasilanku.

Adikku M. Willy Ragasti, Witri Kharisma Azhari, serta Mutiara Putri Syahrani, yang

selalu memberikan doa, motivasi dan kasih sayangnya serta menantikan keberhasilanku.

Seluruh guru-guruku yang selalu dengan sabar memberikan bimbingan dan ajarannya

hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu.

(14)

viii

RIWAYAT HIDUP

Megyan Pratama dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 25 Mei 1992, yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Ismail Ragas dan Ibu Winarsih. Penulis bertempat tinggal di Jln. Ratu dibalau Gg. Mawar. Tanjung senang Bandar Lampung. Nomer Hp:

089663324192. Penulis mengawali pendidikan nonformal di TK Al-Hikmah Bandar Lampung pada tahun 1998. Pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri 2 Tanjung Senang, Bandar Lampung diselesaikan tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama Gajah Mada Bandar Lampung diselesaikan tahun 2007, Sekolah Menengah Atas Suya Dharma 2 Bandar Lampung diselesaikan tahun 2010 dan pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur Penerimaan Mahasiswa Perluasan akses Pendidikan (PMPAP).

(15)

ix

(16)

xii SANWACANA

Puji syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul“PENGARUHPENGGUNAAN MODEL

PROBLEM POSINGTERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN

AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X Semester Genap SMA Yadika Bandar Lampung T.P 2014/2015)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung; 2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

sekaligus Pembimbing I atas kesabaran, bimbingan, dan masukannya kepada penulis;

4. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II dan Pembimbing Akademik atas bimbingan, motivasi, dan kasih sayangnya;

(17)

xiii

6. Luciana Pasaribu, S.Si., selaku guru mitra yang telah banyak memberikan bantuan dan arahan selama penelitian;

7. Siswa-siswi kelas X1dan X2SMA Yadika Bandar Lampung atas kerjasama, keceriaan dan perhatiannya selama penelitian

8. Sahabat-sahabatku di Biologi 11, kakak serta adik tingkat pendidikan biologi, terima kasih motivasi dan kebersamaan selama ini;

9. Almamater tercintaku, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

10. Sahabat-sahabat terbaikku (Ardi Nova Irawan, Ahmad Fendi, Ave Suakanila Fauzisar, Janggan Asmoro AP, Rizki Afrizal Sandi, Erwan Feriyadi, Johan Subekti, Robin Yama Shita, Chintia, Indah, Winda, Fadhilah, Zhakia, Herlinda) terimakasih untuk semangat, dukungan, bantuan, keceriaan dan kebersamaan kita selama ini dalam susah dan senang;

11. Rekan-rekan KKN dan PPL terbaikku (Nurdiana, Umam, Afif, Nova, Helda, Nourma, Elva dan Marshela) terimakasih atas semangat dan dukungannya; 12. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 14 September 2015 Penulis

(18)
(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata pelajaran biologi pada Sekolah Menengah Atas berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) bertujuan antara lain agar peserta didik dapat menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan serta dapat membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif (BSNP, 2006 : VI). Selain itu, Biologi merupakan rumpun IPA yang memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia Indonesia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (BSNP, 2006: IV).

Dengan demikian pembelajaran biologi diharapkan tidak hanya sekedar memahami konsep dan menghafal materi saja, namun perlu menekankan pada kemampuan berpikir divergen atau berpikir kreatif yang berguna untuk

menghadapi permasalahan dalam kehidupan nyata.

(20)

2

muncul, dan siswa menjadi tidak aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Munandar ( 2001: 79) bahwa pengajaran di sekolah pada umumnya hanya melatih proses berpikir konvergen, terbatas pada penalaran verbal dan pemikiran logis. Sehingga siswa akan terbiasa dengan berpikir konvergen bila diberi suatu permasalahan. Siswa akan mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah tersebut secara kreatif. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Purmaningrum (2012: 4) bahwa kemampuan berpikir kreatif penting dalam pembelajaran biologi, karena kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk berpikir divergen. Pembelajaran biologi

membutuhkan kemampuan siswa berpikir divergen, khusunya untuk memecahkan masalah- masalah dalam kehidupan sehari-hari yang

berhubungan dengan konsep pembelajaran biologi. Penyebab masih rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa tersebut antara lain adalah proses

pembelajaran yang belum memberdayakan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Sementara itu, berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru biologi kelas X dan observasi di SMA Yadika Bandar Lampung diketahui bahwa pembelajaran biologi di kelas belum mampu melatih kemampuan berpikir kreatif siswa, selain itu hasil belajar siwa pada materi pokok lingkungan selama ini masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata kelas X semester genap tahun pelajaran 2014/2015 untuk materi tersebut yaitu 6,0. Nilai tersebut belum memenuhi standar KKM (Kriteria Ketuntasan

(21)

model-3

model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir kreatif siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil wawancara didapatkan informasi bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini berpusat pada guru, sehingga siswa lebih banyak menerima informasi dari guru, dan kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya.

Selama ini guru menggunakan metode ceramah, latihan soal, diskusi, dan ditutup dengan pemberian tugas serta latihan. Metode ceramah menyebabkan siswa hanya diam mendengarkan penjelasan guru dan cenderung pasif dalam pembelajaran, metode latihan soal tidak optimal karena siswa hanya

mengerjakan soal-soal latihan di buku ajar biologi dengan cara memindahkan jawaban yang sudah tersedia di buku tersebut, pada metode diskusi tidak semua siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran karena hanya beberapa anggota kelompok saja yang mengerjakan sedangkan anggota kelompok yang lainnya hanya diam, dalam pemberian tugas serta latihan tidak semua siswa mengerjakan sendiri melainkan melihat dan menyalin pekerjaan teman yang lainnya. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang dapat menarik siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa terkait mengembangkan pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan biologi adalah model pembelajaranproblem posing.

(22)

4

dijelaskan oleh guru. Jadi, pada pembelajaran ini siswa harus memahami topik yang disampaikan guru sehingga siswa dapat mengkomunikasikan hasil pemahamannya tersebut ke dalam bentuk soal yang disertai pemecahannya (Haetami dan Maysara, 2007: 74). Menurut penelitian Rifqiawati (2011) penggunaan pendekatanproblem posingdapat meningkat kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pewarisan sifat. dan penelitian yang dilakukan oleh Sutame (2011) implementasi pendekatanproblem posingmeningkatkan kemampuan penyelesaian masalah, berpikir kritis kecemasan matematika.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem PosingTerhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Aktivitas belajar Siswa (Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X Semester Genap SMA Yadika Bandar Lampung T.P 2014/2015 Pada Materi Pokok Lingkungan)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apakah penggunaan modelproblem posingberpengaruh terhadap berpikir kreatif siswa pada pada materi pokok lingkungan?

(23)

5

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui:

1. Pengaruh modelproblem posingterhadap berpikir kreatif siswa pada materi pokok lingkungan?

2. Apakah penggunaan modelproblem posingberpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok lingkungan?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, memberikan wawasan pengalaman dan bekal sebagai guru biologi yang profesional dalam merancang kegiatan pembelajaran biologi di masa depan.

2. Bagi guru/calon guru, memberikan masukan/informasi dalam mendesain pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan sebagai salah satu alternatif desain pembelajaran yang dapat diterapkan dalam KBM. 3. Bagi siswa, dapat membantu peningkatan berpikir kreatif siswa dalam

pengajuan dan pemecahan masalah pada pembelajaran biologi. 4. Bagi sekolah, dapat dijadikan bahan acuan dalam rangka perbaikan

pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran khususnya mata pelajaran biologi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

(24)

6

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X1(kelas eksperimen) dan X2 (kelas kontrol) semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di SMA Yadika Bandar Lampung.

2. Materi pada penelitian ini adalah keterkaitan antara kegiatan manusia dengan perusakan/pencemaran dan pelestrian lingkungan kelas X semester genap dengan KD 4.2 Menjelaskan Keterkaitan Antara Kegiatan Manusia dengan Masalah Perusakan/Pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan.

3. Modelproblem posingyang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari langkah- langkah berikut: (1) memberikan informasi tentang konsep yang dipelajari; (2) mengarahkan siswa pada pengajuan masalah; (3) memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah; (4) membantu siswa mengkaji ulang hasil pemecahan masalah; (5) menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah.

4. Aspek kemampuan berpikir kreatif menurut Munandar (2004: 192) yang mencakup: Berpikir lancar(fluency), berpikir luwes(Flexibility), berpikir orisinal(originality),keterampilan mengelaborasi(Elaboration).

(25)

7

F. Kerangka Pikir

Biologi merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan Alam dengan tujuannya adalah mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, induktif dan deduktif, menggunakan konsep dan prinsip biologi.Aktivitas siswa dalam pembelajaran memiliki peranan penting dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Pada kenyataannya dalam proses pembelajaran guru belum melibatkan siswa untuk aktif memperoleh dan mengembangkan pengetahuannya, sehingga menyebabkan kemampuan beripikir kreatif siswa tidak muncul dalam proses pembelajaran.

(26)

8

X

Y

1

Y

2

menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah diharapkan siswa dapat Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain(Elaboration).

Penelitian ini mengenai pengaruh penggunaan modelproblem posingterhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Variabel bebas pada penelitian ini adalah pegaruh penggunaan modelproblem posing, sedangkan variabel terikatnya adalah berpikir kreatif siswa. Hubungan antara kedua variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut:

Gambar 1. Desain kerangka pikir

Keterangan: X: Variabel bebas yang menggunakan modelProblem Posing Y1: Variabel terikat yaitu keterampilan berpikir kreatif siswa Y2:Variabel terikat yaitu aktivitas belajar siswa

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Pengaruh modelproblem posingdapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok lingkungan.

2. H0= Tidak ada pengaruh signifikan penggunaan modelproblem posing terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok lingkungan.

(27)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemampuan Berpikir Kreatif

Kemampuan adalah suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan Robbins (dalam Syafaruddin, 2012: 72). Sedangakan menurut Hasan (dalam Syafaruddin, 2012: 71-72) menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah “kesanggupan, kecakapan, pengetahuan, keahlian, dan kepandaian, yang dapan dinyatakan melalui pengukuran-pengukuran tertentu”.

Pengertian berpikir menurut Bono (2007: 24) ialah sebagai keterampilan mental yang memadukan kecerdasan dengan pengalaman. Sehingga dapat dikatakan tidak setiap orang yang cerdas memiliki tingkat berpikir yang bagus pula, karena keterampilan berpikir yang bagus didapat juga karena adanya kebiasaan atau pengalaman. Sedangakan menurut Reason (dalam Sanjaya, 2006: 230) menjelaskan berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekadar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). Berpikir menyebabkan seseorang harus bergerak hingga di luar informasi yang didengarnya. Misalkan kemampuan berpikir

seseorang untuk menemukan solusi baru dari suatu persoalan yang dihadapi. Seseorang dapat berpikir kreatif atau berpikir divergen, karena

(28)

10

Berpikir kreatif adalah penggunaan dasar proses berpikir untuk mengembangkan atau menemukan ide atau hasil yangasli (orisinil), estetis, konstruktif yang berhubungan dengan pandangan, konsep, yang penekannannya ada pada aspek berpikir intuitif dan rasional khususnya dalam menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau

menjelaskan dengan perspektif asli pemikir (Arnyana, 2006: 498). Menurut Rusman (2014: 324) berpikir kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah. Sedangkan menurut Sutikno (2014: 151) menyatakan bahwa berpikir kreatif adalah pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk mampu mengeluarkan daya pikir dan daya karsanya untuk menciptakan sesuatu yang berada diluar pemikiran orang kebanyakan.

Pengertian kreativitas menurut Hawadi (2001: 5) merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciriaptitudemaupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Kreativitas adalah potensi istimewa yang dimiliki oleh setiap orang. Sejak lahir setiap orang mempunyai kecenderungan untuk

(29)

11

kreativitas. Setiap orang lahir dengan potensi kreatif yang dapat dikembangkan dan dipupuk (Hawadi, 2001: 5).

Ada empat tahap dalam proses kreatif yang pertama adalah persiapan, tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan

masalah. Kemudian inkubasi, adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Selanjutnya iluminasi, yaitu tahap

munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan. Tahap terakhir verifikasi, adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi terhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita (Hawadi, 2001: 23-24).

Menurut Rhodes (dalam Munandar, 2004: 20) menyatakan tidak ada satu definisipun yang dapat diterima secara universal. Dari hasil analisisnya, Rhodes menyimpulkan bahwa pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi(person),proses dan produk. Kreativitas dapat pula ditinjau dari kondisi pribadi dan lingkungan yang mendorong(press)individu perilaku kreatif. Sehingga Rhodes menyebut keempat jenis definisi tentang kreativitas ini sebagai “Four P’s ofCreativity: Person, Process, Press, danProduct”.

Banyak kendala yang juga menutup kreativitas, menurut Johnson (2009: 221) kendala yang menutup kreativitas tersebut anatara lain:

1. Sensor internal dari seseorang.

(30)

12

3. Peraturan dan persyaratan yang membatasi dan melarang. 4. Prilaku menerima dengan pasif, tanpa bertanya.

5. Pengkotak-kotakan. 6. Memusuhi intuisi.

7. Takut membuat kesalahan.

8. Tidak menyempatkan diri untuk merenung.

Berdasarkan uraian pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah kemampuan siswa dalam memahami masalah dan menemukan penyelesaian dengan strategi atau metode yang bervariasi (divergen). Sehingga berpikir kreatif sesungguhnya merupakan suatu kemampuan berpikir yang berawal dari adanya kepekaan terhadap situasi yang sedang dihadapi, bahwa di dalam situasi itu terlihat atau teridentifikasi adanya masalah yang ingin atau harus diselesaikan (Johnson 2009: 221).

Menurut Munandar (2004: 192) empat aspek kemampuan berpikir kreatif meliputifluency, flexibility,originality, danelaboration. Fluencymerupakan kemampuan menghasilkan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah maupun pertanyaan.Flexibilitymerupakan kemampuan yang menghasilkan gagasan bervariasi dari informasi yang telah didapatkan.Originality

merupakan kemampuan menghasilkan gagasan atau ide yang berbeda dari sebelumnya.Elaborationmerupakan kemampuan mengembangkan maupun menambahakan gagasan secara detail sehingga lebih menarik.

(31)

13

Tabel 1. Ciri-ciriaptitudeberpikir kreatif siswa

Kemampuan berpikir kreatif Indikator

Berpikir Lancar (fluency)

1. Mencetuskan banyak gagasan dalam pemecahan masalah

2. Memberikan banyak jawaban dalam menjawab suatu pertanyaan

3. Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal. 4. Bekerja lebih cepat dan melakukan

lebih banyak daripada anak-anak lain. Berpikir Luwes

(Flexibility)

1. Menghasilkan gagasan penyelesaian masalah atau jawaban suatu pertanyaan bervariasi.

2. Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.

3. Menyajikan suatu konsep dengan cara yang berbeda-beda.

Berpikir Orisinal (originality)

1. Memberikan gagasan yang baru dalam menyelesaikan masalah atau jawaban yang lain dari yang sudah biasa dalam menjawab suatu pertanyaan

2. Membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.

Keterampilan Mengelaborasi (Elaboration)

1. Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain.

2. Menambahkan atau memperici suatu gagasan sehingga meningkatkan kualitas gagasan tersebut. Sumber: Munandar (2004: 192)

Individu dengan potensi kreatif menurut Slameto (2010: 147-148) dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Hasrat keingintahuan yang cukup besar. 2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru. 3. Panjang akal.

4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti.

(32)

14

6. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.

7. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas. 8. Berpikir fleksibel.

9. Menanggapi pertanyaaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak.

10. Kemampuan membuat analisis dan sitesis. 11. Memiliki semangat bertanya serta meneliti. 12. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik.

13. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.

Langkah-langkah yang diperlukan dalam keterampilan memecahkan masalah untuk pembentukan kreativitas siswa menurut Klausmeier (dalam Slameto, 2010: 152-153) antara lain sebagai berikut:

1. Menolong siswa mengenal masalah-masalah untuk dipecahkan. 2. Menolong siswa menemukan informasi, penegertian-pengertian,

asas-asas, dan metode-metode yang perlu untuk memecahkan masalah. 3. Menolong siswa merumuskan dan membatasi masalah-masalah. 4. Menolong siswa mengolah dan kemudian menerapkan informasi,

pengertian, asas-asasdan metode-metode pada masalah tersebut untuk memperoleh kemungkinan-kemungkinan pemecahan (hipotesis). 5. Mendorong siswa merumuskan dan menguji hipotesis tersebut untuk

memperoleh pemecahan.

(33)

15

Proses kreatif mempunyai tahapan yang berurutan. Hal itu senada dengan apa yang dikatakan oleh Munandar (2009: 193) bahwa dalam berpikir kreatif memiliki tahapan, antara lain adalah:

1. Tahap persiapan, dalam masa persiapan seorang pemikir atau kreator memformulasikan masalahnya dan mengumpulkan semua fakta. 2. Tahap inkubasi, jika pemikir kemudian mengalihkan perhatian dari

persoalan yang sedang dihadapinya tersebut.

3. Tahap iluminasi, pada periode ini pemikir mengalamiinsighttiba-tiba saja cara pemecahan masalah muncul dengan sendirinya.

4. Tahap evaluasi, bertujuan untuk menilai apakah pemecahan masalah itu sudah tepat atau belum.

5. Tahap revisi, apabila cara pemecahan masalah tersebut sudah tepat atau mungkin masih memerlukan perbaikan-perbaikan disana-sini.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tahapan berpikir kreatif antara lain adalah tahap persiapan, tahap inkubasi, tahap iluminasi, tahap evaluasi dan tahap revisi. Dalam proses berpikir kretaif yang sudah

dijelaskan di atas, tahapan ini harus dilakaukan secara berurutan dan tidak boleh meloncat-loncat sebelum tahapan yang awal sudah selesai. Karena jika dari awal tidak selesai, maka tahapan yang selanjutnya tidak bisa dilakukan.

B. Model PembelajaranProblem Posing

(34)

16

(1970).Problem Posing Learning(PPL) merujuk pada strategi pembelajaran yang menekankan pemikiran demi tujuan pembebasan. Sebagai strategi pembelajaran, PPL melibatkan tiga keterampilan dasar, yaitu menyimak (listening), berdialog (dialigue), dan tindakan (action) (Huda, 2013: 276). Selain ituproblem posingmemiliki beberapa istilah ada beberapa istilah yang diperkenalkan oleh peneliti atau penulis dalam medefinisikanproblem posing.

Problem posingmerupakan teknik pembelajaran yang melatih siswa untuk membuat soal sendiri dan mengerjakannya, sehingga diharapkan

siswa akan lebih aktif untuk belajar, lebih mengenal dan menghayati variasi-variasi soal dan mahir dalam memahami substansi soal yang diberikan oleh guru (Haetami dan Maysara, 2007: 74). Dalam kegiatan belajar mengajar, problem posingmerupakan salah satu teknik dalam metode pemberian tugas kepada siswa untuk merumuskan, membuat soal, atau mengajukan soal. Pembelajaran dengan pendekatanproblem posingumumnya dicirikan dengan perumusan kembali soal yang telah diberikan guru. Oleh karena itu, penerapan problem posingdalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara

individual maupun kelompok di sekolah, yaitu diawali dengan pendahuluan, pengembangan, penerapan dan penutup.

Tabel 2. Langkah-langkah pokok pembelajaran denganproblem posing

Langkah Kegiatan guru

Pendahuluan 1. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran 2. Mengarahkan siswa pada pembuatan masalah

3. Mendorong siswa mengekspresikan ide-ide secara terbuka Pengembangan 1.Memberikan informasi tentang konsep yang dipelajari

(35)

17

Langkah Kegiatan guru

Penerapan 1. Menguji pemahaman siswa atas konsep yang diajarkan dengan memberikan beberapa soal.

2. Mengarahkan siswa mengerjakan soal tersebut dan untuk membuat soal-soal yang identik berdasarkan soal-soal yang dibuat siswa.

3. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah Penutup 1. Membantu siswa mengkaji ulang hasil pemecahan masalah

2. Menyimpulkan hasil pembelajaran (Aisyah, 2000: 61-62)

Dalam sumber lain dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakanproblemposing terdapat tujuh langkah, yaitu: 1. Mengembangkan isu-isu dalam masyarakat(survey)

Surveymerupakan bagian terpenting dari seluruh proses, karena pada langkah ini siswa diminta untuk mencari bahan atau materi tentang isu-isu yang berkembang di masyarakat. Setiap siswa bebas berbicara tentang hal-hal yang mereka ketahui, disini guru hanya mendengar percakapan

mereka dengan seksama sehingga suasana pada saat itu seperti pasar. 2. Menganalisis bahan atau materi hasil survey(Analysis of survey material) 3. Menyiapkan materiproblem posing (Preparing of problem posing

materials)

(36)

18

4. Belajar berkelompok (The learning group)

Pada langkah ini, tiap kelompok aktif dalam diskusi, semua

diperbolehkan berbicara sesuai dengan pemikiran mereka, sehingga menuntut adanya kesadaran berpikir kritis dan kreatif.

5. Peran pemain (The role of the animator)

Peran utama guru adalah membantu para siswa. Dalam hal ini guru tidak banyak berbicara, tetapi terlibat dalam diskusi melalui pembenaran jawaban dari pertanyaan yang ada. Siswa akan mengingat lebih baik tentang apa yang mereka katakan dan temukan.

6. Mengarahkan diskusi(The direction of discussion)

Sesekali siswa diminta untuk duduk diam oleh guru pada saat guru memberikan materiproblem posingkepada semua kelompok. Dalam diskusi terdapat lima langkah dasar yaitu deskripsi, analisis,

menghidupkan dengan kehidupan, analisis lebih dalam dan perencanaan tindakan. Seluruh proses ini dikembangkan untuk meningkatkan kesadaran berpikir kritis terhadap situasi yang ada dan merangsang mereka untuk mencari solusi dari permasalahan.

7. Refleksi-Tindakan (Reflection-Action)

Ketika suatu kelompok mampu menyarankan sesuatu yang konkrit yang dapat mereka lakukan dari permasalahan yang ada, pada saat itulah guru mendorong siswa untuk mengambil tindakan. Guru berperan aktif

(37)

19

Pembelajaran dengan problem posingmempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari pembelajaranproblem posingini antara lain: 1. Siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. 2. Mendidik siswa berpikir sistematis.

3. Mendidik siswa agar tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan. 4. Siswa mampu mencari berbagai jalan dari kesulitan yang dihadapi. 5. Mendatangkan kepuasan tersendiri bagi siswa jika soal yang dibuat tidak

mampu diselesaikan oleh kelompok lain.

6. Siswa akan terampil menyelesaikan soal tentang materi yang diajarkan. 7. Siswa berkesempatan menunjukkan kemampuannya pada kelompok lain. 8. Siswa mencari dan menemukan sendiri informasi atau data untuk diolah

menjadi konsep, prinsip, teori, atau kesimpulan.

Selain mempunyai beberapa kelebihan,problem posingjuga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:

1. Pembelajaranproblem posingmembutuhkan waktu yang lama.

2. Membutuhkan buku penunjang yang berkualitas untuk dijadikan referensi pembelajaran terutama dalam pembuatan soal.

3. Pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan problem posingsuasana kelas cenderung agak gaduh karena siswa diberi kebebasan oleh guru untuk mengemukakan pendapat (Queen, 2010).

(38)

20

menemukan dan menyelesaikan dari yang tidak diketahui yang berbasis pada sosial, kultural atau bernilai intelektual(problem is finding or solving for the unknown must have some social, cultural, or intellectual value).

Langkah-langkah dalam pemecahan masalah menurut Dewey (dalam Slameto, 2010: 145) sebagai berikut:

1. Kesadaran akan adanya masalah. 2. Merumuskan masalah.

3. Mencari data dan merumuskan hipotesis.

4. Menguji hipotesis tersebut dan kemudian menerima hipotesis yang benar.

Pengajuan masalah baru oleh siswa dapat dibantu dengan menggunakan strategi untuk mempermudah pengajuan masalah tersebut. Brown & Walter (2005: 64-65), mendesain rancangan strategi dalam pengajuan masalah baru oleh siswa. Strategi itu disebut dengan “What If Not”.Strategi ini menekan pada manipulasi beberapa elemen dalam masalah beserta dampaknya. Strategi ini mengharuskan siswa melalui lima tahapan atau level. Pertama, level 0 adalahchoosing a starting point. Level ini mengharuskan siswa memulai memilih masalah apa yang akan diajukan. Masalah yang diajukan dapat berupa teorema. Kedua, Level I adalahlisting attributes.Langkah kedua ini, siswa mendaftar sifat-sifat atau atribut dari permasalah yang diberikan oleh guru. Ketiga, level II adalahwhat-if-not. Aktivitas pada level ini

(39)

21

level IV adalahanalyzing the problem. Siswa pada level ini menganalisis atau menyelesaikan pertanyaan dari permasalahan baru.

C. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar siswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman (2003:100)

mengungkapkan bahwa belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas, belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Menurut Hamalik (2004: 171) pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Sebagai pendukung, Rohani (2004: 9-10) menyatakan dalam pembelajaran yang efektif guru hanya merangsang keaktifan siswa dengan jalan menyajikan bahan pengajaran, yang mengelolah dan mencerna adalah peserta didik itu sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat dan latar belakang masing-masing.

Aktivitas dalam proes belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan dapat menunjang prestasi belajar. Siswa yang beraktivitas akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat.

(40)

22

1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demontrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.

5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram, charta, poster.

6. Motor activities, yang masuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: mencari informasi, menganggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8. Emosional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, semangat, bergairah, berani, tegang, gugup.

Terdapat dua jenis aktivitas dalam pembelajaran menurut (Rohani, 2004:6-7) yaitu aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan

(41)

23

diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran secara aktif. Siswa mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan,

mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya dan sebagainya. Aktivitas-aktivitas terebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam setiap Aktivitas-aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh pereasaan tertentu dan pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan.

(42)

24

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di SMA Yadika Bandar Lampung pada bulan April semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap tahun pelajaran 2014/ 2015 yang terdiri dari 2 kelas. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 40 siswa dan siswa kelas X2 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 40 siswa, yang diambil dengan mengunakan teknikpurposive random sampling(Arikunto: 139-140).

C. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah kuasi eksperimen (eksperimen semu) dengan desainpre test-postestkelompok tak ekuivalen. Dalam penelitian ini terdapat dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan kondisi kelas yang

(43)

25

perlakuan dengan mengunakan metode diskusi. Setiap kelas diberikanpretest sertapostestyang sama, kemudian hasilnya dibandingkan.

Struktur desain penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen Keterangan :

I = Kelompok eksperimen II = Kelompok kontrol

O1 = Pretes O2= Postes

X = Pembelajaran menggunakan modelproblem posing C = Pembelajaran dengan metode diskusi (Riyanto, 2001:43)

D. Prosedur Penelitian

Terdapat dua tahapan dalam penelitian ini, yaitu pra penelitian dan

pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam prapenelitian sebagai berikut: a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan.

b. Melakukan observasi ke sekolah tempat dilaksanakannya penelitian untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. c. Menetapkan sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Membuat perangkat pembelajaran yaitu berupa Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

I O1 X O2

(44)

26

e. Membuat instrumen evaluasi yaitu soalpretest-postest. f. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaranproblem posinguntuk kelas eksperimen dan metode diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

Kelas eksperimen (pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem posing)

a. Kegiatan Awal

1. Siswa mengerjakan soalpretestpada pertemuan pertama. 2. Guru menyajikan tujuan pembelajaran.

3. Guru memberikan apersepsi kepada siswa: Pertemuan 1

Memberikan pertanyaan kepada siswa:

”Siapa yang dapat memberikan contoh keadaan lingkungan yang sudah rusak/tercemar akibat aktivitas manusia?”

Pertemuan 2

Memberikan pertanyaan kepada siswa:

“Sebagai siswa langkah apa yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan?”

(45)

27

Pertemuan 1

”Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui bahwa penting sekali lingkungan bagi kita, sehingga kita dapat berupaya maksimal untuk mencegah kerusakan/pencemaran lingkungan.”

Pertemuan 2

“Setelah mempelajari materi ini kita dapat mengetahui upaya yang dapat kita lakukan dalam melestarikan lingkungan.”

b. Kegiatan Inti

1. Siswa dibagi menjadi enam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

2. Siswa memperhatikan penyampaian batasan materi oleh guru. 3. Guru memberikan contoh pembuatan soal yang berkaitan dengan

materi yang sudah disampaikan.

4. Guru membagikan LKSproblem posing mengkaji tentang

keterkaitan antara kegiatan manusia dengan perusakan/pencemaran lingkungan (pertemuan 1), dan mengkaji tentang keterkaitan antara kegiatan manusia dengan pelestarian lingkungan (pertemuan 2) kepada masing-masing kelompok. Dalam LKS tersebut terdapat peraturan pembuatan soal.

5. Siswa dipandu oleh guru berdiskusi untuk menjawab LKS dengan membaca dan mengkaji menggunakan bahan ajar.

(46)

28

7. Perwakilan siswa dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.

c. Kegiatan Penutup

1. Siswa beserta guru menyimpulkan hasil pembelajaran. 2. Siswa mengerjakan soalpostestpada pertemuan kedua.

Kelas kontrol (pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok)

a. Kegiatan Awal

1. Siswa mengerjakan soalpretestpada pertemuan pertama. 2. Guru menyajikan tujuan pembelajaran.

3. Guru memberikan apersepsi kepada siswa: Pertemuan 1

Memberikan pertanyaan kepada siswa:

”Siapa yang dapat memberikan contoh keadaan lingkungan yang sudah rusak/tercemar akibat aktivitas manusia?”

Pertemuan 2

Memberikan pertanyaan kepada siswa:

“Sebagai siswa langkah apa yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan?”

(47)

29

”Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui bahwa penting sekali lingkungan bagi kita, sehingga kita dapat berupaya maksimal untuk mencegah kerusakan/pencemaran lingkungan.”

Pertemuan 2

“Setelah mempelajari materi ini kita dapat mengetahui upaya yang dapat kita lakukan dalam melestarikan lingkungan.”

b. Kegiatan Inti

1. Siswa dibagi menjadi enam kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

2. Guru menyampaikan materi pengantar keterkaitan antara kegiatan manusia dengan perusakan/pencemaran lingkungan (pertemuan 1) dan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan pelestarian lingkungan (pertemuan 2).

3. Guru membagikan LKS mengkaji tentang keterkaitan antara kegiatan manusia dengan perusakan/pencemaran lingkungan (pertemuan 1) dan mengkaji tentang keterkaitan antara kegiatan manusia dengan pelestarian lingkungan (pertemuan 2) kepada masing-masing kelompok.

4. Siswa dipandu oleh guru berdiskusi untuk menjawab LKS dengan membaca dan mengkaji menggunakan bahan ajar.

5. Setiap kelompok mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan. 6. Perwakilan siswa dari masing-masing kelompok mempresentasikan

(48)

30

c. Kegiatan Penutup

1. Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan tentang apa yang telah dipelajari.

2. Siswa mengerjakan soalpostestpada pertemuan kedua.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

Jenis data penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah kemampuan berpikir kreatif siswa yang diperoleh dari hasilpretest/postest. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun aktivitas yang diamati adalah kemampuan mengemukakan

pendapat atau ide, mencari informasi untuk memecahkan masalah, mengajukan pertanyaan, bekerja lebih cepat daripada anak-anak lain, dan melakukan lebih banyak daripada anak-anak lain.

2. Teknik Pengambilan Data

Adapun teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. PretestdanPostest

(49)

31

diambil pada akhir pertemuaan kedua, baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Bentuk soal adalah uraian berjumlah 9 soal.

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Pada lembar observasi ini berisi tentang semua aspek aktivitas yang diamati ketika proses pembelajaran berlangsung. Setiap siswa diamati poin kegiatannya selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara mengisi lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Keterangan kriteria penilaian aktivitas belajar siswa: A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ide

Skor Kriteria

0 Tidak mengemukakan pendapat/ide.

1 Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan.

2 Mengemukakan pendapat/ ide sesuai dengan pembahasan.

No Nama

Aspek yang Diamati

A B C D E

1 2 3 dst.

(50)

32

B. Mencari informasi untuk memecahkan masalah

Skor Kriteria

0 Tidak aktif atau hanya diam saja tidak mencari informasi untuk memecahkan masalah.

1 Aktif tetapi hanya mencari informasi seadanya dari buku pegangan siswa.

2

Aktif mencari informasi untuk memecahkan masalah dari berbagai sumber ataupun dengan bertanya pada teman dan guru.

C. Mengajukan pertanyaan

Skor Kriteria

0 Tidak mengajukan pertanyaan.

1 Mengajukan pertanyaan yang tidak sesuai dengan permasalahan pada materi pokok lingkungan.

2 Mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan materi pokok lingkungan.

D. Bekerja lebih cepat daripada anak-anak lain

Skor Kriteria

0 Tidak aktif bekerja atau hanya diam saja dalam berdiskusi.

1 Bekerja tetapi lambat dalam berdiskusi.

2 Bekerja dengan cepat dalam berdiskusi.

E. Melakukan lebih banyak daripada anak-anak lain

Skor Kriteria

0 Tidak melakukan diskusi atau hanya diam saja.

1 Memberikan sedikit kontribusi dalam berdiskusi.

(51)

33

F. Teknik Analisis Data

1) Data Kuantitatif

Data kemampuan berpikir kreatif siswa diperoleh dari hasilpretest/postest dengan teknik penskoran nilai yaitu:

100

S = Nilai yang diharapkan

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar

N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut(Purwanto, 2008: 112)

Data kemampuan berpikir kreatif siswa dapat ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang dinormalisasi(N-Gain).Gain yang dinormalisasi(N-Gain)dapat dihitung dengan formula Hake sebagai berikut:

X= Nilaipostesttiap individu Y= Nlaipretesttiap individu Z= Skor maksimum

Tabel 4. KriteriaN-gainyang diperoleh siswa

N-gain Kriteria

(52)

34

Pada kelas (kelompok) eksperimen dan kontrol dianalisis dengan

mengunakan uji t dengan program SPSS versi 17 yang data penelitiannya berupa nilaipretest,postest, dan skorN-gain, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

a) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan ujiLillieforsdilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17.

1) Hipotesis

H0= Sampel berdistribusi normal H1= Sampel tidak berdistribusi normal 2) Kriteria Pengujian

Terima H0 jika Lhitung< Ltabelataup-value> 0,05, tolak H0untuk harga yang lainnya (Siregar, 2014: 166).

b) Uji Kesamaan Dua Varians

Masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17. 1) Hipotesis

H0= Kedua sampel mempunyai varians sama H1= Kedua sampel mempunyai varians berbeda 2) Kriteria Pengujian

Dengan kriteria uji yaitu jika Fhitung< Ftabelatau probabilitasnya > 0,05 maka H0diterima, jika Fhitung> Ftabelatau probabilitasnya < 0,05 maka H0ditolak (Siregar, 2014: 171).

c) Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis data yang berdistribusi normal digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan

(53)

35

berdistribusi normal pengujian hipotesis dilakukan dengan uji Mann-WhitneyU.

1. Uji Kesamaan Dua Rata-rata a) Hipotesis

H0= Rata-rataGainkedua sampel sama H1= Rata-rataGainkedua sampel tidak sama b) Kriteria Pengujian

Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka H0diterima.

Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabelmaka H0ditolak (Siregar, 2014: 206).

2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata a) Hipotesis

H0 = Rata-rataGainpada kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan kelas kontrol.

H1 = Rata-rataGainpada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

b) Kriteria Pengujian

Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka H0diterima.

Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabel, maka H0ditolak (Siregar, 2014: 229).

3. UjiMann-WhitneyU

Jika salah satu atau kedua kelas tidak berdistribusi normal, maka dilakukan uji hipotesis dengan uji U

a) Hipotesis

H0 = Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.

H1 = Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama.

b) Kriteria Pengujian

(54)

36

2) Data Kualitatif

Data aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi dengan menggunakan teknik penilaianperformance assessmentyang dilangkapi dengan kriteria penskoran(rubric). Data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan menghitung persentase aktivitas belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Menghitung ratarata persentase aktivitas

Rata–rata persentase aktivitas belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan : X = Rata-rata skor aktivitas siswa

xi = Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002: 69) b) Menafsirkan atau menentukan kategori persentase aktivitas siswa

sesuai dengan klasifikasi pada tabel Tabel 5. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

Interval (%) Kategori

0,00–29,99 Sangat Rendah

30,00–54,99 Rendah

55,00–74,99 Sedang

75,00–89,99 Tinggi

90,00–100,00 Sangat Tinggi

(55)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pembelajaran menggunakan modelProblem Posingberpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. 2. Pembelajaran menggunakan modelProblem Posingberpengaruh dalam

meningkatkan aktivitas belajar siswa.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Pembelajaran menggunakan modelProblem Posing dapat digunakan oleh

guru biologi sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan KBK oleh siswa pada materi pokok lingkungan.

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas. 2000.Problem Posing. [Online]

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pmtk_053782_chapter2.pdf. Diunduh pada tanggal 30 Januari 2015, pukul 20:35 WIB.

Donal Mc. Ananey., dkk. 2007.Teaching and Learning in Further and Higher Education: A handbook by The Education for Employment Project, The ESF EQUAL Community Initiative. Eropa.

Arnyana, I.B.P. (2006). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif pada Pembelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. (Jurnal) Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. Universitas Negeri Singaraja. Bali.

Arikunto, S. 2006.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

BSNP. 2006.Standar dan Kompetensi DasarUntuk SMA/MA Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta.

Brown, S. I. & Walter, M. I. (2005).The Art of Problem Posing. Lawrence Erlbaum. Associates, Inc. New Jersey.

Dotson, J.M. 2001.Cooperative Learning Structure can Increase Students Achievement.[Online]

http://www.kaganonline.com/free_articles/research_and_

rationale/increase_achievement.php. Diunduh pada 31 Januari 2015 Pukul 09:25 WIB.

Bono, de Edward. 2007.Revolusi Berpikir. Kaifa. Bandung.

Haetami, Aceng dan Maysara. 2007.Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Kimia Dasar I melalui Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dan Problem Posing. (Skripsi). Universitas Sebelas Maret. Hamalik, O. 2004.Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara: Jakarta.

(57)

http://thorndike.tc.columbia.edu/~david/MTSU4083/Readings/Problem-%20and%20Case-based%20ID/hmelo.pdf. Diakses pada Selasa 16 Oktober 2012 19: 39: 14.

Hawadi,R.A. 2001.Kreativitas. Grasindo. Jakarta.

Huda, Miftahul. 2014.Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodisis dan Paradigmatis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Ika Rifqiawati. 2011.Pengaruh Penggunaan Pendekatan Problem Posing Dapat Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Materi

Pewarisan Sifat. (Skripsi) UIN. Jakarta

Jamz, Queen. 2010. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem posing. [Online] htpp:// queenjamz.blogspot.com., diakses pada tanggal 19 Januari 2015. Pukul 15.50 WIB.

Johnson, Elaine. 2009.Contextual Teaching & Lerning, Menjadikan Kegiata Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Mizan Lerning Center. Bandung.

Jonassen, D.H. (2004).Learning To Solve Problem An Instructional Design Guided. John Weley & Sons, Inc. USA.

Krisdianto, Hizkiawan. 2012. Jurnal Penelitian:Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran PLC Melalui Pendekatan Problem Posing pada Siswa SMKN 1 Wonosari. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Ketut Sutame. 2011.implementasi pendekatan problem posing untuk

meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah, berpikir kritis kecemasan matematika. (jurnal). UNY. Yogyakarta.

Loranz, D. 2008.Gain Score. Online.http://www.tmcc.edu/vp/acstu/

assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOA PHYS DisciplinRep0708.pdf.Diunduh pada 29 Januari 2015. Pukul 09:48 WIB.

Munandar, U. 2001.Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, PT.Gramedia Widiasarana. Jakarta.

_________. 2004.Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat Cetakan ke 3. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

_________. 2009.Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

(58)

Rusman. 2014.Model-Model Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.

Slameto.2010.Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sudjana. 2002.Metoda Stastitika. Tarsito. Bandung.

Sukarma, Ketut. 2004.Pembelajaran dengan Pendekatan Problem Solving dan Problem Posing untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa.Jurnal

Kependidikan, Volume 3, No. 1. Tidak diterbitkan.

Sutikno, S. 2014.Metode dan Model-Model Pembelajaran. Holistica. Lombok. Sri Surtini, dkk, 2003. Implementasi Problem Posing pada Pembelajaran

Operasi Hitung Bilangan Cacah Siswa Kelas IV SD di Salatiga (Laporan Penelitian Lembaga Penelitian). Universitas Terbuka. Salatiga. Syafaruddin. 2012.Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat.Perdana

Publishing. Medan.

Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Programme for International Student Assessment (PISA). (2009).PISA 2009 Plus Results Performance of 15-years-olds in reading, mathematics and science for 10 additional participants. [Online]. http://nces.ed.gov/surveys/pisa. Diakses 19 Januari 2015. Pukul 20.22 WIB

Purmaningrum. 2012.Peningkatan kemampuan berpikir kreatif Melalui problem based learning (pbl) Pada pembelajaran biologi siswa kelas x-10 Sma negeri 3 surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Skripsi Fakultas Keguran dan Ilmu pendidikan Jurusan P.MIPA Program Studi Pendidikan Biologi. UNS. (Online)

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH26af/43bb3e39. dir/doc.pdf.Diunduh pada 28 Januari 2015, pukul,13.35 WIB).

Gambar

Gambar 1. Desain kerangka pikir
Tabel 1. Ciri-ciri aptitude berpikir kreatif siswa
Tabel 2. Langkah-langkah pokok pembelajaran dengan problem posing
Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen
+4

Referensi

Dokumen terkait

The objectiveof the research was to determine the growth and rerproduction aspects based relationship of length weight with Gonad Maturity Index (IKG) of Fringescale

[r]

PERSOALAN PEMENUHAN 24 JAM TATAP MUKA BAGI GURU AGAMA / PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN / KESENIAN DAN IPS SEBAGAI. PRASYARAT PENCAIRAN TUNJANGAN PROFESI MENDAPAT TINDAK LANJUT

Ketiga isolat endofit ini mampu memacu pertumbuhan tanaman yang lebih baik pada tanaman padi dibandingkan dengan kontrol maupun isolat lain (Gambar 2), dengan rata-rata tinggi

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga dan penghargaan yang setinggi - tingginya kepada yang terhormat pak de

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas sistem tidak berpengaruh terhadap minat wajib pajak dalam penggunaan e-filing , hal tersebut berbeda dengan teori

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja putri memiliki hubungan yang signifikan dengan personal hygiene pada saat menstruasi, dimana

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM MALUKU UTARA Jl.. Maliaro, Kota