• Tidak ada hasil yang ditemukan

pembahasan kendali termokimia dan kendal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "pembahasan kendali termokimia dan kendal"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBAHASAN ( oleh : Siti Ruhama)

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan mengenai pengenalan terhadap reaksi- reaksi dasar anorganik dan kendali termokimia & kinetika. Percobaan ini lebih kami tekankan kepada kendali termokimia dan kendali kinetika dalam reaksi kimia. Tujuan dari praktikum ini salah satunya mampu membedakan karakteristik masing- masing reaksi ( reaksi asam basa dan metatesis, reaksi redoks, dan reaksi pembentukan kompleks), selain itu juga dapat mengetahui apa saja yang mempengaruhi suatu reaksi.

Pada percoban pertama , kami melakukan percobaan mengenai reaksi asam basa dan metatesis. Reaksi asam basa itu sendiri merupakan reaksi kimia yang melibatkan asam dan basa yang menghasilkan air dan garam. asam yang dapat dipakai bisa berupa asam kuat maupun asam lemah. Begitupun dengan basa bisa menggunakan basa kuat ataupun basa lemah. Apabila asam kuat direaksikan dengan basa kuat maka akan menghasilkan garam netral( pH 7). Sedangkan reaksi metatesis itu sendiri merupakan reaksi- reaksi kimia yang melibatkan pertukaran atom/ gugus ion dengan atom/gugus ion yang lain. Pada Percobaan reaksi asam basa ini dilakukan 4 tahapan( menggunakan bahan yang berbeda). Diantaranya:

a) HCl 6N dengan NaOH 6 N

Pada percobaan ini HCl 6N yang merupakan asam kuat direaksikan dengn basa kuat NaOH 6N. pada saat dicampurkan di dalam tabung reaski, tabung reaksi terasa panas. Hal ini menunjukan bahwa reaksi ini tergolong ke dalam reaksi eksoterm ( terjadi pelepasan kalor yang menyebabkan suhu naik dari suhu ruang 25°C menjadi 39°C). selanjutnya, dilakukan penguapan, dari penguapan ini diperoleh suhu tertingginya sebesar 95°C. dan diperoleh endapan putih di dinding tabung reaksi. Endapan putih ini terbentuk karena hasil dari pencampuran NaOH yang merupakan basa kuat dan HCl yang merupakan asm kuat yang nantinya akan menghasilkan NaCl dan air sebagai produk reaksinya. Penguapan dilakukan untuk membuang atau melepaskan air yang menjadi produk dari reaksi ini. Pada saat HCl dicampurkan dengan NaOH, maka ion H+ dari HCl akan bereaksi dengan ion OH- dari NaOH membentuk air ( H2O). reaksi ini disebut reaksi penetralan. Sementara Cl- dari HCl akan bereaksi dengan Na+ dari NaOH membentuk garam NaCl. Reaksi yang terjadi yaitu : HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl (s) + H2O(l)

(2)

Pada percobaan ini Na2CO3 yang merupakan karbonat, dicampurkan dengan HCl. Suhu pencampurannya yaitu 27°C. selanjutnya dilakukan penguapan sampai kering. Dari sini kami peroleh suhu tertingginya yaitu 105°C dan diperoleh endapan putih di sekitar dasar dan dinding tabung. Hal ini terjadi karena jika senyawa karbonat direaksikan dengan asam kuat(HCl) encer, maka akan menghasilkan gas karbon dioksida., air,dan garam lain. Endapan putih yang dihasilkan, itu merupakkan endapan garam NaCl karena pada saat proses penguapan, air dan gas karbondioksida yang dihasilkan dari pencampuran ikut teruapkan, sehingga yang tersisa hanya NaCl yang mempunyai sifat tidak mudah menguap. Reaksi yang terjadi :

Na2CO3(aq) + CaCl2(aq) 2NaCl(aq) + CaCO3(s) diuapkan endapan putih c) Amoniak dengan asam asetat

Pada percobaan ini, diperoleh suhu pencampurannya yaitu: 28°C. selanjutnya dilakukan penguapan. Dari sini diperoleh suhu tertinggi yaitu 102°C dan tidak terbentuk endapan. Hal ini disebabkan karena asam asetat dan ammonia akan membentuk ammonium asetat. Reaksi ini merupakan reaksi netralisasi asam lemah dan basa lemah sehingga tidak terbentuk endapan. Reaksi yang terjadi : NH4OH + CH3COOH CH3COONH4 + H2O diuapkan tidak ada endapan

d) Na2CO3 dengan CaCl2

Pada percobaan ini keduanya dicampurkan, dan diperoleh suhu awal: 25°C. selanjutnya diuapkan. Dari sini diperoleh suhu tertingginya yaitu 92°C dan diperoleh endapan putih yang menempel pada tabung reaksi. Endapan ini terbentuk karena anion dari Na2CO3 (CO32-) bereaksi dengan kation dari CaCl2 (Ca2+) membentuk senyawa yang tidak mudah larut dalam larutannya, yaitu CaCO3. CaCO3 itu sendiri merupakan garam karbonat(alkali tanah) yang memang tidak dapat larut dalam air.

Selanjutnya, dilakukan percobaan mengenai reaksi redoks. Reaksi redoks itu sendiri merupakan reaksi kimia yang melibatkan terjadinya perubahan biloks( bilangan oksidasi) suatu zat. Didalam percobaan ini dilakukan 2 percobaan, diantaranya:

(3)

Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan paku kedalam tabung reaksi yang berisi larutan H2SO4. Setelah diamati terlihat adanya beberapa gelembung pada paku dan ada sedikit karat pada paku setelah didiamkan beberapa menit. Hal ini terjadi karena apabila paku besi (Fe) dicampur dengan larutan H2SO4 maka kan timbul gelembung-gelembung gas yang membentuk larutan FeSO4.berikut reaksinya: Sedangkan terbentuknya karat karena adanya factor tingkat keasaman dari asam sulfat. Hal ini biasa disebut dengan proses korosi. Proses korosi yang terjadi pada paku terbentuk dalam suasana asam. Karena larutan asam sulfat bersifat asam kuat maka akan mengoksidasi besi dalam paku dan ion oksigen akan mengoksidasi besi.

b) AgNO3 + NaCl

(4)

Pada percobaan selanjutnya yaitu mengenai reaksi pembentukan kompleks dan subtitusi ligan. Pada praktikum kali ini dilakukan 4 kali perlakuan. Yang pertama, 5 tetes FeCl3 ditambahkan dengan ammonia lalu ditambah EDTA. Pada saat pencampuran dengan ammonia, terjadi perbahan warna,begitupun pada saat ditambahkan EDTA larutan menjadi berwarna jingga dan endapan berwara merah bata.hal ini menandakan bahwa terjadi pembentukan kompleks dan adanya subtitusi ligan. Begitupun saat perlakuan kedua, 5 tetes FeCl3 ditambah dengan EDTA lalu ditambah dengan ammonia. Saat ditambahkan dengan EDTA larutan berubah menjadi warna kuning yang lebih pekat.lalu, setelah ditambahkan dnegan ammonia, larutan menjadi berwarna jingga dengan endapan berwarna merah bata. Hal ini menandakan bahwa didalam larutan tersebut telah terjadi reaksi pembnetukan kompleks dan subtitusi ligan. Berikut reaksinya :

 FeCl3+ H2O FeCl3

 FeCl3 + 3NH4OH NH4Cl + Fe(OH)3

 Fe(OH)3 + Mg-EDTA Fe-EDTA + Mg(OH)2  FeCl3 + Mg-EDTA Fe-EDTA + MgCl2

 MgCl2 + 2NH4OH 2NH4Cl + Mg(OH)2

Selanjutnya pada perlakuan ketiga dan keempat. Perlakuannya sama seperti yang diatas, namun FeCl3 diganti dengan senyawa CaCl2. pada percobaan ini teidak terlihat adanya perubahan warna baik saat EDTA terlebih dahulu ditambahkan ataupun saat ammonia terlebih dahulu ditambahkan. Hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi reaksi pembentukan kompleks dan subtitusi ligan. Subtitusi ligan, hanya terjadi pada senyawa- senyawaa kompleks yang terdiri dari katiion dan anion kompleks. Isomerisme ini juga dapat dipertukarkan dengan ligan- ligan yang terikat pada atom pusat yang lain.

Terakhir, dilakukan percobaan mengenai reaksi katalisis. Reaksi katalisi yaitu reaksi yang jika kedalamnya ditambahkan katalis, maka reaksinya akan berlngsung dengan cepat sedangkan jika tidak ditambahkan katalis ke dalamnya maka akan lebih lama. Pada percobaan ini dilakukan 4 perlakuan. Diantaranya:

(5)

Pada saat dicampurkan,larutan mengalami perubahan menjadi warna hitam pekat, namun seiring bertambahnya waktu, warna tersebut semakin memudar sehingga tanda silang yang telah dibuat dan diletakkan dibawahnya menjadi terlihat. Pertama kali terlihatnya tanda silang terjadi pada: 30:98 detik

b) 15 ml FeCl3 + 1 tetes FeCl3+ 15 ml natrium tiosulfat

Pada saat dicampurkan, larutan mengalami perubahan warna menjadi hitam pekat. Namun seiring bertambahnya waktu, warna tersebut semakin memudar sehingga tanda silang yang telah dibuat dan diletakkan dibawahnya menjadi terlihat. Pertama kali terlihatnya tanda silang terjadi pada 25:05 detik

c) 15 ml FeCl3 + 1 teets FeSO4 + 15 ml natrium tiosulfat

Pada saat dicampurkan, larutan mengalami perubahan warna menjadi hitam pekat. Namun seiring bertambahnya waktu, warna tersebut semakin memudar sehingga tanda silang yang telah dibuat dan diletakkan dibawahnya menjadi terlihat. Pertama kali terlihatnya tanda silang terjadi pada 05:54 detik.

d) 15 ml FeCl3 + 1 tetes CuSO4 + 15 ml natrium tiosulfat

(6)

KESIMPULAN (Siti Ruhama)

1. Yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya : suhu, katalis, intensitas cahaya, bilangan oksidasi, luas permukaan, inhibitor, dan konsentrasi

2. Karakteristik reaksi asam basa : biasanya terbentuk adanya garamnya (asam kuat dan basa kuat)

Karakkteristik pembentukan kompleks : didasarkan pada timbulnya warna

Karakteristik reaksi redoks : didasarkan pada perubahan biloks dan terdapat pertukaran electron antar zat

3. Pada reaksi asam basa, reaksi redoks, dan reaksi katalisis merupakan kendali termokimia sedangkan pada pembentukan kompleks merupakan kendali kinetika

4. Dalam pengujian katalisis, larutan yang diberi kaltalisis reaksinya berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan yang tanpa menggunakan katalisis.

5. Dalam reaksi redoks, paku yang direndam didlama H2SO4 menjadi terkorosi dengan ditandai adanya gelembung pada paku terhadap larutan H2SO4

Referensi

Dokumen terkait

kepadatan bakteri Aeromonas hydrophilla pada pemeliharaan ikan Nila ( Oreochromis niloticus ). Arang memiliki kemampuan menyerap gas-gas yang terlarut dalam air, logam

Politiikan tutkimuksen oppikirjoissa kuitenkin esitetään, että poliittiset instituutiot ovat niiden käyttäjien muokattavissa, vaikka he joutuvat toiminaan niiden

Pengaruh skripsi yang berjudul “ Pengaruh Pembelajaran Matematika Melalui Model Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIN Glugur Darat II”

Enkripsi adalah suatu proses mengubah sebuah teks murni (plaintext) menjadi sebuah runtutan karakter atau data yang terlihat tidak berarti dan mempunyai urutan bit yang

Maka diperlukannya pengenalan alat-alat laboratorium agar penggunaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar,

Tanggal 2 September 1947, di desa Sidobunder Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen terjadi pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia Markas Tentara

Praktik Pengalaman Lapangan adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

GOMS, goals ini dipakai sebagai pedoman untuk user untuk mengevaluasi apa yang hendak dicapai (tujuannya) dan untuk titik tolak dimana user harus kembali jika terjadi error