• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilmu Komunikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ilmu Komunikasi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Untuk kelangsungan hidup manusia dari hari ke hari tidaklah

terlepas dari komunikasi, baik komunikasi yang lazim digunakan

menurut daerah masing-masing maupun komunikasi yang sudah

mengikuti aturan-aturan secara ilmiyah yang sudah dipelajari di bangku

kuliah. Komunikasi itu sendiri sebenarnya lahir/sudah ada semenjak

lahirnya manusia.

Komunikasi ada dimana-mana, di rumah ketika anggota keluarga

berbincang-bincang, di pasar ketika orang menjual dan membeli

barang-barang, di kantor ketika bertukar pikiran untuk menyelesaikan

pekerjaan, di kampus ketika mahasiswa berdiskusi dan lain-lain. Pada

dasarnya komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan. Bahkan

sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 70 % waktu bangun

manusia dipergunakan untuk berkomunikasi, baik komunikasi secara

verbal maupun secara non verbal.

Secara verbal dalam arti berkomunikasi melalui kata-kata yang

terucap dengan lisan maupun kata-kata yang tertuang dalam tulisan.

Secara non verbal dalam arti berkomunikasi dengan isyarat, kode-kode,

tanda-tanda atau lambang-lambang yang telah disepakati

maknanya/artinya. Karena komunkasi non verbal ini tidak akan

komunikatif, jika tidak ada kesamaan maknanya.

Komunikasi pada dasarnya dapat terjadi dalam berbagai konteks

kehidupan. Peristiwa komunikasi dapat berlangsung tidak saja dalam

kehidupan manusia, akan tetapi juga dalam kehidupan binatang,

tumbuh-tumbuhan dan makhluk-makhluk hidup lainnya, bahkan

(2)

komunikasi juga dapat dilakukan antara manusia dengan Allah. Namun

demikian, obyek pengamatan atau titik sentral dalam ilmu komunikasi

difokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi dalam konteks

hubungan antar manusia atau komunikasi antar manusia. Komunikasi

antar manusia mudah untuk diamati dan dimengerti, tidak demikian

halnya komunikasi dengan yang lainnya.

Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia,

makin luas pergaulan maka makin besar fungsi, peranan dan tanggung

jawab social seseorang. Makin banyak ia terlibat dalam proses

komunikasi, maka akan berpengaruh pula terhadap diri dan tingkah

lakunya, karena komunikasi pada dasarnya adalah proses

penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung

arti/pesan antara komunikator dan komunikannya dengan tujuan

mewujudkan kesamaan makna dan kebersamaan. Dengan komunikasi

orang memberi dan menerima informasi, pendapat, ide, mengajar dan

diajar, serta menghibur dan dihibur dan lain sebagainya. Komunikasi

juga merupakan tuntutan kodrati manusia, karena merupakan syarat

bagi perkembangan dirinya.

Pribadi manusia terbentuk dari pengalaman sejak lahir dalam

berhubungan dengan orang lain. Pribadi manusia dapat diibaratkan

sebagai sebuah jendela dengan tirai yang menutupinya. Pribadi itu

seolah-olah tersembunyi dibalik tirai itu. Akan tetapi kalau tirai itu

disingkap, maka akan terlihat sebuah jendela dengan empat bidang.

(3)

Jendela itu dapat disebut dengan jendela JOHARI untuk

mengenang penemunya, yakni JOSEPH LUFT dan HARRY INGHAM

yang mengemukakan keterbukaan diri pribadi dalam berhubungan

dengan orang lain. Jendela itu setiap bidangnya mempunyai makna

sendiri-sendiri, yakni:

Kau Tak Tahu Kau Tahu

Aku Aku

Tak Tak

Tahu Tahu

Aku Aku

Tahu Tahu

Kau Tak Tahu Kau Tahu

Bidang I : Ruang I merupakan Ruang gelap yang kau tak tahu,

aku tak tahu. Ruang ini merupakan tempat hal-hal yang tidak kita

1

Ruang Gelap

3

Ruang Buta

2

Ruang Rahasia

4

(4)

sadari, seperti kemampuan, pikiran dan perasaan, yang tirainya dapat

disingkapkan apabila kita banyak berkomunikasi dengan orang lain.

Bidang 2: Ruang Rahasia, yang aku tahu, kau tak tahu. Dalam

hidup kita sering menyimpan rahasia pribadi. Tidak semua hal kita

buka kepada orang lain. Misalnya rahasia rumah tangga, rahasia

jabatan, rahasia pribadi dan lain-lain. Biarlah yang seharusnya

disimpan dalam rahasia, tidak boleh dibuka kepada orang lain.

Bidang 3 : Ruang Buta, yang kau tahu, aku tak tahu.

Adakalanya kita tak mengetahui/melihat “siapa aku” tetapi orang lain

dapat melihat atau mengetahui. Ibaratnya kekurangan yang ada pada

diri kita (bau badan). Maka jika kita diberi tahu, janganlah marah,

karena boleh jadi orang itu ingin agar kita menjadi orang yang bersih

dan disenangi oleh orang lain. Atau orang buta yang diberi tahu oleh

orang yang melihat, maka jangan sombong tidak mau mendengar,

khawatir dia akan terjerumus ke parit.

Bidang 4: Ruang Keterbukaan yang aku tahu, kau tahu.

Karena kita telah mengutarakan kepada rekan-rekan tentang siapa

anda, maka yang semula anda yang tahu, kini diapun tahu tentang

keinginan anda, kemampuan anda dan apa yang telah anda capai.

Dengan demikian “diri” seseorang bukanlah sesuatu yang siap

jadi, tetapi diperoleh dan dibentuk melalui dan oleh lingkungannya.

Salah satu ciri dari proses perkembangan diri adalah makin

(5)

miliki, seperti keadaan lingkungan, nilai-nilai budaya dalam masyarakat

dan lain-lain. 1

Dalam berkomunikasi manusia dapat mendatangkan hal-hal

yang positif, seperti halnya: membentuk saling pengertian, memupuk

persahabatan, memelihara kasih sayang, menyebarkan ilmu

pengetahuan, melestarikan peradaban dan lain sebagainya. Namun

dengan komunikasi juga kita dapat menyuburkan permusuhan,

mendatangkan perpecahan, menanamkan kebencian, merintangi

kemajuan, menghambat pemikiran dan sebagainya.

Berkomunikasi sepertinya mudah dilakukan, bahkan tanpa

dipelajari secara seriuspun berkomunikasi itu mudah. Namun dalam

mempraktekkan berkomunikasi secara baik ternyata sulit, seperti

ketika ingin mengemukakan isi hati tentang suatu pengetahuan melalui

diskusi, ternyata sulit sekali, jika tidak dibiasakan.

Ary Ginanjar dalam bukunya ESQ Emotional Spiritual Quatient,

mengatakan, bahwa “Pemahaman saja tidaklah cukup. Diperlukan suatu

pelatihan yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi

sebuah kebiasaan dan kemudian menjadi suatu karakter seperti yang

diharapkan. Apabila sikap baru itu sudah tercipta, maka secara otomatis

kebiasaan lama yang buruk akan hilang dengan sendirinya. Kecakapan

pada hakekatnya dapat dipandang sebagai sekumpulan kebiasaan yang

terkordinasi, apa yang kita pikirkan, rasakan dan kerjakan, agar suatu

tugas terlaksana”.2

1

Menteri Urusan Wanita, Potensi dan Peranan Wanita Dalam Pembangunan, (Jakarta, Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita, 1991) hal, 29.

2

Ary Ginanjar Agustian, ESQ Emotional Spiritual Quotient, (Jakarta, Arga, 2001) hal. 51.

(6)

Coba lihat dari skema di bawah:

Bagan di atas dapat dijelaskan bahwa dalam pembentukan mental

dan tingkah laku itu ada dua kategori. Pertama, hanya sebatas

pemahaman, maka akan mengakibatkan lupa dan kemudian akan

ILMU PEMBENTUKAN

MENTAL & ATTITUDE (EQ)

Sebatas

pemahaman

lupa

Kegagalan

Pemahaman

Pelatihan

Kebiasaan

Karakter

(7)

menemukan kegagalan. Kedua, pemahaman diikuti dengan pelatihan

dan kebiasaan, maka akan membentuk karakter dan selanjutnya

menemukan keberhasilan.

Stephen R. Covey, menyatakan bahwa: Taburlah gagasan, petiklah

perbuatan, taburlah perbuatan, petiklah kebiasaan, taburlah kebiasaan,

petiklah karakter, taburlah karakter, petiklah nasib. Artinya untuk

membangun karakter, tidak cukup dengan hanya membaca buku

bahkan pelatihan penuh selama satu minggu saja, namun dibutuhkan

sebuah mekanisme pelatihan yang terarah dan tiada henti secara

berkesinambungan.

Demikian pula dalam membiasakan berkomunikasi, sepertinya

berkomunikasi itu sesuatu hal yang mudah, ternyata merupakan hal

yang sulit, jika tidak dilatih dan dibiasakan. Seseorang akan mampu

membentuk kepribadian yang baik dan mampu mengutarakan

pemahaman yang ia terima, karena selalu diikuti dengan pelatihan dan

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi penelitian ini dimasa yang akan datang disarankan agar Hotel Grand Duta Syariah Palembang dapat membedakan fungsi penjualan dan fungsi kas agar tidak

Risiko yang berkaitan dengan save guarding assets ini ialah kerusakan, hilang, atau asset tidak digunakan seperti yang seharusnya, maupun risiko yang dapat timbul

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) adalah rerata seluruh nilai matakuliah yang lulus sesuai dengan aturan masing-masing perguruan tinggi dan disyahkan oleh Dekan atau Pembantu

Perbedaan ketebalan yang lebih besar antara hasil penghitungan menggunakan persamaan Sauerbrey dengan hasil karakterisasi SEM terjadi pada ZnPc jika dibandingkan

(a) (b).. Pengujian batas kadaluarsa juga dilakukan pada semua produk yang disimpan di laboratorium. Standar mutu produk jadi setelah melalui proses pasteurisasi

[r]

Pengaturan Bukti kepemilikan tanah sebagaimana yang diatur dalam pasal 16 Undang Undang Pokok Agraria No 5 tahun 1960, yaitu berupa sertifikat Hak milik, hak

Membawa Dokumen Penawaran Asli dan Foto copy sesuai dengan yang telah diunggah. dalam