NASABAH NON-MUSLIM MENJADI NASABAH BANK SYARIAH (WILAYAH JAKARTA TIMUR)
Oleh : RANDY ANDIKA NIM: 108081000114
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
i
Nama panggilan : Randy
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 09 Agustus 1989
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jln.H.Bakri Rt 02/7 No.60 Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan
E-mail address : [email protected]
PENDIDIKAN
Tamat th. 2001 : SDN 08 Pagi Jakarta Tamat th. 2004 : SLTPN 87 Jakarta Tamat th. 2007 : SMKN 18 Jakarta
Tamat th. 201.. : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : Mansyur
Ibu : Helda
Anak ke/dari : 2/3 bersaudara
Alamat : Jln.H.Bakri Rt 02/7 No.60 Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan
PENGALAMAN BERORGANISASI
Anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
KEMAMPUAN KOMPUTER
Ms Word : Baik
Ms Excel : Baik
ii
By The: Randy Andika
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of location, service, religious stimuli, reputation, profit sharing (profit sharing), and the promotion of the interests of non-Muslim customers become bank customers Shari'ah. This study uses primary data obtained by spreading questionnaires to customers who are non-Muslims in East Jakarta. Sampling was performed using samples intentional and accidental. The sample in this study amounted to 68 respondents. The analysis used is multiple linear regression.
The results of this study indicate that the location, service, religious stimuli, reputation, profit sharing (profit sharing), and promotion affect the interests of non-Muslim customers simultaneously (F) or partially (t).
iii
Oleh: Randy Andika
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lokasi, pelayanan, religius stimuli, reputasi, profit sharing (bagi hasil), dan promosi terhadap minat nasabah non-muslim menjadi nasabah bank syari’ah.Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebar kuesioner kepada nasabah non-muslim yang berada di wilayah Jakarta Timur. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode sampel sengaja dan kebetulan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 68 responden. Analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda.
Dapat disimpulkan bahwa lokasi, pelayanan, religius stimuli, reputasi,
profit sharing (bagi hasil), dan promosi mempengaruhi minat nasabah non-muslim secara simultan (F) maupun parsial (t).
iv
segala nikmat, rahmat dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada hambaNya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak dan memberikan wawasan kepada pembaca.
Salawat dan salam selalu dihaturkan pada junjungan Nabi Muhammad S.A.W, sebagai Nabi yang membawa perubahan dan transformasi dalam sejarah ummat manusia.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ayahanda Mansyur, Ibunda Helda dan Kakak dan Adikku Anggraini Mandasari dan Fathia Ramda tercinta terima kasih atas segala dorongannya serta doanya untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan cepat dan untuk bantuan moril maupun finansial selama ini.
2. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid selaku Pembimbing I, terimakasih banyak atas segala ilmunya, waktunya untuk membimbing penulis dengan memberikan bimbingannya dengan penuh kesabaran.
3. Bapak Ade Suherlan, MM. Mba. selaku Pembimbing II, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingannya kepada penulis.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid selaku Dekan Fakultas FEB Ekonomi, Ibu Lies Suzanawaty, SE., M.Si. selaku Wadek I, Ibu Yulianti, SE., M.Si. selaku Wadek II, Bapak Herni Ali HT, SE., MM. Selaku Wadek III FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih banyak penulis ucapkan atas segala pendidikan dan pengajaran yang telah diberikan.
5. Ibu Sri Hidayati, Ir MM, selaku dosen pembibing akademik, terima kasih atas nasihat yang tidak pernah bosan disampaikan.
v
selalu memberikan, pelajaran kehidupan, kesetiaan, dan novel-novel yang fantastis sehingga penulis selalu bersemangat untuk lebih sukses.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai kesalahan dan kekurangan penulisan maupun dari isi materi. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang dimiliki, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun bagi penulis. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Ciputat, 09 September, 2015
Penulis
vi
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………....………i
ABSRACK ………....……….ii
ABSTRAK ………...………….iii
KATA PENGANTAR ………...………iv
DAFTAR ISI ………...…..vi
DAFTAR TABEL ……….ix
DAFTAR GAMBAR ………..…..xi
DAFTAR LAMPIRAN ………..……..xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...…..………1
B. Rumusan Masalah ………..………9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………...……….10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori………...12
1. Bank Syariah ...………...12
a. Pengertian Bank Syariah ...12
b. Tujuan Bank Syariah ...13
vii
5. Religius Stimuli ...22
6. Reputasi ...24
7. Profit and Sharing (Bagi Hasil) ...25
8. Promosi ...29
B. Penelitian Terdahulu ………....31
C. Kerangka Berpikir…...………...…36
D. Hipotesis ………...….37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ...………...39
B. Jenis Penelitian ...………. 39
C. Metode Penentuan Sampel .………... 39
D. Metode Pengumpulan Data ...……….. 40
1. Data Primer ...……… 40
a. Kuisioner ...……….... 40
E. Teknik Analisa Data ...………… 41
1. Statistik Deskriptif …...………... 41
2. Uji Instrumen ………... 41
a. Uji Validitas ... 41
b. Uji Reliabilitas ... 42
3. Analisis regresi linear berganda ... 43
a. Uji asumsi klasik ... 45
1) Uji Normalitas ... 45
2) Uji heteroskedestisitas ... 46
3) Uji multikolonieritas ... 47
viii
1. Variabel Independen (X) ... 50
2. Variabel Dependen (Y) ... 55
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ……… 58
1. Sejarah Kelahiran Bank Syariah ....……….... 58
2. Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia ………... 59
3. Visi dan Misi Bank Syariah ...………. 60
4. Tempat dan Waktu Penelitian ………... 60
B. Analisis dan Pembahasan ………... 63
1. Statistik Deskriptif ………... 63
2. Uji Istrumen (uji kualitas instrumen penelitian) ….... 64
3. Analisis Regresi Linear Berganda ………. 69
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI . A. Kesimpulan ……….. 85
B. Saran ...………... 86
DAFTAR PUSTAKA ………... 89
ix
1.1 Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah 2
2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional 13
2.2 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil 26
2.3 Penelitian Terdahulu 32
3.1 Operasional Variabel 56
4.1 Proses Penyebaran dan Penerimaan Kuisioner 61
4.2 Karakteristik Responden 61
4.3 Rekap Skor Tertinggi dan Terendah 63
4.4 Uji Validitas Variabel Lokasi 64
4.5 Uji Validitas Variabel Pelayanan 65
4.6 Uji Validitas Variabel Religius Stimuli 66
4.7 Uji Validitas Variabel Reputasi 66
4.8 Uji Validitas Variabel Profit Sharing (Bagi Hasil) 67
4.9 Uji Validitas Variabel Promosi 67
4.10 Uji Validitas Variabel Minat Nasabah Non-Muslim 67
4.11 Uji Reliabilitas 68
4.12 One Sample Kolmongorov - Smirnov Test 73
4.13 Uji Spearman’s rho 74
4.14 Uji Multikolinearitas 76
4.15 Uji Autokerelasi 78
4.16 Uji Koefsien Determinasi 78
4.17 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) 78
xi
2.1 Kerangka berpikir 36
4.1 Grafik NormalProbability Plot 71
4.2 Grafik Histogram 72
xii
1 Kuesioner penelitian 94
2 Tabulasi jawaban kuesioner 98
3 Output SPSS uji validitas dan reliabilitas variabel Lokasi 111 4 Output SPSS uji validitas dan reliabilitas variabel Pelayanan 113 5 Output SPSS uji validitas dan reliabilitas variabel Religius Stimuli 114 6 Output SPSS uji validitas dan reliabilitas variabel Reputasi 115 7
8 9
Output SPSS uji validitas dan reliabilitas variabel Profit Sharing Output SPSS uji validitas dan reliabilitas variable Promosi Output SPSS uji validitas dan reliabilitas variable Minat
116 117 118 10 Output SPSS uji asumsi klasik dan uji regresi linear berganda 119
11 Uji normalitas 119
10 Uji Heteroskedestisitas 121
11 Uji Multikolinearitas 121
12 Uji autokorelasi 122
13 Koefisien Determinasi 122
14 Uji F ( simultan ) 122
1
Perkembangan dunia usaha dalam berbagai jenis industri,
seakan-akan tak pernah pupus oleh pergeseran zaman. Demikian juga dengan
perkembangan industri perbankan yang tidak jauh berbeda tingkat
perkembangannya dengan industri-industri lainnya. Untuk menyesuaikan
zaman dan adanya kebutuhan serta masukan dari masyarakat luas,
perbankan yang ada saat ini banyak mengalami perkembangan.
Perkembangan ini ditunjukkan dalam bentuk inovasi produk, prinsip,
sistem operasionalnya serta pergeseran paradigma sampai pada
pengkonversian diri.
Dari pergeseran dan perkembangan yang ada tersebut, dalam kurun
waktu terakhir, muncul lembaga-lembaga keuangan berbasis syari’ah yang
mana sebagai salah satu tonggak penting dalam pengembangan ekonomi
syari’ah di Indonesia, dimana perkembangannya mengalami peningkatan
yang cukup menggembirakan. Perkembangan sistem keuangan syariah
semakin kuat dengan ditetapkannya dasar-dasar hukum operasional
melalui UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan Syari’ah yang telah
dirubah dalam UU No. 10 tahun 1998, UU No. 23 tahun 1999, UU No. 9
tahun 2004 tentang Bank Indonesia, dan UU No. 21 tahun 2008 tentang
Perbankan syariah. Tentu dukungan regulasi dari pemerintah ini
Luthfi Hamidi (1:2003), Kepala Biro Perbankan Syari’ah Bank Indonesia,
mengatakan bahwa fenomena meningkatnya kebutuhan masyarakat
terhadap keberadaan sistem perbankan yang sesuai dengan prinsip
syari’ah, mendapatkan respon positif dari pemerintah yang diantara lain
melalui dikeluarkannya UU No.21 tahun 2008 tentang perbankan syari’ah,
yang menetapkan bahwa perbankan di Indonesia menganut dual banking system, yaitu perbankan konvensional dan perbankan syari’ah.
Bank syari’ah baik yang murni syari’ah maupun unit syari’ah dari
bank konvensional dan lembaga non bank dengan sistem syari’ah
perkembangan tersebut tetap didominasi oleh unit usaha syari’ah. Secara
rinci perkembangan jumlah bank syari’ah sampai 2014, sebagai berikut:
Tabel 1.1
Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah
No Kelompok Bank KPO/KC KCP/UPS KK
HOO/ BO SBO/ SSU CO
Bank Umum Syariah 415 1,526 209
1 PT. Bank Muamalat Indonesia 2 PT. Bank Victoria Syariah 3 Bank BRIsyariah
4 B.P.D. Jawa Barat Banten Syariah 5 Bank BNI Syariah
6 Bank Syariah Mandiri
7 Bank Syariah Mega Indonesia 8 Bank Panin Syariah
9 PT. Bank Syariah Bukopin 10 PT. BCA Syariah
11 PT. Maybank Syariah Indonesia
Sumber: Data Statistik Perbankan Syari’ah) 2014, www.bi.go.id.
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa perkembangan perbankan
syariah tidak hanya terlihat dari sisi penambahan kuantitas saja, namun juga dari
sisi sistem dan layanan. Sebelumnya pada bank umum syariah maupun unit
syariah hanya boleh melayani calon nasabah di kantor cabang syariah atau kantor
cabang pembantu. Namun sejak office-channeling yang didasari Peraturan BI Nomor 8/3/PBI/2006 dan berlaku efektif Mei 2007 pelayanan jasa financing, seperti pembukuan rekening, setor, transfer, kliring, dan tarik tunai bisa dilakukan
di cabang bank umum yang mempunyai unit syari'ah. Dengan penerapan office-channeling ini, akselerasi pertumbuhan bisa segera terealisasi.
12 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 13 PT Bank Permata Tbk
14 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 15 PT Bank Cimb Niaga, Tbk
16 PT Bank OCBC Nisp, Tbk 17 PT BPD DkI
18 BPD Yogyakarta
19 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
20 PT BPD Jawa Timur 21 PT BPD Jambi 22 PT Bank Bpd Aceh 23 PT Bpd Sumatera Utara 24 BPD Sumatera Barat
25 PT Bank Pembangunan Daerah Riau 26 PT BPD Sumatera Selatan Dan Bangka Belitung
27 PT BPD Kalimantan Selatan 28 PT BPD Kalimantan Barat 29 BPD Kalimantan Timur 30 PT BPD Sulawesi Selatan Dan Sulawesi Barat
31 PT BPD Nusa Tenggara Barat 32 PT Bank Sinarmas
33 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
mata atas adanya dukungan regulasi pemerintah, namun juga didukung oleh
kualitas dan pelayanan yang diberikan oleh lembaga tersebut. Hal ini ditunjukkan
dengan hasil penelitian Maryani (75:2005) yang menyatakan Produk, Lokasi,
Reputasi dan Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perkembangan keuangan syariah. Lembaga keuangan syariah di dalam hal ini
adalah perbankan syariah secara umum, dianggap oleh sebagian orang sebagai
alternatif, bagi masyarakat yang sudah jenuh dengan sistem ekonomi kapitalis,
sebuah sistem ekonomi yang sudah lama mendunia, yang selalu mengutamakan
kekayaan pribadi, yang berdampak pada ketidakmerataan distribusi kekayaan,
sehingga banyak terjadi kesengsaraan.
Namun sisi lain, tidak sedikit masyarakat yang masih menganggap, bahwa
sistem ekonomi syariah hanya hadir untuk masyarakat muslim. Tidak bisa
dipungkiri, bahwa paradigma fanatisme agama masih kental terlihat dalam
masyarakat kita, sehingga persepsi pasar syariah sendiri hanya dipahami sebagai
pasar untuk kaum muslim saja, pasar yang (tertutup) untuk kalangan non-muslim.
Padahal, sistem bagi hasil merupakan salah satu elemen penting dari pasar
syari’ah, sudah sejak lama diterapkan negara-negara Eropa, terutama Inggris
(Kertajaya dan Sula, 25:2006). Jadi, persepsi bahwa pasar konvensional selalu
lebih menguntungkan dan pasar syari’ah adalah (pasarnya) kaum muslim, itu
semua tidak tepat. Kemudian bagaimana dengan citra (Islam) dan apa yang dapat
ditawarkan untuk menarik para nasabah, sedangkan citra Islam belum menjadi
konvensional yang ada saat ini tidak bisa menjadi solusi terbaik dari masalah yang
dihadapi masyarakat, sehingga masyarakat melirik kembali ajaran Islam yang
bebas riba. Perbankan syari’ah merupakan suatu badan usaha yang fungsinya
sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan penyalur dana kepada masyarakat,
yang sistem dan mekanisme kegiatan usahanya berdasarkan hukum Islam
sebagaimana yang diatur dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist (Usman, 93 : 2002).
Masyarakat muslim yang menggunakan jasa perbankan syari’ah
menganggap bahwa bunga adalah riba. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 278-279, yang berbunyi (Depag 69-70:2002)
ﺎَﯾ
tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut), jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika tidak melakukannya (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Allah Swt dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak pula di aniaya.”(Q.S. Al-baqoroh:278-279”)Pelarangan riba ternyata tidak hanya terdapat dalam Islam, melainkan jauh
sebelum Islam sudah ada. Di India Kuno hukum yang berdasarkan Weda, kitab
suci tertua agama Hindu mengutuk riba sebagai sebuah dosa besar dan melarang
operasi bunga. Dalam agama Kristen pelarangan atau restriksi keras atas riba
berlaku selama lebih dari 1400 tahun. Secara umum semua kontrol menunjukkan
berjudul ” Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek” menyatakan bahwa orang-orang
Yahudi dilarang mempraktikan pengambilan bunga. Pelarangan ini banyak
terdapat dalam kitab suci mereka, baik dalam Old Testament (Perjanjian Lama) maupun Undang-undang Talmud. Kitab Deuteronomy (Ulangan) Pasal 23 ayat 19
menyatakan:“ Janganlah engkau membungakan uang kepada saudaramu, baik
uang maupun bahan makanan, atau apapun yang dapat dibungakan”.
Karakteristik budaya non-muslim yang kurang dapat bekerjasama, dan
jiwa kapitalisme yang lazim melekat pada kalangan non-muslim, sewajarnya
menjadikan Bank Konvensional yang memiliki sistem kapitalis sebagai sarana
investasi yang menjanjikan. Namun kenyataannya, sebagian besar nasabah
non-Muslim juga tertarik untuk menyimpan dananya di perbankan Syari’ah. Penyataan
tersebut diperkuat oleh Republika.co.id,Jakarta yang mengatakan produk
perbankan syariah ternyata diminati komunitas non-muslim, hal itu dilandaskan
karena jenis produk yang berbasiskan bagi hasil dan jual beli dengan angsuran
tetap dianggap lebih fair dan transparan. Direktur BNI Syariah, Imam T Saptono mengatakan umumnya non muslim menggemari bank syariah karena didasarkan
pada benefit yang diperoleh, misalnya margin bagi hasil dan tingkat margin
pembiayaan yang kompetitif. Dengan demikian, penulis ingin mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat nasabah non-muslim menjadi nasabah
di Bank Syari’ah
Penelitian yang pernah dilakukan Bank Indonesia dan Universitas
(2) Other Stimuli (Economy) dan (3) Bank Customer's Characteristics (Cultural, Social, Personal, Psychological). Bagi responden yang sudah menjadi nasabah Bank Syari'ah, sebagian besar mereka sudah memahami Bank Syari'ah, baik
secara penuh (58,3%) maupun secara sebagian (25%). Faktor-faktor yang
mempengaruhi masyarakat individu untuk memilih Bank Syari'ah antara lain; (1)
Informasi dan Penilaian, (2) Humanisme dan Dinamis, (3) Ukuran dan
Fleksibilitas Pelayanan, (4) Kebutuhan, (5) Lokasi, (6) Keyakinan dan Sikap, (7)
Materialisme, (8) Keluarga, (9) Peran dan Status, (10) Kepraktisan dalam
Menyimpan Kekayaan, (11) Perilaku pasca pembelian, (12) Promosi Langsung,
dan (13) Agama (BI dan UNBRAW 11-12:2000).
Oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
dari nasabah untuk menggunakan jasa perbankan syari’ah, sangat penting untuk
diperhatikan oleh pihak manajemen perbankan demi kelangsungan dan tetap
eksisnya lembaga tersebut. Diminati atau tidaknya suatu lembaga keuangan,
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sifatnya psikologis, yang menyangkut
aspek-aspek perilaku, sikap dan selera. Dan bukan hanya faktor psikologis saja,
ada banyak faktor yang mempengaruhi masyarakat untuk menggunakan jasa
lembaga keuangan syari’ah. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat
dalam menggunakan jasa layanan perbankan adalah konsumsi, pendapatan,
produk, atau jenis tabungan, lokasi, pelayanan, kesadaran masyarakat dan promosi
untuk melakukan suatu tindakan ekonomi (Rachmawaty, 48:2008).
Faktor lain yang mempengaruhi seseorang berminat menjadi nasabah pada
sebuah bank adalah reputasi. Suatu bank yang mempunyai reputasi yang baik
akan dipercaya oleh nasabahnya. Sebuah bank dipandang mempunyai reputasi
apabila bank itu diakui dan dipercaya sebagai perusahaan jasa dengan nama
baiknya di mata masyarakat (Maryani, 23:2005). Mekanisme lembaga keuangan
syari’ah dengan menggunakan system Profit sharing (bagi hasil), nampaknya menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat bisnis. Salah satu karakteristik bank
syari’ah adalah profit sharing (bagi hasil). Jika dalam mekanisme ekonomi konvensional menggunakan instrument bunga, maka dalam mekanisme ekonomi
islam dengan menggunakan instrumen profit sharing (bagi hasil). Bagi hasil menurut terminologi asing dikenal dengan profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan sebagai distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu
perusahaan (Muhammad, 101:2002). Serta promosi yang merupakan faktor
penentu bagi minat nasabah, apakah produk yang dipasarkan dapat diterima oleh
masyarakat luas atau tidak.
Kondisi di atas menarik apabila dikaitkan dengan minat nasabah
Non-Muslim yang memilih menjadi nasabah di bank syari’ah. Sebagaimana telah kita
ketahui dari label yang ada yakni Syari’ah, disini berarti bahwa sistem yang
dijalankan adalah dengan berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah. Perbankan syariah
Inggris dan beberapa negara Eropa, China, India, dan Singapura.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti memandang layak untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing (Bagi Hasil) dan Promosi Terhadap Minat Nasabah Non-Muslim Menjadi Nasabah Di Bank Syari’ah (Wilayah Jakarta Timur)”.
B. Rumusan Masalah
Dari keseluruhan uraian dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan
sebagai berikut :
1. Apakah Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing dan Promosi berpengaruh terhadap minat nasabah non muslim menjadi
nasabah di Bank Syari’ah secara simultan?
2. Apakah Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing dan Promosi berpengaruh terhadap minat nasabah non muslim menjadi
nasabah di Bank Syari’ah secara parsial?
3. Dari faktor Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing
dan Promosi faktor manakah yang paling dominan mempengaruhi minat
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui secara simultan pengaruh Lokasi, Pelayanan,
Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing, dan Promosi terhadap minat nasabah non muslim menjadi nasabah di Bank Syari’ah.
b. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh Lokasi, Pelayanan,
Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing, dan Promosi terhadap minat nasabah non muslim menjadi nasabah di Bank Syari’ah.
c. Untuk menganalisis faktor manakah diantara Lokasi, Pelayanan,
Stimuli, Reputasi, Profit Sharing, dan Promosi yang dominan paling berpengaruh terhadap minat nasabah non muslim menjadi nasabah di
Bank Syari’ah.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
1) Sebagai bahan bacaan untuk menambah bahan pengetahuan,
referensi dan menyajikan informasi mengenai analisis factor-factor
yang mempengaruhi nasabah non muslim memilih bank syariah.
2) Bagi peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai referensi bagi penelitian lanjutan atau penelitian yang
berkelanjutan.
3) Mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan dalam ekonomi,
nasabah di bank syari’ah.
b. Secara praktis
1) Dapat dijadikan dasar bagi manajemen bank untuk rencana
mengelola pelayanan jasa dalam rangka menarik minat nasabah.
2) Bagi investor, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
12 1. Bank Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Menurut Muhammad, Bank Syariah adalah bank yang
aktivitasnya meninggalkan masalah riba. Bank Islam atau bank
syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan
pada bunga (Muhamad, 7:2002). Bank Islam atau biasa disebut bank
tanpa bunga adalah lembaga keuangan atau perbankan yang kegiatan
usahanya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam. Berdasarkan
pengertian tersebut, bank Islam berarti bank yang tata cara
bermu’amalat secara Islam yakni mengacu kepada ketentuan
Al-qur’an dan Hadits. Atau dengan kata lain, Bank Islam adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan
dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip
syari’at Islam (Muhamad, 13:2002).
Bank adalah sebuah lembaga perantara antara pihak yang
surplus dana dengan pihak yang minus dana. Bank syari’ah memiliki
Perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional disajikan
dalam tabel 2.1 berikut ini (Sholahuddin, 16:2006):
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Syari’ah dan Konvensional
Bank syariah Bank konvensional
1. Melakukan investasi yang halal 2. Berdasarkan prinsip bagi hasil,
jualbeli atau sewa 3. Profit dan falah oriented
4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan
5. Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah
1. Investasi yang halal dan haram 2. Memakai perangkat bunga
3. Profit oriented
4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hihubungan debitur-kreditur
5. Tidak terdapat dewan sejenis
Sumber: Muhammadiyah University Press, 2006
b. Tujuan Bank Syari’ah
Bank syariah memiliki tujuan yang lebih luas dibandingkan
dengan bank konvensional, hal ini terkait dengan keberadaannya
sebagai institusi komersial dan kewajiban moral yang disandangnya.
Selain bertujuan meraih keuntungan sebagaimana layaknya bank
konvensional pada umumnya, (Wibowo dan Widodo, 37:2005)
Tujuan bank syari’ah diantaranya sebagai berikut :
1) Menyediakan lembaga keuangan perbankan sebagai sarana
meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
2) Meningkatkan partisipasi masyarakat banyak dalam proses
pembangunan.
3) Membentuk masyarakat agar berfikir secara ekonomis dan
4) Berusaha bahwa metode bagi hasil pada bank Syari’ah dapat
beroperasi, tumbuh, dan berkembang melebihi bank–bank
dengan metode lain.
c. Fungsi dan Peran Bank Syari’ah
Tim pengembangan perbankan syariah Institute Banking Indonesia (23-24:2002) menyebutkan fungsi dan peran bank syari’ah antara lain:
1) Manajer Investasi, bank Islam dapat mengelola investasi dana
nasabah.
2) Investor, bank Islam dapat menginvestasikan dana yang
dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
3) Penyediaan Jasa Keuangan dan Lalu Lintas Pembayaran, bank
Islam dapat melakukan kegiatan jasa-jasa layanan perbankan
sebagaimana lazimnya institusi perbankan sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsip Syari’ah.
4) Pelaksanaan Kegiatan Sosial, sebagai suatu ciri yang melekat pada
entitas keuangan Islam.
d. Teori Bunga dan Riba
Teori bunga muncul sejak manusia mulai melakukan pemikiran
ekonomi. Secara leksikal, bunga sebagai terjemahan dari kata Interest.
Bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang yang biasanya
dinyatakan dengan persentase dari uang yang dipinjamkan (Muhamad 40:2002). Secara umum, perkembangan teori bunga dapat
Bunga Moneter. Mengutip dalam buku Muhammad Syafi’i Antonio yang berjudul ”Bank Syariah”, Adam Smith dan Ricardo memandang bunga sebagai kompensasi yang dibayarkan oleh
penghutang kepada pemilik uang sebagai jasa atas keuntungan yang
diperoleh dari uang pinjaman (Antonio 12:2001). Asal makna ”Riba”
menurut bahasa arab adalah (bertambah). Adapun yang dimaksud
disini menurut istilah syara’ adalah akad yang terjadi dengan penukaran yang tertentu, tidak diketahui sama atau tidaknya menurut
aturan syara’ atau terlambat menerimanya (Rasjid, 290-292 :1994). Adapun pengertian tambah dalam konteks riba adalah tambahan uang atas modal yang diperoleh dengan cara yang tidak dibenarkan
syara'. Riba sering diterjemahkan orang dalam bahasa inggris sebagai
"usury" yang artinya The act of lending money at an exorbitant or illegal rate of interest (Rasjid, 40:1994).
Mas’adi (166:2002) membagi riba menjadi dua macam, yaitu:
1) Riba al-Nasi’ah adalah penambahan harga atas barang kontan penundaan waktu pembayaran atau penambahan
‘ain (barang kontan) atas dain (harga hutang) terhadap barang berbeda jenis yang ditimbang atau ditukar atau
ditukar dengan barang sejenis yang tidak ditakar atau
2) Riba al-Fadhl adalah penambahan pada salah satu dari benda yang dipertukarkan dalam jual beli benda ribawi
yang sejenis, bukan karena faktor penundaan pembayaran.
Dalam literatur ulama fikih klasik tidak dijumpai pembahasan
yang mengaitkan antara riba dengan bunga bank. Mengutip pada buku Drs. Ghufron A. Mas’adi, M. Ag., “Fiqh Muamalah Kontekstual”, Wahbah al-Zuhaily membahas bunga bank dengan menggunakan sudut pandangan teori fikih klasik dimana
menurutnya bunga bank termasuk Riba Nasi’ah .
2. Minat
Minat merupakan kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu.
Shaleh dan Wahab (263:2004) mendefinisikan minat itu sebagai suatu
kecenderungan untuk memberikan perhatian kepada orang lain dan
bertindak terhadap orang lain, aktivitas atau situasi yang menjadi objek
dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Sedangkan Menurut
Andi Mappiare (62:1994) definisi minat adalah suatu perangkat mental
yang terdiri dari satu campuran dari perasaan, harapan, pendirian,
prasangka, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang
mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
Salah dan Wahab (265:2004) menyebutkan faktor–faktor yang
mempengaruhi timbulnya minat, secara garis besar dikelompokkan
a. Dari dalam diri individu yang bersangkutan (misal: bobot, umur, jenis
kelamin, pengalaman, perasaan mampu, kepribadian).
b. Berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
Crow (250:2006) berpendapat terdapat tiga faktor yang menjadi
timbulnya minat, yaitu:
a. Dorongan dari dalam individu, misal dorongan untuk makan akan
membangkitkan minat untuk bekerja atau mencari penghasilan,
minat terhadap produksi makanan dan lain-lain.
b. Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk
melakukan suatu aktivitas tertentu.
c. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan
emosi.
Dalam pandangan islam disebutkan dalam Al-Qur’an tentang minat
yang terdapat dalam surat Q.S. Al- Alaq:1-3 dimana diperintahkan agar kita membaca. Membaca yang dimaksud bukan hanya membaca buku atau
dalam artian tekstual, akan tetapi juga semua aspek. Apakah itu tuntutan
untuk membaca cakrawala jagad yang merupakan tanda kebesaran-Nya,
serta membaca potensi diri, sehingga dengan-Nya kita dapat memahami
hal apa yang sebenarnya yang menarik minat kita dalam kehidupan ini.
Alqur’an menyebutkan, yang berbunyi:
أَﺮْﻗا
Dengan demikian, bakat dan minat merupakan karunia terbesar
yang dianugerahkan oleh Allah Swt kepada kita. Namun, bukan berarti
kita hanya berpangku tangan karena minat dan bakat tersebut tidak
berkembang dengan sendirinya.
Salim dan Peter (273:1993) berpendapat ada 2 faktor yang mempengaruhi
motif konsumen yaitu:
a. Motif rasional
Motif rasional adalah motif yang didasarkan pada
kenyataan-kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk kepada
konsumen.
b. Motif emosional
Motif emosional adalah motif pembelian yang didasari dengan
perasaan/emosi konsumen.
3. Lokasi
Fenomena global mengharuskan perbankan untuk melakukan
proactive strategic. Salah satu cara untuk mengaktualisasikan proactive strategic yaitu dengan strategi penentuan lokasi usaha yang tepat, sebab keberhasilan dalam penentuan suatu usaha yang tepat akan meningkatkan
operasionalisasi bisnis sehingga akan menekan biaya operasional.
Lokasi usaha adalah tempat dan perusahaan melakukan kerja.
Desain teori usaha secara sederhana berbunyi “tempatkanlah pada titik
geografis yang paling banyak memberikan kesempatan perusahaan di
bahwa lokasi usaha adalah tempat perusahaan melakukan aktivitasnya
(Sinungan,76:1990).
Menurut Kasmir (163:2005) lokasi bank adalah tempat dimana
diperjual belikannya produk perbankan dan pusat pengendalian
perbankan. Penentuan lokasi suatu cabang bank merupakan salah satu
kebijakan yang sangat penting. Bank yang terletak dalam lokasi yang
strategis sangat memudahkan nasabah dalam berurusan dengan bank.
Kasmir (221: 2002) menyebutkan pertimbangan dalam menetapkan
lokasi sebagai berikut:
a) Akses yaitu lokasi yang mudah dijangkau secara umum.
b) Visibilitas yaitu lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari sisi jalan. c) Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan,
yaitu banyaknya orang yang lalu lalang dapat memberikan peluang
besar terjadinya peningkatan penjualan dan kepadatan atau kemacetan
lalu lintas dapat juga menjadi hambatan.
d) Tempat parkir yang luas dan aman.
e) Ekspansi, tersedia tempat yang cukup untuk perluasan usaha dikemudian hari.
f) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang
ditawarkan.
g) Persaingan, yaitu daerah sekitar yang menghambat jasa yang
ditawarkan.
Kasmir (165:2005) menyebutkan secara umum pertimbangan dalam
menentukan letak suatu lokasi adalah sebagai berikut :
a. Jenis usaha yang dijalankan
b. Apakah dekat dengan pasar / konsumen
c. Apakah tersedia tenaga kerja
d. Tersedia sarana dan prasarana
e. Dekat dengan pusat pemerintahan
f. Berada di kawasan industri
g. Kemudahan untuk melakukan ekspansi
h. Kondisi adat istiadat, budaya atau masyarakat setempat
i. Hukumyang berlaku di wilayah setempat
j. Tersedianya sumber daya yang lain.
4. Pelayanan
Telah kita ketahui bahwa dalam memberikan pelayanan seorang
pegawai bank harus memiliki etika, sehingga kedua belah pihak baik tamu
maupun pegawai bank dapat saling menghargai. Definisi pelayanan
sendiri yaitu suatu kegiatan yang membantu menyediakan segala apa yang
dibutuhkan orang lain atau konsumen dengan penampilan produk yang
sebaik-baiknya sehingga diperoleh kepuasan pelanggan dan usaha
pembelian yang berulang-ulang (Sedyana, 2:2002).
Salah satu model kualitas jasa yang paling populer dan hingga kini
Hamdan 181:2006). SERVQUAL dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama, yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang nyata
mereka terima (Perceived Service) dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan (Expected Service). Dalam salah studi mengenai studi
SERVQUAL oleh Para Suraman yang melibatkan 800 pelanggan (yang terbagi dalam empat perusahaan) berusia 25 tahun keatas, disimpulkan
bahwa terdapat lima dimensi SERVQUAL sebagai berikut:
a. Berwujud (Tangible): meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan lain-lain), perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi),
serta penampilan pegawainya.
b. Keandalan (Reliability): pemberian pelayanan yang sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
c. Ketanggapan (Responsiveness): membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan
penyampaian informasi yang jelas.
d. Jaminan dan Kepastian (Assurance): pengetahuan, kesopan santunan, dan kemampuan para pegawai.
e. Empati (Empathy): perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan.
Dalam perbankan syari’ah juga melayani nasabah yang bukan
beragama Islam. Ajaran Islam mengatakan bahwa diturunkannya agama
Islam adalah untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Oleh karena itu
non-muslim selama hal itu tidak merugikan kedua belah pihak (Antonio,
51:1992). Sikap melayani merupakan sikap utama dari seorang pemasar,
sikap melayani yang baik dan sesuai dengan etika islami adalah dengan
bersikap sopan santun dan rendah hati. Orang yang beriman diperintahkan
untuk bermurah hati, sopan dan bersahabat saat berelasi dengan mitra
bisnisnya. Sikap melayani juga merupakan salah satu ajaran yang cukup
mewarnai pola kerja umat kristiani (Kartajaya danSula,75:2006).
5. Religius Stimuli
Religius stimuli merupakan faktor pengetahuan dan pengalaman keberagamaan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu
tindakan ekonomi (kadir 55 : 2003). Variabel ini memiliki dua dimensi,
yaitu dimensi pemahaman produk dan ketaatan terhadap agama.
a. Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi
yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan (Rahmawaty,
159:2008). Produk bank yang bersifat jasa memiliki karakteristik
tersendiri. Oleh karena itu, penentuan produk bank harus
benar-benar dikelola secara benar-benar agar masyarakat benar-benar-benar-benar memahami
produk-produk yang ditawarkan oleh bank syari’ah.
b. Ketaatan terhadap agama merupakan tingkat kesadaran dan
ketaatan seseorang melakukan apa yang diyakini dalam melaksanakan
apa yang diajarkan dalam agama yang telah mereka anut. Karena
praktis sebagai pangkal proses perilaku ekonomi religius (Kadir,
57:2003).
Pelarangan penerapan metode riba bukan hanya ada dalam agama
islam, namun juga tercantum dalam kitab suci agama lain. Mengutip dari
buku “Mengapa Memilih Bank Syariah?” St. John Chrysostom berpendapat bahwa larangan yang terdapat perjanjian lama untuk orang
yahudi juga berlaku bagi penganut Kitab Perjanjian Baru, dimana terdapat
dalam“Old Testament”: Exodus, Chapter 22 Verse 25 :
“Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang umatku, orang yang miskin di antaramu, janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap dia, janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya” (Alkitab (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 1985) Dikutip dari Edy Wibowo dan Untung Hendy Widodo, 62 : 2005).
Larangan pemberlakuan bunga untuk umat kristen secara umum
dikeluarkan pada councilof Vienne yang menyatakan bahwa barang siapa menganggap bahwa bunga itu adalah sesuatu yang tidak berdosa, maka ia
telah keluar dari agama kristen. Secara teologis cukup jelas bahwa metode
pengambilan bunga menafikan andil Tuhan dan meletakkan ekonomi
semata-mata dalam kekuasaan manusia.
Berkaitan dengan pelarangan riba yang universal ini, persepsi bahwa jasa-jasa perbankan islam erat kaitannya dengan ritual keagamaan dalam
islam adalah salah. Bank syariah boleh memberikan fasilitas pembiayaan
kepada nasabah non-muslim, dan sebaliknya nasabah non-muslim boleh
menyimpan dananya di bank syariah. Bahkan dibeberapa bank besar di
6. Reputasi
Reputasi bank diartikan sebagai suatu bangunan sosial yang
mengayomi suatu hubungan, kepercayaan yang akhirnya akan
menciptakan brand image bagi suatu perusahaan. Reputasi yang baik dan terpercaya merupakan sumber keunggulan bersaing suatu bank. Adanya
reputasi yang baik dalam sebuah perusahaan bank akan menimbulkan
kepercayaan bagi nasabahnya. Suatu kepercayaan adalah pikiran
deskriptif oleh seseorang mengenai suatu hal (Kotler, 243:1997). Reputasi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia reputasi adalah nama baik.
Pandangan paling dominan pada literatur menunjukkan bahwa sikap
terhadap merek yaitu reputasi atau penyedia jasa lebih merupakan
evaluasi keseluruhan jangka panjang dibandingkan elemen kepuasan.
Dalam penelitiannya Joko Cahyono (dalam Gatot Febianto,
24:2006) menyatakan reputasi adalah persepsi kualitas yang berkaitan
dengan nama dan akan mempengaruhi konsumen serta menyediakan
jaminan apabila terdapat kendala-kendala kecil di perusahaan.
Sedangkan menurut mukherjee dan nath (21 : 2003) reputasi
merupakan keseluruhan kualitas dan karakter yang dapar dilihat atau
Bagian-bagian yang terdapat dalam reputasi adalah sebagai berikut
(mukherjee dan nath 22 : 2003):
a) Kompetensi inti
Kemampuan perusahaan yang memiliki nilai strategis dan menjadi
pusat keahlian untuk mewujudkan misi perusahaan atau yang
berkontribusi memberikan keuntungan bagi perusahaan.
b) Kredibilitas
Kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan.
c) Nama baik
bukan sekedar sebuah nama, tapi nama baik adalah sesuatu yang perlu
dipertahankan dan dijaga. Sekali ternoda atau tercemar akan sulit
memulihkannya.
7. Profit Sharing (Bagi Hasil)
Bagi hasil menurut terminology asing (Inggris) dikenal dengan
profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan sebagai pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan: distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan.
Secara syari’ah prinsip bagi hasil (profit sharing) berdasarkan pada kaidah
Secara mendasar persoalan perbedaan bunga dengan bagi hasil
dapat dikaji dari berbagai sisi, sebagaimana tertera dalam tabel
berikut:
Tabel 2.2.
Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Hal Sistem bunga SistemBagi Hasil
Penentuan besarnya 50:50, 40:60, 35:65, dst.
Dihitung dari mana?
Dari dana yang dipinjamkan,
Ditanggung kedua pihak, Nasabah dan Lembaga diperoleh, belum tentu besarnya
Berapa besarnya?
Pasti : (%) kali jumlah pinjaman yang telah pasti diketahui
Proporsi (%) kali jumlah untung yang belum diketahui = belum diketahui
Status hokum Berlawanan dengan
Q.S Melaksanakan Q.S Luqman: 34
Sumber: Antonio 2006
Antoino (90-100 : 2006) mengungkapkan secara umum prinsip bagi
hasil dalam perbankan syari’ah dapat dilakukan dalam empat akad:
a. Al-Musyarakah
Adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi
b. Al-Mudharabah
Adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pihak
pertama (Shahibul Maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi anggota.
c. .Al-Muzara’ah
Adalah kerjasama pengolahan pertanian antara pemilik lahan
dan penggarap, dimana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan
bagian tertentu (prosentase) dari hasil panen.
d. Al- Musaqah
Adalah bentuk yang lebih sederhana dari muzara’ah dimana penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan
pemeliharaan. Sebagai imbalan, penggarap berhak atas nisbah tertentu
dari bagi hasil.
Menurut pengamat perbankan dan investasi Elvyn G. Masassya,
menabung dan mendepositokan uang di bank syari’ah tidak hanya bagi
masyarakat muslim saja, tetapi juga non-muslim. Hal ini dikarenakan
metode profit sharing (bagi hasil) yang diterapkan membuka peluang mendapatkan hasil investasi yang lebih besar jika dibandingkan di bank
konvensional (Wibowo dan Widodo, 88:2005).
Menurut Muhammad (15 : 2001) ada beberapa faktor yang
a. Faktor langsung:
1). Investment Rate : merupakan persentase aktual dana yang diinvestasikan dari total dana.
2). Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan:
merupakan jumlah dana yang dari berbagai sumber
dana yang tersedia untuk diinvestasikan.
3). Nisbah (Profit Sharing Ratio) : Salah satu ciri
Mudharabbah adalah nisbah yang harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian. Nisbah antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya dapat berbeda.
Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu. Selain
itu nisbah juga dapat berbeda dari satu orang dengan
orang lain sesuai dengan besarnya dana dan jatuh
temponya
b. Faktor tidak langsung
1). Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya
Mudaharabah : perusahaan dan nasabah melakukan
share dalam pendapatan dan biaya. Jika semua biaya
ditanggung perusahaan, maka hal ini disebut revenue sharing
2). Kebijakan Akunting ( prinsip dan metode akuntansi) :
berjalanya aktivitas yang diterapkan terutama
sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan biaya.
8. Promosi
Produk yang sudah direncanakan dengan baik sayang apabila tidak
dikenal oleh masyarakat luas. Upaya untuk memperkenalkan produk itu
kepada konsumen merupakan awal dari kegiatan promosi. Promosi
merupakan cara untuk memberitahukan kepada masyarakat.
Secara definisi promosi adalah merupakan kegiatan yang ditujukan
untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan
produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian
mereka menjadi senang sehingga membeli produk tersebut (sudarmo,
237:1997). Promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik
dan mempertahankan nasabah (Kasmir, 175:2005).
Promosi merupakan bagian dari pemasaran. Seorang marketer harus pandai dalam melakukan promosi. Dalam menjalankan tugas hal ini
kaitannya dengan promosi, marketer muslim harus memiliki jiwa Syari’ah Marketer. Dalam Islam ada empat karakteristik marketing syari’ah (Syari’ah Marketing) yang dapat dijadikan panduan bagi para marketer, diantaranya sebagai berikut:
a. Teitis (Rabbaniyah) : jiwa seorang syari’ah marketer meyakini bahwa hukum-hukum syari’at yang teitis atau bersifat ke Tuhanan ini adalah hukum yang paling adil, sempurna, dan selaras dengan segala bentuk
hukum-hukum syari’ah dalam segala aktivitasnya begitu juga dengan
Marketing mix-nya, dalam mendesain produk, menetapkan harga, dalam melakukan promosi, senantiasa dijiwai oleh nilai- nilai religious
(Kartajaya dan Sula, 28:2006).
b. Etis (Akhlaqiyyah) : sifat etis sebenarnya merupakan turunan dari sifat
teitis (Rabbaniyah), selain karena teitis (Rabbaniyyah), syari’ah marketer harus mengedepankan akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya.
c. Realistis (al-waqi’iyyah): Syari’ah Marketing bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, anti-modernitas, dan kaku. Syari’ah Marketing, adalah konsep pemasaran yang fleksibel, sebagaimana keluasan dan
keluwesan Syari’ah Islamiyah yang melandasinya.
d. Humanistis (insaniyyah): bahwa syari’ah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan
terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan
panduan syari’ah.
Dalam promosi hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan bauran
promosi (promotionmix), dimana bauran promosi terdiri dari ( kotler 2005 : 264)
a. Iklan (Advertising), yaitu semua bentuk terbayar dari persentasi non personal dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor tertentu.
pembelian yang lebih cepat atau lebih besar terhadap produk atau jasa
tertentu oleh konsumen atau perdagangan.
c. Hubungan Masyarakat (Public Relation), yaitu program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan
atau produk individunya.
d. Penjualan personal (personal selling), yaitu interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan melakukan
persentasi, menjawab pertanyaan dan pengadaan pesanan.
e. pemasaran langsung (Direct marketing), yaitu penggunaan saluran langsung konsumen untuk menjangkau dan mengirimkan barang dan
jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran.
Pemasar dapat memilih sarana yang dianggap sesuai untuk
mempromosikan jasa mereka. Me nurut Lupiyo adi dan Hamdani
(73:2006) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam promosi,
yaitu:
a. Identifikasi audients target
b. Tentukan tujuan promosi
c. Kembangkan pesan yang disampaikan
d. Pilih bauran promosi (baik personal maupun non personal).
B. Penelitian Terdahulu
Kajian pustaka tentang penelitian terdahulu bertujuan untuk mengetahui
akan dilakukan. Berikut ini peneliti akan memberikan kesimpulan hasil
minat ρ hitung memiliki nilai lebih yang lebih besar bila
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan pada Theory dan Review Riset sebelumnya, peneliti mengkategorikan faktor yang menjadikan minat nasabah non-muslim
menjadi nasabah di bank syari’ah adalah faktor Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit sharing, dan Promosi
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Lokasi (X1) Pelayanan (X2) Religius Stimuli(X3) Reputasi(X4)
Profit Sharing (X5) Promosi (X6)
Minat (Y)
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas b. Uji Heteroskedasitas c. Uji Multikolerasi d. Uji Autokotrelasi
Analisis Regresi Linear Berganda
Uji Adjusted R² Uji Hipotesis a. Uji F (Simultan) b. Uji t (Parsial)
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab akibat
dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya (Abdul hamid,
16:2010). Berdasarkan kerangka berpikir, maka hipotesis sebagai berikut:
1. Pengaruh Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing
dan Promosi terhadap minat nasabah non-muslim menjadi nasabah di
Bank Syari’ah secara simultan.
H0 : Tidak terdapat pengaruh Lokasi, Pelayanan, Religius
Stimuli, Reputasi, Profit Sharing dan Promosi terhadap minat nasabah non-muslim menjadi nasabah di Bank Syari’ah secara
simultan.
Ha :Terdapat pengaruh Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli,
Reputasi, Profit Sharing dan Promosi terhadap minat nasabah non-muslim menjadi nasabah di Bank Syari’ah secara simultan.
2. Pengaruh Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit Sharing
dan Promosi terhadap minat nasabah non-muslim menjadi nasabah di
Bank Syari’ah secara parsial.
H0 : Tidak terdapat pengaruh Lokasi, Pelayanan, Religius
Stimuli, Reputasi, Profit Sharing dan Promosi terhadap minat nasabah non-muslim menjadi nasabah di Bank Syari’ah secara
Ha :Terdapat pengaruh Lokasi, Pelayanan, Religius Stimuli,
39
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian, penulis memerlukan data-data untuk
melengkapi dalam penulisan skripsi ini. Data-data tersebut bertujuan untuk
mendukung dan memperkuat teori-teori yang ada untuk diaplikasikan. Penelitian
ini termasuk dalam lingkup penelitian Manajemen Perbankan, dimana Lokasi,
Pelayanan, Religius Stimuli, Reputasi, Profit sharing dan promosi. Oleh karena
itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap minat
nasabah non muslim memilih bank syariah. Objek dalam penelitian ini adalah
mahasiswa ataupun nasabah non muslim yang ada di wilayah Jakarta timur.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini, merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu
penelitian yang diarahkan untuk bisa memaparkan berbagai temuan dengan
dukungan statistic penelitian berdasarkan hasil kuesioner penelitian (Suharyadi
dan Purwanto, 2003).
C. Metode Penentuan Sampel
Menurut Sugiyono (2010:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono 2010:81).
Pengambilan sampel dalam penelitian adalah dengan menggunakan
kesempatan atau peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Purposive sampling teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2010).
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data yang dibutuhkan guna melengkapi proses
penelitian ini, penulis melakukan serangkaian kegiatan yang bersumber dari:
1. Data Primer (primary data)
Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengumpulan
langsung dari lapangan (tidak melalui media perantara), berupa opini subjek
(orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda
(fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data primer yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a.Kuisioner
Kuisioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar
pertanyaan langsung kepada responden. Instrumen yang digunakan untuk
mengukur variabel penelitian ini dengan menggunakan skala likert 5
poin (Prasetyo Jannah, 65 : 2006). Jawaban responden berupa pilihan
dari lima alternatif yang ada, yaitu :
1. SS : Sangat Setuju = 5 Poin
2. S : Setuju = 4 Poin
3. RR : Ragu-Ragu = 3 Poin
Data primer yang diperoleh dengan melakukan penyebaran kuesioner
kepada nasabah bank syariah non muslim yang berada diwilayah Jakarta
Timur dengan jumlah responden 60 orang nasabah.
E. Teknik Analisis Data 1. Statistik deskriptif
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis statistik
deskriptif. Metode ini merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi
tertentu yang diperoleh dalam penelitian ini. Tujuannya untuk menjelaskan
aspek-aspek yang sesuai atau relevan dengan fenomena atau masalah yang ada.
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Imam Ghazali, 2011:19).
2. Uji Instrumen (Uji Kualitas Instrumen Penelitian)
a. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sah
atau valid tidaknya suatu kuesioner. Validitas menunjukkan sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat
ukurnya. Ujivaliditas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
item dengan skor total, skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan
item. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan
nilai r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2 dengan alpha 0,05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir atau
pertanyaan tersebut dikatakan valid. Uji validitas ini dapat dicari dengan
menggunakan rumus korelasi product moment:
rpT = koefisien korelasi item total (bivariate pearson) p = skor item variabel
T = skor total variabel
n = banyaknya subjek/responden
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika r hitung > r tabel maka butir atau variabel tersebut valid.
2) Jika r hitung < r tabel maka butir atau variabel tersebut tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2011:47). Suatu
kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Adapun cara
rumus Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:
rn = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan ∑ b2 = jumlah varian butir
2
1 = varian total
Suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbach Alpha > 0,60.
Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah (Priyatno, 2012: 105) :
1) Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikansi 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut reliable.
2) Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikansi 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut tidak reliable.
3. Analisis regresi linear berganda
Regresi linier adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk
model hubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan satu atau
lebih variabel bebas (independen, prediktor, X). Apabila banyaknya variabel
bebas hanya ada satu, disebut sebagai regresi linier sederhana, sedangkan
apabila terdapat lebih dari 1 variabel bebas, disebut sebagai regresi linier
berganda. Analisis regresi setidak-tidaknya memiliki 3 kegunaan, yaitu untuk
fenomena data melalui terbentuknya suatu model hubungan yang bersifatnya
numerik. Regresi juga dapat digunakan untuk melakukan pengendalian
(kontrol) terhadap suatu kasus atau hal-hal yang sedang diamati melalui
penggunaan model regresi yang diperoleh.
Menurut Dwi Priyatno (2011:61) analisis regresi linear berganda adalah
alat analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel
bebas dan variable terikat.
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka model persamaan regresi yang
digunakan sebagai berikut:
Y = α+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e
Dimana:
Y = Variabel Minat
α = Konstanta
X1 = Variabel Lokasi
X2 = Variabel Pelayanan
X3 = Variabel Religius Stimuli
X4 = Variabel Reputasi
X5 = Variabel Promosi
β1 β2 β3 β4 = Kofesien Regresi
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas, uji heteroskedestisitas, dan uji multikolonieritas dan
autokorelasi.
1) Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk munguji apakah dalam model
regresi, variabel independen dan dependen keduanya mempunyai
distribusi normal atau mendekati normal (Imam Ghazali, 2011:160).
Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan normal probability plot (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data searah mengikuti garis diagonal (Imam Ghazali,
2011:163).
Pengujian normalitas pada model regresi yang dibuat
menggunakan nilai error term. Pada prinsipnya deteksi normalitas dilakukan dengan melihat grafik normalprobability plot. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distibusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram yang tidak
menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
2) Uji heteroskedestisitas
Uji heteroskedestisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan
kepengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan
kepengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homoskedastisitas (Imam Ghazali, 2011:139). Deteksi ada atau
tidaknya heteroskedestisitas dapat dialihat dari ada atau tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar,
kemudian menyempit) maka mengidikasikan bahwa telah terjadi
heteroskedestisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
heteroskedestisitas (Imam Ghazali, 2011:139).
Cara untuk mendeteksinya adalah dengan melihat grafik Scater Plot antara nilai prediksi variable terikat (z variabel), dengan residualnya (s residual):
a) Jika ada pola tertentu yang teratur, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,melebar,
kemudian menyempit), maka mengidentifikasikan telah terjadi
dan dibawah angka nol (0) pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokesdastisitas (Ghozali, 2011:139).
3) Uji multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen (Imam Ghozali, 2011: 105). Deteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas dalam model regresi adalah dilihat dari besaran VIF
(Variance Inflation Factor) dan tolerance (TOL).Regresi bebas dari masalah multikolonieritas jika nilai VIF <10 dan nilai TOL >0.1 (Imam
Ghozali, 2011: 106).
b. Koefisien Determinasi (Adjusted R²)
Koefisien determinasi (Adjusted R²) bertujuan mengukur seberapa
jauh kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen
(Imam Ghozali, 2011: 97).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.
Setiap penambahan satu variabel independen maka Adjusted R² pasti
menggunakan nilai Adjusted R². Jika nilai Adjusted R² adalah sebesar 1
berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh
variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi
variabel dependen. Nilai Adjusted R² berkisar dari 0 sampai 1. Jika
mendekati 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat
menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai Adjusted R²
semakin medekati angka 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel
independen untuk dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen (Imam
Ghozali, 2011: 97).
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas
yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat (Imam Ghozali, 2011:98). Dalam
penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk
mengukur besarnya pengaruh Lokasi (X1), Pelayanan (X2), Religius
Stimuli (X3), Reputasi (X4), Promosi (X5) terhadap Minat nasabah non-muslim menjadi nasabah bank syariah (Y).
Untuk menguji hipotesis ini dengan kriteria dasar pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05, atau Fhitung < Ftabel maka H0