I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peran yang penting dalam rangka membangun bangsa dan negara. Pembangunan mental diarahkan kepada usaha mencerdaskan kehidupan
bangsa dan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Dewasa ini telah dilakukan beberapa upaya perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran khususnya dalam
proses pembelajaran.
Pelajaran IPA SD merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar serta diperoleh dari pengalaman
melalui serangkaian proses alamiah. Dalam pembelajaran IPA siswa memperoleh pengetahuan berdasarkan pengamatan, pengalaman, penyusunan gagasan melalui suatu percobaan langsung pada objek nyata. (Nono Sutarno, dkk. 2002:8)
Tujuan kurikuler pengajaran IPA yang harus dicapai sekurang-kurangnya adalah
sebagai berikut: 1) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; 2) mengembangkan
rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; 3) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam (Darningsih Taufik, 2006:176)
Sementara itu berdasarkan pengamatan dan refleksi pembelajaran dengan guru
observer kelas IV SDN 2 Branti Raya Kecamatan Natar, kondisi pembelajaran IPA masih banyak menggunakan buku paket saja. Guru belum menggunakan metode yang
sesuai dengan kebutuhan siswa. Pembelajaran masih berpusat pada guru yang masih menekankan pada penjelasan secara lisan maupun tulisan dan belum memperhatikan pengetahuan dan pendapat siswa sehingga pembelajaran kurang menarik,
membosankan dan aktivitas siswa dalam pembelajaran masih kurang. Dari jumlah siswa kelas IV 26 siswa pada ulangan semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010 nilai
rata-rata yang diperoleh 46,60 sedangkan KKM yang ditetapkan 60,00.
Sehubungan dengan permasalahan di atas diperlukan adanya suatu metode yang mampu menempatkan siswa pada posisi yang lebih aktif, kreatif, mendorong
pengembangan potensi dan kemampuan yang dimiliki. Pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan tersebut adalah metode inquiry. Darningsih Taufik (2006:176) menyatakan pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiry
ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikanya sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Berdasarkan latar belakang di atas perlu kiranya diadakan perbaikan-perbaikan
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah penggunaan metode inquiry dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN 2 Branti Raya Kecamatan Natar?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka tujuan penelitian adalah :
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui metode inquiry
2. Meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN 2 Branti Raya Kecamatan Natar tahun pelajaran 2009/2010 dengan menggunakan metode inquiry.
D. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi siswa, yaitu dapat melatih kerjasama siswa sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA
2. Bagi guru, yaitu dapat membantu dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar
3. Bagi sekolah, yaitu dapat menyumbangkan pemikiran yang berguna dalam upaya meningkatkan proses pembelajaran IPA di kelas IV dan meningkatkan belajar
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan segala betuk kegiatan yang dilakukan siswa pada proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sardiman (2008:100) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah segala macam kegaitan yang dilakukan
oleh siswa baik yang bersiafat jasmani maupun bersifat rohani dimana keduanya saling berkaitan dalam rangka mencapai hasil belajar yang optimal. Sedangkan menurut Gagne (1984) bahwa aktivitas yang disebut belajar adalah aktivitas mental
dan emosional dalam upaya terbentuknya perubahan perilaku yang lebih maju, dari tidak paham menjadi paham, dari tidak terampil menjadi terampil dan dari tidak sopan
menjadi sopan dan sebagainya (M. Djauhar Siddiq, 2008:1-7)
Metode inquiry adalah salah satu metode yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini digunakan dengan nama metode penemuan yang
mengutamakan cara belajar siswa aktif (CBSA), berorientasi pada proses, mengarahkan diri sendiri mencari sendiri, dan reflektif (Soli Abimanyu, 2009:7).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang melibatkan kerja pikiran dan badan terutama dalam kegiatan untuk mencapai tujuan yang akan dicapai. Semakin banyak aktivitas siswa yang dilakukan, diharapkan semakin banyak pula siswa memahami
B. Belajar
Belajar adalah kegiatan yang aktif dimana si subyek belajar membangun sendiri pengetahuannya, juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajar
(Sardiman A.M, 2008:38). Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang
tadiknya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil.
Menurut Gagne (1984) M. Djauhari, Sidiq, 2008:1-4 bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Menurut Winarto Surakhmad (1986:75) menyatakan bahwa belajar dapat dipandang sebagai hasil dimana guru terutama melihat bentuk terakhir dari berbagai pengalaman interaksi edukatif yang nampak dari hasil yang dimiliki oleh seorang murid, seperti hasil dalam belajar, keterampilan, dalam bentuk konsep-konsep dan dalam bentuk sikap.
Belajar sering disebut juga sebagai model perseptual dan tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahaman tentang situasi berhubungan dengan tujuan
belajar.
Dari beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh kemampuan yang
menghasilkan perubahan yang berlangsung seumur hidup.
C. Hasil Belajar
hasil belajar yang diperoleh seseorang setelah belajar berupa keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil dari proses
pembelajaran yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan dan suatu kondisi pembelajaran tertentu.
Hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh pengalaman subyek belajar dengan dunia
fisik dan lingkungannya, serta tergantung pada apa yang telah diketahui, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajarinya (Sardiman AM., 2008:38)
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah bentuk
hasil belajar siswa yang merupakan cerminan adanya perubahan seseorang baik perilaku maupun penguasaan materi pekerjaan yang diperoleh melalui proses
pembelajaran dapat berbentuk keterampilan, sikap, pengetahuan, dan niilai yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: lingkungan sosial, lingkungan budaya,
lingkungan fisik, lingkungan spritual, jasmaniah, psikologi, dan kematangan fisik maupun non fisik.
D. Pembelajaran
Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan seseorang atau sekelompok orang melalui satu atau lebih strategi, metode, dan pendekatan tertentu ke arah pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah direncanakan (Asep Herry Hermawan, dkk. 2008:113).
Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan,
Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran. AECT
(Associaton Education Communication Technology) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan (Aristo Rahardi, 2004:9).
Jadi pembelajaran pada dasarnya merupakan proses sebab akibat, apabila kegiatan pembelajaran dirancang dengan baik akan dapat membantu proses belajar siswa.
A. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SD
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cabang ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang fenomena alam yang disusun melalui tahapan-tahapan metode ilmiah yang bersifat khusus, yaitu penyusunan hipotesis, observasi, penyusunan teori, pengujian hipotesis, penarikan kesimpulan (Adeng Selamet, dkk, 2008:1).
Secara mendasar pembelajaran IPA berkenaan dengan kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiry ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya
sebagai aspek penting kecakapan hidup (Darningsih Taufik: 2006:175). Jadi IPA adalah integritas dari ilmu-ilmu alam yang materinya digali dari berbagai fenomena
kehidupan sehari-hari di masyarakat.
Bentuk pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah metode inquiry. Pada prinsipnya inquiry adalah pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Maka peran guru adalah sebagai pembimbing, stimulator dan fasilitator (Hidayati, dkk. 2008:67).
Di dalam pembelajaran inquiry guru harus membimbing dan membantu siswa untuk
mengidentifikasi pertanyaan dan masalah, membantu siswa dalam menemukan sumber informasi yang tepat dan membimbing siswa melakukan penyelidikan.
Menurut Sund dalam Soli Abimanyu, dkk (2009:7-9) Inquiry meliputi penemuan dengan kata lain inquiry adalah perluasan proses penemuan yang digunakan lebih
mendalam. Artinya proses inquiry adalah perluasan proses penemuan yang digunakan lebih mendalam mengandung proses yang lebih tinggi tingkatannya.
Ditinjau dari segi siswa, metode inquiry terjadi proses mental yang tinggi sebab dengan aktivitas siswa mengasimilasi konsep dan prinsip, melakukan self learning activities dan melatih tanggung jawab sendiri (Hidayati, dkk. 208:6-7).
Manfaat metode inquiry menurut Mukminan dalam Hidayati, dkk (2008:6-7) antara lain:
1. Mengembangkan keterampilan siswa untuk mampu memecahkan permasalahan
serta mengambil keputusan secara objektif dan mandiri
2. Mengembangkan kemampuan berfikir siswa atau meningkatkan potensi
intelektualnya
4. Meningkatkan kemampuan untuk melacak kembali (heurlistik) dari discovery dimana discovery akan merupakan cara berpikir dan cara hidup dalam
menghadapi segala permasalahan kehidupan sehari-hari.
Jadi metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran IPA, karena siswa sebagai pengambil inisiatif atau prakarsa dalam menentukan
sesuatu, siswa aktif menggunakan cara belajar dan diharapkan mempunyai keberanian untuk mengajukan pertanyaan, merespon masalah dan berpikir untuk memecahkan masalah atau menemukan jawaban melalui penyelidikan.
Langkah-langkah dengan menggunakan metode pengajaran inquiry menurut Soli
Abimanyu, dkk (2009:12) adalah:
1. Kegiatan persiapan
a. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa
b. Merumuskan tujuan pembelajaran
c. Menyiapkan problem (materi pelajaran) yang akan dipecahkan d. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Kegiatan pelaksanaan inquiry a. Kegiatan pembukaan
1. Melakukan apersepsi yaitu mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang telah diajarkan
2. Memotivasi siswa dengan cerita pendek berkaitan dengan materi yang
diajarkan
3. Mengemukakan tujuan pembelajaran dan kegiatan/tugas
1. Mengemukakan problema yang akan dicari jawabannya melalui kegiatan inquiry
2. Diskusi pengarahan tentang cara pelaksanaan pemecahan problema yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan inquiry berupa kegiatan penyelidikan atas percobaan untuk
menemukan konsep atau prinsip yang telah ditetapkan.
4. Membantu siswa dengan informasi atau data, jika diperlukan siswa
5. Membantu siswa melakukan analisis data hasil temuan, jika diperlukan 6. Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa
7. Memuji siswa yang giat dalam melaksanakan penemuannya
8. Memberikan kesempatan siswa melaporkan hasil penemuannya 3. Kegiatan penutup
a. Meminta siswa membuat rangkuman hasil-hasil penemuannya b. Melakukan evaluasi hasil dan proses penemuan
c. Melakukan tindak lanjut, yaitu: siswa melakukan penemuan ulang yang belum menguasai materi, dan tugas pengayaan bagi siswa yang telah melakukan penemuan dengan baik.
(Soli Abimanyu, dkk. 2009:7-12).
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: “Apabila dalam pembelajaran IPA menggunakan metode
pembelajaran inquiry dengan menggunakan langkah-langkah yang tepat dapat
II. METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IVB SDN 2 Branti Raya
Kecamatan Natar yang berjumlah 26 siswa, terdiri 12 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
B. Objek Penelitian
Aktivitas dan hasil belajar siswa dengan metode inquiry
C. Tempat Penelitian
Tempat penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN 2 Branti Raya Kecamatan
Natar Kabupaten Lampung Selatan. D. Waktu
Penelitian tindakan kelas dilakukan pada semester genap Tahun Pelajaran 2009/2010.
E. Lama Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilakukan selama 4 bulan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data peneliti mengumpulkan data berdasarkan instrumen
sumbernya. Selanjutnya peneliti melakukan interprestasi terhadap data sesuai dengan tujuan penelitian.
Data yang akan dikumpulkan adalah:
1. Lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran 2. Lembar hasil belajar siswa
G. Alat Pengumpulan Data
1. Lembar panduan observsai, instrumen ini dibuat dan dirancang oleh peneliti
dengan teman sejawat/supervisor. Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran. Perubahan lingkungan fisik dan prosesnya. Mata pelajaran IPA kelas IV Semester 2 menggunakan metode inquiry
2. Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai peningkatan hasil belajar siswa.
H. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan analisis
kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara
konteks dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu data tentang kinerja guru, aktivitas belajar siswa, pola interaksi pembelajaran dan pendapat siswa tentang pembelajaran inquiry. Sedangkan analisis kuantitatif akan
digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika kemajuan kualitas hasil belajar siswa dalam hubungannya dengan penerapan teori, dalam bentuk
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas dalam proses pembelajaran dan diskusi kelompok yang terdiri atas beberapa siklus kegiatan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan yang dilakukan di kelas
yang dikenal dengan Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas tersebut merupakan suatu rangkaian langkah-langkah (a spiral of steps). Setiap
langkah terdiri dari empat tahap yaitu: Perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. (Kemmis dan Mc. Targart, 1982) diambil dari Buku Penelitian Tindakan Kelas SD, Jakarta, Dikti Depdiknas. (Aunurrahman, dkk. 2009:6)
Alur penelitian tindakan kelas digambarkan seperti berikut :
Gambar. (Alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas) Refleksi
Observasi Rencana
Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Refleksi
Observasi Rencana
Tindakan
Pelaksanaan Tindakan SIKLUS I
[image:14.595.87.509.393.682.2]a. Tahap Perencanaan
1. Menentukan kelas penelitian dan menetapkan siklus tindakan
2. Menetapkan waktu penelitian tindakan kelas yaitu mulai bulan Februari s.d April 2010.
3. Menetapkan pokok bahasan yang sesuai dengan kurikulum KTSP
4. Menyusun rencana pembelajaran 5. Menyusun lembar kerja siswa
6. Menyusun alat test
7. Menyusun observasi untuk siswa dan guru
8. Menetapkan jenis data yang dikumpulkan sesuai dengan respon terhadap
tindakan yang dilakukan baik data kualitatif maupun data kuantitatif.
b. Tahap Pelaksanaan 1. Siklus I
Pada siklus I materi yang dibahas adalah pokok bahasan “Perubahan
Lingkungan Fisik dan Prosesnya”, pada sub pokok bahasan “Perubahan
Lingkungan Fisik oleh Angin, Hujan, cahaya matahari dan gelombang air laut.”
a. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
1) Siswa dibentuk dalam 6 kelompok, dalam kelompok terdiri dari 4-5
siswa
2) Masing-masing kelompok dibagikan lembar kerja siswa
3) Guru memberikan penjelasan tentang yang akan dikerjakan siswa
5) Guru membantu siswa untuk menyimpulkan hasil temuannya untuk ditulis di buku masing-masing siswa.
b. Kegiatan Observasi dan Evaluasi
Pelaksanaan observasi dilakukan oleh guru sendiri dan dibantu teman sejawat (observer) terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Peneliti melakukan observasi menggunakan lembar observasi sebagai alat bantu untuk mengetahui sejauhmana peningkatan aktivitas siswa terhadap
pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry.
Kegiatan selanjutnya melaksanakan evaluasi melalui tes formatif yaitu untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa mengenai materi yang telah
dibahas.
Kemudian diadakan penghitungan skor yang diperoleh siswa dikumpulkan
melalui data kualitatif dan data kuantitatif. c. Kegiatan Refleksi
Pada akhir siklus diadakan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan sebagai bahan acuan keberhasilan dan kekurangan proses pembelajaran yang sudah dilakukan.
- Bagaimanakah aktivitas siswa dalam proses pembelajaran?
- Apakah dalam proses pembelajaran tujuan pembelajaran dan
kompetensi dasar sudah tercapai?
Pada kegiatan refleksi ini digunakan untuk mengetahui keberhasilan atau kekurangan dalam proses pembelajaran serta merencanakan tindak selanjutnya pada siklus kedua.
Pada siklus II materi pelajaran yang dibahas adalah lanjutan dari siklus I pada sub pokok bahasan “Perubahan Lingkungan Fisik Terhadap Daratan (Erosi,
abrasi, banjir dan longsor).”
a. Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran, yaitu:
1) Siswa dibentuk dalam 6 kelompok, dalam kelompok terdiri dari 4-5
siswa
2) Masing-masing kelompok dibagikan lembar kerja siswa
3) Guru memberikan penjelasan tentang yang akan dikerjakan siswa 4) Tiap kelompok mendiskusikan hasil temuannya, kemudian melaporkan
hasil diskusinya
5) Guru membantu siswa untuk menyimpulkan hasil temuannya untuk ditulis di buku masing-masing siswa.
b. Kegiatan Observasi dan Evaluasi
Pelaksanaan observasi dilakukan oleh guru sendiri dan dibantu teman
sejawat (observer) terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Peneliti melakukan observasi menggunakan lembar observasi sebagai alat bantu untuk mengetahui sejauhmana peningkatan aktivitas siswa terhadap
pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry.
Kegiatan selanjutnya melaksanakan evaluasi melalui tes formatif yaitu
untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa mengenai materi yang telah dibahas.
Kemudian diadakan penghitungan skor yang diperoleh siswa dikumpulkan
Pada akhir siklus diadakan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan sebagai bahan acuan keberhasilan dan kekurangan
proses pembelajaran yang sudah dilakukan.
- Bagaimanakah aktivitas siswa dalam proses pembelajaran?
- Apakah dalam proses pembelajaran tujuan pembelajaran dan
kompetensi dasar sudah tercapai?
Pada kegiatan refleksi ini dengan mengkaji hasil data mengenai aktivitas
1
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IVB SDN 2 Branti Raya. Dalam hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas siswa dari siklus pertama sangat baik 12%, baik 65% dan kurang 23% menjadi
sangat baik 23%, baik 73% dan kurang 4% pada siklus kedua.
Begitu juga hasil belajar siswa dari tes formatif pada siklus pertama yang tuntas 77%, belum tuntas 23%, menjadi tuntas 92% dan belum tuntas 8% pada siklus
kedua. Ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa sehingga telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA kelas IVB SDN 2 Branti Raya pada semester genap.
B. Saran
Dalam rangka memperbaiki pelaksanaan tindakan berikutnya dan meningkatkan
mutu pembelajaran pendidikan IPA di Sekolah Dasar, maka pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
2
2. Dukungan kepala sekolah merupakan faktor yang terkait langsung dengan
penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu tugasnya sebagai pemimpin dapat mengevaluasi kemampuan guru dalam pembelajaran
lebih lanjut akan menentukan pula kelangsungan daya inovatif guru terutama dalam menjadikan metode pembelajaran inquiry sebagai suatu metode yang efektif dan berdaya guna bagi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa di
Sekolah Dasar.
3. Penelitian mengenai metode pembelajaran inquiry masih perlu ditindaklanjuti
dengan penelitian yang lebih komprehensif, baik dari segi variabel penelaahannya maupun pilihan setting persekolahannya. Adapun dari temuan