• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU MENGGIGIT NYAMUK Anopheles sp. DI DESA SUKAMAJU KECAMATAN PUNDUH PEDADA KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERILAKU MENGGIGIT NYAMUK Anopheles sp. DI DESA SUKAMAJU KECAMATAN PUNDUH PEDADA KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat ini menjadi masalah bagi kesehatan di Indonesia karena dapat menyebabkan kematian terutama pada bayi, balita, dan ibu hamil. Penyakit ini ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamukAnophelessp. betina yang sudah terinfeksiPlasmodium(Depkes RI, 2009)

Kepadatan populasi nyamukAnophelessp. di Indonesia sangat tinggi terutama di daerah pemukiman penduduk yang berdekatan dengan tepian pantai (Nasrin, 2008)

Nyamuk Anopheles sp. merupakan serangga yang memiliki siklus hidup yang pendek yaitu antara 2 – 5 minggu untuk pertumbuhan sejak telur hingga menjadi dewasa (Brown, 1979)

NyamukAnopheles sp. merupakan nyamuk yang memiliki aktifitas menggigit di malam hari (night-biters). Hospes yang disukai oleh nyamuk ini berbeda – beda bergantung spesiesnya. Ada yang menghisap darah hewan (zoofilik), ada yang menghisap darah manusia (Antrofilik) dan ada yang lebih menyukai menghisap darah manusia (Antrozoofilik). Nyamuk Anopheles sp. memiliki tempat peristirahatan yang berbeda –

(2)

Menurut Depkes RI, dalam Ernawati (2011) Peningkatan kejadian malaria juga terjadi di Provinsi Lampung yang merupakan daerah endemis malaria. Annual malaria incidence

(AMI) Provinsi Lampung 6,62‰ (2002) dan 6,92‰ (2003). Hampir semua kabupaten

yang ada di Provinsi Lampung merupakan daerah endemis malaria. Kabupaten Pesawaran merupakan daerah endemis malaria yang angka kesakitan malarianya berfluktuasi dari tahun ke tahun. AMI Kabupaten Pesawaran 13,7‰ (2003) dan 13,2‰

(2004) dengan proporsi penderita rawat jalan di seluruh puskesmas di Kabupaten Pesawaran 3,71% (2003) dari sepuluh penyakit terbesar yang rawat jalan ke Puskesmas.

Kecamatan Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran meliputi sebelas desa pantai sehingga riskan terhadap penyakit malaria dan merupakan wilayah endemis malaria di Provinsi Lampung. Daerah tersebut meliputi pegunungan dan sekitarnya terdapat bekas tambak yang sudah tidak difungsikan lagi. Kondisi lingkungan perumahan dan pemukiman kurang sehat, terdapat banyak sampah berserakan diselokan dan genangan air di sekitar rumah sehingga berpotensi sebagai tempat perindukan nyamuk (Puskesmas Punduh Pedada, 2011).

Untuk prevalensi (kasus penyakit malaria) Desa Kampung Baru, Sukarame, dan Sukamaju merupakan tiga desa pantai yang berpotensi mengalami kejadian luar biasa (KLB) untuk penyakit malaria dibawah wilayah kerja Puskesmas Punduh Pedada (Puskesmas Punduh Pedada, 2011)

(3)

biasa penyakit malaria. Desa Sukamaju diduga menjadi wilayah endemis malaria karena terdapat 50% tempat perindukan nyamukAnophelessp.

Beberapa aspek yang perlu dipelajari dalam menanggulangi vektor malaria adalah dengan mempelajari perilaku dari nyamuk Anopheles sp. yang meliputi; kebiasaan menggigit dan aktifitas menggigit (Budiasih, 1993).

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

(4)

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kebiasaan menggigit dan aktifitas menggigit nyamuk Anopheles sp. agar dapat dijadikan bahan acuan dalam upaya pengendalian nyamuk malaria khususnya di wilayah kerja Puskesmas Punduh Pedada baik untuk masyarakat, petugas kesehatan maupun dinas kesehatan

D. Kerangka Pikir

Penyakit malaria ditularkan dari gigitan nyamuk Anopheles sp. yang telah terinfeksi Plasmodium sp. Perkembangan penyakit malaria dipengaruhi oleh letak geografis dan kondisi lingkungan suatu wilayah.

Punduh Pedada merupakan wilayah yang pernah mengalami kejadian luar biasa (KLB) penyakit malaria di tiga desa (Sukarame, Sukamaju, Kampung Baru). Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada September–Desember 2011 kejadian luar biasa (KLB) penyakit malaria di Desa Sukamaju diduga disebabkan tingginya aktifitas menggigit nyamuk Anophelessp. sebesar 50% dibandingkan di kedua desa lainnya.

Nyamuk Anopheles sp. umumnya bersifat Antrozoofilik (lebih suka menggigit manusia dibandingkan dengan hewan, meskipun demikian nyamuk Anopheles maculatus lebih menyukai darah hewan (Zoofilik).

(5)

yaitu antara pukul 19.00 – 21.00 untuk aktifitas menggigit menjelang malam dan antara pukul 02.00–04.00 untuk aktifitas menggigit menjelang pagi.

E. Hipotesis

Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah ;

1. Nyamuk Anopheles sp. merupakan nyamuk yang memiliki kebiasaan menggigit di luar rumah (eksofagik).

(6)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. NyamukAnopheles

1. Morfologi dan Klasifikasi NyamukAnopheles a. Morfologi nyamukAnophelessp.

Morfologi nyamuk menurut Horsfall (1995) :

Gambar 1. Struktur morfologi nyamukAnophelessp. betina

Nyamuk memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, memiliki kaki panjang dan merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong pada Ordo Diptera dan Famili Culicidae. Nyamuk dewasa berbeda dari Ordo Diptera lainnya karena nyamuk memiliki proboscis yang panjang dan sisik pada bagian tepi dan vena sayapnya. Tubuh nyamuk terdiri atas tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut. Nyamuk jantan berukuran lebih kecil daripada nyamuk betina (O’connor, 1999).

(7)

lebat daripada nyamuk betina. Bulu lebat pada antena nyamuk jantan disebut plumose sedangkan pada nyamuk betina yang jumlahnya lebih sedikit disebut pilose(Brown, 1979).

Palpus dapat digunakan sebagai kunci identifikasi karena ukuran dan bentuk palpus masing-masing spesies berbeda. Sepasang palpus terletak diantara antena danproboscis.(Brown, 1979).

Palpus merupakan organ sensorik yang digunakan untuk mendeteksi karbon dioksida dan mendeteksi tingkat kelembaban. Proboscis merupakan bentuk mulut modifikasi untuk menusuk. Nyamuk betina mempunyai proboscis yang lebih panjang dan tajam, tubuh membungkuk serta memiliki bagian tepi sayap yang bersisik (Brown, 1979).

Pada stadium dewasa palpus nyamuk jantan dan nyamuk betina mempunyai panjang yang hampir sama dengan panjang probosisnya. Perbedaannya adalah pada nyamuk jantan ruas palpus bagian apikal berbentuk gada (club form), sedangkan pada nyamuk betina ruas tersebut mengecil. Sayap pada bagian pinggir (costa dan vena I) ditumbuhi sisik – sisik sayap yang berkelompok membentuk gambaran belang – belang hitam putih. Bagian ujung sayap tumpul, bagian posterior abdomen tidak seruncing nyamukAedesdan juga tidak setumpul nyamuk Mansonia,tetapi sedikit melancip (Hoedojo, 1996)

(8)

menjadi alat reproduksi. Nyamuk betina memiliki 8 segmen yang lengkap, akan tetapi segmen ke sembilan dan ke sepuluh termodifikasi menjadi cerci yang melekat pada segmen ke sepuluh. (Nukmal, 2011).

(9)

b. Klasifikasi NyamukAnophelessp.

Klasifikasi nyamukAnophelesmenurut Borror (1996) adalah : Kingdom : Animalia

Filum : Invertebrata

Kelas : Insecta

Ordo : Diptera

Famili : Culcidae

Genus :Anophelini

Spesies :Anophelessp.

Cara mengidentifikasikan nyamukAnopheles spberdasarkan struktur morfologinya :

(O’Connor dan Soepanto, 1999)

Gambar 2. Sayap dengan bintil pucat

(10)

Gambar 4. Femur belakang tanpa sikat

Gambar 5.Pada costa urat 1 dan 4 ada bintik pucat

Gambar 6. Tibia dan tarsus tanpa gelang pucat

Gambar 7. Femur dan tibia ada bercak putih pucat

(11)

2. Siklus Hidup NyamukAnopheles

Nyamuk termasuk serangga yang mengalami metamorfosis sempurna (holometabola) karena mengalami empat tahap dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Tahapan yang dialami oleh nyamuk yaitu tahap telur, larva, pupa dan dewasa. Telur nyamuk akan menetas menjadi larva dalam waktu 1-2 hari pada suhu 20-40°C. Kecepatan pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi oleh suhu, tempat, keadaan air dan kandungan zat makanan yang ada di tempat perindukan. Pada kondisi optimum, larva berkembang menjadi pupa dalam waktu 4-9 hari, kemudian pupa menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 2-3 hari sehingga waktu yang dibutuhkan dari telur hingga dewasa yaitu 7-14 hari (Hoedojo, 1998).

(12)

3. Perilaku NyamukAnopheles

a. Perilaku Menggigit (feeding)

Waktu keaktifan mencari darah dari masing - masing nyamuk berbeda –beda, nyamuk yang aktif menggigit pada malam hari adalah Anopheles dan Culex sedangkan nyamuk yang aktif pada siang hari menggigit yaitu Aedes. Khusus untuk Anopheles, nyamuk ini suka menggigit di luar rumah. Pada umumnya nyamuk yang menghisap darah adalah nyamuk betina (Nurmaini, 2003).

Sesuai dengan buku Pedoman Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor dari Depkes RI (2001), bahwa nyamuk yang aktif menghisap darah pada malam hari umumnya mempunyai dua puncak akitivitas, yaitu puncak pertama terjadi sebelum tengah malam dan yang kedua menjelang pagi hari, namun keadaan ini dapat berubah oleh pengaruh suhu dan kelembaban udara.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Damar (2004) di Desa Serumbung Kabupaten Magelang, nyamuk Anopheles aconitus aktifitas mengigitnya berlangsung pada pukul 19.00 - 21.00. Pada penelitian oleh Mujayanah (2008) di Kelurahan Sukamaju Kecamatan Teluk Betung Barat, nyamukAnopheleslebih aktif mengigit pada pukul 22.00 dan 04.00.

b. Perilaku Istirahat (Resting)

(13)

selama waktu menunggu proses perkembangan telur dan istirahat sementara yaitu pada nyamuk sedang aktif menggigit (Brown, 1979).

NyamukAnophelesbiasanya beristirahat di dalam rumah seperti di tembok rumah sedangkan diluar rumah seperti gua, lubang lembab, dan tempat yang berwarna gelap (Nurmaini, 2003).

Menurut hasil penelitian Hiswani (2004), ada beberapa spesies yang hinggap di daerah – daerah lembab seperti di pinggir-pinggir parit, tepi sungai, di dekat air yang selalu basah dan lembab (Anopheles aconitus) tetapi ada pula spesies yang istirahat dan hinggap di dinding rumah penduduk (Anopheles sundaicus).

Hal yang sama pernah dikemukan oleh hasil penelitian dari Fatma (2002) dan Mujayanah (2008), bahwa nyamuk Anopheles sundaicus bersifat eksofagik yaitu suka menggigit hospes di luar rumah, ditunjukkan dengan jumlahAnopheles yang ditemukan di luar rumah dua kali lebih banyak dibandingkan di dalam rumah.

Nyamuk Anopheles pada senja hari di Dusun Selesung Pulau Legundi kurang begitu aktif diduga karena penduduk masih banyak melakukan aktifitas pada senja hari. Aktifitas penduduk inilah yang menghambat aktifitas nyamuk Anopheles sehingga proses penghisapan menurun, tetapi akan meningkat pada saat manusia sedang tidur (Jannah, 1999).

(14)

Nyamuk memiliki tiga tempat untuk melakukan perkembangbiakan yaitu tempat berkembang biak (breeding places), tempat untuk mendapatkan umpan/darah (feeding places) dan tempat untuk beristirahat (resting places). Nyamuk mempunyai tipe breeding places yang berlainan seperti Culex dapat berkembang biak pada semua jenis air, sedangkan Aedes hanya dapat berkembang biak di air yang cukup bersih dan tidak beralaskan tanah langsung, Mansonia senang berkembang biak di kolam-kolam, rawa-rawa danau yang banyak terdapat tanaman air, dan Anopeheles memiliki bermacam breeding places sesuai dengan jenis nyamukAnophelessebagai berikut : (Brown, 1979 ).

1. Anopheles sundaicus, Anopheles subpictus dan Anopheles vagus senang berkembang biak di air payau.

2. Tempat yang langsung mendapat sinar matahari disenangi nyamuk Anopheles sundaicus, Anopheles mucaltusdalam berkembang biak.

3. Breeding palces yang terlindung dari sinar matahari disenangi Anopheles vagus, Anopheles barbirotrisuntuk berkembang biak.

4. Air yang tidak mengalir sangat disenangi oleh nyamuk Anopheles vagus, An. indefinitus, An. leucosphirus untuk tempat berkembang biak.

5. Air yang tenang atau sedikit mengalir seperti sawah sangat disenangi Anopheles aconitus, An. vagus, An barbirotus, An. anullarisuntuk berkembang biak.

(15)

Pantai dan persawahan yang terdapat di Desa Babakan kabupaten Ciamis merupakan tempat perindukan potensial untuk nyamuk Anopheles,sp. (Fakhira, 2011)

d. Pola menggigit nyamukAnophelessp.

NyamukAnopheles maculatusbersifat zoofilik, menyenangi darah hewan (kerbau) dan aktifitas menggigit nyamuk Anopheles maculatus ini tertinggi antara pukul 21.00 sampai pukul 24.00 WIB, dan aktifitas menggigit orang antara pukul 20.00– 23.00 (Sutisna, 2004). Hal ini serupa dengan hasil penelitian oleh Setyaningrum (2008) Nyamuk Anopheles sp. Kecamatan Hanura mempunyai puncak menggigit yaitu pada pukul 23.00 ketika penduduk tertidur dan tidak melakukan aktifitas.

DistribusiAn. annularismeliputi wilayah Afganistan, Pakistan, India, Filipina, Sri Lanka, Cina, dan Indonesia (Snow, 2002). Habitatnya pada air yang mengalir lambat atau air yang tidak mengalir, tetapi juga menyukai air yang mengandung garam (Snow, 2002).

Menurut Lestari (1999) di bukit baru Jambi Anopheles annularis ditemukan aktif menggigit dari pukul 23.00–01.00 malam.

DistribusiAn. vagusini meliputi wilayah India, Hongkong, Pakistan, Sri Lanka dan Indonesia (Takken, 2008). Habitatnya pada tempat – tempat air agak keruh yang tertutup sinar matahari, air sawah yang aliran airnya lambat (Takken, 2008).

(16)

Nyamuk betina membutuhkan darah untuk perkembangan telurnya. Darah dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan protein dalam proses pematangan telurnya). Perilaku mengkonsumsi darah inilah yang meningkatkan potensi nyamuk sebagai vektor penyakit. Nyamuk ini tertarik oleh karbon dioksida, bau tubuh dan panas tubuh hewan ataupun manusia. Kesukaan memilih inang mempengaruhi perilaku menghisap darah. Beberapa nyamuk lebih menyukai darah manusia (Anthrozoophilic) dan lainnya lebih menyukai darah hewan (Zooanthrophilic) atau bahkan menyukai keduanya. Cu. quinquefasciatus, Ae. aegypti dan An.albopictus merupakan beberapa spesies yang tergolong anthrozoophilic sedangkan Cu. tritaeniorhynchus merupakan salah satu nyamuk yang tergolongzooanthrophilic(Brown, 1969).

(17)

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketertarikan Nyamuk Terhadap Inang

Pada setiap jenis nyamuk mempunyai perilaku berbeda dalam mencari hospesnya. Keadaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyamuk Anopheles dalam mencari hospes adalah faktor suhu, kelembaban, karbondioksida, aroma, dan visual.

1. Suhu

Suhu merupakan faktor penting dalam penemuan hospes. Daya tarik nyamuk Anopheles sp. terhadap subyek yang dipanaskan di bawah suhu udara dalam laboratorium dan percobaan lapangan menyatakan bahwa suhu adalah faktor penting dalam pencarian sasaran (Brown, 1951). Brown (1951) melaporkan jika salah satu tangan manusia didinginkan sampai suhu 22˚C dan tangan yang lainnya pada suhu

30˚C, maka tangan yang lebih dingin kurang menarik untuk digigit nyamuk

Anophelessp.

2. Kelembaban

Kelembaban dapat mempengaruhi dan merangsang nyamuk Anopheles sp. untuk menggigit hospesnya. Akan tetapi menurut Russell (1963) di lapangan tidak ada bukti yang menunjukkan pentingnya tingkat kelembaban bagi orientasi kepada hospes, jadi disimpulkan bahwa kelembaban mungkin merupakan sebagian dari faktor penting yang berasal dari hospes dan merupakan daya tarik nyamuk pada jarak dekat.

3. Karbon dioksida

(18)

menambahkan karbon dioksida selama dua jam dapat meningkatkan jumlah nyamuk Anopheles sp. yang tertangkap menjadi empat kali. Karbon dioksida yang merupakan sisa metabolisme tubuh dieksresikan melalui saluran pernafasan, sehingga nyamuk lebih banyak hinggap di bagian kepala daripada anggota tubuh lain (Gilles, 2002).

4. Aroma

Aroma sebagai salah satu rangsangan yang menuntun serangga dalam mencari makanannya. Aroma darah saat dilaporkan mempunyai daya tarik terhadap nyamuk Ae. Aegyptiempat kali lebih besar daripada air, dan plasma darah lima kali lebih besar daripada air (Brown, 1957).

5. Visual

(19)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Pengambilan sampel nyamuk dilakukan di Desa Sukamaju karena berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan September-Desember 2011 merupakan desa yang memiliki jumlah nyamuk malaria tertinggi dengan angka kepadatan relatif lebih dari 40% dibandingkan dengan desa lain yang pernah mengalami kejadian luar biasa untuk penyakit malaria di Kecamatan Punduh Pedada. Identifikasi dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung selama bulan April 2012

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah aspirator, gelas plastik (paper glass), kain kasa, cawan petri, karet gelang, kapas, senter dan mikroskop stereo.

(20)

C. Cara Kerja

1. Persiapan

Dalam penelitian ini dilakukan survei pendahuluan untuk menentukan daerah penelitian yang akan digunakan sebagai tempat pengambilan sampel (kriteria desa tempat pengambilan sampel adalah desa yang endemis malaria), kemudian menentukan rumah yang akan dijadikan tempat pengambilan sampel dan ulangan (rumah yang dijadikan tempat pengambilan sampel adalah rumah yang berjarak kurang dari 2 km dari tambak yang terlantar atau tempat perindukan vektor ). Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, serta menentukan orang yang bertugas sebagai kolektor nyamuk.

2. Identifikasi dan Koleksi Nyamuk Vektor Malaria

(21)

O’ Connor dan Soepanto (1999) dengan bantuan mikroskop stereo dengan perbesaran

10 x 100.

D. Untuk Mengetahui Aktivitas MenggigitAnopheles sp.

Untuk mengetahui aktivitas mengigit nyamuk Anopheles yaitu dengan melakukan penangkapan nyamuk sepanjang malam yaitu mulai pukul 18.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB (40 menit penagkapan dan 20 menit istirahat setiap satu jam) di dalam dan di luar rumah dengan menggunakan aspirator dan umpan manusia (satu orang di dalam rumah dan satu orang di luar rumah) terhadap semua jenis nyamuk yang menggigit/hinggap. Kemudian nyamuk yang tertangkap tiap jamnya dipisahkan, kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui pukul berapa nyamuk vektor malaria tersebut aktif menggigit sehingga diketahui puncak aktivitas menggigitnya. Dalam penangkapan nyamuk ini menggunakan tiga rumah yang sesuai dengan kriteria yaitu berjarak 1 sampai 2 km dari tempat perindukan nyamuk (Breeding places).

E. Analisis Data

(22)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :

1. Nyamuk Anopheles sp. yang tertangkap di Desa Sukamaju Kecamatan Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran merupakan nyamuk yang bersifat endofagik (suka menggigit di dalam rumah) dengan jumlah tertangkap sebesar 83,3%.

2. Aktifitas menggigit nyamuk Anopheles sp yang tertangkap mencapai puncaknya pada pukul 03.00 WIB untuk penangkapan di dalam rumah dan pada pukul 05.00 WIB untuk penangkapan di luar rumah.

B. Saran

(23)

PERILAKU MENGIGIGIT NYAMUKAnophelessp. DI DESA SUKAMAJU KECAMATAN PUNDUH PEDADA KABUPATEN

PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

RENI FEBRIYANTI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(24)

PERILAKU MENGGIGIT NYAMUKAnophelessp. DI DESA SUKAMAJU

Desa Sukamaju Kecamatan Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu desa pantai. Tambak – tambak terlantar, lagun, dan rawa di sekitar pemukiman penduduk diduga berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk Anopheles sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku serta aktifitas menggigit nyamuk Anopheles sp. baik di dalam dan di luar rumah di Desa Sukamaju Kecamatan Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran. Pengambilan data dilakukan dengan metode penangkapan nyamuk menggunakan umpan badan manusia atau sering disebut dengan metode MBR (Man Bitting Rate) pada tiga rumah di Desa Sukamaju Kecamatan Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung dan identifikasi nyamuk di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Lampung. Hasil penelitian adalah nyamuk Anopheles sp. yang tertangkap di Desa Sukamaju Kecamatan Punduh pedada Kabupaten Pesawaran bersifat endofagik (lebih suka menggigit di dalam rumah) dan aktifitas menggigit nyamuk Anopheles sp. mencapai puncaknya pukul 03.00 (penangkapan dalam rumah) dan pukul 05.00 (penangkapan di luar rumah), namun aktifitas menggigit nyamuk Anopheles sp. ini tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada taraf kesalahan 5% dengan Ftabel > Fhitung.

(25)

PERILAKU MENGIGIGIT NYAMUK

Anopheles

sp. DI DESA

SUKAMAJU KECAMATAN PUNDUH PEDADA KABUPATEN

PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

Oleh Reni Febriyanti

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA SAINS

Pada Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(26)

Judul Laporan : PERILAKU MENGGIGIT NYAMUKAnopheles sp. DI DESA SUKAMAJU KECAMATAN PUNDUH PEDADA KABUPATEN

PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

Nama Mahasiswa : RENI FEBRIYANTI

Nomor Pokok Mahasiswa : 0817021052

Jurusan : Biologi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dra. Endah Setyaningrum, M.Biomed. Kholis Ernawati, S.Si., M.Kes. NIP 196405171988032001 NIK 531111106150

2. Ketua Jurusan Biologi

(27)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra. Endah Setyaningrum, M.Biomed .……….

Sekertaris : Kholis Ernawati, S.Si., M.Kes. ………..

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Tugiyono ……....

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Prof. Suharso, Ph.D. NIP 196905301995121001

(28)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ketapang Lampung Utara pada tanggal 12 Febuari 1990, sebagai anak pertama dari empat bersaudara, putri dari Suhaili dan Sri Jumiati.

Jenjang pendidikan diawali dari Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 1 Ketapang Lampung Utara diselesaikan pada tahun 2002. Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 6 Kotabumi Lampung Utara diselesaikan pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 2 Kotabumi Lampung Utara diselesaikan pada tahun 2008. Tahun 2008, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Unila melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru).

Pada tahun 2011 Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Punduh Pedada kabupaten pesawaran Provinsi Lampung. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum Biologi Umum untuk Jurusan Biologi, Agroekotekhnologi, Tekhnik Hasil pertanian, dan Agrobisnis, Zoovertebrata untuk jurusan Biologi FKIP, Botani Umum untuk jurusan Agroekotekhnologi, Biologi Gulma jurusan Biologi, Entomologi untuk jurusan biologi, dan Sains Dasar untuk Fakultas MIPA.

(29)

Motto

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang

yang beriman di antaramu dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan

Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al Mujaadilah : 11)

Tanda akal seseorang itu adalah pekerjaannya, dan

tanda ilmu seseorang itu adalah perkataannya.

(Imam Gozhali)

Orang yang luar biasa tidak pernah memperhatikan

hasil, tetapi mereka hanya memikirkan dan

mengerjakan prosesnya

(Asep Hilman)

If you want something you ve never had, you must

be willing to do something you ve never done

(30)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :

Ayahanda Suhaili dan Ibunda Sri Jumiati tercinta dan tersayang,

Adik-adikku tersayang

Rio febriansyah,Triyadi Wirya Dinata dan Alvin Novrizal

Segenap Keluarga besarku yang selalu mendoakan keberhasilanku,

Sahabat dan teman-temanku yang selalu berbagi kebahagiaan,

Seseorang yang kelak akan mendampingiku,

(31)

SANWACANA

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini sebagai karya awal dan tugas terakhir dalam mencapai gelar kesarjanaan ini.

Skripsi dengan judul “Perilaku Menggigit NyamukAnophelessp. di Desa Sukamaju Kecamatan Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung”merupakan lanjutan bagian hasil disertasi Ibu Kholis Ernawati, S.Si,

M. Kes dengan judul “Dampak pengelolaan lingkungan perindukan vektor terhadap pengendalian kasus malaria di daerah endemis (Studi Kasus di Kecamatan Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung tahun 2011)

Penulis menyadari bahwa banyak sekali bantuan yang penulis dapatkan selama melaksanakan penelitian hingga penyusunan skripsi ini. Dengan terselesainya skipsi penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada;

(32)

2. Ibu Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes selaku pembimbing 2 yang telah memberikan kepercayaan mengikuti proyek dan mendanai penelitian ini serta kesediaan beliau membimbing dan memberikan saran dan kritik yang membangun bagi penulis.

3. Bapak Suhaili dan Ibu Sri Jumiati kedua orang tuaku yang telah menjadi motivator bagi penulis dan terus memberikan semangat untuk penulis menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dra Tunjung Tripeni H yang terus memberi dukungan dan motivator dalam menyelesaikan skripsi.

5. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

6. Ibu Sri Muwarni, Bapak Kenedi, Bapak Tugiyono atas semua pelajaran beharga yang telah diberikan kepada penulis.

7. Yang selalu menyemangati dan menemani penulis selama menyelesaikan skripsi ini Muhamad Ramdhan Nugraha dan adik- adikku tersayang Alvin Novrizal, Triyadi Wirya Dinata, dan Rio Febriansyah yang selalu membuat senyum dihati walau susah terasa.

8. Segenap tim yang telah membantu pelaksanaan penelitian dilapangan (Pak Wayan Warso dan segenap kader nyamuk Puskesmas Punduh Pedada)

(33)

10. Sahabat – sahabatku Atik, Lastri, Amin, Febri, Arin, Wiwit, Ramli, nca serta sejumlah adik – adik tingkatku 2011(Rila, Dewi, Tiara, Wayan, dkk), terimakasih atas persahabatan, semangat, kebersamaan, dan cerita yang tertoreh selama ini “ sedetik dimata selamanya dijiwa.

11. Teman–teman biologi terspesial Bio 2008 terimakasih atas kebersamaannya, kasih sayang serta persahabatan yang tak akan lekang oleh waktu, we are the best and we are the winner.

12. Mas Yanto, Kak Ali, Pak Ali dan sejumlah laboran yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian dan skripsi ini, you are kind of people.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penyusunan laporan ini dan jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga tulisan yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandarlampung, 30 September 2012 Penulis,

Gambar

Gambar 1. Struktur morfologi nyamuk Anopheles sp. betina
Gambar 2. Sayap dengan bintil pucat
Gambar 4. Femur belakang tanpa sikat

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan di Desa Pesawaran Indah perlu dilakukan untuk mengetahui besar serapan karbon pada sistem agroforestri dan Alasan dilakukannya penelitian

balabacensis sebagai vektor malaria, maka masyarakat disarankan selalu menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan pakaian yang tertutup atau menggunakan repelen saat

Perilaku nyamuk Anopheles spp dan kaitannya dengan epidemiologi malaria di Desa Dulanpokpok Kecamatan Fakfak sampai saat ini belum pernah diteliti.. Oleh karena itu studi

Penelitian longitudinal ini dilakukan di Desa Sungai Nyamuk, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara selama 18 bulan dari Bulan Agustus 2010 hingga

sedangkan   dari   penangkapan   nyamuk   dewasa   malam   hari   ditemukan   An. 

Sehubungan dengan insiden malaria yang tinggi di Desa Datar Luas dan ditemukannya berbagai habitat perkembangbiakan yang potensial bagi nyamuk vektor serta belum pernah dilakukan

Sehubungan dengan insiden malaria yang tinggi di Desa Datar Luas dan ditemukannya berbagai habitat perkembangbiakan yang potensial bagi nyamuk vektor serta belum pernah dilakukan

Penelitian longitudinal ini dilakukan di Desa Sungai Nyamuk, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara selama 18 bulan dari Bulan Agustus 2010 hingga