STUD1 PERILAKU MENGGIGIT NYAMUK ANOPHELES
DI DESA HARGOTIRTO KECAMATAN KOKAP
KABUPATEN KULON PROGO
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Oleh
:AKHRUL APRIANTO
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
AKHRUL APRIANTO. Studi Perilaku Menggigit Nyamuk Anopheles di Desa Hargotirto Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogya'karta @i bawah bimbingan SINGGIH H. SIGIT, sebagai ketua,
UPM
KESUIMAWATI HAD1 dan F.X. KOESHARTO sebagai anggota).Dengim ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul :
STUD1 PERILAKU MENGGIGIT
NYAMUK
ANOPHELES DI DESA IIARGOTIRTO KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGODAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan.
Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya.
STUD1 PERILAKU MENGGIGIT NYAMUK
ANOPHELES
DI DESA HARGOTIRTO KECAMATAN KOKAP
KABUPATEN KULON PROGO
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
AKHRUL APRIANTO
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Entomologi Kesehatan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul 'Tesis : Studi Perilaku menggigit nyamuk Anopheles di Desa Hargotirto Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta
Nama : Akhrul Aprianto Nomo::Pokok : 99407
Program Studi : Entomologi Kesehatan
Menyetujui : 1. Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Sinegih H. Sieit. M.Sc. Ketua
Dl-. U ~ i k Kesumawati Hadi. MS. -
Anggota Anggota
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi Entomologi Kesehatan
zF
r. '.X. Koesharto. M.Sc.Penulis di lahirkan di Muaradua Kabupaten Ogan Komering Ulu pada tanggal
19 April 1964 sebagai anak ke dua dari pasangan H. Thabrani Adnan dan Hj.
Lamtarla. Penulis Menikah dengan Suliyati pada tahun 1994 dan dikaruniai seorang
anak laki - laki bernama Ary Anugerah Permana. Pendidikan Diploma 111 di tempuh
di Akademik Penilik Kesehatan Teknologi Sanitasi Bandung, lulus pada tahun 1988.
Pada tilhun 1994 penulis diterima di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro Semarang, dan menamatkannya pada tahun 1996. Kesempatan untuk
melanjutkan ke Program Pascasarjana IPB Program Studi Entomologi Kesehatan di
peroleh pada tahun 1999, dengan bantuan beasiswa dari Departemen Kesehatan RI
melalui proyek ICDC (IntensiJied Communicable Disease Control).
Penulis bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang sejak tahun 1989,
pada bidang penyehatan lingkungan dengan tanggung jawab penyehatan makanan
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkah
dan karunia - Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Pemilihan hospes adalah
suatu sifat yang sangat mempengaruhi peranan nyamuk sebagai vektor penyakit.
Seranglcaian percobaan dengan menggunakan hewan (sapi dan kambing) serta
manusia di lapangan dilakukan untuk melihat kebiasaan menggigit dan kesenangan
menggigit terhadap manusia dan hewan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Singgih H. Sigit, M.Sc, sebagai Ketua komisi pembimbing, atas saran dan
bimbingannya dalam penulisan tesis ini, dan Ibu Dr. Upik Kesumawati Hadi, MS
serta Bapak Dr.
F.X.
Koesharto, M.Sc, sebagai anggota pembimbing atas saran dankritikny a
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Barat dan Bapak Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Pandeglang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
pendidilcan pada Program Studi Entomologi Kesehatan Program Pascasarjana IPB
Bogor. Ucapan terima kasih kepada Pemimpin dan staf Puskesmas Kokap I
Kabuparen Kulon Progo, Keluarga Bapak Tukiran, dan masyarakat di sekitarnya yang
telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian di lapangan. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada Bapak Kepala Direktorat Pemberantasan Penyakit
Serangjga Penular Penyakit Departemen Kesehatan
RI,
serta semua rekan sejawat yang telah memberikan masukan dan bantuan pikiran yang sangat berharga.Akhirnya ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua penulis Bapak dan Ibu tercinta, dan teristimewa kepada Istri penulis, Suliyati dan anak kami Ary Anugerah Permana, yang tanpa henti-hentinya memberikan dukungan moril nraupun materil sehingga penelitian dan penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Demikian semoga hasil penelitian dan penulisan tesis ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pendidikan dan program kesehatan.
DAFTAR IS1
PRAKATA
Halaman i
...
DAFTAR IS1 ... iii DAFTAR TABEL ... v DAFTARGAMBAR ... vi DAFTAR LAMPIRAN ... viii
TINJAUAN PUSTAKA ... 3 1 Malaria ... 3
2 Pemberantasan malaria ... 5 2.1 .Roll back malaria ... 5
2.2 lobat malaria ... 6 2.3 :Pemberantasan vektor ... 7 3 Vak:rin malaria ... 8 4 Resistensi ... 9 4.1 IResistensi terhadap insektisida ... 9
4.2 Resistensi terhadap obat-obatan
...
94.3 IVyamuk eksofilik ... 10 5 Falo.or . faktor yang mempengaruhi ketertarikan nyamuic terhadap inang ... 10
$7
5.1 ~ u h u ... 1 1 5.2 Icelembaban ... 1 1
.
.
5.3 Karbon d ~ o k s ~ d a ... 1 1 5.4 Aroma ... 12
1
.
BAHAN DAN METODE ...
1 Lokasi penelitia
2 Wakxu penelitia
3 Penangkapan nyamuk ... ... 3.1 Penangkapan dengan umpan orang ...
3.2 l'enangkapan dengan perangkap magoo
4 Identifikasi nyamuk ... 5 Anallisis data ...
HASIL DAN PEMBAHASAN ...
1 Jeniis . jenis nyamuk yang tertangkap ...
5 Hutbungan cuaca dengan aktifitas menggigit ...
6 Penibahasan umum ... KESIMPULAN DAN SARAN ...
1 Kesimpulan ... 2 Saran ...
DAFTPiR PUSTAKA ACUAN ...
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1 kaa-rata Atl. maczrlaf~rs tertangkap dengan umpan orang, sapi dan
kambing di Desa Hargotirto bulan Maret - Agustus 2001 ... 23
2 Rata-rata Atr. balabacetlcis tertangkap dengan umpan orang, sapi dan
kambing di Desa Hargotirto bulan Maret - Agustus 2001 ... 27
3 Rata-rata An. vagus tertangkap dengan umpan orang, sapi dan kambing di
Dt:sa Hargotirto bulan Maret - Agustus 2001 ... 28
4 Rata-rata nyamuk Anopheles tertangkap perorangljam di luar d m di dalam
...
rumah Pada malam hari di Desa Hargotirto bulan Maret - Agustus 2001 305 Rata-rata nyamuk At~opheles tertangkap umpan inang sapiljam
patia malam hari di Desa Hargotirto bulan Maret - Agustus 2001 ... 32
6 Rata-rata nyamuk Anopheles tertangkap umpan inang kambingl
...
jann pada malam hari di Desa Hargotirto bulan Maret - Agustus 2001 34 7 Rata-rata An. maculafus tertangkap pada umpan orang di luar dan di dalam
rurnah di Desa Hargotirto bulan Maret
-
Agustus 2001 ... 358 Rata-rata Art. balabacencis tertangkap pada umpan orang di luar dan di
dalam xmah di Desa Hargotirto bulan Maret - Agustus 2001 ... 36
9 Rata-rata An. vagus tertangkap pada orang di luar dan di dalam rumah di
Desa Hargotirto bulan Maret - Agustus 2001 ... 36
10 Curah hujan, hari hujan dengan jumlah nyamuk Anopheles yang tertangkap Patia bulan Maret - Agustus 2001 di Desa ... 38
11 Rats-rata suhu ( maximum dan minimum ) dengan rata - rata nyamuk Anopheles
DAFTAR GAMBAR
Nomc~r Teks Halaman
1 Pe:ta Wilayah Desa Hargotirto Kecamatan Kokap Kabupaten
Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta ... 17
...
2 Pmangkapan nyamuk dengan umpan orang di luar rumah 20 ... 3 Penangkapan nyamuk dengan umpan orang di dalam rumah 20
... 4 Penangkapan nyamuk dengan perangkap magoon umpan sapi 21
...
5 Penangkapan nyamuk dengan perangkap magoon umpan kambing 21 ... 6 Idcentifikasi nyamuk di bawah mikroskop stereo 22 7 Nlramuk Anopheles maculatus
...
24...
8 N!iamuk Anopheles balabacencis 24
9 Nyamuk Anopheles vagus
...
25 10 Nyamuk Anopheles annularis...
25 1 1 Ra.ta-rata nyamuk An.
manrlatus.
An.
balabacencis dan An.
vagus yangtertangkap dengan umpan orang, sapi dan kambing di Desa Hargotirto bulan NLaret - Agustus 2001 ... 29
12 Raia-rata nyamuk An
.
manrlatus tertangkap per orangljam di luar dan di dalam rumah ~ a d a malam hail di Desa Hargotirto bulan Maret.
Armstus13 Rz~ta-rata nyamuk An
.
balabacencis tertangkap per orang/ jam di luar dan di dalam rumah pada malam hari di Desa Hargotirto bulan Maret.
Agustus 2001 ... 31 14 Rata-rata An
.
vagus tertangkap per orang/ jam di luar dan di dalam rumah.
...
pada malam hari di Desa Hargotirto bulan Maret Agustus 2001 32 15 Rata-rata nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan umpan sapiljam16 Rata-rata nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan umpan kambingljam patia malam hari di Desa Hargotirto bulan Maret - Agustus 2001 ... 34
17 Ri~ta-rata nyamuk An. nzacularus, An. balabacerzcis dan An. vagus yang menggigit di luar dan di dalam rumah di Desa Hargotirto bulan
Malret - Agustus 2001 ... 37 18 Hubungan antara curah hujan dengan jumlah nyamuk Anopheles yang
teltangkap dengan umpan orang, sapi dan kambing bulan Maret - Agustus 2C101 di Desa Hargotirto ... 39 19 H~ibungan antara rata-rata kelembaban udara dengan jumlah nyamuk
Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang,sapi dan kambing bulan
Ma.ret - Agustus 2001 di Desa Hargotirto ... 40 20 Hubungan rata-rata suhu ( suhu maximum dan minimum ) dengan nyamuk
Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang, sapi dan kambing bulan
M.aret
-
Agustus 2001 di Desa Hargotirto ... 41DAFTAR LAMPIRAN
Nomc,r Teks Halaman
1 Jumlah nvamuk A n ntaculatus. An. balabcencis dan An. v a m s
.,
t e ~ t a n ~ k a i pada saat menggigit dalam ha1 pemilihan Inangorang, sapi dan kambing di Desa Hargotirto bulan Maret - Agustus 2001 .... 50
2 Jumlah AIL maculatus, An. balabacencis dan An. vagus tertangkap pada saat menggigit orang di luar dan di dalam rumah
di Desa Hargotirto bulan Maret - Agustus 2001 ...
.
.
... 5 13 Jumlah nyamuk Anopheles tertangkap per orang/jarn, per inang
sapiljam dan per inang kambing/jam
...
524 Hmil analisis ragam dan uji T data umpan inang orang, sapi dan kambing
..
535 Hz~sil analisis ragam dan uji T data lokasi menggigit di dalam dan di luar
rurnah ... 55
6 H a d analisis ragam dan uji T data waktu menggigit di dalam dan di luar
rurnah
...
567 H a d uji statistik analisis regresi data curah hujan dengan jumlah nyamuk
PENDAHULUAN
Nyamuk Anopheles mempakan vektor penyakit malaria dan filariasis, yang umumnya aktif menggigit pa& malam hari, dan berkembang biak pada
gemigan air, sungai aliran lambat, persawahan, danau dan muara sungai dengan
laut. Penyebaran nyamuk Anopheles ini bersifat kosmopolit, hampir terdapat di
selwuh benua mulai dari yang beriklim tropis sampai subtropis.
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah satu propinsi di pulau Jawa yang
mempunyai kasus malaria tinggi yaitu di daerah Bukit Menoreh. Kabupaten
Kulon Progo m e ~ p a k a n satu dari Kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang termasuk daerah rawan penyakit malaria dengan angka parasit tahunan
( annual parasite incidence, API ) 3.54 %O pada tahun 1995, 4 %o tahun 1996,
25.24. %O tahun 1997,46 %o tahun 1998 dan 51 %o tahun 1999 ( D i e s Kulon
Pmgo 2000 ).
Dari beberapa Kecamatan yang ada di Kulon Progo, Kecamatan Kokap
merupakan Kecamatan yang rawan penyakit malaria dengm API 40 %o tahun 1995,50 %o tahun 1996,67 %o tahun 1997,55 %o tahun 1998 dan 200 %a tahm
1999
.
Desa Hargotirto mempakan satu dari lima desa di Kecamatan Kokap yangrawan penyakit malaria dengan API 47 %o tahun 1995, 89 %o tahun 1996,97 O/oo
tahm 1997, 250 %o tahun 1998 dan 315 %o tahun 1999 dengan jumlah kasus malaria 3167 orang tahun 1999
dan
4087 orang sampai bulan Juni tahun 2000(Puskesmas Kokap I1 2000). Hasil penangkapan nyamuk pada bulan April dan
Daerah yang disenangi nyamuk adalah suatu daerah yang tersedia tempat
istitabat, sumber darah dan tempat untuk berkembang biak. Aktifitas nyamuk mencrui darah dipengaruhi oleh berbagai faktor ekologi dan rangsangan dari hospesnya. Setiap jenis nyamuk berbeda perilaku menggigit baik waktu, lokasi mauplm inang yang disukainya. Pemilihan inang tersebut mempakan proses yang
penting berkaitan dengan peran nyamuk sebagai vektor penyakit.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kebiasaan dan kesenangan
nyamuk Anopheles &lam ha1 memilih hang, waktu dan lokasi menggigit yang disukatiya.
Hipotesis penelitian h i adalah nyamuk Anopheles di Desa Hargotirto mempunyai pola kebiasaan menggigit tertentu dalam ha1 p e m i l i inang, waktu
menggigit, dan lokasittempat menggigit.
Penelitian ini d i i p k a n bermanfaat sebagai masukan pada Departemen Kesehatan
RI
&lam merumuskan strategi pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria, karena dalam memberantas vektor suatu penyakit yang tepatTINJAUAN
PUSTAKA1 Malaria
Penyakit malaria disebabkan oleh parasit malaria ( Plasmodium ) stadium
aseks,ual yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles, dengan tiga gejala khas yaitu demam naik turun secara teratur, menggigil dan berkeringat. Malaria mempakan
masalah kesehatan di seluruh dunia d m merupakan penyakit yang menyebabkan
kesakitan dan kematian di negara-negara yang sedang berkembang.
Penyakit malaria tersebar luas di wilayah geografis Afrika, Asia,
Kepulauan Pasifik, Amerika tengah dan Amerika selatan, sedangkan di wilayah
geogafis Eropa telah berkurang. Penyebaran penyakit malaria ini tidak terjadi
pada daerah yang memiliki ketinggian 2000 m di atas pemukaan laut. Di wilayah
Guatt:mala pada ketinggian 3200 m di atas pennukaan laut ditemukan Anopheles
parapunctipennis tetapi tidak menjadi vektor, karena pada ketinggian ini, siklus perkembangan sprogoni Plasmodium dalam tubuh nyamuk tidak terjadi.
Penyebaran penyakit malaria juga dibatasi oleh suhu ligkungan. Pada
suhu dibawah 15 "C Plasmodium v i v a tidak dapat menyempurnakan siklus spmgoninya, akan tetapi pada Plasmodium falciprum, dapat menyempumakan siklut; sporogoninya pa& suhu di atas 20 OC (Wemsdorfer dan Mc. Gregor 1988).
Penyebaran penyakit malaria di Indonesia terdapat di seluruh propinsi dari
Nangm Aceh Darussalam ( NAD ) sampai Papua (Depkes 1999a). Hasil
pemeriksaan sediaan darah yang positif malaria di luar Jawa dan Bali dengan
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Kategori medium
prevalent area (MPA) dengan angka parasit 2 Yo-5 % yaitu propinsi Nangro Aceh
Damr:salam, Bengkulu, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat clan Kalimantan
Barat. Kategori high prevalent area ( HPA ) dengan angka parasit l e b i dari 5 %
yaitu propinsi Riau, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Maluku dan Papua ( Depkes 1990 ).
Nyamuk Anopheles yang dinyatakan sebagai vektor di Indonesia adalah
An. sundaicus sebagai vektor di daerah pantai, terdapat di wilayah propinsi Nangro Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan,
Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan K a l i t a n Timur. Nyamuk An. aconihcs sebagai vektor di daerah pertanian padi dengan sawah
bertingkat, terdapat di wilayah propinsi Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara
dan Kalimantan Tengah. Nyamuk An. subpictus sebagai vektor di daerah pantai, terdapat di wilayali propinsi Bengkulu, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Tenggara. Nyamuk An. barbirostris sebagai vektor di daerah sawah dan
saluran irigasi, terdapat di wilayah propinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Nyamuk
An. birlabacencis sebagai vektor di daerah hutan atau daerah pedalaman, terdapat
di wilayah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, K a l i t a n Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Nyamuk An. lectifer sebagai
vektor di daerah pinggir pantai, terdapat di wilayah propinsi Sumatera Utara,
vektc~r di daerah rawa-rawa dan saluran air, terdapat di wilayah propinsi Maluku dan Papua. Nyamuk An. koliensis sebagai vektor di daerah rawa-rawa yang tertuiup, terdapat di wilayah propinsi Papua. Nyamuk An. nigerimus sebagai
vektc~r di daerah rawa dengan tanaman air, terdapat di wilayah propinsi Sumatera Baral, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
Nyamuk An. sinensis sebagai vektor di daerah rawa dengan tanaman air, ter&pat
di wilayah pmpinsi Sumatera Utara. Nyamuk An. flavirostris sebagai vektor di daerah sungai yang tepinya berumput, terdapat di wilayah propinsi Sulawesi
Selatan. Nyamuk An. korwari sebagai vektor di daerah pegunungan, terdapat di wilayah propinsi Papua. Nyamuk An. maculatus sebagai veldor di daerah
pegunungan atau berbukit, terdapat di wilayah pmpinsi Sumatera Barat,
Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengab dan Kalimatan Tengak Nyamuk
An. bancrofii sebagai vektor di daerah rawa dengan tumbuhan palcis, terdapat di
wilayah propinsi Papua. Nyamuk An. barbumbrosus sebagai vektor di daerah
hutan, terdapat di wilayah propinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Selatan. Nyamuk An. punculatus sebagai vektor daerah tepian sungai,
terdapat di wilayah propinsi Maluku dan Papua. Nyamuk An. minimus sebagai vektor di wilayah propinsi Sulawesi Utara. Nyamuk An. iongiroshis sebagai vektor di wilayah propinsi Papua dan nyamuk An. leucosphyrus sebagai vektor di wilayah propinsi Kalimantan Selatan ( Depkes 1990 ).
2 Pttmberantasan malaria
2.1 Roll back malaria
dari 80 % negara-negara endemik malaria. Sejak tahun 1992, strategi pengendalian malaria secara global oleh Direktur Jenderal WHO Dr. Gro Harlem, yang mengharuskan adanya adanya komitmen guna melawan malaria. Komitmen ini bukan hanya pada bidang kesehatan tetapi juga bidang p e m e ~ t a h lain, serta bidang swasta yang secara langsung ataupun tidak berhubungan dengan malaria. Pencanangan 'Roll back malaria' ini dilakukan pada tanggal 30 oktober 1998
( CDC 2000 ). Di Indonesia pencanangan 'Gebrak malaria' ( Gerakan berantas kembali malaria ) secara nasional telah dilaksanakan oleh Menteri Kesehatan RI di kabupaten Belu propinsi Nusa Tenggara Timur pada Tanggal 7 April 2000 dan terpilih Kabupaten sebagai percontohan di Indonesia yaitu Kabupaten Kepulauan Riau, Cilacap dan Lombok. Kegiatan pemberantasan malaria di tiga Kabupaten ini melibatkan kerjasama dengan sektor perikanan, pengembangan wilayah dan perm~lkiman, tenaga kerja, pariwisata, pertambangan, kehutanan, swasta dan masyarakat ( Depkes 2000 ).
2.3 Obat malaria
Arterneter merupakan lakton sesquiterpen yang diambil dari bahan alami
artemisinin. Lumefantrin merupakan sintesis rasemik dari campwan fluren. Satu tablet mengandung 20 mg artemeter dan 120 lumefantrin. Departemen Kesehatan
RI dengan bantuan
WHO
melakukan pengobatan masal bagi penderita malaria dengiln menggunakan obat ban! dari Cina pada bulan September 2001 diKabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Purworejo.
2.4 P'emberantasan Vektor
Pemberantasan atau pengendalian vektor pa& dasarnya meliputi berbagai
upaya yaitu tahap demi tahap baik dari segi pelaksanaan maupun pengawasan
yang tiilakukan terus menerus.
Pengendalian vektor di Kenya menggunakan insektisida fenitrotion selama
dua tahun, secara umum &pat mengurangi angka kasus kematian dari 23.9 menjadi 13.5 per1000 penduduk ( Molineaux dan Gramiccia 1980 dalam
Wermidorfer dan Mc. Gregor 1998 ). Di Twki pengendalii velctor dengan menggunakan DTT dari tahun 1925 sampai tahun 1957 ( Ramsdale dan Hass 1978
) Program pengendalian vektor di Indonesia terhadap nyamuk dewasa telah
dilakukan dengan penyemperotan rumah penduduk dengan insektisida DDT
sampai tahun 1990. Setelah tahun 1990 digunakan insektisida bendiocarb 80 %
WP
dosis 0.18 hingga 0.22 gr bahan aktif /ml perm- ( dimding, jendela, pintu, lemari ), lambdasihalotrin 10 %WP
dengan dosis 0.025 hingga 0.075 grbahan aktif /m2 permukaan ( d i i i g , jendela, pintu, lemari ), deltametrin 5 %
WP
dosis 0.18 hingga 0.022 gr bahan aktii?m2 permukaan ( dimding, pintu, jendela,lemari), etofenproks 20.5 % WP dosis 0.09 hingga 0.1 1
dm2
permukaan (dinding,digunakan di seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan untuk pengendaliaan larva
Anopheles agar tidak tumbuh menjadi nyamuk dewasa antara lain dengan
menggunakan rnsect growth regulator ( IGR ), penebaran ikan pemakan jentik
seperti ikan kepala timah ( Panchax panchar ), ikan gapi ( Poecilia reticulatas ),
dan Bacrllus thurrngrensrs israelensis H - I4 ( Depkes 1999b ). 3 Vaksin malaria
Xingga saat ini belum ada cara untuk memperoleh antigen sporozoit &lam
jumlah memadai dalam waktu singkat yang diperlukan untuk penyelidikan
eksperimental, apalagi untuk vaksin yang dipakai secara lebii luas.
Menurut Yosida ( 1980 ) di negara Amerika Serikat untuk pertama kali di
t e m u h antigen protektif utama parasit malaria pada binatang pengerat yaitu PB
44, suatu polipetida dengan massa atom f 44 kilodalton. Penelitiannya
men~mjukkan bahwa antibodi monoklon terhadap antigen ini menyebabkan
sporozoit tidak menjadi infektif pada mencit.
Pada bhun 1988 , seorang ahli dari Kolombia menyatakan bahwa ia telah
menemukan vaksin malaria. Vaksin kimia SPF 66 yang diuji ternyata
men~lnjukkan p e n m a n malaria kliiis sebesar 30 persen. Perwbaan yang
dilakukan di negara Tanzania pada anak-anak dilaporkan mengalami penurunan sebesar 30 persen. Percobaan kedua di Gambia dilakukan pada bayi usia 6 bulan -
1 tahun menunjukkan penurunan hanya sebesar 8 persen. Dr Emanuel Pataroya pengembang vaksin ini mendapatkan kritik atas percobaan vaksinnya yang tidak
behasil dengan baik terhadap bayi, karena tidak menimbulkan sistem kekebalan
yang maksimal, sedangkan kasus malaria banyak menimpa anak-anak umum 1 - 5
pembuatan dan penggunaan vaksin ini masih kwang memuaskan dan masih
d a l m ~ penelitian, sehingga belum digunakan oleh WHO ( Goldman 2000 ).
4 Reristensi
Resistensi adalah kemampuan parasit untuk dapat hidup dan atau
berkelmbang biak walaupun diberikan obat terhadap parasit tersebut dalam dosis
standat atau lebih tinggi dari pada dosis standar. Permasalahan resistensi yang
masih ada dalam program pemberantasan penyakit malaria sampai saat ini adalah
sebag.ai berikuit :
4.1 Resistensi terhadap insektisida
Pada tahun 1955, An. sacharovi di Lebanon, Iran dan Twki serta
An.szuqdarcus di Indonesia dan Myanmar dilaporkan resisten terhadap DDT.
An. quadrimaculatus di Meksiko ditemukan resisten terhadap dieldrin, An.
~acha~rovi di Yunani semakin resisten terhadap kedua insektisida DDT dan dieldrin (WHO 1963). Pada tahun 1964 spesies Anopheles (terutama vektor) yang
ditem~lkan di wilayah malaria di seluruh dunia menunjukkan peningkatan
resistensi terhadap DDT ; 14 spesies resisten terhadap dieldrin dan 10 spesies resisten terhadap DDT dan dieldrin (WHO 1970).
4.2 Resistensi terhadap obat-obatan
Penggunaan obat malaria dalam skala besar pada masyarakat yang
tejangkit malaria secara endemik dengan cepat diikuti oleh resistensi parasit
malaria terhadap obat tersebut. Meskipun obat malaria menunjukkan hasil yang
nyata, namun demikian pada tahun 1960 di Kolombia ditemukan P. falciparum
yang resisten terhadap khloroquin, begitu pula di Thailand, Vietnam, Kamboja,
melaporkan di Somalia dan Nigeria Plasmodium falciparum resisten terhadap kho1o:roquin. Pada beberapa negara, obat kina dapat digunakan sebagai obat altematif meskipun harganya menjadi tinggi terutama saat menggunakan khloroquin tidak berhasil. Di Indonesia resistensi Plasmodium jhlciparum
terhadap khloroquin sejak tahun 1973 ditemukan di pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Papua ( Depkes 1983 ).
4.3 Nyamuk eksofilik
Eksofilik adalah sifat atau kebiasaan nyarnuk yang suka hiiggap istirahat di luar rumah sampai saat telurnya sudah mas& dan siap untuk diletakkan ditempat perindukan. Nyamuk ini sebagian besar dari walctu siklus gonotropiknya di l w tempat berlindung manusia.
Pengendalian nyamuk dewasa banyak menggunakan penyemperotan
rumah, namun demikian bagi vektor yang bersifat eksofilii met&
penyernperotan rumah ini kurang mengenai sasaran karena vektor tidak pemah berkor~tak dengan insektisida yang disemprotkan. Wersndorfer dan Mc. Gregor (1988) melaporkan ada bebetapa nyamuk eksofilik misalnya di Venezuela An. nunezrovari di daerah hutan berbukit, di Asia Tenggara An. balabacencis dan di padang rumput bagian utara Afiika An. arabiensis.
5 Rrktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketertarikan Nyamuk Terhadap h a n g
5.1 Suhu
Suhu merupakan faktor penting dalam penemuan hospes. Menurut Crumb
(192:! ) dalam Bates (1970 ), di laboratorium nyamuk Culex pipiem akan lebih
banyak tertarik pada suhu 32 - 43 "C, tetapi pada suhu di bawah 30 OC dan suhu
di atirs 49 OC kurang mendapat daya tarik sedangkan pada suhu di atas 60 "C
nyamuk akan menjauh. Daya tarik nyamuk terhadap subyek yang dipanaskan di
bawah suhu udara dalam laboratorium dan percobaan lapangan menyatakan
bahwa suhu adalah faktor penting dalam pencarian sasaran ( Peterson dan Brown
1951 ). Brown ( 1951 ) melaporkan jika salah satu tangan manusia di diginkan sampai suhu 22 OC dan tangan yang lainnya pada suhu 30 OC, maka tangan yang
lebii dingin kurang menarik untuk di gigit nyamuk.
5.2 Kelembaban
Kelembaban dapat mempengaruhi dan merangsang nyamuk untuk menggigit kepatla hospesnya. Nyamuk Aedes aegypti di dalam kandang olfaktometer yang besar, akan tertarik mendekati aliran udara hangat dengan kelembaban 80 persen sampai 90 persen dan pada kelembaban 15 persen sampai 20 persen kurang
tertarik ( Brown et ~1.1951). Tetapi menurut Reuter ( 1936 ) dalam Clement
(1963) bahwa di lapangan tidak ada bukti yang menunujukkan pentingnya tingkat
kelembaban bagi orientasi kepada hospes, disimpulkan bahwa kelembaban
mungkin merupakan sebagian dari faktor penting yang becasal dari hospes dan
m e ~ l p ~ k a n daya tarik nyamuk pada jarak dekat.
5.3 Karbon dioksida
New Jersey light trap, dengan menambahkan karbon dioksida selama dua jam &pat meningkatkan jumlah nyamuk yang tertangkap menjadi empat kali. Karbon diokriida yang mempakan sisa metabolisrne tubuh diekskresikan melalui saluran pemafasan, sehiigga nyamuk lebii banyak hiiggap di bagian kepala dari pa& anmDta tubuh lain ( D a y k i et al. 1965 ). Carlson et al. (1992) yang melaporkan dalmn penelitiannya dengan alat olfaktometer menunjukkan tidak ada hubungan penanbahan produksi C 0 2 dari tangan dengan daya tarik Aedes aegypti
menggigit hospes.
5.4 Aroma
Aroma sebagai salah rangsangan yang menuntun serangga dalam mencari makanannya. Willis ( 1947 ) menyimpulkan dari penelitiannya bahwa aroma tangan manusia merupakan rangsangan yang menatik terhadap nyamuk Ae. Aeg~pti dan An. quadrimaculatus. Daya tarik urin manusia terhadap nyamuk
Ae.aegypti dilaporkan oleh Roessler (1961 ) dalam Clements ( 1963 ) yang menunjukkan adanya daya tarik urine manusia terhadap nyamuk tersebut. Reuter ( 1936 ) dalam Clements (1963), memperoleh hasil negatif dalam meneliti keringat sebagai sumber yang menimbulkan daya tarik nyamuk. Aroma darah
sapi ciilaporkan mempunyai daya tarik terhadap nyamuk Ae.aegypii empat kali
iebii besar daripada air, dan plasma darah lima kali lebih besar daripada air (Bwg,ess dan Brown 1957).
5.5 Visual
Respon visual mempengaruhi nyamuk dalam memilih hospes. Bentuk
datang kepada hospes (Sippel dan Brown 1953). Browne dan Bennett (1981) melaporkan bahwa Aedes aegvpfi lebih banyak menggigit tangan yang memakai kaos l m n a gelap dari pada tangan yang memakai wama terang. Walaupun faktor visual telah dibuktikan mempengaruhi nyamuk tetapi tidak semua nyamuk tergarltung kepada faktor tersebut. Tetapi diperkirakan faktor visual berperan penting terutama pada nyamuk yang menggigit siang hari. Nyamuk Anopheles
menggigit pada mulai senja hingga malam hari, berbeda dengan nyamuk Aedes
yang tnenggigit siang hari.
6 Pola Menggigit nyamuk Anopheles
Ptyamuk Anopheles maculatus bersifat zoofilik, menyenangi darah hewan (kerba~u) dan aktifitas menggigit nyamuk Anopheles maculatus ini tertinggi antara pukul21.00 sampai pukul 24.00 WIB, dan aktifitas menggigit orang antara pukul 20.00 - 23.00 (Priyadi et al. 1987). Menwut R a t t a n a r i h i et al. (1996) nyamuk Anopheles maculatus di perkampungan Palao-u Thailand aktif menggigit orang pada malam hari dari pukul 18.00 - 01.00.
Distribusi An. annularis meliputi wilayah Afganistan, Pakistan, India, Filipir~a, Sri Lanka, C i a dan Indonesia ( Rao 1981 ). Habitatnya pada air yang mengalir lambat atau air yang tidak mengalir, tetapi juga menyukai air yang mengscndung garam ( Rao 198 1 ).
Menurut Lestari et al. (1999) di Bukit Baru Jambi Anopheles annularis
ditemukan aktif menggigit dari puku123.00
-
01.00 malam.k e d ~ yang tertutup sinar matahari, air sawah yang aliran aimya lambat
(Muirhead Thomson 1970 dalam Rao 198 1 ).
Nyamuk Anopheles vagus bersifat eksofagik, menggigit orang di luar
rumah di Kecamatan Padang Cermin Lampung Selatan (Idram et al. 1993). Lestari et al. (1999) melaporkan Anopheles vagus di Tanah Laut Kalimantan
Se1at.m aktif menggigit orang pada pukul2 1 .OO sampai dengan 02.00 malam. Penyebaran An. balabacencis meliputi wilayah India, Bangladesh, Birma,
Thailand, Indonesia, Malaysia, Kamboja, China, Taiwan dan Filipina ( Rao 1981).
Untulc wilayah Indonesia meliputi propinsi Kalimantan T i u r , Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Jawa Barat dan Jawa Tengah ( Depkes 1990). Habitatnya daerah hutan yang cukup basah terdapat genangan air tawar dalam
hutan yang permanen ataupun sementara, tetapi tidak ditemukan pada habitat yang
terkena matahari langsung ( Khin
-
Maung-Kyi 197 1 dalam Rao 198 1 ).Nyamuk Anopheles balabacencis menyukai darah manusia, dan mempunyai aktifitas menggigit orang sepanjang malam (Priyadi et al. 1987).
Menurut laporan tahunan SPV (1990) di Desa Konga Flores Timur propinsi NTT
Anopheles balabacencis paling dominan menggigit orang di dalam rumah.
Menurut Lestari et al. (1999) di Muara Bungo Jambi Anopheles balabacencis
&if ~nenggigit orang puku122.00 sampai 03.00, tetapi di Tanah Laut Kalimantan
Selatan, aktif menggigit orang pukul 19.00 sampai 24.00. Di perkampungan
Pa1ao.u Thailand Anopheles balabacencis aktif menggigit orang malam hari
7 Kkbutuhan darah
Menurut Shelton (1973) nyamuk betina menghisap darah termasuk &lam siklw; perkembangbiakan nyamuk betina. Ada dua k e m u n g k i i hubungan antara
darah dengan perkembangbiakan nyamuk yaitu pertama, &rah yang masuk dapat mempakan rangsangan pada ovarium. Kedua, darah melengkapi kebutuhan bahan
nutricii untuk perkembangan telur. Pada nyamuk yang bersifat autogen kebutuhan
darah tidak merupakan suatu ha1 yang utama karena kelompk nyamuk ini telumya berkembang tanpa menghisap darah. Nyamuk betina dewasa dapat menghasilkan
telur tanpa membutuhkan &rah tergantung pada makanan yang di dapat pa& waktu stadium dewasa ( Bates 1970 ). Shelton (1973) &lam penelitiannya dengan
C u l a salinarius yang diberi makan darah dari empat sumber yaitu, ayam,
BAHAN DAN METODA
1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di desa Hargotirto di lokasi dusun Sebatang,
Mengpri, Nganti dan Sekendal (Gambar 1) Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo. Jumlah penduduk pada tahun 2000 tercatat 8358 jiwa, terdiri atas 2094 Kepa.la Keluarga, jumlah dusun : 14 dusun. Ketinggian antara 300 - 600 meter di
atas permukaan laut, mata pencaharian penduduk umumnya petani. Hewan
pelihruaan penduduk adalah sapi dan karnbiig.
2 Waktu
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan bulan
Agustus 200 1.
3 Pcnangkapan Nyamuk
3.1 Penangkapan dengan umpan orang
Penangkapan nyamuk dengan umpan orang pada malam hari (di luar clan
di &lam rumah) dilakukan selama 12 jam (mulai jam 18.00 - 06.00) tiap dua
jam sc:kali selama 80 menit. Penangkapan di laksanakan oleh petugas penangkap
yang duduk ditempat yang tidak banyak tertanggu oleh orang lain,
dan
di dalam keadaan tidak merokok. Penangkap menggulung celana panjangnya sampai diatas lutut lalu nyamuk yang hiiggap di tangkap dengan aspirator ( Gambar 2 dan 3 ).Jumlah penangkap sebanyak enam orang, clan jumlah rumah yang digunakan sebqyak tiga yang dipilih secara acak. Satu orang penangkap di dalam rumah dan
satu orang lainnya di halaman be jarak tiga meter dari bangunan rumah. Kegiatan penangkapan dilakukan setiap 10 hari sekali selama enam bulan. Nyamuk betina
3.2 P'enangkapan dengan perangkap berumpan hewan ( magoon )
Seekor sapi sebagai umpan, dimasukkan ke dalam perangkap magoon
berulcuran panjang 4 m, lebar 2.5 m dan tinggi 2 meter. Seekor hewan kambiig dimasukkan kedalam perangkap magoon ukuran panjang 1.8 m, lebar 1.4 m dan tinggi 1.5 m. Jumlah perangkap magoon dengan umpan hewan sapi sebanyak enam dan perangkap magoon dengan umpan hewan kambing juga enam. Penangkapan dilakukan pada malam hari mulai jam 18.00 - 6.00 setiap dua jam selanla 80 menit, kegiatan penangkapan dilakukan 10 hari sekali selama enam bular~. Nyamuk betina yang masuk ditangkap menggunakan aspirator, diasukkan ke dalam gelas karton dan dibedakan menurut waktu penangkapan. 4 I~dentifikasi Nyamuk
Seluruh nyamuk hasil penangkapan dengan masing-masing cara pena~ngkapan dibunuh dengan khloroform yang diteteskan pada kapas dan di tempatkan di atas gelas karton. Selanjutnya nyamuk d i i d e n t i f h i ( Gambar 6 )
satu per-satu dibawah mikroskop stereo dengan menggunakan kunci identifikasi
dari 13'Connor dan Soepanto (1979). 5 Analisis data
Parenieter yang diukur adalah angka kepadatan nyamuk yang menggigit orang dan hewan sapi serta kambing. Banyaknya nyamuk Anopheles yang
mengigit orang, hewan sapi dan kambiig per spesies per jam, diperoleh dengan cara perhitungan sebagai berikut :
Gambar 2. Penangkapan nyamuk dengan umpan orang di luar rumah
[image:118.559.79.444.91.755.2] [image:118.559.186.432.101.393.2]Y
Gambar 4.
-
Penangkapan nyarnuk dengan perangkap magoon berumpan sapiGamhar 5 . Penanfkapan nyamuk densall perangkap i,riigooii hc~.umpan
.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1 Jmis nyamuk Anopheles yang tertangkap
Nyamuk Anopheles yang tertangkap di Desa Hargotkto selama penelitian terdiri atas empat spesies yaitu An maculatus (Gambar 7), An balabacencir (Gambar
8), An vagus (Gambar 9 ) dan Anannularis (Gambar
lo).
2 Psmilihan inang
Rata
-
rata nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang, sapidan kambiig selama penelitian disajikan pada Tabel 1
-
3dan Gambar
1 1.Tabel 1 Rata-rata Anopheles maculatzu tertangkap dengan umpan orang, sapi
dan kambiig di Desa Hargotirto bulan Maret
-
Agustus 2001.April 2001
Mei 2001
Juni 2001
Juli 2001
Amstus 200 1
Orang
*
0.00
Umpan
Sapi
**
0.00
Rata-rata Jumlah total
t
Kambing
* * *
0.00
Kanangan :
-
huluf - huruf dmgan superskrip ymg babcda pada baris ymg sama Prtinya babeda nyata (P< 0.05 ), * ekor/om9/malan, ** ekorlsapi~malam, *** ekorikamb'imalam.5.03
652 "
3.55
384
0.76
[image:121.524.39.466.18.758.2]-
-
[image:123.564.180.415.74.350.2]Ciambar 9 Nyamuk Anopheles vagus
Tabel 1 dan Gambar 11 menunjukkan bahwa rata-rata nyamuk
Anopheles macularus yang tertangkap dengan umpan orang baik di &lam
maup~m di luar rumah tertinggi pada bulan Agustus (I 1.22 ekor/orang/malam)
dan tcrendah bulan Maret (tidak tertangkap menggigit orang), dengan umpan sapi tertinggi pada bulan Juni (5.94 ekor/sapi/malam) dan terendah bulan Maret
(tidak tertangkap menggigit sapi). Adapun dengan umpan kambing tertinggi
pada bulan Juli (1.33 ekor/kambing/malam) dan terendah bulan Maret (tidak
tertangkap menggigit kambiig). Secara keseluruhan rata - rata menggigit
Anopheles maculatus selama enam bulan dari mulai bulan
Maret
hingga Agustus 2001, adalah pada orang sebanyak 6.03 ekor/orang/malam, pada hang sapi 3.55ekor/sapi/malam, dan pada inang kambiig 0.76 ekor/kambing/malm. Hal ini
berarti An. m a c u l a ~ menyukai inang orang. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Priyadi et al. (1987) di daerah PLTA Cirata bahwa, An. maculatus
menykai darah hewan kerbau dengan angka gigitan 0.6 ekor/kerbau/malam dibancling dengan orang 0.2 ekor/orang/malam
Tabel 2 dan Gambar 11 menunjukkan rata-rata nyamuk Anopheles balabi~cencis yang tertangkap dengan umpan orang baik di &lam dan di rumah
tertinggi pada bulan Agustus (14.44 ekor/orang/malam) dan terendah bulan Maret (0.05 ~:kor/orang/malam), sedangkan dengan umpan sapi tertinggi pada bulan
Juni (2.27 ekor/sapi/malam) dan terendah bulan Maret (0.05 ekor/sapilmalam). Adapun dengan umpan kambiig tertinggi pa& bulan Juli (0.72
ekor/kambing/malam) dan terendah bulan Maret, April dan Mei (tidak tertangkap
menggjgit kambiig). Secara keseluruhan rata-rata menggigit Anopheles
pada orang sebanyak 5.87 ekor/orang/malam, pa& sapi 1.05 ekor/sapi/malam, dan pads kambing 0.26 ekor/kambing/malam. Hal ini berarti An. balabacencis menyukai inang orang. Hasil ini sama dengan penelitian Priyadi et a1.(1987) di daerah PLTA Cirata bahwa, An. balabacencis menyukai darah manusia dengan angki~ 0.9 ekor/orang/malam dibanding dengan hewan kerbau 0.4
Tabeil 2 Rata-rata Anopheles balabacencis yang tertangkap dengan umpan orang, sapi dan kambig di Desa Hargotirto bulan Maret - Agustus 2001
Bulan
Maret 2001 Apriil 200 1 Mei 2001 Juni 2001 Juli 2001 Agustus 200 1 Ratal-rata Jumlah total
-
Kctangan: huruf-h (P4.05).
orang
I
SapiI
Kambigf dengan supcrsluip yang tidak sama pada baris yang s m berbeda nya!
[image:125.524.53.457.97.760.2]kam bing tertinggi pada bulan Juni ( 1.83 ekor/kambiig/malam ) dan terendah bulrun Maret ( tidak tertangkap menggigit kambing ). Secara keseluruhan rata- rata angka An. v a p selama enam bulan dari mulai bulan Maret hiigga Agustus 2001 adalah pada orang 0.50 ekor/orang/malam, pa& sapi 2.56 ekor/sapi/malam,
dan pada kambing 0.60 ekor/kambiing/malam. Hal ini berarti An. vagus menyukai inang hewan ( sapi ). Hasil ini sama dengan penelitian Soedir (1985) di Desa
Glagah Kulon Progo yang mengamati bahwa An. vagus yang tertangkap nomor
dua terbanyak setelah An. sundaicus dari 20 spesies yang tertangkap memakai
u q i m hewan sapi dengan tiga kali ulangan dan r i a kali pemerangkapan
.
Tabel 3 Rata-rata Anopheles vagus yang tertangkap dengan umpan orang, sapi dan kambing di Desa Hargotirto bulan Marct
-
Agustus 2001Bulan
Ivhet 2001
April 2001
Mei 2001
Juni 2001
Juli 2001
Agulstus 2001
RaU-rata
Jumlah total
Kdcrangan : huruf - huruf
(P4.05 )
Umpan Orang 0.00 0.00 0.11 1.72 0.11 1.11 0.50
55 b,
dmgan supcrskrip yang tidak sama pada baris yang sama bubda nya
Sapi 0.00 0.66 2.1 1 4.00 3.77 3.83 2.39
259
*
K a m b i i
0.00 0.1 1 0.61 1.83 0.77 0.33 0.61
[image:126.527.50.458.34.747.2]I
Spesies Anopheles I
. .~ ~ ~~
[image:127.527.53.453.53.780.2]/.Orang ~ .Sapi ~ ...~ OKambing .-
1
I ~ . . ~ ~~-~ .. ... ~~.~~ ~. .. ~ ~ .. . .. . - ,Gambar 1 1 Rata-rata nyamuk An. maculatus. An. balabacencis dun An. vagus yang tertangkap dengan umpan orang, sapi dan kambing di Desa Hargotirto bulan Maret
-
Agustus 2001.3 Vraktu menggigit
Aktifitas menggigit nyamuk Anopheles yang tertangkap di Desa Hargotirto
selama penelitian disajikan pa& Tabel 4 - 6 dan Gambar 12 -16. Berdasarkan hasil ~xnangkapan nyamuk Anopheles dengan umpan orang di luar dan di &lam
rumah di Desa Hargotirto selama enam bulan dari bulan Maret sampai Agustus
2001 terlihat rata-rata An. maculatus aktif menggigit pukul 18.00 - 04.00,
dengan rata-rata 0.82 gigitan per orandjam ( di dalm nimah ) dan 0.77 gigitan per orangljam (di luar rumah ). Nyamuk An. balabacensis aktif menggigit sepanjang malam, pukul 20.00 - 05.00, dengan rata-rata 1.14 gigitan per
orangljam ( di &lam nunah ) d m 0.41 gigitan per orandjam ( di luar rumah ). Nyamuk An. vagus aktif menggigit mulai pukul 20.00
-
02.00 dengan rata-rata0.07 gigitan per orangljam ( di dalam rumah ) dan 0.06 gigitan per orandjam ( di
24.00 baik pada An. maculatus, An.vagus maupun An. balabacencis ( Tabel 4 dan Ciambar 12
-
14 ).Tabel 4 Rata- rata nyamuk Anopheles yang tertangkap per orangljam di luar dan di dalam rumah pa& malam hari di Desa Hargotirto pada bulan Maret - Agustus 2001
Spesies nyamuk Anopheles
WakN An.rn~culatus An. balabacensis An. vagur
Dalam Luar Dalm Luar Dalam Luar
111.00 - 20.00 0.61 0.45 0.41 0.19 0.04 0.02
Hasil penelitian di atas temyata berbeda dengan laporan Priyadi et al. 04.00
-
06.00L
Rata-rataJumlah total
(1987) di daerah PLTA Cirata yang menyatakan bahwa An. maculaius aktif
menggigit orang pa& bulan Januari hiigga Februari antara pukul20.00
-
23.00Ketemngan : huruf- huruf dengan supemkip y a q m a pada baris dalam Mhp Injw spesiu nyamuk
yang sama tidak berbeda nyata r n . 0 5 ) 0.00
0.82
317"'
WIB.
Menurut Rattanarithikul et al. (1996) nyamuk An. maculatus diperkampungan Palao-u Thailand &if menggigit orang pa& bulan Januari 1994 0.00
0.77
335
"
hir~gga Januari 1995 pukul 18.00 - 01.00. Pa& An. balabacencis menurut penelitian Lestari et a1.(1999) di Muara Bungo Jambi bulan Juli hingga Oktober
0.14
1.14
466"
[image:128.536.71.469.26.768.2]Waktu I
Gamlm 12 Rata-rata nyamuk An. maculatw tertangkap per orang/jam diluar dan di &lam rumah pada malam hari di Desa Hargotkto bulan Maret
- Agustus 2001.
18.00-20.00 20.00-22.00 22.00-24.00 24.00-02.00 02.00-04.00 ' 04.00~08.00
1
Waktu
1
[image:129.518.68.447.73.699.2]Gambar 14 Rata-rata nyamuk An. vagus tertangkap per orandjam di luar clan di dalam rumah pa& malam hari di Desa Hargotirto bulan Maret - Agustus 200 1.
Aktifitas menggigit nyamuk Anopheles yang tertangkap menggigit inang sapi selama penelitian disajikan pada Tabel 5 dan Gambar 15.
Tabel 5 Rata-rata nyamuk Anopheles tertangkap dengan umpan inang sapiljam pada malam hari di Desa Hargotirto bulan Maret - Agustus 2001
I
Spesies nyamuk Anopheleswaktu
-
18.00 - 20.00
-
Rata-rata.lumlah total
-
An.rnaculatus
0.14
<ctau~gan : huruf- hurufdengan superskrip yang sama pada baris yang sama tidak ~FAB& nyata (PW
[image:130.524.59.456.52.788.2] [image:130.524.72.457.81.351.2]Hasil penangkapan nyamuk Anopheles dengan umpan sapi selama enam bulan dari mulai bulan Maret sampai Agustus 2001 menunjukkan bahwa rata-rata
An. maculatus aktif menggigit pukul 18.00 sampai 04.00, dengan rata-rata gigitan 0.47 per sapiljam. Nyamuk An. balabacencis aktif menggigit pukul 20.00 sampai 06.00, dengan rata-rata gigitan 0.14 per sapi/jam. Nyamuk An. vagus mulai aktif menggigit pukul 18.00 sampai 04.00, dengan rata-rata 0.33 gigit.an per sapi/jam. Adapun puncak aktifitas menggigit ketiga spesies pada inant; sapi antara puku122.00 sampai 24.00.
18.00-20.00 20.02-22.00 22.02-24.W 24.0(M2.00 02.00-04.00 04.00-08.00 )
Waktu I I
I
.
j-An.m(~culahrs ~ - ~ - c ~ n . b e l ~ n s $ ~ --An.vagus ~ ---.-.-
1
~~ ~ . .~~ ~ - . .. -- .. ~ .. ~-~ ~Gamlnr 15 Rata-rata nyamuk Anopheles tertangkap dengan umpan sapil jam pada malam hari di Desa Hargotirto bulan Maret
-
Agustus 2001.Aktifitas menggigit nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan hang kambing di Desa Hargotirto selama penelitian disajikan pada Tabel 6 dan Gambar
16.
per inang kambingjam), dan An. vagus aktif menggigit pukul 18.00 sampai 04.00 ( rata-rata 0.081 gigitan per inang kambiig/jam). Adapun puncak aktifitas menggigit pa& inang kambing untuk An. maculatus, A n balabacencis dan An. vagus antara puku122.00 sampai 24.00 ( Tabel 6 dan Gambar 16 ).
Tabel 6 Rata- rata nyamuk Anopheles tertangkap umpan hang kambiig/jam pada malam hari di Desa Hargotirto bulan Maret - Agustus 2001
Spesies nyamuk Anopheles
18.00-20.00 20.00-22.00 22.00-24.00 24.00-02.00 02.00-04.00 04.00-06.00 Waktu
.
i
~ ~
-An.maculatus -An.baIabacenSIs - ~ n . v a g u s ~
I ..-sII
_--
_ii
An.maculatus
t
Rata-rata Jumlah totalGambar 16 Rata-rata nyamuk Anopheles tertangkap dengan umpan kamb'ig/jam pada malam hari di Desa Hargotirto bulan Maret - Agustus 200 1.
An. balabacencis
Keterangan : hunrf - huruf dcngan supc~~loip ysng sama pada biuis yang sama tidak b d d a nyata (FM.05 )
0.10 83
"
An. vagus
0.03 29
"
[image:132.524.59.469.194.757.2]4 1,okasi Menggigit
Lokasi menggigit nyamuk Anopheles selama penelitian di Desa Hargotirto
disajikan dalam Tabel 7 - 9 dan Gambar 17.
Tabel 7 memperlihatkan bahwa lebii banyak nyamuk An. maculatus
mengigit di luar nunah ( 6.20 ekorlorangl malam ) daripada di dalam rumah (5.8;' ekorloranglmalam). Namun demikian dengan uji t tidak berbeda nyata ( P >
[image:133.521.29.452.22.663.2] [image:133.521.68.440.263.749.2]0.05 ).
Tabel 7 Rata-rata An. maculatus yang teltangkap dengan umpan orang di luar dan di dalam rumah di Desa Hargotirto pada bulan Maret - Agustus 2001
Bulan
Maret 2001
April 200 1
Mei 2001
Juni 2001
Juli 2001
Agustus 200 1
Rata-rata
Di luar rumah Di dalam rumah
Jumla total
I
335@
I
317"I
I I I
Ceterangan : huruf- huruf dengan supasltrip yang sama pads baris yang snma tidak bcrbeda
Tabel 8 Rata-rata An. balabacencis yang tertangkap dengan umpan orang di luar dan di dalam rumah di Desa Hargotirto bulan Maret
-
Agustus 2001April 2001
I
0.00I
1.44I
Bulan Maret 2001
Mei 2001
I
1.44I
6.00I
Juni 2001
I
3.44I
10.77I
Lokasi
Di luarnunah
1
Di dalamrumah 0.00Tabel 8 memperliitkan bahwa nyamuk An. balabacencis lebii banyak
0.11
Juli 2001 Agustus 2001 Rata-rata Jumlah total
menggigit di dalam rumah ( 8.62 ekor/orang/malam ) daripada di luar rumah
(3.12 ekor/orang/malam). Hasil penelitian ini ternyata sama dengan laporan
eterangan : huruf - hwuf dengan supemrip yang bubeda pada baris yang sama behedo nyata (P <0.05)
4.66 9.22 3.12 169 b,
penelitian Stasiun Pengamatan Vektor di propinsi Jawa Tengah (1990). 13.77 19.66 8.62 466 a)
Tabel 9 Rata-rata Anopheles vagtrs yang tertangkap dengan umpan orang di luar dan di dalam rumah di Desa Hargotirto bulan Maret - Agustus 2001
Lokasi Bulan
Di luar rumah
I
Didalamrumah Maret 2001April 2001 Mei 2001 Juni 2001 Juli 2001 Agustus 2001
Jumlah total
I
29 ')I
26"
I I
[image:134.524.59.453.33.766.2]Tabel 9 memperlihatkan nyamuk An. vagus lebih banyak menggigit dilnar rumah ( 0.53 ekor/orang/malm ) daripada di dalam rumah ( 0.48
ekor/orang/malam ). Namun demikian secara statistik tidak berbeda nyata
(PN.05). Hasil penelitian ini temyata sama dengan laporan Idram
-
Idris et al.(1993) yang menyatakan bahwa An. vagur lebih banyak menggigit orang di luar
rumah (bersifat eksopagik).
~~ ~~ ~ ~~ ~~ . - - ~ ~ ,
,
. . . . . .-.Luar Rumrh HDaIam R U I
1 ~ -. . .- --
-- .. .
Gan~bar 17 Rata-rata nyamuk An. rnaculatus, An. balabcencis dan An. vagw
yang menggigit di luar dan di dalam nunah di Desa Hargotirto pada
bulan Maret - Agustus 2001.
5 Hubungan Cuaca dengan aktifitas menggigit
Data suhu, kelembaban dan curah hujan di daerah penelitian diperoleh
dari Badan Meteorologi dan Geofisika Daerah Istimewa Yogyakarta (Tabel 10 dan 1 1). Selma enam bulan dari Maret - Agustus 2001, suhu udara rata-rata di daerah Kokap berkisar antara 23
-
28 OC, dan kelembaban antara 91-
95 %. [image:135.524.60.460.63.662.2]antara 23 - 28 OC dan kelembaban nisbi lingkungan rata-rata berkisar antara
91 - 95 % dengan keadaan hujan tidak teratur.
Hubungan antara curah hujan dengan aktifitas nyamuk menggigit disajikan
pada~ Gambar 18. Jumlah nyamuk Anopheles yang tertangkap menggigit orang,
sapi dan kambing berbanding terbalik dengan curah hujan. Pada saat curah hujan tinggi jumlah nyamuk Anopheles tertangkap menurun, sedangkan ketika
curalh hujan rendah, jumlah nyamuk Anopheles yang tertangkap meningkat.
Dengan uji regresi linier menunjukkan ada hubungan antara curah hujan dengan
nyanluk tertangkap (
R'
terhadap curah hujan 61.1 % ). Meetsellar ( 1957 )dalatn Depkes ( 1987 ) melaporkan saat jumlah curah hujan lebii dari 130 mm
kepadatan nyamuk akan turun tajam atau hilang sama sekali.
Tabel 10 Data curah hujan, hari hujan dan jumlah nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang, sapi dan kambiig pada bulan Maret
- Agustus 2001
B~ulan April Mei Juni Juli Agustus
Curah hujan
406.0 123.0 Hari hujan
W)
20 hari 8hari 6hari 5hari 4hari 2 hariMarct April Mei Juni Juli
m
BulanGan~bar 18 Hubungan antara curah hujan dengan jumlah nyamuk Anopheles
yang tertangkap dengan umpan orang, sapi dan kambiig pada bulan Maret
-
Agustus 2001 di Desa Hargotirto.Tabel 11 Data rata-rata suhu liigkungan dan kelembaban nisbi dengan nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang, sapi dan kambiig pada bulan Maret - Agustus 2001 di Desa Hargotiao.
Bulan Juni Juli Kelembaban nisbi (Oh) 95.0 93.0 92.0 89.0 92.7 92.3
Suhu Udara
(OC)
umpsnorang
Surnber :
-
Badan Meteorolorri dan Geofisika Daerah Istiiewa - -YogyakarWDinas ~ : ~ Kabupaten Kulonprogo a n
[image:137.527.63.464.52.732.2]I
Maret April Mei Juni Juli AgustusBulan
+Orang -m- Sapi
+
Kambing -i+ LembabGambar 19 Hubungan antara rata-rata kelembaban udara dengan nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang, sapi dan kambing
pada bulan Maret - Agustus 2001 di Desa Hargotirto.
Tabel 11 dan Gambar 19 menunjukkan rata-rata kelembaban tertinggi pada bulan Maret sebesar 95.0 % dan terendah pa& bulan Juni sebesm 89.0 %,
waktu kelembaban tinggi nyamuk yang tertangkap dengan umpan inang orang, sapi clan kambing cenderung rendah, sedangkan pada rata-rata kelembaban rendah
nyamuk yang tertangkap cenderung tinggi. Pada kelembaban rendah dibawah 63
[image:138.527.54.482.53.771.2]Maret April Mei Juni Juli Agustus
Bulan
--t Orang
-.-
Sspi -Kambing -X- Max- -
=X- -
Min (Gambar 20 Hubungan antara rata-rata suhu (suhu maximum dan minimum) dengan nyamuk Anopheles yang tertangkap dengan umpan orang, sapi dan kambing pada bulan Maret - Agustus 2001 di Desa Hargotirto.
Tabel 11 dan Gambar 20 rata - rata suhu tertinggi pada bulan Mei suhu maksimum 28 "C dan suhu minimum 26 "C, sedangkan suhu rata-rata terendah pada bulan Maret suhu maksimum 24 OC dan suhu minimum 23 "C. Pada bulan
Juni suhu maksimum 27
"C
dan suhu minimum 26 OC. Nyamuk yang tertangkap menggigit umpan inaug orang, sapi dan kambmg cenderung meningkat tetapi pada [image:139.527.28.465.75.758.2]6 P1:mbahasan umum
Pemilihan hospes adalah suatu sifat yang sangat mempengaruhi peranan nyamuk sebagai vektor penyakit. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan umpan inang orang, sapi dan kambing mempunyai banyak arti dibidang pemb:rantasan penyakit malaria.
Penularan penyakit terjadi karena adanya interaksi antara faktor penyebab penyakit, hospes dan lingkungan yang berlangsung terus menerus. Data yang didapat dalam penelitian ini, ada empat spesies nyamuk Anopheles yaitu An. macuratus. An.balabacencis, An. vagus dan An annularis. Nyamuk An.maculatus, An. balabacencis menyenangi inang orang, sedangkan An. vagus menyenangi inang sapi. Peril