PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS V
SD NEGERI 101815 SIDODADI
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh :
ABDI IMANUEL GINTING NIM : 8146182001
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
ABDI IMANUEL GINTING. 8146182001. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kelas V SD Negeri 101815 Sidodadi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran problem based learning lebih tinggi daripada motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan model direct instruction; dan (2) hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran problem
based learning lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
model direct instruction.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 101815 Sidodadi. Sampel penelitian ini yaitu kelas VA = 35 orang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan kelas VB= 35 orang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction. Penelitian ini berbentuk Quasi Experiment dengan rancangan Pretest-Posttest Control Group Design. Instrumen yang digunakan yaitu angket motivasi dan tes hasil belajar. Analisis data menggunakan uji-t.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran problem based learning lebih tinggi daripada motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan model direct instruction. Hal tersebut berdasarkan perolehan skor thitung(=2,729) lebih besar dari ttabel(=1,671); dan (2) Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran problem based learning lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model direct instruction. Hal tersebut berdasarkan perolehan skor thitung(=3,228) lebih besar dari ttabel(=1,671).
ii ABSTRACT
ABDI IMANUEL GINTING. 8146182001. Effect of Problem Based Learning Model to Motivation And Learning Outcomes On Civic Education Class V SD Negeri 101815 Sidodadi.
This study aimed to analyze: (1) motivation of students in problem-based learning models is higher than direct instruction models; and (2) learning outcomes of students in problem-based learning models is higher than direct instruction models.
The population of this research is the class V SD Negeri 101815 Sidodadi. The sampling of this research is class VA= 35 student’s to follow the learning by using Problem Based Learning and class VB= 35 student’s to follow learning by using Direct Instruction. This study is Quasi Experimental with pretest-posttest control group design. The instruments used are questionnaires motivation and achievement test. The data analysis using t-test.
The results showed: (1) motivation of students in problem-based learning models is higher than direct instruction models. It is based on the acquisition score tratio (= 2.729) greater than ttable (= 1,671); and (2) learning outcomes of students in problem-based learning models is higher than direct instruction models. It is based on the acquisition score tratio (= 3,228) greater than ttable (= 1.671).
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kelas V SD Negeri 101815 Sidodadi”. Penulisan tesis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Penulisan tesis ini tidak terlepas dari hambatan-hambatan yang dihadapi, namun tesis ini dapat terselesaikan dengan usaha peneliti dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Unimed yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan studi di Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar, dan Bapak Dr. Daulat Saragi, M.Hum. selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Dasar. 4. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si selaku dosen Pembimbing I yang telah
banyak memberikan petunjuk dan bimbingan yang begitu berarti bagi penulis sejak penyusunan proposal sampai penyelesaian tesis ini.
5. Ibu Dr. Evi Eviyanti, M.Pd selaku dosen Pembimbing II yang dengan sangat sabar memberikan masukan dan arahan yang sangat berharga bagi penulis. 6. Bapak Dr. Irsan Rangkuti, M.Si., Ibu Dr. Reh Bungana Br Perangin-angin,
M.Hum., dan Bapak Dr. Sugiharto, M.Si. selaku narasumber sekaligus tim penguji yang telah memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis demi perbaikan tesis ini.
iv
8. Seluruh staff pegawai PPs Unimed, terkhusus kepada Hizrah Syahputra Harahap yang telah banyak memberikan saran, dan bantuan sejak peneliti melaksanakan perkuliahan perdana sampai pada penyusunan berkas.
9. Kedua orang tua saya Beren Beluh Ginting S.Pd dan Ngarihken Br karo yang
selalu mendidik, membimbing, memberi arahan dan dukungan dari segi materi dan do'a.
10. Istri saya Siska Pranata yang selalu mendampingi dan memberi motivasi serta
buat putra tersayang Vian Carolus Ginting yang selalu memberikan keceriaan hidup kepada penulis.
11. Adik saya Sri Anita Br Ginting yang telah memberikan motivasi dan iringan
doa kepada penulis.
12. Ibu Dra. Rahmawaty selaku Kepala Sekolah SD Negeri 101815 Sidodadi yang telah memberikan izin penelitian, khususnya Ibu Kamidah, S.Pd. selaku guru kelas VA dan Ibu Rita Hanum S.Pd selaku guru kelas VB dan seluruh guru, staf dan pegawai SD Negeri 101815 Sidodadi yang telah membantu peneliti.
13. Keluarga Besar Kelas B-2 Eksekutif angkatan 2014 yang telah berbagi suka,
duka dan pengalaman indah sebagai pendidik selama mengikuti perkuliahan.
14. Sahabat-sahabat istimewa, Meta Munthe, Rosida Aini, Samirah, Mutia Sari,
Amos Tarigan, Nahrun Najib Siregar, yang telah banyak memberi masukan dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak luput dari kekurangan. Untuk itu,
penulis mengharapkan sumbangan pikiran, kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga
tesis ini bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Juli 2016 Penulis
v
2.1.2. Hakikat Motivasi Belajar ... 18
2.1.3. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ... 22
2.1.4. Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) ... 38
2.1.5. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar ... 42
2.2. Teori Belajar Relevan ... 47
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 57
3.3. Jenis dan Desain Penelitian ... 58
3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 59
3.5. Prosedur Penelitian ... 61
3.6. Pengontrolan Perlakuan ... 64
3.7. Tehnik Pengumpulan Data ... 66
vi
3.9. Hasil Uji Coba Instrumen ... 73
3.10. Teknik Analisis Data... 75
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 78
4.1.1. Deskripsi Motivasi Belajar ... 78
4.1.2. Deskripsi Pretes Hasil Belajar ... 82
4.1.3. Deskripsi Postes Hasil Belajar ... 86
4.2. Pembahasan... 90
4.2.1. Motivasi Belajar Siswa ... 90
4.2.2. Hasil Belajar Siswa ... 92
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 95
5.2. Implikasi ... 95
5.3. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 99
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 : Nilai Mata Pelajaran PKn ... 4
Tabel 2.1 : Sintaks Model PBL... 35
Tabel 2.2 : Sintaks Model DI ... 39
Tabel 2.3 : Perbedaan Model PBL dengan Model DI ... 41
Tabel 3.1 : Desain Penelitian ... 58
Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar ... 67
Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar ... 69
Tabel 3.4 : Hasil Uji Validitas ... 73
Tabel 3.5 : Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 74
Tabel 3.6 : Hasil Uji Daya Beda ... 74
Tabel 4.1 : Deskripsi Motivasi Belajar ... 79
Tabel 4.2 : Uji Normalitas Motivasi Belajar ... 80
Tabel 4.3 : Uji Homogenitas Motivasi Belajar ... 81
Tabel 4.4 : Uji Perbedaan Motivasi Belajar... 82
Tabel 4.5 : Deskripsi Pretes Hasil Belajar ... 82
Tabel 4.6 : Uji Normalitas Pretes Hasil Belajar ... 84
Tabel 4.7 : Uji Homogenitas Pretes Hasil Belajar ... 85
Tabel 4.8 : Uji Perbedaan Pretes Hasil Belajar ... 86
Tabel 4.9 : Deskripsi Postes Hasil Belajar... 86
Tabel 4.10 : Uji Normalitas Postes Hasil Belajar ... 88
Tabel 4.11 : Uji Homogenitas Pretes Hasil Belajar ... 89
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 : Keterkaitan Permasalahan dengan Tujuan Pembelajaran ... 32
Gambar 3.1 : Prosedur Penelitian ... 63
Gambar 4.1 : Motivasi Belajar ... 79
Gambar 4.2 : Normalitas Motivasi Belajar... 80
Gambar 4.3 : Pretes Hasil Belajar ... 83
Gambar 4.4 : Normalitas Pretes Hasil Belajar... 84
Gambar 4.5 : Postes Hasil Belajar ... 87
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran... 103
Lampiran 2a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PBL ... 107
Lampiran 2b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran DI... 130
Lampiran 3 Angket Motivasi Belajar Siswa ... 140
Lampiran 4 Tes Hasil Belajar Siswa ... 143
Lampiran 5 Hasil Uji Coba Instrumen ... 148
Lampiran 6a Data Angket Motivasi Belajar ... 150
Lampiran 6b Hasil Pretes dan Postes Hasil Belajar Siswa Kelas Problem Based Learning. ... 155
Lampiran 6c Hasil Pretes dan Postes Hasil Belajar Siswa Kelas Direct Instruction... 160
Lampiran 7a Daftar nama siswa kelas Problem Based Learning ... 165
Lampiran 7b Daftar nama siswa kelas Direct Instruction. ... 166
1 1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia dan berlangsung
sepanjang hayat. Sejak kelahirannya ke dunia, anak memiliki kebutuhan untuk
memperoleh pendidikan. Pendidikan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia agar
dapat melakukan aktivitas sosial di masyarakat tempat mereka berada. Suatu
kenyataan, anak sebagai makhluk yang belum dewasa harus ditolong, dibantu,
dibimbing, serta diarahkan agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pendidikan formal di
sekolah.
“Pendidikan tidak mengharapkan muncul manusia-manusia yang menjadi
terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan
diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan
masyarakatnya” (Amri, 2010:51). Sehingga, tujuan, isi, maupun proses
pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik kekayaan
dan perkembangan yang ada di masyarakat. Syah (2012:59) mengatakan bahwa
“paling vital dalam setiap usaha pendidikan adalah belajar, sehingga tanpa belajar
sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan”.
Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan manusia yang memiliki
kemampuan yang unggul dan mandiri. Terkait dengan mutu pendidikan pada
2
terutama pada kualitas pembelajaran. Upaya untuk meningkatkan kualitas dan
mutu pendidikan secara terus menerus dilakukan agar menghasilkan masyarakat
yang dapat diandalkan baik dari segi pengetahuan dan sikap.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) berdasarkan Permendiknas No. 22
tahun 2006 diartikan sebagai mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak
dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil,
dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) memiliki dan sejalan dengan tiga fungsi pokok
pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana pengembangan warga negara yang
demokratis, yakni mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intellegence),
membina tanggung jawab warga negara (civic responsibillity) dan mendorong
partisipasi warga negara (civic participation). Tiga kompetensi warga negara ini
sejalan pula dengan tiga komponen pendidikan kearganegaraan yang baik yaitu
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan
(civic skills) dan karakter kewarganegaraan (civic dipositions).
Dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan ada dua hal yang perlu
mendapat perhatian guru yakni bekal pengetahuan materi pembelajaran dan model
atau pendekatan pembelajaran, namun dalam melaksanakan kewajiban itu guru
sering mengalami kesulitan atau kendala dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran PKn hendaknya lebih
memberikan kebebasan dalam berfikir dan mengarah kepada kemandirian siswa.
baik dan dapat diandalkan yang dapat mengkaji sistem kemasyarakatan dan
kenegaraan Indonesia serta patuh terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh
pemerintah. Oleh karena itu, siswa dilatih untuk bisa berperan aktif dalam
pelajaran agar suatu saat mereka terjun ke masyarakat, mereka dapat
mengemukakan pendapat mereka dan memberikan ide-ide yang bermanfaat bagi
orang banyak. Sehingga siswa akan menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
partisipatif serta menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
masih banyak guru kelas dalam menyampaikan pelajaran/ mengajar lebih
mengutamakan model pengajaran langsung (direct instruction) dengan metode
ceramah, yang lebih terpusat pada aktivitas guru (teacher centered). Pada kondisi
seperti itu, kesempatan siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuannya
sendiri sangatlah terbatas, sehingga siswa kurang dapat mengembangkan
kemampuan berpikirnya yang berdampak pada rendahnya kemampuan pemecahan
masalah. Proses belajar mengajar satu arah, tidak mendukung partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi awal tentang nilai rata rata pada pelajaran
PKn Siswa Kelas V SD Negeri 101815 Sidodadi masih banyak siswa yang belum
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan. Rendahnya
hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn, merupakan masalah yang
perlu segera dipecahkan. Rata rata nilai mata pelajaran PKn pada ulangan harian
yang diperoleh peserta adalah 60. Padahal nilai KKM yang ditetapkan sekolah
4
sedangkan yang 45 orang siswa atau 60 % belum memenuhi KKM, berarti
kegiatan pembelajaran ini belum berhasil atau masih kurangnya motivasi belajar
siswa pada pembelajaran PKn yang menyebabkan nilai PKn di bawah nilai KKM.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri 101815
Sidodadi Kecamatan Biru-Biru dapat diketahui nilai hasil belajar PKn selama 3
tahun ini, yaitu :
Tabel 1.1. Nilai Mata Pelajaran PKn Tahun
*) Sumber : Data dokumentasi SD Negeri 101815 Sidodadi
Dari nilai di atas, dapat diketahui bahwa nilai siswa masih dalam kategori
cukup. Hal itu terjadi karena siswa kurang termotivasi dalam mengikuti proses
pembelajaran. Mengingat mata pelajaran PKn merupakan ilmu yang bersifat
abstrak, teori dan praktek, maka dalam pelaksanaan pembelajarannya siswa harus
memiliki motivasi belajar yang tinggi. Motivasi akan lebih meningkat jika siswa
ikut terlibat dalam aktivitas belajar. Hal ini senada dengan Sardiman (2009:75)
yang menyatakan bahwa “hasil belajar akan optimal jika ada motivasi yang tepat”.
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi belajar.
Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang
baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.
Dalam proses belajar mengajar, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam
menciptakan kondisi dan suasana belajar yang dapat meningkatkan motivasi dan
pembelajaran tetapi juga sebagai motivator yaitu guru harus berusaha membuat
siswa terdorong dan tertarik akan materi PKn. Siswa perlu diberikan dorongan
atau rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya untuk belajar. Meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah melalui penerapan pembelajaran berbasis
masalah dapat dilakukan karena pembelajaran berbasis masalah dapat
menghubungkan isi mata pelajaran akademik dengan konteks kehidupan
sehari-hari untuk mampu menyelesaikan masalah untuk menemukan makna baru dalam
kehidupan
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang disajikan dalam bentuk
masalah akan memberikan motivasi bagi siswa untuk mempelajarinya lebih dalam.
Dengan dihadapkan dalam suatu masalah PKn, siswa akan berusaha menemukan
penyelesaiannya melalui berbagai strategi pemecahan masalah. Dimana
pembelajaran PKn di SD, juga bertujuan untuk melatih siswa memecahkan
masalah yang mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan
sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Menurut Schmidt (dalam Rusman, 2012:231), teori konstruktivisme sangat
berkaitan erat dengan pembelajaran berbasis masalah yang memiliki ciri antara
lain pemahaman diperoleh dari interaksi dengan skenario permasalahan dan
lingkungan belajar. Dari pendapat ahli tersebut dapat diartikan bahwa
pembelajaran berbasis masalah sangat penting dalam pembelajaran PKn,
mengingat masih banyaknya siswa yang merasa kesulitan dalam
mengkonstruksikan dan mengaplikasikan ide-ide dalam pemecahan masalah
6
kurikulum pembelajaran berbasis masalah membantu untuk meningkatkan
perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir terbuka,
reflektif, kritis, dan belajar aktif.
Pemilihan dan penentuan model pembelajaran dapat dilihat dari beberapa
sudut pandang diantaranya : (1) Nilai strategi model, nilai strategis model dapat
mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar; (2) Efektifitas penggunaan
model, maksudnya ada kesesuaian antara model dengan semua komponen
pengajaran yang telah diprogramkan dalam suatu pelajaran sebagai persiapan
tertulis; (3) Pentingnya pemilihan dan penentuan model, guru mampu melakukan
pemilihan dan penentuan model untuk mencapai tujuan pengajaran; (4)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan model, antara lain ; (a) Anak didik,
perbedaan individual pada aspek biologis, intelektual dan psikologis anak didik
mempengaruhi dan penentuan metode.
Guru dapat memilih dan menggunakan model pembelajaran serta metode
pembelajaran yang tepat dalam mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan agar siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
merupakan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah yang nyata sehingga
siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan
keterampilan yang tinggi, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan
dirinya. Siswa akan diberikan kebebasan untuk berpikir kreatif dan aktif dalam
mengembangkan penalarannya untuk menyelesaikan permasalahan yang
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) melatih siswa untuk
memecahkan masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya. Proses tersebut akan
membuat terbangunnya pengetahuan baru yang lebih bermakna bagi siswa. Model
ini menyebabkan motivasi siswa dan rasa ingin tahu menjadi meningkat. Model
ini juga menjadi wadah bagi siswa untuk dapat mengembangkan cara berfikir
kritis dan ketrampilan berfikir yang lebih tinggi. Fungsi guru dalam pembelajaran
PBL yaitu menjadi fasilitator untuk menciptakan kondisi yang memberikan
kesempatan luas bagi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan yang
dipelajarinya.
Berdasarkan uraian di atas, dengan dipilihnya model pembelajaran dan
metode ini diharapkan akan menimbulkan rasa senang dan antusias siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran PKn sehingga dapat meningkatkan motivasi dan
hasil belajar PKn siswa. Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti merasa
tertarik untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Model Pembelajaran Problem
Based Learning Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Pkn Kelas V SD Negeri 101815 Sidodadi.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah berikut ini, yaitu :
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran PKn.
2. Pembelajaran masih bersifat teacher centered
8
4. Dalam menyampaikan pelajaran guru masih menggunakan model
pengajaran langsung (direct instruction) dengan metode ceramah.
5. Kurangnya penguasaan guru mengenai model problem based learning.
6. Siswa beranggapan bahwa pelajaran PKn kaku, kurang fleksibel, kurang
menyenangkan dan hanya berisi hafalan.
1.3. Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh model
pembelajaran problem based learning terhadap motivasi dan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran PKn dengan pokok bahasan memahami kebebasan
berorganisasi di kelas V SD Negeri 101815 Sidodadi.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalahnya yaitu:
1. Apakah motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
problem based learning lebih tinggi daripada motivasi belajar siswa yang
diajarkan dengan model pengajaran langsung (direct instruction)?
2. Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
problem based learning lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
problem based learning lebih tinggi daripada motivasi belajar siswa yang
diajarkan dengan model pengajaran langsung (direct instruction).
2. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran problem
based learning lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan
dengan model pengajaran langsung (direct instruction).
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan dapat membawa manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah
ilmu pengetahuan khususnya teori-teori yang berkaitan dengan pendekatan
pembelajaran dan kaitannya dengan motivasi belajar siswa serta sebagai kerangka
acuan metode penelitian tentang pembelajaran yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
1) Bagi siswa, penerapan model pembelajaran ini diharapkan mampu
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
10
2) Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan motivasi, hasil belajar
dan mutu sekolah.
3) Bagi peneliti adalah mendapat pengalaman melakukan analisis kebutuhan,
mengembangkan instrument, pendekatan pembelajaran, dan melakukan
seleksi materi dalam pelaksanaan pembelajaran PKn sekolah berbasis masalah
yang berorientasi pada pengembangan kecakapan siswa.
4) Bagi sekolah, hasil penelitian dapat dijadikan bahan informasi bahwa dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn.
5) Bagi peneliti lain, sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang bermaksud
95 1.1. Simpulan
Model pembelajaran Problem Based Learning dan Direct Instruction
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa.
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hasil penelitian seperti yang
telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapan simpulan
sebagai berikut:
1. Motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem
Based Learning lebih tinggi daripada motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan model Direct Instruction di Kelas V SD Negeri 101815 Sidodadi. Hal
tersebut berdasarkan perolehan skor thitung(=2,729) lebih besar dari ttabel(=1,671).
2. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Direct Instruction di Kelas V SD Negeri 101815 Sidodadi. Hal tersebut berdasarkan perolehan skor thitung(=3,228) lebih besar dari ttabel(=1,671).
1.2.Implikasi
96
meningkatkan motivasi, dorongan, semangat, ataupun gairah belajar siswa khususnya pembelajaran PKn. Akan tetapi jika menerapkan model pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran akan berakibat berkurangya partisipasi aktif siswa dalam pemebelajaran. Siswa yang dengan motivai belajar yang tinggi, lebih mudah menerima materi pelajaran karena lebih konsentrasi dalam belajar. Dengan demikian, siswa yang memiliki dorongan untuk belajar teru menerus mudah mencerna materi pembelajaran dan memecahkan masalah belajarnya.
Siswa yang motivasi belajarnya rendah akan rendah pula hasil belajar PKn nya, sebaliknya siswa dengan motivasi belajar tinggi hasil belajarya akan tinggi pula. Implikasi dari perbedaan karakteristik siswa dari aspek motivasi belajar adalah memberikan pemahaman kepada guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi dari dalam diri siswa akan berperan terhadap reaksi positif yang akan dilakukannya dalam merespon suatu ide, gagasan dalam pembelajaran yang berlangsung. Karena itu model pembelajaran yang diterapkan guru akan efektif atau tidak tentu bergantung dari karakteristik siswa yang belajar. 2. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan
melaksanakan model pembelajaran ini serta motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa. Dalam kaitan ini guru dan siswa memiliki peranan yang sama dan berarti dalam upaya meningkatkan hasil belajar PKn itu sendiri, sehingga untuk mencapai hasil belajar PKn yang maksimal maka kedua variabel tersebut perlu mendapat perhatian secara bersama.
Sesuai dengan hasil penelitian ini bahwa model pembelajaran Problem Based
Learning dianggap mempunyai pengaruh yang lebih baik daripada model
pembelajaran Direct instruction. Hal ini karena dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning siswa menjadi lebih aktif dalam memahami materi. Penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar PKn siswa lebih tinggi dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning. Sehingga model pembelajaran ini layak dipergunakan oleh
guru untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Selain itu dengan penerapan model pembelajaran ini kemampuan siswa dalam keterampilan nya berpikir rasional, menganalisis situasi baru, dan mengenal adanya perbedaan fakta dan pendapat juga akan meningkat. Dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning guru dapat menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
1.3.Saran
1. Kepada penyelenggara sekolah dan guru, diharapkan menggunakan model
pembelajaran yang dapat memotivasi belajar siswa seperti model pembelajaran
98
memberikan penghargaan kepada siswa yang semangat belajar, menjadikan belajar sebagai kegiatan yang menarik, dan mengkondisikan lingkungan belajar agar kondusif.
2. Untuk meningkatkan pembelajaran di kelas diharapkan guru menggunakan
model pembelajaran PBL. Dalam pelaksanaan model pembelajaran PBL,
disarankan guru untuk melakukan upaya tertentu seperti: membentuk
kelompok belajar siswa, memberikan masalah pembelajaran yang berhubungan
dengan dunia siswa, mengorganisasi materi pembelajaran sesuai dengan
masalah, memberikan siswa tanggung jawab untuk mengarahkan
pembelajarannya sendiri, dan menuntut siswa untuk menampilkan apa yang
telah mereka pelajari melalui hasil belajar.
3. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang keterkaitan antara motivasi
belajar dengan model pembelajaran yang lain seperti model pembelajaran
Discovery Learning, Project Based Learning, STAD, model pembelajaran Jigsaw, model pembelajaran CTL, model pembelajaran NHT dan model
pembelajaran lainnya, serta keterkaitan antara hasil belajar dengan model
pembelajaran yang lain seperti model pembelajaran Discovery Learning,