• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS V SD NEGERI 101815 SIDODADI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS V SD NEGERI 101815 SIDODADI."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS V

SD NEGERI 101815 SIDODADI

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

ABDI IMANUEL GINTING NIM : 8146182001

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

ABDI IMANUEL GINTING. 8146182001. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kelas V SD Negeri 101815 Sidodadi.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran problem based learning lebih tinggi daripada motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan model direct instruction; dan (2) hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran problem

based learning lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

model direct instruction.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 101815 Sidodadi. Sampel penelitian ini yaitu kelas VA = 35 orang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan kelas VB= 35 orang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Direct Instruction. Penelitian ini berbentuk Quasi Experiment dengan rancangan Pretest-Posttest Control Group Design. Instrumen yang digunakan yaitu angket motivasi dan tes hasil belajar. Analisis data menggunakan uji-t.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran problem based learning lebih tinggi daripada motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan model direct instruction. Hal tersebut berdasarkan perolehan skor thitung(=2,729) lebih besar dari ttabel(=1,671); dan (2) Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran problem based learning lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model direct instruction. Hal tersebut berdasarkan perolehan skor thitung(=3,228) lebih besar dari ttabel(=1,671).

(6)

ii ABSTRACT

ABDI IMANUEL GINTING. 8146182001. Effect of Problem Based Learning Model to Motivation And Learning Outcomes On Civic Education Class V SD Negeri 101815 Sidodadi.

This study aimed to analyze: (1) motivation of students in problem-based learning models is higher than direct instruction models; and (2) learning outcomes of students in problem-based learning models is higher than direct instruction models.

The population of this research is the class V SD Negeri 101815 Sidodadi. The sampling of this research is class VA= 35 student’s to follow the learning by using Problem Based Learning and class VB= 35 student’s to follow learning by using Direct Instruction. This study is Quasi Experimental with pretest-posttest control group design. The instruments used are questionnaires motivation and achievement test. The data analysis using t-test.

The results showed: (1) motivation of students in problem-based learning models is higher than direct instruction models. It is based on the acquisition score tratio (= 2.729) greater than ttable (= 1,671); and (2) learning outcomes of students in problem-based learning models is higher than direct instruction models. It is based on the acquisition score tratio (= 3,228) greater than ttable (= 1.671).

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kelas V SD Negeri 101815 Sidodadi”. Penulisan tesis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Dasar Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Penulisan tesis ini tidak terlepas dari hambatan-hambatan yang dihadapi, namun tesis ini dapat terselesaikan dengan usaha peneliti dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Unimed yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan studi di Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar, dan Bapak Dr. Daulat Saragi, M.Hum. selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Dasar. 4. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si selaku dosen Pembimbing I yang telah

banyak memberikan petunjuk dan bimbingan yang begitu berarti bagi penulis sejak penyusunan proposal sampai penyelesaian tesis ini.

5. Ibu Dr. Evi Eviyanti, M.Pd selaku dosen Pembimbing II yang dengan sangat sabar memberikan masukan dan arahan yang sangat berharga bagi penulis. 6. Bapak Dr. Irsan Rangkuti, M.Si., Ibu Dr. Reh Bungana Br Perangin-angin,

M.Hum., dan Bapak Dr. Sugiharto, M.Si. selaku narasumber sekaligus tim penguji yang telah memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis demi perbaikan tesis ini.

(8)

iv

8. Seluruh staff pegawai PPs Unimed, terkhusus kepada Hizrah Syahputra Harahap yang telah banyak memberikan saran, dan bantuan sejak peneliti melaksanakan perkuliahan perdana sampai pada penyusunan berkas.

9. Kedua orang tua saya Beren Beluh Ginting S.Pd dan Ngarihken Br karo yang

selalu mendidik, membimbing, memberi arahan dan dukungan dari segi materi dan do'a.

10. Istri saya Siska Pranata yang selalu mendampingi dan memberi motivasi serta

buat putra tersayang Vian Carolus Ginting yang selalu memberikan keceriaan hidup kepada penulis.

11. Adik saya Sri Anita Br Ginting yang telah memberikan motivasi dan iringan

doa kepada penulis.

12. Ibu Dra. Rahmawaty selaku Kepala Sekolah SD Negeri 101815 Sidodadi yang telah memberikan izin penelitian, khususnya Ibu Kamidah, S.Pd. selaku guru kelas VA dan Ibu Rita Hanum S.Pd selaku guru kelas VB dan seluruh guru, staf dan pegawai SD Negeri 101815 Sidodadi yang telah membantu peneliti.

13. Keluarga Besar Kelas B-2 Eksekutif angkatan 2014 yang telah berbagi suka,

duka dan pengalaman indah sebagai pendidik selama mengikuti perkuliahan.

14. Sahabat-sahabat istimewa, Meta Munthe, Rosida Aini, Samirah, Mutia Sari,

Amos Tarigan, Nahrun Najib Siregar, yang telah banyak memberi masukan dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak luput dari kekurangan. Untuk itu,

penulis mengharapkan sumbangan pikiran, kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga

tesis ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2016 Penulis

(9)

v

2.1.2. Hakikat Motivasi Belajar ... 18

2.1.3. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ... 22

2.1.4. Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) ... 38

2.1.5. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar ... 42

2.2. Teori Belajar Relevan ... 47

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 57

3.3. Jenis dan Desain Penelitian ... 58

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 59

3.5. Prosedur Penelitian ... 61

3.6. Pengontrolan Perlakuan ... 64

3.7. Tehnik Pengumpulan Data ... 66

(10)

vi

3.9. Hasil Uji Coba Instrumen ... 73

3.10. Teknik Analisis Data... 75

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 78

4.1.1. Deskripsi Motivasi Belajar ... 78

4.1.2. Deskripsi Pretes Hasil Belajar ... 82

4.1.3. Deskripsi Postes Hasil Belajar ... 86

4.2. Pembahasan... 90

4.2.1. Motivasi Belajar Siswa ... 90

4.2.2. Hasil Belajar Siswa ... 92

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 95

5.2. Implikasi ... 95

5.3. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 : Nilai Mata Pelajaran PKn ... 4

Tabel 2.1 : Sintaks Model PBL... 35

Tabel 2.2 : Sintaks Model DI ... 39

Tabel 2.3 : Perbedaan Model PBL dengan Model DI ... 41

Tabel 3.1 : Desain Penelitian ... 58

Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar ... 67

Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar ... 69

Tabel 3.4 : Hasil Uji Validitas ... 73

Tabel 3.5 : Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 74

Tabel 3.6 : Hasil Uji Daya Beda ... 74

Tabel 4.1 : Deskripsi Motivasi Belajar ... 79

Tabel 4.2 : Uji Normalitas Motivasi Belajar ... 80

Tabel 4.3 : Uji Homogenitas Motivasi Belajar ... 81

Tabel 4.4 : Uji Perbedaan Motivasi Belajar... 82

Tabel 4.5 : Deskripsi Pretes Hasil Belajar ... 82

Tabel 4.6 : Uji Normalitas Pretes Hasil Belajar ... 84

Tabel 4.7 : Uji Homogenitas Pretes Hasil Belajar ... 85

Tabel 4.8 : Uji Perbedaan Pretes Hasil Belajar ... 86

Tabel 4.9 : Deskripsi Postes Hasil Belajar... 86

Tabel 4.10 : Uji Normalitas Postes Hasil Belajar ... 88

Tabel 4.11 : Uji Homogenitas Pretes Hasil Belajar ... 89

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : Keterkaitan Permasalahan dengan Tujuan Pembelajaran ... 32

Gambar 3.1 : Prosedur Penelitian ... 63

Gambar 4.1 : Motivasi Belajar ... 79

Gambar 4.2 : Normalitas Motivasi Belajar... 80

Gambar 4.3 : Pretes Hasil Belajar ... 83

Gambar 4.4 : Normalitas Pretes Hasil Belajar... 84

Gambar 4.5 : Postes Hasil Belajar ... 87

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Pembelajaran... 103

Lampiran 2a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PBL ... 107

Lampiran 2b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran DI... 130

Lampiran 3 Angket Motivasi Belajar Siswa ... 140

Lampiran 4 Tes Hasil Belajar Siswa ... 143

Lampiran 5 Hasil Uji Coba Instrumen ... 148

Lampiran 6a Data Angket Motivasi Belajar ... 150

Lampiran 6b Hasil Pretes dan Postes Hasil Belajar Siswa Kelas Problem Based Learning. ... 155

Lampiran 6c Hasil Pretes dan Postes Hasil Belajar Siswa Kelas Direct Instruction... 160

Lampiran 7a Daftar nama siswa kelas Problem Based Learning ... 165

Lampiran 7b Daftar nama siswa kelas Direct Instruction. ... 166

(14)

1 1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia dan berlangsung

sepanjang hayat. Sejak kelahirannya ke dunia, anak memiliki kebutuhan untuk

memperoleh pendidikan. Pendidikan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia agar

dapat melakukan aktivitas sosial di masyarakat tempat mereka berada. Suatu

kenyataan, anak sebagai makhluk yang belum dewasa harus ditolong, dibantu,

dibimbing, serta diarahkan agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pendidikan formal di

sekolah.

“Pendidikan tidak mengharapkan muncul manusia-manusia yang menjadi

terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan

diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan

masyarakatnya” (Amri, 2010:51). Sehingga, tujuan, isi, maupun proses

pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik kekayaan

dan perkembangan yang ada di masyarakat. Syah (2012:59) mengatakan bahwa

“paling vital dalam setiap usaha pendidikan adalah belajar, sehingga tanpa belajar

sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan”.

Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan manusia yang memiliki

kemampuan yang unggul dan mandiri. Terkait dengan mutu pendidikan pada

(15)

2

terutama pada kualitas pembelajaran. Upaya untuk meningkatkan kualitas dan

mutu pendidikan secara terus menerus dilakukan agar menghasilkan masyarakat

yang dapat diandalkan baik dari segi pengetahuan dan sikap.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) berdasarkan Permendiknas No. 22

tahun 2006 diartikan sebagai mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak

dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil,

dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) memiliki dan sejalan dengan tiga fungsi pokok

pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana pengembangan warga negara yang

demokratis, yakni mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intellegence),

membina tanggung jawab warga negara (civic responsibillity) dan mendorong

partisipasi warga negara (civic participation). Tiga kompetensi warga negara ini

sejalan pula dengan tiga komponen pendidikan kearganegaraan yang baik yaitu

pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan

(civic skills) dan karakter kewarganegaraan (civic dipositions).

Dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan ada dua hal yang perlu

mendapat perhatian guru yakni bekal pengetahuan materi pembelajaran dan model

atau pendekatan pembelajaran, namun dalam melaksanakan kewajiban itu guru

sering mengalami kesulitan atau kendala dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan di Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran PKn hendaknya lebih

memberikan kebebasan dalam berfikir dan mengarah kepada kemandirian siswa.

(16)

baik dan dapat diandalkan yang dapat mengkaji sistem kemasyarakatan dan

kenegaraan Indonesia serta patuh terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil oleh

pemerintah. Oleh karena itu, siswa dilatih untuk bisa berperan aktif dalam

pelajaran agar suatu saat mereka terjun ke masyarakat, mereka dapat

mengemukakan pendapat mereka dan memberikan ide-ide yang bermanfaat bagi

orang banyak. Sehingga siswa akan menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,

partisipatif serta menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

Ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

masih banyak guru kelas dalam menyampaikan pelajaran/ mengajar lebih

mengutamakan model pengajaran langsung (direct instruction) dengan metode

ceramah, yang lebih terpusat pada aktivitas guru (teacher centered). Pada kondisi

seperti itu, kesempatan siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuannya

sendiri sangatlah terbatas, sehingga siswa kurang dapat mengembangkan

kemampuan berpikirnya yang berdampak pada rendahnya kemampuan pemecahan

masalah. Proses belajar mengajar satu arah, tidak mendukung partisipasi siswa

dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi awal tentang nilai rata rata pada pelajaran

PKn Siswa Kelas V SD Negeri 101815 Sidodadi masih banyak siswa yang belum

mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan. Rendahnya

hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn, merupakan masalah yang

perlu segera dipecahkan. Rata rata nilai mata pelajaran PKn pada ulangan harian

yang diperoleh peserta adalah 60. Padahal nilai KKM yang ditetapkan sekolah

(17)

4

sedangkan yang 45 orang siswa atau 60 % belum memenuhi KKM, berarti

kegiatan pembelajaran ini belum berhasil atau masih kurangnya motivasi belajar

siswa pada pembelajaran PKn yang menyebabkan nilai PKn di bawah nilai KKM.

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri 101815

Sidodadi Kecamatan Biru-Biru dapat diketahui nilai hasil belajar PKn selama 3

tahun ini, yaitu :

Tabel 1.1. Nilai Mata Pelajaran PKn Tahun

*) Sumber : Data dokumentasi SD Negeri 101815 Sidodadi

Dari nilai di atas, dapat diketahui bahwa nilai siswa masih dalam kategori

cukup. Hal itu terjadi karena siswa kurang termotivasi dalam mengikuti proses

pembelajaran. Mengingat mata pelajaran PKn merupakan ilmu yang bersifat

abstrak, teori dan praktek, maka dalam pelaksanaan pembelajarannya siswa harus

memiliki motivasi belajar yang tinggi. Motivasi akan lebih meningkat jika siswa

ikut terlibat dalam aktivitas belajar. Hal ini senada dengan Sardiman (2009:75)

yang menyatakan bahwa “hasil belajar akan optimal jika ada motivasi yang tepat”.

Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi belajar.

Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang

baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

Dalam proses belajar mengajar, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam

menciptakan kondisi dan suasana belajar yang dapat meningkatkan motivasi dan

(18)

pembelajaran tetapi juga sebagai motivator yaitu guru harus berusaha membuat

siswa terdorong dan tertarik akan materi PKn. Siswa perlu diberikan dorongan

atau rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya untuk belajar. Meningkatkan

kemampuan memecahkan masalah melalui penerapan pembelajaran berbasis

masalah dapat dilakukan karena pembelajaran berbasis masalah dapat

menghubungkan isi mata pelajaran akademik dengan konteks kehidupan

sehari-hari untuk mampu menyelesaikan masalah untuk menemukan makna baru dalam

kehidupan

Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang disajikan dalam bentuk

masalah akan memberikan motivasi bagi siswa untuk mempelajarinya lebih dalam.

Dengan dihadapkan dalam suatu masalah PKn, siswa akan berusaha menemukan

penyelesaiannya melalui berbagai strategi pemecahan masalah. Dimana

pembelajaran PKn di SD, juga bertujuan untuk melatih siswa memecahkan

masalah yang mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan

sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Menurut Schmidt (dalam Rusman, 2012:231), teori konstruktivisme sangat

berkaitan erat dengan pembelajaran berbasis masalah yang memiliki ciri antara

lain pemahaman diperoleh dari interaksi dengan skenario permasalahan dan

lingkungan belajar. Dari pendapat ahli tersebut dapat diartikan bahwa

pembelajaran berbasis masalah sangat penting dalam pembelajaran PKn,

mengingat masih banyaknya siswa yang merasa kesulitan dalam

mengkonstruksikan dan mengaplikasikan ide-ide dalam pemecahan masalah

(19)

6

kurikulum pembelajaran berbasis masalah membantu untuk meningkatkan

perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir terbuka,

reflektif, kritis, dan belajar aktif.

Pemilihan dan penentuan model pembelajaran dapat dilihat dari beberapa

sudut pandang diantaranya : (1) Nilai strategi model, nilai strategis model dapat

mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar; (2) Efektifitas penggunaan

model, maksudnya ada kesesuaian antara model dengan semua komponen

pengajaran yang telah diprogramkan dalam suatu pelajaran sebagai persiapan

tertulis; (3) Pentingnya pemilihan dan penentuan model, guru mampu melakukan

pemilihan dan penentuan model untuk mencapai tujuan pengajaran; (4)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan model, antara lain ; (a) Anak didik,

perbedaan individual pada aspek biologis, intelektual dan psikologis anak didik

mempengaruhi dan penentuan metode.

Guru dapat memilih dan menggunakan model pembelajaran serta metode

pembelajaran yang tepat dalam mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu model

pembelajaran yang dapat digunakan agar siswa lebih aktif dalam proses

pembelajaran yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

merupakan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah yang nyata sehingga

siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan

keterampilan yang tinggi, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan

dirinya. Siswa akan diberikan kebebasan untuk berpikir kreatif dan aktif dalam

mengembangkan penalarannya untuk menyelesaikan permasalahan yang

(20)

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) melatih siswa untuk

memecahkan masalah dengan pengetahuan yang dimilikinya. Proses tersebut akan

membuat terbangunnya pengetahuan baru yang lebih bermakna bagi siswa. Model

ini menyebabkan motivasi siswa dan rasa ingin tahu menjadi meningkat. Model

ini juga menjadi wadah bagi siswa untuk dapat mengembangkan cara berfikir

kritis dan ketrampilan berfikir yang lebih tinggi. Fungsi guru dalam pembelajaran

PBL yaitu menjadi fasilitator untuk menciptakan kondisi yang memberikan

kesempatan luas bagi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan yang

dipelajarinya.

Berdasarkan uraian di atas, dengan dipilihnya model pembelajaran dan

metode ini diharapkan akan menimbulkan rasa senang dan antusias siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran PKn sehingga dapat meningkatkan motivasi dan

hasil belajar PKn siswa. Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti merasa

tertarik untuk mengetahui bagaimana Pengaruh Model Pembelajaran Problem

Based Learning Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Pkn Kelas V SD Negeri 101815 Sidodadi.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah berikut ini, yaitu :

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran PKn.

2. Pembelajaran masih bersifat teacher centered

(21)

8

4. Dalam menyampaikan pelajaran guru masih menggunakan model

pengajaran langsung (direct instruction) dengan metode ceramah.

5. Kurangnya penguasaan guru mengenai model problem based learning.

6. Siswa beranggapan bahwa pelajaran PKn kaku, kurang fleksibel, kurang

menyenangkan dan hanya berisi hafalan.

1.3. Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh model

pembelajaran problem based learning terhadap motivasi dan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran PKn dengan pokok bahasan memahami kebebasan

berorganisasi di kelas V SD Negeri 101815 Sidodadi.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

masalahnya yaitu:

1. Apakah motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

problem based learning lebih tinggi daripada motivasi belajar siswa yang

diajarkan dengan model pengajaran langsung (direct instruction)?

2. Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

problem based learning lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang

(22)

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

problem based learning lebih tinggi daripada motivasi belajar siswa yang

diajarkan dengan model pengajaran langsung (direct instruction).

2. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran problem

based learning lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan

dengan model pengajaran langsung (direct instruction).

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil yang diharapkan dapat membawa manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah

ilmu pengetahuan khususnya teori-teori yang berkaitan dengan pendekatan

pembelajaran dan kaitannya dengan motivasi belajar siswa serta sebagai kerangka

acuan metode penelitian tentang pembelajaran yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi siswa, penerapan model pembelajaran ini diharapkan mampu

meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

(23)

10

2) Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan motivasi, hasil belajar

dan mutu sekolah.

3) Bagi peneliti adalah mendapat pengalaman melakukan analisis kebutuhan,

mengembangkan instrument, pendekatan pembelajaran, dan melakukan

seleksi materi dalam pelaksanaan pembelajaran PKn sekolah berbasis masalah

yang berorientasi pada pengembangan kecakapan siswa.

4) Bagi sekolah, hasil penelitian dapat dijadikan bahan informasi bahwa dengan

menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat

meningkatkan motivasi dan hasil belajar PKn.

5) Bagi peneliti lain, sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang bermaksud

(24)

95 1.1. Simpulan

Model pembelajaran Problem Based Learning dan Direct Instruction

memberikan pengaruh terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hasil penelitian seperti yang

telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapan simpulan

sebagai berikut:

1. Motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem

Based Learning lebih tinggi daripada motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan model Direct Instruction di Kelas V SD Negeri 101815 Sidodadi. Hal

tersebut berdasarkan perolehan skor thitung(=2,729) lebih besar dari ttabel(=1,671).

2. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Direct Instruction di Kelas V SD Negeri 101815 Sidodadi. Hal tersebut berdasarkan perolehan skor thitung(=3,228) lebih besar dari ttabel(=1,671).

1.2.Implikasi

(25)

96

meningkatkan motivasi, dorongan, semangat, ataupun gairah belajar siswa khususnya pembelajaran PKn. Akan tetapi jika menerapkan model pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran akan berakibat berkurangya partisipasi aktif siswa dalam pemebelajaran. Siswa yang dengan motivai belajar yang tinggi, lebih mudah menerima materi pelajaran karena lebih konsentrasi dalam belajar. Dengan demikian, siswa yang memiliki dorongan untuk belajar teru menerus mudah mencerna materi pembelajaran dan memecahkan masalah belajarnya.

Siswa yang motivasi belajarnya rendah akan rendah pula hasil belajar PKn nya, sebaliknya siswa dengan motivasi belajar tinggi hasil belajarya akan tinggi pula. Implikasi dari perbedaan karakteristik siswa dari aspek motivasi belajar adalah memberikan pemahaman kepada guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi dari dalam diri siswa akan berperan terhadap reaksi positif yang akan dilakukannya dalam merespon suatu ide, gagasan dalam pembelajaran yang berlangsung. Karena itu model pembelajaran yang diterapkan guru akan efektif atau tidak tentu bergantung dari karakteristik siswa yang belajar. 2. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan

(26)

melaksanakan model pembelajaran ini serta motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa. Dalam kaitan ini guru dan siswa memiliki peranan yang sama dan berarti dalam upaya meningkatkan hasil belajar PKn itu sendiri, sehingga untuk mencapai hasil belajar PKn yang maksimal maka kedua variabel tersebut perlu mendapat perhatian secara bersama.

Sesuai dengan hasil penelitian ini bahwa model pembelajaran Problem Based

Learning dianggap mempunyai pengaruh yang lebih baik daripada model

pembelajaran Direct instruction. Hal ini karena dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning siswa menjadi lebih aktif dalam memahami materi. Penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar PKn siswa lebih tinggi dengan menggunakan model pembelajaran Problem

Based Learning. Sehingga model pembelajaran ini layak dipergunakan oleh

guru untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Selain itu dengan penerapan model pembelajaran ini kemampuan siswa dalam keterampilan nya berpikir rasional, menganalisis situasi baru, dan mengenal adanya perbedaan fakta dan pendapat juga akan meningkat. Dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning guru dapat menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

1.3.Saran

1. Kepada penyelenggara sekolah dan guru, diharapkan menggunakan model

pembelajaran yang dapat memotivasi belajar siswa seperti model pembelajaran

(27)

98

memberikan penghargaan kepada siswa yang semangat belajar, menjadikan belajar sebagai kegiatan yang menarik, dan mengkondisikan lingkungan belajar agar kondusif.

2. Untuk meningkatkan pembelajaran di kelas diharapkan guru menggunakan

model pembelajaran PBL. Dalam pelaksanaan model pembelajaran PBL,

disarankan guru untuk melakukan upaya tertentu seperti: membentuk

kelompok belajar siswa, memberikan masalah pembelajaran yang berhubungan

dengan dunia siswa, mengorganisasi materi pembelajaran sesuai dengan

masalah, memberikan siswa tanggung jawab untuk mengarahkan

pembelajarannya sendiri, dan menuntut siswa untuk menampilkan apa yang

telah mereka pelajari melalui hasil belajar.

3. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang keterkaitan antara motivasi

belajar dengan model pembelajaran yang lain seperti model pembelajaran

Discovery Learning, Project Based Learning, STAD, model pembelajaran Jigsaw, model pembelajaran CTL, model pembelajaran NHT dan model

pembelajaran lainnya, serta keterkaitan antara hasil belajar dengan model

pembelajaran yang lain seperti model pembelajaran Discovery Learning,

Gambar

Gambar 3.1 : Prosedur Penelitian ..................................................................
Tabel 1.1. Nilai Mata Pelajaran PKn Tahun Nilai

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Modeling Efektif Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Korban

menemukan bahwa kegiatan sehari-hari yang dilakukan pada saat tinggal di rumah biasa (tidak susun) seringkali terbawa ke lingkungan rumah susun antara

[r]

PENGUMPULAN DATA & INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI. SDIT

Wawancara dan pengambilan data melalui kuesioner dilakukan dengan menggunakan metode purposive random sampling , yaitu pengambilan sampel responden dengan memilih secara

b) merangsang ambing untuk memproduksi susu lebih banyak; dan c) tidak memerlukan pelicin sehingga puting lebih mudah disucihamakan. 8) Puting harus segera disucihamakan

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian, penulis menyusun skripsi setelah melakukan penelitian di Techno-Park dan laboratorium Departemen

Aldo Raine in Inglorious Basterds movie (2009) directed by Quentin Tarantino will be analyzed using psychoanalytic approach that has not been studied at least in UMS..