• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERIAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KONSELING RATIONAL EMOTIVE TERHADAP EMOTIONAL KESEDIHAN REMAJA DI PANTI ASUHAN BANI ADAM PASAR II MABAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBERIAN LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KONSELING RATIONAL EMOTIVE TERHADAP EMOTIONAL KESEDIHAN REMAJA DI PANTI ASUHAN BANI ADAM PASAR II MABAR."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

DWI SUMA ARTIKA : Pemberian Layanan Konseling Individual Dengan Pendekatan Konseling Rational Emotive Terhadap Emotional Kesedihan Remaja di Panti Asuhan Bani Adam Pasar II Mabar.

Anak panti asuhan adalah anak-anak yang mengalami penelentara oleh orang tua mereka, baik secara fisik, kesehatan sosial dan secara khusus emosi. Berkaitan dengan memberi bantuan kepada anak panti asuhan dalam rangka upaya mengembangkan kepercayaan pada diri dan orang lain . Salah satu layanan yang dapat diberikan adalah konseling individual dengan menggunakan teknik Rational emotive. Konseling Individual dengan teknik ini adalah konseling yang memberikan asumsibahwamanusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat. Manusia memiliki kecendrungan- kecendrungan untuk memlihara diri, berbahagia, berpikir dan mengatakan, mencintain, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dan mengaktualkan diri. Manusiapun kecendrungan untuk terpaku pada pola-pola tingkah laku lama yang disfungsional dan mencari berbagai cara untuk terlibat dalam sabotase diri.

Penelitian tindakan bimbingan ini akan dilaksanakan Panti Asuhan Bani Adam Mabar Pasar II. Subjek penelitian ini adalah remaja yang berjumlah 36 orang. Penelitian dilaksanakan dalam kurun waktu 2 bulan yaitu dari akhir bulan April 2015 sampai pertengahan bulan Juni 2015, yang meliputi keseluruhan kegiatan penelitian dari perencanaan hingga penulisan laporan.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kahadirat Allah SWT atas rahmat dan nikmat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pemberian

Layanan Konseling Individual Dengan Pendekatan Konseling Rational Emotive Terhadap Emotional Kesedihan Remaja di Panti Asuhan Bani Adam Mabar Pasar II”

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini tidak lupa

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom , M.Pd, Selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Nasrun, MS, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Medan.

3. Dra. Zuraida Lubis, M.Pd, Kons. Selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Medan.

4. Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.

5. Dra. Pastiria Sembiring, M.Pd, Selaku Dosen Nara Sumber yang telah memberikan pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi.

6. Dra.Zulhaini S Selaku Dosen Nara Sumber yang telah memberikan pengarahan, saran dan koreksi dalam penyusunan skripsi.

7. Ibu Nur Syafriana. Selaku Yayasan Panti Asuhan Bani Adam yang telah memberikan saya izin untuk mengadakan observasi dan penelitian.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang selama ini telah memberikan dan mengajarkan saya ilmu dan pengetahuan kepada saya.

(8)

maupun moril, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kejenjang sarjana pendidikan.

10. Buat abangda tersayang Eko Suma Pramana S.kom dan adik- adaikku Tri Suma Ardilla, Ria Suma Angreni , Mela Suma Savira yang telah sudi kiranya mendengar keluh kesah penulis dalam pembuatan sekripsi, buat kakak iparku Kartika Dewi Hidayat S.Pd dan adik Iparku Very Hartanto Purba S.Pdi tak lupa keponakan semata wayang Atifah Syauqia Pramana.

11. Buat para sahabat khususnya Jurusan Bimbingan dan Konseling Stambuk 09: (Tri Suwarti S.pd, Tia Susantriani br.Kaban S.Pd, Indra Husain Rangkuti S.Pd, Fatma Syafarika Simarmata S.Pd, Novida Afriani Hasiban S.Pd) Teruntuk kakak stambuk 08: (Dinda Fadilah S.Pd, Muhammad Nuzul Pratama S.Pd dan Bayu Arifianto S.Pd) yang telah banyak memberikan masukan dan saran, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

12. Tak lupa pula untuk sepupu tergokil Fariski Nst, Ahmad Tarmiji Nst, Ahmad Bukhori SE, Yang telah begtu banyak memberikan semangat dan menghibur saya, Sahabat akhir@Ab

13. Buat rekan-rekan seperjuangan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Koms. FIP Unimed: Zainul Fuad S.Pd, Anggili, San Putra, Nindi, Angga, Imam, Indra, dan rekan-rekan sekalian yang telah memberikan dukungan moril serta do’a kepada penulis.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Dalam kesempatan ini, hanya Allah SWT yang dapat membalas budi baik semuanya. Amin.

Medan, Februari 2016 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

DaftarLampiran ... vi

DaftarTabel... vii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 9

1.3. BatasanMasalah... 9

1.4. Rumusan Masalah ... 9

1.5. Tujuan Pelitian ... 10

1.6. Kegunaan Penelitian... 10

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Konseling Individual ... 12

2.2.Rasional emotiv... 19

2.3. Emotional ... 31

2.4. Kesedihan ... 35

2.5. Remaja... 40

2.6. Kerangka Berfikir ... 45

(10)

BAB III. METODE PENELITIAN ... 48

A.Jenis Penelitian... 48

B.setting penelitian ... 48

C. Definisi Operasional Variabel ... 48

D. Desain penelitian ... 50

E, Desain PenelitianUntukKegiatanSiklus I ... 51

F. Desain PenelitianUntukKegiatanSiklus II ... 53

G. TehnikPengumpulan Data ... 54

H.UjiCoba Instrument ... 54

I. TehnikAnalisis Data ... 55

BAB IV. Hasil dan pembahasan ... 57

Hasil penelitian... 57

Pembahasan... 57

BAB V. Kesimpulan dan saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel III. 1: Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ... 82

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Kestabilan Emosi ... 68

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Anak merupakan bagian yang terpenting dalam kelangsungan hidup

manusia, karena anak merupakan generasi penerus dalam suatu keluarga. Sejak

lahir anak telah diperkenalkan dengan pranata, aturan, norma dan nilai-nilai

budaya yang berlaku melalui pengasuhan yang diberikan oleh orang tua kepada

keluarga. Dengan demikian agar anak dapat hidup dan bertingkah laku sesuai

dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dibutuhkan suatu proses

sosialisasi.

Sosialisasi pertama kali terjadi dalam lingkungan keluarga melalui

pengasuhan yang diberikan oleh orang tua, keluarga memiliki peran penting

dalam membentuk kepribadian anak melalui interaksi dalam keluarga. Keadaan

tersebut akan berbeda bagi anak-anak yang tidak memiliki keluarga secara

utuh.Disorganisasi keluarga seperti perceraian kedua orang tua, krisis ekonomi

keluarga dan meninggalnya salah satu atau kedua orang tua menyebabkan

terputusnya interaksi sosial antara orang tua dan anak. Akibatnya, anak menjadi

kurang mendapat perhatian dan pendidikan terabaik. Maka salah satu cara yang

dilakukan agar tetap dalam pengasuha adalah dengan menampung anak-anak ke

dalam suatu wadah yaitu panti asuhan, guna membantu meningkatkan

kesejahteraan anak dengan cara mendidik, merawat, membimbing, mengarahkan

(14)

2

dalam keluarga. Anak-anak yang mengalami emotional khususnya dalam masa

kecil mereka seringkali menimbulkan resiko tinggi hidup dalam keadaan depresif

dikemudian hari dan terkadang seringkali mengalami kesedihan yang mendalam

akibat kehilangan objek yang dikasih pada masa kanak-kanak dan kurangnya

mendapat kasih sayang di panti asuhan karena harus berbagi kasih pengasuh

dengan sekian banyak anak. Karena usianya yang masih dini, seorang anak tidak

memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah emosional ini sendirian.

Panti asuhan merupakan suatu lembaga sosial yang bertanggungjawab

memberi pelayanan pengganti dan pemenuhan kebutuhan fisik, mental dan sosial

pada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat, dan memadai

bagi perkembangan kepribadian anak asuh.

Kematian orang tua merupakan salah satu kondisi utama yang

memungkinkan ditempatkannya anak di panti asuhan. Pengalaman perpisahan

dengan orang tua serta tingkat kematangan anak dalam memahami perpisahan

dengan orang tua menjadi salah satu faktor penghambat anak dalam beradaptasi

dengan penempatannya di panti asuhan.

Pemisahan anak dari lingkungan keluarganya dapat menimbulkan

kesedihan akibat perubahan situasi hidup yang bersumber dari :

a. Pengalaman kehilangan figur dekat (orang tua)

b. Situsi baru yang tidak dikenali

(15)

3

Rene Spitz (dalam Hutasuhut,2012:13) melakukanpenelitian terhadap

perkembangan anak-anak panti asuhan dan menemukan adanya regresi secara

emosi dan psikologis pada diri anak-anak yang terpisah dari pertalian hubungan

dengan orang tua (khususnya ibu) pada masa awal hidupnya.

Bahkan dalam beberapa kasus traumatis akibat kehilangan bond-relationship

antara anak dan orang tuanya menimbulkan perubahan regulasi pada biological

stress response system pada otak anak , khususnya terjadinya perubahan struktur

kimiawi otak, yang akan seringkali mengarahkan anak mengalami disfungsi fisik,

emosi, tingkah laku, perkembangan dunia sosial-kognitif anak pada masa

remajanya dan dewasanya kelak.

Anak panti asuhan adalah anak-anak yang mengalami penelentara oleh

orang tua mereka, baik secara fisik, kesehatan sosial dan secara khusus emosi.

Anak ini tumbuh dengan efek besar yang sangat mempengaruhi kehidupan yang

disebabkan oleh :

a. Perasaan bersalah ( Guilt )

Anak-anak ini adalah anak-anak yang menjadi korban dan tidak

dapat disalahkan untuk kondisi yang mereka alami. Namun

anak-anak ini seringkali menyalahkan diri mereka untuk kondisi yang

mereka alami. Seringkali mereka mengembangkan false thought,

yaitu merasa diri tidak berharga, tidak pantas dikasihi, dan tumbuh

dalam perasaan bersalah, bahwa karena merekalah orang tua mereka

tidak menginginkan mereka dan meninggalkan mereka di panti

(16)

4

b. Kesulitan untuk mempercayai orang lain ( mistrust )

Menurut teori peekembangan psikososial Eric Ericson, anak-anak

mengembangkan Trust kepada orang lain, khususnya lewat

bond-relationship dengan ibu pada masa awal kehidupan ( 1-2 tahun ).

Tapi ini sangat berbanding terbalik dengan anak yang sejak kecil

telah tinggal di panti asuhan, karena anak yang berada di panti

asuhan harus berbagi perhatian dari pengasuh di panti asuhan, yang

haru memperhatikan banyak anak sekaligus.

c. Perilaku agresi ( aggression ) atau menarik diri ( withdrawal )

Anak-anak yang ditolak ini seringkali memunculkan sikap agresif,

khususnya dalam mengisi sesuatu yang kosong dalam diri mereka.

d. Anak-anak ini cenderung mengalami kesulitan dalam hubungan

sosial mereka. Kebutuhan untuk dipenuhi, dikasihi, diterima,

membuat mereka cenderung menuntut, terlibat konflik, dan sedikit

sekali kesempatan untuk memberi.

Menurut Goleman (2000:405) remaja yang mampu mengatasi

masalah-masalah emosional, maka ia mampu mengarahkan emosinya secara positif, maka

remaja akan mampu mengendalikan dorongan hati, bertanggung jawab dan

menaruh perhatian terhadap perannya.

Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan

dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian

(17)

5

hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong

seseorang berperilaku menangis. Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis

dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam

kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti

meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia.

Akar kata emosi adalah movere, kata kerja bahasa Latin yang berarti

“menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e-“ untuk memberi arti “bergerak

menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak

dalam emosi. Goleman (1999:7) menyatakan bahwa “semua emosi, pada dasarnya

adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang

telah ditanamkan secara berangsur-angsur oleh evolusi”. Menurut William James

(dalam Daulay, 2012:31), menjelaskan emosi adalah “kecenderungan untuk

memiliki perasaan yag khas bila berhadapan dengan objek tertentu dalam

lingkungan”. Sedangkan Crow & Crow (dalam Daulay, 2012:31), mengartikan

emosi sebagai “suatu keadaan yang bergejolak pada individu yang berfungsi

sebagai inner adjustman (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk

mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu”.

Beberapa pendapat para ahli tentang emosi, dapat disimpulkan bahwa

emosi adalah suatu perasaan yang sangat mendalam, kuat, bersifat subjektif, dan

keadaan emosi akan memungkinkan gejolak jasmaniah. Timbulnya emosi lebih

disebabkan dari rangsangan luar diri atau eksternal. Perubahan yang ada pada

organisme merupakan perubahan yang disadari.

Teori yang ditemukan diatas pun kita temui di dalam pelayanan kepada anak-anak

(18)

6

kandung mereka. Di dalam hati mereka yang terdalam ada luka yang begitu besar

karena ketidakhadiran orang tua mereka. Anak-anak itu tetap memiliki pengasuh

di panti asuhan, mereka masih dapat tertawa, bertumbuh seperti layaknya

anak-anak pada umumnya. Namun sampai pada titik tetentu, kerinduan hati mereka

untuk bertemu dan menerima kasih sayang orang tua mereka sepertinya tidak

tertahankan lagi. Kerinduan yang “mungkin” tidak pernah terealisasi membuat

mereka frustasi, marah, tertekan, dan mulai mencari pihak yang dapat disalahkan.

Dan ironisnya, mereka sering sekali menyalahkan diri mereka sendiri, mereka

merasa tidak layak dikasihi, mereka tidak berharga sehingga dibuang oleh orang

tua mereka. Emosi yang penuh luka menjadikan mereka justru semakin terluka.

Didalam pelayanan untuk merekapun kita akan menemukan bahwa

kehadiran pengasuh dalam hidup anak-anak panti ini sedikit banyak meredam

kebutuhan mengebu-gebu anak-anak ini terhadap kasih orang tua mereka. Namun,

ketika anak menginjak usia lebih besar dan masuk kedunia remaja, mereka

benar-benar diperhadapkan pada realita yang menyakitkan bahwa mereka tidak memiliki

orang tua. Kehadiran pengasuh, yang dapat berganti-ganti setiap waktua atau

bahkan pengunjung panti asuhan yang datang dan pergi setiap hari, seringkali

membuat mereka tidak memiliki kesempatan untuk membangun bond-relatinship

dengan orang dewasa.

Bila demikian, bagaimana mereka mengembangkan kepercayaan pada diri

dan orang lain? Bila fase yang paling dasar dari anak saja yang tidak berlangsung

(19)

7

Berkaitan dengan memberi bantuan kepada anak panti asuhan dalam

rangka upaya mengembangkan kepercayaan pada diri dan orang lain . Salah satu

layanan yang dapat diberikan adalah konseling individual dengan menggunakan

teknik Rational emotive. Konseling Individual dengan teknik ini adalah konseling

yang memberikan asumsibahwamanusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk

berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat. Manusia

memiliki kecendrungan- kecendrungan untuk memlihara diri, berbahagia, berpikir

dan mengatakan, mencintain, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dan

mengaktualkan diri. Manusiapun kecendrungan untuk terpaku pada pola-pola

tingkah laku lama yang disfungsional dan mencari berbagai cara untuk terlibat

dalam sabotase diri.

RET dikembangkan oleh seorang eksistensialis Albert Ellis pada tahun

1962. Sebagaimana diketahui aliran ini dilatarbelakangin oleh filsafat

eksistesialisme yang berusaha memahami manusia sebagaimana adanya. Manusia

adalah subjek yang sadar akan dirinya dan sadar akan objek -objek yang

dihadapinya. Manusia adalah makhluk dan merupakan individu yang berarti

manusia bebas, berpikir, bernafsu dan berkehendak.

RET juga berpandangan bahwa pristiwa dan pengalaman individu

menyebabkan terjadinya ganguan emosional. Menurut Albert Ellis bukankah

pengalaman atau pristiwa eksternal yang menimbukan emosional, akan tetapi

tergantung kepada pengertian yang diberikan terhadap pristiwa atau pengalaman

itu. Gangguan emosional terjadi disebabkan pikiran –pikiran seseorang yang

(20)

8

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengasuh, perilaku anak- anak

yang mengalamin emotional kesedihan yang mendalam akibat ditinggalkan objek

yang sanagat dicintainya pada masa kanak-kanak. Karena usianya yang masih

dini, seorang anak tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah

emosional ini sendirian. Hal ini membuat anak tidak mampu berbuat apa-apa dan

seringkali jatuh dalam perasaan depresi yang dalam (meski dalam bentuk yang

berbeda dari depresi orang dewasa).

Keadaan kehilangan di masa kecil ini sering mengakibatkan kemarahan

yang besar terhadap objek yang meninggalkan, namun lebih sering kemarahan itu

diarahkan kepada dirinya sendiri. Kemarahan ini seringkali merupakan

kemarahan yang tersembunyi, sebab anak-anak tidak mengerti bagaimana cara

menyalurkan kemarahan ini. Dapatkah kita bayangkan apa yang terjadi dengan

anak yang memendam kemarahan, ketakutan dan kecemasan itu didalam dirinya?

Seperti pada bahasan sebelumnya, anak-anak seringkali menunjukkan rasa

kehilangan, ketakutan dan kemarahan itu dalam bentuk tindakan-tindakan negatif,

yang bahkan tidak disadarinya. Hal ini tentu saja memperburuk keadaan

anak-anak ini, dan akhirnya anak-anak semakin jatuh kedalam jurang depresi yang berat ini.

Anak-anak yang mengalami emotional Kesedihan cenderung mengalami depresi

dalam pengalaman-pengalaman hidup selanjutnya. Hal ini masih terlihat pada

tempat dilakukannya penelitian yaitu Panti Asuhan Bani Adam as Mabar Pasar V.

(21)

9

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa

masalah yang berhubungan denganEmotional Kesedihan Remaja Di Panti

Asuhan, antara lain:

1. Remaja memiliki perasaan bersalah dengan menyalahkan diri mereka

untuk kondisi yang mereka alami.

2. Remaja mengalami kesulitan untuk mempercayai orang lain.

3. Remaja berprilaku agresi atau menarik diri dengan cara melawan

4. Remaja ini juga cendrung mengalami kesulitan dalam hubungan sosial

mereka.

5. Peranan bimbingan dan konseling sangat diperlukan dalam memberikan

bantuan dalam mengentaskan masalah perkembangan emosi Remaja .

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka

penulis perlu melakukan batasan masalah agar penelitian yang dilakukan lebih

terarah. Pembatasan masalah dalam penelitian dititik beratkan pada “Penggunaan

teknik konseling rational emotiveterhadap emotional Kesedihan”. Anak yang

dijadikan subjek penelitian dibatasi hanya pada anak yang duduk di bangku SMA

kelas X.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah dipaparkan maka

(22)

10

individual dengan menggunakan teknik konseling rational emotiveberpengaruh

pada emotional Kesedihan anak dipanti asuhan?”

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan umum diadakannya penelitian adalah mengetahui efektifitas

layanan konseling individual menggunakan teori Rasional Emotif terhadap

emosi Kesedihan remaja. Tujuan khusus diadakannya penelitian teknik konseling

rational emotive terhadap emotional Kesedihan Remaja di panti asuhan Bani

Adam as Pasar V Mabar adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh layanan konseling individual Tersebut

terhadap emotional Kesedihan Remaja di panti asuhan Bani Adam as

Pasar V Mabar

2. Untuk mengetahui emosi kesedihan remaja di panti asuhan Bani Adam

as Pasar V Mabar

3. Untuk mengetahui gambaran empiris mengenai emotional Kesedihan

Remaja di panti asuhan Bani Adam Pasar II Mabar

1.6. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, antara lain :

1. Bagi Panti Asuhan

Memberikan kontribusi dalam pengentasan masalah yang da di panti

asuhan tersebut.

(23)

11

3. Peneliti

Penelitian ini untuk memenuhi tugas akhir perkuliahan dalam

menyelesaikan studi, mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.

4. Bagi Mahasiswa BK/PPB UNIMED

Sebagai bahan untuk menambah dan mengembangkan serta

memperluas lagi pembendaharaan wawasan berfikir dan memperkaya

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarakan temuan penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengendalian emosi kesedihan remaja dapat dientaskan dengan meningkatkan terlebih

dahulu aspeknya yaitu perasaan senang, kemauan, kemandirian, kesadaran dan

dorongan ekstrinsik melalui media kreatif.

2. Konseling individu teknik rational emotif bertujuan untuk membantu remaja

memperbaiki pengendalian emosi kesedihan remaja remaja.

3. Konseling individu teknik rational emotif dapat meningkatkan pengendalian emosi

kesedihan remaja remaja.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil peneltian yang diperoleh maka peneliti menyarankan;

1. Guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan Konseling individu teknik

rational emotif sebagai salah satu pemilihan teknik konseling untuk mengatasi

masalah remaja

serta membantu meningkatkan pengendalian emosi kesedihan remaja dan

masalah-masalah lainnya.

2. Kepada peneliti lainnya yang ingin meneliti dengan menggunakan konseling agar

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Corey, G. 1991. Theory and Practice of Counseling and Paychotherapy. Alih

bahasa Mulyarto. 1995. Teori dan Praktek dari Konseling dan

Psikoterapi. Semarang: Semarang Press.

Corey. G. Tanpa Tahun. Theory and Practice of Counseling and Psychoterapy.

Alih Bahasa Koswara, E. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan

Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.

Daulay, N. 2012. Psikologi Umum. Medan: IAIN SU.

Dewi, R. 2010. Penelitian Pendidikan (Desain Emperikal dan PTK). Medan:

Pasca Sarjana Unimed.

Ekman, Paul.2003 . Pedoman Membaca Emosi Orang . Jogjakarta: THINK

Goleman, D. 1999. Emotional Inteligence. Alih bahasa Hermaya, T. 1999.

Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D. 1999. Working With Emotional Inteligence. Alih bahasa Kantjono,

A. T. 1999. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Herlambang, M. 2011. Psychology Umum. Medan: IAIN SU.

Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Alih Bahasa Istiwidayanti. & Soedjarwo. Jakarta:

(26)

69

Kurnia A. 2012. Rumus Penentuan Jumlah Sampel, (online) dalam

(http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2012/12/rumus-penentuan-jumlah-sampel.html, diakses 20 Mei 2013).

Lubis, N.L. 2011. Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori dan Praktik.

Jakarta: Kencana.

Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Prayitno. & Amti, E. 2004. Dasa-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sarwono, S. W. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Sunarto. & Hartono, B. A. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Willis, Sofyan. S. 2010. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung:

Gambar

Tabel III. 1: Pemberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ..................... 82

Referensi

Dokumen terkait

variable) dan sikap demokiatis mahasiswa sebagai vai iabel terikat (dependent variable). Berdasarkan hasil analisis sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi

Prosentase (%) skor dari kuesioner tersebut adalah 90% yang diperoleh dari total skor yang diperoleh (9) yaitu 9 jawaban ya dan 1 jawaban tidak, dibagi skor maksimum yang bisa

terhadap keputusan pembelian online di instagram dan 3) pengaruh kepercayaan terhadap keputusan pembelian online di Instagram. Penelitian ini dilakukan di kalangan

Bila di dalam lubang terdapat volume air yang cukup banyak dan deras maka pengecoran dilaksanakan melalui pipa tremie yang ditutup pada ujung bawahnya, menggunakan

Kinerja keuangan perusahaan yang telah melakukan tindakan merger perlu diukur dari efisiensinya diproksikan dengan beberapa tolak ukur yang tercermin di

Agar proses adsorpsi dan desorpsi mesin pendingin adsorpsi dapat berjalan dengan baik perlu diketahui jumlah perbandingan yang ideal antara adsorben dengan refrigeran yang

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada pelayanan administrasi sebelum dan sesudah adanya pemekaran kelurahan pada Kelurahan Rapak

Pengungkapan jaringan peredaran narkotika telah di lakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) sesuai dengan kewenangan melakukan penyelidikan dan penyidikan yang