PERBEDAAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DAN
PENDEKATAN OPEN ENDED TERHADAP PENINGKATAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN SELF
EFFICACY SISWA SD NEGERI 104233
BANDAR LABUHAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Dasar
OLEH:
RIDHA HUTAMI
NIM. 8146182035
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
RIDHA HUTAMI. 8146182035. Perbedaan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
dan Open Ended terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Self Efficacy Siswa SD Negeri 104233 Bandar Labuhan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1)Pendekatan pembelajaran PMR dan OE terhadap kemampuan pemecahan masalah; (2) peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan PMR dan OE; (3) pengaruh pendekatan pembelajaran PMR dan OE terhadap Self Efficacy siswa. Penelitian berbentuk Pre-Experimental Design dengan rancangan Two Group Pretest-Posttest.Instrumen yang digunakan yaitu tes kemampuan pemecahan masalah, dan angket self efficacy Analisis data menggunakan uji-t dangain score. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pengaruh PMR lebih baik dibandingkan OE terhadap kemampuan pemecahan masalah, hal ini berdasarkan thitung (=2,167) lebih besar dari ttabel (=1,671); (2) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan PMR lebih tinggi dari OE, hal iniberdasarkan gain score dan karakteristik pendekatan. PMR menggunakan masalah kontekstual berbentuk cerita; (3) Pengaruh PMR lebih baik dibandingkan OE terhadap Self Efficacy , hal ini berdasarkan thitung (=1,716) lebih besar dari ttabel (=1,671).
Kata kunci: pendekatan matematika realistik, kemampuan pemecahan masalah, self efficacy, open ended.
ABSTRACT
RIDHA HUTAMI. 8146182035. The Differences of Realistic and Open-Ended Mathematics Learning Approach to the Students’ Improvement of Problem-Solving Ability and Self Efficacy in SD Negeri 104233 Bandar Labuhan.
The purposes of the research are to analyze: (1) PMR and OE Learning Approach to Problem-Solving Ability; (2) the improvement of students’ problem-solving ability taught by PMR and OE; (3) the effect of PMR and OE Learning approach to students’ self efficacy.The research was conducted by using Pre-Experimental Research Design with Two Group Pretest-Posttest. The data of the research were collected by administrating problem-solving ability test and self efficacy questionnaire. The data were analyzed by using t-test and gain score.The result of the research showed that: (1) the effect of PMR was better than OE to students’ problem-solving ability. It was based on t-test (=2, 167) that was higher than t-table (=1, 671); (2) the improvement of students’ problem-solving ability taught by PMR was higher than that taught by OE. It was based on gain score and the characteristic of the approach. PMR used contextual problem in stories; (3) the effect of PMR was better than OE to students’ self efficacy. It was based on t-test (=1, 716) that was higher than t-table (=1, 671).
Keywords: realistic mathematics approach, problem-solving ability, self efficacy, open-ended.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul”
Perbedaan Pendekatan Matematika Realistik Dan Pendekatan Open
Ended Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan
Self Efficacy Siswa Sd Negeri 104233 Bandar Labuhan, sebagai salah satu
persyaratan untuk mendapat gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program
Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Tak lupa
shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW hingga hari akhir. Aamiin.
Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak menerima dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu tidak berlebihan rasanya jika pada
kesempatan ini penulis mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
membantu demi penyelesaian tesis ini. Pada kesempatan ini dengan kerendahan
hati penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada yang terhormat Dr.
Edy Surya, M.Si selaku dosen pembimbing I, dan Dr. Adi Sutopo, MPd, M.T
selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan
bimbingan, saran dan arahan serta motivasi yang begitu berarti kepada penulis
selama penyusunan tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri
Medan, Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd,
selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dasar, dan Bapak Dr. Daulat Saragi,
M.Hum. selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana
Universitas Negeri Medan beserta semua staf yang telah memberikan fasilitas
iv
2. Bapak Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd, Dr. Waminton Rajaguguk, M.Pd,
Dr. Deny Setiawan, M.Si selaku penguji yang telah memberikan masukan,
kritik, dan saran pada penyusunan tesis ini.
3. Bapak Dr. Wisman Hadi, M.Hum., Ibu Dr, Masganti Sit, M.A.,dan Ibu
Berliana Sianturi, M.Pd selaku tim ahli yang telah meluangkan waktu
memberikan masukan, kritik, dan saran kepada penyusunan angket self
Efficacy.
4. Ibu Berliana S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri 104233 Bandar labuhan
dan kepada Guru Kelas IV yang telah memberikan izin dan membantu penulis
melaksanakan penelitian.
5. Alm H. Harwis dan Sumarni S.Pd dan keluargaku Listiani, S.Pd., dr. Melidar
Dianita, dan Habib Tri Wibowo, ST.
6. Sahabatku Pak Erman, Vivi, Tari, Maisarah, bang Saut, bang Mardi, Jehan
dan teman-teman B-1 dan konsen Matematika yang telah motivasi dan
membantu penulis selama penyusunan tesis ini.
7. Sahabatku Gang gonk, dan someone yang sudah menjadi masa lalu.
Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat dituliskan namanya satu
persatu disini, penulis ucapkan terima kasih atas segala bantuannya. Semoga
Allah membalas segala bentuk kebaikan dengan berlipat ganda. Seperti pepatah
“Tak ada gading yang tak retak”, demikian juga dengan tesis ini. Oleh karena itu,
peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
v
Medan, Agustus 2016
Penulis,
vi
1.2. Identifikasi Masalah ... 8
1.3. Batasan Masalah ... 9
1.4. Rumusan Masalah ... 9
1.5. Tujuan Penelitian... 9
1.6. Manfaat Penelitian... 10
BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoretis ... 11
2.1.1. Kemampuan Pemecahan Masalah ... 11
2.1.1.1. Langkah-Langkah Kemampuan Pemecahan Masalah ... 12
2.1.1.2. Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah ... 13
2.1.2. Self Efficacy ... 14
2.1.2.1. Klasifikasi Self Efficacy ... 16
2.1.2.2. Dimensi Self Efficacy ... 18
2.1.3. Pendekatan Open-Ended ... 18
vii
2.1.3.2. Sintaks Pendekatan Pembelajaran Open-Ended ... 21
2.1.3.3. Keunggulan dan Kelemahan PendekatanOpen-Ended ... 24
2.1.4. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik ……… ... 25
2.1.4.1. Karakteristik dan Prinsip Pendekatan Matematika Realistik ... 26
2.1.4.2. Sintaks Pendekatan Pembelajaran RME ... 30
2.1.4.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PMR ... 31
2.1.5. Teori Belajar Relevan... 32
2.1.5.1. Teori Belajar Kognitivisme ... 32
2.1.5.2. Teori Belajar Konstruktivisme ... 34
2.2. Penelitian Relevan ... 35
2.3. Kerangka Konseptual ... 37
2.3.1. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik dan Pendekatan Open-Ended terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah……….… ...37
2.3.2. Perbedaan Pengaruh Pendekatan matematika Realistik dan Pendekatan Open-Ended Terhadap Siswa …………. ...39
2.4. Hipotesis Penelitian ... 40
BAB III . METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 41
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 41
3.3. Variabel Penelitian ... 42
3.3.1. Variabel Independen ... 42
3.3.2. Variabel Dependen ... 42
3.4. Definisi Operasional ... 42
3.5. Jenis dan Desain Penelitian ………. ... 43
3.6. Prosedur Penelitian ... 44
3.7. Instrumen Pengumpulan Data ... 47
viii
3.7.1.1. Hasil Uji Coba Instrumen ... 52
3.7.2. Angket Self Efficacy ... 54
3.8. Teknik Analisis Data ... 55
3.8.1. Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah ... 57
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 59
4.1.1. Deskripsi Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah... 60
4.1.1.1. Uji Normalitas Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 61
4.1.1.2. Uji Homogenitas Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 62
4.1.1.3. Uji Perbedaan Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 63
4.1.2. Deskripsi Postes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 64
4.1.2.1. Uji Normalitas Postes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 65
4.1.2.2. Uji Homogenitas Postes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 66
4.1.2.3. Uji Perbedaan Postes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 67
4.1.3. Analisis Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah ... 68
4.1.4. Deskripsi Self Efficacy ... 70
4.1.4.1. Uji Normalitas Self Efficacy ... 71
4.1.4.2. Uji Homogenitas Self Efficacy ... 72
4.1.4.3. Uji Perbedaan Self Efficacy ... 73
4.2. Pembahasan ... 74
4.2.1. Kemampuan Pemecahan Masalah ... 75
4.2.2. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa ... 77
4.2.3. Self Efficacy Siswa ... 77
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 3.1. Simpulan... 79
3.2. Saran ... 80
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 : Sintaks Pendekatan Open-Ended ... 22
Tabel 2.2 : Prinsip-Prinsip PMR ... 26
Tabel 2.3 : Kelebihan dan Kekurangan PMR... 31
Tabel 3.1 : Desain Eksperimen Kemampuan Pemecahan Masalah ... 43
Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 47
Tabel 3.3 : Pedoman Penskoran Soal Kemampuan Pemecahan Masalah .. 48
Tabel 3.4 : Hasil Validitas ... 52
Tabel 3.5 : Hasil Reliabelitas ... 52
Tabel 3.6 : Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 53
Tabel 3.7 : Hasil Uji Daya Beda... 53
Tabel 3.8 : Kisi-Kisi Angket Self Efficacy ... 54
Tabel 3.9 : Skor Alternatif Jawaban Skala Self Efficacy ... 54
Tabel 3.10 : Keterkaitan Hipotesis, Alat Uji dan Uji Statistik ... 58
Tabel 4.1 : Deskripsi Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 60
Tabel 4.2 : Uji Normalitas Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 59
Tabel 4.3 : Uji Homogenitas Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 62
Tabel 4.4 : Uji Perbedaan Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 63
Tabel 4.5 : Deskripsi Postes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 64
Tabel 4.6 : Uji Normalitas Postes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 65
Tabel 4.7 : Uji Homogenitas Postes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 66
Tabel 4.8 : Uji Perbedaan Postes Kemampuan Pemecahan Masalah... 67
Tabel 4.9 : Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah ... 68
Tabel 4.10 : Deskripsi Self Efficacy ... 70
Tabel 4.11 : Uji Normalitas Self Efficacy ... 72
Tabel 4.12 : Uji Homogenitas Self Efficacy ... 73
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 : Jawaban Siswa Tentang kemampuan Pemecahan Masalah ... 3
Gambar 3.1 : Prosedur Penelitian ... 46
Gambar 4.1 : Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 60
Gambar 4.2 : Postes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 64
Gambar 4.3 : Kemampuan Pemecahan Masalah di Kelas PMR ... 69
Gambar 4.4 : Kemampuan Pemecahan Masalah di Kelas Open-Ended ... 69
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Perangkat Pembelajaran
1a Silabus Pembelajaran ... 81
1b RPP PMR ... 86
1b RPP Open-Ended ... 102
Lampiran 2 Instrumen Penelitian
2a Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 118
2b Kunci Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 121
2c Angket Skala Self Efficacy Matematika Siswa Kelas V SD ... 125
Lampiran 3 Hasil Penelitian
3a Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 127
3b Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas PMR ... 134
3c Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas Open
Ended ... 136
3d Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas PMR ... 138
3e Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas Open
Ended ... 140
3f Peningkatan Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tiap
Indikator Pada Kelas PMR ... 142
3g Peningkatan Skor Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tiap
Indikator Pada Kelas Open Ended ... 144
3h Postes Self Efficacy Kelas PMR ... 146
3i Postes Self Efficacy Kelas Open Ended ... 148
Lampiran 4 Surat-Surat Kelengkapan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, baik dalam mewujudkan bangsa yang cerdas, mandiri, dan berkarakter
kuat. Pendidikan merupakan hak setiap warga negara, seperti tercantum dalam
UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan”. Berdasarkan undang-undang diatas ada beberapa hal yang perlu
menjadi perhatian yaitu proses pendidikan yang dilaksanakan di sekolah harus
mempunyai tujuan, sehingga segala sesuatu yang dilakukan oleh guru dan siswa
menuju apa yang ingin dicapai, suasana belajar dan pembelajaran diarahkan untuk
mengembangkan potensi anak didik.
Menurut Noviarni (2011:4) “kemampuan dasar matematika untuk semua
jenjang sekolah secara garis besar diklasifikasikan dalam lima standar kemampuan
yaitu: pemahaman matematis, pemecahan masalah matematis, penalaran
matematis, koneksi matematis, dan komunika si matematis”. Pemecahan masalah
merupakan tipe belajar yang paling tinggi dibandingkan dengan tipe belajar
lainnya. Menurut Slameto (2010 : 86) “pemecahan masalah dipandang sebagai
suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat
diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru”. Sedangkan komariah (2007:
2) menyatakan bahwa” pemecahan masalah dapat diartikan sebagai penggunaan
matematika baik untuk matematika itu sendiri maupun aplikasi matematika dalam
2
yang lain secara kreatif untuk menyelesaikan masalah-masalah yang belum
diketahui penyelesaiannya ataupun masalah-masalah yang belum dikenal.” Dari
pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan
masalah matematika adalah kemampuan yang harus dimiliki siswa untuk dapat
memahami masalah, merencanakan pemecahan, menyelesaikan masalah, dan
memeriksa kembali hasil dari suatu masalah matematika yang diberikan.
Pembelajaran pemecahan masalah merupakan salah satu alternatif
pembelajaran yang dipandang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran
matematika di SD. Pemecahan masalah sangat penting dalam pembelajaran
matematika karena siswa akan memperoleh pengalaman menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki siswa untuk diterapkan pada
pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Seprti halnya dengan Holmes dalam
wardhani (2010:07) pada intinya menyatakan bahwa “Latar belakang atau alasan
seseorang perlu belajar memecahkan masalah matematika adalah adanya fakta
dalam abad 21 ini bahwa orang yang mampu memecahkan masalah hidup dengan
produktif.” Hal ini berarti bahwa orang yang terampil memecahkan masalah akan
mampu berpacu dengan kebutuhan hidupnya, menjadi pekerja yang lebih
produktif, dan memahami isu-isu kompleks yang berkaitan dengan masyarakat
global.
Setelah melakukan observasi di SDN 104233 Bandar labuhan, peneliti
menemukan beberapa permasalahan di kelas IV-B, diantaranya rendahnya
2dengan pecahan, hal ini dibuktikan saat peneliti memberikan soal sebagai
3
Ibu mempunyai persediaan mentega sebanyak
2
3
kg. karena Adik inginroti buatan ibu, supaya tidak kehabisan mentega, Ibu membeli lagi
untuk persediaan. Berapa kg mentega yang dimiliki Ibu sekarang ?
Kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah pecahan terlihat
lembar kerja siswa pada Gambar 1.1
1
Gambar 1.1 Jawaban Siswa Tentang Kemampuan Pemecahan Masalah
Berdasarkan jawaban siswa pada Gambar 1.1 siswa tidak dapat
merumuskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya dari soal , siswa juga tidak
mampu menentukan solusi yang tepat untuk menjawab permasalahan, sehingga
penyelesaian akhir yang diberikan adalah salah. Tampak sangat jelas siswa tidak
dapat memahami masalah,tidak mampu merencanakan pemecahan, apalagi
menyelesaikan masalah. Sehingga dapat disimpulkan siswa belum mampu
memecahkan masah matematika dengan benar.
Hasil Observasi awal kemampuan pemecahan masalah dari 30 siswa
yaitu: 1) siswa yang menjawab soal dengan benar tetapi jalannya salah 7 siswa
(23,33%). 2) siswa yang menjawab soal salah tetapi jalannya benar 3 siswa (10%).
4
salah sebanyak 15 siswa (50%) dan 4) siswa yang menyelesaikan soal dengan
jalan dan jawaban benar 5 siswa (0,16%). Dari hasil observasi diatas menunjukkan
bahwa terdapat 50 % siswa yang jalan penyelesaian dan jawaban salah, hal ini
sungguh sangan mengejutkan karna separuh dari siswa tidak mampu memecahkan
permasalahan yang terdapat pada soal. Dalam memecahkan maslah yang sulit,
siswa memi liki keraguan tentang kemampuannya sehingga akan mengurangi
usahanya, bahkan cenderung akan menyerah. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa bukan disebabkan tidak mampu
melakukan perhitungan saja melainkan siswa tidak memahami permasalahan dan
Siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika yang
diberikan oleh guru, sehingga tidak dapat memecahkan masalah dan rendahnya
self efficacy siswa siswa menjawab soal. Hal ini didukung dari hasil wawancara
saya terhadap salah satu guru di kelas IV, guru tersebut menyatakan bahwa salah
satu permasalahan pada saat guru selesai menerangkan dan saat proses
menyampaikan hasil belajar siswa di depan kelas, banyak di temukan siswa
merasa takut dan tidak yakin terhadap dirinya ketika dia di tunjuk guru untuk maju
membacakan hasil belajarnya atau tugas didepan kelas, hal ini di sebabkan
sebagain besar karena siswa kurang keyakinan terhadap kemampuan dirinya,
Anak cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran Matematika karena selama
ini pelajaran matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dimengerti serta
kurangnya kesiapan siswa terhadap penguasaan materi yang sedang di pelajari di
kelas pada saat itum. Hanya 6 orang saja yang berani dari 30 orang siswa. Dan
ketika saya bertanya pernahkan ibu melakukan pendekatan pendekatan pada saat
5
tidak mengerti dengan pendekatan dalam belajar matematika, dan saya tidak
pernah menggunakannya. (Wawancara: Buk Leni, 10:15, 16 Desember 2015)
Dari permasalahan tersebut hanya 20 % siswa yang memiliki keyakinan
diri yang tinggi. Hal ini membuktikan bahwa self efficacy siswa rendah maka
peniliti berkeinginan untuk meneliti lebih dalam tentang self efficacy siswa.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 mengenai Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru mengatur tentang kompetensi yang
harus dimiliki setiap pendidik. Salah satu kompetensi tersebut adalah kompetensi
pedagogik guru terdiri atas tujuh aspek, yaitu: 1) mengenal karakteristik siswa, 2)
menguasai teori dan prinsip belajar, 3) mengembangkan kurikulum, 4) kegiatan
pembelajaran yang mendidik, 5) mengembangkan potensi siswa, 6) komunikasi
dengan siswa, dan 7) melakukan penilaian dan evaluasi pembelajaran. Dalam
aspek teori dan prinsip belajar, guru dituntut untuk mampu memahami dan
menerapkan model, strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang diajarkan.
Ketidak tepatan guru menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai
tentu sangat berpengaruh. Selain itu proses belajar mengajar hampir selalu
didominasi dengan metode ceramah, guru menjadi pusat dari seluruh kegiatan di
kelas. Siswa mendengarkan, meniru atau mencontoh dengan persis sama cara yang
diberikan guru tanpa inisiatif. Siswa tidak didorong mengoptimalkan dirinya,
mengembangkan kemampuan maupun aktivitasnya. Sehingga proses
pembelajaran tidak merangsang peningkatan kemampuan pemecahan masalah
6
Terdapat paling tidak tiga model pendekatan pembelajaran matematika
berbasis permasalahan yang belakang ini sedang up to date, yaitu pendekatan
pembelajaran realistik atau dikenal dengan Realistic Mathematics Education
(RME), pendekatan pembelajaran terbuka (Open-Ended Approach), dan
pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning).
Salah satu pendekatan matematika yang dapat diterapkan guna
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan self efficacy adalah dengan
pendekatan realistik. Pendekatan realistik merupakan salah satu usaha
meningkatkan kemampuan siswa memahami matematika dengan cara
pembelajaran secara `real`, kepada siswa diberikan tugas-tugas yang mendekati
kenyataan.
Dalam pendekatan matematika realistik masalah-masalah yang bersifat
kontekstual atau realistik dijadikan sebagai titik awal dalam pembelajaran, yang
kemudian dimanfaatkan oleh siswa dalam memecahkan masalah. Masalah
kontekstual dipilih yang mempunyai berbagai kemungkinan solusi. Perbedaan
penyelesaian atau prosedur peserta didik dalam memecahkan masalah dapat
digunakan sebagai langkah dalam proses pematematikaan baik horisontal maupun
vertikal. Pada prinsip ini siswa diberikan kesempatan untuk menunjukkan
kemampuannya dalam memecahkan masalah. Dengan demikian PMR
memungkinkan digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa.
Hal ini sejalan dengan penelitian Iwan Juli (2013:135) menyatakan bahwa
“peningkatan kemampuan siswa yang diajarkan dengan PMR lebih tinggi dari
7
Efficacy siswa yang diajarkan dengan pendekatan matematika realistik lebih tinggi
dari pada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasa.” Jadi dapat
disimpulkan bahwa siswa yang akan diajarkan dengan Pendekatan Matematika
Realistik mampu meningkatakan kemapuan pemecahan masalah dan Self Efficacy
siswa.
Selain pendekatan matematika realistik, pendekatan Open-Ended
merupakan salah satu pendekatan yang membantu siswa melakukan pemecahan
masalah secara kreatif dan menghargai keragaman berfikir yang mungkin timbul
selama proses pemecahan masalah. Pendekatan ini memberi siswa kesempatan
untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, menemukan, mengenali dan
memecahkan masalah dengan beberapa cara yang berbeda serta dapat
meningkatkan representasi siswa terhadap suatu masalah. Dengan demikian,
pendekatan Open-Ended dianggap mampu untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematis dan Self Efficacy siswa.
Dalam proses pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended, biasanya lebih banyak digunakan soal-soal Open-Ended sebagai instrumen dalam pembelajaran.
Terdapat keserupaan terhadap pengertian mengenai soal Open-Ended. Hancock
menyatakan soal Open-Ended adalah soal yang memiliki lebih dari satu
penyelesaian yang benar. Pertanyaan yang mempunyai jawaban benar lebih dari
satu dan siswa menjawab dengan caranya sendiri tanpa harus mengikuti proses
pengerjaan yang sudah ada. Ciri terpenting dari soal Open-Ended adalah
tersedianya kemungkinan banyak jawaban serta tersedia keleluasaan bagi siswa
untuk memakai sejumlah metode yang dianggapnya paling sesuai menyelesaikan
8
Pada pendekatan Matematika Realistik, siswa mempelajari matematika
melalui penyelesaian masalah realistik dalam bentuk wacana ataupun gambar.
Secara teoritis terlihat bahwa pengaruh pendekatan matematika realistik lebih baik
dibandingkan pendekatan Open-Ended karena pada pendekatan matematika
realistik siswa dihadapkan dengan masalah yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari sehingga siswa SD lebih mudah memahami.
Berdasarkan uraian di atas, maka maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ Perbedaan Pendekatan Matematika Realistik Dan
Pendekatan Open Ended Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Self Efficacy Siswa SD Negeri 104233 Bandar Labuhan.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang teridentifikasi dalam
penelitian ini adalah:
1. Rendahnya Kemampuan pemecahan masalah siswa.
2. Self efficacy siswa rendah.
3. Anak kurang tertarik dengan pelajaran Matematika
4. Siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah
matematika yang diberikan oleh guru.
9
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dibatasi
masalah dalam penelitian ini mengenai:
1. Pendekatan Matematika Realistik dan Pendekatan Open Ended
2. Rendahnya kemampuan Pemecahan Masalah
3. Rendahnya Self Efficacy siswa.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diteliti dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang
diajarkan dengan pendekatan matematika realistik dan pendekatan Open
Ended?
2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematka
siswa yang diajarkan dengan Pendekatan Matematika Realistik dan
Pendekatan Open Ended?
3. Apakah terdapat perbedaan self efficacy antara siswa yang diajarkan
dengan Pendekatan Matematika Realistik dan PendekatanOpen Ended?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan
10
2. Pendekatan mana yang lebih baik antara Pendekatan Matematika Realistik
dan Pendekatan Open Ended dalam peningkatan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa.
3. Pendekatan mana yang lebih baik antara Pendekatan Matematika Realistik
dan Pendekatan Open Ended meningkatkan Self Efficacy siswa.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi
semua pihak, terutama bagi guru, siswa dan para peneliti selanjutnya yang
berkaitan dengan penelitian ini.
Secara rinci manfaat penelitian ini ialah :
1. Bagi guru, sebagai bahan masukan mengenai pendekatan pembelajaran
yang dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa dan self efficacy siswa.
2. Bagi siswa, sebagai pengalaman baru dalam pembelajaran matematika.
3. Bagi institusi pendidikan, sebagai bahan referensi dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
4. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi dalam mengadakan penelitian
80
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Pembelajaran matematika yang menerapkan pendekan Matematika Realistik
dan Open Ended dapat memberikan pengaruh terhadap kemampuan pemecahan
masalah dan self Efficacy siswa. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian,
hasil penelitian dan pembahasan seperti yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka diperoleh beberapan simpulan sebagai berikut:
1. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik lebih baik dibandingkan
dengan Pendekatan pembelajaran Open Ended terhadap kemampuan
pemecahan masalah siswa. Hal tersebut berdasarkan perolehan skor thitung
(2,167) lebih besar dari skor ttabel (1,673).
2. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan
pendekatan Matematika Realistik lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan
dengan Pendekatan Open Ended. Hal ini dikarenakan Pendekatan PMR
menggunakan LAS yang berisikan masalah kontekstual dalam bentuk cerita
bergambar dan benda konkrit sehingga siswa lebih tertarik untuk
menyelesaikannya dibandingkan dengan Open Ended karena dengan
81
3. Pengaruh Pendekatan PMR lebih baik dibandingkan dengan model
pembelajaran Open Ended terhadap self efficacy siswa. Hal
tersebutberdasarkan perolehan skor thitung (1,716) lebih besar dari skor ttabel
(1,673).
5.2. Saran
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian, maka terdapat beberapa saran yang
perlu mendapat perhatian dari semua pihak yang berkepentingan terhadap peranan
pendekatan pembelajaran matematika realistic dan pendekatan pembelajaran Open
Ended dalam proses pembelajaran matematika khususnya untuk tingkat pendidikan
dasar. Adapun saran-saran tersebut yaitu :
1. Bagi guru, agar proses pembelajaran dengan PMR dan OE dapat lebih baik di
kelas, maka sebaiknya guru mempersiapkan secara matang beberapa hal yaitu:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) atau
Lembar Aktivitas Siswa (LAS), soal-soal yang berkenaan dengan kemampuan
pemecahan masalah, media pembelajaran yang sesuai, dan juga
memperhitungkan alokasi waktu yang dibutuhkan.
2. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan PMR dan OE maupun pembelajaran
lainnya di kelas, sebaiknya guru bersikap sebagai motivator yang baik dan
menguasai berbagai macam indikator Self Efficacy yang mungkin akan
dialami siswa, karena self Efficay juga mempunyai pengaruh terhadap proses
pembelajaran matematika.
3. Bagi peneliti selanjutnya, perlu diteliti bagaimana pengaruh pendekatan
pembelajaran PMR dan Open Ended terhadap kemampuan dasar matematika
lainnya seperti kemampuan pemecahan masalah, kemampuan penalaran
82
matematis.
4. Self-Efficacy atau keyakinan diri terhadap matematika juga memberikan
pengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran matematika, oleh karena itu
harus diperhatikan dan diberikan penangan yang baik dalam meningkatkan
83
DAFTAR PUSTAKA
Anandari, Dhita Septika. 2013. Hubungan Persepsi Siswa atas Dukungan Sosial
Guru dengan Self-Efficacy Pelajaran Matematika pada Siswa SMA Negeri 14
Surabaya. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, Volume 2, Nomor 03, Desember 2013. Surabaya: Universitas Airlangga Surabaya.
Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Azizah, Dessy Ilma Berliana Nur. 2015. Pengaruh Pendekatan Scientific Berbasis
Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Siswa SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.
Artikel. Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Belbase, Shashidhar. 2013. Images, Anxieties, and Attitudes toward Mathematics.
International Journal of Education in Mathematics, Science and Technology,
Volume 1, Number 4, October 2013, Page 230-237. Unviersity of Wyoming.
Branca. 1980. Problem Solving as Goal, Process, and Basic Skill. Dalam Krulik and Reys (ed), Problem Solving in Scholl Mathematics, Washington D.C: NTCM
Hendriyan. 2013. Analisis Kemampuan Psikomotorik Siswa, (Online), (
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/HENDRIY AN-FITK.pdf, diakses 20 Oktober 2015).
Hergenhahn, Matthew. 2008. Theories Of Learning. Jakarta :Kencana Prenada Media Group.
Holmes, Emma. 1995. New Directions in Elementary School Mathematics-Interactive
Teaching and Learning. New Yersey: A Simon and Schuster Company.
Irwansyah. 2014. Perbedaan Kemampuan Representasi dan Disposisi Matematis
Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dengan Pendekatan Ekspositori di SMP Negeri Takengon. Tesis. Medan: PPs
Universitas Negeri Medan.
Iwan, Juli. 2013. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan self efficacy
84
Komariah. 2007. Model Pemecahan Masalah Melalui Pendekatan Realistik Pada
Pembelajaran Matematika SD, V - Nomor: 7 April 2007. JURNAL Pendidikan
Dasar.
Khairil, Alfi. 2012. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Normal Menggunakan SPSS, (Online), (http://alfikhairi.blogspot.co.id/2012/06/uji-perbedaan-dua-rata-rata-data-normal.html, diakses 15 desember 2015).
Kusmiyati. 2007. Pendekatan Open-Ended dalam pembelajaran. Nomor: 8 Oktober 2007 JURNAL Pendidikan Dasar.
http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_8-Oktober_2007/Pendekatan_Open_Ended_dalam_Pembelajaran_Matematik_di_ Sekolah_Dasar.pdf (diakses tanggal 17 desember 2015).
Marsigit. 2010. Pendekatan Matematika Realistik Pada Pembelajaran Pecahan di
SMP. Prosiding, Pelatihan Nasional, Yogyakarta: FMIPA UNY.
Muhsinin. 2013.Pendekatan Open Ended Pada Pembelajaran
matematika.Jurnal Edu-math, vol 4.
Ningsih. 2014. Realistic Mathematics Education: Model Alternatif Pembelajaran
Matematika Sekolah, Vol. 1, No. 2, Juni 2014, Hal. 73-94. JPM Institut Agama
Islam Negeri Antasari.
Noviarni. 2011. Rujukan Filsafat, Teori, dan Praksis Ilmu Pendidikan. Bandung: UPI Press.
Nugroho, Aryo Andri. 2012. Model Pembelajaran Realistik. Semarang: FMIPA IKIP Semarang.
Nurdin, Denny. 2011. Uji Validitas dan Reliabilitas (Online, http://www.statsdata.my.id/2011/12/uji-validitas-dan-reliabilitas.html, diakses 30 Oktober 2015)
Nurkholis,Encep. 2013. Meningkatkan Kemampuan Spatial Sense Dan Pemecahan
Masalah Matematik Siswa Sma Melalui Pendekatan Berbasis Masalah Berbantuan Komputer. Volume 1, Tahun 2013. Prosiding Seminar Nasional M atematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung. ISSN 977-2338831.
Polya. 1981. Mathematical Discovery on Understanding, Learning, and Taeching
Problem Solving, New York: Jhon Wiley and Sons.
Sawada,Toshio.2007. The Open Ended Aproach: A New Proposal for Teaching
Mathematics. Seventh printing(page 23).The national council of theachers of
85
Septiati, Ety.2012. Kontribusi Pendidikan Matematika dan Matematika dalam
Membangun Karakter Guru dan Siswa. Prosiding, Hal. 319-324. Palembang:
FKIP Universitas PGRI. ISBN: 978-979-16353-8-7
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata. 2010. Metode penenelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sumaryanta. 2014. Pembelajaran Matematika Reaslistik dan Strategi Implementasinya di Kelas. Jakarta: PPPPTK Matematika.
Surya.2011. Kurikulum dan Evaluasi Perencanaan Pembelajaran Matematika. Jurnal Tematik, Vol. 1, No. 6, April 2011, Hal. 326-337. Pendidikan Dasar PPs Universitas Negeri Medan. ISSN: 1979-0633.
Tanungki, Maria. 2013. Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi
Matematis Mahasiswa Dalam Materi Analisis Regresi Linier . Volume 1,
Tahun 2013. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung ISSN 977-2338831.
Thobrani, Muhammad. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dan Pembangunan Nasional. Yogyakarta:
Ar-ruzz Media.
Yusuf, Zulkardi, dan Saleh.. 2003. .Pengembangan soal-soal Open Ended. Jurnal
Pendidikan Matematika Volume 3.No 2 Desember 2009 . Pendidikan Matematika PPs UNSRI. http://eprints.unsri.ac.id/822/1/4_Mariska_Y_48-56.pdf (diakses tanggal 18 desember 2015).
Widyana. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Materi Turunan Fungsi Melalui Diskusi Kelompok.. Jurnal Matheducation Volume 0x No. xx Tahun 2013.