• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW (THINK TALK WRITE) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DI KELAS X MIPA 5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A 2015-2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW (THINK TALK WRITE) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT DI KELAS X MIPA 5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A 2015-2016."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TTW(THINK TALK WRITE) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN HASIL

BELAJAR S ISWA PADA MATE RI PERSAMAAN KUADRAT DI KELAS X MIPA 5 SMANEGERI 1

PE RCUT SEI T UAN T.A 2015-2016

Oleh:

Muhammad NIM. 4121111020

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa dianugrahkan kepada penulis sehingga

dapat diselesaikan dengan baik sesuai waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran TTW (Think Talk Write) Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Persamaan Kuadrat di Kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2015-2016”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: Bapak

Dr. Syafari, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan terimakasih juga

disampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, Drs. W. L Sihombing, M.Pd,

dan Bapak Dr. Pardomuan Sitompul, M.Si, yang telah memberikan masukan dan

saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan

kepada Bapak Dr. Syafari, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik, kepada

Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin

Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED, dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si

selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu

penulis.

Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak Muliadi, S.Pd, M.Si selaku

kepala sekolah, Ibu Hj. Nurlatifah Harahap, M.Pd selaku guru Matematika dan

seluruh Guru SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan yang telah membantu selama

penelitian. Terisitimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda

Jarkasih, Almarhumah Ibunda Maymunah yang setiap saat berdoa dan

memberikan dukungan material serta spiritual yang tak ternilai harganya, buat

kakakku tersayang Suryaningsih, Nur’asiah, abangku tersayang Mukmin, Rahman , dan adikku tersayang Rohaya.

Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada sahabatku Aliza Octaviani,

Putri Ismila Anggriani, Maulida Hafni, Kanura Marekan, Khairul Sipahutar, Roy

(4)

v

seluruh rekan-rekan seperjuangan ”DIK B Reguler 2012” yang selalu memberikan

dukungan dan semangat saat suka dan duka.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan, baik isi maupun

tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam

memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan, Juni 2016

Penulis,

(5)

iii

Penerapan Strategi Pembelajaran TTW (Think Talk Write) Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Persamaan Kuadrat di Kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan

T.A 2015-2016

Muhammad (NIM. 4121111020)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran TTW(Think Talk Write) pada materi Persamaan Kuadrat.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action reserch). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 yaitu kelas X MIPA 5 yang berjumlah 39 siswa. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran TTW (Think Talk Write) pada materi Persamaan Kuadrat. Cara pengambilan data adalah melalui nilai Tes Hasil Belajar dan observasi. Tes Hasil Belajar berbentuk uraian, setiap siklus dilakukan satu kali tes yang terdiri dari lima soal. Observasi bertujuan untuk melihat kemampuan peneliti dalam pengelolaan pembelajaran yang dilakukan di kelas dan melihat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Data hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung memenuhi kriteria penentuan ketercapaian persentase aktivitas siswa. Persentase rata-rata aktivitas siswa adalah 76,92%, dengan perincian untuk kategori sangat aktif adalah 2 siswa (5,13%), kategori aktif adalah 28 siswa (71,79%), kategori cukup aktif adalah 9 siswa (23,08%), dan kategori kurang aktif adalah 0 siswa (0%).

(6)
(7)
(8)

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 45

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I 45 4.1.1.1. Permasalahan I 45 4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I ( Alternatif Pemecahan I) 46 4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 46

4.1.1.4. Observasi I 49

4.1.1.5. Analisis Data I 50

4.1.1.6. Refleksi I 55

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus II 57 4.1.2.1. Permasalahan II 57 4.1.2.2. Perencanaan Tindakan II ( Alternatif Pemecahan II) 58 4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 59 4.1.2.4. Observasi II 62 4.1.2.5. Analisis Data II 63

4.1.2.6. Refleksi II 67

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 73

5.2. Saran 73

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Aktivitas Siswa Kelas X MIPA 4 4

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Utama Dalam Pembelajaran Kooperatif 18

Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran dengan Strategi Think Talk Write 25

Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa pada Tes Awal 45

Tabel 4.2 Hasil Observasi terhadap Proses Pembelajaran I 50

Tabel 4.3 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Belajar Siswa Siklus I 52

Tabel 4.4 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Belajar Siswa 53

Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Kemampuan Hasil Belajar Siswa Siklus I 54

Tabel 4.6 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Hasil Belajar I 54

Tabel 4.7 Hasil Observasi terhadap Proses Pembelajaran II 63

Tabel 4.8 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 64

Tabel 4.9 Hasil Observasi terhadap Aktivitas Belajar Siswa 65

Tabel 4.10 Deskripsi Tingkat Kemampuan Hasil Belajar Siswa Siklus II 66

Tabel 4.11 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Hasil Belajar II 66

Tabel 4.12 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa 69

(10)
(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Hasil Tes Diagnostik 5

Gambar 2.1 Kemungkinan Jenis Akar 34

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 41

Gambar 4.1 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa secara Keseluruhan dari 68

Siklus I ke Siklus II

Gambar 4.2 Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas 69

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan.

Pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UUSPN No. 20 tahun 2003).

Untuk merealisasikan kenyataan dia atas dikemukan oleh Ansari (2009:1)

yaitu perlu ada SDM yang handal dan mampu bersaing secara global. Untuk itu

diperlukan kemampuan tingkat tinggi (high order thinking) yaitu berpikir logis,

kritis, kreatif dan kemampuan bekerjasama secara proaktif. Karena hal diatas

merupakan faktor dominan dalam menentukan kualitas pendidikan.

Untuk meningkatkan kualitas Pendidikan ditentukan oleh sistem

Pendidikan Nasional yang baik pula.Dalam Undang-Undang Republik Indonesia

No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.Pendidikan pada

akhirnya harus diajukan pada upaya mewujudkan sebuah masyarakat yang

ditandai adanya keluhuran budi dalam individu, keadilan dalam negara, dan

sebuah kehidupan yang lebih bahagia dan saleh dari setiap individunya.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah

lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Seperti yang di katakan oleh

Abdurrahman (2009:253) bahwa Matematika merupakan bidang studi yang

dipelajari oleh semua siswa dari SD hingga SLTA dan bahkan juga diperguruan

tinggi. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Seperti

yang dikatakan Cornelius (dalam Abdurrahman 2009:253) lima alasan perlunya

belajar matematika kaarena matematika merupakn (1) sarana berpikir yang jelas

dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3)

sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana

(13)

2

untuk mengembangkan kreativitas, (5)sarana untuk meningkatkan kesadaran

terhadap perkembangan budaya.

Hal tersebut didukung oleh pernyataan Cocrof (dalam Abdurrahman,

2009:253) mengemukakan bahwa :

”Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala kehidupan (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) memerlukan sasaran komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran ruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.”

Kenyataan yang dihadapi, matematika merupakan salah satu mata

pelajaran yang dianggap membosankan oleh siswa mulai dari SD, SMP, SMU

bahkan sampai pada perguruan tinggi.Selain itu, proses pembelajaran matematika

tidak menarik bagi siswa karena matematika pelajaran yang sulit dipahami dan

menakutkan bagi siswa. Dengan demikian, hasil belajar siswa dalam mata

pelajaran matematika mempunyai nilai rata-rata yang rendah.

Oleh karena itu, kualitas pendidikan matematika di Indonesia hendaknya

ditingkatkan seiring dengan perkembangan zaman. Karena pada kenyataannya

sampai saat ini kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah jika

dibandingkan dengan negara lain, terutama pada bidang studi matematika. Hal ini

dapat kita lihat dalam laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk

bidang pendidikan, United Nation Educational, Scientific, and Cultural

Organization (UNESCO), (http://opinibebas.epajak.org/blog) menunjukkan bahwa

: “Peringkat Indonesia dalam bidang matematika turun dari 58 menjadi 62 di

antara 130 negara di dunia”.

Rendahnya hasil belajar disebabkan oleh banyak faktor yaitu pelajaran

matematika disajikan dalam bentuk yang kurang menarik dan terkesan sulit untuk

dipelajari siswa, akibatnya siswa sering merasa bosan dan tidak merespon

pelajaran dengan baik. Selain itu metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru

kurang bervariasi dan cenderung membatasi siswa untuk berkreasi

(14)

3

belajar matematika dan hasil belajar yang kurang optimal. Seperti yang di

kemukakan oleh Abdurrahman (2009:252) bahwa: “Dari berbagai bidang studi

yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap

paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar, dan lebih–lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Pendapat di atas selain menunjukkan bahwa matematika sulit, juga

semakin menegaskan bahwa ada siswa yang berkesulitan belajar matematika.

Untuk itu diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut.

Dalam hal ini pengajaran matematika materi perlu didesain sedemikian rupa,

sehingga cocok untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan untuk

dicapai.

Ansari (2009:2) mengemukakan komentar tentang kondisi persekolahan

juga datang dari berbagai praktisi yang umumnya mengemukakan bahwa

merosotnya pemahaman matematik siswa di kelas antara lain karena : a. Dalam

mengajar guru sering mencontohkan pada siswa bagaimna menyelesaikan soal, b.

Siswa beljar dengan cara mendengar dan menonton guru melakukan matematik,

kemudian guru mencoba memecahkannya sendiri, c. Pada saat mengajar

matematika, guru langsung menjelaskan topik yang akan dipelajari di lanjutkan

dengan pemberian contoh dan soal untuk latihan.

Hal ini dikuatkan oleh Marpaung (http://madfirdaus.wordpress.com)

bahwa: “Rendahnya prestasi belajar matematika siswa dapat disebabkan oleh

faktor kemampuan guru dalam menerapkan metode atau strategi pembelajaran

yang kurang tepat, misalnya proses pembelajaran yang berpusat pada guru sementara siswa lebih cenderung pasif.”

Akibatnya hasil belajar matematika tidak mengalami peningkatan yang

signifikan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, perlu adanya suatu strategi

pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Hal yang sama juga terjadi di SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan,

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di kelas X MIPA 4

(15)

4

Pembelajaran matematika masih banyak bertumpu pada aktivitas guru artinya

kebanyakan dari siswa hanya sekedar mengikuti pelajaran di dalam kelas yaitu

dengan mendengarkan ceramah dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru

tanpa adanya respon, kritik, dan pertanyaan dari siswa kepada guru sebagai umpan balik dalam kegiatan belajar mengajar “.

Tabel 1.1 Aktivitas Siswa Kelas X MIPA 4

Kriteria PAS Kategori Banyak Siswa

��� 85% Sangat Aktif 0

70% ���< 85% Aktif 5

60% ���< 70% Cukup Aktif 6

PAS <60% Kurang Aktif 29

Jika permasalahan tersebut masih berlangsung terus menerus, maka akan

mengakibatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar

terhambat. Siswa akan beranggapan bahwa belajar matematika bukanlah

kebutuhan, hanya tuntutan kurikulum saja, karena siswa merasa tidak

mendapatkan makna dari pelajaran matematika yang dipelajari sehingga akan

berdampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa, dan hal inilah yang menjadi

salah satu penyebab tidak berjalannya Kurikulum 2013 terkhusus di Sekolah

tersebut yaitu SMA Negeri 1 Percut sei Tuan.

Sejalan dengan itu peneliti melakukan wawancara di Sekolah tersebut,

berdasarkan wawancara tanggal 04 Februari 2016 dengan guru bidang studi

matematika SMA Negeri 1 Percut sei Tuan yaitu ibu Nurlatifah Harahap bahwa: ”

Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal persamaan kuadrat

apalagi jika soalnya sudah dalam bentuk soal cerita, mereka kebanyakan bingung

dalam memfaktorkan kudrat sempurna dan masih banyak siswa yang belum bisa

menentukan yang mana variabel, koefisien, dan konstanta”.

Selain itu, peneliti juga melakukan tes diagnostik yang diberikan kepada

(16)

5

(a) (b)

Gambar 1.1 (a) Hasil test diagnostik di kelas X ;

(b) Hasil test diagnostik di kelas XI

Pada test diagnostik di atas, Untuk di kelas X hanya 25% siswa yang

Tuntas dan 75% siswa yang Tidak Tuntas, sedangkan untuk di kelas XI hanya

41.66% siswa yang Tuntas dan 58.33% siswa yang Tidak Tuntas. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada pokok bahasan persamaan kuadrat

sangat rendah. Selain itu, peneliti juga memperoleh data mengenai hasil belajar

siswa kelas X MIPA 4 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2015/2016 pada hasil

ujian harian pertama yang mencapai ketuntasan klasikal 52.5% dan yang tidak

(17)

6

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh banyak faktor yaitu

pelajaran matematika disajikan dalam bentuk yang kurang menarik dan terkesan

sulit untuk dipelajari siswa.Hal ini dikuatkan oleh Ansari (2009:3) model

pembelajaran pemberian informasi pada model konvensional dapat memberi

kesan yang kurang baik bagi siswa, juga dapat mendidik mereka bersikap apatis

dan individualis. Untuk mengantisipasi itu semua seharusnya model pembelajaran

matematika di kelas perlu direformasikan. Tugas dan peran guru bukan lagi

sebagai pemberi informasi (transfer of knowledge), tetapi sebagai pendorong

sisswa belajar (stimulation of learning) agar dapat mengkontruksi sendiri

pengetahuan melalui berbagai aktivitas siswa (dalam Ansari 2009:3). Sebaiknya,

metode pembelajaran yang digunakan hendaknya variatif, sesuai dengan materi

pelajaran yang disampaikan, mampu diterima oleh siswa yang memiliki gaya

belajar yang berbeda-beda, dan mampu menjalin hubungan komunikasi yang

positif pada siswa sehingga memberi motivasi pada siswa dan dapat

menumbuhkan aktivitas belajar yang tinggi pada siswa.

Dengan demikian usaha yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa adalah dengan membelajarkan siswa secara

berkelompok ( kooperatif). Untuk itu, model pembelajaran yang tepat digunakan

adalah Model Pembelajaran Kooperatif tipe TTW (Think Talk Write). Seperti

yang dikemukakan oleh Ansari (2009:65) bahwa strategi TTW pada dasarnya

dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Alur kemajuan TTW ini

dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya

sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing)

dengan temannya sebelum menulis. suasana seperti ini lebih efektif jika dilakukan

dalam kelompok heterogen dengan 3-5 siswa.

Strategi pembelajaran TTW (Think Talk Write) diharapkan dapat

memberikan banyak keuntungan dalam memperbaiki proses pembelajaran di

kelas, khususnya pada kelas-kelas yang kemampuan siswanya bervariasi. Siswa

lebih berani mengutarakan apa yang ada di hatinya kepada teman kelompoknya

sehingga terjalin komunikasi positif yang dapat meningkatkan aktivitas belajar

(18)

7

Dalam penelitian skripsi ini, topik yang dipilih yaitu persamaan kuadrat

yang diajarkan pada strategi pembelajaran TTW dengan menggunakan lembar

aktivitas siswa untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di SMA

Negeri 1 Percut Sei Tuan karena sesuai dengan wawancara dengan guru

matematika di sekolah itu, nilai matematika siswa pada pokok bahasan persamaan

kuadrat masih rendah dan metode pembelajaran yang di pakai guru di sekolah ini

masih memakai metode pembelajaran konvensional yang pembelajarannya masih

secara klasikal sehingga kurang memperhatikan perbedaan kemampuan siswanya.

Dengan strategi pembelajaran TTW, siswa diharapkan aktif untuk

belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau tehnologi atau hal lain

yang diperlukan guna mangembangkan dirinya sendiri. Ansari (2009:45) mengatakan bahwa, ”teori yang mendasari pembelajaran dengan strategi TTW adalah kontruktivitas dari Piaget. Menurut pandangan tersebut, teori kontruktivitas

ini dapat dikatakan berkenan dengan bagaimana anak memperoleh pengetahuan dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.

Telah dikemukakan di atas bahwa salah satu faktor yang diduga

menyebabkan rendahnya kemampuan siswa adalah penggunaan model

pembelajaran yang kurang efektif.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka peneliti tertarik mengangkat

(19)

8

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang, ada beberapa masalah yang

dapat diidentifikasi pada penelitian ini yaitu:

1. Siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran

2015/2016 kesulitan memahami materi dan menyelesaikan soal-soal

persamaan kuadrat.

2. Kurangnya minat belajar siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei

Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 dalam belajar matematika.

3. Rendahnya pemahaman matematika siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1

Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi pokok Persamaan

Kuadrat.

4. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei

Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 pada saat belajar materi persamaan kuadrat.

5. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas X MIPA SMA Negeri 1

Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi pokok persamaan

kuadrat.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini hanya dibatasi

pada:

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei

Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 pada saat belajar materi persamaan kuadrat.

2. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1

Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi pokok persamaan

kuadrat.

1.4Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa pada materi persamaan kuadrat di

kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016

(20)

9

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada materi persamaan kuadrat di

kelas X MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2015/2016

dengan menerapkan strategi pembelajaran TTW?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa di kelas X

MIPA 5 SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan pada materi persamaan kuadrat

Setelah penelitian ini selesai diharapakan dapat bermanfaat bagi semua

kalangan, diantaranya yakni :

1. Bagi siswa.

Membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan

mengutarakan pendapat serta menambah pengalaman siswa dalam

kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar.

2. Bagi guru.

Perangkat dan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan

masukan dalam mengembangkan model pembelajaran matematika upaya

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa.

3. Bagi sekolah.

Hasil–hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam mengambil

alternatif kebijakan penerapan model pembelajaran yang inovatif di

(21)

10

4. Bagi peneliti.

Memberikan bekal pengetahuan dan pengalaman mengajar kepada peneliti

sebagai calon pendidik yang akan terjun ke masyarakat.

1.7 Defenisi Operasional

a. Strategi Think Talk Write adalah suatu strategi yang memfasilitasi latihan

berbahasa secara lisan dan menulis bahasa tersebut dengan lancar.

b. Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan belajar yang ditentukan oleh 2

faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi

karakterisitik tujuan instruksional dan karakteristik bahan pengajaran

yang kedua-duanya mendasari stimulasi guru dalam membelajarkan

siswa. Faktor internal meliputi minat dan perhatian siswa dalam belajar,

kemampuan belajar serta motivasi belajar siswa.

c. Hasil belajar matematika adalah perubahan tingkah laku yang

menggambarkan tingkat penguasaan bahan dalam proses belajar

matematika, yang diperoleh dari tes yang dilaksanakan sesuai dengan

tujuan yang ditetapkan.

d. Meningkat artinya tercapainya ketuntasan belajar siswa secara klasikal

yakni 85% dari banyak siswa memperoleh skor 65 dan juga adanya

peningkatan rata-rata skor tes hasil belajar siswa yang diperoleh dari siklus

(22)

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa kelas X MIPA 5 pada materi persamaan kuadrat di SMA Negeri

1 Percut Sei Tuan.

2. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran diperoleh bahwa

persentase pelaksanaan pembelajaran meningkat dari siklus I sebesar 71,25%

menjadi 86,25% pada siklus II. Terdapat juga peningkatan aktivitas belajar

siswa yaitu pada siklus I diperoleh 12 dari 39 orang siswa atau 30,77% menjadi

30 dari 39 orang atau 76,92 % yang termasuk ikut berperan aktif (PAS≥70%).

Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas siswa minimal 70%

sudah dipenuhi.

3. Berdasarkan tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa diperoleh

peningkatan ketuntasan belajar sebesar 46,15% ( 18 dari 39 orang) pada siklus

I menjadi 87,18% (34 dari 39 orang) pada siklus II. Sementara itu nilai

rata-rata siswa pada siklus I adalah 59,54 dan meningkat pada siklus II yaitu 71,75.

Hal ini berarti telah memenuhi syarat ketuntasan klasikal yaitu terdapat ≥ 85%

siswa telah mencapai ketuntasan belajar (≥65%) .

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian,

pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika disarankan menerapkan strategi Think Talk Write

sebagai alternatif dalam proses pembelajaran matematika, agar

pembelajaran tersebut lebih bervariasi serta dapat meningkatkan aktivitas

(23)

74

dan hasil belajar siswa dan jika menggunakan strategi think talk write

disarankan lebih memperhatikan keaktifan siswa selama proses berpikir

(think), berbicara (talk), menulis (write) berlangsung sehingga dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa .

2. Kepada siswa SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan agar lebih aktif selama

pembelajaran, berani mengemukakan pendapat serta bertanya dan mau

mengulang pelajaran yang telah dipelajari di rumah.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik dan permasalahan yang

sama, hendaknya lebih memperhatikan model dan media pembelajaran

yang sesuai, serta menguasai materi pokok yang diajarkan supaya

(24)

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Ansari, B, (2009), Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi, PENA, Jakarta.

Arikunto, Suharsini, dkk., (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suharsini, (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain,(2013), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Sanjaya, Wina,(2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta.

Sardiman, (2011), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta.

Gambar

Gambar 2.1 Kemungkinan Jenis Akar
Tabel 1.1 Aktivitas Siswa Kelas X MIPA 4
Gambar 1.1 (a) Hasil test diagnostik di kelas X ;

Referensi

Dokumen terkait

Epilepsi atau penyakit ayan merupakan manifestasi klinis berupa muatan listrik yang berlebihan di sel-sel neuron otak berupa serangan kejang berulang.. Lepasnya

Pendidikan Islam termasuk masalah sosial, sehingga dalamkelembagaannya tidak terlepas dari lembaga-lembaga sosial yang ada.Lembaga tersebut juga institusi atau pranata, sedangkan

Berdasarkan temuan Tim Inspeksi Veteriner dan semakin meningkatnya jumlah perusahaan pengolah perikanan Indonesia yang masuk dalam daftar RASFF Komisi Eropa, serta respon yang

Efektivitas Media Film dalam Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pembebasan Bea Masuk atas Impor Barang Modal dalam Rangka Pembangunan atau Pengembangan Industri Pembangkitan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum.. The Investment Coordinating

Suku bangsa di Indonesia yang beragam menghasilkan kebudayaan yang beranekaragam pula, seperti bahasa, kesenian (tari dan lagu), pakaian, bentuk rumah, bentuk senjata, dan alat

198.951.000,00.- (Seratus Sembilan Puluh Delapan Juta Sembilan Ratus Lima Paluh Satu Ribu Rupiah) Termasuk. PPN

Agar mengetahui efektifitas musik klasik Mozart sebagai latar belakang belajar pada penguasaan Bahasa lnggris, penulis melaksanakan suatu penelitian yang bersifat