SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
RISKY ARMILA DALIMUNTHE 070503056
Program Studi Strata I Akuntansi Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul : ” Analisis Pengaruh
Pengumuman Right Issue Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan
Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia ”
adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah
dimuat, dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan
skripsi Program Strata-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah
dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan
ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas
Sumatera Utara.
Medan, Desember 2011
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil‘alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT semesta alam, yang telah melimpahkan berbagai nikmat, hidayah dan kasih sayangNya
kepada penulis sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Right
Issue terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia” dapat diselesaikan dengan
baik.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari
berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia
Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. IbuDra.Rina Bukit, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu, pikiran, dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Dosen Pembanding I dan IbuDra.
5. Orang tua saya, H. Ir. Mahyuddin Azis Dalimunthe Mp. dan Hj. Linda Sari
Harahap BA, kedua adik kandung saya Ahmad Ramali Dalimunthe dan
Ahmad Rafiqi Dalimunthe, yang selama ini senantiasa melimpahkan cinta dan
kasih sayangnya serta selalu mendoakan dan mendukung saya dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Teman-teman seperjuangan, Ridho Tama, si mentor dari segala kegalauan
skripsi. Serta teman-teman lain yang selalu setia memberikan dukungan,
nasehat, semangat, dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini.
Medan, Desember 2011 Penulis
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM DAN VOLUMEPERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh right issue terhadap return saham dan volume perdagangan saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode (2006 – 2010). Masalah dalam penelitian ini adalah apakah pengumumanberpengaruh terhadap perbedaan terhadap return saham dan volume perdagangan saham pada saat, sebelum, dan sesudah right issue.
Desain penelitian yang digunakan adalah bentuk penelitian event study. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan populasi sasaran yang terdiri dari 40 emiten atau perusahaan yang melakukan Right Issue. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji beda Paired T-Test dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 18.00 for windows.
Hasil uji beda Paired T-Test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap return saham dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah right issuepada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode (2006 – 2010).
ABSTRACT
THE ANALYSIS EFFECT OF RIGHT ISSUE TO STOCK RETURN AND TRADING VOLUME IN MANUFACTURE COMPANY LISTED
ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
The purpose of this study is to analyze the effect of right issue to the stock return and trading volume of shares in manufacture companies listed in Indonesia Stock Exchange Period (2006-2010). The problem in this study is whether the announcement effect on the difference of stock return and trading volume of shares at the time, before, and after the right issue.
The research design used is a form of event study research. The data used are secondary data. This study uses the target population consisted of 40 listed companies conducting rights issue. Hypothesis testing is done by using different test Paired T-Test with significance level (α) 5%. Analysing the data using statistical data processing software SPSS for windows 18:00.
Different test results Paired T-Test showed that there were no significant differences to the stock return and trading volume before and after the right issue at manufacture companies listed in Indonesia Stock Exchange Period (2006-2010).
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... ……..iv
ABSTRACT ... …v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 9
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 11
2.1.1 Pasar Modal ... 11
2.1.2 Saham ... 11
2.1.3 Right Issue ... 14
a. Pengertian Right Issue ... 14
b. Alasan dilakukannya Right Issue ... 16
c. Dampak Dilakukannya Right Issue ... 17
2.1.4 Return ... 18
2.1.5 Abnormal Return ... 18
2.1.6 Volume Perdagangan Saham ... 19
2.1.7 Teory Yang Berkaitan dengan Right Issue ... 20
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 22
2.3 Kerangka Konseptual ... 24
2.4 Hipotesis Penelitian ... 24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 26
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 30
3.4 Teknik Pengambilan Data ... 31
3.5.1 Aktual Return ... 31
3.5.2 Abnormal Return ... 32
3.5.3 Volume Perdagangan Saham ... 33
3.6 Metode Analisis Data ... 33
3.7 Pengujian Hipotesis ... 36
3.8 Jadwal Penelitian ... 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Hasil Penelitian ... 38
4.1 Pengujian Hipotesis ... 38
4.1.1 Uji Hipotesis Perbedaan Return ... 39
4.2.2 Uji Hipotesis Perbedaan Abnormal Return ... 43
4.2.3 Uji Hipotesis Volume Perdagangan Saham ... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 52
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 55
5.3 Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 57
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM DAN VOLUMEPERDAGANGAN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh right issue terhadap return saham dan volume perdagangan saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode (2006 – 2010). Masalah dalam penelitian ini adalah apakah pengumumanberpengaruh terhadap perbedaan terhadap return saham dan volume perdagangan saham pada saat, sebelum, dan sesudah right issue.
Desain penelitian yang digunakan adalah bentuk penelitian event study. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian ini menggunakan populasi sasaran yang terdiri dari 40 emiten atau perusahaan yang melakukan Right Issue. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji beda Paired T-Test dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 18.00 for windows.
Hasil uji beda Paired T-Test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap return saham dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah right issuepada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode (2006 – 2010).
ABSTRACT
THE ANALYSIS EFFECT OF RIGHT ISSUE TO STOCK RETURN AND TRADING VOLUME IN MANUFACTURE COMPANY LISTED
ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
The purpose of this study is to analyze the effect of right issue to the stock return and trading volume of shares in manufacture companies listed in Indonesia Stock Exchange Period (2006-2010). The problem in this study is whether the announcement effect on the difference of stock return and trading volume of shares at the time, before, and after the right issue.
The research design used is a form of event study research. The data used are secondary data. This study uses the target population consisted of 40 listed companies conducting rights issue. Hypothesis testing is done by using different test Paired T-Test with significance level (α) 5%. Analysing the data using statistical data processing software SPSS for windows 18:00.
Different test results Paired T-Test showed that there were no significant differences to the stock return and trading volume before and after the right issue at manufacture companies listed in Indonesia Stock Exchange Period (2006-2010).
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena
pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar
menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu
pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana
(issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana
dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan
(return) sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan
dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana
dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena
pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan
(return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih
(Darmadji, 2006).
Dalam transaksi perdagangan di pasar modal, informasi mempunyai peranan
penting di dalamnya. Pada umumnya, para investor memerlukan informasi
mengenai surat berharga dengan tingkat risiko tertentu dalam mengambil
keputusan untuk melakukan suatu investasi. Informasi yang dimaksud adalah
informasi yang lengkap, benar, dan tepat waktu yang memungkinkan investor
yang rasional selalu berusaha memperoleh informasi dan melakukan analisi untuk
mengurangi risiko yang akan terjadi.
Dalam pasar modal, banyak informasi yang dapat diperoleh oleh
investor.Salah satunya mengenai right issue atau Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (HMETD). Informasi ini dapat memiliki maksa atau nilai jika keberadaan
informasi tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal,
yang akan tercermin dalam return saham, volume perdagangan atau karakteristik
pasar lainnya.
Right Issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) merupakan surat berharga yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menukarkannya
(exercise) menjadi saham biasa. HMETD diberikan kepada para pemegang saham
lama dengan jangka waktu tertentu sehubungan dengan proses pengeluaran saham
baru atau yang dikenal dengan istilah right issue. Ketika suatu emiten melakukan
right issue, maka pemegang saham lama (exesting shareholder) memiliki hak lebih utama (preemptive right) atas saham baru yang dikeluarkan
perusahaan.Skema ini bertujuan agar pemegang saham lama tidak mengalami
penurunan persentase kepemilikan sehubungan dengan penerbitan saham baru.
Kebijakan right issue merupakan upaya emiten untuk menambah modal
perusahaan. Hampir sama dengan saat perusahaan menawarkan sahamnya untuk
pertama kali. Bedanya, right issue dikeluarkan oleh perusahaan yang sudah
terdaftar di bursa efek atau sudah go public. Tujuan perusahaan melakukan right
dari investor dan mengurangi biaya emisi akibat penerbitan saham baru dengan
tidak mengubah proporsi kepemilikan pemegang saham.
Bagi investor, pengumuman right issue mengandung informasi yang sangat
berharga. Hal ini memicu adanya pergerakan pasar sehingga terjadi perubahan
harga saham yang dapat diukur dengan menggunakan return atau dengan
abnormal return. Secara teoritis, harga saham mengalami penurunan setelah right issue karena pada umumnya harga pelaksanaan right issue selalu lebih rendah dari harga pasar.
Perkembangan return saham dan volume perdagangan di pasar modal
merupakan indikator penting untuk mempelajari tingkah laku pasar atau investor.
Dalam menentukan apakah nantinya investor akan melakukan transaksi di pasar
modal biasanya mendasarkan keputusan pada berbagai informasi yang
dimilikinya, baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi.
Informasi tersebut memiliki nilai bagi investor jika keberadaan informasi dapat
menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal, dan transaksi tersebut
tercermin melalui perubahan harga saham dan volume perdagangan saham.
Sehingga seberapa jauh relevansi atau kegunaan suatu informasi dapat
disimpulkan dengan mempelajari pengaruh informasi terhadap perubahan harga
saham dan volume perdagangan saham di pasar modal.
Corporate action merupakan salah satu contoh informasi yang digunakan para investor. Umumnya corporate action secara langsung maupun tidak langsung
akan mempengaruhi harga saham yang beredar, komposisi kepemilikan saham,
kepentingan stakeholders dan khususnya shareholders (Beni Suhendra W,
2006:1). Beberapa bentuk corporate action yang dilakukan para emiten adalah
right issue, stock split, saham bonus, pengumuman laba, initial public offering, konversi saham dan lain sebagainya.
Kebijakan right issue merupakan biaya emiten untuk menghemat biaya emisi
serta untuk menambah jumlah saham yang beredar. Dengan adanya right issue,
kapitalisasi pasar saham akan meningkat dalam presentasi yang lebih kecil dari
pada presentasi jumlah lembar saham yang beredar. Dengan demikian, diharapkan
penambahan jumlah lembar saham yang beredar di pasar akan menambah
frekuensi perdagangan saham tersebut atau dengan kata lain dapat meningkatkan
tingkat likuiditas saham. Kothare (1997) menemukan bukti bahwa tingkat
likuiditas akan meningkat secara signifikan setelah pengumuman saham baru.
Peningkatan volume perdagangan tersebut ditemukan mempunyai korelasi dengan
perubahan struktur kepemilikan saham, dimana right issue lebih diutamakan
untuk tujuan konsentrasi kepemilikan dari pada perluasan kepemilikan, tetapi
Sheeh et al. menemukan bukti yang berbeda dengan temuan Kothare, yaitu bahwa
tingkat likuiditas saham perusahaan yang diukur dengan jumlah volume
perdagangan saham meningkat dari keadaan yang normal justru sebelum adanya
pengumuman. Peningkatan volume perdagangan saham ini disebabkan oleh
adanya aktivitas short selling yang dilakukan oleh spekulator.
Pengumuman right issue mengandung informasi yang dapat menyebabkan
reaksi pasar, dimana reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga
saham dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi pasar dapat diukur dengan
abnormal return. Harga saham setelah right issue secara teoritis akan mengalami penurunan, karena umumnya harga pelaksanaan right issue lebih rendah dari
harga pasar.
Myers dan Maljuf (1979) memprediksi bahwa harga saham akan direspon
secara tidak menguntungkan oleh pasar dengan adanya informasi pengumuman
right issue, karena pasar mengasumsikan bahwa manajer akan mendapatkan insentif untuk menerbitkan tambahan saham baru yang mereka percaya overvalue
tetapi penurunan harga dengan adanya pengumuman right issue berdasarkan
bukti-bukti empiris tersebut diatas tidak signifikan. Sedangkan Arif Budiarto dan
Zaki Baridwan (1999), menyimpulkan bahwa penurunan harga saham akan
berkisar antara 2-3% dan setelah itu terjadi koreksi kenaikan harga saham kembali
pada posisi awal sebelum adanya pengumuman right issue. Akan tetapi penelitian
oleh Prima Yusi Sari (2001) menunjukkan hasil yang berbeda, bahwa
pengumuman right issue secara signifikan berpengaruh negatif terhadap harga
saham.
Alam (1994) menguji 21 perusahaan yang melakukan right issue selama
tahun 1993 di Bursa Efek Jakarta terhadap kemakmuran pemegang saham.Hasil
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa right issue yang dilakukan perusahaan
belum dapat meningkatkan kemakmuran pemegang saham minoritas.
Dengan melakukan right issue, perusahaan juga berharap dapat meningkatkan
likuiditas saham yang dapat diamati pada tingkat volume perdagangan saham.
Kothare (1997) menemukan bukti bahwa tingkat likuiditas akan meningkat secara
signifikan setelah pengumuman right issue. Peningkatan tingkat likuiditas diamati
korelasi dengan perubahan struktur kepemilikan saham, dimana right issue lebih
diutamakan untuk tujuan konsentrasi kepemilikan daripada perluasan
kepemilikan. Tetapi Sheehan (1997) menemukan bukti yang berbeda dengan
temuan Kothare, yaitu bahwa tingkat likuiditas saham perusahaan yang diukur
dengan jumlah volume perdagangan saham akan menurun secara signifikan
setelah pengumuman right issue dibanding sebelum adanya pengumuman right
issue.
Kurniawan (2006) menganalisis pengaruh pengumuman right issue terhadap
return saham dan likuiditas saham di Bursa Efek Jakarta 2001-2004. Variabel independen yang digunakan adalah right issue (X) dan return saham (Y1) dan
likuiditas saham (Y2) sebagai variabel dependen. Sampel penelitian ini menguji
47 perusahaan di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2001 sampai 2004. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada perbedaan signifikan
antara rata-rata return saham dan likuiditas saham sebelum dan sesudah right
issuedikarenakan P-Value lebih besar dari 5%.
Adisulistyo (2009) menganalisis pengaruh pengumuman right issue terhadatp
return saham dan likuiditas saham di bursa efek Indonesia tahun 2003-2007. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini pengumuman right issue(X) sebagai
variabel independen, return saham (Y1) sebagai variabel dependen, abnormal
return saham (Y2) sebagai variabel dependen, trading volume activity (Y3) sebagai variabel dependen. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 79 perusahaan
yang terdaftar di BEI yang melakukan right issue pada periode Januari 2003
sampai dengan Desember 2007. Periode pengamatan dibagi menjadi dua yaitu
periode peristiwa selama 11 hari yaitu, 5 hari sebelum pengumuman dan 5 hari
setelah pengumuman. Hasil penelitian ini berdasarkan anlisis statistik
menunjukkan terdapat reaksi pasar yang negatif atas pengumuman right issue
pada t-1, t0 dan t+4. Pengumuman right issue tidak menyebabkan perbedaan
return saham (average actual return, average abnormal return) sebelum dan setelah right issue, akan tetapi right issue meyebabkan perbedaan likuiditas saham
(average trading volume activity) sebelum dan setelah right issue. Dimana right
issue memberikan dampak yang negatif terhadap likuiditas saham.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi studi peristiwa
(event study).Event study merupakan salah satu metodologi yang digunakan untuk
mempelajarireaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya
dipublikasikan sebagai suatupengumuman.Event study dapat digunakan untuk
menguji kandungan informasi dari suatupengumuman dan juga dapat digunakan
untuk menguji efesiensi pasar bentuk setengahkuat. Pengujian kandungan
informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar dari suatupengumuman, jika
pengumuman tersebut mengandung informasi maka diharapkan pasarakan
bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Dengan mempertimbangkan bahwa right issue merupakan salah satu
informasi yang dibutuhkan oleh investor sebagai dasar untuk membuat keputusan
investasinya, maka penelitian ini akan menguji apakah pengumuman right issue
mempunyai kandungan informasi yang cukup untuk membuat pasar bereaksi
terhadap pengumuman tersebut. Ada tidaknya reaksi pasar akan ditunjukkan
dengan adanya perubahan harga dan volume perdagangan saham pada perusahaan
Penelitian ini berusaha mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh
Taufan Kurniawan (2006) dengan melakukan pengujian kembali untuk melihat
adanya pengaruh right issue terhadap perubahan return saham dan likuiditas
saham, sehingga dapat dilihat apakah right issue berdampak positif yaitu
menaikkan return saham atau berdampak negatif yaitu menurunkan return saham
dan likuiditas saham sebelum, pada saat, dan sesudah pengumuman.
Penelitian ini mengambil periode 10 hari sebelum, pada saat, dan 10 hari
setelah diumumkannya right issue pada perusahaan manufaktur yang terdapat di
bursa efek Indonesia dengan periode pengamatan tahun 2006-2010, serta Variable
Independent yang digunakan dalam penelitian ini adalah Right Issue (X)
sedangkan Variabel Dependen yang digunakan adalah Return Saham (Y1) dan
Volume Perdagangan Saham (Y2). Dimana hal ini dilakukan dengan tujuan
membuat perbedaan pengamatan dengan penelitian terdahulu.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang pengaruh pengumuman right issue terhadap return
saham dan volume perdagangan saham di perusahaam manufaktur yang terdapat
di Bursa Efek Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka
penulis merumuskan masalah yaitu apakah terdapat pengaruh pengumuman right
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji
apakah right issue berpengaruh atau tidak terhadap return saham dan volume
perdagangan?
1.3.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, tidak hanya
bagi peneliti, tetapi juga bagi pihak perusahaan/emiten maupun investor dan
peneliti selanjutnya.
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan
tambahan mengenai pasar modal terutama mengenai right issue.
2. Bagi perusahaan,/emiten, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
masukan yang mungkin berguna bagi pihak perusahaan sebelum
mengeluarkan suatu kebijakan terutama mengenai right issue.
3. Bagi investor maupun calon investor, hasil penelitian ini diharapkan
menjadi suatu masukan atau pertimbangan sebelum melakukan investasi di
pasar modal berdasarkan right issue.
4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
tambahan referensi untuk melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal
Pasar modal (capital market) adalah suatu pasar dimana dana-dana jangka
panjang baik hutang maupun modal sendiri diperdagangkan. Dana jangka
panjang yang diperdagangkan tersebut diwujudkan dalam surat-surat
berharga. Jenis surat berharga yang diperjualbelikan dipasar modal memiliki
jatuh tempo lebih dari satu tahun dan ada yang tidak memiliki jatuh tempo.
Dana jangka panjang berupa hutang yang diperdangangkan biasanya obligasi
(bond), sedangkan dana jangka panjang yang merupakan modal sendiri
berupa saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).
Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat (dalam pengertian fisik)
yang terorganisasi di mana surat berharga (efek-efek) diperdangangkan, yang
kemudian disebut bursa efek (stock exchange).
2.1.2 Saham
a. Pengertian Saham
Saham (stock atau share) adalah surat berharga yang paling populer
diantara surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal
luas di dalam masyarakat.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau
yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan
oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan tersebut.
Ekspektasi atau motivasi setiap investor adalah mendapatkan
keuntungan dari transaksi investasi yang mereka lakukan. Bermain
saham memiliki potensi keuntungan dalam 2 (dua) hal, pembagian
dividen dan kenaikan harga saham (capital gain).
Dividen merupakan keuntungan perushaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Biasanya dilakukan satu tahun sekali. Bentuk dari
dividen itu sendiri, bisa berupa uang tunai ataupun bentuk penambahan
saham. Sedangkan capital gain, didapat berdasarkan selisih harga jual
saham dengan harga beli. Dimana keuntungan didapat bila harga jual
saham lebih tinggi dari harga beli saham.
Menurut Darmadji (2006), ada beberapa risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, yaitu
1. Tidak Mendapatkan Dividen
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasinya menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika mengalami kerugian.
2. Capital Loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, investor tidak selalu mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang investor mengalami capital loss.
Disamping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi risiko lainnya, yaitu :
1. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi,
Artinya, setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebuh dahulu akan dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikam kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.
2. Saham di-delist di bursa
Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya adalah karen kinerja yang buruk misalkan dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa.
3. Saham diberhentikan sementara (suspensi)
Disamping dua risiko di atas, risiko laing yang juga “mengganggu” para investor untuk melakukan aktivitasnya adalah jika suatu saham di-suspend atau diberhentikan perdagangannya oleh otoritas Bursa Efek, yang menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan perdagangan saham tersbut untuk sementara sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan informasi yang belum jelas tersebut sehingga tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham diperdagangkan kembali seperti semula.
4. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi,
Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi dalam pelunasan kewajiban perusahaan. Artinya, setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebuh dahulu akan dibagikan kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikam kepada para kreditor atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.Saham di-delist di bursa Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya adalah karen kinerja yang buruk misalkan dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa.
menyebabkan investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspensi tersebut dicabut. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu perusahaan dipailitkan oleh kreditornya, atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan perdagangan saham tersbut untuk sementara sampai perusahaan yang bersangkutan memberikan informasi yang belum jelas tersebut sehingga tidak menjadi ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspensi atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham diperdagangkan kembali seperti semula.
2.1.3 Right Issue
a. Pengertian right issue
Right issue atau dikenal dengan istilah hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) merupakan salah satu upaya emiten untuk
mendapatkan tambahan modal dengan mengeluarkan saham baru,
dimana penawaran tersebut ditawarkan kepada pemegang saham lama.
Untuk mendapatkan saham tersebut, pemegang saham harus
melaksanakan right pada tingkat harga yang telah ditentukan. Artinya,
pemegang saham lama (exesting shareholder) diberikan hak (right)
oleh emiten untuk membeli saham baru tersebut sesuai dengan harga
yang telah ditetapkan oleh emiten. Right yang ditawarkan kepada
pemegang saham lama berdasarkan proporsi rasio yang telah
ditentukan, misalkan PT X melakukan right issue dengan rasio 15:71
yang artinya pemegang saham lama dapat membeli 71 saham yang baru
untuk setiap lembar saham lama.
Menurut Anoraga (2006), right merupakan salah satu jenis opsi
mempunyai masa hidup yang singkat. Sertifikat bukti right dapat
didefenisikan sebagai efek yang memberikan hak kepada pemegang
saham lama untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan emiten
pada proporsi dan harga tertentu. Hak dalam right sering disebut
preemptive right, yaitu suatu hak untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham lama di suatu perusahaan sehubungan
dengan pengeluaran saham baru.
Hak preemptive (preemptive right) merupakan hak untuk
mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan
mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan
tambahan lembar saham maka jumlah saham yang beredar akan lebih
banyak dan akibatnya persentase kepemilikan pemegang saham yang
lama akan turun. Hak preemptive memberi prioritas kepada pemegang
saham yang lama utnuk membeli tambahan saham yang baru, sehingga
kepemilikannya tidak berubah (Jogiyanto, 2000). Adapun tujuan dari
hak preemptive yaitu untuk melindungi kontrol dari pemegang saham lama dan untuk melindungi harga saham lama dari kemorosotan.
b. Alasan dilakukannya Right Issue
Menurut Husnan (2005) alasan perusahaan menerbitkan right issue
adalah untuk menghemat biaya emisi, dan juga untuk menambah
jumlah lembar saham yang diperdagangkan. Dengan penambahan
lembar saham di bursa, diharapkan akan meningkatkan frekuensi
perdagangan saham yang akan meningkatkan likuiditas saham. Selain
financing murah yang dapat digunakan untuk ekspansi usaha, modal
kerja, dan untuk membayar pinjaman. Sedangkan bagi para investor
khusunya pemegang saham lama, right issue akan memberikan
keuntungan yaitu untuk mempertahankan proporsional kepemilikan
sahamnya dala perusahaan emiten.
Suatu emiten yang melakukan right pada umumnya untuk
mempertahankan persentase hak pemegang saham lama atas laba dan
suara dalam perusahaan. Jika emiten langsung menjual saham baru
langsung kepada pemegang saham baru maka hak atas laba dan suara
yang dimiliki oleh pemegang saham lama akan beralih ke pemegang
saham baru. Jika pemegang saham lama tidak ingin menggunakan
haknya atas saham yang baru maka pemegang saham lama dapat
menjual haknya kepada pihak lain atau pemegang saham baru. Hal ini
dikarenakan sifatnya sebagai hak dan bukan merupakan kewajiban
sehingga right dapat diperdagangkan. Pada umumnya, right issue
diperdagangkan sama seperti saham, akan tetapi perdagangan right
issue memiliki masa berlaku tertentu.
c. Dampak dilakukannya Right issue
Adanya right issue menyebabkan jumlah saham yang beredar
menjadi bertambah. Pertambahan jumlah saham ini akan berakibat pada
komposisi kepemilikan pemegang saham lama. Pemegang saham lama
tersebut akan mengalami dilusi atau penurunan persentase kepemilikan
saham apabila tidak melakukan haknya untuk membeli saham baru
Bertambahnya jumlah saham yang beredar berakibat kepada
menurunnya jumlah dividen per lembar saham yang akan diperoleh
oleh pemegang saham lama apabila laba yang diperoleh oleh
perusahaan tetap. Penurunan dividen per lembar saham dapat
menimbulkan dampak negatif kepada minat investor sehingga
mengakibatkan harga saham menjadi turun.
Situmorang, (2008) menyatakan bahwa harga saham perusahaan
setelah right secara teoritis akan mengalami penurunan. Hal ini terjadi
karena harga exercises (harga pelaksanaan) emisi right selalu lebih
rendah dari harga pasar. Jadi kapitalisasi pasar saham tersebut akan naik
dalam persentase yang lebih kecil daripada naiknya persentase jumlah
saham beredar.
2.1.4 Return
Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh investor dari investasinya. Return dapat berupa return realisasi maupun return ekspektasi. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data
historis. Return realisasi penting karenadigunakan sebagai salah satu
pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasarpenentuan expected
return untuk mengukur risiko dimasa yang akan datang. Sedangkan return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di
2.1.5 Abnormal Return
Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi
(return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian abnormal return
adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return
ekspektasi. Jogiyanto (2000:416) menyebutkan tiga model yang dapat
digunakan untuk mengukur abnormal return, yaitu :
1. Model Disesuaikan Rata-rata (Mean Adjusted Model)
Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Dalam model ini, return ekspektasi suatu sekuritas pada periode tertentu diperoleh melalui pembagian return realisasi sekuritas tersebut dengan lamanya periode estimasi. Tidak ada patokan untuk lamanya periode estimasi, periode yang umum dipakai berkisar dari 100 sampai dengan 300 hari untuk mendapatkan data harian dan dari 24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan.
2. Model Pasar (Market Model)
3. Model Disesuaikan Pasar (Market Adjusted Model)
Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik dalam mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.
2.1.6 Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan saham adalah banyak lembar saham suatu emiten
yang diperjualbelikan di pasar modal setiap hari dengan tingkat harga yang
disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui perantara (broker)
perdagangan saham. Volume perdagangan saham merupakan gambaran
tentang kondisi efek yang diperjualbelikan di pasar modal. Besarnya variabel
volume perdagangan dapat diketahui dengan mengamati kegiatan
perdagangan saham melalui indikator aktivitas volume perdagangan (Trading
Volume Activity) merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu informasi melalui parameter volume
perdagangan di pasar modal. Hal ini dikarenakan nilai TVA berbanding lurus
dengan likuiditas saham, semakin tinggi nilai TVA sebuah saham mempunyai
makna bahwa suatu saham dapat dijual dengan mudah karena banyak yang
bersedia membeli saham tersebut sehingga saham tersebut mudah
dikonversikan menjadi uang kas atau dengan kata lain saham tersebut
2.1.7 Teori yang berkaitan dengan Right Issue a. Signaling Theory
Teori ini mengasumsikan bahwa manajer memiliki informasi yang
lengkap tentang nilai perusahaan yang tidak diketahui oleh investor
luar, dan manajer adalah orang yang selalu berusaha memaksimalkan
intensif yang diharapkannya. Kelebihan manajer daipada pihak luar
(investor) yaitu informasi yang lengkap dan akurat yang dimiliki oleh
manajer mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai suatu
perusahaan. Asimetri informasi akan terjadi jika manajer tidak secara
penuh menyampaikan seluruh informasi yang diperolehnya tentang
semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan ke pasar modal. Jika
manajer menyampaikan suatu informasi ke pasar, maka respon atas
informasi tersebut sebagai suatu signal adanya event tertentu yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga
dan volume perdangan saham. Pengumuman right issue akan direspon
oleh pasar sebagai suatu sinyal adanya informasi baru yang dikeluarkan
oleh pihak manajer yang akan mempengaruhi nilai saham suatu
perusahaan dan aktivitas perdagangan sahamnya.
b. Teori struktur modal
Dalam teori ini, diasumsikan bahwa walaupun suatu perusahaan
memiliki struktur modal yang optimal, masih terjadi ketidakjelasan
apakah hal itu dapat menjelaskan pengaruh negatif harga saham yang
seharusnya memberikan dampak positif terhadap harga saham bukan
sebaliknya, karena penambahan saham baru mencerminkan adanya
perkembangan struktur modal yang optimal.
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian ini berusaha untuk mengembangkan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Taufan Adi Kurniawan (2006) dalam hal melakukan pengujian
kembali adanya perbedaan return saham sebelum dan sesudah pengumuman right
issue. Serta melakukan pengujian terhadap volume perdagangan saham sebelum dan sesudah terjadi pengumuman right issue menggantikan variable likuiditas
perusahan.
Return saham nantinya dapat dilihat dari harga saham yaitu harga saham penutupan (closing price) dan besarnya volume perdagangan saham dapat dilihat
melalui jumlah saham yang diperdagangkan. Penelitian ini mengambil periode 10
hari sebelum, pada saat, dan 10 hari sesudah dilakukannya Right Issue. Sebanyak
40 perusahaan yang digunakan sebagai sampel dengan periode waktu 5 tahun dari
tahun 2006 – 2010.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Right Issue (X) sebagai
variabel independen, Return Saham (Y1) sebagai variabel dependen dan Volume
Tabel 2.1
Tinjauan Peneliti Terdahulu
Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
Kurniawan (2006) Analisis dan dampak pengumuman Right Issue terhadap return saham dan likuiditas perusahaan di Bursa Efek Jakarta
1. Right Issue 2. Return Saham
3. Likuiditas saham
Right issue tidak berpengaruh terhadap return saham maupun
likuiditas saham sebelum dan sesudah right issue. Karena P-Value lebih besar dari
5% Adisulistyo (2009) Analisi pengumuman Right Issue terhadap return saham dan tingkat likuiditas
saham di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2007 (Analisis return saham dengan market model)
1. Right Issue 2. Return Saham
3. Likuiditas Saham
Pengumuman right issue tidak menyebabkan
perbedaan return saham (average actual return,
average abnormal return) sebelum dan setelah right
issue, akan tetapi right issue
meyebabkan perbedaan likuiditas saham (average trading volume
activity)
sebelum dan setelah right issue. Novitasari (2010) Analisis Perbedaan Return Saham dan tingkat likuiditas saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Right Issue Pada Perusahaan yang terdapat di BEI
1. Return Saham 2.Likuiditas
Saham
Tidak terdapat perbedaan signifikan pada return
saham dan likuiditas saham sesudah dan sebelum pengumuman
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu maka
[image:32.595.162.440.161.311.2]kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Dari gambar di atas dapat dilihat hubungan kausal antara Right Issue terhadap
Return Saham dan Volume Perdagangan Saham. Pengaruh hubungan right issue terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan Saham dapat dilihat pada 10
hari sebelum, pada saat, dan 10 hari sesudah penguman right issue.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalan
kalimat pertanyaan (Sugiyono,2004). Berdasarkan tinjauan teoritis ,tinjauan
penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini
adalah :
H1: Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Return Saham pada saat,
sebelum, dan sesudah pengumuman right issue.
H2: Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap Volume Perdagangan
Saham, sebelum dan sesudah pengumuman right issue Right Issue
(X)
Return Saham (Y1)
Volume Perdagangan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian event study, dimana merupakan
salah satu metode penelitian yang paling banyak digunakan sebagai alat penelitian
dalam bidang keuangan dan pasar modal.Event study merupakan salah satu
metodologi yang digunakan untuk mempelajari reaksi pasar terhadap suatu
peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman dan
digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Charles P. Jones,
2007:330).
Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah
kuat merupakan dua pengujian yang berbeda.Pengujian kandungan informasi
dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman
mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan
adanya perubahan harga dan volume perdagangan dari sekuritas yang
bersangkutan. Reaksi pasar dapat diukur dengan menggunakan return sebagai
nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan
abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada
pasar. Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi
tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi.Jika pengujian melibatkan
pengujian ini merupakan pengujian efisiensi pasar secara informasi bentuk
setengah kuat. Pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika tidak ada investor
yang memperoleh abnormal return dari informasi yang diumumkan atau jika
memang ada abnormal return, maka pasar harus bereaksi dengan cepat untuk
menyerap abnormal return untuk menuju harga keseimbangan yang baru.
Sedangkan untuk pengukuran likuiditas saham diproksikan dengan trading
volume activity yang merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu informasi melalui parameter pergerakan
aktivitas volume perdagangan di pasar modal. Penelitian ini fokus pada
pengumuman right issue yang dikeluarkan oleh emiten di Bursa Efek Indonesia
periode waktu Januari 2006 sampai dengan Desember 2010, dan meneliti
pengaruhnya terhadap perubahan return saham dan volume perdagangan saham di
pasar modal secara umum atau luas tanpa membagi sampel dalam suatu jenis
industry tertentu, karena pengumuman right issue merupakan salah satu corporate
action yang informasinya mempunyai kandungan nilai ekonomis bagi investor. Jangka waktu penelitian tersebut dipilih karena merupakan data terbaru dan
memiliki kelengkapan informasi yang lebih baik.Event study ini dilakukan dengan
mengamati Return Saham dan Volume Perdagangan Saham pada perusahaan yang
mengalami right issue 10 hari sebelum, pada saat dan 10 hari sesudah right issue
dilakukan.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia dan menerbitkan right issue antara tahun 2006 – 2010 yaitu
memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008).Penentuan sampel
menggunakan teknik purpose sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan
kriteria tertentu. Adapun kriteria yang ditentukan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 –
2010 dan tidak pernah mengalami delisting pada periode tersebut.
2. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia minimal 10 hari sebelum
dan 10 hari sesudah right issue.
3. Perusahaan yang melakukan right issue dan selama pengamatan tidak
melakukan corporate action lain seperti stock split, warrant, additional
shares, dan pengumuman lainnya.
4. Perusahaan tersebut bergerak di bidang manufaktur.
5. Perusahaan yang diteliti selama pengamatan adalah perusahaan yang
memiliki data lengkap.
Dari populasi di atas, diperoleh 4 perusahaan/emiten yang sesuai dengan kriteria
tersebut untuk menjadi sampel peneltian. Berikut adalah nama-nama perusahaan
[image:35.595.121.515.544.753.2]yang dijadikan sampel penelitian :
Tabel 3.1
Daftar Populasi dan Sampel
No Kode Populasi perusahaan
Kriteria
S 1 2 3 4
1 MPPA Matahari Putra Prima Tbk √ √ x √
2 ELTY Bakrieland Development √ √ x √
3 INPC Bank Artha Graha Internasional √ √ √ √ 1
4 NISP Bank NISP Tbk √ √ √ √ 2
5 CITA Cipta Panelutama Tbk √ √ √ √ 3
6 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk √ √ X √
7 MAYA Bank Mayapada Tbk √ √ √ √ 4
8 BCIC Bank Century Tbk √ √ X √
10 DSFI Dharma Samudera Fishing Industries √ √ √ √ 5
11 BUDI Budi Acid Jaya Tbk √ √ √ √ 6
12 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk √ √ √ x
13 BHIT Bhakti Investama Tbk √ √ √ √ 7
14 ATPK ATPK Resources Tbk √ √ X √
15 CFIN Clipan Finance Indonesia Tbk √ √ X √
16 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk √ √ √ × 8
17 UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk √ √ X √
18 MIRA Mitra Rajasa Tbk √ √ X √
19 BRPT Barito Pacific Tbk √ √ √ √ 9
20 GJTL Gajah Tunggal Tbk √ √ √ ×
21 ADES Ades Waters Indonesia Tbk √ √ √ √ 10
22 KPIG Kridaperdana Indahgraha Tbk √ √ √ √ 11
23 FPNI Fatrapolindo Nusa Industri Tbk √ √ × √
24 HADE Hortus Danavest Tbk √ √ √ √ 12
25 RODA Roda Panggon Harapan Tbk √ √ X √
26 BTEL Bakrie Telecom Tbk √ √ √ √ 13
27 TMPI AGIS Tbk √ √ X √
28 BNBR Bakrie & Brothers Tbk √ √ X √
29 LAPD Leyand International Tbk √ √ X √
30 KARK Dayaindo Resources International Tbk √ √ X √ 31 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ √ √ 14
32 DUTI Duta Pertiwi Tbk √ √ √ √ 15
33 TCID Mandom Indonesia Tbk √ √ √ × 16
34 SMMA Sinar Mas Multiartha Tbk √ √ X √
35 BSWD Bank Swadesi Tbk √ √ √ √ 17
36 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk √ √ √ √ 18
37 BVIC Bank Victoria International Tbk √ √ √ √ 19
38 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk √ √ √ √ 20
39 CKRA Citra Kebun Raya Agri Tbk √ √ √ √ 21
40 ABBA Abdi Bangsa Tbk √ √ √ ×
41 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk √ × √ ×
42 UNTR United Tractors Tbk √ √ √ √ 22
43 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk √ √ X √ 44 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk √ √ √ √ 23
45 CPRO Central Proteinaprima Tbk √ √ √ √ 24
46 IATA Indonesia Air Transport Tbk √ √ √ √ 25
47 LPLI Star Pacific Tbk √ √ √ √ 26
48 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk √ √ √ √ 27
49 INDX Indoexchange Tbk √ √ √ √ 28
50 BACA Bank Capital Indonesia Tbk √ √ √ √ 29
51 BKSW Bank Kesawan Tbk √ √ √ √ 30
52 POOL Pool Advista Indonesia Tbk √ √ √ √ 31
53 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk √ √ √ √ 32
Sumber : www.idx.co.id (diolah penulis 2011) 3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas :
1. Data Retutrn Saham 10 hari sebelum, pada saat, dan 10 hari sesudah
tanggal pengumuman right issue yang diperoleh dari Indonesian
Capital Market Directory dan data historis dari Bursa Efek Indonesia
dan situs www.yahoofinance.com
2. Data Abnormal Return Saham 10 hari sebelum, pada saat, dan 10 hari
sesudah tanggal pengumuman right issue yang diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directory dan data historis dari Bursa Efek
Indonesia dan situs www.yahoofinance.com
3. Data mengenai Volume Perdagangan Saham selama 10 hari sebelum,
pada saat, dan 10 hari setelah right issue. Data yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) dan data historis dari Bursa Efek Indonesia dan situs
www.yahoofinance.com
4. Data perusahaan manufaktur yang melakukan right issue dan tanggal
right issue untuk masing-masing tahun 2006 - 2010.
5. IDX Fact Book dan IDX Statistic 2006 - 2010 yang diperoleh dari
situs www.idx.co.id
55 LPPF Pacific Utama Tbk √ √ √ ×
56 AGRO Bank Agroniaga Tbk √ √ X √
57 EXCL Excelcomindo Pratama Tbk √ √ √ √ 34
58 BBKP Bank Bukopin Tbk √ √ √ √ 35
3.4 Teknik Pengambilan Data
Data yang digunakan adalah data sekunder. Menurut Umar (2001) “Data sekunder
merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik pihak
pengumpul data primer maupun oleh pihak lain.”
Dimana pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara
mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan right issue seperti
nama emiten yang melakukan right issue, tanggal pengumuman right issue, harga
saham emiten, serta data-data pendukung lainnya yang yang diperoleh dari
www.yahoofinance.com, www.idx.co.id, dan Indonesian Capital Market
Directory (ICMD)
3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.5.1 Aktual Return
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu actual return (return
yang telah terjadi) merupakan keuntungan yang dapat diterima atas investasi suatu
saham pada suatu periode tertentu, return yang telah dihitung dengan
menggunakan data historis berupa harga saham.Actual return ini digunakan
sebagai dasar dalam perhitungan return ekspektasi.
secara matematis diformulasikan sebagai berikut :
Pit – Pit-1 Rit =
Pit-1
Dimana : Rit = Return saham masing-masing perusahaan.
Pit-1 = Harga saham masing-masing perusahaan pd tanggal t-1
3.5.2 Abnormal Return
Abnormal return merupakan selisih antara actual return dengan expected return, yaitu kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return ekspektasi
(return yang diharapkan oleh investor). abnormal return saham i pada hari ke t
dapat dihitung dengan mempergunakan rumus, sebagai berikut :
ARit = Rit – (E)Rit
Dimana :
ARit : Abnormal return sekuritas i pada tanggal t.
Rit : Return sesungguhnya pada skuritas i pada tanggal t.
(E)Rit : Return yang diharapkan pada sekuritas i pada periode t.
3.5.3 Volume Perdagangan Saham
Volume Perdagangan Saham yang digunakan adalah Volume Perdagangan Saham
dari perusahaan yang melakukan right issue selama 10 hari sebelum, pada saat,
dan setelah right issue.
Aktivitas volume perdangan saham dapat dilihat dengan menggunakan rumus :
����,�= ��ℎ��������ℎ�������������������������������� ��ℎ��������ℎ��������������� (�������)����������
Keterangan :
t = waktu
3.6 Metode Analisis Data. a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi
antara variabel dependen dengan variabel independen memiliki distribusi normal
atau tidak.Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Zhitung dengan Ztabel dengan kriteria sebagai berikut:
1) Jika Zhitung (Kolmogorov-Smirnov) < Ztabel (1,96), atau angka signifikan > taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data
dikatakan normal,
2) Jika Zhitung (Kolmogorov-Smirnov) > Ztabel (1,96), atau angka
signifikan < taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data
dikatakan tidak normal.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Umar (2003:132) “multikolinearitas adalah ada tidaknya korelasi yang
sempurna atau korelasi yang tidak sempurna tetapi relatif tinggi pada
variabel-variabel bebasnya”. Untuk menguji ada tidaknya multikolinieritas, dapat
dilakukan dengan cara:
1) nilai R2 pada estimasi model regresi,
3) menggunakan variance inflation factor dan nilai tolerance.
Pengujian multikolinieritas data dalam penelitian ini menggunakan variance
inflation factor dan nilai tolerance. Multikolinieritas terjadi jika VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,10.Model regresi linier berganda harus
terbebas dari gejala multikolinieritas agar dapat digunakan dalam penelitian.
c. Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2005:11) “uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah
di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain”.Model regresi yang baik adalah terjadi
homokedastisitas.Untuk melihat ada tidaknya heterokedasititas dapat dilakukan
dengan melihat grafik Scatterplot.Cara memprediksi pola gambar Scatterplot
adalah dengan:
1) titik-titik menyebar diatas dan di bawah atau di sekitar angka 0,
2) titik-titik tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,
3) penyebaran titik-titik tidak boleh membentuk polabergelombang
melebar,
4) penyebaran titik-titik sebaiknya tidak berpola.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2005:95).Metode regresi
yang baik apabila tidak terdapat autokorelasi.Autokorelasi sering terjadi pada
menggunakan uji Durbin-Watson. Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi
yaitu:
1) angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2) angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
3) angka D-W di atas +2 berarti autokorelasi negatif.
Penelitian ini tidak menggunakan model regresi sederhana maupun berganda
sehingga uji autokorelasi tidak diperlukan.
3.7 Pengujian Hipotesis (Uji Paired T-Test)
Setelah melakukan uji normalitas data, maka dilakukan pengujian statistik untuk
menguji hipotesis. Pengujian statistik yang digunakan adalah Uji-T berpasangan
(paired t-test). Pada penelitian ini, right issue dikenai 2 perlakuan yang berbeda
yaitu pada perubahan harga saham sebelum dan sesudah dilakukannya right issue
dan perubahan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah dilakukannya
right issue.Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan informasi pengumuman right issue selama periode pengamatan.
Pengujian semua hipotesis dilakukan dengan menggunakan paired t-test. Uji
paired t-test ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan
membandingkan t hitung dengan t tabel. Adapun kriterianya yaitu sebagai berikut:
3.8 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
Jenis Kegiatan Juni 2010
Juli 2010
Agust 2010
Sept 2011
Okt 2011
Nov 2011
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pemilihan judul Pengajuan judul
Penyelesaian
proposal skripsi Bimbingan
proposal Seminar Proposal
Skripsi Pengumpulan &
pengolahan data Bimbingan skripsi
Penyelesaian
laporan penelitian Ujian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. Analisis Hasil Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta dan yang mengumumkan right issue pada tahun 2006 –
2010. Data-data tersebut diperoleh dari ICMD, JSX Statistic, Yahoo Finance,
serta koran Bisnis Indonesia. Dari data-data yang diperoleh kemudian diambil
perusahaan yang sesuai kriteria dengan menggunakan purposive sampling.Dan
didapat 40 perusahaan manufaktur yang memenuhi syarat untuk menjadi
sampel penelitian.
4.1. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan metode uji beda dua
rata-rata dari dua kelompok berpasangan ( t-Test:Paired Two Sample for
means ). Metode ini dipakai karena data-data yang dianalisis merupakan data yang saling berhubungan, yaitu data return saham sebelum ada pengumuman
dibandingkan dengan data return saham setelah pengumuman, data abnormal
return sebelum ada pengumuman dibandingkan dengan data abnormal return setelah pengumuman, volume data abnormal return saham sebelum tanggal
pengumuman dibandingkan dengan data abnormal return saham saat
pengumuman, dan data abnormal return saham setelah tanggal pengumuman
dengan derajat kebebasan (degrees of freedom/df) = 11 atau dengan nilai t
tabel sebesar ± 1.796.
Dengan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai
berikut :
- Ho diterima jika probabilitas > 0,05.
- Ho ditolak jika probabilitas < 0,05.
4.1.1. Uji Hipotesis Perbedaan Return
Pengujian hipotesis perbedaan return ini dilakukan untuk :
(1). Mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara return sebelum pengumuman ( hari -10 sampai dengan hari -1 ) dengan return
setelah pengumuman ( hari +1 sampai dengan hari +10 ). (2). mengetahui
ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara return sebelum
pengumuman ( hari -10 sampai dengan hari -1 ) dengan return saat
pengumuman ( hari 0 ). (3). Mengetahui ada tidaknya perbedaan yang
signifikan antara return setelah pengumuman ( hari +1 sampai dengan hari
+10 ) dengan return saat pengumuman dilakukan ( hari 0 ). Analisis ini
dilakukan dengan pengujian model analisis statistik dua sisi dengan
hipotesis sebagai berikut :
I. Ho : μ return sebelum pengumuman = μ return setelah pengumuman.
Hi : μ return sebelum pengumuman ≠ μ return setelah
II. Ho : μ return sebelum pengumuman = μ return saat pengumuman. Hi : μ return sebelum pengumuman ≠ μ return saat pengumuman.
III. Ho : μ return setelah pengumuman = μ return saat pengumuman. Hi : μ return setelah pengumuman ≠ μ return saat pengumuman.
Hasil pengujian yang didapatkan adalah sebagai berikut :
1. Return sebelum pengumuman dengan return setelah pengumuman
Mean sebelum pengumuman 0,0055
Mean setalah pengumuman 0,0190
T hitung -1,439
Probabilitas 0,151
Tingkat signifikansi 5% (α = 0,05 )
Dari pengujian ini, dapat dilihat probabilitas nilai t sebesar ( 0,151 ) lebih
besar daripada nilai tingkat signifikansi ( 0,05 ) hal tersebut menunjukan
bahwa Ho diterima atau Ha ditolak. Hasil penelitian ini menjawab bahwa mean ( μ ) return sebelum pengumuman right issue berbeda secara signifikan dengan mean ( μ ) return setelah pengumuman right issue, yang
berarti pengujian return sebelum dengan setelah pengumuman right issue
2. Return sebelum pengumuman dengan return saat pengumuman :
Mean sebelum pengumuman 0,0038
Mean saat pengumuman -0,0016
T hitung 0,426
Probabilitas 0,673
Tingkat signifikansi 5% (α = 0,05 )
Dari pengujian ini, dapat dilihat probabilitas nilai t sebesar ( 0,673 ) lebih
besar daripada nilai tingkat signifikansi ( 0,05 ), hal tersebut menunjukan
bahwa Ho diterima atau Ha ditolak. Hasil penelitian ini menjawab bahwa mean ( μ ) return sebelum pengumuman right issue berbeda secara signifikan dengan mean ( μ ) return saat pengumuman right issue, yang
berarti pengujian return sebelum dengan saat pengumuman right issue
tidak berpengaruh.
3. Return setelah pengumuman dengan return saat pengumuman :
Mean setalah pengumuman 0,0120
Mean saat pengumuman -0,0016
T hitung 1,170
Probabilitas 0,249
Dari pengujian ini, dapat dilihat probabilitas nilai t sebesar ( 0,249 ) lebih
besar daripada nilai tingkat signifikansi ( 0,05 ), hal tersebut menunjukan
bahwa Ho diterima atau Ha ditolak. Hasil penelitian ini menjawab bahwa mean ( μ ) return sebelum pengumuman right issue berbeda secara signifikan dengan mean ( μ ) return saat pengumuman right issue, yang
berarti pengujian return sebelum dengan saat pengumuman right issue
tidak berpengaruh.
Dilihat dari ketiga analisis diatas, rata-rata return yang terjadi
sebelum pengumuman adalah sebesar – 0,640% kemudian pada saat
pengumuman rata-rata return nya naik sebesar 2,865% menjadi 2,225%
sedangkan rata-rata return setelah pengumuman mengalami penurunan
sebesar 5,542% menjadi -3,317. dilihat dari grafik rata-rata return saham
pada ( lampiran 5 ), kenaikan return yang terjadi sebelum pengumuman ini
dimungkinkan adanya aktivitas pembelian yang lebih banyak
dibandingkan aktivitas penjualan sehingga mengakibatkan harga naik,
sedangkan penurunan return saham yang terjadi setelah adanya
pengumuman lebih disebabkan adanya aktivitas short selling yang
dilakukan oleh investor yaitu dengan menjual sahamnya pada saat harga
tinggi kemudian membelinya kembali dengan harga yang rendah atau pada
saat harga rendah. Hal ini mengakibatkan banyaknya transaksi penjualan
dibandingkan dengan transaksi pembelian sehingga return saham pada
hari setelah pengumuman mengalami penurunan.
Pengumuman right issue ini memberikan sinyal yang negatif
yang tercermin dari kenaikan dan penurunan yang tidak signifikan
terhadap harga atau return saham, hanya pada sesudah dengan saat tanggal
pengumuman yang memberikan sinyal yang positif kepada pasar, sehingga
sinyal informasi pengumuman right issue mempunyai pengaruh yang
besar terhadap pengambilan keputusan investasi oleh investor yang
menyebabkan terjadinya reaksi pasar, walaupun ini terbukti dengan
adanya perbedaan return yang terjadi di sekitar hari pengumuman. jadi
kesimpulannya pengumuman right issue memiliki pengaruh yang negatif
terhadap harga atau return saham.
4.1.2. Pengujian Hipotesis Perbedaan Abnormal Return.
Besarnya Abnormal return seringkali berbeda dengan return yang
diharapkan, hal ini dikarenakan ada faktor-faktor yang unik dari suatu
saham (misalnya : Stock Split, Pengumuman deviden, right issue, dan
yang sejenis lainnya) yang mempengaruhi return saham tersebut.
Abnormal return merupakan selisih antara return yang terjadi (actual return) d