PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PAJAK
DAN PEMERIKSAAN PAJAK
TERHADAP KEPATUHAN PAJAK
(SURVEY PADA KPP PRATAMA BANDUNG TEGALLEGA)
Oleh :
VARIABEL
FENOMENA
Kualitas Pelayanan Pajak (X
1)
Rendahnya
layanan
dapat
mengancam
kepatuhan
wajib
pajak,
keterbatasan
Direktorat
Jenderal
Pajak
menambah
pegawai dan layanan kementerian serta
lembaga yang rendah menjadi masalah
serius
yang
dapat
membatasi
tingkat
kepatuhan
wajib
pajak
(Wahyu
Karya
Tumakaka, 2010).
Pemeriksaan Pajak (X
2)
Telah ditemukan banyak aparat pemeriksa
pajak tidak professional, penyebabnya
kurangnya kemampuan dan integritas
akibatnya mutu pemeriksaan rendah,
dengan begitu dapat dikatakan bahwa
ketidakpatuhan dapat terjadi pada jajaran
Direktorat Jenderal Pajak (Melchias Markus
Mekeng, 2011).
Kepatuhan Pajak (Y)
X
1= Kualitas
Pelayanan
Pajak
X
2=
Pemeriksaan
Pajak
Y = Kepatuhan
Pajak
(Albari, 2009)
(Whedy Prasetyo, 2011)
(Siti Kurnia Rahayu, 2010:134 )
Objek Penelitian
Kualitas Pelayanan Pajak, Pemeriksaan Pajak,
Kepatuhan Pajak
Metode Penelitian Metode deskriptif dan metode verifikatif
Unit Analisis
KPP Pratama Bandung Tegallega
Unit Observasi
Wajib pajak badan
No
Indikator
Skor
Aktual
Skor
Ideal
% Skor
Aktual
Kriteria
1
Fasilitas fisik
192
255
75,29
Baik
2
Penampilan perlengkapan
185
255
72,55
Baik
3
Penampilan pegawai
181
255
70,98
Baik
4
Ketepatan waktu
165
255
64,71
Cukup
5
Kemampuan petugas melakukan
layanan
167
255
65,49
Cukup
6
Kesigapan petugas
195
255
76,47
Baik
7
Sikap petugas
199
255
78,04
Baik
8
Keramahan dan kesopanan petugas
197
255
77,25
Baik
9
Pengetahuan petugas
192
255
75,29
Baik
10
Kemudahan dalam komunikasi
187
255
73,33
Baik
11
Memahami kebutuhan WP
183
255
71,76
Baik
Total
2403
2805
72,83
Baik
N o Indikator Skor Aktual
Skor Ideal
% Skor Aktual
Kriteria
1 Integritas 198 255 77,65 Baik
2 Pengalaman 195 255 76,47 Baik
3 Pendidikan 195 255 76,47 Baik
4 Memeriksa di tempat Wajib Pajak 194 255 76,08 Baik
5 Melakukan penilaian atas Sistem Pengendalian Intern
170 255 66,67 Cukup
6 Memutakhirkan pemeriksaan atas buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen
202 255 79,22 Baik
7 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada Wajib Pajak
171 255 67,06 Cukup
8 Melakukan sidang penutup (Closing Conference)
201 255 78,82 Baik
Total 1526 2040 74,80 Baik
Rekapitulasi Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai
Kepatuhan Pajak
No
Indikator
Skor
Aktual
Skor
Ideal
% Skor
Aktual
Kriteria
1
Menyampaikan SPT
massa/ tahunan tepat waktu
344
510
67,45
Cukup
2
Membayar pajak tepat
waktu
399
510
78,24
Baik
3
Menghitung dan membayar
pajak terutang
425
510
83,33
Baik
Akumulasi
tanggapan
responden
mengenai
kualitas
pelayanan
pajak
sebesar
72,83%
menunjukkan
bahwa
KPP
Pratama
Bandung
Tegallega pada umumnya telah memiliki kualitas
pelayanan
pajak
baik.
Akumulasi
tanggapan
responden mengenai
pemeriksaan pajak sebesar
Analisis Verfikatif
Berdasarkan nilai koefisien korelasi diatas dapat dilihat bahwa hubungan
antara kualitas pelayanan pajak (X
1) dangan kepatuhan pajak (Y) sebesar
0,645 termasuk dalam kategori cukup tinggi atau erat. Arah hubungan
positif
antara
kualitas
pelayanan
pajak
dengan
kepatuhan
pajak
menujukkan bahwa kualitas pelayanan pajak yang baik cenderung diikuti
dengan
kepatuhan
pajak
yang
baik.
Kemudian
hubungan
antara
pemeriksaan pajak (X
2) dengan kepatuhan pajak (Y) sebesar 0,731 termasuk
dalam kategori cukup tinggi atau erat dengan arah positif. Menurut Umi
Narimawati (2010:50) dalam iterval 0.61 – 0.80 termasuk tingkat keeratan
korelasi cukup tinggi.
Correlations
Y X1 X2
Pearson Correlation Y 1,000 ,645 ,731
X1 ,645 1,000 ,649
X2 ,731 ,649 1,000
Sig. (1-tailed) Y . ,000 ,000
X1 ,000 . ,000
X2 ,000 ,000 .
N Y 51 51 51
X1 51 51 51
Kemudian besar pengaruh kualitas pelayanan pajak
terhadap kepatuhan pajak pada kantor pelayanan pajak
pratama bandung tegallega ketika pemeriksaan pajak
tidak berubah Kd = (r)
2
x 100% yaitu (0,645)
2
100% =
41,6%.
Besar pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan
pajak pada kantor pelayanan pajak pratama bandung
tegallega ketika kualitas pelayanan pajak tidak
berubah Kd = (r)
2
x 100% yaitu (0,731)
2
100% =
Sementara nilai R-Square sebesar 0,584 atau 58,4% , menunjukkan
bahwa kedua variabel bebas yang terdiri dari kualitas pelayanan pajak
dan
pemeriksaan
pajak
secara
simultan
mampu
menerangkan
perubahan yang terjadi pada kepatuhan pajak sebesar 58,4%. Artinya
secara bersama-sama variabel bebas (kualitas pelayanan pajak dan
pemeriksaan pajak) memberikan kontribusi/ pengaruh sebesar 58,4%
terhadap perubahan kepatuhan pajak di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Bandung Tegallega. Sisanya pengaruh faktor-faktor lain yang
tidak diamati adalah sebesar 41,6%, yaitu merupakan pengaruh faktor
lain diluar kedua variabel bebas diluar kedua variabel yang sedang
diteliti
Model Summaryb
Model
R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
dimension0
1 ,764a ,584 ,567 ,41269
No Rumusan Masalah Kesimpulan Saran 1 Bagaimana kualitas
pelayanan pajak terhadap kepatuhan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.
Kualitas pelayanan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak, rendahnya layanan dapat mengancam kepatuhan wajib pajak. Kualitas pelayanan pajak di kantor pelayanan pajak pratama bandung tegallega secara umum baik, oleh karena itu KPP Pratama Bandung Tegallega harus dapat meningkatkan kualitas pelayanan pajaknya menjadi lebih baik lagi dengan cara meningkatkan kehandalan petugas dalam kemampuannya memberi layanan.
Dengan bertambahnya jumlah wajib pajak yang terdaftar tiap tahunnya, sedangkan jumlah petugas yang mengawasi relatif sama dan jumlahnya tidak sebanding, maka untuk mencapai perbandingan yang ideal antara wajib pajak dan petugas pelayanan, diperlukan penambahan jumlah petugas pajak agar pelayanan bisa berjalan secara efektif
2 Bagaimana
pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.
Pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak. Fenomena yang terjadi telah ditemukan banyak aparat pemeriksa pajak tidak professional, penyebabnya kurangnya kemampuan dan integritas akibatnya mutu pemeriksaan rendah, dengan begitu dapat dikatakan bahwa ketidakpatuhan dapat terjadi pada jajaran Direktorat Jenderal Pajak.pemeriksaan pajak di KPP Pratama Bandung Teallega baik, meskipun begitu KPP Pratama Bandung Tegallega harus mempertahankan dan meningkatkan pemeriksaan pajaknya menjadi lebih baik terutama dalam melakukan penilaian atas sistem pengendalian intern.
Petugas pelayanan pajak sudah cukup baik dalam melaksanakan tahapan pemeriksaan, akan tetapi mungkin dalam pelaksanaan pemeriksaan para petugas pajak harus lebih ditingkatkan kembali kinerjanya agar dalam setiap melakukan pemeriksaan, petugas pajak bisa bekerja dengan waktu yang ditetapkan tanpa menambah waktu proses pemeriksaan dan proses pemeriksaan tidak berjalan lambat.
3 Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan pajak dan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega.
Kualitas pelayanan pajak dan pemeriksaan pajak
berpengaruh terhadap kepatuhan pajak. Fenomena yang terjadi, kepatuhan wajib pajak warga Kota Bandung dalam membayar pajak pendapatan masih minim, tidak patuhnya wajib pajak menyerahkan SPT. Kepatuhan pajak di KPP Pratama Bandung Tegallega secara umum baik, meskipun begitu KPP Pratama Bandung Tegallega harus
mempertahankan dan meningkatkan kepatuhan pajaknya menjadi lebih baik terutama dalam mendorong wajib pajak agar menyampaikan SPT massa/ tahunan tepat waktu.
Untuk pembayaran pajak, mayoritas para wajib pajak sudah membayar pajaknya tepat waktu, akan tetapi dalam hal penyampaian SPT sebagian para wajib pajak menyampaikan SPTnya tidak sesuai waktu yang ditentukan kantor pajak. Hal ini membuat target tingkat kepatuhan belum maksimal. Hal ini mungkin disebabkan karena tidak sedikit wajib pajak yang kesulitan dalam mengisi SPT, perlu adanya penyuluhan dan konsultasi perpajakan dan
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PAJAK
DAN PEMERIKSAAN PAJAK
TERHADAP KEPATUHAN PAJAK
(Survey pada Wajib Pajak Badan
di KPP Pratama Bandung Tegallega)
The Influence of Tax Service Quality and Tax Audit
to Compliance Tax
(
Survey
on the Corporate Taxpayers at KPP Bandung Tegallega)SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jenjang Studi Strata Satu Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh:
Fitri Irmawati Dewi NIM : 21108168
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ABSTRAK
Kepatuhan pajak adalah tindakan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yaitu kepatuhan dalam mendaftarkan diri, dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang, penyetoran kembali SPT dan pembayaran tunggakan.. Kepatuhan pajak di kota Bandung masih minim dimana para wajib pajak tidak patuh dalam penyampaian SPT. Dalam penelitian ini akan dijelaskan kepatuhan pajak yang dipengaruhi oleh faktor kualitas pelayanan pajak dan pemeriksaan pajak.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kualitas pelayanan pajak, pemeriksaan pajak, dan kepatuhan pajak juga untuk mengetahui pengaruh dari kualitas pelayanan pajak dan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan pajak pada wajib pajak badan di KPP Pratama Bandung Tegallega.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif untuk mengetahui gambaran variabel kualitas pelayanan pajak, variabel pemeriksaan pajak, dan variabel kepatuhan pajak. Sedangkan metode verifikatif untuk mengetahui hubungan antara variabel kualitas pelayanan pajak dan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan pajak. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan pajak dan pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan pajak (survey pada wajib pajak badan di KPP Pratama Bandung Tegallega) penulis menggunakan pengujian statistik. Pegujian statistik yang
digunakan adalah perhitungan koefisien rank spearman, koefisien determinas, uji
hipotesis dengan menggunakan software SPSS 18 for windows.
Hasil dari penelitia ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan pajak dan pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak. Dimana jika kualitas pelayanan pajak dan pemereriksaan pajak baik maka kepatuhan pajak akan baik juga.
ABSTRACT
Tax compliance is operationally considered as complying with tax laws involving true reporting of the tax base, correct computation of the tax liabilities, timely filling of tax returns/extend SPT and timely payment of the amount due as tax. Tax compliance in the city is still minimal in which the taxpayer does not comply in the extend SPT. In this study will be explained that the compliance tax influenced by factors of tax service quality and tax audit.
The purpose of this research is to know the tax service quality, tax audit, compliance tax, and also determine the influence of tax service quality and tax audit to compliance tax on corporate taxpayers at KPP Pratama Bandung Tegallega)
Research methodology in used is descriptive and verified method. Descriptive method used to know the illustration of tax reporting quality variable, while the verified method is used to know the relation between tax service quality variable, tax audit variable and compliance tax variable. To explain the influence of tax service quality and tax audit to compliance tax (The survey is held on corporate taxpayers at KPP Pratama Bandung Tegallega), the writer used statistical calculation. The statistical calculation method which in used is coefficient rank spearman correlation calculation, determination coefficient, hypothesis test by using SPSS 18 for window’s software.
The result show that tax service quality and tax audit have the effect to compliance tax. Where if the tax service quality and tax audit its good so the compliance tax will be good too.
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan berkah dan ridhoNya, shalawat dan salam penulis
panjakat kepada nabi Muhammad SAW, sehingga penulis sehingga mampu
menyelesaikan Skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak dan Pemeriksaan
Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak survey pada KPP Pratama Bandung Tegallega”,
disusun guna memenuhi syarat mata kuliah dan kelulusan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penulisan ini tidak terlepas
dari kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Baik penyajian maupun isinya, hal
ini disebabkan masih terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan pengalaman
penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga dalam penyusunan karya tulis lainnya penullis dapat
menyusun dengan lebih baik.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Dr. IR. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer
ii
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Anggadini SE., M.Si, selaku Ketua Jurusan Program Studi
Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
4. Lilis Puspita Sari SE., M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Program Studi
Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
5. Ony Widylestariningtyas SE., M.Si, selaku Dosen Wali kelas AK4. Terima
kasih atas doa dan dukungan.
6. Dr. Ely Suhayati SE., M.Si. AK, selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas
bimbingannya selama ini, terimakasih telah membantu, memberikan
pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
7. Seluruh staf dan karyawan yang terdapat di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bandung Tegallega yang telah meluangkan waktunya untuk membantu
penulis dalam memberikan data, informasi, serta pengarahan dalam
penyusunan Skripsi ini.
8. Kedua orang tua yang tidak ada hentinya mengucapkan doa dan tidak ada
lelah bekerja demi anaknya, dan itu merupakan dorongan terbesar bagi penulis
untuk menyelesaikan Skripsi ini. Maaf jika selama ini anakmu sering sekali
mengeluh atas apa yang sudah diberikan.
9. Kakakku Reni Rahmawati Dewi, dan adikku Desy Ratnawati Dewi, Yuliani
Trisnawati Dewi terimakasih doanya semoga kita menjadi saudara yang tetap
iii
Zavina Alfaera Serta dan seluruh keluarga yang ikut memberikan doa dan
dukungan kepada penulis.juga
10.Sahabatku dari Crumple of Banner , Mutia Humara Siradj, Desi Insani,
Ratu Zuraini Lisdi, dan Euneun terimakasih doa dan dukungannya.
11.Sahabatku para genggong , Putri, Onis , Uni , Armel, Arina, Qemlot, Alnidi,
Sendy, dan teman-teman ex-ia3. Terima kasih atas doanya semoga kita bisa
terus saling berkomunikasi dan menjadi seseorang yang lebih baik.
12.Sahabatku para montero , Otiw dan Syari, terimakasih atas dukungannya.
13.Keluarga besar AK4, terimakasih telah memberikan doa dan dukungannya
satu samalain. Elin Fatmawati, Nindi Fitria, Chania Sani, Raden Rikha, Dwi
Pebriana, Dewyta. Terimakasih untuk semangat yang diberikan dan untuk
saling membantu satu sama lain.
14.Semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam penulisan Skripsi ini.
Akhir kata, semoga budi baik semua pihak yang telah diberikan kapada
penulis mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT dan penulis sangat
berharap agar penulisan Skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penulis dan bagi pihak yang berkepentingan umumnya.
Wassalamualaikum wr. wb
Bandung, Juli 2012
Penulis
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
Memuat konsep-konsep teoritis yang digunakan sebagai kerangka atau
landasan untuk menjawab masalah penelitian, yang difokuskan pada
literatur-literatur yang membahas konsep penelitian.
2.1.1 Kualitas Pelayanan Pajak 2.1.1.1 Pengertian Kualitas
Definisi kualitas menurut Davis dalam Tjiptono (2006:51) menyatakan
bahwa :
“Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan”.
Definisi kualitas menurut Lena Ellitan (2007:44) menyatakan bahwa :
“Kondisi dinamis yang berhubungan degan produk, jasa, manusia, proses
dan lingkungan yang memenuhi harapan pelanggan”.
Definisi kualitas menurut Ever dalam Lena Ellitan (2007:45) menyatakan
bahwa :
“Perusahaan yang berhasil adalah yang dapat memeberikan kepuasaan pada
pelanggan dan perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan
14
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2.1.1.2 Pengertian Pelayanan
Definisi pelayanan menurut Lena Ellitan (2007:45) menyatakan bahwa :
“Pelayanan adalah aktivitas-aktivitas yang tidak didefinisikan atau tidak
berwujud yang merupakan objek terutama dari transaksi yang dirancang
untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan”.
Definisi pelayanan menurut Boediono (2003:60) menyatakan bahwa:
“Pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara
tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar
tercipta kepuasan dan keberhasilan”.
Definisi pelayanan menurut Lena Elitan (2007:46) menyatakan bahwa :
“Pelayanan merupakan produk yang faktor utamanya atribut non fisik atau
tidak berwujud”.
2.1.1.3 Pengertian Pajak
Beberapa definisi yang menjelaskan mengenai pajak :
Menurut Mardianso (2011:1) menyatakan bahwa :
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.
Menurut Andriani dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:22) menyatakan bahwa :
15
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Sedangkan pajak didefinisikan oleh Sony Devano (2006:23) menyatakan bahwa :
“Pajak adalah :
1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang.
2. Pajak dapat dipaksakan.
3. Diperuntukan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah.
4. Tidak dapat ditunjukkannya kontraprestasi secara langsung.
5. Berfungsi sebagai budgeter dan regulerend”.
2.1.1.4 Pengertian Kualitas Pelayanan Pajak
Definisi Kualitas Pelayanan menurut Lewis dalam Lena Elitan (2007:47)
menyatakan bahwa :
“Kualitas pelayanan merupakan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu menyesuaikan dengan ekspentasi pelanggan, jadi kualitas pelayanan diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan penyampaian pelayanan tersebut membagi harapan pelanggan”.
Siti Kurnia Rahayu (2010:134) menyatakan bahwa :
“Pelayanan pajak dalam meningkatkan kepatuhan dimana pelayanan pajak
sebagai pelayanan publik”.
Dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:134), Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara (Men-Pan) No.81 tahun 1993 mengartikan :
“Pelayanan umum atau pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah dan di lingkungan BUMN/D dalam bentuk barang dan jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-undangan”.
Masih menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:134) menyatakan bahwa :
“Pelayanan pajak adalah termasuk pelayanan publik karena :
1. Dilaksanakan oleh instansi pemerintah
2. Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pelaksanaan undang-undang dan
16
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Dimensi dan indikator kualitas pelayanan menurut Tjiptono (2006:70)
menyatakan bahwa :
”1. Tangibles (bukti langsung/wujud fisik)
Yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.
2. Reliability (kehandalan)
Yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera, akurat dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan.
3. Responsiveness (daya tanggap/ ketanggapan)
Yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Assurance (jaminan)
Yaitu mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan.
5. Empathy (empati)
Yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan”.
Rangkaian kegiatan terpadu yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas
Pelayanan, yang menjadi indikator (Lina Elitan, 2007:25) menyatakan bahwa :
“A. Pelayanan umum yang sederhana
Pelayanan umum berkualitas apabila pelaksanaannya tidak menyulitkan, prosedurnya tidak banyak seluk-beluknya, persyaratan mudah dipenuhi pelanggan. Tidak bertele-tele, tidak mencari kesempatan dalam kesempitan.
B. Pelayanan umum yang terbuka
Aparatur yang bertugas melayani pelanggan harus memberikan penjelasan sejujur-jujurnya, apa adanya dalam peraturan atau norma, jangan menakutnakuti, jangan merasa berjasa dalam memberikan pelayanan agar tidak timbul keinginan mengharapkan imbalan dari pelanggan. Standar pelayanan harus diumumkan, ditempel pada pintu utama kantor.
C. Pelayanan umum yang lancer
Untuk menjadi lancar diperlukan sarana yang menunjang kecepatan
dalam menghasilkan output.
D. Pelayanan umum yang dapat menyajikan secara tepat
17
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
E. Pelayanan umum yang lengkap
Lengkap berarti tersedia apa yang diperlukan oleh pelanggan. Untuk dapat menjamin pelayanan berkualitas harus didukung sumber daya manusia dan sarana yang tersedia.
F. Pelayanan umum yang wajar
Pelayanan umum yang wajar berarti tidak ditambah-tambah menjadi pelayanan yang bergaya mewah, tidak dibuat-buat, pelayanan biasa seperlunya sehingga tidak memberatkan pelanggan.
G. Pelayanan umum yang terjangkau
Dalam memberikan pelayanan, uang retribusi dari pelanggan yang
diberikan harus dapat dijangkau oleh pelanggan”.
2.1.2 Pemeriksaan Pajak
2.1.2.1 Pengertian Pemeriksaan Pajak
Definisi pemeriksaan pajak menurut Mardiasmo (2011:52) menyatakan
bahwa :
“Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,
mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan undangan perpajakan”.
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:245) menyatakan bahwa :
“Pemeriksaan pajak merupakan hal pengawasan pelaksanaan sistem self
assesment yang dilakukan oleh wajib pajak, harus berpegang teguh pada
Undang-undang perpajakan”.
Definisi pemeriksaan pajak menurut Waluyo (2001:10) menyatakan bahwa:
18
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Menurut pasal 1 butir b keputusan MK nomor 615/KMK.04/1994
menyatakan bahwa :
“Pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan untuk mencari
mengumpulkandan mengolah data dan/atau keterangan lainnya dalam
rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”.
Menurut Inpres RI No 5 tahun 2003, Pemeriksaan pajak merupakan
instrumen untuk menentukan kepatuhan, baik formal maupun material, yang
tujuan utamanya adalah untuk menguji dan meningkatkan tax compliance seorang
wajib pajak.
Menurut Mardiasmo (2011:52) menyatakan bahwa :
” Yang menjadi sasaran pemeriksaan maupun penyelidikan :
a. Intreprestasi Undang-undang yang tidak benar.
b. Kesalahan hitung.
c. Penggelapan secara khusus dari penghasilan.
d. Pemotongan dan pengurangan tidak sesungguhnya, yang dilakukan wajib
pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya”.
Menurut Mardiasmo (2011:53) menyatakan bahwa :
“Tujuan pemeriksaan :
a. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka
memberikan kepastian hukum, keadilan, dan pembinaan kepada wajib pajak, yang dpat dilakukan dalam hal :
1) Surat Pemberitahuan menunjukkan kelebihan pembayaran pajak,
termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak.
2) Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan menunjukkan rugi.
3) Surat Pemeberitahuan tidak disampaikan atau disampaikan tidak pada
waktu yang telah ditetapkan.
4) Surat Pemeberitahuan yang memenuhi criteria seleksi yang ditentukan
oleh Direktur Jenderal Pajak.
5) Ada indikasi kewajiban perpajkan selain kewajiban tersebut pada poin
3) tidak dipenuhi.
b. Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang
undangan perpajakan, yang dapat dilakukan dalam hal :
19
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2) Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak.
3) Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
4) Wajib pajak mengajukan keberatan.
5) Pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Perhitungan
Penghasilan Netto.
6) Pencocokan data dan atau alat keterangan.
7) Penentuan wajib pajak berlokasi di daerah terpencil.
8) Penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai.
9) Pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
untuk tujuan lain selain angka (1) sampai dengan angka (8)”.
Dimensi dan indikator yang penulis pilih dalam Siti Kurnia Rahayu
(2010:286) menyatakan bahwa :
“ 1. Dimensi Kualitas auditor
Kualitas pemeriksa (auditor) sangat dipengaruhi oleh pengalaman, latar
belakang, dan pendidikan. Dan kualitas pemeriksa akan mempengaruhi pelaksanaan pemeriksaan.
Sedangkan Indikatornya :
a. Integritas
b. Pengalaman
c. Pendidikan
2. Dimensi Pelaksanaan tahapan pemeriksaan
Pelaksanaan pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pemeriksa dan meliputi :
a. Memeriksa di tempat Wajib Pajak
b. Melakukan penilaian atas sistem pengendalian intern
c. Melakukan pemeriksaan atas buku-buku, catatan-catatan, dan
dokumen- dokumen.
d. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada Wajib pajak
e. Melakukan sidang penutup (Closing Conference)”.
Tahapan pemeriksaan pajak menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:286)
menyatakan bahwa
“A. Tahapan Pemeriksaan Pajak :
20
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
B. Tahapan Pelaksanaan Pemeriksaan
Pelaksanaan pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pemeriksa dan meliputi: Memeriksa ditempat wajib pajak, Melakukan penilaian atas system pengendalian intern, Memutakhirkan ruang lingkup dan program pemeriksaan, Melakukan pemriksaan atas buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen, Melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga, Memberitahukan hasil pemriksaan kepada wajib
pajak danMelakukan sidang penutup (Closing Conference).
C.Tahapan Pelaporan Pemeriksaan
Laporan yang dibuat oleh pemeriksa pada akhir tahun Laporan Pemeriksaan pelaksanaan yang merupakan ikhtisar dan penuangan semua hasil pelaksanaan tugas pemeriksaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”.
Pemeriksaan akan berjalan lancar apabila didukung oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan pemeriksaan pajak, menurut Siti Kurnia Rahayu
(200:260) menyatakan bahwa :
“Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaamn pajak adalah :
1. Teknologi informasi adalah Kemajuan teknologi informasi telah luas dimanfaatkan oleh Wajib Pajak. Seiring dengan perkembangan tersebut maka pemeriksa harus juga memanfaatkan perangkat
teknologi informasi dengan sebutan Computer Assisted Audit
Technique (CAAT).
2. Jumlah sumber daya manusia adalah Jumlah sumber daya manusia harus sebanding dengan beban kerja pemeriksaan. Jika jumlah tidak dapat memadai karena pengadaan sumber daya manusia melalui kualifikasi dan prosedur recruitment terbatas, maka untuk mengatasi jumlah pemeriksa yang terbatas adalah dengan meningkatkan kualitas pemeriksa dan melengkapinya dengan teknologi informasi di dalam pelaksanaan pemeriksaan.
3. Kualitas sumber daya adalah Kualitas sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh pengalaman, latar belakang, dan pendidikan. Dan kualitas pemeriksa akan mempengaruhi pelaksanaan pemeriksaan. Solusi agar kesenjangan kualitas pemeriksa teratasi adalah dengan melalui pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan dan
sistem mutasi yang terencana serta penerapan reward and
punishment.
4. Sarana dan prasarana pemeriksaan adalah Sarana prasarana
pemeriksaan seperti komputer Sangay diperlukan. Audit Command
21
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2.1.3 Kepatuhan Pajak
2.1.3.1 Pengertian Kepatuhan
Dalam tata kelola perusahaan, kepatuhan (compliance) berarti mengikuti
suatu spesifikasi, standar, atau hukum yang telah diatur dengan jelas yang
biasanya diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang berwenang dalam suatu
bidang tertentu (Wikipedia, 2011).
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:138) menyatakan bahwa :
“Istilah kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan”.
2.1.3.2 Pengertian Kepatuhan Pajak
Dalam perpajakan kita dapat memberi pengertian bahwa kepatuhan
perpajakan merupakan ketaatan, tunduk dan patuh serta melaksanakan ketentuan
perpajakan. Maka pada prinsipnya, menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:138) :
“Kepatuhan perpajakan adalah tindakan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan undangan dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara”.
Definisi kepatuhan menurut Safri Nurmantu dalam Siti Kurnia Rahayu
(2010:138) menyatakan bahwa :
“Kepatuhan perpajakan yang didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan
22
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Definisi kepatuhan wajib pajak menurut Mohammad Zain dalam Siti
Kurnia Rahayu (2010:138) menyatakan bahwa:
“Suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi dimana :
1. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua
ketentuan perundang-undangan perpajakan,
2. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas.
3. Menghitung pajak yang terhitung dengan benar.
4. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya”.
Dimensi dan indikator kepatuhan pajak, Nurmantu dalam Siti Kurnia
Rahayu (2010:138), menyatakan bahwa :
“ Ada dua macam kepatuhan yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan material.
1. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan di mana wajib pajak
memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang perpajakan.
2. Kepatuhan material adalah suatu keadaan di mana wajib pajak secara
substantive atau hakekatnya memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa undang-undangperpajakan. Kepatuhan material dapat juga meliputi kepatuhan formal”.
Chaizi Nasucha dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:39) menyatakan bahwa :
“Kepatuhan material wajib pajak dapat diidentifikasi dari :
1. Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri
2. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT)
3. Kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang, dan
4. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan”.
Kriteria wajib pajak patuh menurut KMK No.544/KMK.04/2000 dalam
Siti Kurnia Rahayu (2010:139), menyatakan bahwa :
“Kepatuhan wajib pajak adalah :
1. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak
23
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali
telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda
pembayaran pajak
3. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di
bidang perpajakan dalam jangka waktu 10 tahun terakhir
4. Dalam 2 tahun terakhir menyelenggarakan pembukuan dan dalam
hal terhadap wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan, koreksi
pada pemeriksaan yang terakhir untuk masing-masing jenis pajak
yang terutang paling banyak 5%
5. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk 2 tahun terakhir
diaudit oleh Akuntan Publik dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian, atau pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak
mempengaruhi laba rugi fiskal”.
2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya
Beberapa jurnal penelitian sebelumnya yang dijadikan penulis sebagai
[image:32.595.111.530.432.749.2]acuan penelitian.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Sebelumnya
N o
Penulis/Peneliti/Nama Jurnal/Tahun/Penerbit
Judul Jurnal Kesimpulan
1 Albari,
Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 Hal 1 - 13 ISSN : 0853 – 7665
Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepatuhan
Membayar Pajak
Hasil penelitian ini berhasil membuktikan adanya pengaruh positif secara tidak langsung dari kualitas layanan terhadap kepatuhan melalui variabel antara kepuasan
2 James O. Alabede, Zaimah Bt. Zainol Ariffin, Kamil Md Idris
International Research Journal of Finance and Economics
ISSN 1450-2887 Issue
78 (2011)
Determinants of Tax Compliance
Behaviour : A Proposed Model for Nigeria
The proposed model would be useful to tax administrator in
formulating strategies for the improvement in quality of tax service. The proposed model provides guide to the government in formulating social, economic and political policy and through the model, government would know the exact policy to follow to shore up the compliance behaviour of the taxpayers.
3 Gunadi,
Jurnal Perpajakan Indonesia Vol 4, No 5, Februari 2005 : 4-9 ISSN : 1412-0518
Fungsi Pemeriksaan terhadap
peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak (Tax Compliance)
Dalam upaya untuk peningkatan kepatuhan wajib pajak ini, maka pemeriksaan sebagai salah satu sarananya (tools). Analisa mengenai jumlah tambahan penerimaan pajak dari aktifitas pemeriksaan menunjukan rasio yang semakin meningkat yang
24
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
4 Whedy Prasetyo, Jurnal Ekonmi Akuntansi dan
Mananjemen Vol X No. 1/2011
ISSN: 1412-5366
Pemeriksaan Pajak dan Peranannya pada Kepatuhan Wajib Pajak dan Petugas Pajak
Pemeriksaan dilakukan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka meningkatkan mutu atau kualitas pemeriksa pajak. Dengan
pelaksanaan pemeriksaan tersebut kepatuhan antara wajib pajak dan petugas pajak dapat terjaga yang disesuaikan dengan tujuan untuk kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan tanpa ada kebijakan atau unsur yang lainnya. 5 Alan H. Plumley
IRS Research Division Publication 1916 (Rev. 11-96)
Washington, DC: 1996
The Determinants of Individual Income Tax Compliance Estimating The Impacts of Tax Policy, Enforcement, and IRS Responsiveness
Analisis kepatuhan menemukan efek yang signifikan disebabkan banyak kebijakan pajak dan parameter administrasi pajak, termasuk: audit; pencocokan pihak ketiga dokumen informasi; penerbitan nonfiler ditargetkan
pemberitahuan; keyakinan pajak pidana; tarif pajak marjinal; beban yang terkait dengan menyelesaikan berbagai formulir pajak dan jadwal, dan persiapan kembali oleh Wajib Pajak IRS Layanan fungsi
6 Ni Luh Supadmi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak melalui Kualitas Pelayanan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya kualitas pelayanan harus ditingkatkan oleh aparat pajak. 7 Nicoleta Barbutamisu
Years XVII – no1/2011 ISSN 1584-0409
A Review of Factors for Tax Compliance
The most important determinants identified are: economic factors as the level of income, audit probabilities, tax audit, tax rate, tax benefits, penalties, fines and other non‐economic factors as attitudes toward taxes, personal, social and national norms, perceived fairness etc.
8 Andi
Kajian Akuntansi, Volume 4, Nomor 1, Juni 2009: 3-14 ISSN 1907 - 1442
Pemeriksaan Sederhana Lapangan PPh
Pasal 25 Terhapadap Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan uraian dan analisis sebelumnya, maka dapat mengambil simpulan bahwa hasil analisis verifikatif menunjukkan sebelum pemeriksaan
sederhana lapangan pajak, terdapat perbedaan peningkatan kepatuhan wajip pajak badan yang lebih bayar sesudah dilakukan pemeriksaan sederhana lapangan pajak.
2.2 Kerangka Pemikiran
Masalah kepatuhan wajib pajak adalah masalah penting di seluruh dunia, baik
bagi negara maju maupun di negara berkembang karena jika wajib pajak tidak
patuh maka akan menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan
25
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
akhirnya tindakan tersebut akan menyebabkan penerimaan pajak negara akan
berkurang, administrasi perpajakan di Indonesia masih perlu diperbaiki, dengan
perbaikan diharapkan wajib pajak lebih termotivasi dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya, dengan alat untuk mencapai suatu sistem telah diperbaiki maka
faktor-faktor lain akan terpengaruh (Siti Kurnia Rahayu, 2010:140).
Masih menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:140), administrasi baik tentunya
karena instansi pajak, sumber daya aparat pajak dan prosedur perpajakannya baik,
dengan kondisi tersebut maka usaha memberikan pelayanan bagi wajib pajak akan
lebih baik, lebih cepat dan menyenangkan wajib pajak, dampaknya akan nampak
pada kerelaan wajib pajak untuk membayar pajak.
2.2.1 Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan pajak
Siti Kurnia Rahayu (2010:140) menyatakan bahwa :
“Kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi
sistem administrasi suatu negara, pelayanan pada wajib pajak, penegakan
hukum perpajakan, pemeriksaan pajak, dan tarif pajak”.
Siti Kurnia Rahayu (2010:135) menyatakan bahwa :
“Salah satu langkah penting yang dilakukan DJP sebagai wujud nyata kepedulian pada pentingnya kualitas pelayanan adalah memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak dalam mengoptimalkan peneriman negara, untuk itu dibentuk tim moderenisasi administrasi perpajakan modern dengan sasaran tercapainya tingkat kepatuhan sukarela wajib pajak yang
tinggi”.
Tujuan pelayanan prima menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:28) menyatakan
bahwa :
“Tujuan pelayanan prima ini adalah :
26
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2. Tercapainya tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang
tinggi.
3. Tercapainya produktivitas aparat perpajakan yang tinggi.”
Menurut (Albari, 2009) adanya pengaruh positif secara tidak langsung dari
kualitas layanan terhadap kepatuhan melalui variabel antara kepuasan. Demikian
pula dapat dibuktikan secara empiris terdapatnya penilaian beberapa butir dari
dimensi-dimensi kualitas layanan dan kepuasan wajib pajak. Kinerja penerimaan
pajak yang juga mencerminkan tingkat kepatuhan pajak masyarakat menunjukan
kecenderungan yang semakin meningkat.
2.2.2 Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Pajak
Menurut Inpres RI No 5 tahun 2003, Pemeriksaan pajak merupakan
instrumen untuk menentukan kepatuhan, baik formal maupun material, yang
tujuan utamanya adalah untuk menguji dan meningkatkan tax compliance seorang
wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan
adalah merupakan tujuan utama dari pemeriksaan pajak, sehingga dari hasil
pemeriksaan akan diketahui tingkat kepatuhan wajib pajak.
Mardiasmo (2011:24) menyatakan bahwa :
“Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengelola data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan perundang-undangan perpajakan.”
Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan
merupakan tujuan utama dari pemeriksaan pajak, sehingga dari hasil pemeriksaan
akan diketahui tingkat kepatuhan wajib pajak. Tujuan pemeriksaan pajak
27
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
04/2000 tanggal 22 Desember 2000 adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dalam rangka memberikan kepastian hukum, keadilan dan
pembinaan kepada wajib pajak dan tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (Siti Kurnia Rahayu,
2010:245).
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 199/PMK.03/2007
tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak, Menteri Keuangan Republik Indonesia Bab
II Tujuan Pemeriksaan Pasal 2 menyatakan bahwa :
“Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan Pemeriksaan dengan tujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”.
Dalam upaya untuk peningkaan kepatuhan wajib pajak ini, maka
pemeriksaan sebagai salah satu sarananya (tools). Analisa mengenai jumlah
tambahan penerimaan pajak dari aktifitas pemeriksaan menunjukan rasio yang
semakin meningkat diharapkan merupakan gambaran keberhasilan pemeriksaan
pajak untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak sekaligus meningkatkan
penerimaan negara (Gunadi, 2005).
Pemeriksaan dilakukan untuk menguji pemenuhan kewajiban perpajakan
dalam rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak, pemeriksaan dilakukan
dengan meningkatkan mutu atau kualitas pemeriksa pajak (Whedy Prasetyo,
2011). Masih menurut Whedy Prasetyo (2011) bahwa dari pihak wajib pajak
sendiri dituntut peran serta yang positif agar pelaksanaan pemeriksaan dapat
dilakukan secara efektif, yang memungkinkan diperolehnya umpan balik guna
28
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
benar, yang pada akhirnya aan meningkatkan kesadaran wajib pajak unuk
memenuhi kewajiban perpajakannya, dengan pelaksanaan pemeriksaan tersebut
kepatuhan antara wajib pajak dan petugas pajak dapat terjaga yang disesuaikan
dengan tujuan untuk kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan tanpa ada
kebijakan atau unsur yang lainnya.
Dengan kata lain kualitas pelayanan pajak (X1) yang diberikan KPP dan
pemeriksaan pajak (X2) terhadap wajib pajak akan dapat berpengaruh terhadap
peningkatan kepatuhan pajak (Y) bagi para wajib pajak untuk membayar pajak
dan mematuhi perundang-undangan pajak yang berlaku.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hubungan antara kualitas pelayanan
pajak dana pemeriksaan pajak yang berpengaruh terhadap kepatuhan pajak dapat
[image:37.595.139.514.468.604.2]dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian Kualitas Pelayanan
Pajak (X1)
Pemeriksaan Pajak (X2)
29
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2.3 Hipotesis
Definisi hipotesis Boediono (2001:433) menyatakan bahwa :
“Hipotesis merupakan suatu asumsi atau anggapan yang bisa benar atau
bisa salah mengenai sesuatu hal dan dibuat untuk menjelaskan sesuatu hal
tersebut sehingga memerlukan pengecekan lebih lanjut.”
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat diambil hipotesis yaitu :
1. H1 : Kualitas Pelayanan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Pajak
2. H2 : Pemeriksaan Pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Pajak
3. H3 : Kualitas Pelayanan Pajak dan Pemeriksaan Pajak berpengaruh
113
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh pengaruh bahwa
Kualitas Pelayanan Pajak dan Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Pajak pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega, dapat ditarik kesimpulan
dan sekaligus saran sebagai berikut:
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, pengembangan hipotesis atas dasar
teori-teori yang berhubungan, serta hasil analisis yang telah dibahas sebagaimana telah
disajikan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Kualitas pelayanan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak.
Fenomena yang terjadi pada kualitas pelayanan yaitu rendahnya layanan
yand dapat mengancam kepatuhan pajak, terjadi karena kualitas pelayanan
pajak belum mencapai tingkat ideal yang diharapkan. Kontribusi kualitas
pelayanan pajak terhadap kepatuhan pajak adalah cukup tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa kepatuhan pajak dipengaruhi cukup tinggi oleh
kualitas pelayanan pajak.
2. Pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak. Fenomena
yang terjadi telah ditemukan banyak aparat pemeriksa pajak tidak
professional, penyebabnya kurangnya kemampuan dan integritas
114
BAB V Kesimpulan dan Saran
ketidakpatuhan dapat terjadi pada jajaran DJP, pemeriksaan pajak di KPP
Pratama Bandung Teallega dikategorikan baik. Namun masih terkadang
penilaian atas sistem pengendalian intern kurang dan penyajian SPHP
terkadang menjadi tidak tepat waktu.
3. Kualitas pelayanan pajak dan pemeriksaan pajak bersama-sama
berpengaruh terhadap kepatuhan pajak. Fenomena yang terjadi, kepatuhan
wajib pajak warga Kota Bandung dalam menyampaikan SPT masih minim
dan belum mencapai tingkat yang ditargetkan. Kepatuhan pajak di KPP
Pratama Bandung Tegallega dikategorikan baik. Namun masih banyak
wajib pajak yang menyampaikan SPT tidak tepat waktu.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan bahwa Kualitas
Pelayanan Pajak dan Pemeriksaan Pajak telah terbukti membawa pengaruh yang
positif terhadap Kepatuhan Pajak pada wajib pajak badan di KPP Pratama
Bandung Tegallega untuk itu peneliti mencoba memberikan saran yang mungkin
dapat dijadikan masukkan kepada KPP Pratama Bandung Tegallega antara lain
sebagai berikut:
1. Kualitas pelayanan pajak di KPP Pratama Bandung Tegallega
dikategorikan baik, namun terdapat gap antara nilai ideal dengan hasil
penelitian yang diperoleh menunjukan kualitas pelayanan pajak harus
ditingkatkan kualitasnya menjadi lebih baik baik melalui peningkatan pada
kehandalan petugas dalam kemampuannya memberi layanan sehingga
115
BAB V Kesimpulan dan Saran
2. Pemeriksaan pajak di KPP Pratama Bandung Tegallega dikategorikan
baik, namun terdapat gap antara nilai ideal dengan hasil penelitian yang
diperoleh menunjukan pemeriksa pajak harus ditingkatkan kinerjanya
dalam melakukan pemeriksaan, petugas pajak bisa bekerja dengan waktu
yang ditetapkan tanpa menambah waktu proses pemeriksaan dan proses
pemeriksaan tidak berjalan lambat.
3. Kepatuhan pajak di KPP Pratama Bandung Tegallega dikategorikan baik,
namun terdapat gap antara nilai ideal dengan hasil penelitian yang
diperoleh menunjukan kepatuhan pajak harus ditingkatkan terutama dalam
mendorong wajib pajak untuk menyampaikan SPTnya tepat waktu, maka
perlu adanya penyuluhan dan konsultasi per perpajakan dan
mensosialisasikan perundang-undangan perpajakan kepada masyarakat
116
DAFTAR PUSTAKA
Andi Supangat, 2007. Statistika. Jakarta : Prenada Media Group
Boediono, Wayan Koster, 2002. TEORI DAN APLIKASI STATISTIKA dan
PROBABILITAS. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA.
Fandy Tjiptono, 2006. Manajemen Jasa.Alfabeta : Bandung.
John Hutagaol, 2007.Perpajakan Isu-isu Kontemporer.Yogyakarta : Graha.
Lena Ellitan, Liana Anatan, 2007. Sistem Informasi Manajemen. Alfabeta :
Bandung
Mardiasmo, 2011. PERPAJAKAN. Yogyakarta : Andi.
Moh. Zain, 2007. Manajemen Perpajakan, Edisi 3, Jakarta : Salemba Empat.
Siti kurnia Rahayu, 2010. PERPAJAKAN INDONESIA : Konsep dan Aspek
Formal. Edisi pertama, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sony Devano, dan Siti Kurnia Rahayu.2006.Perpajakan : Konsep, Teori, dan Isu,
Jakrta:Salemba empat
Sugiyono, 2002. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta : Bandung.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Alfabeta : Bandung
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta : Bandung.
Sudjana, 2001. Statistika untuk Ekonomi Dan Niaga. Bandung : Tarsito.
Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, Linna Ismawati, (2011).PENULISAN
KARYA ILMIAH. Cetakan Pertama, Bekasi : Genesis.
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 9/PJ/2010 tentang Standar
Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban
Perpajakan.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 199/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak.
Albari, Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepatuhan Membayar Pajak. Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 Hal 1 - 13 ISSN : 0853 - 7665
117
James O. Alabede, Zaimah Bt. Zainol, AffrinKamil Md Idris, Tax Service Quality and Compliance Behaviour in Nigeria: Do Taxpayer’s Financial Condition and Risk Preference Play Any Moderating Role?. European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences ISSN 1450-2275 Issue 35 (2011)
Nicoleta Barbutamisu, A Review of Factors for Tax Compliance. Annals of
“Dunarea de Jos” University of Galati Fascicle I. Economics and Applied Informatics, Years XVII – no1/2011 69-76 ISSN 1584-0409
Whedy Prasety, Pemeriksaan Pajak dan Peranannya pada Kepatuhan Wajib Pajak dan Petugas Pajak. Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Manajemen Vol X No. 2, September 2011 Hal 21 - 34 ISSN : 1412 – 5366
Agus, Martowadojo (2010), Pemerintah Akan Rombak DITJEN Pajak. Diakses
pada 2012 dari World Wide Web : http://nasional.kompas.com//
Agus, Susanto. (2009). Pajak Dibayar, Pelayanan Publik Wajib Ditingkatkan.
Diakses pada 2011 dari World Wide Web : http://nasional.kompas.com//
Ainun. (2011). Sulitnya Peminjaman dokumen-dokumen Wajib Pajak. Diakses
pada 2012. dari World Wide Web : http://beritapajak.com//
Ajat, Jatnika. (2012). Kepatuhan Pajak Warga Bandung Hanya 42 Persen. Diakses
pada 2012 dari World Wide Web : http://jabar.tribunnews.com//ekonomi
Bubung, M. Hermawan. (2003). Perlu konsistensi dalam memburu WPOP. Bisnis Indonesia Sadar pajak, kunci pembangunan 2004. Diakses pada 2011 dari
World Wide Web : http://www.penulislepas.com/more
Gunadi, (2011). Ditjen Pajak Diminta Bekerja Keras. Diakses pada 2012 dari
World Wide Web : http://bisnis-jabar.com//
Melchias Markus Mekeng, (2011). BPK Audit Pajak 6 Perusahaan, Apa Hasilnya? Proses pemeriksaan oleh aparat pajak belum mematuhi ketentuan perundangan yang berlaku. Diakses pada 2012 dari World Wide
Web : http://www.vivanews.com/streaming/tvone
Nur Hidayat. (2002). Sosok Petugas Pemeriksaan Pajak yang Menakutkan.
Diakses pada 2012 dari World Wide Web : http://kompas.com//
Wahyu, Karyatanaka. (2010). Rendahnya Layanan Ancam Kepatuhan Pajak.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Fitri Irmawati Dewi
Kelahiran : Bandung, 24 April 1990
Jenis Kelamin : Perempuan Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Telepon : 085624265088
Email : fitri_irmadewi@yahoo.co.id
Alamat : Jl.Cibaduyut Lama, ters. Komp.Sauyunan VI no.31C depan KUA
Rt07 Rw06 Kel.Kebonlega Kec.Bojongloa Kidul Bandung 40235
RIWAYAT PENDIDIKAN PENDIDIKAN FORMAL
Tahun Tempat Pendidikan Keterangan
1996 – 2002 SDN.Bojongloa V Bandung Berijazah
2002 – 2005 SLTP Negeri 38 Bandung Berijazah
2005 – 2008 SMA Negeri 17 Bandung Berijazah
2008 - Sekarang
Tercatat sebagai mahasiswa jenjang sarjana 1, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Komputer Indonesia
-
PENDIDIKAN NON FORMAL
16 Februari 2011 – 17 Juni 2011 : Pelatihan Pajak Terapan (Brevet A & B
Terpadu)
DATA ORGANISASI
No Tahun Kegiatan
1. 2010 Peserta dalam seminar Pelatihan Penulisan Naskah Buku dan
Karya Ilmiah
2. 2010 Peserta dalam Seminar Budaya Preneurship
3. 2011 Peserta dalam Seminar Nasional Akuntansi