i
ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN
TERHADAP KEPUASAN NASABAH
(Studi Kasus Pada Bank Muamalat Cabang BSD)
SKRIPSI
Oleh:
Rizki Ramadhan
NIM : 109081000042
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Rizki Ramadhan
NIM : 109081000042
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, 5 Juli 2013 Yang Menyatakan
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Rizki Ramadhan
2. Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang/ 7 April 1991
3. Agama : Islam
4. Alamat : JL. Sumatera RT 004/ 02 No. 8
Kel. Jombang, Kec. Ciputat, Kota Tangerang Selatan 15414
5. No.Handphone : 087809068955
6. Nama Ayah : Eddy Rasyid
7. Nama Ibu : Nurlaela
B. Pendidikan
1997 – 2003 : SDN Jombang IV
2003 – 2006 : SMPN 6 Tangerang Selatan
2006 – 2009 : SMAN 1 Tangerang Selatan
2009 – 2013 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
C. Prestasi Yang Pernah Diraih
Finalis Kang Nong (Duta Pariwisata dan Budaya) Kota Tangerang
Selatan 2010
Juara 1 News Presenter Competition on FISIP Days UIN Jakarta 2012
D. Pengalaman Organisasi
Penelitian dan Pengembangan HMI Komisariat Fakultas Ekonomi dan
vii ABSTRACT
This study aims to determine the relationship of service quality variables consisting of reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangibles to customer satisfaction Bank Muamalat branch BSD. The population in this study are all customers of Bank Muamalat branch BSD with a sample size of 100 respondents. Techniques of data analysis done descriptively and quantitatively with the Pearson correlation method.
The results based on quantitative analysis showed that five variables have a relationship of service quality on customer satisfaction. It can be shown from the results of the correlation analysis in which the value of each variable sig is less than 0.05. Based on Suliyanto criteria, the five independent variables have enough relationship where responsiveness has a correlation coefficient 0.636, reliability 0.608, assurance 0606, empathy 0524, and tangibles 0657. All correlation values are in the interval 0.50 <r <0.69.
viii ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel-variabel kualitas pelayanan yang terdiri dari reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangibles terhadap kepuasan nasabah Bank Muamalat Cabang BSD. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh nasabah Bank Muamalat Cabang BSD dengan jumlah sampel berjumlah 100 responden. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif dengan metode korelasi Pearson.
Hasil penelitian berdasarkan analisis kuantitatif menunjukkan bahwa kelima variabel kualitas pelayanan memiliki hubungan terhadap kepuasan nasabah. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil analisis korelasi dimana nilai sig dari setiap variabel kurang dari 0.05. Jika berdasarkan kriteria Suliyanto, kelima variabel independent memiliki hubungan yang cukup dimana responsiveness
memiliki koefisien korelasi 0.636, reliability 0.608, assurance 0.606, empathy
0.524, dan tangibles 0.657. Semua nilai korelasi berada pada interval 0.50 < r < 0.69.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang tak terkira, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis Hubungan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah (Studi Kasus Pada Bank Muamalat Cabang BSD)”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Banyak hambatan dan kendala dalam penyusunan skripsi ini, namun Alhamdulillahirobbil’alamin skripsi ini akhirnya dapat juga diselesaikan. Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyususnan skripsi ini. Ucapan terimakasih yang tak terhingga penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku, Ayah dan Bunda terimakasih atas doa, dukungan, motivasi dan kasih sayang yang tidak ada habisnya.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen pembimbing I. Terimakasih atas bimbingan dan motivasi beliau kepada penulis selama ini.
3. Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si. selaku dosen pembimbing II, terimakasih atas bimbingan, arahan, motivasi dan kesabaran beliau, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi B, MA. Selaku Kepala Jurusan Prodi Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Segenap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih yang sebesar-besarnya atas ilmu yang diberikan. Serta seluruh staf akademik, jurusan, kasubag keuangan dan perpustakaan.
x
penulis. Serta keponakan ku tersayang Naurah Bilqish dan Muhammad Fardin Al-Saleh yang telah membuat hari-hari uncle lebih ceria.
7. Untuk D’Pr (DPrestige), sahabat-sahabatku yang luar biasa dan tiada tandingannya. Juliana Nur Rahmi sebagai Wakil Presiden, Trya Indraningsih sebagai Menteri Keuangan, Ana Lestari sebagai Menteri Koperasi dan UKM, Adriansyah sebagai Menteri Pertahanan, Oktavianto Dermawan sebagai Menteri Teknologi dan Informasi, Bimo Wareh Satrio Utomo sebagai Menteri Seni dan Budaya, Kaylens Ega Sari sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Admira Rahmawati sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan. Terimakasih atas semua motivasi, semangat dan kasih sayang kalian. Terimakasih sudah menjadi tempat berbagi untuk menangis dan tertawa bersama selama 7 tahun ini. Kalian takkan terganti.
8. Sahabat-sahabat Manajemen B yang “luar biasa”, Achmad Reza Maulana, Fajar Ari Juniarti, Novi Dehasni, Yudnina Falhanawati, Rio Rahmat Ali, pokoknya semuanya yang tak bisa disebutkan satu persatu. Rindu dengan suasana kumpul bersama, canda tawa tiada henti.
9. Untuk sahabat-sahabat Manajemen Perbankan dan Manajemen 2009 yang sudah membuat hari-hariku ceria, terimakasih atas dukungan, semangat, dan waktunya. Special thanks to Naldi, terimakasih atas semua bantuannya. 10. Sahabat-sahabat Kang Nong 2010, Ridho, Roy, Juna, Acien, Nety, Rara, serta
yang lainnya, terimakasih atas motivasi dan doa kalian.
Meyadari keterbatasan penulis, maka skripsi ini juga tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Meskipun demikian, semoga skripsi bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.
Ciputat, 5 Juli 2013
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi
ABSTRACT . ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR BAGAN ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Kerangka Teoritis ... 9
1. Pengertian Bank ... 9
2. Jenis-Jenis Bank ... 10
3. Fungsi Bank ... 18
4. Pemasaran Bank ... 20
5. Kualitas Pelayanan ... 26
6. Dimensi Kualitas Pelayanan ... 28
xii
B. Penelitian Terdahulu ... 38
C. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 41
D. Hipotesis Penelitian ... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 43
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 43
B. Metode Penentuan Sampel ... 43
C. Metode Pengumpulan Data ... 44
D. Metode Analisis Data ... 45
1. Uji Validitas ... 45
2. Uji Reliabilitas ... 46
3. Korelasi Product Moment (Pearson) ... 46
E. Operasional Variabel Penelitian ... 48
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ... 50
1. Sejarah Singkat Bank Muamalat ... 50
2. Visi dan Misi ... 53
3. Struktur Organisasi Bank Muamalat ... 54
B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 54
1. Uji Validitas ... 54
2. Uji Reliabilitas ... 56
C. Analisis Deskriptif ... 57
1. Karakteristik Responden ... 57
2. Tanggapan Responden ... 60
D. Analisis Korelasi Pearson ... 78
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 87
A. Kesimpulan ... 87
B. Implikasi ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 89
xiii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Tabel 10 Besar Bank Syariah Pelayanan Terbaik…. ... 5
2.1 Penelitian Terdahulu... 38
3.1 Skala Likert 5 Point…………... 44
3.2 Kriteria koefisien korelasi Pearson…………... 47
4.1 Tabel Hasil Uji Validitas………... 55
4.2 Tabel Hasil Uji Kepuasan Nasabah... 56
4.3 Tabel Hasil Uji Reliabilitas………... 56
4.4 Tabel Usia... 57
4.5 Tabel Jenis Kelamin……... 57
4.6 Tabel Pendidikan... 58
4.7 Tabel Pekerjaan…………... 59
4.8 Tabel Pendapatan Perbulan………... 60
4.9 Tabel Tanggapan Responsiveness (1)…………... 61
4.10 Tabel Tanggapan Responsiveness (2)…………... 61
4.11 Tabel Tanggapan Responsiveness (3)…………... 62
4.12 Tabel Tanggapan Responsiveness (4)…………... 62
4.13 Tabel Tanggapan Responsiveness (5)…………... 63
4.14 Tabel Tanggapan Reliability (1)…….…………... 63
4.15 Tabel Tanggapan Reliability (2)…….…………... 64
4.16 Tabel Tanggapan Reliability (3)…….…………... 65
4.17 Tabel Tanggapan Reliability (4)…….…………... 65
4.18 Tabel Tanggapan Reliability (5)…….…………... 66
4.19 Tabel Tanggapan Reliability (6)…….…………... 66
4.20 Tabel Tanggapan Assurance (1)... 67
4.21 Tabel Tanggapan Assurance (2)... 67
4.22 Tabel Tanggapan Assurance (3)... 68
xiv
4.24 Tabel Tanggapan Empathy (1)... . 69
4.25 Tabel Tanggapan Empathy (2)... . 70
4.26 Tabel Tanggapan Empathy (3)... . 70
4.27 Tabel Tanggapan Empathy (4)... . 71
4.28 Tabel Tanggapan Empathy (5)... . 71
4.29 Tabel Tanggapan Empathy (6)... . 72
4.30 Tabel Tanggapan Tangibles (1)... . 73
4.31 Tabel Tanggapan Tangibles (2)... . 73
4.32 Tabel Tanggapan Tangibles (3)... . 74
4.33 Tabel Tanggapan Tangibles (4)... . 74
4.34 Tabel Tanggapan Tangibles (5)... . 75
4.35 Tabel Tanggapan Kepuasan Nasabah (1)... . 76
4.36 Tabel Tanggapan Kepuasan Nasabah (2)... . 76
4.37 Tabel Tanggapan Kepuasan Nasabah (3)... . 77
4.38 Tabel Tanggapan Kepuasan Nasabah (4)... . 77
4.39 Tabel Tanggapan Kepuasan Nasabah (5)... . 78
4.40 Output Analisis korelasi Pearson…………... . 79
xv
DAFTAR BAGAN
No. Keterangan Halaman
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Surat Keterangan Penelitian Bank Muamalat... 92
2 Kuesioner Penelitian... 93
3 Hasil Angket... 95
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan dunia perbankan di Indonesia telah menimbulkan
persaingan yang sehat diantara bank pemerintah, swasta maupun asing
dalam hal menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
kepada masyarakat, serta mempunyai fungsi sebagai intermediary service
Hal tersebut telah menyebabkan bank tidak hanya “wait and see” tetapi telah mendesak bank berupaya keras untuk “menjemput bola” dan lebih
berorientasi pada nasabah. (Wahyono, 2010:10).
Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu
Negara. Jasa perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama,
sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efisien bagi
nasabah. Untuk ini bank menyediakan uang tunai, tabungan dan kartu
kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan
ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efisien ini,
maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang
memakan waktu. Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan
meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank
meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih
produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu Negara akan
2
seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat
dibangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman.
Pelayanan kepada nasabah dalam dunia jasa perbankan menjadi
suatu hal yang vital. Hal ini mengingat sifat jasa yang salah satunya adalah
tidak berwujud (intangible) dan memerlukan umpan balik (feed back) untuk menilai kualitas pelayanannya. Umumnya para nasabah bersifat
terbuka dan ada kecenderungan untuk meminta dilayani dengan ramah,
tepat pada sasaran dan cepat. Oleh karena itu kepuasan dari pelayanan
yang berkualitas merupakan suatu syarat yang penting yang harus dimiliki
suatu bank dalam mencari dan mempertahankan kepuasan dan loyalitas
nasabahnya. Pihak bank harus memperkenalkan berbagai macam produk
dan jasa baru kepada nasabah atau calon nasabah dengan disertai
keanekaragaman keunggulan berikut fasilitas produk dan jasanya, seperti
tabungan berhadiah, kartu ATM, mobile banking, internet banking, sms banking dan lain sebagainya. Tampaknya pihak bank juga semakin menyadari bahwa produk dan jasa baru harus ditunjang dengan pemberian
suatu tingkat layanan prima, dimana kesemua itu semata-mata dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan nasabah (Kasmir, 2008:54).
Bentuk pelayanan yang dapat diberikan dapat berwujud service tangible dan service intangible. Service tangible umumnya berupa alat yang digunakan untuk memenuhi kepuasan nasabah, seperti sistem online
suatu transaksi sudah berjalan lancar, dapat beroperasinya ATM selama 24
3
layanan yang sudah maju dibandingkan dengan bank lain, sehingga
seorang nasabah dapat melakukan komunikasi melalui sms dan internet.
Sedangkan service intangible lebih ditekankan dalam upaya pelaksanaan untuk memuaskan nasabah, seperti segi keramah-tamahan pihak karyawan
bank, tanggapan terhadap keluhan nasabah, dan sikan sopan dari karyawan
bank (Brady & Cronin, 2001:65).
Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya
dalam mengimbangi harapan konsumen. (Tjiptono, 2007:81). Kualitas
pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata mereka terima dengan
pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan dan inginkan terhadap
atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima
melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan
sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya, jika jasa yang diterima lebih
rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepikan
buruk (Tjiptono, 2007:68).
Untuk mengukur jasa yang tidak berwujud (intangible), umumnya diukur menggunakan 5 atribut/dimensi, yaitu daya tanggap
(responsiveness) yaitu keinginan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat kepada pelanggan, keandalan (reliability) yaitu kemampuan untuk melakukan pelayanan yang dijanjikan secara handal
4
kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki karyawan, empati
(empathy) yaitu perhatian, pelayanan pribadi yang diberikan kepada pelanggan, dan berwujud (tangibles) yaitu meliputi fisik, perlengkapan dan bahan tertulis. (Parasuraman at al., dalam Zethaml and bitner,
2003:93).
Kualitas pelayanan dalam dunia perbankan menjadi satu hal yang
harus diperhatikan, termasuk oleh bank syariah yang saat ini sedang
berkembang pesat. Berdasarkan data Bank Indonesia, perkembangan
perbankan syariah sampai dengan bulan februari 2012 industri perbankan
syariah telah mempunyai jaringan sebanyak 11 Bank Umum Syariah
(BUS), 24 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 155 BPRS, dengan total
jaringan kantor mencapai 2.380 kantor yang tersebar di hampir seluruh
penjuru nusantara. Total aset perbankan syariah mencapai Rp149,3 triliun
(BUS & UUS Rp145,6 triliun dan BPRS Rp3,7 triliun) atau tumbuh
sebesar 51,1% (yoy) dari posisi tahun sebelumnya. Industri perbankan
syariah mampu menunjukkan akselerasi pertumbuhan yang tinggi dengan
rata-rata sebesar 40,2% pertahun dalam lima tahun terakhir (2007-2011),
sementara rata-rata pertumbuhan perbankan nasional hanya sebesar 16,7%
pertahun.
Dalam penelitian yang dilakukan untuk menilai 10 bank teratas
dengan pelayanan prima (service excellence) oleh Marketing Research Indonesia (MRI) dan majalah info bank sepanjang tahun 2012 terhadap
5
di dapat hasil sebagaimana terlihat di tabel berikut:
Tabel 1.1
Peringkat 10 Bank Syariah Terbaik dalam Pelayanan Prima Tahun 2012
Nama Bank Peringkat
Permata Bank Syariah 1
BII Syariah 2
Bank Muamalat 3
BCA Syariah 4
CIMB Niaga Syariah 5
BRI Syariah 6
Bank Syariah Mandiri 7
OCBC NISP Syariah 8
BNI Syariah 9
BTN Syariah 10
Sumber : www.infobanknews.com
Tabel di atas menempatkan Bank Permata Syariah sebagai bank
yang memiliki tingkat pelayanan terbaik. Hal ini dikarenakan bank
Permata Syariah memiliki skor yang paling mendekati angka 100%
ditinjau dari berbagai aspek penilaian survey. Disusul oleh BII Syariah dan
Bank Muamalat menduduki peringkat 3 dalam survey tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan suatu bank merupakan faktor yang
penting dalam dunia perbankan Indonesia.
Sebagai pelopor berdirinya bank syariah di Indonesia, saat ini Bank
Muamalat memberikan layanan bagi lebih dari 3,5 juta nasabah melalui
275 gerai yang tersebar di 33 Provinsi di Indonesia. Jaringan Bank
Muamalat Indonesia (BMI) didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari
4000 kantor pos online/SOPP di seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta
95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank
6
Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia,
kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Sebagai bank pertama murni syariah, Bank Muamalat
berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya
comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh
pemerintah, media massa, lembaga Nasional dan internasional serta
masyarakat luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima bank
Muamalat dalam 5 tahun terakhir. (www.muamalatbank.com)
Penelitian ini mencoba untuk meneliti pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan nasabah di Bank Muamalat cabang BSD.
Penelitian ini menggunakan variabel kepuasan nasabah bank sebagai
variabel dependen. Sedangkan untuk variabel independennya, penelitian
ini menggunakan variabel kualitas pelayanan (responsiveness, reliability, assurance, empathy, tangible). Alasan memilih bank Muamalat adalah karena Bank Muamalat merupakan pelopor lahirnya bank syariah di
Indonesia, yang pertama murni syariah.
Selanjutnya, untuk mengakomodasi itu semua dilakukanlah
penelitian dengan judul “Analisis hubungan kualitas pelayanan
terhadap kepuasan nasabah (studi kasus pada Bank Muamalat
7 B. Rumusan Masalah
Adapun masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah cara
bank Muamalat untuk mempertahankan posisinya sebagai pionir
lahirnya bank syariah di indonesia agar kepuasan nasabah tetap tinggi?” Dari rumusan masalah di atas, maka muncul pertanyaan-pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
Selanjutnya, rumusan pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat hubungan (korelasi) responsiveness terhadap kepuasan nasabah?
2. Apakah terdapat hubungan (korelasi) reliability terhadap kepuasan nasabah?
3. Apakah terdapat hubungan (korelasi) assurance terhadap kepuasan nasabah?
4. Apakah terdapat hubungan (korelasi) empathy terhadap kepuasan nasabah?
5. Apakah terdapat hubungan (korelasi) tangibles terhadap kepuasan nasabah?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menguji apakah terdapat hubungan (korelasi) responsiveness
terhadap kepuasan nasabah Bank Muamalat cabang BSD.
8
kepuasan nasabah Bank Muamalat cabang BSD.
3. Untuk menguji apakah terdapat hubungan (korelasi) assurance terhadap kepuasan nasabah Bank Muamalat cabang BSD.
4. Untuk menguji apakah terdapat hubungan (korelasi) empathy terhadap kepuasan nasabah Bank Muamalat cabang BSD.
5. Untuk menguji apakah terdapat hubungan (korelasi) tangibles terhadap kepuasan nasabah Bank Muamalat cabang BSD.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
tentang hubungan kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah. Dalam
bidang perbankan, hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi
untuk menambah khasanah teori mengenai dimensi kualitas pelayanann (service quality), dan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu produk-produk yang ditawarkan oleh bank. Selain itu,
hasil penelitian ini diharapkan juga dapat berkontribusi sebagai literatur
untuk penelitian selanjutnya mengenai kepuasan nasabah.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
praktis dan bermanfaat untuk perusahaan perbankan, khususnya bank
Bank Muamalat cabang BSD untuk mengembangkan inovasi baru di masa
yang akan datang, yang nyaman, aman, dan memiliki fitur yang menarik,
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Pengertian Bank
Bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana deposito
dan memberikan kredit pinjaman (Manurung dan Rahrdja, 2004:118).
Pengertian bank menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan
yang kemudian diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 adalah: (Siamat,
2004:87)
a. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk-bentuk lainya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
b. Bank umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
c. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
10 2. Jenis-Jenis Bank
a. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya
1) Bank Sentral
Menurut Martono (2010:11), Bank Sentral adalah lembaga
negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat
pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran, mengatur mengawasi perbankan
serta menjalan fungsi sebagai lender of the last resort. Di Indonesia yang dimaksud dengan Bank Sentral adalah Bank
Indonesia..
Fungsi utama Bank Sentral adalah mengatur
masalah-masalah yang berhubungan dengan keuangan suatu negara secara
luas, baik di dalam maupun ke luar negeri. Di Indonesia tugas
Bank Sentral dipegang oleh Bank Indonesia (BI) (Kasmir,
2008:177).
a) Tujuan Bank Indonesia
Menurut UU RI No. 23 Tahun 1999 Pasal 7,
dijelaskan tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan
yang dimaksud Bank Indonesia melaksanakan kebijakan
11
mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang
perekonomian..
b) Tugas Bank Indonesia
Menurut Martono (2010:14), Bank Indonesia
mempunyai tugas sebagai berikut:
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Mengatur dan mengawasi bank.
2) Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya meberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.(Kasmir, 2008:36).
Fungsi pokok bank umum adalah : (Siamat, 2004:88)
a) Menyediakan mekanisme alat pembayaran yang lebih efisien
dalam kegiatan ekonomi
b) Menciptakan uang
c) Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat
d) Menawarkan jasa-jasa keuangan lain.
Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum
menurut UU No. 10 Tahun 1998 adalah : (Siamat, 2004:88)
a) Menghimpun dana dari masyarakat
12
c) Menerbitkan surat pengakuan hutang
d) Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun
untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya
e) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun
untuk kepentingan nasabah
f) Menempatkan dana pada, meminjamkan dana dari atau
meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan
wesel tunjuk, cek atau sarana lainya
g) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan
melakukan perhitungan antara pihak ketiga
h) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat
berharga
i) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu kontrak (custodian)
j) Melakukan penempatan dana kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercacat di bursa efek
k) Membeli melalui pelanggan agunan baik semua maupun
sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya
kepada bank, dengan ketentuan agunan yang di beli tersebut
wajib dicairkan secepatnya
13
m) Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
n) Melakukan kegiatan lain misalnya kegiatan dalam valuta asing
o) Kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan undang-undang.
3) Bank Perkreditan Rakyat
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan
bank umum.(Kasmir, 2008:36).
BPR dalam melakukan kegiatannya tidak sama dengan
kegiatan yang dilakukan oleh bank konvensional (bank umum).
Ada kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR, yaitu:
(Manurung dan Rahardja, 2004:121)
a) Menghimpun dana: simpanan tabungan dan simpanan deposito
b) Menyalurkan dana: kredit investasi, kredit modal kerja, dan
kredit perdagangan
c) Larangan-larangan bagi bank BPR: menerima simpanan giro,
mengikuti kliring, melakukan kegiatan valuta asing,
melakukan kegiatan perasuransian.
b. Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya
Dilihat dari aspek kepemilikannya dalam arti siapa yang
14
berapa jumlah saham yang dimiliki. Dilihat kepemilikannya jenis bank
terdiri dari: (Martono,2010:28)
1) Bank Milik Pemerintah
Pada bank ini akte pendirian dan sahamnya dimiliki oleh
pemerintah, sehingga keuntungan yang diperolehnya juga dimiliki
oleh pemerintah. Pada saat ini bank milik pemerintah terdiri dari:
a) Bank Negara Indonesia 1946 (BNI)
b) Bank Rakyat Indonesia (BRI)
c) Bank Tabungan Negara (BTN)
d) Bank Mandiri.
Disamping itu terdapat bank milik pemerintah daerah yang
tersebar disetiap provinsi, antara lain:
a) BPD DKI Jakarta
b) BPD Jawa Barat
c) BPD Sumatera Selatan
d) BPD Sumatera Utara
e) BPD Maluku.
2) Bank Milik Swasta Nasional
Pada jenis bank ini akte pendirian dan sahamnya dimiliki
oleh swasta nasional. Demikian pula pembagian keuntungan yang
diperoleh juga oleh swasta nasional. Beberapa bank milik swasta
nasional antara lain:
15
b) Bank Bumi Putera
c) Bank Muamalat
d) Bank Danamon
e) Bank Lippo
f) Bank Internasional Indonesia.
3) Bank Milik Koperasi
Pada jenis bank ini akte pendirian dan sahamnya dimiliki
oleh koperasi yang berbadan hukum. Contoh bank yang dimiliki
koperasi: Bank Bukopin.
4) Bank Milik Swasta Asing
Pada jenis bank ini merupakan cabang dari bank yang
sahamnya dimiliki oleh swasta asing maupun pemerintah asing.
Dengan demikian kantor pusatnya di luar negeri dan
keuntungannya juga dimiliki swasta asing. Beberapa bank swasta
asing antara lain:
a) Deutche Bank
b) American Express Bank
c) Bank of Tokyo
d) City Bank
e) Hongkong Bank
f) Bangkok Bank.
16
Pada jenis bank ini sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan
pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas
dipegang oleh warga negara Indonesia. Beberapa bank campuran
antara lain:
a) Bank Merincorp
b) Bank Sakura Swadarma
c) Inter Pacific Bank
d) Sanwa Indonesia Bank
e) Sumitomo Niaga Bank.
c. Jenis Bank Menurut Operasionalnya
1) Bank Konvensional
Menurut Kasmir (2007:30), mayoritas bank yang
berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi
pada prinsip konvensional. Hal ini disebabkan tidak terlepasnya
dari sejarah bangsa Indonesia di mana asal mula bank di Indonesia
dibawa oleh kolonial Belanda (Barat). Dalam mencari keuntungan
dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang
berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu:
a) Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik untuk produk
simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian
pula harga beli untuk produk pinjamannya (kredit) juga
ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan
17
b) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional
menggunakan atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam
nominal atau presentase tertentu seperti biaya administrasi
biaya provisi, sewa, iuran, dan biaya-biaya lainnya. System
pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based. 2) Bank Syariah
Menurut Manurung dan Rahardja (2004:223) bank syariah
adalah bank yang menjalankan fungsi intermediasinya berdasarkan
prinsip-prinsip syariah Islam. Bank syariah merupakan salah satu
lembaga keuangan dari beberapa lembaga keuangan yang
beroperasi berdasarkan pronsip-prinsip syariah.
Penentuan harga bank yang berdasarkan prinsip syariah
terhadap produknya sangat berbeda dengan bank berdasarkan
prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah menrapkan
aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan
pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana atau pembiayaan
usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Penentuan harga atau
mencari keuntungan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah
adalah dengan cara: (Kasmir, 2007:31)
a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
18
c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah)
d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa
pilihan (ijarah)
e) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari
pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi
bank yang berprinsip syariah juga sesuai syariah islam. Kemudian
sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank prinsip
syariah dasar hukumnya adalah al-Quran dan sunnah rasul. Bank
berdasarkan prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga
produknya dengan bunga tertentu.
3. Fungsi Bank
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat luas (funding) dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit (lending) untuk berbagai tujuan. Secara garis besar bank hanya sebagai lembaga perantara saja, sehingga tanpa
adanya himpunan dana dari masyarakat luas maka bank tidak dapat
menjalankan kegiatan operasionalnya, karena bagian terpenting dalam
operasional bank adalah penyaluran pinjaman kepada masyarakat yang
membutuhkan, hal tersebut merupakan sumber pendapatan terbesar yang
19
Menurut Budisantoso dan Triandaru (2006:9), fungsi bank yang
lebih spesifik adalah sebagai berikut:
a. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran
dana. Masyarakat akan berminat menitipkan dananya di bank apabila
dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya
tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan
baik, bank tidak akan bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat
yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik kembali simpanan
dananya di bank. Pihak bank juga akan mau menempatkan atau
menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi
unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan
menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dananya
dengan baik, debitur akan mampu membayar pada saat jatuh tempo,
dan juga bank percaya bahwa debitur mempunyai niat baik untuk
mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh
tempo.
b. Agent of Development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor
moneter dan sektor riil. Kedua sektor tersebut tidak bisa dipisahkan
dan saling berinteraksi mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor
20
bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpun dana dan
penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan
perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan
masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan konsumsi barang dan
jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi
selalu berkaitan dengan uang, sehingga dapat membangun
perekonomian masyarakat.
c. Agent of Service
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran
dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain
kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan ini erat kaitannya
dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa
bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan
barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian
tagihan.
4. Pemasaran Bank
Menurut Kasmir (2008: 163) akibat perubahan teknologi yang begitu cepat
berimbas juga kepada perubahan perilaku masyarakat. Informasi yang masuk
dari berbagai sumber dengan mudah diperoeh dan diserap oleh berbagai
masyarakat sekalipun dipelosok pedesaan yang terpencil. Imbas yang paling
nyata adalah masyarakat begitu cepat pandai dalam memilih produk yang
disukai dengan membanding-bandingkan antara produk yang sejenis, tentu
21 a. Pengertian Pemasaran Bank
Bank sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan,
produk yang diperjualbelikan merupakan jasa keuangan. Oleh karena
itu perlakuan pemasaran terhadap dunia perbankan pun sedikit berbeda
dengan perusahaan lainnya (Kasmir, 2008:54).
Secara umum, pengertian pemasaran bank adalah suatu proses
untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan
cara memberikan kepuasan (Kasmir, 2008: 54-55).
b. Tujuan Pemasaran Bank
Dalam Kasmir (2004:62) kebutuhan manusia (nasabah) adalah
suatu keadaan dimana dirasakan tidak ada dalam diri seseorang, seperti
kebutuhan akan rasa aman, lapar, haus dan kebutuhan lainnya. Dalam
praktiknya kebutuhan konsumen atau nasabah adalah sebagai berikut:
1) Kebutuhan akan produk dan jasa.
2) Kebutuhan rasa aman dalam menggunakan produk atau jasa
tersebut.
3) Kebutuhan kenyamanan menggunakan produk atau jasa.
4) Kebutuhan untuk dihormati dan dihargai.
5) Kebutuhan untuk persahabatan.
6) Kebutuhan untuk diberi perhatian.
22
8) Kebutuhan aktualisasi diri.
Pengertian keinginan manusia (konsumen atau nasabah) adalah
merupakan kebutuhan yang dibentuk oleh kultur dan kepribadian
individu. Contoh keinginan konsumen adalah sebagai berikut:
1) Ingin memperoleh pelayanan cepat.
2) Ingin agar bank dapat menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapi.
3) Ingin memperoleh komitmen perusahaan.
4) Ingin memperoleh pelayanan yang bermutu (cepat dan
memuaskan).
5) Ingin memperoleh kepuasan atas penggunaan produk atau jasa.
6) Ingin dihargai dan dihormati.
7) Ingin memperoleh perhatian.
8) Ingin memperoleh status / prestise.
9) Ingin memperoleh keuntungan atau manfaat.
Secara umum tujuan pemasaran bank (Kasmir, 2008:57) adalah
untuk:
1) Memaksimumkan konsumsi, atau dengan kata lain, memudahkan
dan merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk
membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang.
2) Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan
yang diinginkan nasabah. Nasabah yang puas akan menjadi ujung
23
ditularkan kepada nasabah lainnya melalui ceritanya.
3) Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank
menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah
memiliki beragam pilihan pula.
4) Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai
kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien
c. Lingkungan Pemasaran Bank
Lingkungan pemasaran bank di bagi menjadi 2, yaitu :
1) Lingkungan Mikro Bank
Menurut Sentot (55;2009) Lingkungan mikro perusahaan
bagi bank adalah sebagai berikut :
a. Serikat pekerja. Serikat pekerja yang dimaksud adalah
karyawan bank yang tergabung dalam serikat pekerja.
Kebanyakan serikat pekerja bank dapat diajak
bekerjasama untuk memajukan bank. Manakala serikat
pekerja bank bisa bersatu dan mempunyai visi yang sama
dengan manajemen bank, maka sinergi dalam
memajukan bank akan tecipta, dan ini memungkinkan
untuk menambah kecepatan dalam menngembangkan
bank. Harus dihindari munculnya masalah dengan serikat
pekerja yang tak terselesaikan dengan baik, apalagi
sampai muncul ke media massa dan diketahui oleh pihak
24
b. Pemerintah. Pemerintah dalam komponen lingkungan
mikro mempengaruhi bank dalam hal regulasi baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan bank. Dalam
hal perbankan, yang termasuk pemerintah adalah Bank
Indonesia (BI) yang merupaka bank sentral di Indonesia.
Peraturan-peraturan pemerintah harus bisa diantisipasi
oleh bank. Semakin kuat bank dalam menghadapi
pemerintah semakin besar kemungkinannya untuk maju
dan berkembang.
c. Pesaing. Dalam hal ini adalah pesaing sesama bank yang
termasuk pesaing dekat, dan pesaing jauh yaitu sesame
perusahaan jasa keuangan. Termasuk dalam pesaing
dekat adalah perbankan, baik bank devisa, bank asing,
bank campuran, bank swasta nasional, bank pemerintah,
bank syariah, maupun bank perkreditan rakyat (BPR).
Sedangakn pesaing jauh adalah pesaing dalam industry
jasa keuangan seperti : pegadaian, kantor pos dan giro,
leasing, asuransi, lembaga pembiayaan, modal ventura,
dana pension dan lembaga informal seprti para rentenir.
d. Pemasok. Dalam hal ini adalah orang atau lembaga yang
mensuplai semua keperluan bank, termasuk diantaranya
adalah nasabah dana masyarakat seperti penabung,
25
bank lainnya juga termasuk dalam kelompok pemasok.
e. Media. Adalah media massa termasuk Koran, majalah,
televisi, radio, dan perusahaan periklanan. Bagi bank
yang dapat memanfaatkan publisitas dengan
memanfaatkan media, bisa berharap dapat menghemat
biaya iklan.
2) Lingkungan Makro Bank
Menurut Sentot (56;2009) Lingkungan makro perusahaan bagi
bank adalah sebagai berikut :
a. Ekonomi. Lingkungan ekonomi yang berpengaruh
terhadap bank diantaranya adalah suku bunga, tingkat
inflasi, jumlah uang yang beredar, tingkat pengangguran,
daya beli masyarakat, termasuk juga lingkungan ekonomi
global. Tingkat suku bunga misalnya bisa mempengaruhi
bank, bila suku bunga cenderung turun dengan tren
bunga SBI yang cenderung turun, maka bisa diprediksi
bahwa suku bunga pinjaman juga akan turun. Demikian
pula misalnya, dengan inflasi yang rendah, maka akan
mempengaruhi minat masyarakat dalam menabung.
b. Teknologi. Dalam hal perbankan teknologi
mempengaruhi perilaku bertransaksi kas misalnya
dnegan adanya mesin ATM, masyarakat saat ini
26
dananya tanpa tergantung pada jam kerja kantor bank.
Teknologi pula yang mengatasi masalah tempat, dengan
tenologi internet, nasabah bisa mentransfer dananya
melalui handphone dengan fasilitas e-banking.
c. Politik. Banyak kasus yang menunjukkan kepada kita
bahwa lingkungan politik mempengaruhi perbankan,
beberapa kasus yang mencuat ke media massa
menunjukkan bahwa perbankan juga memerlukan politik
dalam menunjang usahanya. Para pelaku politik yang
berada di DPR atau di LSM ternyata mempunyai
pengaruh signifikan terhadap maju mundurnya
perbankan.
d. Sosial. Lingkungan sosial bank juga mempengaruhi
perkembangan bank. Semenjak lahirny Undang-Undang
Perbankan tahun 1992 yang memungkinkan
beroperasinya bank syariah, bank tanpa bunga, maka
sejak itu banyak berdiri bank syariah atau cabang
syariah. Gejala sosial seperti ini akan sangat
mempengaruhi lingkungan perbankan.
5. Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai perbandingan antara
pelayanan yang diharapkan konsumen dengan pelayanan yang diterimanya
27
Berdasarkan definisi tersebut, kualitas pelayanan jasa digambarkan
sebagai bentuk sikap, tetapi tidak sama dengan kepuasan, yang dihasilkan
dari perbandingan antara harapan konsumen dengan kemampuan
perusahaan. Kualitas dari sebuah pelayanan sangat tergantung pada dua
variable, yaitu pelayanan yang diharapkan atas pelayanan yang didapatkan
dan pengalaman yang telah dialami sebelumnya, pada saat mendapat
pelayanan.
Menurut Zeithaml et al (1996:90) ciri-ciri dari kualitas jasa adalah
sebagai berikut :
a. Kualitas jasa sangat sulit untuk dilakukan evaluasi dibandingkan dengan
kualitas barang.
b. Kualitas jasa merupakan perbandingan hasil dari pandangan konsumen
antara harapan dan kenyataan.
c. Kriteria untuk menentukan kualitas jasa akhirnya dikembalikan kepada
kosumen sendiri. Pandangan pada suatu kualitas jasa dimulai bagaimana
penyedia jasa dapat memenuhi harapan konsumen.
Pada saat konsumen memiliki harapan pada jasa, kualitas akan menjadi
elemen penting. Harapan yang dimaksud berasal dari banyak faktor
(Zeithaml et al., 1996:9) yaitu :
a. Word of mouth communication
Yaitu apa yang didengar dari konsumen lain yang telah menikmati kualitas
pelayanan yang diberikan perusahaan, merupakan faktor potensial
28
b. Personal needs
Yaitu keinginan perorangan dapat mempengaruhi harapan konsumen.
c. Past experience
Yaitu tingkat pengalaman masa lalu yang dialami oleh seseorang
konsumen dapat mempengaruhi tingkat harapan konsumen tersebut.
6. Dimensi Kualitas Pelayanan
Melalui serangkaian penelitian terhadap berbagai macam industri jasa,
Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1985) berhasil mengidentifikasi sepuluh
dimensi pokok kualitas pelayanan, yaitu :
a. Reliabilitas, meliputi dua aspek utama, yaitu konsistensi kinerja
(performance) dan sifat dapat dipercaya (dependability). Hal ini berarti perusahaan mampu menyampaikan jasanya secara benar sejak awal,
memenuhi janjinya secara akurat dan andal, menyimpan data secara tepat,
dan mengirimkan tagihan yang akurat.
b. Responsivitas atau daya tanggap, yaitu kesediaan dan kesiapan para
karyawan untuk membantu para pelanggan dan menyampaikan jasa secara
cepat. Beberapa contoh diantaranya: ketepatan waktu layanan, pengiriman
slip transaksi secepatnya, kecepatan menghubungi kembali pelanggan, dan
penyampaian layanan secara cepat.
c. Kompetensi, yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan agar dapat menyampaikan jasa sesuai dengan kebutuhan
pelanggan. Termasuk didalamnya adalah pengetahuan dan keterampilan
29
d. Akses, meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui
(approachability) dan kemudahan kontak. Hal ini berarti lokasi fasilitas jasa mudah dijangkau, waktu mengantri atau menunggu tidak terlalu lama,
saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi dan jam operasional
yang nyaman.
e. Kesopanan (courtesy), meliputi sikap santun, respek, atensi, dan keramahan para karyawan kontak (seperti resepsionis, teller bank, bell
person dan lain-lain).
f. Komunikasi, artinya menyampaikan informasi kepada para pelanggan
dalam bahasa yang mudah mereka pahami, serta selalu mendengarkan
saran dan keluhan pelanggan. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan
mengenai jasa/layanan yang ditawarkan, biaya jasa, trade-off antara jasa
dan biaya, serta proses penanganan masalah potensial yang mungkin
timbul.
g. Kredibilitas, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup
nama perusahaan, reputasi perusahaan, karakter pribadi karyawan, dan
interaksi dengan pelanggan.
h. Keamanan (security), yaitu bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Termasuk di dalamnya adalah keamanan secara fisik, keamanan secara
financial, privasi dan kerahasiaan.
i. Kemampuan memahami pelanggan, yaitu berupaya memahami pelanggan
dan kebutuhan spesifik mereka, memberikan perhatian individual, dan
30
j. Bukti fisik (tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik, peralatan,
personel, dan bahan-bahan komunikasi perusahaan (seperti kartu bisnis,
kop surat, dan lain-lain).
Dalam riset selanjutnya, Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1988)
menemukan adanya overlapping diantara beberapa dimensi diatas. Oleh sebab
itu, mereka menyederhanakan sepuluh dimensi tersebut menjadi lima dimensi
pokok. Kompetensi, kesopanan, kredibilitas, dan keamanan disatukan menjadi
jaminan (assurance). Sedangkan akses, komunikasi, dan kemampuan
memahami pelanggan diintegrasikan menjadi empati (empathy). Dengan
demikian, terdapat lima dimensi utama yang disusun sesuai urutan tingkat
kepentingan relatifnya sebagai berikut:
a. Daya tanggap (responsiveness), berhubungan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan
merespons permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan
diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.
b. Reliabilitas (reliability), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat
kesalahan apapun dalam menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu
yang telah disepakati.
c. Jaminan (assurance), yakni perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan
perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya. Jaminan
31
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap
pertanyaan atau masalah pelanggan.
d. Empati (empathy), berarti perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta
memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam
operasi yang nyaman.
e. Bukti fisik (tangibles), berkaitan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan
fisik karyawan.
Kelima dimensi kualitas pelayanan tersebut saat ini dikenal dengan
sebutan SERVQUAL atau singkatan dari Service Quality. Meskipun telah banyak peneliti yang mencoba untuk menambahkan dimensi kualitas
pelayanan yang lain, namun model SERVQUAL masih menjadi model
kualitas pelayanan/jasa yang paling popular dan valid, maka hingga kini
banyak dijadikan acuan dalam riset manajemen dan pemasaran jasa.
Model SERVQUAL ini dikembangkan dengan maksud untuk membantu
para manajer dalam menganalisis sumber masalah kualitas dan memahami
cara-cara memperbaiki kualitas jasa. Model ini di ilustrasikan pada gambar
2.1. Garis putus-putus horizontal memisahkan dua fenomena utama: bagian
atas merupakan fenomena yang berkaitan dengan pelanggan dan bagian
bawah mengacu pada fenomena perusahaan atau penyedia jasa. Selain
dipengaruhi pengalaman masa lalu, kebutuhan pribadi pelanggan dan
32
dipengaruhi aktivitas komunikasi pemasaran perusahaan. Sementara itu, jasa
yang dipersepsikan pelanggan (perceived service) merupakan hasil dari serangkaian keputusan dan aktivitas internal perusahaan. Persepsi manajemen
terhadap ekspektasi pelanggan memandu keputusan menyangkut spesifikasi
kualitas jasa yang harus diikuti perusahaan dan diimplementasikan dalam
penyampaian jasa kepada para pelanggan. Pelanggan mengalami proses
produksi dan penyampaian jasa sebagai komponen kualitas berkaitan dengan
proses (process-related quality) dan solusi teknis yang diterima melalui proses tersebut sebagai komponen kualitas berkaitan dengan hasil (outcome-related quality). Sebagaimana ditunjukkan dalam bagan 2.1, komunikasi pemasaran bisa mempengaruhi perceived service dan expected service.
Bagan 2.1
33
Lima gap utama yang terangkum dalam gambar 2.1 meliputi :
1. Gap antara harapan pelanggan dan persepsi manajemen (knowledge gap). Gap ini berarti bahwa pihak manajemen mempersiapkan ekspektasi pelanggan terhadap kualitas jasa secara tidak akurat.
Beberapa kemungkinan penyebabnya antara lain: informasi yang
didapatkan dari riset pasar dan analisis permintaan kuarng akurat;
interpretasi yang kurang akurat atas informasi mengenai ekspektasi
pelanggan; tidak adanya analisis permintaan; buruknya atau tidak
adanya aliran informasi ke atas (upward information) dari staf kontak pelanggan ke pihak manajemen; dan terlalu banyak jejaring manajerial
yang menghambat atau mengubah informasi yang disampaikan dari
karyawan kontak pelanggan ke pihak manajemen.
2. Gap antara persepsi manajemen terhadap konsumen dan spesifikasi
kualitas jasa (standards gap). Gap ini berarti bahwa spesifikasi kualitas jasa tidak konsisten dengan persepsi manajemen terhadap ekspektasi
kualitas. Penyebabnya antara lain: tidak adanya standar kinerja yang
jelas; kesalahan perencanaan atau prosedur perencanaan yang kurang
memadai; manajemen perencanaan yang buruk; kurangnya penetapan
tujuan yang jelas dalam organisasi; kurangnya dukungan manajemen
puncak terhadap perencanaan kualitas jasa; kekurangan sumber daya;
dan situasi permintaan berlebih.
34
kinerja dalam proses produksi dan penyampaian jasa. Sejumlah
penyebabnya antara lain: spesifikasi kualitas terlalu rumit dan terlalu
kaku; manajemen operasional jasa yang buruk; kurang memadainya
aktifitas internal marketing; serta teknologi dan sistem yang ada tidak
memfasilitasi kinerja sesuai dengan spesifikasi. Kurang terlatihnya
karyawan, beban kerja terlampau berlebihan, dan standar kinerja tidak
dapat dipenuhi karyawan (terlalu tinggi atau tidak realistis) juga bisa
menyebabkan terjadinya gap ini.
4. Gap antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal
(communications gap). Gap ini berarti bahwa janji-janji yang disampaikan melalui aktifitas komunikasi pemasaran tidak konsisten
dengan jasa yang disampaikan kepada para pelanggan. Hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: perencanaan
komunikasi pemasaran tidak terintegrasi dengan operasi jasa;
kurangnya koordinasi antara aktivitas pemasaran eksternal dan operasi
jasa; organisasi gagal memenuhi spesifikasi yang ditetapkannya,
sementara kampanye komunikasi pemasaran sesuai dengan spesifikasi
tersebut; dan kecenderungan untuk melakukan “over promise-under
deliver”.
5. Gap antara jasa yang dipersepsikan dan jasa yang diharapkan (service gap). Gap ini berarti bahwa jasa yang dipersepsikan tidak konsisten dengan jasa yang diharapkan. Gap ini bisa menimbulkan sejumlah
35
komunikasi gethok ular yang negative; dampak negative terhadap citra
korporat atau citra local; dam kehilangan pelanggan. Gap ini terjadi
apabila pelanggan mengukur kinerja/prestasi perusahaan berdasarkan
criteria yang berbeda, atau bisa juga mereka keliru
menginterpretasikan kualitas jasa yang bersangkutan.
7. Kepuasan Nasabah
kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin “satis”
(artinya cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat).
Kepuasan bisa diartikan sebagai “upaya pemenuhan sesuatu” atau
“membuat sesuatu memadai”. Oxford Advanced Learner’s Dictionary
(2000) mendeskripsikan kepuasan sebagai “the good feeling that you have
when you achieved something or when something that you wanted to
happen does happen”; “the act of fulfilling a need or desire”; dan “an
acceptable way of dealing with a complaint, a debt, an injury, etc”.
Menurut Wilkie (1990) mendefinisikan kepuasan pelanggan
sebagai tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman
konsumsi suatu produk atau jasa.
Menurut Kotler (2002:42) kepuasan adalah perasaan senang atau
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi
atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan
harapan-harapannya.
Menurut Supranto (2001: 224) kepuasan pelanggan merupakan
36
kepuasan pelanggan berarti bahwa kinerja suatu barang
sekurang-kurangnya sama dengan apa yang diharapkan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan
pelanggan adalah perbandingan perolehan/keuntungan yang didapatkan
dari pertukaran sosial. Bila perolehan tersebut tidak sama, maka pihak
yang dirugikan akan tidak puas.
Pengukuran variabel ini menggunakan indikator kepuasan
pengguna layanan jasa yang dilakukan sendiri dikemukakan oleh
Zeithaml, et al ( 2006:130) :
a. Mengatasi masalah saat dalam situasi yang sulit : konsumen akan
merasa puas jika jasa yang diberikan dapat mengatasi masalah/
keperlan yang mendesak.
b. Lebih baik dari alternatif lain : konsumen akan mersa puas jika jasa
yang dilakukan lebih baik dari alternatif lain dari segi mudah
digunakan, mengindari layanan personel, menghemat waktu,
kapanpun, dimanapun, menghemat uang.
c. Melakukan tugasnya : karena banyak kegagalan teknologi, maka
konsumen akan merasa puas jika teknologi yang digunakan dapat
berjalan sesuai fungsinya.
Ada empat metode yang banyak digunakan dalam mengukur
kepuasan pelanggan. Kotler dalam Tjiptono (2005:336) yaitu :
a. Sistem keluhan dan saran
37
untuk menyampaikan saran, kritik, pendapat dan keluhan
mereka. Media yang digunakan bisa berupa kotak saran, komentar,
saluran telepon khusus bebas pulsa dan lain-lain.
b. Ghost Shopping
Salah satu metode untuk mengetahui gambaran mengenai
kepuasan pelanggan adalah dengan memperkerjakan beberapa ghost
shoppers untuk berperan sebagai pelanggan potensial jasa perusahaan
dan pesaing.
c. Last Customer Analysis
Perusahaan semestinya menghubungi para pelanggan yang telah
berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok agar dapat
memahami mengapa hal ini terjadi dan supaya dapat mengambil
kebijakan perbaikan dan penyempurnaan selanjutnya.
d. Survei kepuasan pelanggan
Umumnya sebagian besar penelitian mengenai kepuasan
pelanggan menggunakan metode survei baik via pos, telepon,
38 B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
Referensi Judul Tujuan
39
Referensi Judul Tujuan
Penelitian
40
Referensi Judul Tujuan
Penelitian
Metode
Penelitian Hasil terhadap kepuasan nasabah di bank
komersial di Malaysia.
C. Kerangka Pemikiran Teoritis
Fenomena perbankan yang ada sekarang ini adalah maraknya
persaingan dalam jasa perbankan. Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini adalah tentang pengaruh kualitas pelayananterhadap kepuasan
nasabah. Bagan 2.1 menyajikan kerangka pemikiran teoritis untuk
pengembangan hipotesis pada penelitian ini. Variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen yaitu kepuasan
41 Bagan 2.2
Kerangka Pemikiran
Nasabah Bank Muamalat
Reliability (XЇ)
Kepuasan Nasabah (Y)
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Analisis Korelasi Pearson
Interpretasi
Kesimpulan Assurance
( XЈ ) Responsiveness
( XІ)
Empathy ( XЉ)
42 D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu pertanyaan sementara atau dugaan yang paling
memungkinkan yang masih harus dicari kebenarannya. Hubungan antar
variabel dalam penelitian ini memiliki hipotesis sebagai berikut :
1. H0 : βІ = 0 ; Tidak terdapat hubungan antara responsiveness terhadap
kepuasan nasabah.
Ha : βІ ≠ 0 ; Terdapat hubungan antara responsiveness terhadap kepuasan
nasabah.
2. H0 : βЇ = 0 ; Tidak terdapat hubungan antara reliability terhadap kepuasan
nasabah.
Ha : βЇ ≠ 0 ; Terdapat hubungan antara reliability terhadap kepuasan
nasabah
3. H0 : βЈ = 0 ; Tidak terdapat hubungan antara assurance terhadap kepuasan
nasabah.
Ha : βЈ ≠ 0 ; Terdapat hubungan antara assurance terhadap kepuasan
nasabah.
4. H0 : βЉ = 0 ; Tidak terdapat hubungan antara empathy terhadap kepuasan
nasabah.
Ha : βЉ ≠ 0 ; Terdapat hubungan antara empathy terhadap kepuasan
nasabah
5. H0 : βЊ = 0 ; Tidak terdapat hubungan antara tangibles terhadap kepuasan
nasabah.
43 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini variabel penelitian yang digunakan adalah 1 (satu)
variabel dependent yaitu kepuasan nasabah, dan 5 (lima) variabel independent
yaitu responsiveness, reliability, assurance, empathy dan tangibles. Obyek penelitian adalah nasabah Bank Muamalat cabang BSD dengan waktu
penelitian dilaksanakan selama bulan Maret hingga April 2013.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Kata Populasi dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu
yang memiliki karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian (Sambas Ali Muhidin, 2009). Populasi yang akan dijadikan
objek dalam penelitian ini adalah nasabah Bank Muamalat cabang BSD.
2. Sampel
Jumlah sampel yang digunakan adalah 100 nasabah bank Muamalat
cabang BSD. Teknik sampling yang digunakan yaitu teknik convenience sampling. Convenience sampling berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat
44 C. Metode Pengumpulan Data
1. Sumber Data
a. Data Primer
Merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik individu
atau perorangan (Husein Umar, 2010:130). Data ini didapat dengan
menggunakan kuesioner melalui studi lapangan. Dalam kuisioner ini
penulis menggunakan skala Likert yaitu skala yang berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu
(Suliyanto, 2005:23).
Table 3.1
Skala Likert 5 point
Bobot Kategori
5 Sangat Setuju
4 Setuju
3 Netral
2 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju
b. Data Sekunder
Metode ini dilakukan melalui studi pustaka, terutama yang
berhubungan dengan variabel penelitian. Sumber ini penulis peroleh