• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji efektivitas ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli dengan metode disc diffusion.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji efektivitas ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli dengan metode disc diffusion."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

PERTUMBUHAN BAKTERI

Staphylococcus aureus

DAN BAKTERI

Escherichia coli

DENGAN METODE

DISC DIFFUSION

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH

:

MIDUN

NIM : 109103000055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 7 September 2012

(3)

iii

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK LENGKUAS MERAH (Alpina purpurata

K.Schum) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI

Staphylococcus aureus DAN BAKTERI Escherichia coli DENGAN METODE DISC DIFFUSION

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh:

Midun

NIM : 109103000055

Pembimbing 1 Pembimbing 2

dr. Intan Keumala Dewi, SpMK Endah Wulandari, S.Si, M.Biomed

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(4)

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Penelitian ini berjudul UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK LENGKUAS MERAH (Alpina purpurata K.Schum) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus DAN BAKTERI Escherichia coli

DENGAN METODE DISC DIFFUSION dan diajukan oleh Midun

(109103000055), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada tanggal 17 september 2012. Laporan ini telah diterima sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 17 September 2012

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang

dr. Intan Keumala Dewi, SpMK

Pembimbing 1

dr. Intan Keumala Dewi, SpMK

Pembimbing 2

Endah Wulandari, S.Si, M.Biomed

Penguji 1 penguji 2

dr. Alyya Siddiqa, SpFK dr. Devy Ariany, M.Biomed

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

(5)

v

هتاكرب ه ة ح م ي ع اسلا

س اد حم ا د شا ه اا هلا ا ا د شا ه انده ا ا ل اي دت نل نك ام ا ل انده لا ه د حلا دعب اما نيع جا هبحص هلا ى ع د حم ى ع ى ص م لا ه

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan beribu-ribu kenikmatan, berupa nikmat iman, nikmat Islam, dan nikmat kesempatan. Shalawat teriringkan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, pengikutnya, dan semoga semua tetap menjadi pengikutnya hingga akhir zaman.

Dan atas nikmat-Nya dan karunia-Nya Yang Maha Besar sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK

LENGKUAS MERAH (Alpina purpurata K.Schum) DALAM

MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus DAN

BAKTERI Escherichia coli DENGAN METODE DISC DIFFUSION”.

Keberhasilan seseorang tidak terlepas dari budi baik dan bimbingan orang lain. Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam memberikan bimbingan, dukungan moril dalam penyusunan skripsi ini. Hingga akhirnya penulisan skripsi ini telah selesai tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih dan penghargaan, peneliti sampaikan kepada:

1. Prof. DR. (hc). dr. M.K Tadjudin, Sp.And dan dr. Djauhari, PFK ; selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.RM ; selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah jakarta beserta staf yang telah membantu dan segenap Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi peneliti.

(6)

vi

waktunya untuk memberikan masukan dan bimbingan peneliti dalam penyusunan skripsi ini. Semoa Allah membalas budi baik yang telah diberikan kepada peneliti.

4. dr. Alyya Siddiqa, SpFK dan dr. Devy Ariany, M.Biomed ; selaku Dosen penguji dalam ujian skripsi terima kasih atas kesediaan menjadi penguji. Bimbingan, saran, arahan, motivasi serta do’a yang selalu ada selama menyusun skripsi.

5. Seluruh Dosen dan staf PSPD Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kedua orang tua ku tercinta yaitu Ayahanda H. Maryanto dan Ibunda Hj. Sainah, sebagai penyemangat dalam hidupku yang tiada hentinya memberikan motivasi dan dukungan yang baik moril maupun materil, serta do’a yang selalu kalian panjatkan untuk peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyelesaian skripsi ini.

7. Temen-temen PSPD 2009 yang selalu ada dalam keadaan suka maupun duka.

8. Temen-temen risetku, Dahniar Anindya, Kharisma Indah, Seila Inayatullah, Maharani, Atingul Ma’rifah, “terima kasih atas semua bantuannya”

Akhir kata, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga peneliti dapat memperbaiki skripsi ini. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya.

Billahi taufik wal hidayah warridho wal inayah

هت اك رب ه ة ح م ي ع اسلا

Jakarta, 9 September 2012

(7)

vii

(Alpina purpurata K.Schum) dalam menghambat pertumbuhan bakteri

Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli dengan metode disc diffusion.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli . parameter yang diukur adalah zona hambat yang terbentuk disekitar paper disk dalam masa inkubasi 24 jam. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan membuat ekstrak lengkuas merah dengan beberapa konsentrasi. Bersasarkan hasil pengukuran diperoleh rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan tiga kali pengulangan pada pengamatan 24 jam menunjukkan bahwa pemberian ekstrak lengkuas merah dalam berapa macam konsentrasi dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Dari hasil pengukuran tersebut menujukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang diberikan maka semakin luas pula rata-rata zona hambat yang terbentuk di sekeliling paper disk

dan yang paling efektif menghambat adalah pada konsentrasi 1 ml ekstrak murni. Dan sedangkan pada bakteri Escherichia coli tidak terdapat zona hambat di setiap konsentrasinya.

Kata kunci : Ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum),

Staphylococcus aureus, Eschericia coli.

ABSTRACT

Midun The Study Programme of Medical Education. The effectiveness of red ginger extract (Alpina purpurata K.Schum) in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus and Escherichia coli by disc diffusion method.

This study aims to see the effect of red ginger extract (Alpina purpurata everage diameter of inhibitory zones growth of Staphylococcus aureus with three repetitions at 24-hour observation showed that the extract of red ginger in some kind of concentration effect in inhibiting the growth of bacteria Staphylococcus aureus. From the results of these measurements indicate that the higher concentration of extract which isalso given the more extensive the everage a diameter of inhibitory zone formed around the paper disc and is most effectively inhibited at concentration of 1 ml extract of red ginger. And while the bacterium Escherichia coli there is no zone of inhibition at each concentration.

(8)

viii

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

2.1.2 Klasifikasi Bakteri ... 2

2.2 Anti Bakteri ... 2

2.2.1 Macam-Macam Antimikroba ... 2

2.3 Tanaman Lengkuas Merah ( Alpinia purpurata K.Schum ) ... 2

(9)

ix

3.4 Sampel Penelitian ... 2

3.5 Identifikasi Variabel ... 2

3.5.1 Variabel Bebas ... 2

3.5.2 Variabel Terikat ... 2

3.6 Alat dan Bahan ... 2

3.6.1 Alat-alat yang digunakan pada penelitian ... 2

3.6.2. Bahan ... 2

3.7 Alur Penelitian ... 2

3.8 Cara Kerja Menurut (Pratama, 2005) ... 2

3.8.1 Sterilisasi Alat dan Bahan ... 2

3.8.2. Persiapan sampel ... 2

3.8.3. Pembuatan ekstrak lengkuas merah ... 2

3.8.4. Pembuatan media ... 2

3.8.5. Regenerasi Bakteri ... 2

3.8.6 Uji awal penentuan inhibitor concentration ... 2

3.8.7 Uji Efektivitas ... 2

3.9 Analisis data ... 2

BAB IV ... 2

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 2

4.1 Zona Hambat Ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) ... 2

terhadap Bakteri Staphylococcus aureus (S.aureus) ... 2

4.2 Zona Hambat Ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) terhadap Bakteri Eschericia coli (E. coli) ... 2

(10)

x

(11)

xi

TABEL 4.2 hasil analisis Post Hoc melalui uji Mann-Whitney

TABEL 4.3 hasil pengamatan pertumbuhan bakteri E.coli

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Bakteri Escherichia coli

GAMBAR 2. 2 Bakteri Staphylococcus aureus

GAMBAR 2.3 Lengkuas Merah ( Alpinia purpurata K.Schum ) GAMBAR 2.4 Media Agar MHA (Mueller-Hinton Agar)

GAMBAR 4.1 Zona hambat ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus

GAMBAR 4.2 Zona hambat ekstrak lengkuas terhadap pertumbuhan bakteri

E.coli

GAMBAR 4.3 Daya hambat ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus dan pertumbuhan bakteri

(13)
(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 2000, World Health Organitatios (WHO) melaporkan bahwa penyakit infeksi merupakan penyebab kematian balita dua tertinggi di dunia dimana Proportional Mortality Rate (PMR) Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah 19 % dan diare 13%. Salah satu penyakit infeksi terbanyak di Indonesia salah satunya adalah diare, dari 2.812 pasien diare yang disebabkan Bakteri yang datang kerumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Padang, Medan, Denpasar, Pontianak, Makasar dan Batam yang dianalisa dari 1995 s/d 2001 penyebab terbanyak adalah Vibrio cholerae 01, diikuti dengan Shigella sp, Salmonella spp, V. Parahaemoliticus, Salmonella typhi, Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-01, Salmonella paratyphi A, dan Escherichia coli (E. Coli).1

Penyakit penyebab utama kematian terbesar di Indonesia menurut survei kesehatan yang dilakukan Departemen Kesehatan RI tahun 2002 adalah penyakit sirkulasi (jantung/pembuluh darah otak) yaitu 222 per 100.000 penduduk, selanjutnya penyakit infeksi 174 dan pernapasan 85 per 100.000 penduduk.1 Sedangkan berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 sebab utama kematian penduduk Indonesia adalah penyakit jantung dan pembuluh darah (26,3%). Penyakit lainnya dengan proporsi kematian yang tinggi adalah penyakit infeksi (22,9%), pernapasan (12,7%), pencernaan (7,0%), neoplasma (6,0%), kecelakaan (5,7%).2 Penyakit infeksi masih merupakan masalah kesehatan bagi masyarakat Indonesia, hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan akibat penyakit infeksi serta menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita.2

(15)

telah memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari disamping sebagai bahan makanan, juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional.3

Penggunaan bahan alam kini semakin meningkat pemanfaatannya sebagai obat tradisional. Adanya pergeseran gaya hidup tersebut semakin mendorong berbagai tindakan penelitian untuk memperoleh hasil yang dapat digunakan secara maksimal untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang dapat diolah menjadi berbagai macam obat. Sejak ribuan tahun yang lalu, penggunaan obat-obatan tradisional telah banyak dipraktikan dan menjadi budaya di Indonesia dalam bentuk ramuan jamu-jamuan. Obat-obatan tradisional tersebut tidak hanya digunakan dalam fase pengobatan saja, melainkan juga digunakan dalam fase preventif, promotif, dan rehabilitasi. Menurut penelitian, obat-obatan tersebut banyak digunakan karena keberadaannya yang mudah didapat, ekonomis, dan memiliki efek samping relatif rendah serta adanya kandungan yang berbeda dengan efek saling mendukung secara sinergis. Namun, selain keuntungan yang dimilikinya, bahan alam juga memiliki beberapa kelemahan seperti : efek farmakologisnya yang lemah, bahan baku belum standar, belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme serta adanya potensi toksisitas oleh toksik endogen yang terkandung di dalamnya.3

Salah satu keanekaragaman hayati yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat tradisional adalah lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum). Rimpang lengkuas sering digunakan sebagai obat tradisional yang bermanfat untuk mengobati penyakit seperti : diare, bercak-bercak kulit dan panu (tinea vesicolor), menghilangkan bau mulut, dan sebagainya. Khasiat obat umumnya disebabkan oleh kandungan metabolit sekundernya, salah satu diantaranya adalah minyak atsiri . Efek farmakologis lengkuas diantaranya menetralkan racun (antitoksik), menurunkan panas (antipiretik), menghilangkan rasa sakit (analgetik), obat jamur, memperkuat lambung, dan meningkatkan nafsu makan .4

(16)

3

terpenoid. Sedangkan minyak atsiri dalam lengkuas, mengandung senyawa eugenol, sineol, dan metil sinamat.3,4

Secara kimia, minyak atsiri tersusun dari berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiri dari kelompok terpenoid dan fenil propana. Fenil propana memiliki percabangan rantai berupa gugus-gugus fenol dan eter fenol. Senyawa fenol memiliki efek korosif, dapat mendenaturasi protein, merusak dinding dan membran sel mikroba dan menonaktifkan enzim-enzim. Senyawa ini bersifat Bakterisid (termasuk mikoBakteri), fungisid, dan mampu menonaktifkan virus-virus lipofilik. 5

Sehubungan dengan adanya indikasi ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) mempunyai daya antiBakteri, maka untuk membuktikan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas antimikroba dari ekstrak tanaman tersebut. Pada uji aktivitas antiBakteri ini, digunakan Bakteri

Staphylococcus aureus (S.aureus) yang merupakan Bakteri coccus Gram positif (+) dan Escherichia coli (E.coli) sebagai Bakteri batang Gramnegatif (-).8,9

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana pengaruh dan besar daya hambat ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) dengan menggunakan pelarut etanol dalam menghambat pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan Bakteri

Escherichia coli ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektivitas ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) dalam menghambat pertumbuhan Bakteri dengan metode disc diffusion.

1.3.2 Tujuan Khusus

(17)

menghambat pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

secara disc diffusion.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

 Menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang telah didapat selama pendidikan.

 Menambah pengetahuan tentang efektivitas ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) dalam menghambat pertumbuhan Bakteri dengan metode disc diffusion.

 Memberikan informasi mengenai keilmuan mikrobiologi.

1.4.2 Bagi Keilmuan

 Dapat dijadikan bahan referensi bagi praktisi yang terkait dalam bidang

mikrobiologi.

1.4.3 Bagi Sosial

 Dapat memberikan alternatif antimikroba dari ekstrak tanaman lengkuas

merah (Alpina purpurata K.Schum).

(18)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bakteri

2.1.1 Definisi Bakteri

Bakteri berasal dari bahasa latin yaitu bacterium (jamak bacteria),yang artinya kelompok raksasa dari organisme hidup. Bakteri sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, sitoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Bakteri tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak patogen merupakan Bakteri, Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter. Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain. Seperti prokariot (organisme yang tidak memiliki selaput inti) pada umumnya, semua Bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Struktur Bakteri yang paling penting adalah dinding sel. 9,10

2.1.2 Klasifikasi Bakteri

(19)

2.1.2.1. Bakteri Escherichia coli

Gambar 2.1 Bakteri Escherichia coli

Klasifikasi E.coli menurut Bergey dalam Capuccino (1998) adalah:

Divisi: Phylogenetica

Kelas : Gamma Proteobacteria

Bangsa : Enterobacteriales

Suku : Enterobacteriaceae

Marga : Escherichia

Jenis : Escherichia Coli

Escherichia coli atau biasa disingkat E. Coli adalah salah satu jenis spesies utama Bakteri Gram negatif. Pada umumnya Bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich pada tahun 1885 ini hidup pada tinja, dan dapat menyebabkan masalah kesehatan pada manusia, seperti diare, muntaber dan masalah pencernaan lainnya.9

(20)

7

E.coli termasuk ke dalam golongan Bakteri Gram negatif, sifat dari Bakteri ini yang membedakan dengan Bakteri lainnya adalah susunan dinding selnya. Dinding sel Bakteri Gram positif berlapis tunggal dengan kandungan lipid 1-4%, sedang pada Bakteri Gram negatif dinding selnya berlapis tiga yang terdiri dari lipoprotein, membran luar fosfolipid dan lipopolisakarida, dan kandungan lipid pada dinding sel berkisar antara 11-22%. Membran luar fosfolipid tersebut menyebabkan komponen kimia yang bersifat antiBakteri sulit untuk menembus dinding sel Bakteri Gramnegatif.11

Bakteri ini pada keadaan tertentu dapat mengalahkan mekanime pertahanan tubuh sehingga dapat tinggal didalam blader (cystitis), pelvis ginjal dan hati, antara lain dapat menyebabkan diare, septikemia (sepsis), dan infeksi lainnya.12

2.1.2.2 Bakteri Staphylococcus aureus

Gambar 2. 2 Bakteri Staphylococcus aureus

Klasifikasi S. aureus menurut Bergey dalam Capuccino (1998) adalah : Divisi : Firmicutes

(21)

Staphylococcus aureus (S. aureus) merupakan Bakteri Gram positif, tidak bergerak, tidak berspora dan mampu membentuk kapsul.9

Berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur sebagaimana terlihat pada gambar 2 ukuran Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna kuning. Dinding selnya mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40% dari berat kering dinding selnya, Asam teikoat adalah beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus.9

S. aureus adalah Bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang mampu menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim koagulase, hialurodinase, fosfatase, protease dan lipase. S. aureus mengandung lysostaphin yang dapat menyebabkan lisisnya sel darah merah. Toksin yang dibentuk oleh S. aureus

adalah haemolysin alfa, beta, gamma delta dan epsilon. Toksin lain ialah leukosidin, enterotoksin dan eksfoliatin. Enterotosin dan eksoenzim dapat menyebabkan keracunan makanan terutama yang mempengaruhi saluran pencernaan. Leukosidin menyerang leukosit sehingga daya tahan tubuh akan menurun. Eksofoliatin merupakan toksin yang menyerang kulit dengan tanda-tanda kulit terkena luka bakar.11,12

(22)

9

Selain memproduksi koagulase, S. aureus juga dapat memproduksi berbagai toksin, diantaranya :9,11

1. Eksotoksin-α yang sangat beracun

2. Eksotoksin-β yang terdiri dari hemosilin, yaitu suatu komponen yang dapat menyebabkanlisis pada sel darah merah.

3. Toksin F dan S, yang merupakan protein eksoseluler dan bersifat leukistik. 4. Hialuronidase, yaitu suatu enzim yang dapat memecah asam hyaluronat di

dalam tenunan sehingga mempermudah penyebaran Bakteri ke seluruh tubuh. 5. Grup enterotoksin yang terdiri dari protein sederhana.

S. aureus hidup sebagai saprofit di dalam saluran-saluran pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan-hewan seperti hidung, mulut dan tenggorokan dan dapat dikeluarkan pada waktu batuk atau bersin. Bakteri ini juga sering terdapat pada pori-pori dan permukaan kulit, kelenjar keringat dan saluran usus. Selain dapat menyebabkan intoksikasi, S. aureus juga dapat menyebabkan bermacam-macam infeksi seperti jerawat, bisul, meningitis, osteomielitis, pneumonia dan mastitis pada manusia dan hewan.9,11

2.2 Anti Bakteri

Dalam definisi yang luas, antiBakteri adalah suatu zat yang mencegah terjadinya pertumbuhan dan reproduksi Bakteri. Meskipun baik antibiotik maupun antiBakteri sama-sama menyerang Bakteri, kedua istilah ini telah mengalami pergeseran makna selama bertahun-tahun sehingga memiliki arti yang berbeda. Saat ini antiBakteri biasanya dijabarkan sebagai suatu zat yang digunakan untuk membersikan permukaan dan menghilangkan Bakteri yang berpotensi membahayakan.8,9

2.2.1 Macam-Macam Antimikroba

(23)

ataupun germisidal (menghambat germinasi spora Bakteri). Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih zat antimikroba kimiawi adalah: 9

1. Jenis zat dan mikroba : zat antimikroba yang akan digunakan harus sesuai dengan jenis mikroba karena memiliki kerentanan yang berbeda-beda.

2. Konsentrasi dan intensitas zat antimikroba : semakin tinggi konsentrasi zat antimikroba yang akan digunakan, maka semakin tinggi pula daya kemampuannya dalam mengendalikan mikroba.

3. Jumlah Mikroba : semakin banyak mikroba yang dihambat atau dibunuh, maka semakin lama waktu yang akan diperlukan untuk mengendalikannya. 4. Suhu: suhu yang optimal dapat menaikkan efektivitas zat antimikroba.

5. Bahan organik : bahan organik asing dapat menurunkan efektivitas zat antimikroba dengan cara menginaktifkan bahan tersebut atau melindungi mikroba.9

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar komponen di dalam rempah-rempah bersifat sebagai antimikroba, sehingga dapat mengawetkan makanan. Komponen rempah-rempah yang mempunyai aktivitas antimikroba terutama adalah bagian minyak atsiri.13

2.3 Tanaman Lengkuas Merah ( Alpinia purpurata K.Schum )

Gambar 2.3 Lengkuas Merah ( Alpinia purpurata K.Schum )

Tanaman lengkuas diklasifikasikan ke dalam : Sub Divisi : Angiospermae

(24)

11

Suku : Zingiberaceae Marga : Alpinia

Jenis : Alpinia purpurata K. Schum

Lengkuas termasuk tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai 2 – 2,5 meter. Lengkuas dapat hidup di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, lebih kurang 1200 meter diatas permukaan laut . Ada 2 jenis tumbuhan lengkuas yang dikenal yaitu:

Varitas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih (Alpinia galanga), Varitas rimpang umbi merah ( Alpinia purpurata K.Schum ).

Lengkuas mempunyai batang pohon yang terdiri dari susunan pelepah-pelepah daun. Daun-daunnya berbentuk bulat panjang dan antara daun yang terdapat pada bagian bawah terdiri dari pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas batang terdiri dari pelepah-pelepah lengkap dengan helaian daun. Bunganya muncul pada bagian ujung tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga mempunyai aroma yang khas.1

Lengkuas merah ditemukan menyebar di seluruh dunia. Untuk tumbuh, lengkuas menyukai tanah gembur, sinar matahari banyak, sedikit lembab, tetapi tidak tergenang air. Kondisi tanah yang disukai berupa tanah liat berpasir, banyak mengandung humus. Dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1.200 meter di permukaan laut. Untuk mengembangbiakkan tanaman ini dapat dilakukan dengan potongan rimpang yang sudah memiliki mata tunas. Selain itu dapat pula dengan memisahkan sebagian rumpun anakan. Pemeliharaannya mudah, seperti tanaman lain dibutuhkan cukup air dengan penyiraman atau menjaga kelembaban tanah dan pemupukan terutama pupuk dasar. 1,3,5

(25)

Rimpang lengkuas mengandung karbohidrat, lemak, sedikit protein, mineral, komponen minyak atsiri, dan berbagai komponen lain yang susunannya belum diketahui. Rimpang lengkuas segar mengandung air sebesar 75 %, dalam bentuk kering mengandung 22.44 % karbohidrat, 3.07 % protein dan sekitar 0.07 % senyawa kamferid. Kandungan minyak atsiri lengkuas yang berwarna kuning kehijauan dalam rimpang lengkuas ± 1 %, dengan komponen utamanya metilsinamat 48 %, sineol 20-30 %, 1 % kamfer, dan sisanya d-pinen, galangin, dan eugenol penyebab rasa pedas pada lengkuas. Selain itu, lengkuas juga mengandung resin yang disebut galangol, amilum, kuersetin, kadinen, sesquiterpen, heksahidrokadalen hidrat, kristal kuning yang disebut kamferid, dan beberapa senyawa flavonoid, seperti flavonol. Komponen flavonol yang banyak tersebar pada tanaman misalnya lengkuas adalah galangin, kaemferol, kuersetin, dan mirisetin.4

Komponen bioaktif pada rempah-rempah, khususnya pada golongan

Zingiberaceae yang terbanyak adalah dari jenis terpenoid dan flavonoid. Komponen lainnya yang terdapat pada golongan Alpinia adalah alpinetin. Alpinetin merupakan jenis flavanon yang dikenal sebagai senyawa fungistatik dan fungisida. Bentuk senyawa bioaktif lainnya adalah dari golongan terpenoid. Golongan ini merupakan kelompok utama pada tanaman sebagai penyusun minyak atsiri. Terpenoid mempunyai rumus dasar (C5 H8)n atau dengan satu unit isopren. Jumlah n menunjukkan klasifikasi pada terpenoid yang dikenal dengan monoterpen, diterpen, triterpen, tetraterpen, dan politerpen. Struktur terpenoid ada yang berbentuk siklik ada yang tidak.4,5

Komponen antimikroba dalam rempah-rempah adalah senyawa fenolik. Senyawa fenolik umumnya terdapat dalam minyak atsiri. Fenol merupakan monoterpen yang pada umumnya digunakan sebagai bahan antiseptik. .

(26)

13

yang disebut kaemferida dan galangin, kadinen, heksabidrokadalen hidrat, kuersetin, amilum, dan lain-lain..5

2.4 Metode disc diffusion

Metode disc diffusion (tes Kirby dan Bauer) untuk menentukan aktivitas agen antimikroba. Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba permukaan media agar.9

Gambar 2.4 Media Agar MHA (Mueller-Hinton Agar)

(27)

Kekuatan daya hambat didasarkan pada kalsifikasi respon hambatan pertumbuhan Bakteri menurut Davis Stout:9

Tabel 2.1. Kategori Daya Hambat AktiBakteri Menurut Davis Stout

Sumber : Davis Stout. 2002

2.5 kerangka teori

Ekstrak lengkuas merah

(Alpina purpurata k. Schum)

Bakteri S. aureus

Bakteri E.coli

Merusak dinding dan membran sel Bakteri Mengandung minyak

atsiri

Mengandung terpenoid dan fenil propana

Pertumbuhan terhambat

(28)

15

2.6 Kerangka Konsep

Ekstrak lengkuas merah

(Alpinia purpurataK.Schum)

Bakteri S. aureus Bakteri E. coli

Pertumbuhan normal

Pertumbuhan terhambat

Zona hambat

(29)

16 3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental laboratorik melalui metode disc diffusion untuk melihat pengaruh ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) dengan menggunakan pelarut etanol dalam menghambat pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan Bakteri Escherichia coli.

3.2 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan 23 Januari 2012 hingga 15 Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Proses ekstraksi lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

(

BALITRO) Bogor.

3.3 Bahan yang diuji

Ekstrak rimpang lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) yang telah diekstraksi oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

(

BALITRO) Bogor dengan metode maserasi menggunakan cairan pelarut etanol 96%.

3.4 Sampel Penelitian

Bakteri Staphylococcus aureus dan Bakteri Escherichia coli yang dibiakkan dalam agar Mac Conkey (MCA) dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.

3.5 Identifikasi Variabel

3.5.1 Variabel Bebas

(30)

17

3.5.2 Variabel Terikat

Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan Bakteri Escherichia coli

yang dibiakkan dalam agar Mac Conkey (MCA) dan diinkubasi pada suhu 37°C.selama 24 jam

3.6 Alat dan Bahan

3.6.1 Alat-alat yang digunakan pada penelitian

Dalam penelitian ini, alat-alat yang digunakan meliputi :

- Autoklaf, Tabung Reaksi, Ose, Spatula, Cawan petri, Cakram disc blank, Vortex, Penggaris, Laminar air flow, Blender, Inkubator, Gelas kimia, Swab kapas, Lampu spritus, Pinset.

3.6.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

- Perbenihan agar nutrien, biakan S.aureus pada MSA, biakan E.coli pada agar endo/mc.conkey, Lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum), Aquadest, NaCl, Cakram Antibiotik, Alcohol 70%, Etanol 96%.

3.7 Alur Penelitian

Pengumpulan lengkuas merah

Sterilisasi alat dan bahan

Ekstraksi lengkuas merah

Pembuatan stok dan Bakteri variable konsentrasi

Tahap pengujian pertumbuhan Bakteri

Penetapan potensi

(31)

3.8 Cara KerjaMenurut(Pratama, 2005)

3.8.1 Sterilisasi Alat dan Bahan

Terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan seperti cawan petri, tabung reaksi, erlenmeyer, penjepit, media agar NA, media Nutrien Broth, dan seluruh alat dan bahan (kecuali ekstrak rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum), distrelisasi di dalam autoclave selama 120 menit dengan mengatur tekanan sebesar 15 dyne/cm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121ºC (pada termometer) .17

3.8.2. Persiapan sampel

Rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) di beli dari Pasar ciputat, yang homogen sebanyak 2 kg kemudian dibersihkan dan dirajang halus.17

3.8.3. Pembuatan ekstrak lengkuas merah

Metode yang digunakan dalam mengekstrak rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum), yaitu dengan menggunakan metode maserasi. Didalam metode maserasi menggunakan pelarut etanol. Sebanyak 1,5 kg rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) terlebih dahulu dibersihkan dan kemudian diangin-anginkan lalu dirajang halus. Selanjutnya direndam dalam 3 liter pelarut etanol selama 3 x 24 jam lalu disaring. Maserasi dilakukan dengan pengadukan sebanyak 12x selama 15 menit dengan tenggang waktu 5 menit antar pengadukan, selanjutnya dilakukan penyaringan dengan corong dan kertas saring what-man 42 untuk memisahkan filtrat dari ampas.17

Hasil saringan kemudian diuapkan pelarutnya dengan menggunakan

rotary evaporator , sehingga didapatkan ekstrak kental yang bebas dari pelarut. Ekstrak yang dihasilkan digunakan untuk pengujian selanjutnya. Ekstrak rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) akan digunakan dan dibuat konsentrasi : 1ml ekstrak murni, 1ml ekstrak + 1ml pelarut etanol dan konsentrasi 1ml ekstrak + 2ml pelarut etanol.

3.8.4. Pembuatan media

(32)

19

liter, serta dipanaskan sambil diaduk sampai semua bahan larut dengan sempurna, kemudian disterilkan dalam autoclaf selama 120 menit dengan suhu 121ºC. Ditimbang sebanyak 6,5 Grammedia NB (Nutrien Broth) ditambahkan dengan aquades sampai menjadi 50 ml, kemudian dipanaskan sambil diaduk hingga semua bahan larut, setelah itu media disterilkan pada autoclaf dengan suhu 121ºC selama 15 menit.17

3.8.5. Regenerasi Bakteri

Bakteri Escherichia coli dan Bakteri Staphylococcus aureus yang akan diujikan, terlebih dahulu harus diregenerasikan. Hal pertama yang dilakukan yaitu membuat media miring NA yang baru. Media NA dituangkan ke dalam tabung reaksi, kemudian diletakkan dalam posisi miring dan didiamkan hingga agar memadat. Selanjutnya menggoreskan biakan dari stok Bakteri ke agar miring NA. Lalu diinkubasi di dalam inkubator pada suhu 37°C selama 24 jam. Dari biakan tersebut diambil satu ose dan dimasukkan ke dalam 5 ml media NB sebagai suspensi Bakteri Escherichia coli. Selanjutnya diinkubasi di dalam inkubator bergoyang (shaker) selama 3 x 24 jam dengan kecepatan 150 rpm.17

3.8.6 Uji awal penentuan inhibitor concentration 3.8.6.1 Pembuatan stok variabel konsentrasi

(33)

rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) yang diekstrak dengan etanol dan kemudian ditambahkan 2 ml pelarut etanol. Maka berat ekstrak rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) dengan pelarut etanol sebagai ekstraktan yang akan ambil berturut-turut yaitu 1 ml. Selanjutnya diamati pada konsetrasi mana terjadi penghambatan pertumbuhan Bakteri Escherichia coli

dan Bakteri Staphylococcus aureus. 17

3.8.7 Uji Efektivitas

Media NA sebanyak 10 ml dituang ke dalam cawan petri dan dibiarkan memadat ,kemudian dimasukkan 1 ml suspensi Bakteri Escherichia coli dan Bakteri Staphylococcus aureus kemudian disebarkan biakan kedua Bakteri dengan menggunakan lidi kapas steril agar suspensi tersebar merata pada media dan didiamkan selama 10 menit agar suspensi terserap pada media. Kemudian cawan petri tersebut diletakkan 1 buah kertas cakram berdiameter 6 mm dengan menggunakan pinset steril yang telah direndam. Kertas cakram tersebut sebelumnya telah dicelupkan ke dalam setiap konsentrasi ekstrak rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) yang telah diekstrak dengan etanol. Selanjutnya semua media diinkubasi ke dalam inkubator. Inkubasi dilakukan pada suhu 37ºC selama 24 jam. Kemudian diukur diameter zona bening yang terbentuk dengan menggunakan penggaris milimeter.17

Aktivitas anti Bakteri diperoleh dengan mengukur zona bening pada media yang padat yang menjadi petunjuk ada atau tidaknya Bakteri yang tumbuh pada setiap perlakuan.17

3.9 Analisis data

(34)

21 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Zona Hambat Ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum)

terhadap Bakteri Staphylococcus aureus (S.aureus)

Uji efektivitas ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) terhadap pertumbuhan bakteri S. Aureus yang di uji mengunakan metode difusi agar dengan 3 macam konsentrasi, yaitu 1 ml ekstrak murni, 1ml ekstrak + 1 ml pelarut, 1 ml ekstrak + 2 ml pelarut.

Hasil uji efektivitas ekstrak lengkuas merah terhadap bakteri S. Aureus

didapat sebagai berikut :

Gambar 4.1 Daya hambat ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) terhadap pertumbuhan Bakteri S.aureus

Dari diagram diatas menunjukkan hasil pada kelompok perlakuan dengan ekstrak lengkuas merah konsentrasi 1 ml ekstrak murni didapat rata-rata zona hambat S.Aureus sebesar 15 mm. Konsentrasi tersebut memberikan daya hambat terbesar dari efektivitas ekstrak lengkuas merah. Pada konsentrasi 1 : 1 didapat rata-rata zona hambat 11,3 mm; pada konsentrasi 1 : 2 didapat rata-rata zona hambat 7,3 mm; pada kontrol positif didapat rata-rata 45,6 mm; dan sedangkan pada kontrol negatif tidak menunjukkan zona hambat.

0

1:00 1:01 1:02 kontrol + kontrol

-z

konsentrasi esktrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum)

(35)

Gambar 4.1 Zona hambat ekstrak lengkuas terhadap pertumbuhan Bakteri

S.aureus.

Dari penelitian yang didapat kemudian dilakukan uji analisis statistik. Uji digunakan adalah uji Anova one way, dan sebelum dilakukuan uji anova data harus berdistribusi normal dan varian data harus sama.

Karena data yang didapatkan berdistribusi tidak normal maka tidak memenuhi syarat untuk melakukan uji One-way ANOVA, maka digunakan uji Kruskall-Wallis dan dilakukan uji setiap konsentrasinya, dan didapatkan bahwa paling tidak terdapat perbedaan zona hambat pada setiap konsentrasi ekstrak pada pertumbuhan Bakteri S.aureus.

Kemudian setelah diketahui bahwa terdapat perbedaan bermakna antar konsentrasi maka perlu dilakukan analisis Post Hoc melalui uji Mann-Whitney. Dan hasilnya adalah sebagai berikut :

K + 1 : 0

1 : 1 K -

(36)

23

Tabel 4.1 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Menggunakan Uji Mann Whitney pada Bakteri S.aureus

Perlakuan 1 2 3 4 5

Dan hasil statistic analisis Post Hoc melalui uji Mann-Whitney didapatkan terdapat perbedaan yang bermakna antar konsentarsinya dengan indeks kepercayaan 95%. Dapat dikatakan bahwa ekstrak lengkuas merah efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus.

Hasi penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat efektivitas (zona hambat) terhadap S.aureus pada semua percobaan. Pada pengolahan data dengan uji

Kruskall-Wallis diketahui bahwa p<0,05 yang menunjukkan bahwa ekstrak lengkuas merah memiliki perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan yang satu terhadap kelompok perlakuan yang lain, yakni pada konsentrasi 1 ml ekstrak murni, 1 ml ekstrak : 1 ml pelarut, 1ml ekstrak : 2 ml pelarut.

Penelitian Yulia F. Lamapaha 2010, membuktikan bahwa ekstrak lengkuas merah dosis 20% dengan waktu pengamatan 24 jam dapat menghambat dapat menghabat pertumbuhan bakteri S.aureus.18

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri Riyan Utami pada tahun 2011, yang mengatakan bahwa ekstrak lengkuas merah memiliki anti bakteri terhadap bakteri S.aureus, karna lengkuas memiliki kandungan senyawa flavonoid yang diduga mampu menghambat pertumbuhan bakteri.18

(37)

yang lain. Sedangkan pada konsentrasi 1 ml ekstrak + 1 ml pelarut memiliki zona hambat pertumbuhan terendah. Perbedaan hasil dari uji efektivitas antibakteri ekstrak lengkuan pada masing-masing konsentrasi ini dijkarenakan pelarut etanol yang ditambahkan pada masing-masing konsentrasi sehingga zat aktif yang terkandung pada masing-masing konsentrasi menjadi berkurang, sehingga efektivitas anti bakterinya berkurang juga yang dapat ditunjukkan dengan adanya pengurangan zona hambat pertumbuhan S.aureus yang seiring dengan penurunan konsentrasi ekstrak lengkuas merah.

Zat aktif pada ekstrak lengkuas merah yang diduga yang mempunyai efektivitas sebagai anti bakteri adalah minyak atsiri berwarna kuning kehijauan yang terdiri dari flavonoid dan fenil propana, mekanisme kerja antibakteri ekstrak lengkuas merah dalam menghambat bakteri S.aureus adalah merusak susunan dan perubahan mekanisme permeabilitas dinding sel bakteri. pada bakteri S.aureus

diding selnya berlapis tunggal dengan kandungan lipid 1-4%, sehingga melindungi komponen-komponen yang terdapat dalam sel. Jika zat aktif pada lengkuas merah merusak dinding sel bakteri, maka bakteri akan kehilangan proteksinya, sehingga sel bakteri akan lisis dan akhirnya mati.5,6

Semakin tinggi konsentrasi semakin tinggi pula kandungan zat aktif sehingga efektivitas antibakteri akan semakin besar dan juga sebaliknya semakin rendah konsentrasi ekstrak lengkuas merah maka semakin sedikit kandungan zat aktif sehingga efektivitas antibakteri akan semakin berkurang.

4.2 Zona Hambat Ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) terhadap Bakteri Eschericia coli (E. coli)

(38)

25

Hasil uji efektivitas ekstrak lengkuas merah terhadap bakteri E.coli didapat sebagai berikut :

Gambar 4.3 Daya hambat ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) terhadap pertumbuhan Bakteri E.coli

Dari diagram diatas menunjukkan hasil pada kelompok perlakuan dengan ekstrak lengkuas merah pada semua konsentrasi tidak menunjukkan zona hambat, kecuali pada kontrol positif didapat rata-rata 25 mm.

Gambar 4.2 Zona hambat ekstrak lengkuas terhadap pertumbuhan Bakteri E.coli

K +

1:00 1:01 1:02 kontrol + kontrol

-z

konsentrasi esktrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum)

(39)

Dari penelitian yang didapat kemudian dilakukan uji analisis statistik. Uji digunakan adalah uji Anova one way, dan sebelum dilakukuan uji anova data harus berdistribusi normal dan varian data harus sama.

Karena data yang didapatkan berdistribusi tidak normal maka tidak memenuhi syarat untuk melakukan uji One-way ANOVA, maka digunakan uji Kruskall-Wallis dan dilakukan uji setiap konsentrasinya, dan didapatkan bahwa paling tidak terdapat perbedaan zona hambat pada setiap konsentrasi ekstrak pada pertumbuhan Bakteri E.coli.

Kemudian setelah diketahui bahwa terdapat perbedaan bermakna antar konsentrasi maka perlu dilakukan analisis Post Hoc melalui uji Mann-Whitney. Dan hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Menggunakan Uji Mann Whitney pada Bakteri E. coli

Perlakuan 1 2 3 4 5

Dari hasil statistic analisis Post Hoc melalui uji Mann-Whitney didapatkan terdapat perbedaan yang bermakna antar kontrol positif yaitu amoksilin dengan indeks kepercayaan 95%. Akan tetapi pada ekstrak lengkuas merah pada seluruh konsentrasi tidak didapatkan kebermaknaan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa efek hambat ekstrak lengkuas merah terhadap pertumbuhan Bakteri E.coli

tidak efektif karena pada semua konsentrasi tidak terdapat zona hambat kecuali pada kontrol positif memiliki zona hambat yang besar.

(40)

27

Dinding sel Bakteri Gram positif berlapis tunggal dengan kandungan lipid 1-4%, sedang pada Bakteri Gramnegatif dinding selnya berlapis tiga yang terdiri dari lipoprotein, membran luar fosfolipid dan lipopolisakarida, dan kandungan lipid pada dinding sel berkisar antara 11-22%. Membran luar fosfolipid tersebut menyebabkan komponen kimia yang bersifat antiBakteri sulit untuk menembus dinding sel Bakteri Gramnegatif.11,12

4.3. Perbedaan Zona Hambat Ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus (S.aureus) dan Bakter Eschericia coli (E. coli)

Hasil pengamatan dan uji statistik yang di lakukan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil zona hambat ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) terhadapat bakteri S.aureus dan bakteri E.coli.

Hasil uji efektivitas lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) terhadapat bakteri S.aureus terdapat zona hambat di setiap konsentrasinya, dan semakin besar konsentrasi ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) maka semakin besar pula zona hambatnya.

(41)

Gambar 4.3 Daya hambat ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) terhadap pertumbuhan Bakteri S.aureus dan pertumbuhan Bakteri E.coli.

Setelah di bandingkan hasil zona hambat antara dua bakteri yaitu S.aureus

dan E. coli maka menggunakan uji Mann-Whitney dan didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakana rerata efek lengkuas merah terhadap zona hambat antara bakteri S.aureus dan E. coli, dimana ekstrak lengkuas merah lebih efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus dibandingkan bakteri E.coli, dan dari uji Mann-Whitney didapatkan nilai significancy 0,009.

Dengan adanya kandungan kimia yang terdapat pada lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) yang bersifat anti bakteri, maka lengkuas merah dapat menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus namun tidak pada bakteri E.coli

karena dinding selnya berlapis tiga yang terdiri dari lipoprotein, membran luar

(42)

29 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

 Ekstrak lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus dibandingkan dengan bakteri

E.coli, dan konsentrasi yang efektif dalam menghambat adalah konsentrasi ekstrak murni dengan besar zona hambat 15 mm .

 Uji efektivitas lengkuas merah (Alpina purpurata K.Schum) terhadap bakteri E.coli tidak terdapat zona hambat di setiap konsentrasinya

5.2 SARAN

 Mencari konsentrasi minimal yang dapat menghambat pertumbuhan

bakteri S.aureus

(43)

30

1. WHO, UNAIDS, and UNICEF. Global infection desease response: epidemic

update and health sector progress toward universal access. Progress report 2011 (http://www.who.int/hiv/pub/progress_report2011/hiv_full_report_2011.pdf. diakses 31 Januari 2012)

2. Kemenkes RI Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Strategi nasional pengendalian TB di Indonesia 2010-2014. 2011.

3. Harborne. 2006. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan.Terbitan Kedua. Penerbit ITB : Bandung.

4. Wattimena JR, Sugiarso NC, Widianto MB, Sukandar EY, Soemardji AA, Setiadi AR. 1991. Farmakologi dan Terapi Antibiotik. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

5. Guenther, E., 2006, Minyak Astiri. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta 6. Siswandono dan B. Soekarjo. 2005. Kimia Medisinal. Erlangga. Surabaya.

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI.

7. Parwata, I M. Oka Adi &P. Fanny Sastra Dewi, 2008. Isolasi dan Uji Aktivitas AntiBakteri Minyak Atsiri dari Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga L.). Jurnal Kimia 2 (2), Juli 2008 : 100-104

8. Arudji, B. 2006. Klasifikasi Dari Beberapa Jenis Tanaman Monokotil dan Dikotil (Angiospermae). Surabaya : Universitas Wijaya Kusuma.

9. Atjung. 1990. Tanaman Obat dan Minuman Segar. Penerbit Yasaguna: Jakarta.

10. Volk, W.A. and Wheeler. 2008. Mikrobiologi Dasar. Jilid I Edisi kelima. Diterjemahkan oleh Markham. Penerbit Erlangga. Jakarta

11. Hadioetomo, R.S. 2003. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 12. Dwijoseputro. 1998. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan:

Jakarta

(44)

31

14. Waluyo, Lud, 2005, Mikrobiologi Umum, Edisi kedua, Penerbit UMM Press,Malang.

15. Supardi, I dan Sukamto. 2009. Mikrobiologi Dalam Pengolahan Dan Keamanan Pangan. Penerbit Alumni. Bandung.

16. Todar, K. 2006. Text Book Of Bacteriologi. Department of Bacteriology, University of Winconsin. Wattimena JR, Sugiarso NC, Widianto MB, Sukandar EY, Soemardji AA, Setiadi AR. 1991. Farmakologi dan Terapi Antibiotik. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

17. Sabir. 2005. Aktifitas AntiBakteri Flavonoid Propolis Trigona sp terhadap

Bakteri Streptococcus mutans (in vitro).

http://journal.unair.ac.id/filterPDF/DENTJ_38-3-03.pdf. (diakses 5 februari 2012)

(45)
(46)

32 LAMPIRAN

Descriptivesa

Konsentrasi Ekstrak Statistic Std. Error

Zona

Interquartile Range .

(47)

Std. Deviation 1.000

Minimum 10

Maximum 12

Range 2

Interquartile Range .

Skewness .000 1.225

Interquartile Range .

(48)

34

Interquartile Range .

Skewness 1.732 1.225

Kurtosis . .

a. Zona Hambat is constant when Konsentrasi Ekstrak = Kontrol Negatif (Etanol 96%). It has been omitted.

(49)
(50)

36 Descriptivesa

Konsentrasi Ekstrak Statistic Std. Error

ZonaHambat_N 1 mL ekstrak murni

Interquartile Range .

(51)

Range .08

Interquartile Range .

Skewness -.136 1.225

Interquartile Range .

(52)

38

Tests of Normalityb

Konsentrasi Ekstrak

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

ZonaHambat_N 1 mL ekstrak

murni .385 3 . .750 3 .000

1 mL ekstrak +

1 mL pelarut .179 3 . .999 3 .950

1 mL ekstrak +

2 mL pelarut .314 3 . .893 3 .364

Kontrol Positif

(Amoxicillin) .385 3 . .750 3 .000

Median 1.6532

Variance .000

Std. Deviation .01090

Minimum 1.65

Maximum 1.67

Range .02

Interquartile Range .

Skewness 1.732 1.225

Kurtosis . .

(53)

Tests of Normalityb

Konsentrasi Ekstrak

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

ZonaHambat_N 1 mL ekstrak

murni .385 3 . .750 3 .000

1 mL ekstrak +

1 mL pelarut .179 3 . .999 3 .950

1 mL ekstrak +

2 mL pelarut .314 3 . .893 3 .364

Kontrol Positif

(Amoxicillin) .385 3 . .750 3 .000

a. Lilliefors Significance Correction

b. There are no valid cases for ZonaHambat_N when Konsentrasi Ekstrak = 5,000. Statistics cannot be computed for this level.

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Zona Hambat 15 15.73 16.316 0 47

(54)

40

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Konsentrasi

Ekstrak N Mean Rank

Zona Hambat 1 mL ekstrak

murni 3 11.00

1 mL ekstrak +

1 mL pelarut 3 8.00

1 mL ekstrak +

2 mL pelarut 3 5.00

Kontrol Positif

(Amoxicillin) 3 14.00

Kontrol Negatif

(Etanol 96%) 3 2.00

Total 15

Test Statisticsa,b

Zona Hambat

Chi-Square 13.646

Df 4

Asymp. Sig. .009

a. Kruskal Wallis Test

(55)

Analisis S.aureus

Asymp. Sig. (2-tailed) .046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi Ekstrak

(56)

42

Test Statisticsb

Zona Hambat

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 6.000

Z -1.993

Asymp. Sig. (2-tailed) .046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi Ekstrak

Ranks

Konsentrasi Ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Zona Hambat 1 ml ekstrak murni

3 2.00 6.00

Kontrol Positif 3 5.00 15.00

Total 6

Test Statisticsb

Zona Hambat

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 6.000

Z -2.023

Asymp. Sig. (2-tailed) .043

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

a. Not corrected for ties.

(57)

Ranks

Konsentrasi Ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Zona Hambat 1 ml ekstrak murni

3 5.00 15.00

Kontrol Negatif 3 2.00 6.00

Total 6

Test Statisticsb

Zona Hambat

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 6.000

Z -2.121

Asymp. Sig. (2-tailed) .034

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi Ekstrak

Ranks

Konsentrasi

Ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Zona Hambat 1 ml ekstrak

+ 1 ml

pelarut 3 5.00 15.00

1 ml ekstrak

+ 2 ml

pelarut

3 2.00 6.00

(58)

44

Test Statisticsb

Zona Hambat

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 6.000

Z -1.964

Asymp. Sig. (2-tailed) .050

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi Ekstrak

Ranks

Konsentrasi

Ekstrak N Mean Rank Sum of Ranks

Zona Hambat 1 ml ekstrak + 1

ml pelarut 3 2.00 6.00

Kontrol Positif 3 5.00 15.00

Total 6

Test Statisticsb

Zona Hambat

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 6.000

Z -1.993

Asymp. Sig. (2-tailed) .046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

a. Not corrected for ties.

(59)

Ranks

Asymp. Sig. (2-tailed) .037

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi Ekstrak

Ranks

Asymp. Sig. (2-tailed) .046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

(60)

46

Asymp. Sig. (2-tailed) .046

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi Ekstrak

Ranks

Asymp. Sig. (2-tailed) .037

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi Ekstrak

(61)

Test Statisticsb

Zona Hambat

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 6.000

Z -2.121

Asymp. Sig. (2-tailed) .034

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi Ekstrak

(62)

48

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Zona Hambat .485 15 .000 .499 15 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Konsentrasi Ekstraksi N Mean Rank

Zona Hambat 1 ml ekstrak murni 3 6.50

1ml ekstrak + 1 ml pelarut 3 6.50

1ml ekstrak + 2 ml pelarut 3 6.50

kontrol positif 3 14.00

kontrol negative 3 6.50

Total 15

Test Statisticsa,b

Zona Hambat

Chi-Square 14.000

Df 4

Asymp. Sig. .007

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

(63)

Mann-Whitney Test

Ranks

Konsentrasi Ekstraksi N Mean Rank Sum of Ranks

Zona Hambat 1 ml ekstrak murni 3 3.50 10.50

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi Ekstraksi

Ranks

Konsentrasi Ekstraksi N Mean Rank Sum of Ranks

Zona Hambat 1 ml ekstrak murni 3 3.50 10.50

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a

a. Not corrected for ties.

(64)

50

Ranks

Konsentrasi Ekstraksi N Mean Rank Sum of Ranks

Zona Hambat 1 ml ekstrak murni 3 2.00 6.00

Asymp. Sig. (2-tailed) .025

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi Ekstraksi

Ranks

Konsentrasi Ekstraksi N Mean Rank Sum of Ranks

Zona Hambat 1 ml ekstrak murni 3 3.50 10.50

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a

a. Not corrected for ties.

(65)

Ranks

Konsentrasi Ekstraksi N Mean Rank Sum of Ranks

Zona Hambat 1ml ekstrak + 1 ml pelarut 3 3.50 10.50

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi Ekstraksi

Ranks

Konsentrasi Ekstraksi N Mean Rank Sum of Ranks

Zona Hambat 1ml ekstrak + 1 ml pelarut 3 2.00 6.00

Asymp. Sig. (2-tailed) .025

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

a. Not corrected for ties.

(66)

52

Ranks

Konsentrasi Ekstraksi N Mean Rank Sum of Ranks

Zona Hambat 1ml ekstrak + 1 ml pelarut 3 3.50 10.50

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi Ekstraksi

Ranks

Konsentrasi Ekstraksi N Mean Rank Sum of Ranks

Zona Hambat 1ml ekstrak + 2 ml pelarut 3 2.00 6.00

Asymp. Sig. (2-tailed) .025

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

a. Not corrected for ties.

(67)

Ranks

Konsentrasi Ekstraksi N Mean Rank Sum of Ranks

Zona Hambat 1ml ekstrak + 2 ml pelarut 3 3.50 10.50

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Konsentrasi Ekstraksi

Ranks

Asymp. Sig. (2-tailed) .025

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .100a

a. Not corrected for ties.

(68)

54

Nama Bakteri Statistic Std. Error

(69)

Range 47

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .015a

a. Not corrected for ties.

(70)

56

RIWAYAT HIDUP

Nama : Midun

Tempat, Tgl Lahir : Bangka, 5 Februari 1992 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Dusun Kemang Masam, Desa Air Putih, Kec. Muntok, Kab. Bangka Barat.

Tlp/ Hp : 085780884552/081317056940 Email : midoenwok@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 12 Muntok (1998-2003)

2. Mts. Assalam Musi Banyuasin (2003-2006)

3. MA. Assalam (2006-2009)

Riwayat Hasil Penelitian :

Gambar

TABEL 4.1 hasil pengamatan pertumbuhan bakteri S.aureus
GAMBAR 2.1 Bakteri Escherichia coli
Gambar 2.1 Bakteri Escherichia coli
Gambar 2. 2 Bakteri Staphylococcus aureus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan populasi Daphnia sp yang dikultur pada media kombinasi kotoran ayam dan puyuh, dengan padat tebar awal berbeda serta

Dari hasil pengamatan dan analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian pupuk organik cair Hormon Tanaman Unggul menunjukkan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah

: Unexpected earnings perusahaan i pada periode t : Earning per share perusahaan i pada periode t : Earning per share perusahaan i pada periode t-1 : Harga saham perusahaan

Pada grafik 1 menunjukkan ada tiga pemahaman responden terhadap kebijakan pembayaran non tunai, masing masing dari yang terbesar adalah memahami bahwa

Hal ini sejalan dengan jumlah penumpang penerbangan internasional pada periode yang sama, dimana terjadi penurunan sebesar 4,70 persen, yaitu dari 412.892 orang di

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji penampilan tanaman dari kebun benih Parungpanjang, dan untuk mengetahui produktivitas tegakan pada beberapa jarak tanam di 4 lokasi

Perilaku penderita ketika merawat diri untuk mencegah terjadinya cacat dan bertambahnya cacat sejumlah 50 responden (54,3%) masih kurang menurut peneliti perilaku penderita dalam