• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEKERJA PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USAHA WAY LIMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEKERJA PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USAHA WAY LIMA"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEKERJA PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

UNIT USAHA WAY LIMA

Oleh SUSI SUSANTI

PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima bergerak di bidang usaha agribisnis yang semula berkonsentrasi pada budidaya karet dan hasil olah karet, saat ini hanya berkonsentrasi pada budidaya karet. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima terbagi dalam empat kesatuan wilayah kerja unit usaha (Afdeling) yaitu Afdeling I, II, III, dan Afdeling IV. Pencapaian target produksi pada tahun 2013 sebesar 97% mengalami penurunan jika dibandingkan dengan pencapaian target produksi tahun 2009 sebesar 111% dan tahun 2010 sebesar 105%. Untuk absensi pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima sebesar 5.13%. Banyak alasan yang

menyebabkan pencapaian target produksi mengalami penurunan, bukan hanya faktor alam saja tetapi juga faktor sumber daya manusia yang berpengaruh pada produktivitas. Hal ini dapat menjadi penilaian kinerja bagi pekerja yang terlibat langsung dalam penggalian proses produksi di Perusahaan.

Kinerja tidak dapat dipisahkan dengan kepuasan kerja. Hal ini yang menjadi alasan peneliti tertarik untuk meneliti adakah pengaruh dari kepuasan kerja yang menyebabkan menurunnya kinerja pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja pekerja pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pekerja pada PT

(2)

Susi Susanti

Alat analisis kuantitatif yang digunakan untuk mengukur pengaruh antara variabel bebas (kepuasan kerja) terhadap variabel terikat (kinerja) menggunakan analisis regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil perhitungan regresi dengan

menggunakan SPSS 20.0 dan signifikan (0.1) didapatkan persamaan Y = 12.717 + 0.726X, arah positif pada kepuasan kerja menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi adalah searah, maka dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin tinggi kinerja pekerja dan nilai korelasi (R) sebesar 0.726 berarti menunjukkan adanya hubungan positif antara variabel kepuasan kerja terhadap kinerja pekerja. Hasil uji hipotesis diperoleh adanya pengaruh positif kepuasan kerja (X) terhadap kinerja pekerja (Y) secara simultan dengan nilai Fhitung (91.556) > Ftabel(2.77). Nilai R square (R2) sebesar 0.528 yang artinya kontribusi kepuasan kerja terhadap kinerja pekerja sebesar 52.8% dan selebihnya 47.2% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima.

Menurut hasil penelitian ini, saran untuk Pimpinan pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima, yang menangani sumber daya manusia sebaiknya lebih memperhatikan kepuasan kerja pada indikator bayaran (gaji) karena memiliki rata-rata terendah dari kelima indikator kepuasan kerja yang lain, sehingga kinerja pekerja nantinya akan dapat lebih optimal dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gunung Sugih, pada tanggal 01 Desember 1992, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, putri dari pasangan Bapak Sugeng dan Ibu Sumiyati. Penulis mempunyai dua saudara kandung yang bernama Supriyadi dan Sukiyo.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Cimanuk pada tahun 2003, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Kedondong pada tahun 2006, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kedondong pada tahun 2009.

(8)

MOTO

Bismillaahirrohmaanirrohiim...

“Wahai orang-orang yang beriman!, mohonlah pertolongan (kepada Allah)

dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.

(Al- Baqarah: 153)”

“Harapan itu harus selalu ada, karena harapanlah yang membuat kita terus

bergerak dan berusaha”

“Pekerjaan yang hebat tidak dilakukan dengan kekuatan, tetapi dengan

(9)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk

Kedua orang tuaku, Bapak dan Ibu tercinta yang selalu

memberikan kasih sayang, pengorbanan, kesabaran, dan do’a

yang tidak terputus hingga detik ini”

“Kakak-kakakku yang sangat aku sayangi”

(10)

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmat yang luar biasa kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat seiring salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan pengikutnya, semoga kelak mendapatkan syafa’at-Nya di yaumil akhir. Aamiin.

Penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pekerja pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima”

sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.

Penulis berharap, karya yang merupakan wujud dari kerja keras, do’a, dan

pemikiran maksimal serta didukung dengan bantuan dan keterlibatan berbagai pihak ini akan bermanfaat di kemudian hari. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.M. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

(11)

3. Bapak Driya Wiryawan, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing akademik, atas kesediaannya selama ini dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam proses kuliah.

4. Ibu Rosnelly Roesdi, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing utama yang tulus ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta perhatian dalam memberikan dorongan, bimbingan, dan arahan dalam penulisan skripsi ini. 5. Ibu Lis Andriani HR, S.E., M.Si. selaku dosen pendamping, atas

kesediaannya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, gagasan, saran serta sumbangan pemikiran dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Yuningsih, S.E., M.M. selaku penguji utama pada ujian skripsi, atas kesediaannya dalam memberikan pengarahan dan pengetahuan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Semua Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

8. Seluruh staf, karyawan, dan karyawati Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

(12)

10. Orang tua tercinta, Bapak dan Ibu yang selalu mendo’akan dan

memotivasi penulis sehingga penulis bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Kakekku tercinta, Mbah Warsito yang selalu memberi nasihat dan memotivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Kakak-kakakku tersayang, Kang Pri dan Kang Kiyo yang selalu memberi semangat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Mbak Anggi dan Dede Abel yang menjadi penyemangat bagi penulis. 13. Sahabat seperjuangan, Ceribel kesayangan, Trishara Anggrandani, Mita

Rusmiati, Eva Handayani, Dian Sukmawati, Nanik Asih, Prima

Helaubudi, Rosmala Dewa BM, dan Ni Wayan Esti Agustina yang selalu ada disaat suka maupun duka dan selalu memberikan motivasi penuh kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Sahabat-sahabatku yang lain, Sely, Hanik, Rumondang, Gilang, Aji. Terima kasih untuk dukungan dan kerja samanya selama ini.

(13)

15. Sahabat-sahabat Manajemen 2010 Sukses yang tak terlupakan, terima kasih atas bantuan, motivasi dan kebersamaan selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena kesempurnaan hanya milik ALLAH, namun ada harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 04 Juli 2014 Penulis

(14)

i

DAFTAR ISI

Halaman

COVER

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 17

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 18

1.4 Kerangka Pemikiran... 19

1.5 Hipotesis... 20

II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Manajemen... 21

2.2 Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 21

2.3 Definisi Kepuasan Kerja ... 24

2.3.1 Aspek Kepuasan Kerja... 26

2.4 Definisi Kinerja... 27

2.4.1 Aspek Standar Pekerjaan ... 31

2.5 Tujuan Penilaian/Evaluasi Kinerja... 31

2.6 Hubungan Kepuasan Kerja dengan Prestasi Kerja ... 33

III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.1.1 Penelitian Kepustakaan ... 34

3.1.2 Penelitian Lapangan ... 34

3.1.3 Definisi Operasional Variabel... 36

(15)

ii

3.2 Gambaran Objek dan Jenis Penelitian ... 41

3.2.1 Gambaran Objek Penelitian ... 41

3.2.2 Jenis Penelitian ... 41

3.3 Validitas dan Reliabilitas ... 41

3.3.1 Validitas ... 41

3.3.2 Reliabilitas ... 43

3.3.3 Uji F (Simultan) ... 44

3.4 Alat Analisis ... 44

3.4.1 Analisis Kualitatif ... 45

3.4.2 Analisis Kuantitatif ... 45

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 46

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 46

4.1.2 Keadaan Umum ... 47

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ... 49

4.1.4 Tata Nilai Perusahaan ... 50

4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan dan Tata Kerja ... 51

4.2 Penyebaran Kuesioner... 60

4.3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 60

4.3.1 Uji Validitas ... 60

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 61

4.4 Analisis Kualitatif ... 63

4.4.1 Hasil Analisis Variabel Demografi ... 63

4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden ... 65

4.5.1 Tanggapan Tentang Kepuasan Kerja ... 66

4.5.2 Tanggapan Tentang Kinerja Pekerja ... 73

4.6 Analisis Kuantitatif ... 78

4.6.1 Uji Regresi Linear Sederhana ... 79

4.6.2 Uji F ... 79

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 82

5.2 Saran ... 83

(16)

iii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Jumlah Pekerja PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit

Usaha Way Lima tahun 2013 ... 6 1.2 Jumlah pekerja di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)

Unit Usaha Way Lima Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 7 1.3 Jumlah pekerja di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)

Unit Usaha Way Lima berdasarkan usia... 7 1.4 Jumlah Produksi Karet Tahun 2009 s/d 2013 PT Perkebunan

Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima ... 11 1.5 Jumlah Produksi Karet Tahun 2013 PT Perkebunan Nusantara VII

(Persero) Unit Usaha Way Lima ... 12 1.6 Jumlah Produksi Karet Tahun 2013 PT Perkebunan Nusantara VII

(Persero) Unit Usaha Way Lima ... 13 1.7 Realisasi Pencapaian Produksi Karet Per Afdeling Tahun 2013 ... 14 1.8 Data Produktivitas Kg/Ha Tahun 2013 ... 14 1.9 Absensi Pekerja di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit

Usaha Way Lima tahun 2013 ... 16 3.1 Operasional Variabel ... 38 4.1 Jam Kerja Pekerja di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)

Unit Usaha Way Lima ... 59 4.2 Sarana dan Prasarana di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)

(17)

iv

4.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 62

4.5 Persentase Berdasarkan Usia Responden... 63

4.6 Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin Responden ... 63

4.7 Persentase Berdasarkan Status Responden ... 64

4.8 Persentase Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 64

4.9 Persentase Berdasarkan Masa Kerja ... 65

4.10 Persentase Pernyataan Responden tentang Pekerjaan Itu Sendiri ... 66

4.11 Persentase Pernyataan Responden tentang Bayaran (Gaji)... 67

4.12 Persentase Pernyataan Responden tentang Promosi... 69

4.13 Persentase Pernyataan Responden tentang Pengawasan... 70

4.14 Persentase Pernyataan Responden tentang Rekan Kerja ... 71

4.15 Rata-rata Total Skor Masing-masing Variabel Kepuasan Kerja ... 72

4.16 Persentase Pernyataan Responden Berdasarkan Kuantitatif ... 73

4.17 Persentase Pernyataan Responden Berdasarkan Kualitatif... 76

4.18 Rata-rata Total Skor Masing-masing Variabel Kinerja Pekerja ... 78

4.19 Analisis Determinasi (R2) ... 79

(18)

iv

v DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Kerangka Konseptual Pemikiran ... 19 2.1 Hubungan Kepuasan Kerja dengan Prestasi Kerja ... 33 3.1 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)

(19)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Organisasi adalah sistem peran, aliran aktivitas dan proses (pola hubungan kerja) dan melibatkan beberapa orang sebagai pelaksana tugas yang didisain untuk mencapai tujuan bersama (Torang, 2013: 25). Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa organisasi adalah suatu proses interaksi dari orang yang mengikuti suatu struktur tertentu dalam mencapai tujuan bersama.

Perilaku organisasi adalah studi tentang apa yang selalu (kebiasaan) dilakukan orang-orang dalam organisasi dan bagaimana perilaku tersebut menciptakan budaya organisasi (Torang, 2013: 49). Oleh karena di dalam organisasi terdapat orang-orang yang bekerja sama, maka secara otomatis organisasi tidak dapat dipisahkan dengan perilaku orang-orang yang melakukan aktivitas di dalam organisasi di mana mereka mencapai tujuannya.

(20)

2

Manusia (man) adalah salah satu dimensi dalam organisasi yang amat penting, merupakan salah satu faktor dan pendukung organisasi (Thoha dalam Torang, 2013: 50). Perilaku organisasi hakikatnya adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya.

Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi karakteristik organisasi, yaitu: hirarki, tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem reward, dan sistem control (Thoha dalam Torang, 2013: 73). Selain beberapa faktor tersebut, faktor lain yang juga dapat mempengaruhi karakter organisasi yaitu kinerja dan konflik (Torang, 2013: 73). Kinerja (performance) adalah kuantitas dan atau kualitas hasil kerja individu atau sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang berpedoman pada norma, standar operasional prosedur, kriteria dan ukuran yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi (Torang, 2013: 74). Aspek-aspek standar pekerjaan terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif (Mangkunegara, 2009: 18).

(21)

3

faktor, yaitu harapan imbalan, dorongan, kemampuan, persepsi terhadap tugas, lingkungan eksternal dan internal, dan persepsi terhadap imbalan dan kepuasan kerja (Gibson et. al dalam Torang, 2013: 76). Dari dua pendekatan yang dikemukakan tersebut, terlihat bahwa kinerja tidak dapat dipisahkan dengan tingkat kepuasan kerja.

Kepuasan kerja (job satisfactions) adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristik-karakteristiknya (Robbins dan Judge, 2008: 99). Ada lima aspek yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang pegawai atau pekerja pada suatu organisasi atau

perusahaan yaitu pekerjaan itu sendiri, bayaran, promosi, pengawasan, dan rekan kerja (Robbins dan Judge, 2008: 108). Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut.

Kepuasan kerja mempunyai peranan penting terhadap peningkatan kinerja pekerja di perusahaan, ketika pekerja merasakan kepuasan kerja maka seseorang tersebut akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan tugasnya, yang akhirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan. Ada empat responsterhadap

(22)

4

1. Keluar (exit); yaitu ketidakpuasan yang diungkapkan melalui perilaku yang ditujukan untuk meninggalkan organisasi.

2. Aspirasi (voice); yaitu ketidakpuasan yang diungkapkan melalui usaha-usaha yang aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi.

3. Kesetiaan (loyalty); yaitu ketidakpuasan yang diungkapkan dengan secara aktif menunggu membaiknya kondisi.

4. Pengabaian (neglect); yaitu ketidakpuasan yang diungkapkan dengan membiarkan kondisi menjadi lebih buruk.

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII bergerak di bidang usaha agribisnis perkebunan dengan komoditas karet, kelapa sawit, teh, dan tebu. Kantor Direksi PTPN VII (Persero) beralamatkan di Jl. Teuku Umar No.300 Bandar Lampung - 35141 Provinsi Lampung – Indonesia. Tujuan perusahaan sesuai akte pendirian perusahaan, yang akan dicapai adalah:

1. Melaksanakan pembangunan dan pengembangan agribisnis sektor perkebunan sesuai prinsip perusahaan yang sehat, kuat, dan tumbuh berkesinambungan dalam skala usaha yang ekonomis.

2. Menjadi perusahaan yang berkemampulabaan (profitable), makmur

(wealthy), dan berkelanjutan (sustainable) sehingga dapat berperan lebih jauh dalam akselerasi pembangunan regional dan nasional.

(23)

5

Usaha. Secara struktural Direksi membawahi Manajer Distrik dan Manajer Unit Usaha.

Penelitian yang dilakukan yaitu pada Unit Usaha Way Lima yang terletak di Desa Cipadang Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, sedangkan Afdeling IV terletak di Desa Tangkit Serdang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima yang semula berkonsentrasi pada budidaya karet dan hasil olah karet, saat ini hanya

berkonsentrasi pada budidaya karet. Produksi yang dihasilkan berupa lateks dan lump.PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima dengan jumlah pekerja sebanyak 526 orang yang terbagi di empat Afdeling yaitu Afdeling I, II, III, dan Afdeling IV. Afdeling yaitu kesatuan wilayah kerja unit usaha yang dipimpin oleh seorang sinder, mandor besar, krani Afdeling, dan mandor yang mempunyai luasan sesuai ketentuan Rencana Kerja Anggaran dan Pendapatan (RKAP). Minimal luasan suatu Afdeling ± 500 Ha yang di dalamnya mempunyai tenaga kerja khususnya di bidang penyadapan. Selain itu Afdeling juga

(24)

6

Tabel 1.1 Jumlah Pekerja PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima Tahun 2013.

No Uraian Pekerja Golongan Jumlah

(Orang)

IIIA-IVD IB-IID IA

1

2 3

Kantor Sentral a) Manajer b) Sinka Tanaman

c) TUK/Umum : Administrasi Satpam d) Lain-lain 1 1 1 -18 11 -1 1 19 11

-Jumlah 1 : 3 29 - 32

Teknik - 10 - 10

Afdeling e) Afdeling I f) Afdeling II g) Afdeling III h) Afdeling IV

1 -1 1 121 66 66 68 65 24 8 63 187 90 75 132

Jumlah 3 : 3 321 160 484

Jumlah 1 s/d 3 : 6 360 160 526

Sumber : PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima, 2013. Tabel 1.1 menunjukan bahwa pekerja paling banyak terdapat pada Afdeling, yaitu sebanyak 484 orang (92%) dari total keseluruhan jumlah pekerja dan 42 orang (8%) ada di kantor sentral dan teknik. Pada bagian tanaman pekerja terlibat langsung dengan produksi karet dan mayoritas adalah penyadap karet. Mayoritas pekerja di bidang tanaman sehingga perusahaan tidak menuntut pekerja memiliki pendidikan tinggi, tetapi mengandalkan kemampuan pekerja untuk dapat

(25)

7

Tabel 1.2 Jumlah pekerja di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima Berdasarkan Jenjang Pendidikan.

No Pendidikan Jumlah

(Orang) %

1 S-3 -

-2 S-2 -

-3 S-1 4 0.76

4 D-3 1 0.19

5 D-1 / D-2 1 0.19

6 SLTA 80 15.21

7 SLTP 112 21.29

8 ≤SD 328 62.36

Total 526 100

Sumber : PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima, 2013.

Tabel 1.2 menunjukan bahwa dari 526 pekerja, pendidikan paling tinggi yaitu S1 sebanyak 4 orang (0.76%) dan pekerja paling banyak yaitu dengan jenjang pendidikan SD sebanyak 328 orang (62.36%) dan SLTP sebanyak 112 orang (21.29%). Sedangkan jumlah pekerja berdasarkan usia dapat dilihat dari Tabel berikut:

Tabel 1.3 Jumlah Pekerja di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima Berdasarkan Usia.

No Umur

(Tahun)

Jumlah

(Orang) %

1 55 22 4.18

2 50-54 169 32.13

3 45-49 112 21.29

4 40-44 61 11.60

5 35-39 17 3.23

6 30-34 57 10.84

7 25-29 62 11.79

8 20-24 24 4.56

9 < 20 2 0.38

Jumlah 526

(26)

8

dengan persentase 32.13% dan usia 45-49 tahun sebanyak 112 orang dengan persentase 21.29%.

Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi maka hasil kerja yang ia selesaikan akan berpengaruh terhadap tingkat produktivitas organisasi. Oleh karena itu, pandangan dan juga perasaan individu terhadap pekerjaannya harus tetap terjaga pada sisi positif dari pekerjannya dengan kata lain individu tersebut harus memiliki dan menjaga kepuasan kerjanya agar produktivitas dapat

meningkat dan untuk menghasilkan kinerja yang berkualitas.

Ada lima aspek yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang pegawai atau pekerja pada suatu organisasi atau perusahaan yaitu pekerjaan itu sendiri, bayaran, promosi, pengawasan, dan rekan kerja. Berikut ini pembahasan

mengenai lima aspek tersebut pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima.

1. Pekerjaan itu sendiri

PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima yang

(27)

9

2. Bayaran

Untuk bayaran atau gaji di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima terdapat beberapa komponen gaji yang diberikan perusahaan bagi pekerja. Komponen dalam take home payyang diterima pekerja yaitu:

1. Gaji pokok berdasarkan golongan yang bersangkutan. 2. Tunjangan perusahaan (33,3333% x gaji pokok).

3. Premi produksi (bagi pekerja yang menangani produksi. Contohnya : penyadap, mandor sadap, tap kontrol, mandor besar, krani TPH, krani afdeling, satpam afdeling, dan juru tulis produksi. Di luar dari yang menangani produksi tidak mendapat premi produksi).

4. Lembur (pekerja bidang administrasi dan sopir di Unit Usaha). 5. Bahan bakar minyak (BBM) sesuai dengan tarif perusahaan. Catatan:

a. Setiap golongan berbeda skala gaji pokoknya.

b. Setiap tahun diadakan penilaian kinerja bagi pekerja tetap. 3. Promosi

PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima memberikan promosi bagi pekerja yang memiliki kinerja baik dan loyal kepada

perusahaan, serta untuk mengisi kekosongan jabatan yang sudah akan

(28)

10

4. Pengawasan

PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima melakukan pengawasan melekat yang dilakukan oleh jabatan satu tingkat diatasnya untuk melaksanakan upaya-upaya penggalian potensi produksi secara optimal. Pengawasan tidak dapat dipisahkan dengan pengaruh kepemimpinan yang ada dalam organisasi, begitu juga pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima. Sistem pengawasan melekat yang

diterapkan dari masing-masing lini dari unsur pimpinan paling tinggi sampai yang di bawah, pola penerapannya harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) sehingga apa yang menjadi visi dan misi perusahaan dapat tercapai sesuai RKAP dan RKO.

5. Rekan kerja

Hubungan kekeluargaan antar sesama rekan kerja pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima dalam ruang lingkup pekerjaan, apabila terjalin hubungan kerja yang harmonis dan saling menguntungkan dalam hal saling memberi motivasi guna meningkatkan produktivitas kerja di masing-masing bidang tugas sehingga pola penerapannya dapat dilaksanakan dengan kekeluargaan.

(29)

11

1. Produktivitas

Produktivitas adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan masukan yang diperlukan (wibowo, 2012: 109). Produktivitas sering

dibandingkan dengan standar yang sudah ditentukan sebelumnya. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima dalam hal ini juga menentukan target produksi yang harus dicapai selama satu tahun. Perusahaan menetapkan target produksi yang telah ditetapkan dari produktivitas masing-masing tahun tanam dan potensinya serta pembahasan dengan tanaman kantor pusat. Berikut ini adalah Tabel jumlah produksi karet yang dihasilkan pekerja selama lima tahun terakhir.

Tabel 1.4 Jumlah Produksi Karet Tahun 2009 s/d 2013 PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima.

Tahun Target (Kg) Realisasi (Kg) % %

2009 2.400.000 2.652.665 111

-2010 2.552.000 2.682.734 105 -6

2011 3.027.000 2.567.354 85 -20

2012 3.305.000 2.934.661 89 4

2013 3.328.000 3.237.882 97 8

(30)

12

[image:30.612.133.490.208.286.2]

Tabel-Tabel berikut ini menyajikan data jumlah produksi karet yang dihasilkan pekerja selama tahun 2013, baik secara keseluruhan maupun pada masing-masing Afdeling.

Tabel 1.5 Jumlah Produksi Karet Tahun 2013 PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima.

PRODUKSI dan AREAL

TARGET (Kg)

REALISASI

(Kg) %

PRODUKTIF 2.940.000 2.776.704 94 NON PRODUKTIF 388.000 461.178 119

TOTAL 3.328.000 3.237.882 97

Sumber : PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima, 2013. Tabel 1.5 menunjukan bahwa penggalian produksi karet di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima pada tahun 2013 terdiri dari areal produktif dan non produktif. Areal produktif adalah areal yang masih berpotensi dalam penggalian produksi mengingat umur tanaman masih memungkinkan untuk digali potensinya. Usia tanaman untuk masa produktif yaitu 25 tahun tergantung tata guna panel pada bidang sadap (pemakaian kulit) di bidang sadap. Sedangkan areal non produktif dihasilkan dari tanaman yang sudah waktunya memasuki usia Tanaman Ulang (TU) yang penggalian produksinya sudah maksimal mengingat areal non produktif akan di tumbang dalam kurun waktu ± 1-2 tahun.

(31)
[image:31.612.132.429.117.394.2]

13

Tabel 1.6 Jumlah Produksi Karet Tahun 2013 PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima.

BULAN

Produksi Tahun 2013 Target

(Kg)

Realisasi

(Kg) %

JANUARI 292.000 255.113 87 FEBRUARI 295.000 272.727 92 MARET 332.000 331.531 100

APRIL 350.000 315.908 90

MEI 355.500 352.111 99 JUNI 365.500 383.871 105 JULI 202.000 294.135 146 AGUSTUS 171.000 234.475 137 SEPTEMBER 134.500 199.943 149 OKTOBER 198.500 148.107 75 NOPEMBER 282.500 213.967 76 DESEMBER 349.500 235.994 68

OVER WEIGH 15.014

JUMLAH 3.328.000 3.237.882 97

(32)
[image:32.612.133.512.105.223.2]

14

Tabel 1.7 Realisasi Pencapaian Produksi Karet Per Afdeling Tahun 2013.

Luas Luas

(Ha) Target (Kg) Real (Kg) % (Ha) Target (Kg) Real (Kg) % Luas Target (Kg) Real (Kg) %

I 689 1.257.000 1.108.586 88 45 71.000 117.671 166 734 1.328.000 1.226.257 92

II 244 469.000 452.983 97 117 177.000 160.937 91 361 646.000 613.920 95

III 152 216.000 299.409 139 - - - - 152 216.000 299.409 139

IV 558 998.000 915.726 92 105 140.000 182.570 130 663 1.138.000 1.098.296 97

Jumlah 1.643 2.940.000 2.776.704 94 267 388.000 461.178 119 1.910 3.328.000 3.237.882 97 Afd

Produksi

Produktif Non Produktif Total

[image:32.612.135.480.410.542.2]

Sumber : PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima, 2013. Tabel 1.7 menunjukan realisasi pencapaian produksi yang mencapai target di atas RKAP yaitu Afdeling III dengan persentase hasil produksi 139%. Sedangkan realisasi pencapaian produksi yang tidak memenuhi target RKAP yaitu Afdeling I, II, dan IV. Berikut ini adalah realisasi produktivitas Kg/Ha di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima.

Tabel 1.8 Data Produktivitas Kg/Ha Tahun 2013.

Afd Luas (Ha) Protas (Kg/Ha) Target (Kg) Realisasi (Kg)

I 734 1809 1671

II 361 1789 1701

III 152 1421 1970

IV 663 1716 1657

Jumlah 1910 1742 1659

Sumber : PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima, 2013. Tabel 1.8 menunjukkan bahwa realisasi pencapaian produktivitas Kg/Ha belum mencapai target RKAP.

(33)

15

penilaian kinerja bagi pekerja yang terlibat langsung dalam penggalian proses produksi di perusahaan. Dampak kepuasan kerja diantaranya yaitu pada

produktivitas (Wibowo, 2012: 512). Pekerja yang bahagia tidak berarti menjadi pekerja yang produktif. Pada tingkat individual, kenyataan menganjurkan sebaliknya untuk lebih akurat, produktivitas mungkin mengarah pada kepuasan. Terdapat perbaikan dukungan terhadap hubungan kepuasan dengan kinerja. Pada tingkat organisasi dengan pekerja lebih puas, cenderung lebih efektif daripada organisasi dengan sedikit pekerja yang puas.

2. Ketidakhadiran

Ketidakpuasan kerja dapat berpengaruh terhadap ketidakhadiran pekerja di tempat kerja yang merupakan variabel dari kinerja. Pekerja dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan menghindari ketidakhadiran di tempat kerja. Ketidakhadiran dapat dilihat dari absensi pekerja setiap bulannya. Besarnya nilai absensi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Hasibuan, 2008: 51):

Absensi =

x 100%

(34)
[image:34.612.134.508.119.337.2]

16

Tabel 1.9 Absensi Pekerja di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima Tahun 2013.

Hari Kerja Jumlah Pekerja Total Hari Kerja

(Hari) (Orang) (Hari) Jml hari % Jml hari % Jml hari % Jml hari % Jml hari %

Januari 24 407 9768 425 4,35 13 0,13 77 0,79 2 0,02 517 5,29 Februari 24 405 9720 425 4,37 13 0,13 77 0,79 2 0,02 517 5,32 Maret 24 404 9696 426 4,39 10 0,10 78 0,80 3 0,03 517 5,33 April 24 403 9672 425 4,39 13 0,13 77 0,80 2 0,02 517 5,35 Mei 25 398 9950 425 4,27 13 0,13 7 0,07 2 0,02 447 4,49 Juni 24 399 9576 425 4,44 13 0,14 75 0,78 1 0,01 514 5,37 Juli 27 393 10611 425 4,01 10 0,09 74 0,70 2 0,02 511 4,82 Agustus 21 384 8064 421 5,22 10 0,12 77 0,95 1 0,01 509 6,31 September 25 532 13300 434 3,26 13 0,10 79 0,59 2 0,02 528 3,97 Oktober 26 530 13780 434 3,15 13 0,09 79 0,57 2 0,01 528 3,83 November 25 529 13225 531 4,02 28 0,21 174 1,32 5 0,04 738 5,58 Desember 24 526 12624 531 4,21 28 0,22 174 1,38 5 0,04 738 5,85

444 4,17 25 0,13 87 0,80 2 0,02 548 5,13 Rata-rata absensi perbulan

SAKIT Mangkir (M) Total

Bulan CUTI IJIN

Sumber : PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima, 2013. Tabel 1.9 menunjukan bahwa absensi pekerja di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima tidak mengalami perubahan yang signifikan setiap bulannya. Rata-rata jumlah persentase cuti yaitu sebesar 4.17%, setiap pekerja di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima mendapat hak cuti 12 hari dalam satu tahun. Rata-rata jumlah persentase ijin sebesar 0.13%, rata-rata jumlah persentase sakit sebesar 0.80%, dan rata-rata jumlah persentase mangkir sebesar 0.02%, jadi total rata-rata absensi perbulan yaitu sebesar 5.13%. Besarnya absensi tersebut dapat mempengaruhi produktivitas di perusahaan yang merupakan variabel dari kinerja.

(35)

17

hadir atau mangkir pada hari itu tanpa pemberitahuan atau alasan yang sah dikenakan teguran oleh atasan. Apabila terulang kembali sampai tiga kali pihak manajemen menerbitkan surat peringatan pertama yang dibarengi dengan pemotongan tunjangan perusahaan 25% selama 6 bulan, untuk surat peringatan kedua pemberlakuan punishment pemotongan tunjangan perusahaan sebesar 50%, dan jika sampai ke surat peringatan ketiga pemberlakuan punishment pemotongan tunjangan perusahaan sebesar 75% dan turun golongan.Punishmentterakhir setelah surat peringatan ketiga yaitu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal tersebut sudah disepakati dan ditandatangani sesuai Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara serikat pekerja dan pihak perusahaan yang diketahui oleh menteri tenaga kerja. Tabel 1.9 menunjukan tingkat kemangkiran kerja sebesar 0.02%, walaupun masih relatif kecil namun masih ada kemangkiran di tiap bulannya. Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

1.2 Rumusan Masalah

(36)

18

Penelitian Eka Arianti (2010) menyatakan terdapat pengaruh yang positif kuat signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja karyawan pada PT Asuransi Allianz Life Indonesia Bandar Lampung.

Dari data yang disajikan menunjukan bahwa pencapaian target produksi pada tahun 2013 sebesar 97% mengalami penurunan jika dibandingkan dengan pencapaian target produksi tahun 2009 sebesar 111% dan tahun 2010 sebesar 105%. Sedangkan untuk absensi pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima sebesar 5.13%. PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima tidak menetapkan standar absensi. Pemberlakuan

punishmentpekerja baik di kantor sentral maupun di Afdeling perlakuannya sama terhadap kemangkiran kerja. Terlihat bahwa angka kemangkiran sebesar 0.02% dan masih terjadi kemangkiran pada setiap bulan di tahun 2013.

Dari latar belakang dan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja pekerja pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

(37)

19

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan

Untuk memberi saran dan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan khususnya yang berhubungan dengan pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pekerja pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima.

2. Bagi penulis

Sebagai syarat untuk menyelesaikan program S1 serta untuk Memperluas wawasan dan pengetahuan penulis tentang pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pekerja pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima.

3. Bagi pihak lain

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi bagi penelitian lain yang ingin melakukan penelitian di bidang yang sama di masa mendatang.

1.4 Kerangka Pemikiran

[image:37.612.140.501.558.698.2]

Secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat ditunjukan sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Pemikiran Kepuasan Kerja (X)

1. Pekerjaan itu sendiri 2. Bayaran

3. Promosi 4. Pengawasan 5. Rekan kerja

(Robbins – Judge, 2008: 108)

Kinerja (Y)

1. Kuantitatif 2. Kualitatif

(38)

20

1.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013: 64)

(39)

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Manajemen

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

suatu tujuan tertentu. Adapun unsur-unsur manajemen itu terdiri dari: man,

money, methode, machines, materials danmarket, disingkat 6 M (Hasibuan, 2008:

1).

Dasar-dasar manajemen adalah sebagai berikut:

1. Adanya kerja sama di antara sekelompok orang dalam ikatan formal.

2. Adanya tujuan bersama serta kepentingan yang sama yang akan dicapai.

3. Adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab yang teratur.

4. Adanya hubungan formal dan ikatan tata tertib yang baik.

5. Adanya sekelompok orang dan pekerjaan yang akan dikerjakan.

6. Adanya human organization.

2.2 Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan

peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan

perusahaan, karyawan, dan masyarakat (Hasibuan, 2008: 10). MSDM adalah

(40)

22

manusia dalam organisasi perusahaan. Dengan demikian, fokus yang dipelajari

MSDM ini hanyalah masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja manusia

saja.

Fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi,

pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian (Hasibuan, 2008:

21).

1. Perencanaan

Perencanaan (human resource planning) adalah merencanakan tenaga kerja

secara efektif dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam

membatu terwujudnya tujuan.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan

dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang,

integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi (organization chart).

3. Pengarahan

Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan agar

bersedia bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membatu

tercapainya tujuan perusahaan.

4. Pengendalian

Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan

agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan

(41)

23

5. Pengadaan

Pengadaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan,

orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan

kebutuhan perusahaan.

6. Pengembangan

Pengembangan (development) adalah proses peningkatan keterampilan

teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan

pelatihan.

7. Kompensasi

Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa langsung (direct)

dan tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai

imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan.

8. Pengintegrasian

Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan

kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama

yang serasi dan saling menguntungkan.

9. Pemeliharaan

Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau

meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka

tetap mau bekerja sama sampai pensiun.

10. Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci

terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan

(42)

24

11. Pemberhentian

Pemberhentian (Separation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari

suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan,

keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab

lainnya.

2.3 Definisi Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja (job satisfactions) adalah perasaan positif tentang pekerjaan

seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristik-karakteristiknya

(Robbins dan Judge, 2008: 99). Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi

karyawan atau pegawai mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan

hal yang dinilai penting (Luthans, 2006: 243).

Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang

menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan

jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima (Robbins dalam Wibowo,

2012: 501).

Beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang dan

persepsi pekerja mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang

dinilai penting yang seharusnya mereka terima. Suatu organisasi yang mempunyai

lebih banyak karyawan yang merasa puas cenderung lebih efektif daripada suatu

(43)

25

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja:

Lima faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya kepuasan kerja (Kreitner dan

Kinicki dalam Wibowo, 2012: 504), yaitu sebagai berikut.

a. Need fulfillment(pemenuhan kebutuhan)

Model ini dimaksudkan bahwa kepuasan ditentukan oleh tingkatan

karakteristik pekerjaan memberikan kesempatan pada individu untuk

memenuhi kebutuhannya.

b. Discrepancies(perbedaan)

Model ini menyatakan bahwa kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi

harapan. Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang

diharapkan dan apa yang diperoleh individu dari pekerjaan. Apabila harapan

lebih besar daripada apa yang diterima, orang tidak akan puas. Sebaliknya

diperkirakan individu akan merasa puas apabila mereka menerima manfaat di

atas harapan.

c. Value attainment(pencapaian nilai)

Gagasan Value attainment adalah bahwa kepuasan merupakan hasil dari

persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual yang

penting.

d. Equity(keadilan)

Dalam model ini dimaksudkan bahwa kepuasan merupakan fungsi dari

seberapa adil individu diperlakukan adil di tempat kerja. Kepuasan

merupakan hasil dari persepsi orang bahwa perbandingan antara hasil kerja

dan inputnya relatif lebih menguntungkan dibandingkan dengan perbandingan

(44)

26

e. Dispotisional/genetic components(komponen genetik)

Beberapa rekan kerja atau teman tampak puas terhadap variasi lingkungan

kerja, sedangkan lainnya kelihatan tidak puas. Model ini didasarkan pada

keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian merupakan fungsi sifat pribadi dan

faktor genetik. Model menyiratkan perbedaan individu hanya mempunyai arti

penting untuk menjelaskan kepuasan kerja seperti halnya karakteristik

lingkungan pekerjaan.

2.3.1 Aspek Kepuasan Kerja

Ada lima aspek yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang pekerja

pada suatu organisasi atau perusahaan (Robbins dan Judge, 2008: 108), yaitu:

1. Pekerjaan itu sendiri

Perkerjaan yang dikerjakan oleh pekerja dalam perusahaan yang menjadi

tanggung jawabnya.

2. Bayaran atau Gaji

Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan tetap

serta mempunyai jaminan yang pasti. Maksudnya gaji akan tetap dibayarkan

walaupun pekerja tersebut tidak masuk kerja.

3. Promosi

Promosi adalah perpindahan yang memperbesar wewenang (authority) dan

tanggung jawab(responsibility) karyawan ke jabatan yang lebih tinggi di

dalam satu organisasi sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilannya

(45)

27

4. Pengawasan

pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan

agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan

apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana

letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk

mengatasinya.

5. Rekan kerja.

Rekan kerja yang secara sosial dapat mendukung tugas-tugas rekan kerja

lainnya dan cakap secara teknis menurut pandangan rekan kerjanya

merupakan salah satu faktor penting bagi terciptanya kepuasan kerja

karyawan. Pekerja cenderung lebih terpuaskan apabila memiliki rekan kerja

yang dapat bekerja sama.

2.4 Definisi Kinerja

Kinerja (performance) adalah kuantitas dan atau kualitas hasil kerja individu atau

sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi

yang berpedoman pada norma, standar operasional prosedur, kriteria dan ukuran

yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi (Torang, 2013: 74).

Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang dibebankan kepadanya (Mangkunegara, 2009: 9). Kinerja adalah

seperangkat keluaran (outcome) yang dihasilkan oleh pelaksanaan fungsi tertentu

(46)

28

Beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai seorang pekerja maupun kelompok dalam melaksanakan tugas sesuai

dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya yang telah ditetapkan atau

berlaku dalam organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun

kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi.

Setiap perusahaan baik perusahaan jasa maupun industri, menginginkan agar

perusahaanya dapat terus bersaing dan survive. Hal ini tentu saja harus didorong

oleh peningkatan kinerja seluruh karyawan, sehingga terdapat peningkatan secara

kuantitas maupun kualitas dari hasil maksimal yang telah dilakukan oleh pekerja

terhadap pekerjaannya sesuai dengan job descriptionyang sudah ditentukan oleh

perusahaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja:

Ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja (performance) (Simamora dalam

Mangkunegara, 2009: 14), yaitu:

1. Faktor Individual yang terdiri dari:

a. Kemampuan dan Keahlian

Kondisi mental dan fisik seseorang dalam menjalankan suatu aktivitas atau

(47)

29

b. Latar Belakang

Kondisi di masa lalu yang mempengaruhi karakteristik dan sikap mental

seseorang, biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor keturunan serta

pengalaman di masa lalu.

c. Demografi

Kondisi kependudukan yang berlaku pada individu atau karyawan, dimana

lingkungan sekitarnya akan membentuk pola tingkah individu tersebut

berdasarkan adat atau norma sosial yang berlaku.

2. Faktor Psikologis yang terdiri dari:

a. Persepsi

Suatu proses kognitif yang digunakan oleh seseorang untuk menafsirkan

dan memahami dunia sekitarnya.

b. Attitude(sikap)

Kesiapsiagaan mental yang dipelajari dan diorganisasi melalui pengalaman

dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap

orang lain.

c. Personality(kepribadian)

Pola perilaku dan proses mental yang unik yang mencirikan seseorang.

d. Pembelajaran

Proses yang dijalani seseorang dari tahap tidak tahu menjadi tahu dan

memahami akan sesuatu yang berhubungan dengan organisasi dan

(48)

30

e. Motivasi

Konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri

karyawan yang memulai dan mengarahkan perilaku.

3. Faktor Organisasi yang terdiri dari :

a. Sumber daya

Sekumpulan potensi atau kemampuan perusahaan yang dapat diukur dan

dinilai, seperti sumber daya alam, sumber daya manusia.

b. Kepemimpinan

Suatu seni mengkoordinasi yang dilakukan oleh pimpinan dalam

memotivasi pihak lain untuk meraih tujuan yang diinginkan oleh

organisasi.

c. Penghargaan

Balas jasa yang diterima oleh karyawan atau usaha yang telah dilakukan di

dalam proses aktivitas organisasi dalam jangka waktu secara istrinsik

maupun ekstrinsik.

d. Struktur

Hubungan wewenang dan tanggung jawab antar individu di dalam

organisasi dengan karakteristik tertentu dari kebutuhan organisasi.

e. Desain Pekerjaan

Job description yang diberikan kepada karyawan, apakah karyawan dapat

(49)

31

2.4.1 Aspek Standar Pekerjaan

Ada dua aspek standar pekerjaan yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

individu dalam organisasi, yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif

(Mangkunegara, 2009: 18).

Aspek kuantitatif meliputi:

1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan.

2. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan.

3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan

4. Jumlah atau banyaknya produksi yang dihasilkan dalam bekerja.

Aspek kualitatif meliputi:

1. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan.

2. Tingkat kemampuan dalam bekerja.

3. Kemampuan dalam menggunakan peralatan, dan

4. Kemampuan dalam mengevaluasi kesalahan.

2.5 Tujuan Penilaian/Evaluasi Kinerja

Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja

organisasi melalui peningkatan kinerja dari SDM organisasi. Secara spesifik,

tujuan evaluasi kinerja (Sunyoto dalam Mangkunegara, 2009: 10) yaitu:

(50)

32

b. Mencatat dan mengakui hasil kerja seorang karyawan, sehingga mereka

termotivasi untuk berbuat yang lebih baik, atau sekurang-kurangnya berprestasi

sama dengan prestasi yang terdahulu.

c. Memberikan peluang kepada karyawan untuk mendiskusikan keinginan dan

aspirasinya dan meningkatkan kepedulian terhadap karir atau terhadap

pekerjaan yang diembannya sekarang.

d. Mendefinisikan atau merumuskan kembali sasaran masa depan, sehingga

karyawan termotivasi untuk berprestasi sesuai dengan potensinya.

e. Memeriksa rencana pelaksanaan dan pengembangan yang sesuai dengan

kebutuhan pelatihan, khusus rencana diklat, dan kemudian menyetujui rencana

itu jika tidak ada hal-hal yang perlu diubah.

Kegunanaan penilaian prestasi kerja karyawan adalah:

a. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk prestasi,

pemberhentian dan besarnya balas jasa.

b. Untuk mengukur sejauh mana seorang karyawan dapat menyelesaikan

pekerjaannya.

c. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan dalam

perusahaan.

d. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal

kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan

pengawasan.

e. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan

(51)

33

f. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai

permormanceyang baik.

g. Sebagai alat untuk dapat melihat kekurangan atau kelemahan dan

meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.

h. Sebagai kriteria menentukan, seleksi, dan penempatan karyawan.

i. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawan.

j. Sebagai dasar untuk memperbaiki atau mengembangkan uraian tugas (job

description)

2.6 Hubungan Kepuasan Kerja dengan Prestasi Kerja

Kepuasan kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja yang puas

akan lebih produktif, dapat pula terjadi kepuasan kerja disebabkan oleh adanya

kinerja atau prestasi kerja sehingga pekerja yang lebih produktif akan

mendapatkan kepuasan. Kemungkinan timbul hubungan timbal balik yang

menunjukkan tidak adanya arah atau hubungan yang spesifik antara kepuasan

kerja dengan prestasi kerja. Hubungan tersebut digambarkan sebagai berikut

(Gibson dalam Wibowo, 2012: 508).

menyebabkan

“Pekerja puas lebih produktif”

disebabkan oleh

“Pekerja lebih produktif akan puas”

[image:51.612.135.503.530.690.2]

Tidak ada arah atau hubungan spesifik

Gambar 2.1 Hubungan Kepuasan Kerja dengan Prestasi Kerja Kepuasan kerja

Kepuasan kerja

Kepuasan kerja

Prestasi kerja

Prestasi kerja

(52)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

3.1.1 Penelitian Kepustakaan

1. Studi literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan

berbagai literatur atau referensi tentang manajemen sumber daya

manusia dan perilaku organisasi yang relevan dengan

permasalahan.

2. Hasil riset yang berkaitan dengan kepuasan kerja dan kinerja dari

peneliti-peneliti sebelumnya yang masih relevan. Data yang

diperoleh kemudian dikumpulkan, dipelajari, kemudian diteliti

serta dikaji guna memperoleh dasar-dasar teori yang dapat

digunakan untuk mendukung dan menunjang.

3.1.2 Penelitian Lapangan

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan penelitian langsung

pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima

(53)

35

1. Wawancara

Yaitu melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait

dalam penelitian ini guna mendapatkan keterangan dan data yang

dibutuhkan berkaitan dengan masalah penelitian.

2. Dokumentasi

Yaitu penelitian untuk memperoleh data perusahaan yang terkait

tentang jumlah karyawan dan struktur organisasi di PT Perkebunan

Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima yang digunakan

untuk menentukan jumlah populasi dan sampel penelitian.

3. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013: 142). Data yang

dikumpulkan secara langsung dari responden yaitu berupa angket

atau kuesioner yang disebarkan kepada pekerja di PT Perkebunan

Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima. Pengukuran

terhadap variabel terikat dan variabel bebas dilakukan berdasarkan

skala Likert sehingga pengukuran terhadap pernyataan atau sikap

seseorang dapat dikualifikasikan secara matematis. Maka penelitian

(54)

36

Responden diminta untuk mengisi pernyataan dalam kategori

berikut ini :

a. Jika jawaban Sangat Setuju (SS), diberi skor 5.

b. Jika jawaban Setuju (S), diberi skor 4.

c. Jika jawaban Netral (N), diberi skor 3.

d. Jika jawaban Tidak Setuju (TS), diberi skor 2.

e. Jika jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), diberi skor 1.

Untuk menjawab kuesioner, responden diminta untuk memilih

alternatif jawaban yang telah disediakan.

3.1.3 Definisi Operasional Variabel

1. Batasan Operasional

Penelitian ini membahas tentang keterkaitan antara kepuasan kerja

sebagai variabel bebas (independen) terhadap kinerja pekerja sebagai

variabel terikat (dependen) pada PT Perkebunan Nusantara VII

(Persero) Unit Usaha Way Lima.

2. Definisi operasional

Definisi operasional dalam penelitian adalah :

a. Variabel terikat yaitu: Kinerja pekerja (Y)

Kinerja (performance) adalah kuantitas dan atau kualitas hasil

kerja individu atau sekelompok di dalam organisasi dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang berpedoman pada

(55)

37

telah ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi (Torang,

2013: 74). Dalam penelitian ini khususnya pada PT Perkebunan

Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Ada dua aspek standar pekerjaan yang dapat digunakan untuk

mengukur kinerja individu dalam organisasi, yaitu aspek

kuantitatif dan aspek kualitatif (Mangkunegara, 2009: 18).

Aspek kuantitatif meliputi:

1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan.

2. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan

pekerjaan.

3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan

4. Jumlah atau banyaknya produksi yang dihasilkan dalam

bekerja.

Aspek kualitatif meliputi:

1. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan.

2. Tingkat kemampuan dalam bekerja.

3. Kemampuan dalam menggunakan peralatan, dan

(56)

38

b. Variabel bebas yaitu: Kepuasan Kerja (X)

Kepuasan kerja (job satisfactions) adalah perasaan positif tentang

pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi

karakteristik-karakteristiknya (Robbins dan Judge, 2008: 99).

Penelitian yang dilakukan pada PT Perkebunan Nusantara VII

(Persero) Unit Usaha Way Lima mengenai seberapa baik

pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting untuk

perusahaan. Ada lima aspek yang digunakan untuk mengukur

kepuasan kerja seorang pekerja pada suatu organisasi atau

perusahaan, antara lain:

1. Pekerjaan itu sendiri

2. Bayaran

3. Promosi

4. Pengawasan, dan

5. Rekan kerja.

[image:56.612.133.512.532.702.2]

Berikut ini Tabel operasional variabel penelitian :

Tabel 3.1 Operasional Variabel.

Variabel Definisi Indikator Skala

Kepuasan Kerja (X)

Kepuasan kerja (job satisfactions) adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristik-karakteristiknya.

1. Pekerjaan itu sendiri 2. Bayaran 3. Promosi 4. Pengawasan 5. Rekan kerja

(57)

39

Variabel Definisi Indikator Skala

Kinerja Karyawan (Y)

Kinerja (performance) adalah kuantitas dan atau kualitas hasil kerja individu atau sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang berpedoman pada norma, standar operasional prosedur, kriteria dan ukuran yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi.

1. Kuantitatif - Proses kerja dan

kondisi pekerjaan - Waktu yang

dipergunakan atau lamanya

melaksanakan pekerjaan

- Jumlah kesalahan dalam

melaksanakan pekerjaan, dan - Jumlah atau

banyaknya produksi yang dihasilkan dalam bekerja.

2. Kualitatif - Ketepatan kerja

dan kualitas pekerjaan. - Tingkat kemampuan dalam bekerja. - Kemampuan dalam menggunakan peralatan, dan - Kemampuan dalam mengevaluasi kesalahan. Likert

Sumber: (Robbins dan Judge, 2008: 108) dan (Mangkunegara, 2009: 18).

3.1.4 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek

yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

(58)

40

80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja pada PT

Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima sebanyak

526 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk menentukan berapa minimal

sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat

digunakan rumus Slovin (Umar, 2013: 65), yaitu :

n =

²

Keterangan :

n = Ukuran sampel

N = Ukuran Populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel. (dalam penelitian ini tingkat kesalahan sebesar 10%).

perhitungan sampel dalam penelitian ini yaitu:

n =

. ²

=

.

=

. = 84.16 (dibulatkan menjadi 84)

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Slovin tersebut maka

sampel dalam penelitian ini sebanyak 84 pekerja. Teknik penentuan

(59)

41

3.2 Gambaran Objek dan Jenis Penelitian

3.2.1 Gambaran Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)

Unit Usaha Way Lima yang terletak di Desa Cipadang Kecamatan

Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, sedangkan Afdeling IV terletak

di Desa Tangkit Serdang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus.

3.2.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini berusaha menjelaskan hubungan kepuasan kerja terhadap

kinerja pekerja pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit

Usaha Way Lima yang menggunakan metode kuantitatif yaitu metode

penelitian survey.

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan (Sugiyono, 2013:

8).

3.3 Validitas dan Reliabilitas

3.3.1 Validitas

Validitas atau tingkat ketepatan, kejituan atau keakuratan adalah

(60)

42

diukur (Mas’ud, 2004: 68). Uji validitas bertujuan untuk mengetahui

keabsahan jawaban responden dalam kuesioner. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Untuk uji validitas kuesioner digunakan rumus korelasi product

momentdari Pearson yaitu :

n(∑ XY) – (∑X)(∑Y) rxy =

[ n∑ X2 - (∑ X)2][ n∑ Y2- (∑ Y)2]

Keterangan:

rxy = nilai validitas

x = skor nilai x

y = skor nilai y

n = jumlah sampel

Uji validitas diukur melalui kriteria berikut:

a. Jika nilai rxy hitung> r Tabelmaka dapat dikatakan valid.

b. Jika nilai rxy hitung< r Tabelmaka dapat dikatakan tidak valid.

3.3.2 Reliabilitas

Reliabilitas atau tingkat keandalan, ketepatan atau keajegan

(consistency) adalah tingkat kemampuan instrumen riset untuk

mengumpulkan data secara konsisten dari sekelompok individu

(61)

43

mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen yang

reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama

(Sugiyono, 2013: 121). Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas

tinggi atau dipercaya, jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa

alat ukur tersebut stabil dan dapat diandalkan (dependability) dan dapat

diramalkan (predictabillity). Alat ukur yang digunakan untuk penilaian

reliabilitas dalam penelitian ini adalah rumus Alpha Cronbach sebagai

berikut:

αCronbach =

2

2

1

1

p i

S

S

k

k

Keterangan:

k = jumlah butir dalam skala pengukuran

2

= ragam (variance) dari butir ke-i pertanyaan

= ragam (variance) dari skor total

Kriteria putusan:

a. Jika nilai Cronbach’s Alphasecara keseluruhan >Cronbach’s

Alpha if item deleted, maka dinyatakan reliabel.

b. Jika nilai Cronbach’s Alphasecara keseluruhan <Cronbach’s

(62)

44

3.3.3 Uji F (simultan)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh signifikansi

antara variabel independen dan variabel dependen secara

bersama-sama, dikatakan berpengaruh signifikan apabila nilai sig < α.

Uji F dapat dicari dengan rumus:

R2 / k F hitung =

(1 – R2)/(n – k – 1)

Keterangan:

R2 = koefisien determinasi

n = jumlah data

k = jumlah variabel independen

3.4 Alat Analisis

Data yang diperoleh dari kuesioner diolah dan dianalisis. Analisis data

menggunakan anlisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

3.4.1 Analisis Kualitatif

Analisis ini digunakan untuk menganalisis hasil penelitian dan mencari

pemecahannya dengan menggunakan teori-teori yang berkaitan dengan

(63)

45

3.4.2 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif dilakukan berdasarkan data primer yang diperoleh

melalui penyebaran daftar pernyataan kepada pekerja di PT Perkebunan

Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima.

Untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja (X) terhadap kinerja

pekerja (Y) menggunakan analisis regresi linier sederhana. Persamaan

regresi liner sederhana dapat ditulis sebagai berikut (Umar, 2013: 115):

Y = a + bX

Keterangan:

Y = Kinerja

X = Kepuasan kerja

a = Konstanta

(64)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis perhitungan membuktikan bahwa hipotesis

yang menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja

pekerja pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima

diterima. Hal ini didasarkan pada :

1. Uji regresi linear sederhana melalui program SPSS 20.0 didapatkan persamaan

linier sederhana Y = 12.717 + 0.726X. Maka kepuasan kerja memiliki

pengaruh positif terhadap kinerja pekerja.

2. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh adanya pengaruh kepuasan kerja (X)

terhadap kinerja pekerja (Y) secara simultan dengan Fhitunglebih besar

dibandingkan nilai Ftabel(91.556 > 2.77) maka Ho ditolak dan Ha diterima.

3. Nilai R square(R2) sebesar 0.528 yang artinya kontribusi kepuasan kerja

terhadap kinerja pekerja sebesar 52.8% dan selebihnya 47.2% dipengaruhi

oleh faktor lain di luar penelitian ini.

4. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja pekerja pada PT Perkebunan

Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima sebagian dipengaruhi oleh

(65)

83

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, adapun saran-saran

yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Pimpinan pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way

Lima, yang menangani sumber daya manusia sebaiknya lebih memperhatikan

kepuasan kerja pada indikator bayaran (gaji) karena memiliki rata-rata

terendah dari kelima indikator kepuasan kerja yang lain, sehingga kinerja

pekerja nantinya akan dapat lebih optimal dan tujuan organisasi dapat dicapai

secara efektif dan efisien.

2. Saran untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggali adanya pengaruh

kepuasan kerja terhadap kinerja pekerja yaitu melihat adanya hubungan

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Arianti, Eka. 2010. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Asuransi Allianz Life Indonesia Bandar Lampung. Bandar Lampung: Fakultas Ekonomi Unila.

Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi Edisi Sepuluh. Yogyakarta: Andi.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2009. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT Refika Aditama.

Marlia, Novita. 2010. Pengaruh Kepuasan Kerja Karyawan Terhadap Kinerja

Karyawan Pada CV Alam Prima Komputer Bandar Lampung. Bandar

Lampung: Fakultas Ekonomi Unila.

Mas’ud, Fuad. 2004. Survey Diagnosis Organisasional Konsep & Aplikasi. UNDIP.

Nogi, H. S & Tangkisilan. 2003. Konsep, Teori, dan Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia, Ed 1, Lukman Offset.

Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Torang, Syamsir. 2013. Organisasi & Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya & Perubahan Organisasi, Bandung: Alfabeta.

Umar, Husain. 2013. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Pekerja PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima Tahun 2013.
Tabel 1.2 Jumlah pekerja di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima Berdasarkan Jenjang Pendidikan.
Tabel 1.4 Jumlah Produksi Karet Tahun 2009 s/d 2013 PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Lima.
Tabel 1.5 Jumlah Produksi Karet Tahun 2013 PT Perkebunan Nusantara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca publikasi dengan judul : PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA KANTOR..

Tantangan terbesar seorang pemimpin millenial itu ada pada diri sendiri dimana apakah dia selaku pemimpin mampu menerima perubahan dan perkembangan zaman atau

` Keunikan lain dari sistem pakar adalah kemampuan dalam menjelaskan atau memberi.. dalam menjelaskan

Proses bisnis untuk penjualan produk olahan kopi, dimana dengan konsep yang baru menggunakan konsep B2C (business to customer), maka akan menimbulkan perubahan

Berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi organisasi untuk menjalankan tugas dan fungsi, rencana strategis kementerian dan penugasan lainnya secara umum adalah:

The following issues are addressed: the definition of school culture, the effects of culture on schools in general and teachers in particular, the assumptions held by school

Pengembangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang berupa Desain Hypermedia Berbasis WEB ini dilaksanakan dengan pendekatan engineering dimana tahapannya

Dengan kondisi tersebut, networking pulau-pulau kecil khususnya yang berbasis pada pengelolaan sumberdaya di bidang perikanan, memiliki dua karakteristik networking yang berbeda