• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI BUDAYA DALAM MEMOAR SOKOLA RIMBA KARYA BUTET MANURUNG DAN KEBERMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BACAAN SASTRA DI SMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NILAI-NILAI BUDAYA DALAM MEMOAR SOKOLA RIMBA KARYA BUTET MANURUNG DAN KEBERMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BACAAN SASTRA DI SMA."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI-NILAI BUDAYA DALAM MEMOAR SOKOLA RIMBA

KARYA BUTET MANURUNG

DAN KEBERMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BACAAN

SASTRA DI SMA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

OLEH :

HELMINA ROSMITA FIOLENTA SIPAYUNG

NIM 8146192009

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PROGRAM PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Helmina Rosmita Fiolenta Sipayung. 8146192009. Nilai-nilai Budaya dalam Memoar

Sokola Rimba Karya Butet Manurung dan Kebermanfaatannya sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menganalisis nilai-nilai budaya yang terdapat dalam memoar Sokola Rimba serta berfungsi untuk mengetahui kebermanfaatannya sebagai bahan bacaan sastra di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan cara deskriptif analisis. Pendekatan yang digunakan adalah sosiologi sastra dengan kajian teks. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kajian pustaka. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kebermanfaatan sebagai bahan bacaan yaitu dengan daftar wawancara. Narasumber dalam penelitian ini ada tiga orang guru bahasa Indonesia di SMA Yos Sudarso Medan. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa, terdapat 37 nilai budaya yang terbagi dalam lima pola nilai budaya, yaitu 1) hubungan manusia dengan Tuhan: percaya kepada dewa, percaya kepada mimpi, percaya kepada kutukan, percaya kekuatan doa, dan patuh kepada tradisi nenek moyang 2) hubungan manusia dengan alam: pemanfaatan alam, mencintai alam, dan penyatuan, 3) hubungan manusia dengan masyarakat: penamaan tempat tinggal, nomaden/melangun, perubahan nama, kekeluargaan, kosmologi rimba, sistem mata pencaharian, pantangan, pembujuk, tidak ada bersalaman, tidak ada kata terima kasih, dan pendidikan (4) hubungan manusia dengan manusia lain: waspada, penolakan, penasaran, perhatian, senang berbagi, saling menyayangi, tolong menolong, keakraban, bertanggung jawab, dan sopan santun (5) hubungan manusia dengan manusia dirinya sendiri: cara berpakaian, rasa ingin tahu yang tinggi, gigih, jujur, dan pemalu. Berdasarkan hasil wawancara, memoar Sokola Rimba sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan bacaan sastra di SMA.

(6)

Abstract

Helmina Rosmita Fiolenta Sipayung. 8146192009. Cultural Values in the Sokola

Rimba’s Memoir by Butet Manurung and the benefita as a literary material in High School. Program Pascasarjana. State University of Medan. 2016.

This reserch aim to discover and to analyze the cultural values which is contained in the memoirs Sokola Rimba as well as serves it benefit as reading materials literature in high school. This research is a qualitative research with analytical description. The approach used was sociology of literature with the study of texts. The data collection technique used are engineering literature review. The instrument used for knowing the usefulness of reading material that is with the interview list. Interviewees in this study were three teachers Indonesian language at SMA Yos Sudarso Medan. The conclution of the research then can be inferred that there are 37 cultural values are divided into five patterns of cultural value. There are 1) human relationship with God: believe in god, believe in dreams, believe in the curse, believe in the power of prayer, and obedient to the traditional ancestor 2) man's relationship with nature: the use of utilisations of the nature, love nature, and the unification, 3) the relationship of man with society: naming shalter, nomadic / melangun, changing name, family orientation, cosmology jungle, livelihood systems, abstinence, persuader, no hand shake, no thankful word, and education (4) the relationship of humans with other humans: awareness, rejection, caring, happy to share, loving each other, helping each other, intimacy, responsibility, and good manners (5) the human relationship with man himself: how to dress, curiosity is high, persistent, honest, and shy. Based on the results of interviews, memoirs Sokola Rimba is very rewarding to serve as a reading literature in high school.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala

rahmat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Nilai-Nilai

Budaya dalam Memoar Sokola Rimba Karya Butet Manurung dan Kebermanfaatannya

sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA”.

Penyusunan tesis ini digunakan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar

Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam

penulisan tesis ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya.

Namun seperti kata pepatah ”tak ada gading yang tak retak” mungkin masih ada kesalahan

atau kekurangan yang terdapat di dalam tesis ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan

hati penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan tesis ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga tesis ini dapat tersusun dengan

baik. Ucapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Bornok

Sinaga, M.Pd.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan, Ibunda Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd,

4. Pembimbing tesis Bapak Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan

kepada Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. sebagai dosen pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis dalam

(8)

5. Narasumber seminar dan siding tesis, Bapak Dr. Mutsyuhito Sholin, M.Pd., Bapak Dr.

Syahnan Daulay, M,Pd., dan Ibu Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd., yang telah

memberikan masukan hingga terselesaikannya tesis ini.

6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan atas ilmu pengetahuan, motivasi, dan juga

nasihat-nasihat yang membentuk karakter penulis hingga menjadi lebih dewasa.

7. Kepala Sekolah SMA Yos Sudarso Medan, Bapak Drs. M. Sipayung, M.Mis yang telah

memberikan izin penelitian. Serta guru-guru yang bersedia menjadi narasumber dalam

penelitian ini.

8. Suami saya yang tersayang, Halomoan F. Sinaga, A.Md. yang telah memberikan

dukungan dan kasih sayangnya serta bantuan secara moral maupun materi. Semoga

seluruh harapan dan cita-cita kita terwujud dan semakin bersuka cita kedepannya.

9. Kedua orang tua saya yang tercinta, Op. Grace doli (S. Sipayung) dan Op. Grace boru

(R. Br. Naibaho). Serta mertua saya Bapak H. Sinaga dan Ibu R. Br. Sembiring. Terima

kasih yang sebesar-besarnya atas segenab kasih sayang dan dukungan yang telah

diberikan. Semoga Tuhan menyertai dan memberikan kebahagiaan yang

bertambah-tambah kepada kita semuanya.

10. Abang saya, Bapak Grace Sipayung/Br.Situmeang beserta keponakan (Grace, Rosa, dan

Vincent) dan Jaya Gabriel F. Sipayung, S.P. Terima kasih telah menjadi saudara yang

baik, dan terima kasih untuk semua doa, dukungan, dan semangat yang diberikan.

11. Seluruh saudara-saudara saya, adik-adik ipar, dan keponakan saya Evano dan Elmo.

Terima kasih telah memberikan warna dalam kehidupan penulis.

12. Sahabat-sahabat seperjuangan Laura, Wati, Ito Jagokdin, Emi, Betha, Bang Jonner,

(9)

teman-teman angkatan II Dikbind. Terima kasih untuk seluruh kebersamaan kita yang penuh

keceriaan.

13. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan serta arahan dalam

penyelesaian tesis ini yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.

Semoga Tuhan memberikan balasan yang terbaik atas bantuan dan bimbingan yang

diberikan. Penulis juga berharap penelitian yang telah dilakukan dapat bermanfaat dan

menambah wawasan dalam khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam kajian pendidikan

bahasa dan sastra Indonesia. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2016 Penulis

Helmina R. F. Sipayung NIM 8146192009

(10)

DAFTAR ISI

2.1.2.1 Hubungan Sastra dan Kebudayaan ... 35

2.1.2.1 Manfaat Karya Sastra ... 37

2.1.2.3 Memoar ... 40

2.1.3 Pendekatan Sosiologi Sastra ... 43

2.1.4 Bahan Bacaan ... 46

(11)

2.2 Dasar Konseptual ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65

4.1Hasil Penelitian ... 65

4.1.1. Nilai Budaya yang Terdapat dalam Memoar Sokola Rimba 65 4.1.2 Analisis Nilai Budaya dalam Memoar Sokola Rimba... 136

4.1.2.1 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Tuhan ... 136

4.1.2.2 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Alam ... 142

4.1.2.3 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Masyarakat ... 153

4.1.2.4 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Orang Lain ... 175

4.1.2.5 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri ... 195

4.2Pembahasan Hasil Penelitian ... 209

4.2.1. Nilai Budaya yang Terdapat dalam Memoar Sokola Rimba 209 4.2.2 Nilai Budaya yang Terkait dengan Sastra dalam Memoar Sokola Rimba ... 210

4.2.2.1 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Tuhan ... 210

4.2.2.2 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Alam ... 216

4.2.2.3 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Masyarakat ... 221

(12)

Diri Sendiri ... 231

4.3Kebermanfaatan Memoar Sokola Rimba sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA ... 234

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 239

5.1Simpulan ... 239

5.2Saran ... 241

DAFTAR PUSTAKA ... 242

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Wujud Kebudayaan ... 12

Tabel 2.2. Nilai Kebudayaan ... 28

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Pedoman Analisis Nilai Budaya dalam Memoar Sokola Rimba

Lampiran II : Sinopsis Memoar Sokola Rimba

Lampiran III : Biografi Butet Manurung

Lampiran IV : Format Pertanyaan Wawancara dengan Narasumber I

Lampiran V : Hasil Wawancara dengan Narasumber I

Lampiran VI : Format Pertanyaan Wawancara dengan Narasumber II

Lampiran VII : Hasil Wawancara dengan Narasumber II

Lampiran VIII : Format Pertanyaan Wawancara dengan Narasumber III

Lampiran IX : Hasil Wawancara dengan Narasumber III

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fenomena yang terjadi saat ini adalah pengaruh kebudayaan asing mulai

mendominasi daripada kebudayaan lokal. Derasnya arus globalisasi di Indonesia

telah mengikis kecintaan siswa terhadap kebudayaan lokal maupun nasional.

Maharani dalam Simanjuntak (2014:112) mengemukakan, “dunia pendidikan

Indonesia tampak semakin parah akibat globalisasi ialah, peserta didik semakin

dijauhkan dari nilai budaya bangsa, baik budaya lokal maupun nasional.

Anak-anak dan remaja saat ini tidak terjaga oleh nilai-nilai luhur budaya bangsa. Sebab

kita meninggalkannya, melupakannya, dan berpaling kepada nilai dan budaya

lain.” Agar eksistensi budaya lokal tetap kukuh, maka kepada generasi penerus

bangsa perlu ditanamkan rasa cinta terhadap budaya daerah. Salah satu cara yang

dapat ditempuh guru di sekolah adalah dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai

budaya dalam karya sastra saat proses pembelajaran di sekolah.

Nilai-nilai budaya dalam sastra perlu diajarkan tujuannya agar siswa dapat

menyerap maknanya. Di samping itu, siswa tidak hanya mengenal sebatas cerita

khayalan tetapi memupuk sikap positif terhadap kesusasteraan di Indonesia.

Melalui karya sastra, siswa dapat mengetahui budaya lokal maupun budaya

nasional. Karya sastra sebagai salah satu produk sebuah kebudayaan dapat

dikatakan sebagai cerminan dari masyarakat tempat karya sastra itu lahir. Sebuah

(16)

2

sebuah kebudayaan tidak hanya dilihat dari karya-karya atau tulisan ilmiah yang

dihasilkannya. Akan tetapi, penilaian tentang hal tersebut dapat dilakukan melalui

karya sastra.

Endraswara (2013:78) mengemukakan bahwa “sastra merupakan sebuah

refleksi lingkungan sosial budaya yang merupakan satu tes dilektika antara

pengarang dengan situasi sosial yang membentuknya atau merupakan penjelasan

suatu sejarah dialektika yang dikembangkan dalam sastra”. Hal ini didukung lagi

dengan pendapat Rene Wellek dan Austin Warren (1995:2) yang mengatakan

“sastra merupakan suatu kreatif sebuah karya seni. Karya sastra sebagai karya seni

memungkinkan tumbuhnya wawasan pengetahuan pembaca tentang kehidupan

manusia yang merupakan bagian kebudayaan dari suatu bangsa.” Nilai-nilai yang

terkandung dalam karya sastra pada dasarnya mencerminkan realitas sosial yang

memberikan pengaruh besar terhadap masyarakatnya.

Karya sastra sebagai cerminan masyarakat, mau tidak mau akan menjadi

saksi zaman. Dalam hal ini, pengarang berupaya mendokumentasikan zaman

sekaligus alat komunikasi antara pengarang dengan pembaca. Memoar “Sokola

Rimba” merupakan salah satu contoh karya sastra yang menceritakan tentang

kehidupan pengarang bersama orang Rimba di pedalaman Taman Nasional Bukit

Dua Belas Jambi. Memoar ini mengandung nilai-nilai kebudayaan yang sangat

membangun dan menginspirasi dunia pendidikan tentang anak-anak desa yang

masih sangat asli atau tradisional (indigenious people). Memoar ini juga

merupakan salah satu saksi zaman yang ditulis dalam bentuk karya sastra yang

(17)

3

Saur Marlina Manurung atau yang lebih dikenal dengan Butet Manurung

adalah pengarang sekaligus tokoh utama dalam memoar “Sokola Rimba”. Beliau

merupakan salah seorang aktifis pendidikan yang bekerja di WARSI (Warung

Informasi Konservasi), sebuah LSM yang berfokus terhadap isu konservasi hutan

Sumatera. Pengalamannya selama berada di rimba awalnya dituliskan dalam

catatan harian pribadi. Namun, berdasarkan saran teman-temannya Butet

menerbitkan buku catatan harian tersebut menjadi sebuah buku memoar

(memoirs) berjumlah 348 halaman. Buku ini juga sudah diterbitkan ke dalam

bahasa Inggris “The Jungle School” pada Januari 2013. Buku yang sangat

inspiratif ini juga telah menarik perhatian Mira Lesmana dan Riri Riza untuk

mengangkatnya menjadi sebuah film yang telah ditayangkan di Bioskop Nasional

Indonesia pada tahun 2014. Penayangan perdana film ini diputar di Washington

DC – National Museum of Women in the Arts Washington DC.

Melalui memoar “Sokola Rimba”, Butet berhasil meraih “Nobel Asia”

Ramon Magsaysay Award 2014 karena memberikan pendidikan literasi dan

advokasi kepada komunitas-komunitas adat terpencil di Indonesia. Beliau

mengembangkan sistem ‘kurikulum’ yang dia kembangkan sendiri berdasarkan

eksperimennya sendiri. Dalam tempo 3 minggu, murid-muridnya mampu

menguasai pelajaran yang dia sebut sebagai metode baca-tulis. Metode kreatif ini

dikembangkan dalam ilmu berhitung, pengetahuan alam, dengan memanfaatkan

alam disekitar mereka. Sehingga ilmu yang dia berikan tidak sekedar teoritis,

namun aplikatif dan benar-benar terasa kebermanfaatannya bagi anak-anak suku

(18)

4

Awalnya, visi utama Butet untuk memperkenalkan pendidikan mendapat

penolakan keras dari suku Anak Dalam itu sendiri. Mereka berpendapat bahwa

pendidikan bukanlah salah satu dari kebudayaan mereka. Mereka justru

menganggap bahwa pendidikan adalah sumber malapetaka. Dewa mereka akan

marah apabila pendidikan masuk ke daerah mereka. Hal ini juga yang menjadi

kendala besar bagi Butet Manurung dan teman-temannya untuk memperkenalkan

pendidikan kepada orang Rimba.

Perjuangan Butet memberikan pendidikan bagi anak rimba pun tak sia-sia.

Banyak hal yang dia dapatkan dari orang-orang Rimba yang lugu dan polos untuk

bisa bertahan hidup di hutan, berburu, mencintai alam, humanisme, dan masih

banyak lagi. Kini Sekolah di dalam Rimba tersebut telah menjadi sebuah

organisasi bernama Sokola, dan hingga kini terus berkembang sampai ke

tempat-tempat paling terpencil di Indonesia seperti Jambi, Makasar, Flores, Halmahera,

Bulukumba, Sekolah Pasca Bencana, Aceh, Yogyakarta, Klaten, dan Kampung

Dukuh. (Manurung, 2015:xvi)

Keberhasilan Butet menjadi tenaga pendidik dan prestasi yang telah

diraihnya merupakan salah satu daya tarik bagi peneliti untuk mengangkat novel

memoar “Sokola Rimba” sebagai bahan penelitian. Cerita-cerita tentang

petualangannya bersama orang Rimba yang memberikan pengetahuan tentang

kehidupan dan kebudayaan orang Rimba yang sesungguhnya, juga merupakan

alasan mengapa penelitian ini perlu dilakukan. Disamping itu, buku sastra yang

(19)

5

padahal buku yang seperti ini sangat baik untuk dijadikan sebagai bahan

penelitian karena mengandung nilai-nilai luhur budaya Indonesia.

Menurut Simanjuntak (2014:32) “kebudayaan masyarakat hukum adat

memiliki nasehat-nasehat, petuah-petuah, ajaran-ajaran, bahkan aturan-aturan

mengatur cara hidup manusia dalam pergaulan sesama mereka, dengan orang

yang dituakan dan diangkat menjadi pemimpin; dalam hubungan dengan hak dan

kewajiban, dalam hubungan alam lingkungannya, dalam hubungan dengan waktu,

hujan, panas, iklim, dan lain sebagainya.” Kontjaraningrat (2009:153) juga

menjelaskan,

“Dalam tiap masyarakat, ada sejumlah nilai budaya satu dengan yang lain berkaitan hingga merupakan sebuah sistem. Sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling tinggi dan paling abstrak dari adat istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai budaya merupakan konsep-konsep mengenai sesuatu yang ada dalam alam pikiran sebagian besar dari masyarakat yang mereka anggap bernilai, berharga dan penting dalam hidup sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi pada kehidupan para warga masyarakat yang tadi.”

Simanjuntak (2014:32) juga mengemukakan bahwa “kebudayaan yang

dimiliki oleh suku bangsa di Indonesia perlu diteliti secara ilmiah dan mendalam

untuk mengetahui nilai-nilai budaya yang dikandungnya, untuk dikembangkan

dalam membangun dunia pendidikan.” Hal yang dikemukakan oleh Simanjuntak

sangat benar adanya karena salah satu tujuan pendidikan adalah meningkatkan

kebudayaan itu sendiri. Dengan adanya pendidikan yang mengandung nilai-nilai

kebudayaan, maka pengikisan budaya lokal maupun budaya nasional dapat

dihindari. Pendidikan itu sendiri akan mentransfer kebudayaan dari generasi ke

(20)

6

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menemukan

nilai-nilai budaya yang terkandung dalam memoar “Sokola Rimba” dengan

menggunakan teori Edwar Djamaris. Ada pun hubungan nilai budaya menurut

Edwar Djamaris (1996: 3) yaitu, “ (1) hubungan manusia dengan Tuhan, (2)

hubungan manusia dengan alam, (3) hubungan manusia dengan masyarakat, (4)

hubungan manusia dengan manusia lain, (5) hubungan manusia dengan manusia

dirinya sendiri.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif dengan cara deskriptif analisis. Pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan sosiologi sastra dengan kajian teks dan wacana. Adapun judul

penelitian ini adalah “Nilai-nilai Budaya dalam Memoar Sokola Rimba Karya

Butet Manurung dan Kebermanfaatannya sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA”.

1.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian pada hakekatnya sama dengan batasan masalah.

Sugiyono (2013:396) menjelaskan bahwa “dalam penelitian kualitatif, fokus

penelitian ini merupakan batasan masalah. Karena adanya keterbatasan, baik

tenaga, dana, dan waktu, dan supaya hasil penelitian lebih terfokus, maka peneliti

tidak akan melakukan penelitian terhadap keseluruhan yang ada pada objek atau

situasi sosial tertentu, tetapi perlu menentukan fokus”. Dwiloka (2012:50) juga

menambahkan “Fokus penelitian memuat rincian pernyataan cakupan atau

(21)

7

adalah pemusatan dari berbagai kemungkinan muncul masalah yang timbul dari

latar belakang penelitian”.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang

menjadi fokus penelitian adalah analisis nilai-nilai budaya dalam memoar “Sokola

Rimba” yang mengandung sastra dan kebermanfaatannya sebagai bahan bacaan

sastra di SMA.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apa saja nilai-nilai budaya yang terkandung dalam memoar “Sokola

Rimba” karya Butet Manurung yang mengandung sastra?

2. Bagaimana nilai budaya yang terkait dengan sastra dalam memoar “Sokola

Rimba” karya Butet Manurung?

3. Bermanfaatkah memoar “Sokola Rimba” karya Butet Manurung sebagai

bahan bacaan sastra di SMA?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai budaya yang terdapat dalam memoar

“Sokola Rimba” karya Butet Manurung yang mengandung sastra.

(22)

8

3. Untuk mengetahui kebermanfaatan memoar “Sokola Rimba” karya Butet

Manurung sebagai bahan bacaan sastra di SMA.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan keilmuan sastra

Indonesia dalam pengkajian memoar dan dapat dijadikan bahan bacaan sastra di

SMA.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Hasil penelitian ini dapat memperluas cakrawala pendidik untuk mendidik

siswa dengan pendekatan yang kreatif dan aplikatif.

2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bahan pijakan

(23)

239

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat 37 nilai budaya yang terbagi ke dalam lima pola nilai budaya sesuai dengan teori Edwar Djamaris. Nilai-nilai budaya ini diantaranya adalah

1. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Tuhan

Nilai budaya yang termasuk dalam hubungan manusia dengan Tuhan adalah (1) Percaya kepada dewa, (2) Percaya kepada mimpi, (3) Percaya kepada kutukan, (4) Percaya kekuatan doa, (5) Patuh kepada tradisi nenek moyang.

2. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Alam

Nilai budaya yang termasuk dalam hubungan manusia dengan Alam adalah (1) pemanfaatan alam, (2) Mencintai alam, (3) penyatuan

3. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Masyarakat

Nilai budaya yang termasuk dalam hubungan manusia dengan masyarakat adalah (1) penamaan tempat tinggal, (2) nomaden / melangun (3) perubahan nama, (4) kekeluargaan, (5) kosmologi rimba, (6) sistem mata pencaharian, (7) pantangan, (8)pembujuk, (9) tidak ada bersalaman, (10) tidak ada kata terima kasih (11) pendidikan

4. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Orang Lain

(24)

240

berbagi, (6) Saling menyayangi, (7) Tolong menolong, (8) keakraban, (9) bertanggung jawab, (10) sopan santun.

5. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri

Nilai budaya yang termasuk dalam hubungan manusia dengan diri sendiri adalah (1) Cara berpakaian, (2) Rasa ingin tahu yang tinggi, (3) gigih, (4) jujur, (5) pemalu.

Nilai budaya yang terkait dengan sastra dalam memoar Sokola Rimba yang paling menonjol dalam pola hubungan manusia dengan Tuhan adalah kepercayaan terhadap dewa dan kekuatan gaib. Nilai inilah yang sangat mempengaruhi kehidupan Orang Rimba dalam bertingkah laku. Selanjutnya nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam yang menonjol adalah pemanfaatan alam. Orang Rimba hidup berdasarkan apa yang disediakan oleh alam dan belum mengenal sistem pertanian ataupun peternakan. Dalam hubungan manusia dengan masyarakat nilai yang paling menonjol adalah berpindah tempat tinggal / melangun. Selanjutnya nilai budaya dalam hubungan manusia dengan orang lain

yang paling menonjol adalah kewaspadaan. Nilai yang terakhir yaitu nilai budaya dalam hubungan manusia dengan diri sendiri. Nilai yang paling menonjol adalah rasa ingin tahu yang tinggi dan gigih.

(25)

241

5.2Saran

Saran-saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Diharapkan kepada para pengajar bahasa Indonesia untuk mempergunakan memoar Sokola Rimba serta buku-buku sastra yang mengandung nilai-nilai budaya lokal maupun budaya nasional sebagai bahan bacaan sastra di SMA.

2. Diharapkan kepada mahasiswa, khususnya yang berminat dalam hal kesusastraan mengkaji lebih dalam lagi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam memoar lain yang ternyata berisikan pengetahuan dan nilai-nilai yang penuh dengan kearifan lokal.

(26)

218

DAFTAR PUSTAKA

Amad, Sarimanah, dan Tri Mahajani. 2014. Analisis Nilai-nilai Budaya Kearifan Lokal pada Novel Perjalanan Penganten Karya Ajip Rosidi Serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Sastra di SMA: E Jurnal Universitas Pakuan, Bogor. 6, 1693-5799.

Arikunto, Suharsimi. 2003. prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta

Aryaningsih, dkk. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Membaca Sastra Indonesia

dan Perangkat Penilaian Autentik Siswa kelas VII Semester 1 SMP Negeri 8 Denpasar. Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Denpasar: Universitas Pendidikan Ganesha.

Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.

Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia:

Ketiga. Jakarta:Balai Pustaka.

Djamaris, Edward. 1993. Nilai Budaya dalam beberapa Karya Sastra Nusantara:

Sastra Daerah di Sumatra. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa : Depdikbud.

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo.

Endaswara, Suwardi. 2013. Sosiologi Sastra: Studi Teori dan Intrpretasi. Jogyakarta : Penerbit Ombak.

Faruk. 2014. Metode Penelitian Sastra : Sebuah Penjelejahan Awal. Jogyakarta : Pustaka Pelajar.

Guntar, Resma. 2014. Narasi Kearifan Lokal dalam Memoar Sokola Rimba

(27)

219 Handayani, Tutut Dwi. Analisis Nilai-nilai Kultural Pondok Pesantren dalam

Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy.

Surakarta: Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sebelas Maret.

Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Jabrohim. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Mahayana. Kitab Kritik Sastra. 2015. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta : Rajawali Perss.

Manurung, Butet. 2013. Sokola Rimba. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara

Maran, Rafael Raga. 2000. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu

Budaya Dasar, Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, lexy J. 2014. Metogologi Penelitian Klualitatif. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.

Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pujileksono, Sugeng. 2015. Pengantar Antropologi Memahami Realitas Sosial

Budaya. Malang: Instan Publishing.

Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

________. 2005. Sastra dan Cultural Studies. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Roesnah, Jety. 2013. Analisis Nilai Kultural pada Novel Cinta Di Dalam Gelas

Karya Andrea Hirata. Tesis. Medan: Program Pascasarjana, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah.

(28)

220 Semi, Atar. 1993. Metodologi penelitian sastra. Padang: Angkasa Raya.

Sibarani, Robert. 2004. Antropolinguistik. Medan: Poda

Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2014. Korelasi Kebudayaan dan Pendidikan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Subroto, Edi D. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: UNS Press

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sumardjo, Yakob dan Saini K. M. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Susanto, Dwi. 2016. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: CAPS

Swantoro, P. 2002. Dari Buku ke Buku. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Tarigan, Henry Guntur. 1995. Dasar-dasar Psikosastra. Angkasa: Bandung

Wellek, Rene dan Austin Werren. 1995. Teori Kesuastraan. Jakarta: PT Gramedia. Pustaka Utama

Wiyatni. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta:

Gambar

Tabel  2.1. Wujud Kebudayaan  ..............................................................

Referensi

Dokumen terkait

This objectives of the study are to learn about the gender relation on the peasant household economies, access and control of the members to resources which were related to

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa secara umum hipotesis yang dilakukan peneliti diterima dan menunjukkan terdapat hubungan

Penentuan Harga Saham Dengan Menggunakan Persamaan Diferensial Stokastik.. Institut

Husein Sastranegara Kota Bandung ” , sasaran penelitian anggota Pramuka. Tujuan penelitian mengetahui 1) kedisiplinan anggota Pramuka; 2) latihan Pramuka; 3) nilai karakter

satu nilai karakter bangsa, yang dapat ditanamkan melalui kegiatan. ekstrakurikuler

Wibowo, S., 2013, Karakteristik Asap cair Serbuk Gergaji Sengon Menggunakan Proses Pirolisis Lambat, Jurnal Penelitian Hasil Hutan , 4.. dan Raharjo, R., 2000, Aktivitas

Dari berbagai definisi perataan laba diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa perataan laba secara keseluruhan merupakan suatu tindakan akuntansi yang dirancang dan dilakukan oleh

Pembelajaran dilakukan dengan metode yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan perkembangan anak (Kemendiknas,2010). Dengan tingkat penguasaan membaca di Kelompok B