NILAI-NILAI BUDAYA DALAM MEMOAR SOKOLA RIMBA
KARYA BUTET MANURUNG
DAN KEBERMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN BACAAN
SASTRA DI SMA
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
OLEH :
HELMINA ROSMITA FIOLENTA SIPAYUNG
NIM 8146192009
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PROGRAM PASCASARJANA
ABSTRAK
Helmina Rosmita Fiolenta Sipayung. 8146192009. Nilai-nilai Budaya dalam Memoar
Sokola Rimba Karya Butet Manurung dan Kebermanfaatannya sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Medan. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menganalisis nilai-nilai budaya yang terdapat dalam memoar Sokola Rimba serta berfungsi untuk mengetahui kebermanfaatannya sebagai bahan bacaan sastra di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan cara deskriptif analisis. Pendekatan yang digunakan adalah sosiologi sastra dengan kajian teks. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kajian pustaka. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kebermanfaatan sebagai bahan bacaan yaitu dengan daftar wawancara. Narasumber dalam penelitian ini ada tiga orang guru bahasa Indonesia di SMA Yos Sudarso Medan. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa, terdapat 37 nilai budaya yang terbagi dalam lima pola nilai budaya, yaitu 1) hubungan manusia dengan Tuhan: percaya kepada dewa, percaya kepada mimpi, percaya kepada kutukan, percaya kekuatan doa, dan patuh kepada tradisi nenek moyang 2) hubungan manusia dengan alam: pemanfaatan alam, mencintai alam, dan penyatuan, 3) hubungan manusia dengan masyarakat: penamaan tempat tinggal, nomaden/melangun, perubahan nama, kekeluargaan, kosmologi rimba, sistem mata pencaharian, pantangan, pembujuk, tidak ada bersalaman, tidak ada kata terima kasih, dan pendidikan (4) hubungan manusia dengan manusia lain: waspada, penolakan, penasaran, perhatian, senang berbagi, saling menyayangi, tolong menolong, keakraban, bertanggung jawab, dan sopan santun (5) hubungan manusia dengan manusia dirinya sendiri: cara berpakaian, rasa ingin tahu yang tinggi, gigih, jujur, dan pemalu. Berdasarkan hasil wawancara, memoar Sokola Rimba sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan bacaan sastra di SMA.
Abstract
Helmina Rosmita Fiolenta Sipayung. 8146192009. Cultural Values in the Sokola
Rimba’s Memoir by Butet Manurung and the benefita as a literary material in High School. Program Pascasarjana. State University of Medan. 2016.
This reserch aim to discover and to analyze the cultural values which is contained in the memoirs Sokola Rimba as well as serves it benefit as reading materials literature in high school. This research is a qualitative research with analytical description. The approach used was sociology of literature with the study of texts. The data collection technique used are engineering literature review. The instrument used for knowing the usefulness of reading material that is with the interview list. Interviewees in this study were three teachers Indonesian language at SMA Yos Sudarso Medan. The conclution of the research then can be inferred that there are 37 cultural values are divided into five patterns of cultural value. There are 1) human relationship with God: believe in god, believe in dreams, believe in the curse, believe in the power of prayer, and obedient to the traditional ancestor 2) man's relationship with nature: the use of utilisations of the nature, love nature, and the unification, 3) the relationship of man with society: naming shalter, nomadic / melangun, changing name, family orientation, cosmology jungle, livelihood systems, abstinence, persuader, no hand shake, no thankful word, and education (4) the relationship of humans with other humans: awareness, rejection, caring, happy to share, loving each other, helping each other, intimacy, responsibility, and good manners (5) the human relationship with man himself: how to dress, curiosity is high, persistent, honest, and shy. Based on the results of interviews, memoirs Sokola Rimba is very rewarding to serve as a reading literature in high school.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
rahmat dan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Nilai-Nilai
Budaya dalam Memoar Sokola Rimba Karya Butet Manurung dan Kebermanfaatannya
sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA”.
Penyusunan tesis ini digunakan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam
penulisan tesis ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya.
Namun seperti kata pepatah ”tak ada gading yang tak retak” mungkin masih ada kesalahan
atau kekurangan yang terdapat di dalam tesis ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan tesis ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga tesis ini dapat tersusun dengan
baik. Ucapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Bornok
Sinaga, M.Pd.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan, Ibunda Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd,
4. Pembimbing tesis Bapak Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan
kepada Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. sebagai dosen pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan, masukan dan motivasi kepada penulis dalam
5. Narasumber seminar dan siding tesis, Bapak Dr. Mutsyuhito Sholin, M.Pd., Bapak Dr.
Syahnan Daulay, M,Pd., dan Ibu Prof. Dr. Rosmawaty Harahap, M.Pd., yang telah
memberikan masukan hingga terselesaikannya tesis ini.
6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan atas ilmu pengetahuan, motivasi, dan juga
nasihat-nasihat yang membentuk karakter penulis hingga menjadi lebih dewasa.
7. Kepala Sekolah SMA Yos Sudarso Medan, Bapak Drs. M. Sipayung, M.Mis yang telah
memberikan izin penelitian. Serta guru-guru yang bersedia menjadi narasumber dalam
penelitian ini.
8. Suami saya yang tersayang, Halomoan F. Sinaga, A.Md. yang telah memberikan
dukungan dan kasih sayangnya serta bantuan secara moral maupun materi. Semoga
seluruh harapan dan cita-cita kita terwujud dan semakin bersuka cita kedepannya.
9. Kedua orang tua saya yang tercinta, Op. Grace doli (S. Sipayung) dan Op. Grace boru
(R. Br. Naibaho). Serta mertua saya Bapak H. Sinaga dan Ibu R. Br. Sembiring. Terima
kasih yang sebesar-besarnya atas segenab kasih sayang dan dukungan yang telah
diberikan. Semoga Tuhan menyertai dan memberikan kebahagiaan yang
bertambah-tambah kepada kita semuanya.
10. Abang saya, Bapak Grace Sipayung/Br.Situmeang beserta keponakan (Grace, Rosa, dan
Vincent) dan Jaya Gabriel F. Sipayung, S.P. Terima kasih telah menjadi saudara yang
baik, dan terima kasih untuk semua doa, dukungan, dan semangat yang diberikan.
11. Seluruh saudara-saudara saya, adik-adik ipar, dan keponakan saya Evano dan Elmo.
Terima kasih telah memberikan warna dalam kehidupan penulis.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan Laura, Wati, Ito Jagokdin, Emi, Betha, Bang Jonner,
teman-teman angkatan II Dikbind. Terima kasih untuk seluruh kebersamaan kita yang penuh
keceriaan.
13. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan serta arahan dalam
penyelesaian tesis ini yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu.
Semoga Tuhan memberikan balasan yang terbaik atas bantuan dan bimbingan yang
diberikan. Penulis juga berharap penelitian yang telah dilakukan dapat bermanfaat dan
menambah wawasan dalam khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam kajian pendidikan
bahasa dan sastra Indonesia. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Medan, Agustus 2016 Penulis
Helmina R. F. Sipayung NIM 8146192009
DAFTAR ISI
2.1.2.1 Hubungan Sastra dan Kebudayaan ... 35
2.1.2.1 Manfaat Karya Sastra ... 37
2.1.2.3 Memoar ... 40
2.1.3 Pendekatan Sosiologi Sastra ... 43
2.1.4 Bahan Bacaan ... 46
2.2 Dasar Konseptual ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65
4.1Hasil Penelitian ... 65
4.1.1. Nilai Budaya yang Terdapat dalam Memoar Sokola Rimba 65 4.1.2 Analisis Nilai Budaya dalam Memoar Sokola Rimba... 136
4.1.2.1 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Tuhan ... 136
4.1.2.2 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Alam ... 142
4.1.2.3 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Masyarakat ... 153
4.1.2.4 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Orang Lain ... 175
4.1.2.5 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri ... 195
4.2Pembahasan Hasil Penelitian ... 209
4.2.1. Nilai Budaya yang Terdapat dalam Memoar Sokola Rimba 209 4.2.2 Nilai Budaya yang Terkait dengan Sastra dalam Memoar Sokola Rimba ... 210
4.2.2.1 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Tuhan ... 210
4.2.2.2 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Alam ... 216
4.2.2.3 Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Masyarakat ... 221
Diri Sendiri ... 231
4.3Kebermanfaatan Memoar Sokola Rimba sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA ... 234
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 239
5.1Simpulan ... 239
5.2Saran ... 241
DAFTAR PUSTAKA ... 242
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Wujud Kebudayaan ... 12
Tabel 2.2. Nilai Kebudayaan ... 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Pedoman Analisis Nilai Budaya dalam Memoar Sokola Rimba
Lampiran II : Sinopsis Memoar Sokola Rimba
Lampiran III : Biografi Butet Manurung
Lampiran IV : Format Pertanyaan Wawancara dengan Narasumber I
Lampiran V : Hasil Wawancara dengan Narasumber I
Lampiran VI : Format Pertanyaan Wawancara dengan Narasumber II
Lampiran VII : Hasil Wawancara dengan Narasumber II
Lampiran VIII : Format Pertanyaan Wawancara dengan Narasumber III
Lampiran IX : Hasil Wawancara dengan Narasumber III
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fenomena yang terjadi saat ini adalah pengaruh kebudayaan asing mulai
mendominasi daripada kebudayaan lokal. Derasnya arus globalisasi di Indonesia
telah mengikis kecintaan siswa terhadap kebudayaan lokal maupun nasional.
Maharani dalam Simanjuntak (2014:112) mengemukakan, “dunia pendidikan
Indonesia tampak semakin parah akibat globalisasi ialah, peserta didik semakin
dijauhkan dari nilai budaya bangsa, baik budaya lokal maupun nasional.
Anak-anak dan remaja saat ini tidak terjaga oleh nilai-nilai luhur budaya bangsa. Sebab
kita meninggalkannya, melupakannya, dan berpaling kepada nilai dan budaya
lain.” Agar eksistensi budaya lokal tetap kukuh, maka kepada generasi penerus
bangsa perlu ditanamkan rasa cinta terhadap budaya daerah. Salah satu cara yang
dapat ditempuh guru di sekolah adalah dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai
budaya dalam karya sastra saat proses pembelajaran di sekolah.
Nilai-nilai budaya dalam sastra perlu diajarkan tujuannya agar siswa dapat
menyerap maknanya. Di samping itu, siswa tidak hanya mengenal sebatas cerita
khayalan tetapi memupuk sikap positif terhadap kesusasteraan di Indonesia.
Melalui karya sastra, siswa dapat mengetahui budaya lokal maupun budaya
nasional. Karya sastra sebagai salah satu produk sebuah kebudayaan dapat
dikatakan sebagai cerminan dari masyarakat tempat karya sastra itu lahir. Sebuah
2
sebuah kebudayaan tidak hanya dilihat dari karya-karya atau tulisan ilmiah yang
dihasilkannya. Akan tetapi, penilaian tentang hal tersebut dapat dilakukan melalui
karya sastra.
Endraswara (2013:78) mengemukakan bahwa “sastra merupakan sebuah
refleksi lingkungan sosial budaya yang merupakan satu tes dilektika antara
pengarang dengan situasi sosial yang membentuknya atau merupakan penjelasan
suatu sejarah dialektika yang dikembangkan dalam sastra”. Hal ini didukung lagi
dengan pendapat Rene Wellek dan Austin Warren (1995:2) yang mengatakan
“sastra merupakan suatu kreatif sebuah karya seni. Karya sastra sebagai karya seni
memungkinkan tumbuhnya wawasan pengetahuan pembaca tentang kehidupan
manusia yang merupakan bagian kebudayaan dari suatu bangsa.” Nilai-nilai yang
terkandung dalam karya sastra pada dasarnya mencerminkan realitas sosial yang
memberikan pengaruh besar terhadap masyarakatnya.
Karya sastra sebagai cerminan masyarakat, mau tidak mau akan menjadi
saksi zaman. Dalam hal ini, pengarang berupaya mendokumentasikan zaman
sekaligus alat komunikasi antara pengarang dengan pembaca. Memoar “Sokola
Rimba” merupakan salah satu contoh karya sastra yang menceritakan tentang
kehidupan pengarang bersama orang Rimba di pedalaman Taman Nasional Bukit
Dua Belas Jambi. Memoar ini mengandung nilai-nilai kebudayaan yang sangat
membangun dan menginspirasi dunia pendidikan tentang anak-anak desa yang
masih sangat asli atau tradisional (indigenious people). Memoar ini juga
merupakan salah satu saksi zaman yang ditulis dalam bentuk karya sastra yang
3
Saur Marlina Manurung atau yang lebih dikenal dengan Butet Manurung
adalah pengarang sekaligus tokoh utama dalam memoar “Sokola Rimba”. Beliau
merupakan salah seorang aktifis pendidikan yang bekerja di WARSI (Warung
Informasi Konservasi), sebuah LSM yang berfokus terhadap isu konservasi hutan
Sumatera. Pengalamannya selama berada di rimba awalnya dituliskan dalam
catatan harian pribadi. Namun, berdasarkan saran teman-temannya Butet
menerbitkan buku catatan harian tersebut menjadi sebuah buku memoar
(memoirs) berjumlah 348 halaman. Buku ini juga sudah diterbitkan ke dalam
bahasa Inggris “The Jungle School” pada Januari 2013. Buku yang sangat
inspiratif ini juga telah menarik perhatian Mira Lesmana dan Riri Riza untuk
mengangkatnya menjadi sebuah film yang telah ditayangkan di Bioskop Nasional
Indonesia pada tahun 2014. Penayangan perdana film ini diputar di Washington
DC – National Museum of Women in the Arts Washington DC.
Melalui memoar “Sokola Rimba”, Butet berhasil meraih “Nobel Asia”
Ramon Magsaysay Award 2014 karena memberikan pendidikan literasi dan
advokasi kepada komunitas-komunitas adat terpencil di Indonesia. Beliau
mengembangkan sistem ‘kurikulum’ yang dia kembangkan sendiri berdasarkan
eksperimennya sendiri. Dalam tempo 3 minggu, murid-muridnya mampu
menguasai pelajaran yang dia sebut sebagai metode baca-tulis. Metode kreatif ini
dikembangkan dalam ilmu berhitung, pengetahuan alam, dengan memanfaatkan
alam disekitar mereka. Sehingga ilmu yang dia berikan tidak sekedar teoritis,
namun aplikatif dan benar-benar terasa kebermanfaatannya bagi anak-anak suku
4
Awalnya, visi utama Butet untuk memperkenalkan pendidikan mendapat
penolakan keras dari suku Anak Dalam itu sendiri. Mereka berpendapat bahwa
pendidikan bukanlah salah satu dari kebudayaan mereka. Mereka justru
menganggap bahwa pendidikan adalah sumber malapetaka. Dewa mereka akan
marah apabila pendidikan masuk ke daerah mereka. Hal ini juga yang menjadi
kendala besar bagi Butet Manurung dan teman-temannya untuk memperkenalkan
pendidikan kepada orang Rimba.
Perjuangan Butet memberikan pendidikan bagi anak rimba pun tak sia-sia.
Banyak hal yang dia dapatkan dari orang-orang Rimba yang lugu dan polos untuk
bisa bertahan hidup di hutan, berburu, mencintai alam, humanisme, dan masih
banyak lagi. Kini Sekolah di dalam Rimba tersebut telah menjadi sebuah
organisasi bernama Sokola, dan hingga kini terus berkembang sampai ke
tempat-tempat paling terpencil di Indonesia seperti Jambi, Makasar, Flores, Halmahera,
Bulukumba, Sekolah Pasca Bencana, Aceh, Yogyakarta, Klaten, dan Kampung
Dukuh. (Manurung, 2015:xvi)
Keberhasilan Butet menjadi tenaga pendidik dan prestasi yang telah
diraihnya merupakan salah satu daya tarik bagi peneliti untuk mengangkat novel
memoar “Sokola Rimba” sebagai bahan penelitian. Cerita-cerita tentang
petualangannya bersama orang Rimba yang memberikan pengetahuan tentang
kehidupan dan kebudayaan orang Rimba yang sesungguhnya, juga merupakan
alasan mengapa penelitian ini perlu dilakukan. Disamping itu, buku sastra yang
5
padahal buku yang seperti ini sangat baik untuk dijadikan sebagai bahan
penelitian karena mengandung nilai-nilai luhur budaya Indonesia.
Menurut Simanjuntak (2014:32) “kebudayaan masyarakat hukum adat
memiliki nasehat-nasehat, petuah-petuah, ajaran-ajaran, bahkan aturan-aturan
mengatur cara hidup manusia dalam pergaulan sesama mereka, dengan orang
yang dituakan dan diangkat menjadi pemimpin; dalam hubungan dengan hak dan
kewajiban, dalam hubungan alam lingkungannya, dalam hubungan dengan waktu,
hujan, panas, iklim, dan lain sebagainya.” Kontjaraningrat (2009:153) juga
menjelaskan,
“Dalam tiap masyarakat, ada sejumlah nilai budaya satu dengan yang lain berkaitan hingga merupakan sebuah sistem. Sistem nilai budaya merupakan tingkat yang paling tinggi dan paling abstrak dari adat istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai budaya merupakan konsep-konsep mengenai sesuatu yang ada dalam alam pikiran sebagian besar dari masyarakat yang mereka anggap bernilai, berharga dan penting dalam hidup sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi pada kehidupan para warga masyarakat yang tadi.”
Simanjuntak (2014:32) juga mengemukakan bahwa “kebudayaan yang
dimiliki oleh suku bangsa di Indonesia perlu diteliti secara ilmiah dan mendalam
untuk mengetahui nilai-nilai budaya yang dikandungnya, untuk dikembangkan
dalam membangun dunia pendidikan.” Hal yang dikemukakan oleh Simanjuntak
sangat benar adanya karena salah satu tujuan pendidikan adalah meningkatkan
kebudayaan itu sendiri. Dengan adanya pendidikan yang mengandung nilai-nilai
kebudayaan, maka pengikisan budaya lokal maupun budaya nasional dapat
dihindari. Pendidikan itu sendiri akan mentransfer kebudayaan dari generasi ke
6
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini bertujuan untuk menemukan
nilai-nilai budaya yang terkandung dalam memoar “Sokola Rimba” dengan
menggunakan teori Edwar Djamaris. Ada pun hubungan nilai budaya menurut
Edwar Djamaris (1996: 3) yaitu, “ (1) hubungan manusia dengan Tuhan, (2)
hubungan manusia dengan alam, (3) hubungan manusia dengan masyarakat, (4)
hubungan manusia dengan manusia lain, (5) hubungan manusia dengan manusia
dirinya sendiri.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dengan cara deskriptif analisis. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan sosiologi sastra dengan kajian teks dan wacana. Adapun judul
penelitian ini adalah “Nilai-nilai Budaya dalam Memoar Sokola Rimba Karya
Butet Manurung dan Kebermanfaatannya sebagai Bahan Bacaan Sastra di SMA”.
1.2 Fokus Penelitian
Fokus penelitian pada hakekatnya sama dengan batasan masalah.
Sugiyono (2013:396) menjelaskan bahwa “dalam penelitian kualitatif, fokus
penelitian ini merupakan batasan masalah. Karena adanya keterbatasan, baik
tenaga, dana, dan waktu, dan supaya hasil penelitian lebih terfokus, maka peneliti
tidak akan melakukan penelitian terhadap keseluruhan yang ada pada objek atau
situasi sosial tertentu, tetapi perlu menentukan fokus”. Dwiloka (2012:50) juga
menambahkan “Fokus penelitian memuat rincian pernyataan cakupan atau
7
adalah pemusatan dari berbagai kemungkinan muncul masalah yang timbul dari
latar belakang penelitian”.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang
menjadi fokus penelitian adalah analisis nilai-nilai budaya dalam memoar “Sokola
Rimba” yang mengandung sastra dan kebermanfaatannya sebagai bahan bacaan
sastra di SMA.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja nilai-nilai budaya yang terkandung dalam memoar “Sokola
Rimba” karya Butet Manurung yang mengandung sastra?
2. Bagaimana nilai budaya yang terkait dengan sastra dalam memoar “Sokola
Rimba” karya Butet Manurung?
3. Bermanfaatkah memoar “Sokola Rimba” karya Butet Manurung sebagai
bahan bacaan sastra di SMA?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai budaya yang terdapat dalam memoar
“Sokola Rimba” karya Butet Manurung yang mengandung sastra.
8
3. Untuk mengetahui kebermanfaatan memoar “Sokola Rimba” karya Butet
Manurung sebagai bahan bacaan sastra di SMA.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoretis
Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan keilmuan sastra
Indonesia dalam pengkajian memoar dan dapat dijadikan bahan bacaan sastra di
SMA.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian ini dapat memperluas cakrawala pendidik untuk mendidik
siswa dengan pendekatan yang kreatif dan aplikatif.
2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bahan pijakan
239
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat 37 nilai budaya yang terbagi ke dalam lima pola nilai budaya sesuai dengan teori Edwar Djamaris. Nilai-nilai budaya ini diantaranya adalah
1. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Tuhan
Nilai budaya yang termasuk dalam hubungan manusia dengan Tuhan adalah (1) Percaya kepada dewa, (2) Percaya kepada mimpi, (3) Percaya kepada kutukan, (4) Percaya kekuatan doa, (5) Patuh kepada tradisi nenek moyang.
2. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Alam
Nilai budaya yang termasuk dalam hubungan manusia dengan Alam adalah (1) pemanfaatan alam, (2) Mencintai alam, (3) penyatuan
3. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Masyarakat
Nilai budaya yang termasuk dalam hubungan manusia dengan masyarakat adalah (1) penamaan tempat tinggal, (2) nomaden / melangun (3) perubahan nama, (4) kekeluargaan, (5) kosmologi rimba, (6) sistem mata pencaharian, (7) pantangan, (8)pembujuk, (9) tidak ada bersalaman, (10) tidak ada kata terima kasih (11) pendidikan
4. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Orang Lain
240
berbagi, (6) Saling menyayangi, (7) Tolong menolong, (8) keakraban, (9) bertanggung jawab, (10) sopan santun.
5. Nilai Budaya dalam Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri
Nilai budaya yang termasuk dalam hubungan manusia dengan diri sendiri adalah (1) Cara berpakaian, (2) Rasa ingin tahu yang tinggi, (3) gigih, (4) jujur, (5) pemalu.
Nilai budaya yang terkait dengan sastra dalam memoar Sokola Rimba yang paling menonjol dalam pola hubungan manusia dengan Tuhan adalah kepercayaan terhadap dewa dan kekuatan gaib. Nilai inilah yang sangat mempengaruhi kehidupan Orang Rimba dalam bertingkah laku. Selanjutnya nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam yang menonjol adalah pemanfaatan alam. Orang Rimba hidup berdasarkan apa yang disediakan oleh alam dan belum mengenal sistem pertanian ataupun peternakan. Dalam hubungan manusia dengan masyarakat nilai yang paling menonjol adalah berpindah tempat tinggal / melangun. Selanjutnya nilai budaya dalam hubungan manusia dengan orang lain
yang paling menonjol adalah kewaspadaan. Nilai yang terakhir yaitu nilai budaya dalam hubungan manusia dengan diri sendiri. Nilai yang paling menonjol adalah rasa ingin tahu yang tinggi dan gigih.
241
5.2Saran
Saran-saran yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Diharapkan kepada para pengajar bahasa Indonesia untuk mempergunakan memoar Sokola Rimba serta buku-buku sastra yang mengandung nilai-nilai budaya lokal maupun budaya nasional sebagai bahan bacaan sastra di SMA.
2. Diharapkan kepada mahasiswa, khususnya yang berminat dalam hal kesusastraan mengkaji lebih dalam lagi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam memoar lain yang ternyata berisikan pengetahuan dan nilai-nilai yang penuh dengan kearifan lokal.
218
DAFTAR PUSTAKA
Amad, Sarimanah, dan Tri Mahajani. 2014. Analisis Nilai-nilai Budaya Kearifan Lokal pada Novel Perjalanan Penganten Karya Ajip Rosidi Serta Implikasinya terhadap Pembelajaran Sastra di SMA: E Jurnal Universitas Pakuan, Bogor. 6, 1693-5799.
Arikunto, Suharsimi. 2003. prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta
Aryaningsih, dkk. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Membaca Sastra Indonesia
dan Perangkat Penilaian Autentik Siswa kelas VII Semester 1 SMP Negeri 8 Denpasar. Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Denpasar: Universitas Pendidikan Ganesha.
Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud.
Departemen Pendidikan Nasional. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Ketiga. Jakarta:Balai Pustaka.
Djamaris, Edward. 1993. Nilai Budaya dalam beberapa Karya Sastra Nusantara:
Sastra Daerah di Sumatra. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa : Depdikbud.
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo.
Endaswara, Suwardi. 2013. Sosiologi Sastra: Studi Teori dan Intrpretasi. Jogyakarta : Penerbit Ombak.
Faruk. 2014. Metode Penelitian Sastra : Sebuah Penjelejahan Awal. Jogyakarta : Pustaka Pelajar.
Guntar, Resma. 2014. Narasi Kearifan Lokal dalam Memoar Sokola Rimba
219 Handayani, Tutut Dwi. Analisis Nilai-nilai Kultural Pondok Pesantren dalam
Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El Khalieqy.
Surakarta: Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sebelas Maret.
Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Jabrohim. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mahayana. Kitab Kritik Sastra. 2015. Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta : Rajawali Perss.
Manurung, Butet. 2013. Sokola Rimba. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara
Maran, Rafael Raga. 2000. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu
Budaya Dasar, Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong, lexy J. 2014. Metogologi Penelitian Klualitatif. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.
Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Pujileksono, Sugeng. 2015. Pengantar Antropologi Memahami Realitas Sosial
Budaya. Malang: Instan Publishing.
Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
________. 2005. Sastra dan Cultural Studies. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Roesnah, Jety. 2013. Analisis Nilai Kultural pada Novel Cinta Di Dalam Gelas
Karya Andrea Hirata. Tesis. Medan: Program Pascasarjana, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah.
220 Semi, Atar. 1993. Metodologi penelitian sastra. Padang: Angkasa Raya.
Sibarani, Robert. 2004. Antropolinguistik. Medan: Poda
Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2014. Korelasi Kebudayaan dan Pendidikan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Subroto, Edi D. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: UNS Press
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sumardjo, Yakob dan Saini K. M. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Susanto, Dwi. 2016. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: CAPS
Swantoro, P. 2002. Dari Buku ke Buku. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Tarigan, Henry Guntur. 1995. Dasar-dasar Psikosastra. Angkasa: Bandung
Wellek, Rene dan Austin Werren. 1995. Teori Kesuastraan. Jakarta: PT Gramedia. Pustaka Utama
Wiyatni. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: