• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KOMPARASI BIAYA TUNGKU SERBUK GERGAJI KAYU DENGAN KOMPOR MINYAK TANAH (Studi Kasus Pada Rumah Tangga Petani di Desa Precet Kecamatan Dau Kabupaten Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KOMPARASI BIAYA TUNGKU SERBUK GERGAJI KAYU DENGAN KOMPOR MINYAK TANAH (Studi Kasus Pada Rumah Tangga Petani di Desa Precet Kecamatan Dau Kabupaten Malang)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KOMPARASI BIAYA TUNGKU SERBUK GERGAJI KAYU

DENGAN KOMPOR MINYAK TANAH (Studi Kasus Pada Rumah

Tangga Petani di Desa Precet Kecamatan DauKabupaten Malang)

Oleh: Eko Bayu Prastyo Adi ( 05720006 ) Agribisnis

Dibuat: 2010-03-23 , dengan 3 file(s).

Keywords: Analisis Komparasi

ABSTRAKSI

Berdasarkan isu pemerintah mencabut subsidi bahan bakar minyak yang menyebabkan harga minyak dipasar menjadi naik. Dalam rangka mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga bahan bakar minyak masyarakat rumah tangga kembali menggunakan bahan bakar kayu. Tetapi kayu bakar bukan solusi yang tepat untuk menggantikan kelangkaan bahan bakar minyak tanah disebabkan ketersedian bahan baku yang semakin menipis. Dari sisi lain tempat pengolahan kayu dapat diperoleh dengan mudah serbuk gergaji kayu sebagai limbah yang tidak bermanfaat. Semakin langka dan mahalnya minyak tanah serbuk gergaji bisa

dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah, dengan memodifikasi tungku (tempat pembakaran) sedemikian rupa. Tungku tidak praktis seperti kompor minyak, juga kebersihan dapur kurang jika dibandingkan dengan kompor minyak atau kompor gas sehingga pengenalan tungku serbuk gergaji lebih relevan pada masyarakat ekonomi kelas bawah atau di desa.

Berlatar belakang kondisi sebagaimana dipaparkan diatas, penulis berkeinginan untuk melakukan analisis komparasi biaya tungku serbuk gergaji kayu dengan kompor minyak tanah. Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: (1) Untuk mendeskripsikan aktifitas

memasak rumah tangga pemakai tungku serbuk gergaji kayu dan kompor minyak. (2) Untuk mengetahui perbandingan biaya antara memasak skala rumah tangga menggunakan tungku serbuk gergaji kayu dengan kompor minyak tanah selama sepuluh hari. (3) Untuk mengetahui efisiensi penggunaan tungku serbuk gergaji kayu dibandingkan dengan kompor minyak tanah.

Penelitian dilakukan secara Purposive dengan pertimbangan bahwa Desa Precet Kecamatan Dau Kabupaten Malang merupakan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Teknik pengambilan sampel dengan metode Quota Sampling digunakan apabila populasinya tidak diketahui secara pasti. Setiap lapisan dalam populasi harus diwakili dengan proporsi yang sama seperti proporsi pada populasinya, maka jumlah quota untuk setiap lapisan dapat ditentukan. Penentuan responden tungku sebesar 10 responden dan 10 responden untuk kompor minyak.

Dari hasil analisis komparasi biaya rata-rata biaya tetap tungku serbuk gergaji kayu berbeda dengan kompor minyak tanah. Dari perhitungan stastistik diperoleh t-hitung sebesar 9,887 sedangkan t-tabel pada tingkat taraf kepercayaan 95% adalah 2,228 (dk: 10) berarti t-hitung > t-tabel maka tolak Ho dan H1 diterima. Dari perhitungan stastistik yang menujukkan

perbedaan tersebut adalah harga beli tungku lebih murah dari harga beli kompor. Dari hasil analisis komparasi biaya rata-rata biaya variabel tungku serbuk gergaji kayu berbeda dengan kompor minyak tanah. Dari perhitungan stastistik diperoleh t-hitung sebesar 11,591 sedangkan tabel pada tingkat taraf kepercayaan 95% adalah 2,228 (dk: 10) berarti t-hitung > t-tabel maka tolak Ho dan H1 diterima, yang artinya biaya variabel antara responden pemakai tungku dengan responden pemakai kompor berbeda, karena harga beli bahan bakar tungku (serbuk kayu) lebih murah dari harga minyak tanah.

(2)

diterima, yang artinya rata-rata jumlah masakan pada responden pemakai tungku dan responden pemakai kompor adalah sama.

Dari perhitungan stastistik diperoleh t-hitung sebesar 0,647 sedangkan t-tabel pada tingkat taraf kepercayaan 95% adalah 2,228 (dk: 10) berarti t-hitung < t-tabel maka tolak H1 dan Ho diterima, yang artinya rata-rata waktu memasak pada responden pemakai tungku dan

responden pemakai kompor adalah sama.

Bahwa dapat diketahui dari jumlah masakan yang di masak setiap hari, menunjukkan tingkat kesejahteran dari kedua responden tungku dan kompor tidak jauh berbeda. Karena rata-rata jumlah beras, sayur, dan lauk yang di masak hampir sama.

Jam memasak responden pemakai tungku rata-rata 43 jam dan responden pemakai kompor rata-rata 45 jam dalam sepuluh hari, artinya memasak menggunakan tungku atau kompor tidak ada perbedaan waktu. Biaya total pemakaian tungku rata-rata sebesar Rp 20.200 dan untuk kompor minyak rata-rata sebesar Rp 32.900, jadi selisih biaya total pemakaian tungku dan kompor sebesar Rp 12.700, selama sepuluh hari. Biaya pembelian bahan bakar serbuk gergaji kayu rata-rata sebesar Rp 9000 dan minyak tanah rata-rata sebesar Rp 57.150, jadi selisih biaya pembelian bahan bakar tungku dan kompor sebesar Rp 48.150 dalam sepuluh hari. Biaya pemakaian tungku lebih efisien jika dibandingkan dengan menggunakan kompor. Biaya diperhitungkan yaitu biaya penyusutan dan bahan bakar.

ABSTRACT

Based on rumors government pulls oil fuel subsidy that causes oil price store be to rise. In order to overcome scarce and the expensive household society oil fuel price returns to use wood fuel. But firewood not correct solution to replace scarce kerosene fuel caused available basic commodity more attenuate. From side other wood processing place obtainable easily wood sawdust as waste bo advantage. More scarceer and the expensive sawdust kerosene can be maked use upon which burn kerosene successor, with modify hearth (burning place) in such a manner. Impractical hearth likes oil stove, also kitchen cleanliness less in comparison with oil stove or gas burner so that sawdust hearth identification relevanter in class economy society under or at village.

Condition background as explained on, wishful author to does analysis comparison wood sawdust hearth cost with primus stove. Aim from this watchfulness is as follows: (1) to describe activities cooks wood sawdust hearth user household and oil stove. (2) to detect cost comparison between cook household scale uses wood sawdust hearth with primus stove during ten days. (3) to detect wood sawdust hearth use efficiency is compared with primus stove.

Watchfulness is done according to purposive with deliberation that village precet district dau unlucky regency is a large part work knotty the citizen as farmer. Sample taking technique with method quota sampling used when the population is not known surely. Every layer in population must be represented with proportion same like proportion in the population, so total quota to every layer determinable. Hearth respondent determination as big as 10 respondents and 10 respondents for oil stove.

From analysis result comparason wood sawdust hearth permanent cost kerage-cost differs from primus stove. from calculation stastistik got t-hitung as big as 9,887 while t-tabel in belief standard level 95% 2,228 (dk: 10) mean t-hitung > t-tabel so refuse ho and h1 accepted. From calculation stastistik that show difference price buys hearth cheaper than price buy stove.

(3)

variable cost between hearth user respondent with stove user respondent differ, because price buys hearth fuel (wood powder) cheaper than kerosene price.

From calculation stastistik got t-hitung as big as 0,142 while t-tabel in belief standard level 95% 2,228 (dk: 10) mean t-hitung < t-tabel so refuse H1 and Ho accepted, that average dish total in hearth user respondent and stove user respondent same.

From calculation stastistik got t-hitung as big as 0,647 while t-tabel in belief standard level 95% 2,228 (dk: 10) mean t-hitung < t-tabel so refuse H1 and Ho accepted, that average time cooks in hearth user respondent and stove user respondent same. That knowable from dish total at ripe every day, show prosperous level from second hearth respondent and stove not far differ. Because average rice total, vegetable, and fish at ripe much the same to.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu daerah potensial untuk pertanian adalah Daerah Irigasi Caringin memiliki luas 2776.5 Ha dengan sumber air utama dari sungai Cibareno di Dusun Legok

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan nomor: _________________ tanggal ______________ dan setelah kami pelajari dengan saksama Dokumen Pengadaan,

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menyatakan bahwa dari enam elemen dari analisis risiko pemakaian alat pelindung diri masker dan sumbat telinga pada pekerja tekstil di

Persaingan sumber daya baik dari hard skill maupun soft skill individu sudah merata, maka hanya perusahaan yang bekerja dengan prinsip doing the right things (efisien)

Pendapatan Petani Berdasarkan Sumber Pendapatan Keluarga Serta Kontribusinya Terhadap Total Pendapatan Petani Di Kabupaten Bener Meriah,

Berdasarkan analisa data, temuan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut: pertama, dari beberapa usaha kesehatan sekolah sudah berjalan dengan semestinya, hal

Jika daerah dan sumbu putarnya sama maka perhitungan dengan menggunakan metoda cakram/cincin dan metoda kulit tabung akan menghasilkan hasil yang sama. Contoh Tentukan benda

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Efektivitas dan Kontribusi Pajak Bumi