• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH GAYA HIDUP, HARGA, DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SAMSUNG SMARTPHONE

PADA MAHASISWA/I FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH :

AZALEA AZURA BR TARIGAN 100502221

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuuan untuk mengetahui dan menganalisis Gaya Hidup (X1), Harga (X2), dan Kelompok Referensi (X3) terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode puposive Sampling, yaitu sampel yang dipilih berdasarkan criteria tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang aktif kuliah dimana telah menggunakan Samsung

Smartphone dari satu tahun. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 97 responden. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi berganda dengan tingkat signifikan �= 5%.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel gaya hidup, harga, kelompok referensi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Secara parsial variabel gaya hidup dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan kelompok referensi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap terhadap keputusan pembelian. variabel gaya hidup adalah variabel yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Samsung Smartphone pada mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Melalui pengujian koefisien determinasi (Adjusted R Square) diperoleh nilai Nilai R Square 0,450 berarti 45,0% keputusan pembelian Samsung Smartphone pada mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sebagai variable dependen dapat dijelaskan oleh gaya hidup, harga dan kelompok referensi variable independen. Sedangkan sisanya 55,0% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

This research is to study and analyze bertujuuan Lifestyle (X1), price (X2), and

the Reference Group (X3) on Purchase Decision Samsung Smartphone the

Student Faculty of Economics and Business University Of North Sumatera. The

sampling technique using puposive Sampling, which samples were selected based

on specific criteria. The population in this study were students of the Faculty of

Economics and Business University of North Sumatra active college which has

used Samsung Smartphone of the year. The sample used in this study amounted to

97 respondents. The analytical method used is descriptive analysis method and

multiple regression analysis with significant �= 5%. The results showed that lifestyle variables, price, reference groups simultaneously positive and significant

impact on purchasing decisions. Partially prices and lifestyle variables positive

and significant impact on purchasing decisions, while the reference group but not

significant positive effect on the purchase decision. lifestyle variables are

variables that dominant influence on purchasing decisions on Samsung

Smartphone student / I Faculty of Economics and Business University of North

Sumatra. Through testing the coefficient of determination (Adjusted R Square)

value obtained R Square 0.450 means 45.0% on purchase decisions Samsung

Smartphone student / I Faculty of Economics and Business University of North

Sumatra as the dependent variable can be explained by lifestyle, price and the

reference group of independent variables. While the remaining 55,0% can be

explained by other factors not examined in this study.

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam

menyelesaikan skripsi dengan baik. Serta Shalawat dan salam kepada Nabi

Muhammad SAW semoga syafaat beliau kita terima di akhirat kelak. Penulisan

skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih yang tak terkira saya ucapkan kepada kedua orang tua penulis

Ahmad Tarigan dan Andriyani yang telah membesarkan penulis dengan penuh

kasih sayang, doa dan dukungan baik metril maupun moril sehingga penulis dapat

meneyelsaikan skripsi dan kuliah dengan sebaik-baiknya, serta kesabarannya

selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah mendapatkan banyak

bantuan. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E, M.Ec, Ak. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE. Msi selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu

(5)

Penguji I yang telah memberikan masukan dan nasehat dalam penyempurnaan

penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE. Msi. selaku Ketua Program Studi

Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

sekaligus sebagai Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan

nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.

5. Ibu Marhaini, MS. selaku Dosen Pembimbing penulis. Penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya telah membimbing dan mengarahkan

penulis dengan penuh kesabaran dalam pengerjaan skripsi ini.

6. Kepada seluruh Dosen Departemen Manajemen, Staff dan Pegawai di

Fakultas Ekonomi, untuk semua jasa dalam memberikan ilmu dan bantuan

selama perkuliahan.

7. Kepada kakak dan adik penulis Amanah Anindita Tarigan, Aziza Hasanah

Tarigan, Taufiq Al Hafiz Tarigan yang selalu mendoakan dan memberi

dukungan serta semangat

8. Kepada teman-teman penulis Dina, Vera, Yola, Irwin, Oka, Dika, Dini, Bagus,

Kavin, Nuzul, Winda, Gadis, Saras, Kyky, Icad, Harry, Akbar, Heru Fadhul,

Dhani, Jeber yang selalu membantu penulis dan kepada teman-teman

Manajemen stambuk 2010. Terima kasih atas dukungannya.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu

penyelesaian skripsi ini. Amin ya Rabbal alamin

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ………. ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Landasan Teori ... 9

2.1.1 Perilaku Konsumen ... 9

2.1.2. Keputusan Pembelian ... 11

2.1.3 Gaya Hidup ... 13

2.1.4 Harga ... 16

2.1.5 Kelompok Referensi ... 20

2.2 Penelitian Terdahulu ... 24

2.3 Kerangka Konseptual ... 25

(7)

BAB III TEORI PENELITIAN ... 29

3.1 Jenis Penelitian ... 29

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

3.3 Batasan Operasional ... 29

3.4 Definisi Operasional ... 30

3.5 Skala Pengukuran ... 31

3.6 Populasi dan Sampel ... 31

3.6.1 Populasi ... 31

3.6.2 Samepl ... 32

3.7 Jenis Data ... 33

A. Data Primer ... 33

B. Data Sekunder ... 33

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 35

3.9.1 Uji Validitias ... 35

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 36

3.10 Teknik Analisis Data ... 36

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 36

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 36

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 38

(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 41

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 41

4.1.2 Strategi Bisnis ... 44

4.1.3 Perkembangan Samsung Android ... 46

4.2 Hasil Penelitian ... 51

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 51

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 53

4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 64

4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... 70

4.3 Pembahasan ... 77

4.3.1 Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian ... 77

4.3.2 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian ... 79

4.3.3 Pengaruh Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82

5.1 Kesimpulan ... 82

5.2 Saran ... 83

KUESIONER PENELITIAN ... 85

LAMPIRAN ... 85

JURNAL ... 109

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Data Penjualan Smartphone by Vendor Kuartal 2 . ... 2

Gambar 1.2 Data Penjualan Smartphone by Operating System ... 3

Gambar 2.1 Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumn ... 11

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian ... 15

Gambar2. 3 Operasional Variabel ... 17

Gambar 4.1 Samsung Seri Pertama i700 ... 47

Gambar 4.2 Samsung Galaxy Young ... 47

Gambar 4.3 Samsung Omnia ... 48

Gambar 4.4 Samsung Galaxy SII & Galaxy SIII ... 48

Gambar 4.5 Samsung Galaxy Note I dan Note II ... 49

Gambar 4.6 Samsung Galaxy S III ... 50

Gambar 4.7 Samsung Galaxy S4 ... 50

Gambar 4.8 Grafik P-P Plot ... 65

Gambar 4.9 Histogram Normalitas ... 66

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Invetarisasi Gaya Hidup ... 15

Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 30

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 31

Tabel 4.1 Identitas Responden ... 51

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Gaya Hidup ... 54

Tabel 4.3 Distribusi Jawabn Responden Terhadap Variabel Nilai Harga ... 56

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kelompok Referensi ... 59

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Keputusan Pembelian ... 62

Tabel 4.6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 67

Tabel 4.7 Uji Glejser ... 68

Tabel 4.8 Multikolinieritas ... 69

Tabel 4.9 Regresi Linear Berganda ... 70

Tabel 4.10 Hasil F Hitung ... 72

Tabel 4.11 Hasil T Hitung ... 74

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 85

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 88

Lampiran 3 Distibusi Jawaban Responden ... 92

Lampiran 4 Hasil Uji Spss 20.0 ... 101

(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuuan untuk mengetahui dan menganalisis Gaya Hidup (X1), Harga (X2), dan Kelompok Referensi (X3) terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode puposive Sampling, yaitu sampel yang dipilih berdasarkan criteria tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang aktif kuliah dimana telah menggunakan Samsung

Smartphone dari satu tahun. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 97 responden. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi berganda dengan tingkat signifikan �= 5%.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel gaya hidup, harga, kelompok referensi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Secara parsial variabel gaya hidup dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan kelompok referensi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap terhadap keputusan pembelian. variabel gaya hidup adalah variabel yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Samsung Smartphone pada mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Melalui pengujian koefisien determinasi (Adjusted R Square) diperoleh nilai Nilai R Square 0,450 berarti 45,0% keputusan pembelian Samsung Smartphone pada mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sebagai variable dependen dapat dijelaskan oleh gaya hidup, harga dan kelompok referensi variable independen. Sedangkan sisanya 55,0% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(13)

ABSTRACT

This research is to study and analyze bertujuuan Lifestyle (X1), price (X2), and

the Reference Group (X3) on Purchase Decision Samsung Smartphone the

Student Faculty of Economics and Business University Of North Sumatera. The

sampling technique using puposive Sampling, which samples were selected based

on specific criteria. The population in this study were students of the Faculty of

Economics and Business University of North Sumatra active college which has

used Samsung Smartphone of the year. The sample used in this study amounted to

97 respondents. The analytical method used is descriptive analysis method and

multiple regression analysis with significant �= 5%. The results showed that lifestyle variables, price, reference groups simultaneously positive and significant

impact on purchasing decisions. Partially prices and lifestyle variables positive

and significant impact on purchasing decisions, while the reference group but not

significant positive effect on the purchase decision. lifestyle variables are

variables that dominant influence on purchasing decisions on Samsung

Smartphone student / I Faculty of Economics and Business University of North

Sumatra. Through testing the coefficient of determination (Adjusted R Square)

value obtained R Square 0.450 means 45.0% on purchase decisions Samsung

Smartphone student / I Faculty of Economics and Business University of North

Sumatra as the dependent variable can be explained by lifestyle, price and the

reference group of independent variables. While the remaining 55,0% can be

explained by other factors not examined in this study.

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan jaman modern dan globalisasi saat ini suatu

kebutuhan akan komunikasi menjadi hal yang sangat penting bagi setiap manusia.

Perkembangan jaman sekarang juga dilihat dari kemajuan teknologi dari tahun ke

tahun sudah menunjukan kemajuan yang sangat besar salah satu contoh berbagai

macam gadget yang sudah tidak asing lagi seperti smartphone. Pada saat ini hampir semua kalangan tidak mengenal golongan, umur maupun berbagai

kebutuhan yang dihadirkan sudah tidak bisa lepas lagi dari namanya teknologi

tersebut. Kebutuhan hidup untuk bisa selalu terhubung dengan sesama,

bersosialisasi, menimbulkan gengsi bagi pemakainya sudah merupakan suatu

jawaban akan pentingnya smartphone bagi kehidupan yang serba modren.

Kebutuhan tersebut berdampak pada meningkatnya permintaan akan

berbagai jenis alat komunikasi yang mengakibatkan semakin banyaknya

persaingan dalam dunia bisnis bidang telekomunikasi. Hal tersebut dapat dilihat

dari banyaknya produsen produk-produk alat komunikasi seperti handphone yang menawarkan bebagai jenis produk baru dengan inovasi yang berbeda dari pada

produk-produk sebelumnya, produk yang dihasilkan banyak memberikan

kemudahan bagi para konsumen dalam melakukan komunikasi. Dunia bisnis

produk komunikasi berlomba–lomba agar dapat menarik minat para masyarakat

(15)

langkah ataupun cara suatu perusahaan memberikan kepuasan terhadap

konsumen–konsumen mereka yang sudah menggunakan produk – produk

handphone atau smartphone jenis tertentu sebelumnya.

Kebutuhan akan alat komunikasi seperti smartphone sendiri selalu mengalami peningkatan dari tahun ketahun terutama untuk jenis-jenis smartphone

dengan merek-merek tertentu. Hal ini dikarenakan pola komunikasi konsumen

pada saat ini yang selalu menginginkan sebuah kemudahan dalam komunikasi

yang dapat mendukung kegiatan mereka sehari-hari baik dalam pekerjaan maupun

hal yang lainnya, oleh karena itu, pilihan konsumen untuk menggunakan

smartphone saat ini sangat tinggi seperti salah satunya kenaikan penjualan pada

Smartphone Samsung. Hal ini terbukti berdasarkan Lembaga riset Gartner

penjualan handphone atau smartphone yang mengalami peningkatan dari kuartal kedua 2012 sampai kuartal kedua 2013.

Gambar 1.1

Data Penjualan Smartphone by Vendor Kuartal kedua 2012 & 2013

Dari Gambar 1.1 menunjukan bahwa penjualan samsung mengalami

(16)

ponsel kuartal kedua yang dirilis Gartner ini, di mana untuk pertama kalinya

penjualan smartphone mengalahkan feature phone. Penjualan smartphone terus naik dipicu oleh pesatnya perkembangan Smartphone berbasis Android. Gartner mencatat Samsung masih menjadi produsen ponsel pintar terbesar di dunia.

Pangsa pasar perusahaan asal Korea Selatan ini mencapai 31,7%, naik dari 29,7%

pada kuartal kedua 2012. Produsen ponsel pintar terbesar kedua juga masih

ditempati Apple. Tetapi pangsa pasar iPhone yang memakai sistem operasi iOS

harus mengalami penurunan menjadi 14,2 %, dari 18,8 % pada kuartal kedua

tahun 2012. Setelah Samsung dan Apple, produsen lain yang menempati posisi

tiga, empat, dan lima adalah LG (dengan pangsa pasar 5,1%), Lenovo (4,7 %),

dan ZTE (4,3 %).

Gambar 1.2

Data Penjualan Smartphone by Operating System in Kuartal kedua 2012 & 2013

Dari gambar 2.1 menunjukan bahwa, Pada kuartal kedua tahun 2013,

sistem operasi Android buatan Google masih menguasai pangsa pasar dengan

(17)

Gartner mencatat untuk pertama kalinya sistem operasi Microsoft Windows

Phone berhasil mengalahkan BlackBerry. Windows Phone kini berada di

peringkat ketiga untuk sistem operasi ponsel pintar secara global dengan pangsa

pasar 3,3% pada kuartal kedua 2013. Sistem operasi Bada dan Symbian berada di

peringkat lima dan enam. Keduanya terus mengalami penurunan dibandingkan

periode yang sama tahun lalu. Pangsa pasar Bada pada kuartal kedua tahun 2013

hanya 0,4% dan Symbian 0,3%. Sedangkan Apple iOS ada di posisi kedua dengan

pangsa pasar 14,2%, turun 4,6%.

Sebuah keputusan pembelian yang dilakukan oleh seorang konsumen di

lakukan atas dasar keinginan dan kebutuhannya terhadap suatu produk. Keputusan

pembelian konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen dalam

mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih di

antara pilihan-pilihan pembelian mereka (Mowen dan Monir, 2002:6). Di era saat

ini, gaya hidup menjadi bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa

berubah tergantung keinginan seseorang untuk mengubahnya. Gaya hidup secara

luas didefinisikan sebagai gaya hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana

orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting

dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri

mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya (pendapat). (Setiadi, 2003:148). Gaya

hidup ini bisa dinilai relatif tergantung penilaian dari orang lain. Memilki salah

satu smartphone ataupun teknologi update ini dapat memberi kepuasaan atau kesenangan atas gaya hidup nya. Perilaku konsumen Indonesia yang unik juga

(18)

pemimpin smartphone di berbagai negara di dunia seperti Inggris, Jerman ,Prancis, Italia, Amerika Serikat, dan Australia mengalahkan Blackberry bahkan

Apple, hal tersebut justru tidak terjadi di Indonesia. Karena pengguna ponsel di

Indonesia memiliki motif yang berbeda dengan pengguna ponsel di negara-negara

lain, terutama Amerika, Eropa, atau negara-negara maju salah satunya adalah

penerimaan produk berteknologi tinggi sebagai lifestyle.

Harga juga merupakan salah satu faktor konsumen untuk menentukan

keputusan pembelian pada produk. Di mana harga adalah sejumlah uang yang di

bebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar

konsumen atas manfaat- manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau

jasa tersebut. ( Kotler & Amstrong, 2008:345 ). Pengaruh harga terhadap

keputusan pembelian sangatlah penting, karena dengan tingkat harga yang

ditetapkan oleh perusahaan dapat menjadi tolak ukur akan permintaan suatu

produk. Penetapan harga yang salah atas suatu produk dapat mengakibatkan

jumlah penjualan pada suatu produk tidak dapat maksimal yang mengakibatkan

penjualan menurun dan pangsa pasanya berkurang. Oleh sebab itu, dalam

penetapan harga perusahaan harus dapat menentukan harga penjualan sesuai

dengan pangsa pasar yang dituju agar penjualan produk dan pangsa pasar semakin

meningkat. Dalam hal ini. Harga Samsung masih lebih terjangkau dibanding

kompetitionya seperti Nokia Symbian OS, Blackberry (RIM) dan Apple (iOS).

Selain itu faktor lingkungan juga memberikan pengaruh yang tidak kalah

kuat terhadap perilaku konsumen dalam mengambil keputusan. Lingkungan sosial

(19)

mikro, lingkungan sosial makro di antaranya budaya, subbudaya dan kelas sosial.

Sedangkan lingkungan sosial mikro yaitu organisasi, keluarga, kelompok referensi

dan media. Masing-masing dari faktor tersebut akan memberikan pengaruh

terhadap keputusan pembelian. Menurut Kotler & Keller (2009:166), Perilaku

konsumen itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya faktor sosial

seperti kelompok referensi. Kelompok referensi adalah semua kelompok yang

mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung (tatap muka) terhadap sikap

atau perilaku orang tersebut. (Kotler dan Keller, 2009:170). kelompok yang

mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku

orang tersebut. Dari kelompok referensi tersebut, tidak jarang di kalangan

mahasiswa/i menjadikan faktor kelompok referensi sebagai faktor dalam

keputusan pembelian seperti pada smartphone. Hal ini disebabkan, biasanya mahasiswa/i membeli handphone atau smartphone berdasarkan kelompoknya dan juga semata-mata hanya untuk dapat mengimbangi pertemanan dirinya dengan

kelompok referensinya.

Selain faktor sosial ada juga faktor pribadi yang berupa faktor usia dan

tahap siklus hidup yaitu yang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang

hidupnya, untuk usia kalangan mahasiswa/i saat ini, mereka lebih cenderung

menggunakan atau mengganti-ganti suatu produk atau barang yang mereka

gunakan, karena hal itu sesuai dengan usia mereka yang selalu ingin mengikuti

perkembangan jaman dan sesuai dengan kebutuhan yang mereka inginkan seperti

(20)

Meskipun usia serta kelompok referensi bisa dikatakan sebagai faktor dari

perilaku konsumen akan tetapi pekerjaan dan lingkungan ekonomi juga dapat

menjadi indikasi ketika seorang konsumen akan memutuskan untuk melakukan

pembelian atas produk. Dilihat dari kalangan mahasiswa/i sendiri pola konsumsi

mereka biasanya disesuaikan dengan kebutuhannya sehari-hari baik dari

pergaulan atau dari kebutuhan yang mendukung kegiatan mereka sebagi seorang

mahasiswa/i. Kemudian dilihat dari lingkungan seorang mahasiswa/i rata-rata

belum memiliki penghasilan sendiri, namun masih menggandalkan uang saku atau

pun pemberian orang tua.

Berdasarkan uraian dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya Hidup, Harga, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/i di Universitas Sumatera Utara”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan

permasalahan yaitu sebagai berikut : Apakah Gaya Hidup, Harga, dan Kelompok

Referensi berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Samsung

(21)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Gaya

Hidup, Harga, dan Kelompok Referensi terhadap keputusan pembelian produk

Samsung Smartphone.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,

diantaranya :

1. Bagi Perusahaan Samsung

Adanya input informasi bagi perusahaan yang dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dan jika memungkinkan dapat dijadikan pedoman

untuk memenuhi selera konsumen.

2. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, pengalaman dan dapat langsung mempraktekkan

ilmu yang telah didapatkan di lapangan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi sarana pengembangan

penelitian-penelitian lebih lanjut dan dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perilaku konsumen

Menurut Kotler dan Keller (2009:166), Perilaku konsumen adalah studi

tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli,

menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

Sementar itu, Mowen dan Minor (2002:6) mengatakan perilaku konsumen

adalah studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta

ide-ide. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan baha perilaku konsumen

adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong

tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan,

menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan

mengevaluasi.

2.1.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen.

Kotler & Keller (2009:166) menyatakan bahwa perilaku pembelian

konsumen di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor Budaya (Cultural Factors)

Budaya merupakan penentu keinginan perilaku paling mendasar.

(23)

memperlihatkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para

anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi semakin besar dan cukup

makmur, perusahaan sering merancang program pemasaran secara

khusus untuk melayani mereka.

2. Faktor Sosial (Social Factors)

Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh

factor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran, dan status

sosial.

3. Faktor Pribadi (Personal Factors)

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.

Karakteristik peibadi tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus

hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, kepribadian dan konsep

diri, serta nilai dan gaya hidup pembeli.

4. Faktor Psikologi (Psychological Factors)

Psikologi penting meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran dan

memori dapat mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai

ransangan pemasaran.

2.1.2 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian konsumen meliputi semua proses yang dilalui

konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan

memilih di antara pilihan-pilihan pembelian mereka (Mowen dan Monir, 2002:6).

Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2008:181) keputusan pembelian

(24)

yang ada, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan

pembelian.

2.1.2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2009:184). Ketika membeli produk,

secara umum konsumen mengikuti proses pembelian konsumen seperti (1)

pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4)

keputusan pembelian, (5) perilaku pasca pembelian. Lima tahapan ini

mewakili proses secara umum yang menggerakkan konsumen dari

pengenalan produk atau jasa ke evaluasi pembelian. Proses ini adalah

petunjuk untuk mempelajari bagaimana konsumen membuat keputusan.

Sumber:Kotler dan Keller (2009:185)

Gambar 2.1

Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu

masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau

eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan

normal seseorang-rasa lapar, haus, seks-naik ke tingkat maksimum dan

menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan

(25)

2. Pencarian Informasi

Sumber informasi utama dimana konsumen dibagi menjadi

empat kelompok:

a) Pribadi. Keluarga, teman, tetangga, rekan.

b) Komersial. Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan,

tampilan.

c) Publik. Media masa, organisasi pemeringkat konsumen.

d) Eksperimental. Penangan, pemeriksaan, penggunaan

produk.

3. Evaluasi Alternatif

Setelah mendapatkan informasi dan merancang sejumlah

pertimbangan dariproduk alternatif yang tersedia, konsumen siap untuk

membuat suatu keputusan. Konsumen akan menggunakan infomasi

yang tersimpan di dalam ingatan, ditambah dengan infomasi yang

diperoleh dari luar membangun suatu kriteria tertentu.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen preferensi antar merek dalam

kumpulan pilihan, dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen

dapat membentuk lima subkeputusan: merek (merek A), penyalur

(penyalur 2), kuantitas (satu komputer), waktu (akhir minggu), dan

(26)

5. Perilaku pasca pembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik

dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar

hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap

informasi yang mendukung keputusannya. Kepuasan pascapembelian

kepuasan merupaka fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja

anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen

kecewa; jika memenuhi harapan konsumen puas; jika melebihi

harapan, konsumen sangat puas. Tindakan pascapembelian jika

konsumen puas, mungkin ingin membeli produk itu kembali.

2.1.3 Gaya Hidup

Konsep gaya hidup dan kepribadian sering kali disamakan, padahal

sebenernya keduanya berbeda. Gaya hidup lebih menunjukan pada bagaimana

individu menjalankan kehidupan, bagaimana membelanjakan uang dan bagaimana

mamanfaatkan waktunya (Mowen dan Minor, 2002:333).

Menurut Setiadi (2003:148), Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai

gaya hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu

mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya

(ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga

dunia disekitarnya (pendapat). Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan

masyarakat yang lainnya. Bahkan, dari masa ke masa gaya hidup suatu individu

(27)

gaya hidup tidak cepat berubah sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup

relatif permanen.

2.1.3.1 Pengukuran Gaya Hidup Konsumen

Untuk mengetahui gaya hidup konsumen dapat dipergunakan

pengukuran psikografis yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dirancang

untuk menilai gaya hidup pasar sasaran, karakteristik kepribadian dan

karakteristik demografi. Gaya hidup merupakan salah satu cara

mengelompokan konsumen secara psikografis. Pertanyaan-pertanyaan

yang umumnya dipakai mengungkapkan aktivitas, minat dan opini

konsumen. Sehingga sering diistilahkan sebagai AIO statement.

Pertanyaan aktivitas, menanyakan apa yang dilakukan konsumen, apa

yang dibeli konsumen dan bagaimana konsumen menghabiskan waktunya.

Sedangkan pertanyaan minat menanyakan preferensi dan prioritas

konsumen. Pertanyaan opini menanyakan pandangan dan perasaan

konsumen mengenai berbagai topik kejadian-kejadian yang berlangsung di

lingkungan sekitar, baik yang lokal maupun internasional,

masalah-masalah ekonomi, sosial dan moral.

Josep Plumer (dalam Suryani, 2008:74) menyatakan bahwa

segmentasi gaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas manusia dalam:

a) Bagaimana mereka menghabiskan waktunya

b) Minat mereka, apa yang dianggap penting disekitarnya

(28)

d) Karakter-karakter dasar seperti daur kehidupan, penghasilan,

pendidikan, dan tempat tinggal

Tabel 2.1 menjelaskan bahwa gaya hidup akan berkembang pada

masing-masing dimensi (aktivitas, interest, opini/AIO).

Tabel 2.1

Inventarisasi Gaya Hidup

Aktivitas Interest Opini

Bekerja Keluarga Diri mereka sendiri

Hobi Rumah Masalah-masalah sosial

Peristiwa sosial Pekerjaan Politik

Liburan Komunitas Bisnis

Hiburan Rekreasi Ekonomi

Anggota klub Pakaian Pendidikan

Komunitas Makanan Produk

Belanja Media Masa depan

Olahraga Prestasi Budaya

Sumber: Setiadi (2003:148)

Gaya hidup bisa merupakan identitas kelompok. Gaya hidup setiap

kelompok akan mempunyai ciri-ciri unit tersendiri. Walaupun demikian, gaya

hidup akan sangat relevan dengan usaha-usaha pemasar untuk menjual produknya.

Pertama, kecendrungan yang luas dari gaya hidup seperti perubahan peran

pembelian dari pria ke wanita, sehingga mengubah kebiasaan, selera dan perilaku

pembelian. Dengan perkataan lain perubahan gaya hidup suatu kelompok akan

mempunyai dampak yang luas pada berbagai aspek konsumen. (Setiadi

(29)

2.1.4 Harga

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin)

yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta

pelayanannya. (Swastha dan Irawan, 2005:241).

Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2008:345), harga adalah

sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai

yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau

menggunakan suatu produk atau jasa.

2.1.4.1 Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan Ketika Menetapkan Harga

Keputusan penetapan harga sebuah perusahaan dipengaruhi baik

oleh faktor-faktor internal perusahaan maupun faktor-faktor eksternal

lingkungannya.

1. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi penetapan harga meliputi

tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, dan

organisasi perusahaan.

a) Tujuan Pemasaran

Sebelum menetapkan harga, perusahaan seharusnya

menentukan strateginya atas produk tersebut. Jika perusahaan

telah memilih pasar sasarannya dan memposisikannya dengan

baik, maka strategi bauran pemasarannya, termasuk harga, akan

(30)

b) Strategi Bauran Pemasaran

Perusahaan-perusahaan seringkali menempatkan produk

mereka melalui harga dengan mendasarkan keputusan bauran

pemasaran lainnya lewat harga yang ingin mereka bebankan.

c) Pertimbangan Organisasi

Manajemen harus memutuskan siapa yang harus menetapkan

harga di dalam organisasi tersebut. Perusahaan-perusahaan

menangani penetapan harga dengan berbagai cara. Dalam

perusahaan kecil harga sering ditetapkan manajemen puncak

sedangkan dalam perusahaan besar penetapan harga biasanya

ditangani oleh manajer-manajer divisi ataupun lini produk.

2. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan-keputusan

penetapan harga meliputi sifat penawaran dan permintaan, persaingan,

dan elemen-elemen lingkungan lainnya.

a) Pasar dan Permintaan

Ketika biaya menjadi dasar penetapan batas bawah harga, pasar

dan permintaan menjadi dasar penetapan batas atasnya. Baik

konsumen maupun pembeli industri menyamakan harga suatu

produk atau jasa dengan manfaat dari memilikinya.

b) Biaya, Harga dan Penawaran Pesaing

Faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi keputusan

(31)

serta kemungkinan reaksi pesaing atas tindakan penetapan

harga yang dilakukan perusahaan.

c) Faktor-Faktor Eksternal Lainnya

Ketika menetapkan harga, perusahaan juga harus

mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam lingkungan

eksternalnya. Keadaan ekonomi dapat memiliki dampak yang

besar terhadap strategi penetapan harga perusahaan serta

faktor-faktor ekonomi seperti booming atau resesi, inflasi dan

tingkat bunga yang mempengaruhi baik biaya produksi maupun

persepsi konsumen terhadap harga dan nilai produk.

2.1.4.2 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Swastha (2001:186) pada dasarnya ada empat jenis

tujuan penetapan harga, yaitu:

1. Mendapatkan Pengembalian Investasi yang Ditargetkan atau

Pengembalian Pada Penjualan Bersih.

Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan pula

untuk menutup investasi secara berangsur-angsur. Dana yang

dipakai untuk mengembalikan investasi hanya bisa diambilkan

dari laba perusahaan dan laba hanya bisa diperoleh bilamana

harga jual lebih besar dari jumlah biaya seluruhnya.

2. Mencegah atau Mengurangi Persaingan

Tujuan penetapan harga yang ini biasanya dipakai oleh

(32)

produk baru. Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan

dapat dilakukan melalui kebijakan harga. Hal ini dapat

diketahui bilamana para penjual menawarkan barang dengan

harga yang sama..

3. Mempertahankan atau Memperbaiki Market Share

Memperbaiki market share mungkin dilaksanakan bila mana kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih cukup

longgar, di samping juga kemampuan di bidang lain seperti

bidang pemasaran, keuangan dan sebagainya. Dalam hal ini hal

merupakan faktor yang penting. Bagi perusahaan kecil

mempunyai kemampuan sangat terbatas, biayany penentuan

harga ditujukan untuk sekedar mempertahankan market share. 4. Memaksimumkan Laba

Dalam praktek, terjadinya harga memang ditentukan oleh

penjualan dan pembelian. Makin besar daya beli konsumen,

semakin besar pula kemungkinan bagi penjual untuk

menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi. Dengan demikian

penjualan mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan

maksimum sesuai dengan kondisi yang ada.

2.1.5 Kelompok Referensi

Kelompok referensi adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh

langsung atau tidak langsung (tatap muka) terhadap sikap atau perilaku orang

(33)

Kelompok referensi bisa juga disebut dengan kelompok acuan yang

merupakan individu atau kelompok yang dijadikan rujukan yang mempunyai

pengaruh nyata bagi individu. Konsumen yang mengacu perilakunya pada

kelompok rujukan tertentu belum tentu menjadi anggota kelompok tersebut.

(Suryani, 2008:215).

Sementara itu Setiadi (2003:266) kelompok referensi melibatkan satu atau

lebih orang yang dijadikan sebagai dasar epmbanding atau titik referensi dalam

membentuk tanggapan afeksi dan kognisi serta perilaku seseorang.

2.1.5.1 Jenis Kelompok Referensi

1. Formal / Informal : formal memiliki struktur yang jelas, informal tidak

2. Primer / Sekunder : primer melibatkan interaksi langsung tatap muka,

sementara grup sekunder tidak

3. Keanggotaan : seseorang menjadi anggota formal dari keanggotaan

kelompok referensi

4. Aspirasional : seseorang bercita-cita bergabung atau menandingi

kelompok referensi aspirasional

5. Disosiatif : seseorang berupaya menghindari atau menolak grup

referensi disosiatif

2.1.5.2 Kelompok Referensi yang Relevan Dengan Perilaku Konsumen

Menurut Suryani (2008:219) di masyarakat ada berbagai

kelompok, namun demikian diantara berbagai jenis kelompok tersebut

yang relevean bagi pemasar untuk di jadikan peluang dalam pemasran

(34)

1. Keluarga

Keluarga merupakan bentuk kelompok primer yang berperan

penting dalam sosialisasi anggotanya terhadap perilaku penggunaan

produk.

2. Kelompok Persahabatan

Kelompok persahabatan merupakan bentuk dari kelompok

informal. Konsumen sebagai manusia membutuhkan hubungan

sosial melalui persahabatan.

3. Kelompok Sosial Formal

Di dalam masyarakat terdapat sekelompok orang-orang yang

secara formal membentuk suatu kelompok. Misalnya kelompok

arisan, kelompok keagamaan dan lain-lain.

4. Kelompok Pembelanja

Kelompok ini mulai banyak bermunculan di kota-kota, sekelompok

anak muda yang punya kesenangan jalan-jalan di mall, cuci mata dan berbelanja, karena kesamaan minat dan kebutuhan begabung

dalam suatu kelompok.

5. Kelompok Kerja

Bagi konsumen yang bekerja yang sebagian besar waktunya

dihabiskan di tempat kerja, keterlibatan dalam kelompok kerja

(35)

6. Kelompok Gerakan Konsumen

Kosumen yang mempunyai kesadaran akan hak-haknya dan

menyadari pentingnya kontrol terhadap pemenuhan hak-hak

konsumen membentuk suatu kelompok yang disebut kelompok

gerakan konsumen.

2.1.5.3 Faktor-Faktor yang Menentukan Kekuatan Pengaruh Kelompok Referensi

1. Menginformasikan atau membuat individu lebih menyadari mengenai

produk atau merek tertentu. Suatu kelompok pembelanja akan

mempunyai pengaruh yang kuat dalam hal pemilihan merek kepada

anggota yang bergabung dalam kelompoknya, jika kelompok tersebut

mempunyai informasi yang banyak dan lengkap tentang berbagai

merek dan dalam interaksi komunikasi tentang pentingnya memilih

merek dan infromasi berbagai merek dan kinerjanya sering terjadi

antara anggota kelompok.

2. Memberikan kesempatan untuk membandingkan dalam interaksi,

menyampaikan ide dan bertanya kepada yang lainya. Pengaruh

kelompok akan kuat jika dalam kelompok tersebut terdapat suasana

untuk saling berbagi pengalaman dan diskusi untuk membanding

berbagai pilihan dan perilaku belanja dan perilaku konsumsi.

3. Mempengaruhi individu untuk mengadopsi sikap kelompok yang

mempunyai pengaruh kuat pada anggotanya untuk menyesuaikan sikap

(36)

berpengaruh dibandingkan kelompok yang lemah dalam

mempengaruhi perilaku anggotanya.

4. Melegitimasi keputusan individu untuk menggunakan produk yang

sama dengan yang digunakan kelompok. Kelompok yang mempunyai

kekuatan dalam memberikan rekomendasi dan bahkan mengharuskan

anggotanya untuk menggunakan suatu produk tertentu akan

mempunyai pengaruh kuat terhadap perilaku konsumsi dan perilaku

belanja anggotanya, sehingga secara langsung berpengaruh terhadap

perilaku konsumen.

2.2 Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan

dalam penelitian ini, antara lain meliputi :

Menurut Rizal (2010) dalam penelitiannya berjudul “Analisis Pengaruh

Grup Referensi dan Keluarga terhadap Keputusan Pembelian Ponsel Qwerty”

menyimpulkan bahwa Variabel Grup Referensi dan Keluarga berpengaruh

terhadap Keputusan Pembelian . Dalam penelitian ini diketahui secara parsial

variabel Grup Referensi dan Keluarga berpengaruh signifikan terhadap variabel

Keputusan Pembelian. Secara simultan variabel grup referensi dan keluarga

berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian.. Kelompok

referensi berpengaruh posistif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

Kelompok Referensi dengan uji t nilai thitung > ttabel (3,478 > 1,660) dan nilai

(37)

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini terlihat dari nilai

signifikan (0,000) lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung > t

Menurut Hariadi (2012), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Produk, Harga, Promosi dan Distribusi Terhadap Keptusan Pembelian Konsumen

Pada Produk Project Microvision”. Produk, Harga, promosi berpengaruh posistif

dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Dengan uji t nilai t

tabel.

hitung > ttabel

(3,442 > 1,660) dan nilai signifikan (0,001) < 0,05. Yang artinya vaiabel Harga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini terlihat

dari nilai signifikan (0,000) lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung > t

Menurut Puspita (2013), dalam penelitiannya yang berjudulu “Pengaruh

Gaya Hidup, Fitur, Harga Terhadap Keputusan Pembelian Blacberry Curve

9300”. Gaya hidup, Fitur, Harga, berpengaruh posistif dan signifikan terhadap

Keputusan Pembelian.Hasil penelitian dari data SPSS dengan uji t nilai t

tabel.

hitung >

ttabel (5,292 > 1,664) dan nilai signifikan (0,000) < 0,05. Yang artinya vaiabel

gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, hal

ini terlihat dari nilai signifikan (0,000) lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung > ttabel.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan beberapa

variabel yang diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang dideskripsikan.

(Sugiyono, 2004:49).

Menurut Kotler dan Armstrong (2009:181) keputusan pembelian

(38)

yang ada. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara

langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang

ditawarkan. Keputusan pembelian dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan

tiga variabel bebas yaitu Gaya Hidup, Harga, dan Kelompok Referensi.

Menurut Setiadi (2003:148), Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai

gaya hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu

mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya

(ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga

dunia disekitarnya (pendapat). Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk

pola perilaku tertentu. Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang

lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk

image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya. Gaya hidup

berimbas pada perilaku konsumsi, dimana ketika seseorang mengkonsumsi atau

membeli sesuatu bukan sekedar karena ingin membeli fungsi inheren dari produk

tersebut, tetapi juga berkeinginan untuk membeli fungsi sosialnya.

Menurut Kotler & Amstrong (2008:345), harga adalah sejumlah uang yang

ditagihkan atas suatu prosuk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para

pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu

produk atau jasa. Sepanjang sejarahnya, harga telah menjadi faktor utama yang

(39)

dikendalikan dan menentukan diterima atau tidaknya suatu produk oleh

konsumen. Harga semata-mata tergantung pada kebijakan perusahaan, tetapi tentu

saja dengan mempertimbangkan beberapa hal. Murah atau mahalnya harga suatu

produk sangat relative sifatnya. Untuk mengatakannya perlu terlebih dahulu

dibandingkan dengan harga produk serupa yang diproduksi atau dijual perusahaan

lain. Perusahaan perlu memonitor harga yang ditetapkan oleh para pesaing agar

harga yang ditentukan oleh perusahaan tidak terlalu tinggi atau sebaliknya,

sehingga harga yang ditawarkan dapat menimbulkan keinginan konsumen untuk

melakukan pembelian.

Kelompok Referensi adalah seorang individu atau sekelompok orang yang

secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang,(Sumarwan 2003:250). Kelompok

referensi memberikan standar (norma) dan nilai yang dapat menjadi perspektif

penentu mengenai bagaimana seseorang berpikir atau berperilaku. Kelompok

referensi digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah

referensi dalam membentuk respon afektif dan kognitif dan perilaku. Kelompok

referensi mempengaruhi proses pembelian dalam dua cara. Pertama kelompok

mempengaruhi pembelian yang dibuat oleh seorang konsumen. Kedua

anggota-anggota kelompok sringkali membuat keputusan bersama-sama sebagai sebuah

(40)

Sumber:Sugiyono (2004), Setiadi (2003), Kotler & Amstrong (2008) , Sumarwan (2003) Gambar 2.2

Kerangka Konseptual Penelitian

2.4 Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, hipotesis penelitian dapat disimpulkan yaitu Gaya Hidup, Harga, dan Kelompok Referensi diduga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

Samsung Smartphone pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Gaya Hidup

(X1)

Harga (X2)

Kelompok Referensi (X3)

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah eksplanasi aosisatif, yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. (Sugiyono,

2012:100). Adapun variable yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah

variable Gaya Hidup (X1), Harga (X2), Kelompok Referensi (X3) dan Keputusan

Pembelian (Y).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,

yang berlokasi di Jalan Dr. Mansyur Medan. Penelitian akan dimulai dari bulan

Maret 2014 sampai dengan bulan April 2014.

3.3 Batasan Operasional

1. Variabel yang dianalisis penulis dalam penelitian ini adalah: Gaya Hidup

(X1), Harga (X2), Kelompok Referensi (X3) sebagai variabel independen,

serta Keputusan Pembelian (Y) sebagai varibel dependen.

2. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara yang masih aktif hingga semester genap periode

(42)

3.4 Definisi Operasional

Berikut adalah tabel definisi operasional untuk penelitian ini:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Variabel

Penelitian

Definisi Indikator Skala

Pengukuran Gaya Hidup

(X1)

Gaya hidup lebih menunjukan

pada bagaimana individu

menjalankan kehidupan,

Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa

1. Harga sesuai dengan kualitas satu atau lebih orang yang dijadikan sebagai dasar epmbanding atau titik referensi dalam membentuk tanggapan afeksi dan kognisi serta perilaku seseorang. meliputi semua proses yang dilalui konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih di antara pilihan-pilihan pembelian mereka.

1. Keyakinan pada sebuah produk 2. Kebiasaan dalam

membeli produk 3. Referensi dari

konsumen lain

Likert

Sumber: Mowen dan Minor (2002), Kotler & Amstrong (2008), Setiadi (2003)

3.5 Skala Pengukuran

Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah skala Likert sebagai alat utuk

(43)

fenomena sosial (Sugiyono, 20012: 132). Kriteria pengukuran variabelnya adalah

variabel bebas yaitu Gaya Hidup, Harga, dan Kelompok Referensi dan variable

terikat yaitu Keputusan Pembelian diukur dengan skala Likert dengan

menggunakan angka 1 sampai dengan angka 5. Tingkatan indikator dengan skala

Likert ini adalah:

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2012:389).

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara yang masih aktif dalam perkuliahan semester genap 2013/2014

(44)

yang di dapatkan dalam penelitian ini bisa lebih efektif serta sesuai dengan apa

yang peneliti inginkan.

3.6.2 Sampel

Sempel adalah sebagian dari populasi. Teknik pengambilan sampel

penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan

tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang

kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan

peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.(Sugiyono, 2012:392).

Menurut Supramono dan Haryanto (2003:63), alternatif formula yang digunakan

untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui (unidentified).

Karena Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang

menggunakan produk Samsung Smartphone jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus:

� = (��

2)()()

�2

keterangan :

n = Jumlah Sampel

Za2

p = estimasi proporsi populasi = nilai tabel Z berdasarkan a

q = 1-p

d = penyimpangan yang ditelorir

Dalam memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum

(45)

Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan didapatkan

sebanyak 15 orang menggunakan Samsung Smartphone, sehingga digunakan p = 0,55. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian

ini adalah:

�= (1,96

2)(0,5)(0,5)

0,12

n = 96,04 = 97

Melalui perhitungan ini didapatkan jumlah sampel sebesar 96,04 orang, maka

angka tersebut dibulatkan sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 97 orang.

Dengan Kriteria yang ditetapkan yaitu: mahasiswa yang menggunakan produk

Samsung Smartphone minimal satu tahun pemakaian.

3.7 Jenis Data

A. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dengan survei lapangan

yang menggunakan semua metode pengumpulan data original (Kuncoro,

2009:148). Dalam penelitian ini data primer bersumber dari penyebaran

kuesioner secara langsung kepada 97 Mahasiswa/i pengguna Samsung

Smartphone di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, dimana hasil data tersebut dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti.

B. Data Sekunder

Sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga

(46)

(Kuncoro, 2009:148). Dalam penelitian ini, data sekunder bersumber dari

jurnal dan artikel yang di ambil dari internet.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan yakni

1. Wawancara

pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab dengan

responden mengenai lama pemakaian produk Samsung

Smartphone. 2. Kuesioner

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya, (Sugiyono, 2012:199).

Dalam kuesioner penelitian ini terdapat petanyaan mengenai data diri responden

serta pertanyaan dari indikator tiap-tiap variabel yang digunakan dalam penelitian

ini. Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan menggunakan skala Likert (1-5)

yang mempunyai 5 tingkat preferensi jawaban masing-masing mempunyai skor 1-

5 dengan rincian sebagai berikut :

1. Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi bobot/skor 1

2. Tidak Setuju (TS) : diberi bobot/skor 2

3. Netral (N) : diberi bobot/skor 3

4. Setuju (S) : diberi bobot/skor 4

(47)

Semakin besar jumlah nilai yang diberikan responden untuk tiap faktor,

menunjukkan bahwa faktor tersebut semakin berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian.

3.9. Uji Validitas dan Realiabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa

yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuesioner di dalam

pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur

apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji

validitasnya, dalam praktik belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang

valid. Banyak hal-hal lain yang akan mmengurangi validitas data misalnya apakah

si pewawancara mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah

ditetapkan dalam kuesioner. (Situmorang dan Lufti 2012: 76).

Uji validitas ini dilakukan terhadap 30 responden diluar sampel yang akan

diteliti dan dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dengan

metode accidental sampling yaitu siapa saja yang ditemui yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan

Software SPSS 20 for Windows, untuk memperoleh hasil yang terarah dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika rhitung positif dan rhitung> rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid dan

jika rhitung negatif dan rhitung< rtabel

2. R

maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

(48)

3. Nilai rtabel

3.9.2 Uji Reliabilitas

dengan responden awal berjumlah 30 orang dan alpha 5%

adalah 0,361.

Reliabelitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai

dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh

relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. (Situmorang dan Lufti,

2012: 79). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Software SPSS 20 for Windows, untuk memperoleh hasil yang terarah dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika ralpha positif > r 0,80 maka dinyatakan reliable

2. Jika ralpha positif < r 0,80 maka dinyatakan tidak reliable

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah salah satu metode analisis, dengan cara

data disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh

gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil

perhitungan.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi,

agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan

(49)

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah

distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal.

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan

kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya

variabel residual berdistribusi normal (Situmorang & Lufti, 2012 :

107).

2. Uji Heteroskedastisitas

Analisis regresi bertujuan untuk melihat seberapa besar

peranan variabel bebas terhadapa variabel terikat. Uji

heteroskedastisitas juga pada prinsipnya ingin menguji apakah

sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup

tersebut. Jika probabilitasnya signifikannya di atas tingkat

kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah

adanya heteroskedastisitas (Situmorang & Lufti, 2012: 119).

3. Uji Multikolinearitas

Adanya hubungan linier yang sempurna diantara

variabel-variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau

tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya

Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF).

(50)

1. Tolerance value< 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas

2. Tolerance value> 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode ini merupakan peluasan dari regresi sederhana. Regresi

linear berganda di tunjukan untuk menentukan hubungan linear antar

variabel bebas yang biasa disebut X1,X2,X3, dan seterusnya dengan

variabel terikat yang disebut Y.( Situmorang & Lutfi, 2012:151)

Metode Statistik yang digunakan peneliti untuk menganalisis

adalah dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda.

Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan

aplikasi software SPSS 20 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah:

Y=a+b1X1+b2X2+e

Dimana:

Y = Keputusan Pembelian

a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi X

X

1

1

b

= Gaya Hidup

2 = Koefisien Regresi X

(51)

X3

e = Standar Eror

= Kelompok Referensi

3.10.4 Uji Hipotesis

a). Uji F ( Uji Signifikansi Simultan )

Yaitu untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh Gaya

Hidup, Harga, dan Kelompok Referensi terhadap keputusan pembelian

secara serentak. Dengan rumus hipotesis sebagai berikut:

Ho: b1 = b2 = b3 = 0, artinya variabel bebas (X1,X2,X3) secara serentak

tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Ha: b1 ≠ b2 ≠ b3 = 0, artinya variabel bebas (X1,X2,X3) secara serentak

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y). Kriteria

Pengambilan Keputusan:

Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5%

Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5%

b). Uji t ( Uji Signifikansi Parsial )

Yaitu untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial

mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat dengan

rumusan hipotesis sebagai berikut:

Ho: b1, b2, b3 = 0, artinya variabel bebas (X1,X2,X3) secara parsial tidak

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Ha: b1, b2, b3 ≠ 0, artinya variabel bebas (X1,X2,X3) secara parsial

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

(52)

Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%

Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%

c). Koefisien Determinasi (R²)

Untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas

(Gaya Hidup, harga dan Kelompok Referensi) terhadap varians naik

turunnya variabel terikat (keputusan pembelian) secara bersama-sama

dimana : 0 < R2 <1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol),

maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil

terhadap variabel terikat

(53)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Perusahaan Samsung adalah salah satu penyedia terbesar di dunia

teknologi . Dimulai sebagai perusahaan perdagangan ekspor berbagai produk dari

Korea Selatan ke Beijing, Cina. Didirikan oleh Lee Byung-chul pada tahun 1938,

Samsung secara bertahap berkembang menjadi korporasi multinasional yang

sekarang ini. Kata Samsung berarti "tiga bintang" di Korea. Hal ini menjadi nama

yang terkait dengan berbagai jenis dunia usaha di Korea Selatan dan di berbagai

bagian dunia. Secara internasional, orang mengasosiasikan nama dengan

elektronik, teknologi informasi dan pengembangan. Sejarah SamsungSejarah

Samsung bermula pada tahun 1938 dimana Lee Byung-Chull (1910-1987) berasal

dari keluarga pemilik tanah yang luas di daerah Uiryeong datang ke kota Daegu

dan mendirikan Samsung Sanghoe, sebuah perusahaan perdagangan kecil dengan

empat puluh karyawan yang berlokasi di Su-dong (sekarang Ingyo-dong).

Perusahaan yang di bangun Lee mengalami kemajuan dan ia

memindahkan kantor pusatnya ke Seoul pada tahun 1947. Ketika pecah Perang

Korea, Lee terpaksa meninggalkan Seoul dan memulai penyulingan gula di Busan

sebagai nama Cheil Jedang. Setelah perang, pada tahun 1954, Lee mendirikan

Cheil Mojik dan membangun pabrik di Chimsan-dong, Daegu sebagai pabrik wol.

(54)

bidang, seperti asuransi, sekuritas, dan ritel. Pada akhir 1960-an, Samsung Group

mulai berkembang menjadi industri elektronik dan membentuk divisi elektronik,

seperti Samsung Electronics Co Devices, Samsung Electro-Mechanics Co,

Samsung Corning Co, dan Samsung Semiconductor & Telecommunications Co,

dan membuat fasilitas di Suwon. Produk pertama adalah satu set televisi

hitam-putih.

Jenis : Chaebol

Industri : Conglomerate

Didirikan : 1938

Pendiri : Lee Byung-chull

Kantor pusat : Samsung Town, Seoul, South Korea Daerah layanan : Worldwide

Tokoh penting : Lee Kun-hee (Chairman and CEO)

Lee Soo-bin (President, CEO of Samsung Life Insurance)

Produk

: Apparel, chemicals, consumer electronics, electronic components, medical equipment, precision instruments, semiconductors, ships, telecommunications equipment

Jasa

: Advertising, construction, entertainment, financial services, hospitality, information and communications technology services, medical services, retail

Pendapatan : US$ 247.5 billion (2011) Laba bersih : US$ 18.3 billion (2011) Jumlah asset : US$ 384.3 billion (2011) Jumlah ekuitas : US$ 224.7 billion (2011)

Karyawan : 369,000 (2011)

Anak perusahaan

Samsung Electronics : Samsung Life Insurance Samsung Heavy Industries Samsung C&T

Samsung SDS etc.

Situs web

Pada tahun 1980, Perusahaan Samsung membeli Hanguk Jeonja Tongsin

di Gumi, dan mulai membangun perangkat telekomunikasi. Produk awalnya

adalah Switchboards. Fasilitas ini telah berkembang menjadi sistem manufaktur

(55)

bersama di bawah Samsung Electronics Co, Ltd pada an. Pada akhir

1980-an d1980-an awal 1990-1980-an, Samsung Electronics berinvestasi dalam peneliti1980-an d1980-an

pengembangan, investasi yang penting dalam mendorong perusahaan untuk

terdepan dalam industri elektronik global.

Pada tahun 1982, Samsung membangun sebuah pabrik perakitan televisi di

Portugal, pada tahun 1984, samsung membangun sebuah pabrik di New York,

pada tahun 1985, samsung membangun sebuah pabrik di Tokyo, pada tahun 1987,

samsung membangun fasilitas di Inggris, dan fasilitas lain di Austin pada tahun

1996. Secara total, Samsung telah menginvestasikan $ 5,6 milyar di Austin –

sejauh ini merupakan investasi asing terbesar di Texas dan salah satu investasi

asing tunggal terbesar di Amerika Serikat. Investasi baru samsung di Austin

totalnya menjadi lebih dari $ 9 miliar. Samsung mulai bangkit sebagai perusahaan

internasional pada 1990-an. cabang konstruksi Samsung mendapatkan kontrak

untuk membangun satu dari dua Petronas Towers di Malaysia, Taipei 101 di

Taiwan dan Khalifa Burj di Uni Emirat Arab. Pada tahun 1993., Lee Kun-hee

menjual sepuluh anak perusahaan Samsung Group, dirampingkan perusahaan, dan

operasi lainnya bergabung untuk berkonsentrasi pada tiga industri yaitu

elektronik, teknik, dan bahan kimia.

Pada tahun 1996, Grup Samsung membeli kembali Sungkyunkwan

University foundation. Dibandingkan dengan perusahaan besar Korea lainnya,

Samsung selamat dari krisis keuangan Asia tahun 1997 yang relatif tidak

berpengaruh besar. Namun, Samsung Motor dijual kepada Renault karena

(56)

80,1 persen dimiliki oleh Renault dan 19,9 persen dimiliki oleh Samsung. Selain

itu, Samsung memproduksi berbagai pesawat dari tahun 1980-an 1990-an.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1999 sebagai Korea Aerospace Industries

(KAI) , hasil penggabungan antara lalu tiga divisi aerospace domestik utama

Samsung Aerospace, Daewoo Heavy Industries, dan Hyundai Space dan Aircraft

Company. Samsung menjadi produsen terbesar memory chips di dunia pada tahun

1992, dan pembuat chip dunia terbesar kedua setelah Intel. Sepuluh tahun

kemudian, Samsung tumbuh menjadi produsen terbesar di dunia membuat panel

layar liquid-crystal.

Pada tahun 2006, S-LCD didirikan sebagai perusahaan patungan antara

Samsung dan Sony dalam rangka menyediakan pasokan yang stabil dari panel

LCD untuk mereka dan mengoperasikan pabrik-pabrik serta membangun fasilitas

di Tangjung, Korea Selatan. Samsung Electronics mengungguli Sony sebagai

salah satu merek yang paling populer di dunia konsumen elektronik pada tahun

2004 dan 2005, dan sekarang peringkat ke 19 di dunia secara keseluruhan.

Samsung menjadi perusahaan terbesar kedua setelah Nokia dengan volume dunia

produsen ponsel terutama pangsa pasar terkemuka di Amerika Utara dan Eropa

Barat.

4.1.2. Strategi Bisnis

Metode yang sangat baik perusahaan pengendalian kualitas inilah yang

membuatnya berhasil dalam menyediakan hanya produk terbaik untuk seluruh

dunia. Ini berlaku sebuah "Berhenti Line" sistem dimana setiap orang bisa

Gambar

Gambar 1.1
Gambar 2.1 Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen
Tabel 2.1
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian pembelajaran dengan metoda Pembelajaran Berbasis Proyek harus diakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang

Kehadiran puisi pada umumnya memang untuk dinikmati oleh para pembaca, akan tetapi keberadaan puisi juga tidak terlepas dari makna simbol-simbol (kata-kata)

Ada beberapa opsi untuk menambahkan tabel ke database Access Anda seperti, dengan membuat database baru, dengan menyisipkan tabel ke dalam database yang sudah ada, atau

Pada tahap pemberdayaan masyarakat dilakukan kegiatan yang meliputi (1) membuat saluran drainase yang belum ada sebelumnya, (2) mengoptimalkan saluran drainase yang

Kaligondang Bantul Yogyakarta Ibu hendaknya memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah sesuai dengan tahap perkembangannya dan dapat memilih makanan yang memiliki kualitas dan

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 17 Oktober 2009 di SMAN 1 Lendah dengan cara membagikan kuisioner tentang persepsi remaja

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses penyaluran pembiayaan dan sistem pengendalian intern yang diterapkan sebagai Risk Control System di BMT

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang bagaimana hasil dari metode Canny dan metode Sobel untuk menentukan metode mana yang