SKRIPSI
PENGARUH GAYA HIDUP, HARGA, DAN KELOMPOK REFERENSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SAMSUNG SMARTPHONE
PADA MAHASISWA/I FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
OLEH :
AZALEA AZURA BR TARIGAN 100502221
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuuan untuk mengetahui dan menganalisis Gaya Hidup (X1), Harga (X2), dan Kelompok Referensi (X3) terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode puposive Sampling, yaitu sampel yang dipilih berdasarkan criteria tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang aktif kuliah dimana telah menggunakan Samsung
Smartphone dari satu tahun. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 97 responden. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi berganda dengan tingkat signifikan �= 5%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel gaya hidup, harga, kelompok referensi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Secara parsial variabel gaya hidup dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan kelompok referensi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap terhadap keputusan pembelian. variabel gaya hidup adalah variabel yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Samsung Smartphone pada mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Melalui pengujian koefisien determinasi (Adjusted R Square) diperoleh nilai Nilai R Square 0,450 berarti 45,0% keputusan pembelian Samsung Smartphone pada mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sebagai variable dependen dapat dijelaskan oleh gaya hidup, harga dan kelompok referensi variable independen. Sedangkan sisanya 55,0% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
This research is to study and analyze bertujuuan Lifestyle (X1), price (X2), and
the Reference Group (X3) on Purchase Decision Samsung Smartphone the
Student Faculty of Economics and Business University Of North Sumatera. The
sampling technique using puposive Sampling, which samples were selected based
on specific criteria. The population in this study were students of the Faculty of
Economics and Business University of North Sumatra active college which has
used Samsung Smartphone of the year. The sample used in this study amounted to
97 respondents. The analytical method used is descriptive analysis method and
multiple regression analysis with significant �= 5%. The results showed that lifestyle variables, price, reference groups simultaneously positive and significant
impact on purchasing decisions. Partially prices and lifestyle variables positive
and significant impact on purchasing decisions, while the reference group but not
significant positive effect on the purchase decision. lifestyle variables are
variables that dominant influence on purchasing decisions on Samsung
Smartphone student / I Faculty of Economics and Business University of North
Sumatra. Through testing the coefficient of determination (Adjusted R Square)
value obtained R Square 0.450 means 45.0% on purchase decisions Samsung
Smartphone student / I Faculty of Economics and Business University of North
Sumatra as the dependent variable can be explained by lifestyle, price and the
reference group of independent variables. While the remaining 55,0% can be
explained by other factors not examined in this study.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam
menyelesaikan skripsi dengan baik. Serta Shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW semoga syafaat beliau kita terima di akhirat kelak. Penulisan
skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Terima kasih yang tak terkira saya ucapkan kepada kedua orang tua penulis
Ahmad Tarigan dan Andriyani yang telah membesarkan penulis dengan penuh
kasih sayang, doa dan dukungan baik metril maupun moril sehingga penulis dapat
meneyelsaikan skripsi dan kuliah dengan sebaik-baiknya, serta kesabarannya
selama ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah mendapatkan banyak
bantuan. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E, M.Ec, Ak. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE. Msi selaku Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu
Penguji I yang telah memberikan masukan dan nasehat dalam penyempurnaan
penulisan skripsi ini.
4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE. Msi. selaku Ketua Program Studi
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
sekaligus sebagai Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan dan
nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.
5. Ibu Marhaini, MS. selaku Dosen Pembimbing penulis. Penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya telah membimbing dan mengarahkan
penulis dengan penuh kesabaran dalam pengerjaan skripsi ini.
6. Kepada seluruh Dosen Departemen Manajemen, Staff dan Pegawai di
Fakultas Ekonomi, untuk semua jasa dalam memberikan ilmu dan bantuan
selama perkuliahan.
7. Kepada kakak dan adik penulis Amanah Anindita Tarigan, Aziza Hasanah
Tarigan, Taufiq Al Hafiz Tarigan yang selalu mendoakan dan memberi
dukungan serta semangat
8. Kepada teman-teman penulis Dina, Vera, Yola, Irwin, Oka, Dika, Dini, Bagus,
Kavin, Nuzul, Winda, Gadis, Saras, Kyky, Icad, Harry, Akbar, Heru Fadhul,
Dhani, Jeber yang selalu membantu penulis dan kepada teman-teman
Manajemen stambuk 2010. Terima kasih atas dukungannya.
Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini. Amin ya Rabbal alamin
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ………. ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 7
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Landasan Teori ... 9
2.1.1 Perilaku Konsumen ... 9
2.1.2. Keputusan Pembelian ... 11
2.1.3 Gaya Hidup ... 13
2.1.4 Harga ... 16
2.1.5 Kelompok Referensi ... 20
2.2 Penelitian Terdahulu ... 24
2.3 Kerangka Konseptual ... 25
BAB III TEORI PENELITIAN ... 29
3.1 Jenis Penelitian ... 29
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
3.3 Batasan Operasional ... 29
3.4 Definisi Operasional ... 30
3.5 Skala Pengukuran ... 31
3.6 Populasi dan Sampel ... 31
3.6.1 Populasi ... 31
3.6.2 Samepl ... 32
3.7 Jenis Data ... 33
A. Data Primer ... 33
B. Data Sekunder ... 33
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 34
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 35
3.9.1 Uji Validitias ... 35
3.9.2 Uji Reliabilitas ... 36
3.10 Teknik Analisis Data ... 36
3.10.1 Analisis Deskriptif ... 36
3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 36
3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 41
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 41
4.1.2 Strategi Bisnis ... 44
4.1.3 Perkembangan Samsung Android ... 46
4.2 Hasil Penelitian ... 51
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 51
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 53
4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 64
4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... 70
4.3 Pembahasan ... 77
4.3.1 Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian ... 77
4.3.2 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian ... 79
4.3.3 Pengaruh Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian ... 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82
5.1 Kesimpulan ... 82
5.2 Saran ... 83
KUESIONER PENELITIAN ... 85
LAMPIRAN ... 85
JURNAL ... 109
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Data Penjualan Smartphone by Vendor Kuartal 2 . ... 2
Gambar 1.2 Data Penjualan Smartphone by Operating System ... 3
Gambar 2.1 Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumn ... 11
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Penelitian ... 15
Gambar2. 3 Operasional Variabel ... 17
Gambar 4.1 Samsung Seri Pertama i700 ... 47
Gambar 4.2 Samsung Galaxy Young ... 47
Gambar 4.3 Samsung Omnia ... 48
Gambar 4.4 Samsung Galaxy SII & Galaxy SIII ... 48
Gambar 4.5 Samsung Galaxy Note I dan Note II ... 49
Gambar 4.6 Samsung Galaxy S III ... 50
Gambar 4.7 Samsung Galaxy S4 ... 50
Gambar 4.8 Grafik P-P Plot ... 65
Gambar 4.9 Histogram Normalitas ... 66
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Invetarisasi Gaya Hidup ... 15
Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 30
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 31
Tabel 4.1 Identitas Responden ... 51
Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Gaya Hidup ... 54
Tabel 4.3 Distribusi Jawabn Responden Terhadap Variabel Nilai Harga ... 56
Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kelompok Referensi ... 59
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Keputusan Pembelian ... 62
Tabel 4.6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 67
Tabel 4.7 Uji Glejser ... 68
Tabel 4.8 Multikolinieritas ... 69
Tabel 4.9 Regresi Linear Berganda ... 70
Tabel 4.10 Hasil F Hitung ... 72
Tabel 4.11 Hasil T Hitung ... 74
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 85
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 88
Lampiran 3 Distibusi Jawaban Responden ... 92
Lampiran 4 Hasil Uji Spss 20.0 ... 101
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuuan untuk mengetahui dan menganalisis Gaya Hidup (X1), Harga (X2), dan Kelompok Referensi (X3) terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode puposive Sampling, yaitu sampel yang dipilih berdasarkan criteria tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang aktif kuliah dimana telah menggunakan Samsung
Smartphone dari satu tahun. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 97 responden. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis regresi berganda dengan tingkat signifikan �= 5%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel gaya hidup, harga, kelompok referensi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Secara parsial variabel gaya hidup dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan kelompok referensi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap terhadap keputusan pembelian. variabel gaya hidup adalah variabel yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Samsung Smartphone pada mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Melalui pengujian koefisien determinasi (Adjusted R Square) diperoleh nilai Nilai R Square 0,450 berarti 45,0% keputusan pembelian Samsung Smartphone pada mahasiswa/I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sebagai variable dependen dapat dijelaskan oleh gaya hidup, harga dan kelompok referensi variable independen. Sedangkan sisanya 55,0% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ABSTRACT
This research is to study and analyze bertujuuan Lifestyle (X1), price (X2), and
the Reference Group (X3) on Purchase Decision Samsung Smartphone the
Student Faculty of Economics and Business University Of North Sumatera. The
sampling technique using puposive Sampling, which samples were selected based
on specific criteria. The population in this study were students of the Faculty of
Economics and Business University of North Sumatra active college which has
used Samsung Smartphone of the year. The sample used in this study amounted to
97 respondents. The analytical method used is descriptive analysis method and
multiple regression analysis with significant �= 5%. The results showed that lifestyle variables, price, reference groups simultaneously positive and significant
impact on purchasing decisions. Partially prices and lifestyle variables positive
and significant impact on purchasing decisions, while the reference group but not
significant positive effect on the purchase decision. lifestyle variables are
variables that dominant influence on purchasing decisions on Samsung
Smartphone student / I Faculty of Economics and Business University of North
Sumatra. Through testing the coefficient of determination (Adjusted R Square)
value obtained R Square 0.450 means 45.0% on purchase decisions Samsung
Smartphone student / I Faculty of Economics and Business University of North
Sumatra as the dependent variable can be explained by lifestyle, price and the
reference group of independent variables. While the remaining 55,0% can be
explained by other factors not examined in this study.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan jaman modern dan globalisasi saat ini suatu
kebutuhan akan komunikasi menjadi hal yang sangat penting bagi setiap manusia.
Perkembangan jaman sekarang juga dilihat dari kemajuan teknologi dari tahun ke
tahun sudah menunjukan kemajuan yang sangat besar salah satu contoh berbagai
macam gadget yang sudah tidak asing lagi seperti smartphone. Pada saat ini hampir semua kalangan tidak mengenal golongan, umur maupun berbagai
kebutuhan yang dihadirkan sudah tidak bisa lepas lagi dari namanya teknologi
tersebut. Kebutuhan hidup untuk bisa selalu terhubung dengan sesama,
bersosialisasi, menimbulkan gengsi bagi pemakainya sudah merupakan suatu
jawaban akan pentingnya smartphone bagi kehidupan yang serba modren.
Kebutuhan tersebut berdampak pada meningkatnya permintaan akan
berbagai jenis alat komunikasi yang mengakibatkan semakin banyaknya
persaingan dalam dunia bisnis bidang telekomunikasi. Hal tersebut dapat dilihat
dari banyaknya produsen produk-produk alat komunikasi seperti handphone yang menawarkan bebagai jenis produk baru dengan inovasi yang berbeda dari pada
produk-produk sebelumnya, produk yang dihasilkan banyak memberikan
kemudahan bagi para konsumen dalam melakukan komunikasi. Dunia bisnis
produk komunikasi berlomba–lomba agar dapat menarik minat para masyarakat
langkah ataupun cara suatu perusahaan memberikan kepuasan terhadap
konsumen–konsumen mereka yang sudah menggunakan produk – produk
handphone atau smartphone jenis tertentu sebelumnya.
Kebutuhan akan alat komunikasi seperti smartphone sendiri selalu mengalami peningkatan dari tahun ketahun terutama untuk jenis-jenis smartphone
dengan merek-merek tertentu. Hal ini dikarenakan pola komunikasi konsumen
pada saat ini yang selalu menginginkan sebuah kemudahan dalam komunikasi
yang dapat mendukung kegiatan mereka sehari-hari baik dalam pekerjaan maupun
hal yang lainnya, oleh karena itu, pilihan konsumen untuk menggunakan
smartphone saat ini sangat tinggi seperti salah satunya kenaikan penjualan pada
Smartphone Samsung. Hal ini terbukti berdasarkan Lembaga riset Gartner
penjualan handphone atau smartphone yang mengalami peningkatan dari kuartal kedua 2012 sampai kuartal kedua 2013.
Gambar 1.1
Data Penjualan Smartphone by Vendor Kuartal kedua 2012 & 2013
Dari Gambar 1.1 menunjukan bahwa penjualan samsung mengalami
ponsel kuartal kedua yang dirilis Gartner ini, di mana untuk pertama kalinya
penjualan smartphone mengalahkan feature phone. Penjualan smartphone terus naik dipicu oleh pesatnya perkembangan Smartphone berbasis Android. Gartner mencatat Samsung masih menjadi produsen ponsel pintar terbesar di dunia.
Pangsa pasar perusahaan asal Korea Selatan ini mencapai 31,7%, naik dari 29,7%
pada kuartal kedua 2012. Produsen ponsel pintar terbesar kedua juga masih
ditempati Apple. Tetapi pangsa pasar iPhone yang memakai sistem operasi iOS
harus mengalami penurunan menjadi 14,2 %, dari 18,8 % pada kuartal kedua
tahun 2012. Setelah Samsung dan Apple, produsen lain yang menempati posisi
tiga, empat, dan lima adalah LG (dengan pangsa pasar 5,1%), Lenovo (4,7 %),
dan ZTE (4,3 %).
Gambar 1.2
Data Penjualan Smartphone by Operating System in Kuartal kedua 2012 & 2013
Dari gambar 2.1 menunjukan bahwa, Pada kuartal kedua tahun 2013,
sistem operasi Android buatan Google masih menguasai pangsa pasar dengan
Gartner mencatat untuk pertama kalinya sistem operasi Microsoft Windows
Phone berhasil mengalahkan BlackBerry. Windows Phone kini berada di
peringkat ketiga untuk sistem operasi ponsel pintar secara global dengan pangsa
pasar 3,3% pada kuartal kedua 2013. Sistem operasi Bada dan Symbian berada di
peringkat lima dan enam. Keduanya terus mengalami penurunan dibandingkan
periode yang sama tahun lalu. Pangsa pasar Bada pada kuartal kedua tahun 2013
hanya 0,4% dan Symbian 0,3%. Sedangkan Apple iOS ada di posisi kedua dengan
pangsa pasar 14,2%, turun 4,6%.
Sebuah keputusan pembelian yang dilakukan oleh seorang konsumen di
lakukan atas dasar keinginan dan kebutuhannya terhadap suatu produk. Keputusan
pembelian konsumen meliputi semua proses yang dilalui konsumen dalam
mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih di
antara pilihan-pilihan pembelian mereka (Mowen dan Monir, 2002:6). Di era saat
ini, gaya hidup menjadi bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa
berubah tergantung keinginan seseorang untuk mengubahnya. Gaya hidup secara
luas didefinisikan sebagai gaya hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana
orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting
dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri
mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya (pendapat). (Setiadi, 2003:148). Gaya
hidup ini bisa dinilai relatif tergantung penilaian dari orang lain. Memilki salah
satu smartphone ataupun teknologi update ini dapat memberi kepuasaan atau kesenangan atas gaya hidup nya. Perilaku konsumen Indonesia yang unik juga
pemimpin smartphone di berbagai negara di dunia seperti Inggris, Jerman ,Prancis, Italia, Amerika Serikat, dan Australia mengalahkan Blackberry bahkan
Apple, hal tersebut justru tidak terjadi di Indonesia. Karena pengguna ponsel di
Indonesia memiliki motif yang berbeda dengan pengguna ponsel di negara-negara
lain, terutama Amerika, Eropa, atau negara-negara maju salah satunya adalah
penerimaan produk berteknologi tinggi sebagai lifestyle.
Harga juga merupakan salah satu faktor konsumen untuk menentukan
keputusan pembelian pada produk. Di mana harga adalah sejumlah uang yang di
bebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar
konsumen atas manfaat- manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau
jasa tersebut. ( Kotler & Amstrong, 2008:345 ). Pengaruh harga terhadap
keputusan pembelian sangatlah penting, karena dengan tingkat harga yang
ditetapkan oleh perusahaan dapat menjadi tolak ukur akan permintaan suatu
produk. Penetapan harga yang salah atas suatu produk dapat mengakibatkan
jumlah penjualan pada suatu produk tidak dapat maksimal yang mengakibatkan
penjualan menurun dan pangsa pasanya berkurang. Oleh sebab itu, dalam
penetapan harga perusahaan harus dapat menentukan harga penjualan sesuai
dengan pangsa pasar yang dituju agar penjualan produk dan pangsa pasar semakin
meningkat. Dalam hal ini. Harga Samsung masih lebih terjangkau dibanding
kompetitionya seperti Nokia Symbian OS, Blackberry (RIM) dan Apple (iOS).
Selain itu faktor lingkungan juga memberikan pengaruh yang tidak kalah
kuat terhadap perilaku konsumen dalam mengambil keputusan. Lingkungan sosial
mikro, lingkungan sosial makro di antaranya budaya, subbudaya dan kelas sosial.
Sedangkan lingkungan sosial mikro yaitu organisasi, keluarga, kelompok referensi
dan media. Masing-masing dari faktor tersebut akan memberikan pengaruh
terhadap keputusan pembelian. Menurut Kotler & Keller (2009:166), Perilaku
konsumen itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya faktor sosial
seperti kelompok referensi. Kelompok referensi adalah semua kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung (tatap muka) terhadap sikap
atau perilaku orang tersebut. (Kotler dan Keller, 2009:170). kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku
orang tersebut. Dari kelompok referensi tersebut, tidak jarang di kalangan
mahasiswa/i menjadikan faktor kelompok referensi sebagai faktor dalam
keputusan pembelian seperti pada smartphone. Hal ini disebabkan, biasanya mahasiswa/i membeli handphone atau smartphone berdasarkan kelompoknya dan juga semata-mata hanya untuk dapat mengimbangi pertemanan dirinya dengan
kelompok referensinya.
Selain faktor sosial ada juga faktor pribadi yang berupa faktor usia dan
tahap siklus hidup yaitu yang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang
hidupnya, untuk usia kalangan mahasiswa/i saat ini, mereka lebih cenderung
menggunakan atau mengganti-ganti suatu produk atau barang yang mereka
gunakan, karena hal itu sesuai dengan usia mereka yang selalu ingin mengikuti
perkembangan jaman dan sesuai dengan kebutuhan yang mereka inginkan seperti
Meskipun usia serta kelompok referensi bisa dikatakan sebagai faktor dari
perilaku konsumen akan tetapi pekerjaan dan lingkungan ekonomi juga dapat
menjadi indikasi ketika seorang konsumen akan memutuskan untuk melakukan
pembelian atas produk. Dilihat dari kalangan mahasiswa/i sendiri pola konsumsi
mereka biasanya disesuaikan dengan kebutuhannya sehari-hari baik dari
pergaulan atau dari kebutuhan yang mendukung kegiatan mereka sebagi seorang
mahasiswa/i. Kemudian dilihat dari lingkungan seorang mahasiswa/i rata-rata
belum memiliki penghasilan sendiri, namun masih menggandalkan uang saku atau
pun pemberian orang tua.
Berdasarkan uraian dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya Hidup, Harga, dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/i di Universitas Sumatera Utara”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan
permasalahan yaitu sebagai berikut : Apakah Gaya Hidup, Harga, dan Kelompok
Referensi berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Samsung
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Gaya
Hidup, Harga, dan Kelompok Referensi terhadap keputusan pembelian produk
Samsung Smartphone.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,
diantaranya :
1. Bagi Perusahaan Samsung
Adanya input informasi bagi perusahaan yang dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dan jika memungkinkan dapat dijadikan pedoman
untuk memenuhi selera konsumen.
2. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, pengalaman dan dapat langsung mempraktekkan
ilmu yang telah didapatkan di lapangan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi sarana pengembangan
penelitian-penelitian lebih lanjut dan dapat menjadi referensi untuk penelitian-penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perilaku konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2009:166), Perilaku konsumen adalah studi
tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli,
menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Sementar itu, Mowen dan Minor (2002:6) mengatakan perilaku konsumen
adalah studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta
ide-ide. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan baha perilaku konsumen
adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong
tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan,
menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan
mengevaluasi.
2.1.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen.
Kotler & Keller (2009:166) menyatakan bahwa perilaku pembelian
konsumen di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor Budaya (Cultural Factors)
Budaya merupakan penentu keinginan perilaku paling mendasar.
memperlihatkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para
anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi semakin besar dan cukup
makmur, perusahaan sering merancang program pemasaran secara
khusus untuk melayani mereka.
2. Faktor Sosial (Social Factors)
Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh
factor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran, dan status
sosial.
3. Faktor Pribadi (Personal Factors)
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
Karakteristik peibadi tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus
hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, kepribadian dan konsep
diri, serta nilai dan gaya hidup pembeli.
4. Faktor Psikologi (Psychological Factors)
Psikologi penting meliputi motivasi, persepsi, pembelajaran dan
memori dapat mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai
ransangan pemasaran.
2.1.2 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian konsumen meliputi semua proses yang dilalui
konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan
memilih di antara pilihan-pilihan pembelian mereka (Mowen dan Monir, 2002:6).
Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2008:181) keputusan pembelian
yang ada, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan
pembelian.
2.1.2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2009:184). Ketika membeli produk,
secara umum konsumen mengikuti proses pembelian konsumen seperti (1)
pengenalan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4)
keputusan pembelian, (5) perilaku pasca pembelian. Lima tahapan ini
mewakili proses secara umum yang menggerakkan konsumen dari
pengenalan produk atau jasa ke evaluasi pembelian. Proses ini adalah
petunjuk untuk mempelajari bagaimana konsumen membuat keputusan.
Sumber:Kotler dan Keller (2009:185)
Gambar 2.1
Model Lima Tahap Proses Pembelian Konsumen
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu
masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau
eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu dari kebutuhan
normal seseorang-rasa lapar, haus, seks-naik ke tingkat maksimum dan
menjadi dorongan; atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan
2. Pencarian Informasi
Sumber informasi utama dimana konsumen dibagi menjadi
empat kelompok:
a) Pribadi. Keluarga, teman, tetangga, rekan.
b) Komersial. Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan,
tampilan.
c) Publik. Media masa, organisasi pemeringkat konsumen.
d) Eksperimental. Penangan, pemeriksaan, penggunaan
produk.
3. Evaluasi Alternatif
Setelah mendapatkan informasi dan merancang sejumlah
pertimbangan dariproduk alternatif yang tersedia, konsumen siap untuk
membuat suatu keputusan. Konsumen akan menggunakan infomasi
yang tersimpan di dalam ingatan, ditambah dengan infomasi yang
diperoleh dari luar membangun suatu kriteria tertentu.
4. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen preferensi antar merek dalam
kumpulan pilihan, dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen
dapat membentuk lima subkeputusan: merek (merek A), penyalur
(penyalur 2), kuantitas (satu komputer), waktu (akhir minggu), dan
5. Perilaku pasca pembelian
Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik
dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar
hal-hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap
informasi yang mendukung keputusannya. Kepuasan pascapembelian
kepuasan merupaka fungsi kedekatan antara harapan dan kinerja
anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan, konsumen
kecewa; jika memenuhi harapan konsumen puas; jika melebihi
harapan, konsumen sangat puas. Tindakan pascapembelian jika
konsumen puas, mungkin ingin membeli produk itu kembali.
2.1.3 Gaya Hidup
Konsep gaya hidup dan kepribadian sering kali disamakan, padahal
sebenernya keduanya berbeda. Gaya hidup lebih menunjukan pada bagaimana
individu menjalankan kehidupan, bagaimana membelanjakan uang dan bagaimana
mamanfaatkan waktunya (Mowen dan Minor, 2002:333).
Menurut Setiadi (2003:148), Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai
gaya hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu
mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya
(ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga
dunia disekitarnya (pendapat). Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan
masyarakat yang lainnya. Bahkan, dari masa ke masa gaya hidup suatu individu
gaya hidup tidak cepat berubah sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup
relatif permanen.
2.1.3.1 Pengukuran Gaya Hidup Konsumen
Untuk mengetahui gaya hidup konsumen dapat dipergunakan
pengukuran psikografis yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dirancang
untuk menilai gaya hidup pasar sasaran, karakteristik kepribadian dan
karakteristik demografi. Gaya hidup merupakan salah satu cara
mengelompokan konsumen secara psikografis. Pertanyaan-pertanyaan
yang umumnya dipakai mengungkapkan aktivitas, minat dan opini
konsumen. Sehingga sering diistilahkan sebagai AIO statement.
Pertanyaan aktivitas, menanyakan apa yang dilakukan konsumen, apa
yang dibeli konsumen dan bagaimana konsumen menghabiskan waktunya.
Sedangkan pertanyaan minat menanyakan preferensi dan prioritas
konsumen. Pertanyaan opini menanyakan pandangan dan perasaan
konsumen mengenai berbagai topik kejadian-kejadian yang berlangsung di
lingkungan sekitar, baik yang lokal maupun internasional,
masalah-masalah ekonomi, sosial dan moral.
Josep Plumer (dalam Suryani, 2008:74) menyatakan bahwa
segmentasi gaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas manusia dalam:
a) Bagaimana mereka menghabiskan waktunya
b) Minat mereka, apa yang dianggap penting disekitarnya
d) Karakter-karakter dasar seperti daur kehidupan, penghasilan,
pendidikan, dan tempat tinggal
Tabel 2.1 menjelaskan bahwa gaya hidup akan berkembang pada
masing-masing dimensi (aktivitas, interest, opini/AIO).
Tabel 2.1
Inventarisasi Gaya Hidup
Aktivitas Interest Opini
Bekerja Keluarga Diri mereka sendiri
Hobi Rumah Masalah-masalah sosial
Peristiwa sosial Pekerjaan Politik
Liburan Komunitas Bisnis
Hiburan Rekreasi Ekonomi
Anggota klub Pakaian Pendidikan
Komunitas Makanan Produk
Belanja Media Masa depan
Olahraga Prestasi Budaya
Sumber: Setiadi (2003:148)
Gaya hidup bisa merupakan identitas kelompok. Gaya hidup setiap
kelompok akan mempunyai ciri-ciri unit tersendiri. Walaupun demikian, gaya
hidup akan sangat relevan dengan usaha-usaha pemasar untuk menjual produknya.
Pertama, kecendrungan yang luas dari gaya hidup seperti perubahan peran
pembelian dari pria ke wanita, sehingga mengubah kebiasaan, selera dan perilaku
pembelian. Dengan perkataan lain perubahan gaya hidup suatu kelompok akan
mempunyai dampak yang luas pada berbagai aspek konsumen. (Setiadi
2.1.4 Harga
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin)
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya. (Swastha dan Irawan, 2005:241).
Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2008:345), harga adalah
sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai
yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau
menggunakan suatu produk atau jasa.
2.1.4.1 Faktor-Faktor yang Perlu Dipertimbangkan Ketika Menetapkan Harga
Keputusan penetapan harga sebuah perusahaan dipengaruhi baik
oleh faktor-faktor internal perusahaan maupun faktor-faktor eksternal
lingkungannya.
1. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi penetapan harga meliputi
tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, dan
organisasi perusahaan.
a) Tujuan Pemasaran
Sebelum menetapkan harga, perusahaan seharusnya
menentukan strateginya atas produk tersebut. Jika perusahaan
telah memilih pasar sasarannya dan memposisikannya dengan
baik, maka strategi bauran pemasarannya, termasuk harga, akan
b) Strategi Bauran Pemasaran
Perusahaan-perusahaan seringkali menempatkan produk
mereka melalui harga dengan mendasarkan keputusan bauran
pemasaran lainnya lewat harga yang ingin mereka bebankan.
c) Pertimbangan Organisasi
Manajemen harus memutuskan siapa yang harus menetapkan
harga di dalam organisasi tersebut. Perusahaan-perusahaan
menangani penetapan harga dengan berbagai cara. Dalam
perusahaan kecil harga sering ditetapkan manajemen puncak
sedangkan dalam perusahaan besar penetapan harga biasanya
ditangani oleh manajer-manajer divisi ataupun lini produk.
2. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan-keputusan
penetapan harga meliputi sifat penawaran dan permintaan, persaingan,
dan elemen-elemen lingkungan lainnya.
a) Pasar dan Permintaan
Ketika biaya menjadi dasar penetapan batas bawah harga, pasar
dan permintaan menjadi dasar penetapan batas atasnya. Baik
konsumen maupun pembeli industri menyamakan harga suatu
produk atau jasa dengan manfaat dari memilikinya.
b) Biaya, Harga dan Penawaran Pesaing
Faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi keputusan
serta kemungkinan reaksi pesaing atas tindakan penetapan
harga yang dilakukan perusahaan.
c) Faktor-Faktor Eksternal Lainnya
Ketika menetapkan harga, perusahaan juga harus
mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam lingkungan
eksternalnya. Keadaan ekonomi dapat memiliki dampak yang
besar terhadap strategi penetapan harga perusahaan serta
faktor-faktor ekonomi seperti booming atau resesi, inflasi dan
tingkat bunga yang mempengaruhi baik biaya produksi maupun
persepsi konsumen terhadap harga dan nilai produk.
2.1.4.2 Tujuan Penetapan Harga
Menurut Swastha (2001:186) pada dasarnya ada empat jenis
tujuan penetapan harga, yaitu:
1. Mendapatkan Pengembalian Investasi yang Ditargetkan atau
Pengembalian Pada Penjualan Bersih.
Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan pula
untuk menutup investasi secara berangsur-angsur. Dana yang
dipakai untuk mengembalikan investasi hanya bisa diambilkan
dari laba perusahaan dan laba hanya bisa diperoleh bilamana
harga jual lebih besar dari jumlah biaya seluruhnya.
2. Mencegah atau Mengurangi Persaingan
Tujuan penetapan harga yang ini biasanya dipakai oleh
produk baru. Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan
dapat dilakukan melalui kebijakan harga. Hal ini dapat
diketahui bilamana para penjual menawarkan barang dengan
harga yang sama..
3. Mempertahankan atau Memperbaiki Market Share
Memperbaiki market share mungkin dilaksanakan bila mana kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih cukup
longgar, di samping juga kemampuan di bidang lain seperti
bidang pemasaran, keuangan dan sebagainya. Dalam hal ini hal
merupakan faktor yang penting. Bagi perusahaan kecil
mempunyai kemampuan sangat terbatas, biayany penentuan
harga ditujukan untuk sekedar mempertahankan market share. 4. Memaksimumkan Laba
Dalam praktek, terjadinya harga memang ditentukan oleh
penjualan dan pembelian. Makin besar daya beli konsumen,
semakin besar pula kemungkinan bagi penjual untuk
menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi. Dengan demikian
penjualan mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan
maksimum sesuai dengan kondisi yang ada.
2.1.5 Kelompok Referensi
Kelompok referensi adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh
langsung atau tidak langsung (tatap muka) terhadap sikap atau perilaku orang
Kelompok referensi bisa juga disebut dengan kelompok acuan yang
merupakan individu atau kelompok yang dijadikan rujukan yang mempunyai
pengaruh nyata bagi individu. Konsumen yang mengacu perilakunya pada
kelompok rujukan tertentu belum tentu menjadi anggota kelompok tersebut.
(Suryani, 2008:215).
Sementara itu Setiadi (2003:266) kelompok referensi melibatkan satu atau
lebih orang yang dijadikan sebagai dasar epmbanding atau titik referensi dalam
membentuk tanggapan afeksi dan kognisi serta perilaku seseorang.
2.1.5.1 Jenis Kelompok Referensi
1. Formal / Informal : formal memiliki struktur yang jelas, informal tidak
2. Primer / Sekunder : primer melibatkan interaksi langsung tatap muka,
sementara grup sekunder tidak
3. Keanggotaan : seseorang menjadi anggota formal dari keanggotaan
kelompok referensi
4. Aspirasional : seseorang bercita-cita bergabung atau menandingi
kelompok referensi aspirasional
5. Disosiatif : seseorang berupaya menghindari atau menolak grup
referensi disosiatif
2.1.5.2 Kelompok Referensi yang Relevan Dengan Perilaku Konsumen
Menurut Suryani (2008:219) di masyarakat ada berbagai
kelompok, namun demikian diantara berbagai jenis kelompok tersebut
yang relevean bagi pemasar untuk di jadikan peluang dalam pemasran
1. Keluarga
Keluarga merupakan bentuk kelompok primer yang berperan
penting dalam sosialisasi anggotanya terhadap perilaku penggunaan
produk.
2. Kelompok Persahabatan
Kelompok persahabatan merupakan bentuk dari kelompok
informal. Konsumen sebagai manusia membutuhkan hubungan
sosial melalui persahabatan.
3. Kelompok Sosial Formal
Di dalam masyarakat terdapat sekelompok orang-orang yang
secara formal membentuk suatu kelompok. Misalnya kelompok
arisan, kelompok keagamaan dan lain-lain.
4. Kelompok Pembelanja
Kelompok ini mulai banyak bermunculan di kota-kota, sekelompok
anak muda yang punya kesenangan jalan-jalan di mall, cuci mata dan berbelanja, karena kesamaan minat dan kebutuhan begabung
dalam suatu kelompok.
5. Kelompok Kerja
Bagi konsumen yang bekerja yang sebagian besar waktunya
dihabiskan di tempat kerja, keterlibatan dalam kelompok kerja
6. Kelompok Gerakan Konsumen
Kosumen yang mempunyai kesadaran akan hak-haknya dan
menyadari pentingnya kontrol terhadap pemenuhan hak-hak
konsumen membentuk suatu kelompok yang disebut kelompok
gerakan konsumen.
2.1.5.3 Faktor-Faktor yang Menentukan Kekuatan Pengaruh Kelompok Referensi
1. Menginformasikan atau membuat individu lebih menyadari mengenai
produk atau merek tertentu. Suatu kelompok pembelanja akan
mempunyai pengaruh yang kuat dalam hal pemilihan merek kepada
anggota yang bergabung dalam kelompoknya, jika kelompok tersebut
mempunyai informasi yang banyak dan lengkap tentang berbagai
merek dan dalam interaksi komunikasi tentang pentingnya memilih
merek dan infromasi berbagai merek dan kinerjanya sering terjadi
antara anggota kelompok.
2. Memberikan kesempatan untuk membandingkan dalam interaksi,
menyampaikan ide dan bertanya kepada yang lainya. Pengaruh
kelompok akan kuat jika dalam kelompok tersebut terdapat suasana
untuk saling berbagi pengalaman dan diskusi untuk membanding
berbagai pilihan dan perilaku belanja dan perilaku konsumsi.
3. Mempengaruhi individu untuk mengadopsi sikap kelompok yang
mempunyai pengaruh kuat pada anggotanya untuk menyesuaikan sikap
berpengaruh dibandingkan kelompok yang lemah dalam
mempengaruhi perilaku anggotanya.
4. Melegitimasi keputusan individu untuk menggunakan produk yang
sama dengan yang digunakan kelompok. Kelompok yang mempunyai
kekuatan dalam memberikan rekomendasi dan bahkan mengharuskan
anggotanya untuk menggunakan suatu produk tertentu akan
mempunyai pengaruh kuat terhadap perilaku konsumsi dan perilaku
belanja anggotanya, sehingga secara langsung berpengaruh terhadap
perilaku konsumen.
2.2 Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai acuan
dalam penelitian ini, antara lain meliputi :
Menurut Rizal (2010) dalam penelitiannya berjudul “Analisis Pengaruh
Grup Referensi dan Keluarga terhadap Keputusan Pembelian Ponsel Qwerty”
menyimpulkan bahwa Variabel Grup Referensi dan Keluarga berpengaruh
terhadap Keputusan Pembelian . Dalam penelitian ini diketahui secara parsial
variabel Grup Referensi dan Keluarga berpengaruh signifikan terhadap variabel
Keputusan Pembelian. Secara simultan variabel grup referensi dan keluarga
berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian.. Kelompok
referensi berpengaruh posistif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
Kelompok Referensi dengan uji t nilai thitung > ttabel (3,478 > 1,660) dan nilai
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini terlihat dari nilai
signifikan (0,000) lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung > t
Menurut Hariadi (2012), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Produk, Harga, Promosi dan Distribusi Terhadap Keptusan Pembelian Konsumen
Pada Produk Project Microvision”. Produk, Harga, promosi berpengaruh posistif
dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Dengan uji t nilai t
tabel.
hitung > ttabel
(3,442 > 1,660) dan nilai signifikan (0,001) < 0,05. Yang artinya vaiabel Harga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini terlihat
dari nilai signifikan (0,000) lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung > t
Menurut Puspita (2013), dalam penelitiannya yang berjudulu “Pengaruh
Gaya Hidup, Fitur, Harga Terhadap Keputusan Pembelian Blacberry Curve
9300”. Gaya hidup, Fitur, Harga, berpengaruh posistif dan signifikan terhadap
Keputusan Pembelian.Hasil penelitian dari data SPSS dengan uji t nilai t
tabel.
hitung >
ttabel (5,292 > 1,664) dan nilai signifikan (0,000) < 0,05. Yang artinya vaiabel
gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, hal
ini terlihat dari nilai signifikan (0,000) lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung > ttabel.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan beberapa
variabel yang diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang dideskripsikan.
(Sugiyono, 2004:49).
Menurut Kotler dan Armstrong (2009:181) keputusan pembelian
yang ada. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang
ditawarkan. Keputusan pembelian dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan
tiga variabel bebas yaitu Gaya Hidup, Harga, dan Kelompok Referensi.
Menurut Setiadi (2003:148), Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai
gaya hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu
mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya
(ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga
dunia disekitarnya (pendapat). Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk
pola perilaku tertentu. Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang
lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk
image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya. Gaya hidup
berimbas pada perilaku konsumsi, dimana ketika seseorang mengkonsumsi atau
membeli sesuatu bukan sekedar karena ingin membeli fungsi inheren dari produk
tersebut, tetapi juga berkeinginan untuk membeli fungsi sosialnya.
Menurut Kotler & Amstrong (2008:345), harga adalah sejumlah uang yang
ditagihkan atas suatu prosuk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para
pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu
produk atau jasa. Sepanjang sejarahnya, harga telah menjadi faktor utama yang
dikendalikan dan menentukan diterima atau tidaknya suatu produk oleh
konsumen. Harga semata-mata tergantung pada kebijakan perusahaan, tetapi tentu
saja dengan mempertimbangkan beberapa hal. Murah atau mahalnya harga suatu
produk sangat relative sifatnya. Untuk mengatakannya perlu terlebih dahulu
dibandingkan dengan harga produk serupa yang diproduksi atau dijual perusahaan
lain. Perusahaan perlu memonitor harga yang ditetapkan oleh para pesaing agar
harga yang ditentukan oleh perusahaan tidak terlalu tinggi atau sebaliknya,
sehingga harga yang ditawarkan dapat menimbulkan keinginan konsumen untuk
melakukan pembelian.
Kelompok Referensi adalah seorang individu atau sekelompok orang yang
secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang,(Sumarwan 2003:250). Kelompok
referensi memberikan standar (norma) dan nilai yang dapat menjadi perspektif
penentu mengenai bagaimana seseorang berpikir atau berperilaku. Kelompok
referensi digunakan oleh seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah
referensi dalam membentuk respon afektif dan kognitif dan perilaku. Kelompok
referensi mempengaruhi proses pembelian dalam dua cara. Pertama kelompok
mempengaruhi pembelian yang dibuat oleh seorang konsumen. Kedua
anggota-anggota kelompok sringkali membuat keputusan bersama-sama sebagai sebuah
Sumber:Sugiyono (2004), Setiadi (2003), Kotler & Amstrong (2008) , Sumarwan (2003) Gambar 2.2
Kerangka Konseptual Penelitian
2.4 Hipotesis
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, hipotesis penelitian dapat disimpulkan yaitu Gaya Hidup, Harga, dan Kelompok Referensi diduga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
Samsung Smartphone pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Gaya Hidup
(X1)
Harga (X2)
Kelompok Referensi (X3)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksplanasi aosisatif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. (Sugiyono,
2012:100). Adapun variable yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah
variable Gaya Hidup (X1), Harga (X2), Kelompok Referensi (X3) dan Keputusan
Pembelian (Y).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
yang berlokasi di Jalan Dr. Mansyur Medan. Penelitian akan dimulai dari bulan
Maret 2014 sampai dengan bulan April 2014.
3.3 Batasan Operasional
1. Variabel yang dianalisis penulis dalam penelitian ini adalah: Gaya Hidup
(X1), Harga (X2), Kelompok Referensi (X3) sebagai variabel independen,
serta Keputusan Pembelian (Y) sebagai varibel dependen.
2. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara yang masih aktif hingga semester genap periode
3.4 Definisi Operasional
Berikut adalah tabel definisi operasional untuk penelitian ini:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Variabel
Penelitian
Definisi Indikator Skala
Pengukuran Gaya Hidup
(X1)
Gaya hidup lebih menunjukan
pada bagaimana individu
menjalankan kehidupan,
Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa
1. Harga sesuai dengan kualitas satu atau lebih orang yang dijadikan sebagai dasar epmbanding atau titik referensi dalam membentuk tanggapan afeksi dan kognisi serta perilaku seseorang. meliputi semua proses yang dilalui konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih di antara pilihan-pilihan pembelian mereka.
1. Keyakinan pada sebuah produk 2. Kebiasaan dalam
membeli produk 3. Referensi dari
konsumen lain
Likert
Sumber: Mowen dan Minor (2002), Kotler & Amstrong (2008), Setiadi (2003)
3.5 Skala Pengukuran
Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah skala Likert sebagai alat utuk
fenomena sosial (Sugiyono, 20012: 132). Kriteria pengukuran variabelnya adalah
variabel bebas yaitu Gaya Hidup, Harga, dan Kelompok Referensi dan variable
terikat yaitu Keputusan Pembelian diukur dengan skala Likert dengan
menggunakan angka 1 sampai dengan angka 5. Tingkatan indikator dengan skala
Likert ini adalah:
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2012:389).
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara yang masih aktif dalam perkuliahan semester genap 2013/2014
yang di dapatkan dalam penelitian ini bisa lebih efektif serta sesuai dengan apa
yang peneliti inginkan.
3.6.2 Sampel
Sempel adalah sebagian dari populasi. Teknik pengambilan sampel
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang
kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.(Sugiyono, 2012:392).
Menurut Supramono dan Haryanto (2003:63), alternatif formula yang digunakan
untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui (unidentified).
Karena Mahasiswa/i Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang
menggunakan produk Samsung Smartphone jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus:
� = (��
2)(�)(�)
�2
keterangan :
n = Jumlah Sampel
Za2
p = estimasi proporsi populasi = nilai tabel Z berdasarkan a
q = 1-p
d = penyimpangan yang ditelorir
Dalam memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum
Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan didapatkan
sebanyak 15 orang menggunakan Samsung Smartphone, sehingga digunakan p = 0,55. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian
ini adalah:
�= (1,96
2)(0,5)(0,5)
0,12
n = 96,04 = 97
Melalui perhitungan ini didapatkan jumlah sampel sebesar 96,04 orang, maka
angka tersebut dibulatkan sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 97 orang.
Dengan Kriteria yang ditetapkan yaitu: mahasiswa yang menggunakan produk
Samsung Smartphone minimal satu tahun pemakaian.
3.7 Jenis Data
A. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh dengan survei lapangan
yang menggunakan semua metode pengumpulan data original (Kuncoro,
2009:148). Dalam penelitian ini data primer bersumber dari penyebaran
kuesioner secara langsung kepada 97 Mahasiswa/i pengguna Samsung
Smartphone di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, dimana hasil data tersebut dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti.
B. Data Sekunder
Sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
(Kuncoro, 2009:148). Dalam penelitian ini, data sekunder bersumber dari
jurnal dan artikel yang di ambil dari internet.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan yakni
1. Wawancara
pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab dengan
responden mengenai lama pemakaian produk Samsung
Smartphone. 2. Kuesioner
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya, (Sugiyono, 2012:199).
Dalam kuesioner penelitian ini terdapat petanyaan mengenai data diri responden
serta pertanyaan dari indikator tiap-tiap variabel yang digunakan dalam penelitian
ini. Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan menggunakan skala Likert (1-5)
yang mempunyai 5 tingkat preferensi jawaban masing-masing mempunyai skor 1-
5 dengan rincian sebagai berikut :
1. Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi bobot/skor 1
2. Tidak Setuju (TS) : diberi bobot/skor 2
3. Netral (N) : diberi bobot/skor 3
4. Setuju (S) : diberi bobot/skor 4
Semakin besar jumlah nilai yang diberikan responden untuk tiap faktor,
menunjukkan bahwa faktor tersebut semakin berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian.
3.9. Uji Validitas dan Realiabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuesioner di dalam
pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur
apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji
validitasnya, dalam praktik belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang
valid. Banyak hal-hal lain yang akan mmengurangi validitas data misalnya apakah
si pewawancara mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah
ditetapkan dalam kuesioner. (Situmorang dan Lufti 2012: 76).
Uji validitas ini dilakukan terhadap 30 responden diluar sampel yang akan
diteliti dan dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dengan
metode accidental sampling yaitu siapa saja yang ditemui yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan
Software SPSS 20 for Windows, untuk memperoleh hasil yang terarah dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika rhitung positif dan rhitung> rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid dan
jika rhitung negatif dan rhitung< rtabel
2. R
maka pertanyaan dinyatakan tidak valid
3. Nilai rtabel
3.9.2 Uji Reliabilitas
dengan responden awal berjumlah 30 orang dan alpha 5%
adalah 0,361.
Reliabelitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai
dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh
relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. (Situmorang dan Lufti,
2012: 79). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Software SPSS 20 for Windows, untuk memperoleh hasil yang terarah dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika ralpha positif > r 0,80 maka dinyatakan reliable
2. Jika ralpha positif < r 0,80 maka dinyatakan tidak reliable
3.10 Teknik Analisis Data
3.10.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah salah satu metode analisis, dengan cara
data disusun dan dikelompokkan, kemudian dianalisis sehingga diperoleh
gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil
perhitungan.
3.10.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi,
agar dapat diperkirakan yang tidak bias dan efesiensi maka dilakukan
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah
distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal.
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan
kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya
variabel residual berdistribusi normal (Situmorang & Lufti, 2012 :
107).
2. Uji Heteroskedastisitas
Analisis regresi bertujuan untuk melihat seberapa besar
peranan variabel bebas terhadapa variabel terikat. Uji
heteroskedastisitas juga pada prinsipnya ingin menguji apakah
sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup
tersebut. Jika probabilitasnya signifikannya di atas tingkat
kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah
adanya heteroskedastisitas (Situmorang & Lufti, 2012: 119).
3. Uji Multikolinearitas
Adanya hubungan linier yang sempurna diantara
variabel-variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau
tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya
Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF).
1. Tolerance value< 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas
2. Tolerance value> 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas
3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda
Metode ini merupakan peluasan dari regresi sederhana. Regresi
linear berganda di tunjukan untuk menentukan hubungan linear antar
variabel bebas yang biasa disebut X1,X2,X3, dan seterusnya dengan
variabel terikat yang disebut Y.( Situmorang & Lutfi, 2012:151)
Metode Statistik yang digunakan peneliti untuk menganalisis
adalah dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda.
Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan
aplikasi software SPSS 20 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah:
Y=a+b1X1+b2X2+e
Dimana:
Y = Keputusan Pembelian
a = Konstanta
b1 = Koefisien Regresi X
X
1
1
b
= Gaya Hidup
2 = Koefisien Regresi X
X3
e = Standar Eror
= Kelompok Referensi
3.10.4 Uji Hipotesis
a). Uji F ( Uji Signifikansi Simultan )
Yaitu untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh Gaya
Hidup, Harga, dan Kelompok Referensi terhadap keputusan pembelian
secara serentak. Dengan rumus hipotesis sebagai berikut:
Ho: b1 = b2 = b3 = 0, artinya variabel bebas (X1,X2,X3) secara serentak
tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Ha: b1 ≠ b2 ≠ b3 = 0, artinya variabel bebas (X1,X2,X3) secara serentak
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y). Kriteria
Pengambilan Keputusan:
Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5%
Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5%
b). Uji t ( Uji Signifikansi Parsial )
Yaitu untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial
mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat dengan
rumusan hipotesis sebagai berikut:
Ho: b1, b2, b3 = 0, artinya variabel bebas (X1,X2,X3) secara parsial tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Ha: b1, b2, b3 ≠ 0, artinya variabel bebas (X1,X2,X3) secara parsial
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%
Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%
c). Koefisien Determinasi (R²)
Untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas
(Gaya Hidup, harga dan Kelompok Referensi) terhadap varians naik
turunnya variabel terikat (keputusan pembelian) secara bersama-sama
dimana : 0 < R2 <1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol),
maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil
terhadap variabel terikat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Perusahaan Samsung adalah salah satu penyedia terbesar di dunia
teknologi . Dimulai sebagai perusahaan perdagangan ekspor berbagai produk dari
Korea Selatan ke Beijing, Cina. Didirikan oleh Lee Byung-chul pada tahun 1938,
Samsung secara bertahap berkembang menjadi korporasi multinasional yang
sekarang ini. Kata Samsung berarti "tiga bintang" di Korea. Hal ini menjadi nama
yang terkait dengan berbagai jenis dunia usaha di Korea Selatan dan di berbagai
bagian dunia. Secara internasional, orang mengasosiasikan nama dengan
elektronik, teknologi informasi dan pengembangan. Sejarah SamsungSejarah
Samsung bermula pada tahun 1938 dimana Lee Byung-Chull (1910-1987) berasal
dari keluarga pemilik tanah yang luas di daerah Uiryeong datang ke kota Daegu
dan mendirikan Samsung Sanghoe, sebuah perusahaan perdagangan kecil dengan
empat puluh karyawan yang berlokasi di Su-dong (sekarang Ingyo-dong).
Perusahaan yang di bangun Lee mengalami kemajuan dan ia
memindahkan kantor pusatnya ke Seoul pada tahun 1947. Ketika pecah Perang
Korea, Lee terpaksa meninggalkan Seoul dan memulai penyulingan gula di Busan
sebagai nama Cheil Jedang. Setelah perang, pada tahun 1954, Lee mendirikan
Cheil Mojik dan membangun pabrik di Chimsan-dong, Daegu sebagai pabrik wol.
bidang, seperti asuransi, sekuritas, dan ritel. Pada akhir 1960-an, Samsung Group
mulai berkembang menjadi industri elektronik dan membentuk divisi elektronik,
seperti Samsung Electronics Co Devices, Samsung Electro-Mechanics Co,
Samsung Corning Co, dan Samsung Semiconductor & Telecommunications Co,
dan membuat fasilitas di Suwon. Produk pertama adalah satu set televisi
hitam-putih.
Jenis : Chaebol
Industri : Conglomerate
Didirikan : 1938
Pendiri : Lee Byung-chull
Kantor pusat : Samsung Town, Seoul, South Korea Daerah layanan : Worldwide
Tokoh penting : Lee Kun-hee (Chairman and CEO)
Lee Soo-bin (President, CEO of Samsung Life Insurance)
Produk
: Apparel, chemicals, consumer electronics, electronic components, medical equipment, precision instruments, semiconductors, ships, telecommunications equipment
Jasa
: Advertising, construction, entertainment, financial services, hospitality, information and communications technology services, medical services, retail
Pendapatan : US$ 247.5 billion (2011) Laba bersih : US$ 18.3 billion (2011) Jumlah asset : US$ 384.3 billion (2011) Jumlah ekuitas : US$ 224.7 billion (2011)
Karyawan : 369,000 (2011)
Anak perusahaan
Samsung Electronics : Samsung Life Insurance Samsung Heavy Industries Samsung C&T
Samsung SDS etc.
Situs web
Pada tahun 1980, Perusahaan Samsung membeli Hanguk Jeonja Tongsin
di Gumi, dan mulai membangun perangkat telekomunikasi. Produk awalnya
adalah Switchboards. Fasilitas ini telah berkembang menjadi sistem manufaktur
bersama di bawah Samsung Electronics Co, Ltd pada an. Pada akhir
1980-an d1980-an awal 1990-1980-an, Samsung Electronics berinvestasi dalam peneliti1980-an d1980-an
pengembangan, investasi yang penting dalam mendorong perusahaan untuk
terdepan dalam industri elektronik global.
Pada tahun 1982, Samsung membangun sebuah pabrik perakitan televisi di
Portugal, pada tahun 1984, samsung membangun sebuah pabrik di New York,
pada tahun 1985, samsung membangun sebuah pabrik di Tokyo, pada tahun 1987,
samsung membangun fasilitas di Inggris, dan fasilitas lain di Austin pada tahun
1996. Secara total, Samsung telah menginvestasikan $ 5,6 milyar di Austin –
sejauh ini merupakan investasi asing terbesar di Texas dan salah satu investasi
asing tunggal terbesar di Amerika Serikat. Investasi baru samsung di Austin
totalnya menjadi lebih dari $ 9 miliar. Samsung mulai bangkit sebagai perusahaan
internasional pada 1990-an. cabang konstruksi Samsung mendapatkan kontrak
untuk membangun satu dari dua Petronas Towers di Malaysia, Taipei 101 di
Taiwan dan Khalifa Burj di Uni Emirat Arab. Pada tahun 1993., Lee Kun-hee
menjual sepuluh anak perusahaan Samsung Group, dirampingkan perusahaan, dan
operasi lainnya bergabung untuk berkonsentrasi pada tiga industri yaitu
elektronik, teknik, dan bahan kimia.
Pada tahun 1996, Grup Samsung membeli kembali Sungkyunkwan
University foundation. Dibandingkan dengan perusahaan besar Korea lainnya,
Samsung selamat dari krisis keuangan Asia tahun 1997 yang relatif tidak
berpengaruh besar. Namun, Samsung Motor dijual kepada Renault karena
80,1 persen dimiliki oleh Renault dan 19,9 persen dimiliki oleh Samsung. Selain
itu, Samsung memproduksi berbagai pesawat dari tahun 1980-an 1990-an.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1999 sebagai Korea Aerospace Industries
(KAI) , hasil penggabungan antara lalu tiga divisi aerospace domestik utama
Samsung Aerospace, Daewoo Heavy Industries, dan Hyundai Space dan Aircraft
Company. Samsung menjadi produsen terbesar memory chips di dunia pada tahun
1992, dan pembuat chip dunia terbesar kedua setelah Intel. Sepuluh tahun
kemudian, Samsung tumbuh menjadi produsen terbesar di dunia membuat panel
layar liquid-crystal.
Pada tahun 2006, S-LCD didirikan sebagai perusahaan patungan antara
Samsung dan Sony dalam rangka menyediakan pasokan yang stabil dari panel
LCD untuk mereka dan mengoperasikan pabrik-pabrik serta membangun fasilitas
di Tangjung, Korea Selatan. Samsung Electronics mengungguli Sony sebagai
salah satu merek yang paling populer di dunia konsumen elektronik pada tahun
2004 dan 2005, dan sekarang peringkat ke 19 di dunia secara keseluruhan.
Samsung menjadi perusahaan terbesar kedua setelah Nokia dengan volume dunia
produsen ponsel terutama pangsa pasar terkemuka di Amerika Utara dan Eropa
Barat.
4.1.2. Strategi Bisnis
Metode yang sangat baik perusahaan pengendalian kualitas inilah yang
membuatnya berhasil dalam menyediakan hanya produk terbaik untuk seluruh
dunia. Ini berlaku sebuah "Berhenti Line" sistem dimana setiap orang bisa