• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Pembelajaran dan Penilaian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " Perancangan Pembelajaran dan Penilaian"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI PELATIHAN 3

PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN

MATERI PELATIHAN 3

PERANCANGAN PEMBELAJARAN

DAN PENILAIAN

3.1 PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DAN

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

3.2 PERANCANGAN PENILAIAN PEMBELAJARAN

3.3 PELAPORAN

HASIL

PENILAIAN

(2)

A. Pengantar

Perubahan pada proses pembelajaran kurikulum 2013 mencakup: a) berorientasi pada karakteristik kompetensi yang mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan, 2) keterampilan (Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta, dan 3) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b) menggunakan pendekatan scientific, karakteristik kompetensi sesuai jenjang. c) mengutamakan discovery learning dan project based learning.

Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan. Perubahan pada penilaian mencakup: penilaian berbasis tes dan nontes (portofolio), cara menilai proses dan output dengan menggunakan penilaian authentic, dan rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan.

Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari penerapan model-model pembelajaran dan perancangan penilaian yang baik dengan cara berlatih menyusun contoh proses pembelajaran, mengembangakan instrumen penilaian menggunakan berbagai model pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 dan mengolah nilai untuk rapor.

B. Kompetensi

Peserta pelatihan dapat:

1. Memahami penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran PJOK. 2. Memahami penerapan model-model pembelajaran dalam PJOK.

3. Membedakan model pembelajaran (project based learning, problem based learning, dan discovery learning) dan penilaiannya.

4. Mengolah hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar (rapor).

C. Lingkup Materi

1. Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran PJOK

2. Model Pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Discovery Learning) dan Penilaiannya

3. Pengolahan Hasil Penilaian Proses dan Hasil Belajar ke Dalam Laporan Hasil Belajar (Rapor).

D.Indikator

1. Merancang contoh penerapan pendekatan scientific pada pembelajaran PJOK.

2. Membuat contoh penerapan model-model pembelajaran PJOK. 3. Mengidentifikasi kaidah-kaidah perancangan penilaian.

4. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran PJOK.

(3)

E. Perangkat Pelatihan 1. Bahan Tayang

a. Penerapan Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran PJOK

b. Model Pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning, dan Discovery Learning) dan penilaiannya

c. Panduan Pengisian Rapor 2. Lembar Kerja:

a. Instrumen Perancangan Kegiatan Pembelajaran

b. Instrumen Perancangan Model Pembelajaran dan Penilaian 3.Hand-Out:

a. Contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran PJOK . b.Project Based Learning dan Penilaian

c. Problem Based Learning dan Penilaian d.Discovery Learning dan Penilaian

4. Video contoh pembelajaran dengan 3 model pembelajaran 5. ATK

MATERI PELATIHAN 3.1

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DAN MODEL-MODEL

PEMBELAJARAN

A. Langkah Kegiatan Inti

Telaah Handout

Penyusuna n Model

Presentasi Hasil Kerja

Penyimpul an Hasil

Diskusi

1.Telaah Hand Out

Peserta bekerja secara berkelompok menelaah hand out contoh penerapan model pembelajaran.

2. Penyusunan Model

Peserta bekerja secara berkelompok menyusun contoh model pembelajaran.

3.Presentasi Hasil Kerja

Peserta mempresentasikan hasil kerja kelompok dan dikomentari oleh kelompok lain.

4. Penyimpulan Hasil Diskusi

(4)

B. Lembar Kerja

PERANCANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN

SCIENTIFIC

Tujuan:

Melalui diskusi kelompok peserta diharapkan mampu merancang contoh penerapan pendekatan scientific pada pembelajaran PJOK.

Panduan Kegiatan:

1. Pelajari hand out dan contoh penerapan pendekatan scientific pada pembelajaran PJOK!

2. Isilah lembar kerja perancangan pembelajaran yang tersedia secara berkelompok!

3. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda!

4. Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain!

Kompetensi Dasar :

Topik /Tema :

Sub Topik/Tema : Tujuan

Pembelajaran

: Alokasi Waktu :

Tahapan Pembelajaran Kegiatan

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan informasi

Mengasosiasikan

Mengomunikasikan

(5)

PERANCANGAN PENERAPAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN PJOK DAN CARA PENILAIANNYA

Tujuan:

Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu merancang model Project Based Learning, Discovery Learning dan Problem Based Learning pada pembelajaran PJOK.

Langkah Kegiatan :

1. Kerjakan secara berpasangan , cermati lembar kerja perancangan model pembelajaran dan cara penilaiannya!

2. Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk satu kali tatap muka yang sesuai dengan salah satu model pembelajaran!

3. Isilah lembar kerja perancangan model pembelajaran sesuai dengan model yang Anda pilih!

4. Presentasikan hasil rancangan Anda!

5. Perbaiki rancangan jika ada saran atau usulan perubahan dari pasangan lain!

Catatan:

Pada lembar kerja ini ada dua format model pembelajaran yaitu model Problem Based Learning dan Discovery Learning jika Anda merancang model Lainnya silahkan sesuai sintak model yang sesuai.

FORMAT PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN Model Discovery Learning

Kompetensi Dasar

: 1. ..……… 2. ..……… 3. ..………

Topik : ………..

Sub Topik :

Tujuan :

Alokasi Waktu : 1x TM

TAHAP

PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN 1.Stimulation

(6)

(simullasi/Pemberian rangsangan)

2.Problem statemen (pertanyaan/identifika si masalah)

3.Data collection (pengumpulandata) 4. Data processing

(pengolahan Data) 5.Verification

(pembuktian)

6.Generalization (menarik

kesimpulan/generalisa si)

Model Pembelajaran Problem Based Learning Kompetensi

Dasar

: 1. ..………

2. ..……… 3. ..………

Topik :

Sub Topik :

Tujuan :

Alokasi Waktu : 1x TM

FASE-FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN

Fase 1

Orientasi peserta didik kepada masalah

Fase 2

Mengorganisasikan peserta didik

Fase 3

Membimbing penyelidikan individu dan kelompok Fase 4

(7)

FASE-FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN menyajikan hasil karya

Fase 5

Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

PERANCANGAN PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DAN MODEL PEMBELAJARAN

Rubrik perancangan penerapan scientific dan perancangan model pembelajaran digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan peserta pelatihan dalam merancang contoh penerapan pendekatan scientific dan contoh rancangan model pembelajaran satu topik PJOK.

Langkah-langkah penilaian hasil analisis:

1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pelatihan pada LK -3.1a dan LK- 3.1b! 2. Berikan nilai pada rancangan sesuai dengan penilaian Anda terhadap hasil

rancangan!

Penilaian LK- 3.1

PERINGKAT NILAI KRITERIA

Amat Baik ( AB)

90 < AB ≤

100 1.

Identitas: topik, sub topik, KD dan tujuan pembelajaran dan alokasi waktu lengkap dan benar

2. Kegiatan mengamati,menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan

mengkomunikasikansesuai dengan topik/sub topik, KD, tujuan dan alokasi waktu

3. Kegiatan mengamati,menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan

mengkomunikasikan lengkap, sistematis dan logis atau benar

Baik (B) 80 < B ≤ 90 Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai

Cukup (C) 70 < C ≤ 80 Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai

Kurang (K) ≤ 70 Ketiga aspek kurang sesuai

Penilaian LK- 3.2

PERINGKAT NILAI KRITERIA

Amat Baik ( AB)

90 < AB ≤

100 1.

Identitas: topik, sub topik, KD dan tujuan pembelajaran dan alokasi waktu lengkap dan

(8)

benar

2. Kegiatan pada tahapan model pembelajaran sesuai dengan topik/sub topik, KD, tujuan dan alokasi waktu

3. Kegiatan pada tahapan model pembelajaran lengkap, sistematis dan logis ( sesuai dengan sintak atau tahapan pembelajaran)

Baik (B) 80 < B ≤ 90 Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai

Cukup (C) 70 < C ≤ 80 Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai

Kurang (K) ≤ 70 Ketiga aspek kurang sesuai C. Hand Out

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DAN MODEL-MODEL

PEMBELAJARAN

A.

Penerapan Pendekatan Scientific

Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah atau scientific approach pada proses pembelajaran. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam permendikbud no 81A tahun 2013 meliputi; mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, mengomunikasikan. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’. ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’. ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘apa’.

Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran PJOK dapat disajikan seperti berikut ini:

1. Mengamati

Mengamati adalah proses mengenal objek melalui penggunaan indra yang dimiliki, misalnya dengan melihat/menonton, mendengarkan, dan membaca. Sehingga peserta didik akan memperoleh konsep awal dan menemukan permasalahan-permasalahan dalam materi yang akan dipelajari. Proses ini juga menyebabkan peserta didik memahami obyek secara nyata, senang, tertantang, dan memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya.

(9)

Contoh kegiatan mengamati dalam pembelajaran materi pokok sepakbola:

 Mencari dan membaca informasi variasi dan kombinasi teknik teknik permainan sepakbola (mengumpan, mengontrol, menggiring, posisi, dan menembak bola ke gawang) dari berbagai sumber media cetak atau elektronik. Proses pengamatan ini dapat dilakukan sebelum atau sesudah pembelajaran.

 Mengamati pertandingan sepakbola secara langsung dan atau di TV/Video dan membuat catatan tentang variasi dan kombinasi teknik dasar (mengumpan, mengontrol, menggiring, dan menembak bola ke gawang) dan membuat catatan hasil pengamatan, atau

 Bermain sepakbola dan yang lainnya mengamati pertandingan tersebut, dan membuat catatan tentang kekuatan dan kelemahan variasi dan kombinasi (mengumpan, mengontrol, menggiring, posisi, dan menembak bola ke gawang) yang dilakukan oleh temannya selama bermain.

2. Menanya

Pada proses ini guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan berbagai masalah yang ditemukan pada saat proses pengamatan dengan berbagai bentuk pertanyaan baik yang berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan kompetensi yang akan diraihnya.

Contoh kegiatan menanya dalam pemainan sepakbola:

 Pertanyaan yang berhubungan dengan afektif: bagaimana jalannya permainan sepakbola bila tidak didukung oleh kerjasama team?

 Pertanyaan yang berhubungan dengan keterampilan: bagaimana jalannya bola jika titik perkenaan bola dengan kaki dirubah (bawah, tengah dan atas bola)?”, apakah jarak titik tumpu berpengaruh terhadap kekuatan menendang bola?, berapakah kekuatan di transfer ke bola sehingga bola sampai pada jarak yang diinginkan?.

 Pertanyaan yang berhubungan dengan kognitif: apa manfaat permainan sepakbola terhadap kesehatan dan otot-otot yang dominan yang dipergunakan dalam permainan sepakbola?

3. Mengumpulkan informasi/eksperimen

Kegiatan mengumpulkan informasi/eksperimen ini merupakan bagian dari kegiatan eksplorasi yaitu untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan terkait dengan pengembangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Contoh kegiatan eksperimen dalam pemainan sepakbola:

 Mengeksperimenkan bermain sepakbola tanpa kerjasama tim

 Mengeksperimenkan cara menendang dengan merubah titik perkenaan kaki dengan bola secara individual, berpasangan atau berkelompok dalam posisi di tempat dan sambil bergerak dasar fundamental dengan menunjukkan nilai disiplin, menghargai perbedaan, dan kerjasama. 4. Mengasosiasi/menalar

(10)

kemampuan mengelompokkan beragam ide dan beragam peristiwa untuk kemudian dijadikan sebagai dasar pembuatan keputusan.

Contoh kegiatan menalar dalam pemainan sepakbola:

 Mencari hubungan antara titik perkenaan bola dengan kaki dikaitkan dengan arah gerak bola sehingga mampu memilih alternatif terbaik.  Mencari hubungan antara jenis tendangan dengan sasaran yang

hendak dicapai sehingga mampu memilih alternatif terbaik.

 Mencari hubungan antara permainan sepakbola dengan kesehatan dan kebugaran tubuh.

5. Mengomunikasikan

Mengomunikasikan adalah proses penyajian berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam bentuk penyampaian informasi, peragaan keterampilan, dan sikap dalam pembelajaran atau kehidupan. Contoh kegiatan mengomunikasikan dalam pemainan sepakbola:

Melakukan permainan sepakbola dengan menggunakan peraturan yang dimodifikasi dengan menerapkan gerak dasar fundamental permainan sepakbola (mengumpan, menghentikan, dan menggiring) serta menunjukkan sikap sportif, kerjasama, bertanggung jawab, menghargai perbedaan, disiplin, dan toleransi selama bermain.

B.Penerapan Model-model Pembelajaran

1.

Penerapan Model Pembelajaran Berbasisi Proyek a. Tahapan Kegiatan Pembelajaran Berbasis Proyek

Proses pembelajaran berbasis proyek meliputi tahap-tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.

Berikut adalah contoh kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek pada tahap kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.

1) Persiapan

Dalam persiapan, diawali dengan penjelasan guru tentang materi yang dipelajari yang diikuti dengan instruksi tugas proyek yang dilengkapi dengan persyaratan tertentu, termasuk ketentuan waktu. Selanjutnya langkah-langkah PBP adalah sebagai berikut:

a) Menentukan proyek, yaitu memilih tema/topik untuk menghasilkan produk (laporan observasi/penyelidikan, rancangan karya seni, atau karya keterampilan) dengan karakteristik mata pelajaran dengan menekankan keorisinilan produk. Penentuan produk juga disesuaikan dengan kriteria tugas, dengan mempertimbangkan kemampuan peserta didik dan sumber/bahan/alat yang tersedia.

b) Merancang langkah-langkah penyelesaian proyek dari awal sampai akhir. Pada kegiatan ini, peserta didik mengidentifikasi bagian-bagian produk yang akan dihasilkan dan langkah-langkah serta teknik untuk menyelesaikan bagian-bagian tersebut sampai dicapai produk akhir.

c) Menyusun jadwal pelaksanaan proyek, yaitu menyusun tahap-tahap pelaksanaan proyek dengan mempertimbangkan kompleksitas langkah-langkah dan teknik penyelesaian produk serta waktu yang ditentukan guru.

2) Pelaksanaan

(11)

mengolahnya untuk menyusun/mewujudkan bagian demi bagian sampai dihasilkan produk akhir.

b) Mempresentasikan/mempublikasikan hasil proyek, yaitu menyajikan produk dalam bentuk presentasi, diskusi, pameran, atau publikasi (dalam majalah dinding atau internet) untuk memperoleh tanggapan dari peserta didik yang lain, guru, dan bahkan juga masyarakat. 3) Evaluasi

Evaluasi proses dan hasil proyek, yaitu meninjau proses pelaksanan proyek dan menilai produk yang dihasilkan untuk mengetahui ketercapaian tujuan proyek.

b. Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

Membuat rangkaian aktivitas gerak ritmik dengan menggunakan variasi dan kombinasi gerak dasar senam aerobik.

1) Persiapan

a. Menentukan proyek

 Peserta didik melakukan aktivitas berirama senam aerobik bersama guru, dengan memperhatikan teknik gerak dasar langkah kaki (intensitas, arah dan hitungan), dan variasi gerak dasar lengan,

 Melakukan diskusi tentang aktivitas senam aerobik yang telah dilakukan bersama-sama dengan komentar dan tanya jawab.  Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil terdiri dari 4-5 orang

dengan diberikan tugas proyek “Menyusun variasi dan kombinasi 3 gerak dasar langkah kaki dengan variasi dan kombinasi gerak dasar lengan, seperti yang telah dilakukan dan didiskusikan.

 Peserta didik bersama dengan kelompoknya menentukan urutan rangkaian gerak dengan variasi dan kombinasi 3 teknik gerak kaki dan variasi kombinasi teknik gerak lengan.

b. Merancang langkah-langkah penyelesaian proyek

 Peserta didik (secara berkelompok) merancang urutan dari 3 gerak dasar langkah kaki dan variasi kombinasi gerak lengan.  Peserta didik mendiskusikan bentuk gerak dasar langkah kaki

berdasarkan intensitas, arah dan hitungan yang akan digunakan dalam membuat tugas. juga mendiskusikan variasi kombinasi gerak lengan

 Peserta didik (secara berkelompok) membagi tugas masing-masing anggota kelompok.

 Peserta didik menyusun teknik gerak langkah kaki dan teknik lengan serta langkah-langkah proses eksplorasi penyusunan variasi dan kombinasi berdasarkan arah, intensitas dan hitungan. c. Menyusun jadwal pelaksanaan proyek

 Peserta didik (secara berkelompok) berdiskusi menentukan jadwal kegiatan proyek sesuai dengan target waktu yang telah disampaikan oleh guru.

 Peserta didik (secara berkelompok) menyusun jadwal kegiatan penyelesaian tugas proyek tahap demi tahap.

2) Pelaksanaan

(12)

 Peserta didik (secara berkelompok) mengeksplorasi rangkaian gerak gerak aktivitas senam aerobik dan kemungkinan berbagai ragam gerak berdasar arah, intensitas dan hitungan.

 Peserta didik (secara berkelompok) melakukan latihan untuk menghafalkan urutan variasi kombinasi aktivitas gerak berirama senam aerobik.

 Dalam proses penyelesaian tugas proyek, guru memonitoring kegiatan peserta didik.

b. Menyusun laporan dan presentasi hasil proyek.

 Peserta didik (secara berkelompok) mendiskusikan hasil eksplorasi variasi kombinasi rangkaian gerak berirama senam aerobik.

 Peserta didik secara berkelompok menyusun laporan kegiatan proyek dengan mendeskripsikan urutan gerak dengan didukung gambar pola lantai.

3) Evaluasi Proses dan Hasil Proyek

1) Peserta didik secara berkelompok mepresentasikan hasil tugas kelompoknya secara bergantian di depan kelas. Sementara satu kelompok presentasi, kelompok lain mengamati dengan seksama. 2) Disamping presentasi, peserta didik dalam kelompok juga

menceriterakan proses berlangsungnya tugas proyek serta menceriterakan hambatan dalam mengerjakan tugas proyek sebagai bentuk refleksi kegiatan dalam pembelajaran.

3) Peserta didik kelompok lain memberikan tanggapan dan komentar tentang presentasi kelompok lain.

c. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek

Penilaian pembelajaran dengan metoda Pembelajaran Berbasis Proyek harus diakukan secara menyeluruh terhadap sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek dapat menggunakan teknik penilaian yang dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu penilaian proyek atau penilaian produk. Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Pengertian

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:

1) Kemampuan pengelolaan

(13)

Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

3) Keaslian

Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.

2. Teknik Penilaian Proyek

Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.

Contoh Format Penilaian Proyek

FORM PENILAIAN PROYEK Mata Pelajaran : PJOK

Nama Proyek : Pembuatan Rangkaian Gerak Aktivitas Ritmik dengan Variasi Dan dan Kombinasi Rangkaian Aktivitas Gerak Ritmik Dengan Menggunakan Gerak Dasar Senam Aerobik

Guru Pembimbing : ……….

Nama Anggota :……….

………. ……….

Kelas :……….

A. Penialaian Proses

No .

ASPEK SKOR (1 - 4)

1 Perencanaan a. Rumusan Judul

b. Inventarisir dan pemilihan gerak (langkah kaki dan gerak lengan) 2 Pelaksanaan

a. Prosedur perangkaian gerak berdasarkan, hitungan,

kerumitan, arah, dan intensitas b. Penambahan aksen gerak dan

transisi

c. Finalisasi rangkaian gerak 3 Pelaporan

(14)

B. Penilaian Produk No

. ASPEK SKOR (1 - 54)

1 Dokumen Penyusunan

a. PersiapanTampilan dokumen b. Rumusan JudulIsi dokumen 2 Peragaan Rangkaian Gerak

a. Sistematika penulisanPenguasaan gerak dasar senam aerobik

(langkah, ayunan dan gerak lengan, musikalitas)

b.

c. Inventarisir dan pemilihan gerak (langkah Kaki dan gerak

lengan)Kelancaran dan keluwesan gerak

d. Kekompakan sebagai satu kelompok

e. Pelaksanaan perangkaian gerak (langkah kaki dan gerak lengan) berdasarkan intensitas, arah, dan hitungan

f. Aksen gerak dan transisi g. Finalisasi rangkaian gerak 3 LAPORAN PROYEK :

c. Tampilan rangkaian gerak d. Presentasi/penguasaan TOTAL SKOR

C.Penilaian Sikap

No

. ASPEK SKOR (1 - 4)

1 Tanggung Jawab

a. Berupaya menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan

b. Menggunakan waktu secaara efisien untuk mengerjakan seluruh tugas

2 Disiplin

a. Mengikuti seluruh proses pembelajaran

(15)

3 Kerja sama

a. Setiap anggota kelompok melibatkan diri dan mengambil peran secara aktif dalam

kelompok

b. Setiap anggota kelompok berbagi tugas dengan anggota lain (tidak ada yang mendominasi)

TOTAL SKOR

Catatan:

Pemberian skor didasarkan pada seberapa baik setiap sub aspek diperlihatkan oleh peserta didik selama persiapan, pelaksanaan, dan hasil proyek dilaporakan.

Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan sampai dengan akhir proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai. Pelaksanaan penilaian dapat juga menggunakan rating scale dan checklist.

Contoh penilaian produk

(Demonstrasi variasi dan kombinasi rangkaian aktivitas gerak ritmik dengan menggunakan gerak dasar senam aerobik)

Aspek Penilaian

kekompakan Teknik gerak kreativitas

Teknik Penilaian aspek Keterampilan

Mempraktikkan variasi dan kombinasi rangkaian gerak ritmik (senam aerobik) dengan koordinasi yang baik

Kriteria penilaian kekompakan.

Nilai 4 Jika selama melakukan rangkaian gerak selalu kompak Nilai 3 jika Jika selama melakukan rangkaian gerak sering kompak Nilai 2 Jika Jika selama melakukan rangkaian gerak kadang kompak Nilai 1 jika Jika selama melakukan rangkaian gerak selalu tidak kompak

(16)

Nilai 4 Jika selama melakukan rangakaian gerak sesuai dengan teknik gerak

Nilai 3 Jika selama melakukan rangakaian gerak sebagaian kecil kurang sesuai teknik gerak

Nilai 3 Jika selama melakukan rangakaian gerak kadang-kadang sesuai teknik gerak

Nilai 3 Jika selama melakukan rangakaian gerak tidak sesuai teknik gerak

Kriteria penilaian kreativitas.

Nilai 4 jika melakukan:

perubahan formasi barisan, perubahan arah gerak dasar, melakukan variasi intensitas gerak, melakukan variasi gerak lengan. Nilai 3 jika hanya melakukan 3 unsur. Nilai 2 jika hanya melakukan 2 unsur Nilai 1 jika hanya melakukan 1 unsur.

2. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah a. Kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah

Sesuai dengan Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang standar proses, kegiatan Pembelajaran berbasis masalah terdiri atas tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.

1) Tahap 1 pembelajaran berbasis masalah, yaitu mengorientasikan peserta didik terhadap masalah merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan dalam tahap pendahuluansehingga peserta didik mampu mengenali berbagai permasalahan yang dihadapi sekaligus mampu mengidentifikasi penyebab permasalahan tersebut.

2) Tahap 2, tahap 3, dan tahap 4, yaitu berturut-turut mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, dan mengembangkan dan menyajikan hasil karya dikategorikan sebagai tahap inti pembelajaran.

3) Tahap 5, tahap terakkhir, yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah merupakan tahap penutup pembelajaran, meski dapat pula dipandang sebagai salah satu aktivitas pada tahap inti pembelajaran.

(17)

belajar, sedangkan kegiatan remidi diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar. Pengayaan dapat berbentuk proyek yang dilakukan di luar jam pelajaran. Remidi dapat berupa penyelesaian soal-soal sesuai indikator-indikator tertentu yang belum dikuasai peserta didik.

Berikut adalah contoh kegiatan pembelajaran berbasis masalah yang terdiri atas tahapan pendahuluan, inti, dan penutup.

1) Kegiatan pendahuluan

Pada tahap ini, dilakukan tahap 1 Pembelajaran Berbasis Masalah, yaitu mengorientasi peserta didik pada masalah. Contoh dalam pembelajaran PJOK masalah tersebut dapat terkait dengan ketidakmampuan peserta didik melakukan teknik overhead backhand pada permainan bola kecil bulutangkis. Guru memfasilitasi peserta didik untuk mencermati (mengamati) masalah dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan (menanya) terkait masalah tersebut. guru Guru meminta peserta didik mengajukan dugaan mengenai solusi atau strategi terbaik untuk menyelesaikan masalah. Misalnya, peserta didik menduga mengenai ketidakmampuan melakukan teknik overhead back hand karena langkah kaki yang salah, cara pegang raket yang kurang tepat, peserta didik menduga-duga berbagai cara melakukan teknik overhead backhand yang tepat. Untuk menguatkan dugaan tersebut, peserta didik dapat menggali berbagai sumber belajar yang sesuai. Selanjutnya guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan inti

a) Guru mengorganisasikan peserta didik untuk belajar (Tahap 2) secara individual maupun dalam bentuk diskusi kelompok b) Dengan bimbingan guru, peserta didik melakukan penyelidikan

dengan cara melakukan eksperimen/praktik maupun mengeksplorasi sumber-sumber belajar yang mendukung. (Tahap 3 membimbing penyelidikan individu maupun kelompok)

c) Peserta didik dalam kelompok mengembangkan laporan hasil penelitian atau hasil diskusi kelompok. (Tahap 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya). Setiap kelompok mempresentasikan hasil eksperimen (mengomunikasi). Kelompok lain menanggapi hasil presentasi dan guru memberikan umpan balik.

d) Guru membimbing diskusi kelas untuk mengklarifikasi dan memperkuat pemahaman peserta didik terkait hasil diskusi kelompok.

e) Guru bersama peserta didik menganalisis dan mengevaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dipresentasikan setiap kelompok maupun terhadap seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan. (Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)

f) Guru memberikan penguatan terkait penguasaan pengetahuan atau konsep tertentu, misalnya dalam perkenaan shuttlec kock pada teknik overhead back hand terjadi ketika shuttlecock shuttle kock berada pada titik tertinggi dari jangkauan atau berada belakang atas badan dan koreksi-koreksi yang perlu diberikan terkait teknik overhead backhand.

(18)

Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan hasil diskusi. Guru dapat melakukan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah mencapai ketuntasan. Sebaliknya, guru dapat memberikan remidi bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan.

b. Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Projek Masalah pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 1) Pendahuluan

Sebagai contoh pada tahap ini (Tahap 1 yaitu mengorientasi peserta didik pada masalah). misalnya Teknik overhead pada permainan bulutangkis backhand . teknik Teknik ini merupakan teknik yang tidak mudah untuk dilakukan oleh peserta didik. banyak permasalahan yang dapat digambarkan y6ang berhubungan dengan teknik ini dari posisi pegangan raket yang tidak tepat, gerak langkah, posisi badan, saat memukul sampai pergerakan badan yang tidak tepat. Pada kasusu ini peserta didik diharapkan mampu melakukan teknik overhead backhand dengan benar.

 Peserta didik mencermati (mengamati) dan mengeksplorasi masalah tersebut, misalnya dengan menduga kesalahan pada peganagan raket, saat perkenaan shuttle cock dan lain-lain.

 Dengan bimbingan guru, peserta didik mengeksplorasi strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui dengan menggali sumber-sumber belajar yang sesuai dan mempraktikkannya.

 Guru menekankan bahwa masalah tersebut dapat diselesaikan dengan cara-cara yang tepat sesuai dengan sumber informasi dan percobaan yang dilakukan.

 Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk dapat melakukan overhead backhand.

2) Kegiatan Inti

 Guru mengorganisasi peserta didik untuk belajar dalam bentuk diskusi kelompok kecil (Tahap 2: mengorganisasikan peserta didik untuk belajar).

 Dengan bimbingan guru, peserta didik secara berkelompok melakukan penyelidikan untuk menemukan teknik overhead backhand.

 Masing-masing kelompok atau salah satu kelompok terpilih mengkomunikasikan hasil penyelidikan dan hasil diskusi (Tahap 4: mengembangkan dan menyajikan hasil karya). Kelompok lain memberikan saran dan tanggapan.

 Guru membimbing diskusi kelas untuk mengklarifikasi pemahaman peserta didik mengenai teknik overhead backhand.

 Peserta didik mengeksplor kembali mengenai teknik overhead backhand.

3) Kegiatan Penutup

 Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat simpulan dan merangkum kegiatan pembelajatran

 Guru membimbing peserta didik untuk mengevaluasi proses pemecahan masalah yang telah dilakukan.

(19)

difokuskan pada perilaku ilmiah yang dapat terbentuk pada diri peserta didik melalui akktivitas pembelajaran Perilaku ilmiah tersebut seperti memiliki keingintahuan, objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; dan inovatif.

c. Penilaian Pembelajaran Berbasis Masalah

Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude).

Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran.

Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran.

Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara:

a. Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar.

b.Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusipeserta didik ditugaskan untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri oleh perorangan maupun oleh teman dalam kelompoknya.

c. Penilaian Kinerja Peserta Didik. Pada penilaian kinerja ini, peserta didik diminta untuk melakukann kerja atau mendemonstrasikan kemampuan melakukan tugas-tugas tertentu, seperti menulis laporan, mendemonstrasikan keterampilan. Penilaian kinerja yang berhubungan dengan mengembangkan laporan hasil penelitian penyelesaian masalah atau hasil diskusi kelompok dan mempresentasikan hasil laporan.

Contoh format penilaian kinerja peserta didik yang berhubungan dengan sikap dalam pembelajaran berbasis masalah.

FORM PENILAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Mata Pelajaran : PJOK

(20)

………. Kelas : ……….

A.Penilaian Kinerja No

.

ASPEK SKOR (1

-4) 1 Kemampuan mengidentifikasi masalah dan

penyebabnya

2 Pemilihan strategi penyelesaian masalah 3 Pemilihan sumber informasi (referensi)

sebagai dasar penyelesaian masalah 4 Cara penarikan simpulan untuk

menyelesaikan masalah

5 Kualitas simpulan yang diajukan 6 Kegunaan simpulan dalam

menyelesaikan masalah (terkait KD)/ efektivitas

7 Kualitas presentasi TOTAL SKOR

B.Penilaian Sikap No

. ASPEK SKOR (1 -4)

1 Tanggung Jawab

a. Berupaya menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan

b. Menggunakan waktu secara efisien untuk mengerjakan seluruh tugas 2 Disiplin

a. Mengikuti seluruh proses pembelajaran

b. Mentaati prosedur kerja dengan benar

3 Kerja sama

a. Setiap anggota melibatkan diri dan mengambil peran secara aktif dalam kelompok

b. Setiap anggota kelompok berbagi tugas dengan anggota lain (tidak ada yang mendominasi)

TOTAL SKOR Catatan:

(21)

3. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Penemuan

a.

Penerapan Pembelajaran Penemuan pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

1)Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)

Sebelum melakukan inti pembelajaran sisiwa melakukan permaian sepakbola atau futsal, guru mengajukan pertanyaan yang memancing siswa untuk aktif berfikir atau mendorong siswa untuk mengeksplor permasalahan cara menghentikan bola pada permaianan sepakbola sebagai langkah awal yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.

2)Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)

Mengagendakan masalah-masalah, sebagai contoh pada simulasi permainan sepakbola dapat dihimpun permasalahan-permasalahan sebagai berikut: menhentikan bola menggunakan dada, menyundul bola, menendang bola dengan arah melambung, mengoper bola, menggiring bola dll. yang kemudian siswa memilih salah satunya sebagai masalah dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis. misalkan permasalahan yang dipilih adalah menendang bola dengan arah melambung. Beri Kesempatan siswa untuk menganalisa mengajukan hipotesa tentang teknik menendang bola agar bola mengarah ke atas. 3)Data Collection (Pengumpulan Data)

Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan dengan cara menendang bola arah ke atas untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis . Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis. 4)Data Processing (Pengolahan Data)

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, untuk dapat membuktikan data tersebut cocok atau tidak dalam teknik menendang bola arah ke atas maka siswa perlu mempraktikkan apakah data atau informasi yang didapat sesuai atau tidak sesuai saat diterapkan dalam praktik.

5)Verification (Pembuktian)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat melalui praktik untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan data dan informasi yang dikumpulkan.

6)Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)

Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, bahwa untuk mengarahkan bola ke atas maka titik perkenaan kaki harus berada di bawah titik tengah bola. dan alternatif-alternatif lain yang dapat disimpulkan yang memungkinkan bola ditendang dan mengarah ke atas.

b. Penilaian Pembelajaran penemuan Contoh penilaian produk

(22)

Kriteria Penilaian Nil

ai Kriteria

4 Jika tidak nampak kesalahan pada teknik yang didemonstrasikan, konsisten dalam penampilan dan efektif

3 Jika nampak kesalahan kecil pada teknik yang didemonstrasikan, tetapi secara umum bagus

2 Jika nampak banyak kesalahan pada teknik yang didemonstrasikan

1 Jika teknik yang didemonstrasikan tidak berkembang

Contoh penilaian proses

Contoh format penilaian kinerja peserta didik yang berhubungan dengan sikap dalam pembelajaran berbasis penemuan.

Nila i

Kriteria

1 Kurang

2 Cukup

3 Baik

FORM PENILAIAN DISCOVERY LEARNING

Mata Pelajaran : PJOK

Permasalahan : ………. Guru Pembimbing: ………. Nama Anggota : ………. ………. ………. Kelas : ……….

A.Penilaian Kinerja

ASPEK SKOR (1 - 4)

1 Kemampuan mengidentifikasi masalah dan penyebabnya untuk diungkap 2 Pemilihan sumber informasi (referensi)

sebagai dasar penemuan

3 Pemilihan strategi penyelesaian masalah

4 Pemilihan metode pencarian data 5 Cara pengolahan data

6 Cara penarikan simpulan berdasarkan data

(23)

8 Kegunaan simpulan dalam

menyelesaikan masalah (terkait KD)/ efektivitas

9 Presentasi hasil penemuan TOTAL SKOR

B.Penilaian Sikap

ASPEK SKOR (1

-4)

1 Tanggung Jawab

a. Berupaya menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan

b.Menggunakan waktu secara efisien untuk mengerjakan seluruh tugas 2 Disiplin

a. Mengikuti seluruh proses pembelajaran

b.Mentaati prosedur kerja dengan benar

3 Kerja sama

a. Setiap anggota melibatkan diri dan mengambil peran secara aktif dalam kelompok

b.Setiap anggota kelompok berbagi tugas dengan anggota lain (tidak ada yang mendominasi)

TOTAL SKOR Catatan:

Pemberian skor didasarkan pada seberapa baik setiap sub aspek diperlihatkan oleh peserta didik selama persiapan, pelaksanaan, dan hasil pengungkapan dilaporakan.

MATERI PELATIHAN 3.2

(24)

a. Langkah Kegiatan Inti

Diskusi Kelompok

Penyusunan Contoh Instrumen

Presentasi Hasil Kerja

Penyimpula n Hasil Diskusi

1. Diskusi Kelompok

Peserta melakukan diskusi kelompok tentang perancangan penilaian sikap, pengetahuan, keterampilan.

2. Penyusunan Contoh Instrumen

Peserta menyusun contoh instrumen penilaian pembelajaran melalui kerja kelompok.

3. Presentasi Hasil Kerja

Peserta mempresentasikan hasil kerja kelompok dan dikomentari oleh kelompok lain.

4. Penyimpulan Hasil Diskusi

Peserta menyimpulkan hasil diskusi kelompok.

b. Lembar Kerja

PERANCANGAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PJOK

Tujuan Kegiatan:

Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajajaran PJOK.

Langkah Kegiatan:

1. Kerjakan dalam kelompok, cermati contoh-contoh pengembangan instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan serta lembar kerja perancangan instrumen penilaian!

2. Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk dari satu KD, sebaiknya

topic/materi yang dipilih sesuai dengan model-model pembelajaran yang telah dikembangkan oleh kelompok Anda!

3. Isilah Lembar Kerja perancangan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan contoh instrumen untuk masing-masing bentuk penilaian!

4. Presentasikan hasil kerja kelompok Anda!

5. Perbaiki rancangan instrumen penilaian jika ada saran atau usulan perbaikan!

FORMAT PERANCANGAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PJOK

(25)

Kompetensi Dasar

: 1. ..

………... ...

2. ………... .…..

3. ... ....

Topik/Materi : ……….

………...….. Sub Topik/Sub

Materi

: ... ...

1. Instrumen Penilaian Sikap

Indikator:

……… ………...

……… ………...

a. Observasi

b. Penilaian Diri

c. Antar Peserta Didik

d. Jurnal

2. Instrumen Penilaian Pengetahuan

(26)

……… ………...

……… ………...

a. Tes Tertulis

- Pilihan Ganda

- Uraian

b. Tes Lisan

c. Penugasan

3. Instrumen Penilaian Keterampilan

Indikator:

……… ………...

……… ………...

a. Uji Praktik

b. Proyek

- Proses

(27)

c. Portofolio

RUBRIK PENILAIAN PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN PJOK

Rubrik penilaian ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil rancangan instrumen penilaian peserta pelatihan.

Langkah-langkah penilaian:

1. Cermati kriteria penilaian produk peserta!

2. Berikan nilai pada setiap produk intrumen sesuai dengan penilaian Anda terhadap produk tersebut menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut!

Penilaian LK-3.2

PERINGKAT NILAI KRITERIA

Amat Baik (AB)

90 < AB ≤ 100

1. Terdapat identitas instrumen : KD, topik, sub topik dengan lengkap

2. Terdapat indikator yang dirumuskan dengan benar 3. Terdapat bentuk-bentuk instrumen penilaian setiap

ranah (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) 4. Seluruh instrumen penilaian dibuat sesuai kriteria

pengembangannya Baik (B) 80 < B ≤

90 Ada 3 aspek sesuai dengan kriteria, 1 aspek kurang sesuai Cukup (C) 70 < C ≤

80 Ada 2 aspek sesuai dengan kriteria, 2 aspek kurang sesuai Kurang (K) ≤ 70 Ada 1 aspek sesuai dengan kriteria, 3 aspek kurang

sesuai

c. Hand Out

PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

A. Konsep Penyusunan Instrumen Penilaian Pembelajaran PJOK

Merujuk dari National Association for Sport and Physical Education (NASPE) dalam Marilyn M. Buck (2007: 19) menguraikan lima area pernyataan

R- 3.2

(28)

keluaran (outcome statements) yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya mencetak anak yang terdidik secara pendidikan jasmani sekaligus sebagai makna pembelajaran PJOK, yaitu keterampilan fisik, kebugaran jasmani, berpartisipasi secara reguler dalam aktivitas fisik, pengetahuan, serta sikap dan perilaku terkait dengan aktivitas yang dilakukan.

Konskuensi dari penjelasan ini adalah, dikarenakan keluaran yang diharapkan terdiri dari lima area maka idealnya penilaian diarahkan untuk mengukur ketercapaian lima area tersebut. Dan, oleh karenanya diperlukan jenis penilaian yang sesuai. Penilaian authentic merupakan jenis penilaian yang dapat dijadikan sebagai pilihan. Terkait dengan penilaian authentic (authentic assessmen) dan penilaian berbasis kinerja (performance based assessment) dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, Marilyn M. Buck, dkk., menjelaskan beberapa contoh unsur yang dinilai, yaitu:

1. Kemampuan menggunakan keterampilan dalam situasi permainan yang sesungguhnya;

2. Kemampuan dalam menyusun program latihan, melakukan latihan, dan mengukur hasil latihan program kebugaran jasmani;

3. Menerapkan prinsip-prinsip belajar gerak dalam upaya menguasai keterampilan yang baru dipelajari.

Selain menjelaskan unsur-unsur yang dinilai, Marilyn M. Buck, dkk. juga menyebutkan karakteristik khusus dalam penilaian berbasis kinerja pada pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, meliputi:

1. Peserta didik menampilkan, mengkreasikan, atau melakukan sesuatu. Mereka dituntut untuk menggunakan “higher level thinking” untuk diterapkan pada berbagai konteks kehidupan nyata dan berarti. Keterampilan yang dikuasai dapat ditransfer ke dalam kehidupan sosial secara nyata dan pekerjaan yang sesungguhnya.

2. Peserta didik benar-benar mengetahui kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi performanya.

3. Peserta didik dapat mengambil pelajaran untuk dapat merefleksi atau mengevaluasi kinerjanya sendiri, sehingga guru hanya berperan melayani sebagai pelatih maupun fasilitator.

4. Peserta didik memiliki espektasi atau pengharapan agar kemampuannya dapat dilihat orang lain.

5. Asesmen memuat pengujian terhadap proses maupun hasil belajar.

Proses penilaian pembelajaran PJOK diawali dari, dan keberhasilannya ditentukan oleh kemampuan guru dalam menganalisis kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Kompetensi-kompetensi tersebut berusaha dilukiskan dalam bentuk indikator keberhasilan pembelajaran yang mengungkap tanda-tanda, ciri, atau karakter peserta didik yang telah mencapai kompetensi yang ditetapkan. Jika tujuan pembelajaran adalah untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan tersebut, maka ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dilihat dari seberapa banyak dan seberapa baik indikator keberhasilan pembelajaran dapat dipenuhi.

Seorang guru dapat menerapkan penilaian authentic untuk mengetahui perkembangan hasil belajar peserta didik, dengan terlebih dahulu merancangnya dengan berbagai tahap berikut ini:

(29)

2. Menginventarisir berbagai teknik penilaian untuk setiap domain pembelajaran.

3. Menjawab pertanyaan “Apa tugas yang dapat saya berikan kepada peserta didik untuk menunjukkan penguasaan konsep, keterampilan, dan sikap yang mereka miliki?”

4. Melengkapi tugas yang diberikan dengan petunjuk yang memuat jenis tugas (pribadi/berpasanagn/kelompok), waktu penyelesain tugas, fasilitas yang diperlukan, alternatif tugas bagi peserta didik yang sangat berbakat, instrumen uji formatif untuk memberikan feedback, dan cara merefleksikan diri dengan bantuan guru maupun pasangan.

5. Menyiapkan informasi “model” yang dapat dijadikan sebagai contoh bagi peserta didik atas capain kompetensi yang diinginkan.

6. Memahami cara mengevaluasi dan melakukan konversi data ke dalam derajat kemampuan peserta didik.

7. Memilih strategi pembelajaran yang mungkin akan digunakan untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan agar peserta didik dapat memenuhi tugas yang diberikan. Strategi tersebut meliputi pra asesmen terhadap bekal awal (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) yang diperlukan, berbagai kemungkinan untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta alternatif yang sesuai dengan gaya belajar dan kapabilitas peserta didik, dan cara untuk membantu peserta didik mengembangkan sikap positif mengenai pembelajaran dan tugas yang harus dilakukan.

8. Merencanakan cara kerja peserta didik dan atau pasangannya menilai kinerjanya.

Penyusunan instrument penilaian paling tidak harus memenuhi sayarat secara isi (substansi) yang menggambarkan kompetensi yang akan dinilai, cara dan tahap penysunan (konstruksi)sesuai dengan cara dan tahap yang benar, serta menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah dan tahap perkembangan peserta didik.

Instrumen penilaian sikap disusun untuk dapat digunakan secara mandiri oleh peserta didik, teman sebaya, orangtua, maupun guru. Pada prinsipnya secara garis besar penilaian sikap diarahkan untuk mengungkap tanggung jawab peserta didik terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain (personal and social responsibility). Pada konteks kurikulum 2013 diarahkan untuk menilai kompetensi inti I (sikap spiritual) dan kompetensi inti II (sikap sosial).

Instrumen penilaian pengetahuan didasarkan pada pengetahuan deklaratif (declarative knowledge) berupa pengetahuan yang bersifat fakta tentang peraturan, hukum, prinsip-prinsip latihan dan lainnya. Pengetahuan ini dapat diukur melalui paper and pencils test, dan interviu. Sedangkan pengetahuan lain adalah pengetahuan prosedural yang berkenaan dengan bagaimana keterampilan dilakukan (how do thing), tahapan serta langkah-langkahnya Baufard dan Wall dalam Allen W Burton (1998: 149). Pengetahuan ini menurut Thomas & Thomas dapat diukur melalui tes lisan dan tulis, serta penampilan fisik secara aktual (actual physical performance).

(30)

Tahap penilaian pembelajaran PJOK secara operasional dimulai dari menyusun kisi-kisi instrument, pembuatan instrument (lembar pengamatan sikap, butir soal, lembar pengamatan keterampilan, format penilaian kebugaran), dan pengolahan skor.

a.Instrument Penilaian Keterampilan

Keterampilan gerak yang dikenal dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan meliputi gerak awal pada usia dini (early movement milestone), keterampilan gerak dasar (fundamental movement skill), dan keterampilan gerak khusus (specialized movement skill). Namun, berdasarkan Davis dan Burton terbagi ke dalam keterampilan memindahkan posisi tubuh (locomotion), keterampilan menggerakkan obyek atau berbagai benda (locomotion on object), keterampilan dalam menggunakan berbagai anggota tubuh di tempat (propulsion), keterampilan menerima benda lain (reception), dan kemampuan merubah posisi anggota tubuh dan tubuh terhadap benda lain (orientation). Selain itu juga dijelaskan perpaduan berbagai keterampilan tersebut berupa permainan.

Penyusunan instrument penilaian keterampilan gerak semestinya didasarkan pada jenis (category) gerak berdasarkan pengaruh lingkungan (terbuka (open loop skill), tertutup (close loop skill)), berdasarkan akhirnya gerakan (tunggal/ terpenggal (descret), berkelanjutan (serial), dan berulang (continum). Selain itu keterampilan juga dapat didasarkan pada otot yang digunakan gerak, dengan otot halus (fine motor skill) dan gerak dengan menggunakan otot besar/ kasar (gross motor skill).

Di dalam penilaian keterampilan gerak perlu pula diperhatikan unsur yang dinilai, yaitu proses gerak (movement process) bukan “penilaian proses” yaitu bagaimana suatu gerakan dilakukan atau sering disebut teknik gerak, dan hasil gerakan (movement product) atau keluaran gerak (output movement). Hasil gerak ini dapat dikukur seberapa jauh dan tinggi peserta didik melompat, seberapa cepat peserta didik dapat berlari dalam jarak 50 meter, berapa kali peserta didik dapat melakukan passing bawah bolavoli dalam kurun waktu satu menit, dan seterusnya. Semua jenis penilaian dapat dilakukan, namun demikian sangat tergantung dengan kompetensi yang harus diperoleh oleh peserta didik. Selain itu, mengacu pada penilaian authentic berbasis kinerja, berbagai penilaian terhadap keterampilan tersebut dapat lebih bermakna ketika dilakukan dalam suasana permainan yang sesungguhnya.

(31)

related physical fitness) berupa koordinasi, keseimbangan, kecepatan, kecepatan reaksi, daya ledak, dan kelincahan.

Instrumen untuk mengukur kebugaran jasamani sangat beragam sesuai dengan komponen dan cara pengukurannya. Salah satu contoh instrument yang sudah sangat dikenal adalah tes kebugaran jasmani Indonesia (TKJI). Namun demikian, berikut dicontohkan salah satu instrument yang dapat dipakai untuk mengukur salah satu komponen kebugaran jasmani.

a. Penyusunan kisi-kisi instrumen penilaian keterampilan proses gerak

N

1. Kedua kaki dibuka selebar satu setengah bahu

2. Badan agak condong ke depan, berat badan antara kedua kaki

3. Kedua lengan dan tangan relaks di samping badan 4. Pandangan mata ke arah

datangnya bola

Skor 4, jika seluruh uraian gerak dilakukan dengan benar

Skor 3, jika tiga uraian gerak dilakukan dengan benar

Skor 2, jika hanya dua uraian gerak dilakukan dengan benar

Skor 1, jika hanya satu uraian gerak dilakukan dengan benar

1. Kedua atau salah satu kaki dilangkahkan untuk menyesuaikan dengan letak bola

2. Badan agak condong ke depan, berusaha

meletakkan bola di tengah badan

3. Kedua lengan disatukan di depan pinggang dan diayun ke depan atas hingga setinggi dada 4. Pandangan mata ke arah

lepasnya bola

Skor 4, jika seluruh uraian gerak dilakukan dengan benar

Skor 3, jika tiga uraian gerak dilakukan dengan benar

Skor 2, jika hanya dua uraian gerak dilakukan dengan benar

Skor 1, jika hanya satu uraian gerak dilakukan dengan benar

c. Posis i dan sikap akhir

1. Kedua kaki dikembalikan terbuka selebar satu setengah bahu 2. Badan kembali agak

condong ke depan, dan berat badan antara kedua kaki

3. Kedua lengan dan tangan kembali relaks di samping badan

4. Pandangan mata ke arah lepasnya bola

Skor 4, jika seluruh uraian gerak dilakukan dengan benar

Skor 3, jika tiga uraian gerak dilakukan dengan benar

Skor 2, jika hanya dua uraian gerak dilakukan dengan benar

Skor 1, jika hanya satu uraian gerak dilakukan dengan benar

2. ……… ………

……

……….. ……….

(32)

Dari kisi-kisi tersebut dapat disusun contoh instrument penilaian dalam bentuk lembar pengamatan, sebagai berikut:

No IndikatorEsensial Uraian Gerak Ya (1)

Tidak (0)

1. Posisi dan Sikap

Awal a. Kakib. Badan

c. Lengan dan tangan d. Pandangan mata 2. Pelaksanaan

Gerak a. Kaki

b. Badan

c. Lengan dan tangan d. Pandangan mata 3. Posisi dan Sikap

Akhir

a. Kaki b. Badan

c. Lengan dan tangan d. Pandangan mata Atau dapat disederahanakan menjadi:

No PesertaNama Didik

Posisi/

Sikap Awal PelaksanaanGerak Sikap AkhirPosisi/ Jumlah Skor

c. Pengolahan skor proses gerak

Berdasarkan hasil dari uji tulis yang telah dilakukan, skor dapat diolah sebagai berikut:

Perolehan skor peserta didik (P) dibagi dengan skor maksimum (Max) (sesuai contoh; 3 Indikator Esensial X 4 = 12) dikalikan dengan satuan penilaian (satuan, atau puluhan).

Rumus : P/ Max X 100 Contoh : 9/ 12 X 100

Skor Keterampilan Proses Gerak Peserta Didik: 75 d. Instrumen keterampilan produk gerak

1) Instrumen keterampilan produk gerak secara terpisah a. Tahap pelaksanaan pengukuran

Penilaian produk gerak keterampilan dasar passing bawah dilakukan peserta didik sendiri selama 30 detik dengan lambungan bola minimal setinggi 242 sentimeter dengan cara:  Mula-mula peserta didik berdiri dengan memegang bola;

 Setelah petugas pengukuran memberi aba-aba “mulai” peserta didik mulai memasing bola setinggi 242 sentimeter;

(33)

 Jumlah ulangan passing yang dilakukan dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan skor.

b. Konversi jumlah ulangan dengan skor

Perolehan Passing Kriteria

Skor Status Putera Puteri

>30 kali 25 10 Sangat Baik 22 – 29

kali

18 24 90 Baik

14 – 21 kali

13 17 80 Cukup

7 – 13 kali 6 12 70 Kurang

<7 kali <6 60 Kurang Sekali

Contoh; Peserta didik putera melakukan passing bawah sebanyak 20 kali, sehingga skor yang diperoleh adalah 80.

2) Keterampilan produk gerak secara terpadu pada permainan

Penilaian terhadap keterampilan produk gerak dapat pula dilakukan melalui penerapan keterampilan tersebut pada permainan yang sesungguhnya, sehingga diperoleh persentasi keberhasilan antara jumlah passing benar yang dilakukan dengan kesempatan yang diperoleh untuk melakukan passing.

Contoh, jika seorang peserta didik bermain bolavoli kemudian mendapatkan kesempatan melakukan passing sebanyak 10 kali, dan 8 kali dilakukan dengan benar, maka skor yang diperoleh adalah 8/10 X 100% = 80%.

e. Mengolah skor keterampilan proses gerak dan skor keterampilan produk gerak menjadi skor akhir

Dari perolehan tersebut dapat diolah skor akhir: 1. Skor Keterampilan Proses Gerak Peserta Didik: 75 2. Skor Keterampilan Produk Gerak: 80

Untuk memperoleh skor akhir, perlu diberikan pembobotan sesuai dengan tujuan akhir dari pembelajaran (contoh 70% untuk skor keterampilan proses gerak, dan 30% untuk skor keterampilan produk gerak), maka skor akhir keterampilan produk gerak adalah:

75 X 70% = 52,50 ditambah dengan 80 X 30% = 24,00 sama dengan 76,50

b. Penyusunan Instrumen Penilaian Pengetahuan

(34)

dengan melalui tes lisan dan tulis, serta penampilan fisik secara aktual (actual physical performance).

Berikut adalah contoh pengembangan instrument penilaian pengetahuan: a. Menyusun kisi-kisi instrument penilaian pengetahuan

(35)

2. ………

b. Dari kisi-kisi tersebut dapat disusun contoh instrument penilaian dalam bentuk soal uji tulis, sebagai berikut:

1) Ada berapakah teknik dasar yang dapat kalian kombinasikan dalam permainan bola besar (contoh sepakbola)? Sebutkan jenis-jenis teknik dasar tersebut!

2) Sebut dan jelaskan berbagai kegunaan variasi dan kombinasi teknik dasar dalam melakukan permainan bola besar (contoh sepakbola)! 3) Jelaskan cara melakukan variasi dan kombinasi teknik dasar salah

satu permainan bola besar (contoh; sepakbola)!

c. Berdasarkan hasil dari uji tulis yang telah dilakukan, skor dapat diolah sebagai berikut:

Perolehan skor peserta didik (P) dibagi dengan skor maksimum (Max) dikalikan dengan satuan penilaian (satuan, atau puluhan).

Rumus : P/ Max X 100 Contoh : 8/11 X 100 Nilai Peserta Didik :72,72

c. Penyusunan Instrumen Penilaian Sikap

Instrumen penilaian sikap disusun untuk dapat digunakan secara mandiri oleh peserta didik, teman sebaya, orangtua, maupun guru. Pada prinsipnya secara garis besar penilaian sikap diarahkan untuk mengungkap tanggung jawab peserta didik terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain (personal and social responsibility). Pada konteks kurikulum 2013 diarahkan untuk menilai kompetensi inti I (sikap spiritual) dan kompetensi inti II (sikap social).Berikut adalah contoh pengembangan instrument penilaian sikap.

Menyusun kisi-kisi penilaian sikap, misalnya sikap disiplin, kerja sama, dan tanggung jawab dalam konteks permainan bola besar. Kisi-kisi ini sekaligus dapat dijadikan sebagai instrument penilaian.

a. Kisi-kisi/ instrumen penilaian: Lembar pengamatan sikap

a. Berupaya menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan

b. Menggunakan waktu secara efisien untuk mengerjakan seluruh tugas c. Membantu teman secara sukarela d. Melaporkan setiap peristiwa yang

memerlukan penanganan guru 2 Disiplin

a. Hadir tepat waktu

(36)

pembelajaran

c. Mentaati prosedur kerja sesuai peran

d. Selesai tepat waktu 3 Kerja sama

a. Sebagai anggota melibatkan diri dan mengambil peran secara aktif dalam kelompok

b. Sebagai anggota kelompok berbagi tugas dengan anggota lain (tidak mendominasi)

c. Tidak mengganggu peserta didik lain

d. Membantu mempersiapkan dan merapikan peralatan pembelajaran TOTAL SKOR

b. Pedoman penskoran 1) Penskoran

Skor 4, jika seluruh indikator ditunjukkan oleh teman yang diamati Skor 3, jika tiga indikator ditunjukkan oleh teman yang diamati Skor 2, jika dua indikator ditunjukkan oleh teman yang diamati

Skor 1, jika hanya satu indikator ditunjukkan oleh teman yang diamati

2) Pengolahan skor Skor maksimum: 16

Skor perolehan peserta didik: SP

Nilai sikap yang diperoleh peserta didik: SP/16 X 4 c. Menggunakan instrumen penilaian

Guru, peserta didik yang bersangkutan (self assessment), rekan sebaya (peer assessment) memberi tanda contreng (V) pada kolom BS (baik sekali), B (baik), C (Cukup), dan K (kurang) sesuai dengan kondisi obyek pengamatan untuk guru dan pasangan atau yang dirasakan sendiri oleh peserta didik.

d. Memaknai hasil

Dari kisi dan instrument tersebut, guru dapat memberikan simpulan akhir, misalnya “secara umum ketiga sikap peserta didik terlihat “jelaskan kondisi sesuai hasil pengamatan” namun demikian pada aspek “disiplin/ kerja sama/ tanggung jawab” perlu ditingkatkan.

MATERI PELATIHAN 3.3

(37)

A. Langkah Kegiatan Inti

Diskusi Kelompok

Kerja Kelompok

Presentasi Hasil Kerja Kelompok

Penyimpula n Hasil Diskusi

1. Diskusi Kelompok

Peserta melakukan diskusi kelompok tentang pengolahan hasil penilaian. 2. Penyusunan Contoh Laporan Hasil Penilaian

Peserta menyusun contoh laporan hasil penilaian melalui kerja kelompok. 3. Presentasi Hasil Kerja

Peserta mempresentasikan hasil kerja kelompok dan dikomentari oleh kelompok lain.

4. Penyimpulan Hasil Diskusi

Peserta menyimpulkan hasil diskusi kelompok.

B. Lembar Kerja

PENGOLAHAN DAN PELAPORAN NILAI MATA PELAJARAN PJOK

Kompetensi :

Mengolah hasil penilaian proses dan hasil belajar.

Melaporkan hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar (rapor).

Tujuan Kegiatan:

Melalui kegiatan ini, peserta mampu ke dalam laporan hasil belajar. Langkah Kegiatan:

1. Pelajari prosedur pengolahan nilai rapor dan format rapor pada dokumen Penilaian Hasil Belajar !

2. Rancanglah contoh nilai proses dan hasil belajar seorang peserta didik yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk mata pelajaran PJOK selama satu semester!

3. Olah masing-masing nilai menjadi nilai rapor dan predikatnya!

(38)

4. Buatlah deskripsi untuk masing-masing capaian kompetensi! 5. Masukkan kedalam format rapor!

C. Hand Out

PENGOLAHAN DAN PELAPORAN NILAI MATA PELAJARAN PJOK

A. Pengolahan Nilai Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan

Penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan skala 1–4 (kelipatan 0.33), yang dapat dikonversi ke dalam Predikat A - D sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K), seperti pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1 : Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap PREDIK

AT NILAI KOMPETENSI

PENGETAHU

AN KETERAMPILAN SIKAP

A 4 4

SB

A- 3.66 3.66

B+ 3.33 3.33

B

B 3 3

B- 2.66 2.66

C+ 2.33 2.33

C

C 2 2

C- 1.66 1.66

D+ 1.33 1.33

K

D 1 1

Penilaian yang dilakukan untuk mengisi laporan hasil belajar ada 3 (tiga) macam, yaitu:

1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

a.

Penilaian Kompetensi Pengetahuan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik)

(39)

b.

Penilaian Pengetahuan terdiri atas: 1) Nilai Harian (NH)

2) Nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) 3) Nilai Ulangan Akhir Semester (UAS)

c.

Nilai Harian (NH) diperoleh dari hasil ulangan harian yang terdiri dari: tes tulis, tes lisan, dan penugasan yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD).

d.

Nilai Ulangan Tengah Semester (NUTS) diperoleh dari hasil tes tulis yang dilaksanakan pada tengah semester. Materi Ulangan Tengah Semester mencakup seluruh kompetensi yang telah dibelajarkan sampai dengan saat pelaksanaan UTS.

e.

Nilai Ulangan Akhir Semester (NUAS) diperoleh dari hasil tes tulis yang dilaksanakan di akhir semester. Materi UAS mencakup seluruh kompetensi pada semester tersebut.

f.

Penghitungan Nilai Pengetahuan diperoleh dari rata-rata Nilai Proses (NP), Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS)/Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) yang bobotnya ditentukan oleh satuan pendidikan.

g.

Penilaian Kompetensi pengetahuan dapat menggunakan rentang nilai seperti pada tabel 2 untuk membantu guru dalam menentukan nilai.

Tabel 2 : Rentang Nilai Kompetensi Pengetahuan

No. Nilai Predikat

1 0,00 ˂ Nilai ≤ 1,00 D. 2 1,00 ˂ Nilai ≤ 1,33 D+ 3 1,33 ˂ Nilai ≤ 1,66 C-. 4 1,66 ˂ Nilai ≤ 2,00 C 5 2,00 ˂ Nilai ≤ 2,33 C+ 6 2,33 ˂ Nilai ≤ 2,66 B-7 2,66 ˂ Nilai ≤ 3,00 B 8 3,00 ˂ Nilai ≤ 3,33 B+ 9 3,33 ˂ Nilai ≤ 3,66 A-10 3,66 ˂ Nilai ≤ 4,00 A

h.

Penghitungan Nilai Pengetahuan adalah dengan cara : 1) Menggunakan skala nilai 0 sd 100.

2) Menetapkan pembobotan dan rumus.

3) Penetapan bobot nilai ditetapkan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik sekolah dan peserta didik.

4) Nilai harian disarankan untuk diberi bobot lebih besar dari pada UTS dan UAS karena lebih mencerminkan perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik.

Rumus:

Gambar

Tabel 1 : Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap
Tabel 2 : Rentang Nilai Kompetensi Pengetahuan
Tabel 4 : contoh Pengisisan Capaian Nilai Ekstrakurikuler

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Biologi pokok bahasan gerak pada tumbuhan siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kradenan tahun

FACULTY OF LETTERS ANDAI,AS

Memaparkan beberapa penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya secara lengkap dengan menyebutkan nama peneliti, topik penelitian, kapan penelitian dilaksanakan,

[r]

Dari banyak metode yang diujikan metode Meyer Peter Muller dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya debit angkutan sedimen pada sungai Bengawan Solo tepatnya pada Serenan

1) Mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui kartu catatan kumulatif. 2) Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung, misalnya melalui daftar hadir

Aktivitas Antimikroba Air Perasan dan Ekstrak Etanol Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) In

Panitia Pengadaan Barangfasa Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Tahun Anggaran 2011 Bidang.. Pekerjaan Konstruksi sesuai SK Bupati Banyuwangi Nomor :