SKRIPSI
ANALISIS TINGKAT PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
DI KOTA BINJAI
Diajukan oleh :
TRI SETIANI
100501054
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “ Analisis Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di kota Binjai “ Produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui peningkatan kompetensi tenaga kerja, motivasi kerja, iklim kerja, peralatan, metode kerja, dan kepuasan kerja. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui pengaruh tingkat upah terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Binjai dan Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Binjai.
Metode yang saya gunakan adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dan informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Menguji data mengunakan bantuan program E-views 4.1. data yang digunakan adalah data sekunder.
Hasil penelitian ini berdasarkan analisis regresi dengan mengunakan uji t, uji f dan koefisien determinan (R-square), dan uji asumsi klasik dengan mengunakan uji multikolinearitas dan uji autocorrelation. Berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja, tingkat upah dan tingkat pendidikan.
Kata kunci : Produktivitas tenaga kerja, ketenagakerjaan, tingkat upah dan tingkat
ABSTRACT
This study, entitled "Analysis of Labor Productivity in the city of Binjai" Labour productivity can be increased by improving the competence of labor, work motivation, work climate, equipment, work methods, and job satisfaction. The purpose of this study to determine the effect of wages on labor productivity in the city of Binjai and to determine the effect of education on labor productivity in the city of Binjai.
The method I use is the steps and procedures to be performed in the collection of data and empirical information to solve problems and test the research hypotheses. Examining the data using a program E-views 4.1. data used are secondary data.
The results of this study based on regression analysis by using t-test, f and determinant coefficient (R-square), and by using the classical assumption test multicollinearity test and autocorrelation test. Positive and significant effect on labor productivity, wage rates and education levels.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-nya sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta shalawat dan
salam kepada Nabi Muhammad SAW semoga syafaat beliau kita terima di akhirat kelak. Penulis
skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara dan memperoleh gelar Strata-1 (S-1) Sarjana Ekonomi.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Sriono dan Ibu
Sumarni yang telah memberikan dukungan, moril, material, nasehat dan do’a yang merupakan
semangat yang tiada habisnya bagi saya. Semoga Allah senantiasa menyayangi Bapak dan Ibu.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, tidak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak selaku dekan Fakultas Ekonomi
Universitas sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Syahrir
Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Irsyad, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Paidi
Hidayat, SE. M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan
Universitas sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Rujiman, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
5. Bapak Drs. Rahmad Sumanjaya Hsb, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah
bersedia meluangkan waktu dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan
skripsi ini.
6. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Penguji II yang telah bersedia
meluangkan waktu dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi
ini.
7. Abang saya Sumardiono dan Eko rahmadani dan Adek saya Fauzi sutiono. Terima
kasih atas dukungan dan do’a sehingga penulis dapat terpacu untuk menyelesaikan
skripsi ini
8. Untuk sahabat terbaik saya nurul, lia, putri, sarma, ningsih, rani, kiki, yanti, yuda,
khairul, jeni, satria, ozi serta seluruh mahasiswa Program Studi Ekonomi
Pembangunan stambuk 2010 lainnya. Terima kasih saya banyak mendapat arti
persahabatan bersama temen semua.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
penelitian lainnya, khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat
dan karunia-nya serta memberikan balasan kepada setiap pihak yang telah bersedia
membantu penyelesaian skripsi ini. Amin ya Rabbal Alamin.
Medan,
DAFTAR ISI
3.6.3. Uji F-Statistik ... 19
3.7. Defenisi Operasional ... 20
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “ Analisis Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di kota Binjai “ Produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui peningkatan kompetensi tenaga kerja, motivasi kerja, iklim kerja, peralatan, metode kerja, dan kepuasan kerja. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui pengaruh tingkat upah terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Binjai dan Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Binjai.
Metode yang saya gunakan adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data dan informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Menguji data mengunakan bantuan program E-views 4.1. data yang digunakan adalah data sekunder.
Hasil penelitian ini berdasarkan analisis regresi dengan mengunakan uji t, uji f dan koefisien determinan (R-square), dan uji asumsi klasik dengan mengunakan uji multikolinearitas dan uji autocorrelation. Berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja, tingkat upah dan tingkat pendidikan.
Kata kunci : Produktivitas tenaga kerja, ketenagakerjaan, tingkat upah dan tingkat
ABSTRACT
This study, entitled "Analysis of Labor Productivity in the city of Binjai" Labour productivity can be increased by improving the competence of labor, work motivation, work climate, equipment, work methods, and job satisfaction. The purpose of this study to determine the effect of wages on labor productivity in the city of Binjai and to determine the effect of education on labor productivity in the city of Binjai.
The method I use is the steps and procedures to be performed in the collection of data and empirical information to solve problems and test the research hypotheses. Examining the data using a program E-views 4.1. data used are secondary data.
The results of this study based on regression analysis by using t-test, f and determinant coefficient (R-square), and by using the classical assumption test multicollinearity test and autocorrelation test. Positive and significant effect on labor productivity, wage rates and education levels.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi dewasa ini menutut adanya sumber daya manusia yang cerdas
dan terampil. Hal ini seiring dengan kemajuan teknologi yang berkembang pesat dan
pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat sehingga keberadaan pengetahuan dan
keterampilan tenaga kerja benar-benar di perlukan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi
negara.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi yang sangat strategis
peranannya, berbeda kedudukannya dari faktor-faktor produksi lainnya, karena sumber daya
manusia mempunyai kedudukan sebagai subjek dan objek pembangunan. Berhasil tidaknya
pembangunan sumber daya manusia akan mempengaruhi pembangunan nasional karena
berhasilnya pembangunan sumber daya manusia akan meningkatkan kemampuan dalam
mengolah, mengkombinasikan dan mendayagunakan berbagai faktor produksi lainnya.
Dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan memanfaatkan jumlah penduduk yang besar
sebagai kekuatan pembangunan bangsa, maka perlu di tingkatkan usaha-usaha pembinaan,
pengembangan, dan permanfaatan potensi sumber daya manusia dengan meningkatkan
pembangunan di berbagai sektor, antara lain dengan mengutamakan pembangunan yang dapat
meningkatkan perluasan lapangan kerja.
Salah satu tujuan dari pembangunan adalah mengurangi pengangguran, dengan
sendirinya dapat menambah lapangan kerja bagi masyarakat serta dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat tersebut. Dalam hal ini menurut Sumitro Djojokusumo (1975) untuk
kegiatan yang pada azasnya dua cara untuk meluaskan kesempatan kerja, yaitu melalui proyek
pekerjaan umum serta pengembangan industri yang bersifat padat karya.
Dalam GBHN (garis besar haluan Negara), TAP MPR Nomor : II/1983 menyatakan
bahwa jumlah penduduk yang besar apabila dapat dibina dan di kerahkan, Tanpa kemampuan
untuk membina manusia dan mengerahkannya secara efektif, maka manusia Indonesia akan
menjadi beban bagi pembangunan nasional.
Terdapat beberapa alasan pembangunan sumber daya manusia menjadi sangat penting
dalam pembangunan nasional, yaitu :
1. Semakin dirasakan perlunya berorientasi pada nilai tambah dan menghasilkan produksi
nasional yang lebih kompetitif dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebagai upaya memelihara dan meningkatkan
pembangunan yang berkelanjutan.
2. Perkembangan pembangunan yang semakin cepat dan kompleks serta perkembangan
globalisasi berupa keterbukaan hubungan antar Negara baik dibidang ekonomi,
industrialisasi, perdagangan, serta kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Proses pembanguana ekonomi Indonesia sekarang ini sedang mengalami masa transisi
atau transformasi dari ekonomi yang dipengaruhi oleh budaya agraris kepada ekonomi
yang dipengaruhi oleh budaya industri dalam waktu yang relatif singkat.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di Kota
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah diperlukan sebagai suatu cara untuk mengambil keputusan dari akhir
penulisan proposal skripsi. Maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan proposal
skripsi ini adalah :
1. Apakah tingkat upah berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Binjai.
2. Apakah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja di kota
Binjai.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan
penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat upah terhadap produktivitas tenaga kerja di kota
Binjai
2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap produktivitas tenaga kerja di
kota Binjai
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil daripada penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulisan dibidang penelitian.
2. Dapat menjadi bahan informasi dan referensi bagi penelitian lainnya yang berhubungan
dengan penelitian ini.
3. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi instansi-instansi yang terkait dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ketenagakerjaan
Salah satu aspek penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia saat ini adalah
masalah ketenagakerjaan. Persoalan pokok dari ketenagakerjaan bersumber dari kurangnya daya
saing tenaga kerja terhadap laju pertumbuhan angkatan kerja secara nasional. Persoalan ini
sesungguhnya tidak berdiri sendiri tetapi merupakan mata rantai yang saling terkait dalam proses
pembangunan nasional secara keseluruhan.
Jika hendak mengusutnya maka pada awalnya pertumbuhan penduduk, menyusul
masalah pendidikan, selanjutnya masalah pertumbuhan ekonomi dan akhirnya bermuara pada
pertumbuhan kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jadi sebenarnya faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah ketenagakerjaan adalah faktor kependudukan, perkembangan
pembangunan bidang pendidikan, masalah pertumbuhan ekonomi serta pertumbuhan angkatan
kerja dan ketersediaan kesempatan kerja. Tenaga kerja adalah orang-orang yang bekerja pada
suatu organisasi, baik pada instansi pemerintah maupun pada perusahaan, atau pada usaha-usaha
sosial dengan mana ia memperoleh sesuatu balas jasa tertentu (Musanef, 1986).
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13
tahun 2003 pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi
dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika
berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut
sebagai tenaga kerja.
Semua penduduk yang mampu melakukan pekerjaan kecuali misalnya :
1. Anak-anak beumur 15 tahun ke bawah.
2. Mereka yang berumur di atas 15 tahun ke atas, tetapi masih mengujungi sekolah untuk
waktu penuh.
3. Mereka yang karena usia tinggi, cacat jasmaniah, tidak mampu melakukan
pekerjaan.
Tenaga kerja merupakan faktor terpenting dalam proses produksi. Sebagai sarana
produksi tenaga kerja penting dari pada sarana produksi yang lain seperti bahan mentah, tanah,
air, dan sebagainya, dan karena manusialah yang menggerakan semua sumber-sumber tersebut
untuk menghasilkan barang. (Bakir, 1984).
Angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja, atau
mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak bekerja dan yang mencari pekerjaan.
Sedangkan bukan angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak
bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan, yakni : orang-orang
yang kegiatannya bersekolah (pelajar, mahasiswa). mengurus rumah tangga, serta menerima
pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjaannya (pensiunan, penderita
cacat yang independen).
2.2. Produktivitas Tenaga kerja
Produktivitas pada dasarnya merupakan pengukuran efektivitas faktor input dalam
lahan, tenaga kerja, modal dan lain-lain produktivitas faktor produksi yang selalu dipakai dalam
proses produksi.
Namun demikian ada satu pengukuran produktivitas yang sangat menarik untuk
diperhatikan yaitu output/labor yang di sebabkan dalam pengertian ini telah terkandung
kombinasi dari kualitas tenaga kerja. Misalnya pendidikan, keahlian teknis, motivasi, capital dan
teknologi.
Produktivitas dapat diartikan secara sederhana dengan peningkatan kuantitas dan kualitas,
biasa juga diartikan bekerja secara efektif dan efisien. Produktivitas, efektif, efisien, dan kualitas
sangat berdekatan artinya. Sumber-sumber ekonomi yang digerakkan secara efektif memerlukan
keterampilan organisatoris dan teknis sehingga mempunya tingkat hasil guna tinggi. Artinya,
hasil atau pun output yang diperoleh seimbang dengan masukan (sumber-sumber ekonomi) yang
dioleh. (sinungan, 1995).
Produktivitas tenaga kerja merupakan suatu ukuran sampai sejauh mana manusia atau
angkatan kerja dipergunakan dengan baik dalam suatu proses produksi untuk mewujudkan hasil
(output) tertentu yang diinginkan. Secara sederhana, produktivitas tenaga kerja merupakan
perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input), dalam hal ini tenaga kerja.
Pembinaan yang baik terhadap penduduk maupun angkatan kerja akan menghasilkan
mutu angkatan kerja akan menghasilkan mutu angkatan kerja yang baik pula. Mutu angkatan
kerja antara lain tercermin dalam tingkat pendidikan dan pelatihan yang mereka ikuti.
2.3. Upah
2.3.1. Definisi Upah
Berdasarkan Undang-undang No. 25 tahun 1997 tentang ketenagakerjaan yaitu :“ Upah
pengusaha kepada pekerja atas suatu jasa yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan, dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undang
termasuk tunjangan bagi pekerjaan dan keluarganya.”
Sedangkan menurut Iman Soepomo (1987), Upah adalah “pembayaran yang diterima
buruh selama ia melakukan pekerjan atau di pandang melakukan pekerjaan, pembayaran upah
dapat berupa uang maupun berupa barang termasuk pengobatan, perawatan, pengakutan,
perumahan, jasa, dan lain sebagainya”.
2.3.2. Upah Minimum Regional (UMR)
Berdasarkan konvensi ILO No. 131/1970 pemerintah memberlakukan ketentuan Upah
Minimum Regional (UMR) merupakan salah satu bentuk campur tangan pemerintah dalam pasar
tenaga kerja. Pada kondisi labour surplus, tanpa ada intervensi dari pemerintah, adalah sangat
tidak mungkin dapat memperbaiki kesejahteraan tenaga kerja. Kebijakan upah minimum tersebut
telah diintroduksikan pula di banyak Negara maju seperti Inggris, perancis, dan Amerika pada
awal pembangunan di Negara tersebut. (Effendi, 1995)
Besarnya penentuan UMR yang sekarang lazim dikenal dengan Upah Minimum Propinsi
(UMR) di dasarkan pada kebutuhan fisik/hidup minimum, indeks harga konsumen, perluasan
kesempatan kerja, upah pada umumnya yang berlaku secara regional maupun nasional.
2.3.3. Peranan dan fungsi Upah
Dalam rangka meningkatkan kelancaran, efisiensi, dan kelangsungan hidup perusahaan,
pengusaha perlu menjamin pemberian imbalan yang layak secara kemanusiaan dan susuai
dengan sumbangan jasa yang dihasilkan oleh karyawan, Oleh karenanya kebijaksanaan upah
diarahkan kepada peningkatan kesejahteraan dan peningkatan daya beli golongan penerima upah
yang rendah.
Gagasan upah minimum sudah di kembangkan sejak awal tahun 1970-an bertujuan untuk
mengusahakan agar dalam jangka panjang besarnya upah minimum paling sedikit dapat
memenuhi Kebutuhan Fisik Minimum (KFM). Usaha menyelaraskan upah minimum dangan
KFM ini di harapkan dapat menjamin tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup beserta
keluarga sekaligus dapat mendorong peningkatan produktifitas kerja karyawan.
Karena disadari tujuan tersebut diatas sukar dicapai dalam waktu dekat, maka penerapan
upah minimum yang dilaksanakan dewasa ini baru bersifat pencegahan dan stimulasi.
Pencegahan artinya supaya tidak terjadi pembayaran upah yang lebih rendah dari upah yang
sudah diberikan perusahaan. Sedangkan stimulasi berarti menumbuhan pengertian dan alam
fikiran pengusaha mengenai usaha-usaha perbaikan upah.
2.4. Pendidikan
2.4.1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
2.4.2. Indikator Pendidikan
1. Pendidikan dasar dimulai dari pendidikan Pra sekolah (TK) penduduk usia 5 – 6tahun
dan pendidikan Sekolah Dasar umur 7 – 12 tahun.
2. Pendidikan menengah yang meliputi pendidikan menegah pertama usia 13 –15tahun baik
umum maupun kejuruan dan menengah lanjutan 16 – 18 tahun baik umum maupun
kejuruan.
3. Pendidikan tinggi yang meliputi Universitas, Institut, Sekolah tinggi maupunAkademi
dengan usia 19 – 24 tahun.
2.5. Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Dewi Andayani
Pada penulisan skripsi, penulis menjelaskan variabel-variabel yang saling mempengaruhi
dalam bentuk gambar kerangka konseptual dan variabel-variabel lain yang mempengaruhi
Produktivitas tenaga kerja merupakan suatu ukuran sampai sejauh mana manusia atau
angkatan kerja dipergunakan dengan baik dalam suatu proses produksi untuk mewujudkan hasil
(output) tertentu yang diinginkan. Secara sederhana, produktivitas tenaga kerja merupakan
perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input), dalam hal ini tenaga kerja.
Produktivitas tenaga kerja dalam penelitian ini di pengaruhi oleh dua varibael yaitu tingkat upah
dan tingkat pendidikan.
Tingkat Upah menurut Iman Soepomo (1987) adalah pembayaran yang diterima buruh
selama ia melakukan pekerjan atau di pandang melakukan pekerjaan, pembayaran upah dapat
berupa uang maupun berupa barang termasuk pengobatan, perawatan, pengakutan, perumahan,
jasa, dan lain sebagainya. Tinggi rendahnya tingkat upah memberikan pengaruh pada
produktivitas tenaga kerja. Dalam rangka meningkatkan kelancaran, efisiensi, dan kelangsungan
hidup perusahaan, pengusaha perlu menjamin pemberian imbalan yang layak secara
kemanusiaan dan susuai dengan sumbangan jasa yang dihasilkan oleh karyawan, Oleh karenanya
kebijaksanaan upah disamping memperhatikan peningkatan produktivitas karyawan dan
pertumbuhan produksi, perlu diarahkan kepada peningkatan kesejahteraan dan peningkatan daya
beli golongan penerima upah yang rendah.
Produktivitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh variabel tingkat pendidikan. Tingkat
pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Tingkat pendidikan akan memberikan
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.7. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek
penelitian yang memerlukan pengujian untuk membuktikan kebenarannya. Dari rumusan
masalah di atas, maka hipotesisnya adalah :
1. Tingkat upah berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja di Kota Binjai.
2. Tingkat pendidikan berpengaruhi positif terhadap produktivitas tenaga kerja di Kota
Binjai.
Produktivitas
Tenaga Kerja
(Y)
Tingkat Upah
(X
1)
Pendidikan
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan
data dan informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.
Dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis
menggunakan metodologi penelitian sebagai berikut :
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh tingkat upah, dan angkatan
kerja berumur 15 tahun ke atas menurut jenis kelamin & pendidikan tertinggi yang di tamatkan
kurun waktu 2005-2012.
3.2 Jenis Data
Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai
sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari
berbagai sumber seperti Badan Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
3.3 Pengolahan Data
Penulisan mengunakan program E-views 4.1 untuk mengolah data dalam penulisan
3.4 Model Analisis Data
Model analisi yang digunakan dalam menganalisis data adalah model kuadrat terkecil
biasa (Ordinary Least Square / OLS), dengan fungsi sebagai berikut :
Y = f (X1, X2)………... (3.1)
Kemudian di bentuk dalam model ekonometrika dengan persamaan Sebagai berikut :
Y = α + β1X1+ β2X2 + µ………... (3.2)
Keterangan:
Y = Produktivitas tenaga kerja (PDRB harga konstan/Jumlah Tenaga Kerja) dalam rupiah
α
= Intercept/konstanta X1= Tingkat UpahX2 = Pendidikan
Β1,β2 = Koefisien regresi
µ
= Term of ErrorBentuk hipotesisnya secara matematis adalah sebagai berikut :
1. ��
��1
> 0
, artinya jika terjadi pada X1 (tingkat upah), maka Y (Produktifitas tenagakerja) mengalami kenaikan , ceteris paribus.
2. ��
��2 0, artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (Pendidikan), maka Y (produktivitas
3.5. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
3.5.1. Uji Normalitas
Asumsi dalam OLS adalah nilai rata-rata dari faktor penggangu ( µi ) adalah nol. Untuk
menguji apakah normal atau tidaknya faktor pengganggu, maka perlu dilakukan uji normalitas
dengan menggunakan Jarque-Bera Test (J-B test). Untuk melihat apakah data telah berdistribusi
normal dengan menggunakan JB-test ini adalah dengan melihat angka Probability. Pratomo
(2007 :92) menyatakan bahwa “apabila angka Probabilitinya > 0,05 maka data berdistribusi
normal, sebaliknya apabila angka probabilitinya < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
3.5.2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah alat yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi
variabel independen diantara satu sama lain. Suatu model regresi linier akan menghasilkan
estimasi yang baik apabila model tersebut tidak mengandung multikolinearitas terjadi karena
adanya hubungan yang kuat antara sesama variabel independen dari suatu model estimasi.
Adanya multikolinear dapat ditandai dengan :
1. Standar error tidak terhingga
2. Tidak ada satu pun t-statistik yang signifikan pada 10%, =5%,
3. Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori
4. sangat tinggi
3.5.3. Serial Correlation / Autocorrelation
Autocorrelation digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linier antara error
serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (data time series). Autocorrelation perlu
Gambar 3.1 Koefisien D-W
Nilai Durbin Watson kemudian dibandingkan dengan nilai t-Tabel. Hasil perbandingan
akan menghasilkan kesimpulan seperti negative sebagai berikut:
1. Jika d < dl, berarti terdapat autokorelasi positif
2. Jika d > (4 – dl), berarti terdapat autokorelasi negative
3. Jika du < d < (4 – dl), berarti tidak terdapat autokorelasi
4. Jika dl < d < du atau (4 – du), berarti tidak dapat disimpulkan
3.6. Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)
3.6.1. Koefisien Determinasi (R-Squared)
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel variabel
3.6.2. Uji t-statistik (Uji Parsial )
Uji t-statistik merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien
regres signifikan atau terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen
lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut :
Ho : bi = b
Ha : bi ≠ b
Dimana bi adalah koefisien variabel independen pertama nilai parameter hipotesis biasanya
dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap Y. Bila nilai t-hitung > t-Tabel
maka tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel indenpenden yang
diuji berpengaruh nyata (signifikan) terhadap variabel dependen.
Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus :
t-hitung
Keterangan:
bi = Koefisien variabel independen ke-i b = nilai hipotesis nol
Sbi= Simpangan baku dari variabel independen ke-i
3.6.3. Uji F-statistik (Uji Serempak)
Variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk menguji ini
digunakan hipotesa sebagai berikut
:
Ho : b1 = b2 = bk…………bk = 0 (tidak ada pengaruh)
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai hitung dengan Tabel. Jika
F-hitung > F-Tabel maka Ho ditolak yang berarti variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen.
Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus
:
F-hitung =
Keterangan:
�2 = koefisien determinasi
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah sampel
Dengan criteria pengujian pada tingkat kepercayaan (1- ) 100% sebagai berikut :
Ho diterima jika F- hitung < F-Tabel
Ho diterima jika F- hitung > F-Tabel
3.7. Definisi Operasional
1.Produktivitas Tenaga Kerja merupakan perbandingan antara PDRB harga konstan
dengan jumlah tenaga kerja dalam rupiah.
2.Upah adalah kompensasi yang diterima tenaga kerja yang dinyatakan dalam rupiah.
3.Tingkat Pendidikan merupakan tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kota Binjai
4.1.1. Kondisi Geografis
Secara geografis Kota Binjai berada pada 3’31’40’’- 3’40’2” Lintang Utara dan
98’27’3’’-98’32’32’’ Bujur Timur dan terletak 28 m diatas permukaan laut. Wilayah Kota Binjai
seluas 90.23km2, terletak 28 M diatas permukaan laut dan dikelilingi oleh Kab. Deli Serdang,
Batas area di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sunggal Kab. Deli Serdang di
sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Bingei Kab. Langkat dan Kecamatan
Kutalimbaru Kab. Deli Serdang dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Selesai Kab.
Langkat.
Binjai adalah salah sat
wilayah provinsi
provinsi Sumatera Utara,
ibukota
dengan Kabupaten Langkat di sebelah barat dan utara serta
timur dan selatan. Binjai merupakan salah satu daerah dalam proyek pembangunan Mebidang
yang meliputi kawasan
dihubungkan oleh jalan raya
Binjai sejak lama dijuluki sebagai kota rambutan karena
terkenal. Bibit rambutan asal Binjai ini telah tersebar dan dibudidayakan di berbagai tempat di
Indonesia seperti
Kota Binjai terbagi atas 5
Langkat. Lima kecamatan tersebut masing-masing adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
Kota Binjai yang memiliki luas 9.023,62 Ha ( ± 90,23 Km2) terdiri dari 5 (lima)
Kecamatan dan 37 (tiga puluh tujuh) Kelurahan serta mempunyai penduduk sebanyak 232.236
jiwa yang terdiri dari berbagai Etnis anatara lain Melayu,Batak Toba, Batak Mandailing, Batak
Karo, Batal Simalungun , Jawa, Banten, Minang, Aceh, China dan India dengan pemeluk agama
mayoritas Islam dan yang mempunyai kesadaran Politik dan Keamanan yang cukup tinggi,
sehingga mendukung kondisi keamanan yang sangat konduktif.
Kota Binjai sebagai Kota jasa, Perindustrian, Perdagangan dan Pemukiman telah
berupaya memacu laju pertumbuhan Pembangunan yang mendukung Pertumbuhan
4.1.2. Kondisi Iklim
Kota Binjai adalah daerah yang beriklim tropis dengan 2 musim yaitu musim hujan dan
musim kemarau. Di Kecamatan Binjai Selatan curah hujan cukup besar dibanding dengan
kecamatan lainnya di Kota Binjai yaitu 214 mm/14 hari hujan, diikuti dengan Kecamatan Binjai
Barat 207 mm/8 hari hujan .
4.1.3. Kondisi Demografis
Penduduk Kota Binjai pada tahun 2011 berjumlah 248.456 jiwa yang terdiri dari 124.173
laki-laki dan 124.283 perempuan dengan kepadatan penduduk 2.754 jiwa/km 2 dan rata-rata 4,32
jiwa per Rumah Tangga. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Binjai Utara
sebanyak 71.051 jiwa sedangkan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Binjai Kota yaitu
sebanyak 30.473 jiwa. Kecamatan yang paling padat penduduknya terdapat di kecamatan Binjai
Kota dengan kepadatan 7.396 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan yang jarang penduduknya adalah
Binjai Selatan dengan kepadatan 1.631 jiwa/km2. Jumlah Rumah Tangga yang paling banyak
terdapat di Kecamatan Binjai Utara yaitu 16.580 rumah tangga, dan rumah tangga yang paling
sedikit terdapat di Kecamatan Binjai Kota yaitu 7.133 rumah tangga. Penduduk Kota Binjai
didominasi oleh penduduk berusia 5-9 tahun sejumlah 23.789 jiwa yang terdiri dari 12.355
laki-laki dan 11.434 perempuan. Sedangkan jumlah paling sedikit adalah penduduk berusia 60-64
tahun berjumlah 5.473 orang terdiri dari 2.637 laki-laki dan 2.836 perempuan. Secara umum
penduduk perempuan di Kota Binjai lebih banyak dari penduduk laki-laki dengan sex ratio
sangat kecil tahun 2011 yakni nilainya di bawah 100. Dalam 100 jumlah penduduk perempuan
terdapat 99,91 penduduk laki-laki.
Komposisi penduduk menurut agama berdasarkan Susenas tahun 2010, penduduk Kota
Kristen/Katolik sebesar 8.72%, penduduk beragama Budha sebesar 5.48%, penduduk beragama
Hindu sebesar 0,28% dan penduduk beragama Konghucu/Aliran Kepercayaan sebesar 0,08%.
Agama Islam menjadi mayoritas dapat dipahami karena berdasarkan komposisi penduduk
menurut etnis, jumlah terbesar penduduknya yaitu beretnis Jawa kemudian etnis Melayu,
Mandailing, Minang dan Aceh, etnis-etnis ini dalam sejarahnya memang merupakan etnis
dengan sejarah perkembangan agama Islam yang kuat. agama adalah data SUSENAS 2010.
Maka data 2 tahun sebelum yakni tahun 2010 dan 2011 diambil dari persentase agama dikalikan
jumlah penduduk kemudian dikali 100 %. Sedangkan tahun 2012 data diperoleh dari Laporan
Akhir Database Kota Binjai Tahun 2012 oleh Bappeda Kota Binjai.
4.1.4. Potensi Wilayah
Kota binjai Masih sangat sedikit sekali terungkapkan mengenai asal usul kota Binjai di
masa silam, yang disebut sebagai sebuah kota yang terletak di antara
timur dan
yaitu
Berdasarkan penuturan orang-orang tua yang yang kini sudah tiada yang diperkirakan
mengetahui sejarah asal usul kota Binjai, baik yang dikisahkan atau yang diriwayatkan dalam
berbagai tulisan yang pernah dijumpai, bahwa kota Binjai itu berasal dari sebuah kampung yang
kecil terletak di pinggir Sungai Bingai, kira-kira di Kelurahan Pekan Binjai yang sekarang.
Upacara adat dalam rangka pembukaan Kampung tersebut diadakan di bawah sebatang
pinggir Sungai Bingai yang bermuara ke
dilayari sampan-sampan besar yang berkayuh sampai jauh ke udik.
Di sekitar pohon Binjai yang besar itulah kemudian dibangun beberapa rumah yang
yang ramai didatangi oleh tongkang-tongkang yang datang dari
dari
kota Binjai. Konon pohon Binjai ini adalah sebangsa pohon
dari
4.1.5. PDRB
PDRB atas harga konstan adalah jumlah nilai produksi atau pendapatan atau pengeluaran
yang di nilai atas dasar harga tetap (harga pada tahun dasar) yang digunakan selama satu tahun.
PDRB kota Binjai pada tahun 2012 sebesar Rp. 2.284.050.000 Juta. Apabila dilihat menurut
Tabel 4.1
Produk Domestik Regional Bruto Kota Binjai Atas Dasar Harga Konstan Tahun 1994-2012
(Juta)
Tahun PDRB atas harga konstan
1994 1.001.103.000
4.2. Pekembangan Tenaga Kerja Di Kota Binjai
Tenaga kerja merupakan unsure utama di dalam proses produksi barang dan jasa serta
mengatur sarana produksi untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. Tenaga kerja merupakan
bagian penting dari penduduk dimana pertumbuhan tenaga kerja sejalan dengan pertumbuhan
penduduk. Pada tahun 1994 jumlah tenaga kerja sebesar 109.080 jiwa. Jumlah tenaga kerja terus
meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000 jumlah tenaga kerja yang diserap meningkat
pesat yaitu sebesar 142.040 jiwa.
Krisis ekonomi menyebabkan banyaknya pengangguran dan pemutusan hubungaan kerja
dari perusahaan sehingga jumlah tenaga kerja yang di serap tahun 2001 hanya sebesar 150.050
jiwa. Kemudian pada tahun 2004 keadaan ekonomi mulai pulih kembali dan jumlah tenaga kerja
di kota Binjai mengalami kenaikan menjadi sebesar 198.300 jiwa dan pada tahun 2009 mencapai
Selanjutnya produktivitas tenaga kerja pada periode 1994-2012 dapat pada Tabel 4.3
berikut :
Tabel 4.2
Jumlah Tenaga Kerja Kota Binjai Tahun 1994-2012 (Jiwa)
4.3. Perkembangan Produktivitas Tenaga Kerja Di Kota Binjai
Untuk mengukur tenaga kerja didasarkan pada fungsi produktivitas cobb-Douglas, yaitu
produksi rata-rata per satuan tenaga kerja dengan formula sebagai berikut :
Produktivitas Tenaga Kerja = PDRB
Jumlah Tenaga Kerja
Dimana :
PDRB = Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan
Harga konstan
Tabel 4.3
Perkembangan Produktivitas Tenaga Kerja Di Kota Binjai
Tahun harga konstan PDRB atas
(Juta)
Jumlah tenaga kerja Produktivitas tenaga kerja (Ribu)
1994
1.001.103.000 109.080 9177,69527
1995
1.010.113.000 120.500 8382,680498
1996
1.004.304.000 123.400 8138,606159
1997
1.101.451.000 125.201 8797,461682
1998
1.101.304.000 126.449 8709,471803
1999
1.112.411.000 140.032 7943,977091
2000
1.112.563.000 142.040 7832,744297
2001
1.156.611.000 150.050 7708,17061
2002
1.233.404.000 150.080 8218,310235
2003
1.345.309.000 160.000 8408,18125
2004
1.455.203.000 198.300 7338,391326
2005
1.531.966.000 200.400 7644,540918
2006
1.613.444.000 210.000 7683,066667
2007
1.705.073.000 210.010 8119,008619
2008
1.796.236.000 210.280 8542,115275
2009
1.905.182.000 221.000 8620,733032
2010
2.020.895.000 221.300 9131,924989
2011
2.147.820.000 233.045 9216,33161
2012
2.284.050.000 254.000 8992,322835
Perkembangan Produktivitas tenaga kerja di kota Binjai pada umumnya mengalami
kenaikan tiap tahunnya. Pada tahun 1995 bernilai Rp. 9177,69527 ribu, kemudian pada tahun
1996 mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp. 8138,606159 ribu, Selanjutnya pada tahun-tahun
berikutnya terus mengalami kenaikan. Tetapi pada tahun 2004 sedikit mengalami kenaikan
sebesar Rp. 7338,391326 ribu dan pada tahun 2005 menjadi Rp. 7644,540918 ribu. Pada tahun
2010 produktivitas tenaga kerja di kota Binjai mencapai Rp. 9131,924989 ribu.
4.4. Perkembangan Tingkat Upah Di Kota Binjai
Definisi Upah berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 1997 tentang ketenaga kerjaan
:“Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan
dari pengusaha kepada pekerja atas suatu jasa yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan, dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undang
termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya”.
Besarnya UMR (Upah Minimum Regional) yang sekarang lazim dikenal dengan Upah
Minimum Propinsi (UMP) tiap tahunnya terus mengalami peningkatan dan penurunan. Hal ini
didasarkan pada kebutuhan fisik/hidup minimum, indeks harga konsumen, perluasan kesempatan
kerja, upah pada umumnya yang berlaku secara regional, kelangsungan perusahaan, dan tingkat
perkembangan ekonomi refional atau pun nasional.
Pada tahun 1994-1997 tingkat upah masih di kenal dengan nama UMR(Upah Minimum
Regional), yang besarnya berturut-turut Rp. 650.404; Rp 668.097; Rp. 769.644 dan
Rp.710.850. Kemudian pada tahun 1998 sampai sekarang tingkat upah dikenal dengan nama
UMP (Upah Minimum Propinsi), Upah Minimum Regional naik Rp. 810.000 pada tahun 1998
dan pada tahun 2003 UMR kota Binjai semakin meningkat menjadi Rp.888.000 dan pada tahun
4.5. Hasil Model Estimasi
Berdasarkan data yang diperlukan didalam model estimasi diperoleh dan dianalis melalui
persamaan linier dan melalui perhitungan computer (lampiran) diperoleh koefisien dan besaran
statistic sebagai berikut :
Y = α + β1X1+ β2X2 + µ
Berikut ini hasil pengolahan data dengan menggunakan metode OLS ()rdinary Least
Square) :
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 11390.41 1640.041 6.945196 0.0000
X1 0.002660 0.000900 2.955881 0.0093
X2 -56.33470 20.63658 -2.729846 0.0148
R-squared 0.392681 Mean dependent var 8347.670
Adjusted R-squared 0.316766 S.D. dependent var 569.0712
S.E. of regression 470.3828 Akaike info criterion 15.28891
Sum squared resid 3540159. Schwarz criterion 15.43803
Log likelihood -142.2446 Hannan-Quinn criter. 15.31415
F-statistic 5.172641 Durbin-Watson stat 1.542098
Prob(F-statistic) 0.018507
Dari hasil regresi diatas, dapat dibentuk model hasil estimasi sebagai berikut :
4.6. Interpretasi Model
Berdasarkan model estimasi di atas dapat di jelaskan pengaruh variabel independen yaitu
X1 (tingkat upah) dan X2 (pendidikan), di kota Binjai sebagai berikut :
4.6.1. Tingkat Upah
Tingkat upah (X1) berpengaruh positif terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Binjai.
Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regres X1, yaitu sebesar 0.002660. Artinya, apabila X1
(tingkat upah ) naik Rp 1 perbulan, maka Y (produktivitas tenaga kerja ) akan naik sebesar Rp
0.003 (ceteris paribus). Hasil ini sesuai dengan hipotesis awal.
4.6.2. Pendidikan
Pendidikan (X2) berpengaruh negatif terhadap produktivitas tenaga kerja di kota Binjai.
Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi X2, yaitu sebesar -56.33470 Artinya, apabila X2
(pendidikan) naik 1%, maka Y (produktivitas tenaga kerja) akan turun sebesar 56.33 juta (ceteris
paribus). Hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis awal.
4.7. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
4.7.1. Uji Normalitas
Untuk melihat apakh data telah berdistribusi normal dengan menggunakan JB-test adalah
dengan melihat angka probability. Apabila angka probability > 0,05 maka data berdistribusi
0
Sumber : Hasil Regresi Eviews 4.1
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Dari tampilan di atas ditemukan bahwa angka probability adalah 0,674939 dengan demikian data telah berdistribusi normal karena angka probability 0,674939 > 0,05.
4.7. 2. Uji Multikolinieritas
Adanya Multikolinieritas ditandai dengan :
1. Nilai standart errornya memiliki nilai yang tak terhingga atau cukup besar.
2. Sebagian besar tanda arah dari koefisien regresi berlawanan dengan teori atau hipotesis.
3. Nilai koefisien determinasinya (R2) tinggi > 0,8 tetapi hanya sedikit variabel independen
yang signifikan mempengaruhi variabel dependen melalui uji t.
4. Uji-t (t-rasio) tidak signifikan.
5. Adanya korelasi antar variabel independen ditandai dengan nilai koefisien korelasi diatas
0,85.
Dari hasil regresi, tidak terdapat multikolinieritas antara variabel independen karena tidak
4.7.3. Autokorelasi
Untuk mengetahui adanya autokorelasi, harus dilakukan pengujian.
a. Hipotesis : Ho : p = 0, artinya tidak ada autokorelasi
Ha : p ≠ 0, artinya ada autokorelasi
b. Kriteria pengambilan keputusan :
0 < d < dL : Menolak Ho : ada autokorelasi positif
dL≤ d ≤ du : Daerah keragu-raguan (Indecision): tidak ada
keputusan
du ≤ d ≤ 4-du : Menerima Ho : tidak ada autokorelasi
positif/negative
4- du≤ d ≤ 4-dL : Daerah keragu-raguan (Indecision): tidak ada
keputusan
4- dL ≤ d ≤ 4 : Menolak Ho : ada autokorelasi negative
c. d = 1.542098 ( Hasil regres)
d. α = 1% k : 2 n : 20
e. Keputusan :
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa 0 < d < dL ( 1.542098 > 0.85),
Artinya Ha diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada autokorelasi
negatif. Karena terdapat autokorelasi negatif maka harus diobatin. Ada beberapa cara
yang dapat di lakukan untuk mengobatin autokorelasi. Metode yang digunakan untuk
mengobati masalah autokorelasi adalah dengan mencari nilai p yang sesungguhnya.
Pada metode ini, nilai p harus di estimasikan dengan cara menggunakan model AR
menghilangkan autokorelasi pada persamaan. Untuk itu, dalam estimasi regresi perlu
ditambahkan AR(1) sehingga variabel bebas (Independent variabel) jika di uji
hasilnya akan seperti tabel berikut :
4.8. Test of Goodness of fit (Uji Kesuaian)
4.8.1. Koefisien determinasi (R2)
Berdasarkan hasil estimasi program E-views dapat dilihat nilai R-square adalah sebesar
0.392681 yang berarti bahwa variabel X1 (tingkat upah) dan X2 (pendidikan), secara
bersama-sama mampu memberikan penjelasan variabel Y (produktifitas tenaga kerja ) sebesar 39,26%.
4.8.2. Uji T-Statistik (Uji Parsial)
4.8.3. Tingkat Upah
Untuk variabel X1 (tingkat upah) di peroleh nilai t-hitung sebesar 0.002660 dengan nilai
probabilitas (signifikansi) sebesar 0,001. Dengan demikian Ha diterima, karena nilai probalititas
lebih kecil dari nilai α 0,5 (0.0093 < 0.05). Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel X1 (tingkat
upah) berhubungan nyata atau signifikan terhadap variabel Y (produktifitas tenaga kerja) dengan
pengujian pada tingkat kepercayaan 95%. (α = 5%).
4.8.4. Tingkat Pendidikan
Untuk variabel X2 (Tingkat Pendidikan) diperoleh nilai probabilitas 0.0148. Dengan
demikian Ho diterima, karena nilai probabilitas lebih besar dari nilai α 0,05 (0.0148 < 0,05).
berarti dapat disimpulkan bahwa variabel X2 (Tingkat Pendidikan) berpengaruh nyata atau
signifikan terhadap variabel Y (produktifitas tenaga kerja) dengan pengujian pada tingkat
4.8.3. Uji F-Statistik (Uji Serempak)
Untuk membuktikan nilai R-square tersebut diatas, maka di lakukan pengujian dengan
menggunakan uji F.Hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho : β1 = β2 = 0
Ha: β1 = β2 ≠ 0
Artinya berdasarkan data yang tersedia akan dilakukan pengujian terhadap β1 dan β2
secara bersama-sama apakah sama dengan nol yang berarti tidak berpengaruh terhadap variabel
terikat, atau tidak sama dengan nol yang berarti mempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel terikat.
Berdasarkan hasil estimasi program E-Views, di peroleh nilai F-hitung sebesar 5.172641
dengan nilai probabilitas (signifikan) adalah sebesar 0.0093. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha
di terima, karena nilai probalitasnya (signifikansi) lebih kecil dari nilai α 0,05 (0.0093 < 0.05).
Berarti dapat disimpulkan bahwa variabel X1 (tingkat upah) dan X2 (pendidikan) secara
serempak berpengaruh nyata dan signifikan terhadap Y (produktifitas tenaga kerja) kota Binjai.
Pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%), Artinya variabel-variabel independen signifikan secara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian –uraian sebelumnya maka dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1. Tingkat upah berpengaruh positif terhadap produktifitas tenaga kerja di kota Binjai. Hal
ini di tunjukan oleh koefisien regresinya yaitu sebesar 0.002660. Artinya, apabila tingkat
upah naik sebesar Rp 1 perbulan maka produktifitas tenaga kerja naik sebesar 0.003
(ceteris paribus). Hasil ini sesuai dengan hipotesis awal. Dari penguji t-statistik juga
dapat disimpulkan bahwa tingkat upah berpengaruh nyata atau signifikan terhadap
produktivitas tenaga kerja di kota Binjai pada tingkat kepercayaan 95%.
2. Tingkat pendidikan berhubungan negatif terhadap produktivitas tenaga kerja di Kota
Binjai. Hal ini ditunjukan oleh koefisien regresinya, yaitu sebesar -50,33. Namun dari
hasil pengujian t-statistik pada tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa pendidikan
5.2. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis, yaitu:
1 Untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan di Kota Binjai berdasarkan tingkat
pertumbuhan angkatan kerja yang ada, maka pemerintah diharapkan agar lebih
meningkatkan pelaksanaan program-program yang bersifat padat karya.
2 Untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja di Kota Binjai, maka pemerintah
diharapkan dapat membuat kebijakan upah yang sesuai, karena dari hasil analisis
menyatakan bahwa tingkat upah berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja di Kota
Binjai. Selain itu juga diharapkan agar pemerintah lebih meningkatkan pelaksanaan
program pelatihan tenaga kerja.
3 Kepada para pengusaha diharapkan untuk lebih menjamin kesejahteraan tenaga kerjanya
dengan menetapkan upah yang sesuai, tidak hanya berpatok pada kebijakan UMP.
4 Tenaga kerja juga diharapkan mau mengikuti program pelatihan tenaga kerja untuk
DAFTAR PUSTAKA
Amang, Beddu. 1993. Masalah Pendidikan dan Angkatan Kerja. Jakarta : Penerbit PT. Dharma Karsa Utama
Andayani, Dewi. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Di Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Medan.
Andreas, Ryan. 2012. Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan, Tingkat Kesehatan, dan Investasi terhadap Produktivitas Tenaga Kerja di Kota Medan. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Medan.
Arif, sritua. 1993. Metode penelitian Ekonomi. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press)
Bakir, Zainab.1984. Angkatan kerja di Indonesia. Jakarta : Penerbit CV. Rajawali
Iqbal, Hasan. 2004. Analisis Data Penelitian Dangan Statistik : Penerbit Bumi Aksara
Musanef. 1986. Manajemen Kepegawaian di Indonesia. Jakarta :Departemen Tenaga Kerja.
Sinungan, Muchdarsyah. 1985. Produktivitas : Apa dan Bagaimana, Edisi II. Jakarta Penerbit Bumi Aksara.
Sirojuzilam. 2008. Disparitas Ekonomi & Perencanaan regional. Medan: Pustaka bangsa Press
Soepomo, Iman. 1989. Hukum Perburuan Undang-Undang dan Peraturan. Jakarta : Penerbit Djambatan
Tjiptoheriyanto, Priyono. 1996. Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan Nasional Jakarta : Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat, 2007.Pedoman Praktis Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika, USU press, Medan.
Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Binjai 2011 Bps kota Binjai
BPS binjai judul binjai dalam angka 2004
Statistik daerah kota binjai 2011 bps binjai
Jakarta : Lembaga penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.7 mei2014
Lampiran 1
Perkembangan Produktivitas Tenaga Kerja
Tahun PDRB atas harga konstan (Juta)
1994 1.001.103.000 650.404 109.080 9177,69527 80,23
1995 1.010.113.000 668.097 120.500 8382,680498 83,14
1996 1.004.304.000 769.644 123.400 8138,606159 84,02
1997 1.101.451.000 710.850 125.201 8797,461682 87,28
1998 1.101.304.000 810.000 126.449 8709,471803 87,2
1999 1.112.411.000 988.000 140.032 7943,977091 92,17
2000 1.112.563.000 710.000 142.040 7832,744297 97,2
2001 1.156.611.000 830.000 150.050 7708,17061 98,39
2002 1.233.404.000 934.000 150.080 8218,310235 98,45
2003 1.345.309.000 888.000 160.000 8408,18125 98,66
2004 1.455.203.000 800.200 198.300 7338,391326 98,75
2005 1.531.966.000 825.000 200.400 7644,540918 98,33
2006 1.613.444.000 830.000 210.000 7683,066667 98,11
2007 1.705.073.000 770.000 210.010 8119,008619 98,31
2008 1.796.236.000 825.000 210.280 8542,115275 98,28
2009 1.905.182.000 925.000 221.000 8620,733032 99,18
2010 2.020.895.000 980.000 221.300 9131,924989 99,19
2011 2.147.820.000 1.170.000 233.045 9216,33161 99,22
Lampiran 2
Hasil Pengolahan Data Eviews 4.1
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 27/06/14 Time: 06:33 Sample: 1994 2012
Included observations: 19
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 11390.41 1640.041 6.945196 0.0000
X1 0.002660 0.000900 2.955881 0.0093
X2 -56.33470 20.63658 -2.729846 0.0148
R-squared 0.392681 Mean dependent var 8347.670
Adjusted R-squared 0.316766 S.D. dependent var 569.0712
S.E. of regression 470.3828 Akaike info criterion 15.28891
Sum squared resid 3540159. Schwarz criterion 15.43803
Log likelihood -142.2446 Hannan-Quinn criter. 15.31415
F-statistic 5.172641 Durbin-Watson stat 1.542098
Lampiran 3
Uji Multikolinearitas
Obs X1 X2 Y
1994 650404 80.23 9.177.695
1995 668097 83.14 8.382.680
1996 769644 84.02 8.138.606
1997 710850 87.28 8.797.462
1998 810000 87.2 8.709.472
1999 988000 92.17 7.943.977
2000 710000 97.2 7.832.744
2001 830000 98.39 7.708.171
2002 934000 98.45 8.218.310
2003 888000 98.66 8.408.181
2004 800200 98.75 7.338.391
2005 825000 98.33 7.644.541
2006 830000 98.11 7.683.067
2007 770000 98.31 8.119.009
2008 825000 98.28 8.542.115
2009 925000 99.18 8.620.733
2010 980000 99.19 9.131.925
2011 1170000 99.22 9.216.332
LAMPIRAN 4
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 7270.857 754.2851 9.639401 0.0000
X1 0.001256 0.000868 1.448187 0.1658
R-squared 0.109819 Mean dependent var 8347.670
Adjusted R-squared 0.057456 S.D. dependent var 569.0712
S.E. of regression 552.4812 Akaike info criterion 15.56602
Sum squared resid 5189002. Schwarz criterion 15.66543
Log likelihood -145.8772 Hannan-Quinn criter. 15.58284
F-statistic 2.097246 Durbin-Watson stat 0.843878
Prob(F-statistic) 0.165757
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 10376.81 1934.635 5.363705 0.0001
X2 -21.47469 20.42810 -1.051233 0.3079
R-squared 0.061038 Mean dependent var 8347.670
Adjusted R-squared 0.005804 S.D. dependent var 569.0712
S.E. of regression 567.4172 Akaike info criterion 15.61937
Sum squared resid 5473359. Schwarz criterion 15.71878
Log likelihood -146.3840 Hannan-Quinn criter. 15.63619
F-statistic 1.105090 Durbin-Watson stat 0.694360