Pelaksanaan Ekspor Impor Dengan Menggunakan Cara Pembayaran
Letter of Credit di Kotamadia Daerah Tingkat II Bengkulu
Ganefi
Program Studi Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan perdagangan dewasa ini keberadaan Letter of Credit memegang peranan yang sangat penting bagi kelancaran transaksi jual beli antar negara. Karena dengan Letter of Credit masing-masing eksportir dan importir merasa aman bahwa semua hak-haknya dijamin oleh bank sebagai pihak ketiga yang memberikan kepastian hukum bagi mereka.
Namun demikian dalam praktek sehari-hari penggunaan L/C tidaklah berjalan dengan mulus. Adakalanya terjadi kesalahan, kekurangan atau penyimpangan, sehingga keadaan tersebut akan menjadi masalah bagi kelancaran kegiatan ekspor impor.
Bertolak dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pelaksanaan ekspor impor dengan menggunakan L/C sebagai cara
pembayaran transaksi di Kotamadia Bengkulu?
2. Apakah ada hambatan dalam pembukaan dan pembayaran dengan L/C bagi eksportir dan importir di kotamadia Bengkulu ?
3. Apakah ada penyimpangan yang terjadi dalam pembukaan dengan L/C bagi eksportir dan importir di kotamadia Bengkulu ?
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan metodelogi penelitian yang yuridis-normatif dan sosiologis dan empiris. Pendekatan yuridis sosiologis adalah melihat pelaksanaan, penerapan perundang-undangan maupun ketentuan tertentu dalam masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.a. Dalam melakukan hubungan luar negeri, terdapat 9 responden atau 56,25 % kegiatan ekspor impor dilakukan sendiri, 6 responden atau 37,50 % melalui asosiasi dagang dan hanya 1 atau 6,25 % responden dilakukan melalui perantara kedutaan asing.
1.b. Dalam membuat perjanjian jual beli yang menggunakan L/C semua responden menyatakan perjanjian jual beli dibuat dalam bentuk tertulis.
1.c. Dalam melaksanakan bongkar muat barang 13 responden atau 81,25 % menyatakan selalu memakai jasa ekspedisi muatan kapal taut, sedangkan 3 atau 18,75% responden tidak selalu memakaijasa ekspedisi muatan kapal.
l.d. Dalam memeriksa dokumen, dua bank yang menyatakan waktu untuk memeriksa dokumen 1 hari, sedangkan satu bank menyatakan pemeriksaan dokumen lebih dari 1 hari.
2. Secara teknis dalam pembukaan dan pembayaran dengan L/C para eksportir dan importir tidak pernah menemukan hambatan, namun dalam penguasaan bahasa asing terdapat hambatan. Terlihat dari 8 responden atau 50 % kurang dapat berbahasa
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
Inggris, sedangkan 3 responden atau 18,75 % menguasai bahasa Inggris dan sebanyak 5 responden atau 31,25% sama sekali tidak dapat menguasai bahasa Inggris.
3. Dalam praktek perdagangan yang menggunakan cara pembayaran dengan L/C sebagaimana yang dilakukan eksportir dan importir di Kotamadia Bengkulu jarang terjadi penyimpangan, seandainya terjadi penyimpangan hanya terbatas pada penyimpangan kecil seperti, dokumen tidak lengkap sebesar 25%, salah ketik 43,75% dan dokumen tidak sesuai antara satu dengan lainnya 12,50 %.
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara