• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Prestasi Kerja Karyawan Dalam Mencapai Promosi Jabatan Pada Komisi Pemilihan Umum (Kpu) Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Prestasi Kerja Karyawan Dalam Mencapai Promosi Jabatan Pada Komisi Pemilihan Umum (Kpu) Sumatera Utara"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN

Responden yang terhormat,

Bersama ini saya memohon kesediaan Bapak/ Ibu untuk mengisi kuesioner penelitian dengan judul “Peranan Prestasi Kerja Karyawan dalam Mencapai Promosi Jabatan pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara”. Informasi yang Bapak/Ibu berikan adalah bantuan yang bernilai bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program S-1 di Fakultas Ekonomi USU. Atas kerjasama Bapak/ Ibu, saya ucapkan terima kasih. I. IDENTITAS RESPONDEN

No. Identitas Keterangan

1 Usia …….. tahun

2 Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan

3 Masa Kerja …… tahun

II. KUESIONER PENELITIAN Cara Pengisian Kuesioner

a. Saya memohon kepada bapak/ibu agar memberi tanda checklist ( ) pada salah satu jawaban yang bapak/ibu angap paling sesuai. Penilaian dapat di lakukan berdasarkan skala berikut ini:

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 b. Setiap pertanyaan hanya mewakili 1(satu) jawaban saja

(2)

Peranan Prestasi Kerja Karyawan dalam Mencapai Promosi Jabatan pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara

Tanda pengisian cukup dengan memberikan tanda checklist ( ) pada jawaban yang anda pilih.

1. Variabel Prestasi Kerja (Y)

No Pernyataan STS TS KS S SS

Kualitas kerja 1 Saya mampu melaksanakan program KPU Sumatera

Utara

2 Saya jarang melakukan kesalahan dalam bekerja Kuantitas kerja 3 Saya tanggap menghadapi keluhan peserta pemilu 4 Saya mampu melayani peserta pemilu dengan jumlah

yang banyak

Disiplin kerja 5 Saya selalu hadir tepat waktu dalam bekerja

6 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu

Inisiatif 7 Saya aktif bekerja dalam proes pemilu

8 Saya semangat menyelesaikan pekerjaan tanpa menunggu perintah atasan

Kerja sama 9 Saya mampu bersosialisasi dengan baik dengan rekan

kerja

10 Dalam melaksanakan tugas saya mampu bekerja sama dengan kelompok

2. Variabel Promosi Jabatan (Y)

No Pernyataan STS TS KS S SS

Pendidikan 1 Karyawan di tempatkan pada posisi/jabatan sesuai

dengan latarbelakang pendidikannya

2 Karyawan di tempatkan pada posisi/jabatan sesuai dengan kemampuannya

3 Kenaikan pangkat/jabatan sesuai dengan prestasi kerja karyawan

Pengalaman 4 Promosi jabatan ditetapkan sesuai dengan pengalaman

(3)

Inisiatif Dan Kreatif 5 Karyawan yang memiliki ide kreatif dalam memecahkan

permasalahan mendapat kesempatan promosi jabatan 6 Karyawan yang memiliki inisiatif tinggi memiliki

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ginting, Paham dan Syafrizal Helmi Situmorang, 2008. Filsafat Ilmu dan Metode Riset, USU Press, Medan.

Hasibuan, Malayu, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu S.P, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Kurniawan, Benny, 2012. Metodologi Penelitian, Jelajah Nusa, Tangerang.

Mankuprawira, Tb. Sjafri, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2010. Evaluasi Kinerja SDM, Refika Aditama, Jakarta.

Manullang, M, 2001. Dasar-Dasar Manajemen, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Mathis, L. Robert.,Jacson, H. John, 2006. Human Resource Management Manajemen SDM. Jakarta. Salemba.

Rivai, Veithzal, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: dari Teori Ke Praktik, Edisi Pertama, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Rajawali Pers, Jakarta.

Siagian, Sondang P, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 3. Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Doli M. Ja’far Dalimunthe, 2012. Analisis Data

Penelitian,Medan. USU Press.

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Bandung. CV. Alfabeta.

(5)

Suratman, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Jakarta. Raja Grafindo Persada.

(6)

BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah survei eksplanasi, yaitu metode

penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang

dipelajari adalah data dari sample yang diambil populasi tersebut, sehingga

ditemukan kejadian-kejadian relative distribusi dan hubungan-hubungan antar

variabel. (Sugiyono, 2007:7). Objek telahan metode penelitian survei eksplanasi

adalah untuk melihat peranan prestasi kerja karyawan dalam mencapai promosi

jabatan pada Komisi Pemilihan Uum (KPU) Sumatera Utara.

3. 2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara

yang beralamat JL. Perintis Kemerdekaan, No. 35. Penelitian ini dilaksanakan dari

bulan Juli 2015 sampai dengan Agustus 2015.

3. 3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam

membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan. Maka batasan

operasional Penelitian ini dibatasi pada variabel bebas (independent), prestasi kerja

(7)

3. 4 Definisi Operasional Penelitian

Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel

suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi variabel memberikan dan

menuntun arah peneliti bagaimana cara mengukur suatu variabel. Berikut ini

menjelaskan defenisi operasional variabel yang berisikan indikator, yang digunakan

untuk membantu membuat daftar pernyataan pada penelitian ini.

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

Prestasi

Kualitas kerja 1. Ketepatan kerja 2. Ketelitian kerja

Likert

Kuantitas kerja

1. Kecepatan kerja

2. Hasil kerja yang dicapai

Likert

Inisiatif 1. Aktif menyelesaikan pekerjaan

2. Bekerja atas kemauan sendiri

Likert

Kerja sama 1. Kemampuan bergaul

2. Penyesuaian diri

Likert

2. Jabatan yang ditempati sesuai kemampuan

1. Pegawai Inisiatif dan

kreatif mendapat prioritas dalam promosi.

Likert

(8)

Seperti penjelasan sebelumnya dan terlihat pada Tabel 3.1, adapun variabel

pada penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang nilainya tidak

tergantung pada variabel lainnya.

a. Variabel Prestasi Kerja Karyawan

Hasil kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan.

2. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi

variabel bebas

a. Promosi Jabatan (Y)

Kenaikan jabatan, yakni menerima kekuasaan dan tanggung jawab lebih besar

dari kekuasaan dan tanggung jawab sebelumnya dalam sturuktur organisasi.

3. 5 Skala Pengukuran Variabel

Adapun yang menjadi skala pengukuran dalam penelitian ini adalah skala

Likert sebagai alat utuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

Sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap

variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor

(9)

Kriteria pengukuran variabelnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

No Item Instrument Skala

1

Sangat Tidak Setuju (STS)

5

Menurut Sugiyono (2007:72) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas subyek/obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Berdasarkan

pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini ialah karyawan Komisi

Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara yang berjumlah 37 orang.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap

dapat menggambarkan populasinya (Ginting dan Situmorang, 2008:151). Seperti

telah disebutkan sebelumnya bahwa responden dalam penelitian ini adalah karyawan

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini

kurang dari 100, maka menurut Narimawaty (2008:173): bahwa dalam penelitian

yang populasinya kurang dari 100, maka sebaiknya diambil seluruhnya, sehingga

(10)

yang digunakan adalah sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2007:122) Sampling

Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel.

3. 7 Jenis dan Sumber Data

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian

melalui wawancara dan kuesioner di lapangan.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh untuk melengkapi data primer

dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain.

Biasanya sudah dalam bentuk publikasi seperti data yang diperoleh dari

situasi-situasi internet dan data lainnya yang berhubungan langsung dengan

objek yang diteliti.

3. 8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan kuesioner, yaitu tehnik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawab (Sugiyono, 2007:97)

1. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar

pernyataan tertulis untuk diisi responden. Kuesioner ini menggunakan sistem

tertutup, yaitu bentuk pernyataan yang disertai alternatif jawaban dan

responden tinggal memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut.

(11)

a. Identitas responden

b. Data mengenai tanggapan responden terhadap peranan prestasi kerja

dalam mencapai promosi jabatan.

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi dari

buku-buku, tulisan ilmiah, internet dan literatur lainnya yang memiliki

hubungan dengan permasalahan yang diteliti.

3. 9 Uji Validitas dan Realibilitas 3. 9. 1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat

setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan

(Kuesioner). Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu

mengukur apa yang ingin diukur. Dalam penelitian ini sampel uji validitas diambil

sebanyak 30 orang karyawan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Medan diluar dari

pada sampel dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows dengan kriteria

sebagai berikut:

1. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dikatakan valid.

(12)

Tabel 3.3

Sumber: Hasil pegolahan SPSS 16,0 (Juli 2015)

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan valid, hal ini

dapat dilihat dari rhitung pada corrected item-total correlation yang pada keseluruhan

butir lebih besar dari rtabel (0,361).

3. 9. 2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Situmorang, 2008:37). Bila suatu alat

pengukur di pakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran

(13)

Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam

penelitian ini adalah menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha yaitu suatu

kontruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >

0.60 (Ghozali, 2005:41-42)

Tabel 3.4 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.943 16

Sumber: Hasil pegolahan SPSS 16,0 (Juli 2015)

Pada Tabel 3.4 diketahui bahwa koefisien alpha pada tingkat signifikansi 5%

adalah 0,943. Ini berarti 0,943 > 0,60 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner

tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden agar dapat dijadikan

sebagai instrumen penelitian.

3.10 Metode Analisis Data 3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis dengan cara data yang disusun dan dikelompokkan, kemudian

dianalisis sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk

menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupa daftar

pernyataan yang telah di isi oleh sejumlah responden penelitian yaitu karyawan

(14)

3.10.2 Metode Analisis Kuantitatif

Peneliti menganalisis dengan metode analisis regresi linear sederhana. Dalam

menganalisis data, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows.

Adapun model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan : Y = Variabel Prestasi Kerja Karyawan

X = Variabel Promosi Jabatan

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

3.10.3 Pengujian Hipotesis 3.10.3.1 Uji Hipotesis (Uji-t)

Uji hipotesis dilakukan dengan uji t yaitu secara parsial untuk membuktikan

hipotesis awal tentang hubungan prestasi kerja karyawan sebagai variabel bebas (X)

terhadap promosi jabatan sebagai variabel terikat (Y). Hasil uji ini pada hasil program

SPSS 16.0 for windows.

Kriteria Pengambilan Keputusan, yaitu:

H0 diterima, apabila thitung< ttabel pada α = 5%

Ha diterima, apabila thitung> ttabelpada α = 5%

Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel independen yaitu prestasi kerja karyawan (X)

(15)

H0 : bi = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel independen yaitu prestasi kerja karyawan (X) terhadap variabel

dependen yaitu promosi jabatan (Y).

Ha : bi ≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel

independen yaitu prestasi kerja karyawan (X) terhadap variabel dependen yaitu

promosi jabatan (Y).

3.10.3.2Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain, koefisien determinasi

digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yang diteliti yaitu

(16)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Sejarah KPU Sumatera Utara

Pemilihan Umum sebagai sarana penyaluran aspirasi demokrasi memegang

peranan penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui pemilu setiap

warga negara memiliki hak untuk menentukan orang-orang yang akan duduk di kursi

kepemimpinan.

Secara historis, Indonesia telah mengalami 10 kali pemilihan umum

masing-masing tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004 dan 2009.

Pada awalnya pemilu ditujukan hanya untuk memilih anggota lembaga perwakilan

seperti DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Namun seiring

dilakukannya amandemen UUD 1945 pada tahun 2002, pemilihan presiden dan wakil

presiden (pilpres), yang sebelumnya dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan

langsung oleh rakyat. Sehingga semenjak 2004 pilpres pun dimasukkan ke dalam

rezim pemilu.

Sedangkan pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007,

pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) dimasukkan pula sebagai

bagian dari rezim pemilu. Sehingga pemilu yang saat ini di kenal masyarakat adalah

pemilu legislatif dan pemilu presiden dan wakil presiden yang diadakan acap lima

(17)

.

4.1.2 Tugas Dan Wewenang

Dalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan

Umum dan Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan

Komisi Pemilihan Umum dan Penetapan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat

Umum Komisi Pemilihan Umum, dijelaskan bahwa untuk melaksanakan Pemilihan

Umum, KPU mempunyai tugas kewenangan sebagai berikut :

1. Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum

2. Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak sebagai

peserta Pemilihan Umum

3. Membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan

mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat sampai di

Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS

4. Menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap

daerah pemilihan

5. Menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan

untuk DPR, DPRD I dan DPRD II

6. Mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan

Umum

(18)

Dalam Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 terdapat tambahan

huruf: Tugas dan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor

3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum. Sedangkan dalam Pasal 11 Undang-undang

Nomor 3 Tahun 1999 tersebut juga ditambahkan, bahwa selain tugas dan kewenangan

KPU sebagai dimaksud dalam Pasal 10, selambat-lambatnya 3 (tiga) tahun setelah

Pemilihan Umum dilaksanakan, KPU mengevaluasi sistem Pemilihan Umum.

4.1.3 Visi Dan Misi 4.1.3.1 Visi

Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan

Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi

terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD

1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

4.1.3.2 Misi

Adapun misi KPU Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

1. Membangun lembaga penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki

kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan Pemilihan

Umum

2. Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden

dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara

(19)

3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilihan Umum yang bersih, efisien

dan efektif

4. Memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum secara adil dan setara, serta

menegakkan peraturan Pemilihan Umum secara konsisten sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku

5. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam

Pemilihan Umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang

demokratis.

4.2 Analisis Deskriptif

Merupakan metode analisis data dengan cara data disusun,

dikelompokkan, kemudian disajikan sehingga diperoleh gambaran tentang

masalah yang dihadapi. Analisis deskriptif pada penelitian ini adalah

komposisi karyawan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara.

Berdasarkan data dari 37 responden sebagai karyawan Komisi Pemilihan

Umum (KPU) Sumatera Utara, melalui daftar pertanyaan didapat kondisi

responden tentang jenis kelamin, usia, dan lama bekerja pada Komisi

Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara.

Gambaran umum objek penelitian tersebut satu per satu dapat diuraikan

sebagai berikut:

4.2.1.Karakteristik Responden

(20)

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel

4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Pria 20 54

2 Wanita 17 46

Jumlah 37 100

Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner (2015).

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 37 responden, 54% responden merupakan

laki-laki dan 46% adalah perempuan.

4.2.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut

ini:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia (tahun) Frekuensi Persentase

(%)

Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner (2015).

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang berumur antara

24-27 tahun sebanyak 2 orang (5.4%), diikuti dengan usia responden 28-31 tahun

sebanyak 7 orang (18,9%). Lalu usia responden 31-34 tahun sebanyak 11 orang

(21)

4.2.1.3. Karakteristik Responden Masa Kerja

Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Tabel 4.3

berikut ini:

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

No Usia (tahun) Frekuensi Persentase

(%)

1 1-3 2 5,4

2 4-6 5 13,5

3 7-9 12 32,4

5 >10 18 48,7

Jumlah 84 100

Sumber: Hasil pengolahan data kuesioner (2015).

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang telah bekerja

antara 1-3 tahun sebanyak 2 orang (5,4%), diikuti dengan masa kerja responden 4-6

tahun sebanyak 5 orang (13,5%). Lalu masa kerja responden 7-9 tahun sebanyak 12

orang (32,4%) dan masa kerja responden serta masa kerja responden diatas 10 tahun,

sebanyak 18 orang (48,7%).

4.2.2 Deskriptif Variabel

Setelah mengetahui karakteristik dari responden penelitian, berikut ini akan

ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan deskriptif penelitian

berdasarkan pendapat responden mengenai variabel prestasi kerja dan variabel

(22)

4.2.2.1 Deskripsi Variabel Prestasi Kerja

Prestasi kerja adalah hasil kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan. Hasil tanggapan terhadap prestasi kerja dapat

dijelaskan pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Prestasi Kerja

Indikator Penelitian (Pernyataan)

1. saya mampu melaksanakan

program KPU Sumatera Utara 14 37,84 18 48,65 2 5,41 2 5,41 1 2,70 4,14 2. saya mampu bekerja sesuai

dengan standart pekerjaan 10 27,03 18 48,65 8 21,62 1 2,70 0 0,00 4,00 3. saya mampu memutakhirkan

data pemilu berdasarkan data

kependudukan yang tersedia 18 48,65 18 48,65 1 2,70 0 0,00 0 0,00 4,46 4. saya mampu menyusun daftar

peserta pemilu 6 16,22 16 43,24 12 32,43 3 8,11 0 0,00 3,68 5. saya selalu hadir tepat waktu

dalam bekerja 10 27,03 23 62,16 4 10,81 0 0,00 0 0,00 4,16 6. saya mampu menyelesaikan

pekerjaan dengan tepat waktu 19 51,35 18 48,65 0 0,00 0 0,00 0 0,00 4,51 7. saya aktif bekerja dalam

proses pemilu 16 43,24 19 51,35 2 5,41 0 0,00 0 0,00 4,38 8. saya semangat menyelesaikan

pekerjaan tanpa menunggu

perintah atasan 10 27,03 23 62,16 4 10,81 0 0,00 0 0,00 4,16 9. saya mampu bersosialisasi

dengan baik kepada rekan

kerja 22 59,46 11 29,73 3 8,11 1 2,70 0 0,00 4,46

10. saya mampu bekerja sama

dengan kelompok 24 64,86 10 27,03 3 8,11 0 0,00 0 0,00 4,57

(23)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

1. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya mampu melaksanakan program

KPU Sumatera Utara, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 14

orang (37,84%), responden yang menjawab setuju sebanyak 18 orang (48,65%),

responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 2 orang (5,41%) responden

yang menjawab tidak setuju sebanyak 2 orang (5,41%) dan yang menjawab

sangat tidak setuju sebanyak 1 orang (2,70%).

2. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya mampu bekerja sesuai dengan

standart pekerjaan, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 10

orang (27,03%), responden yang menjawab setuju sebanyak 18 orang (48,65%),

responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 8 orang (21,62%) responden

yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 orang (2,70%).

3. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya mampu memutakhirkan data

pemilu berdasarkan data kependudukan yang tersedia, responden yang menjawab

sangat setuju yaitu sebanyak 18 orang (48,65%), responden yang menjawab

setuju sebanyak 18 orang (48,65%), responden yang menjawab kurang setuju

sebanyak 1 orang (2,70%).

4. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya mampu menyusun daftar peserta

pemilu, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 6 orang

(16,22%), responden yang menjawab setuju sebanyak 16 orang (43,24%),

responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 12 orang (32,43%) responden

(24)

5. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya selalu hadir tepat waktu dalam

bekerja, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 10 orang

(27,03%), responden yang menjawab setuju sebanyak 23 orang (62,16%),

responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 4 orang (10,81.

6. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya mampu menyelesaikan pekerjaan

dengan tepat waktu, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 19

orang (51,35%), responden yang menjawab setuju sebanyak 18 orang (48,65%),

7. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya aktif bekerja dalam proses pemilu,

responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 16 orang (43,24%),

responden yang menjawab setuju sebanyak 19 orang (51,35%), responden yang

menjawab kurang setuju sebanyak 2 orang (5,41%).

8. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya semangat menyelesaikan

pekerjaan tanpa menunggu perintah atasan, responden yang menjawab sangat

setuju yaitu sebanyak 10 orang (27,03%), responden yang menjawab setuju

sebanyak 23 orang (62,16%), responden yang menjawab kurang setuju sebanyak

4 orang (10,81%).

9. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa saya mampu bersosialisasi dengan baik

kepada rekan kerja, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 22

orang (59,46%), responden yang menjawab setuju sebanyak 11 orang (29,73%),

responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 3 orang (8,11%) responden

(25)

10. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa dalam pelaksanaan tugas saya mampu

bekerja sama dengan kelompok, responden yang menjawab sangat setuju yaitu

sebanyak 24 orang (64,86%), responden yang menjawab setuju sebanyak 10

orang (27,03%), responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 3 orang

(8,11%).

4.2.2.2Deskripsi Variabel Promosi Jabatan

Promosi jabatan adalah kenaikan jabatan, yakni menerima kekuasaan

dan tanggung jawab lebih besar dari kekuasaan dan tanggung jawab

sebelumnya dalam sturuktur organisasi. Hasil tanggapan terhadap promosi

jabatan dapat dijelaskan pada Tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5

Distribusi Pendapat Responden Terhadap Promosi Jabatan

Indikator Penelitian 12.karyawan di tempatkan

pada posisi/jabatan sesuai 15.karyawan yang memiliki

ide kreatif dalam memecahkan

permasalahan mendapat

(26)

jabatan

16.karyawan yang memiliki inisiatif tinggi memiliki peluang mendapatkan

promosi jabatan 22 59,46 12 32,43 3 8,11 0 0,00 0 0,00 4,51

Sumber: Hasil pegolahan SPSS 16,0 (Juli 2015) Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

1. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa karyawan ditempatkan pada

posisi/jabatan sesuai dengan latar belakang pendidikannya, responden yang

menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 16 orang (43,24%), responden yang

menjawab setuju sebanyak 19 orang (51,35%), responden yang menjawab kurang

setuju sebanyak 1 orang (2,70%) responden yang menjawab tidak setuju sebanyak

1 orang (2,70%).

2. Melalui peryataan dari kuesioner bahwa karyawan di tempatkan pada

posisi/jabatan sesuai dengan kemampuannya, responden yang menjawab sangat

setuju yaitu sebanyak 11 orang (29,73%), responden yang menjawab setuju

sebanyak 18 orang (48,65%), responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 7

orang (18,92%) responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 1 orang (2,70%).

3. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa kenaikan pangkat/jabatan sesuai dengan

prestasi kerja karyawan, responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak

23 orang (62,16%), responden yang menjawab setuju sebanyak 12 orang

(32,43%), responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 1 orang (2,70%)

(27)

4. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa promosi jabatan ditetapkan sesuai

dengan pengalaman karyawan, responden yang menjawab sangat setuju yaitu

sebanyak 18 orang (48,65%), responden yang menjawab setuju sebanyak 18 orang

(48,65%), responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 1 orang (2,70%).

5. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa karyawan yang memiliki ide kreatif

dalam memecahkan permasalahan mendapat kesempatan promosi jabatan,

responden yang menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 18 orang (48,65%),

responden yang menjawab setuju sebanyak 18 orang (48,65%), responden yang

menjawab kurang setuju sebanyak 1 orang (2,70%).

6. Melalui pernyataan dari kuesioner bahwa karyawan yang memiliki inisiatif tinggi

memiliki peluang mendapatkan promosi jabatan, responden yang menjawab sangat

setuju yaitu sebanyak 22 orang (59,46%), responden yang menjawab setuju

sebanyak 12 orang (32,43%), responden yang menjawab kurang setuju sebanyak 3

orang (8,11%).

4.3 Analisis Kuantitatif

4.3.1 Metode Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

variabel bebas prestasi kerja (X) terhadap variabel terikat promosi jabatan (Y) yang

dilakukan pada 37 orang karyawan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera

Utara.

Analisis Regresi Linear Sederhana dalam penelitian ini menggunakan

(28)

Y=a+bX

Tabel 4.6

Coefficients Regresi Sederhanaa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 7.413 4.707 1.575 .124

Prestasi_Kerja .446 .110 .564 4.042 .000

a. Dependent Variable: Promosi_Jabatan

Sumber: Data diolah (2015)

1. Konstanta (a) = 7,413, ini menunjukkan tingkat konstan, dimana jika variabel

prestasi kerja (X) adalah 0, maka promosi jabatan (Y) tetap ada sebesar 7,413,

dengan asumsi variabel lain tetap.

2. Koefisien X= 0,446. Hal ini menunjukkan prestasi kerja berpengaruh positif

terhadap promosi jabatan. Dengan kata lain jika prestasi kerja ditingkatkan

sebesar satu-satuan maka akan meningkatkan promosi jabatan sebesar 0,446

4.3.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Pengujian Hipotesa:

H0: Prestasi kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap promosi jabatan

pada karyawan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara. Ho diterima jika

(29)

Ha: Prestasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap promosi jabatan pada

karyawan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara. Ha diterima jika

thitung > ttabel pada α = 5%

Nilai ttabel dapat dilihat pada α = 5% yang diperoleh dari n-k

n= jumlah sampel yaitu 37 orang

k= jumlah variabel yang digunakan yaitu 2

maka nilai ttabel 5%(35) adalah 1,68.

hasil uji secara dapat dilihat pada tabel 4.7

Tabel 4.7

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 7.413 4.707 1.575 .124

Prestasi_Kerja .446 .110 .564 4.042 .000

a. Dependent Variable: Promosi_Jabatan

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat nilai Thitung> Ttabel (4,042>1,68) dan nilai

signifikan 0,00. Hal ini dapat disimpulkan “Variabel prestasi kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap promosi jabatan pada karyawan Komisi Pemilihan

Umum Provinsi Sumatera Utara” (Ha diterima).

4.3.3 Pengujian Koefisien Determinan (R²)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa

(30)

terikat. Jika (R2) semakin besar nilainya (mendekati 1), maka dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel bebas (prestasi kerja) besar terhadap variabel terikat (promosi

jabatan). Berarti model yang digunakan semakin kuat menerangkan pangaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat.

4.8

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .564a .318 .299 2.27077

a. Predictors: (Constant), Prestasi_Kerja

Pada Tabel 4.8 dapat disimpulkan sebagai berikut:

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat nilai R= 0,564. Hal ini dapat disimpulkan

hubungan antara variabel prestasi kerja dengan promosi jabatan cukup erat dengan

nilai hubungan 56,4%. Sedangkan nilai R square = 0,318. Hal ini dapat

menyimpulkan variabel Promosi Jabatan dapat dijelaskan sebesar 31,8% oleh

prestasi kerja pada karyawan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sumatera Utara.

Sisanya 1-0,318= 0,682 = 68,2 % lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

4.4Pembahasan

Berdasarkan pernyataan yang telah diberikan kepada responden, pernyataan

yang paling dominan pada variabel prestasi kerja yang memiliki rata-rata tertinggi

(31)

melaksanakan tugas dengan rata-rata nilai sebesar 4,57. Sedangkan pada variabel

promosi jabatan, pernyataan yang paling dominan adalah penyataan nomor 13 dimana

kenaikan pangkat/ jabatan pada karyawan sesuai dengan prestasi kerja yang telah

dihasilkan oleh karyawan dengan rata-rata nilai sebesar 4,54.

Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan dalam penelitian ini variabel prestasi

kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap promosi jabatan. Hasil ini dapat

disimpulkan jika prestasi kerja baik, maka promosi jabatan akan meningkat namun

sebaliknya jika prestasi kerja buruk maka promosi jabatan akan turun. Menurut

Hasibuan (2003:93), prestasi kerja adalah “salah satu kerja yang dicapai seseorang

dalam melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada

kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta ketetapan waktu”. Kerja yang baik

menunjukkan sumber daya yang kompeten, dan memiliki loyalitas yang tinggi

terhadap perusahaan. Prestasi kerja karyawan yang menunjukkan peningkatan dapat

membantu karyawan tersebut untuk di promosikan jabatannya, karena salah satu

syarat promosi jabatan adalah prestasi kerja yang dapat dilihat dari catatan-catatan

kerja selama ini yang ada. Penilaian prestasi kerja terhadap pegawai maupun

karyawan merupakan tolak ukur utama dalam pengembangan SDM. Hariandja dalam

Hasibuan (2007:99) “promosi adalah kemungkinan seseorang dapat berkembang

melalui kenaikan jabatan. Seseorang dapat merasakan adanya kemungkinan yang

besar untuk naik jabatan atau tidak, ini juga dapat mempengaruhi prestasi kerja

(32)

Sesuai dengan hasil yang telah didapat, penelitian ini mendukung beberapa

penelitian yang telah dilakukan peneliti terdahulu yaitu oleh Cressida dkk, (2010)

yang menyatakan “prestasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap promosi

jabatan pada Karyawan Bank Sumatera Selatan Bangka Belitung cabang Palembang”.

Penelitian dari Maulida (2010) “ prestasi kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap promosi jabatan pada karyawan PT.X Bogor yang merupakan perusahaan

telekomunikasi”. Penelitian dari Rani (2012) “prestasi kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap promosi jabatan pada PT. KK Indonesia”.

Berdasarkan hasil yang didapat, penilaian prestasi kerja merupakan hal yang

berpengaruh terhadap promosi jabatan. Oleh sebab itu, KPU perlu melakukan

penilaian yang lebih efektif dan efisien sehingga karyawan dapat ditempatkan sesuai

dengan kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta ketepatan waktu, sehingga

promosi jabatan dapat dilaksanakan dengan baik. KPU harus lebih mampu melakukan

penilaian kinerja karyawan dengan lebih baik serta mampu membedakan karyawan

yang produktif dan yang tidak produktif sehingga nantinya ketika ada promosi

jabatan, hasil dari promosi jabatan tersebut dapat diterima oleh berbagai pihak.

Tentunya dalam penilaian prestasi kerja karyawan harus dilihat dalam target

pekerjaan yang telah disusun dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA). Sehingga ini

mampu menjadi tolak ukur dalam melakukan penilaian terhadap karyawan.

Dalam melakukan pekerjaan, karyawan juga harus mengetahui apa yang

(33)

sehingga juga dibutuhkan deskripsi dari sebuah jabatan yang berhubungan dengan

jabatan karyawan tersebut. Disisi lain KPU harus mampu mengarahkan serta

memberikan pelatihan dan pengembangan agar karyawan yang lebih baik lagi agar

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh prestasi

kerja terhadap promosi jabatan KPU Sumatera Utara. Hasil penelitian menemukan

bahwa:

Berdasarkan analisis regresi linear sederhana diperoleh variabel “prestasi

kerja (X) beperngaruh positif dan signifikan terhadap promosi jabatan (Y) di Komisi

Pemilihan Umum Sumatera Utara.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka peneliti

dapat memberikan saran atau masukan sebagai berikut:

1. Prestasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap promosi jabatan di

KPU Sumatera Utara. Oleh sebab itu, KPU Sumatera Utara harus lebih bijak

dalam mengambil keputusan dalam menentukan promosi jabatan kepada

karyawan KPU Sumatera Utara agar mendorong para karyawannya untuk bekerja

dengan baik dan lebih baik dari sebelumnya. Dengan adanya target promosi,

pegawai akan merasa dihargai, diperhatikan, dibutuhkan dan diakui kemampuan

kerjanya oleh atasan sehingga mereka akan menghasilkan keluaran (output) yang

(35)

2. Adapun yang perlu diperhatikan oleh pemimpin KPU Sumatera Utara dalam

melakukan promosi jabatan adalah :

a. Karyawan sebaiknya ditempatkan sesuai dengan kemampuannya. Perusahaan

sebaiknya mensyaratkan minimal pendidikan untuk dipromosikan pada

jabatan tertentu serta keikutsertaan karyawan dalam berbagai diklat yang

menunjang jabatannya. Alasannya adalah bahwa dengan tingkat pendidikan

yang lebih tinggi dapat diharapkan pemikiran dan pengetahuan yang lebih

baik

b. Kenaikan pangkat atau jabatan sebaiknya sesuai dengan prestasi kerja

karyawan. Kecakapan kerja seorang pegawai dapat dilihat dari

kemampuannya memahami pekerjaannya serta menyelesaikan tugasnya

dengan baik.

c. Karyawan yang memiliki ide kreatif dalam memecahkan masalah sebaiknya

mendapat kesempatan promosi jabatan. Seorang pegawai yang memiliki ide

kreatif dan inisiatif yang inggi dapat dilihat dari cara berfikir seseorang untuk

menganalisis, menilai, menciptakan, memberi alasan, mendapatkan

(36)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Prestasi Kerja

2.1.1 Pengertian Prestasi Kerja

Kelangsungan hidup suatu perusahaan tergantung salah satu diantaranya pada

prestasi kerja karyawannya dalam melaksanakan pekerjaan. Karena karyawan

merupakan unsur perusahaan terpenting yang harus mendapat perhatian. Pencapaian

tujuan perusahaan menjadi kurang efektif apabila banyak karyawan yang tidak

berprestasi dan hal ini akan menimbulkan pemborosan bagi perusahaan.

Menurut Mangkunegara (2006:33) prestasi kerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya. Prestasi kerja adalah

hasil upaya seseorang yang ditentukan oleh kemampuan karakteristik pribadinya serta

persepsi terhadap perannya terhadap pekerjaan itu (Sutrisno, 2011:149).

Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dengan

melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman, kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2008:94). Menurut Rivai

(2005:94), prestasi kerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung

jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak

(37)

Dari beberapa pengertian-prestasi kerja di atas pada hakikatnya prestasi kerja

merupakan sesuatu yang dicapai oleh seseorang atau kelompok kerja dalam

melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria yang

ditetapkan untuk pekerjaan itu. Tinggi rendahnya prestasi kerja seseorang karyawan

tidak dapat diperoleh begitu saja, tetapi diperoleh melalui proses yang panjang, yaitu

dengan adanya proses penilaian prestasi kerja.

Penilaian prestasi kerja adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengetahui

atau memahami tingkat kinerja karyawan dibandingkan dengan tingkat kinerja

karyawan lainnya atau dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Standar

kinerja adalah tingkat yang diharapkan dari kinerja (Subekti dkk, 2012:172).

Tujuan penilaian prestasi kerja adalah memperbaiki dan meningkatkan

prestasi kerja karyawan yang pada akhirnya nanti akan bermanfaat bagi pelaksanaan

fungsi-fungsi operasional SDM yang lain seperti seleksi, pengembangan, kompensasi,

pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja (Panggabean dalam Subekti, 2012:72).

Penilaian prestasi dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode, cara

yang akan dipilih tergantung kepada penggunaannya. Jika hasilnya akan digunakan

untuk keperluan seleksi, promosi, pelatihan dan pengembangan berdasarkan hasil

prestasi (merit rating), maka metode yang cocok untuk digunakan adalah metode

rating scale, sedangkan untuk membantu karyawan berkembang digunakan metode

collaborative.

(38)

Byar dan Rue dalam Sutrisno (2011:151) mengatakan bahwa ada dua

faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu faktor individu dan faktor

lingkungan, yaitu:

1. Faktor Individu

a. Usaha (effort) yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan mental yang

digunakan dalam menyelenggarakan gerakan tugas.

b. Abilities, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk melaksanakan suatu

tugas.

c. Role/task perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa perlu oleh

individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

2. Faktor lingkungan

a. Kondisi fisik

b. Peralatan

c. Waktu

d. Material

e. Pendidikan

f. Supervisi

g. Desain Organisasi

h. Pelatihan

(39)

Sedangkan Mangkunegara (2006:33) mengatakan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi kerja adalah faktor kemampuan dan faktor

motivasi, yaitu:

1. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi

(IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya pegawai yang memiliki

IQ diatas rata-rata: (110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya

dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah

mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu pegawai perlu ditempatkan pada

perkerjaan yang sesuai dengan keahlian.

2. Faktor Motivasi

Motivasi berbentuk dari sikap (atitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi

kerja. Motivasi merupakan kondisi menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk

mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).

2.1.3 Indikator-indikator Prestasi Kerja

Pekerjaan dengan hasil yang tinggi harus dicapai oleh karyawan.

Nasution (2004:99) menyatakan bahwa ukuran yang perlu diperhatikan dalam

prestasi kerja antara lain :

1. Kualitas kerja

Kriteria penilaiannya adalah ketepatan kerja, keterampilan kerja, ketelitian kerja,

(40)

2. Kuantitas kerja

Kriteria penilaiannya adalah kecepatan kerja.

3. Disiplin kerja

Kriteria penilaiannya adalah mengikuti instruksi atasan, mematuhi peraturan

perusahaan, dan ketaatan waktu kehadiran.

4. Inisiatif

Kriteria penilaiannya adalah selalu aktif atau semangat menyelesaikan pekerjaan

tanpa menunggu perintah atasan artinya tidak pasif atau bekerja atas dorongan dari

atasan.

5. Kerjasama

Kriteria penilaiannya adalah kemampuan bergaul dan menyesuaikan diri serta

kemampuan untuk memberi bantuan kepada karyawan lain dalam batas

kewenangannya.

2.1.4 Tujuan dan Manfaat Penilaian Prestasi Kerja

Adapun tujuan dan manfaat dari penilaian prestasi kerja (Mangkuprawira

2004) adalah sebagai berikut :

1. Perbaikan kinerja.

Umpan balik pelaksanaan kerja bermanfaat bagi karyawan, manajer dan

Departemen personalia dalam bentuk kegiatan yang tepat untuk memperbaiki

kinerja.

(41)

Penilaian prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam

menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.

3. Keputusan penempatan.

Promosi, transfer, dan penurunan jabatan biasanya didasarkan pada prestasi

kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk

penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu.

4. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan.

Prestasi yang buruk mungkin menunjukkan kebutuhan latihan. Demikian

juga, setiap karyawan hendaknya selalu mampu mengembangkan diri.

5. Perencanaan dan pengembangan karir.

Umpan balik kinerja membantu proses pengambilan keputusan tentang

karirspesifik karyawan.

6. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing.

Prestasi kerja yang baik atau buruk mencerminkan kekuatan atau kelemahan

prosedur staffing departemen personalia.

7. Ketidak-akuratan informasional.

Suatu prestasi kerja yang buruk dapat mengindikasikan kesalahan dalam

informasi analisis pekerjaan, rencana SDM, atau hal lain dalam sistem

manajemen personal.

8. Kesalahan rancangan pekerjaan.

Prestasi kerja yang buruk merupakan suatu gejala dari rancangan pekerjaan

(42)

9. Kesempatan kerja yang sama.

Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusan-keputusan

penempatan internal diambil tanpa adanya perbedaan.

10.Tantangan-tantangan eksternal.

Terkadang penilaian prestasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar

lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan, kondisi keuangan atau

masalah-masalah yang berhubungan dengan pribadi lainnya. Dengan penilaian prestasi

departemen personalia dapat menawarkan bantuan.

11. Umpan balik pada SDM.

Kinerja yang baik dan buruk diseluruh organisasi mengindikasikan bagaimana

baiknya fungsi departemen SDM yang diterapkan.

2.1.5 Metode-metode Penilaian Prestasi Kerja

Dalam menilai kinerja seorang karyawan, hendaknya berorientasi pada

objektivitas jika tidak maka hasil dari penilaian bias saja menimbulkan masalah

dalam perusahaan. Untuk mengatasinya maka dibutuhkan metode yang efektif dan

efisien. Berikut ini adalah metode penilaian yang dikemukakan Rivai (2006:309):

1. Penilaian prestasi kerja berorientasi pada masa lalu.

Melalui metode ini manajer menilai dengan mengunakan data masa lalu untuk

menentukan seberapa besar produktifitas seorang karyawan. Teknik-teknik

penilaian ini terdiri dari :

(43)

Tenik ini adalah teknik yang paling sederhana dan mudah dimana atasan

langsung memberikan penilaian kepada karyawan dengan menggunakan

skala yang biasanya berupa angka atau huruf.

b. Checklist.

Metode ini dilakukan oleh atasan langsung, yang bertujuan untuk

mengurangi beban penilai karena tinggal memilih kalimat pernyataan yang

menggambarkan karakteristik dan prestasi kerja karyawan. Pembobotan

dilakukan pada item agar hasil penilaian dapat dikuantifikasikan.

c. Metode peristiwa kritis.

Merupakan metode penilaian yang mendasarkan pada catatan-catatan

penilai mengenai perilaku karyawan yang sangat baik atau sangat buruk

sekalipun dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerjanya.

d. Metode peninjauan lapangan.

Metode ini dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan untuk

mengevaluasi kinerja karyawan secara langsung.

e. Tes dan observasi.

Pada metode ini karyawan akan diberikan pertanyaan tertulis untuk

mengukur seberapa kemampuan dan pengetahuannya..

f. Metode evaluasi kelompok.

Terdiri dari tiga metode. Pertama, metode ranking, yaitu penilaian

dilakukan dengan membandingkan karyawan yang satu dengan karyawan

(44)

Grading atau forced distribution. Pada metode ini, penilaian dilakukan

dengan memisahkan karyawan ke dalam klasifikasi yang berbeda, dimana

setiap klasifikasinya memiliki proporsi tertentu. Ketiga, Point allocation

method, dimana penilai diberikan sejumlah nilai total untuk dialokasikan

diantara para karyawan dalam kelompok.

2. Penilaian prestasi kerja berorientasi pada masa depan.

Metode penilaian prestasi kerja berorientasi masa depan memusatkan

prestasi pada masa yang akan datang melalui penilaian potensi karyawan

dan penetapan sasaran kerja yang sesuai dengan jabatan karyawan. Metode

ini terdiri dari :

a. Penilaian diri.

Teknik evaluasi ini berguna untuk melanjutkan pengembangan diri.

Apabila karyawan menilai dirinya sendiri, perilaku defensif cenderung

tidak terjadi, sehingga upaya perbaikan diri juga cenderung dilaksanakan.

b. Penilaian psikologis.

Dalam metode ini biasanya perusahaan bekerja sama dengan psikolog.

Pendekatan emosional biasanya paling banyak digunakan.

c. Teknik pusat penilaian.

Metode ini dilakukan jika perusahaan memiliki tim penilai khusus untuk

mengidentifikasi kemampuan manajemen di masa depan. Penilaian ini bisa

(45)

simulasi, dan sebagainya untuk mengevaluasi potensi karyawan diwaktu

yang akan datang.

d. Pendekatan management by objective.

Bahwa setiap karyawan dan penyelia secara bersama-sama menetapkan

tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja diwaktu yang akan

datang. Kemudian dengan menggunakan sasaran tersebut, penilaian

prestasi kerja dilakukan secara bersama pula. Menurut Rivai (2006),

manajemen berdasarkan Management By Objective (MBO) adalah suatu

bentuk penilaian dimana karyawan dan penyelia bersama-sama

menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja diwaktu

yang akan datang. Metode ini lebih mengacu pada pendekatan hasil.

Menurut Rivai (2009) ada 3 (tiga) pendekatan yang paling sering dipakai

dalam penilaian prestasi kerja,antara lain :

1. Sistem Penilaian (rating system)

Sistem ini terdiri dari dua bagian, yaitu suatu daftar karakteristik, bidang,

ataupun perilaku yang akan dinilai dan sebuah skala ataupun cara lain untuk

menunjukkan tingkat kinerja dari tiap halnya. Perusahaan yang menggunakan

sistem ini bertujuan untuk menciptakan keseragaman dan konsistensi dalam

proses penilaian prestasi kerja. Kelemahan sistem ini adalah karena sangat

mudahnya untuk dilakukan, para manajerpun jadi mudah lupa mengapa

mereka melakukannya dan sistem inipun disingkirkannya.

(46)

Sistem peringkat memperbandingkan karyawan yang satu dengan yang

lainnya. Hal ini dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya, misalnya: total pendapatan ataupun kemampuan manajemen.

Sistem ini hampir selalu tidak tepat untuk digunakan, karena sistem ini

mempunyai efek samping yang lebih besar daripada keuntungannya. Sistem

ini memaksa karyawan untuk bersaing satu sama lain dalam pengertian yang

sebenarnya. Pada kejadian yang positif, para karyawan akan menunjukkan

kinerja yang lebih baik dan menghasilkan lebih banyak prestasi untuk bisa

mendapatkan peringkat yang lebih tinggi. Sedangkan pada kejadian yang

negatif, para karyawan akan berusaha untuk membuat rekan sekerja

(pesaing)-nya menghasilkan kinerja yang lebih buruk dan mencapai prestasi yang lebih

sedikit dibandingkan dirinya.

3. Sistem berdasarkan tujuan (object-based system)

Berbeda dengan kedua sistem diatas, penilaian prestasi berdasarkan tujuan

mengukur kinerja seseorang berdasarkan standar ataupun target yang dirundingkan

secara perorangan. Sasaran dan standar tersebut ditetapkan secara perorangan agar

memiliki fleksibilitas yang mencerminkan tingkat perkembangan serta kemampuan

(47)

2.2 Promosi Jabatan

2.2.1 Pengertian Promosi Jabatan

Promosi merupakan salah satu bagian dari pengembangan karyawan secara

formal yang bertujuan untuk memberi motivasi kepada karyawan tertentu agar lebih

meningkatkan prestasi kerjanya sesuai tuntutan perusahaan (Suratman, 1998:26).

Pengertian promosi adalah apabila seorang karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan

ke pekerjaan lain yang lebih tinggi dalam pembayaran, tanggung jawab dan atau

level. Umumnya diberikan sebagai penghargaan, hadiah (reward system) atas usaha

dan prestasinya di masa lampau (Rivai dan Sagala, 2009:199).

Menurut Manullang (2001:153) bahwa promosi berarti kenaikan jabatan,

yakni menerima kekuasaan dan tanggung jawab lebih besar dari kekuasaan dan

tanggung jawab sebelumnya dalam struktur organisasi sesuatu badan usaha.

sedangkan menurut Hasibuan (2007:108) promosi adalah perpindahan yang

memperbesar authority dan responsibility karyawan kejabatan yang lebih tinggi

didalam suatu organisasi sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilan semakin

besar. Jika ada kesempatan bagi setiap karyawan dipromosikan harus

menginformasikannya kepada para karyawan , jika promosi direalisasikan kepada

karyawan mereka akan terdorong bekerja giat, bersemangat, berdisiplin, dan

(48)

2.2.2 Jenis-jenis promosi

Perusahaan menerapkan jenis promosi yang berbeda-beda untuk para

karyawannya. Hasibuan (2007:113) mengemukakan beberapa jenis promosi

yang dikenal luas saat ini, yaitu :

1. Promosi sementara (Temporary Promotion)

Seseorang karyawan dinaikkan jabatannya untuk sementara karena adanya

jabatan lowongan yang harus segera diisi, seperti jabatan dekan.

2. Promosi tetap (Permanent Promotion)

Seseorang karyawan dipromosikan dari suatu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi

karena karyawan tersebut telah memenuhi syarat untuk dipromosikan yang

bersifat tetap.

3. Promosi kecil (small scale promotion)

Menaikkan jabatan seseorang karyawan dari jabatan yang tidak sulit dipindahkan

ke jabatan yang sulit yang meminta keterampilan tertentu, tetapi tidak disertai

dengan peningkatan wewenang, tanggung jawab dan gaji.

4. Promosi kering (dry promotion)

Seorang karyawan dinaikkan jabatannya ke jabatan yang lebih tinggi disertai

dengan peningkatan pangkat, wewenang, dan tanggung jawab tetapi tidak disertai

(49)

2.2.3 Tujuan Promosi

Menurut Manullang (2001:109), perusahaan perlu melakukan promosi untuk

mempertinggi semangat kerja karyawan, kemudian dapat menjamin stabilitas

kekaryawanan. Beberapa tujuan promosi yang diungkapkan Hasibuan (2007:113)

adalah sebagai berikut :

1. Untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang semakin besar

kepada karyawan yang berprestasi kerja tinggi.

2. Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi, status sosial yang

semakin tinggi, dan penghasilan yang semakin besar.

3. Untuk merangsang agar karyawan lebih bergairah kerja, berdisiplin tinggi, dan

memperbesar produktivitas kerjanya.

4. Untuk menjamin stabilitas kekaryawanan dengan direalisasinya promosi kepada

karyawan dengan dasar dan pada waktu yang tepat serta penilaian yang jujur.

5. Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai dalam perusahaan

karena timbulnya lowongan berantai.

6. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan kreativitas

dan inovasinya yang lebih baik demi keuntungan optimal perusahaan.

7. Untuk menambah/memperluas pengetauan serta pengalaman kerja para karyawan

dan ini merupakan daya dorong bagi karyawan lainnya.

(50)

9. Karyawan yang dipromosikan kepada jabatan yang tepat, semangat, kesenangan,

dan ketenangannya dalam bekerja semakin meningkat sehingga produktifitas

meningkat.

10. Untuk mempermudah penarikan pelamar sebab dengan adanya kesempatan

promosi merupakan daya pendorong serta perangsang bagi pelamar-pelamar

untuk memasukkan lamarannya.

11. Promosi akan memperbaiki status karyawan dari karyawan sementara menjadi

karyawan tetap setelah lulus dalam masa percobaannya.

2.2.4 Syarat-Syarat Promosi

Berkaitan dengan pernyataan di atas, Bambang Wahyudi (2004:267)

mengemukakan syarat-syarat promosi yang lebih terperinci sebagai berikut :

1. Kejujuran, untuk promosi jabatan-jabatan tertentu masalah kejujuran merupakan

syarat yang penting. Untuk jabatan kasir pada umumnya syarat kejujuran

merupakan syarat utama yang harus diperhatikan. Jika karyawan itu memiliki

kejujuran yang tinggi, maka dia akan selalu melaporkan kepada atasannya

tentang keadaan yang sebenarnya dan otomatis perusahaan akan

mempercayainya.

2. Loyalitas, kesetiaan terhadap perusahaan di mana tempat karyawan bekerja,

seringkali dipakai syarat untuk promosi. Hal ini disebabkan bahwa dengan

loyalitas yang tinggi dapat diharapkan antara lain tanggung jawab yang lebih

(51)

3. Pendidikan, ada juga perusahaan yang mensyaratkan minimal pendidikan untuk

dipromosikan pada jabatan tertentu serta keikutsertaan karyawan dalam berbagai

diklat yang menunjang jabatannya. Alasannya adalah bahwa dengan tingkat

pendidikan yang lebih tinggi dapat diharapkan pemikiran dan pengetahuan yang

lebih baik.

4. Pengalaman, banyaknya pengalaman seseorang seringkali dipakai sebagai salah

satu syarat untuk promosi sebab dengan pengalaman yang banyak diharapkan

kemampuan yang lebih tinggi, semakin matang ia dalam mengambil keputusan

untuk perusahaan, dan ide yang lebih banyak.

5. Tanggung jawab, kadang-kadang seringkali suatu perusahaan diperlukan suatu

tanggung jawab yang cukup besar, dengan sikap yang bertanggung jawab maka

karyawan tidak akan melakukan pekerjaan dengan sekehendak hatinya, karena

tugas yang diberikan akan dimintai pertanggungjawabannya, sehingga masalah

tanggung jawab merupakan syarat utama untuk promosi.

6. Kecakapan kerja, pada umumnya setiap perusahaan selalu mencantumkan syarat

kecakapan kerja untuk promosi. Ini dapat dilihat dari kemampuannya memahami

pekerjaannya serta menyelesaikan tugasnya dengan baik.

7. Kepemimpinan, karyawan yang dipromosikan harus mampu menjadi tauladan

anggotanya dengan mampu membina dan memotivasi bawahannya untuk

bekerjasama dan bekerja secara efektif dalam mencapai sasaran perusahaan serta

(52)

8. Kerjasama, kesediaan karyawan berprestasi dan bekerjasama dengan karyawan

lainnya di dalam maupun di luar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan

semakin baik.

9. Inisiatif dan kreatif, kemampuan berfikir yang berdasarkan inisiatif dan

kreativitas sendiri untuk menganalisis, menilai, menciptakan, memberi alasan,

mendapatkan kesimpulan dan membuat keputusan penyelesaian masalah yang

dihadapi. Hal ini juga merupakan salah satu syarat promosi

2.3 Penelitian Terdahulu

Penulis/Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Tajuddin

Penulis/Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Cressida

Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah variabel Kualitas Hasil Kerja ( ), Kuantitas Hasil Kerja ( ), Ketepatan Waktu Penyelesaian Hasil Kerja ( ) memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap Varaiabel Promosi Jabatan (Y).

(53)

22,568 > 3,99, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya penilaian prestasi kerja karyawan berpengaruh secara signifikan terhadap promosi jabatan.

Penulis/Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Fatmawati

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) promosi jabatan pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA) Kabupaten Kulon Progo cukup sesuai (CS), 2) kinerja pegawai pada Dinas Pendapatan Pengelo-laan Keuangan dan Asset (DPPKA) Kabupaten Kulon Progo terletak pada daerah

tinggi (T), (3) promosi jabatan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai

Dinas Pendapatan Pengelo-laan Keuangan dan Asset (DPPKA) Kabupaten Kulon kan bahwa prestasi kerja secara keseluruhan berpe-ngaruh positif dan signifikan terhadap promosi jabatan di Sub Direktorat Service Strategy and Tariff PT Telkom TBk Kantor Japati Bandung. Secara Individu, Kemampuan Teknis ber-pengaruh negatif tidak

sig-nifikan,kemampuan hubungan int erpersonal berpengaruh positif tidak signifikan dan kemampuan konseptual berpengaruh positif sig-nifikan terhadap promo-si jabatan di Sub Direktorat

(54)

2.4 Kerangka Konseptual

Promosi dapat mempengaruhi prestasi kerja seperti yang dikemukakan oleh

Hariandja dalam Hasibuan (2007:99) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi kerja meliputi beberapa aspek, yaitu: 1. Gaji yaitu jumlah bayaran yang

diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan

kebutuhan dan dirasakan adil. 2. Pekerjaan itu sendiri yaitu isi pekerjaan yang

dilakukan seseorang apakah memiliki elemen yang memuaskan. 3. Rekan kerja yaitu

teman-teman kepada siapa seseorang senatiasa berinteraksi dalam pelaksanaan

pekerjaan, seseorang dapat merasakan rekan kerjanya sangat menyenangkan atau

tidak menyenangkan. 4. Atasan yaitu seseorang yang senatiasa memberi perintah atau

petunjuk dalam pelaksanaan kerja. Cara-cara atasan dapat dirasakan tidak

menyenangkan bagi seseorang atau menyenangkan dan hal ini dapat mempengaruhi

prestasi kerja karyawan. 5. Promosi yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang

melalui kenaikan jabatan. Seseorang dapat merasakan adanya kemungkinan yang

besar untuk naik jabatan atau tidak, ini juga dapat mempengaruhi prestasi kerja

seseorang. 6. Lingkungan kerja yaitu lingkungan kerja secara fisik dan

psikologis.Lingkungan kerja fisik berupa struktur organisasi yang ada pada

perusahaan tersebut, sedangkan lingkungan psikologis kerja berupa hubungan yang

(55)

Prestasi kerja yang baik menunjukkan sumber daya yang kompeten, dan

memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Prestasi kerja karyawan yang

menunjukkan peningkatan dapat membantu karyawan tersebut untuk di promosikan

jabatannya, karena salah satu syarat promosi jabatan adalah prestasi kerja yang dapat

dilihat dari catatan-catatan kerja selama ini yang ada.

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka konseptual yang disesuaikan untuk

mendukung penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.5 Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2007:70) adalah “jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan

dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya,

maka hipotesis dari penelitian ini adalah: “Prestasi kerja berpengaruh dalam

mencapai promosi jabatan pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara.” Prestasi Kerja Karyawan

(X)

(56)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang sangat penting, terutama bagi

suatu organisasi atau perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang produksi barang

maupun dalam bidang pelayanan jasa. Setiap organisasi pemerintah maupun swasta

dituntut bekerja lebih cepat, efektif dan efesien. Oleh karena itu ketertiban tenaga

kerja dalam aktifitas perusahaan perlu dilengkapi kemampuan dalam hal pengetahuan

maupun keterampilan. Untuk itu, faktor Sumber Daya Manusia perlu mendapat

prioritas utama dalam pengelolaannya agar pemanfaatan sesuai dengan yang

diharapkan oleh organisasi atau perusahaan tersebut dalam usaha mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

Sebuah organisasi harus mampu mengoptimalkan kemampuan Sumber Daya

Manusia yang dimilikinya agar pencapaian sasaran dapat terlaksana, namun hal

tersebut tidaklah sederhana perlu pemahaman yang baik tentang organisasi, perlu ada

strategi pengembangan yang matang agar SDM yang dimiliki sebuah organisasi

menjadi lebih baik. Pengembangan SDM dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah

satunya adalah promosi jabatan. Pengertian Promosi Jabatan yaitu Sehubungan

dengan prinsip yang dimiliki perusahaan pada umumnya yaitu going concern dan

profit motif maka unsur produktifitas kerja yang harus dapat dicapai oleh setiap

(57)

Hal ini memberikan pengertian bahwa manajemen harus selalu mampu

mendorong para karyawannya untuk bekerja dengan baik dan lebih baik dari

sebelumnya, serta memberikan kepastian kepada mereka promosi jabatan yang lebih

tinggi bagi yang mampu memberikan kontribusi prestasi lebih bagi perusahaan.

Dengan adanya target promosi, pegawai akan merasa dihargai, diperhatikan,

dibutuhkan dan diakui kemampuan kerjanya oleh atasan sehingga mereka akan

menghasilkan keluaran (output) yang tinggi.

Promosi jabatan bertujuan untuk meregenerasi sumber daya manusia yang

dimiliki organisasi demi kelangsungan organisasi tersebut. Promosi yang merupakan

salah satu rencana pengembangan karir sangat diharapkan oleh setiap karyawan,

karena dengan pengembangan karir ini akan mendapatkan hak-hak lebih baik dari apa

yang diperoleh sebelumnya baik material maupun non material, seperti kenaikan

pendapatan, perbaikan fasilitas dan lain sebagainya. Dan hak-hak yang tidak bersifat

material, seperti status sosial, perasaan bangga dan sebagainya.

Promosi dapat mempengaruhi prestasi kerja seperti yang dikemukakan oleh

Hariandja dalam Hasibuan (2007:99) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi kerja meliputi beberapa aspek, yaitu: 1. Gaji yaitu jumlah bayaran yang

diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan

kebutuhan dan dirasakan adil. 2. Pekerjaan itu sendiri yaitu isi pekerjaan yang

dilakukan seseorang apakah memiliki elemen yang memuaskan. 3. Rekan kerja yaitu

teman-teman kepada siapa seseorang senatiasa berinteraksi dalam pelaksanaan

(58)

tidak menyenangkan. 4. Atasan yaitu seseorang yang senatiasa memberi perintah atau

petunjuk dalam pelaksanaan kerja. Cara-cara atasan dapat dirasakan tidak

menyenangkan bagi seseorang atau menyenangkan dan hal ini dapat mempengaruhi

prestasi kerja karyawan. 5. Promosi yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang

melalui kenaikan jabatan. Seseorang dapat merasakan adanya kemungkinan yang

besar untuk naik jabatan atau tidak, ini juga dapat mempengaruhi prestasi kerja

seseorang. 6. Lingkungan kerja yaitu lingkungan kerja secara fisik dan

psikologis.Lingkungan kerja fisik berupa struktur organisasi yang ada pada

perusahaan tersebut, sedangkan lingkungan psikologis kerja berupa hubungan yang

terjalin antar karyawan.

Penilaian prestasi kerja terhadap pegawai maupun karyawan merupakan tolak

ukur utama dalam pengembangan SDM. Adapun pengertian penilaian prestasi kerja

menurut ahli yaitu, Hasibuan (2003:93), prestasi kerja adalah “salah satu kerja yang

dicapai seseorang dalam melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang

didasarkan pada kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta ketetapan waktu”.

Prestasi kerja yang baik menunjukkan sumber daya yang kompeten, dan

memiliki loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan. Prestasi kerja karyawan yang

menunjukkan peningkatan dapat membantu karyawan tersebut untuk di promosikan

jabatannya, karena salah satu syarat promosi jabatan adalah prestasi kerja yang dapat

Gambar

Tabel 3.1   Operasional Variabel
Tabel 3.2 Instrument  Skala Likert
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan valid, hal ini
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
+4

Referensi

Dokumen terkait

Ike Andhina Lubis: Peranan Promosi dan Mutasi Jabatan dalam Meningkatkan Prestasi Kerja Karyawan Pada PT... UNIVERSITAS SUMATERA Dl'ARA

Arma Lista Bangun: Peranan kebijakan promosi jabatan pada dinas pertambangan dan…, 2005 USU e-Repository © 2008... Arma Lista Bangun: Peranan kebijakan promosi jabatan pada

Eka Sariza S: Peranan kebijakan promosi jabatan terhadap produktivitas kerja karyawan, 2006 USU e-Repository © 2008... Eka Sariza S: Peranan kebijakan promosi jabatan

Tujuan penelitian peranan Komisi Pemilihan Umum dalam sosialisasi Pemilihan Umum Kepala Daerah kepada penyandang disabilitas di Kota Bandar Lampung, untuk

penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Prestasi Kerja Karyawan Terhadap Promosi Jabatan” untuk keperluan tersebut, saya mengharapkan kese diaan waktu Anda untuk mengisi

Bersama ini saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner penelitian dengan judul “Pengaruh Deskripsi Kerja Dan Pengawasan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada

Pasal 37 Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2018 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan

KESIMPULAN Penulis menyimpulkan bahwa peranan Komisi Pemilihan Umum dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur dalam pemilihan