• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Perbaikan Sarung Tangan Operasi Menggunakan Kansei Engineering, Quality Function Deployment (QFD) dan Analytic Network Process (ANP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Usulan Perbaikan Sarung Tangan Operasi Menggunakan Kansei Engineering, Quality Function Deployment (QFD) dan Analytic Network Process (ANP)"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN PERBAIKAN SARUNG TANGAN OPERASI

MENGGUNAKAN KANSEI ENGINEERING, QUALITY FUNCTION

DEPLOYMENT DAN ANALYTIC NETWORK PROCESS

DI PT. SHAMROCK MANUFACTURING CORPORA.

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

NAQASYA ASYRORI S

090403013

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

(2)

USULAN PERBAIKAN SARUNG TANGAN OPERASI

MENGGUNAKAN KANSEI ENGINEERING, QUALITY FUNCTION

DEPLOYMENT DAN ANALYTIC NETWORK PROCESS

DI PT. SHAMROCK MANUFACTURING CORPORA.

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

NAQASYA ASYRORI S 0 9 0 4 0 3 0 1 3

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(Ir. Rosnani Ginting, MT) (Ikhsan Siregar, ST, M.Eng)

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler

Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas

sarjana ini adalah “Usulan Perbaikan Sarung Tangan Operasi Menggunakan

Kansei Engineering, Quality Function Deployment (QFD) dan Analytic Network

Process (ANP) ”.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari

masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu,

penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat

bermanfaat bagi penulis sendiri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan

pembacanya.

Medan, April 2014

Penulis,

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur dan terimakasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada

Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan

dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah

membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun

administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas

Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

2. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan,

pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

3. Bapak Ikhsan Siregar, ST, M.Eng selaku Dosen Pembimbing II atas waktu,

bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam

penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Pembanding atas waktu, pengarahan dan

masukan kepada penulis sehingga laporan ini dapat lebih baik lagi.

5. Ibu Ir. Anizar, M.Kes selaku Pembanding atas waktu, pengarahan dan masukan

(5)

6. Bapak Ridho Yasir, SH. selaku Pembimbing Lapangan di PT. Shamrock

Manufacturing Corpora yang telah memberikan bantuan berupa waktu, bimbingan,

serta informasi dan data selama melakukan penelitian.

7. Ayahanda Drs. H. M. Yasin Sidabutar, M.Si dan Ibunda Hj. Nilam Cahaya Hasibuan,

M.Pd yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril, doa, maupun materil

sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari tidak dapat membalas

segala kebaikan dan kasih sayang dari keduanya, oleh karena itu izinkanlah penulis memberikan karya ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Ayahanda dan

Ibunda tercinta

8. Kakak saya dr. Nurul Hadina Sidabutar, abang saya Nilvan Yasri Sidabutar, SE. Dan

adik saya Muhammad Sufi Sidabutar dan Tarida Yanti Nasution yang selalu

mendukung baik waktu, moril, materil, semangat, dan doanya sehingga mendukung

penulis untuk secepatnya menyelesaikan laporan ini.

9. Staff pegawai Teknik Industri, Bang Mijo, Bang Nurmansyah, Kak Dina,Bang Ridho,

Kak Rahma dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam masalah administrasi

untuk melaksanakan tugas sarjana ini.

10. Tim Kansei Engineering Musthofa, Wildan, Andri dan Johan dan Tim PT. Shamrock

Maysarah yang telah banyak berdiskusi dan memberikan masukan kepada penulis

11. Semua teman angkatan 2009 di Departemen Teknik Industri USU yang telah

memberikan banyak masukan kepada penulis.

12. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis pada saat penelitian, Ozi, Al, Ridho, Yoan,

Yoga, Azhar, Mandala, Arsyad, Musthofa, wildan, Alfin, Rozi, Teguh, Dea, ina,

Anggel, Maysarah, Nadia.

13. Abang dan kakak, Teman-teman dan adik-adik di Laboratorium Pengukuran dan

(6)

Kak Ita, ST, Anggel, ST, Dea, ST, Ina, ST, Musthofa, Yoan, Rois, Yuni, Tari, Lisa,

Dira, Adel, Wahyu, Chaidir, Solihin, Randi, Dian dan Nanda. Tata Letak Pabrik yang

mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

14. Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini

dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan terima kasih.

Kiranya laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2014

(7)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

ABSTRAK ... xxii

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1 Latar Belakang ... I-1

1.2 Rumusan Masalah ... I-3

1.3 Tujuan dan Manfaat ... I-3

1.4 Batasan dan Asumsi Masalah ... I-4

(8)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1 Sejarah Singkat PT. Shamrock Manufacturing Corpora ... II-1

2.2 Ruang Lingkup Badan Usaha ... II-1

2.3 Visi dan Misi Perusahaan ... II-2

2.4. Letak Geografi ... II-3

2.5. Organisasi dan Manajemen Perusahaan ... II-3

2.5.1. Struktur Organisasi ... II-3

2.5.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-5

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja pada Perusahaan ... II-5

2.5.4. Jam Kerja ... II-6

2.5.5. Sistem Pengupahan dan Penyediaan Fasilitas. ... II-7

2.6. Standar Mutu Sarung Tangan Karet ... II-8

III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1 Kansei Engineering ... III-1

3.1.1. Pengertian Kansei Engineering ... III-1

3.1.2. Metode Kansei Engineering ... III-3

3.1.3. Conjoint Analysis ... III-6

3.2 Quality Function Deployment (QFD) ... III-7

(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.3 Analytic Network Process (ANP) ... III-11

3.4 Kuesioner ... III-15

3.5 Metode Sampling ... III-16

3.5.1. Populasi, Elemen dan Sampel ... III-16

3.5.2. Probability Sampling ... III-17

3.5.3. Non Probability Sampling ... III-19

3.6 Validitas Data ... III-21

3.7 Reliabilitas Data ... III-22

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian... IV-1

4.2 Jenis Penelitian ... IV-1

4.3 Objek Penelitian ... IV-1

4.4 Variabel Penelitian ... IV-2

4.5 Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2

4.6 Definisi Variabel Operasional ... IV-3

4.7 Rancangan Penelitian ... IV-3

4.8 Sumber Data ... IV-6

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.10 Instrumen Penelitian ... IV-7

4.10.1. Variabel Kuesioner ... IV-7

4.11 Populasi dan Sampel ... IV-8

4.12 Pengolahan Data ... IV-10

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1 Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner ... V-1

5.1.2. Rekapitulasi Kuesioner Pendahuluan ... V-1

5.1.3. Rekapitulasi Kuesioner Semantic Differential (Kansei) .... V-2

5.1.4. Rekapitulasi Kuesioner Derajat Kepentingan ... V-17

5.1.5. Rekapitulasi Kuesioner Karakteristik Teknis ... V-20

5.1.6. Rekapitulasi Kuesioner ANP ... V-20

5.2 Pengolahan Data... V-25

5.2.1 Pengolahan dengan Metode Kansei Engineering ... V-25

5.2.1.1 Penetapan Tujuan ... V-25

5.2.1.2 Pengumpulan Kata Kansei... V-25

5.2.1.3 Penetapan Skala Semantic Differential dari Kata

Kansei ... V-26

5.2.1.4 Pengumpulan Produk Sampel ... V-27

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.1.6 Evaluasi Eksperimen ... V-28

5.2.1.7 Analisis Statistik ... V-28

5.2.1.8 Interpretasi dari Data yang dianalisis ... V-33

5.2.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... V-35

5.2.2.1 Uji Validitas Data ... V-35

5.2.2.2 Uji Reliabilitas Data ... V-43

5.2.3 Membangun Matriks House of Quality (HOQ) ... V-60

5.2.3.1 Identifikasi Kebutuhan Konsumen ... V-45

5.2.3.2 Penentuan Tingkat Kepentingan Konsumen ... V-46

5.2.3.3 Penentuan Karakteristik Teknik ... V-46

5.2.3.4 Penetapan Hubungan Antara Karakteristik

Teknis ... V-47

5.2.3.5 Penetapan Hubungan Antara Karakteristik Teknik

dengan Kebutuhan Konsumen Menggunakan Analytic

Network Process (ANP) ... V-48

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL ... VI-1

6.1 Analisis Usulan Perbaikan Sarung Tangan Operasi dengan

Metode Kansei Engineering ... VI-1

6.2 Analisis House Of Quality ... VI-3

6.2.1. Analisis Quality Function Deployment (QFD) ... VI-3

6.2.2. Analisis Pembobotan ANP. ... VI-5

6.2.3 Analisis Quality Function Deployment (QFD) dengan Analytic

Network Process (ANP) pada House Of Quality ... VI-7

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1 Kesimpulan ... VI-1

7.2 Saran ... VI-2

DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Data Keluhan Perawat Bedah terhadap Sarung Tangan Operasi I-2

2.1. Jumlah Karyawan PT. Shamrock Manufacturing Corpora. ... II-5

2.2. Jam Kerja Karyawan Kantor ... II-6

2.3. Jam Kerja Karyawan Pabrik... II-7

2.4. Jam Kerja Bagian Keamanan. ... II-7

2.5. Persyaratan AQL ... II-9

2.6. Spesifikasi dan Jenis Sarung Tangan PT. Sahmrock Manufacturing

Corpora ... II-9

3.1. Skala Fundamental ANP dan AHP ... III-12

3.2. Random Indeks (RI) ... III-14

4.1. Defenisi Variabel Operasional ... IV-3

5.1 Rekapitulasi Kuesioner Pendahuluan ... V-2

5.2 Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 1 ... V-3

5.3 Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 2 ... V-4

5.4 Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 3 ... V-6

5.5 Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 4 ... V-7

5.6 Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 5 ... V -9

(14)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.8 Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 7 ... V -12

5.9 Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 8 ... V -13

5.10 Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 9 ... V -15

5.11. Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 10 ... V -16

5.12 Rekapitulasi Kuesioner Tertutup ... V -18

5.13 Karakteristik Teknik Produk Sarung Tangam Operasi ... V -20

5.14. Rekapitulasi Kuesioner ANP ... V-21

5.15. Pengumpulan Kata Kansei ... V-25

5.16. Skala Semantic Differential ... V-27

5.17 Pengurutan Item dan Kategori Sarung Tangan Operasi ... V -27

5.18 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rata-rata ... V -29

5.19 Hasil Transpose Item dan Kategori Terhadap Kansei Words .... V -30

5.20 Nilai Utilitas Kuesioner Kansei ... V -32

5.21 Pemilihan Modus untuk Setiap Item dan Kategori ... V-34

5.22 Tabulasi Frekuensi Jawaban Responden pada Kuesioner

Tertutup ... V -36

5.23 Nilai Densitas dari Tabel Ordinat Kurva Normal Baku ... V-38

5.24 Skala Interval dari Data Ordinal ... V-40

5.25 Perhitungan Nilai Korelasi Atribut 1 ... V-41

5.26 Rekap Perhitungan Validitas setiap Atribut ... V-43

(15)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.28 Hasil Kebutuhan Konsumen ... V-45

5.29 Tingkat Kepentingan Konsumen... V-46

5.30 Karakteristik Teknik Produk Sarung Tangan Operasi ... V-47

5.31 Penjumlahan Kolom Matriks Perbandingan Sarung Tangan operasi

dengan Karet Sintetis terhadap Karakteristik Teknik. ... V-49

5.32 Bobot Parsial Sarung Tangan Operasi dengan Karet Sintetis terhadap

Karakteristik Teknik... V-50

5.33 Rekapitulasi Perhitungan Konsistensi ... V-51

5.34 Supermatrix ... V-53

5.35. Limiting Supermatrix ... V-53

5.36. Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesulitas ... V-56

5.37. Rekapitulasi Perhitungan Perkiraan Biaya ... V-58

5.38. Derajat Kepentingan Karakteristik Teknik ... V-58

5.39. Penentuan Tingkat Kesulitan, Perkiraan Biaya dan Derajat

Kepentingan ... V-59

6.1 Atribut Sarung Tanagn Operasi Sebelum dilakukan Usulan

Perbaikan ... VI-1

6.2 Atribut Terpilih ... VI-2

6.3. Hasil QFD ... VI-4

6.4. Hasil Pembobotan ANP ... VI-5

(16)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1 Struktur Organisasi PT. Shamrock Manufacturing Corpora .... II-4

3.1 Semantic Differential For Kansei ... III-2

3.2 Diagram Kansei Engineering Tipe I ... III-4

3.3 House of Quality ... III-9

3.4 (a) Liner (b) Non Linier ... III-11

4.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2

4.2 Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian ... IV-5

4.3 Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-13

4.4 Diagram Alir Kansei Engineering ... IV-13

4.5 Diagram Quality Function Deployment ... IV-14

4.6 Diagram Alir Analytic Network Process ... IV-14

4.7. Model Analytic Network Process ... IV-

5.1 Kata Kansei Terpilih ... V-26

5.2 Hubungan Antar Karakteristik Teknik ... V-48

5.3 Matriks Antara Karakteristik Teknis dengan Kebutuhan

Konsumen ... V-55

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Tabel Korelasi Product Moment... L.1

2. Tabel Random Index ... L.2

3. Tabel Kurva Normal ... L.3

4. Kuesioner Pendahuluan ... L.4

5. Kuesioner Kansei Engineering ... L.5

6. Kuesioner Tingkat Kepentingan ... L.6

7. Kuesioner Karakteristik Teknik ... L.7

8. Kuesioner ANP ... L.8

9. Form Tugas Akhir ... L.9

10. Surat Penjajakan ... L.10

11. Surat Balasan Perusahaan ... L.11

12. Surat Keputusan Tugas Akhir... L.12

13 Lembar Asistensi Dosen ... L.13

(18)

ABSTRAK

Jumlah penduduk rumah tangga yang semakin meningkat dan tingginya persaingan antara perusahaan spring bed memaksa perusahaan harus melakukan inovasi terhadap produk spring bed. Penurunan penjualan spring bed PT. Ocean Centra Furnindo diakibatkan adanya keluhan konsumen dimana perancangan produk tersebut kurang sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Perancangan produk spring bed yang sesuai dengan voice of customer menjadi satu kunci keberhasilan dalam pengembangan produk pada metode Kansei Engineering. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan atribut karakteristik produk dimana responden diminta untuk mengisi perasaan ataupun citra mereka terhadap kata-kata kansei (kansei words). Metode Kansei Engineering menghasilkan 6 atribut utama seperti ukuran panjang dan lebar spring bed, ketebalan foam matras pada spring bed, variasi warna pada spring bed, bahan utama yang digunakan pada divan ataupun sandaran spring bed, bentuk ujung pada sandaran ataupun divan serta fungsi tambahan yang ditambahkan pada produk spring bed 6 feet. Metode quality function deployment menterjermahkan keinginan konsumen (voice of customer) tersebut terhadap karakteristik teknis pada proses produksi. Densitas busa (5), kesesuaian dimensi dan maintainable design merupakan bagian dari karakteristik teknis yang memiliki tingkat kesulitan tertinggi dibandingkan dengan karakteristik teknis lainnya. Ketiga karakteristik tersebut dibagi hingga ke level 2 dan kemudian dipetakan (mapping) sampai matriks tersebut berbentuk triangular matrix ataupun uncoupled atau decoupled design. Nilai konten informasi aktual perusahaan didapatkan sebesar 0,01246 sedangkan nilai konten informasi desain didapatkan sebesar 0,23958 yang menandakan bahwa terjadi peningkatan nilai konten informasi sebesar 0,22712 yang menunjukkan bahwa desain telah meningkat dan sesuai dengan kebutuhan functional requirements dibandingkan dengan kondisi aktual pada saat ini.

(19)
(20)

ABSTRAK

Jumlah penduduk rumah tangga yang semakin meningkat dan tingginya persaingan antara perusahaan spring bed memaksa perusahaan harus melakukan inovasi terhadap produk spring bed. Penurunan penjualan spring bed PT. Ocean Centra Furnindo diakibatkan adanya keluhan konsumen dimana perancangan produk tersebut kurang sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Perancangan produk spring bed yang sesuai dengan voice of customer menjadi satu kunci keberhasilan dalam pengembangan produk pada metode Kansei Engineering. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan atribut karakteristik produk dimana responden diminta untuk mengisi perasaan ataupun citra mereka terhadap kata-kata kansei (kansei words). Metode Kansei Engineering menghasilkan 6 atribut utama seperti ukuran panjang dan lebar spring bed, ketebalan foam matras pada spring bed, variasi warna pada spring bed, bahan utama yang digunakan pada divan ataupun sandaran spring bed, bentuk ujung pada sandaran ataupun divan serta fungsi tambahan yang ditambahkan pada produk spring bed 6 feet. Metode quality function deployment menterjermahkan keinginan konsumen (voice of customer) tersebut terhadap karakteristik teknis pada proses produksi. Densitas busa (5), kesesuaian dimensi dan maintainable design merupakan bagian dari karakteristik teknis yang memiliki tingkat kesulitan tertinggi dibandingkan dengan karakteristik teknis lainnya. Ketiga karakteristik tersebut dibagi hingga ke level 2 dan kemudian dipetakan (mapping) sampai matriks tersebut berbentuk triangular matrix ataupun uncoupled atau decoupled design. Nilai konten informasi aktual perusahaan didapatkan sebesar 0,01246 sedangkan nilai konten informasi desain didapatkan sebesar 0,23958 yang menandakan bahwa terjadi peningkatan nilai konten informasi sebesar 0,22712 yang menunjukkan bahwa desain telah meningkat dan sesuai dengan kebutuhan functional requirements dibandingkan dengan kondisi aktual pada saat ini.

(21)
(22)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin ketatnya persaingan perusahaan dalam upaya mempertahankan

dan menjaga kestabilan bisnisnya, maka perusahaan tersebut membutuhkan

strategi dan taktik bisnis yang baik. Salah satu penerapan strategi dan taktik

bisnis yang baik adalah perusahaan manufaktur harus berorientasi pada kebutuhan

konsumen sehingga dapat menghasilkan produk yang bermutu.

PT. Shamrock Manufacturing Corpora merupakan perusahaan manufaktur

yang bergerak di bidang pembuatan sarung tangan operasi. Sebagai produsen dari

sarung tangan operasi, dalam upaya memenuhi permintaan terhadap

konsumennya, perusahaan berupaya agar selalu menerapkan bahwa mutu produk

adalah faktor dasar keputusan konsumen untuk memilih menggunakan suatu

produk manufaktur. Hal ini dikarenakan mutu memberikan pengaruh terhadap

pilihan konsumen dalam memilih suatu produk.

Sarung tangan operasi merupakan salah satu instrumen atau alat operasi

yang paling vital kegunaannya dalam proses bedah di rumah sakit. Sarung tangan

yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen akan mempengaruhi kinerja dari

paramedis dalam melakukan kegiatan operasi.

Permasalahan yang terjadi adalah perawat sebagai pengguna sarung tangan

operasi mengalami keluhan selama penggunaan. Berikut ini hasil wawancara

(23)

Tabel 1.1. Data Keluhan Perawat Bedah terhadap Sarung Tangan Operasi.

No Keluhan Jumlah

1 Alergi pada kulit tangan perawat/ Gatal- gatal 15

2 Mudah sobek 3

3 Ukuran sarung tangan tidak sesuai 5

4 Tidak Nyaman digunakan 3

5 Bau yang tidak sedap 10

6 Perubahan struktur kulit pada pemakaian rentang waktu

yang lama 5

Sumber: Hasil Pengumpulan Data / Wawancara

Keluhan penggunaan sarung tangan oleh perawat mengakibatkan kerugian

bagi PT. SMC. Masalah dari sarung tangan operasi akan diperbaiki dengan

usulan perbaikan sarung tangan operasi berdasarkan kebutuhan emosional

konsumen untuk meningkatkan mutu produk. Peningkatan mutu dilakukan dengan

menggunakan metode kansei engineering. 1Kansei engineering mengumpulkan

informasi afektif dari sebuah produk dan kemudian menggunakan metode statistik

matematika untuk mengidentifikasi solusi desain yang sesuai dengan nilai afektif

untuk mendapatkan kebutuhan emosional terhadap atribut produk sarung tangan

operasi, yang diintegrasikan dengan metode 2Quality Functions Development

(QFD) dan Analytic Network Process (ANP) untuk menerjemahkan kebutuhan

konsumen ke dalam karakteristik teknis untuk peningkatan mutu produk.

1

Simon Schutte dkk, 2010. Integration Of Affective Engineering in Product Development Proceses. Royal Institute Of Technology, Stockholm.

2

(24)

1.2. Perumusan Permasalahan

Penelitian yang dibahas yaitu mengenai penyusunan kebutuhan emosional

perancangan sarung tangan operasi berdasarkan keluhan perawat terhadap sarung

tangan operasi sebagai usulan perbaikan kepada pihak PT. Shamrock

Manufacturing Corpora.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu tujuan utama dan tujuan khusus.

Tujuan umum penelitian ini yaitu memberikan Usulan perbaikan sarung tangan

operasi sesuai dengan keinginan konsumen dengan menggunakan Kansei

Engineering serta kombinasi Quality Function Development (QFD) dan Analytic

Network Process (ANP).

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Menghasilkan kebutuhan emosional konsumen dengan menggunakan Kansei

Engineering.

2. Menentukan tingkat kesulitan dan perkiraan biaya karakteristik teknik produk

sarung tangan operasi dengan menggunakan dengan Quality Function

Development (QFD).

3. Menghasilkan derajat kepentingan dari karakteristik teknik produk sarung

tangan operasi menggunakan Analytic Network Process (ANP).

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(25)

Meningkatkan kompetensi mahasiswa mengobservasi, menganalisis dan

evaluasi terhadap suatu permasalahan dengan menggunakan displin ilmu

khususnya ilmu teknik industri di dalam perusahaan dan membandingkannya

dengan teori yang ada.

2. Manfaat bagi perusahaan

a. Memberikan pandangan persepsi konsumen terhadap produk perusahaan

b. Memberikan alternatif perbaikan guna meningkatkan daya saing

perusahaan

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Menjalin hubungan kerjasama antara perusahaan dengan Departemen Teknik

Industri, Fakultas Teknik, USU.

1.4. Batasan dan Asumsi Masalah.

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian hanya dilakukan pada produk Sarung tangan Operasi

2. Penelitian dilakukan kepada perawat pemakai sarung tangan operasi di kamar

bedah RSUP dr. Pirngadi Medan.

3. Teknik Kansei Engineering yang digunakan teknik kansei Engineering type I.

4. Langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan metode Kansei

(26)

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Anggota populasi adalah pengguna sarung tangan operasi dan mengisi

kuesioner dengan baik dan benar.

2. Responden tidak dipengaruhi oleh pihak lain saat memberikan jawaban pada

kuesioner.

3. Interpretasi responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam

kuesioner sama dengan yang dimaksud peneliti.

1.5. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas sarjana adalah

sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang masalah yang mendasari

penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, asumsi dan batasan yang

digunakan dalam penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan tugas

akhir.

Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan sejarah perusahaan,

visi dan misi perusahaan, fasilitas layanan, struktur organisasi dan uraian tugas.

Bab III Landasan Teori, menguraikan teori-teori yang digunakan dalam

analisis pemecahan masalah. Sumber teori atau literatur yang digunakan berupa

buku, jurnal penelitian dan tugas sarjana mahasiswa yang pernah mengangkat

topik permasalahan yang sama.

Bab IV Metodologi Penelitian, menjelaskan langkah-langkah penelitian

(27)

objek penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual, definisi variabel

operasional, instrumen penelitian, serta langkah-langkah penelitian meliputi

pengumpulan data, pengolahan data, analisis pemecahan masalah, serta

kesimpulan dan saran.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, mengumpulkan data-data

primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta teknik yang digunakan

untuk mengolah data dalam memecahkan masalah. Data-data berkaitan dengan

objek penelitian dilaksanakan dengan kuesioner tertutup, yang kemudian data

tersebut akan diolah sesuai dengan prosedur pengolahan data. Pengolahan data

dilaksanakan mulai dari tabulasi hasil kuesioner, pengujian validitas dan

reliabilitas data, pengkategorian atribut dengan Kansei Engginering, pembobotan

dengan ANP (Anlaytic Network Process) dan pengembangan matriks house of

quality untuk mendapatkan rancangan perbaikan.

Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, menguraikan hasil pengolahan data

serta mengalisis hasil pengolahan data.

Bab VII Kesimpulan dan Saran, kesimpulan memberikan hasil yang

ditunjukkan oleh penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian.

(28)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat PT. Shamrock Manufacturing Corpora

PT. Shamrock Manufacturing Corpora, berstatus PMDN, berdiri sejak

tahun 1989. PT Shamrock bergerak dibidang industri sarung tangan karet. Bahan

baku utama adalah latex dengan beberapa jenis bahan penolong seperti: karton

sebagai bahan pembungkus, gas alam sebagai bahan bakar dan beberapa jenis

bahan kimia lain, seperti: ZnO, ZDBc, ZDEc, TIO2, CornStrach.

Pada tahun 1991 dimulailah produksi komersil dengan kapasitas awal

73.440.000 pasang/ tahun dengan jumlah tenaga kerja 250 orang. Pada tahun 1993

perusahaan melakukan perluasan hingga akhir 2003, kapasitas produksi menjadi

380.000.000 pasang/tahun dengan tenaga kerja lokal sebanyak 2000 orang dan

memakai tenaga kerja asing sebanyak 1 orang.

Pada saat ini permintaan sarung tangan dunia masih belum menunjukkan

penurunan, namun dengan ahrga jual sarung tangan tersebut juga tidak

menunjukkan peningkatan sehingga secara prospek penjualan sarung tangan

masih cukup bagus. Disisi lain harga bahan baku terutama latex terus

menunjukkan peningkatan setiap tahunnya

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. SMC bergerak dalam bidang industri pembuatan sarung tangan dari

(29)

Proses Produksi dilakukan untuk memenuhi permintaan konsumen antara lain

Indonesia, Amerika, Australia, Jepamg dan Singapura. Konsumen lokal biasanya

menggunakan sarung tangan jenis mutu II atau disposable glove dan juga

tergantung dari permintaan konsumen lokal.

Sarung tangan yang dihasilkan PT. SMC berdasarkan mutunya dibagi atas

3 bagian yaitu: mutu I, mutu II dan Mutu III (reject), untuk ukuran formernya ada

5 size (ukuran) yaitu:

1. XS : Extra Small

2. S : Small

3. M : Medium

4. L : Large

5. XL : Extra Large.

2.3. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dari PT. Shamock Manufaturing Corpora adalah mengarahkan

olagafood industri menjadi salah satu produsen sarung tangan karet yang terbaik

di dunia.

Misi dari PT. Shamock Manufaturing Corporaa dalah membawa individu

dan lingkungan bersama dalam usaha dan berusaha menuju masa depan yang

(30)

2.4. Letak Geografi

PT Shamrock Manufacturing Corpora terletak di jalab Raya Medan

Namorambe, pasar IV kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang. PT. SMC

menempati area seluas 4550 m2

2.5. Organisasi dan Manajemen Perusahaan

2.5.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang terdapat pada PT Shamrock Manufacturing

(31)

Managing Director

General Manager

HRD Manager `

QA. Manager Production Manager

`

Purchasing Manager

`

Exim Manager Store Manager `

Training in Charge

Personal Staff

Security

Laboratory in Charge

QA in Charge

Internal Auditor & Documentation

Packing in Charge

Purchasing Staff Export In Charge

Import in Charge

Warehouse Staff

Accounting Manager

Accounting Staff

(32)

2.5.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Organisasi perlu dibutuhkan orang yang memegang jabatan tertentu, dalam

struktur organisasi, dimana masing-masing orang mempunyai tugas dan

wewenang yang jelas. Tanggung jawab yang diberikan pada masing-masing orang

seimbang dengan wewenang yang diterima. Organisasi yang baik adalah

organisasi yang mempunyai struktur yang jelas sehingga dalam menjalankan tugas

dan tanggung jawab yang diberikan, setiap orang pemangku jabatan memiliki

batasan dan tanggung jawab yang diembannya.

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja pada Perusahaan

Tenaga kerja merupakan orang yang mau dan mampu melakukan

pekerjaan guna dapat menghasilkan barang dan jasa baik dalam memenuhi

kebutuhan sendiri dan masyarakat. Data jumlah karyawan pabrik PT. Shamock

Manufaturing Corpora dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah Karyawan PT Shamrock Manufacturing Corpora.

No. Bagian Jumlah Tenaga Kerja

1. Direktur Utama 1

2. General Manager 2

3. HRD Manager 23

4. QA Manager 16

5. Production Manager 1107

6. Purchasing Manager 11

7. Exim Manager 13

8. Store Manager 11

9. Acounting Manager 16

TOTAL 1238

Sumber : PT. Shamrock Manufacturing Corpora.

(33)

Peraturan DEPNAKER (Departemen Tenaga Kerja) nomor KEP.

102/MEN/VI/2004 bahwa jam kerja seorang karyawan dalam perusahaan adalah

40 jam kerja per minggu, selebihnya akan dikira sebagai jam lembur. Pengaturan

jam kerja karyawan yang berlaku di PT. Shamrock Manufaturing Corpora dibagi

atas 2 bagian, yaitu sebagai berikut :

a. Bagian Administrasi

Bagian kantor hanya ada 1 shift dengan 7 jam kerja per hari dan 40 jam kerja

per minggu dengan bagian dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jam Kerja Karyawan Kantor

No. Hari Waktu Kerja

(WIB) Istirahat

1. Senin – Kamis 09.00 - 12.00

13.00 - 17.00 12.00 - 13.00

2. Juma’at 09.00 – 12.00

13.30-17.00 12.00.-13.00

2. Sabtu 09.00 - 12.00 -

Sumber : PT Shamrock Manufacturing Corpora.

b. Bagian Produksi

(34)

Tabel 2.3. Jam Kerja Karyawan Pabrik

No Shift Waktu Kerja (WIB)

1. I 07.00-15.00

2. II 15.00-23.00

3. III 23.00-07.00

Sumber : PT Shamrock Manufacturing Corpora.

c. Bagian Keamanan

Bagian keamanan pekerja dibagi atas 2 shift dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Jam Kerja Bagian Keamanan.

No Shift Waktu Kerja (WIB)

1. I 07.00-19.00

2. II 19.00-07.00

Sumber : PT Shamrock Manufacturing Corpora.

2.5.5. Sistem Pengupahan dan Penyediaan Fasilitas

Sistem pengupahan di PT. Shamrock Manufaturing Corporadiatur

didasarkan atas status karyawan, yakni karyawan tetap dan Karyawan Borongan.

a. Karyawan Tetap

Karyawan ini adalah tenaga kerja di kantor dan juga supervisor digaji

secara bulanan.

b. Karyawan Borongan

Tenaga kerja ini dibayar untuk masa tertentu yang besarnya sesuai dengan

kesepakatan.

Pengupahan juga disesuaikan juga dengan jabatan, keahlian dan prestasi

(35)

tentang Upah Minimum Sektoral Kabupaten (UMSK). Pengupahan pada

perusahaan ini terdiri atas :

1. Upah pokok

2. Tunjangan berkala

3. Tunjangan kerajinan

4. Tunjangan keahlian khusus

5. Tunjangan transport, makan, fooding, dan lain-lain

Penentuan upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian,

prestasi kerja dan sebagainya dari karyawan yang bersangkutan. Bagi karyawan

yang melakukan kerja lembur akan mendapatkan tambahan upah yang dihitung

berdasarkan tarif lembur. Selain itu kesejahteraan bagi pegawai, karyawan pabrik

juga diperhatikan dengan adanya jamsostek bagi staff dan karyawan di PT

Shamrock Manufacturing Corpora.

2.6. Standar Mutu Sarung Tangan Karet

Standar internasional yang digunakan oleh PT Shamrock Manufacturing

Corpora mengacu pada ISO 9001:2008. ISO 9001:2008 adalah suatu standar

internasional untuk sistem manajemen Mutu/kualitas. ISO 9001:2008 menetapkan

persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu

sistem manajemen mutu. Quality Management Systems (ISO 9001:2008)

merupakan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk

manajemen sistem, yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan

produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana

(36)

pelanggan dan organisasi untuk standar mutu bahan dan produknya akan diperiksa

dengan metode AQL(Acceptable Quality Level) dimana metode ini merupakan

proporsi maksimum dari cacat atau kesalahan yang diperbolehkan setiap 100 unit

produk. AQL yang digunakan yaitu 1,5; 2,5; 4,0; 6,5 dengan level S-2 dan S-4.

Tabel 2.5. Persyaratan AQL

Item Related Defects Inspection

Level AQL

Visible defects Stains, Lumps,

Holes, Etc S-4 2,5

Water test Holes S-4 1,5

Dimensions Width, Length,

Thickness S-2 4,0

Phyical properties Before and after

aging S-2 4,0

PT. Shamrock Manufacturing Corpora menghasilkan produk berdasarkan

spesifikasi dan jenis atau kegunaan dari sarung tangan karet. Berikut ini pada tabel

2.6. dijelaskan spesifikasi dan jenisnya.

Tabel 2.6. Spesifikasi dan Jenis Sarung Tangan PT Shamrock Manufacturing Corpora

No Spesifikasi Jenis

1 Natural Rubber Latex (LPT, LPS)

Surgical dan Medical Gloves 2 Natural Rubber Latex (LPFT, LPFS)

3 Corboxilated Nitrile Rubber Latex 4 mm

Examination Gloves 4 Corboxilated Nitrile Rubber Latex 8 mm

5 High Risk Gloves 16 mm

Industrial Gloves 6 Natural Latex Flocklined – Long Cuff

7 Thin Gloves (LPS, LPT)

(37)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Kansei Engineering3

3.1.1 Pengertian Kansei Engineering

Otak manusia utamanya menampilkan dua jenis proses informasi, yaitu

proses inteligen dan proses Kansei. Kansei digunakan untuk tes sensor atau

pengujian di berbagai bidang untuk menetukan perasaan manusia.

Istilah Kansei di Jepang diambil dari ahli filsafat Jerman bernama

Baumgarten (Lee. Et.al, 2000). Karyanya yang berjudul AESTHETICA (1750)

merupakan penelitian pertama yang mempengaruhi Kansei Engineering, dalam

bahasa jepang, kata Kansei memiliki makna Feeling (Rasa), Impression (Kesan)

dan emotion (emosi). Kansei Engineering merupakan sebuah metode untuk

menerjemahkan citra (image) konsumen atau perasaan konsumen menjadi

komponen desain yang riil (Nagamichi, Mitsuo, 1995). Kansei Engineering

ditemukan oleh M. Nagamichi di Universitas Hiroshima kira – kira 30 tahun yang

lalu. Kansei Engineering sebagai sebuah teknologi ergonomi yang berorientasi

pada konsumen, memungkinkan citra (image) atau perasaan konsumen bersatu

dengan proses desain sebuah produk baru.

Kansei Engineering didefinisikan sebagai teknologi penerjemahan

perasaaan konsumen (Kansei) tentang produk yang akan datang (baru) menjadi

sebuah elemen desain. Kansei Engineering berusaha memproduksi produk baru

3

(38)

berdasarkan perasaan dan permintaan konsumen. Tujuan dari penelitian Kansei ini

adalah untuk mencari struktur emosi yang ada dibawah sikap atau tingkah laku

manusia. Struktur ini mengacu pada Kansei sebagai seseorang dibidang seni dan

desain. Kansei adalah salah satu elemen – elemen yang paling penting yang

membawa kemauan atau kekuatan menciptakan sesuatu. Penelitian yang

dilakukan oleh Harada, ditemukan bahwa sikap seseorang di depan karya seni dan

desain seni tidak berdasarkan pada logika tetapi berdasarkan pada Kansei. Kansei

Engineering berhubungan dengan empat hal:

1. Perasaan konsumen tentang produk menurut istilah ergonomik dan estimasi

psikologis. Semantic Differential (SD) yan dikembangkan oleh Osgood

merupakan teknik utama untuk menangkap Kansei Konsumen (Jayne

Al-Hindawe,1991). Dapat dilihat pada gambar 3.1. berikut:

Sumber :Mitsuo Nagamachi (2011)

Gambar 3.1. Semantic Differential For Kansei

2. Mengidentifikasi karakteristik desain produk dari Kansei konsumen. Hal ini

dilakukan dengan melakukan survei atau eksperimen ergonomi untuk

(39)

3. Membangun Kansei Engineering sebagai sebuah teknologi ergonomik.

Beberapa teknologi komputer yang canggih. Inteligen buatan, model jaringan

syaraf, dan algoritma genetik termasuk juga teori Fuzzy, disertakan juga untuk

membangun rangka kerja yang sistematik dari teknologi Kansei Engineering

dan untuk mengkonstruksi database yang terhubung dan system interface.

4. Menyesuaikan desain produk dengan perubahan sosial yang sedang terjadi

yang sesuai dengan pilihan orang. Hal ini bertujuan untuk merawat kesehatan

database dari Kansei Engineering system dan trend Kansei konsumen yang

sedang meningkat dengan memasukkan data Kansei baru konsumen dalam

setiap tiga atau empat tahun.

3.1.2 Metode Kansei Engineering4

Lima tipe Metode Kansei Engineering yang digunakan oleh Nagamichi

yaitu :

1. Tipe I : Kansei Engineering Type 1

Sumber :Mitsuo Nagamachi (2011)

Gambar 3.2. Diagram Kansei Engineering Tipe I

4

(40)

1. Langkah pertama yaitu strategi perusahaan, perusahaan harus memiliki konsep

yang ditentukan atau strategi untuk produk baru. Insinyur Kansei harus

memanfaatkan strategi ini untuk diterapkan ke bidang baru.

2. Langkah kedua yaitu mengumpulkan kata-kata Kansei yang berhubungan

dengan konsep produk baru (sekitar 20-30 kata Kansei). Langkah ketiga yaitu

kata-kata Kansei dikumpulkan disusun pada titik 5-atau skala Semantic

Differential 7-

3. Langkah ketiga yaitu kata-kata Kansei dikumpulkan disusun pada titik 5-atau

skala Semantic Differential 7-point.

4. Langkah keempat yaitu mengumpulkan sampel produk sebagai perbandingan

di antara produk sejenis dari perusahaan dan pembuat yang berbeda (sekitar

10-20 sampel).

5. Langkah kelima yaitu daftar item dan kategori, item dan kategori menyiratkan

spesifikasi desain tentang produk sampel yang dikumpulkan. Semua sifat

produk dijelaskan, misalnya item terdiri dari warna, bentuk, ukuran, merek

logo, dan lain-lain. Kategori misalnya item warna memiliki kategori kuning,

merah, hijau dan lain-lain.

6. Langkah keenam evaluasi percobaan yaitu responden diminta mencatat

perasaan mereka dengan kata-kata Kansei untuk setiap sampel pada lembar

skala Semantic Differential.

7. Langkah ketujuh yaitu analisis statistik, data dievaluasi dan dianalisa dengan

(41)

8. Langkah kedelapan interpretasi data yang dianalisis, yaitu semua data

dianalisis harus ditafsirkan dari sudut pandang Kansei Engineering. Tujuannya

adalah untuk menemukan hubungan antara Kansei manusia dan properti

produk. Data yang dianalisis ditemukan hubungan setiap Kansei dengan

spesifikasi desain.

9. Langkah kesembilan yaitu Penjelasan data, interpretasi data harus menjelaskan

kepada desainer perusahaan untuk membuat desain baru dengan bantuan

desainer.

10. Langkah kesepuluh yaitu kolaborasi para insinyur dengan desainer, Kansei

memotivasi perusahaan untuk membuat desain produk baru. Proses ini,

insinyur Kansei harus mendukung terciptanya perancangan produk baru

berdasarkan data Kansei Engineering.

3.1.3. 5

Conjoint Analysis adalah teknik analisis yang digunakan secara khusus

untuk memahami bagaimana responden mengembangkan produk atau layanan

pilihan. Analisis conjoint bertujuan untuk menentukan bagaimana persepsi

seseorang terhadap suatu objek yang terdiri dari satu atau banyak bagian. Analisis

Conjoint (CA) adalah metodologi didasarkan pada beberapa langkah mulai dari

merancang percobaan, mengumpulkan data, memperkirakan model dan, akhirnya,

menggunakan hasil untuk pengembangan produk. Proses analisis conjoint adalah

sebagai berikut:

(42)

1. Tentukan nilai Constant

Constant adalah analisis nilai tengah. Nilai konstan ditentukan berdasarkan

skala penilaian yang digunakan. Nilai konstan dapat diperoleh dengan rumus

berikut:

฀1฀ 2 ฀ 3 ฀ ... ฀ n

c฀฀ ฀

n

฀ ฀

dimana n adalah skala penilaian yang digunakan.

2. Tentukan nilai rata-rata

Nilai rata-rata adalah rata-rata dari total responden penilaian atribut produk.

Nilai rata-rata dapat diperoleh dengan rumus berikut:

x1฀

dimana xn adalah nilai dari sampel n.

3. Tentukan nilai Utilitas

Penyimpangan atau utilitas adalah perbedaan antara rata-rata faktor spesifik

dengan konstan. Jika perbedaannya adalah negatif, maka responden kurang

puas dengan atribut produk. Sebaliknya, jika perbedaan tersebut positif, maka

responden menyukai atribut produk

4. Analisis data

Data penyimpangan dianalisis untuk memperoleh kategori produk yang sesuai

dengan kebutuhan responden. Produk kategori dipilih berdasarkan kategori

yang memiliki nilai deviasi tertinggi dibandingkan dengan kategori lainnya.

5

Bernard Fichet dkk. 2010. Classification and Multivariate Analysis for Complex Data

(43)

3.2. Quality Function Deployment6

QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa

dengan memahami kebutuhan konsumen kemudian menghubungkannya dengan

karakteristik teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap

pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan. QFD digunakan untuk membantu

bisnis memusatkan perhatian pada kebutuhan para pelanggan mereka ketika

menyusun spesifikasi desain dan pabrikasi.

Quality Function Deployment (QFD) dikembangkan pertama kali pada

tahun 1972 oleh Mitsubishi’s Shipyard di Kobe, Jepang. Inti dari QFD adalah

suatu matriks besar yang akan menghubungkan apa keinginan pelanggan (What)

dan bagaimana suatu produk akan didesaian dan diproduksi agar memenuhi

kebutuhan pelanggan (How).

3.2.1 House of Quality (HoQ)7

The house of quality adalah suatu kerangka kerja atas pendekatan dalam

mendesain manajemen yang dikenal sebagai Quality Function Deployment

(QFD). (Cohen,L.,1995)

The House of Quality memperlihatkan struktur untuk mendesain dan

membentuk suatu siklus, dan bentuknya menyerupai sebuah rumah. Kunci dalam

membangun HOQ adalah difokuskan kepada kebutuhan pelanggan, sehingga

proses desain dan pengembangannya lebih sesuai dengan apa yang diinginkan

6

(44)

oleh pelanggan daripada teknologi inovasi. Hal ini dimaksudkan untuk

mendapatkan informasi yang lebih penting dari pelanggan. Adapun komponen

penting dalam menyusun QFD-The House of Quality dapat dilihat pada Gambar

3.3.

A

Customer Needs and Benefits

D

Relationships

- What do the customer requirement mean to the manufaktur

- Where are the interactions between relationships

F

Technical Matrix - Technical Response Priorities - Competitive Technical Benchmarks - Technical Targets

B Planning Matrix

- Importance to Customer - Current Satisfaction Performance - Competitive Satisfaction Performance - Goal

- Improvement Ratio - Sales Point - Raw Weight

- Normalized Raw Weight C

Technical Response (Technical Requirement)

E

Technical Correlations

Gambar 3.3. House of Quality

Sumber : Lou Cohen (1995)

Keterangan dari setiap bagiannya adalah sebagai berikut (Lou Cohen, 1995) :

1. Customer need

Customer need berisi daftar semua kebutuhan dan harapan pelanggan yang

biasanya ditentukan dengan penelitian secara kualitatif. Cara mengetahui suara

7

(45)

pelanggan dapat dilakukan dengan wawancara langsung dengan pelanggan

untuk mengetahui keinginan, harapan, keluhan, maupun saran pelanggan, dan

dapat juga dilakukan dengan pembagian kuisioner.

2. Planning matrix

Planning matrix merupakan matriks perencanaan produk yang berisikan data

kuantitatif kebutuhan konsumen dan tujuan-tujuan performansi yang hendak

dicapai.

3. Technical response

Technical response merupakan parameter teknik yang memberikan gambaran

bagaimana cara tim pengembangan produk/jasa pelayanan dalam merespon

kebutuhan dan keinginan konsumen. Suara konsumen yang bersifat kualitatif

maupun kuantitatif harus diterjemahkan ke dalam suara pengembang (voice of

developer).

4. Relationship

Relationship menunjukkan hubungan antara parameter teknik dengan

kebutuhan dan keinginan konsumen yang telah dimodelkan dalam QFD.

Hubungan tersebut merupakan dari tim pengembangan yang dapat bersifat

kuat, moderat, dan lemah atau tidak ada hubungannya.

5. Technical corelation

Technical corelation menggambarkan hubungan yang terjadi antar respon

teknis yang dapat dibedakan menjadi korelasi positif sangat kuat, positif cukup

kuat, negatif sangat kuat serta tidak ada hubuungannya.

(46)

Technical Matrix berisi informasi berupa prioritas dari aspek teknis produk

serta target teknis yang direncanakan berdasarkan competitive benchmar untuk

tujuan pengembangan kualitas produk.

3.3. Analytic Network Process (ANP)8

ANP merupakan suatu metode pendekatan kualitatif yang digunakan untuk

mencari nilai dan hubungan antara variabel baik secara horizontal, vertikal

maupun loop. ANP pada dasarnya memiliki bentuk yang mirip dengan AHP

dimana AHP menunjukkan hubungan antara variabel yang membentuk suatu

hierarki, akan tetapi, tidak semua permasalahan pengambilan keputusan hanya

berdasarkan hierarki akan tetapi juga memiliki ketergantungan antara komponen

di dalam klaster. Pada masalah yang demikian, digunakan Analytic Network

Process dimana jaringannya tersebar di segala arah dan mengikutsertakan

perputaran diantara klaster dan loops di dalam klaster yang sama.

ANP biasanya terdiri dari tiga hierarki linear yaitu tujuan, kriteria, dan

subkriteria. Kemudian, ANP juga dapat berbentuk non linear sehingga setiap

komponen memberikan umpan balek terhadap komponen lainnya baik di dalam

klaster maupun di luar klaster. Gambar Struktur Hierarki ANP dapat dilihat pada

Gambar 3.4.

8

(47)

Goal

Gambar 3.4. (a) Linear (b) Non Linier

ANP memiliki skala fundamental yang nilainya sama dengan AHP

dimana skala ini telah diuji hasilnya oleh banyak orang dalam berbagai aplikasi dan

telah dilakukan pembenaran teoritis terhadap skala yang harus digunakan di dalam

perbandingan elemen yang homogen. Adapun nilai dan penjelasan skala ini dapat

dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Skala Fundamental ANP dan AHP

Intensitas

Kepentingan Definisi Penjelasan

1 Equal Importance Dua elemen menyumbangnya sama

besar pada sifat itu

2 Weak

3 Moderate Importance Pengalaman dan pertimbangan sedikit

menyokong satu elemen atas lainnya

4 Moderate Plus

5 Strong Importance

Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen lainnya

6 Strong Plus

7 Very Strong or Demonstrated Importance

Satu elemen dengan kuat disokong, dan dominannya telah terlihat dalam praktek 8 Very, Very Strong

9 Extr\eme Importance

Bukti yang menyokong elemen yang satu yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan

(48)

dengan aktivitas j, maka j mempunyai kebalikannya bila dibandingkan dengan i

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua pertimbangan berdekatan

Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan

Sumber : Thomas L. Saaty (2006)

Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan ANP menurut Saaty:

1. Konstruksi model dan strukturisasi masalah

Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi alternatif yang akan menjadi

paling signifikan dalam pengambilan keputusan.

2. Matriks perbandingan berpasangan yang menunjukkan keterkaitan

Matriks perbandingan berpasangan ini dibutuhkan untuk menghitung

dampaknya pada alternatif-alternatif yang saling dibandingkan dengan skala

rasio pengukuran yang dikembangkan oleh Saaty.

3. Perhitungan rasio konsistensi

Tingkat ketidak konsistenan pada respon di sebut dengan rasio ketidak

konsistenan (CI) yang perhitungannya adalah sebagai berikut: Pada keadaan

sebenarnya akan terjadi penyimpangan secara matriks tidak konsisten

sempurna, karena ketidak konsistenan dalam preferensi seseorang. indikator

terhadap konsistensi diukur melalui Consisteny index (CI) yang dirumuskan :

CI = (Zmaks – n)/(n-1)

Dengan : Zmaks = eigen maksimum

N = ukuran matriks

Nilai CI tidak akan berarti bila tidak terdapat patokan untuk menyatakan

(49)

patokan dengan melakukan perbandingan random atas 500 sampel. Dari

matriks random tersebut didapat juga nilai indeks konsistensi yang disebut

dengan indeks random (random indeks, RI). CI dengan CR dibandingkan agar

dihasilkan suatu patokan untuk menentukan tingkat konsistensi suatu matriks

yang disebut dengan Consistency Ratio (CR) yang dirumuskan:

CR = Indeksy/ConsistencRandomCI

Tingkat konsistensi tertentu diperlukan dalam penentuan prioritas untuk

mendapatkan hasil yang sah. Nilai CR semestinya tak lebih dari 10%. Jika

tidak, penilaian yang telah dibuat mungkin telah dilakukan secara random dan

perlu direvisi. Tabel random indeks dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Random Indeks (RI)

RI merupakan indeks konsistensi matriks random dengan skala penilaian 1

sampai 9 dengan beserta entri-entri kebalikanya. Perlu diperhatikan bahwa

matriks berorde 1 dan 2 sudah konsisten sehingga rumus C1 dan CR tidak

berlaku.

4. Pembentukan super matriks dan analisis

Super matriks berisikan submatriks yang terdiri atas hubungan-hubungan

(50)

3.4. Kuesioner

9

Empat komponen inti dari sebuah kuesioner, yaitu:

Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau

hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dirancanga dengan tujuan untuk memperoleh

informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Syarat utama pengisian

kuesioner adalah pertanyaan yang jelas dan mengarah ke tujuan.

1. Kuesioner memiliki subjek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan

penelitian.

2. Kuesioner memiliki ajakan, yaitu permohonan dari peneliti untuk turut serta

mengisi secara aktif dan objektif pertayaan maupun pernyataan yang tersedia.

3. Kuesioner memiliki petunjuk pengiisian kuesioner, dimana petunjuk yang

tersedia harus mudah dimengerti.

4. Kuesioner memiliki pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat pengisian

jawaban, baik secara tertutup, semi tertutup, maupun terbuka.

10

Perancangan kuesioner yang baik perlu dipahami prinsip-prinsip yang

terkait dengan cara penulisan pertanyaan (wording of quetions), cara pengukuran

yaitu mengkatagorikan, membuat skala dan mengkodekan (catagorized, scaled

and coded) jawaban dari responden dan kerapian (general appearance) kuesioner

tersebut.

9

Rosnani Ginting, Perancangan Produk. (Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 68-72 10

(51)

3.5. Metode Sampling11

Sampling adalah metode pengumpulan data yang sangat populer karena

memanfaatkannya yang demikian besar dalam penghematan sumberdaya waktu

dan biaya dalam kegiatan pengumpulan data. Sampling sering dilawankan dengan

sensus yaitu metode pengumpulan data secara menyeluruh yaitu seluruh sumber

data ditelusuri dan setiap elemen data yang dibutuhkan diambil. Metode sensus

memang menghasilkan data lebih lengkap tetapi tidak sedikit kendala yang

dihadapi dengan menggunakan metode ini.

3.5.1 Populasi, Elemen dan Sampel

Objek penelitian dapat bermacam-macam baik berbentuk fisik seperti

manusia secara keseluruhan, manusia dalam kelomok tertentu, perusahaan

pelanggan, tanaman, dan lain-lain maupun non-fisik seperti perilaku,

kepemimpinan, peristiwa dan lain-lain. Karena penelitian harus mengungkap

masalah yang dihadapi oleh objek tersebut maka perlu diketahui batasan

(boundary) dari objek tersebut. Objek penelitian adalah sebuah perusahaan yang

sedang bermasalah dalam hal produktivitas karyawannya dan boundary dari objek

penelitian tersebut adalah keseluruhan karyawan yang terkena masalah

produktivitas. Boundary dari objek ini disebut populasi. Populasi ialah

keseluruhan anggota atau kelompok yang membentuk objek yang dikenakan

investigasi oleh peneliti.

11

(52)

Elemen adalah setiap anggota dari populasi dimana seluruh elemen yang

membentuk satu kesatuan karakteristik adalah populasi dan setiap unit dari

populasi tersebut adalah elemen dari populasi. Sampel adalah sebuah subset dari

populasi. Subset terdiri dari sejumlah elemen dari populasi ditarik sebagai sampel

melalui mekanisme tertentu dengan tujuan tertentu. Elemen yang ditarik dari

populasi disebut sebagai sebuah sampel apabila karakteristik yang dimiliki oleh

gabungan dari seluruh elemen-elemen yang ditarik tersebut merepresentasikan

karakteristik dari populasi.

Sampling ialah proses penarikan sampel dari populasi melalui mekanisme

tertentu melalui mana karakteristik populasi dapat diketahui dan didekati. Kata

mekanisme tertentu mengandung makna bahwa baik jumlah elemen yang ditarik

mapun cara penarikan harus mengikuti atau memenuhi aturan tertentu agar sampel

yang diperoleh mampu merepresentasikan karakteristik populasi dari mana

sampel tersebut diambil atau ditarik.

3.5.2 Probability Sampling12

Probability sampling adalah metode pengambilan sampel dimana setiap

elemen dari populasi diberi kesempatan yang untuk ditarik menjadi anggota dari

sampel. Rancangan atau metode probability sampling ini digunakan apabila faktor

keterwakilan (representiveness) oleh sampel terhadap populasi sangant

dibutuhkan dalam penelitian antara lain agar hasil penelitian dapat digeneralisasi

secara lebih luas. Pemilihan atas lima metode penarikan samel yang telah

12

(53)

disebutkan di atas tergantung pada banyak faktor, antara lain yang utama ialah

luasnya cakupan generalisasi yang diinginkan, ketersediaan waktu, maksud dan

tujuan penelitian (tipe masalah yang ingin dicari jawabannya).

Teknik sampling yang berada dalam lingkup probabilistik sampling adalah

sebagai berikut:

1. Simple Random Sampling

Simple random sampling yang sering juga disebut unrestricted probability

sampling, setiap elemen dari populasi memiliki kesempatan atau peluang

yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel. Simple random sampling

dikatakan tidak terbatas (unrestricted) karena semua elemen diperlakukan

sama dalam arti semuanya mempunyai kesempatan terpilih yang sama

walaupun karakteristik masing-masing anggota mungkin tidak sama. Simple

random sampling memiliki bias yang relatif kecil dan memberikan

kemampuan generalisasi yang tinggi. Penggunaan metode ini terbatas pada

kondisi populasi yang memiliki elemen dengan karakteristik atau property

yang tidak berfluktuasi besar.

2. Systematic Sampling

Systematic sampling adalah suatu metode pengambilan sampel dengan cara

menarik elemen setiap kelipatan ke-n dari populasi mulai dari urutan yang

dipilih secara acak diantara nomor 1 hingga n. Metode Systematic sampling

pada umumnya digunakan dalam pemeriksaan mutu proses atau produk

dalam industri manufaktur yang bersifat continue dan flow process seperti

(54)

3. Stratified Random Sampling

Penarikan sampel menurut metode stratified random sampling merupakan

perluasan sekaligus mengatasi kelemahan dari metode simple random

sampling. Strata elemen dalam populasi mendapat perhatian sehingga

populasi dibagi sesuai dengan strata yang ada. Strata dalam populasi dibagi

sesuai dengan sasaran penelitian.

4. Cluster Sampling

Populasi pada kebanyakan kasus berada dalam keadaan seperti terkotak-kotak

menunjukkan karakteristik yang berbeda. Misalnya suatu wilayah dihuni oleh

penduduk yang bersifat multi-kultur.

5. Area Sampling

Area sampling sangat mirip bahkan sering digabung dalam cluster sampling.

Area sampling memiliki perbedaan dengan cluster sampling yaitu cluster dari

populasi adalah perbedaan lokasi geografis dari populasi.

3.5.3 Non-Probability Sampling13

Non-probability sampling adalah teknik sampling dimana setiap elemen

populasi yang akan ditarik menjadi anggota sampel tidak berdasarkan pada

probabilitas yang melekat pada setiap elemen tetapi berdasarkan karakteristik

khusus masing-masing elemen. Model dari metode sampling yang

non-probabilistik ini adalah convinience sampling dan purposive sampling.

13

(55)

1. Convinience Sampling

Convinience sampling adalah suatu metode sampling dimana para

respondennya adalah orang-orang yang secara sukarela menawarkan diri

(conviniencely avaiable) dengan alasan masing-masing.

2. Purposive Sampling

Purposive sampling adalah metode sampling non-probability yang

menggunakan orang-orang tertentu (specific target-group) sebagai sumber

data/informasi. Orang-orang tertentu yang dimaksud disini adalah individu

atau kelompok yang karena pengetahuan, pengalaman, jabatan dan lain-lain

yang dimilikinya menjadikan individu atau kelompok tersebut perlu dijadikan

sumber informasi. Individu atau kelompok khusus ini langsung dicatat

namanya sebagai reponden tanpa melalui proses seleksi secara random.

Purposive sampling dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu judgement

sampling dan quota sampling. Judgement sampling adalah tipe pertama dari

purposive sampling, responden terlebih dahulu dipilih berdasarkan

pertimbangan tertentu misalnya karena kemampuannya atau kelebihannya

diantara orang-orang lain dalam memberikan data dan informasi yang bersifat

khusus yang dibutuhkan peneliti.

Quota Sampling adalah tipe kedua purposive sampling dimana

kelompok-kelompok tertentu dijadikan reponden (sumber data/informasi) untuk

(56)

3. Total Sampling14 atau sampel yang dipilih dengan keseluruhan jumlah

anggota sampel sama dengan anggota populasinya dengan tujuan

mendapatkan data yang representatif. Semakin besar jumlah sampel semakin

representatif data

3.6. Validitas Data15

Validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian

antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang

valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Literatur

membedakan validitas instrumen atas dua tipe yaitu validitas internal dan validitas

eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat keakurasian rancangan

penelitian. Rancangan penelitian yang baik termasuk rancangan pengumpulan

data akan dapat mengidentifikasi sumber data yang tepat dan alat/instrumen

pengumpulan data yang juga tepat. Validitas eksternal berkenaan dengan derajat

akurasi hasil penelitian jika dilakukan generalisasi dan diterapkan pada populasi

dari mana data penelitian diambil.

Pengujian validitas instrumen dapat dilakukan melalui analisis korelasi

(correlational analysis). Analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus

Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Pearson, yaitu sebagai

berikut:

14

Jan Jonker&Bartjan Pennink.The Essence of Research Methodology,. (Netherland : Springer, 2010), hal : 171.

15

(57)

Dimana, r = koefisien korelasi antara X dan Y

X = skor variabel independen X

Y = skor variabel independen Y

3.7. Reliabilitas Data16

Reliabilitas sebuah alat ukur berkenaan dengan derajat konsistensi dan

stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan

menggunakan instrumen tersebut. Dua ukuran yang umum digunakan untuk

mengetahui derajat reliabilitas atau kehandalan instrumen pengumpulan data,

yaitu stabilitas instrumen dan konsistensi internal instrumen.

Stabilitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan derajat

kestabilan instrumen terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan

instrumen tersebut artinya jika instrumen tersebut digunakan dalam pengukuran

variabel yang sama dalam waktu yang berbeda dan memberikan hasil yang sama

makan dikatakan stabilitas instrumen tersebut cukup baik. Konsistensi internal

instrumen memberikan indikasi homogenitas item dalam pengukuran dalam arti

seberapa jauh instrumen tersebut menjadikan item-item yang diukur secara

bersama-sama menjadi sebuah set dan secara independen menjadi bagian yang

berarti terhadap keseluruhan.

16

(58)

Pengujian reliabilitas pada umumnya dikenakan untuk pengujian stabilitas

instrumen dan konsistensi internal instrumen. Pengujian terhadap kedua

karakteristik dari instrumen tersebut dapat dilakukan dengan beberapa metode.

Untuk pengujian stabilitas instrumen terdapat dua macam uji yaitu test-retest

reliability dan parallel-form reliability. Pengukuran konsistensi internal instrumen

pengumpulan data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu interitem consistency

reliability dan split-half reliability. Salah satu alat test yang sering digunakan

dalam pengujian konsistensi internal instrumen ialah Koefisien Alpha Cronbach.

Koefisien Alpha Cronbach digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen yang

pertanyaannya menggunakan skor dalam rentangan tertentu. Rumus yang

digunakan dalam menghitung koefisien tersebut ialah :

r =

dimana,

k = jumlah butir pertanyaan

σ2yi = varians butir pertanyaan

(59)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian pada PT. Shamrock Manufacturing Corpora yang

merupakan perusahaan manufactuirng yang memproduksi sarung tangan untuk

Rumah Sakit. Perusahaan ini terletak di Jl. Raya Medan Namorambe, km 9,5,

Kec. Delitua, Deli Serdang, Sumatera Utara.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei (survey research).

Penelitian survei ialah suatu penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh

fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual untuk

mendapatkan kebenaran (Sukaria, 2013).

4.3 Objek Penelitian

Objek penelitian yang diamati adalah sarung tangan operasi dari PT.

Shamrock Manufacturing Corpora yang digunakan perawat bagian bedah.

4.4. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen

(60)

b. Karakteristik teknis

2. Variabel Dependen

a. Emotional Needs

b. Karakteristik produk berdasarkan kansei

c. Usulan perbaikan perancangan

4.5. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual merupakan suatu bentuk kerangka berpikir yang

dapat digunakan sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah. Kerangka

berpikir inilah yang merupakan landasan awal dalam melaksanakan penelitian.

Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Emotional Needs Karakteristik Produk

Berdasarkan Kansei

Usulan Perbaikan Rancangan

Karakteristik Teknis Bahan Utama

Bahan Tambahan

Ukuran

Aroma

Warna

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian

4.6. Defenisi Variabel Operasional

Variabel operasional yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

Gambar

TABEL
TABEL
TABEL
GAMBAR
+7

Referensi

Dokumen terkait