• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbaikan Rancangan Alat Spatula Semen Dengan Menggunakan Metode Kansei Engineering, Quality Function Deployment dan Analytic Network Process Pada Fakultas Kedokteran Gigi USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbaikan Rancangan Alat Spatula Semen Dengan Menggunakan Metode Kansei Engineering, Quality Function Deployment dan Analytic Network Process Pada Fakultas Kedokteran Gigi USU"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-06A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 PERBAIKAN RANCANGAN ALAT SPATULA SEMEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING, QUALITY

FUNCTION DEPLOYMENT DAN ANALYTIC NETWORK PROCESS PADA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI USU

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

ANDRY

0 9 0 4 0 3 0 4 6

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2014

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas sarjana ini adalah “Perbaikan Rancangan Alat Spatula Semen Dengan Menggunakan Metode Kansei Engineering, Quality Function Deployment dan Analytic Network Process Pada Fakultas Kedokteran Gigi USU”.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.

Medan, Maret 2014 Penulis,

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur dan terima kasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

2. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

3. Bapak Buchari, ST, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

(6)

5. Bapak Drg. Bakrie Soeyono selaku Pembimbing Lapangan Fakultas Kedokteran Gigi USU yang telah memberikan bantuan berupa waktu, bimbingan, serta informasi dan data selama melakukan penelitian.

6. Staff pegawai Teknik Industri, Bang Ridho, Bang Mijo, Kak Dina, Bang Nurmansyah, Bang Kumis, Kak Rahma dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini. 7. Orang tua yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril, doa,

maupun materil sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari tidak dapat membalas segala kebaikan dan kasih sayang dari keduanya.

8. Semua teman angkatan 2009 di Departemen Teknik Industri USU yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan penulis pada saat penelitian, Sadikin, Hady, Nickxon, Niko, Maysarah, Febi dan lain sebagainya.

10.Tim KE, Wildan, Johan, Naqasya, Mustofa.

11.Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan terima kasih. Kiranya laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2014 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Perumusan Permasalahan ... I-4 1.3 Tujuan dan Manfaat ... I-4 1.4 Batasan Masalah dan Asumsi ... I-5 1.5 Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-6

II GAMBARAN UMUM INSTANSI ... II-1

(8)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.2 Visi dan Misi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara II-4 2.3 Tujuan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara .. II-5 2.4 Fakultas Kedokteran Gigi Bagian Konservasi ... II-7

III LANDASAN TEORI ... III-1

(9)

ix

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2 Jenis Penelitian ... IV-1 4.3 ObjekPenelitian ... IV-1 4.4 Variabel Penelitian ... IV-1 4.5 Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.6 Definisi Variabel Operasional ... IV-3 4.7 Rancangan Penelitian ... IV-4 4.8 Pengumpulan Data ... IV-6 4.8.1 Sumber Data ... III-6 4.8.2 Metode Pengumpulan Data ... III-6 4.8.3 Insturmen Penelitian ... III-7 4.8.4 Populasi dan Sampel ... III-9 4.9 Pengolahan Data ... IV-11

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.1.3 Rekapitulasi Kuesioner Tingkat Kepentingan ... V-2 5.1.4 Rekapitulasi Kuesioner ANP ... V-2 5.2 Pengolahan Data ... V-2 5.2.1 Kansei Engineering ... V-2 5.2.1.1 Penentuan Tujuan ... V-2 5.2.1.2 Pengumpulan Kata Kansei ... V-3 5.2.1.3 Penetapan Skala Semantic Differential Dari

(11)

xi

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.2.3.3 Penyusunan Normalisasi Customer

Importance (CI) ... V-24 5.2.3.4 Penentuan Technical Requirement (TR) ... V-25 5.2.3.5 Penetapan Hubungan Antara Technical

Requirement (TR)... V-26 5.2.3.6 Konstruksi Model Analytic Network Process ... V-27 5.2.3.7 Penetapan Tingkat Hubungan Antara

Karakteristik Teknis Produk Dengan

Keinginan Konsumen ... V-29 5.2.3.8 Penyusunan Matriks House of Quality (HOQ) . V-38

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL ... VI-1

6.1 Analisis Metode Kansei Engineering ... VI-1 6.2 Analisis Metode Quality Function Deployment dan Analytic

(12)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1 Kesimpulan... VII-1 7.2 Saran ... VII-2

(13)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

(14)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.16 Random Consistency Index ... V-31 5.17 Pembobotan Setiap Elemen ... V-32 5.18 Supermatrix ... V-36 5.19 Limiting Supermatrix ... V-37 5.20 Derajat Kepentingan Karakteristik Teknis ... V-40 5.21 Penentuan Tingkat Kesulitan, Perkiraan Biaya, dan Derajat

(15)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

(17)

ABSTRAK

Fakultas Kedokteran Gigi USU adalah sebuah instansi pendidikan yang menghasilkan dokter gigi yang berkompeten. Pada Fakultas Kedokteran Gigi USU terdapat keluhan pada mahasiswa co-ass yaitu pada alat kedokteran gigi yang digunakan, salah satunya pada alat spatula semen, dimana spatula semen yang digunakan campuran semen sangat mudah menempel pada spatula semen dan sulit dibersihkan, rancangan spatula semen yang kurang nyaman dan praktis untuk digunakan dimana keluhan tersebut merupakan sebuah masalah yang dapat memperlambat kinerja dan produktivitas. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan usulan perbaikan rancangan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen dimana kebutuhan konsumen didapatkan dengan menggunakan Kansei Engineering yang menjadi input pada QFD. QFD digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan konsumen menjadi karakateristik teknis yang dibutuhkan. Hubungan antara karakteristik teknis dengan kebutuhan konsumen kemudian diteliti dengan menggunakan metode ANP dan akhirnya didapatkan hasil prioritas karakteristik teknis produk. Hasil penenilitian diperoleh rancangan alat spatula semen yang terdiri dari 5 atribut produk terpilih yang mewakili kebutuhan konsumen dan bahan spatula semen stainless steel adalah atribut produk yang paling penting menurut penilaian konsumen. Berdasarkan atribut produk didapatkan 5 karakteristik teknis dan karakteristik teknis yang perlu ditingkatkan terhadap perancangan produk spatula semen adalah standarisasi bahan.

(18)

ABSTRAK

Fakultas Kedokteran Gigi USU adalah sebuah instansi pendidikan yang menghasilkan dokter gigi yang berkompeten. Pada Fakultas Kedokteran Gigi USU terdapat keluhan pada mahasiswa co-ass yaitu pada alat kedokteran gigi yang digunakan, salah satunya pada alat spatula semen, dimana spatula semen yang digunakan campuran semen sangat mudah menempel pada spatula semen dan sulit dibersihkan, rancangan spatula semen yang kurang nyaman dan praktis untuk digunakan dimana keluhan tersebut merupakan sebuah masalah yang dapat memperlambat kinerja dan produktivitas. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan usulan perbaikan rancangan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen dimana kebutuhan konsumen didapatkan dengan menggunakan Kansei Engineering yang menjadi input pada QFD. QFD digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan konsumen menjadi karakateristik teknis yang dibutuhkan. Hubungan antara karakteristik teknis dengan kebutuhan konsumen kemudian diteliti dengan menggunakan metode ANP dan akhirnya didapatkan hasil prioritas karakteristik teknis produk. Hasil penenilitian diperoleh rancangan alat spatula semen yang terdiri dari 5 atribut produk terpilih yang mewakili kebutuhan konsumen dan bahan spatula semen stainless steel adalah atribut produk yang paling penting menurut penilaian konsumen. Berdasarkan atribut produk didapatkan 5 karakteristik teknis dan karakteristik teknis yang perlu ditingkatkan terhadap perancangan produk spatula semen adalah standarisasi bahan.

(19)

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung dengan peralatan yang selalu dalam kondisi baik dan layak pakai serta aman bagi pasien, pengguna dan pengunjung.

(20)

I-2

Tabel 1.1. Rekapitulasi Keluhan Mahasiswa Co-Ass (Dokter Muda)

No Keluhan Jumlah

1 Spatula semen yang sulit dibersihkan 9 2 Campuran semen sangat mudah menempel pada spatula semen 2 3 Ukuran kepala spatula yang tidak sesuai 7 4 Bentuk kepala spatula yang tidak sesuai 3 5 Bentuk pegangan yang tidak nyaman 6 6 Spatula semen yang tidak nyaman 3

Sumber: Hasil Pengumpulan Data

Keluhan mahasiswa co-ass (dokter muda) akan diselesaikan dengan perancangan alat spatula semen berdasarkan keinginan mahasiswa co-ass (dokter muda) untuk menghasilkan usulan perbaikan rancangan alat spatula semen. Perbaikan rancangan alat spatula semen dilakukan dengan menggunakan metode kansei engineering untuk mendapatkan respon emosional terhadap rancangan yang diiginkan, yang diintegrasikan dengan metode Quality Functions Development (QFD) untuk mengidentifikasi hubungan antara kebutuhan pelanggan dengan karakteristik teknis, dan metode Analytic Network Process (ANP) untuk memilih prioritas teknis perancangan.

1

Kansei Engineering didefinisikan sebagai sebuah metode yang dapat menerjemahkan kansei konsumen (perasaan psikologi) ke dalam spesifikasi desain. Kansei Engineering berguna dalam menghasilkan produk baru. Desain yang berbasis kansei dilakukan dengan menggunakan Kansei Engineering. Kansei diartikan sebagai kesan subjektif seseorang terhadap sekitarnya yang diterima dengan menggunakan panca indra.

1

(21)

I-3

2

Quality Functions Development (QFD) adalah metode yang berguna dalam menyediakan makna dari tranlasi kebutuhan konsumen ke dalam karakteristik teknis pada setiap tahapan dari proses operasi yang mendetail pada pengembangan dan produksi produk. Dalam proses implementasi QFD, Analytic Hierarchy Process (AHP) dapat digunakan untuk menentukan bobot kepentingan relatif di antara kriteria atau hubungan diantara variabel baris dan kolum dari setiap matriks. Namun, AHP memiliki batasan terhadap asumsi kebebasannya, dimana masalah tersebut dapat diselesaikan dengan metode Analytic Network Process (ANP).

3

Metode Analytic Network Process (ANP) adalah metode multiple criteria decision making (MCDM) yang digunakan untuk mendapatkan prioritas teknis terhadap penilaian individual, yang dapat menanggapi segala bentuk keterkaitan sistematis. Pendekatan dengan berdasarkan metode QFD dan ANP dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dari perencanaan atau evaluasi masalah.

Pendekatan metode Kansei Engineering, Quality Function Deployment, dan Analytic Network Process diharapkan dapat memberikan solusi yang tepat dalam mendapatkan usulan perbaikan rancangan alat yang sesuai dengan keinginan mahasiswa co-ass (dokter muda) dengan memperhatikan prioritas teknis perancangan.

2

Yu-Ting Lee, dkk. An Effective Decision-Making Method Using a Combined QFD and ANP Approach. (Taiwan : Ta Hwa Institute of Technology, 2008).

3

(22)

I-4

1.2. Perumusan Permasalahan

Permasalahan yang terdapat pada penelitian ini adalah keluhan mahasiswa co-ass (dokter muda) terhadap alat spatula semen yang digunakan sehingga akan diberikan usulan perbaikan terhadap rancangan alat spatula semen berdasarkan penilaian kansei/perasaan dengan memperhatikan prioritas teknis perancangan.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan usulan perbaikan rancangan alat spatula semen dengan metode Kansei Engineering, Quality Function Deployment dan Analytical Network Process.

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi atribut rancangan produk dengan metode Kansei Engineering.

2. Mengidentifikasi tingkat kepentingan kebutuhan konsumen dan karakteristik teknis yang perlu ditingkatkan dengan menggunakan metode QFD dan ANP.

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat bagi mahasiswa

(23)

I-5

b. Mahasiswa dapat mempelajari dan menguasai perancangan dan perbaikan rancangan produk melalui metode Kansei Engineering, Quality Function Deployment, dan Analytical Network Process.

2. Manfaat bagi Fakultas Kedokteran Gigi USU

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi Fakultas Kedokteran Gigi USU untuk menggunakan hasil usulan perbaikan rancangan alat.

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Dapat mempererat kerja sama antara Fakultas Kedokteran Gigi USU dengan Departemen Teknik Industri USU.

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Gigi USU pada bagian

konservasi.

2. Populasi penelitian adalah mahasiswa co-ass (dokter muda) Fakultas Kedokteran Gigi USU.

3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kansei Engineering, Quality Function Deployment, dan Analytical Network Process.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sampel yang diambil dapat mewakili seluruh populasi.

(24)

I-6

3. Responden mengisi kuesioner tanpa tekanan dari pihak lain sehingga jawaban yang diberikan mutlak dari penilaian responden itu sendiri.

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini adalah : Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan tugas sarjana.

Bab II Gambaran Umum Instansi, menguraikan tentang sejarah, visi dan misi, dan tujuan Fakultas Kedokteran Gigi USU.

Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai perancangan produk, kansei engineering, quality function deployment (QFD), analytic network process (ANP), pembuatan dan penyebaran kuesioner, uji keseragaman dan kecukupan data, validitas data, reliabilitas data dan metode penentuan jumlah sampel.

(25)

I-7

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi pengumpulan data-data kuesioner, yang kemudian diolah dengan metode kansei enginering, pengujian

validitas dan reliabilitas data, serta dikembangkan matriks house of quality, dan

optimasi karakteristik teknis dan kebutuhan konsumen dengan metode analytic

network process (ANP).

Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis pengolahan kuesioner, analisis spesifikasi produk dan kansei engineering, analisis pembuatan QFD dan analisis optimasi dengan analytic network process (ANP).

(26)

BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1. Sejarah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara1

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara merupakan Fakultas Kedokteran Gigi pertama yang berada di luar pulau Jawa, didirikan pada tanggal 19 Oktober 1961 berdasarkan SK Menteri PTIP No. 0048/Sek/PU dan diresmikan pada tanggal 3 Nopember 1961.

Fakultas Kedoktearn Gigi USU pada awalnya hanya memiliki satu gedung berupa Dental Clinic yang dibangun atas bantuan Pemerintah Jerman Barat yang berdiri di atas tanah seluas 27.448 m2 dan diserahkan kepada Universitas Sumatera Utara. Seiring dengan berjalannya waktu, Fakultas Kedokteran Gigi USU terus berkembang hingga pada saat ini Fakultas Kedokteran Gigi USU telah memiliki sejumlah gedung meliputi gedung perkuliahan berlantai tiga, laboratorium, Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGM-P), ruang baca, ruang internet, ruang Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS), ruang rapat/pertemuan, ruang Administrasi dan Laboratorium Unit Usaha Jasa dan Industri. Fakultas Kedokteran Gigi USU juga memiliki sejumlah fasilitas pendukung, diantaranya : kantin mahasiswa, mushola, lapangan olahraga, taman dan lapangan parkir yang memadai. Fasilitas pendukung lainnya seperti Perpustakaan Pusat dan Sistem Informasi, Pusat Kesehatan Mahasiswa, Asrama Mahasiswa, Gelanggang Mahasiswa, Bank, Kantor Pos dan fasilitas olahraga

1

(27)

II-2

yang lebih lengkap tersedia di dalam lingkungan kampus USU yang dapat digunakan oleh semua mahasiswa USU.

Fakultas Kedokteran Gigi USU berada di dalam kampus USU dengan alamat Jl. Alumni No. 2 Kampus USU Padang Bulan, Medan-20155. Nomor telfon : 061-8216131, dan Nomor faksimil : 061-8213421.

(28)

II-3

Dosen Tetap yang dimiliki Fakultas Kedokteran Gigi USU saat ini adalah 82 orang, terdiri dari 11 orang Guru Besar (Profesor/S3), 35 orang (S2/Sp1), dan 36 orang (S1) sedangkan jumlah Dosen Tidak Tetap adalah 168 orang yang berasal dari USU dan luar USU. Empat orang diantara dosen tetap saat ini sedang mengikuti pendidikan program Doktor, 13 orang program Spesialis, dan 1 orang program Magister.

Kegiatan pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi USU ditunjang oleh 68 orang tenaga adminsitrasi, terdiri dari 13 orang memiliki kualifikasi pendidikan sarjana (S1), 8 orang (Program Diploma), dan 47 orang (SLTA atau yang sederajat).

Daya tampung Fakultas Kedokteran Gigi USU setiap tahunnya adalah 120 orang dengan jumlah peminat berkisar antara 1100-1300 orang. Berdasarkan izin Dikti tanggal 15 Juli 2002 (SK No. 1412/D/T/2002) maka sejak tahun ajaran 2002 Fakultas Kedokteran Gigi USU membuka Kelas Reguler Mandiri untuk menampung minat masyarakat yang tidak tertampung pada Kelas Reguler. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU tidak saja berasal dari daerah Sumatera Utara, akan tetapi juga berasal dari propinsi lain di Indonesia seperti NAD, Sumbar, Riau, Sumsel, dan lain-lain. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU juga ada yang berasal dari negara tetangga seperti Malaysia. Sampai dengan Tahun Akademik 2008/2009 jumlah mahasiswa asing Fakultas Kedokteran Gigi USU mencapai 154 orang.

(29)

II-4

Program Pendidikan Profesi yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Tahap Program Pendidikan Akademik dijadwalkan selama 8 semeter dengan beban studi 145 SKS, sedangkan Tahap Program Pendidikan Profesi dijadwalkan 2 semester dengan beban studi 30 SKS. Mahasiswa yang menamatkan program pendidikan akademik berhak menyandang gelar Sarjana Kedokteran Gigi (SKG), sedangkan mahasiswa yang berhasil menamatkan program pendidikan profesi akan mendapat gelar Dokter Gigi (drg).

Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan telah meluluskan sebanyak 888 orang Sarjana Kedokteran Gigi (SKG) dan 2531 orang Dokter Gigi pada masa wisuda sarjana USU periode III T.A. 2008/2009.

Fakultas Kedokteran Gigi USU ditetapkan sebagai salah satu Fakultas Kedokteran Gigi Negeri yang memiliki akreditasi “A" berdasarkan Surat

Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) No. 006/BAN-PT/Ak-X/S1/VI/2006 tanggal 15 Juni 2006.

2.2. Visi dan Misi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara sebagai Fakultas Kedokteran Gigi unggulan dalam menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing global untuk mendukung pencapaian visi Universitas Sumatera Utara, yaitu “The

University for Industry”.

(30)

II-5

1. Menyelenggarakan pendidikan bidang kedokteran gigi yang bertumpu pada aktifitas belajar mahasiswa yang berorientasi pada perkembangan IPTEK dan kebutuhan masyarakat dalam bidang kesehatan gigi dan mulut untuk menghasilkan Sarjana Kedokteran Gigi dan Dokter Gigi yang berpengetahuan dan berketerampilan, bersikap demokratis, penuh tanggung jawab, dan berbudi pekerti yang luhur sesuai dengan etika profesi kedokteran gigi.

2. Melaksanakan penelitian yang berorientasi pada pengembangan IPTEK untuk dapat menyelesaikan masalah kesehatan gigi dan mulut secara ilmiah yang merupakan landasan utama untuk menumbuhkan dan membina kemampuan menguasai metode penyelesaian masalah, melalui kemampuan berpikir kritis, penalaran ilmiah, berpikir alternatif dan kemampuan pengambilan keputusan secara benar.

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat melalui Pengalaman Belajar Klinik (PBK) dan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) dengan memanfaatkan kemajuan IPTEK secara tepat guna untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat.

2.3. Tujuan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

(31)

II-6

1. Tugas profesi dilakukan dalam tatanan sistem pelayanan kesehatan yang berlaku di Indonesia, dengan berpedoman pada rasa kemanusiaan dan etika kedokteran gigi yang mencakup :

a. Pengelolaan masalah kesehatan gigi dan mulut dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, dengan penekanan pada pemeliharaan dan pemulihan fungsi optimal sistem stomatognatik baik perorangan maupun masyarakat dengan memperhatikan sistem rujukan, berdasarkan keyakinan bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan individu secara keseluruhan.

b. Kemampuan bekerjasama secara tepat guna dan daya guna dalam satu tim kesehatan gigi maupun tim pelayanan atau asuhan kesehatan yang lain, untuk melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, guna mengembalikan fungsi stomatognatik dalam rangka meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

c. Pengetahuan dan pemahaman tentang prinsip pengelolaan kesehatan serta mengik utsertakan masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi dan mulut dari masyarakat.

2. Berkemampuan untuk senantiasa mengembangkan diri sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi secara tepat guna melalui penambahan ilmu dan penelitian, sebagai upaya pendidikan yang berkelanjutan.

(32)

II-7

Lulusan setelah mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi USU diharapkan:

1. Mampu melaksanaan praktik di bidang kedokteran gigi sesuai dengan keahlian, tanggung jawab, kesejawatan, etika dan hukum yang relevan.

2. Mampu memahami Ilmu Kedokteran Dasar dan Klinik, Kedokteran Gigi Dasar dan Klinik yang relevan sebagai dasar profesionalisme serta pengembangan ilmu kedokteran gigi.

3. Mampu memeriksa, mendiagnosis dan menyusun rencana perawatan untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang prima melalui tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

4. Mampu memberikan tindakan pemulihan fungsi sistem stomatognatik melalui penatalaksanaan klinik.

5. Mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat menuju kesehatan gigi dan mulut yang prima.

6. Mampu menerapkan fungsi manajemen dalam menjalankan praktek kedokteran gigi.

2.4. Fakultas Kedokteran Gigi Bagian Konservasi

(33)

III-1

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Kansei Engineering1

Kansei engineering adalah metodologi yang menterjemahkan perasaan konsumen ke dalam spesifikasi desain. Tim peneliti dan pengembangan memahami perasaan pelanggan, yang disebut kansei, kemudian menganalisis data kansei menggunakan psikologis, ergonomis, medis, atau metode rekayasa, dan desain produk baru berdasarkan analisis informasi. Kansei engineering adalah sebuah tahapan teknologi dan rekayasa dari data kansei menjadi spesifikasi desain.

Kehidupan manusia beragam, tetapi pada dasarnya semua orang mencari kepuasan emosional yang menyenangkan dalam kualitas hidup. Kualitas hidup manusia dapat ditingkatkan dengan menentukan kepuasan yang ada di dalam pikiran manusia. Manusia menyadari ekosistem seperti udara, air, dan suhu menjadi bagian yang lebih integral dari kehidupan masyarakat. Bidang kesejahteraan adalah masalah baru yang lain untuk diatasi. Kesadaran multifaset ini juga termasuk dalam kansei. Isu-isu ini harus dipertimbangkan selama pengembangan produk sebagai ekosistem kansei. Proses kansei engineering harus mencakup skema sebagai berikut : Pertama, seorang insinyur kansei harus berpikir, Siapa pelanggan? Kedua, Apa yang mereka inginkan dan butuhkan? yaitu, apa kansei mereka? Ketiga, insinyur kansei harus mempertimbangkan

1

(34)

III-2

bagaimana cara untuk mengevaluasi kansei pelanggan. Setelah evaluasi kansei, insinyur harus menganalisis data kansei menggunakan analisis statistik atau pengukuran psychophysiological, dan kemudian mentransfer data yang dianalisis ke dalam domain desain.

3.1.1. Langkah-langkah Kansei Engineering2

Langkah-langkah dalam kansei engineering dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Sumber : Mitsuo Nagamachi (2011)

Gambar 3.1. Langkah-langkah Dalam Kansei Engineering

2

(35)

III-3

Langkah-langkah pada kansei engineering adalah sebagai berikut : 1. Penentuan tujuan

Penentuan tujuan dalam pembuatan dan pengembangan produk baru. 2. Pengumpulan kata kansei

Kata kansei yang dikumpulkan dapat berasal dari majalah, koran bisnis, informasi terhadap emosi dan keinginan pelanggan. Kata kansei yang dikumpulkan adalah kata kansei yang penting dan berhubungan dengan produk yang akan dirancang.

3. Penetapan skala semantic differential dari kata kansei

Skala semantic differential merupakan skala pengukuran psikologi yang dikembangkan oleh C. E. Osgood. Kata kansei positif dan negatif disusun dikedua sisi pada garis horizontal terhadap skala. Beberapa macam skala semantic differential yaitu skala 5 titik, skala 7 titik, skala 9 titik, dan skala 11 titik tetapi skala 5 titik merupakan skala yang paling mudah dipahami dan digunakan oleh responden3. Bentuk skala semantic differential dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Sumber : Mitsuo Nagamichi (2011)

Gambar 3.2. Skala Semantic Differential 5 Titik, 7 Titik, dan 9 Titik

3

(36)

III-4

4. Pengumpulan produk sampel

Sampel produk yang sejenis dengan produk yang akan dirancang dikumpulkan. 5. Pengurutan item dan kategori

Item dan kategori adalah yang terkait dengan spesifikasi desain akhir. Semua sifat produk dijelaskan, misalnya item terdiri dari warna, bentuk, ukuran, merek logo, dan lain-lain. Kategori misalnya item warna memiliki kategori kuning, merah, hijau dan lain-lain.

6. Evaluasi eksperimen

Responden menerima instruksi dan mengevaluasi setiap kategori dengan skala SD 5-poin dari kata kansei.

7. Analisis statistik

Data yang telah dievaluasi, dianalisis dengan metode statistik. 8. Interpretasi dari data yang dianalisis

Analisis data harus ditafsirkan dari sudut pandang Kansei Engineering. Tujuannya adalah untuk menemukan hubungan antara Kansei manusia dan properti produk. Dari data yang dianalisis ditemukan hubungan setiap Kansei dengan spesifikasi desain.

9. Penjelasan interpretasi data kepada desainer

Data yang telah dianalisis dan diintepretasi dijelaskan kepada desainer produk. 10. Memeriksa ide desain baru

(37)

III-5

3.2. Quality Function Deployment (QFD)4

QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa dengan memahami kebutuhan konsumen kemudian menghubungkannya dengan karakteristik teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan. QFD digunakan untuk membantu bisnis memusatkan perhatian pada kebutuhan para pelanggan mereka ketika menyusun spesifikasi desain dan pabrikasi.

Quality Function Deployment (QFD) dikembangkan pertama kali pada tahun 1972 oleh Mitsubishi’s Shipyard di Kobe, Jepang. Inti dari QFD adalah

suatu matriks besar yang akan menghubungkan apa keinginan pelanggan (What) dan bagaimana suatu produk akan didesaian dan diproduksi agar memenuhi kebutuhan pelanggan (How).

3.2.1. Langkah-langkah QFD

Langkah-langkah dari QFD adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi kebutuhan konsumen

Metode ini dimulai dengan pengidentifikasian pelanggan dan pandangan mereka terhadap kebutuhan dan atribut produk yang diinginkan.

2. Menentukan tingkat kepentingan konsumen

Perancang perlu mengetahui atribut dari desain produk yang merupakan hal penting yang mempengaruhi persepsi konsumen dari produk yang dimiliki dan hal penting untuk menerapkan tingkat kepentingan relatif dari para pelanggan.

4

(38)

III-6

3. Menentukan karakteristik teknis

Menentukan karakteristik teknis dari produk berdasarkan kebutuhan konsumen.

4. Menentukan hubungan antara karakteristik teknis

Menentukan hubungan antara setiap karakteristik teknis produk. 5. Menentukan matriks hubungan /relation matrix

Pemeriksaan yang dilakukan melalui sel-sel matriks digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik teknis yang mempengaruhi atribut produk. 6. Menyusun matriks perencanaan/ planning matrix

Matriks perencanaan berisi tentang informasi terhadap nilai importence weigth dan relative weight dari atribut kebutuhan pelanggan

7. Membangun matriks house of quality

Membangun matriks house of qualtiy berdasarkan data-data yang telah didapatkan pada langkah-langkah sebelumnya.

3.2.2. Manfaat QFD

Manfaat dari QFD adalah sebagai berikut :

1. QFD memusatkan rancangan produk dan jasa baru pada kebutuhan pelanggan. QFD memastikan bahwa kebutuhan pelanggan dipahami dan proses desain didorong oleh kebutuhan pelanggan yang objektif dari teknologi.

(39)

III-7

3. QFD menganalisis kinerja produk perusahaan yang utama untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan utama.

4. Berfokus pada upaya rancangan, hal tersebut akan mengurangi lamanya waktu yang diperlukan untuk daur rancangan secara keseluruhan sehingga dapat mengurangi waktu untuk memasarkan produk-produk baru. Perkiraan-perkiraan terbaru memperlihatkan adanya penghematan antara sepertiga sampai setengah dibandingkan sebelum dilakukan QFD.

5. QFD mengurangi banyaknya perubahan desain setelah dikeluarkan dengan memastikan upaya yang difokuskan pada tahap perencanaan untuk mengurangi biaya mengenalkan desain baru.

6. QFD mendorong terselenggaranya tim kerja dan melewati rintangan antar bagian dengan melibatkan pemasaran, rekayasa teknik, dan pabrikasi sejak awal proyek. Setiap anggota tim kerja sama pentingnya dan memiliki sesuatu untuk disumbangkan kepada proses.

7. QFD menyediakan suatu cara untuk membuat dokumentasi proses dan menyediakan suatu dasar yang kukuh untuk mengambil keputusan rancangan. QFD sangat membantu menjaga proyek tehadap perubahan-perubahan personalia yang tidak dapat diperkirakan lebih dulu.

3.2.3. Matrik House of Quality5

Penggrambaran dari QFD dilaksanakan dengan menyusun satu atau lebih matrik yang disebut The House Of Quality. Matrik ini menjelaskan apa saja yang

5

(40)

III-8

menjadi kebutuhan dan harapan pelanggan dan bagaimana memenuhinya. Matrik yang disebut House Of Quality secara umum dapat dilihat pada Gambar 3.3.

A

Customer Needs and Benefits

D

Relationships

(Impact of Technical Response on Customer Needs and Benefits)

Gambar 3.3. House of Quality

Keterangan dari tiap bagian adalah sebagai berikut :

1. Bagian A berisi daftar terstruktur keinginan dan kebutuhan pelanggan. Struktur ini biasanya ditentukan oleh riset pasar kualitatif.

2. Bagian B berisi tiga jenis informasi utama yaitu :

a. Data pasar kuantitatif , menunjukkan kepentingan relatif dari keinginan dan kebutuhan untuk pelanggan

b. Penetapan tujuan strategis untuk produk atau jasa baru

(41)

III-9

3. Bagian C berisi, dalam bahasa teknis organisasi, deskripsi tingkat tinggi dari produk atau rencana service untuk berkembang. Deskripsi teknikal dikembangkan dari keinginan dan kebutuhan konsumen pada bagian A. 4. Bagian D berisi penilaian tim pengembangan terhadap kekuatan hubungan

antara setiap elemen dari respon teknis mereka dan setiap pelanggan inginkan dan butuhkan.

5. Bagian E, korelasi teknis, adalah setengah dari matriks persegi, dibagi sepanjang diagonal dan diputar 45o. Bagian E berisikan penilaian terhadap implementasi interelasi antara elemen dari respon teknis.

6. Bagian F berisi tiga jenis informasi yaitu : 1. Urutan ranking dihitung dari respon teknis. 2. Informasi komparatif pada kinerja teknis. 3. Target teknis kinerja.

3.3. Analytik Network Process (ANP)6

Masalah dalam pengambilan keputusan tidak dapat distruktur secara hierarki karena masalah melibatkan interaksi dan keterkaitan antara elemen pada tahapan yang lebih tinggi terhadap elemen pada tahapan yang lebih rendah. Kepentingan dari kriteria menentukan kepetingan dari alternatif pada hierarki, dan kepetingan dari alternatif menentukan kepentingan dari kriteria.

Analytic Network Process (ANP) adalah generalisasi dari AHP dimana beberapa faktor dipertimbangkan secara langsung, terdapat sifat ketergantungan

6

(42)

III-10

dan feedback, dan memerlukan pertukaran numerik untuk mendapatkan kesimpulan sintesis. Perbedaan di antara AHP dan ANP adalah AHP memiliki struktur hierarki sedangkan ANP memiliki struktur networks atau jaringan. Struktur hierarki bersifat linear dari struktur atas sampai struktur bawah. Struktur networks atau jaringan bersifat menyebar ke segala arah dan melibatkan siklus di antara kelompok dan keterkaitan pada kelompok yang sama. Struktur hierarki dan struktur jaringan dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Sumber : Thomas L. Saaty (2006)

Gambar 3.4. (a) Struktur Hierarki (b) Struktur Networks

(43)

IV-1

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Gigi USU, Jl. Alumni No 2, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada Bulan September 2013 -Januari 2014.

4.2. Jenis Penelitian1

Jenis penelitian adalah penelitian survei (survey research). Penelitian survei ialah suatu penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual untuk memperoleh kebenaran (Sukaria Sinulingga, 2012).

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diamati adalah alat spatula semen yang digunakan mahasiswa co-ass (dokter muda) pada Fakultas Kedokteran Gigi USU.

4.4. Variabel Penelitian2

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1

Sukaria Sinulingga, Metode Penelitian (USU Press: Medan), hal : 27. 2

(44)

IV-2

1. Variabel Independen

a. Ukuran kepala spatula pengambil semen adalah atribut kategori dari alat spatula semen.

b. Bentuk kepala spatula pengambil semen adalah atribut kategori dari alat spatula semen.

c. Ukuran kepala spatula pengaduk semen adalah atribut kategori dari alat spatula semen.

d. Bahan spatula semen adalah atribut kategori dari alat spatula semen. e. Bentuk peganngan adalah atribut kategori dari alat spatula semen.

f. Karakteristik teknis adalah persyaratan kemampuan teknis dalam perancangan produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

2. Variabel Dependen

a. Emotional needs adalah penilaian kansei/perasaan konsumen terhadap atribut spatula semen.

b. Karakteristik produk adalah daftar kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap atribut alat spatula semen.

c. Perbaikan rancangan alat spatula semen adalah perencanaan rancangan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

4.5. Kerangka Konseptual Penelitian

(45)

IV-3

berpikir inilah yang merupakan landasan awal dalam melaksanakan penelitian. Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian

4.6. Defenisi Variabel Operasional

Definisi variabel operasional adalah penjelasan definisi dari variabel yang telah dipilih oleh peneliti. Variabel operasional yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Defenisi Variabel Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur

1 Atribut produk Atribut produk yaitu daftar kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap atribut produk alat spatula semen yang terdiri dari ukuran kepala spatula pengambil semen, bentuk kepala spatula pengambil semen, ukuran kepala spatula pengaduk semen, bahan spatula semen, dan bentuk pegangan.

a. Observasi terhadap atribut alat spatula semen.

(46)

IV-4

Tabel 4.1. Defenisi Variabel Operasional (Lanjutan)

No Variabel Definisi Alat Ukur

4 Karakteristik Teknis

Karakteristik teknis yaitu persyaratan kemampuan teknis dalam perancangan produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

a. Wawancara

4.7. Rancangan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tahap awal penelitian yaitu studi pendahuluan untuk mengetahui kondisi alat spatula semen, dan informasi pendukung yang diperlukan serta studi literatur tentang metode pemecahan masalah yang digunakan dan teori pendukung lainnya.

2. Tahapan selanjutnya adalah pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ada dua jenis yaitu:

a. Data primer berupa persepsi dan harapan mahasiswa co-ass (dokter muda). b. Data sekunder berupa data yang diperoleh melalui pihak Fakultas

Kedokteran Gigi USU.

3. Pengolahan data primer dan sekunder yang telah dikumpulkan. 4. Analisis terhadap hasil pengolahan data.

5. Kesimpulan dan saran diberikan untuk penelitian

(47)

IV-5

- Identifikasi atribut dengan Kansei Engineering

- Pembangunan House of Quality untuk perbaikan kualitas dengan

Quality Function Deployment dan Analytic Network Process

Analisis Pemecahan Masalah - Kansei Engineering

- House of Quality & ANP

Kesimpulan dan Saran

SELESAI

(48)

IV-6

4.8. Pengumpulan Data

4.8.1. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Data primer

Data-data primer dikumpulkan dengan cara pengamatan atau pengukuran langsung, antara lain :

a. Data penilaian kansei/perasaan responden terhadap rancangan alat spatula semen. Data ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner kansei.

b. Data penilaian kepentingan relatif untuk masing-masing keinginan responden terhadap rancangan alat spatula semen. Data ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner tertutup.

c. Data penilaian tingkat kepentingan antara karakteristik teknis dan karakteristik produk. Data ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner ANP.

2. Data sekunder adalah data yang berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Data sekunder yang digunakan adalah rancangan dan spesifikasi dari alat spatula semen.

4.8.2. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Observasi

(49)

IV-7

2. Teknik Survei

Teknik survei merupakan suatu kegiatan suvei dengan menggunakan instrumen kuesioner kansei, kuesioner tertutup dan kuesioner ANP berkenaan dengan kebutuhan responden terhadap alat spatula semen.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan data sekunder dengan mengumpulkan catalog mengenai sampel produk alat spatula semen. 4. Wawancara

Wawancara merupakan suatu kegiatan tanya jawab mengenai hal-hal yang berhubungan dengan objek penelitian yaitu untuk mengetahui karakteristik teknis produk dan korelasi antar variabel.

5. Studi Literatur

Studi literatur merupakan suatu kegiatan untuk mempelajari buku-buku, thesis atau jurnal internet yang berkaitan dengan metode Kansei Engineering, Quality Function Deployment dan Analytic Network Process.

4.8.3. Instrumen Penelitian3

Instrumen peneltian memiliki beberapa variabel yang akan diukur melalui pembagian kuesioner kepada konsumen. Variabel pada kuesioner pendahuluan dibuat berdasarkan kuesioner keluhan.

3

(50)

IV-8

Variabel pada kuesioner kansei dan kuesioner tingkat kepentingan adalah atribut produk spatula semen yang dibuat berdasarkan studi literatur catalog Medesy General Dental Tools, antara lain :

1. Ukuran kepala spatula pengambil semen 2. Bentuk kepala spatula pengambil semen 3. Ukuran kepala spatula pengaduk semen 4. Bahan Spatula Semen

5. Bentuk Pegangan

Variabel pada kuesioner ANP adalah atribut produk dan karakteristik teknis produk spatula semen.

Variabel tersebut selanjutnya akan digunakan menjadi atribut pertanyaan yang akan dibuat dalam bentuk kuesioner yaitu :

1. Kuesioner Pendahuluan

Kuesioner pendahuluan ditujukan sebagai survei pendahuluan untuk mengetahui keluhan mahasiswa co-ass (dokter muda) terhadap alat spatula semen.

2. Kuesioner Tertutup

Kuesioner tertutup yang digunakan adalah :

(51)

V-1

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Penyebaran Kuesioner

Penyebaran kuesioner dibagi dalam 3 tahapan. Tahapan pertama merupakan kuesioner kansei. Kuesioner kansei digunakan untuk mengetahui penilaian kansei terhadap atribut produk. Responden pada kuesioner ini berjumlah 65 responden dari populasi berjumlah 80, yang diperoleh berdasarkan tabel ukuran sampel karya Isaac dan Michael.

Tahapan kedua yaitu kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup merupakan sekumpulan pertanyaan yang menanyakan tingkat kepentingan setiap atribut produk kepada pelanggan. Responden pada kuesioner tertutup ini berjumlah 65 responden dari populasi berjumlah 80, yang diperoleh berdasarkan tabel ukuran sampel karya Isaac dan Michael.

Tahapan ketiga yaitu kuesioner ANP. Kuesioner ANP merupakan kuesioner perbandingan berpasangan yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel (karakteristik teknis dan kebutuhan pelanggan).

5.1.2 Rekapitulasi Kuesioner Kansei

(52)

V-2

5.1.3. Rekapitulasi Kuesioner Tingkat Kepentingan

Hasil yang diperoleh dari kuesioner kansei berupa atribut terpilih kemudian diubah menjadi butir pertanyaan pada kuesioner tingkat kepentingan. Data dari kuesioner tingkat kepentingan ini digunakan untuk mengetahui derajat kepentingan antara atribut. Rekapitulasi kuesioner tingkat kepentingan dapat dilihat pada Lampiran 8.

5.1.4. Rekapitulasi Kuesioner ANP

Kuesioner ANP digunakan untuk membandingkan variabel karakteristik teknis dengan variabel kebutuhan pelanggan dan sebaliknya. Kuesioner ANP ditentukan berdasarkan model jaringan ANP yang dibentuk berdasarkan hubungan antara kebutuhan konsumen dan karakteristik teknis produk. Rekapitulasi kuesioner ANP dapat dilihat pada Lampiran 9.

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Kansei Engineering

Tahapan-tahapan metode kansei engineering yaitu :

5.2.1.1. Penentuan Tujuan

(53)

V-3

5.2.3. Membangun Matriks House of Quality(HOQ)

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses pembentukan matriks house of qualityyaitu :

5.2.3.1. Identifikasi Customer Requirement (CR)

Identifikasi kebutuhan konsumen diperoleh melalui hasil pengolahan metode kansei engineering sehingga diperoleh 5 daftar kebutuhan konsumen terhadap produk spatula semen. Hasil identifikasi kebutuhan konsumen dapat dilihat pada Tabel 5.13.

Tabel 5.13. Hasil Identifikasi Customer Requirement

No Variabel Kebutuhan

1 Ukuran kepala spatula pengambil semen 20 mm x 8 mm 2 Bentuk kepala spatula pengambil semen ujung runcing 3 Ukuran kepala spatula pengaduk semen 37,5 mm x 8 mm 4 Bahan spatula semen stainless steel dilapisi teflon

5 Bentuk pegangan bulat dan bergerigi Sumber: Hasil Pengumpulan Data

5.2.3.2. Penentuan Customer Importance (CI)

(54)

V-4

Tabel 5.14. Customer Importance (CI)

No Kebutuhan Konsumen

Ukuran kepala spatula pengambil

semen 20 mm x 8 mm 8 8 17 20 12 3,110

2

Bentuk kepala spatula pengambil

semen ujung runcing 7 11 21 10 16 2,501

3

Ukuran kepala spatula pengaduk

semen 37,5 mm x 8 mm 8 15 8 20 14 3,110

4

Bahan spatula semen stainless steel

dilapisi teflon 6 14 17 10 18 4,013

5

Bentuk pegangan bulat dan

bergerigi 8 14 15 14 14 2,501

Sumber: Hasil Pengolahan Data

5.2.3.3. Penyusunan Normalisasi Customer Importance (CI)

Normalisasi kebutuhan konsumen digunakan untuk membobotkan tingkat kepentingan konsumen sehingga dapat diketahui perbandingan antar kepentingan konsumen. Nilai normalisasi konsumen diperoleh dengan menggunakan rumus :

Contoh perhitungan nilai normalisasi untuk variabel ukuran kepala spatula pengambil semen 20 mm x 8 mm adalah :

(55)

V-5

Tabel 5.15. Hasil Perhitungan Normalisasi CI untuk Setiap Variabel

No Variabel Kebutuhan Normalisasi CI

(%)

1 Ukuran kepala spatula pengambil semen 20 mm x 8 mm 20,41 2 Bentuk kepala spatula pengambil semen ujung runcing 16,42 3 Ukuran kepala spatula pengaduk semen 37,5 mm x 8 mm 20,41 4 Bahan spatula semen stainless steel dilapisi teflon 26,34

5 Bentuk pegangan bulat dan bergerigi 16,42

Sumber: Hasil Pengolahan Data

5.2.3.4. Penentuan Technical Requirement (TR)

Langkah berikutnya dalam membangun HoQ adalah menetapkan karakteristik-karakteristik teknik yang dibutuhkan dalam memenuhi variabel-variabel kebutuhan konsumen terhadap produk spatula semen. Karakteristik teknik yang diperlukan untuk mesmenuhi kebutuhan konsumen yaitu:

1. Keakuratan Geometris Produk

Keakuratan geometri produk menjelaskan ketepatan ukuran geometris pada produk spatula semen.

2. Kesimetrisan Produk

Kesimetrisan produk menjelaskan kesesuaian antar kedua belah sisi bagian produk spatula semen.

3. Durability

Durability menjelaskan ketahanan dari produk spatula semen. 4. Maintainable

(56)

V-6

5. Standarisasi Bahan

Standarisasi bahan menjelaskan standarisasi kesesuaian ukuran dan konsistensi dari bahan yang digunakan pada produk spatula semen.

5.2.3.5. Penetapan Hubungan Antara Technical Requirement (TR)

Pada tahap ini ditentukan hubungan antara masing-masing karakteristik teknis yang ada untuk dianalisis. Penggambaran tingkat hubungan antara masing-masing karakteristik teknis yang ada berdasarkan pada simbol berikut:

V : tingkat hubungan positif kuat

√ : tingkat hubungan positif sedang

x : tingkat hubungan negatif sedang X : tingkat hubungan negatif kuat - : tidak ada hubungan

Tingkat hubungan antara masing-masing karakteristik teknis dapat dilihat pada Gambar 5.3.

(57)

V-7

5.2.3.7. Penetapan Tingkat Hubungan Antara Karakteristik Teknis Produk

Dengan Keinginan Konsumen

Penentuan Relation Matrix dilakukan untuk menentukan tingkat hubungan antara kebutuhan pelanggan dan karakteristik teknis produk. Tingkat hubungan diperoleh dari bobot perbandingan karakteristik teknis terhadap kebutuhan pelanggan berdasarkan kuesioner ANP yang kemudian dihitung hubungannya dengan menggunakan bobot prioritas ANP setiap hubungan karakteristik dengan suara konsumen berdasarkan kuesioner ANP yang terdiri dari beberapa tahap yaitu sebagai berikut:

1. Perhitungan bobot setiap elemen

Data kuesioner ANP yang terdapat pada Tabel 5.16. dibagi dengan total setiap kolom sehinga total akhirnya menjadi satu dan kemudian nilai setiap sel pada setiap baris ditambahkan dan dibagi dengan jumlah kolom. Contoh perhitungan bobot setiap elemen untuk ukuran kepala spatula pengambil semen adalah Total A1 = 1+1/3+1/6 = 1,5

Total A2 = 3+1+1/5 = 4,2

Total A3 = 6+5+1 = 12

Penentuan normalisasi setiap sel dihitung dengan cara sebagai berikut :

(58)

V-8

Penentuan bobot dihitung dengan cara sebagai berikut :

Keakuratan geometris = = = 0,6270

Kesimetrisan produk = = = 0,2923

Maintainable = = = 0,0807

2. Perhitungan konsistensi

Perhitungan konsistensi terdiri dari beberapa tahapan. Contoh perhitungan konsistensi untuk ukuran kepala spatula pengambil semen 20 mm x 8 mm adalah :

a. Perhitungan Rasio Konsistensi (CR)

= (Matriks Penilaian Responden) x (Vektor Bobot tiap baris)

1,0000 3,0000 6,0000 0,6270 1,9881

0,3333 1,0000 5,0000 x 0,2923 = 0,9048

0,1667 0,2000 1,0000 0,0807 0,2437

b. Perhitungan Konsistensi Vektor

= (Rasio Konsistensi / Vektor Bobot tiap baris)

(59)

V-9

d. Consistency Index (CI)

1

Nilai random consistency index dapat dilihat pada Tabel 5.16.

Tabel 5.16. Random Consistency Index

n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RI 0 0 0,52 0,89 1,11 1,25 1,35 1,4 1,45 1,49

Nilai Random Index (RI) dengan n = 3 adalah 0,52.

0915

Data dinyatakan tidak konsisten apabila nilai CR> 0,1.

(60)

V-10

3. Limiting Supermatrix

(61)

V-11

Tabel 5.18. Supermatrix

Goal CR 1 CR 2 CR 3 CR 4 CR 5 TR 1 TR 2 TR 3 TR 4 TR 5

Goal 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 CR 1 0,2041 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,3873 0,3536 0,0000 0,1782 0,0000 CR 2 0,1642 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,1208 0,1612 0,0000 0,0766 0,0000 CR 3 0,2041 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,3873 0,3536 0,0000 0,1782 0,0000 CR 4 0,2634 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 1,0000 0,5670 1,0000

(62)

V-12

Tabel 5.19. Limiting Supermatrix

Goal CR 1 CR 2 CR 3 CR 4 CR 5 TR 1 TR 2 TR 3 TR 4 TR 5

(63)

V-13

Tingkat hubungan antara karakteristik teknis produk dengan keinginan konsumen ditentukan berdasarkan bobot antara karakteristik teknis produk dengan keinginan konsumen pada Tabel 5.18. Hubungan antara karakteristik teknis dan keinginan konsumen dapat dilihat pada Gambar 5.5.

Keakur

semen ujung runcing 0,6479 0,2299 0,0000 0,1222 0,0000

Ukuran kepala spatula pengaduk

semen 37,5 mm x 8 mm 0,6270 0,2923 0,0000 0,0807 0,0000

Bahan spatula semen stainless steel

dilapisi teflon 0,0000 0,0000 0,2014 0,0915 0,7071

Bentuk pegangan bulat dan

bergerigi 0,7500 0,2500 0,0000 0,0000 0,0000

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Gambar 5.5. Matriks Antara CR dengan TR

5.2.3.8. Penyusunan Matriks House of Quality (HOQ)

Ukuran kinerja dari house of quality (HOQ) terdiri dari tiga aspek yaitu tingkat kesulitan, perkiraan biaya, dan tingkat kepentingan.

a. Tingkat kesulitan

(64)

V-14

bobot dari setiap karaktertistik teknik dengan jumlah bobot. Contoh perhitungan tingkat kesulitan karakteristik teknis kesimetrisan produk yaitu:

Bobot untuk kesimetrisan produk = 4+3 = 7

Total bobot karakeristik teknis = 4+3+3+3+4+4 = 21

Tingkat Kesulitan= -

00

Tingkat Kesulitan untuk kesimetrisan produk =

00 = 33,33% = 3

b. Perkiraan biaya

Faktor tingkat kesulitan dijadikan sebagai dasar perkiraan biaya karena semakin sulit suatu karakteristik teknik dibuat, akan semakin mahal alokasi biayanya. Perkiraan biaya dinyatakan dalam persentasi. Contoh perhitungan perkiraan biaya karakteristik teknis kesimetrisan produk yaitu :

Total bobot tingkat kesulitan dari karakteristik teknis produk = 4+3+3+3+4 = 17

Perkiraan Biaya =

00

Perkiraan Biaya untuk kesimetrisan produk = 00 = 17,65% 18

c. Derajat kepentingan

(65)

V-15

Tabel 5.20. Derajat Kepentingan Karakteristik Teknis

No Karakteristik Teknis Limiting Prioritas (%)

1 Keakuratan Geometris 15,01 30,02

2 Kesimetrisan Produk 6,38 12,75

3 Durability 5,23 10,46

4 Maintainable 4,12 8,24

5 Standarisasi Bahan 19,27 38,53

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Rekapitulasi penentuan tingkat kesulitan, perkiraan biaya, dan derajat kepentingan dapat dilihat pada Tabel 5.21.

Tabel 5.21. Penentuan Tingkat Kesulitan, Perkiraan Biaya, dan Derajat

Kepentingan

Tingkat Kesulitan 4 3 3 3 4

Perkiraan Biaya 24 18 18 18 24

Derajat Kepentingan 30,02 12,75 10,46 8,24 38,53 Sumber: Hasil Pengolahan Data

(66)

V-16

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Gambar 5.6. House of Quality

(67)

VI-1

VI-1

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

6.1 Analisis Metode Kansei Engineering1

Hasil rancangan atribut produk spatula semen yang terpilih berdasarkan metode kansei engineering dipilih berdasarkan kategori yang memiliki jumlah terbanyak untuk kata kansei dengan nilai utility terbesar yang dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Kategori Terpilih dari Setiap Item

No Item Kategori Terpilih

1 Ukuran kepala spatula pengambil semen 20 mm x 8 mm 2 Bentuk kepala spatula pengambil semen Ujung runcing 3 Ukuran kepala spatula pengaduk semen 37,5 mm x 8 mm

4 Bahan spatula semen Stainless steel dilapisi teflon

5 Bentuk pengangan Bulat dan bergerigi

Hasil rancangan atribut produk spatula semen yang terpilih berdasarkan metode kansei engineering adalah :

1. Kategori yang terpilih untuk item ukuran kepala spatula pengambil semen adalah 20 mm x 8 mm dengan empat kata kansei yang memiliki nilai utility terbesar. 2. Kategori yang terpilih untuk item bentuk kepala spatula pengambil semen

adalah ujung runcing dengan empat kata kansei memiliki nilai utility terbesar. 3. Kategori yang terpilih untuk item ukuran kepala spatula pengaduk semen adalah

37,5 mm x 8 mm dengan lima kata kansei yang memiliki nilai utility terbesar.

1

(68)

VI-2

4. Kategori yang terpilih untuk item bahan spatula semen adalah stainless steel dilapisi teflon dengan lima kata kansei yang memiliki nilai utility terbesar. 5. Kategori yang terpilih untuk item bentuk pengangan adalah bulat dan

bergerigi dengan empat kata kansei yang memiliki nilai utility terbesar.

Hasil rancangan atribut produk spatula semen yang terpilih merupakan atribut produk yang mewakili penilaian kansei/perasaan mahasiswa co-ass (dokter muda) terhadap produk spatula semen. Perbandingan rancangan awal atribut produk dengan rancangan hasil atribut produk yang terpilih berdasarkan metode kansei engineering dapat dilihat pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2. Perbandingan Rancangan Awal dan Usulan Produk

Rancangan Awal Produk Rancangan Usulan Produk

Spesifikasi :

1. Ukuran kepala spatula pengambil semen 37,5 mm x 8 mm

2. Bentuk kepala spatula pengambil semen ujung runcing

3. Ukuran kepala spatula pengaduk semen 37,5 mm x 8 mm

4. Bahan spatula semen stainless steel 5. Bentuk pegangan segienam

Spesifikasi :

1. Ukuran kepala spatula pengambil semen 20 mm x 8 mm

2. Bentuk kepala spatula pengambil semen ujung runcing

3. Ukuran kepala spatula pengaduk semen 37,5 mm x 8 mm

4. Bahan spatula semen stainless steel dilapisi teflon

(69)

VI-3

6.2. Analisis Metode Quality Function Deployment dan Analytic Network

Process

6.2.1. Analisis Planning Matrix2

Total tingkat kepentingan atribut perancangan produk ditunjukkan dengan nilai importance weight dan bobot perencanaan relatif dari suatu variabel terhadap variabel lainnya ditunjukkan oleh nilai normalisasi. Nilai importance weight dan normalize weigth dari produk spatula semen dapat dilihat pada Tabel 6.3.

Tabel 6.3. Nilai Importance Weight dan Normalize Weight

No Variabel Kebutuhan Importance

Weight

Normalize Weight (%)

1 Ukuran kepala spatula pengambil

semen 20 mm x 8 mm 3,110 20,41

2 Bentuk kepala spatula pengambil

semen ujung runcing 2,501 16,42

3 Ukuran kepala spatula pengaduk

semen 37,5 mm x 8 mm 3,110 20,41

4 Bahan spatula semen stainless

steel dilapisi teflon 4,013 26,34

5 Bentuk pegangan bulat dan

bergerigi 2,501 16,42

Total 15,235 100

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Bahan spatula semen stainless steel dilapisi teflon merupakan variabel kebutuhan konsumen pada produk spatula semen yang memiliki nilai importance weight tertinggi sebesar 4,013 apabila dibandingkan dengan variabel kebutuhan konsumen lainnya sehingga bahan spatula semen stainless steel dilapisi teflon menjadi prioritas kebutuhan konsumen yang perlu ditingkatkan terhadap perancangan produk spatula semen.

2

(70)

VI-4

6.2.2. Analisis Pembobotan ANP3

Hasil pembobotan ANP menunjukkan perbandingan prioritas antar variabel yang dituangkan ke dalam supermatrix. Nilai supermatrix menyatakan prioritas setiap variabel terhadap masing-masing variabel yang dipengaruhinya secara langsung dan tidak mempertimbangkan hubungan tidak langsung yang dapat mempengaruhi nilai variabel lainnya. Supermatrix kemudian diubah menjadi limiting supermatrix yang mempertimbangkan hubungan tidak langsung antara semua variabel. Derajat kepentingan yang diperoleh sesuai dengan limiting supermatrix dapat dilihat pada Tabel 6.4.

Tabel 6.4. Derajat Kepentingan Karakteristik Teknis

No Karakteristik Teknis Limiting Prioritas (%)

1 Keakuratan Geometris 15,01 30,02

2 Kesimetrisan Produk 6,38 12,75

3 Durability 5,23 10,46

4 Maintainable 4,12 8,24

5 Standarisasi Bahan 19,27 38,53

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Penentuan nilai derajat kepentingan dengan ANP memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan QFD konvensional yaitu rasio perbandingan nilai skala yang lebih objektif dan dapat menghasilkan bobot derajat kepentingan yang lebih benar dengan menggunakan limiting supermatrix yang memperhitungan hubungan tidak langsung antar semua variabel.

3

(71)

VI-5

6.2.3. Analisis Ukuran Kinerja Karakteristik Teknis4

Ukuran kinerja karakteristik teknis diperoleh dengan menghitung tingkat kesulitan, derajat kepentingan, dan perkiraan biaya5. Hasil yang diperoleh untuk nilai ukuran kinerja berupa tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya dapat dilihat pada Tabel 6.5.

Tabel 6.5. Ukuran Kinerja QFD

No Karakteristik Teknis Tingkat Kesulitan

Suara konsumen adalah keinginan konsumen terhadap suatu produk yang terkadang sulit diukur dan didefinisikan secara teknis. Karakteristik teknis merupakan terjemahan dari suara konsumen sehingga dapat ditingkatkan oleh perancang produk secara teknis. Peningkatan karakteristik teknis akan meningkatkan suara konsumen yang dipengaruhi oleh karakteristik teknis tersebut.

Nilai derajat kepentingan yang paling tinggi dari produk spatula semen adalah standarisasi bahan dengan nilai 38,53 dan dilihat dari segi tingkat kesulitan dan perkiraan biaya untuk karakteristik teknis tersebut relatif rendah dengan nilai 4 dan 24 sehingga standarisasi bahan menjadi prioritas karakteristik teknis yang

4

Lou Cohen, Quality Function Deployment:How to Make QFD Work for You, (USA : Addison-Wesley Publishing Company, 1995).

5

(72)

VI-6

(73)

VII-1

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil pengolahan, analisis data dan tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan konsumen yang didapatkan berdasarkan Kansei Engineering pada rancangan produk alat spatula semen terdiri dari 5 atribut produk yaitu ukuran kepala spatula pengambil semen 20 mm x 8 mm, bentuk kepala spatula pengambil semen ujung runcing, ukuran kepala spatula pengaduk semen 37,5 mm x 8 mm, bahan spatula semen stainless steel dilapisi teflon dan bentuk pegangan bulat dan bergerigi.

2. Kebutuhan konsumen yang perlu ditingkatkan berdasarkan QFD dan ANP adalah bahan spatula semen stainless steel dilapisi teflon dan karakteristik teknis yang perlu ditingkatkan adalah standarisasi bahan.

(74)

DAFTAR PUSTAKA

Cohen, Lou. 1995. Quality Function Deployment, How to make QFD Work for You. USA : Addison-Wesley Publishing Company.

Fichet, Bernard, dkk. 2011. Classification and Multivariate Analysis for Complex Data Structures. New York : Springer.

Ginting, Rosnani. 2010. Perancangan Produk. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Lee, Yu-Ting, dkk. 2008. An Effective Decision-Making Method Using a Combined QFD and ANP Approach. Taiwan : Ta Hwa Institute of Technology.

Nagamachi, Mitsuo, dkk. 2008. A Succesful Statictical Procedure on Kansei Engineering Products. Hiroshima : Hiroshima International University. Nagamachi, Mitsuo. 2011. Kansei/Affective Engineering. New York : CRC Press. Nagamachi, Mitsuo dan Anitawati Mohd Lokman. 2011. Innovations of Kansei

Engineering. New York : CRC Press.

Saaty, L. Thomas dan Luis G. Vargas. 2006. Decisions Making With The Analytic Network Process. Pittsburgh, PA : RWS Publications.

Sinulingga, Sukaria. 2011. Metodologi Penelitian. Edisi 2. Medan : USU Press http://fkg.usu.ac.id/. Direktori Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

Gambar

TABEL
GAMBAR
Tabel Nilai Kritis untuk Product Moment .................................
Tabel 1.1. Rekapitulasi Keluhan Mahasiswa Co-Ass (Dokter Muda)
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Untuk perusahaan yang sudah berada dalam kategori sehat dapat mempertahankan sistem manajemen yang sudah dijalankan dan untuk perusahaan yang berada dalam kategori grey area

Diaudit oleh Akuntan Publik Osman Ramli Satrio & Rekan - member of Deloitte Jumlah Kekayaan 436,072 184,780 DIREKTUR UTAMA : Barry Simon Halpern Touche

[r]

Saran dari penulis adalah hendaknya developer Virtual Class meningkatkan tujuh indikator Virtual Class (content, deliverable, interactivity, flexibility, depth control, structure,

Dengan program simulasi ini, penulis mengharapkan dapat membantu siapa pun yang ingin mempelajari tentang Twos Complement baik untuk mahasiswa maupun umum. Program ini dibuat

Metode pengumpulan data adalah informasi yang dapat diperoleh. melalui pengukuran-pengukuran tertentu, untuk digunakan

AJI WIDODO, PEMAKNAAN KARIKATUR “ANCANG-ANCANG CICAK VS BUAYA (Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Karikatur “Ancang-Ancang Cicak vs Buaya” Pada Majalah Tempo Edisi 3-9 Agustus