• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBAIKAN RANCANGAN ALAT CERVICAL COLLAR MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERBAIKAN RANCANGAN ALAT CERVICAL COLLAR MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh : STEFRY NIM : 170403092

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2 0 2 1

No. Dok.: FM-GKM-S1TI-FT-6-06-05; Tgl. Efektif : 09 Juli 2018; Rev : 01; Halaman : 1 dari 1

PERBAIKAN RANCANGAN ALAT CERVICAL COLLAR

MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING DAN

(2)
(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Judul : PERBAIKAN RANCANGAN ALAT CERVICAL COLLAR

MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING DAN

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 17 Juli 2021

STEFRY

NIM. 170403092

(6)

ABSTRAK

Alat bantu ortopedi adalah salah satu jenis peralatan medis yang dirancang untuk menangani masalah muskuloskeletal atau kelainan pada struktur saraf, otot, serta tulang dan sendi pada manusia. Rumah Sakit Setia Budi adalah rumah sakit yang memberikan jasa pelayanan kesehatan yang berfokus pada kesehatan ortopedi dan menyediakan fasilitas penunjang bagi para pasien yang memiliki cedera salah satunya alat penyangga leher (cervical collar). Keluhan yang timbul ketika pasien menggunakan alat ini ialah alat kurang kuat menahan pangkal leher dan dagu, leher terasa pegal, merasa kepanasan di bagian leher, dan ukuran alat tidak benar-benar sesuai dengan ukuran leher pengguna. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan rancangan alat yang sesuai dengan perasaan dan emosional konsumen menggunakan integrasi antara metode Kansei Engineering dengan Quality Function Deployment serta pengukuran antropometri untuk merancang alat dengan ukuran yang sesuai dengan dimensi tubuh pengguna. Hasil dari metode kansei engineering menunjukkan bahwa pengguna menginginkan alat yang nyaman, kuat, fleksibel, menarik, dan praktis. Hasil perbaikan rancangan dari QFD Fase I ialah karakteristik teknis yang menjadi prioritas perbaikan yaitu convenience of use, ketahanan terhadap beban, dimensi produk. Pada QFD Fase II, part kritis yang menjadi prioritas perbaikan ialah kualitas bahan utama, kualitas bahan perekat, dan kesesuaian ukuran. Terdapat 3 dimensi antropometri yang diukur yaitu panjang leher, lebar leher, dan tebal leher. Hasil dari pengukuran antropometri untuk masing-masing dimensi ialah panjang leher sebesar 11,02 cm, lebar leher sebesar 13,13 cm, dan tebal leher sebesar 13,55 cm. Hasil dari masing-masing metode kemudian diimplementasikan dengan melakukan perancangan desain alat cervical collar yang baru.

Kata kunci : Antropometri, Cervical Collar, Kansei Engineering, Quality Function Deployment

(7)

ABSTRACT

Orthopedic tools are one type of medical equipment designed to treat musculoskeletal problems or abnormalities in the structure of nerves, muscles, and bones and joints in humans. Setia Budi Hospital is a hospital that provides health services that focus on orthopedic health and provides supporting facilities for patients who have injuries, one of which is a cervical collar. Problems that arise when patients use this tool are that the tool is not strong enough to hold the base of the neck and chin, the neck feels sore, feels hot in the neck, and the size of the tool does not really match the size of the user's neck. Therefore, it is necessary to improve the design of tools that are in accordance with the feelings and emotions of consumers using the integration between the Kansei Engineering method with Quality Function Deployment and anthropometric measurements to design tools with sizes that match the dimensions of the user's body. The results of the kansei engineering method show that users want a tool that is comfortable, powerful, flexible, attractive, and practical. The results of the design improvement of QFD Phase I are the technical characteristics that are the priority for improvement, namely convenience of use, resistance to loads, product dimensions. In QFD Phase II, the critical parts that are the priority for improvement are the quality of the main material, the quality of the adhesive material, and the suitability of the size. There are 3 anthropometric dimensions measured, namely neck length, neck width, and neck thickness. The results of anthropometric measurements for each dimension are 11.02 cm long neck, 13.13 cm wide neck, and 13.55 cm depth neck. The results of each method are then implemented by designing a new cervical collar tool.

Keyword : Anthropometry, Cervical Collar, Kansei Engineering, Quality Function Deployment

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan tugas sarjana ini dengan baik.

Laporan Tugas sarjana ini merupakan salah satu persyaratan yang diajukan kepada Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknik (Strata Satu Teknik Industri). Adapun judul dari tugas sarjana ini ialah “PERBAIKAN RANCANGAN ALAT

CERVICAL COLLAR MENGGUNAKAN METODE KANSEI

ENGINEERING DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas sarjana ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaa Tugas Sarjana ini. Akhir kata, penulis berharap agar tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca lainnya.

MEDAN, JULI 2021

PENULIS

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur dan terimakasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat mengikuti pendidikan Sarjana Teknik di Departemen Teknik Industri USU serta telah membimbing penulis selama masa kuliah dan kelancaran penulisan tugas sarjana.

Penulisan tugas sarjana ini tidak akan terselesaikan dengan baik jika penulis tidak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik berupa materil, spiritual, informasi maupun adminitrasi, sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu serta tante penulis tercinta yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis selama menempuh perkuliahan baik dari segi moril, doa, maupun materil sehingga tugas sajana ini dapat diselesaikan.

2. Ibu Dr. Ir. Meilita Tryana Sembiring, MT, IPM sebagai Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Buchari, ST, M.Kes sebagai Sekretaris Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

4. Ibu Ir. Rosnani Ginting, M.T, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

(10)

viii

5. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan bimbingan kepada penulis selama perkuliahan.

6. Seluruh staf dan pegawai Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah membantu pengurusan administrasi penulisan tugas sarjana.

7. Bapak dr. Iman Dwi Winanto, Sp. OT, yang telah membantu dan memberikan pengajaran serta bimbingan dalam tugas sarjana ini.

8. Abang Alfin Fauzi Malik, ST yang telah memberikan masukan serta saran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas sarjana.

9. Rekan-rekan dalam satu tim penelitian dengan penulis, yaitu Lani Diyana Etaniya dan Diah Sri Kemala Bellina yang saling mendukung dan memberikan motivasi dan doa dalam pengerjaan tugas sarjana.

10. Teman-teman seperdopingan dengan penulis, yaitu Lani Diyana Etaniya, Diah Sri Kemala Bellina, Muhammad Ramadhan, Jhofandy Ricky, dan Nicholas Sihombing yang saling mendukung dan memberi motivasi serta melalui suka duka bersama dalam pengerjaan tugas sarjana.

11. Teman-teman asisten laboratorium Sistem Produksi Angkatan 2017, yaitu Nicholas, Jhofandy, Supriadi, Ramadan, Chalisa, Lani, Diah, Agnes, dan Aulia yang telah memberi dukungan dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan tugas sarjana.

12. Adik-adik asisten laboratorium Sistem Produksi Angkatan 2018, yaitu Alwi, Halqi, Rinaldi, Ade, Erlawan, Anggun, Putri, Shelvira, Santica, dan Amanda

(11)

ix

yang telah membantu dan memberi dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas sarjana.

13. Teman-teman SETAN’17, yaitu Felix, Agustina, Lani, Erica, Vandrick, Thomas, Fernando, Supriadi, Fionna, Yence, Evita, Brian, Vinezsia, dan Kelvin yang telah memberi dukungan dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan tugas sarjana.

14. Sahabat-sahabat penulis selama menjalankan studi di jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, yaitu Brian, Thomas, Ardi, Putra, Erica, Yence, Karin, Suci, Dhea, dan Rahel Hutagalung yang selalu menemani penulis selama masa perkuliahan hingga menyelesaikan tugas sarjana.

15. Rekan-rekan dalam satu tim kerja praktek dengan penulis, yaitu Miftah Safira dan Khairunisa Wardana yang telah memberi dukungan dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan tugas sarjana.

16. Seluruh pihak yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian tugas sarjana ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

MEDAN, JULI 2021

PENULIS

(12)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Rumusan Masalah ... I-5 1.3. Tujuan Penelitian ... I-6 1.4. Manfaat Penelitian ... I-6 1.5. Batasan Masalah dan Asumsi... I-7 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-7

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Sejarah Rumah Sakit Setia Budi ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Usaha ... II-2 2.3. Alat Cervical Collar pada Rumah Sakit Setia Budi ... II-2

III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Perancangan Produk ... III-1 3.2. Pengembangan Produk ... III-2

(13)

xi

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.3. Kansei Engineering ... III-2 3.3.1. Definisi Kansei ... III-2 3.3.2. Definisi Kansei Engineering ... III-3 3.3.3. Tahapan-tahapan dalam Metode Kansei

Engineering ... III-4 3.4. Quality Function Deployment ... III-8 3.4.1. Manfaat Quality Function Deployment ... III-9 3.4.2. Struktur Quality Function Deployment ... III-10 3.4.3. Fase-fase pada Quality Function Deployment ... III-13

3.4.3.1. QFD Fase I (Matriks Perencanaan

Produk) ... III-13 3.4.3.2. QFD Fase II (Matriks Part

Deployment) ... III-13 3.4.3.3. QFD Fase III (Matriks Perencanaan

Proses) ... III-14 3.4.3.4. QFD Fase IV (Matriks

Pengendalian Proses/ Kualitas) ... III-14 3.4.4. Manfaat Quality Function Deployment ... III-14

3.4.4.1. Membangun Matriks Quality Function

Deployment Fase I ... III-14 3.4.4.2. Membangun Matriks Quality Function

Deployment Fase II... III-19 3.5. Antropometri ... III-20 3.5.1. Persentil ... III-21 3.6. Prinsip Perancangan secara Antropometri ... III-22 3.7. Kuesioner ... III-24 3.7.1. Pedoman Penyusunan Pertanyaan ... III-25 3.7.2. Karakteristik Pertanyaan ... III-26

(14)

xii

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.8. Metode Sampling ... III-26 3.8.1. Probability Sampling ... III-27 3.8.2. Non-Probability Sampling ... III-28 3.9. Keabsahan Data ... III-30 3.9.1. Uji Validitas Data ... III-30 3.9.2. Uji Reliabilitas Data ... III-31 3.9.3. Uji Kenormalan Data ... III-32 3.9.4. Uji Kecukupan Data ... III-33 3.9.5. Uji Keseragaman Data ... III-33

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV-1 4.5. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.6. Definisi Operasional ... IV-3 4.7. Rancangan Penelitian ... IV-4 4.8. Pengumpulan Data ... IV-6 4.8.1. Sumber Data ... IV-6 4.8.2. Metode Pengumpulan Data ... IV-7 4.8.3. Instrumen Penelitian ... IV-7 4.9. Populasi dan Sampel ... IV-10 4.10. Metode Pengolahan Data ... IV-11 4.11. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-17

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1

(15)

xiii

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.1.1. Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner ... V-1 5.1.2. Rekapitulasi Kuesioner Terbuka ... V-2 5.1.3. Data Pengukuran Antropometri ... V-2 5.2. Pengumpulan Data ... V-5 5.2.1. Metode Kansei Engineering ... V-5 5.2.1.1. Penetapan Tujuan ... V-5 5.2.1.2. Pengumpulan Kata Kansei ... V-5 5.2.1.3. Penetapan Skala Semantic Differential .... V-6 5.2.1.4. Pengumpulan Sampel Produk ... V-7 5.2.1.5. Pengurutan Spesifikasi Kategori ... V-7 5.2.1.6. Evaluasi Eksperimen ... V-8 5.2.1.7. Analisis Statistik ... V-14 5.2.1.8. Interpretasi dari Data yang Dianalisis ... V-17 5.2.2. Uji Validitas dan Realibilitas ... V-18 5.2.2.1. Pengujian Validitas ... V-19 5.2.2.2. Pengujian Realibilitas ... V-24 5.2.3. Membangun Matriks House of Quality (HoQ) Fase

I ... V-25 5.2.3.1. Identifikasi Kebutuhan Konsumen/

Customer Requirement ... V-25 5.2.3.2. Penentuan Tingkat Kepentingan Atribut/

Customer Importance ... V-26 5.2.3.3. Penyusunan Planning Matrix ... V-26 5.2.3.4. Penentuan Karakteristik Teknis

Produk ... V-30 5.2.3.5. Menetapkan Tingkat Hubungan Antar

Karakteristik Teknis ... V-31

(16)

xiv

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.3.6. Menetapkan Tingkat Hubungan Antara Karakteristik Teknis dengan Keinginan

Konsumen... V-32 5.2.3.7. Membangun Matriks House of Quality

Fase I Alat Cervical Collar ... V-34 5.2.4. Membangun Matriks House of Quality (HoQ) Fase

II ... V-39 5.2.4.1. Menentukan Karakteristik Teknis

Prioritas pada QFD Fase I ... V-39 5.2.4.2. Menetapkan Part Kritis ... V-39 5.2.4.3. Menetapkan Tingkat Hubungan Antar

Part Kritis ... V-40 5.2.4.4. Menetapkan Tingkat Hubungan Antara

Karakteristik Teknis dengan Part

Kritis ... V-41 5.2.4.5. Membangun Matriks House of Quality

Fase II Alat Cervical Collar ... V-42 5.2.5. Pengukuran Antropometri ... V-48 5.2.5.1. Pengujian Data Antropometri... V-48 5.2.5.1.1. Uji Keseragaman Data ... V-48 5.2.5.1.2. Uji Kecukupan Data ... V-56 5.2.5.1.3. Uji Kenormalan Data ... V-58 5.2.5.2. Penentuan Prinsip Perancangan ... V-63 5.2.5.3. Penentuan Persentil ... V-64 5.2.5.4. Perhitungan Dimensi Rancangan Alat .... V-64 5.2.6. Rancangan Akhir Alat Cervical Collar ... V-65

(17)

xv

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL ... VI-1 6.1. Analisis Metode Kansei Engineering ... VI-1 6.1.1. Analisis Kata Kansei Terpilih ... VI-1 6.1.2. Analisis Hasil Kuesioner Kansei ... VI-2 6.2. Analisis Hasil Kuesioner Tertutup ... VI-3 6.3. Analisis Metode Quality Function Deployment Fase I ... VI-5 6.3.1. Analisis Karakteristik Teknis ... VI-5 6.3.2. Analisis Matriks House of Quality Fase I ... VI-5 6.4. Analisis Metode Quality Function Deployment Fase II .... VI-7 6.4.1. Analisis Part Kritis ... VI-7 6.4.2. Analisis Matriks House of Quality Fase II ... VI-8 6.5. Analisis Pengukuran Antropometri ... VI-10 6.5.1. Analisis Pengujian Data Antropometri ... VI-10 6.5.2. Analisis Matriks House of Quality Fase II ... VI-12 6.6. Analisis Rancangan Akhir Alat Cervical Collar... VI-13

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1. Kesimpulan... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA

(18)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Data Keluhan Pasien Pengguna Cervical Collar ... I-2 3.1. Keterangan Nilai Sales Point ... III-17 4.1. Definisi Operasional ... IV-3 5.1. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Terbuka ... V-2 5.2. Dimensi Tubuh yang Digunakan... V-3 5.3. Data Pengukuran Antropometri ... V-3 5.4. Reduksi Kata Kansei ... V-5 5.5. Kata Kansei Terpilih ... V-6 5.6. Skala Semantic Differential ... V-7 5.7. Pengurutan Item dan Kategori Sampel Alat ... V-7 5.8. Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 1 ... V-8 5.9. Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 2 ... V-8 5.10. Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 3 ... V-9 5.11. Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 4 ... V-9 5.12. Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 5 ... V-10 5.13. Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 6 ... V-10 5.14. Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 7 ... V-10 5.15. Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 8 ... V-11 5.16. Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 9 ... V-11 5.17. Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 10 ... V-12 5.18. Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 11 ... V-12 5.19. Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 12 ... V-13 5.20. Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 13 ... V-13 5.21. Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 14 ... V-14 5.22. Rekapitulasi Kuesioner Kansei Kategori 15 ... V-14 5.23. Rekapitulasi Rata-rata Item dan Kategori ... V-15 5.24. Rekapitulasi Utilitas Item dan Kategori ... V-16 5.25. Pemilihan Modus untuk Setiap Item dan Kategori ... V-17

(19)

xvii

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.26. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Tertutup ... V-18 5.27. Tabulasi Frekuensi Jawaban Responden ... V-19 5.28. Proporsi, Proporsi Kumulatif dan Nilai Z Masing-masing

Skala ... V-20 5.29. Nilai Densitas untuk Masing-masing Nilai Z ... V-21 5.30. Nilai Scale Value untuk Masing-masing Skala ... V-21 5.31. Skala Interval dari Data Ordinal ... V-22 5.32. Perhitungan Nilai Parameter Atribut 1 ... V-23 5.33. Hasil Perhitungan Validitas Atribut Pertanyaan ... V-23 5.34. Perhitungan Varians Setiap Atribut... V-24 5.35. Hasil Identifikasi Kebutuhan Konsumen ... V-25 5.36. Hasil Identifikasi Kebutuhan Konsumen ... V-26 5.37. Tingkat Kepuasan Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-27 5.38. Perhitungan Rasio Perbaikan Variabel Kebutuhan

Konsumen... V-28 5.39. Nilai Sales Point Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-29 5.40. Hasil Perhitungan Bobot Absolut Variabel Kebutuhan

Konsumen... V-29 5.41. Hasil Perhitungan Bobot Relatif Variabel Kebutuhan

Konsumen... V-30 5.42. Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan, dan Perkiraan

Biaya QFD Fase I ... V-37 5.43. Karakteristik Teknis Produk... V-39 5.44. Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan, dan Perkiraan

Biaya QFD Fase II... V-45 5.45. Uji Kecukupan Data Dimensi Panjang Leher ... V-56 5.46. Rekapitulasi Uji Kecukupan Data Antropometri ... V-58 5.47. Pengurutan Data Dimensi Panjang Leher ... V-59

(20)

xviii

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.48. Perhitungan Nilai Oi pada Dimensi Panjang Leher ... V-61 5.49. Nilai Peluang Distribusi Normal pada Dimensi Panjang

Leher... V-61 5.50. Perhitungan Nilai Ei pada Dimensi Panjang Leher ... V-62 5.51. Perhitungan Nilai X2h pada Dimensi Panjang Leher ... V-62 5.52. Rekapitulasi Uji Kenormalan Data Antropometri ... V-63 5.53. Nilai Persentil Dimensi Tubuh yang Digunakan... V-64 5.54. Rekapitulasi Penetapan Data Antropometri ... V-65 6.1. Kata Kansei Alat Cervical Collar ... VI-1 6.2. Kata Kansei Terpilih ... VI-2 6.3. Hasil Perhitungan Validitas Atribut Pertanyaan ... VI-4 6.4. Karakteristik Teknis Alat Cervical Collar ... VI-5 6.5. Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan, dan Perkiraan

Biaya Karakteristik Teknis ... VI-6 6.6. Part Kritis Alat Cervical Collar... VI-7 6.7. Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan, dan Perkiraan

Biaya Part Kritis ... VI-8 6.8. Hasil Uji Keseragaman Data Antropometri ... VI-11 6.9. Hasil Uji Kecukupan Data Antropometri ... VI-11 6.10. Hasil Uji Kenormalan Data Antropometri ... VI-12 6.11. Nilai Persentil Dimensi Tubuh yang Digunakan... VI-13 6.12. Penetapan Data Antropometri ... VI-13 6.13. Perbandingan Alat Cervical Collar Pasien Rumah Sakit

Setiabudi dengan Rancangan Baru Alat ... VI-14

(21)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Alat Cervical Collar ... II-3 3.1. Tahapan Metode Kansei Engineering ... III-4 3.2. House of Quality ... III-11 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.2. Rancangan Penelitian ... IV-5 4.3. Diagram Alir Penentuan Kebutuhan Emosional dengan Kansei

Engineering ... IV-12 4.4. Diagram Alir Pengujian Validitas dan Realibilitas ... IV-13 4.5. Diagram Alir Pembangunan Matriks House of Quality QFD

Fase I ... IV-14 4.6. Diagram Alir Pembangunan Matriks House of Quality QFD

Fase II... IV-15 4.7. Diagram Alir Penentuan Dimensi Alat dengan Antropometri ... IV-16 5.1. Hubungan Antara Masing-masing Karakteristik Teknis ... V-32 5.2. Hubungan Antara Karakteristik Teknis dengan Keinginan

Konsumen ... V-33 5.3. Matriks House of Quality Fase I Alat Cervical Collar ... V-38 5.4. Hubungan Antara Masing-masing Part Kritis ... V-40 5.5. Hubungan Antara Karakteristik Teknis dengan Part Kritis ... V-42 5.6. Matriks House of Quality Fase II Alat Cervical Collar ... V-46 5.7. Grafik Uji Keseragaman Data Dimensi Panjang Leher ... V-49 5.8. Grafik Uji Keseragaman Data Dimensi Panjang Leher Revisi 1 ... V-50 5.9. Grafik Uji Keseragaman Data Dimensi Lebar Leher ... V-52 5.10. Grafik Uji Keseragaman Data Dimensi Lebar Leher Revisi 1 ... V-53 5.11. Grafik Uji Keseragaman Data Dimensi Tebal Leher ... V-54 5.12. Grafik Uji Keseragaman Data Dimensi Tebal Leher Revisi 1 ... V-55 5.13. Rancangan Akhir Cervical Collar ... V-66 6.1. Matriks House of Quality Fase I Alat Cervical Collar ... VI-6

(22)

xx

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

6.2. Matriks House of Quality Fase II Alat Cervical Collar ... VI-9 6.3. Rancangan Akhir Cervical Collar ... VI-14

(23)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-1 2. Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L-2 3. Surat Keterangan Riset Tugas Sarjana ... L-3 4. Berita Acara Bimbingan ... L-4 5. Kuesioner Keluhan... L-5 6. Kuesioner Terbuka ... L-6 7. Kuesioner Kansei ... L-7 8. Kuesioner Tertutup ... L-8 9. Kuesioner Karakteristik Teknis ... L-9 10. Kuesioner Hubungan Antar Karakteristik Teknis... L-10 11. Kuesioner Hubungan Antara Karakteristik Teknis dengan Atribut

Konsumen ... L-11 12. Kuesioner Part Kritis ... L-12 13. Kuesioner Hubungan Antar Part Kritis ... L-13 14. Kuesioner Hubungan Antara Karakteristik Teknis dengan Part

Kritis ... L-14 15. Pengumpulan Data Antropometri ... L-15 16. Gambar Teknik Rancangan Baru Alat ... L-16

(24)

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peralatan medis adalah suatu sarana yang digunakan untuk mewujudkan mutu pelayanan kesehatan yang baik kepada pasien baik di rumah sakit maupun instansi kesehatan lainnya. Peralatan medis digunakan untuk memberikan suatu tindakan kepada pasien berupa alat dan pengobatan yang digunakan untuk diagnosa, terapi, rehabilitasi dan penelitian medis baik secara langsung maupun tidak langsung.

Alat bantu ortopedi adalah salah satu jenis peralatan medis yang dirancang untuk menangani masalah muskuloskeletal atau kelainan pada struktur saraf, otot, serta tulang dan sendi pada manusia. Alat ini biasanya digunakan untuk menyelaraskan, memperbaiki posisi, menopang, serta melindungi bagian-bagian tertentu pada tubuh pasien yang sedang berada dalam masa pemulihan dari cedera atau trauma. Penggunaan alat bantu ortopedi berfungsi untuk membatasi pergerakan pada bagian tubuh pasien agar tidak terjadi cedera yang lebih lanjut.

Rumah Sakit Setia Budi adalah salah satu rumah sakit yang terletak di kota Medan, Sumatera Utara yang memberikan jasa pelayanan kesehatan kepada para masyarakat sekitar yang berfokus pada kesehatan ortopedi. Rumah sakit ini juga menyediakan berbagai fasilitas penunjang bagi para pasien yang memiliki cedera atau trauma salah satunya seperti alat penyangga leher (cervical collar).

(25)

I-2

Cervical collar merupakan alat bantu ortopedi yang biasa digunakan untuk menyangga atau menopang leher dan kepala pasien yang memiliki cedera pada tulang leher. Alat ini berfungsi untuk mengurangi pergerakan leher yang berlebihan selama proses pemulihan, mencegah pergerakan tulang leher yang patah, mencegah bertambahnya cedera tulang leher, dan mengurangi rasa sakit pada leher.

Penggunaan alat cervical collar bertujuan untuk membantu proses pemulihan bagian leher pasien ketika sedang berada dalam masa pemulihan dari cedera atau trauma. Selain itu, penggunaan alat ini juga diharapkan tidak menimbulkan ketidaknyamanan yang dapat mengganggu aktivitas pengguna.

Permasalahan yang terjadi ialah para pasien mengalami beberapa keluhan ketika menggunakan alat cervical collar ini. Keluhan yang timbul ketika menggunakan alat cervical collar dapat dilihat pada Tabel 1.1. ini.

Tabel 1.1. Data Keluhan Pasien Pengguna Cervical Collar

No. Keluhan

1 Bahan cervical collar kurang kuat menahan pangkal leher dan dagu 2 Leher terasa pegal

3 Merasa kepanasan di bagian leher

4 Ukuran alat tidak benar-benar sesuai dengan ukuran leher pengguna

Sumber: Wawancara

Berdasarkan keluhan yang telah diuraikan, adanya permasalahan pada penggunaan alat cervical collar yaitu bahan kurang kuat, leher terasa pegal, dan terasa panas di bagian leher. Alat cervical collar yang digunakan oleh para pasien rumah sakit Setia Budi terbuat dari bahan busa. Bahan busa yang digunakan bersifat lunak dan kurang kuat sehingga kurang mampu menopang pangkal leher dan dagu serta kurang mampu membatasi pergerakan leher pasien. Selain itu, alat yang

(26)

I-3

disediakan tidak memiliki lubang udara atau ventilasi sehingga menyebabkan pasien merasa kepanasan di bagian leher. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kondisi emosional para pengguna dalam pemakaian alat ini. Oleh karena itu, diperlukan adanya perbaikan rancangan alat yang sesuai dengan perasaan dan emosional konsumen menggunakan integrasi antara metode Kansei Engineering dengan Quality Function Deployment. Di samping itu, adanya keluhan berupa adanya ketidaksesuaian ukuran alat dengan ukuran leher pengguna juga diperlukan penyelesaian dengan menggunakan pengukuran antropometri.

Penelitian terdahulu yang berjudul “A comfort assessment of existing cervical orthoses” (Langley et al., 2018) membahas mengenai penggunaan berbagai jenis alat cervical collar untuk mengetahui keluhan-keluhan yang muncul dari masing-masing jenis alat tersebut. Keluhan utama yang ditemukan ialah adanya rasa sakit yang muncul pada beberapa titik pada leher serta dagu pengguna cervical collar. Berdasarkan data persepsi pengguna yang dikumpulkan, tidak ada satu pun alat cervical collar yang terlihat menarik di mata para pengguna. Cervical collar jenis soft kurang kuat dan tidak dapat menopang leher pengguna sedangkan cervical collar jenis rigid membuat pergerakan leher terlalu terbatas sehingga tidak nyaman digunakan.

Penelitian yang berjudul “Preliminary Study of the Implementation of Kansei Engineering Method for the Early Sustainable Midribs Development Processed Wallet Design by Using Banana” (Sekarjati et al., 2019), menjelaskan bahwa Kansei Engineering merupakan metode yang umum digunakan dalam kegiatan perancangan produk untuk memahami lebih jauh mengenai emosi

(27)

I-4

konsumen dan hubungannya dengan karakteristik desain tertentu dengan menerjemahkan perasaan yang diinginkan oleh para konsumen terhadap spesifikasi rancangan produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kansei Engineering dapat menunjukkan keinginan konsumen dalam bentuk kata Kansei yang selanjutnya digunakan sebagai kebutuhan konsumen dalam tahapan perancangan produk.

Penelitian lainnya yang berjudul “Product development strategy with quality function deployment approach: A case study in automotive battery”

(Darmawan et al., 2017), didapatkan bahwa QFD dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan dari karakteristik teknis suatu produk dengan fokus pada kebutuhan dan harapan para konsumen. Selanjutnya, karakteristik teknis yang memiliki tingkat kepentingan tertinggi lah yang menjadi prioritas utama pengembangan produk.

Penelitian yang berjudul “Integration of Kansei Engineering and Quality Function Deployment (QFD) for Product Development : A Literature Review”

(Ginting et al., 2020), menjelaskan bahwa integrasi antara metode Kansei Engineering dan Quality Function Deployment terdapat pada tahap awal QFD yaitu tahap kebutuhan konsumen dimana hasil dari tahap ini didapatkan dari hasil Kansei Engineering. Integrasi antara kedua metode tersebut sangat luas digunakan dalam pengembangan dan perancangan produk yang berdasarkan dari emosi konsumen.

Penelitian yang berjudul “Ergonomics intervention on an alternative design of a spinal board” (Zadry et al., 2016), metode QFD digunakan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dari produk tandu spinal yang akan dirancang. Data antropometri dari orang Indonesia digunakan untuk menentukan dimensi produk

(28)

I-5

tandu spinal sehingga produk tersebut cocok dan nyaman untuk digunakan bagi penggunanya.

Penelitian yang berjudul “Head and neck anthropometry, vertebral geometry and neck strength in height-matched men and women” (Vasavada et al., 2008), dilakukan penelitian terhadap pengukuran antropometri pada bagian kepala dan leher, hasil penelitian menunjukkan bagaimana cara melakukan pengukuran antropometri pada bagian leher terutama untuk pengukuran panjang leher.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, adanya permasalahan pada penggunaan alat cervical collar yaitu bahan kurang kuat, leher terasa pegal, dan terasa panas di bagian leher yang berpengaruh terhadap kondisi emosional para pengguna. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan rancangan alat yang sesuai dengan perasaan dan emosional konsumen menggunakan integrasi antara metode Kansei Engineering dengan Quality Function Deployment. Di samping itu, adanya keluhan berupa adanya ketidaksesuaian ukuran alat dengan ukuran leher pengguna yang juga menimbulkan ketidaknyamanan sehingga diperlukan penyelesaian dengan menggunakan pengukuran antropometri.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah memperbaiki rancangan alat cervical collar yang sesuai dengan keinginan para konsumen dan nyaman untuk digunakan.

(29)

I-6

Tujuan khusus yang ingin dicapai penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi kebutuhan emosional dari pengguna terhadap alat cervical collar menggunakan Kansei Engineering.

2. Mengidentifikasi prioritas karakteristik teknis menggunakan metode Quality Function Deployment Fase I.

3. Mengidentifikasi prioritas part kritis menggunakan metode Quality Function Deployment Fase II.

4. Mengidentifikasi dimensi alat yang sesuai menggunakan pengukuran antropometri.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di masyarakat dengan menerapkan teori keilmuan teknik industri yang telah diperoleh selama perkuliahan ditinjau dari sudut pandang akademis khususnya dalam penerapan metode Kansei Engineering, Quality Function Deployment, dan Antropometri.

2. Bagi Departemen Teknik Industri

Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara dapat dikenal lebih luas sebagai wadah ilmu terapan bagi para masyarakat yang dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi dan memiliki daya saing di masyarakat.

(30)

I-7

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Objek penelitian ialah alat cervical collar.

2. Responden yang dituju ialah para pengguna alat cervical collar.

3. Responden untuk pengukuran antropometri berusia dewasa atau di atas 20 tahun.

4. Pengumpulan data dari responden dengan menggunakan kuesioner.

5. Metode penyelesaian masalah menggunakan Kansei Engineering, Quality Function Deployment, dan Antropometri.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Responden tidak dipengaruhi dalam pengisian kuesioner.

2. Responden yang menjadi objek pengukuran antropometri tidak berada dalam masa pertumbuhan.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ialah sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang mendasari penelitian untuk dilakukan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir.

(31)

I-8

Bab II Gambaran Umum Perusahaan, menguraikan tentang sejarah rumahsakit Setia Budi, ruang lingkup usaha, dan spesifikasi alat cervical collar yang digunakan pasien rumah sakit Setia Budi.

Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai perancangan produk, Kansei Engineering, Quality Function Deployment, antropometri, kuesioner, teknik sampling, uji validitas dan reabilitas.

Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian meliputi lokasi dan waktu penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual, definisi operasional, rancangan penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data dan analisis data.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner pendahuluan, kuesioner Kansei, dan kuesioner tertutup, kemudian dilakukan uji validitas dan reabilitas pada data kuesioner, membangun matriks House of Quality menggunakan langkah-langkah QFD sampai QFD Fase II dan pengukuran antropometri pada bagian tubuh tertentu.

Bab VI Analisis dan Pembahasan Hasil, berisi meliputi analisis kata Kansei yang diperoleh menggunakan Kansei Engineering, analisis matriks House of Quality pada QFD Fase I dan II, dan analisis pengukuran antropometri.

Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan penelitian menggunakan metode Kansei Engineering, Quality Function Deployment, dan Antropometri serta saran perancangan alat untuk penelitian ke depannya.

(32)

II-1

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Rumah Sakit Setia Budi

Pendirian rumah sakit Setia Budi pada awalnya berasal dari ide beberapa orang dokter spesialis yang sangat berkompeten di bidangnya di antaranya yaitu:

dr. Otman Siregar, SpOT (K) Spine, dr. Chairiandi Siregar, SpOT, dr. Nino Nasution, SpOT, dan dr. Frank Buchary, Sp.BP. Rumah Sakit Setia Budi memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesionalisme yang tinggi dalam melayani masyarakat dengan sepenuh hati dan ditangani oleh para tim dokter yang berpengalaman dan berdedikasi tinggi sehingga dengan hadirnya Rumah Sakit Setiabudi ini diharapkan ke depannya akan mengurangi tingkat keinginan masyarakat yang pergi berobat keluar negeri.

Rumah Sakit Setia Budi tidak hanya memiliki para tenaga medis, paramedis, dan non-medis yang ahli di bidangnya masing-masing namun juga selalu mengikuti perkembangan dan penggunaan alat-alat serta fasilitas kesehatan yang modern dan mutakhir. Hal ini terbukti dengan menjadikan Rumah Sakit Setia Budi sebagai satu- satunya Rumah Sakit di Kota Medan yang memiliki DXA Scan yaitu alat yang sangat akurat dan merupakan gold standard dalam mendiagnosis terjadinya osteoporosis dan ini sebagai salah satu bentuk upaya rumah sakit dalam penanganan dan pencegahan penyakit tulang.

Seiring dengan berkembangnya rumah sakit, kini Rumah Sakit Setia Budi juga telah mengembangkan penanganan beberapa bidang pelayanan seperti operasi

(33)

II-2

Urologi, Digestive, Plastik dan Rekonstruksi, Bedah Anak, Penyakit Dalam, dan Onkologi yang tidak lepas dari peranan para tim dokter ahli bedah yang berpengalaman dan memiliki dedikasi yang tinggi di bidangnya masing-masing.

2.2. Ruang Lingkup Usaha

Rumah sakit Setia Budi bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitar. Rumah Sakit Setia Budi memiliki beberapa poliklinik yang berfungsi sebagai fasilitas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat diantaranya:

1. Poliklinik Orthpaedic dan Traumatologi 2. Poliklinik Tulang Belakang (Spine)

3. Poliklinik Sendi panggul dan Sendi Lutut (Hipe and Knee) 4. Poliklinik Ginjal dan Saluran Kemih (Urologi)

5. Poliklinik Bedah Hati dan Saluran Cerna (Digestive) 6. Poliklinik Bedah Tumor (Onkologi)

7. Poliklinik Bedah Anak

2.3. Alat Cervical Collar pada Rumah Sakit Setia Budi

Alat cervical collar yang tersedia untuk pasien di rumah sakit Setia Budi adalah cervical collar tipe soft.

(34)

II-3

Sumber: Pengumpulan Data

Gambar 2.1. Alat Cervical Collar

Spesifikasi alat cervical collar yang digunakan oleh pasien rumah sakit Setia Budi ialah sebagai berikut.

1. Harga Rp. 200.000 2. Bahan terbuat dari busa

3. Bahan sangat empuk dan lunak 4. Berat 250 gram

5. Mudah dibersihkan dengan air dan sabun

6. Memiliki perekat untuk menyesuaikan ukuran lingkar leher pengguna (adjustable)

(35)

III-1

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Perancangan Produk

1Perancangan produk berarti sudah termasuk di dalamnya setiap aspek teknik dari produk, mulai dari pertukaran atau penggantian komponen dalam pembuatan, oerakitan, finsihing sampai pada kekurangannya. Sebuah produk seharusnya dikerjakan lebih dari operasi biasa untuk meningkatkan sasaran pasarnya, yaitu mempertimbangkan seluruh harga-harga, seluruh kelengkapan, dan target segmen pasar.

2Perancangan adalah penerapan prinsip-prinsip teknis dan ilmiah untuk mengatur komponen sebuah perangkat yang harus disesuaikan dan diwujudkan untuk mencapai hasil tertentu dan juga harus memenuhi enam persyaratan, yaitu:

1. Harus diwujudkan menggunakan prinsip pengaturan perangkat.

2. Komponen perangkat harus geometris terkait satu sama lain dan dengan objek.

3. Komponen harus cukup kuat untuk mengirim dan menahan kekuatan sebagai kebutuhan hasil yang diharapkan.

4. Ketersediaan akses terhadap perangkat.

5. Biaya hasilnya harus diterima.

6. Munculnya perangkat harus diterima.

.

1 Ginting, Rosnani, Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, hlm: 2.

2 Ginting, Rosnani, Perancangan dan Pengembangan Produk. Medan: USU Press, 2018, hlm: 4.

(36)

III-2

3.2. Pengembangan Produk3

Banyak perusahaan menghadapi sebuah masalah-masalah yang harus menciptakan produk baru, tetapi kemungkinan sukses sangat kecil. Secara keseluruhan, untuk menciptakan produk baru yang berhasil, perusahaan harus memahami pelanggannya, pasar, dan pesaing serta mengembangkan produk yang memberikan nilai yang unggul bagi pelanggan. Perusahaan harus mempunyai rencana produk baru yang kuat dan mempersiapkan proses pengembangan produk baru yang sistematis untuk menemukan dan mengembangkan produk-produk baru.

Pengembangan produk baru dimulai dengan penciptaan ide. Perusahaan menemukan dan mengembangkan ide produk baru dari berbagai sumber. Banyal ide produk baru berasal dari sumber internal. Perusahaan mengadakan riset dan pengembangan resmi, memilih ide dari karyawan mereka, dan mengadakan tukar pikiran dalam rapat eksekutif. Ide lain datang dari sumber eksternal. Dengan mengadakan survei dan kelompok fokus serta menganalisis pertanyaan dan keluhan pelanggan, perusahaan dapat menghasilkan ide produk baru yang akan memenuhi kebutuhan spesifik konsumen.

3.3. Kansei Engineering 3.3.1. Definisi Kansei4

Menurut kamus bahasa Jepang Shin mekai yang ditulis oleh Kindaichi Kyosuke, Kansei adalah tindakan mental intuitif dari orang yang merasakan suatu

3 Ibid, hlm: 9.

4 Nagamichi, Mitsuo, Innovations of Kansei Engineering. New York: CRC Press, 2011, hlm: 4-5.

(37)

III-3

kesan dari stimulus eksternal. Dalam definisi psikologis, Kansei mengacu pada keadaan pikiran dimana pengetahuan, emosi, dan semangat diselaraskan menjadi satu.

Istilah Kansei yang digunakan dalam Kansei Engineering mengacu pada keadaan pikiran yang terorganisir dimana emosi dan gambar terhadap suatu objek fisik seperti produk atau lingkungan sekitar tersimpan di dalam pikiran. Namun, dikarenakan kansei adalah suatu gambaran yang tersimpan dalam pikiran seseorang, maka Kansei diekspresikan dengan menggunakan berbagai media, seperti kata-kata, ekspresi wajah, atau gambar untuk membuat orang lain mengerti. Terkadang dalam kansei engineering, seseorang diminta untuk mengungkapkan kansei mereka dengan kata-kata saat melihat produk, atau mengenai produk yang ingin mereka beli di masa mendatang atau produk yang belum tersedia. Hal ini disebut dengan kata-kata Kansei.

3.3.2. Definisi Kansei Engineering5

Kansei Engineering adalah teknologi yang menyatukan Kansei (perasaan dan emosi) dengan disiplin keteknikan. Kansei Engineering adalah sebuah bidang ilmu pengembangan produk yang membawa kebahagiaan dan kepuasan bagi manusia dilakukan secara teknologi, dengan menganalisis emosi manusia dan memasukkannya ke dalam desain produk.

Dalam menerapkan Kansei Engineering, sangat penting untuk mengetahui Kansei dari masyarakat. Ketika informasi mengenai kansei dikumpulkan dan

5 Ibid, hlm: 2-4.

(38)

III-4

dianalisis dengan benar, hal itu kemudian dapat diterjemahkan ke dalam desain teknis. Pengembangan produk yang memanfaatkan kansei engineering tidak hanya akan menghasilkan beragam produk yang sesuai dengan keinginan masyarakat tetapi juga sebagai pendorong bagi perkembangan teknologi baru.

3.3.3. Tahapan-tahapan dalam Metode Kansei Engineering6

Teknik dasar dalam metode Kansei Engineering menggunakan cara berdasarkan aturan proses yang telah ditetapkan. Setiap orang dapat mengikuti aturan proses tersebut untuk mencapai kesimpulan akhir yang sukses.

Tahapan-tahapan dalam metode Kansei Engineering dapat dilihat pada Gambar 3.1. Penjelasan untuk setiap tahap dalam metode Kansei Engineering adalah sebagai berikut.

Sumber: Nagamichi, Mitsuo. Kansei/Affective Engineering

Gambar 3.1. Tahapan Metode Kansei Engineering

6 Nagamichi, Mitsuo, Kansei/Affective Engineering. New York: CRC Press, 2011, hlm: 15-17.

(39)

III-5

Kansei Engineering memiliki 10 tahapan yaitu sebagai berikut:

1. Decision of Strategy

Seorang insinyur Kansei mendengarkan klien seperti CEO perusahaan atau manajer R&D dan memahami strategi pengembangan produk baru dari perusahaan. Hal yang paling penting bagi seorang insinyur Kansei adalah mengetahui apa yang menjadi persyaratan perusahaan dan apa yang memberikan kepuasan tertinggi dalam pengembangan produk baru.

2. Collection of Kansei Words

Setelah memahami strategi perusahaan klien, insinyur Kansei mengumpulkan kata-kata Kansei yang berhubungan dengan domain produk. Kata-kata Kansei biasanya diperoleh dari majalah, koran, atau informasi dari salesman berkaitan dengan emosi dan pendapat konsumen. Kata-kata Kansei adalah berupa kata sifat, kata benda, atau kata kerja, dan terkadang berupa kalimat. Indah, elegan, premium, cerdas, sederhana, besar, warna-warni, merah, biru, persegi, mudah dibuka dan lain-lain merupakan contoh dari kata-kata Kansei. Proses pengumpulan kata-kata Kansei sebaiknya dikumpulkan dalam jumlah banyak terlebih dahulu, kemudian dikurangi menjadi sejumlah kecil kata-kata yang sangat penting dan relevan.

3. Develop an SD Scale

Skala SD (semantic differential) adalah skala pengukuran psikolgois yang dirancang oleh CE Oxgood dan rekan-rekannya. Skala ini digunakan untuk membuat struktur bahasa psikologis dengan mengatur kata kata positif dan negatif pada kedua sisi garis horizontal. Misalnya, indah-jelek diatur pada

(40)

III-6

kedua sisi tetapi kansei engineering dimaksudkan untuk mencapai desain yang baik, bukan desain jelek. Kansei engineer mengatur kata-kata kanel positif dan negatif di kedua sisi skala seperti indah tidak indah. Skala SD terdiri dari beberapa skala, yaitu 5 skala, 7 skala, 9 skala, dan 11 skala, tapi 5 skala yang paling mudah untuk dipahami dan yang paling mudah untuk digunakan.

4. Collection of a sample product

Kansei Engineer harus mengumpulkan produk yang mirip dengan produk yang ditargetkan dengan mengumpulkan banyak botol shampoo serupa dari pasar jika produk yang ditargetkan adalah botol shampo. Kansei engineer mengumpulkan banyak kendaraan penumpang jika desain eksterior otomotif mobil penumpang sekitar 20 atau 25 sampel biasanya cukup.

5. Make a list of item/category

Barang/kategori yang terkait dengan spesifikasi desain akhir. Item menyiratkan item desain produk sampel, dan kategori berarti detail dari item desain misalnya, warna, bentuk, ukuran, kebulatan, dan sebagainya adalah contoh dari item, dan merah, kuning, dan sebagainya adalah kategori item warna. Kansei engineer harus sangat berhati-hati mengkategorikan sampel produk.

Klasifikasi sangat detil terhadap item dan kategori akan mengarah pada desain yang sukses.

6. Evaluation experiment

Langkah ke-enam adalah mengevaluasi eksperimen. Subyek menerima instruksi dan mengevaluasi masing-masing sampel dengan skala SD 5 point kata-kata kansei.

(41)

III-7

7. Statistical analysis

Evaluasi data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik multivariat.

Metode ini menggunakan kocfesien korelasi untuk mengidentifikasi hubungan antara kansei words, posisi Principal Component Analysis (PCA), faktor analisis untuk memastikan struktur sampel data, Quantification Theory Type I (QTI) atau Partial Lear Squares (PLS) untuk mengidentifikasi elemen desain yang relevan untuk emosi yang lebih spesifik.

8. Interpretation of the analyzed data

Analisis statistik memiliki properti interpretasi tertentu. Koefisien korelasi menunjukkan kesamaan arti antara setiap kata kansei, dan PCA mampu menunjukkan kepada kita posisi saling terkait antara kansei dan produk sampel Analisis faktor menunjukkan siruktur psikologis kata kansei terkait dengan dipilih lingkup produk dan produk sampel posisi berhubungan dengan struktur kansei. QTI atau PLS memberitahu kita kata-kata kansei apa yang sejenis dengan spesifikasi desain kemudian ditafsirkan data dan diintegrasikan ke dalam sifat desain produk.

9. Explanation of interpretation of the data to a designer

Langkah yang paling penting adalah kolaborasi dengan desainer produk Kansei Engineer harus menjelaskan data yang dianalisis dan diinterpretasikan untuk desainer. Kansei engineer harus memotivasi dan merangsang desainer untuk memahami interpretasi data akhir dan untuk menarik keluar ide desain baru perancang desain emosional di luar data.

10. Check the new design idea

(42)

III-8

Kansei Engineer harus mengevaluasi apakah produk baru yang dirancang akan cocok dengan emosi pelanggan dan apakah itu mengungkapkan desain emosional dan jika tidak, dia harus memotivasi desainer untuk ide desain intrinsik yang lebih baik.

3.4. Quality Function Deployment7

QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa dengan memahami kebutuhan konsumen kemudi an menghubungkannya dengan ketentuan teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan. Penyebaran fungsi mutu (Quality Function Deployment) adalah alat perencanaan yang digunakan untuk membantu bisnis memusatkan perhatian pada kebutuhan para pelanggan mereka ketika menyusun spesifikasi desain dan pabrikasi.

QFD pertama kali dikembangkan di Jepang pada tahun 1972 oleh Mitsubishi untuk digunakan di galangan kapalnya di Kobe. Pada tahun 1978, Yoji Akao dan Shigeru Mizuno menyusun konsep ini dan mempublikasikannya. Sejak itu proses dikembangkan oleh Toyota dan pemasoknya yang telah menggunakannya dalam rancangan mobil. Kini teknik itu digunakan secara luas di Jepang dan telah mulai digunakan di Amerika dan Eropa oleh perusahaan-perusahaan seperti DEC, Hewlett Packard, AT&T, Texas Instrument, ITT, Ford, Chrysler, General Motors, Procter & Gamble, Polaroid dan Deere & Company. Di Jepang, alat ini telah digunakan dan telah berhasil mengendalikan rancangan dan pembuatan suatu

7 Ginting, Rosnani, Op. cit, hlm: 135-136.

(43)

III-9

jajaran produk yang luas termasuk barang-barang elektronik, mobil, barang-barang rumah tangga, rangkaian elektronik terpadu (IC), pakaian, dan rancangan untuk kenyamanan setempat, penjualan eceran, dan perumahan.

3.4.1. Manfaat Quality Function Deployment8

Manfaat-manfaat utama QFD adalah sebagai berikut:

1. Memusatkan rancangan produk dan jasa baru pada kebutuhan pelanggan.

Memastikan bahwa kebutuhan pelanggan dipahami dan proses desain didorong oleh kebutuhan pelanggan yang objektif dari teknologi.

2. Mengutamakan kegiatan-kegiatan desain. Hal ini memastikan bahwa proses desain dipusatkan pada kebutuhan pelanggan yang paling berarti.

3. Menganalisis kinerja produk perusahaan yang utama untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan utama.

4. Mengurangi lamanya waktu yang diperlukan untuk daur rancangan secara keseluruhan sehingga dapat mengurangi waktu untuk memasarkan produk- produk baru. Perkiraan-perkiraan terbaru merperlihatkan adanya penghematan antara sepertiga sampai setengah dibandingkan sebelum dilakukan QFD.

5. Mengurangi banyaknya perubahan desain setelah dikeluarkan dengan memastikan upaya yang difokuskan pada tahap perencanaan. Hal yang penting ini mengurangi biaya mengenalkan desain baru.

6. Mendorong terselenggaranya tim kerja dan menghancurkan rintangan antar bagian dengan melibatkan pemasaran, rekayasa teknik, dan pabrikasi sejak

8 Ibid, hlm: 136-137.

(44)

III-10

awal proyek. Masing-masing anggota tim kerja sama pentingnya dan memiliki sesuatu untuk disumbangkan kepada proses.

7. Menyediakan suatu cara untuk membuat dokumentasi proses dan menyediakan suatu dasar yang kukuh untuk mengambil keputus an rancangan. Hal ini sangat membantu menjaga proyek terhadap perubahan perubahan personalia yang tidak dapat diperkirakan lebih dulu.

3.4.2. Struktur Quality Function Deployment9

Proses QFD melibatkan pembuatan satu atau lebih matriks yang terkadang disebut dengan tabel kualitas. Matriks pertama ini disebut House of Quality (HoQ).

Matriks ini menampilkan keinginan dan kebutuhan pelanggan (voice of the customer) di bagian kiri, dan tanggapan teknis tim pengembangan produk untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut di bagian atas. Matriks ini terdiri dari beberapa bagian yang disatukan dengan berbagai cara, dan masing-masing berisi informasi yang terkait satu sama lain. Struktur House of Quality ditunjukkan pada Gambar 3.2. berikut ini.

9 Cohen, Lou, Quality Function Deployment: How to Make QFD Work for You. New York:

Addison-Wesley Publishing Company, 1995, hlm:11-13.

(45)

IV-1

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Setia Budi yang beralamat di Jln.

Mesjid No.3, Tj. Rejo, Kec. Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara 20154.

Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2021 hingga Juli 2021.

4.2. Jenis Penelitian1

Jenis penelitian yang dilaksanakan ialah jenis penelitian deskriptif (descriptive research) dimana penelitian ini digunakan untuk mempelajari masalah yang terjadi di masyarakat. Jenis penelitian deskriptif yang dilaksanakan ialah penelitian survei (survey research) dimana metode survei menggunakan instrumen kuesioner yang diisi oleh para responden dari objek penelitian yang ditetapkan.

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diteliti ialah alat cervical collar yang digunakan oleh para pasien rumah sakit Setia Budi, Medan.

4.4. Variabel Penelitian2

Variabel penelitian yang terdapat pada penelitian ini ialah sebagai berikut.

1 Sinulingga, Sukaria, Metode Penelitian. Medan: USU Press, 2018, hlm: 32.

2 Ibid, hlm: 85.

(46)

IV-2

1. Variabel independen

Variabel independen yang sering juga disebut sebagai variabel prediktor (predictor variable) ialah variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun secara negatif. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

a Kata Kansei

b Dimensi antropometri 2. Variabel dependen

Variabel dependen yang sering disebut juga disebut variabel kriteria (criterion variable) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi atau ditentukan oleh nilai variabel lain. Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

a Kebutuhan emosional konsumen b Karakteristik teknis produk c Part kritis produk

d Alternatif perbaikan rancangan alat

4.5. Kerangka Konseptual Penelitian3

Kerangka konseptual adalah suatu model konseptual yang menunjukkan hubungan logis antara faktor/ variabel yang telah diidentifikasi penting untuk menganalisis masalah penelitian. Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.

3 Ibid, hlm: 93.

(47)

IV-3

Kata Kansei Karakteristik

Teknis Kebutuhan

emosional konsumen

Part Kritis

Alternatif perbaikan rancangan alat Dimensi

antropometri

Sumber: Pengolahan Data

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Gambar 4.1. menjelaskan bahwa kebutuhan emosional konsumen dipengaruhi oleh kata Kansei yang diperoleh dari responden. Kebutuhan emosional konsumen akan mempengaruhi karakteristik teknis yang terpenting pada produk.

Karakteristik teknis yang terpenting akan mempengaruhi part kritis produk.

Selanjutnya, part kritis yang terpenting dan dimensi antropometri yang sudah diukur akan mempengaruhi alternatif perbaikan rancangan alat.

4.6. Definisi Operasional4

Definisi operasional merupakan penjelasan sistematis dari konsep dan variabel yang membentuk kerangka konseptual. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1. berikut.

Tabel 4.1. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Sumber

1 Kata Kansei

Kata Kansei yaitu kata-kata yang mewakili perasaan atau emosional konsumen terhadap suatu produk

a. Studi Literatur b. Kuesioner 2 Dimensi

antropometri

Dimensi antropometri yaitu ukuran dimensi tubuh manusia yang diperlukan dalam perancangan alat

Observasi

4 Ibid, hlm: 102.

(48)

IV-4

Tabel 4.1. Definisi Operasional (Lanjutan)

No. Variabel Definisi Sumber

3

Kebutuhan emosional konsumen

Kebutuhan emosional konsumen yaitu kebutuhan konsumen yang berasal dari perasaan atau emosi konsumen yang telah dianalisis

a. Studi Literatur b. Kuesioner

4 Karakteristik teknis produk

Karakteristik teknis produk yaitu atribut-atribut dari produk yang berhubungan dengan fungsi produk

Kuesioner 5 Part kritis

produk

Part kritis produk yaitu karakteristik

part yang paling utama pada produk Kuesioner 6

Alternatif perbaikan rancangan alat

Alternatif perbaikan rancangan alat cervical collar untuk menghasilkan alternatif rancangan yang sesuai kebutuhan konsumen

Studi Literatur

Sumber: Pengumpulan Data

4.7. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini.

1. Studi pendahuluan yang dilakukan pada awal penelitian untuk mengetahui tentang alat cervical collar dan informasi pendukung lainnya serta studi literatur mengenai metode pemecahan masalah yang akan digunakan.

2. Pengumpulan data yang diperlukan. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.

3. Pengolahan data primer dan sekunder yang telah dikumpulkan. Pengolahan data dilakukan menggunakan metode yang akan digunakan pada penelitian.

4. Analisis terhadap pengolahan data.

5. Kesimpulan dan saran untuk penelitian.

Langkah-langkah rancangan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2.

berikut.

(49)

IV-5

Mulai

Studi Pendahuluan 1. Kondisi Rumah Sakit 2. Kondisi Alat

3. Diskusi dengan pihak dokter spesialis ortopedi

Studi Literatur 1. Teori Buku

2. Referensi Jurnal Penelitian 3. Langkah-langkah penyelesaian

Identifikasi Masalah Awal Keluhan pasien terhadap alat cervical collar pada rumah sakit Setia Budi

Pengumpulan Data 1. Data primer

a. Data kuesioner terbuka b. Data kuesioner Kansei c. Data kuesioner tertutup d. Data karakteristik teknis e. Data part kritis

f. Data pengukuran dimensi tubuh 2. Data sekunder

a. Data ruang lingkup usaha b. Data spesifikasi alat cervical collar

Pengolahan Data

1. Menentukan kebutuhan emosional dengan Kansei Engineering 2. Melakukan pengujian validitas dan realibilitas data kuesioner 3. Membangun matriks House of Quality untuk QFD Fase I 4. Membangun matriks House of Quality untuk QFD Fase II 5. Penentuan dimensi alat dengan antropometri

Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Sumber: Pengumpulan Data

Gambar 4.2. Rancangan Penelitian

(50)

IV-6

4.8. Pengumpulan Data 4.8.1. Sumber Data

Data-data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 2 jenis data yang berasal dari sumber berbeda, yaitu:

1. Data primer

Data primer ialah data yang diperoleh dengan cara mencari/ menggali secara langsung dari sumbernya oleh peneliti bersangkutan. Data primer yang dikumpulkan pada penelitian yaitu sebagai berikut.

a Data kuesioner terbuka b Data kuesioner Kansei c Data kuesioner tertutup

d Data karakteristik teknis produk e Data part kritis produk

f Data pengukuran dimensi tubuh 2. Data sekunder

Data sekunder ialah data yang telah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain sehingga tidak perlu lagi digali/ dicari oleh peneliti bersangkutan tetapi hanya mengutip atau mengambil. Data sekunder yang dikumpulkan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut.

a Data ruang lingkup usaha rumah sakit b Data spesifikasi alat cervical collar

(51)

IV-7

4.8.2. Metode Pengumpulan Data

Metode-metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Wawancara

Teknik wawancara dilakukan dengan pihak dokter spesialis ortopedi mengenai alat cervical collar.

2. Kuesioner

Kuesioner yang dibagikan kepada responden ialah kuesioner terbuka, kuesioner Kansei, kuesioner tertutup, kuesioner karakteristik teknis, dan kuesioner part kritis.

3. Observasi

Observasi dilakukan dengan melakukan pengukuran dimensi tubuh yang diperlukan dalam perancangan alat cervical collar terhadap beberapa orang dewasa.

4. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mencari dan melakukan review hasil penelitian jurnal yang berkaitan erat dengan metode pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian.

4.8.3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut.

1. Metode Kansei Engineering

(52)

IV-8

Terdapat 2 instrumen yang digunakan pada langkah metode Kansei Engineering yaitu sebagai berikut:

a. Kuesioner terbuka

Kuesioner terbuka berisi pertanyaan yang menanyakan hal apa yang diinginkan dari responden terhadap alat cervical collar untuk mengumpulkan kata-kata Kansei dari responden. Responden dari kuesioner terbuka ialah para pengguna alat cervical collar.

b. Kuesioner Kansei5

Kuesioner Kansei berisi penilaian skala semantic differential oleh responden dari kata-kata Kansei yang telah dikumpulkan sebelumnya terhadap atribut sampel alat yang telah dikumpulkan. 6Kuesioner Kansei menggunakan skala differensial semantik yang digunakan untuk mendapatkan sikap responden terhadap objek dalam dua situasi atau lebih yang saling berbeda, produk tertentu yang dalam dua situasi yang berseberangan secara ekstrim. Dalam hal ini digunakan bipolar adjectives dalam skala yang ekstrim seperti Baik-Buruk, Benar-Salah, Kuat-Lemah, Panas-Dingin, dan lain-lain. Responden dari kuesioner kansei ialah pasien pengguna alat cervical collar.

2. Metode Quality Function Deployment

Terdapat 3 instrumen yang digunakan pada langkah metode Quality Function Deployment yaitu sebagai berikut:

5 Ginting, Rosnani, Kuesioner: Alat Ukur Kepuasan Konsumen Terhadap Produk. Medan: USU Press, 2015, hlm: 61.

6 Sinulingga, Sukaria, Op. cit, hlm 162.

(53)

IV-9

a. Kuesioner tertutup

Kuesioner tertutup berisi penilaian responden terhadap atribut produk yang telah ditentukan sebelumnya. 7Penilaian yang digunakan dalam penyebaran kuesioner tertutup adalah dengan menggunakan Skala Likert, yaitu untuk menguji tingkat kesetujuan (degree of agreeness) dari responden terhadap suatu pertanyaan. Tingkat kesetujuan itu pada umumnya dibagi atas lima tingkatan yaitu Sangat Tidak Setuju (1), Tidak Setuju (2), Netral (3), Setuju (4), Sangat Setuju (5). Responden dari kuesioner tertutup ialah pasien pengguna alat cervical collar.

b. Kuesioner karakteristik teknis

Kuesioner karakteristik teknis berisi data berupa karakteristik teknis dari alat yang diteliti. Responden yang dituju untuk kuesioner karakteristik teknis berjumlah 1 orang yaitu dokter spesialis ortopedi.

c. Kuesioner part kritis

Kuesioner part kritis berisi data berupa part kritis dari alat yang diteliti.

Responden yang dituju untuk kuesioner part kritis berjumlah 1 orang yaitu dokter spesialis ortopedi.

3. Pengukuran Antropometri

8Instrumen yang digunakan pada langkah pengukuran antropometri ialah alat berupa pita pengukur. Pita pengukur merupakan alat yang digunakan untuk mengukur dimensi keliling dada atau kepala. Panjangnya adalah 2 meter

7 Ibid, hlm 162.

8 Poerwanto, dkk. Instrumentasi dan Alat Ukur. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008, hlm: 121.

Gambar

Gambar 3.1. Tahapan Metode Kansei Engineering
Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian
Gambar 4.2. Rancangan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian ini dilaksanakan dalam II siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu : 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) hasil observasi,

Tujuan yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja dan kondisi keuangan Bank Rakyat Indonesia dengan menganalisis rasio keuangannya

[r]

Untuk perusahaan yang sudah berada dalam kategori sehat dapat mempertahankan sistem manajemen yang sudah dijalankan dan untuk perusahaan yang berada dalam kategori grey area

Diaudit oleh Akuntan Publik Osman Ramli Satrio & Rekan - member of Deloitte Jumlah Kekayaan 436,072 184,780 DIREKTUR UTAMA : Barry Simon Halpern Touche

Saran dari penulis adalah hendaknya developer Virtual Class meningkatkan tujuh indikator Virtual Class (content, deliverable, interactivity, flexibility, depth control, structure,

Dengan program simulasi ini, penulis mengharapkan dapat membantu siapa pun yang ingin mempelajari tentang Twos Complement baik untuk mahasiswa maupun umum. Program ini dibuat