ABSTRAK
Proses panen kelapa sawit di Indonesia menggunakan dodos masih dilakukan secara tradisional dan sederhana. Pemanenan di PT Perkebunan Nusantara III Kebun Rambutan dilakukan manual menggunakan tenaga manusia. Dodos yang digunakan tidak ergonomis dan berpotensi menimbulkan keluhan terhadap perkeja panen. Keluhan tersebut antara lain ketidak cocokan alat dengan pekerja karena alat tidak sesuai dengan antropometri pekerja serta ketidaknyamanan alat yang digunakan. Tujuan penelitian ini yaitu memberikan usulan perbaikan rancangan alat bantu kerja pemanen kelapa sawit yang sesuai dengan pekerja panen. Kebutuhan perancangan produk dapat dilakukan dengan mengetahui emotional needs konsumen yang dapat diketahui dengan metode Kansei Engineering. Hasil analisis dengan metode Kansei Engineering terpilih nilai utilitas tertinggi untuk setiap kategori item, sehingga didapat 4 variabel atribut rancangan sesuai keinginan konsumen yaitu Panjang Batang 2 Meter, Bahan Batang Besi, Bahan Pisau High Spring Steel dan Panjang Mata Pisau 4 Inch. Variabel Kansei Engineering digunakan sebagai Customer Requirement pada QFD Fase I dan dilanjutkan dengan penentuan Karakteristik teknik sehingga didapat 5 karakteristik teknik yaitu komposisi bahan, proses pemanasan, proses pencetakan, akurasi dimensi dan lama pengasahan pisau. Karakteristik teknik dengan 2 nilai tertinggi yaitu proses pemanasan dan proses pencetakan yang akan dilanjutkan dengan QFD Fase II sehingga diperoleh karakteristik teknik tertinggi yaitu titik lebur bahan. Setelah itu spesifikasi dodos terpilih disesuaiakan dengan dimensi tubuh yang telah ditentukan persentilnya yaitu 5% untuk diameter genggaman tangan dan persentil 95% untuk lebar telapak tangan.. Rekomendasi dimensi tubuh adalah 8,2 cm untuk lebar telapak tangan dan 3,4 cm untuk diameter genggaman tangan. Perancangan dodos usulan pada penelitian ini diharapkan dapat membantu mengurangi keluhan dan ketidaknyamanan pekerja panen dalam bekerja.
Kata Kunci: Kansei Engineering, QFD, Antropometri, Ergonomis