• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERKARAKTER PEDULI LINGKUNGAN TEMA POLUSI SEBAGAI BAHAN AJAR SISWA SMK N 11 SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL IPA BERKARAKTER PEDULI LINGKUNGAN TEMA POLUSI SEBAGAI BAHAN AJAR SISWA SMK N 11 SEMARANG"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERKARAKTER PEDULI

LINGKUNGAN TEMA POLUSI SEBAGAI BAHAN AJAR

SISWA SMK N 11 SEMARANG

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan IPA

oleh Ratna Setyowati

4001409029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli Lingkungan

Tema Polusi sebagai Bahan Ajar Siswa SMK N 11 Semarang” telah disetujui oleh

pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada:

Hari : Jumat

Tanggal : 2 Agustus 2013

Semarang, 29 Juli 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Parmin, M.Pd. Arif Widiyatmoko, M.Pd

(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli Lingkungan Tema Polusi sebagai Bahan Ajar Siswa SMK N 11 Semarang

disusun oleh

Nama : Ratna Setyowati NIM : 4001409029

telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada 2 Agustus 2013

Panitia Ujian :

Ketua Sekretaris

Prof. Dr.Wiyanto, M.Si. Dr. Sudarmin, M.Si.

19631012 198803 1 001 19660123 199203 1 003

Penguji Utama

Dr. Achmad Sopyan, M.Pd. 19600611 198403 1 001

Anggota penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Parmin, M.Pd. Arif Widiyatmoko, M.Pd.

(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

“Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli Lingkungan Tema Polusi sebagai Bahan Ajar Siswa SMK N 11 Semarang” ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Semarang, 19 Agustus 2013

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

“Lakukan yang terbaik, dan akan mendapatkan yang terbaik. Selalu berjuang dan berbagi”

PERSEMBAHAN:

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, saya persembahkan skripsi ini:

Orang-orang yang kucintai dan kusayangi, ibu, ibu,

ibu (Padmi), ayah (Tribawa), adikku (Wahyu), keluarga besar di Klaten dan Vega Risky.

Sahabat terbaikku (Ayug, Mey, Nurul, Anggih,

Winaryanti, Weni, Feby, dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu)

Saudara-saudaraku KKN Ds.Tambahsari 2012

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

“Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli Lingkungan Tema Polusi sebagai Bahan Ajar Siswa SMK N 11 Semarang” dapat Penulis selesaikan dengan baik.

Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini perkenankanlah Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kelancaran administrasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Ketua Program Studi Pendidikan IPA FMIPA Unnes yang telah mendukung penelitian ini.

3. Parmin, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah mencurahkan pikiran dan waktu serta senantiasa memberikan saran, kritik dan motivasi kepada Penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Arif Widiyatmoko, S.Pd., M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah mencurahkan pikiran dan waktu serta senantiasa memberikan saran, kritik dan motivasi kepada Penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Dr. Achmad Sopyan, M.Pd., Dr. Sudarmin M.Si,. dan Tribawa, selaku validator produk modul yang telah banyak memberikan masukan dan arahan, 6. Seluruh dosen Pendidikan IPA FMIPA Unnes yang telah memberikan dan

membagikan semua ilmunya kepada penulis,

7. Muhammad Bisri selaku petugas Tata Usaha Prodi IPA yang selalu baik dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi mahasiswa,

8. Kepala SMK Negeri 11 Semarang yang telah memberikan ijin penelitian, 9. Siti Nurjanah, S.Pd., selaku guru mata pelajaran IPA kelas XI SMK Negeri 11

(7)

vii

10.Seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 11 Semarang, khususnya kelas XI Multimedia 2 yang telah berkenan menjadi sampel penelitian,

11.Anis boy, Helda, Adi, Lia, Tarty, serta semua sahabat seperjuangan Pendidikan Ipa 2009 yang selalu mendoakan, saling memberikan semangat, dan bantuan bermakna,

12.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-pihak yang terkait.

Semarang, Agustus 2013

(8)

viii

ABSTRAK

Setyowati, Ratna. 2013. Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli Lingkungan Tema Polusi sebagai Bahan Ajar Siswa SMK N 11 Semarang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, FMIPA Unnes. Pembimbing Utama; Parmin, M.Pd dan Pembimbing Pendamping; Arif Widiyatmoko, M.Pd.

Kata kunci : karakter, modul, peduli lingkungan, polusi

(9)

ix

ABSTRACT

Setyowati, Ratna. 2013. The Developing of Science Module Theme of Pollution Environmentally Character as Theaching Material Students SMK N 11 Semarang. Final Project, Science Education Study Program, Faculty of Mathematics and Science, Semarang State University. Parmin, M.Pd as Advisor I and Arif Widiyatmoko, M,Pd as Advisor II

Keywords :character, environmental, module, pollution

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiiii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiiiv

BAB 1. PENDAHULUAN ... . 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Penegasan Istilah ... 4

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ... 5

2. TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1 Bahan Ajar ... 7

2.2 Modul dan Cara Pengembangannya ... 9

2.3 Karakter Peduli Lingkungan ... 12

2.4 Tema Polusi ... 16

2.5 Kerangka Berpikir ... 18

3. METODE PENELITIAN ... 19

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

(11)

xi

3.3 Tahapan Penelitian ... 19

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 25

3.5 Metode Analisis Data ... 26

3.6 Indikator Keberhasilan ... 29

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Hasil Penelitian ... 30

4.2 Pembahasan... 35

5. SIMPULAN DAN SARAN ... 42

5.1 Simpulan ... 42

5.2 Saran……… ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Indikator Keberhasilan Karakter Peduli Lingkungan Hidup ... 15

2.2. Proses Pembangunan Karakter... 16

3.1. Kategori Keaktifan Siswa ... 27

3.2. Kriteria Keterbacaan Modul ... 28

3.3. Kriteria Penilaian Karakter Peduli Lingkungan ... 28

4.1. Rekapitulasi Penilaian Pakar ... 30

4.2. Hasil Revisi Desain Modul Berdasarkan Masukan Ahli ... 31

4.3. Hasil Tanggapan Siswa tentang Keterbacaan Modul ... 32

4.4. Hasil Tanggapan Guru ... 33

4.5. Hasil Belajar Siswa Kelas Skala Besar. ... 34

4.6. Keaktifan Siswa Kelas Uji Coba Skala Besar Secara Klasikal ... 34

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Jaringan Tema Polusi ... 17

2.2 Skema Kerangka Berpikir ... 18

3.1 Skema Prosedur Penelitian... 20

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ... 46

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 46

3. Soal Evaluasi ... 56

4. Kunci Jawaban Soal Evaluasi ... 59

5. Lembar Jawaban Siswa ... 60

6. Rekapitulasi Penilaian Pakar ... 63

7. Penilaian Pakar Materi ... 64

8. Penilaian Pakar Bahasa dan Grafik ... 67

9. Penilaian Pakar Karakter Peduli Lingkungan ... 70

10. Hasil Angket Tanggapan Guru pada Uji Coba Skala Kecil ... 72

11. Hasil Angket Tanggapan Guru pada Uji Coba Skala Besar ... 74

12. Daftar Nama Siswa Penelitian Skala Besar ... 76

13. Angket Tanggapan Siswa Mengenai Modul Skala Kecil ... 77

14. Angket Tanggapan Siswa Mengenai Modul Skala Besar ... 79

15. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa pada Uji Coba Skala Kecil ... 81

16. Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa pada Uji Coba Skala Besar... 82

17. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas Ujicoba Skala Besar ... 84

18. Rubrik Observasi Aktivitas Siswa ... 85

19. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 87

20. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Kelas Ujicoba Skala Besar ... 90

21. Rekapitulasi Penilaian Karakter Peduli Lingkungan ... 92

22. Lembar Penilaian Diri Perilaku Berkarakter ... 94

23. Hasil Wawancara Identifikasi Masalah ... 97

24. Dokumentasi Penelitian ... 98

25. Surat Ijin Penelitian ... 99

26. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 100

(15)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan objek kajian yang sangat luas, yang terdiri dari kumpulan suatu konsep, prinsip, hukum, dan teori yang terbentuk melalui sikap ilmiah dan keterampilan proses penemuan. IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan teknologi. Dalam pendidikan, IPA itu memiliki tiga disiplin ilmu, yaitu fisika, biologi dan kimia. Masing-masing disiplin ilmu tersebut memiliki kajian tersendiri, namun materi yang dikaji dalam setiap disiplin ilmu tersebut saling berhubungan. Untuk meningkatkan pamahaman tentang konsep IPA yang menyeluruh perlu dikembangkan pembelajaran IPA terpadu.

IPA terpadu merupakan suatu konsep atau tema yang dibahas dari berbagai aspek bidang kajian dalam bidang kajian IPA, yaitu fisika, biologi, dan kimia. Pembelajaran IPA terpadu dibedakan berdasarkan pengintegrasian materi atau tema. Dalam pembelajaran IPA terpadu beberapa konsep yang relevan dapat dijadikan satu tema dalam bidang kajian yang berbeda, sehingga penggunaan waktunya dapat lebih efisien dan pencapaian tujuan pembelajaran diharapkan agar lebih efektif. Salah satu usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien yaitu dengan pengadaan bahan ajar.

(16)

Semarang, dalam pembelajaran IPA masih menggunakan LKS dan buku paket, selain itu pembelajaran IPA di sana belum terpadu, sehingga dibutuhkan bahan ajar lain yang dapat membantu dalam proses pembelajaran, salah satunya modul.

Modul merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri. Dengan menggunakan modul, siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi dalam setiap modul yang harus dicapai oleh siswa, dan mereka menjadi lebih bertanggung jawab atas segala tindakannya. Diharapkan dengan semakin aktifnya siswa, maka semakin baik pula kualitas hasil belajar yang diperoleh.

Upaya untuk siswa dapat lebih aktif mencari tahu informasi mengenai materi IPA dapat dilakukan dengan pembelajaran IPA yang menggunakan modul IPA terpadu, agar siswa lebih dapat berfikir kreatif dan menggali lebih dalam lagi. Dengan pembelajaran modul dapat juga diisikan pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dengan pembelajaran menggunakan modul berkarakter, secara tidak langsung siswa selain mendapatkan materi, siswa sekaligus dapat menumbuhkan karakter peduli lingkungan.

(17)

3

saling berhubungan, sehingga pentingnya dilakukan penelitian mengenai pengembangan modul ini.

Hasil observasi awal di SMK N 11 Semarang, ada beberapa siswa yang mengatakan bahwa lingkungan tidak perlu dirawat lagi karena sudah ada yang mengatur atau mengurusnya sendiri, namun tidak sedikit pula yang mengatakan bahwa lingkungan juga harus tetap dijaga dengan cara terkecil sekalipun. Sikap peduli lingkungan pada siswa harus mulai ditanamkan sejak sekarang, karena kita hidup di lingkungan, melakukan aktivitas di lingkungan, sehingga harus dijaga kelestariannya.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mengambil judul penelitian

“Pengembangan Modul IPA Berkarakter Peduli Lingkungan Tema Polusi Sebagai Bahan Ajar Siswa SMK N 11 Semarang”.

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Modul berkarakter peduli lingkungan pada tema polusi yang dikembangkan mendapat penilaian layak dari pakar?

2. Apakah Modul berkarakter peduli lingkungan pada tema polusi yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran di kelas XI SMK N 11 Semarang?

1.3

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Tingkat kelayakan modul berkarakter peduli lingkungan pada tema polusi yang diperoleh dari pakar.

(18)

1.4

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia penidikan, yaitu :

1. Bagi siswa, diharapkan modul ini dapat dijadikan salah satu referensi bahan bacaan untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang IPA, serta dapat meningkatkan karakter peduli lingkungan pada diri siswa.

2. Bagi guru, diharapkan modul ini dapat memberi informasi dalam mengembangkan bahan ajar bagi siswa.

3. Bagi sekolah, diharapkan modul yang dikembangkan ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dalam pengembangan bahan ajar sesuai kurikulum.

4. Bagi peneliti, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan modul sebagai bahan ajar IPA.

5. Bagi prodi IPA, diharapkan modul ini dapat dijadikan salah satu referensi untuk penelitian – penelitian selanjutnya agar dapat lebih dikembangkan dan disempurnakan lagi.

1.5

Penegasan Istilah

Beberapa istilah yang perlu dijelaskan agar tidak terjadi salah penafsiran dalam memahami judul penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.5.1 Modul

Dalam buku pedoman umum pengembangan bahan ajar (2004) yang diterbitkan oleh Diknas, modul diartikan sebagai sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Modul adalah bahan ajar yang cara pengorganisasian materi pelajarannya mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada siswa keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materi IPA.

1.5.2 IPA Terpadu

(19)

5

satu tema sehingga tidak perlu dibahas berulang kali dalam bidang kajian yang berbeda, penggunaan waktunya untuk pembahasan lebih efisien dan pencapaian tujuan pembelajaran juga diharapkan akan lebih efektif. Pembelajaran yang ada di SMK N 11 Semarang ada pokok bahasan kimia, fisika dan IPA, tidak ada biologi. Pembelajaran IPA yang ada sudah mencakup sedikit materi yang dipadukan, Sehingga pada penelitian ini yang dimaksud terpadu adalah keterpaduan beberapa pokok bahasan yaitu bidang fisika, kimia dan IPA.

1.5.3 Peduli lingkungan

Undang-undang Republik Indonesia No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan / atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Peduli lingkungan hidup dapat ditanamkan melalui suatu pembelajaran, dengan menggunakan modul ini semoga dapat menjadi salah satu solusi dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman manusia tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam pembangunan melalui dunia pendidikan.

1.6

Sistematika Penulisan Skripsi

Penulisan skripsi ini terdiri atas 5 bab, yaitu: pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, dan penutup.

Bab 1 Pendahuluan menyajikan gagasan pokok yang paling sedikit terdiri dari empat bagian: (1) latar belakang, (2) masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) penegasan istilah, dan (6) sistematika skripsi. Keenam gagasan tersebut ditulis dalam bentuk sub-bab.

(20)

Bab 3 Metode Penelitian menyajikan gagasan pokok yang terdiri atas: desain penelitian, subjek (sampel dan populasi), lokasi penelitian, pengambilan data, dan analisis data penelitian.

Bab 4 Hasil dan Pembahasan berisi hasil analisis data dan pembahasannya yang disajikan dalam rangka menjawab permasalahan penelitian.

(21)

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. Prastowo (2011), dapat dipahami bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Prastowo (2011), fungsi bahan ajar diklasifikasikan menjadi dua: a. Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar

Berdasarkan pihak-pihak yang menggunakan bahan ajar, fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan fungsi bagi peserta didik.

1) Fungsi bahan ajar bagi pendidik, antara lain: a) Menghemat waktu pendidik dalam mengajar,

b) Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator,

c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif, d) Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua

aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang semestinya diajarkan kepada siswa, serta

e) Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran. 2) Fungsi bahan ajar bagi siswa, antara lain:

a) Siswa dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman siswa yang lain, b) Siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki,

(22)

d) Membantu potensi siswa untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang mandiri, dan

e) Sebagai pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari dan dikuasainya.

b. Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelajaran yang digunakan

Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal, fungsi dalam pembelajaran individual, dan fungsi dalam pembelajaran kelompok. 1) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain:

a) Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses pembelajaran (dalam hal ini, siswa bersifat pasif dan belajar sesuai kecepatan pendidik dalam mengajar), dan

b) Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan. 2) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, antara lain:

a) Sebagai media utama dalam proses pembelajaran,

b) Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses siswa dalam memperoleh informasi, serta

c) Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya. 3) Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara lain:

a) Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang materi, informasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya sendiri, dan

(23)

9

2.2

Modul dan Cara Pengembangannya

Dalam Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (2004) yang diterbitkan oleh diknas, modul diartikan sebagai sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau bimbingan guru. Modul dimaknai sebagai seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis, sehingga dalam penggunaannya dapat belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator atau guru.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga ditemukan pengertian yang hampir sama, yaitu modul merupakan kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari oleh peserta didik dengan bantuan yang minimal dari guru atau dosen pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan dan alat untuk penilai, serta pengukuran keberhasilan peserta didik dalam penyelesaian pelajaran.

Sementara itu, menurut Surahman dalam Prastowo (2011) menyatakan bahwa modul adalah satuan program pembelajaran terkecil yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara perseorangan (self instructional); setelah peserta menyelesaikan satu satuan dalam modul, selanjutnya peserta dapat melangkah maju dan mempelajari satuan modul berikutnya.

(24)

Prastowo (2011), adapun fungsi modul sebagai salah satu bentuk bahan ajar, modul memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Bahan ajar mandiri. Penggunaan modul dalam proses pembelajaran berfungsi meningkatkan kemampuan peserta didik untuk belajar sendiri tanpa tergantung kepada kehadiran pendidik.

b. Pengganti fungsi pendidik. Modul sebagai bahan ajar yang harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka.

c. Alat evaluasi. Dengan modul, peserta didik dituntut untuk dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaanya terhadap materi yang telah dipelajari.

Dalam pandangan Surahman sebagaimana dikutip oleh Prastowo (2011), modul dapat disusun dalam struktur sebagai berikut:

a. Judul modul

Bagian ini berisi tentang nama modul dari suatu mata kuliah tertentu. b. Petunjuk umum

Bagian ini memuat penjelasan tentang langkah-langkah yang akan ditempuh dalam perkuliahan, meliputi:

1) Kompetensi dasar, 2) Pokok bahasan, 3) Indikator pencapaian,

4) Referensi (diisi petunjuk dosen tentang buku-buku referensi yang dipergunakan),

5) Strategi pembelajaran (menjelaskan pendekatan, metode, langkah yang dipergunakan dalam proses pembelajaran),

6) Lembar kegiatan pembelajaran,

7) Petunjuk bagi mahasiswa untuk memahami langkah-langkah dan materi, dan 8) Evaluasi.

c. Materi modul

(25)

11

d. Evaluasi semester

Evaluasi ini terdiri atas evaluasi tengah semester dan akhir semester dengan tujuan untuk mengukur kompetensi mahasiswa sesuai materi kuliah yang diberikan.

Modul adalah suatu cara pengorganisasian materi pelajaran yang memperhatikan fungsi pendidikan. Sistem belajar dengan fasilitas modul telah dikembangkan baik diluar maupun di dalam negeri yang dikenal dengan Sistem Belajar Bermodul (SBB). SBB telah dikembangkan dalam berbagai bentuk dengan berbagai nama pula, seperti Individualized Study System dan Self-passed study course. Masing-masing bentuk tersebut menggunakan perencanaan kegiatan pembelajaran yang berbeda, yang pada pokoknya masing-masing mempunyai tujuan yang sama, yaitu:

a. Memperpendek waktu yang diperlukan oleh peserta didik untuk menguasai tugas pelajaran tersebut.

b. Menyediakan waktu sebanyak yang diperlukan oleh peserta didik dalam batas-batas yang dimungkinkan untuk menyelenggarakan pendidikan yang teratur.

Modul disusun untuk memudahkan peserta didik memahami materi pembelajaran baik disekolah maupun dirumah untuk belajar mandiri.

Pembelajaran dengan modul memiliki beberapa keuntungan, yaitu:

a. Meningkatkan motivasi peserta didik, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.

b. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan peserta didik mengetahui benar, pada modul yang mana peserta didik telah berhasil dan pada bagian modul yang mana peserta didik telah berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka belum berhasil.

c. Peserta didik mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya. d. Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.

(26)

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diyakini bahwa dengan pembelajaran menggunakan modul secara efektif akan dapat meningkatkan kemampuan siswa seoptimal mungkin. Modul bertema polusi yang dikembangkan ini secara materi hampir sama dengan modul yang lain, memiliki ilustrasi gambar yang dapat menjelaskan tentang materi polusi. Namun modul ini pula memiliki perbedaan dengan modul yang biasanya, modul ini memiliki keterpaduan dalam materinya, modul ini juga dapat meningkatkan karakter peduli lingkungan yang masih rendah, hal ini dapat dilihat dengan menambahkan kegiatan yang dapat menumbuhkan karakter tersebut, dan ditambahkan pula indikator-indikator pencapaian karakter.

2.3

Karakter Peduli Lingkungan

Karakter secara etimologis barasal dari bahasa Yunani “kasairo” berarti

“cetak biru”, “format dasar”, “sidik” seperti sidik jari. Dalam hal ini karakter

adalah given atau sesuatu yang sudah ada dari sananya (Astra, 2012). Sedangkan menurut Koesoema (2007), karakter sama dengan kepribadian yang dianggap cirri, karakterisitik, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari pembentukan lingkungan. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

Pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam proses pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku. Menurut Character Education Partnership dalam Pala (2011),

(27)

13

communities by developing caring, respectful environments where students learn core, ethical values. When a comprehensive approach to character education is used, a positive moral culture is created in the school—a total school environment that supports the values taught in the classroom”

Dalam Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter (2011), pendidikan karakter bertujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter bangsa yaitu Pancasila, meliputi : (1) mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berprilaku baik; (2) membangun bangsa yang berkarakter Pancasila; (3) mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia. Pendidikan karakter berfungsi (1) membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural; (2) membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur, dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan kehidupan ummat manusia; mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta keteladanan baik; (3) membangun sikap warganegara yang cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni.

Ada 18 nilai karakter umum yang dikembangkan dalam dunia pendidikan menurut Kemendiknas yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.

(28)

dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan / atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

Menciptakan karakter peduli lingkungan itu sendiri merupakan tanggung jawab bersama, dari karakter itu dapat muncul suatu sikap yang dapat menjaga atau memperbaiki lingkungan agar lingkungan itu dapat menjadi tempat tinggal yang nyaman, rapi dan bersih. Karakter peduli lingkungan tersebut dapat dibina melalui materi pembelajaran yang ada di sekolah.

Materi polusi merupakan salah satu konsep yang harus dimiliki siswa SMK, karena di dalam materi polusi disebutkan berbagai konsep yang erat kaitannya dengan karakter peduli lingkungan, karena di dalam materi polusi ini dijabarkan bentuk-bentuk permasalahan lingkungan industri serta upaya untuk meminimalisir dan mencegah dampak-dampak kerusakan yang ditimbulkan. Melalui pengetahuan mengenai materi tersebut diharapkan tumbuh kesadaran siswa yang lebih memperhatikan dan memelihara lingkungan, baik lingkungan sekitar ataupun lingkungan industri yang akan menjadi tempat bekerjanya kelak.

(29)

15

Tabel 2.1 Indikator keberhasilan karakter peduli lingkungan

No Indikator Siswa

1 Membuang sampah pada tempatnya

2 Mengolah limbah plastik menjadi kerajinan

3 Memelihara kebersihan

4 Menjaga tanaman di sekitar lingkungan

5 Menghemat energi

Untuk mengetahui karakter peduli lingkungan itu berkembang atau tidak, maka dibutuhkan suatu asesmen atau penilaian. Kata asesmen (assessment) berasal dari Latin assidere, yang berarti sit beside. Asesmen ialah pengumpulan informasi yang relevan, yang dapat dipertanggung jawabkan dalam rangka pengambilan keputusan. Menurut Blaustein, D. et al. dalam Sudjana (2008), Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi itu.

Asesmen alternatif diartikan sebagai pemanfaatan pendekatan non-tradisional untuk mengases kinerja atau hasil belajar peserta didik. Ada kalanya asesmen alternatif juga dapat disebut dengan asesmen otentik atau asesmen kinerja. Sejalan dengan tujuan asesmen, di dalam juknis pelaksanaan pendidikan karakter (Kemdiknas,2010) tercantum prinsip yang harus diperhatikan guru dalam menilai karakter, yaitu:

1. Menyeluruh, artinya penilaian hendaknya mencakup aspek proses dan hasil penanaman nilai-nilai karakter yang secara bertahap menggambarkan perubahan sikap dan perilaku peserta didik.

2. Berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan secara berencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran menyeluruh terhadap hasil penanaman nilai-nilai karakter.

3. Obyektif, sesuai dengan apa yang dialami atau terjadi pada diri peserta didik dengan memperhatikan perbedaan keunikan masing-masing individu.

(30)

5. Bermakna, artinya hasil penilaian bermakna baik bagi pendidik, orang tua, peserta didik, dan pihak lain.

[image:30.595.116.522.276.580.2]

Asesmen alternatif dapat diperoleh dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya, guru dapat memberikan kesimpulan atau pertimbangan tentang pencapaian suatu indikator atau bahkan suatu nilai. Pertimbangan penilaian karakter dapat dinyatakan dalam pernyataan kualitatif seperti pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Proses Pembangunan Karakter

Pernyataan Deskripsi

BT Belum Terlihat, apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator karena belum memahami makna itu (Tahap Anatomi)

MT Mulai Terlihat, apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten karena sudah ada pemahaman dan kesadaran juga mendapat penguatan lingkungan terdekat (Tahap Heteronomi)

MB Mulai Berkembang, apabila peserta didik sudah

memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten, karena selain sudah ada pemahaman dan kesadaran juga mendapat penguatan lingkungan terdekat dan lingkungan yang lebih luas (Tahap Sosionomi)

MK Membudaya, apabila peserta didik terus menerus

memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten karena selain sudah ada pemahaman dan kesadaran dan mendapat penguatan lingkngan terdekat dan lingkungan yang lebih luas sudah tumbuh kematangan moral (Tahap Autonomi)

Proses Pembangunan Karakter (Kemdiknas, 2010)

2.4

Tema Polusi

(31)
[image:31.595.114.510.114.479.2]

17

Gambar 2.1 Jaringan Tema Polusi

Polusi atau pencemaran lingkungan berdasarkan Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982, diartikan sebagai peristiwa masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan.

Lingkungan kerja, seperti pertanian, pertambangan, dan industri menghasilkan bahan buangan yang dapat menjadi polutan di lingkungan. Zat polutan yang dihasilkan dari aktivitas manusia di lingkungan kerjanya akan mengakibatkan polusi, baik berupa polusi udara, air maupun tanah.

Fisika

SK : 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi KD : 10.1 Menguasai hukum

getaran, gelombang, dan bunyi

IPA

SK : 2. Memahami polusi dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungannya

KD : 2. 3 Mendeskripsikan dampak polusi terhadap kesehatan manusia dan lingkungan

POLUSI

2. 2 Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja

Kimia

SK : 23. Mengkomunikasikan senyawa hidrokarbon dan kegunaannya

KD : 23.3 Mendeskripsikan

kegunaan senyawa

(32)

2.5

Kerangka Berpikir

[image:32.595.104.532.190.449.2]

Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyusun rancangan penelitian berdasarkan kerangka berpikir sebagai berikut :

Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir Fakta

1. Pembelajaran belum menggunakan modul IPA terpadu

2. Rendahnya sikap peduli lingkungan

1. Kebutuhan modul dalam pembelajaran IPA terpadu 2. Peningkatan karakter peduli lingkungan

Pengembangan modul IPA terpadu berkarakter peduli lingkungan pada tema polusi

(33)

19

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMK Negeri 11 Semarang yang terletak di Jalan Cemara Raya Banyumanik. Waktu penelitian dimulai bulan Februari sampai Mei 2013 di SMK Negeri 11 Semarang.

3.2

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI SMK N 11 Semarang semester genap tahun ajaran 2012/2013, yang terdiri dari 6 kelas. Sampel dalam penelitian ini menggunakan satu kelas, pengambilan sampel dilakukan dengan sampling purposive, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan adanya tujuan tertentu, yaitu siapa saja yang memiliki syarat-syarat atau karakterisitik tertentu dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang ditemui itu cocok sebagai nara sumber. Dalam penelitian ini telah dipilih kelas XI MM 2 digunakan sebagai kelas uji coba.

3.3

Tahapan Penelitian

(34)

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian Pengembangan Modul Tema Polusi Berkarakter Peduli Lingkungan

TAHAP PERSIAPAN

TAHAP PELAKSANAAN

Uji coba skala kecil

Revisi 2

Produk akhir Uji coba skala besar

Analisis data

Identifikasi masalah: belum tersedianya bahan ajar (modul) yang tepadu dan masih rendahnya sikap peduli lingkungan siswa. Observasi Awal Di SMK

N 11 Semarang

Rumusan Masalah:

1. Apakah Modul berkarakter peduli lingkungan pada tema polusi yang dikembangkan mendapat penilaian layak dari pakar? 2. Apakah Modul berkarakter peduli lingkungan pada tema polusi

yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran di kelas XI SMK N 11 Semarang?

Desain Modul tema Polusi berkarakter peduli lingkungan dan pembuatan perangkat pembelajaran serta instrumen penelitian

[image:34.595.130.510.103.737.2]

Validasi produk oleh pakar materi, karakter, grafik dan bahasa

(35)

21

3.3.1 Tahap Persiapan

1. Observasi awal

Permasalahan diidentifikasi berdasarkan observasi awal di sekolah yaitu SMK N 11 Semarang. Adapun permasalahan yang ditemui adalah pembelajaran hanya menggunakan LKS dan buku paket saja. Karena LKS yang ada hanya berisi materi yang banyak sehingga siswa dituntut untuk membaca tanpa memberi kesempatan siswa untuk lebih mengembangkan cara berpikirnya, begitu juga pada buku paket atau buku panduan yang isinya hampir sama dengan LKS. Sedangkan modul dapat berfungsi sebagai bahan ajar mandiri, yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk dapat belajar sendiri tanpa bantuan pendidik, sehingga dengan adanya modul dapat membantu siswa untuk lebih aktif.

2. Rumusan masalah

Peneliti merumuskan masalah berkaitan dengan objek yang akan diteliti yang diadopsi berdasarkan identifikasi masalah selama observasi awal, yaitu : a. Apakah Modul berkarakter peduli lingkungan pada tema polusi yang

dikembangkan mendapat penilaian layak dari pakar?

b. Apakah modul berkarakter peduli lingkungan pada tema polusi yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran di kelas XI SMK N 11 Semarang

3. Desain Modul

Desain produk berisi kegiatan menyusun dan mengembangkan modul untuk materi Polusi. Modul yang dikembangkan yaitu Modul Polusi kelas XI. Modul ini terdiri atas 3 bagian, yaitu bagian pembuka, isi dan penutup. Bagian pembuka berisi cover, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, perkenalan, petunjuk penggunaan dan juga standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa.

(36)
[image:36.595.108.505.111.579.2]

Gambar 3.2 Desain Modul Tema Polusi

Bagian isi terdiri dari tiga bab. Setiap bab didahului dengan tes awal untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dan juga untuk menarik minat siswa membaca isi dari tiap bab. Pada halaman muka tiap bab berisi judul bab, sub bab yang akan dipelajari, tujuan yang harus dicapai siswa, dan kata kunci mengenai materi tiap bab tersebut, kemudian berisi pengalaman belajar atau materi pembelajaran yang disajikan secara singkat dan disertai dengan gambar-gambar

Cover Daftar Isi

Daftar Gambar

Daftar Tabel

Perkenalan

Petunjuk

(37)

23

sebagai ilustrasi. Pada tiap bab terdapat tugas-tugas review dan diskusi yang digunakan untuk mengingat kembali materi yang dipelajari siswa.

Pada bagian penutup berisi tes kompetensi untuk mengukur pengetahuan siswa materi polusi, daftar pustaka sebagai rujukan siswa yang digunakan untuk sumber belajar, glosarium yang berisi daftar kata-kata penting beserta penjelasannya, dan yang terakhir adalah kunci jawaban beserta penilaiannya sehingga siswa dapat mengukur kemampuannya sendiri.

4. Pembuatan perangkat pembelajaran

Pembuatan perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti meliputi: a. Silabus

Silabus digunakan untuk memudahkan dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus disusun sesuai dengan Standar Kompetensi yang terdapat dalam KTSP ditambahkan pendidikan karakter pada kegiatan pembelajaran dan indikator pembelajarannya.

b. RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) digunakan sebagai acuan bagi guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. RPP dibuat sesuai dengan silabus, dan ditambahkan karakter pada setiap kegiatannya.

5. Penyusunan instrumen uji coba

Dalam tahap ini instrumen yang disusun meliputi: a. Instrumen kelayakan modul

Lembar pedoman penilaian ini menggunakan instrumen yang disusun sesuai kebutuhan. Dalam lembar penilaian mencantumkan 3 butir komponen kelayakan yakni kelayakan materi, komponen kebahasaan dan kelayakan karakter peduli lingkungan.

b. Angket guru

Angket ini digunakan untuk mendapat tanggapan guru tentang pengembangan modul tema polusi berkarakter peduli lingkungan.

c. Angket siswa

(38)

d. Angket penilaian karakter

Angket ini digunakan untuk mengetahui pencapaian keberhasilan penumbuhan karakter peduli lingkungan yang didasarkan pada indikator.

6. Validasi produk oleh pakar

Pada tahap ini, pakar akan memvalidasi hasil produk awal modul yang dinilai berdasarkan pedoman penilaian yang sudah ada. Dalam validasi produk ini menggunakan 3 pakar yaitu pakar materi, pakar bahasa, dan pakar karakter.

7. Revisi 1

Tahap ini merupakan perbaikan dari hasil penilaian oleh pakar serta masukan-masukan yang diberikan oleh pakar guna perbaikan modul.

3.3.2 Tahap Pelaksanaan

1. Uji coba skala kecil

Uji coba produk yang dilakukan dalam uji coba kelompok kecil. Subjek uji coba kelompok kecil adalah 6 orang siswa kelas XI-MM2 SMK Negeri 11 Semarang tahun ajaran 2012/2013. Siswa yang dipilih berdasarkan nilai IPA pada semester gasal yang terbagi menjadi 3 kelompok; yaitu kelompok atas, kelompok tengah dan kelompok bawah. Kesembilan siswa akan diberi draf modul untuk mengisi angket dan memberi masukan terkait modul yang diuji cobakan. Selain itu dalam uji coba skala kecil ini guru juga diberikan angket. Uji coba lapangan awal ini dilakukan sebelum materi polusi diterapkan.

2. Revisi 2

Tahap ini merupakan perbaikan dari hasil penilaian berdasarkan angket tanggapan siswa dan guru dalam uji coba skala kecil.

3. Uji coba skala besar

(39)

25

X O pola sebagai berikut :

Keterangan

X: treatment / perlakuan O: hasil sebuah treatment

Perlakuan yang diberikan adalah dengan menggunakan modul dalam kegiatan pembelajaran dan hasil observasi yang diamati adalah hasil belajar siswa, aktivitas siswa, tanggapan guru dan tanggapan siswa.

4. Analisis data uji coba

Data dari hasil uji coba berupa angket tanggapan guru dan angket tanggapan siswa.

5. Hasil akhir

Hasil akhir dari penelitian ini berupa produk modul tema polusi berkarakter peduli lingkungan dari hasil revisi 3 yang dianggap telah sempurna dan layak.

3.4

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan 4 metode, yaitu:

1.5.1 Metode Wawancara

(40)

1.5.2 Metode Observasi

Dalam metode observasi melengkapi blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Observasi ini dilakukan untuk menilai aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung.

1.5.3 Metode Angket (Kuosioner)

Menurut Arikunto (2010), kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh sejumlah informasi dari responden. Angket yang digunakan dalam penelitian ini ada 4 macam. Angket penilaian tim pakar untuk menguji kelayakan modul, angket tanggapan guru dan siswa untuk keterbacaan modul, serta angket penilaian diri perilaku berkarakter untuk siswa.

1.5.4 Metode Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan modul tema polusi berkarakter peduli lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes pilihan ganda.

3.5

Metode Analisis Data

3.5.1 Wawancara

Metode wawancara ini digunakan untuk mengetahui permasalahan yang ada di SMK N 11 Semarang yang menyangkut dengan pembelajaran IPA kelas XI tema polusi.

3.5.2 Observasi

(41)

27

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan :

P = Persentase keaktifan siswa

N = Jumlah skor yang diperoleh siswa N = Jumlah skor maksimal keaktifan siswa Tabel 3.1 Kategori Keaktifan Siswa

3.5.3 Angket

Metode angket digunakan untuk menilai : 3.5.3.1Validasi Modul

Validasi Modul dilakukan oleh pakar dengan menggunakan instrumen penilaian modul. Kriteria penilaian modul dinilai mengikuti aturan penetapan yang diadaptasi Mulyono (2007) dalam Buletin BSNP sebagai berikut.

a. Layak. Modul dinyatakan layak berdasarkan hasil penilaian dari tiga komponen penilaian, apabila komponen kelayakan isi karakter peduli lingkungan dan materi mempunyai rata-rata skor minimal 2,75 sedangkan komponen kegrafikaan mempunyai rata-rata ≥ 2,5

b. Layak dengan revisi. Modul dinyatakan layak dengan revisi jika komponen kelayakan kegrafikan mempunyai rata-rata skor 1 < skor < 2,5 pada setiap komponen, dan 1 < skor < 2,75 untuk komponen kelayakan isi karakter peduli lingkungan dan materi.

c. Tidak layak. Modul dinyatakan tidak layak jika memiliki rata-rata skor sama dengan 1 pada salah satu komponen.

Persentase Kriteria

(42)

3.5.3.2Keterbacaan Modul

Keterbacaan Modul diambil dengan menggunakan data yaitu tanggapan guru dan siswa mengenai penerapan Modul. Data tersebut dianalisis dengan membuat rekapitulasi hasil angket tanggapan.

Kemudian dianalisis dengan rumus sebagai berikut :

[image:42.595.105.383.346.439.2]

Hasil persentase data akan dikonversikan berdasarkan kriteria berikut. Tabel 3.2 Kriteria Keterbacaan Modul

Persentase Kriteria

81%-100% 61%-80% 41%-60% 21%-40% <20% Sangat baik Baik Cukup Kurang baik Tidak baik

3.5.3.3Karakter Peduli Lingkungan

Tabel 3.3 Kriteria penilaian karakter peduli lingkungan Interval pencapaian indikator Kriteria

0 BT

1-2 MT

3-4 MB

5-6 MK

Keterangan :

BT : Belum terlihat MB : Mulai berkembang

MT : Mulai terlihat MK : Membudaya

Keterangan:

P = persentase penilaian

f =skor yang diperoleh

(43)

29

3.5.4 Tes

Metode Tes digunakan untuk melihat ketuntasan klasikal yang diperoleh siswa kelas XI MM 2. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar secara klasikal yang diadopsi dari Sudijono (2009) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

P = Ketuntasan klasikal belajar

ni = Jumlah siswa tuntas belajar secara individual (nilai ≥75)

n = Jumlah total siswa

3.6

Indikator Keberhasilan

Modul dapat dinyatakan :

1. Sesuai dengan instrumen bahan ajar jika hasil penilaian bahan ajar minimal mencapai rata-rata skor minimal 2,75 untuk komponen kelayakan karakter peduli lingkungan dan materi, sedangkan komponen kegrafikaan mempunyai rata-rata skor minimal 2,5.

2. Layak diterapkan dalam pembelajaran polusi kelas XI SMK jika: tanggapan guru dan siswa rata-rata menyatakan bahwa modul yang dikembangkan

termasuk dalam kategori „baik‟ (sesuai Tabel 3.1).

(44)

30

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

4.1.1

Pengembangan Modul

Modul yang dikembangkan berisi seperangkat bahan ajar yang dikemas secara sistematis dengan materi polusi pada lingkungan kerja berkarakter peduli lingkungan yang dapat menumbuhkan karakter peduli lingkungan. Produk modul yang sudah dibuat berdasarkan komponen-komponen yang ada pada instrumen penilaian dengan 3 komponen, yaitu komponen kelayakan materi, karakter peduli lingkungan dan kebahasaan.

4.1.1.1

Penilaian Kelayakan Modul oleh Pakar [image:44.595.112.462.568.627.2]

Produk awal modul divalidasi oleh validator dengan menggunakan instrumen penilaian yang sudah dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan penilaian aspek yang ada pada modul yang telah dikembangkan. Pada penilaian modul ini menggunakan instrumen penilaian mengenai kualitas komponen yang ada dalam modul yang meliputi komponen kelayakan materi, bahasa dan karakter. Instrumen penelitian ini menyertakan beberapa aspek penilaian tentang karakter peduli lingkungan. Hasil penilaian instrumen disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Penilaian Pakar

Pakar Jumlah Skor Rata-rata Kriteria Materi Karakter Grafik &Bahasa 50 25 53 3,57 3,57 3,53 Layak Layak Layak *)Data selengkapnya disajikan pada lampiran 6

(45)

31

[image:45.595.130.520.178.346.2]

materi, kebahasaan, dan karakter. Pada hasil penilaian diperoleh juga masukan dari para pakar untuk perbaikan modul. Perbaikan modul berdasarkan masukan para pakar disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Revisi Desain Modul Berdasarkan Masukan Pakar

No Masukan Revisi

1 2

3 4

Cover modul ditambahkan gambar yang mencerminkan peduli lingkungan

Susunan ejaan diperiksa kembali

Menambahkan sumber memperoleh gambar

Peta konsep keterpaduan lebih diperbaiki lagi

Menambahkan gambar go green

pada cover

Memeriksa susunan ejaan pada modul

Contoh: kata “dalam” di awal kalimat diganti “berdasarkan”

Menuliskan daftar pustaka di bawah gambar

Menambahkan

kata-kata:seperti, terbagi, contohnya.

4.1.1.2

Penilaian Kelayakan Modul pada Uji Coba Skala Kecil dan Skala Besar

Modul yang sudah direvisi dari penilaian oleh pakar kemudian diujicobakan pada kelas terbatas. Pelaksanaan uji coba skala kecil ini, peneliti mengambil 6 siswa dari kelas XI Multimedia 2 atau biasa disebut XI MM 2 yang merupakan kelas yang akan digunakan untuk uji coba pada skala besar juga. Pada uji coba skala kecil diperoleh berdasarkan 2 siswa dengan nilai tinggi, 2 siswa dengan nilai sedang, serta 2 siswa dengan nilai rendah. Hasil angket yang telah diberikan oleh siswa selanjutnya dianalisis, dan perbaiki sesuai dengan saran yang telah diberikan.

(46)

No Aspek yang ditanyakan

Jumlah Skor Diperoleh

Skala kecil (6 orang)

% Rerata Skala besar

(35 orang) % Rerata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Keseluruhan tampilan modul menarik dan mengundang minat untuk belajar

Bahasa yang digunakan dalam modul bersifat komunikatif sehingga mudah dipahami Penyajian materi yang disajikan dalam modul disajikan secara sistematis

Informasi yang tertera dalam modul sesuai dengan perkembangan ilmu dan bersifat up to date

Penyusunan teks yang disertai gambar dari bab ke bab sudah runtut dan sistematis sehingga mudah dipahami Pembelajaran tema polusi berkarakter peduli lingkngan dapat meningkatkan keaktifan belajar di kelas

Kegiatan belajar dengan menggunakan modul menyenangkan Mempermudah

mempelajari tema polusi menggunakan modul tanpa bantuan Guru Modul tema polusi mempermudah saudara memahamitentang polusi

Modul tema polusi menambah rasa ingin tahu untuk mempelajari lebih lanjut 10 11 11 13 13 16 13 14 12 14 56% 61% 61% 72% 72% 89% 72% 78% 67% 78% 1,67 1,83 1,83 2,17 2,17 2,67 2,17 2,33 2,00 2,33 79 90 82 97 82 92 92 90 102 99 75% 86% 78% 92% 78% 88% 88% 86% 97% 94% 2,26 2,57 2,34 2,77 2,34 2,63 2,63 2,57 2,91 2,83

[image:46.595.114.546.113.709.2]
(47)

33

[image:47.595.115.510.252.587.2]

Selain angket tanggapan siswa, angket juga diberikan pada guru. Pada uji coba skala kecil, skala besar hingga penerapan guru juga diminta untuk mengisi angket tentang modul. Guru yang diberi angket pada uji coba skala kecil hingga penerapan adalah guru pengampu mata pelajaran IPA di SMK N 11 Semarang. Hasil analisis tanggapan guru pada uji coba skala kecil dan skala besar disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Tanggapan Guru tentang Keterbacaan Modul

No Aspek yang ditanyakan

Skor Diperoleh Skala Kecil Skala Besar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penampilan modul secara keseluruhan menarik Isi atau cakupan materi dari modul sesuai untuk mencapai SK dan KD

Penyajian materi dalam modul tersusun secara sistematis

Materi yang disajikan dalam modul lengkap Pedoman penggunaan modul tersampaikan dengan jelas

Modul memiliki kegiatan yang bervariasi Penggunaan gambar dalam modul relevan dan dapat membantu pemahaman siswa

Soal-soal yang terdapat dalam modul bervariasi Modul dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran

Modul sudah layak digunakan sebagai bahan ajar 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4

Jumlah 29 36

Persentase 73% 90%

Kriteria Baik Sangat

Baik Data lengkap dapat dilihat pada lampiran 10

(48)

4.1.1.3

Belajar Siswa

Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai post test yang dilakukan di akhir pembelajaran pada kelas uji coba skala besar. Hasil belajar siswa pada kelas uji coba skala besar disajikan pada Tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Kelas Skala Besar

No Kategori Skor Diperoleh

1 Rata-rata 80,7

2 Nilai Tertinggi 92

3 Nilai Terendah 56

4 Jumlah Siswa 35

5 Jumlah Siswa Tuntas 30

6 Ketuntasan Belajar (%) 86%

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17

4.1.2

Penggunaan Modul [image:48.595.109.519.487.612.2]

Data hasil observasi penggunaan modul digunakan untuk mengetahui tingkat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Analisis hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase aktivitas siswa secara klasikal mengalami peningkatan dari pertemuan pertama proses pembelajaran hingga pertemuan ketiga. Hasil observasi aktivitas siswa pada kelas ujicoba skala besar secara klasikal disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Keaktifan Siswa Kelas Uji Coba Skala Besar Secara Klasikal

No Kategori Nilai Kriteria Keaktifan Jumlah siswa Persentase 1 2 3 4 5 87-100 73-86 59-72 45-58 ≤44 Jumlah

% keaktifan klasikal

Sangat Aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 7 25 3 0 0 35 91,4% 20% 71,4% 8,6% 0 0

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20

(49)

35

4.1.3

Penerapan Modul Terhadap Karakter Peduli Lingkungan [image:49.595.117.532.214.431.2]

Karakter siswa diukur dengan lembar angket yang diisi oleh siswa dari penugasan yang berupa jurnal kegiatan sehari-hari. Hasil angket penumbuhan karakter peduli lingkungan dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Rekapitulasi Penumbuhan Karakter Peduli Lingkungan

No Aspek yang dinilai Persentase

1 2 3 4 5 6 7 8

Saya selalu membuang sampah di tempat sampah

Saya tidak mencoret-coret atau membuat tanda di tembok/ meja Saya selalu menempatkan sampah organik dan anorganik sesuai tempatnya

Saya membersihkan kelas sesuai dengan jadwal piket Saya tidak merusak tanaman hias atau pohon

Saya membantu proses penghijauan di sekolah

Saya mematikan lampu dan alat elektronik lainnya di kelas jika tidak digunakan

Saya memanfaatkan barang bekas untuk dijadikan kerajinan

92% 85% 61% 92% 86% 46% 46% 35% Persentase rata-rata Kriteria 67,87% Mulai Berkembang Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21

Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh karakter yang mulai berkembang dari siswa dengan menggunakan instrumen yang telah dikembangkan oleh peneliti. Pada ujicoba skala besar persentase rata-rata yang diperoleh sebesar 67,87%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan modul tema polusi berkarakter peduli lingkungan dapat meningkatkan karakter peduli lingkungan pada siswa kelas XI SMK N 11 Semarang.

4.2

Pembahasan

4.2.1

Penilaian keayakan Modul oleh Pakar
(50)

layak. Hasil untuk komponen karakter peduli lingkungan memperoleh rata-rata skor 3,57 dengan kriteria layak, sedangkan hasil untuk komponen grafik dan bahasa memperoleh rata-rata skor 3,53 dengan kriteria layak.

Penilaian kelayakan oleh para pakar mendapat kriteria layak, dengan rata-rata 3,2 oleh masing-masing pakar. Hal itu dikarenakan sudah ada aspek yang terpenuhi, namun adapula aspek yang belum mendapat penilaian layak. Penilaian ini dibuat agar dapat memperbaiki produk yang dikembangkan dan layak digunakan oleh siswa. Pada poin “cover modul ditambahkan gambar yang

mencerminkan peduli lingkungan”, pada cover modul awalnya belum ada gambar

yang mencerminkan karakter peduli lingkungan, sehingga perlu ditambahkan gambar go green agar siswa lebih mengerti modul yang digunakan lebih mengajak siswa untuk menjaga lingkungan.

Revisi pada poin ketiga yang diberikan oleh pakar, pada “susunan ejaan

diperiksa kembali”, karena di dalam modul yang dibuat masih ada salah enulisan

dan ejaan. Hal ini perlu diperbaiki agar siswa tidak mengikuti kekeliruan dalam penulisan dan agar sesuai dengan EYD yang berlaku. Selanjutnya pada poin

“menambahkan sumber memperoleh gambar”, pada modul memiliki banyak

gambar akan tetapi belum memiliki keterangan sumber gambar diperoleh, ini ditujukan agar siswa mengetahuisumber diperoleh serta apabila siswa ingin mencari gambar tersebut dapat ditemukan dengan mudah karena sudah ada sumber memperoleh gambar.

Saran yang terakhir diberikan adalah pada “peta konsep yang ada modul

diperbaiki lagi”, ini dikarenakan di dalam peta konsep yang terdapat di dalam

(51)

37

4.2.2

Angket Tanggapan Siswa

Data mengenai pendapat siswa diperoleh melalui angket yang dibagikan kepada peserta didik setelah pembelajaran selesai. Dengan angket diharapkan siswa lebih leluasa berpendapat dan jawaban terarah. Pada uji coba skala kecil persentase yang diperoleh sebesar 71%, hal ini dikarenakan ada aspek yang kurang memenuhi dalam modul. Adapun saran yang diberikan oleh siswa salah satunya adalah untuk lebih memperbanyak kata dalam glosarium. Memperbanyak kata dalam glosarium dilakukan agar siswa lebih mudah mengerti kata-kata yang sulit dengan mencari pada glosarium yang terletak di akhir modul. Dari hasil ini digunakan untuk revisi modul sebelum digunakan untuk uji coba skala besar.

Setelah modul direvisi, dilakukan uji coba skala besar pada seluruh siswa kelas XI MM 2 dengan melakukan pembelajaran dengan menggunakan modul tema polusi. Angket diberikan setelah pembelajaran selesai, dan hasil persentase yang diperoleh sebesar 82%. Ada kenaikan 11% dari hasil uji coba skala kecil, hal ini dikarenakan masukan-masukan atau saran yang telah diberikan oleh 6 siswa saat uji coba skala kecil.

Siswa di SMK N 11 Semarang merasa senang dengan pembelajaran menggunakan modul yang telah dikembangkan oleh peneliti menurut hasil tanggapan siswa. Hal tersebut karena modul yang dikembangkan sangat menarik dan mempermudah siswa dalam mempelajari materi. Ketertarikan dan tanggapan positif yang ditunjukkan siswa ini dipengaruhi adanya variasi warna, gambar, informasi baru dan isi modul yang lebih singkat.

(52)

4.2.3

Angket Tanggapan Guru

Berdasarkan tanggapan guru IPA terhadap modul tema polusi berkarakter peduli lingkungan dapat diketahui bahwa penggunaan modul memperoleh hasil tanggapan yang sangat baik oleh guru IPA (Tabel 4.5). Menurut tanggapan guru, modul yang dikembangkan secara keseluruhan sangat menarik baik dari segi isi maupun tampilan, apalagi modul yang dikembangkan itu berupa modul berkarakter. Susunan yang digunakan dalam modul juga sudah sesuai karena SK, KD dan tujuan pembelajaran dicantumkan dengan jelas. Selain itu di dalam modul juga terdapat petunjuk penggunaan modul bagi guru maupun siswa.

Penggunaan modul tema polusi berkarakter peduli lingkungan menurut tanggapan guru sangatlah bagus karena dapat menambah wawasan siswa tentang IPA khususnya materi polusi, memberikan motivasi belajar siswa saat kegiatan pembelajaran. Selain itu juga dapat mengajarkan siswa untuk menumbuhkan karakter peduli lingkungan. Diadakannya diskusi siswa akan lebih bisa bekerjasama dengan temannya, sehingga siswa akan lebih aktif saat pembelajaran. Pada modul juga dilengkapi petunjuk diskusi pada kegiatan di dalam modul. Petunjuk tersebut lebih memudahkan siswa dalam menjalankan diskusi kelompoknya serta lebih memudahkan siswa dalam menjawab soal-soal yang ada dalam modul.

(53)

39

4.2.4

Keefektifan Penggunaan Modul 4.2.4.1 Ketuntasan Belajar

Pembelajaran dianggap berhasil secara klasikal, jika ketuntasan hasil

belajar siswa mencapai ≥ 85% (Mulyasa, 2006). Berdasarkan nilai ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 86% pada kelas uji coba skala besar, hal ini dikarenakan modul yang digunakan membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Namun pada kelas uji coba skala besar ada 5 siswa yang nilainya belum mencapai KKM. Siswa yang tuntas sebagian besar merupakan siswa yang mempunyai kategori aktivitas sangat aktif dan aktif. Adanya siswa berkategori keaktifan tinggi namun tidak tuntas KKM maupun siswa dengan kategori keaktifan rendah namun tuntas KKM terutama disebabkan oleh faktor internal yang ada pada dalam diri siswa tersebut. Hal ini dapat dilihat pada semester sebelumnya ketuntasan klasikal yang diperoleh siswa kelas XI MM 2 sebesar 77%, adanya peningkatan sebesar 9%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan modul tema polusi berkarakter peduli lingkungan efektif digunakan dalam pembelajaran yang dilihat dari ketuntasan klasikal yang diperoleh. Seperti menurut Purnomo (2013), penerapan modul hasil penelitian berpengaruh positif terhadap hasil belajar biologi siswa SMP Al Irsyad, pengaruh positif sebagai dampak penerapan modul hasil penelitian terhadap nilai hasil belajar siswa.

4.2.4.2 Aktivitas Siswa

(54)

Pada kegiatan diskusi kelompok, menunjukkan sikap siswa sangat serius. Pada proses presentasi, sesekali siswa tidak tenang dan membuat gaduh sehingga keseriusan dalam memperhatikan teman presentasi di depan kelas perlu ditingkatkan dan kemampuan menyimpulkan hasil diskusi dari siswa yang masih canggung.

Secara umum siswa kelas uji coba skala besar sudah mempunyai motivasi belajar yang tinggi misalnya aktif dalam kegiatan diskusi. Terbukti pada hasil observasi mengenai aktivitas siswa memperoleh skor tinggi yaitu pada aspek melakukan diskusi kelompok.

Untuk menilai keefektifan modul selain dilihat dari ketuntasan belajar klasikal, juga dilihat hasil analisis aktivitas belajar siswa pada kelas skala besar

yang diberikan modul menunjukkan kriteria “aktif” dengan diperoleh persentase

sebesar 91,4%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan modul tema polusi berkarakter peduli lingkungan efektif digunakan dalam pembelajaran yang dilihat dari hasil keaktifan siswa yang diperoleh. Seperti menurut Ningtiyas (2012) dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai aktivitas tinggi mendapatkan nilai rata-rata yang lebih tinggi pada kelas yang diajar dengan menggunakan Modul.

4.2.5

Penumbuhan Karakter Peduli Lingkungan

Hasil penumbuhan karakter peduli lingkungan dinilai melalui lembar observasi dan penugasan siswa. Hasil analisis karakter peduli lingkungan pada siswa kelas ujicoba skala besar yang diberikan modul tema polusi berkarakter peduli lingkungan menunjukkan kriteria mulai berkembang. Pada penelitian ini karakter tergolong masih rendah dikarenakan keterbatasan-keterbatasan yang terjadi saat penelitian, penelitian hanya dilakukan sekitar 2 minggu.

(55)

41

melalui proses pembelajaran, pelatihan, pembiasaan terus menerus dalam jangka panjang yang dilakukan secara konsisten dan penguatan serta harus dibarengi dengan nilai-nilai luhur. Oleh karena itu, pendidikan karakter merupakan hasil dari sebuah proses panjang yang berjalan bertahap dan dimulai sejak dini.

Hasil analisis karakter peduli lingkungan pada siswa kelas ujicoba skala besar yang diberikan modul tema polusi berkarakter peduli lingkungan

menunjukkan kriteria “Mulai Berkembang” dengan diperoleh persentase sebesar

(56)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Modul berkarakter peduli lingkungan pada tema polusi yang dikembangkan mendapat penilaian layak dari pakar.

2. Modul berkarakter peduli lingkungan pada tema polusi yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran di kelas XI SMK N 11 Semarang, dilihat dari ketuntasan klasikal sebesar 86%, serta aktivitas siswa yang menunjukkan kategori aktif sebesar 91,4% dalam kegiatan pembelajaran.

5.2

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut pada sekolah lain dengan skala lebih luas guna mengetahui tingkat keefektifan produk modul tema polusi berkarakter peduli lingkungan.

(57)

43

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M. 2010. Pendidikan Lingkungan Hidup dan Masa Depan Ekologi Manusia. Jurnal Forum Tarbiyah 8: 57-71

Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Astra, I. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-Solution

Posing terhadap Hasil Belajar Fisika dan Karakter siswa SMA. Jakarta.

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 : 135-143

---. 2004. Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikdasmenum

---. 2006. Instrumen Penilaian Tahap II Buku Teks. www.bsnp-indonesia-org [diunduh tanggal 28-12-2012]

Ernawati, et al. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 2 untuk SMK. Jakarta: Erlangga

Koesoema, D. 2007. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo

Ningtiyas, P., & H. Siswaya. 2012. Penggunaan Metode Kooperatif Tipe TGT Dilengkapi Modul dan LKS Ditinjau dari Aktivitas Siswa. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, 3: 51-58

Pala, A. 2011. The Need For Character Education. Turkey. International Journal Of Social Sciences And Humanity Studies, 3: 23-32

Prasetya, T. Meningkatkan Keterampilan Menyusun Instrumen Hasil Belajar Berbasis Modul Interaktif bagi Guru-guru IPA SMP N Kota Magelang. Semarang. Journal of Educational Research and Evaluation, 1: 106-112 Prastowo, A. 2001. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:

DIVA Press

Purnomo, D., M. Indrowati, & P. Karyanto. 2013. Pengaruh Penggunaan Modul Hasil Penelitian Pencemaran di Sungai Pepe Surakarta sebagai Sumber Belajar Biologi Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Biologi, 5: 59-69

<

Gambar

Tabel
Tabel 2.1 Indikator keberhasilan karakter peduli lingkungan
Tabel 2.2 Proses Pembangunan Karakter
Gambar 2.1 Jaringan Tema Polusi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahnya serta atas segala rahmat-Nya berupa ketekunan dan kemampuan serta

Vibrator adalah alat perojok atau alat penggetar pada saat pengecoran, yang Vibrator adalah alat perojok atau alat penggetar pada saat pengecoran, yang berfungsi

Dari pendapat-pendapat menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat maupun teks) yang disusun

Untuk itu pada penelitian kali ini akan mencoba membangun Portal sebagai wadah aplikasi Flash sehingga dapat menjadi Portal E-learning Interaktif.. Diharapkan dengan adanya

Ada tiga hal penting dalam tahap ini, yaitu melakukan spesifikasi struktur dan keputusan, memperkirakan parameter, hubungan perilaku, dan kondisi awal, dan menguji konsistensi

c. Manusia adalah he#an berakal budi d. Manusia tahu bah#a dia tidak tahu.. ristoteles menolak dualisme plato yang mempertentangkan &amp;i#a dan tubuh&gt; dan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan simpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan yaitu, penelitian ini menemukan bahwa indeks ASX200 dan SSE berpengaruh tidak

Komponen kelayakan isi (materi) mencakup: (a) kesesuaian dengan kurikulum, SK, dan KD; (b) kesesuaian dengan kondisi siswa, sekolah, dan daerah; (c) materi harus